Yohanes 8:44 Iblis: Bapa Segala Dusta

Pendahuluan
Salah satu kenyataan paling serius dalam hidup Kristen adalah bahwa kita hidup di dunia yang dikuasai kebohongan. Di mana-mana kita menemukan dusta: dalam politik, dalam bisnis, dalam hubungan manusia, bahkan dalam hati kita sendiri. Tetapi Alkitab menunjukkan bahwa di balik semua kebohongan ini, ada satu pribadi yang menjadi sumber utama: Iblis.
Yesus dengan tajam berkata kepada orang Yahudi yang menolak-Nya:
“Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.” (Yohanes 8:44)
Ayat ini adalah salah satu pernyataan Yesus yang paling keras dan paling jelas mengenai sifat Iblis. Di sini kita melihat siapa sebenarnya musuh terbesar umat manusia: pembunuh sejak semula, pendusta, bapa segala dusta.
Hari ini kita akan merenungkan bagian ini dalam tiga pokok besar:
-
Iblis sebagai bapa orang berdosa
-
Sifat dan pekerjaan Iblis: pembunuh dan pendusta
-
Kemenangan Kristus atas Iblis dan panggilan kita hidup dalam kebenaran
Lalu kita akan melihat bagaimana teologi Reformed memandang teks ini, dan bagaimana kita sebagai gereja dipanggil untuk berjaga-jaga, hidup dalam kebenaran, dan menang bersama Kristus.
1. Iblis sebagai Bapa Orang Berdosa
Yesus berkata kepada orang Yahudi yang menolak-Nya: “Iblislah yang menjadi bapamu.” Ini adalah tuduhan yang sangat keras. Mereka menganggap diri sebagai keturunan Abraham, bahkan merasa dekat dengan Allah. Tetapi Yesus membongkar realitas rohani: keturunan rohani bukan ditentukan oleh darah, melainkan oleh ketaatan iman.
a. Bapa dalam arti rohani
Kata “bapa” di sini tidak dimaksudkan secara biologis, tetapi rohani. Bapa adalah sumber sifat dan teladan hidup. Orang Yahudi yang menolak Yesus membuktikan bahwa mereka bukan anak-anak Allah, melainkan meniru sifat dan perbuatan Iblis.
-
John Calvin menegaskan: “Mereka yang menolak Kristus, meskipun tampak religius, sesungguhnya anak-anak Iblis, karena mereka melakukan kehendak Iblis. Silsilah rohani ditentukan oleh ketaatan, bukan oleh garis keturunan.”
b. Keinginan-keinginan Iblis
Yesus berkata: “Kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu.” Artinya, hidup mereka dikuasai oleh natur yang rusak, mengikuti hawa nafsu dosa, dan dengan demikian berada di bawah pengaruh Iblis.
-
Jonathan Edwards dalam Religious Affections menjelaskan bahwa manusia yang belum dilahirkan baru, meskipun beragama, hatinya tetap condong pada kejahatan, dan dengan demikian menjadi alat bagi si jahat.
c. Peringatan bagi kita
Ayat ini menjadi peringatan keras bagi gereja: orang bisa merasa religius, rajin beribadah, bahkan bangga dengan tradisi rohani, tetapi jika tidak sungguh-sungguh percaya kepada Kristus, ia tetap berada di bawah kuasa Iblis.
2. Sifat dan Pekerjaan Iblis: Pembunuh dan Pendusta
Yesus memberikan dua identitas utama Iblis:
a. Pembunuh sejak semula
“Ia adalah pembunuh manusia sejak semula.”
Sejak Taman Eden, Iblis telah menipu Hawa dan Adam, sehingga dosa masuk ke dunia dan maut melalui dosa (Roma 5:12). Dengan demikian Iblis menjadi pembunuh manusia. Tujuannya selalu menghancurkan kehidupan, baik jasmani maupun rohani.
-
Matthew Henry berkomentar: “Iblis berusaha membinasakan bukan hanya tubuh, tetapi jiwa manusia. Setiap dosa yang ditawarkan olehnya adalah racun maut bagi jiwa.”
Pembunuhan yang dilakukan Iblis bukan sekadar membinasakan tubuh, tetapi menyeret manusia ke dalam kematian kekal.
b. Pendusta dan bapa segala dusta
“Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.”
Kebohongan pertama Iblis tercatat dalam Kejadian 3:4-5: “Sekali-kali kamu tidak akan mati... kamu akan menjadi seperti Allah.” Sejak itu, ia menaburkan kebohongan dalam dunia:
-
Bohong tentang Allah: menuduh Allah tidak baik.
-
Bohong tentang manusia: memutarbalikkan identitas sejati.
-
Bohong tentang keselamatan: menyesatkan banyak orang agar mencari jalan selain Kristus.
-
Herman Bavinck menyatakan: “Setiap dusta pada akhirnya bersumber dari Iblis. Ia menentang Allah yang adalah kebenaran mutlak dan berusaha merusak ciptaan dengan menaburkan kebohongan.”
Karena itu, setiap kali manusia hidup dalam dusta, ia sedang mengikuti jalan Iblis.
