Pemuda yang Dikehendaki Tuhan dalam Alkitab

Pendahuluan: Tantangan Generasi Muda di Hadapan Allah
Dalam setiap zaman, Tuhan selalu memanggil generasi muda untuk berdiri teguh bagi kemuliaan-Nya. Sejak zaman Perjanjian Lama hingga kini, pemuda adalah bagian penting dari karya penebusan Allah. Namun, di tengah dunia yang semakin sekuler, banyak pemuda kehilangan arah, nilai, dan tujuan hidup mereka. Mereka seringkali terombang-ambing oleh arus budaya yang menolak kebenaran Alkitab. Pertanyaan besar muncul: Seperti apakah pemuda yang dikehendaki Tuhan dalam Alkitab?
Tema ini bukan hanya relevan bagi kaum muda, tetapi juga bagi seluruh jemaat Tuhan yang terpanggil membentuk dan mendukung generasi muda agar hidup sesuai kehendak Allah.
Teologi Reformed memandang bahwa seluruh kehidupan—termasuk masa muda—ada di bawah kedaulatan Allah. Seperti yang diajarkan Yohanes Calvin, “Tidak ada satu inci pun dari seluruh kehidupan manusia yang tidak diklaim Kristus dengan berkata: Itu milik-Ku.” Maka masa muda pun adalah milik Kristus, dan harus digunakan untuk kemuliaan-Nya.
I. Pemuda yang Dikehendaki Tuhan: Hidup dalam Takut akan Allah
Dasar pertama dari kehidupan pemuda yang dikehendaki Tuhan adalah takut akan Tuhan. Amsal 1:7 menegaskan, “Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan.” Dalam pengertian Reformed, takut akan Tuhan bukan rasa takut yang menghindar dari Allah, melainkan rasa kagum, hormat, dan tunduk di hadapan keagungan-Nya.
John Calvin dalam Institutes of the Christian Religion menulis bahwa takut akan Allah adalah fondasi dari seluruh kebajikan. Ia berkata, “Kita tidak akan pernah sungguh-sungguh menyembah Allah sampai kita menyadari betapa besar kebesaran-Nya dan betapa kecil diri kita.”
Pemuda yang dikehendaki Tuhan adalah mereka yang tidak menjadikan kesenangan dunia sebagai pusat hidupnya, tetapi menundukkan seluruh pikirannya kepada kedaulatan Allah. Takut akan Tuhan membuat seorang muda hidup berhikmat, berhati-hati dalam mengambil keputusan, dan memiliki kompas moral yang kuat di tengah dunia yang kabur nilai-nilainya.
Contoh nyata dapat dilihat dalam kehidupan Yusuf. Di usia muda, ia menghadapi godaan yang begitu besar dari istri Potifar (Kejadian 39). Namun ia menolak dengan berkata: “Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah?” (Kejadian 39:9). Kalimat ini menunjukkan bahwa motivasi moral Yusuf bukan karena takut hukuman manusia, tetapi karena kesadarannya akan kehadiran Allah.
Pemuda yang takut akan Tuhan tidak akan tergoda untuk menukar kekudusan dengan kenikmatan sesaat. Ia sadar bahwa setiap keputusan hidupnya adalah bentuk ibadah kepada Allah.
II. Pemuda yang Dikehendaki Tuhan: Memiliki Hati yang Diperbarui
Dalam teologi Reformed, kehidupan yang berkenan kepada Allah selalu dimulai dari pembaruan hati. Manusia pada dasarnya telah rusak oleh dosa, dan tidak mungkin melakukan kehendak Allah tanpa anugerah pembaruan oleh Roh Kudus.
Nabi Yeremia berkata, “Betapa liciknya hati, lebih licik dari segala sesuatu, hatinya sudah membatu” (Yeremia 17:9). Karena itu, Allah harus memberikan hati yang baru (Yehezkiel 36:26).
Bagi pemuda Kristen, pembaruan hati ini berarti hidup baru dalam Kristus. Paulus menulis, “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu” (Roma 12:2).
Menurut R.C. Sproul, pembaruan budi adalah tindakan Allah yang membuat seseorang mulai memandang dunia dengan perspektif ilahi, bukan dengan hawa nafsu duniawi. Pemuda yang diperbarui akan memiliki cara berpikir yang Alkitabiah, bukan sekadar moral baik.
Contoh pembaruan hati ini tampak dalam kehidupan Daud muda. Ketika masih remaja, ia tidak menilai keberhasilan dari kekuatan fisik seperti Saul, tetapi dari penyertaan Tuhan. Ia berkata kepada Goliat: “Engkau datang kepadaku dengan pedang dan tombak, tetapi aku datang kepadamu dengan nama TUHAN semesta alam.” (1 Samuel 17:45).
