Eksposisi Kisah Para Rasul 15:1-34

PDT. BUDI ASALI, M. DIV.
Eksposisi Kisah Para Rasul 15:1-34Eksposisi Kisah Para Rasul 15:1-34 . Kisah Para Rasul 15:1-34 - “(1) Beberapa orang datang dari Yudea ke Antiokhia dan mengajarkan kepada saudara-saudara di situ: ‘Jikalau kamu tidak disunat menurut adat istiadat yang diwariskan oleh Musa, kamu tidak dapat diselamatkan.’ (2) Tetapi Paulus dan Barnabas dengan keras melawan dan membantah pendapat mereka itu. Akhirnya ditetapkan, supaya Paulus dan Barnabas serta beberapa orang lain dari jemaat itu pergi kepada rasul-rasul dan penatua-penatua di Yerusalem untuk membicarakan soal itu. (3) Mereka diantarkan oleh jemaat sampai ke luar kota, lalu mereka berjalan melalui Fenisia dan Samaria, dan di tempat-tempat itu mereka menceriterakan tentang pertobatan orang-orang yang tidak mengenal Allah. Hal itu sangat menggembirakan hati saudara-saudara di situ. (4) Setibanya di Yerusalem mereka disambut oleh jemaat dan oleh rasul-rasul dan penatua-penatua, lalu mereka menceriterakan segala sesuatu yang Allah lakukan dengan perantaraan mereka. (5) Tetapi beberapa orang dari golongan Farisi, yang telah menjadi percaya, datang dan berkata: ‘Orang-orang bukan Yahudi harus disunat dan diwajibkan untuk menuruti hukum Musa.’ (6) Maka bersidanglah rasul-rasul dan penatua-penatua untuk membicarakan soal itu. (7) Sesudah beberapa waktu lamanya berlangsung pertukaran pikiran mengenai soal itu, berdirilah Petrus dan berkata kepada mereka: ‘Hai saudara-saudara, kamu tahu, bahwa telah sejak semula Allah memilih aku dari antara kamu, supaya dengan perantaraan mulutku bangsa-bangsa lain mendengar berita Injil dan menjadi percaya. (8) Dan Allah, yang mengenal hati manusia, telah menyatakan kehendakNya untuk menerima mereka, sebab Ia mengaruniakan Roh Kudus juga kepada mereka sama seperti kepada kita, (9) dan Ia sama sekali tidak mengadakan perbedaan antara kita dengan mereka, sesudah Ia menyucikan hati mereka oleh iman. (10) Kalau demikian, mengapa kamu mau mencobai Allah dengan meletakkan pada tengkuk murid-murid itu suatu kuk, yang tidak dapat dipikul, baik oleh nenek moyang kita maupun oleh kita sendiri? (11) Sebaliknya, kita percaya, bahwa oleh kasih karunia Tuhan Yesus Kristus kita akan beroleh keselamatan sama seperti mereka juga.’ (12) Maka diamlah seluruh umat itu, lalu mereka mendengarkan Paulus dan Barnabas menceriterakan segala tanda dan mujizat yang dilakukan Allah dengan perantaraan mereka di tengah-tengah bangsa-bangsa lain. (13) Setelah Paulus dan Barnabas selesai berbicara, berkatalah Yakobus: ‘Hai saudara-saudara, dengarkanlah aku: (14) Simon telah menceriterakan, bahwa sejak semula Allah menunjukkan rahmatNya kepada bangsa-bangsa lain, yaitu dengan memilih suatu umat dari antara mereka bagi namaNya. (15) Hal itu sesuai dengan ucapan-ucapan para nabi seperti yang tertulis: (16) Kemudian Aku akan kembali dan membangunkan kembali pondok Daud yang telah roboh, dan reruntuhannya akan Kubangun kembali dan akan Kuteguhkan, (17) supaya semua orang lain mencari Tuhan dan segala bangsa yang tidak mengenal Allah, yang Kusebut milikKu demikianlah firman Tuhan yang melakukan semuanya ini, (18) yang telah diketahui dari sejak semula. (19) Sebab itu aku berpendapat, bahwa kita tidak boleh menimbulkan kesulitan bagi mereka dari bangsa-bangsa lain yang berbalik kepada Allah, (20) tetapi kita harus menulis surat kepada mereka, supaya mereka menjauhkan diri dari makanan yang telah dicemarkan berhala-berhala, dari percabulan, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari darah. (21) Sebab sejak zaman dahulu hukum Musa diberitakan di tiap-tiap kota, dan sampai sekarang hukum itu dibacakan tiap-tiap hari Sabat di rumah-rumah ibadat.’ (22) Maka rasul-rasul dan penatua-penatua beserta seluruh jemaat itu mengambil keputusan untuk memilih dari antara mereka beberapa orang yang akan diutus ke Antiokhia bersama-sama dengan Paulus dan Barnabas, yaitu Yudas yang disebut Barsabas dan Silas. Keduanya adalah orang terpandang di antara saudara-saudara itu. (23) Kepada mereka diserahkan surat yang bunyinya: ‘Salam dari rasul-rasul dan penatua-penatua, dari saudara-saudaramu kepada saudara-saudara di Antiokhia, Siria dan Kilikia yang berasal dari bangsa-bangsa lain. (24) Kami telah mendengar, bahwa ada beberapa orang di antara kami, yang tiada mendapat pesan dari kami, telah menggelisahkan dan menggoyangkan hatimu dengan ajaran mereka. (25) Sebab itu dengan bulat hati kami telah memutuskan untuk memilih dan mengutus beberapa orang kepada kamu bersama-sama dengan Barnabas dan Paulus yang kami kasihi, (26) yaitu dua orang yang telah mempertaruhkan nyawanya karena nama Tuhan kita Yesus Kristus. (27) Maka kami telah mengutus Yudas dan Silas, yang dengan lisan akan menyampaikan pesan yang tertulis ini juga kepada kamu. (28) Sebab adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan kami, supaya kepada kamu jangan ditanggungkan lebih banyak beban dari pada yang perlu ini: (29) kamu harus menjauhkan diri dari makanan yang dipersembahkan kepada berhala, dari darah, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari percabulan. Jikalau kamu memelihara diri dari hal-hal ini, kamu berbuat baik. Sekianlah, selamat.’ (30) Setelah berpamitan, Yudas dan Silas berangkat ke Antiokhia. Di situ mereka memanggil seluruh jemaat berkumpul, lalu menyerahkan surat itu kepada mereka. (31) Setelah membaca surat itu, jemaat bersukacita karena isinya yang menghiburkan. (32) Yudas dan Silas, yang adalah juga nabi, lama menasihati saudara-saudara itu dan menguatkan hati mereka. (33) Dan sesudah beberapa waktu keduanya tinggal di situ, saudara-saudara itu melepas mereka dalam damai untuk kembali kepada mereka yang mengutusnya. (34) [Tetapi Silas memutuskan untuk tinggal di situ.]”.

