IBRANI 6:4-10 (ROH KUDUS DAN MURTAD)

Pdt. Budi Asali, M.Div.
IBRANI 6:4-10 (ROH KUDUS DAN MURTAD). Ibrani 6:4-6 - “(Ibrani 6:4) Sebab mereka yang pernah diterangi hatinya, yang pernahmengecap karunia sorgawi, dan yang pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus, (5) dan yang mengecap firman yang baik dari Allah dan karunia-karunia dunia yang akan datang, (6) namun yang murtad lagi, tidak mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian, hingga mereka bertobat, sebab mereka menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri mereka dan menghinaNya di muka umum.”.
IBRANI 6:4-10 (ROH KUDUS DAN MURTAD)
gadget, otomotif, bisnis
I) Bahaya murtad.

Kalau dalam Ibrani 5:11-6:3 penulis surat Ibrani menyatakan kelambanan mereka dalam hal mendengar Firman Tuhan dan betapa kurangnya kemajuan mereka, maka sekarang dalam Ibrani 6:4-6 ia memberikan suatu peringatan akan bahayanya jika mereka terus ada dalam keadaan seperti itu. Ia lalu menceritakan suatu kasus, dimana orang yang setelah mengaku percaya, akhirnya murtad.

John Owen: “The Apostle had told them to whom he is writing that they were slow as to making progress in knowledge and in a suitable practice; he now lets them know the danger that there was in continuing in that slothful condition. That they might be acquainted with their danger, and stirred up to avoid it, he gives them an account of those who, after a profession of the gospel, beginning with a non-proficiency in it, do end in apostasy from it” (= Sang Rasul telah memberitahu mereka, kepada siapa ia sedang menulis, bahwa mereka lamban berkenaan dengan membuat kemajuan dalam pengetahuan dan dalam praktek yang bersesuaian; sekarang ia memberitahu mereka bahaya yang ada kalau terus ada dalam kondisi lamban tersebut. Supaya mereka bisa memahami bahaya mereka, dan digerakkan untuk menghindarinya, ia memberi mereka cerita tentang mereka yang, setelah mengakui Injil, dimulai dengan ketidak-ahlian di dalamnya, berakhir dengan kemurtadan darinya) - ‘Hebrews, abridged’, hal 96.

John Owen: “The connection of the words is included in the causal conjunction, GAR, ‘for.’ It respects the introduction of a reason, for what had been before discoursed, ... And whereas he had manifested that they were slow as to the making of a progress in knowledge and a suitable practice, he lets them here know the danger that there was in continuing in that slothful condition. For not to proceed in the ways of the gospel, and obedience thereunto, is an untoward entrance into a total relinquishment of the one and the other. That therefore they might be acquainted with the danger hereof, and be stirred up to avoid that danger, he gives them an account of those who, after a profession of the gospel, beginning at a non-proficiency under it, do end in apostasy from it” (= ) - ‘Hebrews’, vol 5, hal 72.

Catatan: ini tidak saya terjemahkan karena artinya kurang lebih sama dengan kutipan dari Owen di atas.

Ada 5 hal yang merupakan penggambaran dari orang-orang itu:

1) ‘diterangi hatinya’.

John Owen: “Wherefore, to be ‘enlightened’ in this place is to be instructed in the doctrine of the gospel, so as to have a spiritual apprehension thereof” (= Karena itu, ‘diterangi’ di tempat ini adalah diajar dalam doktrin / ajaran dari Injil, sehingga mempunyai pengertian / kepandaian tentangnya) - ‘Hebrews’, vol 5, hal 74.

John Owen mengatakan bahwa mereka diterangi oleh ajaran injil dan pekerjaan Roh Kudus. Ini merupakan pekerjaan umum dari Roh Kudus. Ini tidak harus menunjukkan bahwa orangnya sudah selamat, karena kata ini bisa digunakan terhadap seseorang yang bukan kristen sejati, misalnya dalam Yoh 1:9.

Yohanes 1:9 - “Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia”.

Catatan: kata Yunani yang diterjemahkan ‘diterangi’ dalam Ibrani 6:4 adalah PHOTISTHENTAS, sedangkan kata Yunani yang diterjemahkan ‘menerangi’ dalam Yoh 1:9 adalah PHOTIZEI, yang jelas berasal dari kata dasar yang sama.

John Owen: “This is the first property whereby the persons intended are described; they are such as were ‘illuminated’ by the instruction they had received in the doctrine of the gospel, and the impression made thereby on their minds by the Holy Ghost; for this is a common work of his, and is here so reckoned. And the apostle would have us know that, - Obs. 1. It is a great mercy, a great privilege, to be enlightened with the doctrine of the gospel, by the effectual working of the Holy Ghost. But, - Obs. 2. It is such a privilege as may be lost, and end in the aggravation of the sin, and condemnation of those who were made partakers of it. And, - Obs. 3. Where there is a total neglect of the due improvement of this privilege and mercy, the condition of such persons is hazardous, as inclining towards apostasy” (= Ini adalah milik yang pertama dengan mana orang-orang yang dimaksudkan digambarkan; mereka adalah sedemikian rupa sebagai telah ‘diterangi’ oleh instruksi / ajaran yang telah mereka terima dalam doktrin dari Injil, dan dengan demikian kesan / pengaruh telah dibuat pada pikiran mereka oleh Roh Kudus; karena ini adalah pekerjaanNya yang umum, dan di sini begitu diperhitungkan. Dan sang rasul ingin kita tahu bahwa, - Pengamatan 1. Merupakan suatu belas kasihan yang besar, hak yang besar, untuk diterangi dengan doktrin dari Injil, oleh pekerjaan yang efektif dari Roh Kudus. Tetapi, - Pengamatan 2. Itu adalah suatu hak yang bisa hilang, dan berakhir dalam bertambahnya dosa, dan penghukuman dari mereka yang telah dibuat menjadi pengambil bagian darinya. Dan, - Pengamatan 3. Dimana ada suatu pengabaian total tentang kemajuan yang seharusnya dari hak dan belas kasihan ini, kondisi dari orang-orang seperti itu adalah berbahaya, karena condong pada kemurtadan) - ‘The Works of John Owen’, vol 5, hal 75.

Untuk lebih memperjelas tentang kasus dimana seseorang mendapatkan pencerahan dan pengetahuan, tetapi ia sendiri tetap terhilang, John Owen memberikan penjelasan tentang 3 macam pengetahuan:

a) Pengetahuan tentang hal-hal rohani yang semata-mata bersifat alamiah (natural) - Owen, ‘Hebrews’, vol 5, hal 75.

Ini didapatkan oleh orangnya sekedar dengan belajar, tanpa pertolongan khusus apapun dari Roh Kudus. Orang yang dengan rajin dan tekun mempelajari Alkitab, sama seperti mereka mempelajari ilmu pengetahuan yang lain, bisa mendapatkan pengetahuan jenis ini, tetapi mereka sama sekali asing terhadap semua karunia rohani.

Pertanyaan: apakah pandangan Owen ini tidak bertentangan dengan 1Kor 2:14?

1Korintus 2:14 - “Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani.”.

Jawab: tidak bertentangan. Mengapa? Karena yang dikatakan sebagai ‘ia tidak dapat memahaminya’ dalam 1Kor 2:14 ini bukanlah tidak bisa mengertinya secara intelektual. Tentu kita bisa mengajarkan Injil kepada orang kafir, dan ia bisa mengertinya semata-mata secara intelektual. Adalah mustahil bahwa kalau kita hanya mengajar bahwa Allah telah menjadi manusia dalam diri Yesus Kristus, lalu mati disalib untuk dosa-dosa kita, sehingga sekarang orang yang percaya akan diselamatkan, dan orang kafir itu sama sekali tidak bisa mengertinya secara intelektual. Jadi, yang dimaksudkan oleh ayat ini dengan kata-kata ‘ia tidak dapat memahaminya’ adalah bahwa ia tidak bisa mengerti / melihat keunggulan atau keindahan dari Injil itu. Sebaliknya, ia bahkan menganggapnya sebagai ‘suatu kebodohan’.

Bdk. 1Kor 1:18,22-23 - “(18) Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah. ... (22) Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat, (23) tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan,”.

Bahwa seseorang bisa menilai Injil sebagai ‘suatu kebodohan’, mensyaratkan bahwa ia mengerti (secara intelektual) tentang Injil itu. Kalau secara intelektual ia tidak mengertinya sama sekali, ia tidak bisa memberikan penilaian apapun.

b) Pengetahuan yang didapatkan seseorang dengan belajar Firman Tuhan dengan pencerahan dari Roh Kudus.

Owen mengatakan bahwa berbeda dengan orang yang hanya belajar Firman Tuhan secara alamiah (point a di atas), yang hanya akan menganggap Injil sebagai kebodohan, maka orang yang di sini akan mendapatkan kepuasan tertentu dari pengertian tentang Injil.

John Owen: “this spiritual illumination gives the mind some satisfaction, with delight and joy, in the things that are known. By that beam whereby it shines into darkness, although it be not fully comprehended, yet it represents the way of the gospel as a way of righteousness, 2 Peter 2:21, which reflects peculiar regard of it on the mind” (= pencerahan rohani ini memberi pikiran suatu kepuasan, dengan kesenangan dan sukacita, dalam hal-hal yang diketahui. Oleh sinar itu dengan mana itu bersinar ke dalam kegelapan, sekalipun itu tidak sepenuhnya dimengerti, tetapi itu menggambarkan / menunjukkan Injil sebagai suatu jalan kebenaran, 2Pet 2:21) -‘Hebrews’, vol 5, hal 76.

2Petrus 2:21 - “Karena itu bagi mereka adalah lebih baik, jika mereka tidak pernah mengenal Jalan Kebenaran dari pada mengenalnya, tetapi kemudian berbalik dari perintah kudus yang disampaikan kepada mereka.”.

Saya juga berpendapat bahwa ayat-ayat di bawah ini berkenaan dengan orang yang mendapat pengertian dengan pencerahan Roh Kudus seperti yang dibicarakan Owen di sini.

1. Matius 13:20-21 - “(20) Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialahorang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira. (21) Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itupun segera murtad”.

2. Matius 19:16-22 - “(16) Ada seorang datang kepada Yesus, dan berkata: ‘Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?’ (17) Jawab Yesus: ‘Apakah sebabnya engkau bertanya kepadaKu tentang apa yang baik? Hanya Satu yang baik. Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah.’ (18) Kata orang itu kepadaNya: ‘Perintah yang mana?’ Kata Yesus: ‘Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, (19) hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.’ (20) Kata orang muda itu kepadaNya: ‘Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?’ (21) Kata Yesus kepadanya: ‘Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.’ (22) Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya”.

3. Markus 6:20 - “sebab Herodes segan akan Yohanes karena ia tahu, bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci, jadi ia melindunginya. Tetapi apabila ia mendengarkan Yohanes, hatinya selalu terombang-ambing, namun ia merasa senang juga mendengarkan dia”.

