KITAB WAHYU 1:1-3 (1)

PDT. BUDI ASALI, M. DIV.
Wahyu 1:1-3 - “(1) Inilah wahyu Yesus Kristus, yang dikaruniakan Allah kepadaNya, supaya ditunjukkanNya kepada hamba-hambaNya apa yang harus segera terjadi. Dan oleh malaikatNya yang diutusNya, Ia telah menyatakannya kepada hambaNya Yohanes. (2) Yohanes telah bersaksi tentang firman Allah dan tentang kesaksian yang diberikan oleh Yesus Kristus, yaitu segala sesuatu yang telah dilihatnya. (Wahyu 1:3) Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah dekat.”.
KITAB WAHYU 1:1-3 (1)
gadget, otomotif, asuransi
Wahyu 1:1: “Inilah wahyu Yesus Kristus, yang dikaruniakan Allah kepadaNya, supaya ditunjukkanNya kepada hamba-hambaNya apa yang harus segera terjadi. Dan oleh malaikatNya yang diutusNya, Ia telah menyatakannya kepada hambaNya Yohanes.”.

1) ‘wahyu Yesus Kristus’ / ‘the revelation of Jesus Christ’ (ay 1).

a) ‘wahyu’ / ‘revelation’.

Kata ‘revelation’ / ‘wahyu’ dalam bahasa Yunani adalah APOKALUPSIS. APO = away from / jauh dari; KALUPSIS = a veiling / tudung / selubung. Ini menunjuk pada tindakan membukakan sesuatu yang tadinya tersembunyi (uncovering), misalnya membuka kain / terpal yang tadinya menutupi patung.

Leon Morris (Tyndale): “The making known what a man could not find out for himself.” [= Pemberitahuan apa yang manusia tidak bisa temukan / ketahui untuk dirinya sendiri.] - hal 45.
G. R. Beasley - Murray: “It can signify the act of unveiling, or the object which is uncovered.” [= Ini bisa berarti tindakan membukakan, atau obyek yang dibukakan.] - hal 50.

George Eldon Ladd: “in the New Testament it usually has a distinctly religious connotation, designating the supernatural revelation of divine truths unknown to men and incapable of being discovered by them (Rom. 16:25; Gal. 1:12).” [= dalam Perjanjian Baru biasanya kata ini mempunyai arti agamawi yang berbeda, menunjukkan suatu wahyu / penyataan dari kebenaran ilahi yang tidak diketahui oleh manusia dan tidak dapat ditemukan oleh mereka (Roma 16:25 Gal 1:12).] - hal 19.

Dari arti dari kata APOKALUPSIS ini maka bisa didapatkan 2 hal:

1. Pada masa lalu Allah menutup / belum membukakan kebenaran ini.
Bdk. Amsal 25:2 - ‘kemuliaan Allah ialah merahasiakan sesuatu’.

2. Lalu Allah membukakan kebenaran yang tertutup itu.
Tanpa ini manusia akan terus ada dalam keadaan tidak tahu.
James B. Ramsey mengatakan bahwa istilah ‘revelation’ / wahyu / penyataan dalam ay 1 ini menunjukkan bahwa Kitab Wahyu bisa dimengerti, dan karenanya harus dipelajari.

b) ‘Yesus Kristus’ / ‘of Jesus Christ’ (KJV/RSV/NIV/NASB/ASV/NKJV).
Kata-kata ‘of Jesus Christ’ bisa diartikan dengan 2 cara:

1. ‘DARI Yesus Kristus’.
Kalau dipilih arti pertama ini, maka Yesus Kristus adalah ‘author / revealer’ [= pengarang / yang menyatakan] kitab ini.
Ini adalah pandangan pada umumnya, yang boleh dikatakan dianut oleh semua penafsir. Tetapi Hoeksema keberatan dengan pandangan ini. Ia lebih setuju dengan pandangan kedua di bawah.

2. ‘TENTANG Yesus Kristus’.
Kalau dipilih arti kedua ini, maka Yesus Kristus adalah apa yang dinyatakan dalam kitab ini.
Hoeksema memilih pandangan kedua ini dengan alasan:

a. Dalam Kitab Suci istilah ‘revelation of Jesus Christ’ [= wahyu Yesus Kristus] biasanya, bahkan mungkin selalu, mempunyai arti ini. Misalnya: 1Kor 1:7 2Tes 1:7 1Pet 1:7 2Kor 12:1. Dalam 2Kor 12:1 memang dimungkinkan arti pertama, tetapi arti kedua bukannya mustahil.