I) Pertentangan.

Terjadi pertentangan antara 2 pihak, yaitu:

1) Orang-orang dari Yudea (Kisah Para Rasul 15: 1).

Kisah Para Rasul 15: 1,5,24: “(1) Beberapa orang datang dari Yudea ke Antiokhia dan mengajarkan kepada saudara-saudara di situ: ‘Jikalau kamu tidak disunat menurut adat istiadat yang diwariskan oleh Musa, kamu tidak dapat diselamatkan.’ ... (5) Tetapi beberapa orang dari golongan Farisi, yang telah menjadi percaya, datang dan berkata: ‘Orang-orang bukan Yahudi harus disunat dan diwajibkan untuk menuruti hukum Musa.’ ... (24) Kami telah mendengar, bahwa ada beberapa orang di antara kami, yang tiada mendapat pesan dari kami, telah menggelisahkan dan menggoyangkan hatimu dengan ajaran mereka.”.

a) Mereka ini adalah orang-orang Yahudi yang tergolong kristen KTP.

Dari Kisah Para Rasul 15: 24 terlihat bahwa orang-orang itu dikatakan ‘di antara kami’, sehingga jelas menunjukkan bahwa mereka berasal dari Yerusalem. Sedangkan orang-orang Farisi dalam ay 5, jelas adalah orang-orang yang segolongan dengan mereka.

Sekalipun dalam Kisah Para Rasul 15: 5 dikatakan bahwa mereka ‘telah menjadi percaya’, tetapi jelas bahwa mereka hanyalah orang yang mengaku sebagai orang percaya, tetapi mereka sebetulnya hanyalah orang kristen KTP saja. Karena itu dalam Kisah Para Rasul 15: 1,5,24 mereka tidak disebut dengan sebutan ‘saudara’ tetapi disebut dengan sebutan ‘orang’.

b) Setan jelas ada di balik orang-orang ini.

Pada waktu Paulus berkeliling untuk memberitakan Injil, setan menyerang dia. Sekarang, Paulus ‘diam’ di Antiokhia, tetapi setan tetap menyerangnya!

Dulu, setan menyerang Paulus dengan permusuhan / rajam, disembah sebagai dewa, dsb. Sekarang setan menyerang dengan menggunakan ajaran sesat.

