SURAT KEPADA JEMAAT SARDIS (2): WAHYU 3:1-6

PDT. BUDI ASALI, M. DIV.
SURAT KEPADA JEMAAT SARDIS (2). Wahyu 3:1-6 - “(Wahyu 3:1) ‘Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Sardis: Inilah firman Dia, yang memiliki ketujuh Roh Allah dan ketujuh bintang itu: Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau dikatakan hidup, padahal engkau mati! (2) Bangunlah, dan kuatkanlah apa yang masih tinggal yang sudah hampir mati, sebab tidak satupun dari pekerjaanmu Aku dapati sempurna di hadapan AllahKu. (3) Karena itu ingatlah, bagaimana engkau telah menerima dan mendengarnya; turutilah itu dan bertobatlah! Karena jikalau engkau tidak berjaga-jaga, Aku akan datang seperti pencuri dan engkau tidak tahu pada waktu manakah Aku tiba-tiba datang kepadamu. (4) Tetapi di Sardis ada beberapa orang yang tidak mencemarkan pakaiannya; mereka akan berjalan dengan Aku dalam pakaian putih, karena mereka adalah layak untuk itu. (5) Barangsiapa menang, ia akan dikenakan pakaian putih yang demikian; Aku tidak akan menghapus namanya dari kitab kehidupan, melainkan Aku akan mengaku namanya di hadapan BapaKu dan di hadapan para malaikatNya. (6) Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat.’”.
SURAT KEPADA JEMAAT SARDIS (2)
gadget, otomotif, asuransi
Wahyu 3: 2: “Bangunlah, dan kuatkanlah apa yang masih tinggal yang sudah hampir mati, sebab tidak satupun dari pekerjaanmu Aku dapati sempurna di hadapan AllahKu.”.

1) ‘Bangunlah, dan kuatkanlah apa yang masih tinggal yang sudah hampir mati’.

a) Terjemahan.

Kata ‘bangunlah’ oleh KJV diterjemahkan ‘be watchful’ [= berjaga-jagalah].

Kata Yunani yang kata dasarnya sama dengan di sini, muncul lagi dalam ay 3, dimana Kitab Suci Indonesia menterjemahkan ‘berjaga-jaga’ (tetapi RSV/NIV/NASB menterjemahkan ay 2 maupun ay 3 dengan kata ‘bangunlah’ / ‘bangun’).

Mungkin dalam Wahyu 3: 2 ini diterjemahkan ‘bangunlah’, karena dihubungkan dengan kata ‘mati’ pada akhir Wahyu 3: 1.

b) Kata ‘bangunlah / berjaga-jagalah’ cocok untuk gereja yang ada di kota yang sudah 2 x dikalahkan musuh karena tidak berjaga-jaga (secara jasmani).

Penerapan: memang seringkali hal-hal jasmani / duniawi mempunyai persamaan dengan hal-hal rohani, seperti:

1. Kalau kita pernah tertipu dalam hal jasmani / duniawi, maka kita harus sadar bahwa itu juga bisa terjadi dalam dunia rohani, dan karena itu kita harus berjaga-jaga dalam hal-hal rohani.

2. Kalau kita pernah mengalami kekurangan makanan secara jasmani, dan itu lalu menimbulkan problem-problem kesehatan, maka kita harus sadar bahwa hal yang sama bisa terjadi secara rohani, dan karena itu kita harus berusaha untuk mendapatkan makanan rohani yang sehat dan cukup.

c) Bagian ini menunjukkan bahwa Sardis tidak betul-betul mati.

James B. Ramsey: “But bad as things were in Sardis, it was still a true church. Though the deadness was real and pervasive and paralyzing, it was not yet complete death. Some things remained, though even these were ready to die.” [= Tetapi sekalipun hal-hal di Sardis begitu jelek, ia tetap merupakan gereja yang benar. Sekalipun kematiannya adalah nyata dan meresap dan melumpuhkan, tetapi itu belumlah kematian yang lengkap / sempurna. Beberapa hal masih tertinggal, sekalipun bahkan hal-hal ini juga hampir mati.] - hal 167.

Catatan: istilah ‘true church’ [= gereja yang benar] bukan berarti gereja yang bagus. Maksudnya gereja itu tetap masih merupakan gereja di hadapan Tuhan.

d) Bagian ini menunjukkan bahwa jemaat gereja Sardis mempunyai tanggung jawab untuk membetulkan hal-hal yang jelek dalam diri / gereja mereka. Memang dalam Yes 42:3a dikatakan “Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya”, yang menunjukkan bahwa Kristus tidak akan membuang orang kristen yang sejati yang mundur, tetapi sebaliknya menolongnya / mengangkatnya. Tetapi itu tidak berarti bahwa orang kristen yang patah terkulai / pudar nyalanya itu boleh bersikap pasif.

Renungkanlah hal-hal di bawah ini:

1. Kebaktian.

a. Ketepatan waktu / tidak terlambat.

b. Kerajinan berbakti.

c. Kesungguhan / kekhidmatan dalam berbakti.

d. Kesungguhan dalam menyanyi.

2. Firman Tuhan.

a. Cara mendengar Firman Tuhan.

b. Kehadiran dalam Pemahaman Alkitab.

c. Saat Teduh.

d. Baca makalah / nonton DVDnya.

3. Doa.

a. Doa pribadi.

b. Persekutuan doa.

c. Doa syafaat dalam kebaktian.

4. Pelayanan.

a. Pemberitaan Injil.

b. Mengajak orang ke gereja.

c. Keseriusan, beban, komitmen dalam pelayanan saudara.

d. Bezoek.