4. Kis 24:24-25 - “(24) Dan setelah beberapa hari datanglah Feliks bersama-sama dengan isterinya Drusila, seorang Yahudi; ia menyuruh memanggil Paulus, lalu mendengar dari padanya tentang kepercayaan kepada Yesus Kristus. (25) Tetapiketika Paulus berbicara tentang kebenaran, penguasaan diri dan penghakiman yang akan datang, Feliks menjadi takut dan berkata: ‘Cukuplah dahulu dan pergilah sekarang; apabila ada kesempatan baik, aku akan menyuruh memanggil engkau.’”.

c) Pengetahuan yang menyelamatkan dan menguduskan. Ini jelas juga didapatkan dari pencerahan Roh Kudus, tetapi dalam hal ini Ia menambahkan kasih karunia sehingga orang itu diselamatkan.

John Owen: “There is a saving, sanctifying light and knowledge, which this spiritual illumination riseth not up unto; for though it transiently affects the mind with some glances of the beauty, glory, and excellency of spiritual things, yet it doth not give that direct, steady, intuitive insight into them which is obtained by grace. See 2 Corinthians 3:18, 4:4,6. Neither doth it renew, change, or transform the soul into a conformity unto the things known, by planting of them in the will and affections, as a gracious saving light doth, 2 Corinthians 3:18; Romans 6:17, 12:2” [= Di sana ada suatu terang dan pengetahuan yang menyelamatkan dan menguduskan, yang tidak dicapai oleh pencerahan rohani ini (pengetahuan karena pencerahan Roh Kudus pada point b di atas); karena sekalipun itu secara sementara mempengaruhi pikiran dengan beberapa pandangan sekilas dari keindahan, kemuliaan dan keunggulan dari hal-hal rohani, tetapi itu tidak memberikan pengetahuan / pengertian yang langsung, menetap / kokoh / mantap, intuitif ke dalam hal-hal rohani itu, yang didapatkan oleh kasih karunia. Lihat 2Kor 3:18; 4:4,6. Juga itu tidak memperbaharui, mengubah, atau membentuk jiwa ke dalam suatu penyesuaian dengan hal-hal yang diketahui, dengan menanamkan mereka dalam kehendak dan perasaan, seperti yang dilakukan oleh terang yang menyelamatkan, 2Korintus 3:18; Roma 6:17; 12:2] - ‘Hebrews’, vol 5, hal 76.

Catatan:

1. Kata ‘intuition’ berarti ‘the immediate knowing or learning of something without the conscious use of reasoning; instantaneous apprehension’ (= pengenalan atau pengetahuan langsung tentang sesuatu tanpa penggunaan sadar dari pemikiran / pertimbangan; pengertian yang segera / seketika itu juga) - Webster’s New World Dictionary.

2. Saya tak memberikan ayat-ayat referensinya karena tak terlalu penting.

Dari perbandingan point b dan point c di atas, harus disimpulkan bahwa adalah mungkin bagi seseorang untuk bisa belajar Firman Tuhan, dan mendapatkan pengertian karena pencerahan Roh Kudus, tetapi tetap tidak diselamatkan!

Bdk. 2Petrus 1:19 - “Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannyasama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu.”.

Ayat ini jelas menunjukkan bahwa sekalipun firman / Injil menyinari seseorang, tetapi ia harus memperhatikannya, untuk bisa mendapatkan manfaat darinya.

Calvin (tentang 2Pet 1:19): “This is a remarkable passage: we learn from it how God guides us. The Papists have ever and anon in their mouth, that the Church cannot err. Though the word is neglected, they yet imagine that it is guided by the Spirit. But Peter, on the contrary, intimates that all are immersed in darkness who do not attend to the light of the word. Therefore, except thou art resolved wilfully to cast thyself into a labyrinth, especially beware of departing even in the least thing from the rule and direction of the word” [= Ini merupakan suatu text yang luar biasa: kita belajar darinya bagaimana Allah membimbing kita. Para pengikut Paus (orang Katolik)selalu dan segera mengatakan bahwa Gereja (Katolik) tidak bisa salah. Sekalipun firman diabaikan, tetapi mereka mengkhayalkan bahwa Gereja itu dipimpin oleh Roh. Tetapi sebaliknya, Petrus menyatakan bahwa semua yang tidak memperhatikan / mengikuti terang dari firman tenggelam dalam kegelapan. Karena itu, kecuali engkau memutuskan dengan sengaja untuk melemparkan dirimu sendiri ke dalam suatu struktur yang membingungkan, hati-hatilah secara khusus untuk tidak menyimpang bahkan dalam hal yang terkecil dari peraturan dan pengarahan dari firman].

2) ‘mengecap karunia sorgawi’.

a) Owen menganggap bahwa ‘karunia surgawi’ ini menunjuk kepada Roh Kudus.

Kis 2:38 - “Jawab Petrus kepada mereka: ‘Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.”.

Catatan: kata-kata ‘karunia Roh Kudus’ bukan berarti ‘karunia dari Roh Kudus’, tetapi ‘karunia berupa Roh Kudus’. 

Bagaimana mungkin kata-kata ‘karunia surgawi’ bisa menunjuk kepada Roh Kudus? Perhatikan jawaban Owen di bawah ini.

John Owen: “And he is said to be EPOURANIOS, ‘heavenly,’ or from heaven. ... The promise of him was, that he should be sent ‘from heaven,’ or ‘from above;’ ... He, therefore, is this HE DOREA HE EPOURANIOS, the ‘heavenly gift’ here intended, though not absolutely, but with respect to an especial work. ... That which riseth up against this interpretation is, that the Holy Ghost is expressly mentioned in the next clause, ‘And were made partakers of the Holy Ghost.’ It is not therefore probable that he should be here also intended. ... The Holy Ghost is here mentioned as the great gift of the gospel times, as coming down from heaven, not absolutely, not as unto his person, but with respect unto an especial work, namely, the change of the whole state of religious worship in the church of God; whereas we shall see in the next words he is spoken of only with respect unto external, actual operations. But he was the great, the promised heavenly gift, to be bestowed under the new testament, by whom God would institute and ordain a new way, and new rites of worship, upon the revelation of himself and will in Christ. ... The Spirit of God, therefore, as bestowed for the introduction of the new gospel-state, in truth and worship, is ‘the heavenly gift’ here intended” (= Dan Ia dikatakan sebagai EPOURANIOS, ‘surgawi’, atau ‘dari surga’. ... JanjiNya adalah bahwa Ia dikirim ‘dari surga’, atau ‘dari atas’; ... Karena itu, Ia adalah HE DOREA HE EPOURANIOS ini, ‘karunia surgawi’ yang dimaksudkan di sini, sekalipun bukan secara mutlak, tetapi berkenaan dengan suatu pekerjaan khusus. ... Apa yang muncul terhadap / menentang penafsiran ini adalah, bahwa Roh Kudus disebutkan secara explicit dalam anak kalimat berikutnya, ‘Dan dibuat menjadi pengambil bagian dari Roh Kudus’. Karena itu tidaklah mungkin bahwa di sini Ia juga yang dimaksudkan. ... Roh Kudus disebutkan di sini sebagai karunia yang besar dari jaman injil, sebagai turun dari surga, bukan secara mutlak, bukan berkenaan dengan diri / pribadiNya, tetapi berkenaan dengan suatu pekerjaan khusus, yaitu perubahan dari seluruh keadaan dari penyembahan / ibadah agamawi dalam gereja Allah; sedangkan kita akan melihat dalam kata-kata berikutnya Ia dibicarakan hanya berkenaan dengan operasi luar / lahiriah yang sungguh-sungguh. Tetapi Ia adalah karunia surgawi yang dijanjikan dan besar, untuk diberikan di bawah perjanjian baru, dengan mana Allah akan mengadakan dan menentukan suatu cara yang baru, dan upacara-upacara baru dari penyembahan / ibadah, pada penyataan / wahyu dari diriNya sendiri dan kehendak dalam Kristus. ... Karena itu, Roh Allah sebagai yang diberikan untuk perkenalan / pendahuluan dari keadaan injil yang baru, dalam kebenaran dan penyembahan / ibadah, adalah ‘karunia surgawi’ yang dimaksudkan di sini) - ‘Hebrews’, vol 5, hal 77,78,79.

Catatan: kata ‘surgawi’ diterjemahkan dari kata Yunani EPOURANIOU yang ada dalam kasus genitive (Owen menuliskan kasus nominative-nya yaitu EPOURANIOS), sehingga memang bisa diterjemahkan ‘of heaven / from heaven’.

b) Kata ‘mengecap’ (Inggris: ‘taste’).

Beberapa penafsir mengatakan bahwa kata ‘taste’ (= mengecap), tidak bisa diartikan ‘mencicipi sedikit’, tetapi berarti ‘makan’ dan di sini artinya adalah‘mengetahui / mengenal, mengetahui dari pengalaman / mengalami, ikut ambil bagian, memiliki, merasakan, menikmati’.

Memang ada ayat-ayat yang menunjukkan bahwa ‘mengecap’ betul-betul berarti ‘memakan’ seperti dalam 2Samuel 3:35 dan 1Sam 14:29.

1Samuel 14:29 - “Lalu kata Yonatan: ‘Ayahku mencelakakan negeri; coba lihat, bagaimana terangnya mataku, setelah aku merasai sedikit dari madu ini”.

KJV/RSV/NIV/NASB: ‘tasted’ (= mengecap).

2Sam 3:35 - “Seluruh rakyat datang menawarkan kepada Daud untuk makan roti selagi hari siang, tetapi Daud bersumpah, katanya: ‘Kiranya Allah menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jika sebelum matahari terbenam akumengecap roti atau apapun.’”.

Tetapi Owen menjawab bahwa dalam Kitab Suci kata ‘taste’ (= mengecap) bisa mencicipi sedikit dan lalu memutuskan untuk memakan atau menolaknya, seperti dalam kasus dari Yesus yang mencicipi anggur bercampur empedu / mur, dan lalu menolak untuk meminumnya (Mat 27:34).

Matius 27:34 - “Lalu mereka memberi Dia minum anggur bercampur empedu. SetelahIa mengecapnya, Ia tidak mau meminumnya”.

Owen menganggap ini sebagai kiasan. Kita mengecap sesuatu, dan lalu kita bisa menerimanya atau menolaknya.

Owen menyimpulkan bahwa orang-orang ini mencicipi dan mengalami, dalam tingkat tertentu, pemberian surgawi ini, tetapi tidak pernah betul-betul menerimanya dalam hidupnya.

3) ‘mendapat bagian dalam Roh Kudus’.

Owen mengatakan bahwa Roh Kudus hadir dengan banyak orang berkenaan dengan pekerjaanNya yang berkuasa, tetapi Ia tidak tinggal dalam diri orang itu.

John Owen: “the Holy Ghost is present with many as unto powerful operations, with whom He is not present as to gracious inhabitation; many are made partakers of Him in spiritual gifts, who are never made partakers of Him in His saving grace” (= Roh Kudus hadir dengan banyak orang berkenaan dengan pekerjaan-pekerjaan yang berkuasa, dengan siapa Ia tidak hadir dalam arti ‘tinggal secara murah hati’; banyak orang ambil bagian dalam Roh Kudus dalam pemberian-pemberian rohani, yang tidak pernah ambil bagian dari Dia dalam kasih karunia yang menyelamatkan) - ‘Hebrews, abridged’, hal 97.