3. Kemenangan Kristus atas Iblis dan Panggilan Kita
Kabar baik Injil adalah bahwa Yesus Kristus datang bukan hanya untuk mengampuni dosa, tetapi juga untuk menghancurkan pekerjaan Iblis.
a. Kristus membongkar kebohongan Iblis
Yesus adalah Firman Allah, “jalan, kebenaran, dan hidup” (Yohanes 14:6). Di hadapan Kristus, kebohongan Iblis terungkap. Injil adalah terang yang membongkar semua kegelapan.
-
R.C. Sproul berkata: “Yesus tidak sekadar menyatakan kebenaran, Ia adalah kebenaran itu sendiri. Dalam Dia, segala kebohongan Iblis kehilangan kuasanya.”
b. Kristus mengalahkan kuasa maut
Ibrani 2:14 berkata: “Supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut.” Iblis adalah pembunuh, tetapi Yesus, melalui kematian dan kebangkitan-Nya, telah merampas senjata maut itu.
-
John Owen menulis: “Kematian Kristus adalah kematian bagi maut itu sendiri. Dengan itu, kuasa Iblis dihancurkan.”
c. Panggilan bagi kita: hidup dalam kebenaran
Karena Kristus telah menang, orang percaya dipanggil untuk:
-
Menolak kebohongan – Jangan biarkan hidup kita dipenuhi dusta. Baik dalam perkataan, pekerjaan, maupun kesaksian, kita harus jujur.
-
Mengasihi kebenaran – Firman Allah adalah kebenaran. Jadikan Firman sebagai dasar hidup.
-
Berdiri melawan Iblis – Efesus 6:11-12 memanggil kita mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah untuk melawan tipu daya Iblis.
4. Refleksi Teologi Reformed
a. Total depravity dan kuasa Iblis
Doktrin kerusakan total mengajarkan bahwa tanpa anugerah Allah, manusia berada di bawah kuasa dosa dan Iblis. Yohanes 8:44 meneguhkan bahwa mereka yang menolak Kristus sesungguhnya berada di bawah bapa rohani yang salah, yaitu Iblis.
-
Louis Berkhof menulis: “Manusia dalam keadaan jatuh adalah budak dosa dan setan. Hanya karya penebusan Kristus yang dapat melepaskannya.”
b. Kristus sebagai kebenaran yang membebaskan
Yohanes 8:32 berkata: “Kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.” Dalam teologi Reformed, hanya Firman Kristus yang sanggup mematahkan belenggu dusta Iblis.
c. Perseverance of the saints
Meskipun Iblis berusaha menipu orang percaya, Allah memelihara umat-Nya. Doktrin perseverance of the saints menegaskan bahwa anak-anak Allah sejati tidak akan binasa, karena Kristus sendiri yang menjaga mereka.
5. Aplikasi Praktis
-
Periksa siapa bapa rohani kita
Apakah kita benar-benar anak Allah, atau hanya beragama tanpa Kristus? Pertanyaan ini penting, sebab Yesus berkata: yang tidak bersama Dia, melawan Dia. -
Jangan main-main dengan dusta
Dusta kecil maupun besar berasal dari Iblis. Orang percaya dipanggil untuk hidup dalam integritas, berkata ya kalau ya, tidak kalau tidak (Matius 5:37). -
Berjaga-jaga terhadap tipu daya Iblis
Iblis sering menyamar sebagai malaikat terang. Kita harus berhati-hati dengan ajaran sesat, kompromi dosa, dan godaan dunia yang menipu. -
Hidup dalam Firman
Satu-satunya cara melawan kebohongan adalah dengan kebenaran. Jadikan Firman Allah pusat hidup kita, baik dalam pikiran maupun tindakan. -
Bersandar pada kemenangan Kristus
Kita tidak bisa melawan Iblis dengan kekuatan sendiri. Tetapi dalam Kristus, kita lebih dari pemenang. Jangan takut, sebab Iblis sudah dikalahkan.
6. Pandangan Beberapa Pakar Reformed
-
John Calvin: Menekankan bahwa mereka yang menolak Kristus, meski religius, sesungguhnya anak Iblis.
-
Jonathan Edwards: Menunjukkan bahwa hati manusia yang belum lahir baru tunduk pada keinginan Iblis.
-
Matthew Henry: Menyebut Iblis sebagai pembunuh jiwa, bukan hanya tubuh.
-
Herman Bavinck: Menyatakan bahwa segala dusta berakar pada Iblis, yang menentang Allah sebagai kebenaran mutlak.
-
R.C. Sproul: Menggarisbawahi bahwa Yesus adalah kebenaran itu sendiri, yang membongkar kebohongan Iblis.
-
John Owen: Menekankan bahwa kematian Kristus menghancurkan kuasa maut dan kuasa Iblis.
-
Louis Berkhof: Mengingatkan bahwa manusia tanpa Kristus adalah budak dosa dan setan.
Penutup
Saudara-saudara, dunia penuh kebohongan, dan di balik semua kebohongan itu ada Iblis—bapa segala dusta. Ia adalah pembunuh, pendusta, dan musuh jiwa kita. Tetapi syukur kepada Allah, karena Yesus Kristus telah datang sebagai Kebenaran sejati.
Melalui kematian dan kebangkitan-Nya, Kristus menghancurkan kuasa dosa, maut, dan Iblis. Karena itu, marilah kita hidup dalam kebenaran, menolak segala dusta, dan dengan penuh syukur bersaksi:
“Kristus adalah Tuhanku dan Allahku; Dialah Kebenaran yang memerdekakan!”
Amin.