KITAB HAKIM-HAKIM 1:1-7 (2)

PDT. BUDI ASALI, M. DIV.
Hakim-Hakim 1:1-7 - “(1) Sesudah Yosua mati, orang Israel bertanya kepada TUHAN: ‘Siapakah dari pada kami yang harus lebih dahulu maju menghadapi orang Kanaan untuk berperang melawan mereka?’ (2) Firman TUHAN: ‘Suku Yehudalah yang harus maju; sesungguhnya telah Kuserahkan negeri itu ke dalam tangannya.’ (3) Lalu berkatalah Yehuda kepada Simeon, saudaranya itu: ‘Majulah bersama-sama dengan aku ke bagian yang telah diundikan kepadaku dan baiklah kita berperang melawan orang Kanaan, maka akupun akan maju bersama-sama dengan engkau ke bagian yang telah diundikan kepadamu.’ Lalu Simeon maju bersama-sama dengan dia. (4) Maka majulah suku Yehuda, lalu TUHAN menyerahkan orang Kanaan dan orang Feris ke dalam tangan mereka, dan mereka memukul kalah orang-orang itu dekat Bezek, sepuluh ribu orang banyaknya. (5) Di Bezek mereka menjumpai Adoni-Bezek dan berperang melawan dia, dan mereka memukul kalah orang Kanaan dan orang Feris. (6) Tetapi Adoni-Bezek melarikan diri, lalu mereka mengejarnya, menangkapnya dan memotong ibu jari dari tangannya dan dari kakinya. (7) Kata Adoni-Bezek: ‘Ada tujuh puluh raja dengan terpotong ibu jari tangan dan kakinya memungut sisa-sisa makanan di bawah mejaku; sesuai dengan yang kulakukan itu, demikianlah dibalaskan Allah kepadaku.’ Kemudian ia dibawa ke Yerusalem dan mati di sana.”.
KITAB HAKIM-HAKIM 1:1-7 (2)
gadget, otomotif, asuransi
III) Yehuda mentaati perintah / petunjuk Tuhan, tetapi mereka mengajak juga suku Simeon (ay 3).

1) Mengajak suku Simeon.

Hakim-Hakim 1: 3: “Lalu berkatalah Yehuda kepada Simeon, saudaranya itu: ‘Majulah bersama-sama dengan aku ke bagian yang telah diundikan kepadaku dan baiklah kita berperang melawan orang Kanaan, maka akupun akan maju bersama-sama dengan engkau ke bagian yang telah diundikan kepadamu.’ Lalu Simeon maju bersama-sama dengan dia.”.

Mengapa suku Yehuda mengajak suku Simeon? Karena daerah suku Simeon ada di tengah-tengah suku Yehuda.

Jamieson, Fausset & Brown: “‘Judah said unto Simeon ... Come up with me.’ Being conterminous tribes (Josh 19:1-2), they had a common interest, and were naturally associated in this enterprise.” [= ‘Yehuda berkata kepada Simeon ... Majulah bersama aku’. Karena merupakan suku-suku yang mempunyai daerah / perbatasan yang sama (Yos 19:1-2), mereka mempunyai suatu kepentingan yang sama, dan secara alamiah bergabung dalam usaha / kegiatan ini.].

Yosua 19:1-9 - “(1) Undian yang keduapun keluarlah bagi suku Simeon, untuk suku bani Simeon menurut kaum-kaum mereka. Milik pusaka mereka ada di tengah-tengah milik pusaka bani Yehuda. (2) Sebagai milik warisan mereka menerima: Bersyeba, Syeba, Molada, (3) Hazar-Sual, Bala, Ezem, (4) Eltolad, Betul, Horma, (5) Ziklag, Bet-Hamarkabot, Hazar-Susa, (6) Bet-Lebaot dan Saruhen: tiga belas kota dengan desa-desanya. (7) En-Rimon, Eter, dan Asan: empat kota dengan desa-desanya; (8) juga segala desa di sekeliling kota-kota tadi, sampai ke Baalat-Beer, yakni Rama yang di Tanah Selatan. Itulah milik pusaka suku bani Simeon menurut kaum-kaum mereka. (9) Milik pusaka bani Simeon diambil dari bagian bani Yehuda. Karena bagian bani Yehuda itu terlalu besar bagi mereka, maka bani Simeon menerima milik pusaka di tengah-tengah mereka.”.