Dulu gereja diserang dengan permusuhan dari luar, sekarang gereja diserang dengan perpecahan di dalam!

Semua ini menunjukkan bahwa setan selalu berganti-ganti siasat. Karena itu berhati-hatilah terhadap dia!

c) Ajaran mereka.

Dari Kisah Para Rasul 15: 1 kelihatannya mereka hanya mengha¬ruskan orang-orang non Yahudi itu untuk disunat supaya selamat. Tetapi dari ay 5 - “Orang-orang bukan Yahudi harus disunat dan diwajibkan untuk menuruti hukum Musa”, terlihat bahwa mereka juga mengharuskan orang-orang non Yahudi itu untuk mentaati seluruh hukum Musa sebagai syarat keselamatan. Jelas bahwa orang-orang ini mengajarkan doktrin sesat ‘Salvation by works’ [= keselamatan karena ketaatan / perbuatan baik].

Dari sini terlihat bahwa sekalipun orang-orang Yahudi / Farisi ini sudah menjadi kristen, tetapi ajaran sesat ‘Salvation by works’ yang sudah mendarah daging dalam diri mereka, sukar sekali untuk disingkirkan.

Apa dampak negatif dari ajaran ini? Lihat Kisah Para Rasul 15: 24: ‘mengge¬lisahkan dan menggoyangkan hati’. Bandingkan dengan ay 31 yang terjadi setelah persoalan itu dibereskan: mereka bersukacita dan terhibur!

Kisah Para Rasul 15: 31: “Setelah membaca surat itu, jemaat bersukacita karena isinya yang menghiburkan.”.

2) Paulus dan Barnabas.

Kisah Para Rasul 15: 2: “Tetapi Paulus dan Barnabas dengan keras melawan dan membantah pendapat mereka itu. Akhirnya ditetapkan, supaya Paulus dan Barnabas serta beberapa orang lain dari jemaat itu pergi kepada rasul-rasul dan penatua-penatua di Yerusalem untuk membicarakan soal itu.”.

Kisah Para Rasul 15: 2 menunjukkan bahwa Paulus dan Barnabas membantah / melawan dengan keras, padahal:

a) Orang-orang itu berasal dari Yerusalem (ini gereja induk / pusat!

Paulus memang tidak pernah peduli siapa pemberita firman itu. Kalau pemberitaannya salah, siapapun akan ia tentang. Ini sesuai dengan kata-katanya dalam Gal 1:6-9.

Galatia 1:6-9 - “(6) Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain, (7) yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus. (8) Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia. (9) Seperti yang telah kami katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia.”.

b) Paulus sendiri berkata bahwa orang kristen harus beru¬saha hidup damai (Roma 12:18), dan bahwa hamba Tuhan tidak boleh bertengkar (2Tim 2:24-25).

Roma 12:18 - “Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!”.

2Timotius 2:24-25 - “(24) sedangkan seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah terhadap semua orang. Ia harus cakap mengajar, sabar (25) dan dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan, sebab mungkin Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan memimpin mereka sehingga mereka mengenal kebenaran,”.

Tetapi ternyata dalam situasi seperti ini, Paulus sendiri membantah / melawan dengan keras! Jadi, jelaslah bahwa dalam keadaan dimana kebenaran dipertaruhkan, kita boleh bersikap keras dan bahkan bertengkar! Kita tidak boleh mengorbankan kebenaran demi perdamaian!

Thomas Manton, dalam tafsirannya tentang Yakobus 3:17, yang menomer-satukan ‘murni’ dan menomerduakan ‘pendamai’, berkata:

“If the chiefest care must be for purity, then peace may be broken in truth’s quarrel. It is a zealous speech of Luther that rather heaven and earth should be blended together in confusion than one jot of truth perish.” [= Jika perhatian yang paling utama adalah untuk kemurnian, maka damai boleh dihancurkan dalam pertengkaran kebenaran. Merupakan suatu ucapan yang bersemangat dari Luther bahwa lebih baik langit dan bumi bercampur aduk menjadi satu dari pada satu titik kebenaran binasa.] - hal 316.

Dan Calvin, dalam komentarnya tentang Efesus 5:11, berkata:

“But rather than the truth of God shall not remain unshaken, let a hundred worlds perish.” [= Tetapi dari pada kebenaran Allah tergoncangkan, lebih baik seratus dunia binasa.] - hal 310.

Ini akhirnya menimbulkan pertentangan, dan pertentangan yang dimulai di Antiokhia itu menyebar ke Yerusalem (Kisah Para Rasul 15: 2-5) dan kota-kota lain, yaitu Siria dan Kilikia (Kisah Para Rasul 15: 23).

