Eksposisi Filipi 4:2-3 (Euodia dan Sintikhe)
PDT. BUDI ASALI, M. DIV.
Eksposisi Filipi 4:2-3. Filipi 4:2-3 - “(Filipi 4:2) Euodia kunasihati dan Sintikhe kunasihati, supaya sehati sepikir dalam Tuhan. (3) Bahkan, kuminta kepadamu juga, Sunsugos, temanku yang setia: tolonglah mereka. Karena mereka telah berjuang dengan aku dalam pekabaran Injil, bersama-sama dengan Klemens dan kawan-kawanku sekerja yang lain, yang nama-namanya tercantum dalam kitab kehidupan.”.
otomotif, gadget |
I) Euodia dan Sintikhe.
1) Mereka adalah orang perempuan.
Alasannya:
a) Nama-nama itu adalah nama-nama perempuan.
b) Filipi 4:3: ‘tolonglah mereka’.
Kata ‘mereka’ dalam bahasa Yunaninya adalah AUTAIS, yang berarti ‘mereka’ tetapi kata ini ada dalam bentuk feminine / perempuan (ingat bahwa dalam bahasa Yunani, setiap kata benda mempunyai ‘jenis kelamin’!).
Karena itu NIV/NASB menterjemahkan ‘help these women’ [= tolonglah perempuan-perempuan ini].
2) Mereka adalah orang Kristen yang sejati.
Filipi 4: 3 mengatakan bahwa nama mereka, bersama-sama dengan Klemens dan kawan-kawan sekerja Paulus yang lain, tercantum dalam Kitab Kehidupan.
Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari dari sini:
a) Kitab Kehidupan.
1. Kitab Kehidupan mencatat nama-nama orang yang akan masuk ke surga. Jadi, orang yang namanya tercantum dalam Kitab Kehidupan akan masuk surga (Wahyu 21:27), sedangkan orang yang namanya tidak tercantum dalam Kitab Kehidupan akan masuk ke neraka (Wahyu 20:12-15).
2. Dicatat atau tidaknya nama seseorang dalam Kitab Kehidupan sudah dilakukan oleh Allah sejak dunia dijadikan (Wahyu 13:8 17:8), dan ini menunjukkan adanya Predestinasi (penentuan Allah tentang siapa yang akan masuk surga / neraka).
Wahyu 13:8 - “Dan semua orang yang diam di atas bumi akan menyembahnya, yaitu setiap orang yang namanya tidak tertulis SEJAK DUNIA DIJADIKAN di dalam kitab kehidupan dari Anak Domba, yang telah disembelih.”.
Wahyu 17:8 - “Adapun binatang yang telah kaulihat itu, telah ada, namun tidak ada, ia akan muncul dari jurang maut, dan ia menuju kepada kebinasaan. Dan mereka yang diam di bumi, yaitu mereka yang tidak tertulis di dalam kitab kehidupan SEJAK DUNIA DIJADIKAN, akan heran, apabila mereka melihat, bahwa binatang itu telah ada, namun tidak ada, dan akan muncul lagi.”.
Memang kalau kita melihat Wahyu 13:8 dan Wahyu 17:8 di atas, kita melihat bahwa kedua ayat itu berbicara tentang orang yang namanya tidak tertulis dalam kitab kehidupan sejak dunia dijadikan. Tetapi bahwa orang-orang tertentu namanya tidak tertulis dalam kitab kehidupan, secara implicit / tidak langsung menunjukkan sebaliknya, yaitu bahwa orang yang namanya ada dalam kitab kehidupan, juga sudah tercatat sebelum dunia dijadikan.
Hal yang perlu kita ketahui tentang Wahyu 13:8 ini adalah bahwa dalam bahasa Yunaninya, kata-kata ‘sejak dunia dijadikan’ mempunyai 2 kemungkinan:
a) Dihubungkan dengan ‘penulisan dalam kitab kehidupan’.
Ini sesuai dengan terjemahan Kitab Suci Indonesia, dan juga RSV, NASB, dan ASV.
Wah 13:8 - “Dan semua orang yang diam di atas bumi akan menyembahnya, yaitu setiap orang yang namanya tidak tertulis sejak dunia dijadikan di dalam kitab kehidupan dari Anak Domba, yang telah disembelih.”.
Kalau dipilih arti ini, maka Wahyu 13:8 ini menjadi seperti Wahyu 17:8.
b) Dihubungkan dengan ‘penyembelihan Anak Domba’.