2) Suku Yehuda mau bekerja sama dengan suku yang lain, bahkan dengan suku Simeon yang termasuk kecil dan lemah.

Matthew Henry: “Observe here, 1. That the strongest should not despise but desire the assistance even of those that are weaker. Judah was the most considerable of all the tribes, and Simeon the least considerable, and yet Judah begs Simeon’s friendship, and prays an aid from him; the head cannot say to the foot, ‘I have no need of thee, for we are members one of another.’” [= Perhatikan di sini, 1. Bahwa yang terkuat tidak boleh meremehkan / menghina tetapi menginginkan bantuan bahkan dari mereka yang lebih lemah. Yehuda adalah yang paling banyak / besar dari semua suku, dan Simeon adalah yang paling sedikit / kecil, tetapi Yehuda meminta / memohon persahabatan Simeon, dan meminta suatu bantuan dari dia; kepala tidak bisa berkata kaki, ‘Aku tidak membutuhkan engkau, karena kita adalah anggota-anggota satu dengan yang lain’.].

Catatan: Apakah memang Yehuda adalah suku yang terkuat dan Simeon adalah suku yang terlemah? Ada 2 daftar jumlah orang yang bisa berperang dari suku-suku Israel, dalam Bil 1 dan Bil 26. Kalau dilihat Bil 1 maka Yehuda yang terbanyak, dan Simeon menduduki ranking ke 3. Tetapi dalam Bil 26, Yehuda tetap ranking 1 sedangkan Simeon turun ke ranking paling bawah!

1Korintus 12:20-25 - “(20) Memang ada banyak anggota, tetapi hanya satu tubuh. (21) Jadi mata tidak dapat berkata kepada tangan: ‘Aku tidak membutuhkan engkau.’ Dan kepala tidak dapat berkata kepada kaki: ‘Aku tidak membutuhkan engkau.’ (22) Malahan justru anggota-anggota tubuh yang nampaknya paling lemah, yang paling dibutuhkan. (23) Dan kepada anggota-anggota tubuh yang menurut pemandangan kita kurang terhormat, kita berikan penghormatan khusus. Dan terhadap anggota-anggota kita yang tidak elok, kita berikan perhatian khusus. (24) Hal itu tidak dibutuhkan oleh anggota-anggota kita yang elok. Allah telah menyusun tubuh kita begitu rupa, sehingga kepada anggota-anggota yang tidak mulia diberikan penghormatan khusus, (25) supaya jangan terjadi perpecahan dalam tubuh, tetapi supaya anggota-anggota yang berbeda itu saling memperhatikan.”.

Dalam gereja manapun selalu ada perbedaan tingkat kekuatan / kemampuan / kekayaan / pendidikan / karunia dan sebagainya, di kalangan jemaatnya. Yang di atas tak boleh meremehkan yang di bawah, tetapi sebaliknya semuanya harus bekerja sama untuk kemuliaan Tuhan!

IV) Mereka menang dalam perang itu.

Hakim-Hakim 1: 4-5: “(4) Maka majulah suku Yehuda, lalu TUHAN menyerahkan orang Kanaan dan orang Feris ke dalam tangan mereka, dan mereka memukul kalah orang-orang itu dekat Bezek, sepuluh ribu orang banyaknya. (5) Di Bezek mereka menjumpai Adoni-Bezek dan berperang melawan dia, dan mereka memukul kalah orang Kanaan dan orang Feris.”.

1) Mereka menang perang, tetapi kemenangan itu diatas-namakan Tuhan, yang memberikan kemenangan itu kepada mereka.

Matthew Henry: “God gave them great success. Whether they invaded the enemy, or the enemy first gave them the alarm, ‘the Lord delivered them into their hand,’ v. 4. Though the army of Judah was strong and bold, yet the victory is attributed to God:” [= Allah memberi mereka sukses yang besar. Pada waktu mereka menyerang musuh, atau musuh itu memberi mereka kekuatiran / ketakutan lebih dulu, ‘Tuhan menyerahkan mereka ke dalam tangan mereka’, ay 4. Sekalipun tentara Yehuda kuat dan berani, tetapi kemenangan dianggap sebagai sesuatu yang disebabkan oleh Allah:].

