KITAB WAHYU 1:1-3 (2)
PDT. BUDI ASALI, M. DIV.
KITAB WAHYU 1:1-3 (2). Wahyu 1:1-3 - “(1) Inilah wahyu Yesus Kristus, yang dikaruniakan Allah kepadaNya, supaya ditunjukkanNya kepada hamba-hambaNya apa yang harus segera terjadi. Dan oleh malaikatNya yang diutusNya, Ia telah menyatakannya kepada hambaNya Yohanes. (2) Yohanes telah bersaksi tentang firman Allah dan tentang kesaksian yang diberikan oleh Yesus Kristus, yaitu segala sesuatu yang telah dilihatnya. (3) Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah dekat.”.
gadget, otomotif, asuransi |
Wahyu 1: 2: “Yohanes telah bersaksi tentang firman Allah dan tentang kesaksian yang diberikan oleh Yesus Kristus, yaitu segala sesuatu yang telah dilihatnya.”.
1) ‘Yohanes telah bersaksi’.
a) Nanti dalam ay 19 terlihat bahwa ia disuruh menuliskan kesaksian itu.
Wahyu 1:19 - “Karena itu tuliskanlah apa yang telah kaulihat, baik yang terjadi sekarang maupun yang akan terjadi sesudah ini.”.
b) Ay 2 ini ada dalam bentuk aorist / past tense [= waktu lampau]. Ini tidak menunjuk pada suatu peristiwa di masa lampau dimana Yohanes bersaksi tentang Yesus sehingga lalu dibuang ke pulau Patmos. Lalu bagaimana? Mungkin Yohanes menulis pendahuluan (Wahyu 1:1-3) setelah ia menyelesaikan bukunya. Karena itu ia menuliskan ini dalam past tense [= waktu lampau].
2) ‘tentang firman Allah’.
Kata ‘firman’ (LOGOS) ini bisa menunjuk kepada Yesus (seperti dalam Yoh 1:1,14), tetapi juga bisa menunjuk kepada kata-kata Allah. Adam Clarke memilih yang ke 2.
3) ‘kesaksian yang diberikan oleh Yesus Kristus’ (Wahyu 1: 2).
NASB/NIV: ‘the testimony of Jesus Christ’ [= kesaksian Yesus Kristus].
Sama seperti dalam kasus ‘wahyu Yesus Kristus’ (the revelation of Jesus Christ) dalam Wahyu 1: 1 di atas, maka ‘kesaksian Yesus Kristus’ ini bisa diartikan ‘kesaksian TENTANG Yesus Kristus’ atau ‘kesaksian DARI Yesus Kristus’.
Kalau dalam kasus ‘wahyu Yesus Kristus’ dalam ay 1 Hoeksema memilih arti ‘wahyu TENTANG Yesus Kristus’, maka dalam ay 2 ini ia memilih arti ‘kesaksian DARI Yesus Kristus’. Alasannya, kontex ay 2 ini menuntut arti itu. Karena Yesus setelah menerima wahyu dari Bapa, lalu memberikan kesaksian itu kepada Yohanes. Jadi harus diartikan ‘DARI Yesus Kristus’.
Tetapi Steve Gregg menganggap ini artinya adalah ‘kesaksian TENTANG Yesus Kristus’.
4) ‘yaitu segala sesuatu yang telah dilihatnya’.
Wahyu ini memang diberikan melalui penglihatan-penglihatan, yang dilihat oleh Yohanes.
Kata-kata ‘segala sesuatu’ menunjukkan bahwa tidak ada yang ia lihat yang tidak ia saksikan / tuliskan, sedangkan kata-kata ‘yang telah dilihatnya’ menunjukkan bahwa ia tidak menambahi kesaksiannya dengan hal-hal yang tidak ia lihat. Memang Firman Tuhan tidak boleh dikurangi ataupun ditambahi.
Ul 4:2 - “Janganlah kamu menambahi apa yang kuperintahkan kepadamu dan janganlah kamu menguranginya, dengan demikian kamu berpegang pada perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan kepadamu.”.
Ul 12:32 - “Segala yang kuperintahkan kepadamu haruslah kamu lakukan dengan setia, janganlah engkau menambahinya ataupun menguranginya.”.
Amsal 30:6 - “Jangan menambahi firmanNya, supaya engkau tidak ditegurNya dan dianggap pendusta.”.
