PENEBUSAN TERBATAS (LIMITED ATONEMENT) DAN DOA TERBATAS KRISTUS
a) ‘Doa terbatas’ dari Kristus.
Yesus berdoa hanya untuk orang-orang pilihan, dan Ia tidak berdoa untuk orang-orang yang bukan pilihan.
1. Yohanes 17:9 - “Aku berdoa untuk mereka. Bukan untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka, yang telah Engkau berikan kepadaKu, sebab mereka adalah milikMu”.
Dalam Yohanes 17:9 ini jelas bahwa Yesus berdoa untuk orang-orang yang pada saat itu sudah percaya kepadaNya.
Calvin: “He openly declares that he does not pray for the world, because he has no solicitude but about his own flock, which he received from the hand of the Father” (= Ia menyatakan secara terbuka bahwa Ia tidak berdoa untuk dunia, karena Ia tidak mempunyai perhatian kecuali terhadap kawanan dombaNya, yang Ia terima dari tangan Bapa) - hal 172.
2. Yohanes 17:20 - “Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepadaKu oleh pemberitaan mereka”.
Leon Morris (NICNT) memberikan komentar sebagai berikut tentang kata-kata ‘orang-orang yang percaya’ dalam Yohanes 17:20:
“The present participle, TON PISTEUONTON, might perhaps be held to signify those who at that moment believed on account of the disciples’ word. But this is unlikely. The future almost certainly gives the sense of it. Turner regards this as a present participle for future, perhaps under Hebrew or Aramaic influence” (= Participle bentuk present, TON PISTEUONTON, mungkin bisa dianggap menunjuk pada mereka yang pada saat itu percaya karena kata-kata murid-murid. Tetapi kemungkinannya kecil. Bentuk future / akan datang hampir pasti memberikan artinya. Turner menganggap ini sebagai suatu present participle untuk akan datang, mungkin di bawah pengaruh Ibrani atau Aramaic) - hal 733, footnote.
Jadi kata-kata ‘orang-orang yang percaya’ dalam Yohanes 17:20 menunjuk kepada orang-orang yang akan percaya kepada pemberitaan orang-orang Kristen pada saat itu.
Calvin menafsirkan bahwa Yohanes 17:20 ini adalah doa untuk scope / ruang lingkup yang lebih luas (dibandingkan dengan doaNya dalam Yohanes 17:9), yaitu untuk ‘semua murid dari Injil, sampai akhir jaman’.
Calvin: “He now gives a wider range to his prayer, which hitherto had included the apostles alone; for he extends it to all the disciples of the Gospel, so long as there shall be any of them to the end of the world” (= Sekarang Ia memberikan jangkauan yang lebih lebar pada doaNya, yang sampai saat ini hanya mencakup rasul-rasul saja; karena Ia memperluasnya kepada semua murid dari Injil, selama mereka ada sampai akhir dunia ini) - hal 181.
Matthew Poole: “Christ did not pray for any reprobates, not for any that were and should die unbelievers: he prayed before for those who actually did believe; he prayeth here for them that should believe; but we never read that he prayed for any others” [= Kristus tidak berdoa untuk orang yang ditetapkan untuk binasa, tidak untuk siapapun yang adalah orang tak percaya dan mati sebagai orang tak percaya: tadi (dalam Yoh 17:9) Ia berdoa untuk mereka yang sungguh-sungguh sudah percaya; di sini Ia berdoa untuk mereka yang harus percaya; tetapi kita tidak pernah membaca bahwa Ia berdoa untuk orang lain] - hal 370.
Jadi kesimpulannya, dalam Yohanes 17:9,20 ini Yesus berdoa untuk orang-orang yang sudah percaya dan yang akan percaya. Dengan kata lain, Ia berdoa untuk ‘orang-orang pilihan’. Sekarang perhatikan bahwa dalam Yoh 17:9, Yesus menambahkan kata-kata ‘bukan untuk dunia Aku berdoa’. Kata ‘dunia’ di sini pasti menunjuk kepada ‘orang-orang yang bukan pilihan’ (reprobate). Semua ini menunjukkan bahwa Yesus berdoa secara terbatas.
Catatan: mungkin ada yang keberatan kalau kata ‘dunia’ menunjuk kepada orang-orang yang bukan pilihan karena dalam Yoh 17:21,23 dikatakan bahwa ‘dunia’ itu percaya kepada Yesus / tahu bahwa Yesus diutus oleh Allah.
Yohanes 17:21,23 - “(21) supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. ... (23) Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku”.
Bagaimana menafsirkan ayat-ayat ini?
a. Sama seperti John Owen, Calvin tidak setuju kalau ‘dunia’ di sini diartikan ‘elect’ / ‘orang pilihan’, karena dalam seluruh kontext Yoh 17 ini kata ‘dunia’ selalu menunjuk kepada ‘reprobate’ / ‘orang yang ditetapkan untuk binasa’!
b. Kata ‘percaya’ di sini artinya ‘tahu’, dan ini hanya menunjuk pada pengetahuan secara intelektual. Jadi mereka (dunia) diyakinkan secara intelektual bahwa Yesus diutus oleh Bapa, tetapi mereka tetap tidak mau percaya kepada Dia. Ingat bahwa iman yang sejati, harus mencakup intelek, perasaan, maupun kehendak. Kalau hanya mencakup intelek saja, itu bukan iman yang sejati!
b) Hubungan ‘doa terbatas’ dari Kristus dengan doktrin Limited Atonement (= Penebusan terbatas).
