YESUS MENYEMBUHKAN ANAK YANG KERASUKAN SETAN (LUKAS 9:37-43a)

PDT. BUDI ASALI, M. DIV.
YESUS MENYEMBUHKAN ANAK YANG KERASUKAN SETAN (LUKAS 9:37-43a)YESUS MENYEMBUHKAN ANAK YANG KERASUKAN SETAN (LUKAS 9:37-43A) .Lukas 9:37-43a - “(37) Pada keesokan harinya ketika mereka turun dari gunung itu, datanglah orang banyak berbondong-bondong menemui Yesus. (38) Seorang dari orang banyak itu berseru, katanya: ‘Guru, aku memohon supaya Engkau menengok anakku, sebab ia adalah satu-satunya anakku. (39) Sewaktu-waktu ia diserang roh, lalu mendadak ia berteriak dan roh itu menggoncang-goncangkannya sehingga mulutnya berbusa. Roh itu terus saja menyiksa dia dan hampir-hampir tidak mau meninggalkannya. (40) Dan aku telah meminta kepada murid-muridMu supaya mereka mengusir roh itu, tetapi mereka tidak dapat.’ (41) Maka kata Yesus: ‘Hai kamu angkatan yang tidak percaya dan yang sesat, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu dan sabar terhadap kamu? Bawa anakmu itu kemari!’ (42) Dan ketika anak itu mendekati Yesus, setan itu membantingkannya ke tanah dan menggoncang-goncangnya. Tetapi Yesus menegor roh jahat itu dengan keras dan menyembuhkan anak itu, lalu mengembalikannya kepada ayahnya. (43a) Maka takjublah semua orang itu karena kebesaran Allah.”.

Pengantar:

Ayat-ayat paralel: Markus 9:14-29 Matius 17:14-21.

I) Dari Transfigurasi ke kerasukan setan.

Lukas 9: 37-38: “(37) Pada keesokan harinya ketika mereka turun dari gunung itu, datanglah orang banyak berbondong-bondong menemui Yesus. (38) Seorang dari orang banyak itu berseru, katanya: ‘Guru, aku memohon supaya Engkau menengok anakku, sebab ia adalah satu-satunya anakku.”.

Petrus, Yakobus dan Yohanes baru turun dari gunung dimana mereka:

1) Sendirian bersama Yesus.

2) Melihat Yesus berubah rupa.

3) Melihat Musa dan Elia.

4) Melihat awan yang terang dan mendengar suara Allah Bapa.

Pasti semua ini membuat mereka berkobar-kobar dalam iman mereka dan membuat mereka merasa makin dekat dengan Yesus. Bdk. Lukas 9:33 yang menunjukkan bahwa Petrus merasa sangat bahagia!

Tetapi, setelah mereka turun dari gunung itu, yang mereka jumpai adalah:

a) Orang yang kerasukan setan.

b) 9 murid lain yang gagal dalam menyembuhkan orang itu.

c) Orang tua yang imannya jelek.

d) Ahli-ahli Taurat (bdk. Markus 9:14) yang pasti menyerang 9 murid itu karena kegagalan mereka.

Markus 9:14 - “Ketika Yesus, Petrus, Yakobus dan Yohanes kembali pada murid-murid lain, mereka melihat orang banyak mengerumuni murid-murid itu, dan beberapa ahli Taurat sedang mempersoalkan sesuatu dengan mereka.”.

Jadi, sekarang mereka menghadapi kejadian yang sangat kontras dengan yang mereka alami di atas gunung!

Ini mempunyai kemiripan dengan pada waktu Musa turun dari gunung dimana ia bertemu dengan Allah, dan menjumpai bangsa Israel menyembah patung anak lembu (Kel 32).

Tetapi inilah hidup kristen itu! Ada saat-saat indah / luar biasa yang kita alami, mungkin dalam Saat Teduh, Kebaktian / Pemahaman Alkitab, Camp / Retreat, KKR, dsb, dimana kita merasakan:

1. Hiburan yang luar biasa dari Tuhan.

2. Cinta Tuhan kepada kita.

3. Tuhan begitu dekat dengan kita.

4. Iman kita berkobar-kobar.

5. Sukacita dan damai dari Tuhan.

6. Dan sebagainya.

Tetapi setelah itu ada saat dimana kita harus meninggalkan saat-saat indah / luar biasa itu dan ‘kembali ke dalam dunia’, dimana kita menjumpai kekacauan, problem, orang-orang yang menjengkelkan / brengsek, segala macam pekerjaan setan dan dosa! Ini bisa membuat kita kecewa dan kita mungkin menginginkan saat-saat indah itu terus menerus. Tetapi itu tidak mungkin! Itu bukan hidup kristen! Ingat bahwa kita mengalami saat-saat indah / luar biasa itu, gunanya supaya kita bisa menghadapi dunia dengan segala problem, kekacauan, pekerjaan setan dan dosa!

