Dorongan untuk Iman

Pendahuluan
Salah satu kebutuhan paling mendasar dalam kehidupan orang percaya adalah dorongan untuk tetap beriman. Kita hidup di dunia yang penuh dengan godaan, pencobaan, dan penderitaan. Banyak kali iman kita lemah, goyah, bahkan hampir padam. Oleh sebab itu, Alkitab berulang kali menekankan pentingnya dorongan, penghiburan, dan kekuatan untuk mempertahankan iman.
Tema kita hari ini adalah “Encouragements to Faith”, atau Dorongan untuk Iman. Kita akan merenungkan dasar-dasar iman menurut Kitab Suci, bagaimana iman didorong dan diteguhkan oleh karya Kristus, serta bagaimana para teolog Reformed memahami pentingnya dorongan bagi iman orang percaya.
Ayat kunci yang akan kita gunakan sebagai dasar adalah:
Ibrani 12:2 – “Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.”
1. Hakikat Iman Menurut Alkitab
Sebelum kita berbicara tentang dorongan untuk iman, kita harus memahami apa itu iman.
a. Definisi Iman
Ibrani 11:1 memberikan definisi:
“Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.”
Iman adalah kepercayaan teguh kepada janji Allah, sekalipun janji itu belum kelihatan. Iman bukan optimisme kosong, melainkan respon aktif kepada firman Allah.
John Calvin dalam Institutes menyatakan:
“Iman adalah pengetahuan yang pasti dan teguh akan kasih Allah, yang didasarkan pada janji-janji Injil, dan dimeteraikan oleh Roh Kudus dalam hati kita.”
Dengan kata lain, iman adalah mata rohani yang melihat Kristus, telinga rohani yang mendengar janji Allah, dan tangan rohani yang memegang janji itu dengan teguh.
b. Objek Iman
Iman yang sejati selalu berpusat pada Yesus Kristus. Paulus berkata dalam Galatia 2:16 bahwa kita dibenarkan bukan oleh perbuatan hukum, tetapi oleh iman kepada Kristus. Iman bukan sekadar percaya bahwa Allah ada, melainkan percaya kepada karya keselamatan Kristus sebagai dasar hidup kekal kita.
Jonathan Edwards menambahkan bahwa iman sejati adalah “melihat kemuliaan Kristus dan menerima Dia dengan kasih sayang rohani yang murni.”
2. Mengapa Iman Membutuhkan Dorongan?
Sering kali iman kita melemah. Ada beberapa alasan mengapa kita membutuhkan dorongan:
-
Kelemahan Manusiawi – Sejak kejatuhan manusia dalam dosa, kita cenderung ragu, takut, dan tidak konsisten.
-
Pencobaan dan Penderitaan – Kehidupan penuh dengan salib. Seperti Petrus yang hampir tenggelam ketika ia memandang badai, iman kita mudah goyah.
-
Serangan Iblis – Setan selalu menabur benih keraguan: “Apakah benar Allah peduli padamu?”
-
Dunia yang Memusuhi Allah – Dunia menekan kita dengan sistemnya yang tidak percaya kepada Tuhan.
Oleh sebab itu, Alkitab penuh dengan encouragements to faith. Allah tidak hanya memerintahkan kita beriman, tetapi juga memberikan dasar-dasar kuat untuk meneguhkan iman itu.
3. Sumber Dorongan untuk Iman Menurut Kitab Suci
Alkitab memberikan banyak sekali dasar yang mendorong iman kita. Mari kita lihat beberapa hal utama.
a. Janji-janji Allah
Roma 4:20-21 berbicara tentang Abraham:
“Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah, dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan.”
Janji-janji Allah adalah pondasi iman. Setiap janji yang diberikan Allah pasti digenapi. Charles Spurgeon berkata:
“Janji-janji Allah adalah seperti cek yang dapat dicairkan di bank surga kapan saja.”
b. Karya Kristus di Salib
Ibrani 12:2 menegaskan bahwa Kristus adalah “pemimpin dan penyempurna iman”. Salib adalah jaminan bahwa Allah benar-benar mengasihi kita. Roma 8:32 berkata:
“Ia yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?”
Salib adalah dorongan terbesar untuk iman, sebab di sanalah kasih Allah dinyatakan dengan sempurna.
c. Kesaksian Orang Kudus
Ibrani 12:1 menyebutkan “awan saksi yang begitu besar mengelilingi kita” – menunjuk kepada orang-orang beriman dalam Ibrani 11. Kehidupan mereka menjadi dorongan bahwa iman bukanlah sia-sia.
d. Karya Roh Kudus
Roh Kudus yang berdiam dalam hati orang percaya memberi kesaksian bahwa kita anak-anak Allah (Roma 8:16). Roh Kudus menguatkan iman, menghibur, dan menolong kita bertekun.