Matthew Henry mengatakan bahwa hal seperti ini tak ada dalam kalangan orang-orang kafir.

Matthew Henry: “Bishop Patrick observes upon this that we meet not with such religious expressions in the heathen writers, concerning the success of their arms, as we have here and elsewhere in this sacred history. I wish such pious acknowledgments of the divine providence had not grown into disuse at this time with many that are called Christians.” [= Uskup Patrick mengamati hal ini bahwa kita tidak berjumpa dengan ungkapan-ungkapan agamawi seperti itu dalam penulis-penulis kafir, berkenaan dengan sukses dari lengan / kekuatan mereka, seperti kita mendapati di sini dan di tempat lain dalam sejarah kudus ini. Saya berharap bahwa pengakuan-pengakuan yang saleh tentang Providensia Ilahi tidak menjadi pengabaian pada saat ini dengan banyak orang yang disebut orang-orang Kristen.].

1Korintus 3:5-7 - “(5) Jadi, apakah Apolos? Apakah Paulus? Pelayan-pelayan Tuhan yang olehnya kamu menjadi percaya, masing-masing menurut jalan yang diberikan Tuhan kepadanya. (6) Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan. (7) Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan.”.

2) Adoni-Bezek lari, tetapi tertangkap dan dipotong ibu jari tangan dan kakinya.

Hakim-Hakim 1: 6: “Tetapi Adoni-Bezek melarikan diri, lalu mereka mengejarnya, menangkapnya dan memotong ibu jari dari tangannya dan dari kakinya.”.

a) Adoni-Bezek.

Matthew Henry: “His name was Adoni-bezek, which signifies, ‘lord of Bezek.’ There have been those that called their lands by ‘their own names’ (Ps. 49:11), but here was one (and there has been many another) that called himself by his land’s name.” [= Namanya adalah Adoni-Bezek, yang berarti, ‘tuan dari Bezek’. Di sana ada mereka yang menyebut tanah / negara mereka dengan ‘nama mereka sendiri’ (Maz 49:12), tetapi di sini ada satu orang (dan di sana telah ada banyak orang lain) yang menyebut dirinya sendiri dengan nama tanah / negara mereka.].

Mazmur 49:12 - “Kubur mereka ialah rumah mereka untuk selama-lamanya, tempat kediaman mereka turun-temurun; mereka menganggap ladang-ladang milik mereka.”.

KJV: ‘they call their lands after their own names.’ [= mereka menyebut tanah-tanah mereka menurut nama-nama mereka sendiri.].

b) Pemotongan ibu jari tangan dan kaki.

Tujuan dari pemotongan seperti ini adalah supaya orang itu tidak akan bisa menggunakan senjata dengan tangannya ataupun mengejar / lari dengan kakinya.

Adam Clarke mengatakan bahwa merupakan suatu kebiasaan / tradisi di antara orang-orang Roma yang tidak menyenangi kehidupan tentara, untuk memotong sendiri ibu jari mereka, sehingga mereka tidak bisa melayani tentara / pasukan. Kadang-kadang orang tua memotong ibu jari anak-anak mereka supaya mereka tidak bisa dipanggil ke dalam tentara / pasukan.

Seorang tentara Romawi, yang telah memotong ibu jari dari kedua anak laki-lakinya untuk mencegah mereka dipanggil pada kehidupan tentara, atas perintah Kaisar Agustus, dijual di depan umum, baik ia maupun semua miliknya.

Clarke juga mengatakan bahwa Calmet mengatakan bahwa bahasa Italia telah mempertahankan / mengawetkan suatu istilah ‘poltrone’, yang berarti orang yang ibu jarinya dipotong, untuk menunjuk seorang tentara yang tidak mempunyai keberanian dan kepahlawanan. Kami (orang-orang yang berbahasa Inggris) menggunakan kata ‘poltroon’ untuk menunjuk seorang pengecut, tanpa mempertimbangkan arti dari kata aslinya.