Matius 5:19 - “Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.”.
Wahyu 22:18-19 - “(18) Aku bersaksi kepada setiap orang yang mendengar perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini: ‘Jika seorang menambahkan sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini. (19) Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang tertulis di dalam kitab ini.’”.
Penerapan: Kita tidak boleh membuang bagian Kitab Suci yang bertentangan dengan hidup, kepercayaan, dan ajaran kita. Ingat bahwa seharusnya hidup, kepercayaan, dan ajaran kitalah yang disesuaikan dengan Kitab Suci, dan bukan Kitab Sucinya yang disensor sehingga menjadi sesuai dengan hidup, kepercayaan dan ajaran kita.
Illustrasi: Ada cerita tentang seorang pemanah ulung yang sampai ke suatu desa. Di sana ia melihat banyak pohon yang digambari dengan lingkaran-lingkaran untuk sasaran panah, dengan sebatang anak panah yang menancap persis di tengah-tengah lingkaran-lingkaran itu. Ia heran karena semua anak panah itu menancap persis di tengah-tengah, suatu hal yang ia sendiri, sebagai seorang pemanah ulung, tidak bisa melakukannya. Setelah bertanya-tanya, ia akhirnya bertemu dengan orang yang melakukan semua itu. Ia bertanya: bagaimana kamu bisa memanah semua sasaran itu dengan begitu tepat? Jawab orang itu: O itu mudah, aku memanah dulu, baru menggambar lingkaran-lingkaran di sekeliling anak panah itu.
Ini memang menggelikan, tetapi ada banyak orang menggunakan Kitab Suci seperti pemanah itu menggunakan sasaran. Seharusnya Kitab Suci adalah standard, dan kalau hidup kita meleset dari standard itu, maka hidup kita yang mesti disesuaikan dengan standard itu. Tetapi orang-orang tertentu mengubah standardnya, dengan mengubah atau membuang bagian-bagian tertentu dari Kitab Suci sehingga menjadi sesuai dengan hidup, kepercayaan dan ajaran mereka.
Kita juga tidak boleh menambahi Kitab Suci dengan ajaran-ajaran yang tidak ada dasar Kitab Sucinya, tetapi hanya didasarkan pada logika, pengalaman, perasaan, illustrasi, tradisi, dsb.
Wahyu 1: 3: “Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah dekat.”.
1) “Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya,”.
a) Arti dari kata ‘berbahagialah’.
Kata ‘berbahagialah’ / ‘blessed’ [= diberkatilah] di sini sama dengan kata yang digunakan dalam ucapan bahagia dalam Mat 5:3-12. Jadi, ‘berbahagialah’ / ‘diberkatilah’ di sini juga tidak menunjuk pada perasaan bahagia / sukacita (bdk. Mat 5:4), keadaan kaya (bdk. Luk 6:20,24), sehat / sembuh dari sakit, dsb. Tetapi maksudnya Allah menganggap orang itu berbahagia / diberkati.
b) Ini merupakan yang pertama dari seri 7 berkat yang ada dalam Kitab Wahyu (1:3 14:13 16:15 19:9 20:6 22:7 22:14).
Wahyu 1:3 - “Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah dekat.”.
Wahyu 14:13 - “Dan aku mendengar suara dari sorga berkata: Tuliskan: ‘Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan, sejak sekarang ini.’ ‘Sungguh,’ kata Roh, ‘supaya mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka, karena segala perbuatan mereka menyertai mereka.’”.
Wahyu 16:15 - “‘Lihatlah, Aku datang seperti pencuri. Berbahagialah dia, yang berjaga-jaga dan yang memperhatikan pakaiannya, supaya ia jangan berjalan dengan telanjang dan jangan kelihatan kemaluannya.’”.
Wahyu 19:9 - “Lalu ia berkata kepadaku: ‘Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba.’ Katanya lagi kepadaku: ‘Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah.’”.
Wahyu 20:6 - “Berbahagia dan kuduslah ia, yang mendapat bagian dalam kebangkitan pertama itu. Kematian yang kedua tidak berkuasa lagi atas mereka, tetapi mereka akan menjadi imam-imam Allah dan Kristus, dan mereka akan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Dia, seribu tahun lamanya.”.
Wahyu 22:7 - “‘Sesungguhnya Aku datang segera. Berbahagialah orang yang menuruti perkataan-perkataan nubuat kitab ini!’”.