1Kor 1:7 - “Demikianlah kamu tidak kekurangan dalam suatu karuniapun sementara kamu menantikan penyataan Tuhan kita Yesus Kristus.”.

KJV: ‘the coming of our Lord Jesus Christ:’ [= kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus:].
RSV: ‘the revealing of our Lord Jesus Christ;’ [= penyataan / wahyu Tuhan kita Yesus Kristus].
NIV: ‘our Lord Jesus Christ to be revealed.’ [= Tuhan kita Yesus Kristus untuk dinyatakan.].
NASB: ‘the revelation of our Lord Jesus Christ,’ [= wahyu / penyataan Tuhan kita Yesus Kristus,].

2Tesalonika 1:7 - “dan untuk memberikan kelegaan kepada kamu yang ditindas, dan juga kepada kami, pada waktu Tuhan Yesus dari dalam sorga menyatakan diriNya bersama-sama dengan malaikat-malaikatNya, dalam kuasaNya, di dalam api yang bernyala-nyala,”.
KJV/NASB: ‘the Lord Jesus shall be revealed from heaven’ [= Tuhan Yesus akan dinyatakan dari surga].
RSV/NIV: ‘the Lord Jesus is revealed from heaven’ [= Tuhan Yesus dinyatakan dari surga].

1Petrus 1:7 - “Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu - yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api - sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diriNya.”.
KJV: ‘the appearing of Jesus Christ:’ [= pemunculan Yesus Kristus:].
RSV/NASB: ‘the revelation of Jesus Christ.’ [= penyataan Yesus Kristus.].
NIV: ‘Jesus Christ is revealed.’ [= Yesus Kristus dinyatakan].

2Kor 12:1 - “Aku harus bermegah, sekalipun memang hal itu tidak ada faedahnya, namun demikian aku hendak memberitakan penglihatan-penglihatan dan penyataan-penyataan yang kuterima dari Tuhan.”.
KJV/RSV/NASB: ‘revelations of the Lord.’ [= penyataan-penyataan dari Tuhan].
NIV: ‘revelations from the Lord.’ [= penyataan-penyataan dari Tuhan].

Catatan: menurut saya dalam ayat ini HARUS diambil arti pertama.

b. Dalam ay 1 itu dikatakan bahwa Allah mengaruniakan wahyu Yesus Kristus kepada Yesus. Jadi yang menyatakan / pengarang kitab ini bukan Yesus tetapi Allah.
Ay 1: “Inilah wahyu Yesus Kristus, yang dikaruniakan Allah kepadaNya, supaya ditunjukkanNya kepada hamba-hambaNya apa yang harus segera terjadi. Dan oleh malaikatNya yang diutusNya, Ia telah menyatakannya kepada hambaNya Yohanes.”.

c. Ini sesuai dengan apa yang ada dalam Kitab Wahyu ini: suatu wahyu yang menyatakan Yesus Kristus kepada kita.

d. Seluruh Kitab Suci obyeknya adalah Kristus.
John Stott setuju dengan Hoeksema.

Knox Chamblin menerima arti pertama, tetapi menambahkan bahwa mungkin arti ke 2 juga tercakup, karena misalnya Wah 1:12-13 jelas menyatakan Yesus Kristus.

Wah 1:12-13 - “(12) Lalu aku berpaling untuk melihat suara yang berbicara kepadaku. Dan setelah aku berpaling, tampaklah kepadaku tujuh kaki dian dari emas. (13) Dan di tengah-tengah kaki dian itu ada seorang serupa Anak Manusia, berpakaian jubah yang panjangnya sampai di kaki, dan dadanya berlilitkan ikat pinggang dari emas.”.

Jadi, Yesus menyatakan Kitab Wahyu, dan Yesus dinyatakan oleh Kitab Wahyu. Beberapa penafsir lain, seperti Homer Hailey dan Beasley-Murray juga menggabungkan kedua arti ini.

2) ‘yang dikaruniakan Allah kepadaNya’ (ay 1).

Ini menunjukkan bahwa Allah Bapa memberi firman kepada Yesus, dan lalu Yesus memberikannya kepada manusia (bdk. Yoh 7:16 Yoh 12:49 Yoh 14:10b Yoh 17:7-8).

