Siap Sedia Memerangi Dosa

“… yang hati nuraninya memakai cap mereka” 1 Timotius 4:2 

Dapatkan dan jagalah hati nurani yang lembut. Jadilah peka terhadap dosa sekecil apapun. Hati nurani manusia ada yang menyerupai lambung burung unta yang sanggup mencerna besi: mereka dapat menerima dosa-dosa paling buruk tanpa rasa sesal. Hati nurani yang baik sangatlah lembut. 

Hati nurani ini peka terhadap sentuhan lemah dari dosa yang umum, dan bersedih jika sadar telah mendukakan Roh Kudus. Lebih memilih mengalami penderitaan yang paling berat daripada berbuat dosa sekecil apapun. 

Demikianlah, orang dunia seperti Ismail yang dengan sinis siap mencela dan menertawakan mereka yang sangat peka terhadap dosa. Latihlah setiap hari semua karunia anda untuk berperang. Hiduplah dengan posisi tubuh seperti seorang tentara, dalam sikap bertahan sekaligus siap menyerang. Pastikan kelengkapan senjata di sisi anda. Jangan  berdamai dengan dosa. Prajurit Kristus tidak pernah boleh meletakkan persenjataannya. Setan tidak pernah menghentikan tipu muslihat dan tipu dayanya. 

Setan akan mengatakan bahwa dosa itu menyenangkan. Tanyakanlah diri apakah cengkraman hati nurani juga menyenangkan? Tanyakan diri apakah berada di dalam neraka, dan dimurkai Allah juga menyenangkan? Tanyakan pula apakah kesenangan dosa yang sementara setara dengan sungai kesukaan Allah yang kekal? Dan bagaimana dapat  dibandingkan dengan bobot kemuliaan, mahkota abadi yang tidak mungkin rusak, dan kerajaan Surga? 

Allah belaka sudah mencukupi, tetapi tanpa Dia, tidak ada yang cukup bagi kebahagiaan anda. Kasih-Nya, anugerah-Nya, dan ketentraman dari Roh-Nya sudahlah tentu menambah keindahan perjalanan anda menuju Surga. Acapkali anda mengalami  kesukaan tak terkatakan dan kemuliaan penuh. Allah adalah Majikan yang baik dan pelayanan kepada-Nya adalah kebebasan yang sempurna. 

Baca Juga: 3 Bentuk Dosa Manusia Di Alkitab

Pekerjaan pelayanan itu sendiri menjadi upahnya. Dengan pemikiran ini, halaulah pasukan pasukan musuh. Jadikanlah semua hal-hal ini sebagai perisai menghadapi tembakan anak panah penggoda yang gencar menyerang anda. Jangan coba-coba sedetikpun berembuk dengan penggoda. Begitu hawa nafsu anda mulai berkembang tak terkendali, jangan berdiam diri sekejappun; penundaan sangatlah berbahaya. Rumah yang terbakar membutuhkan tindakan langsung. 

Diterjemahkan darin buku “Voices From The Past” dengan cuplikan karya John Gibbon (1648-1721), Puritan Sermons 1659-1689, I:96-100 . https://teologiareformed.blogspot.com/
Next Post Previous Post