Adam Clarke: “‘Having their thumbs and their great toes cut off.’ That this was an ancient mode of treating enemies we learn from AElian, who tells us, Var. Hist. l. ii., c. 9, that ‘the Athenians, at the instigation of Cleon, son of Cleaenetus made a decree that all the inhabitants of the island of AEgina should have the thumb cut off from the right hand, so that they might ever after be disabled from holding a spear, yet might handle an oar.’ This is considered by AElian an act of great cruelty; and he wishes to Minerva, the guardian of the city, to Jupiter Eleutherius, and all the gods of Greece, that the Athenians had never done such things. It was a custom among those Romans who did not like a military life, to cut off their own thumbs, that they might not be capable of serving in the army. Sometimes the parents cut off the thumbs of their children that they might not be called into the army. According to Suetonius, in Vit. August., c. 24, a Roman knight, who had cut off the thumbs of his two sons to prevent them from being called to a military life, was, by the order of Augustus publicly sold, both he and his property. ... Calmet remarks that the Italian language has preserved a term poltrone, which signifies one whose thumb is cut off, to designate a soldier destitute of courage and valour. We use ‘poltroon’ to signify a dastardly fellow, without considering the import of the original. There have been found frequent instances of persons maiming themselves, that they might be incapacitated for military duty. I have heard an instance in which a knavish soldier discharged his gun through his hand, that he might be discharged from his regiment.”.

Perang rohani merupakan suatu keharusan bagi setiap orang Kristen. Membuat dirinya tidak bisa ‘berperang’, atau tidak mengusahakan supaya dirinya bisa berperang, jelas merupakan suatu dosa. Sebaliknya, kita harus mengusahakan segala cara (yang tidak bertentangan dengan firman Tuhan!), untuk membuat diri kita BISA BERPERANG DAN BISA BERGUNA SEMAXIMAL MUNGKIN!!!

Beberapa hal yang saya sendiri lakukan untuk hal ini:

1. Membeli buku-buku theologia, tafsiran dsb, juga komputer yang diinstall macam-macam program buku tafsiran, dan program-program yang menolong dalam pelayanan.

2. Mengorbankan hal-hal lain, yang menghambat perang rohani yang saya lakukan!!!

3. Menjaga kesehatan, dan juga mata dan otak, baik dengan olah raga, makanan, suplemen! Untuk bisa melakukan ini, tentu harus ada pengertian yang benar, dan saya mendapatkan pengertian-pengertian itu dengan mempelajari banyak hal-hal tersebut dari Google!

c) Adoni-Bezek juga melakukan hal itu kepada 70 raja yang ia kalahkan.

Ay 7: “Kata Adoni-Bezek: ‘Ada tujuh puluh raja dengan terpotong ibu jari tangan dan kakinya memungut sisa-sisa makanan di bawah mejaku; sesuai dengan yang kulakukan itu, demikianlah dibalaskan Allah kepadaku.’ Kemudian ia dibawa ke Yerusalem dan mati di sana.”.

1. 70 raja.

Adam Clarke: “‘Threescore and ten kings.’ Chieftains, heads of tribes, or military officers. For the word ‘king’ cannot be taken here in its proper and usual sense.” [= ‘Tujuh puluh raja’. Pimpinan-pimpinan, kepala-kepala suku, atau perwira-perwira tentara. Karena kata ‘raja’ di sini tidak bisa diartikan dalam artinya yang tepat / benar dan biasa.].

Jamieson, Fausset & Brown: “‘Threescore and ten kings.’ So great a number will not appear strange, when it is considered that, anciently, every ruler of a city or large town was called a king.” [= ‘Tujuh puluh raja’. Bilangan yang begitu besar tidak akan terlihat aneh, pada waktu dipertimbangkan bahwa, pada jaman kuno / dulu, setiap penguasa / pemerintah dari suatu kota atau kota yang besar disebut seorang raja.].

2. Ini menunjukkan bahwa sebelum perang dengan Israel di Kanaan ada banyak perang antar mereka sendiri.

Barnes’ Notes: “‘Threescore and ten kings.’ We may infer from this number of conquered kings, that the intestine wars of the Canaanites were among the causes which, under God’s Providence, weakened their resistance to the Israelites.” [= ‘Tujuh puluh raja’. Kita bisa menyimpulkan dari bilangan raja-raja yang dikalahkan ini, bahwa perang internal / domestik dari orang-orang Kanaan adalah di antara penyebab-penyebab yang, di bawah Providensia Allah, melemahkan pertahanan mereka terhadap orang-orang Israel.].