Kisah Para Rasul 15: 1-2,4-5,23: “(1) Beberapa orang datang dari Yudea ke Antiokhia dan mengajarkan kepada saudara-saudara di situ: ‘Jikalau kamu tidak disunat menurut adat istiadat yang diwariskan oleh Musa, kamu tidak dapat diselamatkan.’ (2) Tetapi Paulus dan Barnabas dengan keras melawan dan membantah pendapat mereka itu. Akhirnya ditetapkan, supaya Paulus dan Barnabas serta beberapa orang lain dari jemaat itu pergi kepada rasul-rasul dan penatua-penatua di Yerusalem untuk membicarakan soal itu. (3) Mereka diantarkan oleh jemaat sampai ke luar kota, lalu mereka berjalan melalui Fenisia dan Samaria, dan di tempat-tempat itu mereka menceriterakan tentang pertobatan orang-orang yang tidak mengenal Allah. Hal itu sangat menggembirakan hati saudara-saudara di situ. (4) Setibanya di Yerusalem mereka disambut oleh jemaat dan oleh rasul-rasul dan penatua-penatua, lalu mereka menceriterakan segala sesuatu yang Allah lakukan dengan perantaraan mereka. (5) Tetapi beberapa orang dari golongan Farisi, yang telah menjadi percaya, datang dan berkata: ‘Orang-orang bukan Yahudi harus disunat dan diwajibkan untuk menuruti hukum Musa.’ ... (23) Kepada mereka diserahkan surat yang bunyinya: ‘Salam dari rasul-rasul dan penatua-penatua, dari saudara-saudaramu kepada saudara-saudara di Antiokhia, Siria dan Kilikia yang berasal dari bangsa-bangsa lain.”.

II) Cara pemecahannya.

1) Gereja Antiokhia.

a) Membawa persoalan itu ke gereja Yerusalem (Kisah Para Rasul 15: 2b). Mengapa Yerusalem?

Karena:

1. Itu adalah gereja induk.

2. Rasul-rasul ada di sana.

b) Mengutus Paulus dan Barnabas.

Perhatikan bahwa 2 hal di atas ini bukan diputuskan oleh Paulus / Barnabas, tetapi oleh gereja / jemaat Antiokhia!

Kisah Para Rasul 15: 2: “Akhirnya ditetapkan, supaya Paulus dan Barnabas serta beberapa orang lain dari jemaat itu pergi kepada rasul-rasul dan penatua-penatua di Yerusalem untuk membicarakan soal itu.”.

Dari terjemahan Kitab Suci ini tidak terlihat siapa yang menetapkan hal itu, karena itu mari kita perhatikan terjemahan NASB dari ay 2 ini.

Kisah Para Rasul 15: 2 (NASB): “the brethren determined that Paul and Barnabas and certain others of them ...” [= saudara-saudara itu memutuskan bahwa Paulus dan Barnabas dan orang-orang tertentu yang lain dari mereka ...].

Sekalipun memang kata-kata ‘the brethren’ itu sebetulnya tidak ada, tetapi saya berpendapat bahwa terjemahan ini bisa dipertanggung-jawabkan, karena ay 2 itu memang tidak mungkin diartikan bahwa yang melakukan penetapan itu adalah Paulus dan Barnabas sendiri.

Jadi, jelas bahwa sekalipun Paulus dan Barnabas adalah rasul, tetapi mereka tidak memerintah gereja itu sebagai diktator!

2) Paulus dan Barnabas.

Kisah Para Rasul 15: 3-4: baik dalam perjalanan, maupun setelah tiba di Yerusalem, mereka menceritakan tentang pekerjaan Allah melalui mereka dalam diri orang-orang non Yahudi. Tujuan mereka tentu saja untuk menunjukkan bahwa dalam pelayanan mereka, mereka menekankan keselamatan hanya melalui iman, dan Allah jelas memberkati pelayanan mereka!

Tetapi, kesaksian mereka ini menimbulkan reaksi yang menentang dari golongan Farisi, yang telah menjadi ‘percaya’ (Kisah Para Rasul 15: 5).

3) Gereja Yerusalem: mengadakan sidang!

Kisah Para Rasul 15: 6: “Maka bersidanglah rasul-rasul dan penatua-penatua untuk membicarakan soal itu.”.

a) Yang bersidang.

