Panggilan Hidup Orang Kristen

Pendahuluan
Tema artikel kita hari ini adalah “Panggilan Hidup Orang Kristen” (The Christian Man’s Calling) — sebuah tema yang begitu dalam dan luas, menyentuh seluruh aspek kehidupan kita: pekerjaan, keluarga, pelayanan, dan kesetiaan iman.
Istilah “calling” atau “panggilan” dalam bahasa Alkitab berasal dari kata Yunani klesis dan kaleo, yang berarti “memanggil” atau “undangan ilahi.” Dalam pengertian teologi Reformed, panggilan bukan hanya berarti pekerjaan rohani seperti menjadi pendeta atau misionaris, tetapi mencakup seluruh hidup orang percaya yang ditujukan untuk kemuliaan Allah.
Rasul Paulus menulis dalam Efesus 4:1:
“Sebab itu aku menasihatkan kamu, aku, orang yang dipenjarakan karena Tuhan, supaya hidupmu berpadanan dengan panggilanmu itu.”
Ayat ini menegaskan bahwa setiap orang Kristen telah menerima panggilan dari Allah, dan tugas kita adalah hidup sesuai dengan panggilan itu — hidup yang mencerminkan kasih karunia yang telah kita terima.
I. PANGGILAN ILahi: ANUGERAH DARI ALLAH
1. Panggilan yang berasal dari Allah, bukan dari manusia
Dalam teologi Reformed, panggilan Kristen tidak berawal dari kehendak manusia, tetapi dari kehendak Allah yang berdaulat. Rasul Paulus menulis dalam 2 Timotius 1:9:
“Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karunia-Nya sendiri.”
John Calvin dalam Institutes of the Christian Religion menjelaskan:
“Panggilan itu adalah bukti nyata dari pilihan kekal Allah. Dengan panggilan-Nya, Allah menarik orang-orang pilihan kepada Kristus melalui Roh Kudus, dan meneguhkan mereka dalam anugerah yang kekal.”
Dengan demikian, panggilan itu bukan sekadar ajakan, tetapi panggilan yang efektif — panggilan yang menaklukkan hati, mengubahkan kehendak, dan menuntun seseorang kepada iman sejati. Panggilan ini adalah bukti bahwa Allah berinisiatif lebih dahulu untuk menyelamatkan umat-Nya.
2. Panggilan yang mengubah identitas
Ketika Allah memanggil seseorang, Ia tidak hanya mengundangnya untuk percaya, tetapi juga mengubah identitas dan tujuan hidupnya.
Contohnya jelas dalam kehidupan Paulus. Dulu ia adalah Saulus, penganiaya gereja. Namun ketika Allah memanggilnya di jalan ke Damsyik, ia menjadi rasul bagi bangsa-bangsa. Panggilan itu bukan sekadar perubahan profesi, melainkan perubahan arah hidup seluruhnya.
Thomas Boston, dalam bukunya The Christian Man’s Calling, menulis:
“Ketika seseorang dipanggil oleh Allah, ia tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia yang telah memanggilnya dari kegelapan kepada terang yang ajaib. Hidupnya sekarang diarahkan untuk mengenal, mengasihi, dan melayani Kristus.”
II. DUA ASPEK DARI PANGGILAN KRISTEN
Teologi Reformed secara klasik membedakan dua aspek utama dari panggilan orang percaya: panggilan umum dan panggilan khusus.
1. Panggilan umum (general calling)
Ini adalah panggilan Allah melalui Injil kepada semua orang agar bertobat dan percaya kepada Kristus. Seperti tertulis dalam Matius 11:28:
“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.”
Namun, tidak semua orang yang mendengar Injil merespons dengan iman, sebab hanya mereka yang dipanggil secara khusus yang akan datang kepada Kristus.
2. Panggilan khusus (effectual calling)
Ini adalah panggilan yang efektif, di mana Roh Kudus bekerja di dalam hati manusia untuk menundukkan kehendaknya dan menuntunnya kepada iman sejati.
Rasul Paulus menulis dalam Roma 8:30:
“Dan mereka yang telah dipanggil-Nya, mereka juga dibenarkan-Nya.”
John Owen berkata:
“Panggilan efektif adalah pekerjaan kuasa Roh Kudus yang menanamkan kehidupan baru di dalam jiwa manusia yang mati dalam dosa, sehingga ia dengan sukarela datang kepada Kristus.”
Dengan demikian, panggilan Kristen bukanlah hasil persuasi moral, melainkan karya adikodrati dari Allah yang membangkitkan manusia dari kematian rohani.