Para ahli theologia Reformed menganggap sebagai sesuatu yang aneh kalau Kristus mati untuk semua orang di dunia ini, tetapi tidak mau berdoa untuk semua melainkan hanya untuk orang-orang pilihan saja.
R. C. Sproul: “Jesus’ atonement and his intercession are joint works of his high priesthood. He explicitly excludes the non-elect from his great high priestly prayer. ‘I do not pray for the world but for those whom you have given Me’ (John 17:9). Did Christ die for those for whom he would not pray?” [= Penebusan dan pengantaraan / doa syafaat Yesus adalah pekerjaan gabungan dari keimam-besaranNya. Ia secara explicit mengeluarkan / tidak memasukkan orang yang bukan pilihan dari doa imam besarNya. ‘Bukan untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka, yang telah Engkau berikan kepadaKu’ (Yoh 17:9). Apakah Kristus mati untuk mereka bagi siapa Ia tidak berdoa?] - ‘Chosen by God’, hal 206.
William Hendriksen (tentang Yohanes 17:9): “The words, ‘Not for the world am I making request’ are very clear. Between the purpose of the atonement and the purpose of Christ’s Highpriestly prayer, there is perfect agreement. ... Not all were given. Jesus did not die for all. He did not pray that the saving merits of the cross might be applied to all. Here the logic is perfect” (= Kata-kata ‘Bukan untuk dunia Aku berdoa’ adalah sangat jelas. Antara tujuan dari penebusan dan tujuan dari doa ke-imam-besar-an Kristus, ada persetujuan yang sempurna. ... Tidak semua orang diberikan. Yesus tidak mati untuk semua orang. Ia tidak berdoa supaya jasa penyelamatan dari salib bisa diterapkan kepada semua orang. Di sini logikanya adalah sempurna).
Matthew Poole: “Christ did not pray for any reprobates, not for any that were and should die unbelievers: he prayed before for those who actually did believe; he prayeth here for them that should believe; but we never read that he prayed for any others. Now whether he laid down his life for those for whom he would not pray, lieth upon them to consider, who are so confident that he died for all and every man” [= Kristus tidak berdoa untuk orang yang ditetapkan untuk binasa, tidak untuk siapapun yang adalah orang tak percaya dan mati sebagai orang tak percaya: tadi (dalam Yoh 17:9) Ia berdoa untuk mereka yang sungguh-sungguh sudah percaya; di sini Ia berdoa untuk mereka yang harus percaya; tetapi kita tidak pernah membaca bahwa Ia berdoa untuk orang lain. Sekarang apakah Ia menyerahkan nyawaNya untuk mereka bagi siapa Ia tidak mau berdoa, terserah kepada mereka untuk mempertimbangkan, yang begitu yakin bahwa Ia mati untuk semua dan setiap orang] - hal 370.
John Owen: “He did not suffer for them, and then refuse to intercede for them; he did not do the greater, and omit the less” (= Ia tidak menderita untuk mereka, dan lalu menolak untuk berdoa syafaat bagi mereka; Ia tidak melakukan yang lebih besar dan mengabaikan yang lebih kecil) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, ‘The Death of Christ’, hal 176.
John Owen: “... we know that Christ refused to pray for the world, in opposition to his elect” (= ... kita tahu bahwa Kristus menolak untuk berdoa untuk dunia, dikontraskan dengan orang pilihan) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, ‘The Death of Christ’, hal 177.
Padahal Owen mengatakan bahwa Bapa selalu mendengar doa Anak / Yesus, dan ini ditunjukkan dalam 2 text Kitab Suci di bawah ini:
1. Yoh 11:42 - “Aku tahu, bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku, tetapi oleh karena orang banyak yang berdiri di sini mengelilingi Aku, Aku mengatakannya, supaya mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku”.
2. Mazmur 2:7-8 - “(7) Aku mau menceritakan tentang ketetapan TUHAN; Ia berkata kepadaku: ‘AnakKu engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini. (8) Mintalah kepadaKu, maka bangsa-bangsa akan Kuberikan kepadamu menjadi milik pusakamu, dan ujung bumi menjadi kepunyaanmu”.
Tetapi bagaimana dengan doa Yesus di Taman Getsemani? Apakah doa itu tidak dikabulkan?
Mat 26:39 - “Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kataNya: ‘Ya BapaKu, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari padaKu, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.’”.
Matius 26:42 - “Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kataNya: ‘Ya BapaKu, jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendakMu!’”.
