YESUS BERDOA SEORANG DIRI: LUKAS 9:18-21

PDT. BUDI ASALI, M. DIV.
YESUS BERDOA SEORANG DIRI: LUKAS 9:18-21YESUS BERDOA SEORANG DIRI: LUKAS 9:18-21. Lukas 9:18-21 - “(18) Pada suatu kali ketika Yesus berdoa seorang diri, datanglah murid-muridNya kepadaNya. Lalu Ia bertanya kepada mereka: ‘Kata orang banyak, siapakah Aku ini?’ (19) Jawab mereka: ‘Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia, ada pula yang mengatakan, bahwa seorang dari nabi-nabi dahulu telah bangkit.’ (20) Yesus bertanya kepada mereka: ‘Menurut kamu, siapakah Aku ini?’ Jawab Petrus: ‘Mesias dari Allah.’ (21) Lalu Yesus melarang mereka dengan keras, supaya mereka jangan memberitahukan hal itu kepada siapapun”.

I) Kontradiksi Matius, Markus dan Lukas?

Kalau kita memperhatikan text-text yang paralel berkenaan dengan kapan / dimana terjadinya pembicaraan ini, maka kelihatannya ada kontradiksi di antara ayat-ayat yang paralel tersebut. Mari kita memperhatikan dan mempelajarinya.

Matius 16:13 - “Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-muridNya: ‘Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?’”.

Sekarang perhatikan kata-kata ‘Setelah Yesus tiba’ dalam Matius 16:13 ini.

KJV/RSV/NIV/NASB: ‘when Jesus came’ [= ketika Yesus tiba]; ini menggunakan past tense / bentuk lampau.

Tetapi bandingkan dengan:

• Markus 8:27 - “Kemudian Yesus beserta murid-muridNya berangkat ke kampung-kampung di sekitar Kaisarea Filipi. Di tengah jalan Ia bertanya kepada murid-muridNya, kataNya: ‘Kata orang, siapakah Aku ini?’”.

• Lukas 9:18 - “Pada suatu kali ketika Yesus berdoa seorang diri, datanglah murid-muridNya kepadaNya. Lalu Ia bertanya kepada mereka: ‘Kata orang banyak, siapakah Aku ini?’”.

Bagaimana mengharmonsikan bagian-bagian yang kelihatannya bertentangan ini?

Penjelasan: kata yang diterjemahkan ‘setelah tiba’ atau ‘came’, dalam bahasa Yunaninya adalah ELTHON, suatu participle aorist. Participle, dalam bahasa Inggris adalah kata kerja + ing. Misalnya going, preaching, dan sebagainya. Sedangkan aorist dalam bahasa Inggris adalah past tense.

Ada yang mengatakan bahwa seharusnya diterjemahkan ‘having come’ (yang menunjukkan Ia betul-betul sudah tiba), tetapi ada yang berpendapat bahwa bisa juga diterjemahkan ‘was coming’ (yang menunjukkan bahwa Ia masih dalam perjalanan).

1) Kalau diambil arti ‘was coming’ maka berarti Yesus belum tiba di Kaisarea Filipi, dan itu berarti tidak ada pertentangan antara Matius dan Markus.

2) Kalau dipilih arti ‘having come’, itu berarti Yesus sudah tiba di Kaisarea Filipi. Lalu mengapa Markus berkata ‘di tengah jalan’? Perhatikan bahwa Markus 8:27 mengatakan ‘berangkat ke kampung-kampungdi sekitar Kaisarea Filipi. Di tengah jalan ...’. Jadi, mungkin sekali yang dimaksud oleh Markus dengan kata-kata ‘di tengah jalan’, bukanlah ‘di tengah jalan antara Betsaida dan Kaisarea Filipi’, tetapi ‘di tengah jalan antara Kaisarea Filipi dan kampung-kampung di sekitarnya’. Jadi, Yesus sudah tiba di Kaisarea Filipi, lalu berjalan lagi menuju kampung-kampung. Dengan demikian, tetap tidak ada pertentangan antara Matius dan Markus.