Merupakan sesuatu yang positif kalau ‘musuh-musuh’ kita saling berperang sendiri, tetapi yang terjadi saat ini adalah kita yang saling berperang sendiri, bahkan dalam satu gereja lokal!!! Ini melemahkan kita, dan harus sangat diperhatikan dan dihindarkan, dan sebaliknya kita mengusahakan persatuan / kesatuan, selama itu bukan dengan gereja-gereja sesat.

3. ‘memungut sisa-sisa makanan di bawah mejaku’.

Adam Clarke: “I think this was a proverbial mode of expression, to signify reduction to the meanest servitude; for it is not at all likely that seventy kings, many of whom must have been contemporaries, were placed under the table of the king of Bezek and there fed; as in the houses of poor persons the dogs are fed with crumbs and offal, under the table of their owners.” [= Saya pikir ini adalah suatu ungkapan yang bersifat pepatah, untuk menunjukkan perendahan pada perhambaan yang paling hina / rendah; karena sama sekali tidak mungkin bahwa 70 raja, banyak di antara mereka pasti adalah orang-orang yang sejaman, ditempatkan di bawah raja Bezek dan diberi makan di sana; seperti dalam rumah-rumah dari orang-orang miskin anjing-anjing diberi makan dengan remah-remah dan sampah / kotoran, di bawah meja dari pemilik-pemilik mereka.].

4. Kekejaman ini sesuai dengan kekejaman Adoni-Bezek sendiri, dan ia sendiri menyadari hal itu.

Jamieson, Fausset & Brown: “The infliction of such a horrid cruelty on this Canaanite chief would have been a foul stain on the character of the Israelites, if there were not reason for believing it was done by them as an act of retributive justice; and as such it was regarded by Adonibezek himself, whose conscience read his atrocious crimes in their punishment.” [= Hukuman dari kekejaman yang menakutkan seperti itu kepada kepala orang Kanaan ini akan sudah menjadi suatu noda yang kotor pada karakter dari orang-orang Israel, seandainya di sana tak ada alasan untuk percaya bahwa hal itu dilakukan oleh mereka sebagai suatu tindakan keadilan yang bersifat pembalasan; dan dianggap seperti itu oleh Adoni-Bezek sendiri, yang hati nuraninya membaca kejahatan-kejahatannya yang sangat jahat / kejam dalam hukuman mereka.].

Hakim-Hakim 1: 7: “Kata Adoni-Bezek: ‘Ada tujuh puluh raja dengan terpotong ibu jari tangan dan kakinya memungut sisa-sisa makanan di bawah mejaku; sesuai dengan yang kulakukan itu, demikianlah dibalaskan Allah kepadaku.’ Kemudian ia dibawa ke Yerusalem dan mati di sana.”.

Ini tidak berarti hukum karma itu benar. Tetapi Tuhan memang sering membalas kejahatan orang dengan cara yang sama seperti ia menjahati orang, supaya ia sadar betapa tidak enaknya diperlakukan seperti itu.

Matthew Henry: “He was taken prisoner after the battle, and we are here told how they used him; they cut off his thumbs, to disfit him for fighting, and his great toes, that he might not be able to run away, v. 6. It had been barbarous thus to triumph over a man in misery, and that lay at their mercy, but that he was a devoted Canaanite, and one that had in like manner abused others, which probably they had heard of. ... But this indignity which they did him extorted from him an acknowledgment of the righteousness of God, v. 7.” [= Ia dijadikan tawanan setelah pertempuran, dan kita diberi tahu di sini bagaimana mereka memperlakukan dia; mereka memotong ibu jarinya, untuk membuatnya tidak cocok untuk berkelahi, dan ibu jari kakinya, supaya ia tidak bisa lari, ay 6. Merupakan sesuatu yang biadab untuk mengalahkan seseorang dalam penderitaan / siksaan seperti itu, dan yang berada dalam belas kasihan mereka, tetapi bahwa ia adalah seorang Kanaan yang dikutuk, dan seseorang yang telah memberi perlakuan buruk dengan cara yang sama kepada orang-orang lain, yang mungkin telah mereka dengar. ... Tetapi perendahan yang mereka lakukan terhadap dia mendapatkan secara paksa dari dia suatu pengakuan tentang kebenaran Allah, ay 7.].