John Owen: “to partake of him is to have a share, part, or portion, in what he distributes by way of spiritual gifts; ... So Peter told Simon the magician, that he had no part in spiritual gifts, he was not partaker of the Holy Ghost, Acts 8:21. Wherefore to be ‘partaker of the Holy Ghost,’ is to have a share in and benefit of his spiritual operations. ... It is one thing for a man to have a share in and benefit by the gifts of the church, another to be personally himself endowed with them” (= mengambil bagian dari Dia artinya mendapatkan bagian dalam apa yang Ia distribusikan melalui karunia-karunia rohani; ... Demikianlah Petrus memberitahu Simon tukang sihir bahwa ia tidak mendapat bagian dalam karunia-karunia rohani, ia bukanlah pengambil bagian dari Roh Kudus, Kis 8:21. Karena itu menjadi ‘pengambil bagian dari Roh Kudus’ berarti mendapat suatu bagian dalam, dan manfaat dari, operasi-operasi rohaniNya. ... Bahwa seseorang ‘mendapatkan suatu bagian dalam, dan manfaat oleh, karunia-karunia dari gereja’, merupakan sesuatu yang sangat berbeda dengan ‘dirinya sendiri diberi secara pribadi dengan hal-hal itu’) - ‘Hebrews’, vol 5, hal 80-81.

Bdk. Kis 8:17-23 - “(17) Kemudian keduanya menumpangkan tangan di atas mereka, lalu mereka menerima Roh Kudus. (18) Ketika Simon melihat, bahwa pemberian Roh Kudus terjadi oleh karena rasul-rasul itu menumpangkan tangannya, ia menawarkan uang kepada mereka, (19) serta berkata: ‘Berikanlah juga kepadaku kuasa itu, supaya jika aku menumpangkan tanganku di atas seseorang, ia boleh menerima Roh Kudus.’ (20) Tetapi Petrus berkata kepadanya: ‘Binasalah kiranya uangmu itu bersama dengan engkau, karena engkau menyangka, bahwa engkau dapat membeli karunia Allah dengan uang. (21) Tidak ada bagian atau hakmu dalam perkara ini, sebab hatimu tidak lurus di hadapan Allah. (22) Jadi bertobatlah dari kejahatanmu ini dan berdoalah kepada Tuhan, supaya Ia mengampuni niat hatimu ini; (23) sebab kulihat, bahwa hatimu telah seperti empedu yang pahit dan terjerat dalam kejahatan.’”.

Catatan: bahwa ‘Roh Kudus’ diartikan menunjuk bukan kepada diri / pribadi Roh Kudus tetapi pada karunia-karunia dari Roh Kudus, juga terjadi dalam Ibr 2:4.

Ibrani 2:4 - “Allah meneguhkan kesaksian mereka oleh tanda-tanda dan mujizat-mujizat dan oleh berbagai-bagai penyataan kekuasaan dan karena Roh Kudus, yang dibagi-bagikanNya menurut kehendakNya”.

KJV/RSV/NIV/NASB: ‘gifts of the Holy Ghost / Spirit’ (= karunia-karunia dari Roh Kudus).

Catatan: dalam bahasa Yunaninya kata ‘gifts’ (= karunia-karunia) itu tidak ada.

Barnes’ Notes (tentang Ibr 2:4): “The various influences of the Holy Spirit enabling them to speak different languages, and to perform works beyond the power of man; see notes on 1 Cor 12:4-11” (= Pengaruh-pengaruh yang bermacam-macam dari Roh Kudus yang memampukan mereka untuk berbicara dalam bahasa-bahasa yang berbeda, dan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang ada di luar kemampuan manusia; lihat catatan tentang 1Kor 12:4-11).

4) ‘mengecap firman yang baik dari Allah’.

a) Kata-kata ‘firman yang baik dari Allah’ artinya adalah ‘janji-janji dari injil’.

Owen mengatakan bahwa dalam Yudaisme / Perjanjian Lama mereka juga mengecap Firman Allah (Ro 3:2), tetapi ia menambahkan bahwa yang dimaksudkan di sini adalah Firman Tuhan dalam arti ‘Injil’.

John Owen: “it is the word of God as preached in the dispensation of the gospel that is eminently thus called, and concerning which such excellent things are spoken, Rom. 1:16; Acts 20:32; James 1:21” (= adalah firman Allah seperti yang diberitakan dalam jaman Injil yang secara nyata disebut demikian, dan tentang mana hal-hal yang sangat bagus seperti itu diucapkan, Roma 1:16; Kis 20:32; Yakobus 1:21) - ‘Hebrews’, vol 5, hal 82.

b) ‘Mengecap’.

Sama seperti dalam point no 2) di atas, penulis surat Ibrani menggunakan kata ‘mengecap’ atau ‘mencicipi’.

John Owen: “Hereof they are said to ‘taste,’ as they were before of the heavenly gift.The apostle as it were studiously keeps himself to this expression, on purpose to manifest that he intendeth not those who by faith do really receive, feed, and live on Jesus Christ, as tendered in the word of the gospel, John 6:35, 49-51, 54-56. It is as if he had said, ‘I speak not of those who have received and digested the spiritual food of their souls, and turned it into spiritual nourishment; but of such as have so far tasted of it, as that they ought to have desired it as ‘sincere milk, to have grown thereby.’’ But they had received such an experiment of its divine truth and power, as that it had various effects upon them” (= Tentang ini mereka dikatakan ‘mengecap / mencicipi’ seperti mereka sebelumnya tentang karunia surgawi. Seakan-akan sang rasul dengan sangat berhati-hati menjaga dirinya sendiri pada ungkapan ini, dengan tujuan untuk menyatakan bahwa ia bukan memaksudkan mereka yang dengan iman betul-betul menerima, memakan, dan hidup dengan Yesus Kristus, sebagaimana ditawarkan dalam firman dari injil, Yohanes 6:35,49-51,54-56. Seakan-akan ia berkata, “Aku berbicara bukan tentang mereka yang telah menerima dan mencerna makanan rohani dari jiwa-jiwa mereka, dan mengubahnya menjadi nutrisi rohani; tetapi tentang orang-orang sejauh yang telah mencicipinya, pada saat mereka seharusnya menginginkannya sebagai ‘susu yang murni, supaya bertumbuh olehnya’”. Tetapi mereka telah menerima itu sebagai suatu percobaan tentang kebenaran dan kuasa ilahinya, karena itu mempunyai bermacam-macam hasil / akibat pada diri mereka) - ‘Hebrews’, vol 5, hal 82.

Bdk. 1Petrus 2:2 - “Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan”.

Owen mengatakan bahwa ada hal-hal yang baik dalam Firman Tuhan, sehingga ada orang-orang yang tertarik dan dipengaruhi pikirannya, tetapi yang tidak pernah sampai pada ketaatan yang sungguh-sungguh terhadap Firman Tuhan itu.

John Owen: “Observe, there is a goodness and excellency in the word of God, able to attract and affect the minds of men, who yet never arrive at sincere obedience unto it”(= Perhatikan bahwa ada kebaikan dalam Firman Allah, yang bisa menarik dan mempengaruhi pikiran manusia, yang tidak pernah sampai pada ketaatan yang sungguh-sungguh kepadanya) - ‘Hebrews’, vol 5, hal 82.

Matthew Henry (tentang Mat 13:5-6,20-21 - tanah berbatu-batu): “There are many that are very glad to hear a good sermon, that yet do not profit by it; they may be pleased with the word, and yet not changed and ruled by it; ... Many ‘taste the good word of God’ (Heb 6:5), and say they find sweetness in it, but some beloved lust is ‘rolled under the tongue,’ which it would not agree with, and so they spit it out again. ... They ‘endure for awhile,’ like a violent motion, which continues as long as the impression of the force remains, but ceases when that has spent itself. Note, Many endure for awhile, that do not endure to the end, and so come short of the happiness which is promised to them only that persevere (ch. 10:22); they did run well, but something hindered them, Gal 5:7” [= Ada banyak orang yang sangat gembira mendengar khotbah yang baik, tetapi tidak mendapatkan manfaat darinya; mereka bisa senang dengan firman, tetapi tidak diubahkan dan diperintah olehnya; ... Banyak orang ‘mengecap firman yang baik dari Allah’ (Ibr 6:5), dan berkata mereka menemukan kemanisan di dalamnya, tetapi sebagian / beberapa nafsu yang tercinta ‘digulung di bawah lidah’, yang tidak akan setuju dengannya, dan karena itu mereka meludahkannya kembali. ... Mereka ‘bertahan untuk sementara’, seperti suatu gerakan yang hebat, yang berlangsung selama kesan dari kekuatan itu masih ada, tetapi berhenti pada waktu itu habis. Perhatikan, Banyak orang bertahan untuk sementara, yang tidak bertahan sampai akhir, dan karena itu tidak mempunyai / tidak mencapai kebahagiaan yang dijanjikan kepada hanya kepada mereka yang bertekun (pasal 10:22); mereka memang lari dengan baik, tetapi sesuatu menghalangi mereka, Gal 5:7].

Matius 10:22 - “Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena namaKu; tetapiorang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.”.

Galatia 5:7 - “Dahulu kamu berlomba dengan baik. Siapakah yang menghalang-halangi kamu, sehingga kamu tidak menuruti kebenaran lagi?”.

Kata ‘mengecap’ (atau ‘mencicipi’) ini kontras dengan kata-kata ‘makan’ dan‘minum’ yang digunakan oleh Yesus dalam Yoh 6:50-58 - “(50) Inilah roti yang turun dari sorga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati. (51) Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah dagingKu, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.’ (52) Orang-orang Yahudi bertengkar antara sesama mereka dan berkata: ‘Bagaimana Ia ini dapat memberikan dagingNya kepada kita untuk dimakan.’ (53) Maka kata Yesus kepada mereka: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minumdarahNya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu. (54) Barangsiapa makandagingKu dan minum darahKu, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. (55) Sebab dagingKu adalah benar-benar makanan dan darahKu adalah benar-benar minuman. (56) Barangsiapa makandagingKu dan minum darahKu, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. (57) Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku. (58) Inilah roti yang telah turun dari sorga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.’”.


Beberapa contoh dimana orang non kristen senang mendengar Firman Tuhan, tetapi tidak betul-betul menerimanya / mentaatinya, adalah:

1. Orang-orang yang termasuk dalam golongan tanah berbatu.

Matius 13:20-21 - “(20) Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira. (21) Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itupun segera murtad”.

2. Herodes yang senang mendengar ajaran Yohanes Pembaptis (Mark 6:20b).

Markus 6:20 - “sebab Herodes segan akan Yohanes karena ia tahu, bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci, jadi ia melindunginya. Tetapi apabila ia mendengarkan Yohanes, hatinya selalu terombang-ambing, namun ia merasa senang juga mendengarkan dia”.

3. Orang-orang Yahudi yang mendengar Yohanes Pembaptis (Yoh 5:35).

Yohanes 5:35 - “Ia (Yohanes Pembaptis) adalah pelita yang menyala dan yang bercahaya dan kamu hanya mau menikmati seketika saja cahayanya itu”.

5) ‘karunia-karunia dunia yang akan datang’.

KJV: ‘the powers of the world to come’ (= kuasa-kuasa dunia yang akan datang).

NIV: ‘the powers of the coming age’ (= kuasa-kuasa dari jaman yang mendatang).

TB2-LAI: ‘kuasa-kuasa dunia yang akan datang’.

Tetapi dalam penafsirannya, kelihatannya Owen justru sesuai dengan terjemahan dari Kitab Suci Indonesia.