Kalau dilihat dari Kisah Para Rasul 15: 6, hanya rasul-rasul dan penatua-penatua yang bersidang. Tetapi dari Kisah Para Rasul 15: 12 (‘seluruh umat’) dan Kisah Para Rasul 15: 22 (‘seluruh jemaat’) maka terlihat bahwa semua jemaat ikut sidang. Jadi, mungkin semua ikut sidang, tetapi hanya rasul-rasul dan tua-tualah yang aktif / memegang peranan dalam sidang.

Kisah Para Rasul 15: 12,22: “(12) Maka diamlah seluruh umat itu, lalu mereka mendengarkan Paulus dan Barnabas menceriterakan segala tanda dan mujizat yang dilakukan Allah dengan perantaraan mereka di tengah-tengah bangsa-bangsa lain. ... (22) Maka rasul-rasul dan penatua-penatua beserta seluruh jemaat itu mengambil keputusan untuk memilih dari antara mereka beberapa orang yang akan diutus ke Antiokhia bersama-sama dengan Paulus dan Barnabas, yaitu Yudas yang disebut Barsabas dan Silas. Keduanya adalah orang terpandang di antara saudara-saudara itu.”.

b) Terjadi ‘pertukaran pikiran’ (Kisah Para Rasul 15: 7a).

Kisah Para Rasul 15: 7: “Sesudah beberapa waktu lamanya berlangsung pertukaran pikiran mengenai soal itu, berdirilah Petrus dan berkata kepada mereka: ‘Hai saudara-saudara, kamu tahu, bahwa telah sejak semula Allah memilih aku dari antara kamu, supaya dengan perantaraan mulutku bangsa-bangsa lain mendengar berita Injil dan menjadi percaya.”.

NIV: ‘discussion’ [= diskusi].

NASB/RSV: ‘debate’ [= perdebatan].

KJV: ‘disputing’ [= perbantahan / perdebatan].

Hal ini lagi-lagi menunjukkan tidak adanya kediktatoran di gereja Yerusalem!

Perdebatan / gegeran seperti ini, pasti tidak menimbul¬kan sukacita pada saat itu. Tetapi toh ini mendatangkan berkat, karena setelah itu, orang yang tidak tahu menjadi tahu, dan orang yang salah mengerti bisa mendapat pengertian yang benar.

c) Petrus memberikan pendapat, bukan keputusan! (Kisah Para Rasul 15: 7b-11).

Kisah Para Rasul 15: 7-11: “(7) Sesudah beberapa waktu lamanya berlangsung pertukaran pikiran mengenai soal itu, berdirilah Petrus dan berkata kepada mereka: ‘Hai saudara-saudara, kamu tahu, bahwa telah sejak semula Allah memilih aku dari antara kamu, supaya dengan perantaraan mulutku bangsa-bangsa lain mendengar berita Injil dan menjadi percaya. (8) Dan Allah, yang mengenal hati manusia, telah menyatakan kehendakNya untuk menerima mereka, sebab Ia mengaruniakan Roh Kudus juga kepada mereka sama seperti kepada kita, (9) dan Ia sama sekali tidak mengadakan perbedaan antara kita dengan mereka, sesudah Ia menyucikan hati mereka oleh iman. (10) Kalau demikian, mengapa kamu mau mencobai Allah dengan meletakkan pada tengkuk murid-murid itu suatu kuk, yang tidak dapat dipikul, baik oleh nenek moyang kita maupun oleh kita sendiri? (11) Sebaliknya, kita percaya, bahwa oleh kasih karunia Tuhan Yesus Kristus kita akan beroleh keselamatan sama seperti mereka juga.’”.


Dan Petrus jelas sekali pro pada Paulus dan Barnabas!

1. Kisah Para Rasul 15: 7b-9: ia mengingatkan pada peristiwa Korne¬lius dalam Kis 10. Kornelius dan keluarganya dite¬rima oleh Allah sekalipun mereka tidak disunat. Bukti bahwa Allah menerima mereka: adanya karunia Roh Kudus (bukan karunia bahasa Roh, padahal saat itu mereka berbahasa Roh!). Pengaruniaan Roh Kudus kepada Kornelius dan keluarganya, yang adalah orang-orang non Yahudi, menandakan bahwa Allah tidak membedakan Yahudi dan non Yahudi (Kisah Para Rasul 15: 9).

2. Kisah Para Rasul 15: 8: ‘Allah, yang mengenal hati manusia’.

Orang-orang itu menekankan sunat yang jelas adalah sesuatu yang bersi¬fat lahiriah. Karena itu, Petrus berkata bahwa Allah mengenal / melihat hati!

3. Kisah Para Rasul 15: 9: “dan Ia sama sekali tidak mengadakan perbedaan antara kita dengan mereka, sesudah Ia menyucikan hati mereka oleh iman.”.

