YESUS KRISTUS JURUSELAMAT DUNIA

Pdt. DR. Stephen Tong.
YESUS KRISTUS JURUSELAMAT DUNIAYESUS KRISTUS JURUSELAMAT DUNIA. Sekalipun penginjilan sering dijalankan, tetapi yang selalu dikumandangkan ialah berbagai kebutuhan manusia dan tema-tema yang bersifat antroposentris, sebaliknya, inti Injil yang sejati itu sudah lama dilupakan oleh Gereja, Kita tidak lagi melihat berita langsung dari Tuhan kepada hati manusia, yang memaparkan rencana keselamatan Tuhan dan yang memberikan pengobatan yang tepat bagi dunia yang berdosa ini.

Maka di tahun 2003, STEMI dibebankan untuk mengkaji ulang tema sentral “Yesus Kristus Juruselamat Dunia” di bebarapa kota besar untuk mengisi kebutuhan mereka yang sedang mencar-cari, meraba-raba dalam kegelapan pengalaman agama dan rohani mereka.

Harapan kami, buku dengan pembahasan setajam ini bisa menjadi kompas di dalam zaman yang penuh dengan pengajaran yang simpang-siur. Kiranya segala kemuliaan kembali bagi Tuhan Allah. Amin.

Penerbit.

MENGAPA TEMA INI ?

Ayub 5:1 mengatakan: “Di antara yang kudus, kepada siapakah aku berpaling?” Inilah tantangan yang telah berlangsung ribuan tahun yang lalu. Kita merasakan tantangan dan rangsangan kuno ini tetap sangat relevan hingga hari ini, karena di antara sekian banyak agama – khususnya di tengah masyarakat Indonesia yang majemuk – kita harus memilih agama mana yang harus kita anut. Dalam situasi inilah Kekristenan mengumumkan bahwa: Yesus Kristus adalah satu-satunya Juruselamat.

Keyakinan yang diturunkan dari para nabi dan para rasul ini, apakah hanya merupakan suatu pemikiran eksklusif yang sempit hasil nasionalisme Yahudi? Atau proklamasi seorang Yesus yang angkuh dan skizofrenik? Atau ungkapan seorang yang tidak tahu diri, sehingga menyangkal kemungkinan adanya orang lain yang memiliki keagungan sebanding? Jikalau memang Yesus Kristus adalah satu-satunya Juruselamat, apakah makna dan sumbangsih agama-agama yang lain? Sebaliknya, jikalau semua agama memiliki nilai yang sama – hanya merupakan usaha untuk manusia mencari Allah – maka apakah keunikan Kristus dan keharusan manusia menjadi Kristen? Bukankah di zaman post-modern ini, kemutlakan sudah ditolak di dalam sekian banyak segi kebudayaan, sehingga Vatikan pun dan beberapa sinode Prostestan tanpa perlu berunding lagi telah memiliki konsensus yang sama,. Bahwa di luar Kristus ada kemungkinan bagi manusia untuk diselamatkan. Di dalam semangat zaman (zeitgeist) yang penuh dengan fenomena relativisme ini, Reformed Injili berdiri dengan berani dan tegar untuk kembali memproklamasikan: Yesus Kristus adalah satu-satunya Juruselamat!

Bagi sebagian orang, ini adalah langkah mundur yang tidak mengenal zaman; bagi sebagian orang lain, ini adalah kegigihan yang arogan, tanpa mau berkompromi. Bagi sebagian orang lagi, yang tetap mempercayai adanya kebenaran yang mutlak, ini adalah jawabannya. Bagaimanakah dengan Anda?

Melalui buku YESUS KRISTUS JURUSELAMAT DUNIA ini, kiranya Tuhan bekerja dalam hati kaum pilihan-Nya, sehingga mereka yang diberikan bibit mencari Tuhan – karena mereka terlebih dahulu dicari Tuhan – boleh menemukan jawabannya yang diinginkan oleh Tuhan, bukan manusia. Soli Deo Gloria.

Jakarta, Maret 2004

Pdt. DR. Stephen Tong

PENDAHULUAN : YESUS KRISTUS JURU SELAMAT DUNIA.

“Ketika Yesus dan murid-murid-Nya dalam perjalanan, tibalah Ia di sebuah kampung. Seorang perempuan yang bernama Marta menerima Dia di rumahnya. Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya, sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: "Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku." Tetapi Tuhan menjawabnya: "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya." (Lukas 10:38-42)

Pada waktu Tuhan Yesus berada di dunia ini, ada dua wanita bersaudara yang sedemikian mengasihi Tuhan. Mereka adalah Maria dan Marta. Kedua wanita ini tinggal di satu rumah yang sama dan sama-sama mengasihi Tuhan, tetapi dengan cara yang berbeda. Ketika Tuhan Yesus datang ke Betania, Marta begitu sibuk memasak. Marta berpikir bahwa setelah perjalanan yang panjang, Tuhan Yesus pasti sangat lelah, sehingga Ia membutuhkan makanan yang cukup.

Tetapi adiknya, Maria, tidak pergi ke dapur karena ia lebih suka mendengarkan khotbah. Ia suka mendengarkan khotbah Tuhan Yesus. Ia dengan serius ingin mendapatkan bagian sorgawi yang sangat ia butuhkan. Maka, kedua orang ini akhirnya mewakili dua model orang Kristen. Satu model jemaat yang sedemikian suka melayani, begitu giat, tetapi tidak suka mendengarkan khotbah. Tetapi ada satu model jemaat lagi yang sedemikian suka mendengarkan Firman, mau terus maju, mau menaati Firman Tuhan. Kita juga melihat dua model melayani. Yang pertama melayani dengan memasak, sedangkan yang kedua melayani dengan mau mendengarkan dan menaati Firman Tuhan.

Pada saat seperti itu, Marta merasa tidak suka, lalu menegur Tuhan Yesus, mengapa Tuihan Yesus membiarkan adiknya hanya duduk-duduk dan tidak membanrtu dia melayani. Bagi Marta, adiknya, Maria, terlalu malas. Ia justru merasa kesal, karena ia merasa sudah sedemikian sibuk dan sudah melayani dengan lelah, sementara adiknya tidak melakukan apa-apa.

Tuhan Yesus tidak marah kepada Maria, dan Tuhan Yesus juga tidak bersimpati atau mengerti kesusahan Marta, tetapi justru Tuhan Yesus menegur Marta: “Marta, engkau telah mnenyusahkan diri dengan banyak hal, tetapi Maria justru sudah memilih bagian yang paling indah, yang tidak akan diambil daripadanya.” Yaitu mendengarkan firman Tuhan.

Itu sebabnya, saat-saat mendengarkan firman Tuhan adalah saat yang paling penting, sehingga saya tidak ingin Saudara tidak serius mendengarkan, memperlajarinya dan menggumulkannya. Seharusnya, kita mempersiapkan hati dan seluruh keberadaan kita untuk menerima Firman Tuhnan. Kiranya pada saat seperti ini, Roh Kudus boleh bekerja di dalam hati kita.

Di dalam pembahasan ini, kita akan mempelajari empat subtema yang berpusat pada tema utama: Yesus Kristus Satu-satunya Juruselamat Dunia. Subtema yang pertama adalah: “Siapakah yang akan Dia selamatkan?” Subtema ke-dua adalah: “Mengapa kita perlu diselamatkan?” Subtema ke-tiga adalah: “Siapakah Dia sehingga boleh dan sah menjadi Juruselamat?” Dan subtema yang ke-empat atau yang terakhir adalah: “Seperti apakah syarat-syarat Juruselamat yang sempurna itu?” Melalui ke-empat subtema ini, diharapkan terbentuk struktur yanga kan secara lengkap merangklai pengenalan kita akan Yesus Kristus sebagai Juruselamat.

Telah bertahun-tahun saya mengharapkan untuk bisa membahas tema yang sedemikian penting ini, khususnya bagi orang-orang di Indonesia, Saya berharap, orang Kristen di Indoensia tidak mendengar secara simpang-siur tema utama iman Kristen ini dan dikacaukan pengertiannya, tetapi boleh mendengarnya, membacanya, dan mempelajarinya dengan benar dan lengkap.

BAB I : YESUS KRISTUS JURUSELAMAT DUNIA.

KESELAMATAN : MANUSIA

“Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.” Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.”(Kejadian 1 :26 – 27)

“Dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.”(Efesus 4 : 24)

Siapakah yang perlu diselamatkan? Jawabnya jelas : Manusia, yang dicipta menurut peta dan teladan Allah. Ayat di atas telah mengungkapkan hal itu dengan jelas. Efesus 4 : 24 dapat juga diterjemahkan : ”Manusia, yang diciptakan menurut gambar Allah, yaitu yang mempunyai keadilan dan kesucian di dalam kebenaran.”

Di halaman pertama Alkitab, Tuhan Allah telah menyatakan bagaimana Ia menciptakan langit dan bumi. Setelah Ia menciptakan segala sesuatu, tertulis bahwa Ia berkata di antara Pribadi-Pribadi Tritunggal: “Marilah Kita menciptakan manusia menurut peta dan teladan Kita.” Maka diciptakanlah laki-laki menurut peta teladan Allah, juga diciptakannya perempuan menurut peta teladan Allah; untuk menguasai burung-burung di udara, binatang di bumi, dan ikan-ikan di laut. Penjelasan ini merupakan penjelasan yang pertama kali tertulis dalam Kitab Suci tentang mengapa dan untuk apa Tuhan menciptakan manusia.

Jikalau Anda belajar dan memperhatikan, Anda tidak akan menemukan satu pun kitab-kitab di dalam berbagai agama atau filsafat, yang pernah, yang berani dan yang boleh menuliskan kalimat-kalimat setegas ini. Di dalam konsep agama-agama lain, manusia tidak mungkin mengerti sedalam dan setepat yang kita telah baca di Kejadian 1 : 26 – 27.

A. Manusia : Ciptaan Tertinggi

Apakah artinya Tuhan Allah menciptakan segala sesuatu, baru kemudian menciptakan manusia? Manusia dicipta terakhir, apakah itu berarti manusia tidak penting? Justru pemikiran yang sedemikian adalah pemikiran yang terbalik. Tuhan Allah justru menciptakan segala sesuatu, baru akhirnya mencipta manusia, karena Allah menghargai manusia. Allah mencipta manusia dengan kemuliaan dan hormat yang tertinggi, sehingga Ia mencipta terakhir. Terakhir, karena segala sesuatu yang dicipta sebelumnya, dipersiapkan untuk manusia. Terakhir untuk manusia dapat menikmati dan menguasai semua itu. Pikiran ini bagaikan seorang ibu hamil yang segera mempersiapkan ranjang kecil dan pakaian kecil untuk bayinya. Bukan sebaliknya, ibu itu menunggu sampai anaknya lahir, lalu menggeletakkannya untuk pergi membeli ranjang dan pakaian. Seorang ibu yang baik berupaya untuk mempersiapkan segala sesuatu untuk bayinya yang akan lahir. Ia akan memikirkan untuk mempersiapkan ranjang, mempersiapkan popok, selimut, bantal, guling, bahkan mungkin sampai lambu dan kereta dorong bayi. Seorang ibu yang akan melahirkan berusaha sebaik mungkin mempersiapkan yang terbaik untuk anaknya yang akan dilahirkan. Adam dicipta terakhir karena Allah memandang manusia sebagai ciptaan yang paling penting.

Manusia lebih penting dari segala sesuatu. Manusia lebih penting dari bumi, bulan, matahari, dan bintang-bintang. Manusia lebih penting dari tumbuh-tumbuhan dan binatang. Manusia lebih penting dari semua materi yang ada, karena manusia dicipta terakhir, dicipta sebagai puncak ciptaan. Manusia adalah ciptaan yang paling hormat dan paling mulia. Itu sebabnya manusia dicipta terakhir, sehingga setelah dicipta, dia bisa menikmati segala sesuatu yang baik, yang telah Allah cipta dan persiapkan sebelumnya. Puji Tuhan. Inilah hikmat dan bijaksana Allah.

Alkitab tidak pernah satu kali pun mencatat sesuatu yang sia-sia. Alkitab tidak pernah mencatat wahyu yang tidak benar. Oleh karena itu, jika Alkitab mencatat sesuatu, di dalamnya terkandung makna dan pengertian yang begitu dalam dan penting bagi manusia. Maka, kita perlu mempelajari, mengertinya, menerimanya, dan mentaatinya seumur hidup kita.

Ketika Tuhan Allah menciptakan manusia, Tuhan berkata : “Baiklah kita mencipta manusia menurut gambar dan rupa kita.” Berarti manusia memiliki peta Tuhan Allah. Keunikan manusia ini perlu kita mengerti dengan jelas di dalam pembahasan kita kali ini. Apa artinya “peta teladan Allah”? Itu berarti kita mirip dengan Tuhan Allah. Berarti Tuhan memiliki suatu “peta” dan di dalam kita ada juga “bayang-bayang-Nya.” Tuhan Allah memiliki gambar dan rupa, di mana bayang-bayang-Nya terdapat pada diri manusia. Ada hal-hal yang mirip dengan Tuhan Allah, yang ada di dalam diri manusia.

Ketika kita melihat seseorang pemuda, lalu kita merasa kita pernah melihat dia sebelumnya. Akhirnya kita sadar bahwa ia adalah anak dari seorang bapak, sahabat kita. Kita bisa melihat sedemikian karena ada kemiripan antara si pemuda tersebut dengan ayahnya. Kemiripan itu membuat kita sadar dan tahu bahwa anak itu adalah anak bapak tersebut. Demikian pula, manusia dicipta menurut peta dan teladan Allah sendiri. Pada saat dicipta, bagi kita sudah disediakan suatu potensi dan posisi untuk menjadi anak-anak Allah. Maka, jikalau dalam hidup ini kita tidak hidup kembali kepada Allah dan menaati Allah, berarti kita tidak hidup seperti Allah. Itu berarti kita menginjak-injak potensi yang Allah telah diberikan. Kita telah menghina dan merobek-robek hak untuk menjadi anak-anak Allah. Itu berarti kita rela dan telah dirusak oleh dosa. Akhirnya kita jauh dari Sang Pencipta.

Sebelum Allah Pencipta mencipta manusia, Ia telah mencipta segala sesuatu dan Ia melihat semua itu baik adanya. Tetapi ketika Ia mencipta manusia, Ia menegaskan bahwa semua yang dicipta itu sangat baik adanya. Di antara baik dan sangat baik, di situlah manusia di cipta. Baik berbeda dari sangat baik. Ada perbedaan kualitatif di dalamnya. Jika kita mempunyai mobil, itu baik; jika kita mempunyai lemari es, itu baik; kalau kita mempunyai rumah, itu baik. Tetapi ketika istrimu melahirkan anak pertamamu, semua itu menjadi sangat baik adanya. Mobil, lemari es, rumah dan lainnya adalah benda-benda mati yang kita miliki. Itu tidak mengandung hidup. Tetapi anak kita adalah anak yang hidup, ia adalah manusia, yang meneruskan sifat kemanusiaan kita. Itu sebabnya ia sangat baik adanya. Allah melihat semua ciptaan ini baik, tetapi setelah mencipta manusia yang dicipta menurut peta dan teladan Tuhan, Ia melihat semua yang dicipta itu menjadi sangat baik adanya.

Ada perbedaan kualitatif antara baik dan sangat baik, yaitu manusia sudah ada di dalam dunia ini. Manusia yang dicipta dengan memiliki peta dan teladan Tuhan. Itu sebabnya Tuhan Yesus diturunkan menjadi Juruselamat bukan untuk menyelamatkan malaikat atau binatang, bukan juga untuk menyelamatkan makhluk-makhluk lain, tetapi hanya untuk menyelamatkan manusia, karena manusia dicipta menurut peta dan teladan Tuhan Allah. Semua bangsa, semua suku, semua ras adalah manusia yang dicipta menurut peta dan teladan Allah. Dialah yang dicintai oleh Tuhan Allah. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya barang siapa yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yohanes 3 : 16). Allah mencintai dunia ini, Ia tidak ingin manusia binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Allah tidak menyelamatkan macan, Allah tidak menyelamatkan kuda, Allah tidak menyelamatkan anjing, kucing dan sebagainya. Bahkan di dalam Ibrani 2 dikatakan bahwa ketika malaikat yang jatuh ke dalam dosa, Tuhan Allah pun tidak menyelamatkan mereka. Tuhan hanya menyelamatkan manusia. Allah hanya memedulikan keselamatan “keturunan Abraham.”

Siapakah “keturunan Abraham” ? Mereka adalah manusia-manusia yang mempunyai iman seperti Abraham. Abraham disebut sebagai “Bapa orang beriman.” Itu sebabnya, barang siapa yang memiliki iman seperti Abraham, ia akan diselamatkan oleh Tuhan. Apakah itu berarti semua orang secara otomatis diselamatkan? Tidak! Ada orang-orang yang akan masuk neraka dan ada orang-orang yang akan masuk sorga. Memang yang diselamatkan adalah manusia, tetapi bukan semua manusia. Tetap ada manusia yang akan masuk ke neraka dan mengalami kematian kekal. Mengapa mereka masuk neraka? Karena mereka berbuat dosa, lalu menginjak injak darah Yesus, menghina, dan menolak Anak Tunggal Allah. Mereka menghina Kristus yang disalibkan di Golgota dan menganggap sepi dan melecehkan keselamatan yang dikerjakan dengan pengorbanan darah Yesus Kristus, Anak Tunggal Allah.

Namun bagi mereka yang percaya dan menerima Yesus Kristus, serta mengakui Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, menerima Dia sebagai Anak Allah, mengakui darah-Nya yang tercurah di kayu salib untuk menebus dosa mereka, mereka akan diselamatkan. Mereka adalah orang-orang beriman, orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Mereka inilah yang disebut sebagai keturunan Abraham. Iman kita berpaut pada iman Abraham. Abraham percaya kepada Tuhan dan diterima oleh Tuhan. Orang-orang yang percaya dan berpaut dengan iman Abraham, juga percaya dan beriman kepada Tuhan.

Siapa yang Allah kirim untuk menyelamatkan manusia? Tuhan Yesus Kristus. Tuhan Yesus datang menggantikan posisi kita. Abraham mengerti konsep ini, jauh sebelum penetapan waktu Allah tiba untuk kedatangan Kristus ke dunia. Pada suatu hari, Allah meminta Abraham untuk mempersembahkan anaknya yang tunggal yaitu, Ishak. Tetapi kemudian malaikat memberi tahu untuk tidak jadi mempersembahkan anaknya. Lalu diturunkanlah Ishak dari mezbah dan Abraham melihat domba yang terkait di semak di dekatnya. Domba itulah domba persembahan yang disembelih dan diserahkan di atas mezbah kepada Allah. Dengan kejadian ini, Abraham mengerti anak domba Allah yang akan menggantikan anak tunggalnya yang harus mati. Demikian pula di dalam Perjanjian Baru, Yohanes Pembaptis mengatakan: “Lihatlah Anak Domba Allah yang mengangkut dosa manusia.” Siapakah yang dimaksud oleh Yohanes Pembaptis sebagai Anak Domba Allah ini? Tidak lain dan tidak bukan adalah Tuhan Yesus sendiri. Yesus Kristus adalah sesungguhnya Anak Domba Allah yang mengganti umat manusia yang berdosa.

Abraham mengerti anak domba yang disediakan untuk mengganti anak manusia. Demikian Yohanes Pembaptis mengatakan bahwa Anak Domba itu adalah Yesus Kristus. Lihatlah Anak Domba Allah, yang mengangkut dosa manusia. Orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus adalah orang-orang yang disebut anak-anak Abraham. Mereka diberi hidup yang kekal, karena mereka beriman kepada Yesus Kristus.

Tuhan mencipta kita menurut peta dan teladan-Nya dan Ia menyelamatkan kita yang beriman kepada-Nya. Saudara dicipta menurut peta dan teladan Allah. Itu sebabnya, Saudara adalah makhluk yang hormat, makhluk yang mulia, makluk yang berharga, kekal selama-lamanya. Oleh karena itu, janganlah Saudara menghina dirimu. Sekalipun ada orang yang menghina, jangan Saudara menghina diri sendiri. Sekalipun ada orang yang memfitnah Saudara, jangan Saudara merendahkan diri. Sekalipun tidak seorang pun mengenal Saudara, Tuhan mengenal Saudara. Saudara sedemikian diperhatikan oleh Tuhan Allah. Saudara mempunyai nilai hidup yang begitu besar, sehingga Tuhan mengatakan bahwa “nilai hidup satu orang melampaui seluruh dunia ini” (Matius 16 : 26). Yesus berkata, “Apakah untungnya jika engkau memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawamu?” Engkau begitu berharga dihadapan Allah. Justru karena engkau begitu berharga, nilaimu begitu hormat, maka Yesus Kristus harus turun ke dunia untuk menebus engkau dan saya. Bukan karena Saudara mampu atau layak, tetapi karena perintah Allah mengirim Kristus datang ke dunia. Yesus Kristus harus taat, sehingga Ia turun ke dunia untuk menjadi Juruselamat. Puji Tuhan! Inilah Injil yang murni, yang mungkin sudah lama sekali kita lupakan, tidak lagi kita ingat, dan tidak pernah kita dengar lagi di gereja. Biarlah kita mengembalikan kemuliaan Kristus, Anak Domba Allah, yang datang menyelamatkan Saudara dan saya.

B. Manusia : Peta Teladan Allah

1. Makna “Peta Teladan Allah”

Mengapakah saya, engkau, kita yang dicipta menurut peta dan teladan Allah memiliki nilai yang begitu tinggi? Untuk ini, kita harus terlebih dahulu mengerti apa artinya “Peta dan teladan Allah.”

a. Substansi Rohani

Allah itu roh adanya. Maka pertama-tama, pengertian kualitas “peta dan teladan Allah” adalah kualitas rohani. Karena Allah adalah roh, maka kita yang dicipta menurut peta dan teladan Allah, juga adalah makhluk rohani. Kita berbeda dari binatang. Binatang tidak dicipta menurut peta dan teladan Allah, sehingga binatang tidak memiliki roh yang kekal. Binatang mempunyai jiwa yang bersifat sementara. Setelah ia mati, selesailah dia dan tidak ada lagi dia. Tetapi kita memiliki jiwa atau roh yang kekal. Setelah mati, kita tetap ada untuk selama-lamanya!

Ada pandangan bahwa binatang mempunyai jiwa dan tubuh, tetapi tidak mempunyai roh yang kekal. Manusia memiliki jiwa dan tubuh dengan roh yang kekal. Penjelasan ini kelihatannya lebih mudah dimengerti, tetapi pandangan ini tidak tepat. Karena di dalam kitab pengkhotbah 3, di situ dituliskan bahwa binatang dan manusia sama-sama mempunyai roh, yang dalam bahasa Ibrani dituliskan ru’ach (artinya : roh). Dituliskan : binatang rohnya ke bawah dan manusia rohnya ke atas (ayat 21). Artinya, jiwa binatang, setelah mati, dikuburkan dan selesai. Tetapi manusia, ketika mati, secara tubuh dikuburkan, tetapi jiwa rohnya kembali menghadap ke hadapan Allah. Manusia harus bertanggung jawab dihadapan Allah untuk selama-lamanya. Itu sebabnya, kita harus jelas bahwa bintang adalah binatang, dan manusia adalah manusia. Manusia bukan bintang dan binatang bukan manusia.

Teori evolusi berusaha menggabungkan dan mencampur-adukan manusia dan binatang. Itu tidak benar, Penemuan yang terakhir arkeologi dan dunia fosil menyatakan bahwa tulang-tulang yang pernah mereka temukan dan yang mereka anggap sebagai tulang nenek moyang manusia sebelum ber-evolusi menjadi manusia, ternyata tidak memiliki benang atau pita suara. Hanya manusia yang mengerti Firman dan hanya manusia yang bisa mendengarkan kata-kata. Manusia yang bisa menemukan dan mengembangkan makna bahasa. Dengan demikian, hanya manusia yang bisa mengerti Firman Tuhan. Binatang hanya bisa bertingkah laku dan berteriak-teriak mengeluarkan suara, tetapi binatang tidak pernah berbahasa. Bintang tidak mungkin berbahasa dan tidak mungkin mengembangkan bahasa. Itu sebabnya tidak ada tempat untuk pita suara bagi mereka.

Para evolusionis tidak percaya kepada Alkitab. Mereka melawan Alkitab, tetapi justru bukti-bukti yang mereka harapkan mendukung kebenaran teori mereka, makin lama makin habis. Dulu saya juga seorang evolusionis. Saya sudah mempelajari filsafat sebelum berusia tujuh belas tahun. Saya adalah seorang intelektual yang tidak mau kalah pada siapapun saat itu. Saat itu saya masih duduk di SMU. Tetapi, kemudian saya bertobat kepada Tuhan Yesus Kristus pada usia tujuh belas tahun, dan sejak itu saya mengikut Tuhan. Bukan karena saya ingin masuk surga, atau ingin disembuhkan. Juga bukan karena saya mau karunia tertentu atau mau kaya. Saya bertobat karena saya mau tahu kebenaran.