Kalau kita meninjau hanya permintaan supaya ‘cawan itu berlalu’, maka memang permintaan itu tidak dikabulkan. Tetapi kalau kita meninjau doa itu secara keseluruhan, dengan mengikut-sertakan kata-kata ‘janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki’, maka jelas Bapa mengabulkan doa itu, karena memang akhirnya yang terjadi adalah kehendak Bapa, yaitu Yesus harus ‘meminum cawan’ itu (Yoh 18:11).
John Owen: “therefore, if he should intercede for all, all should undoubtedly be saved” (= karena itu, jika Ia berdoa syafaat untuk semua, tidak diragukan bahwa semua akan diselamatkan) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, ‘The Death of Christ’, hal 177.
John Owen: “the oblation and intercession of Christ are of equal compass and extent in respect of their objects, or the persons for whom he once offered himself and doth continually intercede, and so are to be looked on one joint means for the attaining of a certain proposed end” (= pengorbanan dan doa syafaat Kristus mempunyai batas dan luas yang sama berkenaan dengan obyeknya, atau dengan orang-orang untuk siapa Ia sekali mengorbankan diriNya dan mendoakannya secara terus-menerus, dan dengan demikian harus dianggap sebagai satu cara gabungan untuk mencapai suatu tujuan tertentu) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, ‘The Death of Christ’, hal 187.
A. W. Pink menggunakan Roma 8:33-34 - “(33) Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang membenarkan mereka? Siapakah yang akan menghukum mereka? (34) Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita?”.
Terjemahan Kitab Suci Indonesia mempunyai beberapa kesalahan, yaitu: kalimat no 2 dan no 4 (bagian yang saya garis-bawahi) sebetulnya bukan kalimat tanya. Disamping itu, kata-kata ‘menjadi Pembela’ seharusnya adalah ‘menengahi / berdoa syafaat’. Bandingkan dengan terjemahan NASB dan KJV di bawah ini.
NASB: ‘Who will bring a charge against God’s elect? God is the one who justifies; who is the one who condemns? Christ Jesus is He who died, yes, rather who was raised, who is at the right hand of God, who also intercedes for us’ (= Siapa yang menuduh orang pilihan Allah? Allah adalah orang yang membenarkan; siapa orang yang menghukum? Kristus Yesus adalah Dia yang telah mati, ya, bahkan yang telah dibangkitkan, yang ada di sebelah kanan Allah, yang juga menengahi / berdoa syafaat untuk kita).
KJV: ‘(33) Who shall lay any thing to the charge of God's elect? It is God that justifieth. (34) Who is he that condemneth? It is Christ that died, yea rather, that is risen again, who is even at the right hand of God, who also maketh intercession for us’ (= Siapa yang akan menuduh orang pilihan Allah? Allahlah yang membenarkan. Siapa yang menghukum? Adalah Kristus yang telah mati, ya bahkan yang telah bangkit kembali, yang bahkan ada di sebelah kanan Allah, yang juga menengahi / berdoa syafaat untuk kita).
Jadi bagian akhir text itu menunjukkan bahwa Kristus Yesus telah melakukan 2 hal untuk kita, yaitu:
a. Mati (dan bangkit).
b. Menengahi / berdoa syafaat.
Arthur W. Pink: “Note particularly that the death and intercession of Christ have one and the same object! ... If then Christ intercedes for the elect only, and ‘not for the world,’ then He dies for them only” (= Perhatikan secara khusus bahwa kematian dan tindakan menengahi / doa syafaat Kristus mempunyai satu obyek yang sama! ... Karena itu jika Kristus menengahi / berdoa syafaat hanya untuk orang pilihan, dan ‘bukan untuk dunia’, maka Ia mati hanya untuk mereka) - ‘The Sovereignty of God’, hal 60.
c) Pandangan Arminian tentang ‘doa terbatas’ Yesus.
Adam Clarke (tentang Yohanes 17:9): “‘I pray not for the world.’ I am not yet come to that part of my intercession: see John 17:20. I am now wholly employed for my disciples, that they may be properly qualified to preach my salvation to the ends of the earth. Jesus here imitates the high priest, the second part of whose prayer, on the day of expiation, was for the priests, the sons of Aaron: see the note at John 17:1. These words may also be understood as applying to the rebellions Jews. God’s wrath was about to descend upon them, and Christ prays that his own followers might be kept from the evil, John 17:15. But he does not thus pray for the world, the rebellious Jews, because the cup of their iniquity was full, and their judgment slumbered not” [= ‘Aku tidak berdoa untuk dunia’. Aku belum sampai pada bagian itu dari doa syafaatKu: lihat Yoh 17:20. Aku sekarang sepenuhnya sibuk (berkonsentrasi) untuk murid-muridKu, supaya mereka bisa memenuhi syarat secara benar untuk memberitakan keselamatanKu sampai ujung-ujung bumi. Di sini Yesus meniru doa imam besar, yang di bagian kedua dari doanya, pada hari raya pendamaian, adalah untuk imam-imam, anak-anak Harun: lihat catatan pada Yoh 17:1. Kata-kata ini juga bisa dimengerti sebagai diterapkan kepada orang-orang Yahudi yang memberontak. Murka Allah hampir turun kepada mereka, dan Kristus berdoa supaya para pengikutNya dijaga dari kejahatan / bencana, Yoh 17:15. Tetapi Ia tidak berdoa demikian untuk ‘dunia’, ‘orang-orang Yahudi yang memberontak’, karena cawan kejahatan mereka sudah penuh, dan penghakiman mereka tidak akan tertidur].