4. Pandangan Teolog Reformed tentang Dorongan Iman
Mari kita lihat bagaimana beberapa tokoh Reformed menekankan pentingnya dorongan bagi iman.
a. John Calvin
Calvin menekankan bahwa iman selalu berjuang melawan ketidakpercayaan. Karena itu, Allah dengan penuh kasih memberi tanda-tanda lahiriah (sakramen, firman, janji) untuk meneguhkan iman orang percaya.
“Allah dalam kelembutan-Nya memberi kita tanda-tanda lahiriah agar iman yang lemah ini dapat diteguhkan, sebab Ia tahu betapa rapuhnya kita.” (Institutes, IV, 14)
b. John Owen
Dalam bukunya The Glory of Christ, Owen menegaskan bahwa meditasi pada kemuliaan Kristus adalah cara terbaik untuk meneguhkan iman. Semakin kita melihat Kristus dalam firman, semakin iman kita dikuatkan.
c. Jonathan Edwards
Edwards menekankan bahwa iman sejati membutuhkan dorongan dari pengalaman akan kasih Allah. Baginya, iman bukan sekadar intelektual, tetapi pengalaman rohani yang membuat hati tertarik pada kemuliaan Kristus.
d. Charles Spurgeon
Spurgeon sering menghibur jemaat yang imannya lemah. Ia berkata:
“Sedikit iman akan membawa jiwamu ke surga; iman yang besar akan membawa surga ke dalam jiwamu.”
Spurgeon mengingatkan bahwa Allah tidak menolak iman yang lemah, justru Ia menopangnya.
5. Aplikasi Praktis: Bagaimana Iman Kita Didukung dan Didorong?
Mari kita renungkan beberapa aplikasi praktis:
a. Tinggal dalam Firman
Roma 10:17 berkata: “Iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.” Tanpa firman, iman kita akan layu. Membaca, merenungkan, dan mendengar firman adalah sumber dorongan iman.
b. Doa yang Tekun
Seperti ayah dalam Markus 9:24 yang berkata, “Aku percaya. Tolonglah ketidakpercayaanku!” – doa adalah cara kita mengakui kelemahan iman dan mencari pertolongan Allah.
c. Memperhatikan Salib
Kita harus terus-menerus kembali ke Golgota. Salib adalah jaminan kasih Allah. Setiap kali kita ragu, pandanglah salib.
d. Persekutuan Jemaat
Ibrani 10:24-25 menekankan pentingnya saling menasihati. Dorongan iman sering kali datang melalui saudara seiman.
e. Mengingat Kesetiaan Allah di Masa Lalu
Mazmur 77 menunjukkan bahwa Daud meneguhkan imannya dengan mengingat perbuatan Allah di masa lampau. Demikian pula kita harus mengingat kesetiaan Tuhan.
6. Dorongan untuk Iman dalam Penderitaan
Banyak orang justru goyah imannya saat menderita. Tetapi Alkitab mengajarkan bahwa penderitaan itu sendiri dapat menjadi dorongan iman.
Roma 5:3-4 berkata:
“Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.”
John Owen menambahkan bahwa penderitaan membuat orang percaya semakin melihat cukupnya Kristus. Dunia bisa hilang, tetapi Kristus tetap.
7. Dorongan untuk Iman dan Kepastian Keselamatan
Salah satu dorongan terbesar untuk iman adalah kepastian bahwa keselamatan kita tidak bergantung pada kekuatan iman kita, melainkan pada objek iman kita, yaitu Kristus.
Seperti dikatakan Spurgeon:
“Bukan besarnya iman yang menyelamatkan, melainkan Yesus yang menjadi objek iman itu.”
Kepastian keselamatan memberi dorongan besar: sekalipun iman kita kecil, Kristus yang memegang kita tetap besar.
Penutup
Saudara-saudara, iman adalah karunia Allah. Tetapi iman itu perlu terus didorong, diteguhkan, dan dipelihara. Kita telah melihat:
-
Hakikat iman dan objeknya dalam Kristus.
-
Mengapa iman kita lemah dan perlu dorongan.
-
Sumber dorongan iman: janji Allah, salib Kristus, kesaksian orang kudus, dan Roh Kudus.
-
Pandangan teolog Reformed tentang pentingnya dorongan iman.
-
Aplikasi praktis untuk meneguhkan iman.
Marilah kita menutup dengan ajakan Rasul Paulus dalam 1 Korintus 16:13:
“Berjaga-jagalah! Berdirilah dengan teguh dalam iman! Bersikaplah sebagai laki-laki! Dan tetap kuat!”
Kiranya Kristus, yang menjadi pemimpin dan penyempurna iman, terus memberi dorongan kepada kita untuk tetap beriman sampai akhir. Amin.