MELAKUKAN FIRMAN TUHAN: EKSPOSISI MATIUS 23:3

Pdt.Budi Asali, M.Div.
MELAKUKAN FIRMAN TUHAN: EKSPOSISI Matius 23:3. Matius 23:3: “(3) Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya”.
MELAKUKAN FIRMAN TUHAN: EKSPOSISI Matius 23:3
gadget, otomotif, bisnis
1) ‘turutlah dan lakukannya segala sesuatu yang mereka ajarkan’ (Matius 23: 3a).

Perintah ini hanya berlaku kalau ajaran mereka benar! Hal ini perlu diketahui karena ada gereja / hamba Tuhan yang menggunakan bagian ini untuk mengajar bahwa jemaat harus mendengar / menerima / mentaati apapun juga yang diajarkan oleh gereja / pendetanya. Tetapi ini jelas salah, karena Yesus sendiri sering menyerang ajaran yang salah dari orang-orang Farisi dan para ahli Taurat (bdk. Matius 5:21-48 Matius 15:9 Matius 16:6 dsb).

2) Dari bagian ini kita bisa mendapatkan bahwa kalau seorang pendeta / pengkhotbah mempunyai ajaran yang benar, tetapi kehidupan yang brengsek, maka:

a) Jemaat tidak boleh bereaksi dengan merendahkan / meninggalkan Firman Tuhan.
Sekalipun ini adalah reaksi yang sangat umum, tetapi ini adalah reaksi yang salah. Saudara harus bisa memisahkan antara ‘pemberita Firman Tuhan’ dan ‘Firman Tuhan yang ia beritakan’. Saudara harus tetap menghormati / menghargai Firman Tuhan, dan saudara tetap harus mau mendengar dan belajar Firman Tuhan, bahkan dari pendeta yang hidupnya brengsek tersebut (selama ajarannya benar), dan mentaati Firman Tuhan tersebut (Matius 23: 3a).

Agustinus: “We may profitably listen even to those whose lives are not profitable” ( = Kita bisa mendapatkan manfaat dengan mendengar bahkan dari orang-orang yang hidupnya tidak berguna).

b) Jemaat tidak boleh bereaksi dengan ikut berbuat dosa.
Ini lagi-lagi merupakan reaksi yang sangat umum, tetapi yang juga adalah reaksi yang salah! Ingat bahwa:
1. Standard hidup saudara bukanlah kehidupan pendeta / pengkhotbah, tetapi Firman Tuhan!
2. Saudara bertanggung jawab kepada Tuhan atas kehidupan saudara sendiri! (Roma 14:12).
3. Yesus menghendaki supaya jemaat tetap taat pada Firman Tuhan sekalipun pemberita firmannya hidup brengsek (Matius 23:3)!


3) Setiap pemberita Firman Tuhan, bahkan setiap pemimpin / pejabat dalam gereja harus menyadari bahwa:

a) Jemaat mempunyai kecenderungan untuk merendahkan / meninggalkan Firman Tuhan, atau untuk ikut berbuat dosa, pada saat mereka melihat bahwa pemberita Firman Tuhan / pejabat gereja hidup brengsek! Pokoknya, makin kita aktif bagi Tuhan, makin Firman Tuhan akan direndahkan dan makin besar pengaruh negatif yang terjadi, kalau kita hidup brengsek! Karena itu, makin kita aktif bagi Tuhan, makin kita harus hidup berhati-hati!

b) Kalau pemberita Firman Tuhan / pemimpin gereja berbuat dosa, maka hukuman dosanya lebih berat, dan ini menunjukkan bahwa tingkat dosanya diperhitungkan lebih berat / besar oleh Tuhan ( Matius 23:3 bdk. Markus 12:40b Lukas 20:47b).
Jadi, dari sini bisa disimpulkan bahwa tingkat dosa bisa dipengaruhi / tergantung dari siapa pelaku dosa itu!
Penerapan: 

Kalau jemaat bolos ke gereja, maka itu adalah dosa. Tetapi kalau pengurus / majelis / guru sekolah minggu / organist / liturgist bolos, maka dosanya diperhitungkan lebih besar lagi. Kalau pengkhotbah / pendeta / penginjil membolos, dosanya diperhitungkan paling besar!
Hal ini juga berlaku untuk hal-hal lain, seperti datang terlambat, mengantuk dalam kebaktian, berdusta, melayani tanpa tanggung jawab dsb!

Apakah ajaran ini menyebabkan saudara yang mempunyai jabatan dalam gereja, lalu ingin mengundurkan diri, dan merasa lebih enak jadi jemaat biasa? Saudara boleh saja melakukan hal ini, kalau saudara ingin menjadi seperti istri Lot (Kejadian 19:26 bdk. Lukas 9:62)!


4) Pada waktu Yesus mengucapkan semua ini, Ia melakukannya demi kebaikan orang-orang / murid-muridNya yang mendengarNya. Karena itu, tindakanNya ini tidak bisa dikatakan sebagai:

a) Menghakimi.

b) Mempergunjingkan / ngrasani orang / menyebar gossip dsb.
Kalau kita menceritakan kejelekan si A tanpa ada gunanya, atau untuk menjelekkan si A, maka itu jelas merupakan dosa. Tetapi kalau kita menceritakan kejelekan si A kepada orang yang kita cintai, dengan tujuan supaya orang yang kita cintai itu tidak menjadi korban kejelekan / kejahatan si A, maka itu jelas bukan dosa!

c) Suatu tindakan untuk menyombongkan diri. 


Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div:  meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
Next Post Previous Post