Adam Clarke (tentang Yoh 17:1): “The high priest addressed a solemn prayer to God: a. For himself: this Christ imitates, John 17:1-5. b. For the sons of Aaron: our Lord imitates this in praying for his disciples, John 17:9-19; c. For all the people: our Lord appears to imitate this also in praying for his church, all who should believe on him through the preaching of the apostles and their successors, John 17:20-24” (= Sang imam besar menujukan suatu doa yang khidmat kepada Allah: a. Untuk dirinya sendiri: ini ditiru oleh Kristus, Yoh 17:1-5. b. Untuk anak-anak Harun: Tuhan kita meniru ini dalam doaNya untuk murid-muridNya, Yoh 17:9-19; c. Untuk seluruh bangsa: Tuhan kita kelihatannya juga meniru ini dalam berdoa untuk gerejaNya, semua orang yang percaya kepadaNya melalui pemberitaan rasul-rasul dan pengganti-pengganti mereka, Yohanes 17:20-24).
Lenski (tentang Yohanes 17:9): “Jesus here makes request for the disciples alone and not for the world, for those whom the Father has given to him not for the rest. On this so-called intercessio specialis see Heb. 7:25; 9:24; 1 John 2:1; Rom. 8:34. This special intercession deals with believers only inasmuch as they alone are able to receive the gifts which the Father has for his children. We must include among the disciples all those who eventually come to faith (v. 21). It is generally assumed that Jesus prays also for the entire world of men in the intercessio generalis on the basis of Isa. 53:12; Luke 23:34, even as we, too, are bidden to intercede for all men, 1 Tim. 2:1; Matt. 5:44” [= Di sini Yesus membuat permohonan untuk murid-murid saja dan bukan untuk dunia, untuk mereka yang telah Bapa berikan kepadaNya, bukan untuk sisanya. Pada apa yang disebut doa syafaat khusus ini, lihat Ibr 7:25; 9:24; 1Yoh 2:1; Ro 8:34. Doa syafaat khusus ini hanya menangani orang-orang percaya karena hanya mereka saja yang bisa menerima karunia-karunia yang Bapa miliki untuk anak-anakNya. Kita harus memasukkan / mencakup di antara murid-murid semua mereka yang akhirnya datang pada iman (ay 21). Secara umum diasumsikan bahwa Yesus berdoa juga untuk seluruh dunia manusia dalam doa syafaat umum berdasarkan Yes 53:12; Luk 23:34, sama seperti kita, yang juga disuruh berdoa syafaat untuk semua manusia, 1Tim 2:1; Mat 5:44].
Tanggapan saya:
1. Kalau Clarke mengatakan bahwa ‘dunia’ yang tidak didoakan itu, menunjuk kepada ‘orang-orang Yahudi yang memberontak’, dan lalu dalam Yohanes 17:20-24 Clarke mengatakan bahwa Yesus berdoa untuk orang-orang yang akan percaya, maka itu sama saja dengan hanya mendoakan orang-orang pilihan dan tidak mendoakan orang-orang yang ditentukan untuk binasa.
2. Kata-kata Lenski yang saya garis-bawahi tidak masuk akal / tidak Alkitabiah. Ini menjadikan Allah tergantung kepada manusia, dan bukan sebaliknya. Siapapun bisa menerima apapun, asalkan Bapa memang mau memberikan hal itu kepadanya.
Bandingkan dengan ayat-ayat di bawah ini:
a. Matius 11:25-27 - “(25) Pada waktu itu berkatalah Yesus: ‘Aku bersyukur kepadaMu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. (26) Ya Bapa, itulah yang berkenan kepadaMu. (27) Semua telah diserahkan kepadaKu oleh BapaKu dan tidak seorangpun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorangpun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya”.
b. Roma 9:30 - “Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Ini: bahwa bangsa-bangsa lain yang tidak mengejar kebenaran, telah beroleh kebenaran, yaitu kebenaran karena iman”.
c. Roma 10:20 - “Dan dengan berani Yesaya mengatakan: ‘Aku telah berkenan ditemukan mereka yang tidak mencari Aku, Aku telah menampakkan diri kepada mereka yang tidak menanyakan Aku.’”.
3. Tentang perintah untuk berdoa syafaat bagi semua orang:
1Tim 2:1 - “Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang”.
Mat 5:44 - “Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu”.
Ada 2 hal yang saya berikan sebagai jawaban:
a. Tuhan / Yesus tak harus mentaati perintah yang Ia berikan kepada manusia. Firman Tuhan itu bagi kita, tetapi Dia sendiri ada di atas Firman Tuhan. Misalnya kita dilarang membunuh, tetapi Tuhan ‘membunuh’ setiap hari!
b. Kita memang harus berdoa untuk semua orang, sama seperti kita harus memberitakan Injil kepada semua orang, karena kita tak bisa membedakan orang-orang pilihan dari orang-orang yang ditentukan untuk binasa. Tetapi jelas bahwa kita tidak harus, dan bahkan tidak boleh, berdoa “Tuhan, selamatkanlah orang-orang yang Engkau tentukan untuk binasa”.