Pada waktu itu, saya mempelajari Komunisme, menerima Dialektika-materialisme, menerima teori-teori Darwin, Karl Marx, dan lain-lain; semua pemikiran filsafat yang dianggap paling tinggi pada abad ke-19. Dan pada usia tujuh belas tahun, saya berkata menantang Tuhan: ”Jikalau Engkau memang Allah yang sejati, jawablah semua pertanyaan saya yang paling sulit. Jika saya mendapat jawaban yang benar, saya akan pergi keseluruh dunia untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang paling menyulitkan manusia.” Saya berperang di dalam rohani saya, saya bergumul dihadapan Tuhan saya menantang takhta Tuhan Allah. Akhirnya, dengan begitu banyak fakta, dan pengkhotbah-pengkhotbah yang setia kepada Firman, saya mendapat jawaban. Saya mengetahui bahwa Firman Tuhan adalah benar. Itu sebabnya, saya menyerahkan diri kepada Tuhan dan menjadi hamba Tuhan. Pada usia tujuh belas tahun, saya berdiri di depan sebuah kebaktian, berjanji kepada Tuhan: “Mulai hari ini sampai mati, saya akan menjadi hamba-Mu.” Saya terus menangis, karena mengingat Kristus yang telah mati bagi saya. Baju bagian depan saya basah karena air mata yang begitu banyak keluar. Seumur hidup saya sampai hari ini, belum pernah saya mengalirkan air mata lebih banyak dari pada saat itu, kecuali pada suatu peristiwa yang hampir mirip saat itu, yaitu pada saat mahasiswa-mahasiswa digilas dengan tank dilapangan Tian An Men, Beijing, tanggal 4 Juni 1989. Saat itu saya di New York. Ketika saya membaca surat khabar, langsung air mata saya membanjir turun. Saya tahu, bahwa dulu saya seorang ateis, seorang yang melawan Tuhan, seorang yang membenci Alkitab dan meragukan Allah. Saya membenci pendeta, membenci gereja. Saya pembenci dan pengkritik Kitab Suci. Tetapi akhirnya Tuhan Yesus menyelamatkan saya.

Mengapa Tuhan menyelamatkan kita? Karena kita mempunyai peta teladan Allah, sehingga kita berharga, hormat dan mulia, khususnya karena kita adalah makhluk rohani. Kita bukan hanya mempunyai tubuh yang bisa bertahan beberapa tahun lamanya, tetapi kita juga mempunyai roh yang bersifat kekal. Setelah mati tidaklah habis. Jangan Anda beranggapan jika Anda bunuh diri, selesai hidup. Tidak demikian. Itu pikiran orang bodoh, karena setelah bunuh diri, Anda akan berdiri di hadapan Allah, menanggung dosa selama-lamanya. Jangan Saudara bodoh! Jangan menipu diri! Jangan mengikuti tipuan setan! Mati bukan selesai, mati hanyalah berhenti hidup secara jasmani. Setelah mati, roh kita akan berdiri dihadapan Tuhan dan kita tetap berada selama-lamanya. Entah di sorga atau di neraka. Ini sesuatu yang sangat serius! Kita tidak bisa bermain-main dengan kekekalan. Apa yang sedang Saudara pelajari saat ini, jauh lebih penting dari segala macam kuliah yang bisa Saudara dapatkan di semua universitas, di mana pun juga, entah di Jerman atau Amerika, Jepang, Inggris atau Prancis. Apa yang kita pelajari bukan ilmu manusia, tetapi Firman dari Tuhan, Allah Pencipta, Sang Pemilik alam semesta ini.

b. Substansi Kekekalan

Mengapa hidup kita begitu tinggi? Mengapa roh kita begitu berharga? Karena Allah adalah Allah yang kekal, sehingga manusia yang dicipta menurut peta teladan Allah, juga memiliki roh yang kekal adanya. Roh manusia bersifat abadi. Itu berarti manusia berbeda dari bintang. Ketika binatang terakhir kali menghembus nafasnya, maka dia tidak ada lagi. Kulitnya bisa dijadikan sepatu, dagingnya bisa dimakan, tulangnya bisa menjadi perabot, tetapi keberadaannya sudah tidak ada lagi. Kita tidak perlu mengingat-ingat dia lagi. Tidak perlu kita melihat semua jasanya, apa yang pernah dilakukannya sebagai sesuatu yang bernilai kekekalan.

Manusia tidak seperti binatang. Mengapa orang Tionghoa menyembah nenek moyang? Karena mereka percaya nenek moyang masih ada. Mengapa sampai sekarang di Tian An Men dipampang foto Mao Ze Dong? Karena mereka tidak mau Mao Ze Dong tidak ada. Mengapa jenazah Mao Ze Dong dipelihara di Musoleum? Karena mereka menganggap dia harus terus mempengaruhi orang. Inikah Ateisme? Ateisme pembohong! Ateisme tidak mempercayai bahwa jiwa bersifat kekekalan, tetapi apa yang mereka lakukan tepat berlawanan dengan apa yang mereka teorikan dalam teori filsafat mereka. Semua ini menyadarkan kita untuk kembali kepada Alkitab. Hanya di dalam Kitab Suci dinyatakan tegas bahwa Allah menciptakan manusia dan membubuhkan di dalam diri manusia roh yang berkekekalan. Itu sebabnya, Saudara bernilai, saya bernilai, karena kita mempunyai jiwa yang bersifat rohaniah dan mempunyai hidup yang bersifat kekal.

Karena jiwa kita kekal, maka kita bisa mengatakan pada kekasih kita: “Aku mencintai engkau sampai selama-lamanya.” Jika anak berusia enam belas tahun mengatakan kalimat di atas, bagaimana dia bisa mengetahui “sampai selama-lamanya”? Bukankah ia baru berusia enam belas tahun? Ini disebabkan di dalam jiwanya ada unsur kekekalan. Konsep sedemikian bisa dipandang benar dari konsep ide. Tetapi kalimat tersebut tidak bisa dipertanggungjawabkan, karena orang yang mengatakan demikian, bisa bercerai dua tahun kemudian. Bukankah pada zaman ini perceraian begitu banyak, begitu umum dan begitu terbiasa? Ini semua membuktikan bahwa kita mengaku adanya kegagalan. Kita tidak bisa memastikan apa yang sudah kita janjikan. Hanya Tuhan yang bisa janji dan menepati janji kekal. Puji Tuhan!

c. Substansi Moral

Allah itu kekal, maka kita kekal. Allah itu roh, maka kita bersifat rohani. Dan Allah itu suci adanya, maka kita mempunyai hati nurani. Manusia berbeda dari semua binatang, karena manusia adalah satu-satunya makhluk yang mengerti apa itu moral. Satu-satunya makhluk yang bisa menegur diri sedalam-dalam hatinya kalau dia berbuat salah.

Jika Saudara berbuat sesuatu yang baik, sekalipun tidak ada satupun orang lain mengetahuinya, maka saudara sendiri cukup untuk mengerti bahwa Saudara telah berbuat baik. Dengan demikian, Saudara dapat menghibur diri sendiri. Tetapi jika Saudara berbuat hal yang jahat, hal yang rusak, hal yang najis, hal yang melanggar hukum, meskipun tidak ada orang tahu, tetap dirimu akan sedih dan akan menegur diri sendiri tidak habis-habisnya. Mengapa demikian? Karena Saudara adalah manusia, yang dicipta menurut peta teladan Allah. Allah itu suci adanya, maka Ia memberikan hati nurani di dalam lubuk hati Saudara, supaya Saudara mempunyai cahaya rohani, cahaya di dalam jiwa, yang terus menerangi dan terus melakukan penyelidikan pada dirimu sendiri. Itu sebabnya, kita adalah makhluk yang berbeda dari semua binatang, karena kita adalah makhluk yang mempunyai hati nurani.

Istilah “hati nurani” dalam bahasa Indonesia, terdiri dari kata hati + Nur. “Nur” dalam bahasa Ibrani dan Arab berarti cahaya. Dalam bahasa Indonesia menjadi “nurani.” Satu-satunya ayat dalam Perjanjian Lama yang paling berbicara tentang “hati nurani” adalah di Amsal 20 : 27. Di sana dikatakan: “Roh manusia adalah pelita Tuhan, yang menyelidiki seluruh lubuk hatinya” (atau dengan terjemahan lain : “Roh manusia adalah pelita TUHAN yang menyoroti dan menerangi seluruh lubuk hati manusia”). Di dalam bahasa Ibrani di Perjanjian Lama istilah “cahaya” atau “nur” itu muncul, tetapi istilah “hati nurani” dalam pengertian moral yang bersifat mewakili Tuhan Allah, tidak pernah muncul satu kalipun dalam Perjanjian Lama. Namun istilah dan pengertian “hati nurani” (Yun.: sunedeisis) muncul sekita 27 kali di Perjanjian Baru. Artinya: Yang bersama-sama mengetahui denganku (Ingg,: my co-knower). Di dalam Perjanjian Lama hanya Kitab Amsal yang memunculkan pengertian kata ini. Artinya, Tuhan Allah mengirimkan “agen”Nya untuk menyelidiki kita yang bercahaya menerangi gudang hidup kita yang paling dalam dan paling gelap, untuk melihat di mana ada kecoa atau tikus atau binatang-binatang lain atau kotoran. Pada saat gelap, mereka merasa aman, tetapi ketika cahaya tiba, mereka ketakutan dan lari. Ini bagaikan gudang yang penuh dengan dosa dan kegelapan, memerlukan cahaya untuk memberi tahu di mana keadaan yang tidak beres. Cahaya itu bagaikan sebuah lampu sorot, yang menyoroti kehidupan kita. Itulah hati nurani.

Saudara dan saya adalah manusia, itu sebabnya kalau kita berbuat salah, kita sedih. Kalau kita berbuat dosa, kita menyesal dan tidak bisa tidur. Kita marah pada diri kita sendiri dan menegur diri kita sendiri. Kita menyesali mengapa tadi kita mengatakan kalimat itu, atau melakukan tindakan itu. Kita menyesal mengapa kita membunuh.

Pada suatu ketika, saya memberitakan Injil di penjara dan bertemu dengan seorang pembunuh yang sedang dipenjara di situ. Saya menanyakan, mengapa ia membunuh sampai dihukum berpuluh tahun di penjara itu. Ia menjawab: “Pak Stephen Tong, saya mau jujur kepadamu. Dulu sebelum membunuh, saya hanya memikirkan bahwa orang itu begitu jahat dan saya perlu membalas kepadanya, agar ia tahu bahwa ia jahat. Tetapi setelah saya bunuh dia, saya baru tahu bahwa saya sudah melakukan tindakan yang jahat, bahkan lebih jahat dari orang yang saya anggap jahat tadi. Sehingga akhirnya saya harus masuk ke dalam penjara ini.” Saya tanya, apakah saat itu ia sadar bahwa ia telah berbuat salah. Ia mengatakan tidak. Ia hanya merasa perlu menghajar orang itu karena ia merasa orang itu jahat sekali.

Banyak orang yang pada saat berbuat dosa, ia tidak sadar. Ia baru sadar setelah selesai berbuat dosa. Banyak anak perempuan yang tidak sadar dia sedang berzinah. Ia pikir dia sedang bermain-main seks dan boleh mendapat sukacita. Dia baru sadar setelah dia tidak perawan lagi dan berdosa dihadapan Tuhan Allah. Ketika dia bangun, dia menyesal, tetapi sudah terlambat. Demikian Alkitab berkata kepada kita, Tuhan mencipta manusia dengan memberikan hati nurani, maka manusia mempunyai roh yang berpeta dan teladan Allah. Kita berbeda dari binatang. Kalau manusia berbuat salah, manusia menyesal. Tetapi tidak ada binatang yang menyesal jika ia berbuat salah, karena memang ia tidak memiliki hati nurani yang membuat ia bisa menyadari kesalahannya.

Engkau tidak akan pernah menermukan seekor macan yang sedang menggeleng-gelengkan kepala. Lalu ketika Anda bertanya kepadanya, dia mengatakan menyesal karena telah makan orang. Kalaupun ia menyesal, pasti menyesal kenapa makannya kurang banyak. Manusia adalah peta dan teladan Allah. Itu sebab, Saudara adalah makhluk rohani, makhluk yang berkekekalan, dan makhluk yang berhati nurani.

d. Substansi Kasih

Manusia dicipta menurut peta dan teladan Allah, sehingga manusia dicipta dengan daya dasar yang bisa mencintai dan perlu dicintai. Manusia berbeda dari binatang. Binatang hanya mempunyai daya dasar yang sangat dangkal, yaitu naluri (instinct). Mereka perlu makan, mereka perlu seks, tetapi mereka tidak pernah mengerti apa artinya cinta yang berkorban dan cinta yang menyangkal diri, cinta yang berkesucian. Seorang ibu yang begitu mencintai anaknya, tidak mau mengerti siang, tidak mengerti malam, yang ida tahu hanya bagaimana membahagiakan bayinya. Seorang gadis yang tadinya begitu sabar, ketika menjadi seorang ibu, bisa rela tidak tidur semalaman untuk merawat bayinya. Dia rela karena itu adalah anaknya, dan ia begitu mencintai anaknya. Seorang ibu yang sebelumnya suka marah-marah, ketika anaknya sakit dan dalam kesusahan, ia bukan saja tidak marah-marah, tetapi rela mengalirkan air mata, sabar, rela menderita, demi kesembuhan anak-anaknya. Ini adalah suatu daya atau kekuatan cinta kasih yang begitu hebat dan begitu agung yang dikaruniakan oleh Tuhan Allah. Manusia adalah peta dan teladan Allah, sehingga manusia memiliki cinta yang agung. Yang menjadikan manusia agung bukan karena mendapatkan uang bermiliar-miliar, tetapi yang membuat manusia agung adalah jika ia memiliki cinta kasih dengan hati yang sangat besar dan luas, yang mau berkorban untuk orang lain.

Saya ingin mengajak Anda semua untuk berubah pikiran, berubah konsep, berubah dalam nilai-nilai hidup. Jika tadinya Anda sangat egois, mementingkan diri, kini mau menjadi serupa dengan Kristus, mirip seperti Tuhan Yesus, yang sedemikian agung, yang memiliki cinta kasih yang begitu besar dan rela berkorban demi orang lain.

2. Model Peta Teladan Allah dalam Sejarah

Jika demikian, siapakah peta dan teladan Allah yang asli, yang sempurna, yang menjadi dasar teladan bagi kita? Ketika Adam sudah jatuh ke dalam dosa, bukankah itu berarti ia sudah kehilangan peta dan teladan Allah yang asli? Tidak. Adam tidak kehilangan peta dan teladan Allah dalam dirinya. Ia masih memiliki peta dan teladan Allah tersebut, namun peta dan teladan itu telah rusak karena dosa. Saya bisa memakai baju putih seperti ketika baru saya beli. Jadi, dalam arti tertentu, baju ini tidak bisa lagi dikatakan putih, tetapi kalau dilihat masih tetap putih. Ketika dibeli, baju itu putih bersih. Namun setelah dipakai, dicuci, beberapa kali terkena makanan, terkena debu, sekalipun dicuci sudah tidak bisa pulih putih seperti semula. Demikian juga, kita dicipta menurut peta dan teladan Allah. Tetapi setelah kita berbuat dosa, peta Allah, teladan Allah yang ada di dalam diri kita sudah tidak murni seperti aslinya. Lalu, siapakah yang mempunyai peta dan teladan yang asli?

Siapakah yang bisa menjadi peta dan teladan asli, yang sungguh-sungguh dan yang mutlak, yang bisa menjadi teladan bagi kita? Tidak ada siapapun di dunia ini. Abraham-kah? Bukan! Musa? Juga bukan. Kong Hu Cu-kah? Bukan! Sakyamuni? Bukan! Nabi-nabi atau pendiri-pendiri agama? Bukan! Mereka sendiri mengakui bahwa mereka mempunyai salah, mereka tidak sempurna. Kita bisa menemukan kesalahan-kesalahan dari para tokoh-tokoh dan pendiri-pendiri agama di dunia. Kita bisa menemukan kesalahan-kesalahan Abraham, Musa, Sokrates, Plato, Aristoteles, Buddha, Kong Hu Cu, Mencius, termasuk Mohammad, Elia, atau nabi-nabi lain. Mereka mengaku tidak sempurna ada cacat dalam kehidupan mereka. Tidak seorangpun yang bisa menjadi peta dan teladan asli bagi manusia untuk meneladaninya.

Benarkah tidak seorang pun? Kecuali satu orang, dan hanya satu-satunya yang sempurna. Dialah peta dan teladan Allah yang asli, yang murni, yang sejati, yang tidak memiliki cacat sedikitpun, yang sempurna, yaitu Yesus Kristus! Puji Tuhan! Satu-satunya manusia yang tidak berdosa dan tidak bersalah adalah Yesus Kristus. Itu sebabnya, Dialah peta dan teladan Allah yang sejati. Marilah kita mendengarkan kalimat-kalimat yang pernah Ia ucapkan dan tidak pernah diucapkan oleh orang lain: “Mari, ikutlah Aku!” (Matius 4:19; 11:28). Sokrates tidak berani mengatakan kalimat sedemikian, nabi-nabi tidak berani mengatakan kalimat sedemikian. Kong Hu Cu, Sidharta, Mencius, dan nabi-nabi lainnya lainnya tidak berani mengatakan kalimat sedemikian. Hanya Anak Allah yang berinkarnasi, Allah yang menjadi manusia, Yesus Kristus, satu-satunya Juruselamat Dunia. Dia mengatakan : “Ikutlah Aku!” Ia mengatakan : “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah kepada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan” (Matius 11:28-30).

Siapakah yang berani, siapakah yang layak, siapa yang mampu berkata demikian? Hanya Yesus Kristus. Itu sebabnya, saya menegaskan, bahwa karena Saudara mempunyai nilai hidup yang begitu tinggi, karena peta dan teladan yang Allah berikan kepada Saudara begitu mulia dan hormat, maka Tuhan berkata: “Ikutlah Aku” Karena Saudara begitu bernilai dan berharga, Tuhan Yesus datang ke dunia ini untuk menyelamatkan Saudara. Apakah Saudara akan membiarkan peta dan teladan yang ada pada dirimu dirusak oleh setan? Atau dihancurkan oleh dosa? Atau dirobek-robek oleh kuasa Iblis? Sehingga akhirnya Saudara hancur, meninggalkan Tuhan untuk selama-lamanya? Atau Saudara akan berkata: “Saat ini saya akan kembali kepada Tuhan. Saya mau belajar teladan Tuhan Yesus. Saya tidak mau membiarkan peta dan teladan Tuhan Yesus. Saya tidak mau membiarkan peta dan teladan Allah yang ada pada saya dirusak. Saya mau mengikuti peta dan teladan yang murni dan asli yaitu Tuhan Yesus.” 

Yesus berkata: “Marilah, ikutlah Aku!” Kiranya saat ini, hari ini, boleh menjadi momen di mana kita kembali kepada Tuhan Yesus sebagai peta teladan asli, kita dibangunkan kembali untuk hidup mengikut Yesus.

BAB II : YESUS KRISTUS JURUSELAMAT DUNIA.

KEHARUSAN KESELAMATAN : DOSA

“Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.” (Roma 3:23).

“Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.” (Roma 6:23). 

“Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita. Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan. Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat dosa, maka kita membuat Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam kita.” (1 Yohanes 1:8-10).

Kita telah melihat bahwa yang diselamatkan adalah manusia, yang dicipta menurut peta teladan Allah. Dan kini kita masuk ke dalam tema kedua yang besar, yaitu “Mengapa manusia perlu diselamatkan?” Peta dan teladan Allah yang ada pada manusia telah dirusakkan oleh dosa, dan oleh karenanya manusia telah berada di bawah kuasa dan belenggu dosa.

A. Manusia Adalah Orang Berdosa

Kalimat dalam Roma 3:23 bisa diterjemahkan juga : “Karena semua sudah berbuat dosa, dan telah mengurangi kemuliaan Allah.” Dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma di dalam Yesus Kristus.

1 Yohanes 1 : 8-10 menegaskan bahwa Allah sudah memproklamasikan bahwa semua manusia berdosa. Jika kita tidak mengaku bahwa kita berdosa, maka kita sudah menipu diri kita sendiri, dan kita juga bersalah terhadap Allah, karena kita menganggap bahwa Allah adalah penipu yang berbohong kepada manusia. Ini adalah dosa besar. Maka di dalam ayat 9 dikatakan bahwa jika kita mau mengakui dosa kita, Allah akan mengampuni kita dan mau menyucikan kita dari segala kejahatan kita.

Tema utama kita adalah “Yesus Kristus Satu-satunya Juruselamat Dunia.” Yesus Kristus bukan hanya dimiliki oleh orang Yahudi saja. Yesus Kristus juga bukan hanya dimiliki oleh orang-orang yang hidup di Timur Tengah saja. Yesus Kristus bukan dimiliki oleh orang-orang yang hidup sejaman dengan Dia saja. Yesus Kristus satu-satunya Domba Allah yang tidak bercacat cela untuk menjadi Penebus manusia. Itu sebabnya Ia berkata : “Barang siapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup” (Yohanes 8 : 12). Tuhan Yesus juga berkata: “Aku datang ke dalam dunia, bukan untuk menghakimi dosa manusia, melainkan untuk menyelamatkan orang yang berdosa.” Di dalam dunia ini Yesus memberikan enam proklamasi yang besar, mengapa Ia datang ke dunia. Enam proklamasi ini hanya muncul dari mulut Yesus Kristus, tidak pernah muncul dari mulut atau bibir siapapun dalam sejarah. Tidak ada seorang pun di luar Yesus yang pernah mengeluarkan kalimat seperti Yesus, yang bisa dibandingkan dengan keenam proklamasi yang Yesus nyatakan ini. Kalimat-kalimat proklamasi yang keluar langsung dari mulut Tuhan Yesus menyatakan siapa Dia dan untuk apa Ia datang ke dalam dunia.

“Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang” (Lukas 19:10). Tidak ada satupun pendiri agama yang pernah yang berani, yang berhak mengatakan seperti ini. Tuhan Yesus datang bukan untuk diri-Nya sendiri. Ia datang mencari dan menyelamatkan mereka yang sudah hilang, yang tersesat, yang keluar dari kebenaran Allah, dan yang binasa di dalam dosa.

“Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat” (Lukas 5:32). Celakalah siapa yang merasa diri orang benar, ia pasti tidak berbagian dalam anugerah Tuhan ini. Jikalau Saudara merasa diri Saudara sudah baik, atau merasa sudah lebih baik dari orang lain, Saudara pasti binasa di dalam kekekalan. Yesus berkata, bahwa Ia datang bukan untuk orang benar, bukan untuk memanggil orang benar, tetapi justru untuk memanggil orang berdosa agar bertobat.

“Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Matius 20:28). Yesus tidak perlu dilayani. Ia justru datang untuk melayani. Dari lahir sampai mati, dari palungan sampai salib, seluruhnya merupakan hidup pelayanan. Ia tidak mementingkan diri. Ia meninggalkan tempat yang mulia, Ia turun dari sorga yang mulia dan kekal, demi hidup di dunia, dilahirkan dalam kandang binatang demi melayani manusia. Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani, menyerahkan nyawa-Nya untuk menjadi tebusan bagi banyak orang.

“Aku datang memberikan hidup, bahkan memberikan hidup yang berkelimpahan kepada domba-domba-Ku” (Yohanes 10:10 – Parafrasa). Tuhan Yesus menyatakan bahwa orang berdosa sedemikian bergantung dan membutuhkan Tuhan Yesus Kristus. Tanpa Kristus, hidup manusia yang berdosa akan berakhir dengan kebinasaan, kematian, dan tidak berbagian di dalam hidup yang kekal. Mereka akan hidup dalam kepedihan dan kesengsaraan, hidup di dalam kehinaan karena dosa. Tetapi mereka yang datang kepada Kristus, akan mendapatkan hidup yang kekal, dan hidup yang sungguh-sungguh berkelimpahan dengan segala anugerah rohani (Efesus 1 : 3-4).

“Aku datang untuk menjalankan kehendak Allah” (Ibrani 10:9). Dalam bagian ini Tuhan Yesus menyatakan bahwa hidup-Nya bukan menuruti diri-Nya sendiri. Ia taat kepada Bapa di sorga, dan seluruh ketaatan-Nya menjadi ketaatan yang sempurna, yang tidak pernah dapat dipenuhi oleh siapapun di dunia ini.

“Aku datang untuk menggenapkan hukum Taurat” (Matius 5:17). Proklamasi Kristus ini menyatakan bahwa Ia hidup bersih tanpa dosa, karena Ia telah menjalankan seluruh hukum Taurat secara sempurna.

Ada dua proklamasi lagi, yang berkaitan dengan keenam proklamasi di atas. Yang pertama dinyatakan dihadapan Pilatus: “Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran” (Yohanes 18:37b). Dan yang kedua: ”Aku datang bukan untuk menghakimi dunia, tetapi untuk menyelamatkan dunia.” Tuhan Yesus berulang kali menyatakan “Aku datang…” untuk menunjukkan bahwa ini adalah Otoritas Pertama. Allah telah menyatakan kebenaran-Nya melalui Yesus Kristus, Anak-Nya yang tunggal. Ini bukan teori manusia atau khotbah-khotbah manusia yang tidak mutlak kebenarannya. Tetapi ini keluar langsung dari mulut Tuhan Yesus sendiri.