Wahyu 22:14 - “Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya. Mereka akan memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu.”.
c) Janji berkat bagi para pembaca Kitab Wahyu ini ada pada awal Kitab Wahyu, yaitu dalam 1:3 ini, dan lalu diulang pada akhir Kitab Wahyu, yaitu dalam 22:7. Jadi seluruh Kitab Wahyu diapit oleh 2 janji berkat bagi mereka yang membaca dan mentaatinya.
d) Janji berkat ini diperuntukkan bagi mereka yang membaca dan mentaati Kitab Wahyu ini.
Herman Hoeksema: “As long as we contemplate the things of this present time, the things that come to pass in this world, from a mere earthly, human, historic viewpoint, there is nothing but darkness and hopeless misery. For ‘vanity of vanities, all is vanity’ is true of the whole of present existence. ... The world is not improving though it is developing in a cultural sense. It is plainly getting worse. ... But ‘blessed are they that hear and keep the words of this prophecy’ even now, even in the midst of this present darkness and death and hopelessness. For if we may look at these same things in the light of this ‘revelation of Jesus Christ,’ and live in the expectation of His coming, there is peace and hope and joy. Then we will be of good cheer, for we know that He has overcome the world!” [= Selama kita merenungkan hal-hal dari waktu sekarang ini, hal-hal yang terjadi di dunia ini, semata-mata dari sudut pandang duniawi, manusia, dan sejarah, maka tidak ada apapun selain kegelapan dan kesengsaraan tanpa harapan. Karena ‘kesia-siaan dari kesia-siaan, segala sesuatu adalah sia-sia’ adalah benar tentang seluruh keberadaan saat ini. ... Dunia ini tidak membaik sekalipun dunia ini berkembang dalam arti kebudayaan. Dunia ini jelas bertambah jelek. ... Tetapi ‘berbahagialah mereka yang mendengar dan memelihara kata-kata nubuat ini’ bahkan pada saat ini, bahkan di tengah-tengah kegelapan dan kematian dan keadaan tanpa harapan sekarang ini. Karena jika kita bisa melihat pada hal-hal yang sama dalam terang dari ‘wahyu Yesus Kristus’ ini, dan hidup dalam pengharapan akan kedatanganNya, ada damai dan harapan dan sukacita. Maka kita akan bergembira, karena kita tahu bahwa Ia telah mengalahkan dunia!] - hal 13,14.
e) Janji berkat bagi orang yang membaca dan mentaati Kitab Wahyu ini menunjukkan bahwa Kitab Wahyu ini bisa dimengerti.
Pulpit Commentary: “And if the words are to be kept, they can be understood. We have no right to set aside the Revelation as an insoluble puzzle ...” [= Dan jika kata-kata kitab ini harus dipelihara / ditaati, mereka bisa dimengerti. Kita tidak mempunyai hak untuk mengesampingkan Kitab Wahyu sebagai suatu teka-teki yang tidak dapat dipecahkan ...] - hal 3.
Barnes’ Notes: “It may be inferred from this verse, that it is possible so to understand this book, as that it may convey useful instruction. This is the only book in the Bible of which a special blessing is pronounced on him who reads it; but assuredly a blessing would not be pronounced on the perusal of a book which is entirely unintelligible. While, therefore, there may be many obscurities in this book, it is also to be assumed that it may be so far understood as to be useful to Christians, in supporting their faith, and giving them elevated views of the final triumph of religion, and of the glory of the world to come.” [= Bisa ditarik kesimpulan dari ayat ini, bahwa adalah mungkin untuk mengerti kitab ini sedemikian rupa, sehingga kitab ini memberikan informasi yang berguna. Ini adalah satu-satunya kitab dalam Alkitab tentang mana suatu berkat yang khusus dinyatakan bagi dia yang membacanya; tetapi jelas bahwa suatu berkat tidak akan dinyatakan pada pembacaan suatu kitab yang sama sekali tidak bisa dimengerti. Karena itu, sementara ada banyak hal yang kabur / tidak jelas dalam kitab ini, juga harus dianggap bahwa kitab ini bisa dimengerti sedemikian jauhnya sehingga berguna untuk orang-orang kristen, dalam menopang iman mereka, dan memberi mereka pandangan-pandangan yang tinggi tentang kemenangan akhir dari agama, dan tentang kemuliaan dari dunia yang akan datang.] - hal 1542.