Yang menyucikan hati adalah iman, bukan ‘perbuatan baik / sunat’, dan juga bukan ‘iman + perbuatan baik / sunat’.

4. Kisah Para Rasul 15: 10: “Kalau demikian, mengapa kamu mau mencobai Allah dengan meletakkan pada tengkuk murid-murid itu suatu kuk, yang tidak dapat dipikul, baik oleh nenek moyang kita maupun oleh kita sendiri?”.

Dari Kisah Para Rasul 15: 10 ini terlihat bahwa Petrus menganggap bahwa doktrin ‘Salvation by works’ [= Keselamatan oleh ketaatan / perbuatan baik] itu:

a. Mencobai Allah / menentang Allah.

b. Memberi kuk yang tidak bisa dipikul (berat sekali). Mengapa disebut demikian? Karena orang yang berusaha selamat dengan berbuat baik, memang akan merasakan beban yang sangat berat, karena mereka sendiri merasa bahwa mereka tidak akan berhasil. Bandingkan ini dengan Mat 11:28-30, yang diucapkan / ditawarkan oleh Yesus kepada orang-orang yang seperti ini: “(28) Marilah kepadaKu, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. (29) Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah kepadaKu, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. (30) Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan bebanKupun ringan.”.

5. Kisah Para Rasul 15: 11: “Sebaliknya, kita percaya, bahwa oleh kasih karunia Tuhan Yesus Kristus kita (akan) beroleh keselamatan sama seperti mereka juga.’”.

Ini menekankan ‘Salvation by grace’ [= keselamatan karena kasih karunia]. Kalau keselamatan itu karena kasih karunia, jelas kita tidak punya andil apa-apa dalam mendapat keselamatan itu!

Bandingkan dengan:

Ro 3:24,27-28 - “(24) dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus. ... (27) Jika demikian, apakah dasarnya untuk bermegah? Tidak ada! Berdasarkan apa? Berdasarkan perbuatan? Tidak, melainkan berdasarkan iman! (28) Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat.”.

Roma 4:1-5 - “(1) Jadi apakah akan kita katakan tentang Abraham, bapa leluhur jasmani kita? (2) Sebab jikalau Abraham dibenarkan karena perbuatannya, maka ia beroleh dasar untuk bermegah, tetapi tidak di hadapan Allah. (3) Sebab apakah dikatakan nas Kitab Suci? ‘Lalu percayalah Abraham kepada Tuhan, dan Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.’ (4) Kalau ada orang yang bekerja, upahnya tidak diperhitungkan sebagai hadiah, tetapi sebagai haknya. (5) Tetapi kalau ada orang yang tidak bekerja, namun percaya kepada Dia yang membenarkan orang durhaka, imannya diperhitungkan menjadi kebenaran.”.

d) Paulus dan Barnabas bercerita tentang segala tanda dan mujijat yang Allah lakukan dengan perantaraan mereka (Kisah Para Rasul 15: 12).

Kisah Para Rasul 15: 12: “Maka diamlah seluruh umat itu, lalu mereka mendengarkan Paulus dan Barnabas menceriterakan segala tanda dan mujizat yang dilakukan Allah dengan perantaraan mereka di tengah-tengah bangsa-bangsa lain.”.

Adanya tanda / mujijat dari Tuhan membuktikan bahwa sekalipun mereka tidak menyuruh sunat tetapi Allah tetap merestui dan menyertai pelayanan mereka!

e) Yakobus (Kisah Para Rasul 15: 13-21).

Kisah Para Rasul 15: 13-21: “(13) Setelah Paulus dan Barnabas selesai berbicara, berkatalah Yakobus: ‘Hai saudara-saudara, dengarkanlah aku: (14) Simon telah menceriterakan, bahwa sejak semula Allah menunjukkan rahmatNya kepada bangsa-bangsa lain, yaitu dengan memilih suatu umat dari antara mereka bagi namaNya. (15) Hal itu sesuai dengan ucapan-ucapan para nabi seperti yang tertulis: (16) Kemudian Aku akan kembali dan membangunkan kembali pondok Daud yang telah roboh, dan reruntuhannya akan Kubangun kembali dan akan Kuteguhkan, (17) supaya semua orang lain mencari Tuhan dan segala bangsa yang tidak mengenal Allah, yang Kusebut milikKu demikianlah firman Tuhan yang melakukan semuanya ini, (18) yang telah diketahui dari sejak semula. (19) Sebab itu aku berpendapat, bahwa kita tidak boleh menimbulkan kesulitan bagi mereka dari bangsa-bangsa lain yang berbalik kepada Allah, (20) tetapi kita harus menulis surat kepada mereka, supaya mereka menjauhkan diri dari makanan yang telah dicemarkan berhala-berhala, dari percabulan, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari darah. (21) Sebab sejak zaman dahulu hukum Musa diberitakan di tiap-tiap kota, dan sampai sekarang hukum itu dibacakan tiap-tiap hari Sabat di rumah-rumah ibadat.’”.