John Owen: “the mighty, great, miraculous operations and works of the Holy Ghost” (= operasi-operasi dan pekerjaan-pekerjaan yang hebat, besar, bersifat mujijat dari Roh Kudus) - ‘Hebrews’, vol 5, hal 83.

John Owen: “by ‘the world to come,’ our apostle in this epistle intends the days of the Messiah, that being the usual name of it in the church at that time, as the new world which God had promised to create” (= dengan ‘dunia yang akan datang’, rasul kita dalam surat ini memaksudkan hari-hari / jaman dari Mesias, karena itu merupakan sebutan yang umum darinya dalam gereja pada saat itu, seperti dunia / alam semesta yang baru yang Allah telah janjikan untuk ciptakan) - ‘Hebrews’, vol 5, hal 83.

John Owen: “Wherefore these ‘powers of the world to come,’ were the gifts whereby those signs, wonders, and mighty works, were then wrought by the Holy Ghost, according as it was foretold by the prophets that they should be so” (= Karena itu / maka ‘kuasa-kuasa dari dunia yang akan datang’ ini, adalah karunia-karunia dengan mana tanda-tanda, mujijat-mujijat, dan pekerjaan-pekerjaan hebat itu, yang pada saat itu dilakukan oleh Roh Kudus, sesuai dengan yang diramalkan oleh nabi-nabi bahwa harus terjadi seperti itu) - ‘Hebrews’, vol 5, hal 83.

Kata ‘mengecap’ dalam point no 4) di atas oleh Owen juga diberlakukan untuk point ke 5) ini, dan dari kalimat dalam Ibrani 6: 5 terlihat dengan jelas bahwa itu memang benar. Perhatikan kalimat dari Ibrani 6: 5 sekali lagi.

Ibrani 6: 5: “dan yang mengecap (Yunani: GEUSAMENOUS) firman yang baik dari Allahdan (Yunani: TE) karunia-karunia dunia yang akan datang”.

Jelas bahwa kata ‘mengecap’ itu berlaku baik untuk ‘firman yang baik dari Allah’maupun untuk ‘karunia-karunia dunia yang akan datang’.

John Owen: “These the persons spoken of are supposed to have ‘tasted;’ for the particle TE refers to GEUSAMENOUS foregoing. Either they had been wrought in and by themselves, or by others in their sight, whereby they had an experience of the glorious and powerful working of the Holy Ghost in the confirmation of the gospel” [= Orang-orang yang dibicarakan ini dianggap telah ‘mengecap’; karena partikel TE (dan)menunjuk pada GEUSAMENOUS (mengecap) yang mendahuluinya. Atau hal-hal itu telah dilakukan dalam dan oleh diri mereka sendiri, atau oleh orang-orang lain dalam pandangan mereka, dengan mana mereka mempunyai suatu pengalaman tentang pekerjaan yang mulia dan berkuasa dari Roh Kudus dalam peneguhan dari injil] - ‘Hebrews’, vol 5, hal 83.

Setelah melihat pembahasan dari John Owen tentang kelima hal yang merupakan penggambaran dari orang-orang yang dibicarakan dalam Ibrani 6:4-6 ini, marilah kita melihat bagaimana penafsiran Adam Clarke, seorang Arminian keras, tentang kelima hal ini.

Ibrani 6:4-6 - “(4) Sebab mereka yang pernah diterangi hatinya, yang pernahmengecap karunia sorgawi, dan yang pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus, (5) dan yang mengecap firman yang baik dari Allah dan karunia-karunia dunia yang akan datang, (6) namun yang murtad lagi, tidak mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian, hingga mereka bertobat, sebab mereka menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri mereka dan menghinaNya di muka umum”.

1) Tentang hal-hal no 1-3.

Adam Clarke (tentang Ibrani 6:4): “‘Once enlightened.’ - Thoroughly instructed in the nature and design of the Christian religion, having received the knowledge of the truth, Heb 10:32; and being convinced of sin, righteousness, and judgment, and led to Jesus the Saviour of sinners. ‘Tasted of the heavenly gift.’ Having received the knowledge of salvation by the forgiveness of sins, through the Day Spring which from on high had visited them; such having received Christ, the heavenly gift of God’s infinite love, John 3:16; the living bread that came down from heaven, John 6:51; and thus tasting that the Lord is gracious; 1Peter 2:3, and witnessing the full effects of the Christian religion. ‘Partakers of the Holy Spirit.’ The Spirit himself witnessing with their spirits that they were the children of God, and thus assuring them of God’s mercy toward them, and of the efficacy of the atonement through which they had received such blessings” (= ‘Pernah diterangi’. - Diajar secara sepenuhnya / lengkap dalam sifat dan rancangan dari agama Kristen, telah menerima pengetahuan tentang kebenaran, Ibr 10:32; dan diyakinkan tentang dosa, kebenaran dan penghakiman, dan dibimbing kepada Yesus Kristus sang Juruselamat orang-orang berdosa. ‘Mengecap karunia surgawi’. Telah menerima pengetahuan keselamatan oleh pengampunan dosa-dosa, melalui ‘the Day Spring’ yang dari atas telah mengunjungi mereka; orang-orang yang telah menerima Kristus, karunia surgawi dari kasih yang tak terbatas dari Allah, Yoh 3:16; roti hidup yang turun dari surga, Yoh 6:51; dan dengan demikian mengecap bahwa Tuhan itu baik / murah hati / bersifat kasih karunia; 1Pet 2:3, dan menyaksikan akibat penuh dari agama Kristen. ‘Pengambil bagian dari Roh Kudus’. Roh sendiri bersaksi dengan roh mereka bahwa mereka adalah anak-anak Allah, dan dengan demikian memastikan / menjamin mereka tentang belas kasihan Allah terhadap mereka, dan tentang kemujaraban dari penebusan melalui mana mereka telah menerima berkat-berkat seperti itu).

Catatan:

· Saya tak mengerti apa yang ia maksud dengan ‘the Day Spring’.

· Bdk. Roma 8:16 - “Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah”.

2) Tentang hal-hal no 4-5.

Adam Clarke: “‘And have tasted the good word of God.’ Have had this proof of the excellence of the promise of God in sending the Gospel, the Gospel being itself the good word of a good God, the reading and preaching of which they find sweet to the taste of their souls. Genuine believers have an appetite for the word of God; they taste it, and then their relish for it is the more abundantly increased. The more they get, the more they wish to have. ‘The powers of the world to come.’ ‎Dunameis ‎‎te ‎‎mellontos ‎‎aioonos‎. These words are understood two ways: 1. The powers of the world to come may refer to the stupendous miracles performed in confirmation of the Gospel, the Gospel dispensation being the world to come in the Jewish phraseology, as we have often seen; and that ‎dunamis ‎is often taken for a mighty work or miracle, is plain from various parts of the gospels. The prophets had declared that the Messiah, when he came, should work many miracles, and should be as mighty in word and deed as was Moses; see Deut 18:15-19. And they particularly specify the giving sight to the blind, hearing to the deaf, strength to the lame, and speech to the dumb; Isa 35:5-6. All thesemiracles Jesus Christ did in the sight of this very people; and thus they had the highest evidence they could have that Jesus was this promised Messiah, and could have no pretence to doubt his mission, or apostatize from the Christian faith which they had received; and hence, it is no wonder that the apostle denounces the most awful judgments of God against those who had apostatized from the faith, which they had seen thus confirmed” [= ‘Dan telah mengecap firman yang baik dari Allah’. Telah mendapatkan bukti ini tentang keunggulan / keindahan / kebagusan dari janji Allah dalam mengirimkan Injil, Injil itu sendiri adalah firman yang baik dari Allah yang baik, pembacaan dan pemberitaannya mereka dapati manis bagi selera / cita rasa dari jiwa mereka. Orang-orang percaya sejati mempunyai nafsu / selera makan untuk firman Allah; mereka mengecapnya, dan lalu kesenangan mereka untuknya meningkat dengan makin berlimpah-limpah. Makin banyak mereka dapatkan, makin banyak mereka ingin dapatkan. ‘Kuasa-kuasa dari dunia yang akan datang’. ‎Dunameis ‎‎te ‎‎mellontos ‎‎aioonos‎. Kata-kata ini dimengerti dengan dua cara: 1. Kuasa-kuasa dari dunia yang akan datang bisa menunjuk pada mujijat-mujijat yang besar sekali / mengagumkan yang dilakukan dalam peneguhan dari Injil, jaman Injil adalah ‘dunia yang akan datang’ dalam cara menggunakan kata-kata Yahudi, seperti yang telah sering kita lihat; dan bahwa DUNAMIS (kuasa) sering diartikan sebagai suatu pekerjaan yang hebat atau mujijat, adalah jelas dari bermacam-macam bagian dari injil-injil. Nabi-nabi telah menyatakan bahwa sang Mesias, pada waktu Ia datang, akan mengerjakan banyak mujijat-mujijat, dan akan sama hebatnya dalam kata-kata dan tindakan seperti Musa; lihat Ul 18:15-19. Dan mereka secara khusus menyebutkan secara terperinci pemberian penglihatan kepada orang buta, pendengaran kepada orang tuli, kekuatan kepada orang lumpuh, dan ucapan kepada orang bisu; Yes 35:5-6. Semua mujijat-mujijat ini Yesus Kristus lakukan dalam pandangan dari orang-orang ini; dan dengan demikian mereka mempunyai bukti yang tertinggi yang bisa mereka dapatkan bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan ini, dan tidak bisa mempunyai dalih untuk meragukan missiNya, atau untuk murtad dari iman Kristen, yang telah mereka terima; dan karena itu, tidaklah mengherankan bahwa sang rasul mengumumkan penghakiman-penghakiman yang paling menakutkan dari Allah terhadap mereka yang telah murtad dari iman, yang telah mereka lihat diteguhkan seperti itu].

Catatan: saya tak memberikan pandangan Clarke yang kedua dalam hal yang kelima ini karena akhirnya ia mengatakan bahwa pandangan pertama inilah yang benar.

Dengan membandingkan John Owen dan penafsirannya tentang Ibrani 6:4-6 dengan Adam Clarke, saya kira saya telah berlaku fair / adil, karena kedua orang ini sama-sama adalah orang-orang hebat dalam Calvinisme dan Arminianisme. Dan dari perbandingan ini sangat terlihat betapa terperinci Owen membahas text ini (membahas pandangan pro dan kontra lengkap dengan ayat-ayatnya, kemungkinan-kemungkinan penafsiran yang berbeda dsb) dibandingkan dengan Clarke yang membahas dengan begitu subyektif, tanpa memberikan penafsiran lain yang memungkinkan.

Catatan: perlu diketahui bahwa dalam memberikan pandangan Owen saya tidak memberikannya secara lengkap karena panjangnya pembahasan yang ia berikan, sedangkan dalam memberikan pandangan Clarke saya memberikan semua yang ia berikan. Sekalipun demikian pembahasan Owen tetap jauh lebih banyak, terperinci, dan fair (karena membahas pandangan-pandangan yang pro dan kontra, memberikan kemungkinan-kemungkinan lain dsb).

Catatan: hal yang sama terlihat kalau saudara membandingkan tulisan-tulisan saya dengan tulisan-tulisan dari Steven Liauw, Suhento Liauw, Pdt. Jusuf B. S., dan Guy Duty.