Dalam persoalan mengerti Kitab Wahyu, James B. Ramsey berkata bahwa dalam kitab Wahyu sering terjadi Mat 11:25 dimana Allah menyembunyikan arti terhadap orang pandai / bijak, tetapi membukakannya bagi anak kecil / bayi.
James B. Ramsey: “It must however be here observed that what has often been found true in regard to other things of the kingdom of God, has happened here; that while these things have been hid from the wise and prudent, they have been revealed unto babes. God has made foolish the wisdom of men, and amply rewarded the faith and diligence of the humble and earnest believer. Where the pride of human learning has stumbled, and where the strength of human reason and the cravings of a vain curiosity have been baffled, and have turned from it as useless, because they could not understand it, the humble and simple-hearted believer has found the richest encouragements of faith and hope.” [= Tetapi harus diperhatikan bahwa apa yang sering didapati sebagai hal yang benar berkenaan dengan hal-hal lain dalam kerajaan Allah, telah terjadi di sini; yaitu bahwa sementara hal-hal ini disembunyikan dari orang berhikmat dan bijaksana, mereka dinyatakan kepada bayi-bayi. Allah telah membuat hikmat manusia menjadi bodoh, dan memberikan banyak upah pada kesetiaan dan kerajinan dari orang percaya yang rendah hati dan sungguh-sungguh. Dimana kesombongan pengetahuan manusia telah tersandung, dan dimana kekuatan dari akal manusia dan keinginan dari rasa ingin tahu yang sia-sia telah dibuat menjadi bingung, dan telah berpaling dari kitab ini sebagai sia-sia, karena mereka tidak bisa mengertinya, orang yang rendah hati dan orang percaya yang berhati sederhana telah menemukan dorongan / pengobaran iman dan pengharapan yang terkaya.] - hal 29.
Bdk. Mat 11:25 - “Pada waktu itu berkatalah Yesus: ‘Aku bersyukur kepadaMu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil.”.
1Kor 1:25-29 - “(25) Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia dan yang lemah dari Allah lebih kuat dari pada manusia. (26) Ingat saja, saudara-saudara, bagaimana keadaan kamu, ketika kamu dipanggil: menurut ukuran manusia tidak banyak orang yang bijak, tidak banyak orang yang berpengaruh, tidak banyak orang yang terpandang. (27) Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, (28) dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti, (29) supaya jangan ada seorang manusiapun yang memegahkan diri di hadapan Allah.”.
Karena itu, kalau saudara mau mengerti Kitab Wahyu ini (ini tentu juga berlaku pada waktu saudara membaca / mempelajari seluruh Alkitab), janganlah mempelajarinya dengan sikap sombong, atau sekedar rasa ingin tahu yang sia-sia, atau dengan sikap acuh tak acuh. Tetapi pelajarilah dengan rendah hati (ini harus diwujudkan dengan banyak berdoa), rajin, tekun, dan sungguh-sungguh.
f) Memang Kitab Suci menjanjikan berkat bagi pembacaan Firman Tuhan secara umum / bagian manapun dari Kitab Suci (bdk. Maz 19:12 Luk 11:28).
Maz 19:12 - “Lagipula hambaMu diperingatkan oleh semuanya itu, dan orang yang berpegang padanya mendapat upah yang besar.”.
Lukas 11:28 - “Tetapi Ia berkata: ‘Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya.’”.
Tetapi hanya Kitab Wahyu yang mempunyai janji berkat secara khusus seperti ini. Ini menunjukkan 2 hal, yaitu:
1. Kitab Wahyu ini mempunyai kepentingan khusus / istimewa, dan juga menjanjikan berkat yang istimewa bagi pembacanya.
2. Sebaliknya ini juga memperingatkan bahwa orang yang mengabaikan Kitab Wahyu ini akan mendapat kerugian khusus / istimewa juga.