Ini sesuai dengan KJV yang menterjemahkan:
“... whose names are not written in the book of life of the Lamb slain from the foundation of the world.” [= ... yang namanya tidak tertulis dalam kitab kehidupan dari Anak Domba yang disembelih sejak dunia dijadikan.].
NIV dan NKJV menterjemahkan seperti KJV.
William Barclay memilih pandangan yang pertama, dengan berkata: “We have in these two translations two equally precious truths. But, if we must choose, we must choose the first, because there is no doubt that is the way in which John uses the phrase when he repeats it in Revelation 17:8.” [= Dalam kedua terjemahan ini kita mempunyai dua kebenaran yang sama berharga. Tetapi, jika kita harus memilih, kita harus memilih yang pertama, karena tidak ada keraguan bahwa demikianlah Yohanes menggunakan ungkapan itu ketika ia mengulanginya dalam Wahyu 17:8.].
Catatan: perlu diingat bahwa andai kata pun yang benar dari dua kemungkinan ini adalah yang kemungkinan yang kedua, tetap ada Wah 17:8 yang jelas-jelas berbicara bahwa tertulisnya / tidak tertulisnya nama dalam kitab kehidupan itu sudah dilakukan sejak dunia dijadikan!
William Barclay, yang bukanlah seorang Calvinist, menafsirkan arti ungkapan itu dengan berkata:
“The meaning would then be that God has chosen his own from before the beginning of time, and nothing in life or in death, nothing in time or eternity, nothing that the Devil or the Roman Empire can ever do can pluck them from his hand.” [= Artinya adalah bahwa Allah telah memilih milik-Nya sejak sebelum permulaan waktu, dan tidak ada sesuatu pun dalam kehidupan atau kematian, tidak ada sesuatu pun dalam waktu atau kekekalan, tidak ada sesuatu pun yang bisa dilakukan oleh Setan atau Kekaisaran Romawi yang bisa mengambil mereka dari tangan-Nya.].
George Eldon Ladd, yang juga bukan seorang Calvinist, dalam tafsirannya tentang Wah 13:8 berkata:
“For the book of life, see 3:5. Here and in 21:27, it is called the Lamb’s book of life. It is the register of those who have been saved by faith in the crucified Lamb of God. That their names were written before the foundation of the world carries the assurance that even though they seem to be powerless before the attacks of the beast, they are really in the keeping providence of God and have been since the foundation of the world. ‘Before the foundation of the world’ grammatically can modify either ‘written’ (as in RSV) or ‘slain’ (as in AV), but the parallel thought in 17:8 decides in favour of the former construction.” [= Untuk kitab kehidupan, lihat 3:5. Di sini dan dalam 21:27, itu disebut kitab kehidupan Anak Domba. Itu adalah catatan tentang mereka yang telah diselamatkan oleh iman dalam Anak Domba Allah yang tersalib. Bahwa nama mereka telah tertulis sebelum dunia dijadikan memberikan kepastian bahwa sekalipun mereka kelihatannya tidak berdaya di hadapan serangan binatang itu, sebetulnya mereka ada dalam pemeliharaan Providensia Allah dan telah ada sejak dunia dijadikan. ‘Sebelum dunia dijadikan’ secara tatabahasa bisa menjelaskan baik ‘tertulis’ (seperti dalam RSV) ataupun ‘disembelih’ (seperti dalam AV/KJV), tetapi pemikiran yang paralel dalam 17:8 mendukung konstruksi yang pertama.] - ‘A Commentary on the Revelation of John’, hal 181.
William Hendriksen, dalam tafsirannya tentang Wahyu 13:8 berkata:
“But even in these most dreadful days that shall precede Christ’s second coming there will be believers on earth, those whose names have been written from eternity in the Lamb’s book of life (cf. 17:8). Because of the fact that God has elected them from eternity to salvation in sanctification of the Spirit and belief of the truth (2Thes. 2:13), these individuals cannot perish. The government of antichrist may destroy their bodies, but it cannot destroy their souls.” [= Tetapi bahkan pada hari-hari yang paling mengerikan yang akan mendahului kedatangan Kristus yang keduakalinya, tetap akan ada orang-orang percaya di bumi, mereka yang namanya telah tertulis dari kekekalan dalam kitab kehidupan Anak Domba (bdk. 17:8). Disebabkan oleh fakta bahwa Allah telah memilih mereka sejak kekekalan untuk diselamatkan dalam pengudusan Roh dan kepercayaan pada kebenaran (2Tesalonika 2:13), individu-individu ini tidak bisa binasa. Pemerintahan antikristus bisa menghancurkan tubuh mereka, tetapi tidak bisa menghancurkan jiwa mereka.] - ‘More than Conquerors’, hal 147.