Yohanes 7:16 - “Jawab Yesus kepada mereka: ‘AjaranKu tidak berasal dari diriKu sendiri, tetapi dari Dia yang telah mengutus Aku.”.

Yohanes 12:49 - “Sebab Aku berkata-kata bukan dari diriKu sendiri, tetapi Bapa, yang mengutus Aku, Dialah yang memerintahkan Aku untuk mengatakan apa yang harus Aku katakan dan Aku sampaikan.”.

Yoh 14:10b - “Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diriKu sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaanNya.”.

Yohanes 17:7-8 - “(7) Sekarang mereka tahu, bahwa semua yang Engkau berikan kepadaKu itu berasal dari padaMu. (8) Sebab segala firman yang Engkau sampaikan kepadaKu telah Kusampaikan kepada mereka dan mereka telah menerimanya. Mereka tahu benar-benar, bahwa Aku datang dari padaMu, dan mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.”.
Kristus menerima wahyu dari Allah, karena Kristus ditinjau sebagai manusia, sekalipun pemberian wahyu ini terjadi setelah pemuliaan Kristus.

Perlu diingat bahwa sebetulnya ayat-ayat di atas ini memungkinkan arti yang berbeda. Sebagai contoh, mari kita baca tafsiran William Hendriksen tentang Yoh 14:10.

William Hendriksen (tentang Yoh 14:10): “Whenever Jesus speaks, the Father works by means of this speaking. Every word of Jesus is a work of the Father! This, however, does not mean that the Father is acting like a ventriloquist who speaks through his dummy. On the contrary, the Son speaks the mind of the Father BECAUSE THIS IS ALSO HIS OWN MIND.” [= Kapanpun Yesus berbicara, Bapa bekerja dengan cara / jalan pembicaraan ini. Setiap kata dari Yesus adalah suatu pekerjaan dari Bapa! Tetapi, ini tidak berarti bahwa Bapa sedang bertindak seperti seorang pembicara suara perut yang berbicara melalui bonekanya. Sebaliknya, Anak mengucapkan pikiran dari Bapa, KARENA INI JUGA ADALAH PIKIRANNYA SENDIRI.].

Jadi kata-kata “tidak Aku katakan dari diriKu sendiri” dalam Yoh 14:10 artinya adalah “tidak Aku katakan dari diriKu sendiri SAJA”.

3) ‘supaya ditunjukkanNya kepada hamba-hambaNya’ (ay 1).

a) Kata ‘servants’ [= pelayan-pelayan] dalam terjemahan KJV/RSV/NIV kurang kuat, karena seharusnya adalah ‘slaves’ [= hamba-hamba].

b) Kata ‘hamba’ ini tidak menunjuk hanya kepada golongan kristen tertentu seperti rasul, pendeta, dsb, tetapi semua orang yang percaya (bdk. Ef 6:6).

Ef 6:5-6 - “(5) Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia dengan takut dan gentar, dan dengan tulus hati, sama seperti kamu taat kepada Kristus, (6) jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan hati orang, tetapi sebagai HAMBA-HAMBA KRISTUS yang dengan segenap hati melakukan kehendak Allah,”.

Karena itu selalulah ingat bahwa saudara adalah ‘hamba Allah’.

c) Ay 1 ini mengatakan ‘hamba-hambaNya’ mungkin untuk menekankan KETAATAN dan PELAYANAN, yang memang merupakan tugas seorang hamba terhadap tuannya. Orang yang taat dan melayani ini yang mengalami penderitaan dan penganiayaan, dan yang paling membutuhkan Kitab Wahyu ini, dan juga paling akan mendapatkan berkat dari kitab Wahyu ini. Karena itu, kalau saudara bukanlah orang yang taat kepada Tuhan dan melayani Tuhan, maka jangan terlalu heran kalau saudara bukan saja tidak terlalu mendapat berkat dari Kitab Wahyu ini, dan bahkan tidak terlalu bisa mengerti Kitab Wahyu ini.

4) ‘apa yang harus segera terjadi’ (ay 1 bdk. 22:6).

Wah 22:6 - “Lalu Ia berkata kepadaku: ‘Perkataan-perkataan ini tepat dan benar, dan Tuhan, Allah yang memberi roh kepada para nabi, telah mengutus malaikatNya untuk menunjukkan kepada hamba-hambaNya apa yang harus segera terjadi.’”.