James B. Ramsey: “Such a benediction is attached to no other book of Scripture. It is indeed true in regard to every part of God’s Word, that they are blessed who read and keep it; but such a special declaration as this prefixed to this book only, indicates a special importance attached to it, and a special kind or degree of blessing to be secured by its devout study, or at the very least a gracious warning against some special danger of neglect, and of spiritual injury arising therefrom.” [= Berkat seperti ini tidak dicantumkan dalam kitab lain manapun dalam Kitab Suci. Hal itu memang benar berkenaan dengan setiap bagian Firman Allah, bahwa mereka yang membaca dan memeliharanya diberkati; tetapi pernyataan khusus seperti yang hanya diletakkan di depan kitab ini, menunjukkan suatu kepentingan khusus yang dilekatkan padanya, dan suatu jenis atau tingkat berkat yang khusus pasti didapatkan dengan mempelajarinya dengan sungguh-sungguh, atau sedikitnya ada suatu peringatan yang baik / murah hati tentang suatu bahaya khusus dari pengabaian kitab ini, dan tentang kerugian / luka rohani yang muncul dari pengabaian itu.] - hal 26.
g) Pembacaan di depan umum / dalam kebaktian.
Wahyu 1:3 - “Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini,”.
Ini menunjukkan bahwa yang dimaksudkan adalah pembacaan oleh satu orang di muka umum, misalnya dalam kebaktian. Dalam abad-abad awal dari kekristenan, pembacaan Kitab Suci dalam Kebaktian adalah sesuatu yang sangat penting. Ireneaus bahkan mengatakan bahwa pada abad-abad awal itu ada jabatan ‘pembaca Kitab Suci’ dalam gereja.
Ayat-ayat yang melandasi praktek pembacaan Kitab Suci dalam Kebaktian adalah Kel 24:7 Neh 8:4-dst Luk 4:16 Kis 13:15 Kis 15:21 Kol 4:16 1Tes 5:27.
Kel 24:7 - “Diambilnyalah kitab perjanjian itu, lalu dibacakannya dengan didengar oleh bangsa itu dan mereka berkata: ‘Segala firman TUHAN akan kami lakukan dan akan kami dengarkan.’”.
Neh 8:4-dst - “(4) Ia membacakan beberapa bagian dari pada kitab itu di halaman di depan pintu gerbang Air dari pagi sampai tengah hari di hadapan laki-laki dan perempuan dan semua orang yang dapat mengerti. Dengan penuh perhatian seluruh umat mendengarkan pembacaan kitab Taurat itu. (5) Ezra, ahli kitab itu, berdiri di atas mimbar kayu yang dibuat untuk peristiwa itu. Di sisinya sebelah kanan berdiri Matica, Sema, Anaya, Uria, Hilkia dan Maaseya, sedang di sebelah kiri berdiri Pedaya, Misael, Malkia, Hasum, Hasbadana, Zakharia dan Mesulam. (6) Ezra membuka kitab itu di depan mata seluruh umat, karena ia berdiri lebih tinggi dari semua orang itu. Pada waktu ia membuka kitab itu semua orang bangkit berdiri. (7) Lalu Ezra memuji TUHAN, Allah yang maha besar, dan semua orang menyambut dengan: ‘Amin, amin!’, sambil mengangkat tangan. Kemudian mereka berlutut dan sujud menyembah kepada TUHAN dengan muka sampai ke tanah. (8) Juga Yesua, Bani, Serebya, Yamin, Akub, Sabetai, Hodia, Maaseya, Kelita, Azarya, Yozabad, Hanan, Pelaya, yang adalah orang-orang Lewi, mengajarkan Taurat itu kepada orang-orang itu, sementara orang-orang itu berdiri di tempatnya. (9) Bagian-bagian dari pada kitab itu, yakni Taurat Allah, dibacakan dengan jelas, dengan diberi keterangan-keterangan, sehingga pembacaan dimengerti. ... (13) Maka pergilah semua orang itu untuk makan dan minum, untuk membagi-bagi makanan dan berpesta ria, karena mereka mengerti segala firman yang diberitahukan kepada mereka. ... (19) Bagian-bagian kitab Taurat Allah itu dibacakan tiap hari, dari hari pertama sampai hari terakhir. Tujuh hari lamanya mereka merayakan hari raya itu dan pada hari yang kedelapan ada pertemuan raya sesuai dengan peraturan.”.
Luk 4:16-17 - “(16) Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaanNya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab. (17) KepadaNya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibukaNya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis:”.
Kis 13:15 - “Setelah selesai pembacaan dari hukum Taurat dan kitab nabi-nabi, pejabat-pejabat rumah ibadat menyuruh bertanya kepada mereka: ‘Saudara-saudara, jikalau saudara-saudara ada pesan untuk membangun dan menghibur umat ini, silakanlah!’”.