Leon Morris (Tyndale), dalam tafsirannya tentang Wah 13:8 berkata:
“But the significant thing is that their names are not written in the book of life. John wants his little handful of persecuted Christians to see that the thing that matters is the sovereignty of God, not the power of evil. When a man’s name is written in the book of life he will not be forgotten. His place is secure.” [= Tetapi hal yang penting adalah bahwa nama-nama mereka tidak tertulis dalam kitab kehidupan. Yohanes ingin sedikit orang-orang kristen yang dianiaya itu melihat bahwa hal yang berarti adalah kedaulatan Allah, bukan kuasa jahat. Kalau nama seseorang tertulis dalam kitab kehidupan, ia tidak akan dilupakan. Tempat / kedudukannya adalah aman / pasti.].
Dan tentang Wahyu 17:8 Leon Morris berkata:
“The reminder that this goes back to the foundation of the world is a reminder of God’s eternal purpose.” [= Mengingatkan bahwa hal ini sudah ada pada penjadian dunia adalah mengingatkan tentang Rencana Allah yang kekal.].
Bahwa nama seseorang sudah tertulis atau tidak tertulis dalam kitab kehidupan sebelum dunia dijadikan, jelas menunjukkan bahwa selamat atau tidaknya seseorang sudah ditentukan sejak dunia belum dijadikan. Inilah Predestinasi!
Kalau dari sini saudara masih belum mau menerima doktrin tentang Predestinasi, bacalah Efesus 1:4,5,11 dan Roma 9:10-24.
b) Nama orang-orang yang tercantum dalam Kitab Kehidupan.
1. Dari mana Paulus tahu bahwa nama-nama mereka tercantum dalam Kitab Kehidupan? Ada 2 kemungkinan:
a. Dari buah kehidupan mereka (Matius 7:15-20), yang menunjukkan iman mereka.
b. Dari wahyu Tuhan.
2. Klemens.
Ada yang menganggap ini adalah Clement of Rome, tetapi ini hanyalah suatu spekulasi.
3. Kawan-kawan sekerja Paulus yang lain.
a. Paulus adalah seorang rasul, dan juga adalah pendiri gereja Filipi, tetapi ia menyebut mereka ‘kawan sekerja’.
NIV/NASB: ‘fellow workers’ [= kawan / sesama pekerja].
Ini menunjukkan kerendahan hati Paulus!
Penerapan: Orang yang sering membanggakan dirinya karena dirinya adalah Pendiri, Synode / Majelis / Pengurus, Pendeta / Penginjil dari suatu gereja, harus belajar untuk rendah hati seperti Paulus!
b. Siapa nama orang-orang ini? Paulus tidak menyebutkan, sehingga nama mereka tidak tercantum dalam Kitab Suci. Tetapi ini sebetulnya tidak jadi soal, karena yang penting adalah bahwa nama mereka tercantum dalam Kitab Kehidupan! (bandingkan dengan Yudas Iskariot, yang namanya tercantum dalam Kitab Suci, tetapi tidak dalam Kitab Kehidupan!).
Penerapan: Apakah saudara mempersoalkan apakah nama saudara ter-cantum di gereja (sebagai anggota gereja, majelis, pengurus dll) atau tidak? Ini tidak penting untuk keselamatan saudara! Yang penting adalah apakah nama saudara tercantum dalam Kitab Kehidupan atau tidak! Ada banyak orang yang namanya tercantum di gereja, tetapi tidak dalam Kitab Kehidupan! Apa gunanya? Bukankah lebih baik seperti kawan-kawan sekerja Paulus ini, dan juga seperti penjahat yang bertobat di salib, yang namanya tidak tercantum dalam gereja, tetapi tercantum dalam Kitab Kehidupan?
4. Euodia dan Sintikhe.
Tercantumnya nama mereka dalam Kitab Kehidupan jelas membuktikan bahwa mereka adalah orang pilihan dan orang Kristen yang sejati!
Adanya keretakan di antara mereka, tidak membuktikan bahwa mereka adalah orang kafir! Ingat bahwa Paulus dan Barnabas yang begitu rohani pun, bisa mengalami perpecahan (Kisah Para Rasul 15:35-39).
3) Mereka adalah orang Kristen yang aktif (Filipi 4: 3).