Bdk. 1Yoh 5:14 - “Dan inilah keberanian percaya kita kepadaNya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepadaNya menurut kehendakNya”.
4. Yesaya 53:12 merupakan nubuat, dan saya menganggap bahwa Luk 23:34 merupakan penggenapannya.
Yesaya 53:12 - “Sebab itu Aku akan membagikan kepadanya orang-orang besar sebagai rampasan, dan ia akan memperoleh orang-orang kuat sebagai jarahan, yaitu sebagai ganti karena ia telah menyerahkan nyawanya ke dalam maut dan karena ia terhitung di antara pemberontak-pemberontak, sekalipun ia menanggung dosa banyak orang dan berdoa untuk pemberontak-pemberontak”.
Luk 23:34a - “Yesus berkata: ‘Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.’”.
Ini akan dibahas pada point di bawah ini.
d) Tetapi bagaimana dengan Luk 23:34? Apakah ini menunjukkan bahwa Yesus berdoa untuk orang non pilihan?
Lukas 23:34 - “Yesus berkata: ‘Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.’”.
1. Pertama-tama perlu diketahui bahwa kalimat ini diragukan keasliannya karena manuscript-manuscript yang terbaik tidak mempunyai ayat ini!
NIV memberikan catatan kaki yang berbunyi: “Some early manuscripts do not have this sentence” (= Beberapa manuscripts mula-mula tidak mempunyai kalimat ini).
RSV memberikan catatan kaki yang berbunyi: “Other ancient authorities omit the sentence ‘And Jesus ... what they do” (= Otoritas-otoritas kuno yang lain menghapuskan kalimat ‘Dan Yesus ... apa yang mereka perbuat’).
NKJV memberikan catatan tepi yang berbunyi: “NU brackets the first sentence as a later addition” (= NU meletakkan kalimat pertama dalam kurung sebagai penambahan belakangan).
ASV memberikan catatan kaki yang berbunyi: “Some ancient authorities omit ‘And Jesus said, Father, forgive them; for they know not what they do.’” (= Beberapa otoritas kuno menghapuskan ‘Dan Yesus berkata: Bapa, ampunilah mereka; sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat’).
KJV dan NASB tidak memberikan catatan kaki apapun.
Pulpit Commentary: “These words are missing in some of the oldest authorities. They are found, however, in the majority of the most ancient manuscripts and in the most trustworthy of the old versions, and are undoubtedly genuine” (= Kata-kata ini tidak ada dalam beberapa dari otoritas / salinan yang paling tua. Tetapi kata-kata itu ditemukan dalam mayoritas dari manuscripts / naskah yang paling kuno dan dalam versi-versi tua yang paling bisa dipercaya, dan tidak diragukan merupakan bagian yang asli) - hal 240.
Leon Morris (Tyndale): “There is textual doubt about this prayer. It is absent from many of the best MSS and some critics argue that it must be rejected, since it would scarcely have been omitted if genuine. Against that is the fact that other very good MSS do attest it. Early copyists may have been tempted to omit the words by the reflection that perhaps God had not forgiven the guilty nation. The events of AD 70 and afterwards may well have looked like anything but forgiveness. We should regard the words as genuine” [= Ada keraguan textual tentang doa ini. Doa ini absen dalam banyak manuscripts terbaik dan sebagian pengkritik berargumentasi bahwa itu harus ditolak, karena tidak mungkin itu dihapuskan kalau itu asli. Menentang hal ini adalah fakta bahwa manuscripts lain yang sangat baik menyokongnya. Penyalin-penyalin mula-mula mungkin tergoda untuk menghapus kata-kata ini oleh pemikiran bahwa mungkin Allah tidak mengampuni bangsa yang bersalah ini. Peristiwa pada tahun 70 M dan sesudahnya (kehancuran Yerusalem) sama sekali tidak menunjukkan pengampunan. Kita harus menganggap kata-kata ini sebagai asli] - hal 326-327.
The New Bible Commentary: Revised: “34a is omitted by a formidable list of early MSS, but it should be retained either as a genuine part of Luke (cf. Acts 7:60) or as a reliable piece of extraneous tradition. It would be omitted by scribes who felt that it was unseemly or not answered” [= ay 34a dihapuskan oleh suatu daftar yang menakutkan / berat dari manuscript-manuscript mula-mula, tetapi itu harus dipertahankan atau sebagai bagian asli dari Lukas (bdk. Kis 7:60) atau sebagai potongan tradisi dari luar yang bisa dipercaya. Itu dihapuskan oleh penyalin-penyalin yang merasa bahwa itu (doa Yesus) tidak pantas atau tidak dijawab] - hal 923.
Bdk. Kis 7:60 - “Sambil berlutut ia berseru dengan suara nyaring: ‘Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!’ Dan dengan perkataan itu meninggallah ia”.
