PENEBUSAN TERBATAS YESUS KRISTUS

Antonius Steven Un, S.Kom., M.Div.

Pendahuluan

Alkitab menggunakan dua gambaran untuk menyatakan penebusan Yesus Kristus bagi orang percaya: gembala-domba dan suami-istri. Gembala yang baik, menurut Tuhan Yesus sendiri adalah gembala yang menyerahkan nyawanya bagi domba-dombanya. Penyerahan nyawa bukan satu-satunya karya bagi domba kesayangan melainkan merupakan puncaknya. Ketika merefleksikan imannya dalam Mazmur 23, Daud menegaskan bahwa Tuhan sebagai gembala telah menuntunnya dalam keseharian pergumulannya: lapar, haus, sakit dan tersesat.
PENEBUSAN TERBATAS YESUS KRISTUS
otomotif, business
Pengorbanan gembala bagi domba bersifat eksklusif, hanya bagi domba-dombanya, tidak untuk sembarang atau semua domba. Domba-domba itu adalah domba-domba yang memang menjadi tanggung jawab yang diserahkan pemilik kepada sang gembala, atau yang memang menjadi milik dari sang gembala. Di sini, merupakan metafora terhadap apa yang Kristus lakukan, Ia hanya mati bagi orang-orang yang diserahkan Bapa baginya.

Metafora penebusan Kristus dipertajam lagi di dalam tulisan Paulus dengan gambaran suami-istri. Suami diminta mengasihi istri sebagaimana Kristus mengasihi jemaat: kasih yang terbaik, eksklusif, penuh pengorbanan dan ketulusan. Dengan gambaran suami-istri maka eksklusifitas penebusan Kristus menjadi lebih sempit. Tidak mungkin mengharapkan seorang suami mengasihi semua wanita sama dengan kasih kepada istrinya. Dengan begini sebenarnya pengajaran Alkitab menekankan bahwa Kristus tidak mati untuk semua orang melainkan hanya untuk orang-orang pilihan yang akan percaya kepadaNya.

Penebusan Terbatas adalah Visi-Misi Tuhan Yesus

Apa yang dikerjakan Tuhan Yesus yakni mati bagi orang yang percaya kepadaNya, sudah nyata sejak kelahiranNya. Ia diberi nama ”Yesus” karena Ialah yang akan menebus ”umatNya” dari dosa mereka (Matius 1:21). Begitu kuatnya visi misi ini sehingga ketika Petrus menentang via dolorosa menuju Golgota, Tuhan Yesus dengan sangat marah menyatakan bahwa ide itu adalah berasal dari Iblis. Visi ini kemudian diperkuat lagi ketika Tuhan Yesus semakin dekat menuju salib. Yohanes dan Yakobus beserta ibunya menghendaki jabatan tinggi, suatu pengingkaran terhadap visi salib. Tuhan Yesus menegaskan lagi: “Anak Manusia datang untuk menyerahkan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Matius 20:28).

Menjadi tebusan berarti membicarakan harga: suatu harga yang harus dibayar. Harga itu adalah nyawaNya sendiri. Dan ia menjadi tebusan bukan bagi semua tetapi banyak orang (ransom for many, not for all). Banyak bukan semua, semua lebih dari banyak (many is not all, all more than many).

Penebusan Terbatas, Sufficient for All, Efficient for Elected

Penebusan terbatas bersifat sufficient for all, but efficient for elected. Hal ini berarti, Tuhan Yesus bukan tidak sanggup menebus semua manusia. Secara kapabilitas, Ia sanggup. Bayangkan saja, kematianNya 2000 tahun lalu berkuasa menebus orang percaya zaman sekarang. Tetapi, hal itu bukan apa yang Ia mau lakukan.

Tidak bisa tidak sama dengan tidak mau. Banyak orang yang sanggup membeli telepon seluler, tetapi mereka tidak mau, sebab terdapat pertimbangan tertentu. Kristus sanggup menebus semua tetapi Ia tidak mau karena hal itu bukan kehendakNya.

Mengapa Kristus tidak mati untuk semua orang?

Pertama, karena kematianNya di atas kayu salib adalah konsistensi paradoksikal kasih dan keadilan. Secara keadilan, upah dosa adalah maut sehingga semua orang berdosa harus dihukum maut di dalam neraka. Secara kasih, Allah memilih sebagian untuk diselamatkan padalah mereka seharusnya dihukum. Supaya tetap adil dan kasih, maka jatah hukuman bagi orang pilihan tidak dibuang tetapi dialihkan kepada Kristus. Jadi, Kristus datang untuk menanggung jatah hukuman yang seharusnya ditanggung orang pilihan.

Kedua, jika Kristus mati untuk semua orang tetapi banyak orang yang menolaknya dan akhirnya dihukum dalam neraka maka berarti Allah tidak adil karena menghukum dua kali. Ide ini datang dari Charles Spurgeon. Untuk kesalahan yang sama dihukum dua kali, pertama ditanggung oleh Kristus dan kedua oleh orang yang baginya Kristus telah mati tetapi karena tidak percaya, ia akhirnya dihukum pula.

Ketiga, menjamin karya Yesus Kristus tidak mubazir, bernilai dan dihargai. Barang yang dicetak khusus dan terbatas selalu bernilai berbeda. Undangan pernikahan dan brosur mempunyai kekuatan menggerakan orang berbeda karena yang pertama dicetak terbatas dan khusus sedangkan yang kedua dipabrikasi publik dan meluas. Jika Kristus mati untuk semua orang sedang banyak orang yang menolak Kristus menyebabkan karya Kristus direndahkan.

Baca Juga: Irresistible Grace: Anugerah Tidak Dapat Ditolak dalam Teologi Kristen

Keempat, menjamin konsistensi relasi internal Tritunggal. Jika Bapa telah memilih tetapi kemudian Kristus mati untuk semua orang termasuk yang tidak dipilih berarti karya Kristus dan karya Bapa bertentangan.

Dengan pemikiran bahwa Kristus tidak mati untuk semua orang, tidak harus mengurangi kesungguhan kita memberitakan Injil. Kita tidak memberitahu bahwa Kristus mati bagi semua orang tetapi hanya mati bagi mereka yang percaya padaNya. https://teologiareformed.blogspot.com/
Next Post Previous Post