Filipi 4:3: “Bahkan, kuminta kepadamu juga, Sunsugos, temanku yang setia: tolonglah mereka. Karena mereka telah berjuang dengan aku dalam perkabaran Injil, bersama-sama dengan Klemens dan kawan-kawanku sekerja yang lain, yang nama-namanya tercantum dalam kitab kehidupan.”.
a) Sekalipun mereka adalah orang perempuan, tetapi mereka melayani / mengabarkan Injil!
Sering kali orang perempuan menganggap bahwa pelayanan adalah tugas orang laki-laki, sedangkan diri mereka tidak perlu melayani, karena mereka adalah orang yang lemah. Ini jelas merupakan anggapan yang salah. Bagi saudara yang perempuan, tirulah 2 orang ini! Dan bagi saudara yang laki-laki, tidak malukah saudara ‘menganggur’ padahal 2 perempuan ini melayani?
b) Dua perempuan ini betul-betul melayani mati-matian.
Filipi 4: 3: ‘berjuang’ (Lit: ‘struggle’ / bergumul).
Ini menunjukkan suatu perjuangan yang mati-matian, bahkan suatu pergumulan!
Memang pelayanan, apalagi Perkabaran Injil, tidak bisa dilakukan dengan santai, asal-asalan, setengah hati dsb!
Harus ada usaha maximal dalam:
1. Memikirkan dan merenungkan cara yang terbaik.
2. Meningkatkan pelayanan dengan memperbaiki apa yang masih kurang.
3. Doa.
4. Pengudusan diri.
5. Bertahan menghadapi serangan setan dalam bentuk apa pun!
Penerapan: Apakah saudara sudah berjuang mati-matian dalam pelayanan / Perkabaran Injil? Berapa hebatnya saudara berusaha dalam Perkabaran Injil / mengajak orang ke gereja? Berapa banyak saudara berdoa untuk mendukung pelayanan saudara / gereja saudara? Apakah saudara berusaha meningkatkan mutu pelayanan saudara? Apakah saudara berusaha mati-matian dalam pengudusan diri?
II) Hubungan Euodia dan Sintikhe.
Dari Filipi 4: 3, di mana dikatakan bahwa dahulu mereka berjuang bersama-sama dengan Paulus dalam Perkabaran Injil, maka dapatlah disimpulkan bahwa dahulu mereka mempunyai hubungan yang baik. Tetapi, sekarang hubungan mereka berubah. Apa yang terjadi di antara mereka?
Dalam Filipi 4: 2 dikatakan bahwa Paulus menase-hati mereka supaya ‘sehati sepikir dalam Tuhan’.
NASB: ‘to live in harmony in the Lord’ [= hidup dalam keharmonisan di dalam Tuhan].
NIV: ‘to agree with each other in the Lord’ [= setuju satu dengan yang lain di dalam Tuhan].
Lit: ‘to think the same thing in the Lord’ [= memikirkan hal yang sama di dalam Tuhan].
Paulus tidak mengatakan bahwa mereka harus berdamai, menahan emosi, saling mengampuni / memaafkan dsb.
Jadi, rupa-rupanya mereka bukan saling membenci, bermusuhan, gegeran secara terbuka dsb. Di antara mereka mungkin hanya ada keretakan yang disebabkan oleh ketidak-cocokan dalam cara bekerja, dan ini mungkin sekali menyangkut hal yang bukan prinsip, tetapi hanya perbedaan kebijaksanaan saja (kalau soal prinsip, pasti Paulus menegur pihak yang salah!). Ini justru merupakan sesuatu yang harus disayangkan! Kita harus berani mengorbankan perdamaian, kalau itu mempersoalkan sesuatu yang prinsip. Toleransi dalam hal yang prinsip, sebetulnya bukanlah toleransi, tetapi kompromi, dan ini adalah dosa! Tetapi, kalau hanya mengenai perbedaan cara kerja / kebijaksanaan dsb, maka kita harus saling toleransi!
III) Sikap dan tindakan Paulus.
1) Dari apa yang Paulus lakukan dalam Filipi 4:2-3, terlihat bahwa ia menganggap keretakan ini sebagai sesuatu yang serius. Ini disebabkan karena:
a) Ciri kekristenan / orang Kristen bukanlah sekedar tidak benci / tidak bermusuhan, tetapi kasih (Yohanes 13:35).
Yohanes 13:35 - “Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.’”.
b) Hubungan kita dengan sesama saling mempengaruhi dengan hubungan kita dengan Tuhan.