Mengapa Engkau rela datang ke dalam dunia? Mengapa Allah rela turun ke dalam dunia? Mengapa Firman menjadi daging? Mengapa Allah menjadi manusia? Mengapa inkarnasi?

Selama 40 tahun sejak saya menjadi orang Kristen, setiap hari Natal saya berkhotbah mengabarkan Injil. Bagi saya, Natal bukanlah waktu untuk berbagi-bagi hadiah. Natal bukanlah berita Sinterklas muncul dengan pakaian yang lucu-lucu. Natal bagi saya adalah mengerti mengapa Allah rela turun ke dalam dunia, mengapa Allah mau menjelma menjadi manusia. Mengapa Allah di sorga yang mulia datang ke dunia untuk di hina, disiksa, diejek, dan akhirnya diperlakukan tidak adil, dibunuh di kayu salib. Empat puluh enam tahun saya melayani Tuhan untuk mengabarkan Injil. Setiap Natal di Jakarta kita mengadakan kebaktian di Balai Sidang dengan biaya lebih dari seratus juta rupiah, dan ribuan orang datang mendengar Firman, mengerti rahasia inkarnasi, mengapa Allah menjelma menjadi manusia.

Celakalah mereka yang menggunakan hari Natal untuk bermabuk-mabukan, berpesta pora dan berzinah, berfoya-foya menghamburkan uang untuk melampiaskan nafsu dan mempermainkan perempuan. Selama dan disekitar hari Natal banyak orang yang celaka akibat kecelakaan kendaraan, ugal-ugalan di jalan, ngebut, dan sebagainya. Selama dan di sekitar hari Natal, ada orang-orang yang masuk penjara karena berbuat dosa di hari Natal, karena mereka tidak mengenal siapa Tuhan Yesus Kristus yang datang ke dunia di hari Natal. Inilah manusia berdosa.

Mengapa Allah menjadi manusia? Mengapa inkarnasi? Inkarnasi adalah proklamasi Yesus Kristus sendiri. Ia datang menyelamatkan orang berdosa. Inilah tema yang kedua. Siapa yang diselamatkan? Dalam tema yang pertama kita melihat manusia sebagai ciptaan Allah yang paling hormat. Manusia melampaui segala binatang yang tidak mempunyai peta teladan Allah. Kita dicipta menurut gambar dan rupa Tuhan Allah sendiri. Tetapi sayang justru manusia telah jatuh ke dalam dosa. Tuhan tidak mau kita binasa. Sekalipun kita adalah peta teladan Allah, namun dosa membuat kita kehilangan kemuliaan Allah (Roma 3 :23).

B. Apa Itu Dosa?

Jika dikatakan Saudara adalah manusia yang berdosa, sering kali Saudara langsung marah, Saudara tidak suka, jengkel, dan membenci orang yang mengatakannya. Mungkin Saudara akan berkata: “Engkau sembarangan mengatakan saya orang berdosa. Saya tidak pernah masuk penjara, saya bukan narapidana, saya tidak di Nusakambangan. Saya tidak pernah membunuh orang, dan saya juga tidak pernah mencuri atau menipu uang orang lain. Saya sudah melakukan kehidupan dengan sejujur mungkin. Bagaimana engkau bisa menuduh saya orang berdosa?”

Apakah hanya orang yang berada di Nusakambangan atau di penjara adalah orang berdosa, sementara orang yang di luar penjara adalah orang yang tidak berdosa? Tidak! Hati nurani Saudara sudah membuktikan dan memberi tahu bahwa Saudara sering berbuat salah. Hati nurani saya juga sudah menuding bahwa saya suka menyeleweng dari kebenaran. Pikiran kita kurang sesuai dengan Firman dan kebenaran Tuhan, emosi kita kurang sesuai dengan cinta kasih Tuhan, dan kemauan kita kurang sesuai dengan kehendak Tuhan. Itulah dosa! Dosa tidak perlu sampai kita jadi pembunuh, dosa cukup dengan kita menjadi congkak, menganggap diri kita lebih baik, dan menghina orang lain dan kurang menghiraukan kebutuhan sesama manusia. Semua itu juga adalah dosa.

1. Pelanggaran Hukum

Dalam bahasan ini kita akan mempelajari Doktrin Dosa, yang sulit Saudara dapatkan secara lengkap seperti ini dalam buku mana pun juga. Dosa dimengerti oleh ahli-ahli hukum di berbagai negara dalam pengertian yang sangat dangkal. Para ahli hukum hanya mengerti dosa dalam pengertian pelanggaran konstitusi atau pelanggaran hukum. Jika di dalam tata hukum negara dicantumkan bahwa Saudara tidak boleh mencuri, maka ketika mencuri, Saudara berdosa. Jika tertulis tidak boleh memerkosa, ketika Saudara melakukannya, Saudara berdosa. Tertulis bahwa warga negara tidak boleh memalsukan surat-surat atau dokumen, maka ketika melakukan, Saudara berdosa. Di dalam tata hukum negara ada beribu-ribu butir atau pasal dan ayat tentang apa yang boleh dan apa yang tidak boleh. Itu semua menjadi hukum, prinsip atau dasar bagi pengadilan untuk boleh menjatuhkan hukuman bagi Saudara. Ini disebut sebagai patokan standar untuk mengukur siapa yang berdosa dan siapa yang tidak berdosa. Tetapi dalam hal ini, kita perlu mempertanyakan bagaimana bisa banyak jaksa-jaksa yang menerima suap dari orang-orang yang tidak benar, sehingga orang-orang tersebut bisa tidak perlu masuk penjara, dan dia sendiri tidak dipenjarakan? Itu karena suapan itu tidak memberikan tanda apapun, sehingga tidak ada bukti yang bisa dipakai untuk menuding atau menghukum dia. Inilah kelemahan buku hukum. Saya ingin bertanya: Apakah orang-orang yang lolos dari hukum seperti ini mungkin bisa lolos dari hukuman Allah?

Hakim-hakim di dunia mungkin bisa disuap dengan uang, tetapi Tuhan Allah tidak mungkin disuap dengan apapun. Orang-orang berdosa yang bisa lolos dari pengadilan dan penjara tidak mungkin bisa lolos dari mata Allah. Itu sebabnya, orang Kristen harus mengerti dosa lebih dari pada pengertian para ahli-ahli hukum di dunia ini.

Pada waktu saya berkhotbah di Universitas Satya Wacana Salatiga, saya meneriakkan: ”Hei, kalian mahasiswa hukum, celakalah kamu, jika pikiranmu dipenuhi dengan segala pengertian hukum-hukum, tetapi hatimu tidak kamu serahkan kepada Tuhan. Kamu akan mencari celah-celah ditengah-tengah hukum, supaya kamu bisa melanggar hukum tanpa kamu sendiri dihukum.” Siapakah ahli hukum? “Ahli hukum” adalah orang yang pandai dan mengerti hukum, sehingga bisa melanggar hukum tanpa dihukum. Ketika saya berkhotbah sampai butir ini, rektor universitas tersebut terus mengangguk-anggukan kepala. Selesai berkhotbah, dia mengundang saya ke kantornya, dan mengatakan bahwa ia sangat menghargai apa yang saya sudah khotbahkan. Dia mengatakan: “Saya adalah doktor hukum, dan saya tahu banyak ahli hukum yang menggunakan hukum untuk melarikan diri dari jerat hukum. Dan apa yang engkau katakan itu benar, bahwa Tuhan tidak mungkin disuap dan tidak mungkin ditipu.” Bukankah pengadilan seharusnya adalah tempat untuk memperjuangkan keadilan di dalam budaya manusia? Tetapi bukankah pengadilan juga merupakan tempat paling tidak adil dan sering kali kotor, yang ada di dalam kebudayaan manusia?

Ketika kita meneriakkan “Reformasi,” “anti-KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme),” bukankah terlihat bahwa korupsi makin hebat, kolusi dan nepotisme semakin hebat, kemunafikan dan kepura-puraan semakin hebat, sehingga Reformasi belum pernah bisa diselesaikan. Seperti Dr. Sun Yat Sen sebelum meninggal pernah mengatakan: “Revolusi belum selesai, hai, rekan-rekanku, marilah kita terus berusaha, karena kita masih harus terus berusaha untuk mencapai sesuatu.” Bukankah dari dulu manusia menginginkan untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur? 

Dari beribu-ribu tahun yang lalu, sebelum adanya kerajaan Romawi, sebelum adanya kerajaan Babilonia, kebudayaan yang paling kuno di Mesopotamia, seorang raja bernama Hammurabi mengatakan bahwa ia mendapat satu hukum dari Dewa Matahari. Lalu dia menulis semua hukum-hukum itu dalam konstitusi (undang-undang) yang terukir di sebuah batu menhir hitam dengan tinggi 2,27 m. Ini merupakan batu yang paling penting tentang hukum di dalam sejarah. Sekarang batu ini diletakkan disalah satu museum yang paling penting di dunia, yaitu Louvre Museum di Paris, Prancis. Dalam batu itu tertulis, bahwa siapa membutakan mata orang lain, matanya sendiri harus dicungkil keluar. Siapa memotong telinga orang lain, ia sendiri harus dipotong telinganya. Mata ganti mata, telinga ganti telinga. Siapa mematahkan gigi orang lain, giginya sendiri juga harus dipatahkan. Itu berarti, dari zaman sekitar empat ribu hingga enam ribu tahun yang lalu, kebudayaan manusia sudah berusaha mencari keadilan. Tetapi sampai sekarang di tahun 2003 ini, begitu banyak jaksa, begitu banyak hakim, begitu banyak pengacara, yang mereka perjuangkan bukan keadilan, bukan kebenaran, tetapi bagaimana lebih banyak uang yang bisa masuk ke kantong sendiri. Manusia sebagai makhluk yang paling tinggi ternyata menjadi jauh lebih rendah dan lebih hina perilakunya daripada binatang-binatang. Terkadang ketika seorang memaki orang lain: “Binatang!”, orang itu marah sekali dan orang yang memaki itu berfikir ia sedang menghina orang lain itu, padahal ia sedang menghina dirinya sendiri dan menghina semua binatang di seluruh dunia. Binatang tidak serusak manusia. Binatang setelah makan kenyang, tidak makan lagi, tetapi manusia setelah menipu satu masih kurang dan sekalipun sudah kenyang masih tetap kurang kenyang. Kita jauh lebih melarat daripada binatang.

Dosa itu apa? Dosa adalah pelanggaran hukum. Hukum itu apa? Hukum adalah aturan yang diakui oeleh negara pada zaman ini. Hukum yang berlaku harus kita hormati, harus kita jalankan, karena kalau tidak kita akan dibawa ke pengadilan. Ini dosa, tetapi menurut Alkitab pengertian ini masih terlalu sederhana dan terlalu dangkal. Oleh karena itu, Alkitab membawa kita kepada pengertian-pengertian yang jauh lebih mendalam. Alkitab mencatat tujuh pengertian-pengertian besar tentang dosa. Salah satunya adalah pelanggaran Taurat atau pelanggaran hukum, seperti yang kita lihat di sini.

2. Pergeseran Posisi

Tetapi pengertian dosa yang esensial adalah pergeseran dari suatu posisi atau kedudukan yang asli atau seharusnya. Pengertian seperti ini tidak ada di dalam buku hukum manapun, dan hanya ada di dalam Kitab Suci, karena Alkitab menegaskan bahwa malaikat-malaikat yang tidak memelihara status mereka, dianggap sebagai malaikat yang berdosa. Menggeser atau keluar dari posisi yang asli, tidak mempertahankan dan memelihara posisi yang ditetapkan oleh Tuhan Allah, adalah dosa. Apa artinya menggeser posisi? Alkitab menegaskan bahwa malaikat adalah malaikat, manusia adalah manusia, binatang adalah binatang, tumbuh-tumbuhan adalah tumbuh-tumbuhan, materi adalah materi, yang berhidup adalah yang berhidup. Ketika malaikat lupa bahwa ia adalah malaikat, ia tidak lagi hidup sebagai malaikat, lalu mau menjadi Tuhan. Itulah dosa. Ketika manusia tidak lagi hidup sebagai manusia. Kalau seorang profesor lupa bahwa ia adalah profesor, maka ia akan hidup seperti binatang.

Dua belas tahun yang lalu, seorang yang membunuh lebih dari 26 anak perempuan, ternyata adalah seorang yang pernah menjadi dosen di U.C. Barkeley, salah satu universitas terbesar dan paling bergengsi di Amerika Serikat. Saya pernah berkhotbah di universitas tersebut, di auditorium terbesar universitas itu untuk mengadakan Kebaktian Kebangunan Rohani. Ternyata salah seorang profesornya pernah memperkosa dan membunuh lebih dari 26 anak perempuan. Lebih dari dua tahun perbuatan ini tidak diketahui, sampai akhirnya terungkap. Mengapa bisa demikian? Karena seorang profesor bisa memiliki intelektual tinggi dan pengertian akademis yang hebat, tetapi mempunyai hati nurani yang rusak. Ia lupa kalau ia seorang profesor, seorang guru besar, seorang pendidik. Ia lupa kalau ia seorang manusia yang bermoral, seorang manusia yang hormat. Itu sebabnya, ia berkecimpung di dalam dosa dan perbuatan yang hina dan jahat. Inilah yang disebut sebagai meleset atau tergeser dari posisi yang seharusnya.

Tuhan Allah mencipta malaikat dengan harkat malaikat. Tuhan Allah mencipta manusia juga dengan kondisi manusia. Tuhan Allah mencipta binatang dengan status binatang. Jikalau memelihara pada posisi yang asli ketika diciptakan, maka disebut makhluk yang benar. Ketika ia lupa siapa dirinya dan bergeser dari posisi asilnya, ia berdosa. 

Ketika Tuhan Allah melukiskan bagaimana malaikat berdosa, Ia mengatakan bahwa malaikat telah tidak memelihara status. Di dalam Yesaya 14 : 12-14 dikatakan: “Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur, putera fajar, engkau sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa! Engkau yang tadinya berkata dalam hatimu: Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah, dan aku hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh disebelah utara. Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai yang maha tinggi!” Penghulu malaikat telah berusaha untuk mengatasi Allah dan mau menguasai seluruh alam semesta. Jika seorang menteri atau seorang jenderal iri dengan posisi presiden maka bisa jadi ia melakukan kudeta. Kalau seorang istri iri pada posisi suaminya, maka ia mungkin bisa membuat revolusi dirumahnya. Jika majelis iri pada pendeta, malaikat iri pada penghulu malaikat, dan penghulu malaikat iri pada Tuhan Allah, maka akan terjadi kekacauan. 

Ketika malaikat mau menjadi Allah, itu yang disebut bergeser dari tempat aslinya. Inilah “kejatuhan ke atas.” Mungkin Anda berfikir jatuh pasti ke bawah. Tetapi di dalam hal-hal rohani, kita bisa jatuh ke atas, bukan jatuh ke bawah. Kita selalu berfikir jatuh ke bawah karena pikiran kita selalu terikat pada hukum grativitasi dunia ini. Alkitab memberikan suatu pemikiran tentang “jatuh ke atas,” yaitu iri hati kepada Tuhan, dan mau menyamai Tuhan, mau merebut posisi dan taktha Tuhan. Maka Tuhan mengusir dan membuangnya, karena malaikat bukan dicipta untuk menjadi Allah, tetapi malaikat dicipta sebagai malaikat. Malaikat tidak bisa menjadi Allah, manusia tidak bisa menjadi malaikat, dan binatang tidak bisa menjadi manusia. Manusia juga tidak boleh turun menjadi binatang, malaikat tidak boleh menjadi manusia. Manusia harus menjaga status sebagai manusia.

Mengapa Saudara disebut manusia berdosa? Karena Saudara sering lupa bahwa Saudara dicipta sebagai manusia yang dicipta menurut peta teladan Allah, lalu Saudara bergeser dari status Saudara yang asli. Itu sebabnya Saudara disebut sebagai orang berdosa. Seorang yang seharusnya baik-baik di keluarga, mengapa malam-malam keluar mencari pelacur? Ia telah bergeser dari kedudukannya yang asli. Seorang wanita, pada saat suaminya pergi, mengapa mengundang pria lain untuk naik ke tempat tidurnya? Ia telah bergeser dari kedudukannya yang asli sebagai istri yang seharusnya setia. Ini adalah dosa. Setiap kali Saudara menggeser posisi dan setiap kali Saudara melupakan status yang asli, Saudara telah menjadikan diri Saudara berdosa. Mengapa jika Saudara seorang Kristen, masih pergi mencari peramal? Mengapa Saudara yang sudah dibaptiskan masih pergi mencari dukun? Mengapa Saudara yang adalah majelis gereja masih memakai jimat dan bermain dengan kuasa-kuasa kegelapan? Ini adalah pergeseran dari status Saudara yang asli. Ini adalah dosa.

Jangan Saudara hanya berbicara berdosa itu merokok, berjudi, dan menipu. Saya sangat mengetahui bahwa semua itu adalah dosa, tetapi pengertian dosa yang hanya sampai sebatas itu, sangatlah dangkal. Alkitab mengatakan bahwa dosa adalah bergeser dari status aslinya. Mari kita saat ini melakukan instropeksi, menguji diri kita sendiri. Mari saat ini kita merenungkan dan menilik ke dalam jiwa kita, dalam hal apa kita telah bergeser dari status asli kita. Jika kita adalah manusia, dan ternyata hidup kita tidak mencerminkan status kita, sehingga status yang ada pada kita berbeda dari status yang seharusnya ada pada kita, maka Alkitab mengatakan kita telah berdosa.

3. Kekurangan Kemuliaan Allah

Selain dosa merupakan pelanggaran hukum atau pelanggaran Taurat dan dosa merupakan pergeseran status, maka dosa menurut Alkitab juga adalah kekurangan kemuliaan Tuhan Allah. Ketika Tuhan Allah mencipta manusia, maka manusia dilingkupi dengan kemuliaan sorgawi, sehingga manusia bisa memancarkan kemuliaan dan menyatakan kehormatan Tuhan. Sinar cahaya wajah Tuhan Allah dipantulkan melalui diri kita, sehingga kita memancarkan kemuliaan Tuhan. Tetapi setelah Adam berbuat dosa, kemuliaan Allah tersebut berkurang, yang mengakibatkan dia melihat dirinya sebagai makhluk yang telanjang. Adam tidak mau mendengarkan apa yang Tuhan Allah telah firmankan, yaitu “jangan kau makan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati” (Kejadian 2:17). Ia sudah mendengar perintah dan ia juga sudah mengetahui bahwa itu adalah Firman, sehingga ia harus mematuhinya. Tetapi sekarang sumber kebenaran yang palsu datang. Suara itu berkata: ”Silahkan makan buah itu, karena pada saat engkau memakannya, engkau tidak akan mati” (Kejadian 2 : 4). Sesuatu yang positif dijadikan negatif, yang benar dijadikan tidak benar, yang pasti dijadikan tidak pasti, yang mutlak dijadikan relatif. Inilah cara setan menipu manusia. 

Setan selalu memberikan opini bahwa itu hal biasa, tidak apa-apa, dan tidak akan merugikan, semua akan beres dan segala sesuatu itu mudah. Berjudi itu tidak apa-apa, pergi ke pelacur juga tidak terlalu perlu dipersoalkan. Orang yang berjudi berpuluh-puluh tahun belum tentu mati, terkadang malah orang Kristen yang mengikut Tuhan lebih cepat meninggal. Orang yang menipu hidup begitu kaya dan nikmat. Setan akan berkata, “Jangan terlalu dipusingkan dengan larangan-larangan. Tidak apa-apa engkau menipu.” Tuhan jelas mengatakan bahwa jangan makan, kalau makan kamu pasti mati. Setan membalikkan perkataan itu dengan mengatakan, “Jika makan matamu akan menjadi lebih celik dan lebih jelas, sehingga bisa mengetahui yang benar dan yang salah.” Ketika Adam memakan buah dan berdosa, sepertinya perkataan setan benar, karena Adam mulai melihat hal-hal baru, sepertinya matanya lebih jelas, sepertinya perkataan Tuhan Allah yang salah. Sepertinya yang Tuhan katakan tidak terjadi. Padahal Tuhan mengatakan bahwa pada hari engkau memakannya, engkau akan mati. Apakah Tuhan berdusta? Apakah perkataan Tuhan itu salah? Tidak.

Pada hari Adam memakan buah itu, ia benar-benar mati. Tetapi pengertian mati ini bukan seperti yang manusia pikirkan, melainkan mati rohani. Adam mati, terpisah dari Sumber Hidup. Mati dalam pengertian tidak berelasi lagi dengan Tuhan Allah. Apakah mata Adam hari itu benar-benar terbuka? Benar, mata Adam terbuka. Namun sayang sekali, setan tidak pernah memberikan informasi yang cukup lengkap dan jelas. Terbuka untuk melihat apa? Itu sebabnya, ketika Adam dan Hawa matanya terbuka mereka tidak melihat Allah, tidak melihat setan, tetapi melihat dirinya telanjang.

Sangatlah berbahaya, ketika satu perjanjian hanya dibuka setengah dan tidak memberikan sisanya. Ada orang mengatakan: “Kalau engkau mengikut saya, engkau akan mendapat untung, engkau mendapatkan kekayaan.” Tetapi tidak diperjelas keuntungan atau kekayaan itu untuk apa, sifatnya bagaimana dan dampaknya akan menjadi apa. Ini semua tidak dibukakan terlebih dahulu. Setelah Adam celik, Adam justru bukannya bisa melihat setan, mengerti siapa setan yang sesungguhnya. Setan tidak pernah mau berdagang rugi. Ia yang sudah beribu-ribu tahun menipu manusia, di abad ke-21 ini tentu semakin pandai dan semakin mampu menipu kita. Itu sebabnya, setelah Adam celik, ia tidak bisa melihat dan mengerti Tuhan Allah, ia tidak bisa semakin mengerti siapa setan, tetapi ia justru melihat dirinya telanjang.

Ada seorang gadis yang menangis menulis surat kepada saya, bahwa setelah ia diberi minuman yang mengandung obat tidur, ia ditelanjangi dan ditiduri. Ia baru sadar bahwa pria itu adalah seorang penipu. Tetapi dia telah kehilangan keperawanannya. Ada pria yang menulis surat kepada saya bahwa ia jatuh kedalam perjudian dan perzinahan, karena ia baru sadar bahwa orang yang mengajak dia pergi bukanlah teman yang baik. 

Sebagai hamba Tuhan saya sering kali mendengar cerita tentang orang-orang yang sesudah terjerumus ke dalam dosa, baru sadar dan baru bertanya bagaimana seharusnya dia sekarang. Saya tanya kepada mereka: ”Mengapa sebelumnya kalian tidak pernah datang kepadaku? Mengapa baru setelah jatuh, setelah gagal, setelah habis, setelah rugi, setelah kehilangan, keperawanmu, baru engkau datang kepada saya dan bertanya harus bagaimana?” Ini namanya “sadar sesudah.” Orang yang “sadar sesudah” adalah orang yang bodoh. Orang yang “sadar sebelum” adalah orang yang bijak. Orang yang sadar sebelum gagal, sebelum jatuh, sebelum rusak, sebelum digoda adalah orang-orang yang bijaksana. Saya sangat bersyukur jika masih ada banyak pemuda-pemudi yang mau memikirkan hal-hal seperti ini dan mau belajar Firman Tuhan, karena hal sedemikian akan mencegah engkau mengalami kerugian dan kehancuran yang mungkin tiba pada suatu hari. Saya bersyukur jika di usia muda Anda mau mendengar Firman Tuhan, sehingga Anda akan berjaga-jaga dan berhati-hati menolak semua godaan yang akan merugikan atau menghancurkan dirimu.

Tetapi mungkin ada yang berkata: “Sudah terlambat. Berita ini terlambat bagiku.” Itu sebabnya, Tuhan Yesus berkata: “Aku datang memanggil orang yang berdosa!” Bertobatlah! Engkau tidak perlu putus asa. Kembalilah kepada Tuhan.

Dosa adalah kehilangan kemuliaan Allah. Ini yang dikatakan di dalam Roma 3:23. Dosa adalah tempat di mana kemuliaan tidak hadir. Gelap adalah tempat di mana terang tidak hadir. Jahat adalah tempat di mana kebjaikan tidak mencapainya. Pada waktu air hujan turun dengan begitu deras dari langit, mengapa di tanah bisa ada tempat yang kering tidak kena hujan? Pada saat cahaya matahari bersinar begitu terik dan terang, mengapa masih ada gudang yang begitu gelap? Karena sinar matahari belum sampai ke tempat itu. Kegelapan itu bukanlah suatu realitas yang seimbang dengan terang. Kegelapan adalah kekurangan atau ketiadaan cahaya. Dosa adalah kekurangan kemuliaan. Kejahatan adalah kekurangan dari kebajikan. Konsep ini dikemukakan oleh seorang Bapa Gereja yang agung, yaitu Agustinus, pada abad ke-4. Ia adalah seorang yang sungguh-sungguh ingin mencari pengertian Firman Tuhan. Dan dia mengatakan bahwa kita tidak boleh percaya bahwa kejahatan mempunyai realitas yang setara atau sama dengan kebajikan dari Tuhan Allah. Kejahatan bukanlah realitas yang positif, tetapi harus dimengerti sebagai ketidakhadiran dari kebanaran dan kebajikan Tuhan Allah.