Daud berani karena hatinya telah diperbarui untuk percaya penuh kepada Tuhan.
Pemuda yang dikehendaki Tuhan bukan yang paling cerdas atau berpengaruh, tetapi yang hatinya tunduk kepada kehendak Allah dan dibentuk oleh firman.
III. Pemuda yang Dikehendaki Tuhan: Berakar dalam Firman dan Doa
Mazmur 119:9 bertanya, “Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu.”
Pemuda yang berkenan di hadapan Tuhan adalah mereka yang mencintai firman Tuhan dan menjadikannya sumber hikmat. Dalam pandangan Reformed, firman Tuhan adalah otoritas tertinggi (Sola Scriptura) bagi iman dan hidup orang percaya.
John Owen menekankan bahwa firman Allah bukan sekadar pengetahuan doktrinal, tetapi sarana Roh Kudus untuk menyucikan hati dan memperbarui kehidupan. Ia berkata, “Firman itu adalah instrumen yang digunakan Roh Kudus untuk menyalakan iman, menguatkan kasih, dan menundukkan kehendak.”
Dalam dunia modern, banyak pemuda Kristen lebih sering dipengaruhi media sosial daripada Alkitab. Mereka tahu lebih banyak tentang tren dunia dibanding tentang kehendak Allah. Namun pemuda yang dikehendaki Tuhan akan meneladani Timotius, yang sejak kecil telah mengenal Kitab Suci. Paulus berkata kepadanya, “Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan” (2 Timotius 3:15).
Timotius bukan pemuda yang kuat secara fisik, tetapi kuat secara rohani. Ia dikenal sebagai pekerja muda yang setia dan taat pada ajaran Rasul Paulus.
Oleh sebab itu, pemuda yang berkenan di hadapan Tuhan harus menumbuhkan disiplin rohani: membaca Alkitab setiap hari, berdoa dengan tekun, dan merenungkan firman dalam terang salib Kristus.
Dalam tradisi Reformed, doa dan firman adalah dua sisi dari kehidupan Kristen yang tidak dapat dipisahkan. Calvin berkata, “Doa adalah napas iman.” Tanpa doa, iman menjadi kering; tanpa firman, doa kehilangan arah.
IV. Pemuda yang Dikehendaki Tuhan: Setia dalam Panggilan Hidup
Pemuda yang berkenan di hadapan Tuhan bukan hanya yang memiliki iman yang benar, tetapi juga yang setia dalam panggilan hidupnya.
Teologi Reformed memandang bahwa setiap orang Kristen, termasuk kaum muda, memiliki vocation atau panggilan hidup dari Allah. Seperti yang diajarkan Martin Luther, setiap pekerjaan yang dilakukan dengan iman dan untuk kemuliaan Allah adalah pelayanan yang kudus, entah menjadi pengkhotbah, petani, pelajar, atau pekerja.
Luther berkata, “Seorang ibu rumah tangga yang mencuci piring dengan iman kepada Kristus sama berharganya di hadapan Allah dengan seorang pendeta yang berkhotbah.”
Pemuda yang dikehendaki Tuhan adalah mereka yang belajar untuk setia dalam hal-hal kecil, tidak malas, tidak hidup untuk diri sendiri, tetapi bekerja dengan sungguh-sungguh demi kemuliaan Tuhan.
Contohnya dapat dilihat dalam kehidupan Daniel. Dalam usia muda, ia dibawa ke Babel dan hidup di tengah budaya yang menolak Allah. Namun Daniel “menetapkan hatinya untuk tidak menajiskan diri” (Daniel 1:8). Ia setia pada panggilannya sebagai hamba Tuhan di tengah sistem yang korup.
Kesetiaan Daniel dalam hal kecil membuat Allah mempercayakan kepadanya hal-hal besar. Demikian pula pemuda yang dikehendaki Tuhan tidak menunggu saat “besar” untuk melayani, tetapi setia dalam setiap kesempatan yang diberikan hari ini.
V. Pemuda yang Dikehendaki Tuhan: Hidup dalam Komunitas Gereja
Dalam pandangan teologi Reformed, kehidupan Kristen tidak dapat dipisahkan dari komunitas perjanjian Allah, yaitu gereja. Pemuda yang dikehendaki Tuhan bukanlah yang hidup individualistik, tetapi yang menanamkan diri dalam persekutuan umat Tuhan.
Gereja adalah tubuh Kristus di mana setiap anggota dipanggil untuk bertumbuh dan saling melayani. Calvin menulis bahwa “Tidak ada seorang pun yang dapat menjadikan Allah sebagai Bapa tanpa menjadikan gereja sebagai ibu.”