Kis 15:21 - “Sebab sejak zaman dahulu hukum Musa diberitakan di tiap-tiap kota, dan sampai sekarang hukum itu dibacakan tiap-tiap hari Sabat di rumah-rumah ibadat.’”.
Kol 4:16 - “Dan bilamana surat ini telah dibacakan di antara kamu, usahakanlah, supaya dibacakan juga di jemaat Laodikia dan supaya surat yang untuk Laodikia dibacakan juga kepadamu.”.
1Tes 5:27 - “Demi nama Tuhan aku minta dengan sangat kepadamu, supaya surat ini dibacakan kepada semua saudara.”.
Bahwa ada janji berkat bagi yang membaca dan mendengar pembacaan Kitab Wahyu dalam kebaktian, menunjukkan bahwa Yohanes menganggap Kitab Wahyu ini sebagai Kitab Suci / Firman Tuhan.
Tetapi bagi orang yang menggunakan bagian ini untuk mengharuskan pembacaan Kitab Suci dalam kebaktian, maka:
1. Perlu diingat bahwa ayat-ayat di atas tidak mengharuskan adanya pembacaan Kitab Suci (selain pembacaan Kitab Suci sebelum khotbah) dalam kebaktian.
2. Perlu diketahui bahwa ada perbedaan besar antara abad-abad awal dari kekristenan dan jaman sekarang. Pada abad-abad awal Kitab Suci ditulis / disalin dengan tangan, jadi jumlahnya sedikit dan harganya mahal. Disamping itu, pada jaman itu, banyak orang kristen yang buta huruf / tidak bisa membaca! Karena itu, pada saat / jaman itu pembacaan Kitab Suci di gereja adalah sesuatu yang sangat penting. Tetapi pada jaman sekarang Kitab Suci bisa didapat dengan mudah, dan orang yang buta huruf sudah sangat jarang, sehingga pembacaan Kitab Suci di gereja tidak terlalu perlu (kecuali pembacaan bagian yang akan dikhotbahkan). Tetapi ingat bahwa ‘tidak perlu’ tidak berarti ‘tidak boleh’.
Tentu saja berkat yang dijanjikan dalam Wah 1:3 ini juga berlaku untuk pembacaan pribadi.
h) ‘menuruti’.
Literal: ‘keep’ [= menyimpan / memelihara].
Ini mencakup menyimpannya dalam hati dan mentaatinya. Bdk. Yoh 13:17! Yak 1:22.
Yoh 13:17 - “Jikalau kamu tahu semua ini, maka berbahagialah kamu, jika kamu melakukannya.”.
Yak 1:22 - “Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri.”.
Tidak ada berkat bagi orang yang hanya membaca / mendengarnya tetapi tidak mentaatinya! Sebaliknya ada kerugian bagi orang seperti itu, karena orang yang tahu / mengerti, kalau ia melanggar maka hukumannya lebih berat (bdk. Luk 12:47-48).
Luk 12:47-48 - “(47) Adapun hamba yang tahu akan kehendak tuannya, tetapi yang tidak mengadakan persiapan atau tidak melakukan apa yang dikehendaki tuannya, ia akan menerima banyak pukulan. (48) Tetapi barangsiapa tidak tahu akan kehendak tuannya dan melakukan apa yang harus mendatangkan pukulan, ia akan menerima sedikit pukulan. Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut.’”.
2) Ay 3: ‘kata-kata nubuat’.
Jadi Kitab Wahyu ini disebut sebagai ‘kata-kata nubuat’ (bdk. 22:7,10,18,19).
Wah 22:7,10,18,19 - “(7) ‘Sesungguhnya Aku datang segera. Berbahagialah orang yang menuruti perkataan-perkataan nubuat kitab ini!’ ... (10) Lalu ia berkata kepadaku: ‘Jangan memeteraikan perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini, sebab waktunya sudah dekat. ... (18) Aku bersaksi kepada setiap orang yang mendengar perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini: ‘Jika seorang menambahkan sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini. (19) Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang tertulis di dalam kitab ini.’”.
3) Wahyu 1: 3: ‘waktunya sudah dekat’.
Ini menunjukkan bahwa waktu ditetapkan oleh Tuhan.