III. PANGGILAN KESELAMATAN: DASAR DARI SEGALA PANGGILAN
1. Panggilan menuju persekutuan dengan Kristus
Allah tidak hanya memanggil kita untuk diselamatkan dari dosa, tetapi juga untuk hidup dalam persekutuan dengan Kristus.
1 Korintus 1:9 menyatakan:
“Allah, yang memanggil kamu kepada persekutuan dengan Anak-Nya Yesus Kristus, Tuhan kita, adalah setia.”
Spurgeon berkata:
“Panggilan keselamatan bukanlah sekadar penyelamatan dari neraka, tetapi undangan menuju persekutuan yang intim dengan Kristus. Seorang Kristen sejati hidup untuk mengenal Kristus, mengasihi Kristus, dan menjadi serupa dengan Kristus.”
Panggilan ini bersifat relasional. Artinya, menjadi orang Kristen bukan hanya soal doktrin, tetapi soal relasi yang hidup dengan Sang Penebus.
2. Panggilan kepada kekudusan
Panggilan kepada Kristus selalu diikuti dengan panggilan kepada hidup yang kudus.
1 Tesalonika 4:7 berkata:
“Allah memanggil kita bukan untuk melakukan apa yang cemar, melainkan untuk hidup dalam kekudusan.”
John Murray menegaskan dalam Redemption Accomplished and Applied:
“Tidak ada panggilan yang sejati tanpa pengudusan. Allah yang memanggil kita kepada anugerah yang menyelamatkan juga memanggil kita untuk hidup dalam kesucian yang nyata.”
Jadi, panggilan Kristen bukan hanya “diselamatkan dari sesuatu,” tetapi juga “dipanggil untuk sesuatu” — untuk menjadi kudus, taat, dan berbuah bagi kemuliaan Allah.
IV. PANGGILAN DALAM HIDUP SEHARI-HARI
1. Pekerjaan sebagai panggilan dari Allah
Salah satu warisan besar Reformasi adalah pemahaman bahwa setiap pekerjaan yang sah adalah panggilan dari Allah.
Martin Luther menolak pandangan abad pertengahan yang membedakan antara pekerjaan “rohani” dan “sekuler.” Ia berkata:
“Ibu rumah tangga yang setia mengasuh anaknya, petani yang bekerja di ladang, dan penguasa yang memerintah dengan adil — semua itu adalah pelayanan kepada Allah jika dilakukan dengan iman.”
John Calvin menambahkan:
“Pekerjaan adalah panggilan (vocatio) yang ditetapkan Allah bagi setiap orang agar melalui tugasnya masing-masing, kemuliaan Allah dinyatakan di dunia ini.”
Dengan demikian, setiap orang Kristen harus melihat pekerjaannya bukan sekadar sarana mencari nafkah, melainkan tempat di mana ia melayani Allah dan sesama. Pekerjaan adalah altar pelayanan sehari-hari.
2. Panggilan dalam keluarga dan masyarakat
Orang Kristen juga dipanggil untuk hidup saleh di tengah keluarga dan masyarakat.
Efesus 5–6 memberikan pedoman tentang bagaimana suami, istri, orang tua, anak, dan pekerja harus hidup menurut panggilan mereka masing-masing.
Richard Baxter, seorang teolog Puritan, menulis dalam The Christian Directory:
“Panggilan seorang Kristen tidak terbatas di gereja, tetapi juga mencakup rumah, tempat kerja, dan masyarakat. Di sanalah iman diuji dan kasih kepada Allah dinyatakan.”
Melayani Tuhan tidak hanya berarti berdiri di mimbar, tetapi juga menjadi terang di rumah, di kantor, dan di lingkungan kita.
V. HIDUP BERDASARKAN PANGGILAN ITU
1. Hidup berpadanan dengan panggilan (Efesus 4:1)
Rasul Paulus mendorong jemaat untuk “hidup berpadanan dengan panggilan mereka.” Ini berarti bahwa kehidupan Kristen harus sejalan dengan Injil yang kita percayai.
Hidup berpadanan berarti:
-
Hidup dalam kerendahan hati dan kelemahlembutan (Efesus 4:2)
-
Hidup dalam kasih dan kesatuan (Efesus 4:3)
-
Hidup dalam kesetiaan dan ketekunan di tengah penderitaan (2 Timotius 1:8–9)
Thomas Watson menulis:
“Mereka yang benar-benar dipanggil oleh Allah akan hidup dengan gaya hidup yang berbeda. Dunia memanggil mereka bodoh, tetapi Allah memanggil mereka bijaksana, karena mereka berjalan di jalan yang sempit menuju kehidupan kekal.”