2 hal yang perlu disoroti dari bagian ini:
a) ‘harus’.

Herman Hoeksema: “It is good for us to know, as we look about us in the world, that the things that take place MUST come to pass. This MUST expresses the necessity of all events of this present time from a two-fold aspect. First of all, it points us to the eternal and perfect and all-wise counsel of the Almighty as the ultimate reason and ground of this necessity. All things are but the unfolding of the eternal good pleasure of the Most High. They are, indeed, determined. All things are determined, large and small, good and evil. But they are determined not by cruel fate or blind force, but by the counsel of the all-wise Creator of all things.” [= Adalah baik bagi kita untuk tahu, pada saat kita melihat sekitar kita dalam dunia ini, bahwa hal-hal yang terjadi HARUS terjadi. Kata ‘HARUS’ ini menyatakan keharusan dari semua peristiwa jaman sekarang ini dari 2 aspek. Pertama-tama, itu menunjuk pada rencana yang kekal dan sempurna dan bijaksana dari Yang Mahakuasa sebagai alasan dan dasar yang terakhir dari keharusan ini. Segala sesuatu hanya merupakan pembukaan / penyingkapan dari keinginan baik yang kekal dari Yang Mahatinggi. Mereka memang ditentukan. Segala sesuatu ditentukan, besar dan kecil, baik dan jahat. Tetapi mereka ditentukan bukan oleh nasib / takdir yang kejam atau kekuatan yang buta, tetapi oleh rencana dari Pencipta yang bijaksana dari segala sesuatu.] - hal 8.

Pulpit Commentary: “Must (DEI); because God has so decreed. This Divine ‘must’ is frequent in the Gospel (3:14,30; 9:4; 10:16; 12:34; 20:9).” [= Harus (DEI); karena Allah telah menetapkan demikian. Ke‘harus’an ilahi ini sering ada dalam Injil (3:14,30; 9:4; 10:16; 12:34; 20:9).] - hal 2.

Catatan: yang dimaksud dengan ‘the Gospel’ / ‘Injil’ dalam kutipan di atas ini adalah Injil Yohanes.

Yoh 3:14,30 - “(14) Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, ... (30) Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.”.

Yohanes 9:4 - “Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja.”.

Yohanes 10:16 - “Ada lagi padaKu domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suaraKu dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala.”.

Yohanes 12:34 - “Lalu jawab orang banyak itu: ‘Kami telah mendengar dari hukum Taurat, bahwa Mesias tetap hidup selama-lamanya; bagaimana mungkin Engkau mengatakan, bahwa Anak Manusia harus ditinggikan? Siapakah Anak Manusia itu?’”.

Yohanes 20:9 - “Sebab selama itu mereka belum mengerti isi Kitab Suci yang mengatakan, bahwa Ia harus bangkit dari antara orang mati.”.

Catatan: saya berpendapat dalam Yoh 9:4 kata ‘harus’ itu harus diartikan sebagai suatu perintah, bukan dalam arti bahwa itu adalah ketetapan / rencana Allah.

Geoffrey B. Wilson, waktu menggunakan kata ‘must’ [= harus] dalam bagian ini, lalu memberikan keterangan dalam kurung terhadap kata ‘must’ ini, dan keterangan itu berbunyi ‘of divine necessity’ [= dari keharusan ilahi]. Ia lalu berkata:

“Christians may never regard history as a random and meaningless succession of events, because they know that whatever happens must serve to advance the divine plan of salvation (Rom. 8:28,35-39).” [= Orang-orang kristen tidak pernah boleh menganggap sejarah sebagai rentetan peristiwa-peristiwa yang sembarangan dan tak berarti, karena mereka tahu bahwa apapun yang terjadi harus menolong / bermanfaat untuk memajukan / melanjutkan rencana ilahi tentang keselamatan (Ro 8:28,35-39).] - hal 15.

Ro 8:28,35-39 - “(28) Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. ... (35) Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang? (36) Seperti ada tertulis: ‘Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan.’ (37) Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita. (38) Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, (39) atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.”.


Penerapan: Renungkan segala kekacauan di negara kita pada tahun 1997-1998, seperti krisis ekonomi, penjarahan / kerusuhan masal, pergantian Presiden, dsb. Juga apapun yang terjadi setelahnya, pergantian Presiden-presiden / gubernur-gubernur dan sebagainya. Semua itu bukanlah sekedar peristiwa-peristiwa yang terjadi secara kebetulan atau sembarangan dan tak punya arah! Semua ini merupakan Rencana Allah dan pekerjaan Allah / Providence of God.