Adam Clarke: “‘So God hath requited me.’ The king of Bezek seems to have had the knowledge of the true God, and a proper notion of a divine providence. He now feels himself reduced to that state to which he had cruelly reduced others. Those acts in him were acts of tyrannous cruelty; the act toward him was an act of retributive justice.” [= ‘Demikianlah Allah membalaskan kepadaku’. Raja Bezek kelihatannya telah mempunyai pengetahuan tentang Allah yang benar, dan suatu konsep / kepercayaan yang benar tentang providensia ilahi. Sekarang ia merasa dirinya sendiri direndahkan pada keadaan pada mana ia telah secara kejam merendahkan orang-orang lain. Tindakan-tindakannya adalah tindakan-tindakan dari kekejaman yang bersifat tiran; tindakan terhadap dia adalah suatu tindakan dari keadilan yang bersifat pembalasan.].

Kelihatannya Adoni-Bezek hampir sama seperti penjahat yang bertobat di salib. Bedanya penjahat itu bertobat, dia tidak. Dia mungkin mirip seperti Yudas Iskariot.

2Kor 7:8-10 - “(8) Jadi meskipun aku telah menyedihkan hatimu dengan suratku itu, namun aku tidak menyesalkannya. Memang pernah aku menyesalkannya, karena aku lihat, bahwa surat itu menyedihkan hatimu - kendatipun untuk seketika saja lamanya -, (9) namun sekarang aku bersukacita, bukan karena kamu telah berdukacita, melainkan karena dukacitamu membuat kamu bertobat. Sebab dukacitamu itu adalah menurut kehendak Allah, sehingga kamu sedikitpun tidak dirugikan oleh karena kami. (10) Sebab dukacita menurut kehendak Allah menghasilkan pertobatan yang membawa keselamatan dan yang tidak akan disesalkan, tetapi dukacita yang dari dunia ini menghasilkan kematian.”.

e) Hakim-Hakim 1: 7 mengatakan bahwa akhirnya Adoni-Bezek mati, TETAPI BUKAN KARENA DIBUNUH OLEH ISRAEL.

Hakim-Hakim 1: 7: “Kata Adoni-Bezek: ‘Ada tujuh puluh raja dengan terpotong ibu jari tangan dan kakinya memungut sisa-sisa makanan di bawah mejaku; sesuai dengan yang kulakukan itu, demikianlah dibalaskan Allah kepadaku.’ Kemudian ia dibawa ke Yerusalem dan mati di sana.”.

Karena itu hal ini sebetulnya menunjukkan bahwa Israel tidak mentaati Tuhan yang menyuruh membunuh semua orang Kanaan (Ul 7:2).

Ulangan 7:1-2 - “(1) ‘Apabila TUHAN, Allahmu, telah membawa engkau ke dalam negeri, ke mana engkau masuk untuk mendudukinya, dan Ia telah menghalau banyak bangsa dari depanmu, yakni orang Het, orang Girgasi, orang Amori, orang Kanaan, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus, tujuh bangsa, yang lebih banyak dan lebih kuat dari padamu, (2) dan TUHAN, Allahmu, telah menyerahkan mereka kepadamu, sehingga engkau memukul mereka kalah, maka haruslah kamu menumpas mereka sama sekali. Janganlah engkau mengadakan perjanjian dengan mereka dan janganlah engkau mengasihani mereka.”.

Mungkin mereka merasa bahwa apa yang mereka lakukan (pemotongan jari) sudah cukup. Tetapi apa yang kurang dari Firman Tuhan tidak pernah boleh dianggap cukup (bdk. 1Sam 15). Mereka merasa diri lebih bijaksana atau lebih kasih / murah hati dari Tuhan.