Doa Stefanus ini dianggap meniru / meneladani doa Kristus yang sedang kita bahas. Kalau Kristus tidak pernah menaikkan doa tersebut, Stefanus tidak akan bisa meneladaninya.
A. T. Robertson: “Some of the oldest and best documents do not contain this verse, and yet, while it is not certain that it is a part of Luke’s Gospel, it is certain that Jesus spoke these words, for they are utterly unlike any one else” (= Beberapa dari dokumen-dokumen yang tertua dan terbaik tidak mempunyai ayat ini, tetapi sementara tidak pasti bahwa itu merupakan suatu bagian dari Injil Lukas, adalah pasti bahwa Yesus mengucapkan kata-kata ini, karena kata-kata itu sama sekali tidak seperti kata-kata siapapun juga) - ‘Word Pictures in the New Testament’, vol 2, hal 284-285.
Bruce M. Metzger: “The absence of these words from such early and diverse witnesses ... is most impressive and can scarcely be explained as a deliberate excision by copyists who, considering the fall of Jerusalem to be proof that God had not forgiven the Jews, could not allow it to appear that the prayer of Jesus had remained unanswered. At the same time, the logion, though probably not a part of the original Gospel of Luke, bears self-evident tokens of its dominical origin, and was retained, within double square brackets, in the traditional place where it had been incorporated by unknown copyists relatively early in the transmission of the Third Gospel” (= Absennya kata-kata ini dari saksi-saksi yang mula-mula dan bermacam-macam ... merupakan sesuatu yang mengesankan dan hampir tidak bisa dijelaskan sebagai penghilangan / pembuangan yang disengaja oleh penyalin-penyalin yang, menganggap kejatuhan Yerusalem sebagai bukti bahwa Allah tidak mengampuni orang-orang Yahudi, tidak bisa membiarkan terlihat bahwa doa Yesus tidak dijawab. Pada saat yang sama, ucapan ini, sekalipun mungkin bukan merupakan suatu bagian dari Injil Lukas yang asli, mempunyai tanda-tanda yang jelas bahwa itu berasal usul dari Tuhan Yesus, dan dipertahankan, dalam tanda kurung ganda, dalam tempat tradisional dimana ucapan ini telah dimasukkan oleh penyalin-penyalin yang tak dikenal pada masa yang sangat awal dalam penyebaran Injil ketiga ini) - ‘A Textual Commentary on the Greek New Testament’, hal 180.
Catatan: kata ‘dominical’ diterjemahkan ‘having to do with Jesus as the Lord’ (= berurusan dengan Yesus sebagai Tuhan) dalam Webster’s New World Dictionary.
2. Untuk siapa Yesus menaikkan doa ini?
a. Ada yang menganggap bahwa doa ini mencakup semua yang hadir pada saat itu, dan bahkan mencakup semua manusia, termasuk kita.
C. H. Spurgeon: “I believe that it was a far-reaching prayer, which indeed included Scribes and Pharisees, Pilate and Herod, Jews and Gentiles - yea, the whole human race in a certain sense, since we were all concerned in that murder; but certainly the immediate persons, upon whom that prayer was poured like precious nard, were those who there and then were committing the brutal act of fastening him to the accursed tree” (= Saya percaya bahwa itu merupakan doa yang jangkauannya jauh, yang mencakup ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, Pilatus dan Herodes, orang Yahudi dan orang non Yahudi - ya, seluruh umat manusia dalam arti tertentu, karena kita semua tersangkut dalam pembunuhan itu; tetapi pasti orang-orang yang langsung didoakan oleh doa yang seperti minyak wangi yang mahal itu, adalah mereka yang ada di sana pada saat itu dan sedang melakukan tindakan brutal dengan memakukan Dia pada salib yang terkutuk) - ‘A Treasury of Spurgeon on the Life and Work of Our Lord’, vol 6, hal 483.
C. H. Spurgeon: “for, though we were not there, and we did not actually put Jesus to death, yet we really caused his death, and we, too, crucified the Lord of glory; and his prayer for us was, ‘Father, forgive them, for they know not what they do.’” (= karena, sekalipun kita tidak ada di sana, dan tidak betul-betul membunuh Yesus, tetapi kita sungguh-sungguh menyebabkan kematianNya, dan kita juga menyalibkan Tuhan kemuliaan; dan doanya untuk kita adalah: ‘Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat’) - ‘A Treasury of Spurgeon on the Life and Work of Our Lord’, vol 6, hal 472.
b. Ada juga yang membatasi orang-orang yang didoakan.
David Gooding: “it was prayed on behalf of the soldiers who in all truthfulness did not know what they were doing. False sentiment must not lead us to extend the scope of his prayer beyond his intention. To pray forgiveness for a man who knows quite well what he is doing and has no intention of either stopping or repenting would be immoral: it would amount to condoning, if not conniving at, his sin. Christ certainly did not do that” (= itu didoakan demi para tentara yang memang tidak tahu apa yang mereka lakukan. Sentimen yang salah tidak boleh membimbing kita untuk memperluas jangkauan doanya lebih dari yang Ia maksudkan. Mendoakan pengampunan untuk seseorang yang tahu dengan baik apa yang ia lakukan dan tidak bermaksud untuk berhenti atau bertobat merupakan sesuatu yang tidak bermoral: itu berarti mengabaikan, jika bukannya pura-pura tidak melihat, pada dosanya. Kristus pasti tidak melakukan hal itu) - ‘According to Luke’, hal 342.