5. Kasih.

a. Kepada Tuhan.

b. Kepada sesama manusia (saudara seiman / orang kafir).

6. Iman.

a. Tidak kuatir dalam menghadapi problem / bahaya.

b. Keyakinan pada Roma 8:28.

7. Persembahan.

a. Persembahan persepuluhan.

b. Persembahan biasa.

c. Persembahan untuk Pembangunan Gedung Gereja.

8. Bersyukur dan memuji Tuhan.

9. Damai dan sukacita dalam hidup.

10. Pengudusan.

Hal-hal yang mana yang dulu saudara baik sekarang tidak, dan hal-hal yang mana yang dari dulu sampai sekarang saudara tidak pernah baik. Maukah saudara memperbaiki hal-hal itu?

2) ‘sebab tidak satupun dari pekerjaanmu Aku dapati sempurna di hadapan AllahKu.’.

a) Apa artinya kalau dikatakan bahwa pekerjaan mereka tidak sempurna?

James B. Ramsey: “‘Perfect’ here cannot mean sinless perfection, the want of which could not be evidence of spiritual death. It means, ‘filled up,’ ‘completed;’ their works were wanting in some essential element to make them what they professed to be.” [= ‘Sempurna’ di sini tidak bisa berarti kesempurnaan tanpa dosa, karena kekurangan dalam hal itu tidak bisa merupakan bukti dari kematian rohani. Kata itu berarti ‘penuh’, ‘lengkap’; pekerjaan mereka kekurangan beberapa eleman yang hakiki / penting untuk membuat mereka seperti apa yang mereka akui.] - hal 166.

Contoh:

1. Persembahan tanpa kerelaan / kasih, namanya sebetulnya bukan lagi persembahan.

2. Pelayanan yang dilakukan untuk menunjukkan betapa rohaninya dirinya sendiri, atau yang dilakukan dengan terpaksa, atau yang dilakukan dengan asal-asalan, sama sekali tidak bisa disebut sebagai pelayanan.

b) Pekerjaan mereka tidak sempurna di hadapan Allah.

Theodore H. Epp: “Allah tidak dapat ditipu atau dipengaruhi oleh perbuatan lahiriah yang kita lakukan. Ia mengetahui hati kita dan Ia juga mengetahui bahwa sejumlah besar aktivitas-aktivitas Kristen masa kini sebenarnya kosong belaka dan tidak berarti sama sekali.” - hal 89.


Leon Morris (Tyndale): “This church may have pleased men, but it did not please God.” [= Gereja ini mungkin telah menyenangkan orang, tetapi ia tidak menyenangkan Allah.] - hal 76.

Bandingkan dengan kata-kata Paulus dalam:

1Kor 4:3a,4b - “(3a) Bagiku sedikit sekali artinya entahkah aku dihakimi oleh kamu atau oleh suatu pengadilan manusia. ... (4b) Dia, yang menghakimi aku, ialah Tuhan.”.

Galatia 1:10 - “Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus.”.

Ada pelayanan orang Kristen yang dicela oleh orang banyak, tetapi memperkenan Tuhan (Yohanes 12:3-8), dan sebaliknya, ada pelayanan orang Kristen yang dipuji banyak orang tetapi dicela oleh Tuhan (Wahyu 3: 1-2). Yang mana yang saudara pilih?

c) Bagian ini menunjukkan bahwa Yesus mencari sesuatu dalam hidup kristen kita.

William Barclay: “Christ is looking for something from us. We so often regard him as the one to whom we look for things; for his strength, his help, his support, his comfort. But we must never forget that he is looking for our love, our loyalty and our service.” [= Kristus sedang mencari sesuatu dari kita. Kita begitu sering menganggap Dia sebagai seseorang dari siapa kita mencari hal-hal; seperti kekuatanNya, pertolonganNya, topanganNya, penghiburanNya. Tetapi kita tidak pernah boleh lupa bahwa Ia sedang mencari kasih kita, kesetiaan kita dan pelayanan kita.] - hal 119.

Bandingkan dengan Matius 21:18-19 dimana Yesus mengutuk pohon ara yang tidak berbuah. Juga dengan perumpamaan tentang pohon ara yang tidak berbuah dalam Lukas 13:6-9.


Matius 21:18-19 - “(18) Pada pagi-pagi hari dalam perjalananNya kembali ke kota, Yesus merasa lapar. (19) Dekat jalan Ia melihat pohon ara lalu pergi ke situ, tetapi Ia tidak mendapat apa-apa pada pohon itu selain daun-daun saja. KataNya kepada pohon itu: ‘Engkau tidak akan berbuah lagi selama-lamanya!’ Dan seketika itu juga keringlah pohon ara itu.”.

Lukas 13:6-9 - “(6) Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini: ‘Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang untuk mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya. (7) Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma! (8) Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, (9) mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!’”.

Maukah saudara berusaha untuk menghasilkan buah, yang dicari oleh Kristus dari kehidupan saudara itu?

Dari Wahyu 3: 1-2 ini terlihat betapa brengseknya gereja Sardis ini. Karena itu saya berpendapat bahwa adalah suatu kegilaan untuk mengatakan bahwa gereja Sardis ini menyimbolkan gereja pada jaman Reformasi (Mulai Luther sampai Wesley), seperti yang dikatakan oleh William R. Newell.SURAT KEPADA JEMAAT SARDIS (2)

-bersambung-
Next Post Previous Post