1Samuel 15:1-35 - “(1) Berkatalah Samuel kepada Saul: ‘Aku telah diutus oleh TUHAN untuk mengurapi engkau menjadi raja atas Israel, umatNya; oleh sebab itu, dengarkanlah bunyi firman TUHAN. (2) Beginilah firman TUHAN semesta alam: Aku akan membalas apa yang dilakukan orang Amalek kepada orang Israel, karena orang Amalek menghalang-halangi mereka, ketika orang Israel pergi dari Mesir. (3) Jadi pergilah sekarang, kalahkanlah orang Amalek, tumpaslah segala yang ada padanya, dan janganlah ada belas kasihan kepadanya. Bunuhlah semuanya, laki-laki maupun perempuan, kanak-kanak maupun anak-anak yang menyusu, lembu maupun domba, unta maupun keledai.’ (4) Lalu Saul memanggil rakyat berkumpul dan memeriksa barisan mereka di Telaim: ada dua ratus ribu orang pasukan berjalan kaki dan sepuluh ribu orang Yehuda. (5) Setelah Saul sampai ke kota orang Amalek, disuruhnyalah orang-orang menghadang di lembah. (6) Berkatalah Saul kepada orang Keni: ‘Berangkatlah, menjauhlah, pergilah dari tengah-tengah orang Amalek, supaya jangan kulenyapkan kamu bersama-sama dengan mereka. Bukankah kamu telah menunjukkan persahabatanmu kepada semua orang Israel, ketika mereka pergi dari Mesir?’ Sesudah itu menjauhlah orang Keni dari tengah-tengah orang Amalek. (7) Lalu Saul memukul kalah orang Amalek mulai dari Hawila sampai ke Syur, yang di sebelah timur Mesir. (8) Agag, raja orang Amalek, ditangkapnya hidup-hidup, tetapi segenap rakyatnya ditumpasnya dengan mata pedang. (9) Tetapi Saul dan rakyat itu menyelamatkan Agag dan kambing domba dan lembu-lembu yang terbaik dan tambun, pula anak domba dan segala yang berharga: tidak mau mereka menumpas semuanya itu. Tetapi segala hewan yang tidak berharga dan yang buruk, itulah yang ditumpas mereka. (10) Lalu datanglah firman TUHAN kepada Samuel, demikian: (11) ‘Aku menyesal, karena Aku telah menjadikan Saul raja, sebab ia telah berbalik dari pada Aku dan tidak melaksanakan firmanKu.’ Maka sakit hatilah Samuel dan ia berseru-seru kepada TUHAN semalam-malaman. (12) Lalu Samuel bangun pagi-pagi untuk bertemu dengan Saul, tetapi diberitahukan kepada Samuel, demikian: ‘Saul telah ke Karmel tadi dan telah didirikannya baginya suatu tanda peringatan; kemudian ia balik dan mengambil jurusan ke Gilgal.’ (13) Ketika Samuel sampai kepada Saul, berkatalah Saul kepadanya: ‘Diberkatilah kiranya engkau oleh TUHAN; aku telah melaksanakan firman TUHAN.’ (14) Tetapi kata Samuel: ‘Kalau begitu apakah bunyi kambing domba, yang sampai ke telingaku, dan bunyi lembu-lembu yang kudengar itu?’ (15) Jawab Saul: ‘Semuanya itu dibawa dari pada orang Amalek, sebab rakyat menyelamatkan kambing domba dan lembu-lembu yang terbaik dengan maksud untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN, Allahmu; tetapi selebihnya telah kami tumpas.’ (16) Lalu berkatalah Samuel kepada Saul: ‘Sudahlah! Aku akan memberitahukan kepadamu apa yang difirmankan TUHAN kepadaku tadi malam.’ Kata Saul kepadanya: ‘Katakanlah.’ (17) Sesudah itu berkatalah Samuel: ‘Bukankah engkau, walaupun engkau kecil pada pemandanganmu sendiri, telah menjadi kepala atas suku-suku Israel? Dan bukankah TUHAN telah mengurapi engkau menjadi raja atas Israel? (18) TUHAN telah menyuruh engkau pergi, dengan pesan: Pergilah, tumpaslah orang-orang berdosa itu, yakni orang Amalek, berperanglah melawan mereka sampai engkau membinasakan mereka. (19) Mengapa engkau tidak mendengarkan suara TUHAN? Mengapa engkau mengambil jarahan dan melakukan apa yang jahat di mata TUHAN?’ (20) Lalu kata Saul kepada Samuel: ‘Aku memang mendengarkan suara TUHAN dan mengikuti jalan yang telah disuruh TUHAN kepadaku dan aku membawa Agag, raja orang Amalek, tetapi orang Amalek itu sendiri telah kutumpas. (21) Tetapi rakyat mengambil dari jarahan itu kambing domba dan lembu-lembu yang terbaik dari yang dikhususkan untuk ditumpas itu, untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN, Allahmu, di Gilgal.’ (22) Tetapi jawab Samuel: ‘Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan. (23) Sebab pendurhakaan adalah sama seperti dosa bertenung dan kedegilan adalah sama seperti menyembah berhala dan terafim. Karena engkau telah menolak firman TUHAN, maka Ia telah menolak engkau sebagai raja.’ (24) Berkatalah Saul kepada Samuel: ‘Aku telah berdosa, sebab telah kulangkahi titah TUHAN dan perkataanmu; tetapi aku takut kepada rakyat, karena itu aku mengabulkan permintaan mereka. (25) Maka sekarang, ampunilah kiranya dosaku; kembalilah bersama-sama dengan aku, maka aku akan sujud menyembah kepada TUHAN.’ (26) Tetapi jawab Samuel kepada Saul: ‘Aku tidak akan kembali bersama-sama dengan engkau, sebab engkau telah menolak firman TUHAN; sebab itu TUHAN telah menolak engkau, sebagai raja atas Israel.’ (27) Ketika Samuel berpaling hendak pergi, maka Saul memegang punca jubah Samuel, tetapi terkoyak. (28) Kemudian berkatalah Samuel kepadanya: ‘TUHAN telah mengoyakkan dari padamu jabatan raja atas Israel pada hari ini dan telah memberikannya kepada orang lain yang lebih baik dari padamu. (29) Lagi Sang Mulia dari Israel tidak berdusta dan Ia tidak tahu menyesal; sebab Ia bukan manusia yang harus menyesal.’ (30) Tetapi kata Saul: ‘Aku telah berdosa; tetapi tunjukkanlah juga hormatmu kepadaku sekarang di depan para tua-tua bangsaku dan di depan orang Israel. Kembalilah bersama-sama dengan aku, maka aku akan sujud menyembah kepada TUHAN, Allahmu.’ (31) Sesudah itu kembalilah Samuel mengikuti Saul. Dan Saul sujud menyembah kepada TUHAN. (32) Lalu berkatalah Samuel: ‘Bawa ke mari Agag, raja Amalek itu.’ Dengan gembira Agag pergi kepadanya, sebab pikirnya: ‘Sesungguhnya, kepahitan maut telah lewat.’ (33) Tetapi kata Samuel: ‘Seperti pedangmu membuat perempuan-perempuan kehilangan anak, demikianlah ibumu akan kehilangan anak di antara perempuan-perempuan.’ Sesudah itu Samuel mencincang Agag di hadapan TUHAN di Gilgal. (34) Kemudian Samuel pergi ke Rama, tetapi Saul pergi ke rumahnya, di Gibea-Saul. (35) Sampai hari matinya Samuel tidak melihat Saul lagi, tetapi Samuel berdukacita karena Saul. Dan TUHAN menyesal, karena Ia menjadikan Saul raja atas Israel.”.