Maz 39:5-6 - “(5) ‘Ya TUHAN, beritahukanlah kepadaku ajalku, dan apa batas umurku, supaya aku mengetahui betapa fananya aku! (6) Sungguh, hanya beberapa telempap saja Kautentukan umurku; bagiMu hidupku seperti sesuatu yang hampa. Ya, setiap manusia hanyalah kesia-siaan! Sela”.
Mat 6:27 - “Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?”.
Gal 4:4 - “Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus AnakNya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat.”.
Yoh 2:4 - “Kata Yesus kepadanya: ‘Mau apakah engkau dari padaKu, ibu? SaatKu belum tiba.’”.
Yoh 7:6,8,30 - “(6) Maka jawab Yesus kepada mereka: ‘WaktuKu belum tiba, tetapi bagi kamu selalu ada waktu. ... (8) Pergilah kamu ke pesta itu. Aku belum pergi ke situ, karena waktuKu belum genap.’ ... (30) Mereka berusaha menangkap Dia, tetapi tidak ada seorangpun yang menyentuh Dia, sebab saatNya belum tiba.”.
Yoh 8:20 - “Kata-kata itu dikatakan Yesus dekat perbendaharaan, waktu Ia mengajar di dalam Bait Allah. Dan tidak seorangpun yang menangkap Dia, karena saatNya belum tiba.”.
Yohanes 12:23 - “Tetapi Yesus menjawab mereka, kataNya: ‘Telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan.”.
Yohanes 13:1 - “Sementara itu sebelum hari raya Paskah mulai, Yesus telah tahu, bahwa saatNya sudah tiba untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa. Sama seperti Ia senantiasa mengasihi murid-muridNya demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai kepada kesudahannya.”.
Yohanes 17:1 - “Demikianlah kata Yesus. Lalu Ia menengadah ke langit dan berkata: ‘Bapa, telah tiba saatnya; permuliakanlah AnakMu, supaya AnakMu mempermuliakan Engkau.”.
Kis 1:7 - “JawabNya: ‘Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasaNya.”.
Mat 8:29 - “Dan mereka itupun berteriak, katanya: ‘Apa urusanMu dengan kami, hai Anak Allah? Adakah Engkau ke mari untuk menyiksa kami sebelum waktunya?’”.
Wahyu 12:12 - “Karena itu bersukacitalah, hai sorga dan hai kamu sekalian yang diam di dalamnya, celakalah kamu, hai bumi dan laut! karena Iblis telah turun kepadamu, dalam geramnya yang dahsyat, karena ia tahu, bahwa waktunya sudah singkat.’”.
BACA JUGA: YESUS: PENCIPTA, HIDUP DAN TERANG
Mengomentari Yohanes 2:4 dimana Yesus berkata ‘SaatKu belum tiba’, William Hendriksen berkata:
“The words, ‘My hour has not yet come,’ clearly indicate Christ’s consciousness of the fact that he was accomplishing a task entrusted to him by the Father, every detail of which had been definitely marked off in the eternal decree, so that for each act there was a stipulated moment.” [= Kata-kata ‘saat / waktuKu belum tiba’ secara jelas menunjukkan kesadaran Yesus terhadap fakta bahwa Ia sedang mengerjakan suatu tugas yang dipercayakan kepadaNya oleh Bapa, yang mana setiap bagiannya telah ditandai dengan pasti dalam ketetapan kekal, sehingga untuk setiap tindakan ada waktu yang telah ditentukan.] - hal 115.
William Hendriksen lalu melanjutkan:
“Jesus knew that all his deeds had been predetermined as to the exact hour of their occurence.” [= Yesus tahu bahwa semua tindakanNya telah ditentukan lebih dulu berkenaan dengan saat yang tepat terjadinya hal itu.] - hal 119.
Penerapan: Kalau saudara menginginkan sesuatu tetapi belum bisa terkabul, maka sadarilah bahwa waktu Tuhan belum sampai, dan bahkan mungkin itu bahkan sama sekali bukan kehendak Tuhan. Betapapun baiknya keinginan saudara, percayalah bahwa kehendak Tuhan itu lebih baik.
Sebaliknya, kalau saudara mendapat sesuatu yang belum saudara inginkan saat ini (misalnya istri menjadi hamil di saat krisis ekonomi!), maka percayalah juga bahwa itu sudah waktu Tuhan, dan waktu Tuhan pasti lebih baik dari waktu saudara!
KITAB WAHYU 1:1-3 (2)
-o0o