2. Panggilan untuk melayani tubuh Kristus
Setiap orang percaya juga dipanggil untuk melayani dalam tubuh Kristus, yaitu gereja.
1 Korintus 12:4–7 menegaskan bahwa setiap anggota tubuh memiliki karunia rohani yang berbeda untuk melayani sesama.
Calvin berkata:
“Tidak seorang pun dipanggil oleh Kristus untuk hidup bagi dirinya sendiri. Kita semua dipanggil untuk menjadi saluran kasih karunia bagi saudara-saudara kita.”
Dengan demikian, tidak ada panggilan yang “lebih tinggi” atau “lebih rendah.” Semua bentuk pelayanan — baik mengajar, memberi, menasihati, atau berdoa — memiliki nilai yang sama di mata Allah jika dilakukan dengan iman.
VI. PANGGILAN UNTUK MENANGGUNG PENDERITAAN
1. Penderitaan sebagai bagian dari panggilan
1 Petrus 2:21 menulis:
“Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.”
John Owen menafsirkan bahwa penderitaan bukanlah tanda Allah meninggalkan kita, tetapi bukti bahwa kita berjalan dalam jalan Kristus.
Orang Kristen tidak boleh kaget jika dipanggil untuk menanggung salib. Spurgeon berkata:
“Tidak ada mahkota tanpa salib, tidak ada kemuliaan tanpa penderitaan. Allah menggunakan penderitaan untuk membentuk karakter Kristus di dalam kita.”
2. Penghiburan di dalam panggilan penderitaan
Namun, di balik penderitaan, ada penghiburan yang besar: Allah memanggil kita untuk berbagi dalam kemuliaan Kristus.
Roma 8:17 menegaskan:
“Jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, kita juga akan dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.”
Penderitaan bukan akhir, tetapi jalan menuju kemuliaan. Itulah sebabnya orang-orang kudus dalam sejarah gereja — seperti Calvin, Owen, Bunyan, dan Edwards — dapat tetap setia di tengah tekanan, karena mereka tahu bahwa Allah setia dalam panggilan-Nya.
VII. PANGGILAN KEKAL: TUJUAN AKHIR ORANG PERCAYA
Panggilan Kristen tidak berhenti di dunia ini. Panggilan itu akan mencapai puncaknya ketika kita masuk dalam kemuliaan kekal bersama Kristus.
Filipi 3:14 berkata:
“Aku melupakan apa yang di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan surgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.”
Thomas Brooks, seorang Puritan Reformed, menulis:
“Panggilan surgawi adalah akhir dari semua panggilan lain. Semua pekerjaan, pelayanan, dan penderitaan di dunia ini akan berakhir, tetapi panggilan untuk menikmati Kristus akan bertahan selamanya.”
Warisan kekal inilah yang menjadi pengharapan orang percaya. Kita dipanggil bukan hanya untuk melayani di dunia, tetapi untuk memerintah bersama Kristus di dunia yang akan datang.
VIII. APLIKASI PRAKTIS
-
Kenali dan syukuri panggilan Anda.
Tidak ada panggilan yang kecil di hadapan Allah. Apapun peran Anda — orang tua, guru, pekerja, gembala — semua itu adalah ladang pelayanan. -
Jalani panggilan Anda dengan kesetiaan.
Paulus berkata, “Aku telah mengakhiri pertandingan, aku telah memelihara iman” (2 Timotius 4:7). Kesetiaan adalah ukuran keberhasilan sejati. -
Lakukan semua untuk kemuliaan Allah.
1 Korintus 10:31 mengingatkan kita: “Jika engkau makan atau minum, atau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah.” -
Tetap setia dalam penderitaan.
Kesulitan bukan tanda kegagalan panggilan, melainkan cara Allah menguatkan iman kita. -
Pandanglah ke tujuan akhir.
Suatu hari nanti, panggilan ini akan berakhir di dunia, dan kita akan mendengar suara Tuhan berkata:“Baik sekali perbuatanmu, hai hamba yang baik dan setia. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.” (Matius 25:21)
Penutup
Saudara-saudara, panggilan hidup orang Kristen adalah anugerah besar. Kita dipanggil dari kegelapan menuju terang, dari dosa menuju kekudusan, dari kebinasaan menuju kemuliaan.
Kiranya setiap kita hidup berpadanan dengan panggilan itu — bekerja dengan setia, melayani dengan kasih, menanggung penderitaan dengan pengharapan, dan berlari menuju panggilan surgawi dalam Kristus Yesus.
Soli Deo Gloria — Segala kemuliaan hanya bagi Allah.