Dan dari perbandingan ini saya sendiri jauh lebih setuju dengan pandangan Owen, yang menafsirkan bahwa kelima penggambaran tentang orang-orang yang ‘murtad’ ini belum tentu merupakan penggambaran dari orang kristen yang sejati

II) Macam-macam pandangan tentang orang-orang yang dibicarakan dalam Ibrani 6:4-6.

1) Bagian ini tidak mempersoalkan apakah mereka orang-orang kristen asli atau KTP.

Calvin’s Commentary (hal 378, Appendix U) menyinggung tentang pertanyaan apakah yang dibicarakan di sini adalah orang kristen sejati atau orang kristen KTP. Ia berkata: “The question is not suitable, for the Apostle only speaks of those who had enjoyed certain privileges, and as to whether they were real or merely professing Christians, he does not treat of” (= Pertanyaan ini tidak cocok, karena sang Rasul hanya berbicara tentang mereka yang telah menikmati hak-hak tertentu, dan mengenai apakah mereka adalah orang kristen sungguh-sungguh atau hanya mengaku sebagai orang-orang kristen, ia tidak membahasnya).

Catatan: ini bukan pandangan Calvin.

2) Mereka adalah orang-orang kristen sejati.

R. C. Sproul (‘Chosen by God’, hal 184,185) mengatakan bahwa ia menganggap orang-orang ini betul-betul Kristen. Alasannya karena adanya istilah ‘tidak mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian’ (Ibrani 6: 6).

Ibrani 6: 6 (KJV): ‘to renew them again unto repentance’ (= untuk memperbaharui mereka lagi pada pertobatan).

Ini ia anggap menunjukkan bahwa orang-orang itu dulunya sudah pernah betul-betul bertobat.

R. C. Sproul: “Many Calvinists thereby find a solution to this passage by relating it to non-believers in the church who repudiate Christ. I am not entirely satisfied by that interpretation. I think this passage may well be describing true Christians. The most important phrase for me is ‘renew again to repentance.’ I know there is a false kind of repentance that the author elsewhere calls the repentance of Esau. But here he speaks of renewal. The new repentance, if it is renewed, must be like the old repentance. The renewed repentance of which he speaks is certainly the genuine kind. I assume therefore that the old was likewise genuine” (= Banyak Calvinist dengan cara ini menemukan suatu solusi bagi text ini dengan menghubungkannya kepada orang-orang yang tidak percaya di dalam gereja, yang meninggalkan / menyangkal Kristus. Saya tidak sepenuhnya puas dengan penafsiran itu. Saya berpikir text ini bisa dengan baik / benar menggambarkan orang-orang Kristen yang sejati. Ungkapan yang terpenting bagi saya adalah ‘memperbaharui lagi pada pertobatan’. Saya tahu bahwa disana ada suatu jenis pertobatan yang palsu sehingga sang pengarang di tempat lain menyebutnya pertobatan Esau. Tetapi di sini ia berbicara tentang pembaharuan. Pertobatan yang baru, jika itu diperbaharui, harus seperti pertobatan yang lama. Pertobatan yang diperbaharui tentang mana ia berbicara pastilah jenis yang asli. Karena itu, saya menganggap bahwa yang lama juga sama aslinya) - ‘Chosen by God’, hal 184-185.

Catatan: saya kira yang ia maksud dengan pertobatan Esau adalah yang ada dalam Ibr 12:16-17 - “(16) Janganlah ada orang yang menjadi cabul atau yang mempunyai nafsu yang rendah seperti Esau, yang menjual hak kesulungannya untuk sepiring makanan. (17) Sebab kamu tahu, bahwa kemudian, ketika ia hendak menerima berkat itu, ia ditolak, sebab ia tidak beroleh kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya, sekalipun ia mencarinya dengan mencucurkan air mata”.

KJV: ‘for he found no place of repentance, though he sought it carefully with tears’ (= karena ia tidak menemukan tempat pertobatan, sekalipun ia mencarinya dengan kesedihan dan dengan air mata).

Tetapi saya berpendapat bahwa kita bisa menafsirkan bahwa pembaharuan yang dulu itu hanya bersifat lahiriah, atau, orang-orang itu disebut sebagai ‘pernah bertobat’ karena dulu mereka mengaku sebagai orang Kristen, atau kelihatannya adalah orang Kristen.

Mereka yang menganggap bahwa orang-orang ini adalah orang-orang kristen yang sejati terbagi dalam dua golongan:

a) Yang betul-betul menganggap bahwa orang-orang kristen sejati ini bisa murtad, menghujat Kristus dan akhirnya binasa. Ini jelas merupakan pandangan dari orang Arminian.

Adam Clarke, yang memang adalah seorang Arminian, menganggap ini sebagai orang kristen sejati, yang bukan hanya mundur tetapi murtad, dan menghujat Kristus, dan akhirnya binasa secara kekal.

Adam Clarke: “The design of these solemn words is evidently, First, to show the Hebrews that apostasy from the highest degrees of grace was possible; and that those who were highest in the favour of God might sin against him, lose it, and perish everlastingly” (= Tujuan dari kata-kata yang khidmat ini jelas adalah, Pertama, untuk menunjukkan kepada orang-orang Ibrani bahwa kemurtadan dari tingkat tertinggi dari kasih karunia adalah mungkin; dan mereka yang tertinggi dalam kebaikan / kemurahan Allah bisa berdosa terhadap Dia, kehilangan hal itu, dan binasa secara kekal) - hal 724.

Ibrani 6:6 (KJV): ‘If they shall fall away’ (= Jika mereka murtad).

Catatan: kata ‘if’ (= jika) pada awal ay 6 itu ada dalam KJV/RSV/NIV/NKJV, sedangkan NASB/ASV menterjemahkan ‘and then’ (= dan lalu). Kitab Suci Indonesia mentejemahkan ‘namun’.

Adam Clarke mengatakan (hal 725) bahwa kata ‘if’ (= jika) ini sebetulnya tidak ada, dan kata kerjanya ada dalam bentuk aorist (lampau). Kata ‘if’ (= jika) itu ditambahkan supaya ini tidak bertentangan dengan doktrin ‘Perseverance of the Saints’ (= Ketekunan orang-orang kudus). Tetapi saya berpendapat bahwa Adam Clarke dan orang-orang Arminian lainnya yang menekankan tidak adanya kata ‘if’ (= jika) ini terlalu melebih-lebihkan. Saya berpendapat bahwa ada atau tidak adanya kata ‘if’ (= jika) pada awal Ibrani 6: 6 ini tidak terlalu berpengaruh apa-apa terhadap arti dari kalimatnya.

Pandangan bahwa orang kristen sejati bisa murtad dan binasa secara kekal ini bertentangan dengan banyak ayat Kitab Suci yang menunjukkan bahwa orang yang bisa murtad hanyalah orang kristen KTP, sedangkan orang kristen sejati pasti akan terus ikut Tuhan, seperti:

1. Matius 24:24 - “Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga”.

Kata-kata ‘sekiranya mungkin’ menunjukkan bahwa hal itu tidak mungkin terjadi!

2. Yohanes 8:31 - “Maka kataNya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepadaNya: ‘Jikalau kamu tetap dalam firmanKu, kamu benar-benar adalah muridKu”.

Ini menunjukkan bahwa orang yang tidak tetap dalam firman (murtad), bukanlah benar-benar murid Kristus.

Adam Clarke (tentang Yoh 8:31): “It is not enough to receive God’s truth - we must retain and walk in it. And it is only when we receive the truth, love it, keep it, and walk in it, that we are the genuine disciples of Christ” (= Tidak cukup untuk menerima kebenaran Allah - kita harus mempertahankan dan berjalan di dalamnya. Dan hanya pada waktu kita menerima kebenaran, mengasihinya, memelihara / menyimpannya, dan berjalan di dalamnya, maka kita adalah murid-murid yang asli / sejati dari Kristus).

3. 1Yohanes 2:18-19 - “(18) Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir, dan seperti yang telah kamu dengar, seorang antikristus akan datang, sekarang telah bangkit banyak antikristus. Itulah tandanya, bahwa waktu ini benar-benar adalah waktu yang terakhir. (19) Memang mereka berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita. Tetapi hal itu terjadi, supaya menjadi nyata, bahwa tidak semua mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita”.

Adam Clarke (tentang 1Yoh 2:19): “While, therefore, we acknowledge that they once belonged to us, we assert that they are not of us. ... They were not expelled from the Christian church; they were not sent out by us; but they separated from it and us. ... their separating from us manifested that they were not taught, as we were, by the Spirit of God. These false teachers probably drew many sincere souls away with them; and to this it is probable the apostle alludes when he says, they were not ALL of us. Some were; others were not” (= Karena itu, sementara kami mengakui bahwa mereka pernah termasuk pada kita / kami, kami menegaskan bahwa mereka bukanlah dari kami / kita. ... Mereka tidak dikeluarkan dari gereja Kristen; mereka tidak disuruh keluar oleh kami; tetapi mereka memisahkan diri dari gereja dan dari kami / kita. ... pemisahan mereka dari kami / kita menyatakan bahwa mereka tidak diajar, seperti kami, oleh Roh Allah. Guru-guru palsu ini mungkin menarik banyak jiwa-jiwa yang tulus bersama mereka; dan pada hal ini mungkin sang rasul menyatakan secara tak langsung ketika ia mengatakan, tidak SEMUA mereka berasal dari kita / kami. Sebagian ya, yang lain tidak).

4. 2Yoh 9 - “Setiap orang yang tidak tinggal di dalam ajaran Kristus, tetapi yang melangkah keluar dari situ, tidak memiliki Allah. Barangsiapa tinggal di dalam ajaran itu, ia memiliki Bapa maupun Anak”.

Catatan: tentang Matius 24:24 Adam Clarke tidak memberikan komentar apapun, dan tentang 2Yoh 9 komentarnya ada tetapi tidak penting. Tetapi komentarnya tentang Yohanes 8:31 maupun 1Yoh 2:19 jelas menunjukkan bahwa iapun berpandangan bahwa orang yang murtad bukanlah Kristen sejati. Ini bertentangan dengan pandangannya tentang Ibrani 6:4-6 maupun Ibrani 10:26-29, karena tentang kedua text ini ia beranggapan bahwa itu adalah orang-orang kristen yang sejati yang lalu murtad dan terhilang!

Adanya keempat text di atas menyebabkan kita tidak bisa / tidak boleh menafsirkan bahwa Ibrani 6:4-6 berbicara tentang orang-orang kristen yang sejati yang lalu murtad dan akhirnya binasa.


 Yang menganggap bahwa orang-orang ini adalah orang-orang kristen yang sejati, tetapi pada saat yang sama menganggap bahwa bagian ini hanya merupakan suatu pengandaian, atau suatu ancaman, yang tidak bisa betul-betul terjadi. Ini adalah pandangan dari sebagian orang Reformed.