Contoh:

1. Pada masa krismon atau masa krisis keuangan yang lain, saudara tidak memberi persembahan persepuluhan, atau menguranginya menjadi persembahan perduapuluhan dsb.

2. Tuhan menyuruh kita memberitakan Injil (Mat 28:19), tetapi kita merasa sudah cukup kalau kita mengajak orang ke gereja, mendoakan dia, dsb.

3. Tuhan menyuruh melakukan siasat gerejani terhadap orang-orang kristen yang bersikap tegar tengkuk dalam dosanya (Matius 18:15-17 1Korintus 5:1-13), tetapi gereja menganggap itu sebagai tindakan yang tidak kasih, dan mereka atau membiarkannya, atau hanya memberikan teguran yang lemah lembut kepadanya.

4. Tuhan memerintahkan orang tua menghajar anaknya pada waktunya (Amsal 13:24 19:18), tetapi banyak orang tua lebih mempercayai psikologi dunia / sekuler, dan mereka tidak mentaati perintah Tuhan tersebut.

5. Tuhan melarang kita bergaul secara sembarangan dengan orang-orang jahat, apalagi pacaran / menikah dengan orang yang tidak seiman (1Kor 15:33 2Kor 6:14-18), tetapi kita merasa hal itu terlalu keras, kurang kasih dan sebagainya.
KITAB HAKIM-HAKIM 1:1-7 (2)
-AMIN-
Next Post Previous Post