3) Sedang Lukas 9:18, yang mengatakan bahwa pembicaraan itu terjadi pada waktu Yesus sedang berdoa seorang diri, tidak terlalu sukar untuk diharmoniskan. Bisa saja dalam perjalanan itu Yesus berhenti untuk berdoa, dan sesudah itu terjadi percakapan dengan murid-murid tentang hal ini. Ini juga menunjukkan bahwa sekalipun sibuk dengan pelayanan, Yesus tetap mempunyai waktu untuk sendirian dalam doa.

II) Pertanyaan Yesus dan jawabannya.

1) Pertanyaan Yesus yang pertama.

Lukas 9: 18b: “Lalu Ia bertanya kepada mereka: ‘Kata orang banyak, siapakah Aku ini?’”.

a) Ini merupakan suatu pertanyaan yang penting. Keselamatan seseorang tergantung pada jawabannya (yang keluar dari hati) atas pertanyaan ini!

b) Jawaban murid-murid.

Lukas 9: 19: “Jawab mereka: ‘Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia, ada pula yang mengatakan, bahwa seorang dari nabi-nabi dahulu telah bangkit.’”.

Di sini murid-murid tidak menyebutkan tentang orang-orang yang menganggap bahwa Yesus adalah Beelzebul (bdk. Matius 10:25). Jadi jelaslah bahwa orang-orang yang mereka sebutkan di sini, hanyalah orang-orang yang kelihatannya ‘pro’ / ‘ikut’ Yesus, bukan orang-orang yang anti / memusuhi Yesus.

Sekarang mari kita lihat bagaimana pandangan mereka tentang Yesus.

1. Ada yang menganggap bahwa Yesus adalah Yohanes Pembaptis. Bandingkan dengan Matius 14:2 / Lukas 9:7 dimana Herodes juga menganggap bahwa Yesus adalah Yohanes Pembaptis.

2. Ada yang menganggap bahwa Yesus adalah Elia.

Mal 4:5 - “Sesungguhnya Aku akan mengutus nabi Elia kepadamu menjelang datangnya hari TUHAN yang besar dan dahsyat itu.”.

3. Ada yang menganggap bahwa Yesus adalah seorang dari para nabi.

4. Matius 16:14 menambahkan bahwa ada yang menganggap bahwa Yesus adalah Yeremia (2Esdras 2:18 - apocrypha).

Ada 2 hal yang ingin saya persoalkan dari hal-hal ini:

a. Bahkan di antara orang-orang yang kelihatannya pro / ikut Yesus, tetap ada banyak pandangan-pandangan yang sama sekali salah / sesat tentang Yesus!

Calvin: “This inquiry does not relate to the open enemies of Christ, nor to ungodly scoffers, but to the sounder and better part of the people, who might be called the choice and flower of the Church. Those only are mentioned by the disciples who spoke of Christ with respect; and yet, though they aimed at the truth, not one of them reaches that point, but all go astray in their vain fancies. Hence we perceive how great is the weakness of the human mind; for not only is it unable of itself to understand what is right or true, but even out of true principles it coins errors.” [= Penyelidikan ini tidak berhubungan dengan musuh-musuh terbuka dari Kristus, ataupun dengan pengejek-pengejek yang jahat, tetapi dengan bagian yang lebih sehat dan lebih baik dari bangsa itu, yang bisa disebut pilihan dan bunga dari Gereja. Mereka saja, yang berbicara tentang Kristus dengan hormat, yang disebutkan oleh murid-murid; tetapi, sekalipun mereka mengarah pada kebenaran, tidak satupun dari mereka mencapai titik itu, tetapi semuanya sesat dalam khayalan sia-sia mereka. Maka kita mengerti betapa besarnya kelemahan dari pikiran manusia; karena pikiran itu bukan hanya tidak bisa mengerti dari dirinya sendiri apa yang benar, tetapi bahkan dari prinsip-prinsip yang benar pikiran itu menciptakan kesalahan-kesalahan.].