Bdk. Amos 3:6 - “Adakah sangkakala ditiup di suatu kota, dan orang-orang tidak gemetar? Adakah terjadi malapetaka di suatu kota, dan TUHAN tidak melakukannya?”.

MazMUR 75:7-8 - “(7) Sebab bukan dari timur atau dari barat dan bukan dari padang gurun datangnya peninggian itu, (8) tetapi Allah adalah Hakim: direndahkanNya yang satu dan ditinggikanNya yang lain.”.

Dan karena itu semua itu pasti berguna untuk kita dan pasti memajukan rencana Allah tentang keselamatan! Karena itu janganlah memandang semua ini dengan rasa takut, pesimis, kuatir, putus asa, dsb, tetapi pandanglah semua itu dengan iman, pengharapan dan sukacita!

b) ‘segera’.
Ada macam-macam penafsiran tentang kata ‘segera’ ini.

1. Golongan Preterist sangat menekankan kata ‘segera’ ini, dan mereka mengartikan bahwa seluruh Kitab Wahyu harus digenapi pada saat yang dekat dengan penulisan Kitab Wahyu.
Tetapi Herman Hoeksema menolak penafsiran ini dengan berkata: “This expression cannot be used to sustain the view that practically the entire contents of the Book of Revelation must be considered as being fulfilled with the destruction of the Roman Empire.” [= Ungkapan ini tidak dapat dipakai untuk mendukung pandangan yang mengatakan bahwa secara praktis seluruh isi Kitab Wahyu harus dianggap digenapi dengan kehancuran kekaisaran Romawi.].

Perlu diingat bahwa dalam Kitab Suci ‘segera’ tidak selalu bisa diartikan ‘segera’ dari sudut pandang kita. Misalnya:

a. Banyak ayat yang menunjukkan bahwa Yesus akan SEGERA datang, seperti 1Pet 4:7 Wah 3:11 Wah 22:7,12.

1PetRUS 4:7 - “Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa.”.

WahYU 3:11 - “Aku datang segera. Peganglah apa yang ada padamu, supaya tidak seorangpun mengambil mahkotamu.”.

Wah 22:7,12 - “(7) ‘Sesungguhnya Aku datang segera. Berbahagialah orang yang menuruti perkataan-perkataan nubuat kitab ini!’ ... (12) ‘Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upahKu untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya.”.
Tiga text yang terakhir ini menggunakan kata Yunani yang sama dengan yang diterjemahkan ‘segera’ dalam Wah 1:1 ini. Tetapi, lebih dari 20 abad telah berlalu dan Tuhan Yesus belum datang keduakalinya.

b. Kata ‘segera’ / ‘shortly’ (ay 1) juga digunakan dalam Ro 16:20 - “Semoga Allah, sumber damai sejahtera, SEGERA akan menghancurkan Iblis di bawah kakimu.”, tetapi apa yang dikatakan dalam Ro 16:20 itu tidak terjadi dengan segera, bahkan belum terjadi sampai saat ini.

2. Ada yang menafsirkan bahwa ‘shortly’ artinya adalah quickly [= dengan cepat] atau suddenly [= dengan tiba-tiba].

Terjemahan ini memang memungkinkan karena di sini digunakan kata bahasa Yunani TAKHEOS, yang dalam suatu kamus Yunani - Inggris diterjemahkan ‘quickly’ [= dengan cepat], ‘at once’ [= segera / seketika itu juga], ‘soon’ [= segera].

Ada penafsir yang memilih terjemahan ‘quickly’ [= dengan cepat], dan lalu mengatakan bahwa pada saat yang tepat (ini bisa terjadi ribuan tahun setelah saat penulisan Kitab Wahyu, jadi ini tidak segera terjadi), penggenapan dimulai, dan pada saat itu maka peristiwa-peristiwa yang merupakan penggenapan Kitab Wahyu itu akan terjadi berturut-turut secara cepat. Jadi maksudnya penggenapan itu bukannya terjadi satu, lalu menunggu ratusan tahun lagi baru terjadi penggenapan yang kedua dst, tetapi peristiwa-peristiwa penggenapan itu terjadi susul menyusul secara cepat.