Barnes’ Notes: “it seems to me that it refers to true Christians; that the object is to keep them from apostasy; and that it teaches that, if they should apostatize, it would be impossible to renew them again, or to save them. ... It is not an affirmation that any had actually fallen away, or that, in fact, they would do it; but the statement is that on the supposition that they had fallen away, it would be impossible to renew them again” (= bagi saya kelihatannya ini menunjuk kepada orang-orang kristen yang sejati; dan bahwa tujuannya adalah untuk menjaga / mencegah mereka dari kemurtadan; dan bahwa ini mengajar bahwa, jika mereka murtad, adalah tidak mungkin untuk memperbaharui mereka lagi, atau untuk menyelamatkan mereka. ... Ini bukan suatu penegasan bahwa ada siapapun yang betul-betul murtad, atau bahwa mereka akan murtad; tetapi pernyataannya adalah bahwa seandainya mereka murtad, adalah tidak mungkin untuk memperbaharui mereka lagi) - hal 1265,1266.

R. C. Sproul juga termasuk dalam kelompok ini. Ia menganggap orang-orang ini sebagai orang-orang kristen yang sejati, tetapi kemurtadan yang dibicarakan dalam Ibrani 6: 6 itu tidak mungkin betul-betul terjadi.

R. C. Sproul: “The key to Hebrews 6 is found in verse 9. ‘But, beloved, we are confident of better things concerning you, yes, things that accompany salvation, though we speak in this manner.’ Here the author himself notes that he is speaking in an unusual manner. His conclusion differs from those who find here a text for falling away. He concludes with a confidence of ‘better things’ from the beloved, ‘things that accompany salvation.’ Obviously falling away does not accompany salvation. The author does not say that any believer actually does fall away. In fact he says the opposite, that he is confident they will not fall away” (= Kunci pada Ibr 6 ditemukan dalam Ibrani 6: 9. ‘Tetapi, saudara-saudara yang kekasih, kami yakin tentang hal-hal yang lebih baik berkenaan dengan kamu, ya, hal-hal yang menyertai keselamatan, sekalipun kami berbicara dengan cara ini’. Di sini sang pengarang sendiri memberi catatan bahwa ia sedang berbicara dengan suatu cara yang tidak biasa. Kesimpulannya berbeda dari mereka yang mendapatkan di sini suatu text untuk murtad. Ia menyimpulkan dengan suatu keyakinan tentang ‘hal-hal yang lebih baik’ dari saudara-saudaranya yang kekasih, ‘hal-hal yang menyertai keselamatan’. Jelas bahwa kemurtadan tidak menyertai keselamatan. Sang pengarang tidak mengatakan bahwa orang percaya manapun betul-betul murtad. Dalam faktanya ia berkata sekaliknya, bahwa ia yakin mereka tidak akan murtad) - ‘Chosen by God’, hal 185-186.

Ibrani 6:9 - “Tetapi, hai saudara-saudaraku yang kekasih, sekalipun kami berkata demikian tentang kamu, kami yakin, bahwa kamu memiliki sesuatu yang lebih baik, yang mengandung keselamatan”.

Catatan: Kata-kata ‘mengandung keselamatan’ salah terjemahan.

KJV/NIV/NASB: ‘accompany salvation’ (= menyertai keselamatan).

3) Mereka adalah orang-orang Kristen KTP.

David Dickson: “1. The natural man may be convinced that the church is a blessed society, and join himself unto it. 2. Yea, change his outward conversation, and cast off his pollutions which are in the world through lust, and take himself to be ruled outwardly by Christ’s discipline, and cal him Lord, Lord. 3. And be so blameless before men that he may look with his lamp like a wise virgin waiting for the wedding, and yet be a graceless fool inwardly” (= 1. Manusia duniawi bisa diyakinkan bahwa gereja adalah suatu masyarakat yang diberkati, dan menggabungkan dirinya dengannya. 2. Bahkan mengubah kehidupan lahiriahnya, dan membuang kekotorannya yang ada dalam dunia melalui nafsu, dan menyerahkan dirinya untuk diperintah / diatur secara lahiriah oleh disiplin Kristus, dan menyebutNya ‘Tuhan, Tuhan’. 3. Dan begitu tak bercacat di hadapan manusia sehingga ia terlihat dengan lampunya seperti seorang gadis yang bijaksana yang menunggu pernikahan, tetapi tetap merupakan seorang tolol tanpa kasih karunia secara batiniah) - hal 28.

John Owen juga menyimpulkan bahwa orang-orang ini bukanlah orang kristen sejati.

John Owen: “the persons here intended are not true and sincere believers, in the strict and proper sense of that name, at least they are not described here as such; so that from hence nothing can be concluded concerning them that are so, as to the possibility of their total and final apostasy” (= orang-orang yang dimaksudkan di sini bukanlah orang-orang percaya yang sejati dan sungguh-sungguh, dalam arti kata yang ketat dan tepat / benar dari sebutan itu, setidaknya mereka tidak digambarkan di sini seperti itu; sehingga dari sini tak ada apapun yang bisa disimpulkan berkenaan mereka yang adalah orang-orang kristen yang sejati, berkenaan dengan kemungkinan dari kemurtadan total dan akhir mereka) - ‘Hebrews’, vol 5, hal 84.


Owen memberikan beberapa argumentasi yang menunjukkan bahwa orang-orang yang dibicarakan di sini adalah orang-orang kristen KTP:

a) Dalam 5 hal yang diberikan dalam Ibrani 6:4-5 tak pernah dikatakan bahwa mereka itu beriman / percaya kepada Yesus, baik secara explicit maupun dengan istilah-istilah yang artinya sama. Mereka juga tidak digambarkan dengan kata-kata yang biasanya digunakan untuk orang kristen, seperti:

1. Dipanggil sesuai dengan rencana / maksud Allah.

2. Dilahir-barukan.

3. Dibenarkan, dikuduskan.

4. Dipersatukan dengan Kristus.

5. Diadopsi menjadi anak Allah.

John Owen: “they are not said to be called according to God’s purpose; to be born again, not of man, nor of the will of flesh, but of God; nor to be justified, or sanctified, or united unto Christ, or to be the sons of God by adoption” (= mereka tak dikatakan dipanggil sesuai dengan rencana Allah; dilahir-barukan bukan dari manusia, bukan dari kehendak daging, tetapi dari Allah; ataupun dibenarkan, atau dikuduskan, atau dipersatukan dengan / kepada Kristus, atau menjadi anak-anak Allah oleh pengadopsian) - ‘Hebrews’, vol 5, hal 84.

b) Dalam ayat-ayat selanjutnya orang-orang ini digambarkan sebagai tanah yang sekalipun menerima hujan tetapi hanya menghasilkan semak duri dan rumput duri.

Ibrani 6:7-8 - “(7) Sebab tanah yang menghisap air hujan yang sering turun ke atasnya, dan yang menghasilkan tumbuh-tumbuhan yang berguna bagi mereka yang mengerjakannya, menerima berkat dari Allah; (8) tetapi jikalau tanah itu menghasilkan semak duri dan rumput duri, tidaklah ia berguna dan sudah dekat pada kutuk, yang berakhir dengan pembakaran”.

‘Tanah’ itu bisa diibaratkan sebagai ‘manusia’, ‘air hujan’ diibaratkan sebagai ‘injil’. Jika seseorang bertobat / percaya Yesus dengan sungguh-sungguh, maka ia diibaratkan sebagai ‘tanah yang menghasilkan tumbuh-tumbuhan yang berguna’ (Ibrani 6: 7); sedangkan sebaliknya kalau seseorang tidak bertobat / percaya Yesus dengan sungguh-sungguh, maka ia diibaratkan sebagai ‘tanah yang menghasilkan semak duri dan rumput duri’ (ay 8a). Orang ini dikatakan ‘tidak berguna’ dan ‘sudah dekat pada kutuk, yang berakhir dengan pembakaran’ (Ibrani 6: 8b).

Ibrani 6:8 ini mirip dengan tanah bersemak duri dalam perumpamaan Yesus tentang seorang penabur yang menabur di 4 golongan tanah (Matius 13:7,22), dan ini menunjukkan bahwa orang-orang yang dibicarakan dalam Ibrani 6:4-6 itu hanyalah orang kristen KTP.

Calvin: “So they who destroy the seed of the Gospel either by their indifference or by corrupt affections, so as to manifest no sign of good progress in their life, clearly shew themselves to be reprobates, from whom no harvest can be expected” (= Demikianlah mereka yang menghancurkan benih Injil, baik oleh sikap acuh tak acuh ataupun oleh perasaan yang jahat, sehingga tidak menunjukkan tanda kemajuan yang baik dalam hidup mereka, jelas menunjukkan diri mereka sendiri sebagai orang-orang yang ditentukan untuk binasa, dari siapa tidak ada panen yang bisa diharapkan) - hal 141.

c) Dalam ayat-ayat selanjutnya penulis surat Ibrani ini mengkontraskan mereka dengan orang-orang percaya.

Ibrani 6:9-10 - “(9) Tetapi, hai saudara-saudaraku yang kekasih, sekalipun kami berkata demikian tentang kamu, kami yakin, bahwa kamu memiliki sesuatu yang lebih baik, yang mengandung keselamatan. (10) Sebab Allah bukan tidak adil, sehingga Ia lupa akan pekerjaanmu dan kasihmu yang kamu tunjukkan terhadap namaNya oleh pelayanan kamu kepada orang-orang kudus, yang masih kamu lakukan sampai sekarang”.

Catatan: Kata-kata ‘mengandung keselamatan’ salah terjemahan.

KJV: ‘accompany salvation’ (= menyertai keselamatan).

Bagian ini jelas mengkontraskan orang-orang percaya sejati dalam ayat ini dengan orang-orang kristen KTP dalam Ibrani 6:4-6. Kontras ini ditekankan oleh kata ‘Tetapi’ pada awal dari Ibrani 6: 9. Owen membicarakan tentang 3 hal dalam Ibrani 6: 9-10 yang membedakan / mengkontraskan orang-orang dalam Ibrani 6: 9-10 ini dengan orang-orang kristen KTP dalam Ibrani 6: 4-6.

1. Adanya hal-hal yang menyertai keselamatan (Ibrani 6: 9).

John Owen: “Afterwards, when he comes to declare his hope and persuasion concerning these Hebrews, that they were not such as those whom he had before described, nor such as would so fall away unto perdition, he doth it upon three grounds, whereon they were differenced from them: as, - (1.) That they had such things as did ‘accompany salvation;’ that is, such as salvation is inseparable from. None of these things, therefore, had he ascribed unto those whom he describeth in this place; for if he had so done, they would not have been unto him an argument and evidence of a contrary end, that these should not fall away and perish as well as those. Wherefore he ascribes nothing to these here in the text that doth peculiarly ‘accompany salvation,’ verse 9” [= Belakangan, pada waktu ia menyatakan pengharapan dan kepercayaan / keyakinannya berkenaan dengan orang-orang Ibrani ini, bahwa mereka (Ibrani 6: 9-10) bukanlah seperti mereka ( IBRANI 6:4-6 ) yang telah ia gambarkan sebelumnya, ataupun seperti orang-orang yang murtad kepada kebinasaan, ia melakukan ini pada tiga dasar / alasan, di atas mana mereka (Ibrani 6: 9-10) dibedakan dari mereka ( IBRANI 6:4-6 ): seperti, - (1) Bahwa mereka (Ibrani 6: 9-10) mempunyai hal-hal yang ‘menyertai keselamatan’; yaitu, hal-hal yang tak terpisahkan dari keselamatan. Karena itu, tak ada dari hal-hal ini yang telah ia anggap merupakan milik dari mereka ( IBRANI 6:4-6 ) yang ia gambarkan di tempat ini: karena seandainya ia melakukan demikian, mereka ( IBRANI 6:4-6 ) akan menjadi baginya suatu argumentasi dan bukti dari suatu akhir yang bertentangan, bahwa orang-orang ini (ay 4-6) tidak akan murtad dan binasa sama seperti mereka (Ibrani 6: 9-10). Karena itu ia tidak menganggap apapun dari hal-hal dalam text ini merupakan milik dari orang-orang dalam text ini ( IBRANI 6:4-6 ), yang secara khusus ‘menyertai keselamatan’, Ibrani 6: 9] - ‘Hebrews’, vol 5, hal 72-73.