Calvin: “As Satan could not rob the Jews of the conviction which they derived from the Law and the Prophets, that Christ would come, he changed him into various shapes, and, as it were, cut him in pieces. His next scheme was, to bring forward many pretended Christs, that they might lose sight of the true Redeemer. By similar contrivances, he continued ever afterwards either to tear Christ in pieces, or to exhibit him under a false character.” [= Karena Iblis tidak bisa merampok keyakinan orang-orang Yahudi yang mereka dapatkan dari hukum Taurat dan kitab nabi-nabi, bahwa Kristus akan datang, ia mengubah Dia ke dalam bermacam-macam bentuk, dan seakan-akan, memotong-motongNya. Rencananya selanjutnya adalah, mengajukan banyak Kristus palsu, sehingga orang-orang Yahudi itu bisa kehilangan pandangan mereka terhadap Penebus yang benar / sejati. Dengan rencana yang serupa, ia kemudian meneruskan memotong-motong Kristus, atau memperlihatkanNya di bawah karakter yang salah / palsu.].

Penerapan: karena itu kalau saudara melihat seseorang yang kelihatannya pro / ikut Yesus, jangan terlalu cepat merasa senang atau menganggap bahwa ia sudah betul-betul kristen / diselamatkan! Periksa pengertian dan iman mereka dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan seperti ‘kalau sekarang mati yakinkah kamu bahwa kamu akan masuk surga?’, dan kalau ia yakin, tanyakan lagi ‘mengapa yakin?’. Dari jawaban orang itu ada kemungkinan saudara bisa mengetahui pengertian dan iman dari orang tersebut. Kalau ternyata pengertian dan imannya kacau, maka saudara harus memberitakan Injil kepadanya.

b. Pada saat itu ada pandangan sesat dalam kalangan Yahudi, yang menyebabkan mereka bisa mempercayai hal-hal seperti 4 point di atas.

Calvin: “We see too how one error quickly produces another; for a preconceived opinion, which had taken a firm hold of the minds of the common people, that souls passed from one body to another, made them more ready to adopt this groundless fancy.” [= Kita lihat juga bagaimana satu kesalahan dengan cepat menghasilkan kesalahan yang lain; karena suatu pandangan yang terbentuk sebelumnya, yang telah mencengkeram dengan teguh pikiran dari orang-orang itu, bahwa jiwa-jiwa pindah dari satu tubuh ke tubuh yang lain, membuat mereka siap untuk mengadopsi / menerima khayalan yang tak berdasar ini.].

2) Pertanyaan Yesus yang kedua.

Lukas 9: 20a: “Yesus bertanya kepada mereka: ‘Menurut kamu, siapakah Aku ini?’”.

a) Kalau tadi, Yesus menanyakan pandangan orang banyak tentang Dia, maka sekarang Ia mempribadikan pertanyaanNya, dengan menanyakan pandangan para murid itu sendiri tentang Dia.

1. Yesus mempribadikan pertanyaan yang pertama tadi.

Ini penting bagi setiap pemberita Firman Tuhan. Jangan biarkan ada ‘gap’ / ‘celah’ antara Firman Tuhan yang saudara beritakan dengan orang yang mendengar Firman Tuhan itu. Terapkanlah Firman Tuhan itu pada hidup dari para pendengar saudara!

2. ‘Menurut kamu’ (Lukas 9: 20).

Kata ‘kamu’ dalam bahasa Yunaninya ada dalam bentuk jamak. Jadi, jelas bahwa pertanyaan ini ditujukan kepada semua murid.

Yesus sudah banyak mengajar murid-murid, menunjukkan mujijat dan sebagainya, tetapi sekarang Ia memberikan pertanyaan yang begitu dasari. Ini harus ditiru oleh orang kristen / para hamba Tuhan. Jangan menganggap bahwa ‘orang kristen lama’ tidak membutuhkan pertanyaan seperti itu!