Kemuliaan itu adalah kesempurnaan yang diberikan oleh Tuhan. Jika saya memegang selembar kertas putih yang tidak ada tulisan apa-apa di dalamnya, Saudara akan melihatnya sebagai satu kertas putih yang tidak ada tulisan apa-apa di dalamnya, Saudara akan melihatnya sebagai satu kertas putih yang sempurna. Tetapi ketika kertas tersebut dilubangi atau dirobek, maka kertas tersebut ada lubang ditengahnya, dan kertas itu tidak lagi sempurna. Dosa berarti kehilangan sebagian yang seharusnya utuh. Kini kita tidak lagi utuh seperti yang diharapkan Tuhan Allah. Ketika kita berdosa, kita telah kehilangan sebagian, yaitu kehilangan kemuliaan Allah, yang seharusnya ada pada kita. Semua orang telah berdosa dan semua orang telah kehilangan atau kekurangan kemuliaan Allah. Keselamatan berarti dipulihkannya kita seperti yang Tuhan kehendaki ketika kita dicipta oleh Tuhan. Tuhan memulihkan apa yang telah hilang, sehingga kita menjadi utuh kembali.

4. Kerusakan Relasi

Dalam butir ini, dosa menurut Alkitab dimengerti sebagai ketidakseimbangan relasi atau relasi yang tidak proporsional. Manusia berhubungan dengan diri, manusia berhubungan dengan sesama, manusia berhubungan dengan makhluk yang lain, manusia berhubungan dengan roh, dan manusia berhubungan dengan materi.

Semua hubungan ini seharusnya memiliki keseimbangan. Seharusnya kita berelasi dengan Allah, mengasihi Allah, seharusnya kita mengerti Dia, taat kepada Dia. Kita juga seharusnya mengerti siapa setan, berani menolak dia, dan tidak mau berdekatan dengan dia. Kita seharusnya tahu bagaimana seharusnya berelasi dengan Allah dan bagaimana seharusnya berelasi dengan setan. Kita juga seharusnya tahu bagaimana relasi terhadap sesama manusia lainnya. Semua ini memerlukan pemikiran dan kuasa dari Roh Kudus. Dengan demikian, Saudara bisa menjaga seluruh relasi ini secara seimbang dan tepat. Barulah dengan demikian Saudara tidak berdosa.

Tetapi sebaliknya, setelah kita berdosa, kita justru merusak keseimbangan relasi ini. Kita tidak menaati yang seharusnya kita taati dan sebaliknya kita taat kepada siapa yang seharusnya kita jauhi. Akibatnya, semua relasi menjadi rusak. Jika sebuah lampu yang berada di sebuah penyangga dengan tiga kaki, maka ketiga kaki ini harus sama panjang dan seimbang posisinya. Jika salah satu kakinya patah dan panjang sebelah, maka penyangga ini sudah tidak bisa berfungsi sempurna lagi, dan itu berarti membahayakan posisi lampu yang disangganya. Demikian juga relasi kita. Relasi kita terhadap manusia, terhadap orang tua, terhadap Tuhan Allah, terhadap makhluk-makhluk hidup lain, terhadap roh jahat, terhadap setan, terhadap Firman Tuhan, bagaimana seharusnya semua itu diperlakukan dengan tepat. Relasi-relasi yang rusak, itulah dosa.

Mengapa Saudara lama tidak berani ke gereja? Mungkin karena Saudara sudah lama berbuat dosa, atau sering pergi ke tempat pelacuran. Hati nuranimu yang menegur ketika Saudara berbuat dosa, membuat Saudara tidak berani lagi kembali kepada Tuhan. Mengapa Saudara tidak berani membaca Kitab Suci? Karena setiap kali membaca, Saudara mendapat teguran; Saudara tahu Tuhan berbicara. Sampai kapankah Saudara membiarkan relasi Saudara rusak sedemikian? Maukah Saudara mengakui semua kerusakan relasi Saudara dan berkata:”Tuhan, tolonglah saya, bangunkan saya kembali; tolong perbaiki relasi saya yang rusak ini. Saya mau berhubungan yang baik dengan Engkau, Tuhan. Saya mau berani menolak dan melawan semua godaan setan. Saya mau menjauhkan diri dari hal-hal yang jahat. Saya mau masuk dan menceburkan diri ke dalam hal-hal yang benar. Hari ini, mohon perbaiki relasiku, perbaiki semua hubunganku sesuai dengan rencana-Mu.”

Ketidakberesan dan ketidakseimbangan relasi itulah dosa. Orang yang sudah berdosa tidak bisa lagi berelasi dengan baik. Ia tidak berani menghadapi Tuhan Allah. Ia juga tidak berani menghadapi orang yang baik. Orang yang berada di dalam kegelapan takut akan terang. Yesus berkata:”Orang berdosa, karena hidup dalam kegelapan dosa, tidak menyukai terang, melainkan lebih menyukai kegelapan, supaya dosa mereka tidak dinyatakan dan tidak terlihat” (baca Yohanes 3:19-21).

5. Meleset dari Sasaran

Dosa adalah luput atau tidak mengenai sasaran. Dalam bahasa Yunani ada lima kata untuk menyatakan dosa. Yang paling umum dan paling penting dipakai adalah kata hamartia dan adikia, oleh karena itu kita akan lebih melihat ke kata hamartia.

Hamartia berarti meleset dari target. Jika Saudara melepaskan sebuah panah yang ditujukan pada sasaran tertentu. Ternyata anak panah itu tidak mengenai titik sasaran yang dituju, tetapi menancap lima sentimeter di pinggir titik sasaran yang ditentukan. Lalu Saudara menarik busur kembali dan meluncurkan anak panah kedua. Kali ini, anak panah itu jatuh dua meter dibelakang sasaran. Bukan karena lebih kuat sampai-sampai melampaui sasaran, berarti Saudara sudah memanah dengan baik. Saudara tetap meleset. Lalu Saudara meluncurkan anak panah ketiga, dan kali ini jatuh satu meter di depan sasaran, karena tenaganya sudah habis. Maka kembali anak panah itu tidak mengenai sasaran. Itu berarti meleset dari sasaran. Inilah dosa.

Dosa berarti Saudara mendapatkan sesuatu yang tidak ditargetkan, Inilah hamartia, itulah dosa. Itu berarti, ketika menciptakan manusia, Tuhan Allah memberikan target-target bagi manusia untuk menjadi sasaran hidupnya. Ketika Paulus sudah semakin tua, ia mengatakan bahwa ia tidak berfikir bahwa ia telah mencapai target atau tujuan yang harus dicapainya (Filipi 3 : 12 -15). Ia tidak menganggap dirinya sudah sempurna. Itu sebabnya, ia terus berusaha, berlari-lari menuju sasaran yang ditetapkan oleh Tuhan baginya.

Ketika Saudara masih muda, mungkin Saudara berkali-kali menulis tentang ide, angan-angan atau cita-cita Saudara. Itu berarti Saudara mempunyai sasaran bagi dirimu. Mungkin Saudara mempunyai sasaran bagi dirimu. Mungkin Saudara ingin menjadi bankir, tetapi setelah dewasa menjadi bangkrut. Saudara mungkin ingin menjadi orang kaya, akhirnya menjadi orang miskin. Mungkin Saudara ingin menjadi seorang profesor, tetapi ternyata tidak lulus sekolah. Itu berarti kita sendiri mempunyai sasaran, namun kita sendiri sulit mencapainya. Jangan lupa, Tuhan menciptakan sasaran yang lebih tinggi bagi Saudara dan saya! Dan Saudara tidak mencapainya, saya juga tidak mencapainya, kita semua tidak mencapai sasaran itu, maka Tuhan mengatakan bahwa kita semua telah berdosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah. Kita sekalian tidak mencapai target yang Allah tetapkan.

Itu sebabnya, Tuhan Yesus diutus turun ke dalam dunia ini untuk menunjukkan dan menyatakan apakah sasaran tertinggi yang Tuhan Allah tetapkan dan tuntut dari setiap kita. Siapakah teladan yang sungguh-sungguh untuk menunjukan sasaran yang Tuhan Allah dan mencapai sasaran yang Tuhan Allah tetapkan bagi manusia? Tidak ada satu pun manusia, kecuali Tuhan Yesus.
Apakah sebenarnya yang Tuhan tetapkan sebagai sasaran bagi manusia? Jika kita diciptakan menurut peta teladan Allah, maka kita diminta untuk menjadi wakil Tuhan. Kita menjadi duta atau representasi Tuhan di dunia. Kita harus mencerminkan kemuliaan, kebajikan, kebenaran, kesucian, dan keindahan sorgawi di dunia ini. Jika Saudara mengingat ada orang yang agung, yang beratus-ratus tahun diingat manusia, karena ia telah berjuang, berkorban dan menjadi teladan bagi manusia lain-nya, maka Saudara akan memandang mereka sebagai orang-orang mulia. Tuhan Allah mau kita semua mencapai target yang ditetapkan oleh Tuhan, tetapi sayang, saya gagal dan Saudara juga gagal. Itulah sebab-nya Ia mengatakan: “Lihatlah, inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan. Dengarkanlah Dia” (Matius 17:5).

Yesus Kristus satu-satunya yang menjadi target yang sempurna, yang menggenapi Taurat, yang memuaskan hati Allah, dan yang mejadi teladan sempurna bagi manusia. Yesus Kristus satu-satunya yang belum pernah mengecewakan Tuhan Allah. Yesus Kristus satu-satunya manusia yang sempurna, telah meraih apa yang belum pernah di capai oleh Adam dan Hawa. Yesus Kristus satu-satunya yang membuat Tuhan Allah memproklamasikan Kristus sebagai Anak-Nya yang dikasihi-Nya, sebagai hamba Allah yang begitu rela berkorban. Yesuslah target yang maha tinggi. Yesuslah manusia yang paling utuh. Yesuslah penggenap Taurat yang mutlak. Itu sebab saya berani dengan tegas mengatakan kepada Saudara, bahwa di luar Yesus Kristus tidak ada juruselamat. Di luar Kristus tidak ada keselamatan bagi manusia. Di luar salib Kristus tidak ada cara Tuhan Allah boleh mengampuni dosa. Hanya di dalam Yesus Kristus semua itu bisa dijalankan.

Tidak ada manusia yang mencapai target. Setiap manusia, siapapun dia, telah jatuh ke dalam dosa dan menjadi budak dosa. Yesus Kristus berkata: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa” (Yohanes 8:34). Orang yang berjudi adalah budak perjudian; orang yang pelacur adalah budak pelacuran; orang yang mencuri adalah hamba pencurian; orang yang sombong adalah budak kecongkakan; orang yang iri hati adalah orang yang setiap hari hidup di bawah belenggu perbudakan kecemburuan. Marilah kita dibebaskan dari semua itu. Dibebaskan hanya oleh Yesus Kristus. Yesus Kristus satu-satunya yang sempurna, yang utuh, yang genap dan tidak bercacat cela. Itu sebabnya ketika Ia dijadikan Anak Domba Allah, Alkitab mengatakan bahwa kita ditebus bukan dengan emas, bukan dengan perak, bukan dengan segala batu permata, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Tuhan Yesus Kristus, yang bagaikan domba yang tak bernoda dan tak bercacat (1 Petrus 1 : 18 – 19). Puji Tuhan.

Yesus Kristus adalah Anak Domba Allah, yang mengangkut dosa seisi dunia (Yohanes 1 : 29). Yesus yang tidak bercacat, yang tidak berdosa, dan yang sempurna, Ia sanggup menjadi Juruselamat Saudara dan saya. Saat ini, Tuhan mau menyelamatkan Saudara. Ia mau mengampuni dosa Saudara. Ia mau memberikan hidup kekal dengan pengorbanan-Nya di kayu salib. Jangan lupa getsemani; jangan lupa sengsara-Nya; jangan lupa cinta Tuhan. Marilah kita datang kepada Tuhan, kita tinggalkan dosa dan mengakui segala dosa di hadapan-Nya.

Kiranya segala kemuliaan kita kembalikan kepada Tuhan.

BAB III : YESUS KRISTUS JURUSELAMAT DUNIA.

JURUSELAMAT SATU-SATUNYA : YESUS KRISTUS 

Injil Matius :

1:20 Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.

1:21 Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka."

1:22 Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi:

1:23 "Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel" -- yang berarti: Allah menyertai kita.

Matius 1:20-23 menyatakan bahwa “Allah menyertai kita”. Ayat-ayat ini merupakan ayat yang sangat penting, karena merupakan ayat-ayat yang mengikat dan menghubungkan Perjanjian Lama dengan Perjanjian Baru. Di sini diungkapkan bahwa Allah yang berjanji adalah Allah yang setia.Tuhan adalah Allah yang menggenapkan apa yang sudah dijanjikan-Nya dari zaman ke zaman. Allah sudah mengirim, mengutus, memberikan, dan menganugerahkan Juruselamat kepada umat manusia!

A) ROH KUDUS MEWAHYUKAN FIRMAN

Malaikat berkata kepada Yusuf, “Janganlah engkau takut (ragu-ragu) untuk mengambil Maria menjadi istrimu. Mungkin engkau ragu, mengapa belum menikah sudah hamil. Jika engkau beranggapan bahwa Maria sudsah mengandung anak haram, saya menegaskan bahwa tidaklah demikian, karena anak yang ada dalam kandungan Maria adalah dari Roh Kudus.” 

Saat ini banyak gereja yang mengerti pekerjaan Roh Kudus dengan tafsiran yang sembarangan dan salah. Orang yang berdoa dengan bergoyang-goyang dianggap hasil pekerjaan Roh Kudus. Alkitab belum pernah mengatakan dan memberikan prinsip satu kali pun bahwa orang yang dipenuhi Roh Kudus akan bergoyang tangannya, seperti seseorang yang terkena penyakit Parkinson. Dua pekerjaan Roh Kudus terbesar yang kita percayai – karena Alkitab menyatakannya – adalah: 1) Roh Kudus menurunkan Firman dari sorga ke bumi, sehingga manusia bisa mengerti Firman Allah yang tertulis dengan tepat; dan 2) Roh Kudus menaungi Maria sehingga mengandung dari Roh Kudus dan melahirkan Firman yang menjadi manusia. Ini berarti, Firman dari sorga datang ke bumi oleh perkerjaan Roh Kudus. Firman, Anak Allah menjadi Anak Manusia, juga adalah pekerjaan Roh Kudus.

Mengapa orang berani mengatakan bahwa kalau tidak bias berdoa seperti itu berarti tidak ada Roh Kudus? Mengapa orang berani mengatakan bahwa Stephen Tong tidak ada Roh Kudus atau Stephen Tong tidak percaya Roh Kudus. Kalimat-kalimat seperti itu sama sekali tidak alkitabiah dan tidak benar. Yang kita pelajari dan percayai dari Alkitab adalah bahwa Roh Kudus menurunkan Firman dari sorga, Roh Kudus bekerja untuk memberikan kepada manusia pengertian akan kebenaran. Roh Kudus bekerja supaya Anak Allah turun ke dalam dunia menjadi Juruselamat bagi umat-Nya.

Teologi Reformed mempunai ciri khas yang sangat penting, khususnya pengertian tentang Roh Kudus yang sesuai dengan pengajaran Alkitab, dari Perjanjian Lama hingga Perjanjian Baru. Yohanes Calvin (John Calvin/Jean Cauvin) adalah Bapa Calvinisme atau dasar Teologi Reformed. Seluruh bangunan Teologi Reformed mengacu pada cara pandang Calvin yang begitu tajam dan akurat mengerti Firman Tuhan (Alkitab). Dan ini juga sering kali diidentikkan (walaupun tidak selalu demikian) dengan bentuk pemerintahan Gereja Presbiterian. Yohanes Calvin adalah orang pertama di dalam sejarah Kekristenan yang dengan begitu jelas dan tegas melibatkan pengertian pekerjaan Roh Kudus berdasarkan pewahyuan Alkitab, bahwa pelaksanaan keselamatan di dalam diri manusia adalah tugas Roh Kudus. Sehingga orang Kristen bisa betul-betul percaya kepada Roh Kudus dan mengerti Roh Kudus dengan tepat, yang menjadikan orang Kristen bisa sungguh-sungguh mengenal Roh Kudus yang sesuai dengan Alkitab. Dengan perngertian yang lebih utuh, Teologi Reformed menjelaskan:

Allah Bapa menyediakan keselamatan

Allah Anak menggenapi keselamatan, dan

Allah Roh Kudus melaksanakan keselamatan.

Apa artinya? Sebelum Tuhan Yesus datang ke dalam dunia, Allah Bapa telah bernubuat dengan mulut-Nya sendiri, lalu dilanjutkan juga oleh para nabi. Hal ini disiapkan dan disediakan di sepanjang Perjanjian Lama. Untuk apa? Agar umat manusia mengetahui dan mengerti bahwa Allah menyediakan keselamatan bagi umat manusia. Jadi, apakah orang berdosa masih mempunyai pengharapan? Ya! Apakah orang berdosa masih mungkin diselamatkan? Mungkin! Orang berdosa masih bisa mendapatkan pengamnpunan dosa, tetapi dari siapa? Dari Allah. Allah Bapa menyediakan kemungkinan ini, AllahBapa juga memberikan pengharapan bagi manusia. Itu sebabnya, ia dengan perantaraan para nabi yang diurapi oleh Roh Kudus memberitahukan kepada manusia bahwa Yesus Kristus akan datang, Juruselamat itu akan disediakan bagi manusia. Juruselamat itu akan masuk ke dalam waktu, masuk ke dalam sejarah, dari sorga yang melampaui ruang dan waktu. Persiapan sebelum dunia dicipta, dan di dalam jangka periode Perjanjian Lama, sampai waktunya tiba.

Setelah saatnya genap dan waktunya tiba, maka Yesus lahir ke dalam dunia. Tugas yang paling penting dari kehadiran Krikstus di duni8a adalah menggenapi keselamatan yang sudah disediakan oleh Allah Bapa. Ketika Tuhan Yesus di kayu salib, Ia mengucapkan tujuh kalimat, dan kalimat keenam adalah: “Sudah genap (Sudah selesai)” (Yohanes 19:30). Dalam bahasa Yunani, perkataan “sudah genap” atau “sudah selesai” ini menggunakan satu kata, yaitu “tetelestai”, yang berarti sudah tergenapi dengan sempurna.Bukan sekedar selesai, tetapi selesai dengan tuntas dan semua tuntutan telah diselesaikan, tanpa ada yang tertinnggal. Sudah sempurna terselesaikan. Kristus sudah melunaskan semuanya. Apakah artinya?

Yesus tidak pernah berhutang uang. Jadi apakah Ia perlu membayar sesuatu? Ia juga tidak pernah mengikuti perlombaan lari, apakah yang sudah diselesaikan? Apakah itu berarti Yesus selama ini kurang sempurna, dan baru sempurna di kayu salib? Tidak demikian. Arti yang sesungguhnya, yaitu Yesus sudah menyelesaikan seluruh rencana keselamatan yang telah dipersiapkan Allah Bapa, dengan cara menggenapi penebusan di kayu salib. Kehadiran Kristus, seluruh perjalanan hidup-Nya di dunia, hingga kematian dan kebangkitan-Nya, menjadikan seluruh proses keselamatan digenapkan di dalam diri-Nya

Setelah Tuhan Yesus menggenapkan keselamatan melalui penebusan dosa di kayu salib, dan kembali ke sorga, maka Allah Roh Kudus diutus datang ke dunia untuk melaksanakan keselamatan di dalam diri orang percaya. Inilah pekerjaan Allah Tritunggal.

Siapa yang mengatakan orang Reformed tidak percaya Roh Kudus? Justru orang Reformed yang mengajarkan pengajaran Roh Kudus yang sedemikian setia kepada Alkitab. Roh Kudus turun memenuhi orang percaya; Roh Kudus memberikan kekuatan kepada orang percaya untuk mengabarkan Injil; Roh Kudus yang mengutus rasul-rasul ke seluruh dunia; Roh Kudus memenuhi mereka dengan kuasa, dengan pengertian, dengan iman, dengan keberanian, dengan cinta kasih, dengan kekuatan dan karunia rohani untuk pergi ke seluruh dunia memberitakan Injil dan mengajarkanb kebenaran Firman Tuhan.

Dan pada saat memberitakan Injil, mereka berkhotbah tentang Yesus Kristus. Pada saat yang sama Roh Kudus memenuhi orang yangmendengarkan dan taat. Itu sebabnya dalam Kisah Para Rasul 5:32 dicatat: “Kami adalah saksi dari segala sesuatu itu, kami dan Roh Kudus, yang dikaruniakan Allah kepada semua orang yang menaati Dia.”

Apa yang dimaksud dengan “segala sesuatu” itu? Itu adalah peristiwa Yesus Kristus mati dan bangkit. Istilah yangmengandung rencana penyelesaian dan penggenapan rencana Allah yang digenapi oleh Yesus Kristus. Peristiwa ini baru terjadi beberapa hari sebelumnya di Yerusalem, di mana Tuhan Yesus dipaku, mencurahkan darah dan memberikan nyawa-Nya. Beberapa hari sebelumnya, Tuhan Yesus dipakukan di kayu salib. Ia dikutuk, diejek, difitnah, diumpat, diadili secara tidak adil, dan akhirnya digantung di atas kayu salib.

Kedua tangan-Nya dipaku dan kedua kaki-Nya juga dipakukan di kayu salib dengan paku-paku yang panjang. Darah Kristus yang tidak berdosa, yang tidak bercela, dan yang tidak mengandung kesalahan apa pun, harus menetes dari tubuh-Nya. Pada saat itu Yesus tidak mencaci maki mereka. Tetapi sebaliknya, Tuhan Yesus berkata, “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” (Lukas 23:34). Adakah cinta yang lebih besar daripada cinta Tuhan Yesus seperti ini? Inilah pertama kalinya dalam sejarah ada permintaan pengampunan kepada Tuhan Allah bagi musuh yang sedemikian jahat, yang sedemikian mencelakakan, yang memakukan dan mematikan Dia. Yesus menjadi contoh etika yang tertinggi. Moral yang paling anggun, cinta kasih yang paling agung, dan jiwa yang paling luas.

Hati kita seringkali sedemikian sempit; kita bukan saja tidak bisa mengasihi musuh kita, bahkan kita tidak bisa mengasihi orang yang berada di dekat kita. Yesus telah menjadi contoh bagi segala zaman.Yesus mencurahkan darah, Yesus menyerahkan nyawa, menaati kehendak Tuhan, dan melunasi semua tuntutan keadilan dan hutang dosa kita terhadap Tuhan Allah. Inilah peristiwa Dia mati dan Dia bangkit. Itu sebabnya, Petrus berkata: kami bersaksi tentang “segala sesuatu itu”, yaitu peristiwa kematian dan kebangkitan Kristus.

Roh Kudus juga dikaruniakan Allah kepada orang-orang yang taat untuk bersaksi tentang peristiwa itu (Kisah Para Rasul 5:32). Apa maksud kalimat ini? Ketika saya berkhotbah, jika saya taat kepada Allah dan kepada Firman, maka Roh Kudus akan mendampingi saya bersaksi bersama-sama dengan saya. Jika Saudara mendengar khotbah, dan kita taat kepada Firman, saat itu Roh Kudus juga berada bersama-sama dengan Saudara. Inilah karunia yang berganda: yang melayani Tuhan dan taat kepada Tuhan, didampingi Roh Kudus; yang mendengar Firman dan taat kepada Firman, juga didampingi Roh Kudus. Tuhan Allah hanya mengaruniakan Roh Kudus kepada orang-orang yang taat. Jangan Saudara beranggapan bahwa jika kita pandai menghafal Alkitab, pandai berkhotbah, dan pandai membaca buku, maka kita dipakai Tuhan. Saya menyaksikan sendiri ada murid-murid saya yang sekolah sampai jenjang yang tinggi, namun khotbahnya tidak mempunyai urapan dan kuasa Tuhan. Mengapa? Karena khotbah mereka tidak murni dan kurang taat kepada pimpinan Roh Kuydus. Maka Tuhan membiarkan mereka berjuang sendiri.