Kekristenan tidak mengajar kita untuk menjadi pertapa yang menyendiri untuk terus menerus menikmati saat-saat yang indah / luar biasa dengan Tuhan! Kita harus kembali ke dalam dunia! Di situlah kita harus bertugas / hidup bagi Tuhan!

Bdk. Yohanes 17:15 - “Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari pada yang jahat.”.

II) Penggambaran anak yang kerasukan setan.

Lukas 9: 39: “Sewaktu-waktu ia diserang roh, lalu mendadak ia berteriak dan roh itu menggoncang-goncangkannya sehingga mulutnya berbusa. Roh itu terus saja menyiksa dia dan hampir-hampir tidak mau meninggalkannya.”.

Sekarang, kita meninjau orang yang sakit / dirasuk setan itu.

Matius 17:15 - “katanya: ‘Tuhan, kasihanilah anakku. Ia sakit ayan dan sangat menderita. Ia sering jatuh ke dalam api dan juga sering ke dalam air.”.

RSV: ‘epileptic’ [= epilepsi].

NIV: ‘he has seizures’ [= ia mendapatkan serangan].

KJV/NASB: ‘lunatic’ [= gila].

Interlinear / Lit: ‘moonstruck’ [= kekacauan pikiran / kegilaan yang dianggap disebabkan karena pengaruh dari bulan].

Catatan: ini hanya merupakan kepercayaan orang-orang jaman itu. Tentu ini tak berarti bahwa itu merupakan kebenaran yang dipercayai / diakui oleh Alkitab. Sudah tentu ‘penyakit’ itu tak ada hubungannya dengan bulan.

Ini juga menunjukkan bahwa Alkitab memang sering menyatakan bukan sesuai dengan fakta, tetapi sesuai dengan pandangan / pengertian orang pada jaman itu.

Dari ayat-ayat berikutnya, jelas bahwa orang itu bukan sakit ayan biasa, dan juga bukan gila. Apa yang ia alami disebabkan oleh setan.

Markus 9:17-22 - “(17) Kata seorang dari orang banyak itu: ‘Guru, anakku ini kubawa kepadaMu, karena ia kerasukan roh yang membisukan dia. (18) Dan setiap kali roh itu menyerang dia, roh itu membantingkannya ke tanah; lalu mulutnya berbusa, giginya bekertakan dan tubuhnya menjadi kejang. Aku sudah meminta kepada murid-muridMu, supaya mereka mengusir roh itu, tetapi mereka tidak dapat.’ (19) Maka kata Yesus kepada mereka: ‘Hai kamu angkatan yang tidak percaya, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu? Berapa lama lagi Aku harus sabar terhadap kamu? Bawalah anak itu ke mari!’ (20) Lalu mereka membawanya kepadaNya. Waktu roh itu melihat Yesus, anak itu segera digoncang-goncangnya, dan anak itu terpelanting ke tanah dan terguling-guling, sedang mulutnya berbusa. (21) Lalu Yesus bertanya kepada ayah anak itu: ‘Sudah berapa lama ia mengalami ini?’ Jawabnya: ‘Sejak masa kecilnya. (22) Dan seringkali roh itu menyeretnya ke dalam api ataupun ke dalam air untuk membinasakannya. Sebab itu jika Engkau dapat berbuat sesuatu, tolonglah kami dan kasihanilah kami.’”.

Catatan: dari 3 Penginjil, Markus mencatat cerita ini secara paling mendetail. Adam Clarke mengatakan ini merupakan bukti bahwa Markus bukannya meringkas tulisan Matius.

Kalau kita melihat Markus 9:17,18,20,22a maka terlihat bahwa roh jahat itu:

1) Membuatnya menjadi bisu.

2) Membanting-bantingnya ke tanah, ke air dan ke api.

3) Membuat giginya bekertakan, dan mulutnya berbusa.

