Kejadian 5:1–5 Manusia di Hadapan Allah
.jpg)
Pendahuluan
Pasal kelima dari kitab Kejadian sering diabaikan karena tampak seperti sekadar silsilah yang membosankan. Namun bagi penafsir dan teolog Reformed, Kejadian 5 menyimpan kebenaran yang sangat dalam tentang kondisi manusia di hadapan Allah, tentang dosa, kematian, dan harapan akan penebusan.
Kejadian 5:1–5 berkata:
“Inilah daftar keturunan Adam. Pada waktu manusia diciptakan oleh Allah, dibuat-Nyalah dia menurut rupa Allah. Laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka, dan diberkati-Nyalah mereka, dan diberi-Nyalah nama manusia, pada waktu mereka diciptakan. Setelah Adam hidup seratus tiga puluh tahun, ia memperanakkan seorang anak laki-laki menurut rupa dan gambarnya, dan menamakan anak itu Set. Setelah Set lahir, Adam hidup delapan ratus tahun lagi, dan ia memperanakkan anak-anak laki-laki dan perempuan. Jadi, Adam mencapai umur sembilan ratus tiga puluh tahun, lalu ia mati.”
Ayat-ayat ini bukan hanya catatan sejarah, tetapi pengingat akan realitas spiritual umat manusia: diciptakan menurut gambar Allah, jatuh dalam dosa, namun masih berada dalam rencana penebusan Allah.
I. Manusia Sebagai Ciptaan Menurut Gambar Allah
Ayat pertama menegaskan kembali kebenaran mendasar dari Kejadian 1:26–27 — bahwa manusia diciptakan menurut rupa Allah.
John Calvin dalam Commentary on Genesis menulis:
“Ketika Musa menyebut manusia diciptakan menurut gambar Allah, ia ingin menunjukkan bahwa manusia diciptakan untuk mencerminkan kemuliaan Allah, agar hidupnya diarahkan kepada Sang Pencipta.”
Makna gambar Allah (imago Dei) mencakup rasionalitas, moralitas, spiritualitas, dan kemampuan untuk berelasi dengan Allah. Herman Bavinck menambahkan dalam Reformed Dogmatics:
“Gambar Allah bukan hanya sesuatu yang dimiliki manusia, melainkan sesuatu yang menjelaskan siapa manusia itu di hadapan Allah. Ia diciptakan untuk menjadi wakil Allah di bumi.”
Kejadian 5:1 menegaskan bahwa sekalipun dosa telah masuk ke dunia (Kej. 3), gambar Allah tidak sepenuhnya hilang. Adam masih disebut diciptakan menurut rupa Allah, meski gambar itu telah rusak. Inilah dasar dari martabat manusia dalam pandangan Reformed — manusia tetap berharga karena ia diciptakan menurut gambar Allah, walau telah jatuh dalam dosa.
II. Pemberkatan Allah atas Manusia
Kejadian 5:2 mengatakan:
“Laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka, dan diberkati-Nyalah mereka, dan diberi-Nyalah nama manusia, pada waktu mereka diciptakan.”
Berita ini menunjukkan bahwa berkat Allah adalah bagian tak terpisahkan dari penciptaan. Allah menciptakan manusia bukan dalam kemarahan, tetapi dalam kasih. Calvin menjelaskan,
“Ketika Allah memberkati manusia, Ia tidak hanya memberikan berkat duniawi, tetapi menanamkan dalam diri manusia kemampuan untuk berkembang dan berbuah bagi kemuliaan-Nya.”
Namun dosa telah mengacaukan tatanan berkat itu. Manusia kini hidup di bawah kutuk dosa, meski sisa-sisa berkat umum masih tampak. Doktrin anugerah umum (common grace) dalam teologi Reformed menjelaskan bahwa Allah tetap memelihara dunia ini dan memberi manusia kemampuan untuk bekerja, beranak cucu, dan menikmati hidup — meskipun manusia telah jatuh dalam dosa.
Kejadian 5 mengingatkan bahwa Allah tetap setia. Meski manusia rusak, berkat Allah tidak sepenuhnya dicabut. Ia tetap memelihara ciptaan-Nya demi rencana keselamatan yang akan digenapi dalam Kristus.
III. Warisan Adam: Rupa yang Rusak
Kejadian 5:3 berkata:
“Setelah Adam hidup seratus tiga puluh tahun, ia memperanakkan seorang anak laki-laki menurut rupa dan gambarnya, dan menamakan anak itu Set.”
Perhatikan bahwa Adam melahirkan anak “menurut rupa dan gambarnya,” bukan lagi disebut “menurut rupa Allah.” Ini menunjukkan pergeseran penting — sekarang manusia melahirkan keturunan yang mewarisi natur berdosa.
Louis Berkhof dalam Systematic Theology menulis:
“Keturunan Adam tidak hanya mewarisi sifat jasmani dari bapanya, tetapi juga kerusakan moral dan spiritual. Inilah yang dimaksud dengan dosa asal — dosa yang diturunkan melalui kelahiran alami.”
John Owen juga menjelaskan bahwa:
“Keturunan Adam tidak hanya membawa akibat dosa, tetapi juga sifat dosa itu sendiri. Hanya oleh kelahiran baru melalui Roh Kudus, manusia dapat dipulihkan ke dalam gambar Allah yang sejati.”
Inilah sebabnya mengapa setiap manusia, sekalipun diciptakan mulia, lahir dalam keadaan berdosa dan membutuhkan penebusan. Warisan Adam adalah gambar Allah yang retak, namun dalam rencana Allah gambar itu akan dipulihkan melalui Adam kedua — yaitu Kristus.