1. Kalau hubungan dengan Allah rusak, maka hubungan dengan sesama juga akan rusak.
Dalam Kej 3, setelah dosa masuk dan merusak hubungan Allah dan manusia, maka hubungan Adam dengan Hawa langsung terpengaruh (Kejadian 3:12), dan sebentar lagi terjadi pembunuhan oleh Kain terhadap Habel (Kej 4).
Penerapan: Jangan meremehkan hubungan saudara dengan Allah! Kalau saudara ingin hubungan saudara dengan keluarga saudara baik, maka saudara dan keluarga saudara harus sama-sama mendekat kepada Allah!
2. Kalau hubungan dengan sesama rusak, hubungan dengan Allah juga akan rusak (1Yohanes 4:20-21 Matius 5:23-24).
1Yohanes 4:20-21 - “(20) Jikalau seorang berkata: ‘Aku mengasihi Allah,’ dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barang siapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya. (21) Dan perintah ini kita terima dari Dia: Barang siapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya.”.
Matius 5:23-24 - “(23) Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, (24) tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.”.
Keretakan antara Euodia dan Sintikhe sedikit banyak akan merenggangkan hubungan mereka dengan Allah!
c) Keretakan antara mereka berdua menyebabkan mereka sukar / tidak bisa bekerja sama. Dan ini akan mempengaruhi pelayanan dari seluruh gereja Filipi!
d) Keretakan ini bisa berkembang menjadi sesuatu yang lebih besar, seperti kebencian, pertengkaran yang terbuka dsb!
2) Paulus menasihati kedua-duanya (Filipi 4: 2).
a) Ia tidak hanya menasihati salah satu saja.
Kalau si A merugikan / menyakiti si B sehingga si B menjadi jengkel / marah / membalas, maka tidak adil kalau kita hanya menegur si B saja. Kita harus menegur si B supaya tetap sabar, tetapi kita juga harus menegur si A supaya berhenti merugikan / menyakiti si B.
b) Paulus sendiri turun tangan untuk menasihati.
1. Ia tak menghindari tugas yang tidak enak.
Apakah saudara hanya mau tugas yang enak saja dalam melayani Tuhan? Kalau ya, ingatlah bahwa pelayanan tanpa pengorbanan, bukanlah pelayanan!
2. Ia tak gampang-gampang mengoperkan tugas kepada orang lain. Kalau akhirnya ia minta tolong kepada seseorang untuk menolong dua perempuan itu (Filipi 4: 3a), itu disebabkan saat itu Paulus sedang ada di penjara, sehingga tidak mungkin melakukan hal itu sendiri!
Apakah saudara sering mengoperkan pelayanan kepada orang lain?
c) Nasehatnya: supaya mereka sehati sepikir dalam Tuhan.
1. Dua orang bisa sama-sama ada di dalam Tuhan, tetapi tidak sehati sepikir. Ini 2 orang Kristen yang gegeran.
2. Dua orang bisa sehati sepikir, tetapi mereka berdua tidak ada di dalam Tuhan. Ini merupakan persekutuan / persahabatan / kecocokan antara 2 orang kafir.
Paulus tidak menghendaki yang mana pun dari 2 hal tersebut di atas. Ia menghendaki supaya mereka sehati-sepikir dalam Tuhan.
Nasehat Paulus ini menunjukkan bahwa semua perpecahan bisa diperdamaikan di dalam Tuhan, asalkan kedua pihak mau. Karena itu dalam persoalan seperti ini, hati-hatilah dengan sikap:
a. Tegar tengkuk.
b. Tidak mau mengalah.
c. Jaga gengsi.
Ini menyebabkan tidak bisanya terwujud perdamaian.
3) Paulus minta tolong orang lain untuk menolong Euodia dan Sintikhe (Filipi 4: 3).
Filipi 4: 3 ini diterjemahkan secara beraneka ragam:
Kitab Suci Indonesia (TB): ‘Bahkan, kuminta kepadamu juga, Sunsugos, temanku yang setia, tolonglah mereka’.
BACA JUGA: 4 KEBENARAN TEOLOGIS TENTANG KRISTUS
Kitab Suci Indonesia (TL): ‘Bahkan, kepada engkaupun, hai (Sinsigus) temanku yang benar, aku mintalah menolong kedua perempuan itu’.
NIV: ‘Yes, and I ask you, loyal yoke-fellow, help these women’ [= Ya, dan kuminta kepadamu, teman sekerja yang setia, tolonglah perempuan-perempuan ini].