4) Membuat tubuhnya kejang.

5) Membuatnya terguling-guling.

Sungguh aneh bahwa dalam banyak kebaktian / persekutuan kristen jaman sekarang kita bisa menjumpai ‘orang-orang kristen’ yang mengalami hal-hal seperti itu, dan hal yang lebih mengherankan lagi adalah: banyak orang menganggap bahwa orang-orang mengalami itu karena Roh Kudus! Padahal Roh Kudus / Tuhan tidak pernah melakukan hal-hal seperti itu terhadap anak-anakNya! Setanlah yang mempunyai hobby untuk melakukan hal-hal tersebut.

Semua ini menunjukkan bahwa setan jauh lebih kuat dari kita. Tetapi, puji Tuhan, Tuhan jauh lebih kuat dari setan, dan Ia yang menahan setan sehingga tidak bisa menjadikan semua kita seperti orang dalam cerita ini!

III) Para murid tidak bisa menolong anak yang kerasukan setan itu.

Lukas 9: 40: “Dan aku telah meminta kepada murid-muridMu supaya mereka mengusir roh itu, tetapi mereka tidak dapat.’”.

Matius 17:16 - “Aku sudah membawanya kepada murid-muridMu, tetapi mereka tidak dapat menyembuhkannya.’”.

1) Dalam Matius dan Markus diceritakan tentang murid-murid yang bertanya kepada Yesus mengapa mereka tidak bisa mengusir setan itu.

Matius 17:19: “Kemudian murid-murid Yesus datang dan ketika mereka sendirian dengan Dia, bertanyalah mereka: ‘Mengapa kami tidak dapat mengusir setan itu?’”. Bdk. Markus 9:28.

a) Murid-murid merasa heran karena dulu mereka bisa mengusir setan (Matius 10:8 Markus 6:13 Lukas 9:1), tetapi sekarang tidak bisa.

Penyebabnya bukan hanya karena setan-setan mempunyai tingkat kekuatan yang berbeda-beda, tetapi juga karena kuasa yang ada pada kita bisa naik turun tergantung iman dan hubungan kita dengan Tuhan. Karena itu, sukses rohani pada satu saat, tidak boleh membuat kita bangga, sombong ataupun lalai. Kita harus makin berjuang untuk meningkatkan kerohanian kita. Kalau tidak, kesuksesan kita bisa / akan menjadi penyebab kejatuhan kita.

b) Murid-murid gagal, tetapi mereka mau introspeksi / belajar dari kegagalan mereka! Ini merupakan sesuatu yang bagus sekali! Maukah saudara menirunya kalau saudara gagal, dalam pelayanan, pemberitaan Injil, melawan setan / pencobaan / dosa dsb?

2) Jawaban Yesus.

Mat 17:20-21 - “(20) Ia berkata kepada mereka: ‘Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, - maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu. (21) [Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa dan berpuasa.]’”.

Alasan kegagalan para murid:

a) Kurang percaya (Matius 17:20). NIV: ‘little faith’ [= iman yang kecil].

Ini jelas merupakan iman yang ‘lebih kecil’ dari pada biji sesawi (Lukas 9: 20).

b) Kurang berdoa (Matius 17:21 bdk. Markus 9:29).

Mat 17:21 - “[Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa dan berpuasa.]’”.

Mark 9:29 - “JawabNya kepada mereka: ‘Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa.’”.

Dalam Mark 9:29 ini KJV menambahkan kata-kata ‘and fasting’ [= dan puasa], tetapi itu tak ada dalam terjemahan dari RSV/NIV/NASB.

KJV: ‘And he said unto them, This kind can come forth by nothing, but by prayer and fasting.’ [= Dan Ia berkata kepada mereka, Jenis ini tidak bisa keluar oleh apapun, kecuali oleh doa dan puasa.].

RSV: “And he said to them, ‘This kind cannot be driven out by anything but prayer.’” [= Dan Ia berkata kepada mereka, ‘Jenis ini tidak bisa diusir oleh apapun kecuali doa.’].

NIV: “He replied, ‘This kind can come out only by prayer.’” [= Ia menjawab, ‘Jenis ini bisa keluar hanya oleh doa.’].

NASB: “And He said to them, ‘This kind cannot come out by anything but prayer.’” [= Dan Ia berkata kepada mereka, ‘Jenis ini tidak bisa keluar oleh apapun kecuali doa.’].