Calvin: “‘But who do you say that I am?’ Here Christ distinguishes his disciples from the rest of the crowd, to make it more fully evident that, whatever differences may exist among others, we at least ought not to be led aside from the unity of faith. They who shall honestly submit to Christ, and shall not attempt to mix with the Gospel any inventions of their own brain, will never want the true light. But here the greatest vigilance is necessary, that, though the whole world may be carried away by its own inventions, believers may continually adhere to Christ. .... Among the confused and discordant voices of the world, let this voice of Christ perpetually sound in our ears, which calls us away from unsettled and wavering men, that we may not follow the multitude, and that our faith may not be tossed about amongst the billows of contending opinions.” [= ‘Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?’ Di sini Kristus membedakan murid-muridNya dari sisa orang banyak, untuk membuat jelas sepenuhnya bahwa, apapun perbedaan yang ada di antara orang-orang lain, kita setidaknya tidak boleh disesatkan dari kesatuan iman. Mereka yang dengan jujur tunduk kepada Kristus, dan tidak berusaha untuk mencampur Injil dengan penemuan apapun dari otak mereka sendiri, tidak akan kekurangan terang yang sejati. Tetapi di sini KEWASPADAAN YANG TERBESAR DIBUTUHKAN, supaya, sekalipun seluruh dunia dibawa / dipengaruhi oleh penemuan-penemuannya sendiri, orang-orang percaya bisa terus setia / mengikuti Kristus. ... Di antara suara-suara yang bingung dan sumbang / tidak harmonis dari dunia, hendaklah suara Kristus ini terus menerus berbunyi di telinga kita, yang memanggil kita menjauhi orang-orang yang tidak teguh dan terombang-ambing, sehingga kita tidak mengikuti orang banyak, dan supaya iman kita tidak terombang-ambing di antara ombak dari pandangan-pandangan yang menentang.].

Penerapan: jangan bolos kebaktian atau Pemahaman Alkitab, biarpun hanya 1 x!

b) Jawaban murid-murid, diwakili oleh Petrus.

Lukas 9: 20b: “Jawab Petrus: ‘Mesias dari Allah.’”.

1. Perhatikan bahwa dalam bagian ini juga terjadi perbedaan-perbedaan dalam ayat-ayat yang paralel.

Matius 16:16 - ‘Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup’.

Markus 8:29 - ‘Engkau adalah Mesias’.

Lukas 9:20 - ‘Mesias dari Allah’.

Perbedaan ini bukan merupakan kontradiksi, dan perbedaan ini terjadi hanya karena masing-masing penulis hanya menuliskan sebagian dari jawaban Petrus atas pertanyaan Yesus tersebut. Mungkin Petrus menjawab secara lebih panjang lebar, tetapi masing-masing penulis hanya mencatat ringkasannya saja.

2. Dalam semua ayat-ayat dalam no 1 di atas, kata ‘Mesias’ seharusnya adalah ‘Kristus’, karena kata Yunani yang dipakai adalah KHRISTOS. Dua kata itu artinya memang sama, tetapi Mesias berasal dari bahasa Ibrani, dan Kristus berasal dari bahasa Yunani. Artinya adalah ‘yang diurapi’.

Saya tidak mengerti mengapa Lembaga Alkitab Indonesia memilih untuk menterjemahkannya sebagai ‘Mesias’, bukan ‘Kristus’.

3. Dalam Matius jawaban Petrus adalah: ‘Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup’.

a. Kata ‘hidup’ berhubungan dengan ‘Allah’, bukan dengan ‘Anak’.

NIV: ‘the Son of the living God’ [= Anak dari (Allah yang hidup)].

Allah disebut dengan istilah ‘Allah yang hidup’ untuk mengkontraskanNya dengan berhala-berhalayang mati.

b. Sebutan bahwa Yesus adalah Anak Allah menunjukkan bahwa Yesus adalah Allah, atau bahwa Yesus setingkat / setara dengan Allah.


Yohanes 5:18 - “Sebab itu orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuhNya, bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah BapaNya sendiri dan dengan demikian menyamakan diriNya dengan Allah.”.

Yohanes 10:33 - “Jawab orang-orang Yahudi itu: ‘Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau melempari Engkau, melainkan karena Engkau menghujat Allah dan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diriMu dengan Allah.’”.

Jadi, jangan mengartikan istilah ‘Anak Allah’ itu menurut pengertian orang jaman sekarang.