Hal yang paling saya takuti selama saya masih hidup adalah saya bekerja membanting tulang dan berkhotbah mati-matian, tetapi Roh Kudus tidak turut bekerja menyaksikan apa yang saya lakukan. Hal yang paling membuat saya merasa bahagia adalah sekali pun pada saat saya sangat lelah, sakit, atau lemah, saat saya berdiri menyaksikan Kristus, Roh Kudus mendampingi saya. Inilah rahasia Kekristenan. Jangan Saudara beranggapan bahwa jika seseorang sudah mempunyai gelar yang tinggi, mempunyai semua fasilitas, maka ia akan menjadi hamba Tuhan yang baik. Tidak! Kecuali Saudara taat kepada pimpinan Roh Kudus, benar-benar menjalankan kehendak-Nya, jujur melaksanakan rencana Tuhan, maka Roh Kudus mendampingi Saudara. Alangkah bahagianya kalau seorang yang lemah, seorang yang sakit, yang kurang fasih lidah, yang tidak mempunyai banyak kemampuan, tetapi berdiri dengan setia menjadi saksi Tuhan, dan Roh Kudus hadir. Roh Kudus bukan saja memberkati pada saat Saudara taat sebagai pengkhotbah, tetapi Roh Kudus juga hadir dan memberkati pada saat Saudara taat sebagai pendengar khotbah. Itulah artinya Roh Kudus sebagai pelaksana keselamatan.

“Tuhan mengampuni dosamu!” Itulah yang diberitakan oleh para pengfkhotbah, tetapi jika Tuhan tidak mengampuni dosa orang yang mendengar, maka sia-sialah teriakan pengkhotbah yang tidak disertai oleh Roh Kudus. Tetapi jika Saudara berkhotbah satu kalimat, dan kalimat itu adalah Firman yang hidup, dan kalimat itu dibuktikan oleh pelaksanaan keselamatan Roh Kudus, maka dosa orang akan diampuni. 

Sudahkah Saudara hari ini mendapat berkat dari Tuhan? Maukah Saudara hari ini mendapatkan berkat dari Tuhan? Jikalau saat ini Saudara berkata, “Tuhan, ampunilah dosaku,” maukah Saudara saat ini mendapatkan pengampunan dosa? Jikalau Saudara taat kepada pimpinan Roh Kudus, pada saat Roh Kudus menggerakkan hati Saudara, janganlah mengerraskan hati, jangan menolak, jangan menyimpan dosa, jangan munafik, jangan terus bertopeng dan menipu diri. 

Seorang yang sakit jika datang ke dokter dan berkata kepada dokter tersebut: ”Saya sangat sehat dan saya betul-betul tidak sakit,” maka dokter itu akan bertanya, “Untuk apa engkau ke sini?” Orang seperti ini bukan tidak sakit, tetapi sangat sakit, bahkan sakit gila. Tuhan Yesus berkata: “Orang sakit memerlukan tabib, dan orang sehat tidakmemerlukan tabib.” (Lukas 5:31). Itu berarti jika kita datang kepada Tuhan, janganlah kita takut-takut untuk mengakui keadaan kita yang sesungguhnya. Jangan Saudara menyembunyikan dosa Saudara dan jangan munafik. Beritahukan kepada Tuhan dosa-dosa Saudara, dan jikalau Saudara jujur mengakui dosa-dosa Saudara di hadapan Tuhan, maka Tuhan akan mengampuni dosa-dosa Saudara. Itu sebabnya, pelaksanaan keselamatan ada di tangan Roh Kudus.

Apakah Stephen Tong tidak percaya Roh Kudus? Stephen Tong percaya Allah Roh Kudus, tetapi tidak mengikuti versi ajaran orang-orang tertentu yang tidak mengikuti Alkitab. Stephen Tong percaya Roh Kudus dengan hanya mau mengikuti apa yang dinyatakan oleh Alkitab saja. Alkitab menegaskanb bahwa jika Roh Kudus memenuhi, maka orang itu taat kepada Firman. Jika Roh Kudus memenuhi, orang tersebut akan hidup suci. Jika Roh Kudus memenuhi, orang itu akan menjunjung tinggi Kristus dan bukan dirinya sendiri. Inilah yang diberitakan Kitab Suci. Alkitab dengan jelas mengatakan, “Apabila Ia (Roh Kudus) datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. Ia akan memuliakan Aku (Kristus), sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya daripada-Ku.” (Yohanes 16:13-14).

Jikalau seorang pendeta terus berkhotbah tentang “aku” dan tidak meninggikan dan memuliakan Kristus, maka ia tidak dipenuhi RohKudus. Tetapi jika seorang pengkhotbah mengkhotbahkan, memberitakan, dan memuliakan Kristus, Anak Allah yang berinkarnasi, Juruselamat yang mati dan bangkit menebus dosa manusia, maka ia adalah pengkhotbah yang dipenuhi Roh Kudus. Dengan demikian, jika kita melayani Tuhan, bersaksi, memberitakan Injil, dan taat kepada Tuhan, maka Roh Kudus yang diberikan oleh Allah kepada orang-orang yang taat, akan memenuhi Saudara. Roh Kudus diberikan kepada orang yang taat, taat kepada Allah, taat kepada Kristus, taat kepada Firman, sabda yang keluar dari Roh Kudus. 

Kesimpulan kita: Allah Bapa menyediakan keselamatan, Allah Anak menggenapi keselamatan, Allah Roh Kudus melaksanakan keselamatan. Dengan demikian, setiap kita yang melayani Tuhan, yang mengabdi kepada Tuhan, boleh senantiasa meminta pertolongan dan kekuatan dari Tuhan. Dengan demikian, setiap kali kita berdiri di atas mimbar, dengan hati yang gentar kita boleh berkata: “Tuhan, urapilah hamba-Mu; Tuhan, berilah kuasa kepada hamba-Mu; Tuhan, penuhi dengan Roh Kudus; dan Tuhan, hadirlah dalam kebaktian; Tuhan, laksanakanlah keselamatanmu; dan Tuhan, laksanakanlah penebusan-Mu terhadap orang-orang berdosa yang mendengar firman-Mu. Amin.”

B). MANUSIA MENCARI ALLAH : AGAMA

Kita akan membicarakan secara lebih rinci, bagaimana Allah menyediakan, Kristus menggenapi, dan Roh Kudus melaksanbakan keselamatan.

Ketika Adam berbuat dosa, Allah memanggil dia: “Adam, di manakah engkau?” (Kejadian 3:9). Saya sempat tertegun dengan kalimat ini. Saya mencoba merenungkan dengan serius perkataan Tuhan ini. Saya mau mengerti dari awal, mengapa Tuhan mencari Adam? Bukan Adam yang mencari Tuhan. Marilah kita memperhatikan perbedaan-perbedaan penting di bawah ini.

Bukankah semua agama mengatakan bahwa manusia mencari Tuhan? Sebenarnya, jika kita meneliti dengan tepat, agama bukannya mencari Tuhan. Agama mau mencari damai, agama mau mencari perasaan aman diri, agama mencari kesuksesan diri, agama mencari berkat Tuhan, agama mau mencari kenikmatan di dalam Tuhan, tetapi bukan mencari Tuhan. Tidak ada dalam Alkitab yang mengatakan di dalam agama manusia mencari Tuhan. Menusia mengatakan agama mencari Tuhan, tetapi Tuhan berkata bahwa Ia “memandang kebawah dari sorga kepada anak-anak manusia, untuk melihat apakah ada yang berakal budi dan yang mencari Allah.” (Mazmur 53:3-4). “Tidak ada yang benar, seorang pun tidak.Tidak ada seorang pun yang berakal budi, tidak ada seorang pun yang mencari Allah.” (Roma 3:10-12). Ini bukan perkataan manusia, tetapi perkataan Allah dalam Kitab Suci-Nya. Allah menyelidiki dari sorga dan Allah mau melihat kehidupan manusia yang terdalam, dan ternyata tidak ada seorang pun yang mencari Allah. Tidak ada seorang pun yang mengerti kebenaran. Tidak ada seorangpun yang melakukan kebajikan. Semua sudah menyimpang dari kebenaran, semua sudah memberontak melawan Tuhan, semua sudah berjalan di dalam kejahatan,termasuk orang-orang beragama.

Beberapa tahun terakhir ini, kita bisa melihat baik di surat kabar atau pun di televisi, bahwa mereka yang membunuh orang lain bukanlah orang-orang atheis, tetapi justru orang beragama. Di Indonesia, orang-orang yang paling berani membunuh orang lain bukanlah penjahat tetapi justru orang-orang beragama. Orang beragama bisa menjadi orang yang lebih kejam daripada orang yang tidak percaya adanya Tuhan. Ketika mereka dihukum mati karena kejahatan mereka, mereka malah beranggapan sudah melayani Tuhan Allah. Apakah agama mencari Tuhan? Tidak! John Stott, professor dan teolog terkenal Kekristenan saat ini, di dalam kongres Lausanne II mengatakan: “Agama bukan mencari Allah, tetapi agama adalah salah satu usaha manusia untuk melarikan diri dari Allah.”

Saya memang percaya bahwa banyak orang yang mempunyai agama dan berusaha untuk berbuat baik. Tetapi semua yang disebut berbuat baik, dan semua yang disebut mencari Tuhan, hanya didasarkan pada standar manusia saja, bukan menurut apa yang Allah tetapkan. Maka manusia menganggap diri mencari Tuhan, tetapi Tuhan melihat tidak ada seorang pun yang mencari Dia. Dalam hal ini, siapakah yang benar: manusia atau Tuhan Allah?

Jika Saudara meneliti hubungan organis dalam suatu organisme, maka di dalam Roma 3:4 dikatakan bahwa semua manusia adalah pendusta dan bagaimana Allah yang benar mau dikalahkan oleh manusia yang pembohong. Roma 3:10 mengatakan bahwa tidak ada seorang pun yang benar. Itu berarti proklamasi Allah bahwa: “tidak ada seorang pun yang mencari Dia” adalah suatu pernyataan yang benar dan tidak bohong. Manusia yang mengatakan “saya mencari Allah” sebenarnya tidak sadar bahwa dia sedang berbohong, bahkan berbohong terhadap diri sendiri. Jika Saudara tidak mempunyai perasaan takut akan Allah yang sungguh dan tidak digerakkan oleh Roh Kudus, maka sekalipun Saudara adalah seorang yang beragama, Saudara bisa bersalah, berdosa, berbuat kejam, jahat, keji melampaui orang-orang yang tidak beragama.

Paulus adalah seorang muda yang berambisi untuk menganiaya, memenjarakan, bahkan membunuh orang yang percaya kepada Tuhan. Bahkan, ia mendapatkan surat izin atau mandat dari Imam Besar di Yerusalem untuk pergi kemana-mana dengan mandat dan otoritas yang sah untuk memburu orang-orang Kristen. Akhirnya, ia mengejar orang-orang Kristen yang melarikan diri hingga ke kota Damsyik. Namun di tengah perjalanan, ketika sudah hampir tiba di kota Damsyik, Yesus bertemu dengan dia. Yesus menjatuhkan dia dari atas kudanya dengan sebuah sinar yang kuat. Ia jatuh tergeletak, dan ia tahu bahwa itu pasti kuasa Allah. Tidak mungkin ada kuasa yang bisa memiliki cahaya yang sedemikian kuat, bahkan melampaui sinar matahari, kuasa yang sedemikian kuat sehingga ia harus jatuh dari kudanya. Segera ia berseru: “Siapakah Engkau, Tuhan?” (Kisah Para Rasul 9:5). Seruan pertanyaan ini sangat aneh. Jika Saudara berseru:“Siapakah engkau, Stephen Tong?” Pasti orang akan berpikir, mengapa sudah tahu masih bertanya.

Ketika Paulus yang ketika itu masih bernama Saulus (Saulus berarti “si Besar”, sedangkan Paulus berarti “si Kecil”), mengerti bahwa itu adalah Tuhan. Hal ini memberikan suatu fakta yang sangat dalam. Ini membuktikan bahwa begitu banyak teolog-teolog, yang begitu banyak mengajar tentang ketuhanan, sendirinya tidak mengenal Tuhan yang sejati. Pada saat itu Saulus penuh dengan kuasa. Ia adalah seorang pemimpin agama. Ia juga mempunyai kapasitas akademis yang saat ini bisa disetarakan dengan gelar Ph.D., lulus dari sekolah agama tertinggi di bawah guru besar yang paling terkenal dan dianggap paling akademis saat itu, yaitu Gamaliel. Paulus adalah seorang yang paling pandai dan cemerlang di antara para pemuda-pemudi, di antara para sarjana teologi, di antara orang-orang yang mempelajari keagamaan, dan bahkan di antara para pemimpin agama. Ia mengajar orang lain tentang ketuhanan, tetapi pada saat Tuhan bertemu dengan dia, dia sendiri tidak mengenal Tuhan dengan baik dan bertanya, “Siapakah Engkau?” Ia belum pernah sungguh-sungguh mengenal Tuhan. Ia hanya mengenal Tuhan dari buku-buku. Seolah-olah mempunyai pengetahuan cukup, memiliki gelar yang tinggi,tetapi tidak mengenal siapa Allah itu sendiri, karena ia belum pernah sungguh-sungguh mengenal Tuhan secara pribadi. Itu sebabnya, marilah kita merendahkan hati dan kembali kepada Tuhan yang begitu mengasihi kita.

C). ALLAH MENCARI MANUSIA : KESELAMATAN

Pada saat Adam berbuat dosa, Tuhan tidak bertanya: “Hei, Adam, apa yang sudah terjadi? Apa yang telah kau perbuat? Mengapa engkau sudah memakan buah terlarang itu?” Tuhan tidak berkata, “Apakah engkau pikir Aku tidak melihat apa yang kau lakukan? Tidak tahukah kamu bahwa mata-Ku tidak terselubung oleh apa pun, sehingga Aku bisa mengetahui apa pun yang engkau lakukan?” Tuhan mau mengatakan: “Aku melihat engkau di mana; sayang, engkau tidak melihat Aku di mana.”

Tuhan bertanya: “Di manakah engkau?” Mengapa Tuhan bertanya demikian? Di sini kita perlu mengerti suatu hakikat yang sangat penting, yaitu “pergeseran status”.

Dosa tidak menanyakan apa yang Saudara perbuat, atau apa yang Saudara sudah makan, tetapi dosa menanyakan di mana posisi Saudara sekarang. Dosa harus dimengerti sebagai kondisi status yang sudah bergeser. Dosa adalah saat Saudara sudah pergi dari tempat asli Saudara, sehingga tempat asli Saudara sekarang dalam kondisi kosong. Untuk itu, Saudara harus dikembalikan ke tempat asal, kembali kepada Allah, kembali ke sasaran yang ditetapkan oleh Tuhan Allah. Melepaskan sasaran, mengurangi kemuliaan, menggeser dari kedudukan asli, itulah dosa.

“Di manakah engkau, Adam?” Tuhan telah menetapkan tempat dan status yang asli bagi manusia, tetapi manusia telah menggeser diri dan pergi ke tempat yang lain. Manusia sudah melepaskan sasaran yang Tuhan tetapkan, dan menggantinya dengan sasaran-sasaran hidup yang dibuatnya sendiri. Manusia sudah meninggalkan kemuliaan Allah yang seharusnya dipancarkan dalam hidupnya, dan masuk ke dalam kehinaan dengan pergeseran status. Maka Tuhan Allah memanggil Adam keluar,memerintahkan Hawa keluar, dan juga ular, lalu Tuhan menghakimi mereka yang berdosa ini. Pada saat itu, Tuhan Allah berkata: “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau [ular] dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu [si ular], dan engkau [si ular] akan meremukkan tumitnya [keturunan perempuan itu]” (Kejadian 3:15). Maka akan terjadi perseteruan antara yang baik dan yang jahat di dalam dunia ini. Suatu perseteruan yang begitu keras, yaitu antara setan, yang diwakili oleh ular dan keturunannya; dan Juruselamat, yang diwakili oleh anak dara Maria yang melahirkan Yesus Kristus. Keduanya bermusuhan.

Pada suatu hari dunia akan mengetahui bahwa dosa bisa diselesaikan dan dikalahkan, karena ada seorang anak dara atau perawan, yang akan melahirkan seorang anak laki-laki. Seorang perawan adalah seorang gadis yang belum pernah disetubuhi oleh laki-laki, belum belum pernah berhubungan seksual dengan seorang pria. Hei, anak-anak gadis SMP dan SMU, apakah kalian masih perawan? Tuhan memberikan tanda di dalam tubuh seorang wanita, yaitu tanda keperawanan. Pada suatu hari, seorang anak perawan yang belum pernah disentuh, belum pernah mengenal seks, dan belum pernah menikah, akan melahirkan seorang anak. Inilah kalimat yang paling awal setelah Adam jatuh kedalam dosa. Allah sudah menyediakan keselamatan bagi manusia.

Tuhan Allah sudah menyediakan Juruselamat. Ia sudah menjanjikan ada satu Juruselamat, yang akan menjadi penolong dan yang akan berdiri di antara Allah dan manusia berdosa, untuk menyelesaikan penyelewengan dan dosa kita. Siapakah yang menghibur hatiku? Siapakah yang menghapus airmataku? Siapakah yang menanggung dosaku? Hanyalah Tuhan Yesus! Hari itu adalah hari kejatuhan Adam, dan hari itu adalah juga hari perjanjian Allah. Hari itu adalah hari Adam harus diusir keluar dari Taman Eden, tetapi hari itu, sebelum diusir, Adam diberikan pengharapan bahwa Juruselamat akan datang. Saya berharap Saudara bisa mengerti dengan jelas apa itu iman Kristen. Saya ingin Saudara mengenal dengan tepat, siapa itu Tuhan Allah. Saya ingin Saudara mengetahui dengan tepat, apa itu Injil, dan apa artinya Yesus Kristus satu-satunya Juruselamat.

Mungkin sudah berpuluh-puluh tahun Saudara menjadi Kristen, tetapi saya tidak tahu seberapa banyak Saudara sudah mendapatkan penjelasan yang tepat tentang pengertian-pengertian ini yang dinyatakan Alkitab tentang Yesus Kristus. Mungkin sudah berpuluh-puluh tahun Saudara menjadi Kristen, tetapi hanya sibuk minta kaya dan minta sukses, sehingga Saudara mudah ditipu oleh pendeta-pendeta yang merampok kekayaan dan milik Saudara, di mana mereka mau persembahan Saudara semakin banyak dan membuat mereka kaya, sambil hidup mereka sendiri tidak beres. Mari kita kembali kepada Kristus, mengenal Dia dengan benar. Kiranya kita boleh bertoba tsungguh-sungguh dan menerima keselamatan yang disediakan oleh Bapa, digenapkan oleh Yesus Kristus, dan sedang dilaksanakan oleh Roh Kudus. 

D. JURUSELAMAT : YESUS KRISTUS

1. Benih Yang Dijanjikan

Kehadiran Yesus Kristus bukanlah kehadiran yang mendadak, yang tak terencana, atau bahkan kebetulan. Kehadiran Kristus merupakan suatu penggenapan nubuat yang telah Allah berikan kepada Adam dan Hawa.

a. Benih Perempuan : Kelahiran-Nya

Pada hari pertama Adam berdosa, ia diusir keluar. Tetapi sebelum diusir, Tuhan menegaskan bahwa Juruselamat akan datang. Ia akan datang melalui seorang perempuan. Mungkin kita bertanya, apa istimewanya? Bukankah setiap orang pasti dilahirkan oleh seorang perempuan? Benar, tetapi setiap anak dikandung dan dilahirkan oleh seorang perempuan yang sudah menikah atau sudah bersetubuh dengan laki-laki. Saudara dan saya dilahirkan karena ayah dan ibu kita bersetubuh, menurut dalil genetika. Tetapi Yesus tidak demikian. Yesus bukan hasil pernikahan seorang pria dan seorang wanita, bukan kehamilan hasil dari suatu persetubuhan. Yesus dinaungi oleh Roh Kudus, sehingga seorang dara, seorang perawan, bisa mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki.

Jika Saudara sempat mempelajari ilmu biologi, Saudara akan mengetahui bahwa dalam sel telur wanita ada kandungan gen XX dan tidak mengandung unsur Y sama sekali, sementara di dalam sperma pria ada kandungan XY. Maka dari sini kita melihat bagaimana pun juga perempuan tidakmungkin melahirkan anak laki-laki dengan cara apa pun, jika tidak mendapat benih dari laki-laki, karena benih laki-laki yang mempunyai kandungan Y. Didalam Yesaya 7:14 Tuhan berkata: “Sesungguhnya, seorang perempuan muda(perawan) mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel.” Juga dalamYesaya 9:5, “Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita, lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebut orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang kekal, Raja Damai.” 

Jelas Allah telah menyatakan suatu mujizat. Kalau orang yang mengatakan orang Reformed tidak mempercayai mujizat, maka saya menegaskan bahwa saya mempercayai mujizat yang paling besar, yaitu pengertian bagaimana pekerjaan Allah benar-benar tidak mungkin ditiru oleh siapa pun juga, atau dipalsukan oleh setan. Inilah mujizat. Dalam pengertian yang mendalam, mujizat berarti “suatu tanda bahwa Allah adalah Allah (the sign that God is God),”, yaitu suatu tanda yang membuktikan bahwa Allah adalah Allah, karena hal-hal yang tidak mungkin ditiru oleh setan. Inilah mujizat yang sesungguhnya. Kata“mujizat” juga seringkali dimengerti sebagai “tanda” yang dalam bahasa Inggris diterjemahkan sebagai “sign”. Mujizat bukan sekedar berbuat yang aneh-aneh, tetapi di dalamnya ada pengungkapan “tanda Allah”. Allah mengatakan bahwa ada satu “tanda besar” yang akan diberikan kepada manusia, yaitu seorang anak dara akan melahirkan seorang anak-laki-laki.

b. Benih Perempuan : Karya-Nya

Jika seorang perempuan melahirkan anaklaki-laki, itu adalah hal yang biasa. Ibu saya seorang perempuan, melahirkan saya yang adalah seorang laki-laki. Ibu Saudara adalah seorang perempuan, dan melahirkan Saudara yang juga seorang laki-laki. Tetapi seorang anak dara, seorang yang tidak menikah dan tidak pernah bersetubuh dengan laki-laki, bisa melahirkan seorang anak laki-laki, itu adalah mujizat. Ini hanya boileh terjadi satu kali di sepanjang sejarah umat manusia. Inilah tanda yang tidak bisa terulang kembali dan tidak seorang pun yuang bisa berbuat hal yang sama. Inilah pengertian bahwa pekerjaan ini dari Tuhan Allah bukan dari setan.

Tuhan Allah mengirimkan Anak-Nya ke dalam dunia, Yesus Kristus, dilahirkan seperti seorang biasa yang harus dikandung dalam rahim ibu, tetapi ibu-Nya tidak menikah dan tidak bersetubuh. Mungkin ada orang-orang yang mengatakan bahwa hal itu sulit dan tidak bisa dipercaya karena hal itu tidak mungkin terjadi. Ada orang yang menganggap itu adalah mitos.Tetapi sesungguhnya pemahaman dan pemikiran sedemikian adalah bodoh, karena bagi Allah tidak ada hal yang mustahil! Itu hanya karena ada orang yang tidak percaya. Maka saya akan memberikan kepada Saudara pengertian agar pemikiran kita menjadi lebih tajam.

Ketika Adam dicipta, Adam tidak memiliki ayah dan ibu. Jadi Adam ada tanpa ayah dan tanpa ibu. Inilah cara kerja Allah yang pertama. Tanpa pria, tanpa wanita, Allah menciptakan Adam. Ketika Hawa dicipta, ia dicipta dari tulang rusuk Adam, setelah Tuhan membuat Adam tertidur. Jadi Hawa datang dari tubuh Adam, sehingga Adam mengatakan: “Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku.” (Kejadian 2:23). Maka modus kedua, Hawa dicipta dari pria, tanpa wanita. Tuhan mencipta dengan memakai pria, tanpa wanita, maka terciptalah Hawa. Ini adalah cara penciptaan manusia yang kedua. Ketika Allah menjadikan Saudara dan saya, Tuhan memakai pria dan memakai wanita. Inilah cara yang ketiga. Maka tinggal satu cara lagiyang tersisa, yaitu tanpa pria, dengan memakai wanita. Dengan cara yang keempat inilah Tuhan Yesus lahir. 

Jikalau Allah adalah Allah yang hidup, mengapa kita berhak membatasi Allah hanya dengan memakai tiga cara dan tidak memperbolehkan Allah memakai cara yang keempat? Itu sebabnya, orang Kristen percaya bahwa Allah sanggup memakai anak dara Maria untuk melahirkan Yesus Kristus. Ini sesuatu yang sangat logis dan masuk akal. Jika selama ini Saudara sempat diragukan oleh orang atau pemikiran lain, biarlah saat ini iman Saudara kembali diteguhkan. Jika selama ini Saudara meragukan Alkitab, biarlah saat ini Saudara boleh meneguhkan iman Saudara. 

Allah tidak boleh dibatasi oleh pemikirandan kehendak manusia. Allah yang sanggup menciptakan manusia tanpa lelaki dan tanpa perempuan, juga adalah Allah yang sanggup menciptakan manusia dengan memakai laki-laki tanpa perempuan. Allah yang menciptakan Adam adalah juga Allah yang menciptakan Hawa. Dan Allah yang menjadikan kita semua dengan memakai laki-laki dan perempuan, juga adalah Allah yang bisa memakai perempuan tanpa laki-laki untuk melahirkan Yesus Kristus.