Perhatikan bahwa Mat 17:21 ada dalam tanda kurung besar / tegak yang menandakan bahwa ayat itu diperdebatkan keasliannya. Tetapi Mark 9:29 tidak berada dalam tanda kurung besar / tegak, dan itu jelas asli, tetapi dalam Mark 9:29 kata ‘berpuasa’ tidak ada (kecuali dalam terjemahan KJV yang menggunakan manuscript yang lain). Ini mengajar apa?

1. Keharusan puasa bagi orang yang mau mengusir setan tidak mempunyai dasar Kitab Suci yang kuat! Satu-satunya ayat yang bisa dipakai sebagai dasar adalah Mat 17:21, dan ayat itu diperdebatkan keasliannya! JUGA PERHATIKAN BAHWA DALAM TEXT INI YESUS SENDIRI JUGA TIDAK BERPUASA SEBELUM MENGUSIR SETAN ITU!

2. Kata-kata ‘jenis ini’ menunjukkan bahwa setan ada tingkat-tingkatannya, baik dalam kekuatannya maupun dalam kejahatannya.

Bdk. Matius 12:43-45 - “(43) ‘Apabila roh jahat keluar dari manusia, iapun mengembara ke tempat-tempat yang tandus mencari perhentian. Tetapi ia tidak mendapatnya. (44) Lalu ia berkata: Aku akan kembali ke rumah yang telah kutinggalkan itu. Maka pergilah ia dan mendapati rumah itu kosong, bersih tersapu dan rapih teratur. (45) Lalu ia keluar dan mengajak TUJUH ROH LAIN YANG LEBIH JAHAT DARI PADANYA dan mereka masuk dan berdiam di situ. Maka akhirnya keadaan orang itu lebih buruk dari pada keadaannya semula. Demikian juga akan berlaku atas angkatan yang jahat ini.’”.

3. Markus 9:29 tidak boleh diartikan bahwa kalau mau mengusir setan, baru kita berdoa.

PERHATIKAN BAHWA YESUS SENDIRI TIDAK BERDOA DI SINI. Memang kalau kita mau mengusir setan kita harus berdoa. Tetapi bukan itu yang dimaksudkan di sini. Jadi artinya adalah: kita harus mempunyai disiplin rohani (khususnya dalam hal berdoa) dalam hidup kita sehari-hari, baru bisa mengusir setan jenis ini / yang kuat. Jadi jelaslah bahwa murid-murid tidak bisa mengusir setan jenis ini karena mereka kurang disiplin dalam kehidupan doa mereka.

Dua hal ini, yaitu kurang iman, dan kurang disiplin dalam kehidupan doa sehari-hari, berhubungan sangat erat. Orang yang kurang percaya, jelas akan malas berdoa! Dan sebaliknya, kalau kita malas berdoa, iman tidak akan bertumbuh!

IV) Yesus menyembuhkan anak yang kerasukan setan itu.

1) Teguran Yesus.

Lukas 9: 41: “Maka kata Yesus: ‘Hai kamu angkatan yang tidak percaya dan yang sesat, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu dan sabar terhadap kamu? Bawa anakmu itu kemari!’”.

a) “Hai kamu angkatan yang tidak percaya dan yang sesat,”.

Kata-kata ini ditujukan kepada siapa?

1. Calvin menganggap bahwa kata-kata ini ditujukan kepada ahli-ahli Taurat (bdk. Markus 9:14 yang menunjukkan adanya ahli-ahli Taurat di sana).

Alasan Calvin: Yesus tidak mungkin mengucapkan kata-kata yang begitu keras kepada orang-orang yang lemah (9 murid). Ia mengucapkan kata-kata keras kepada orang-orang yang tegar tengkuk / kurang ajar (ahli-ahli Taurat). Pada saat Yesus sedang tidak bersama mereka, rupanya para ahli Taurat itu mencobai para murid Yesus yang tersisa (9 murid), dengan menyuruh mereka menyembuhkan anak ini, dan mereka gagal. Pasti ini membuat para ahli Taurat itu mengejek mereka dan bahkan Yesusnya sendiri. Mereka membutakan diri terhadap banyak mujijat yang telah Yesus lakukan, dan hanya melihat pada satu kegagalan dari 9 murid Yesus di sini.