Calvin: “‘Thou art the Christ.’ The confession is short, but it embraces all that is contained in our salvation; for the designation Christ, or Anointed, includes both an everlasting Kingdom and an everlasting Priesthood, to reconcile us to God, and, by expiating our sins through his sacrifice, to obtain for us a perfect righteousness, and, having received us under his protection, to uphold and supply and enrich us with every description of blessings.” [= ‘Engkau adalah Kristus’. Pengakuan ini pendek, tetapi itu mencakup semua yang termasuk dalam keselamatan kita; karena nama / gelar Kristus, atau ‘yang diurapi’, mencakup baik Kerajaan kekal dan Keimaman / Imamat yang kekal, untuk mendamaikan kita dengan Allah, dan, oleh penebusan dosa-dosa kita melalui pengorbananNya, untuk mendapatkan bagi kita suatu kebenaran yang sempurna, dan, setelah menerima kita di bawah perlindunganNya, untuk menegakkan dan menyuplai kita dengan setiap gambaran dari berkat.].

Penerapan: Apakah saudara mengakui Yesus dengan pengakuan seperti ini?

III) Tanggapan Yesus terhadap pengakuan Petrus / murid-murid.

Ini hanya ada dalam Injil Matius. Matius 16:17 - “Kata Yesus kepadanya: ‘Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia [KJV: ‘flesh and blood’ (daging dan darah)] yang menyatakan itu kepadamu, melainkan BapaKu yang di sorga”.

1) Di sini Petrus disebut ‘Simon bin Yunus’.

Dalam Yohanes 21:16-17 dan Yohanes 1:42 ia disebut ‘Simon anak Yohanes’. Apakah 2 bagian ini bertentangan / kontradiksi? Sebetulnya tidak, karena dalam Mat 16:17 ini kata yang diterjemahkan ‘bin Yunus’ adalah BARIONA, dimana kata BAR berarti ‘bin’ [= anak laki-laki / putra dari], sedangkan kata IONA merupakan singkatan nama ‘Yohanes’, ayah Simon. Jadi, kata ‘Yunus’ itu sebetulnya salah terjemahan.

2) Orang bisa mengenal / percaya kepada Kristus dengan benar, hanya karena Tuhan menyatakan kepada dia! Ingatlah ini baik-baik pada waktu memberitakan Injil! Banyaklah berdoa supaya Tuhan menyatakan Yesus kepada orang-orang yang saudara injili tersebut.

Calvin: “the special illumination of God is here contrasted with ‘flesh and blood.’ Hence we infer, that the minds of men are destitute of that sagacity which is necessary for perceiving the mysteries of heavenly wisdom which are hidden in Christ; and even that all the senses of men are deficient in this respect, till God opens our eyes to perceive his glory in Christ. Let no man, therefore, in proud reliance on his own abilities, attempt to reach it, but let us humbly suffer ourselves to be inwardly taught by the Father of Lights, (James 1:17,) that his Spirit alone may enlighten our darkness. And let those who have received faith, acknowledging the blindness which was natural to them, learn to render to God the glory that is due to Him.” [= di sini pencerahan khusus dari Allah dkontraskan dengan ‘daging dan darah’. Jadi kita menyimpulkan bahwa pikiran-pikiran manusia miskin sekali tentang kecerdasan yang diperlukan untuk mengerti misteri dari hikmat surgawi yang tersembunyi dalam Kristus; dan bahkan bahwa semua pengertian / indera dari manusia kekurangan dalam hal ini, sampai Allah membuka mata kita untuk mengerti kemuliaanNya dalam Kristus. Karena itu, hendaknya tidak seorangpun, dalam kebersandaran yang sombong pada kemampuannya sendiri, mencoba untuk meraihnya, tetapi hendaklah kita dengan rendah hati membiarkan diri kita sendiri untuk diajar dari dalam oleh Bapa dari Terang (Yakobus 1:17), supaya RohNya saja yang menerangi kegelapan kita. Dan hendaklah mereka yang telah menerima iman, mengakui kebutaan yang adalah sesuatu yang alamiah bagi mereka, dan belajar untuk memberikan kepada Allah kemuliaan yang menjadi milik / hakNya.].

3) Orang yang mengenal / percaya kepada Kristus dengan benar, disebut sebagai ‘berbahagia’ / ‘diberkati’. Terjemahan sebenarnya adalah ‘blessed’ [= diberkatilah].