Keberatan terhadap penafsiran ini: Sekalipun penafsiran ini bisa membereskan kata ‘shortly’ / ‘segera’ dalam ay 1, tetapi tidak bisa membereskan kata-kata ‘waktunya sudah dekat’ dalam ay 3.

Ay 1,3: “(1) Inilah wahyu Yesus Kristus, yang dikaruniakan Allah kepadaNya, supaya ditunjukkanNya kepada hamba-hambaNya apa yang harus segera terjadi. Dan oleh malaikatNya yang diutusNya, Ia telah menyatakannya kepada hambaNya Yohanes. ... (3) Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah dekat.”.

3. Robert H. Mounce (NICNT): “The most satisfying solution is to take the word in a straightforward sense, remembering that in the prophetic outlook the end is always imminent.” [= Penyelesaian yang paling memuaskan adalah mengambil kata itu apa adanya, mengingat bahwa dalam pandangan nubuatan, akhir itu selalu dekat.] - hal 65.

4. ‘apa yang harus segera terjadi’ (ay 1) dan ‘waktunya sudah dekat’ (ay 3) bisa diartikan bahwa penggenapan Kitab Wahyu ini akan mulai terjadi dalam waktu dekat. Jadi, penggenapan-penggenapan yang awal akan segera terjadi (dekat dengan saat penulisan Kitab Wahyu), tetapi penggenapan selanjutnya bisa terjadi lama setelah itu.

5. Penafsir lain menghubungkan dengan 2Pet 3:8 yang berbunyi: “Akan tetapi, saudara-saudaraku yang kekasih, yang satu ini tidak boleh kamu lupakan, yaitu, bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari.”.
A. T. Robertson: “It is a relative term to be judged in the light of 2Pet. 3:8 according to God’s clock, not ours.” [= Ini adalah istilah yang relatif dinilai dalam terang 2Pet 3:8 menurut jam / waktu Allah, bukan jam / waktu kita.] - hal 283.

Keberatan terhadap penafsiran ini: apakah penerima surat Wahyu juga melihatnya dari sudut pandang Tuhan sesuai 2Pet 3:8?

Jawaban terhadap keberatan ini: dalam bagian lain dalam Kitab Suci juga sering dikatakan bahwa Yesus akan segera datang kembali, dan semua harus ditafsirkan menggunakan 2Pet 3:8 (baca 2Pet 3:3-8!!). Kalau penerima Wahyu tidak melihatnya seperti itu, itu kesalahan mereka sendiri.

5) ‘Dan oleh malaikatNya yang diutusNya, Ia telah menyatakannya kepada hambaNya Yohanes’ (ay 1).
a) ‘oleh malaikatNya yang diutusNya’.

Kristus menggunakan malaikat untuk memberikan wahyu ini kepada Yohanes (bdk. 22:6). Kitab Wahyu dimulai (1:17-20) dan diakhiri oleh Kristus sendiri (22:12-16), tetapi bagian utama diberikan melalui seorang malaikat. Malaikat ini tidak diceritakan sampai 17:1,7,15 (bdk. 19:9 21:9 22:1,6,9).

Wah 17:1,7,15 - “(1) Lalu datanglah seorang dari ketujuh malaikat, yang membawa ketujuh cawan itu dan berkata kepadaku: ‘Mari ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu putusan atas pelacur besar, yang duduk di tempat yang banyak airnya. ... (7) Lalu kata malaikat itu kepadaku: ‘Mengapa engkau heran? Aku akan mengatakan kepadamu rahasia perempuan itu dan rahasia binatang yang memikulnya, binatang yang berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh itu. ... (15) Lalu ia berkata kepadaku: ‘Semua air yang telah kaulihat, di mana wanita pelacur itu duduk, adalah bangsa-bangsa dan rakyat banyak dan kaum dan bahasa.”.

WahYU 19:9 - “Lalu ia berkata kepadaku: ‘Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba.’ Katanya lagi kepadaku: ‘Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah.’”.

WahYU 21:9 - “Maka datanglah seorang dari ketujuh malaikat yang memegang ketujuh cawan, yang penuh dengan ketujuh malapetaka terakhir itu, lalu ia berkata kepadaku, katanya: ‘Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan, mempelai Anak Domba.’”.