JIka Adam dan Hawa dicipta, maka Yesus bukan dicipta, melainkan dilahirkan. Melalui pekerjaan dan naungan Roh Kudus yang memenuhi Maria, maka Yesus boleh dikandung dan dilahirkan olehnya. Yesus dilahirkan sebagai laki-laki, di mana Dia tidak bergantung pada wanita yang di dalam kromosomnya tidak mengandung faktor XY. Inilah tanda pekerjaan besar, suatu mujizat besar dari Tuhan Allah yang sedemikian mengasihi isi dunia. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yohanes 3:16). Biarlah kita sungguh-sungguh mengerti dengan sedalam-dalamnya keajaiban Tuhan. Kita bisa mengakui betapa dalamnya, betapa besarnya, betapa ajaibnya, betapa tingginya dan mulianya Allah yang hidup. Dengan perasaan yang gentar, kita boleh kembali kepada-Nya dan berkata: “Tuhan, berikanlah iman yang sejati kepadaku, sehingga aku bisa sungguh-sungguh percaya kepada-Mu. Aku boleh berkait dalam iman dengan takhta-Mu yang ada didalam sorga.”

Tuhan telah memberikan nubuat-nubuat di halaman-halaman awal Kitab Suci; begitu Adam jatuh ke dalam dosa, Tuhan langsung menjanjikan Juruselamat. Inilah cara Tuhan, inilah keajaiban Tuhan, dan inilah kuasa Tuhan. Selanjutnya Tuhan melalui nabi-nabi-Nya menubuatkan, bahwa Yesus bukan dilahirkan di sembarang kota, di Yerusalem, di Kapernaum atau di kota-kota besar lainnya, tetapi Mesias atau Juruselamat itu akan dilahirkan di kota Daud, yaitu Betlehem. Sekitar enam ratus tahun sebelum Yesus lahir, hal ini sudah dinubuatkan oleh Nabi Mikha: “Hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah ada sejak purbakala, sejak dahulu kala. Sebab itu ia akan membiarkan mereka sampai waktu perempuan yang akan melahirkan telah melahirkan.” (Mikha 5:1-2). Yesus yang permulaannya di dalam kekekalan, sejak dunia belum diciptakan, inilah yang dibicarakan di dalam ayat ini.

Pada waktu malaikat bertemu dengan Yusuf, malaikat itu berkata: “Janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.” (Matius 1:20b). Maria bukan perempuan nakal, anak yang dikandungnya bukan anak haram, tetapi anak yang dikandung dari Roh Kudus. Roh Kudus menaungi dia sehingga kini ia mengandung dan bayi yang dikandungnya itu disebut Imanuel, yang berarti Allahmenyertai kita. Juga Firman Tuhan mengatakan di dalam Galatia 4:4, bahwa “setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat.” Puji Tuhan! Tuhan menyediakan seorang Juruselamat. Yesus Kristus adalah satu-satunyaJuruselamat.

2. Kehadiran Dalam Sejarah

a. Diutus Sebagai Juruselamat

Kini kita akan melihat keunikan khusus Yesus sebagai satu-satunya Juruselamat. Ia dikirim tidak sekedar sebagai nabi. Orang muslim mengerti Yesus sebagai orang suci, memandangnya sebagai salah seorang nabi di antara enam nabi yang terbesar. Tetapi Alkitab mengatakan bahwa Yesus datang bukan hanya sebagai nabi, atau hanya sebagai imam, atau hanya sebagai raja, tetapi Yesus Kristus dikirim menjadi Juruselamat satu-satunya bagi umat manusia. Yesus Kristus diutus menjadi Juruselamat. Ada banyak nabi, ada banyak rasul, dan juga ada banyak pendiri agama, tetapi Juruselamat hanya satu. Apa artinya Juruselamat?

Juruselamat bukan sekadar guru pengajar kebajikan, juga bukan hanya sekadar pemberi teladan moral, atau memberikan pengajaran-pengajaran etika. Juruselamat adalah Dia yang menyelamatkan Saudara dan saya, yang mengampuni dosa Saudara dan saya, dan yang memberi hidup yang baru, hidup yang kekal bagi Saudara dan saya. Juruselamat adalah Dia yang melepaskan Saudara dari hukuman akibat dosa-dosa Saudara. Juruselamat adalah Dia yang melepaskan Saudara dari kutukan Taurat, melepaskan Saudara dari kuasa dosa, dan melepaskan Saudara dari kuasa setan! Itulah Juruselamat yang sejati. Siapakah Dia? Yesus Kristus.

Siapakah yang menghibur hati kita? Mungkin kita bisa berpikir banyak orang yang bisa menghibur klita. Suami atau istri bisa menghibur, anak bisa menghibur, pendeta bisa menghibur, teman dan sahabat bisa menghibur.

Siapakah yang sanggup menghapus air matakita? Juga banyak orang bisa menghapus air mata kita. Mungkin istri atau suamibisa menghapus air mata kita, ibu kita bisa menghapus air mata kita, sahabatkita juga bisa menghapus air mata kita, kekasih kita bisa menghapus air matakita.

Tetapi siapakah yang bisa mengampuni dan menanggung dosa kita? Hanya Yesus Kristus, tidak ada siapa pun lain yang bisa melakukannya. Bukan para nabi, bukan para rasul, bukan orang-orang saleh, bukan pemimpin-pemimpin agama, bahkan juga bukan para pendiri agama, karena mereka tidak mungkin menanggung dosa kita. Para pendiri agama paling banyak bisa mengajar dan menasihati bagaimana kita bisa berbuat kebajikan agar tidak berdosa dan tidak dihukum oleh Tuhan. Pendiri agama sendiri mengatakan kepada orang-orang yang ada di dekatnya, bahwa ia tidak mungkin bisa menyelamatkan mereka. Mereka masing-masing harus berbuat baik sendiri agar bisa diterima olehTuhan Allah. Bahkan ia berharap murid-muridnya mendoakan dia agar dia pun bisa diperkenan di sisi Tuhan Allah.

Tetapi Alkitab mengatakan kepada kita bahwa ada keselamatan! Ada Juruselamat! Ada rencana Tuhan Allah agar manusia berdosa bisa diampuni dosanya, sehingga manusia masih beroleh pengharapan untuk bisa diselamatkan, dan nantinya bisa bergabung kembali dengan Allah di sorga dan memperoleh hidup yang kekal. Inilah ajaran Kristen. Inilah ajaran Alkitab.

b. Injil Yang Sejati

Istilah “Injil” dari bahasa Yunani, euanggelion, yang berarti “kabar atau berita baik”. Berita baik yang paling baik dan paling hakiki hanya satu, yaitu bagaimana orang berdosa bisa diselamatkan melalui penebusan Yesus Kristus. Inilah Injil yang sejati. Injil adalah berita bagaimana Yesus sudah datang bagi manusia. Yesus sudah mati bagi Saudara. Yesus sudah bangkit mengalahkan kuasa kematian dan kuasa dosa. Yesus sudah menggenapi keselamatan yang direncanakanTuhan Allah, dan menjadi Juruselamat bagi manusia. Setiap kali Injil diberitakan di seluruh dunia, biarlah orang berdosa berkata, “Oh Tuhan, sekarang mataku telah dicelikkan, pikiranku sudah terbuka, dan hatiku sudah dibongkar. Aku tahu bahwa aku adalah orang berdosa, dan aku tahu Engkau adalah Juruselamat. Aku datang kepada-Mu dan aku mau kembali kepada-Mu. Hari ini juga,Tuhan, terima lah aku, ampunilah dosa-dosaku. Tuhan, dengarlah doaku.”

Biarlah kita boleh berespons kepada Yesus Kristus yang adalah satu-satunya Juruselamat. “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.” (Kisah Para Rasul4:12). Tidak siapa pun selain Yesus yang bisa menebus dosa, yang bisa memberikan pengampunan dosa, dan yang bisa menyelamatkan manusia.

c. Allah Beserta Kita

Juruselamat bukanlah nabi, karena nabi diutus Tuhan untuk memberitakan Firman, membawa nubuat Allah; juga bukan rasul, karena rasul dipakai Tuhan untuk mwemberitakan Injil ke seluruh dunia; juga bukan para pendiri agama, karena sekalipun mereka adalah orang-orang yang agung, yang sedemikian baik dan patut dihormati, tetapi mereka sendiri adalah orang berdosa yang membutuhkan keselamatan dari Juruselamat. Hanya Yesus satu-satunya Juruselamat, karena Dia adalah Anak Allah yang dikirim ke dunia, menjelma menjadi manusia, sehingga Ia bisa menebus Saudara dan saya yang berdosa, dan datang untuk menyertai kita.

Imanuel, berarti Allah menyertai kita. Kristus dikirim untuk membuktikan bahwa Allah tetap setia. Ia yang merencanakan keselamatan, Ia juga yang mengirinkan Kristus untuk menyertai kita. Imanuel berarti Tuhan Allah masih mau menyertai kita selalu dan senantiasa. Maukah Saudara tidak berjalan seorang diri lagi? Maukah Saudara membuka hati dan berkata: “Di sini saya, Tuhan. Saya adalah orang berdosa. Saya seharusnya binasa. Tetapi Engkau memberikan pengharapan kepada saya, untuk saya boleh mendapatkan pengampunan-Mu. Tuhan, masuklah ke dalam hati saya, sertai saya saat ini juga, sampai selama-lamanya.”

BAB IV : YESUS KRISTUS JURUSELAMAT DUNIA.

SYARAT MUTLAK JURUSELAMAT ?

“Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan." (Kisah Para Rasul 4:12)

“Itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah, Juruselamat kita, yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran. Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus.” (1 Timotious 2:4-5)

Kisah Para Rasul 4:12 menegaskan bahwa diluar Yesus Kristus tidak ada keselamatan bagi umat manusia, karena di bawah kolong langit ini, kecuali Yesus Kristus, Allah tidak memberikan nama lain kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan. Dengan demikian Yesus adalah satu-satunya Juruselamat bagi umat manusia.

1 Timotious 2:4-5 juga bisa dimengerti: “Allah itu hanya satu, dan dengan demikian Pengantara itu juga hanya satu, yaitu Yesus Kristus, yang Diri-Nya sendiri pernah menjadi manusia.”

Kita telah membicarakan bagaimana para pendiri agama itu banyak, nabi-nabi juga banyak, rasul-rasul juga banyak, tetapi Juruselamat itu hanya satu. Apakah bedanya pendiri agama dengan Juruselamat? Pendiri agama adalah orang-orang yang dilahirkan di dunia, dan akhirnya mereka sendiri sadar bahwa mereka adalah orang berdosa. Setelah mereka sadar bahwa mereka orang berdosa, mereka menyadari bahwa dosa itu sedemikian jahat, dosa itu begitu menakutkan, dan dosa itu begitu dahsyat membinasakan. Itu sebabnya mereka kemudian mencari jalan keluar dari dosa. Mereka mencari jalan bagaimana bisa melepaskan diri dari jerat dosa. Mereka bergumul dan bertanya: “Bagaimana saya bisa melepaskan diri dari dosa yang sedemikian mengganggu saya, yang sedemikian mengikat saya, menuding saya di dalam hati nurani saya dan selalu merongrong saya?”. Dari sini mereka mulai berpikir, bahwa pasti ada cara untuk bisa berbuat baik. Dan dengan berbuat baik mereka bisa mengganti perbuatan mereka yang jahat. Mereka pikir dengan berbuat jasa yang baru, bisa menutup lubang yang sama. Dari sini, mereka mulai belajar bagaimana bisa berbuat baik dan bagaimana beramal.

A. MANUSIA DAN AGAMA

Pendiri-pendiri agama adalah orang-orang yang agung, karena mereka adalah orang-orang yang tidak mau hidup terus bersalah dan berdosa. Mereka adalah orang yang mau berubah agar bisa berkenan di hadapan Tuhan. Namun demikian, tidak semua agama percaya kepada Tuhan. Buddhisme adalah agama yang ateistis, karena pendirinya, Buddha Sakyamuni sendiri mengatakanm bahwa “di atas langit di bawah bumi, aku sendirilah yang paling hormat.” Yang dimengerti oleh Sakyamunui adalah bahwa di dalam setiap pribadi manusia, yang bernama “aku”, ada sifat Buddha-nya. Dan sifat Buddha itulah yang menjadikan manusia paling hormat. Ia tidak mengerti bahwa itu adalah peta dan teladan Allah. Ia hanya mengerti “si aku” yang ada di dalam diri yang mempunyai sifat hormat, sehingga manusia harus berusaha sendiri, harus berjuang untuk mencapai sifat Buddha yang hormat dan sempurna. Kalau saya bisa menghilangkan semua nafsu, mengalahkan semua emosi yang kotor, membasmi semua api liar yang timbul dalam pikiranku, hatiku, maka saya akan mencapai Nirwana.Yang disebut Nirwana adalah tempat di mana tidak ada nafsu atau pelampiasan nafsu yang tidak baik. Di situ berhentilah seluruh perjuangan antara yang baik dan yang jahat, berhentilah rongrongan semua nafsu yang liar, berhentilah semua keinginan yang tidak beres. Keinginan-keinginan itu adalah sumber, akar, dan prinsip fondasi dari segala penderitaan.

Pendiri-pendiri agama yang lain, mungkin percaya adanya Allah, karena mereka berani mengatakan bahwa mereka menerima wahyu dari Tuhan Allah. Tetapi, marilah kita melihat bahwa wahyu Tuhan Allah yang benar-benar dari Tuhan Allah tidak mungkin bertentangan dengan wahyu yang benar-benar dari Tuhan Allah juga. Itu sebabnya, kita harus mempelajari agama-agama, sehingga kita tidak terjerumus dan percaya bahwa apa yang sudah kita ketahui, dan hanya itu yang kita ketahui, lalu kita anggap sebagai suatu kebenaran yang mutlak. Tuhan Allah bukan memakai satu pribadi, tetapi memakai banyak nabi dan banyak rasul, agar terlihat dengan jelas bahwa wahyu yang satu dengan wahyu yang lain dari Allah yang tunggal itu tidak terjadi konflik atau bertentangan. Wahyu yang benar akan bersifat harmonis dan sungguh-sungguh konsisten dari permulaan sampai akhir. Dari situ kita mendapatkan seluruh cara, rencana, bagaimana Allah mau menyelamatkan manusia.

Kita bersyukur kepada Tuihan, bahwa Allah yang sejati adalah Allah yang mencipta, Allah yang memelihara, dan juga Allah yang menebus manusia. Allah mencipta manusia agar manusia boleh beroleh dan menikmati anugerah, kelimpahan, hikmat, dan kebenaran yang akan dibagikan kepada manusia. Manusia dicipta bukan untuk mencari makan atau memeras orang lain. Manusia dicipta bukan untuk memperkaya diri, merugikan orang lain, lalu menjadi orang yang egois, yang hidup secara antroposentris (hanya berpusat pada diri dan mencari keuntungan diri sendiri). Manusia dicipta untuk menikmati Tuhan, mengenal kebenaran, menjalankan kehendak-Nya, dan mewakili Tuhan mengelola seluruh bumi. Membudidayakan apa yang sudah diciptakan. Mandat budaya dan mandat ilmu, tergolong di dalam alasan mengapa manusia dicipta.

Manusia bukan hanya dicipta, tetapi juga diberikan kemungkinan untuk beriman, berpengharapan, dan mengasihi seperti Tuhan Allah. Itu sebabnya, Tuhan yang mencipta manusia, juga adalah Tuhan yang memelihara kita. Dengan demikian, hidup manusia yang bersandar pada anugerah Tuhan bisa terus hadir di hadapan Dia, menunggu sampai akhirnya kita mengenal keselamatan.

Saudara diberi makan, diberi kecukupan, diberi segala kebutuhan. Ini adalah anugerah umum yang memberikan kepada Saudara dan semua manusia perpanjangan hidup, sampai suatu hari Saudara mengenal keselamatan, yang disebut sebagai anugerah khusus. Itu sebabnya, orang yang puas dengan anugerah umum tidak lagi mencari anugerah khusus, mau kekayaan tetapi tidak mau Tuhan yang memberi kekayaan; mau sehat tetapi tidak mau Tuhan yang memberi kesehatan; mau hidup enak setiap hari tetapi tidak mau kebenaranTuhan yang memberikan hidup. Orang-orang demikian adalah orang-orang yang tidak mengerti arti hidup dan tidak mengenal wahyu Allah yang sejati. Orang yang mau anugerah Tuhan tetapi tidak mau Tuhan, bagaikan orang yang diberi berlian, hanya menyimpan kotaknya, dan membuang berliannya. Celakalah orang yang ketika ia hidup kaya, mulia dan hormat di dunia, tetapi setelah ia mati masuk neraka. Celakalah orang, yang setelah menikmati anugerah Tuhan, akhirnya dibuang oleh Tuhan. Celakalah Saudara, jika Saudara diperkenankan menikmati segala macam materi, tetapi jiwa Saudara tidak diselamatkan.

Yesus Kristus berkata: “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya?” (Matius 16:26). Apakah untungnya seorang mendapatkan seluruh dunia, tetapi tidak mampu memelihara hidupnya di hadapan Tuhan? Tuhan akan membawa kita ke dalam kekekalan, bukan hanya menempatkan kita di dunia yang sementara ini. Tuhan sudah menyediakan sorga yang abadi dan berkat yang kekal, melalui memberikan hidup yang kekal kepada manusia. Di dalam agama-agama, manusia hanya berusaha berbuat baik, supaya mudah-mudahan diterima di sisi Tuhan. Tetapi Tuhan Yesus tidak memberikan pengharapan kosong sedemikian. Tuhan Yesus berkata: “Barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.” (Yohanes 8:12). Karena Kristus hidup, maka Saudara yang percaya akan hidup; karena Kristus adalah terang hidup, maka Saudara yang percaya akan berada di dalam terang yang menghidupkan. Kita bukan mengharapkan suatu hari akan ke sorga, tetapi kita sedang menikmati sorga sekarang dan kita sedang berjalan menuju sorga sekarang, dengan Tuhan Yesus yang menggandeng tangan kita ke sana, karena tangan-Nya adalah tangan yang pernah dipaku untuk menebus dosa kita.

Pendiri-pendiri agama banyak, tetapi Juruselamat hanya satu. Nabi-nabi banyak, tetapi Penebus hanya satu. Rasul-rasul banyak,tetapi yang bisa membawa kita ke sorga hanya satu. Tuhan Yesus berkata di dalam Yohanes 14:L6, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” Kalimat Tuhan Yesus ini sangat keras dan sangat tegas. Kalimat yang seringkali dianggap sebagai kalimat yang terlalu keras, terlalu sempit, eksklusif, dan congkak. Ada orang yang mengatakan, “Bagaimana Yesus bisa mengatakan kalimat yang begitu sombong ini, “Tanpa melalui Aku tidak ada seorang pun yang akan bisa sampai kepada Bapa?”

Seorang pujangga besar abad ke-20, yang bernama C.S. Lewis, pada masa mudanya ia adalah seorang ateis, yang tidak mau ke gereja, dan tidak mau percaya Tuhan. Ketika ia menemukan kalimat Tuhan Yesus ini, ia menemukan secara logika ada empat kemungkinan. Kemungkinan pertama,Yesus adalah orang gila. Kemungkinan kedua, Yesus adalah orang sombong yang tak bermoral. Kemungkinan ketiga, Yesus adalah seorang penipu. Dan kemungkinan keempat, Yesus benar-benar adalah Allah yang berinkarnasi, yang memang layak mengatakan kalimat demikian.

Jadi apakah Yesus seorang penipu? Tidak pernah ada gejala atau tanda apa pun yang bisa memberikan indikasi ke arah itu. Dari setiap perkataan yang Yesus katakan, tidak ada seorang pun yang bisa menemukan ada kalimat yang tidak jujur yang dikatakan oleh-Nya. Apakah Yesus sedemikian sombong, angkuh dan tidak bermoral? Justru fakta membuktikan sebaliknya. Di sepanjang hidup-Nya, Yesus sedemikian rendah hati dan sedemikian murah hati. Dia penuh kesucian dan konsisten hidupnya. Apakah Yesus orang gila? Tidak mungkin, karena Yesus memiliki pemikiran-pemikiran yang sedemikian tajam, mempunyai pengajaran yang begitu indah, dan logika yang begitu kuat. Akhirnya C.S. Lewis menulis dalam bukunya, yang membuat saya sangat terkejut, yaitu: “Jika Yesus bukan Allah, lalu siapakah Dia?” Dia menantang manusia, bahkan dirinya sendiri. Jika Yesus bukan orang gila, Yesus bukan orang sombong, Yesus bukan pembohong, maka tidak ada kemungkinan lain, kalimat-kalimat-Nya membuktikan bahwa Dia adalah Allah. Jika sebelumnya C.S. Lewis tidak percaya Yesus adalah Allah, kini dia betul-betul sadar bahwa tidak ada kemungkinan lain kecuali Yesus memang benar-benar Allah.

Mungkin Saudara tidak bisa percaya Allah menjadi manusia. Allah itu Allah, dan manusia adalah manusia, bagaimana mungkin Allah menjadi manusia? Tidak tahukah Saudara bahwa Allah memiliki kuasa yang lebih besar dan melampaui siapa pun juga? Tidak ada siapa pun, apalagi manusia, yang berhak membatasi Dia, jika Ia rela datang ke dalam dunia dan mau menjadi manusia. Yesus adalah wujud dari Tuhan Allah yang mengunjungi dunia ini. Di dalam pemikiran agama lain, Allah itu sedemikian jauh, yang tidak mungkin kita jangkau, tak terselami, dan begitu tidak relevan dengan kita manusia. Di dalam iman Kristen, di dalam Kristus, Allah sedemikian mencintai kita, sedemikian besarnya kasih-Nya sehingga Ia sendiri datang ke dalam dunia yang Dia cipta untuk melawat kita.

Jikalau saya pergi ke penjara, bukan berarti saya seorang narapidana yang sedang dipenjarakan. Saya bukan narapidana, tetapi saya sering ke penjara. Saya berada di dalam penjara, tetapi berstatus sebagai orang bebas. Saya berada di sana, karena saya mengasihi mereka. Saya mau pergi ke penjara, karena demikian mengasihi mereka, saya ingin memberitakan Injil, memberitakan Kitab Suci kepada mereka.

Di mana-mana saya pergi ke penjara, saya tetap pakai jas dan pakai dasi, saya masuk sebagai pendeta. Tetapi suatu hari, ketika saya pergi ke sebuah penjara, saya diminta untuk menanggalkan jas dan dasi saya, dan diminta mengenakan pakaian penjara. Saat itu saya jengkel sekali, karena saya kuatir difoto, lalu disiarkan bahwa Pdt. Stephen Tong telah berbuat dosa besar dan masuk penjara. Pada saat saya memakai baju penjara, bersama-sama dengan petugas, memasuki ruangan kebaktian, baru saya mengerti kebenaran Alkitab di dalam kalimat “yang tidak berdosa, telah dibuat menjadi berdosa, ganti kita.” Sekalipun Dia adalah Allah, tetapi Ia dijadikan dosa, demi menggantikan dosa kita. Dia adalah Yang Tidak Berdosa, suci dan kudus, datang ke dalam dunia dengan daging dan darah di tengah saudara-saudara yang lain. Di dalam keadaan bertubuh seperti orang berdosa, Ia ditetapkan untuk mati menggantikan dosa Saudara dan saya. Ketika saya memasuki ruangan itu, saya melihat baju loreng-loreng yang saya kenakan. Saya berpikir bahwa itu adalah pakaian penjahat, pakaian penyamun, mengapa saya bisa jadi seperti ini? Lalu suara dalam hati saya mengatakan: “Sekarang engkau mengetahui bagaimana Anak Allah yaitu Yesus Kristus datang ke dalam dunia, memakai tubuh yang sifatnya seperti orang berdosa.” Itulah kasih. Hanya karena kasih saya rela seperti ini; dan karena kasih yang jauh lebih besar, Kristus rela datang kedalam dunia memakai tubuh manusia. Hari itu saya berkhotbah kepada mereka dengan pakaian penjara. Saya berkata kepada mereka: “Saya dan kalian sebenarnya sama-sama orang berdosa. Bedanya, kalian sudah masuk penjara dan saya belum. Saya juga orang berdosa, hanya berbeda dosanya. Kalian mencuri, kalian merampok, saya pernah berbohong ketika kecil, saya juga pernah sombong dihadapan Tuhan. Dan di hadapan Tuhan, semua orang berdosa, tidak peduli besar atau kecil, tetapi adalah orang berdosa. Membenci orang lain itu berdosa, menghina orang miskin juga berdosa. Menjilat orang kaya itu dosa, berbohong dan mengatakan yang tidak jujur juga adalah dosa. Jika Saudara menyembunyikan kebenaran, itu pun dosa.”

