Matius 19:29 Upah Kekal bagi Murid Kristus

Matius 19:29 (TB):
"Dan setiap orang yang karena nama-Ku meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, bapanya atau ibunya, anak-anak atau ladangnya, akan menerima kembali seratus kali lipat dan akan memperoleh hidup yang kekal."
Pendahuluan
Ayat ini adalah salah satu perkataan Yesus yang sangat radikal. Ia tidak sedang berbicara tentang pengorbanan kecil, tetapi tentang pengorbanan terbesar: meninggalkan keluarga, harta, bahkan seluruh kehidupan demi mengikut Dia. Namun, janji Yesus juga sama radikalnya: setiap pengorbanan karena nama-Nya tidak akan sia-sia. Akan ada ganjaran seratus kali lipat dan yang paling utama, hidup yang kekal.
Perikop ini muncul setelah perjumpaan Yesus dengan orang muda kaya (Matius 19:16-22). Pemuda itu ingin memperoleh hidup kekal, tetapi tidak sanggup meninggalkan hartanya. Kontrasnya, Yesus menjanjikan bahwa siapa pun yang rela meninggalkan semua karena Kristus akan mendapatkan upah yang jauh lebih besar.
Hari ini kita akan melihat:
-
Konteks historis dan literer Matius 19:29.
-
Panggilan Yesus untuk meninggalkan demi mengikut Dia.
-
Janji seratus kali lipat: maknanya dalam konteks Injil.
-
Hidup kekal sebagai upah tertinggi.
-
Refleksi teologi Reformed tentang pengorbanan dan ganjaran.
-
Aplikasi praktis bagi orang percaya masa kini.
1. Konteks Historis dan Literer
Perkataan Yesus dalam ayat ini adalah bagian dari percakapan panjang setelah orang muda kaya pergi dengan sedih. Murid-murid bertanya: “Kalau begitu, siapakah yang dapat diselamatkan?” (ay. 25). Yesus menjawab bahwa keselamatan adalah karya Allah semata. Lalu Petrus berkata: “Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau; jadi apakah yang akan kami peroleh?” (ay. 27).
Jawaban Yesus mencakup dua hal:
-
Murid-murid akan duduk di takhta menghakimi Israel (ay. 28).
-
Setiap orang yang meninggalkan demi Kristus akan menerima ganjaran berlipat ganda dan hidup kekal (ay. 29).
Dengan demikian, Matius 19:29 adalah janji Yesus kepada semua pengikut-Nya, bukan hanya kepada kedua belas rasul.
2. Panggilan untuk Meninggalkan Demi Kristus
Yesus menggunakan kata yang sangat kuat: “meninggalkan” (Yun. aphÄ“ken), artinya melepaskan, meninggalkan, menjauhkan diri. Ini mencakup:
-
Keluarga: ayah, ibu, saudara, anak.
-
Harta: rumah, ladang.
Bagi orang Yahudi, keluarga adalah identitas utama. Bagi petani, ladang adalah sumber penghidupan. Yesus meminta murid-Nya rela meninggalkan identitas dan penghidupan demi Dia.
Dietrich Bonhoeffer dalam bukunya The Cost of Discipleship menulis:
"When Christ calls a man, he bids him come and die."
(“Ketika Kristus memanggil seseorang, Ia memanggil dia untuk datang dan mati.”)
Mengikut Kristus berarti ada harga yang harus dibayar. Orang muda kaya gagal karena tidak sanggup melepaskan hartanya. Tetapi murid sejati akan rela melepaskan apa pun demi Kristus.
John Calvin menegaskan:
"Christ demands that we prefer Him above all the ties of the flesh and all earthly possessions."
(“Kristus menuntut agar kita mengutamakan Dia di atas semua ikatan daging dan semua kepemilikan duniawi.”)
3. Janji Seratus Kali Lipat
Yesus berjanji: “akan menerima kembali seratus kali lipat.” Apa maksudnya?
-
Tidak literal – Yesus tidak menjanjikan 100 rumah bagi orang yang meninggalkan rumahnya.
-
Berkat rohani dan komunitas gereja – Dalam Injil Markus 10:30, Yesus menambahkan “di dunia ini juga.” Orang percaya yang meninggalkan keluarga menemukan keluarga baru dalam komunitas iman. Gereja menjadi rumah, saudara, dan ladang rohani bagi setiap murid Kristus.