Wah 22:1,6,9 - “(1) Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu. ... (6) Lalu Ia berkata kepadaku: ‘Perkataan-perkataan ini tepat dan benar, dan Tuhan, Allah yang memberi roh kepada para nabi, telah mengutus malaikatNya untuk menunjukkan kepada hamba-hambaNya apa yang harus segera terjadi.’ ... (9) Tetapi ia berkata kepadaku: ‘Jangan berbuat demikian! Aku adalah hamba, sama seperti engkau dan saudara-saudaramu, para nabi dan semua mereka yang menuruti segala perkataan kitab ini. Sembahlah Allah!’”.
Catatan: saya berpendapat kata ‘Ia’ dalam Wah 22:6 ini tak seharusnya diawali dengan huruf besar. Ini bukan menunjuk kepada Allah / Yesus tetapi kepada malaikat itu.
NIV: ‘The angel said to me,’ [= Malaikat itu berkata kepadaku,].

Malaikat itu memberikan penglihatan-penglihatan kepada Yohanes (bdk. 22:6). Karena itu dalam ay 2 akhir dikatakan ‘segala sesuatu yang telah dilihatnya’. Tidak diketahui seberapa banyak yang dimengerti oleh Yohanes sendiri tentang penglihatan itu, karena memang pada waktu seorang nabi memberikan suatu nubuat, ia hanya menjadi juru bicara dari Tuhan, sehingga belum tentu ia mengerti sepenuhnya apa yang ia katakan.

1Petrus 1:10-12 - “(10) Keselamatan itulah yang diselidiki dan diteliti oleh nabi-nabi, yang telah bernubuat tentang kasih karunia yang diuntukkan bagimu. (11) Dan mereka meneliti saat yang mana dan yang bagaimana yang dimaksudkan oleh Roh Kristus, yang ada di dalam mereka, yaitu Roh yang sebelumnya memberi kesaksian tentang segala penderitaan yang akan menimpa Kristus dan tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudah itu. (12) Kepada mereka telah dinyatakan, bahwa mereka bukan melayani diri mereka sendiri, tetapi melayani kamu dengan segala sesuatu yang telah diberitakan sekarang kepada kamu dengan perantaraan mereka, yang oleh Roh Kudus, yang diutus dari sorga, menyampaikan berita Injil kepada kamu, yaitu hal-hal yang ingin diketahui oleh malaikat-malaikat.”.

Ayat / text ini menunjukkan bahwa nabi-nabi itu menyelidiki dan meneliti nubuat mereka sendiri, dan ini jelas menunjukkan ada ketidakmengertian tentang apa yang mereka nubuatkan.

Pemberian suatu seri penglihatan oleh malaikat kepada rasul Yohanes yang lalu dituliskan menjadi Kitab Wahyu, menunjukkan bahwa dalam penulisan Kitab Wahyu ini ada lebih sedikit elemen manusia dibandingkan dengan kitab-kitab lain dalam Kitab Suci, seperti surat-surat yang penulisannya melalui pemikiran manusia!

James B. Ramsey: “In this book there is less of the human element than in any other book of Scripture. Its revelations are not first passed through a human mind, and moulded by its habits of thinking and forms of speech to the degree that the apostolic epistles are. It is a simple report of the divine words or the divine symbols which he heard and saw.” [= Dalam kitab ini ada lebih sedikit elemen manusia dari pada dalam kitab lain manapun dalam Kitab Suci. Pewahyuannya tidak melewati pikiran manusia lebih dulu, dan dibentuk oleh kebiasaan-kebiasaan berpikirnya dan bentuk ucapan, sampai pada tingkatan yang ada dalam surat-surat rasul-rasul. Ini adalah sekedar suatu laporan tentang kata-kata ilahi atau simbol-simbol ilahi yang ia dengar dan lihat.] - hal 35.

Catatan: tetapi awas! Ini tidak berarti bahwa Kitab Wahyu mempunyai otoritas lebih tinggi dari pada bagian lain dari Kitab Suci, atau mempunyai tingkat kebenaran yang lebih tinggi dari bagian Kitab Suci yang lain!