Catatan: saya tidak setuju dengan bagian akhir dari kata-kata David Gooding ini, karena maksud Kristus dengan doa itu tentu bukanlah supaya orang-orang itu ‘diampuni tanpa pertobatan’, tetapi supaya mereka ‘diampuni melalui pertobatan’.
A. T. Robertson: “Jesus evidently is praying for the Roman soldiers, who were only obeying, but not for the Sanhedrin” (= Yesus jelas sedang berdoa untuk para tentara Romawi, yang hanya mentaati perintah, bukan untuk Sanhedrin) - ‘Word Pictures in the New Testament’, vol 2, hal 285.
Calvin: “It is probable, however, that Christ did not pray for all indiscriminately, but only for the wretched multitude, who were carried away by inconsiderate zeal, and not by premeditated wickedness. For since the scribes and priests were persons in regard to whom no ground was left to hope, it would have been in vain for him to pray for them” (= Tetapi adalah mungkin bahwa Kristus tidak berdoa untuk semua tanpa pandang bulu, tetapi hanya untuk orang banyak yang buruk / hina / jahat, yang dipengaruhi / diseret oleh semangat tanpa pemikiran, dan bukan oleh kejahatan yang direncanakan lebih dulu. Karena ahli-ahli Taurat dan imam-imam adalah orang-orang yang tidak punya harapan, adalah sia-sia bagiNya untuk berdoa untuk mereka) - hal 301.
Sukar untuk menetapkan batasan dari doa itu, tetapi memang kata-kata ‘sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat’ ditambahkan oleh Yesus kelihatannya untuk membatasi orang-orang yang didoakan oleh doa tersebut. Para tentara memang tidak tahu apa yang mereka lakukan. Dan bahkan sebagian para tokoh Yahudi, sekalipun mereka tahu bahwa apa yang mereka lakukan itu adalah sesuatu yang jahat, tetapi mereka tidak mengetahui sepenuhnya kejahatan mereka. Ini terlihat dari beberapa ayat di bawah ini:
· Kis 3:14-17 - “(14) Tetapi kamu telah menolak Yang Kudus dan Benar, serta menghendaki seorang pembunuh sebagai hadiahmu. (15) Demikianlah Ia, Pemimpin kepada hidup, telah kamu bunuh, tetapi Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati; dan tentang hal itu kami adalah saksi. (16) Dan karena kepercayaan dalam Nama Yesus, maka Nama itu telah menguatkan orang yang kamu lihat dan kamu kenal ini; dan kepercayaan itu telah memberi kesembuhan kepada orang ini di depan kamu semua. (17) Hai saudara-saudara, aku tahu bahwa kamu telah berbuat demikian karena ketidaktahuan, sama seperti semua pemimpin kamu”.
Catatan: kata ‘semua’ (yang saya cetak miring) seharusnya tidak ada! Bandingkan dengan NIV: ‘as did your leaders’ (= seperti pemimpin-pemimpinmu), dan dengan NASB: ‘just as your rulers did also’ (= sama seperti yang dilakukan pemimpin-pemimpinmu juga).
· Kis 13:27 - “Sebab penduduk Yerusalem dan pemimpin-pemimpinnya tidak mengakui Yesus. Dengan menjatuhkan hukuman mati atas Dia, mereka menggenapi perkataan nabi-nabi yang dibacakan setiap hari Sabat”.
KJV: ‘they knew him not’ (= mereka tidak mengenalNya).
RSV: ‘did not recognize him’ (= tidak mengenaliNya).
NASB: ‘recognizing neither Him’ (= tidak mengenaliNya).
NIV: ‘did not recognize Jesus’ (= tidak mengenali Yesus).
· Ada juga yang menambahkan 1Kor 2:8 - “Tidak ada dari penguasa dunia ini yang mengenalnya, sebab kalau sekiranya mereka mengenalnya, mereka tidak menyalibkan Tuhan yang mulia”.
Tetapi kalau dilihat kontextnya, maka kata ‘nya’ di sini bukan menunjuk kepada Yesus, tetapi pada ‘hikmat Allah’.
1Kor 2:6-8 - “(6) Sungguhpun demikian kami memberitakan hikmat di kalangan mereka yang telah matang, yaitu hikmat yang bukan dari dunia ini, dan yang bukan dari penguasa-penguasa dunia ini, yaitu penguasa-penguasa yang akan ditiadakan. (7) Tetapi yang kami beritakan ialah hikmat Allah yang tersembunyi dan rahasia, yang sebelum dunia dijadikan, telah disediakan Allah bagi kemuliaan kita. (8) Tidak ada dari penguasa dunia ini yang mengenalnya, sebab kalau sekiranya mereka mengenalnya, mereka tidak menyalibkan Tuhan yang mulia”.