1. ‘Setelah Paulus dan Barnabas selesai berbicara’ (Kisah Para Rasul 15: 13).

Kisah Para Rasul 15: 13: “Setelah Paulus dan Barnabas selesai berbicara, berkatalah Yakobus: ‘Hai saudara-saudara, dengarkanlah aku:”.

Yakobus baru bicara setelah Paulus dan Barnabas selesai berbicara! Jadi, mereka berbicara secara bergantian! Bandingkan dengan:

a. Debat dimana kedua pihak sama-sama bicara.

b. Banyak rapat gereja dimana semua pada ngomong sendiri!

c. Rapat gereja dimana hanya satu yang bicara dan yang lain menjadi ‘yes-man’.

2. Kisah Para Rasul 15: 19 (Lit): ‘I judge’ [= aku menghakimi / menilai].

Ini menyebabkan ada orang-orang yang menganggap bahwa Yakobuslah yang memutuskan. Tetapi itu jelas adalah penafsiran yang salah karena ay 22,25,28 jelas menunjukkan bahwa keputusan itu adalah keputusan bersama!

Kisah Para Rasul 15: 22,25,28: “(22) Maka rasul-rasul dan penatua-penatua beserta seluruh jemaat itu mengambil keputusan untuk memilih dari antara mereka beberapa orang yang akan diutus ke Antiokhia bersama-sama dengan Paulus dan Barnabas, yaitu Yudas yang disebut Barsabas dan Silas. Keduanya adalah orang terpandang di antara saudara-saudara itu. ... (25) Sebab itu dengan bulat hati kami telah memutuskan untuk memilih dan mengutus beberapa orang kepada kamu bersama-sama dengan Barnabas dan Paulus yang kami kasihi, ... (28) Sebab adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan kami, supaya kepada kamu jangan ditanggungkan lebih banyak beban dari pada yang perlu ini:”.

3. Pandangan Yakobus.

a. Ia mendukung Petrus dengan ayat-ayat Kitab Suci / Perjanjian Lama.

Kisah Para Rasul 15: 15-18 ia kutip dari Amos 9:11-12 (tidak dikutip persis / kata per kata), yang menubuatkan bahwa orang-orang non Yahudi akan menjadi milik Tuhan.

b. Kisah Para Rasul 15: 19: “Sebab itu aku berpendapat, bahwa kita tidak boleh menimbulkan kesulitan bagi mereka dari bangsa-bangsa lain yang berbalik kepada Allah,”.

Ia beranggapan bahwa mereka tidak boleh memberikan kesulitan kepada orang-orang non Yahudi yang menjadi orang kristen (dengan mengharuskan sunat, dsb).

c. Kisah Para Rasul 15: 20-21: “(20) tetapi kita harus menulis surat kepada mereka, supaya mereka menjauhkan diri dari makanan yang telah dicemarkan berhala-berhala, dari percabulan, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari darah. (21) Sebab sejak zaman dahulu hukum Musa diberitakan di tiap-tiap kota, dan sampai sekarang hukum itu dibacakan tiap-tiap hari Sabat di rumah-rumah ibadat.’”.

(1) Percabulan: ini sesuatu yang umum bagi orang non Yahudi karena sering berhubungan dengan agama kafir sehingga dianggap tidak dosa. Karena itu, hal ini membutuhkan penyorotan khusus.

(2) Makanan dari persembahan berhala, darah, binatang yang mati lemas / dicekik. Mengapa ini dilarang? Alasannya ada dalam Kisah Para Rasul 15: 21: Taurat masih terus dibacakan di synagogue setiap hari Sabat. Ini menyebabkan orang-orang Yahudi jijik dengan perbuatan itu (makan darah, dsb). Supaya ada hubungan yang baik antara Yahudi dan non Yahu¬di, maka orang non Yahudi sebaiknya tidak makan apa yang menjijikkan bagi orang Yahudi. JELAS BAHWA LARANGAN INI HANYA UNTUK SIKON ITU SAJA, DAN TIDAK BERLAKU UNTUK KITA DI SINI PADA JAMAN INI.

(3) ITU BUKAN SYARAT KESELAMATAN, tetapi hanya merupakan ‘perbuatan baik’ (ay 29b).