James B. Ramsey langsung melanjutkan: “And perhaps more than any other book of the New Testament does this bear upon its very face the signature of its divine author. No man, with any tolerable knowledge of the powers of the human mind, and the productions of genius in different nations and ages, can deliberately and candidly read this book, in connection with the other Scriptures, and then admit the possibility of its mere human origin.” [= Dan mungkin Kitab Wahyu ini mengandung pada wajahnya tanda tangan dari pengarang ilahinya, lebih dari kitab lain manapun dari Perjanjian Baru. Tidak seorangpun, dengan pengetahuan yang cukup baik tentang pikiran manusia dan hasil-hasil kecerdasan pikiran dalam bermacam-macam bangsa dan jaman, bisa secara hati-hati dan jujur membaca kitab ini, dalam hubungannya dengan bagian Kitab Suci yang lain, dan lalu mengakui kemungkinan bahwa kitab ini berasal-usul hanya dari manusia.] - hal 35.

Catatan: karena itu agak aneh bahwa justru kitab ini termasuk salah satu kitab yang masuk kanon Alkitab belakangan.

b) ‘menyatakannya’.
Ay 1 (RSV): ‘made it known’ [= menyatakannya].
Memang bisa diterjemahkan seperti ini, seperti dalam Kis 25:27 - “Sebab pada hematku tidaklah wajar untuk mengirim seorang tahanan dengan tidak menyatakan tuduhan-tuduhan yang diajukan terhadap dia.’”.

Ay 1 (KJV): ‘signified’ [= menandakan / menyatakan dengan tanda / simbol].
Kata Yunani yang digunakan adalah ESEMANEN, yang berasal dari kata Yunani SEMANEIN yang berarti ‘to signify’ [= menandakan / menyatakan dengan tanda / simbol]. Sedangkan kata bendanya adalah SEMEIA, yang berarti ‘signs’ [= tanda-tanda]. Karena itu jangan heran kalau hampir seluruh Kitab Wahyu ini dipenuhi dengan simbol.

Herman Hoeksema: “... He signified it. This means that He cast it into the form of signs and symbols derived from our earthly life and experience. ... It seems to imply that the form in which Christ imparted this revelation to His servant John differs from the form in which Christ Himself received from God. Christ is heavenly, the Lord of heaven, the resurrected Lord in glory. He is able to receive the revelation of heavenly things directly, in heavenly form. But we are still earthly, in our humiliated body. And we cannot receive the revelation of heavenly things in other than earthly form, signs and symbols.” [= ... Ia menyatakannya dengan tanda. Ini berarti bahwa Ia membuatnya ke dalam bentuk dari tanda-tanda dan simbol-simbol yang diambil dari hidup dan pengalaman duniawi kita. ... Kelihatannya ini menunjukkan bahwa bentuk dalam mana Kristus memberikan wahyu ini kepada hambaNya Yohanes berbeda dengan bentuk dalam mana Kristus sendiri menerimanya dari Allah. Kristus bersifat surgawi, Tuhan dari surga, Tuhan yang bangkit dalam kemuliaan. Ia bisa menerima wahyu dari hal-hal surgawi secara langsung, dalam bentuk surgawi. Tetapi kita tetap bersifat duniawi, dalam tubuh kita yang hina. Dan kita tidak dapat menerima wahyu dari hal-hal surgawi dalam bentuk lain selain bentuk duniawi, tanda-tanda dan simbol-simbol.] - hal 11.

Saya berpendapat bahwa ini merupakan suatu pukulan yang berat bagi golongan Futurist yang selalu ingin menghurufiahkan Kitab Wahyu ini.

c) ‘hambaNya Yohanes’ (ay 1).

1. ‘Yohanes’ di sini (ay 1,4,9) pada umumnya dianggap sebagai rasul Yohanes, sekalipun juga banyak yang menolak hal ini. Tetapi hal ini tidak terlalu penting dalam penafsiran kitab Wahyu ini.


2. Wahyu 1:1-3 menyatakan Yohanes sebagai orang ke 3, padahal dalam Wah 1:9-dstnya Yohanes menyatakan diri sebagai orang pertama (‘aku’), dan menurut Gregg ini menunjukkan adanya seorang lain (penjaga surat) yang mungkin menambahkan bagian ini sebagai pengantar singkat dan sebagai dukungan (Catatan: hal yang mirip dengan ini terjadi dalam Yoh 21:24). Tetapi Gregg mengatakan bahwa tidak semua penafsir setuju hal ini, ada yang menganggap bahwa Wah 1:1-3 tetap ditulis oleh Yohanes sendiri.

Catatan:
Tunggal Jamak
Orang pertama I [= saya] We [= kami]
Orang kedua You [= kamu] You [= kamu]
Orang ketiga He / She [= dia] They [= mereka].
-bersambung-
Next Post Previous Post