Untuk kata-kata yang saya garisbawahi, NIV memberikan footnote ‘loyal Syzyangus’.
Dalam terjemahan Kitab Suci bahasa Inggris yang lain, tidak ada kata Sunsugos / Sinsigus / Syzyangus.
Terjemahan-terjemahan itu bisa berbeda satu sama lain, karena kata Yunani yang diterjemahkan ‘teman / yoke-fellow’ adalah SUZUGE.
Ada beberapa penafsiran tentang kata ini:
a) Itu adalah nama orang.
Alasannya:
1. Ada beberapa manuscript yang menuliskan kata ‘Suzuge’ itu dengan menggunakan huruf besar sebagai huruf pertama.
2. Kalau ini bukan nama, bagaimana mungkin orang yang dimintai tolong itu tahu bahwa dirinyalah yang dimintai tolong oleh Paulus?
Kalau memang penafsiran ini benar, maka Filipi 4:3 itu seharusnya berbunyi: ‘Bahkan, kuminta kepadamu juga, Sunsugos yang setia, tolonglah mereka’ (kata ‘teman’ harus dihapuskan!).
b) Itu bukan nama orang.
Alasannya:
1. Mayoritas manuscript tidak menggunakan huruf besar sebagai huruf pertama dari kata ‘Suzuge’.
2. Kalau Paulus berani menuliskan tanpa menyebut nama, maka pastilah Paulus tahu bahwa kata-kata ‘teman yang setia / benar’ itu sudah cukup jelas bagi orang yang ia maksudkan.
Kalau penafsiran ini yang benar, maka Filipi 4: 3 itu seharusnya berbunyi: ‘Bahkan, kuminta kepadamu juga, teman yang setia, tolonglah mereka’ (kata ‘Sunsugos’ harus dihapuskan).
Kebanyakan penafsir mengambil pandangan ini!
c) Clement of Alexandria menganggap bahwa yang Paulus maksudkan dengan ‘teman / yoke-fellow’ adalah istri Paulus. (yoke = kuk; fellow = teman / sesama).
Tetapi ada 2 hal yang tidak memungkinkan pandangan ini:
1. Kata Yunani yang diterjemahkan ‘loyal / setia / benar’ adalah GNESIE, yang ada dalam bentuk masculine / laki-laki, sehingga tidak mungkin menunjuk pada seorang perempuan!
2. Dari 1Kor 7:8 terlihat dengan jelas bahwa Paulus tidak mempunyai istri.
1Korintus 7:8 - “Tetapi kepada orang-orang yang tidak kawin dan kepada janda-janda aku anjurkan, supaya baiklah mereka tinggal dalam keadaan seperti aku.”.
Catatan: Paulus memang pernah punya istri. Alasannya: ia dulu anggota Mahkamah Agama Yahudi, dan ‘sudah kawin’ merupakan persyaratan keanggotaan. Tetapi mungkin istrinya mati atau menceraikannya ketika ia menjadi orang Kristen.
Kita tak tahu dengan pasti siapa orang itu. Yang penting adalah bahwa setelah Paulus menasihati Euodia dan Sintikhe, Paulus masih minta tolong lagi kepada seseorang untuk menolong Euodia dan Sintikhe. Ini menunjukkan bahwa ia berusaha mati-matian untuk membereskan persoalan itu!
Penerapan: Eksposisi Filipi 4:2-3
1. Kalau saudara melihat ada 2 orang yang tak sehati / bertengkar:
a. Jangan malah mengadu domba dengan menceritakan kepada si A hal jelek tentang dia yang dikatakan oleh si B.
b. Jangan bersikap acuh tak acuh / menganggap remeh. Sebaliknya, anggaplah itu sebagai sesuatu yang serius dan berusahalah secara maximal untuk mendamaikan.
2. Kalau saudara sendiri yang mengalami keretakan / pertengkaran dengan orang lain, maka berusahalah untuk membereskan dengan:
a. Banyak berdoa.
b. Mengajak orang itu membicarakan persoalan itu.
c. Minta maaf (kalau memang saudara salah).
d. Minta tolong orang lain sebagai pengantara.
Penutup.
Maukah saudara menjadi pembawa damai? Firman Tuhan berkata: ‘Berbahagialah orang yang membawa damai karena mereka akan disebut anak-anak Allah’ (Matius 5:9).
Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div: meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
Ikuti saya di google news untuk membaca artikel lainnya :