-
Sukacita rohani – Paulus menyebut segala sesuatu sebagai “sampah” dibandingkan pengenalan akan Kristus (Filipi 3:8). Kehilangan dunia diganti dengan sukacita besar dalam Kristus.
Matthew Henry menjelaskan:
"Those who part with anything for Christ shall have it made up to them in spiritual blessings, even in this world."
(“Mereka yang melepaskan apa pun demi Kristus akan diganti dengan berkat rohani, bahkan di dunia ini.”)
Seratus kali lipat berarti: berkat yang tidak terukur, lebih besar daripada apa yang ditinggalkan, meskipun mungkin tidak dalam bentuk materi.
4. Hidup yang Kekal sebagai Upah Tertinggi
Lebih dari berkat seratus kali lipat, Yesus menjanjikan: “akan memperoleh hidup yang kekal.”
Dalam Injil Matius, hidup kekal bukan sekadar panjang umur, tetapi persekutuan kekal dengan Allah. Inilah berkat tertinggi Injil.
Herman Bavinck menulis:
"Eternal life is the full communion with God, in which man’s deepest longing finds rest."
(“Hidup kekal adalah persekutuan penuh dengan Allah, di mana kerinduan terdalam manusia menemukan perhentian.”)
Janji Yesus menegaskan bahwa pengorbanan apa pun di dunia ini tidak sebanding dengan kemuliaan yang akan datang (Roma 8:18).
5. Refleksi Teologi Reformed
a) Keselamatan adalah Anugerah, Bukan Upah
Reformed menekankan bahwa pengorbanan kita tidak membeli hidup kekal. Hidup kekal adalah anugerah (Efesus 2:8-9). Namun, Allah dengan kasih karunia-Nya menjanjikan ganjaran bagi kesetiaan.
b) Ketekunan Orang Kudus
Louis Berkhof berkata:
"The perseverance of the saints is not in their own strength, but in the sustaining grace of God."
(“Ketekunan orang kudus bukan karena kekuatan mereka sendiri, melainkan karena anugerah Allah yang menopang.”)
Artinya, hanya oleh anugerah kita mampu meninggalkan dunia dan tetap setia.
c) Paradoks Kehilangan untuk Mendapatkan
Teologi Reformed melihat bahwa kehilangan di dunia adalah cara Allah memurnikan iman. Seperti kata Yesus: “Barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya” (Matius 16:25).
6. Aplikasi Praktis Bagi Jemaat Masa Kini
1) Mengikut Kristus Berarti Ada Harga
Dalam dunia modern, kita mungkin tidak harus meninggalkan rumah secara fisik, tetapi kita sering dituntut meninggalkan:
-
Ambisi duniawi.
-
Kenyamanan materi.
-
Relasi yang menghalangi iman.
Apakah kita rela?
2) Gereja Adalah Keluarga Baru
Bagi banyak orang Kristen, iman berarti ditolak keluarga. Namun di dalam Kristus, kita menemukan saudara seiman. Kita dipanggil untuk menjadi keluarga bagi mereka yang kehilangan keluarga karena Injil.
3) Jangan Melekat pada Dunia
Pemuda kaya gagal karena terlalu mencintai harta. Kita pun sering diperbudak oleh pekerjaan, uang, dan kenyamanan. Yesus memanggil kita untuk hidup dengan perspektif kekekalan.
4) Hidup Kekal Adalah Upah Tertinggi
Segala sesuatu di dunia ini sementara. Hidup kekal bersama Kristus adalah tujuan sejati. Fokus kita harus tertuju ke sana.
Penutup
Saudara-saudara, Matius 19:29 menantang kita dengan dua hal: pengorbanan dan janji. Pengorbanannya nyata: meninggalkan hal-hal yang paling kita cintai demi Kristus. Tetapi janji-Nya juga nyata: seratus kali lipat dan hidup kekal.
Orang muda kaya gagal karena hatinya terikat pada harta. Tetapi kita dipanggil untuk berkata seperti Paulus: “Bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan” (Filipi 1:21).
Kiranya kita berani mengikut Yesus dengan total, melepaskan segala ikatan dunia, karena kita tahu apa yang menanti: persekutuan kekal dengan Kristus, upah yang melampaui segala hal.
Amin.