2. Adanya ‘pekerjaan dan kasih’ (Ibrani 6: 10).

John Owen: “(2.) He describes them by their ‘duties of obedience’ and fruits of faith. This was their ‘work and labor of love’ towards the name of God, verse 10. And hereby, also, doth he difference them from these in the text, concerning whom he supposeth that they may perish eternally, which these fruits of saving faith and sincere love cannot do” [= (2.) Ia menggambarkan mereka dengan ‘kewajiban-kewajiban ketaatan’ dan buah-buah dari iman mereka. Ini adalah ‘pekerjaan dan jerih payah kasih’ mereka bagi nama Allah, Ibrani 6: 10. Dan dengan ini, juga, ia membedakan mereka (Ibrani 6: 9-10) dari orang-orang dalam text ini (ay 4-6), berkenaan siapa ia menganggap bahwa mereka bisa binasa secara kekal, yang tak bisa dilakukan oleh buah-buah dari iman yang menyelamatkan dan kasih yang sungguh-sungguh] - ‘Hebrews’, vol 5, hal 73.

3. Adanya pemeliharaan / penjagaan dari Allah yang tidak melupakan mereka (Ibrani 6: 10).

John Owen: “(3.) He adds, that in the preservation of those there mentioned the faithfulness of God was concerned: ‘God is not unrighteous to forget.’ For they were such he intended as were interested in the covenant of grace, with respect whereunto alone there is any engagement on the faithfulness or righteousness of God to preserve men from apostasy and ruin; and there is so with an equal respect unto all who are so taken into the covenant. But of these in the text he supposeth no such thing; and thereupon doth not intimate that either the righteousness or faithfulness of God was any way engaged for their preservation, but rather the contrary” [= (3.) Ia menambahkan, bahwa dalam pemeliharaan / penjagaan dari mereka yang disebutkan disana, kesetiaan Allah diperhatikan: ‘Allah bukannya tidak benar sehingga melupakan’ (Ibrani 6: 10a). Karena mereka adalah orang-orang yang ia maksudkan sebagai berminat pada perjanjian kasih karunia, dan hanya berkenaan dengan mereka saja ada perjanjian tentang kesetiaan dan kebenaran Allah untuk menjaga / memelihara orang-orang dari kemurtadan dan kehancuran; dan disana juga perjanjian dengan hubungan yang setara bagi semua orang yang dimasukkan ke dalam perjanjian. Tetapi tentang orang-orang dalam text ini (Ibrani 6: 4-6), ia tidak menganggap seperti itu; dan karena itu ia tidak mengisyaratkan bahwa kebenaran atau kesetiaan Allah dengan cara apapun dijanjikan untuk pemeliharaan / penjagaan mereka (Ibrani 6:4-6), tetapi bahkan sebaliknya] - ‘Hebrews’, vol 5, hal 73.

David Dickson: “in these verses, the 4th, 5th, and 6th, he is speaking of professors in general, conditionally; but verses 9,10,&c. he is speaking to the true believers amongst these Hebrews particularly” (= dalam ayat-ayat ini, IBRANI 6:4-6 , ia sedang berbicara tentang orang-orang yang mengaku secara umum, secara bersyarat / tidak mutlak; tetapi Ibrani 6: 9,10,dst. ia berbicara kepada orang-orang percaya yang sejati di antara orang-orang Ibrani ini secara khusus) - hal 27.

Calvin menganggap (hal 141) bahwa kalau tadi penulis surat Ibrani ini berbicara seperti petir yang menyambar, maka sekarang ia mengurangi kekerasan kata-katanya dengan menambahkan bagian ini, supaya mereka tidak menganggap bahwa dalam Ibrani 6:4-6 tadi ia berbicara tentang mereka.

d) Seluruh kontext membedakan orang-orang dalam Ibrani 6:4-6 dengan orang-orang lain dalam kontext ini.

Ibrani 5:11-6:10 - “(5:11) Tentang hal itu banyak yang harus kami katakan, tetapi yang sukar untuk dijelaskan, karena kamu telah lamban dalam hal mendengarkan. (5:12) Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras. (5:13) Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil. (5:14) Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat. (6:1) Sebab itu marilah kita tinggalkan asas-asas pertama dari ajaran tentang Kristus dan beralih kepada perkembangannya yang penuh. Janganlah kita meletakkan lagi dasar pertobatan dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, dan dasar kepercayaan kepada Allah, (6:2) yaitu ajaran tentang pelbagai pembaptisan, penumpangan tangan, kebangkitan orang-orang mati dan hukuman kekal. (6:3) Dan itulah yang akan kita perbuat, jika Allah mengizinkannya. (6:4) Sebab mereka yang pernah diterangi hatinya, yang pernah mengecap karunia sorgawi, dan yang pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus, (6:5) dan yang mengecap firman yang baik dari Allah dan karunia-karunia dunia yang akan datang, (6:6) namun yang murtad lagi, tidak mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian, hingga mereka bertobat, sebab mereka menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri mereka dan menghinaNya di muka umum. (6:7) Sebab tanah yang menghisap air hujan yang sering turun ke atasnya, dan yang menghasilkan tumbuh-tumbuhan yang berguna bagi mereka yang mengerjakannya, menerima berkat dari Allah; (6:8) tetapi jikalau tanah itu menghasilkan semak duri dan rumput duri, tidaklah ia berguna dan sudah dekat pada kutuk, yang berakhir dengan pembakaran. (6:9) Tetapi, hai saudara-saudaraku yang kekasih, sekalipun kami berkata demikian tentang kamu, kami yakin, bahwa kamu memiliki sesuatu yang lebih baik, yang mengandung keselamatan. (6:10) Sebab Allah bukan tidak adil, sehingga Ia lupa akan pekerjaanmu dan kasihmu yang kamu tunjukkan terhadap namaNya oleh pelayanan kamu kepada orang-orang kudus, yang masih kamu lakukan sampai sekarang”.

Catatan: perhatikan kontras antara kata ‘mereka’ dalam Ibrani 6:4-6, dengan kata ‘kamu’ atau ‘kita’ dalam Ibrani 5:11-6:3 maupun dalam Ibrani 6:9-10. Kata-kata ‘saudara-saudaraku yang kekasih’ (ay 9) seharusnya adalah ‘beloved’ (= yang kekasih). Ini juga jelas menunjuk kepada orang kristen yang sejati.

Dalam Ibrani 6:7-8 muncul kata-kata ganti orang ‘nya’, ‘mereka’, ‘ia’, tetapi ini adalah persoalan lain, karena ay 7-8 ini merupakan suatu perumpamaan yang diberikan oleh penulis surat Ibrani, sehingga boleh dikatakan terpisah / berbeda dengan seluruh kontext.

Kalau orang-orang dalam Ibrani 6:4-6 ini memang adalah orang-orang kristen KTP, maka ada beberapa pertanyaan yang timbul:

1. Mengapa setelah mereka murtad dikatakan bahwa mereka tidak mungkin diperbaharui?

Calvin: “some take ‘impossible’ in the sense of rare or difficult, which is wholly different from its meaning” (= beberapa orang menganggap ‘tidak mungkin’ dalam arti ‘jarang’ atau ‘sukar’, yang sama sekali berbeda dengan arti kata itu).

Saya setuju dengan Calvin. Jadi bagian ini tetap mengatakan bahwa orang yang murtad itu tidak mungkin diperbaharui. Mengapa tidak mungkin?

Karena yang dimaksud dengan ‘murtad’ di sini adalah meninggalkan kekristenan secara total, dan kembali kepada Yudaisme (masuk agama lain), dan melakukan penyangkalan / penghinaan terhadap Kristus. Singkatnya mereka melakukan dosa menghujat Roh Kudus.

David Dickson mengatakan (hal 27) bahwa ini tidak membicarakan orang kristen yang tidak mengerti apa-apa yang lalu murtad, tetapi orang kristen yang sudah mengerti (tentang injil) dan merasakan kuasa dari kebenaran, tetapi yang lalu murtad. Juga kemurtadan ini bukan disebabkan karena takut, tetapi suatu tindakan sengaja / sukarela.

David Dickson: “This is that sin against the Holy Ghost which he here speaketh of” (= Ini adalah dosa menghujat Roh Kudus yang di sini ia bicarakan) - hal 27.

Calvin: “For he falls away who forsakes the word of God, who extinguishes its light, who deprives himself of the taste of the heavenly gift, who relinquishes the participation of the Spirit. Now this is wholly to renounce God. We now see whom he excluded from the hope of pardon, even the apostates who alienated themselves from the Gospel of Christ, which they had previously embraced, and from the grace of God; and this happens to no one but to him who sins against the Holy Spirit” (= Karena ia dianggap murtad, yaitu ia yang meninggalkan firman Allah, yang memadamkan terangnya, yang menghilangkan dirinya sendiri dari kecapan karunia surgawi, yang melepaskan partisipasi Roh. Jadi ini adalah meninggalkan / menyangkal Allah sepenuhnya. Sekarang kita melihat siapa yang ia keluarkan dari pengharapan tentang pengampunan, yaitu orang-orang yang murtad, yang menjauhkan diri mereka sendiri dari Injil Kristus, yang sebelumnya telah mereka mengerti / terima, dan dari kasih karunia Allah; dan ini tidak terjadi pada siapapun kecuali pada dia yang berdosa terhadap / menentang Roh Kudus) - hal 136.

John Owen: “it is a total renunciation of all the constituent principles and doctrines of Christianity. Such was the sin of them who forsook the gospel and returned to Judaism; this was accompanied by the open and public renunciation of the gospel. This is the ‘falling away,’ - a voluntary resolved relinquishment of and apostacy from the gospel, the faith, rule, and obedience thereof, which cannot be done without casting the highest reproach and contumely upon the Person of Christ Himself” (= ini merupakan suatu tindakan meninggalkan secara total terhadap semua prinsip-prinsip dan doktrin-doktrin pokok dari kekristenan. Demikianlah dosa dari mereka yang meninggalkan Injil dan kembali kepada Yudaisme; ini disertai dengan penyangkalan secara terbuka dan di depan umum terhadap Injil. Ini adalah ‘murtad’, suatu tindakan melepaskan yang telah diputuskan secara sukarela dan kemurtadan dari Injil, iman, pemerintahan, dan ketaatan terhadapnya, yang tidak bisa dilakukan tanpa membuat / memberikan celaan dan penghinaan tertinggi kepada Pribadi Kristus sendiri) - ‘Hebrews, abridged’, hal 98.

