Tetap Setia Dalam Menghadapi Oposisi dan Kesulitan

“Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu …” Roma 12:2 

Orang percaya seharusnya mendeklarasikan dan berinisiatif untuk berperang dengan dosa favorit/kesukaannya dengan perang yang tak mungkin dirujukkan kembali. Semua dosa-dosa yang dekat di hati saat ini juga harus dikeluarkan untuk diinjak-injak di bawah kakinya. 
Tetap Setia Dalam Menghadapi Oposisi dan Kesulitan
Hal ini membutuhkan keberanian besar dan ketetapan hati. Oh waspadalah karena hawa nafsu akan memohon-mohon untuk dikasihani! Setan akan memohon juga: “Bukankah ini hanyalah kesalahan yang kecil, tidak perlu digubris!" Ia (setan) akan membujuk jiwa dengan janji kerahasiaan yang terjaga: “engkau dapat melakukan (dosa) ini dengan tetap memiliki kehormatan juga”. 
Jika dengan bujukan ini belum juga berhasil, setan akan mencoba membuat anda menunda sebentar sebelum pelaksanaan/eksekusinya. Jangan tertipu dengan strategi ini. Pada kebanyakan kasus hawa nafsu yang tertunda pelaksanaan eksekusinya, kemudian yang terjadi adalah ia (hawa nafsu) akan menerima pengampunan penuh dan pada akhirnya mendapat dukungan penuh dari jiwa anda. 

Diperlukan ketetapan hati yang bulat/teguh untuk mampu menerobos/mematahkan rengekan yang sedemikian kuat dan membawa nafsu anda pada eksekusi kematiannya.   Kita wajib hidup dengan tujuan tunggal, tanpa mata yang masih memandang pada gemerlapnya dunia. Kita harus berdiri menempel kuat pada prinsip-prinsip surgawi dan dengan demikian membuktikan kewarganegaraan surgawi kita melalui kesetiaan kita terhadap kebenaran. Tentu saja ini akan mengundang perangkap, bahaya, dan  cemoohan. 

Diperlukan cukup keberanian untuk menganggap remeh penghinaan/perlakuan yang merendahkan yang sangat mungkin akan dihadapi oleh orang percaya. Merupakan suatu kehormatan besar bagi seorang Kristen apabila yang dapat dikatakan oleh semua musuhnya tentang dia adalah bahwa ia seorang yang setia (kepada Allah) dan tidak melakukan seperti apa yang dilakukan oleh para musuhnya. 

Seorang pengecut akan mengajukan segala macam alasan untuk mengundurkan diri dari kewajibannya. Oleh karena seorang percaya sangat terancam bahaya, ia perlu ‘terkunci’ dengan baik di atas pelana kudanya, kalau tidak ia akan terlempar jatuh dari kudanya dalam sekejap. Orang percaya wajib terus berada di dalam lintasan perjalanannya menuju surga sekalipun ketika jalannya dihujat oleh penganut Kristen lain yang palsu atau yang murtad. 


Kita perlu bertahan terus di dalam keputusan/ketetapan hati yang kudus menghadapi halhal demikian yang dapat membuat kita tawar/kecil hati. Yoshua berdiri teguh menghadapi seluruh kumpulan orang Israel yang hatinya berubah ingin kembali ke Mesir. Dengan semangat yang tegar ia (Yoshua) menjaga integritasnya, dan menyatakan pengakuan bahwa ia telah memutuskan untuk tetap melayani Tuhan sekalipun seandainya tidak ada yang mau bergabung dengannya. 

Diterjemahkan dari buku “Voices From The Past” dengan cuplikan tulisan karya William Gurnall (1617-1679), 'The Christian in Complete Armour', I:13-15 . https://teologiareformed.blogspot.com/
Next Post Previous Post