Pemuda yang hidup dalam persekutuan gereja akan mengalami pertumbuhan rohani yang sehat karena di situlah firman diajarkan, sakramen dijalankan, dan kasih persaudaraan dinyatakan.
Contoh pemuda yang berakar dalam komunitas dapat dilihat dalam kehidupan Yesus muda. Pada usia dua belas tahun, Ia sudah berada di Bait Allah, duduk bersama para ahli Taurat, mendengarkan dan bertanya (Lukas 2:46). Yesus menunjukkan teladan bahwa pertumbuhan iman terjadi dalam konteks persekutuan umat Allah.
Dalam konteks masa kini, pemuda Kristen dipanggil untuk aktif dalam pelayanan gereja, bukan sekadar menjadi penonton. Mereka harus belajar melayani, mengasihi, dan bersaksi bersama tubuh Kristus.
VI. Pemuda yang Dikehendaki Tuhan: Berani Menolak Dunia dan Menanggung Salib
Yesus berkata, “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari, dan mengikut Aku.” (Lukas 9:23).
Pemuda yang dikehendaki Tuhan bukan yang mencari popularitas atau kenyamanan, tetapi yang berani menolak sistem dunia yang melawan Allah. Teologi Reformed mengajarkan bahwa dunia telah jatuh dalam dosa, dan hanya orang yang telah diperbarui oleh anugerah Allah yang dapat hidup berbeda dari dunia.
Jonathan Edwards dalam khotbahnya “The Youth’s Duty to Fear God” menegaskan bahwa masa muda sering kali penuh godaan untuk hidup bebas tanpa batas, tetapi orang muda yang bijak akan melihat bahwa hanya ketaatan kepada Tuhan yang membawa sukacita sejati.
Pemuda yang menolak dunia bukan berarti menjadi fanatik tanpa kasih, melainkan menolak nilai-nilai dunia yang bertentangan dengan kebenaran Injil. Ia akan memilih jalan yang sempit, seperti para pemuda Ibrani yang menolak menyembah patung Nebukadnezar meski harus menghadapi dapur api (Daniel 3).
VII. Pemuda yang Dikehendaki Tuhan: Menjadi Saksi Kristus
Akhirnya, pemuda yang dikehendaki Tuhan adalah yang menjadi saksi Kristus di dunia. Yesus berkata, “Kamu adalah terang dunia.” (Matius 5:14).
Pemuda Kristen tidak dipanggil hanya untuk menjadi baik, tetapi untuk menjadi saksi tentang kasih dan kebenaran Injil. Melalui karakter, perkataan, dan perbuatannya, mereka memantulkan kemuliaan Kristus.
Dalam teologi Reformed, misi bukanlah pilihan, melainkan konsekuensi dari panggilan Allah. Gereja yang sejati selalu bersifat misioner, dan setiap pemuda Kristen adalah bagian dari misi itu.
Pemuda seperti Stefanus dalam Kisah Para Rasul 6 menunjukkan bagaimana iman yang teguh membuat seseorang berani bersaksi meski harus mati. Ia dipenuhi Roh Kudus dan berkata dengan kasih: “Ya Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka.” (Kis. 7:60).
Demikianlah pemuda yang dikehendaki Tuhan: hidup kudus, berhikmat, berani, dan penuh kasih seperti Kristus.
Kesimpulan: Pemuda untuk Kemuliaan Allah
Pemuda yang dikehendaki Tuhan dalam Alkitab adalah mereka yang:
-
Takut akan Tuhan dan tunduk pada kedaulatan-Nya.
-
Memiliki hati yang diperbarui oleh Roh Kudus.
-
Berakar dalam firman dan doa.
-
Setia dalam panggilan hidup.
-
Bertumbuh dalam komunitas gereja.
-
Berani menolak dunia dan memikul salib.
-
Menjadi saksi Kristus.
Teologi Reformed menegaskan bahwa semua ini bukan karena kekuatan manusia, melainkan karena anugerah Allah semata (Sola Gratia). Maka, satu-satunya kebanggaan pemuda Kristen adalah bahwa mereka telah ditebus oleh darah Kristus dan dipanggil untuk hidup bagi kemuliaan-Nya.
Kiranya generasi muda masa kini menjadi seperti kata pemazmur, “Tuhan, Engkau tempatku berlindung, ajarlah aku melakukan kehendak-Mu.” (Mazmur 143:9-10).
Dan seperti doa Agustinus yang menjadi gema sepanjang sejarah gereja:
“Tuhan, Engkau telah menciptakan kami bagi-Mu, dan hati kami tidak akan tenang sampai beristirahat di dalam Engkau.”
Amin.