Kisah Para Rasul 15: 29: “kamu harus menjauhkan diri dari makanan yang dipersembahkan kepada berhala, dari darah, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari percabulan. Jikalau kamu memelihara diri dari hal-hal ini, KAMU BERBUAT BAIK. Sekianlah, selamat.’”.

Tidak dikatakan “Jikalau kamu memelihara diri dari hal-hal ini, KAMU SELAMAT!

f) Keputusan sidang.

1. Dari ay 22,23,25,28, jelas bahwa itu adalah keputusan bersama! Karena itu biasakan untuk tidak membuat keputusan semau gue dalam gereja, apalagi menjadi diktator dalam gereja!

2. Keputusan itu keluar dalam 1 hari! Mengapa bisa begitu cepat? Karena di dalam mereka itu memutuskan, mereka tidak sungkan kepada manusia, dan mereka bahkan tidak memikirkan apakah keputusan itu akan menda¬tangkan keuntungan atau kerugian. Mereka betul-betul memutuskan untuk menegakkan kebenaran!

3. Keputusannya (Kisah Para Rasul 15: 28-29):

Kisah Para Rasul 15: 28-29: “(28) Sebab adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan kami, supaya kepada kamu jangan ditanggungkan lebih banyak beban dari pada yang perlu ini: (29) kamu harus menjauhkan diri dari makanan yang dipersembahkan kepada berhala, dari darah, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari percabulan. Jikalau kamu memelihara diri dari hal-hal ini, kamu berbuat baik. Sekianlah, selamat.’”.

a. Ini jelas menunjukkan bahwa orang non Yahudi tidak perlu sunat / mentaati hukum Musa supaya selamat!

Tetapi bagaimana kita mengharmoniskan hal ini dengan Kej 17:11,13 dimana sunat disebut sebagai ‘perjanjian kekal’?

Kej 17:11,13 - “(11) haruslah dikerat kulit khatanmu dan itulah akan menjadi tanda perjanjian antara Aku dan kamu. ... (13) Orang yang lahir di rumahmu dan orang yang engkau beli dengan uang harus disunat; maka dalam dagingmulah perjanjianKu itu menjadi perjanjian yang kekal.”.

Calvin menganggap bahwa yang kekal bukan pelaksanaan sunat itu, tetapi artinya. Juga sunat merupakan TYPE dari baptisan, dan karenanya pada waktu baptisan tiba, sunat harus disingkirkan.

b. Tetapi ada hal-hal yang harus diperhatikan oleh orang-orang non Yahudi demi kesatuan gereja! (ay 20,29).

c. Jelas keputusan ini pro Paulus dan Barnabas. Bahkan surat itu secara jelas menyatakan keti¬daksenangan mereka terhadap orang-orang Yahudi dari Yudea itu! (Kisah Para Rasul 15: 24).

Kisah Para Rasul 15: 24: “Kami telah mendengar, bahwa ada beberapa orang di antara kami, yang tiada mendapat pesan dari kami, telah menggelisahkan dan menggoyangkan hatimu dengan ajaran mereka.”.

Penerapan: pada waktu ada pertentangan, jangan menjadi bunglon supaya disenangi kedua pihak! Kita harus berani memihak kepada yang benar dan bahkan menentang yang salah, tak peduli yang salah itu siapa!

4. Penyampaian keputusan:

a. Secara lisan.

Ini mereka lakukan dengan mengutus Yudas / Barsabas dan Silas untuk menjelaskan. Supaya penjelasan tidak keliru, mereka mengirim orang yang adalah nabi (bisa mengajar)!

Kisah Para Rasul 15: 32: “Yudas dan Silas, yang adalah juga nabi, lama menasihati saudara-saudara itu dan menguatkan hati mereka.”.


b. Dengan surat.

Ini memastikan bahwa penyampaian keputusan itu pasti tidak keliru!


Akhirnya keputusan ini menimbulkan sukacita (Kisah Para Rasul 15: 31).

Kisah Para Rasul 15: 31: “Setelah membaca surat itu, jemaat bersukacita karena isinya yang menghiburkan.”.

Penutup.Eksposisi Kisah Para Rasul 15:1-34 

1) Kalau kita menghadapi pertentangan, maukah kita membereskan dengan cara seperti itu?

2) Apakah saudara masih berusaha berbuat baik SUPAYA SELAMAT? Kalau ya, bertobatlah dari kepercayaan sesat itu! Kitab Suci berkata: “Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat,” (Kis 16:31).

Eksposisi Kisah Para Rasul 15:1-34. 
-AMIN-
Next Post Previous Post