Kita semua adalah orang berdosa. Dan karena kita semua sudah berdosa dan mengurangi kemuliaan Allah, maka kita semua sudah seharusnya dan sepantasnya dihukum. Tetapi siapakah yang dapat menolong saya? Siapakah yang dapat menghapus dosa saya? Siapakah yang dapat mengganti hutang dosa saya? Siapa yang bisa menebus danmenanggung dosa saya? Hanya Yesus Kristus!

Mengapa Yesus bisa, dan mengapa hanya Yesus? Bukankah ada banyak agama, banyak orang saleh, dan banyak orang yang agung hidupnya? Seperti telah diungkapkan di depan, siapa pun pendiri agama, dia sendiri juga adalah orang berdosa, termasuk orang-orang yang paling agung, paling suci, paling saleh, paling baik, tetap adalah orang berdosa. Mereka sendiri sadar dan mengaku bahwa mereka adalah orang berdosa. Semua nabi, semua orang hebat, dan semua pendiri agama, dari mulut mereka sendiri mengaku bahwa mereka bukanlah orang yang sempurna dan tidak berdosa. Itu sebabnya, mereka tidak layak menjadi Juruselamat untuk menggantikan orang berdosa, karena mereka sendiri berdosa.

Tidak ada orang berdosa yang bisa menyelamatkan orang berdosa, karena sebelumnya ia harus menyelamatkan dirinya sendiri. Itu sebabnya, Tuhan tidak memakai agama, karena agama bukan menyelamatkan. Agama hanya mengajarkan agar kita berbuat baik. Namun tidak ada seorang pun di dunia ini yang bisa berbuat baik secara sempurna, seperti yang diajarkan oleh agamanya. Maka dengan kata lain, semua ajaran berbuat baik itu sendiri tidak menyelesaikan persoalan dosa manusia dan tidak mampu menyelamatkan manusia. Itu sebabnya, kekuatan manusia untuk menolong manusia adalah mustahil. Itu sebabnya, orang berdosa tidak mungkin bisa menyelamatkan orang berdosalainnya. Itu sebabnya, di dunia ini tidak ada keturunan Adam yang boleh danlayak menyelamatkan keturunan Adam yang lain. Yesus Kristus bukan keturunan Adam, melainkan Adam yang kedua (Roma 5:12-21; 1 Korintus 15:22). Adam pertama memberontak, Adam kedua taat; Adam pertama najis, Adam kedua suci; Adam pertama hidup menyendiri dan hidup berpusat pada diri, Adam kedua hidup seluruhnya menaati Allah Bapa yang mengutus Dia menebus orang berdosa.

Adam berada di taman Eden, Yesus berada ditaman Getsemani. Adam berkata, “Bukan kehendak-Mu, melainkan kehendakku.” Di taman Eden, Adam tidak mau mendengar Firman dan kehendak Allah. Ia lebih mau menjalankan kehendaknya sendiri yang taat kepada suara Iblis. Di dalam taman Getsemani Yesus berkata, “Bukan kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mu jadilah.” 

Inilah Kristus, inilah Juruselamat. Yesus berbeda dan melampaui semua nabi, rasul maupun semua pendiri agama. Itu sebabnya, Petrus bisa mengatakan bahwa “di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang bisa diberikan, yang olehnya kita bisa diselamatkan.” (Kisah Para Rasul 4:12). Di bawah kolong langit ini, tidak ada orang kedua yang olehnya kita bisa bertemu dengan Allah semesta alam. Yesus Kristus adalah nama di atas segala pemerintah. Yesus Kristus adalah nama yang diberikan oleh Tuhan Allah, nama yang pada-Nya kita boleh bersandar dan boleh diselamatkan. Puji Tuhan!

B. TUJUH SYARAT JURUSELAMAT

Mari kini kita melihat tujuh syarat Yesus menjadi Juruselamat satu-satunya. Kita sangat perlu memperhatikan bagian ini, karena inilah dasar yang kokoh bagi landasan iman Kristen kita.

1. UtusanTunggal

Yesus Kristus adalah satu-satunya Juruselamat manusia, yang diturunkan dari sorga, bagi seluruh umat manusia.Yesus satu-satunya Juruselamat yang diutus oleh Tuhan Allah untuk datang ke dunia karena Dia adalah Allah. Ini adalah pengutusan yang khusus dan satu-satunya. Pengutusan ini tidak pernah dimandatkan kepada siapa pun selain Yesus. Tuhan Allah tidak pernah mengutus orang lain atau siapa pun juga untuk menjadi Juruselamat manusia.

Mengapa Tuhan Allah tidak mengirimkan malaikat atau orang saleh? Mengapa Tuhan Allah hanya mengirimkan Yesus Kristus? Sekalipun andaikata malaikat memiliki kuasa yang sangat besar, malaikat tetap adalah makhluk yang dicipta. Yang dicipta, bagaimana pun tinggi kedudukannya, tetap adalah makhluk yang terbatas dan berada di dalam lapisan atau wilayah “yang dicipta”. Yang dicipta, bagaimana pun tingginya, tidak pernah mungkin menjadi, apalagi melampaui, Pencipta. Yang dicipta itu terbatas, sehingga bagaimana pun berkuasa, tetap kuasa itu terbatas, sehingga tidak ada siapa pun yang mampu dan punya wilayah kuasa cukup untuk menjadi Juruselamat dunia. Maka perlu Tuhan Yesus Kristus. Ia adalah Allah yang menjadi manusia. Pemahaman ini sulit dimengerti dan diterima oleh orang-orang muslim.

Pertama, orang-orang muslim sulit menerima Kekristenan. Mereka bertanya: Mengapa Allah Kristen itu tiga? Mereka mempertanyakan, mengapa Allah bisa mempunyai Anak, dan bagaimana bisa mengampuni dosa? Hal-hal yang paling sulit dimengerti oleh manusia seperti ini telah dijelaskan di dalam Kitab Suci. Alkitab menyatakan bahwa Allah Tritunggal adalah Alah yang tri-Pribadi dengan satu substansi. Allah Tritunggal mengirim Pribadi Kedua, Allah Putra ke dalam dunia, sehingga ketika Tuhan Yesus menjalankan tugas sebagai Juruselamat di dunia, sorga tidak kosong. Allah Bapa dan Allah Roh Kudus tetap mempunyai kuasa untuk mengatur alam semesta. Jikalau Allah menjadi manusia dan meninggalkan sorga, sehingga di sorga tidak ada Allah, maka keadaan akan menjadi gawat. Inilah kesalahan dari bidat Sabellianisme. Inilah kesalahan penafsiran dari beberapa tokoh seperti Hamran Ambrie, dkk. Mereka mengatakan bahwa Allah Tritunggal itu seperti seorang, yang ketika di kantor menjadi direktur; pada saat pulang, di mobil ia adalah sopir; dan di rumah ia menjadi ayah.Tritunggal adalah seperti direktur, sopir, dan ayah. Konsep ini salah. Mereka tidak belajar Alkitab dengan baik. Ini adalah bidat atau ajaran sesat Sabellianisme atau Modalisme, yang mengajarkan satu Pribadi dengan tiga peran. Allah Tritunggal adalah Allah satu-satunya, sehingga tidak ada analoginya didalam dunia ciptaan. Allah Tritunggal tidak bisa dan tidak boleh dimengerti dengan peranan manusia. Manusia bukan Allah, sehingga manusia tidak bisa memerankan Allah. Maka, jika kita mau mengerti Allah, kita harus mengertinya dari apa yang diwahyukan oleh Allah. Allah adalah Allah yang kekal dan kudus. Allah Tritunggal adalah Allah tiga Pribadi, namun bukan tiga Allah, melainkan satu Allah. Juga bukan satu Pribadi tetapi tiga Pribadi.

Juga ada pertanyaan: Bukankah Allah adalah Allah dan manusia adalah manusia; mengapa Allah bisa menjadi manusia? Kita harus kembali ingat bahwa Alkitab mengatakan manusia dicipta menurut peta teladan Allah. Di dalam diri Allah ada inti sifat kemanusiaan. Itulah kita mengatakan bahwa Kristus datang ke dalam dunia untuk menunjukkan bagaimana manusia itu seharusnya hidup. Ini disebabkan adanya “induk sifat ilahi” di dalamnya, yang menjadi suatu kemungkinan, sehingga manusia bisa dicipta menurut peta teladan induk sifat tersebut. Peta teladan asli itu berada di dalam diri Allah. Kristus adalah induk sifat ilahi, yang di dalam-Nya terkandung peta teladan Allah tersebut. Peta teladan itu diberikan kepada manusia, tetapi peta teladan asli itu masih tetap pada Allah. Hanya Allah yang tidak berdosa, sehingga ketika Kristus datang ke dalam dunia, Ia menjadi peta teladan yang asli, yang tidak berdosa, sehingga semua manusia baru bisa mengetahui bagaimana peta teladan Allah yang seharusnya secara jelas.

Martin Luther mengatakan, bahwa pada saat kita sedang membicarakan tentang peta teladan Allah, kita sedang membicarakan sesuatu yang sesungguhnya kita tidak mengerti. Hal itu sudah hilang, sehingga kita sedang membicarakan sesuatu yang sama sekali sudah tidak ada lagi. Tetapi Yohanes Calvin mengatakan, tidak demikian! Peta teladan Allah itu masih ada, tetapi sudah rusak. Manusia masih mempunyai hati nurani, manusia masih mempunyai kekekalan, masih mempunyai intelektualitas, masih mempunyai emosi yang anggun, dan masih mempunyai niat atau kemauan untuk menjadi manusia yang agung. Angan-angan, cita-cita, imajinasi, pemikiran, akal budi, semuanya ini merupakan elemen-elemen yang melampaui apa yang ada pada binatang. Itu menunjukkan bahwa kita masih memiliki peta teladan Allah, tetapi kita tidak mengerti bagaimana seharusnya peta teladan yang asli tersebut. Oleh karena Yesus Kristus adalah Allah yang menjadi manusia, Ia ingin membawa kita mengerti bagaimana seharusnya kita hidup. Oleh karena itu, tidak ada seorang pun yang sempurna seperti Yesus. Tidak ada seorang pun yang suci seperti Yesus. Tidak ada seorang pun yang baik seperti Yesus. Tidak ada orang yang adil seperti Yesus. Keadilan yang Yesus nyatakan bukanlah keadilan manusia, melainkan keadilan ilahi. Kesucian yang kita lihat di dalam diri Yesus, adalah kesucian yang tidak pernah mungkin dicapai oleh pendiri agama mana pun. Kebaikan Yesus adalah kebaikan ilahi dan kasih Yesus adalah kasih ilahi.

Sebelum Tuhan Yesus mengatakan di atas kayusalib, “Bapa, ampunilah mereka, karena mereka tidak mengetahui apa yang mereka perbuat,” belum pernah ada satu filsuf,atau satu rabi, atau satu pendiri agama mengenal kasih Alah yang sejati. Yang manusia bisa lakukan adalah balas dendam. Jika saya dilukai, maka saya juga harusmelukai. Kalau engkau membenci saya, maka saya juga akan membenci engkau.Jikalau engkau mencungkil mataku, saya juga akan mencungkil matamu. Semua orangsangat mudah saling membenci. Orang Arab sedemikian membenci orang Yahudi, dan orang Yahudi sedemikian membenci orang Arab, maka keduanya tidak akan pernah bisa berdamai sampai selama-lamanya. Mengapa demikian? Karena di dalam agama Arab maupun agama Yahudi, tidak ada Yesus Kristus yang rela berkorban dan mati demi mengasihi musuh-musuhnya. Bagi mereka tidak ada kasih ilahi, sehingga yang ada hanyalah saling membenci, menyebabkan masing-masing mereka penuh dengan kebencian yang tidak pernah habis sepanjang sejarah.

Dunia ini tidak pernah mengenal kasih ilahi,sampai manusia boleh mengenal Kristus yang dipaku di atas kayu salib. Semua sifat moral yang paling puncak yang ada pada diri Yesus adalah sifat ilahi yang dinyatakan di dalam hidup manusia. Jikalau Yesus bukan Allah, tidak mungkin Ia menjadi manusia yang sedemikian sempurna. Kesempurnaan Tuhan Yesus dipuja-puja oleh kaum Liberal, padahal kaum Liberal tidak mau mengakui dan tidak mungkin mengerti bahwa dasar kesempurnaan Kristus hanya dimungkinkan oleh satu alasan dasar, yaitu bahwa Dia adalah Allah yang menjadi manusia. Cinta kasih, kesucian, kebajikan, dan segala sifat moral yang dinyatakan Yesus sebagai manusia dinyatakan melalui sifat ilahi-Nya, bukan sifat kemanusiaan-Nya. Maka alasan satu-satunya kita percaya mengapa Yesus sah menjadi Juruselamat karena Dia adalah Allah yang menjadi manusia.

Allah Pribadi Kedua ini memasuki dunia untukmenyatakan bahwa Ia betul-betul mencipta dan mencintai dunia ini. Yang Dia cipta, Dia lawat; yang Dia cintai, Dia kunjungi. Dia tidak menggeletakkan kita dan membiarkan kita begitu saja, seperti yang diajarkan oleh para penganut Deisme. Pemahaman Deisme, dengan tokohnya Herbert of Canterbury, mengajarkan bahwa setelah Allah menciptakan segala sesuatu, Allah membiarkan dan tidak lag iturut campur atau memperhatikan apa yang diciptakan-Nya, sehingga semua ciptaan itu harus berusaha sendiri untuk bisa tetap hidup. Ajaran ini muncul sekitar abad ke-17 di Inggris, dan ajaran ini bukanlah ajaran Alkitab. Allah yang Alkitab nyatakan adalah Allah yang mencipta dan mengunjungi ciptaan-Nya. Allah yang sudah mencipta adalah Allah yang mengunjungi dunia ini.

Kedua, orang muslim sulit mengerti: Mengapa Allah mempunyai Anak? Allah mempunyai Anak tidak boleh dimengerti dengan konsep manusia. Untuk mempunyai anak, manusia harus melahirkan melalui persetubuhan. Untuk mempunyai anak, manusia harus menikah. Dan untuk mempunyai anak, manusia harus seorang pria dan seorang wanita. Kalau homoseks menikah, mereka tidak mungkin melahirkan anak, karena mereka melanggar hukum Allah dan hukum alam, melawan kodrat yang ditetapkan oleh Tuhan Allah. Seorang pria dan seorang wanita menikah baru melahirkan anak. Hal ini ditetapkan oleh Tuhan Allah sebagai Pencipta. 

Ketika Saudara mengatakan: “Bagaimana Allah bisa mempunyai Anak? Dengan siapa Ia menikah?” maka itu berarti Saudara sudah memutar-balikkan posisi, di mana yang dicipta dipakai sebagai ukuran untuk mengukur Pencipta. Allah yang mencipta mempunyai hak dan sifat yang melampaui ciptaan. Jadi harus kita mengerti bahwa Allah mempunyai Anak bukan karena Dia menikah, tetapi itu berarti Anak mempunyai sifat ilahi sama seperti Bapa. Tidak ada anak yang mempunyai natur berbeda dengan bapanya. Yang disebut anak berarti mempunyai ciri hidup yang sama dengan bapanya, dilahirkan dari bapanya, dan mempunyai derajat hidup yang sama. Kuda melahirkan kuda, kucing melahirkan kucing, dan kuda tidak mungkin melahirkan kucing. Yang dilahirkan dan yang melahirkan mempunyai sifat hidup dan natur yang sama. Itu artinya “anak”. Yohanes 5:26 mengatakan bahwa “sama seperti Bapa mempunyai hidup dalam dalam diri-Nya sendiri, demikian juga diberikan-Nya Anak mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri.” Di dalam susunan ini jelas menunjukkan beberapa pengertian: pertama,Yesus sebagai Anak yang tunggal berarti Yesus mempunyai sifat ilahi sama seperti Bapa; kedua, Yesus dilahirkan berarti Yesus bukan dicipta; dan ketiga,Yesus sebagai Anak tunggal berarti tidak ada Anak yang lain. Jika Yesus adalah Anak tunggal, bagaimana dengan Roh Kudus? Roh Kudus dikatakan “keluar dari Bapa” (Yohanes 15:26). Roh Kudus bukan dilahirkan, tetapi keluar dari Bapa.

Jika Yesus adalah Anak Allah yang tunggal,mengapa sekarang semua orang Kristen juga sering disebut sebagai anak-anak Alah? Kita perlu jelas membedakan. Yang bersifat ilahi, yang adalah Pribadi Kedua Allah Tritunggal hanyalah tunggal, yaitu Yesus Kristus. Kita diadopsi (diangkat menjadi anak) sehingga kita mendapatkan anugerah bersama-sama dengan Anak. Kita adalah “anak angkat”.

Kita mempunyai surat akta kelahiran hanya satu buah. Tetapi untuk mengurus berbagai keperluan, seperti mengurus sekolah,KTP, paspor, dan lain-lain, kita harus berulang kali menggunakan akta kelahiran itu. Lalu kita memperbanyak dengan fotokopi. Kalau ditanya, berapa banyak kita memiliki akta kelahiran? Maka kita akan menjawab: “hanya satu.” Tetapi bukankah di kantor kelurahan ada akta kita, di kantor catatan sipil ada, di kantor imigrasi juga ada? Jadi ada berapa akta kelahiran kita? Kita tetap menjawab: satu! Yang asli hanya satu, fotokopinya yang banyak. Yesus Kristus adalah Anak Allah yang tunggal. Dia yang asli, kita semua adalah fotokopi. Kualitas fotokopi tidak mungkin sama dengan aslinya. Kita bagaikan fotokopi anak Allah yang kurang jelas, yang terkadang miring atau hilang sebagian.

Ketiga, yang menjadikesulitan bagi orang muslim adalah: Mengapa Allah mempunyai tubuh? Allah adalah Allah Pencipta materi, dan materi yang paling suci hanya ada pada diri-Nya, yang kemudian menjelma menjadi manusia. Dan di dalam hidup Yesus Kristus terkandung kuasa hidup yang menyelamatkan, sehingga akhirnya Dia harus disalibkan, mengalirkan darah menjadi Juruselamat bagi kita masing-masing.

2. Pengantara Tunggal

Yesus adalah satu-satunya Juruselamat,karena Dia adalah satu-satunya Perantara. Jika saya bisa dan mengerti bahwa Jerman dan saya ingin memberitakan isi buku berbahasa Jerman kepada orang Indonesia, maka saya juga sekaligus harus mengerti bahasa Indonesia. Jika saya ahli bahasa Indonesia, tetapi tidak mengerti bahasa Jerman, tidak mungkin saya bisa membaca dan memberikan pengertian kepada orang Indonesia. Sebaliknya, seorang professor Jerman, yang mengerti dengan sangat tepat buku tersebut, tetapi jika tidak mengerti bahasa Indonesia, maka ia juga sama sekali tidak bisa menjelaskan dan memberikan pengertian kepada orang Indonesia. Jika saya mengerti kedua bahasa dengan fasih, saya bisa membaca buku berbahasa Jerman tersebut dengan baik dan tepat, saya juga bisa menjelaskan dan memberikan pengertian kepada Saudara dengan baik dan tepat pula. Inilah fungsi pengantara.

Di hadapan Allah, tidak ada satu pun makhluk lain yang adalah Allah, karena semua mereka dicipta. Di hadapan manusia, tidak ada nabi yang adalah Allah, karena semua nabi adalah manusia yang dicipta. Sehingga siapa yang bisa mewakili Allah terhadap manusia, dan yang mewakili manusia terhadap Allah? Hanya satu, yaitu Allah yang menjadi manusia. Manusia tidak mungkin menjadi Allah, karena manusia mempunyai kuasa yang terbatas, tetapi Allah sanggup menjadi manusia, dan semua manusia dijadikan oleh Dia.

Pada waktu Tuhan Allah sendiri turun denganmembungkus diri dan melakukan kehadiran dengan tubuh manusia, Ia telah membatasi diri dan mengosongkan diri. Ia menyatakan diri dalam tubuh manusia yang berdaging dan berdarah. Maka Yesus Kristus berkata: “Barangsiapa telah melihat Aku ia telah melihat Bapa;…..Barangsiapa percaya kepada-Ku, ia bukan percaya kepada-Ku, tetapi kepada Allah yang telah mengutus Aku.” (Yohanes 14:12;12:44). Tidak ada seorang pun manusia yang mungkin dan berani mengatakan kalimat sedemikian, kecuali Dia adalah Allah yang menjadi manusia. Yesus juga berkata: “Aku telah memperkenalkan Bapa kepadamu. Jika engkau mengenal Aku, engkau juga mengenal Bapa dan jika engkau tidak mengenal Anak, engkau juga tidak mengenal Bapa. Dan Bapa-Ku juga akan menjadi Bapamu.” (Yohanes 8:18-19 –parafrasa). Di sini Anak Tunggal akan membawa anak-anak lain untuk diadopsi oleh Bapa di sorga. Kristus, sebagai Anak Tunggal akan membawa kita kepada Bapa-Nya, sehingga boleh diterima sebagai anak-anak angkat oleh Tuhan Allah.

Yesus adalah Anak tuinggal Allah yang dilahirkan dan kita adalah anak-anak adopsi yang sebelumnya diciptakan. Pada saat kita menjadi anak-anak Allah, kita dicipta ulang di dalam Kristus (2Korintus 5:17). “Kita semua adalah ciptaan Allah, yang dicipta di dalam Kristus Yesus untuk melakukan semua kebaikan yang telah disediakan Allah sebelumnya, Ia mau agar kita hidup di dalamnya.” (Efesus 2:10) Yesus Kristus satu-satunya yang diutus menjadi Juruselamat, dan Yesus Kristus satu-satunya Allah yang menjadi manusia, sehingga boleh menjadi perantara yang sah antara Allah dan manusia.

Jikalau Yesus adalah Allah dan tidak menjadi menusia, maka Dia tidak bisa dan tidak sah untuk dipaku di kayu salib. Allah tidak bisa mati. Jika Ia tidak menjadi manusia dan mempunyai tubuh, Ia tidak mungkin dipaku. Sebaliknya, jika Yesus hanyalah manusia, bukan Allah, maka Ia tidak mungkin bangkit, karena manusia biasa tidak mempunyai kuasa untuk bangkit sendiri. Manusia tidak mempunyai kekuatan untuk mengalahkan kuasa kematian.Yesus adalah manusia, barulah Ia bisa mewakili Saudara dan saya. Yesus adalah Allah, barulah Ia bisa mewakili Tuhan Allah. Ketika mewakili Tuhan Allah, Yesus menyalurkan anugerah; ketika mewakili manusia, Ia menanggung dosa. Inilah tugas ganda seorang Pengantara atau Mediator.

3. Sang Kudus yang Tunggal

Yesus adalah Juruselamat karena Ia tidak berdosa. Syarat Juruselamat yang ketiga adalah “tidak berdosa”. Jikalau saya tidak bisa berenang dan berada di sebuah kapal yang sedang tenggelam, pastilah saya sangat ketakutan. Di tengah ketakutan itu, tiba-tiba saya melihat sebuah pelampung. Saya meraih dan mendapatkan pelampung itu, sehingga saya terselamatkan dari kapal yang tenggelam tersebut. Pada saat saya sedang terapung-apung di tengah lautan,tiba-tiba tidak terlalu jauh dari tempat saya, saya melihat Saudara berseru meminta pertolongan dan hampir tenggelam. Maka saya katakan kepadamu: “Saya akan menyelamatkan engkau, saya sanggup menyelamatkan engkau.” Engkau bertanya, “Mengapa engkau menyelamatkan saya?” Saya jawab, “Sebab saya memiliki ban pelampung.” Lalu Saudara mengatakan bahwa Saudara mau diselamatkan. Apa dasar saya menyelamatkan? Berdasarkan pelampung.

Tetapi, pada saat saya mendekat ke arah Saudara, pelampung saya mulai mendesis. Ban tersebut bocor dan menjadi semakin kempis.Sambil ban itu semakin kempis, saya berteriak, “Saya akan menyelamatkan engkau!” Maka pada saat itu Saudara meragukan apakah saya bisa menyelamatkan, karena Saudara melihat ban yang saya pakai sudah semakin kempis.

Jikalau kita sendiri tidak bisa menyelamatkan diri kita sendiri, lalu berteriak-teriak dan berjanji bisa memberi keselamatan kepada orang lain, itu sungguh perlu diragukan. Tidak ada satu orang pun yang bisa menyelamatkan orang lain, karena semua orang telah berdosa,dan karena upah dosa adalah maut, maka mereka pun akan menemui kematian. Maka jelas orang berdosa tidak mungkin bisa menyelamatkan orang berdosa lainnya.

Benarlah jika seorang nabi mengatakan,“Jangan Anda berharap saya bisa menyelamatkan Anda.” Itu adalah nabi yang jujur, nabi yang berani mengaku bahwa ia tidak mungkin bisa menyelamatkan. Nabi-nabi tidak bisa menyelamatkan, rasul-rasul juga tidak bisa menyelamatkan. Maka Petrus mewakili semua rasul, mengatakan, “Keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.” (Kisah Para Rasul 4:12).