Catatan: Tetapi tetap ada pro dan kontra, apakah kata ‘nya’ dalam 1Kor 2:8 itu menunjuk pada ‘hikmat Allah / surgawi’ atau kepada ‘Yesus’. Matthew Henry dan A. T. Robertson menganggap bahwa kata ‘nya’ di sini menunjuk kepada ‘hikmat Allah / surgawi’, tetapi Albert Barnes menganggap kata ‘nya’ itu menunjuk kepada Yesus.
Yang mana yang benar, tak bisa dipastikan, karena sebetulnya dalam bahasa Yunaninya kata ‘nya’ itu tidak ada. KJV menterjemahkan sebagai ‘it’, tetapi mencetaknya dengan huruf miring, yang menunjukkan bahwa itu merupakan suatu penambahan.
Bahkan Lenski memberikan batasan dari doa ini.
Lenski (tentang Lukas 23:34): “Were Caiaphas and Pilate included? We prefer not to pass judgment on individuals, for God alone knows the hearts and to what degree they sin against better knowledge” (= Apakah Kayafas dan Pilatus termasuk? Kami memilih untuk tidak memberikan penghakiman kepada individu-individu, karena hanya Allah mengetahui / mengenal lebih baik hati-hati, dan sampai pada tingkat apa mereka berdosa terhadap pengetahuan yang lebih baik).
Baca Juga: Penebusan Terbatas Yesus Kristus
Tetapi ada satu hal yang saya pikirkan, yang tidak pernah dibicarakan oleh para penafsir, yaitu tentang mereka yang menghujat Roh Kudus dan dikatakan tidak bisa diampuni (Matius 12:31-32), yang mungkin sekali juga hadir pada saat itu. Bukankah mereka tahu apa yang mereka lakukan? Kalau itu benar, maka Kristus pasti tidak berdoa untuk mereka. Bandingkan juga dengan 1Yoh 5:16 - “Kalau ada seorang melihat saudaranya berbuat dosa, yaitu dosa yang tidak mendatangkan maut, hendaklah ia berdoa kepada Allah dan Dia akan memberikan hidup kepadanya, yaitu mereka, yang berbuat dosa yang tidak mendatangkan maut. Ada dosa yang mendatangkan maut: tentang itu tidak kukatakan, bahwa ia harus berdoa”.
3. Apakah Bapa menjawab doa ini?
Sebagian jawaban adalah bahwa kehancuran Yerusalem tidak segera terjadi. Lalu Injil diberitakan kepada mereka, dan banyak dari mereka betul-betul dibawa kepada Tuhan dan diselamatkan. Pada hari Pentakosta 3000 orang Yahudi bertobat dan diselamatkan (Kis 2:41-42), dan lalu menjadi 5000 orang (Kis 4:4). Dan dalam Kis 6:7 dikatakan “Firman Allah makin tersebar, dan jumlah murid di Yerusalem makin bertambah banyak; juga sejumlah besar imam menyerahkan diri dan percaya”.
Calvin: “Nor can it be doubted that this prayer was heard by the heavenly Father, and that this was the cause why many of the people afterwards drank by faith the blood which they had shed” (= Tidak bisa diragukan bahwa doa ini didengar oleh Bapa surgawi, dan bahwa ini adalah penyebab mengapa banyak dari bangsa itu belakangan meminum dengan iman darah yang telah mereka curahkan) - hal 301.
4. Kesimpulan: tetap ada kemungkinan bahwa dalam Luk 23:34 ini Yesus membatasi doanya untuk orang-orang pilihan dari orang-orang yang hadir saat itu, dan doa itu dikabulkan oleh Bapa dengan mempertobatkan mereka belakangan.
Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div: meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
3. Apakah Bapa menjawab doa ini?
Sebagian jawaban adalah bahwa kehancuran Yerusalem tidak segera terjadi. Lalu Injil diberitakan kepada mereka, dan banyak dari mereka betul-betul dibawa kepada Tuhan dan diselamatkan. Pada hari Pentakosta 3000 orang Yahudi bertobat dan diselamatkan (Kis 2:41-42), dan lalu menjadi 5000 orang (Kis 4:4). Dan dalam Kis 6:7 dikatakan “Firman Allah makin tersebar, dan jumlah murid di Yerusalem makin bertambah banyak; juga sejumlah besar imam menyerahkan diri dan percaya”.
Calvin: “Nor can it be doubted that this prayer was heard by the heavenly Father, and that this was the cause why many of the people afterwards drank by faith the blood which they had shed” (= Tidak bisa diragukan bahwa doa ini didengar oleh Bapa surgawi, dan bahwa ini adalah penyebab mengapa banyak dari bangsa itu belakangan meminum dengan iman darah yang telah mereka curahkan) - hal 301.
4. Kesimpulan: tetap ada kemungkinan bahwa dalam Luk 23:34 ini Yesus membatasi doanya untuk orang-orang pilihan dari orang-orang yang hadir saat itu, dan doa itu dikabulkan oleh Bapa dengan mempertobatkan mereka belakangan.
Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div: meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America