Calvin (tentang Matius 17:17): “it is certain that the reproof is directed, not against ignorant and weak persons, but against those who, through inveterate malice, obstinately resist God.” [= adalah pasti bahwa teguran / celaan ini ditujukan, bukan terhadap orang-orang yang tidak tahu dan lemah, tetapi terhadap mereka yang, melalui kebencian yang berurat berakar, secara tegar tengkuk / keras kepala menentang Allah.].

Kalau pandangan Calvin ini benar, maka ini mengajar kita untuk bersikap / berkata dengan cara yang berbeda terhadap orang yang lemah / tidak mengerti dan kepada orang-orang yang tegar tengkuk / kurang ajar.

Calvin (tentang Matius 17:17): “We must also observe here, that we ought to treat men in various ways, each according to his natural disposition. For, while our Lord attracts to him the teachable by the utmost mildness, supports the weak, and gently arouses even the sluggish, he does not spare those crooked serpents, on whom he perceives that no remedies can effect a cure.” [= Kita harus memperhatikan di sini, bahwa kita harus memperlakukan orang-orang dengan cara bermacam-macam, masing-masing sesuai dengan kecondongan alamiahnya. Karena, pada waktu Tuhan kita menarik kepadaNya orang-orang yang bisa diajar oleh kelembutan yang tertinggi, menopang orang-orang lemah, dan dengan lembut membangkitkan bahkan orang-orang yang malas, Ia tidak menyayangkan ular-ular yang bengkok itu, tentang siapa Ia mengerti bahwa tak ada obat bisa menghasilkan suatu kesembuhan.].

2. Mayoritas penafsir: kata-kata dalam Lukas 9: 17 ditujukan kepada semua yang hadir.

Alasannya:

a. Bdk. Markus 9:19 - ‘maka kata Yesus kepada mereka’.

KJV mengambil dari manuscripts yang berbeda dan menterjemahkan: ‘he answereth him’ [= Ia menjawab dia]. Kalau ini yang benar, maka terlihat dari kontext bahwa kata-kata itu ditujukan kepada ayah anak itu.

NIV: ‘Jesus replied -’ [= Yesus menjawab -].

RSV/NASB: ‘He answered them’ [= Ia menjawab mereka].

Manuscripts yang paling kuno tidak mengatakan ‘him’ [= dia], tetapi ‘them’ [= mereka].

b. Kata ‘angkatan’ (generation) tidak mungkin ditujukan kepada satu individu (orang tua anak) atau satu grup kecil manusia (9 murid atau ahli-ahli Taurat), tetapi pasti menunjuk kepada semua orang yang hadir.

b) “berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu dan sabar terhadap kamu?”.

Secara implicit kata-kata ini menunjukkan bahwa Yesus tidak akan terus bersama mereka untuk mengajar / menegur mereka. Ada saatnya Ia akan meninggalkan mereka. Perkataan ini perlu direnungkan oleh:

1. Orang yang sudah pergi ke gereja dan berulang-ulang mendengar Injil / panggilan Tuhan untuk percaya, tetapi tetap tidak / belum bertobat.

2. Orang kristen yang iman, kesucian, pengenalannya terhadap Tuhan tidak bertumbuh.

Betul-betul mengerikan bagi seseorang kalau ia mencapai saat dimana Tuhan kita kehilangan kesabaranNya dan meninggalkannya!

2) Yesus memerintahkan supaya anak yang kerasukan setan dibawa kepadaNya.

Luk 9:41c - “Bawa anakmu itu kemari!”.

Dalam Injil Markus, setelah kalimat itu ada Markus 9:20-24 - “(20) Lalu mereka membawanya kepadaNya. Waktu roh itu melihat Yesus, anak itu segera digoncang-goncangnya, dan anak itu terpelanting ke tanah dan terguling-guling, sedang mulutnya berbusa. (21) Lalu Yesus bertanya kepada ayah anak itu: ‘Sudah berapa lama ia mengalami ini?’ Jawabnya: ‘Sejak masa kecilnya. (22) Dan seringkali roh itu menyeretnya ke dalam api ataupun ke dalam air untuk membinasakannya. Sebab itu jika Engkau dapat berbuat sesuatu, tolonglah kami dan kasihanilah kami.’ (23) Jawab Yesus: ‘Katamu: jika Engkau dapat? Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!’ (24) Segera ayah anak itu berteriak: ‘Aku percaya. Tolonglah aku yang tidak percaya ini!’”.