IV. Realitas Kematian: “Lalu Ia Mati”
Frasa yang menutup Kejadian 5:5 — “lalu ia mati” — menjadi refrain yang tragis dalam seluruh pasal Kejadian 5. Setiap generasi, berapapun lamanya mereka hidup, akhirnya berakhir dengan kalimat yang sama: “dan ia mati.”
R. C. Sproul menulis,
“Kematian adalah bukti paling jelas dari kebenaran dosa asal. Kita tidak mati karena kebetulan biologis, tetapi karena upah dosa adalah maut (Roma 6:23).”
Kejadian 5 menegaskan bahwa janji Allah dalam Kejadian 2:17 — “pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati” — digenapi sepenuhnya. Manusia tidak bisa lari dari konsekuensi dosa. Kematian jasmani adalah lambang dari kematian rohani: keterpisahan dari Allah yang hidup.
Namun di tengah daftar kematian ini, ada satu nama yang berbeda — Henok, yang tidak mati tetapi “diangkat oleh Allah.” Ini melambangkan harapan bahwa kematian bukanlah kata akhir bagi umat Allah. Dalam Kristus, kematian telah dikalahkan.
V. Kristus sebagai Adam Kedua
Teologi Reformed melihat dalam Kejadian 5 sebuah paralel langsung dengan teologi Perjanjian Baru tentang Adam dan Kristus. Paulus menulis dalam 1 Korintus 15:45:
“Adam yang pertama menjadi makhluk yang hidup, tetapi Adam yang akhir menjadi roh yang menghidupkan.”
Adam pertama membawa dosa dan kematian; Kristus, Adam kedua, membawa hidup dan keadilan. Dalam Roma 5:19 Paulus menegaskan:
“Sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar.”
Herman Bavinck menjelaskan,
“Kejatuhan Adam tidak menggagalkan rencana Allah, tetapi menjadi panggung di mana kasih karunia-Nya bersinar lebih terang. Dalam Kristus, gambar Allah dipulihkan dalam manusia.”
Oleh karena itu, Kejadian 5 bukan hanya tentang dosa dan kematian, tetapi juga tentang kasih karunia dan harapan akan kebangkitan. Melalui iman kepada Kristus, manusia yang mati dalam Adam akan dihidupkan kembali dalam Kristus (1 Korintus 15:22).
VI. Dimensi Teologis: Ciptaan, Dosa, dan Anugerah
Tiga tema besar Reformed muncul dalam teks ini:
- Ciptaan: Manusia diciptakan dalam kemuliaan, untuk memantulkan karakter Allah.
- Kejatuhan: Dosa mencemari seluruh keberadaan manusia, termasuk keturunan Adam.
- Penebusan: Kasih karunia Allah bekerja dalam sejarah untuk memulihkan gambar itu melalui Kristus.
Calvin menyebut ini sebagai “drama ilahi keselamatan” — dari kemuliaan menuju kehancuran, dan dari kehancuran menuju pemulihan. Inkarnasi Kristus menjadi momen puncak dari rencana ini. Dalam diri-Nya, gambar Allah yang sejati diwujudkan sempurna (Kolose 1:15).
VII. Makna Eksistensial: Hidup, Waktu, dan Kematian
Adam hidup 930 tahun — tetapi tetap mati. Ini mengingatkan kita bahwa umur panjang bukan ukuran keberhasilan rohani. Seperti kata Mazmur 90:10,
“Masa hidup kami tujuh puluh tahun, dan jika kami kuat, delapan puluh tahun; namun kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan.”
Matthew Henry mengomentari,
“Kematian Adam adalah pelajaran bagi semua generasi setelahnya. Tak ada umur panjang yang dapat menghapus kepastian maut, kecuali melalui pengharapan akan hidup kekal di dalam Kristus.”
Orang Kristen dipanggil untuk memandang hidup sebagai anugerah sementara yang harus dipakai bagi kemuliaan Allah. Hidup bukan tentang lamanya, melainkan tentang siapa yang kita layani di dalamnya.
VIII. Aplikasi Praktis bagi Orang Percaya
- Ingatlah asal-usulmu.
Kita diciptakan menurut gambar Allah; hidup kita memiliki tujuan ilahi — untuk memuliakan dan menikmati Allah selamanya. - Sadari keberdosaan kita.
Seperti Adam, kita semua mewarisi natur berdosa. Hanya Kristus yang dapat memulihkan gambar itu. - Hidup dalam pengharapan kebangkitan.
Kematian bukan akhir bagi orang percaya. Dalam Kristus, kita memiliki janji hidup kekal. - Gunakan waktu dengan bijak.
Adam hidup lama tetapi akhirnya mati; hidup kita singkat, maka gunakanlah untuk hal yang kekal. - Wartakan Injil yang memulihkan gambar Allah.
Dunia perlu mendengar kabar bahwa hanya melalui Kristus manusia dapat menjadi manusia sejati.
IX. Kesimpulan
Kejadian 5:1–5 mengajarkan tiga hal penting:
- Martabat manusia berasal dari penciptaannya menurut gambar Allah.
- Dosa merusak gambar itu dan membawa maut.
- Namun kasih karunia Allah bekerja dalam sejarah untuk memulihkan manusia melalui Kristus.
John Calvin menutup refleksinya dengan indah:
“Kematian Adam mengingatkan kita bahwa hidup manusia di dunia hanyalah bayangan yang cepat berlalu. Tetapi di dalam Kristus, bayangan itu akan digantikan oleh terang kekekalan.”
Kiranya kita hidup dalam kesadaran bahwa hidup kita berasal dari Allah, telah rusak oleh dosa, tetapi ditebus untuk kemuliaan-Nya melalui Yesus Kristus, Adam yang kedua dan kehidupan yang sejati.