Yesus bisa menyelamatkan kita karena Ia tidak bedosa. Di dalam Injil Yohanes diceritakan bahwa pada suatu ketika pemimpin-pemimpin agama mengutus orang-orang untuk mengintai Tuhan Yesus. Diupayakan agar bisa menemukan kesalahan Tuhan Yesus sehingga bisa diajukan kepengadilan. Mereka benci dan sangat iri hati kepada Tuhan Yesus. Melalui cerita dalam Injil Yohanes ini kita melihat bagaimana orang berdosa bisa mempunyai sifat yang jahatnya luar biasa. Kita bisa melihat pemimpin-pemimpin agama yang mengatur strategi yang sedemikian licik untuk mencelakakan orang yang mereka benci. Betapa mengerikan dosa para pemimpin agama seperti ini. Orang biasa berbuat dosa biasa, tetapi pemimpin agama berbuat dosa yang jauh lebih mengerikan. Mereka mengirim dan menyelundupkan orang-orang mereka di tengah-tengah para pendengar, bukan untuk mendengar khotbah Tuhan Yesus, tetapi justru untuk mencari kesalahan, mengadukannya, menjeratnya ke pengadilan dan mencelakakan Tuhan Yesus. Mereka mau membunuh Yesus.

Pada saat mereka mendengar khotbah Tuhan Yesus, mendengar satu kalimat yang membuat mereka sangat terkejut. Yesus berkata: “Siapakah di antaramu yang membuktikan bahwa Aku berbuat dosa? Apabila Aku mengatakan kebenaran, mengapakah kamu tidak percaya kepada-Ku?” (Yohanes 8:46).Mereka sangat terkejut, karena kalimat ini tidak mungkin bisa sembarangan diucapkan. Mereka mencoba mencari-cari kesalahan dan mau mencatat kesalahanTuhan Yesus. Namun, ternyata mereka tidak dapat menemukannya. Yesus tidak berdosa. Siapakah manusia di dunia yang berani meneriakkan kalimat seperti itu? Apakah Saudara berani mengatakan kalimat seperti itu? Apakah ada pemimpin negara yang berani mengatakan demikian? Tidak ada seorang pun yang berani mengeluarkan kalimat seperti itu, kecuali Tuhan Yesus. Memang Dia bisa berdosa, tetapi Dia tidak berdosa. Oleh karena itu, Ia adalah satu-satunya yang sanggup memenuhi syarat sebagai Juruselamat dunia.

4. Pengganti yang Tunggal

Mengapa Yesus sanggup menjadi Juruselamat dunia? Karena Dia mati mengganti orang lain. Konsep ini merupakan konsep yang sangat mendalam dan penting, karena setiap kematian manusia, tidak mungkin bisa menggantikan orang lain. Kematian setiap orang adalah kematian akibat dosa. Jika saya berdosa, maka saya harus mengalami kematian, apa pun bentuknya. Saudara berdosa, maka Saudara juga harus mati. Kematian adalah akhir dari semua kehidupan orang berdosa. Tetapi Yesus tidak berdosa, maka Ia tidak harus mati. Karena Tuhan Yesus tidak berdosa, Ia tidak seharusnya menerima upah dosa, yaitu kematian. Maka, kematian Yesus bukan karena Dia telah berdosa.

Jika demikian, mengapa Yesus harus mati? Malaikat Gabriel berkata kepada Maria, “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau, sebab itu Anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut Kudus, Anak Allah.” (Lukas 1:35). Kalimat itu membuktikan apa yang telah dinubuatkan oleh nabi Yesaya tujuh ratus tahun sebelumnya. Di dalam Bagian Kedua Kitab Yesaya (Pasal 40-66), sangat sering muncul satu istilah “Anak Domba Allah Yang Kudus”. Yesus Kristus adalah Sang Kudus, yang suci dari Allah. Bukan orang lain yang boleh disebut sebagai “Yang Kudus dari Allah”. Bukan Nabi Yesaya, bukan Nabi Yeremia, bukan Nabi Daniel, bukan nabi yang lain, melainkan Yesus Kristus, Anak Allah Yang Kudus. Pada waktu Yohanes Pembaptis mengatakan: “Lihatlah Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia” (Yohanes 1:29), ia sedang menunjuk kepada Yesus. Yesus suci dan tidak berdosa, namun Ia akan mengangkut dan menghapus dosa dunia, mengangkut dosamu dan dosaku. Puji Tuhan.

Yesus Kristus mati bukan karena dosa-Nya sendiri, karena Ia mati untuk mengganti dosa orang lain. Di Golgota ada tiga orang disalibkan, yang mewakili tiga macam orang yang ada di dunia. Yang pertama, mati di dalam dosa, karena ia berdosa (die in sin); yang kedua, mati terhadap dosa, karena ia bertobat (die for sin); dan yang ketiga, mati mengganti orang berdosa, karena Dia adalah Juruselamat (die to sin). Inilah kondisi dunia kita. Di dunia ada orang yang terus menerus berbuat dosa, dan akhirnya binasa di dalam dosa. Di dunia juga ada orang yang berdosa, tetapi kemudian sadar, ia bertobat, memohon pengampunan Kristus dan ia diselamatkan. Dan di antara kedua macam orang itu, di mana Saudara dan saya termasuk di dalamnya, ada satu macam orang lagi, dan itu hanya seorang saja di dalam sejarah, yaitu Yesus Kristus, yang sengaja datang ke dunia untuk mati mengganti orang berdosa. Itulah Juruselamat!

5. Penakluk Maut yang Tunggal

Mengapa Yesus Kristus di sebut Juruselamat? Karena Dia satu-satunya yang bangkit dari kematian tanpa pertolongan orang lain ataupun doa syafaat siapa pun, yang membuktikan Dia mempunyai kuasa hidup yang mengalahkan maut. Di mana para pendiri agama? Di manakah Confusius? Di sebuah kuburan di Shantung, kota asalnya. Saudara juga bisa menemukan kuburan dari nabi ini atau nabi itu. Itu berarti orang-orang saleh, para nabi, para rasul, tidak lepas dari kematian, karena mereka orang berdosa. Namun ada seorang yang bangkit dari kematian dan mengalahkan kuasa kematian, yaitu Yesus Kristus.

Sekalipun ada orang yang tidak ada kuburannya, seperti Musa atau Henokh atau Elia, -- Musa tidak diketahui kuburannya, karena Alkitab mencatat jenasahnya mau direbut oleh setan (Yudas1:9); Henokh dan Elia terangkat ke sorga sebelum mati, sehingga tidak ada kuburannya -- tetapi Yesus sudah mati dan bangkit.

Mengapa Yesus yang sudah mati bangkit kembali? Karena Dia adalah Penghulu Hidup. Istilah ini secara khusus tercantum dalam Kisah Para Rasul 3:15 : “Demikianlah Ia, Pemimpin kepada hidup (PenghuluHidup), telah kamu bunuh, tetapi Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati.” [LAI (Lembaga Alkitab Indonesia) menerjemahkan istilah ini sebagai “Pemimpin kepada hidup,” yang seharusnya lebih tepat diterjemahkan “Pemimpin atau Penghulu Kehidupan.” NIV (New International Version) menterjemahkannya sebagai “The Author of Life.”]. Dan yang menakjubkan, Tuhan Yesus memiliki kuasa kebangkitan yang berbeda dari semua nabi dan berbeda dari semua rasul.

Di dalam Perjanjian Lama ada dua nabi yang membangkitkan orang, yaitu Elia dan Elisa. Di dalam Perjanjian Baru ada dua rasul yang pernah membangkitkan orang, yaitu Petrus dan Paulus. Elia membangkitkan anak seorang janda di Sarfat (1 Raja-Raja 17:17-24), sedangkan Elisa membangkitkan anak dari seorang perempuan Sunem (2 Raja-Raja 4:16-37). Petrus membangkitkan seorang wanita yang bernama Dorkas (Kisah Para Rasul 9:36-42). Sementara Paulus membangkitkan seorang pemuda bernama Eutikhus yang jatuh dari lantai ketiga ketika tertidur mendengarkan khotbah Paulus (Kisah Para Rasul 20:9-12). Keempat peristiwa ini mempunyai ciri yang sama. Kebangkitan mereka dilakukan oleh seorang hamba Tuhan yang harus berdosa kepada Tuhan sebelumnya. Elia berdoa kepada Tuhan, Elisa juga berdoa kepada Tuhan, Petrus dan Paulus juga harus berdoa terlebih dahulu kepada Tuhan Yesus. Ini membuktikan bahwa kedua nabi di Perjanjian Lama maupun kedua rasul dalam Perjanjian Baru tersebut tidak mempunyai kuasa kebangkitan pada diri mereka sendiri. Mereka harus bersandar kepada Tuhan Allah. Sebagai manusia mereka dipakai oleh Tuhan Allah untuk membangkitkan.

Hal di atas sangat berbeda dari Tuhan Yesus. Alkitab juga mencatat tiga peristiwa Tuhan Yesus membangkitkan orang. Tuhan Yesus membangkitkan seorang pemuda yang sedang di usung ke pekuburan di kota Nain (Lukas 7:11-17), membangkitkan anak perempuan Yairus (Lukas 8:40-56; Markus 5:21-43); dan membangkitkan Lazarus yang sudah meninggal 4 hari dan sudah dikuburkan (Yohanes 11:1-44). Di dalam ketiga peristiwa tersebut Tuhan Yesus sama sekali tidak perlu meminta kuasa dari Tuhan Allah, karena Ia sendiri adalah Allah. Yesus berkata, “Talita kum,” yang artinya: “Bangkitlah, hai anak perempuan!” Maka anak perempuan Yairus pun bangun. Yesus berkata, “Hai pemuda, Aku perintahkan engkau bangkit!” Maka bangkitlah pemuda itu. Yesus berkata, “Lazarus, keluarlah!” Maka Lazarus yang sudah di dalam kuburan itu meloncat-loncat keluar dari kuburan dengan masih berbalutkan kain kafan. Mengapa Tuhan Yesus tidak memerlukan kuasa Tuhan Allah? Karena Dia sendiri adalah Allah. Ia adalah Allah yang berinkarnasi, Ia adalah Allah yang menjadi manusia.Ia adalah Allah yang hadir di tengah-tengah manusia.

Mungkin kita sering diperingatkan, “Jangan kita menjadikan manusia itu Allah!” Peringatan ini sangat benar. Orang Islam sering mengingatkan orang Kristen bahwa Yesus hanyalah seorang nabi. Ia hanya seorang manusia, jangan menjadikan Dia Allah. Tetapi bukankah kita juga harus sama berhati-hati, agar jangan menganggap Allah itu hanya menusia. Dia adalah Allah yang datang sebagai manusia, jangan kita hanya melihat Dia sebagai manusia.

Kita harus mengerti bahwa Yesus Kristus adalah Penghulu Hidup. Kalau Dia bukan Allah, mengapa Dia boleh disebut sebagai Penghulu Hidup? Kecuali Allah, siapakah yang mempunyai kuasa kebangkitan?Janganlah kita lupa, bahwa di dalam Yohanes 11:25, Tuhan Yesus dengan tegas mengatakan: “Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati.” Itu berarti hidup ada pada Yesus dan kebangkitan juga ada pada Yesus. Yesus menegaskan Akulah kebangkitan dan Akulah hidup. Bukan Elia, bukan Elisa, bukan juga Petrus ataupun Paulus. Hanya Yesus satu-satunya kebangkitan dan hidup. Tidak ada satu kekuatan yang bisa menahan, dan tidak ada satu kekuatan yang bisa melarang, dan tidak ada satu pun kekuatan yang bisa menolak perintah Tuhan Yesus. Pada saat Tuhan Yesus berkata: “Keringlah kamu,” maka pohon ara itu menjadi kering. Pada saat Yesus berkata: “Bangkitlah kamu,” maka Lazarus keluar. Dia adalah Pencipta langit dan bumi, Dia menaklukkan dunia ini, dan Dia membuktikan bahwa Dia adalah Allah. Lalu, mengapa masih banyak manusia di dunia ini yang tidak percaya bahwa Dia adalah Allah?

Apakah Saudara beranggapan kita sedang bermain-main? Apakah Saudara anggap Dia sombong? Dia sendiri yang mengatakan bahwa Dia mewakili Allah dan Dia menjadi manusia (Yohanes 10:36): “Masihkah kamu berkata kepada Dia yang dikuduskan oleh Bapa dan yang telah diutus-Nya ke dalam dunia: Engkau menghujat Allah! Karena Aku telah berkata: Aku Anak Allah?” Dari sejak kekekalan ada Firman: “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.” (Yohanes 1:1). Firman itu menjadi manusia (Yohanes 1:14). Itu berarti Allah telah menjadi manusia. Itu sebabnya Yesus adalah Penghulu Hidup.Ia adalah kebangkitan dan hidup. Ia memiliki kuasa hidup dan kuasa kebangkitan.

Yesus Kristus adalah Tuhan atas kehidupan, yang sudah mengalahkan maut, mengalahkan dosa, mengalahkan kejahatan, mengalahkan setan, dan memberikan pengharapan yang baru bagi umat manusia. Tidak ada agama yang memberikan kepada kita seorang yang bisa mengalahkan kematian kecuali Yesus Kristus. Dia sudah bangkit! Itu sebabnya, pada pagi itu, perempuan-perempuan yang datang ke kubur Yesus, mendengar suara dari malaikat: “Mengapa kamu mencari Dia yang hidup, di antara orang mati?” (Lukas 24:5).Yang disebut orang mati adalah orang-orang yang berada di dalam kuburan. Yesus yang hidup sudah bangkit dan tidak ada di kuburan. Kuburan Yesus yang kosong menyebabkan hidup kita terisi. Kita bukan mengikuti orang yang berada di dalam kuburan. Jika kuburan itu berisi, maka pengikutnya akan kosong hidupnya; tetapi kuburan Tuhan Yesus kosong, maka kita yang mengikuti Dia akan mendapatkan hidup yang berisi. Hidup kita berisi hidup yang baru, cinta kasih yang baru, dan pengharapan yang baru. Jika orang membunuh kita, kita tidak perlu membalasnya, karena pengharapan kita bukanlah di dalam dunia yang fana dan akan lewat ini, sebaliknya pengharapan kita itu kekal. Tuhan yang bangkit menjadi pengharapan kita. Paulus mengatakan di dalam 1 Korintus 15:14, “Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu.” Jikalau Yesus tidak bangkit, kita lebih kasihan dari siapa pun yang ada di dunia. Tetapi puji Tuhan,Tuhan Yesus telah bangkit, sehingga pengharapan kita tidak sia-sia.

6. Pemuas Keadilan yang Tunggal

Yesus berhak dan sah menjadi Juruselamat dunia, karena Ia satu-satunya yang bisa memuaskan tuntutan keadilan Allah.Yesus satu-satunya yang mengisi, memenuhi, menggenapi, dan membayar hutang kita terhadap tuntutan keadilan Allah. Saya adalah orang berdosa dan saya harus dihakimi. Saudara juga adalah orang berdosa dan harus dihakimi. Kita semua adalah orang berdosa yang harus berhadapan dengan tuntutan keadilan Allah.Tidak ada orang yang bisa lolos dari tuntutan keadilan Allah ini.

Yesus Kristus mengatakan dari atas kayu salib: “Genaplah!” Itu berarti Dia sudah melunaskan hutang Saudara, dan Dia sudah melunaskan hutang saya. Dia sudah membayar sempurna semua kekurangan, kesempurnaan, kemuliaan, kepada Tuhan Allah. Dia sudah membayar tuntutan yang Tuhan minta, yang harus Saudara dan saya lunaskan. Musa tidak sanggup melakukan hal ini, Yesaya juga tidak sanggup, semua nabi, dan semua rasul tidak sanggup. Maka Yohanes Pembaptis mengatakan, : “Lihatlah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia.” Barangsiapa percaya kepadaYesus Kristus, barangsiapa datang kepada Anak Tunggal Allah, dan barangsiapa yang taat kepada Anak Domba Allah, pastilah dosanya akan ditanggung oleh-Nya. Siapakah yang berkata kepada Tuhan, “Tuhan, hari ini saya mau mengerti dan saya tidak main-main”? 

Saudara ke gereja bukan untuk memamerkan baju yang baru Saudara beli. Saudara ke gereja bukan untuk mencari gadis yang cantik sehingga bisa berpacaran dengannya. Jika Saudara ke gereja sungguh-sungguh mencari FirmanTuhan, tidak mungkin Saudara dibuang oleh Tuhan. Namun, jika Saudara bermain-main dengan Firman. Bermain-main dalam beriman kepada Tuhan, Saudara akan mencari kecelakaan dan kutuk bagi diri sendiri. Saya sendiri tidak mempunyai motivasi lain, selain hanya ingin memberitakan Firman kepada Saudara,memberitakan Kristus kepada Saudara. Itu sebabnya, saya yakin tidak mungkin Roh Kudus tidak bekerja. Saudara boleh tidak setuju kepada saya atau membenci saya atau mengatakan saya tidak mempunyai Roh Kudus, tetapi jika Saudara mengikuti kebaktian saya, pastilah Saudara akan mengalami pekerjaan Roh Kudus. Kiranya Saudara boleh sadar, boleh bertobat dan mengalami sendiri pemberitaan Firman yang sungguh-sungguh setia dan memberitakan Yesus Kristus di mana Roh Kudus bekerja.

Hutang kita kepada Allah tidak mungkin kita lunaskan, karena dosa kita terlampau besar. Tuntutan keadilan Allah tak mungkin bisa digantikan oleh orang lain, karena mereka sendiri tidak sanggup melakukanitu bagi diri mereka sendiri. Tidak ada seorang pun di dunia, kecuali Yesus,yang bisa menggenapkan Taurat. Taurat diberikan bukan agar manusia bisamenggenapkannya, karena memang tidak seorang pun yang bisa memenuhi tuntutantersebut, tetapi justru untuk menyatakan betapa manusia gagal memenuhi tuntutankeadilan Allah. Tuntutan keadilan Allah hanya bisa diselesaikan oleh satu orangsaja, yaitu Yesus Kristus, karena Dialah yang paling sempurna, yang tidakberdosa, penuh kuasa ilahi, yang tidak terbatas, Penghulu Hidup, dan satu-satunyayang suci mutlak. Puji Tuhan!

Berbahagialah orang yang mengenal Yesus Kristus. Celakalah jika orang Kristen tidak mengenal Kristus. Berbahagialah yang menerima Kristus. Celakalah orang yang hanya mau mendengar Firman untuk mencari tambahan pengetahuan saja. Kiranya Saudara boleh berdoa di hadapan Allah: “Oh TuhanYesus, ajarlah aku untuk mengerti kalimat-kalimat-Mu yang begitu agung. Aku mau mengerti bahwa Engkau sudah menggenapkan tuntutan keadilan Allah dan aku mau percaya kalimat-Mu bahwa barangsiapa percaya kepada-Mu akan diselamatkan.”

7. Penyempurna Kekal yang Tunggal

Yesus Kristus adalah Juruselamat yang sah, karena Dia yang akan datang kembali. Yesus Kristus yang naik ke sorga, akan datang kembali. Orang-orang Islam juga harus percaya bahwa Isa yang akan datang kembali ke dunia, bukannya Muhammad. Mengapa harus Isa? Mengapa harus Kristus? Karena ini merupakan suatu kelengkapan, suatu keutuhan dalam satu paket dari seluruh jalinan keselamatan. Yesus lahir, Yesus diuji, Dia menang, Dia naik ke kayu salib, Dia mati, Dia bangkit, Dia naik ke sorga, dan Dia datang kembali. Seluruhnya ini merupakan satu paket yang disebut Injil. Selain Yesus Kristus tidak ada Injil. Selain Kristus tidak ada penyelesaian dosa. Selain Yesus Kristus tidak ada yang akan menghakimi seluruh dunia, dan selain Yesus Kristus tidak ada penggenapan, karena penggenap sejati hanya satu, yaitu Yesus Kristus.

Yesus Kristus akan datang kembali untuk menggenapi semua janji yang telah diberikan oleh Allah. Dia akan datang kembali untuk menggenapi apa yang kembali kepada Dia. Dia akan datang kembali untuk menyempurnakan iman setiap orang Kristen, setiap orang yang menerima Yesus, setiap orang yang percaya kepada-Nya. Saya lemah, Saudara lemah, setiap kita mempunyai kekurangan dan kelemahan. Sebagai manusia kita terkadang hanya bisa membenci, mengejek, mengkritik dan menghina kelemahan orang lain. Namun Tuhan berkata, “Aku akan menyelamatkan engkau sampai kesudahannya, dan Aku tidak akan membuang engkau. Aku tidak akan membiarkan engkau, karena Aku sudah mencintai engkau sampai selama-lamanya.” Tuhan mencintai kita sampai akhir, sampai genap dan sempurna seluruhnya. Dia mencintai kita sampai selama-lamanya, karena Dia Tuhan dan bukan manusia. Apakah kita memiliki cinta sedemikian? Kita juga harus belajar mencintai Tuhan sampai selama-lamanya. Kita juga harus belajar bagaimana diampuni oleh Tuhan, lalu mengampuni orang lain. Kita harus belajar bagaimana dikasihi oleh Tuhan, mengasihi Tuhan, lalu mengasihi dan dikasihi oleh sesama kita. Kita juga belajar melihat Tuhan yang begitu luas menampung kita, sehingga kita juga mau membuka hati seluas-luasnya untuk menampung orang lain. Kita belajar bagaimana Tuhan menyucikan kita, dan kemudian kita mau hidup suci di sepanjang hidup kita.

Yesus Kristus adalah Juruselamat yang esa, karena Ia satu-satunya yang memiliki hidup yang tak berkebinasaan. Tidak ada satu pemimpin dunia, pemimpin agama, atau pun orang-orang saleh di dunia yang memiliki kehidupan yang tak berkebinasaan. Hidup ini adalah hidup yang menguasai seluruh kuasa maut, bukan karena kekuatan dari luar, tetapi oleh kekuatan hidup Kristus sendiri. Yesus berasal dari Bapa, kembali kepada Bapa, dan pada suatu hari kelak Ia akan kembali ke dunia untuk mengakhiri seluruh dunia ini. Pada saat itu, barangsiapa yang mengakui Kristus di hadapan manusia, maka Kristus jugaakan mengakui ia (Matius 10:32-33). Di bawah kolong langit tidak ada satu nama yang bisa diberikan kepada manusia, sehingga manusia bisa diselamatkan (Kisah Para Rasul 4:12). 

Hanya melalui Dia saja kita bisa kembali kepada Allah. Kita bukan sekadar menunggu pengharapan, kalau-kalau dan semoga bisa kembali ke sorga. Kita saat ini dengan keyakinan yang pasti melangkah ke sorga, karena Kristus sudah mati bagi kita, bangkit bagi kita, melunaskan tuntutan dosa bagi kita; dan Ia telah naik ke sorga menyediakan tempat bagi kita, bersyafaat bagi kita, dan suatu saat nanti Ia akan datang kembali, untuk membawa kita bersama-sama Dia di sorga.

Tema ini merupakan tema yang dapat dikatakan sebagai tema terpenting bagi hidup manusia. Satu berita terpenting, yaitu Yesus Kristus satu-satunya Juruselamat dan ketujuh syarat kesempurnaan yang melandasinya. Dan yang terpenting, Saudara bisa memperhatikan bahwa di antara ketujuh syarat ini, tidak ada satu syarat pun yang dimiliki oleh pendiri agama mana pun juga. Tidak ada satu pendiri agama, tidak ada satu nabi atau satu rasul yang mempunyai satu saja dari ketujuh syarat Juruselamat ini. Tidak ada satu orang saleh atau satu orang agamawan mana pun yang memiliki salah satu saja dari ketujuh syarat yang sedemikian istimewa dan agung. Ketujuh syarat ini hanya ada pada satu Pribadi saja, yaitu Yesus Kristus.

Biarlah bangsa-bangsa mengenal Yesus, biarlah seluruh dunia mengenal Yesus, dan kiranya bangsa Indonesia juga boleh mengenal Yesuis, karena selain Dia, tidak ada satu pun orang suci yang mutlak. Selain Dia tidak ada pengantara. Selain Dia tidak ada seorang yang mati menggantikan dosa orang lain. Selain Dia tidak ada yang mempunyai kuasa kebangkitan. Selain Dia tidak ada yang diutus menjadi Juruselamat. Selain Dia tidak ada yang menggenapi tuntutan keadilan Allah; dan selain Dia tidak ada yang datang kembali untuk menyelesaikan dan menyempurnakan seluruh dunia ini pada hari kiamat. Puji Tuhan!

PENUTUP: YESUS KRISTUS JURUSELAMAT DUNIA

Sudahkah Saudara mengenal Dia? Sudahkah Saudara menerima Dia? Pernahkah Saudara berlutut dan mengakui dosa-dosa Saudara, memohon ampun pada Allah, dan meminta penebusan Tuhan Yesus yang begitu mengasihi kita? Pernahkah Saudara mengundang Dia masuk ke dalam hati Saudara untuk memerintah sebagai Tuhan atas hidup Saudara? Pandanglah kepada-Nya :

YESUS KRISTUS JURUSELAMAT DUNIA.
Amin.
Next Post Previous Post