Bagian ini yang akan kita bahas di sini.

a) Markus 9:20 - “Lalu mereka membawanya kepadaNya. Waktu roh itu melihat Yesus, anak itu segera digoncang-goncangnya, dan anak itu terpelanting ke tanah dan terguling-guling, sedang mulutnya berbusa.”.

Ketika roh jahat itu melihat Yesus, ia menyerang anak itu secara maximal. Ini bukan sesuatu yang mengherankan. Tiap kali seseorang dibawa kepada Kristus, jelas setan akan menyerang! Ia bisa menyerang dengan cara yang ‘halus’ ataupun ‘keras / kasar’. Karena itu:

1. Tiap kali saudara mau membawa orang kepada Yesus, doakanlah dia!

2. Kalau saudara memutuskan untuk mendekat kepada Kristus, banyaklah berdoa supaya Tuhan menguatkan saudara, karena setan pasti menyerang saudara!

b) Markus 9:21-22a - “(21) Lalu Yesus bertanya kepada ayah anak itu: ‘Sudah berapa lama ia mengalami ini?’ Jawabnya: ‘Sejak masa kecilnya. (22a) Dan seringkali roh itu menyeretnya ke dalam api ataupun ke dalam air untuk membinasakannya.”.

Ini menunjukkan bahwa ini bukan hukuman karena dosa anak itu. Sekalipun semua orang (kecuali Yesus) lahir dengan dosa asal, tetapi Tuhan sering punya alasan yang tersembunyi mengapa Ia memberikan hajaran / bencana seperti itu kepada seseorang.

Bdk. Yohanes 9:1-3 - “(1) Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya. (2) Murid-muridNya bertanya kepadaNya: ‘Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?’ (3) Jawab Yesus: ‘Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia.”.

c) Mark 9:22b - “Sebab itu jika Engkau dapat berbuat sesuatu, tolonglah kami dan kasihanilah kami.’”.

Kata-kata ‘jika Engkau dapat’ menunjukkan iman yang jelek! Calvin mengatakan orang ini menganggap Yesus tidak lebih dari orang-orang / nabi yang lain.

Bandingkan dengan Markus 1:40 - “Seorang yang sakit kusta datang kepada Yesus, dan sambil berlutut di hadapanNya ia memohon bantuanNya, katanya: ‘Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku.’”. Ini iman yang benar.

d) Markus 9:23 - “Jawab Yesus: ‘Katamu: jika Engkau dapat? Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!”.

Ini menunjukkan bahwa iman sering mempunyai peranan besar dalam hal pengabulan doa.

Bdk. Matius 17:19-20 - “(19) Kemudian murid-murid Yesus datang dan ketika mereka sendirian dengan Dia, bertanyalah mereka: ‘Mengapa kami tidak dapat mengusir setan itu?’ (20) Ia berkata kepada mereka: ‘Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, - maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu.”.

Bdk. Matius 13:58 - “Dan karena ketidakpercayaan mereka, tidak banyak mujizat diadakanNya di situ.”.

Calvin mengatakan bahwa pemindahan gunung (Mat 17:20) jelas merupakan ungkapan yang bersifat hyperbole. Ini bahkan tak berarti bahwa Allah akan mengabulkan apapun yang kita minta. Dan karena tak ada apapun yang lebih bertentangan dengan iman dari pada permintaan / keinginan yang bodoh dari daging kita, maka mereka yang beriman tidak akan menginginkan segala sesuatu tanpa pembedaan, tetapi hanya hal-hal yang Tuhan janjikan untuk berikan.

Calvin juga mengatakan bahwa kata-kata Yesus dalam Markus 9:23 ini tidak berarti bahwa seseorang bisa percaya dari dirinya sendiri. Kata-kata ini hanya menunjukkan bahwa yang harus disalahkan dalam kasus ini bukanlah kuasa Allah, tetapi ketidak-percayaan mereka.

Tetapi bagaimanapun iman tidak bisa dimutlakkan. Kita tidak boleh mengatakan bahwa kalau tidak ada iman (atau kurang iman), maka doa tak mungkin dikabulkan (misalnya seperti dalam kasus ini). Kita juga tidak boleh mengatakan bahwa kalau ada iman, doa pasti dikabulkan.