Tentang Ibrani 6:6b - “sebab mereka menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri mereka dan menghinaNya di muka umum”, Owen berkata bahwa mereka tidak sungguh-sungguh berbuat demikian, dan mereka tidak bisa betul-betul menyalibkan Yesus untuk kedua-kalinya, tetapi mereka melakukannya secara moral, karena dengan kemurtadan mereka dan kembalinya mereka ke Yudaisme, mereka menunjukkan bahwa mereka menyetujui orang-orang Yahudi dalam menyalibkan Yesus sebagai seorang penjahat. Ini merupakan penghinaan terbesar bagi Kristus, dan merupakan dosa yang jauh lebih besar dari pada dosa orang-orang yang betul-betul menyalibkan Yesus.

John Owen: “They do it not really, they cannot do so; but they do it themselves morally. By their apostacy they showed that they approved of the Jews in crucifying Him as a malefactor. ... no man living can attempt a higher dishonour against Jesus Christ than this. The sin of those who forsake Christ and the gospel, after their conviction of its truth and profession of it, is on many accounts far greater than that of those who actually crucified Him” (= Mereka bukan sungguh-sungguh melakukan hal itu, mereka tidak bisa melakukan hal itu; tetapi mereka melakukannya sendiri secara moral. Oleh kemurtadan mereka, mereka menunjukkan bahwa mereka menyetujui / merestui orang-orang Yahudi dalam menyalibkan Dia sebagai seorang penjahat. ... tak ada orang hidup yang bisa mengusahakan suatu penghinaan yang lebih tinggi terhadap Yesus Kristus dari pada ini. Dosa dari mereka yang meninggalkan Kristus dan injil, setelah keyakinan mereka akan kebenarannya dan pengakuan tentangnya, berdasarkan banyak perhitungan, adalah jauh lebih besar dari pada dosa mereka, yang betul-betul menyalibkanNya) - ‘Hebrews, abridged’, hal 98.

Calvin: “But when any one rises up again after falling, we may here conclude that he had not been guilty of defection, however grievously he may have sinned” (= Tetapi pada waktu siapapun bangkit lagi setelah jatuh, kita bisa di sini menyimpulkan bahwa ia tidak bersalah dalam hal meninggalkan / murtad, betapapun menyedihkannya ia telah berdosa) - hal 139.

2. Mengapa bagian ini diceritakan kepada orang-orang kristen yang sejati, yang toh tidak akan bisa melakukan dosa seperti itu?

Calvin: “If any one asks why the Apostle makes mention here of such apostasy while he is addressing believers, who were far off from a perfidy so heinous; to this I answer, that the danger was pointed out by him in time, that they might be on their guard” (= Jika ada yang bertanya mengapa sang Rasul menyebutkan di sini kemurtadan seperti itu pada waktu ia sedang berbicara kepada orang-orang percaya, yang jauh dari kedurhakaan / pengkhianatan yang begitu mengerikan; saya menjawab, bahwa bahaya itu ditunjukkan olehnya pada waktunya, supaya mereka bisa berjaga-jaga) - hal 136.

R. C. Sproul: “But if no one falls away, why even bother to warn people against it? It seems frivolous to exhort people to avoid the impossible. Here is where we must understand the relationship of perseverance to preservation. Perseverance is both a grace and a duty. We are to strive with all our might in our spiritual walk. Humanly speaking, it is possible to fall away. Yet as we strive we are to look to God who is preserving us. It is impossible that he should fail to keep us. Consider again the analogy of the child walking with his father. It is possible that the child will let go. If the father is God, it is not possible that he will let go. Even given the promise of the Father not to let go, it is still the duty of the child to hold on tightly. Thus the author of Hebrews warns believers against falling away. ... Finally, with respect to perseverance and preservation, we must look to the promise of God in the Old Testament. Through the prophet Jeremiah, God promises to make a new covenant with his people, a covenant that is everlasting. He says: ‘And I will make an everlasting covenant with them, that I will not turn away from doing them good; but I will put My fear in their hearts so that they will not depart from Me.’ (Jeremiah 32:40).” [= Tetapi jika tak seorangpun murtad, mengapa bersusah-susah untuk memperingati orang-orang terhadapnya? Kelihatannya tolol untuk memperingati orang-orang untuk menghindari sesuatu yang tidak mungkin terjadi. Di sinilah kita harus mengerti hubungan dari ketekunan (perseverance) dengan pemeliharaan / penjagaan (preservation). Ketekunan (perseverance) adalah suatu kasih karunia dan suatu kewajiban. Kita harus berjuang dengan seluruh kekuatan kita dalam perjalanan rohani kita. Berbicara secara manusia, adalah mungkin untuk murtad. Tetapi pada waktu kita berjuang kita harus memandang kepada Allah yang memelihara / menjaga (preserving) kita. Adalah tidak mungkin bahwa Ia gagal untuk menjaga kita. Pertimbangkan lagi analogi dari anak yang berjalan dengan ayahnya. Adalah mungkin bahwa anak itu akan melepaskan. Jika ayah itu adalah Allah, adalah tidak mungkin bahwa Ia akan melepaskan. Sekalipun diberi janji dari Bapa untuk tidak dilepaskan, tetap merupakan kewajiban dari anak untuk berpegang dengan kuat. Karena itu pengarang dari surat Ibrani memperingati orang-orang percaya terhadap kemurtadan. ... Akhirnya berkenaan dengan ketekunan (perseverance) dan pemeliharaan / penjagaan (preservation), kita harus melihat pada janji Allah dalam Perjanjian Lama. Melalui nabi Yeremia, Allah berjanji untuk membuat suatu perjanjian baru dengan umatNya, suatu perjanjian yang kekal. Ia berkata: ‘Dan Aku akan membuat suatu perjanjian kekal dengan mereka, bahwa Aku tidak akan berbalik dari melakukan yang baik bagi mereka; tetapi Aku akan menaruh rasa takutKu dalam hati mereka sehingga mereka tidak akan meninggalkan Aku’ (Yer 32:40)] - ‘Chosen by God’, hal 186-187.

Yeremia 32:40 - “Aku akan mengikat perjanjian kekal dengan mereka, bahwa Aku tidak akan membelakangi mereka, melainkan akan berbuat baik kepada mereka; Aku akan menaruh takut kepadaKu ke dalam hati mereka, supaya mereka jangan menjauh dari padaKu”.

Catatan: hebatnya, berkenaan dengan Yeremia 32:40 ini, Adam Clarke sama sekali tidak memberikan komentar apapun! Orang Arminian sering menutup mata terhadap, atau mengabaikan, ayat-ayat yang jelas-jelas bertentangan dengan pandangannya!

Mungkin ini bisa disamakan dengan Kis 27, yang pada ay 22b,24b,25b,34b menjamin keselamatan seisi kapal, tetapi pada 26,31,34a mengancam bahwa mereka tidak akan selamat, kalau tidak melakukan hal-hal tertentu. 26,31,34a itu dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa sekalipun keselamatan mereka dijamin, mereka tetap mempunyai tanggung jawab untuk melakukan yang terbaik.

Kis 27:20-34 - “(20) Setelah beberapa hari lamanya baik matahari maupun bintang-bintang tidak kelihatan, dan angin badai yang dahsyat terus-menerus mengancam kami, akhirnya putuslah segala harapan kami untuk dapat menyelamatkan diri kami. (21) Dan karena mereka beberapa lamanya tidak makan, berdirilah Paulus di tengah-tengah mereka dan berkata: ‘Saudara-saudara, jika sekiranya nasihatku dituruti, supaya kita jangan berlayar dari Kreta, kita pasti terpelihara dari kesukaran dan kerugian ini! (22) Tetapi sekarang, juga dalam kesukaran ini, aku menasihatkan kamu, supaya kamu tetap bertabah hati, sebab tidak seorangpun di antara kamu yang akan binasa, kecuali kapal ini. (23) Karena tadi malam seorang malaikat dari Allah, yaitu dari Allah yang aku sembah sebagai milikNya, berdiri di sisiku, (24) dan ia berkata: Jangan takut, Paulus! Engkau harus menghadap Kaisar; dan sesungguhnya oleh karunia Allah, maka semua orang yang ada bersama-sama dengan engkau di kapal ini akan selamat karena engkau. (25) Sebab itu tabahkanlah hatimu, saudara-saudara! Karena aku percaya kepada Allah, bahwa semuanya pasti terjadi sama seperti yang dinyatakan kepadaku. (26) Namun kita harus mendamparkan kapal ini di salah satu pulau.’ (27) Malam yang keempat belas sudah tiba dan kami masih tetap terombang-ambing di laut Adria. Tetapi kira-kira tengah malam anak-anak kapal merasa, bahwa mereka telah dekat daratan. (28) Lalu mereka mengulurkan batu duga, dan ternyata air di situ dua puluh depa dalamnya. Setelah maju sedikit mereka menduga lagi dan ternyata lima belas depa. (29) Dan karena takut, bahwa kami akan terkandas di salah satu batu karang, mereka membuang empat sauh di buritan, dan kami sangat berharap mudah-mudahan hari lekas siang. (30) Akan tetapi anak-anak kapal berusaha untuk melarikan diri dari kapal. Mereka menurunkan sekoci, dan berbuat seolah-olah mereka hendak melabuhkan beberapa sauh di haluan. (31) Karena itu Paulus berkata kepada perwira dan prajurit-prajuritnya: ‘Jika mereka tidak tinggal di kapal, kamu tidak mungkin selamat.’ (32) Lalu prajurit-prajurit itu memotong tali sekoci dan membiarkannya hanyut. (33) Ketika hari menjelang siang, Paulus mengajak semua orang untuk makan, katanya: ‘Sudah empat belas hari lamanya kamu menanti-nanti saja, menahan lapar dan tidak makan apa-apa. (34) Karena itu aku menasihati kamu, supaya kamu makan dahulu. Hal itu perlu untuk keselamatanmu. Tidak seorangpun di antara kamu akan kehilangan sehelaipun dari rambut kepalanya.’”.

Catatan: 

1. Bagian yang saya tulis dengan huruf besar menunjukkan jaminan keselamatan (22,24,25,34b), sedangkan bagian yang saya tulis dengan huruf miring ( 26,31,33,34a) menunjukkan bahwa mereka tetap bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik!

2. Memang keselamatan yang dibicarakan dalam Kis 27 ini adalah keselamatan jasmani, tetapi dalam hal jaminan keselamatan dan ancamannya, sama / analog dengan keselamatan rohani. 

KESIMPULAN / PENUTUP.

Untuk saudara-saudara yang adalah orang kristen yang sejati, selalulah waspada terhadap penyesatan dari setan. Khususnya berusahalah untuk selalu bisa menjadi pendengar yang baik, yang dengan berlalunya waktu, maju dalam kemampuan mendengar Firman Tuhan.

Sedangkan untuk saudara-saudara yang belum sungguh-sungguh percaya, ingat bahwa kemurtadan seperti itu bisa menimpa saudara. Hati-hati dengan kemurtadan seperti itu, karena kalau itu terjadi, tidak ada kemungkinan saudara akan diampuni lagi. Dan sekalipun saudara tidak sampai melakukan kemurtadan seperti itu, kalau saudara tetap tinggal sebagai orang kristen KTP, saudara tetap akan mendapatkan hukuman kekal. Karena itu percayalah kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat saudara.


Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div:  meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
-AMIN-
Next Post Previous Post