Kata-kata ini secara implicit mengatakan: ‘Celakalah / terkutuklah orang yang tidak percaya kepada Yesus’.


Calvin: “Christ justly pronounces him to be blessed who has honestly made such a confession. This was not spoken in a peculiar manner to Peter alone, but our Lord’s purpose was, to show in what the only happiness of the whole world consists. That every one may approach him with greater courage, we must first learn that all are by nature miserable and accursed, till they find a remedy in Christ. Next, we must add, that whoever has obtained Christ wants nothing that is necessary to perfect happiness, since we have no right to desire any thing better than the eternal glory of God, of which Christ puts us in possession.” [= Kristus dengan benar mengumumkan sebagai ‘diberkati’ dia yang telah membuat pengakuan seperti itu dengan jujur. Ini tidak diucapkan dengan cara khusus kepada Petrus saja, tetapi tujuan Tuhan kita adalah untuk menunjukkan dalam hal apa satu-satunya kebahagiaan dari seluruh dunia ada. Supaya setiap orang bisa mendekati Dia dengan keberanian yang lebih besar, kita harus pertama-tama belajar bahwa semua orang secara alamiah adalah menyedihkan dan terkutuk, sampai mereka menemukan obat dalam Kristus. Selanjutnya, kita harus menambahkan, bahwa siapapun telah mendapatkan Kristus tidak kekurangan apapun yang perlu untuk kebahagiaan yang sempurna, karena kita tidak punya hak untuk menginginkan apapun yang lebih baik dari kemuliaan kekal Allah, yang Kristus berikan sebagai milik kita.].

IV) Larangan Yesus.

Lukas 9: 21: “Lalu Yesus melarang mereka dengan keras, supaya mereka jangan memberitahukan hal itu kepada siapapun.”.

Mengapa dilarang? Ada beberapa kemungkinan:

1) Adanya pandangan yang salah dalam kalangan orang-orang Yahudi tentang Mesias, yaitu bahwa Mesias itu akan melepaskan mereka dari belenggu penjajahan Romawi.

Kalau fakta bahwa Yesus adalah Mesias itu disebar-luaskan, maka itu menyebabkan orang-orang Yahudi itu memberontak terhadap Romawi, dan ini bisa menimbulkan perang.

2) Waktunya belum tiba bagi Yesus untuk mati. Karena itu, Ia tidak mau murid-murid memberitakan diriNya sebagai Mesias, karena hal itu akan membuat orang-orang Yahudi makin membenciNya.

3) Pengertian murid-murid tentang Mesias masih sangat kurang.

Bdk. Matius 16:21-22 - “(21) Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-muridNya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga. (22) Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: ‘Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau.’”.

Jadi, terlihat bahwa pengertian salah tentang Mesias itu bukan hanya ada dalam kalangan orang-orang Yahudi, tetapi juga masih ada dalam kalangan para murid Yesus sendiri. Dengan pengertian yang sangat cacat seperti itu, mereka belum bisa memberitakan Yesus sebagai Mesias. Mereka harus belajar lebih banyak dulu, baru boleh memberitakan Yesus sebagai Mesias! Kalau saudara mau memberitakan Injil, saudara juga harus banyak belajar Firman Tuhan!

Memang jangan bersikap extrim dengan mau tahu seluruh Kitab Suci, baru mau memberitakan Injil. Tetapi setidaknya dasar-dasar kekristenan harus saudara ketahui kalau saudara mau memberitakan Injil!

Penutup / kesimpulan.

Apakah saudara sudah mempunyai pandangan dan kepercayaan yang benar tentang siapa Yesus itu?

Kalau belum, belajarlah tentang hal itu dan percayalah dengan benar.

Kalau sudah, sadarilah bahwa:

1) Saudara bisa percaya kepadaNya, karena kasih karunia Allah saja, bukan karena kebaikan saudara sendiri.

2) Saudara harus memberitakanNya kepada orang-orang lain.

Maukah saudara melakukannya? Kiranya Tuhan memberkati saudara.

-AMIN-
Next Post Previous Post