Misalnya dalam kasus kebangkitan / pembangkitan Lazarus (Yoh 11) tidak ada siapapun, baik murid-murid Yesus, Maria dan Marta, apalagi Lazarusnya sendiri yang mati, yang mempunyai iman bahwa Lazarus akan dibangkitkan, tetapi toh Yesus membangkitkan dia!

d) Markus 9:24 - “Segera ayah anak itu berteriak: ‘Aku percaya. Tolonglah aku yang tidak percaya ini!”.

1. Ini bukan kontradiksi! Orang itu percaya, tetapi ia juga sadar bahwa imannya tidak sempurna (‘iman’ di sini bukan menunjuk pada ‘saving faith’ / ‘iman yang menyelamatkan’, tetapi pada ‘iman mujijat / iman pada waktu berdoa’).

Tetapi sekalipun imannya tidak sempurna, doanya toh dikabulkan. Tuhan tidak menuntut iman yang sempurna (awas, jangan menerapkan ini dalam persoalan ‘saving faith’ / ‘iman yang menyelamatkan’)! Jadi, kalau bisa berdoalah dengan iman, tetapi kalau tidak bisa, sekalipun saudara ragu-ragu, tetaplah berdoa!

2. Orang itu mempunyai keragu-raguan. Tetapi bagusnya adalah: ia dengan tulus menyatakan hal itu kepada Tuhan dan ia minta tolong kepada Tuhan tentang keragu-raguannya itu. Kalau saudara berdoa, berdoalah DENGAN TULUS / JUJUR! Jangan mengatakan kepada Tuhan bahwa saudara percaya, kalau sebetulnya saudara ragu-ragu / tidak percaya.

3) Yesus menyembuhkan anak yang kerasukan setan itu.

Lukas 9: 42: “Dan ketika anak itu mendekati Yesus, setan itu membantingkannya ke tanah dan menggoncang-goncangnya. Tetapi Yesus menegor roh jahat itu dengan keras dan menyembuhkan anak itu, lalu mengembalikannya kepada ayahnya.”.

Markus 9:25-27 - “(25) Ketika Yesus melihat orang banyak makin datang berkerumun, Ia menegor roh jahat itu dengan keras, kataNya: ‘Hai kau roh yang menyebabkan orang menjadi bisu dan tuli, Aku memerintahkan engkau, keluarlah dari pada anak ini DAN JANGAN MEMASUKINYA LAGI!’ (26) Lalu keluarlah roh itu sambil berteriak dan menggoncang-goncang anak itu dengan hebatnya. Anak itu kelihatannya seperti orang mati, sehingga banyak orang yang berkata: ‘Ia sudah mati.’ (27) Tetapi Yesus memegang tangan anak itu dan membangunkannya, lalu ia bangkit sendiri.”.

a) Yesus menegur roh jahat / setan itu dengan keras.

Yang dimaksud dengan kata-kata ‘dengan keras’ di sini, bukanlah volume suara Yesus. Tetapi tegurannya yang keras. Bdk. NIV: ‘But Jesus rebuked the evil spirit’ [= Tetapi Yesus memarahi / menegur roh jahat itu].

Penerapan: dalam berdoa, menyampaikan Firman Tuhan, mengusir setan, yang penting bukanlah suara yang volumenya keras, tetapi iman / kuasa dari Tuhan!

b) Yesus melarang roh itu untuk kembali.

Markus 9:25b - “dan jangan memasukinya lagi!’”.

The Biblical Illustrator (tentang Lukas 9:37-43) mengutip kata-kata Spurgeon: “This cure was perfected at once, and it remained with the youth. The Saviour’s cures endure the test of years. ‘Enter no more into him’ preserved the young man by a life-long word of power. I never dare to preach to anybody a temporary salvation.” [= Penyembuhan ini disempurnakan seketika, dan itu tetap ada dengan anak muda itu. Penyembuhan-penyembuhan sang Juruselamat bertahan terhadap ujian dari tahun-tahun. ‘Jangan memasukinya lagi’ menjaga dengan aman orang muda itu oleh suatu kata / firman berkuasa yang berlaku seumur hidup. SAYA TIDAK PERNAH BERANI MENGKHOTBAHKAN SUATU KESELAMATAN YANG BERSIFAT SEMENTARA.].

V) Peristiwa itu memuliakan Allah.

Lukas 9: 43a: “Maka takjublah semua orang itu karena kebesaran Allah.”.

Apapun yang kita lakukan seharusnya mempunyai hal ini sebagai tujuan.

1Korintus 10:31 - “Aku menjawab: Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah.”.

-AMIN-
Next Post Previous Post