TAFSIRAN ARTI MENJADI GARAM DUNIA (MATIUS 5:13)

Pdt.Budi Asali, M.Div.
ARTI MENJADI GARAM DUNIA (MATIUS 5:13)Matius 5:13 -Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.

Pengantar:
Kalau kita melihat Kejadian 1:4,12,18,21,25 maka kita melihat bahwa pada saat penciptaan, dunia dan segala isinya, dikatakan ‘baik’. Dan untuk manusianya dikatakan ‘sungguh amat baik’(Kejadian 1:31). Tetapi masuknya dosa ke dalam dunia (Kejadian 3) menyebabkan sekarang:

· dunia ini penuh dengan orang yang tidak mengenal Allah atau tidak peduli kepada Allah.

· dunia ini penuh dengan dosa dan moral yang bejad.

· dunia ini sedang menuju penghukuman Allah yang kekal / neraka.

Dalam dunia yang seperti inilah Tuhan Yesus menyuruh kita menjadi Garam dunia dan Terang dunia.

I) Garam dunia.

Kalau kita digambarkan sebagai garam dunia itu tidak berarti bahwa kita harus sama dengan garam dalam segala hal. Ini sama seperti kalau saudara mengatakan kepada seseorang ‘kamu itu seperti babi’. Tentu saudara hanya menyamakan dia dengan babi dalam hal-hal tertentu, bukan dalam segala sesuatu. 

Demikian juga kalau kita digambarkan sebagai garam. Jangan mengambil persamaan yang salah, yang bertentangan dengan ayat-ayat lain dalam Kitab Suci, misalnya: 
garam larut kalau kena air, jadi kalau hujan kita boleh bolos ke gereja. 
kalau makanan terlalu banyak garam rasanya jadi tidak enak, jadi sebaiknya dunia ini jangan terlalu banyak orang kristen. 

Lalu dalam hal apa kita harus sama seperti garam dunia?

1) Garam berfungsi untuk mengawetkan / mencegah kebusukan.

Pada jaman dimana belum ada kulkas / freezer, maka garam penting sekali baik bagi pemburu maupun nelayan untuk mengawetkan daging binatang buruan / ikan, karena garam bisa mencegah pembusukan.

Jadi kalau dikatakan bahwa kita adalah garam dunia, maka artinya adalah bahwa kita harus mencegah dunia dari kebusukan rohani.

Kita bisa melakukan hal itu dengan memberitakan Injil kepada dunia. Dan Pemberitaan Injil itu harus disertai dengan kesaksian hidup yang baik dan dengan doa. Tujuannya adalah membawa orang kepada Kristus, karena Kristus adalah satu-satunya jalan ke surga (Yohanes 14:6 Kisah Para Rasul 4:12 1Yohanes 5:11-12).

Saya ingin tekankan tentang ‘memberitakan Injil’. Apa artinya?

Arti yang salah:

· Social Gospel (= Injil Sosial). Ini banyak dalam kalangan gereja Protestan, dimana aktivitas pemberitaan Injil dilakukan dengan mengunjungi tempat-tempat yang dilanda bencana alam, yatim piatu, dsb, dan apa yang mereka lakukan di sana hanyalah memberikan bantuan sosial. Orang-orang yang dibantu senang, tetapi tetap tidak bisa mengenal Kristus, dan akan masuk ke neraka pada saat mereka mati.

· Yesus ditekankan sebagai pemberi berkat jasmani, penyembuh, pembuat mujijat, penolong dalam kesukaran duniawi. Ini banyak dalam kalangan Pentakosta / Kharismatik.

Memberitakan Injil yang benar, mencakup hal-hal ini:

a) Menyatakan dosa.

b) Menyatakan keadilan Allah / hukuman dosa, khususnya neraka.

c) Memberitakan Yesus sebagai Allah yang menjadi manusia, yang lalu mati di salib sebagai pengganti manusia berdosa / untuk memikul hukuman manusia berdosa.

d) Mendorong orang itu untuk mau percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya.

e) Menjelaskan hubungan iman dengan pertobatan dari dosa.

Kalau kita memberitakan Injil dan orang yang kita injili itu mau datang kepada Kristus, maka ia akan dicegah dari pembusukan.

Contoh:

¨ dulu Saulus adalah orang yang sedang membusuk. Tetapi setelah bertobat, ia menjadi Paulus, orang yang hidup bagi Tuhan dan berguna untuk Tuhan.

¨ ada cerita tentang seorang pemabuk yang bertobat. Lalu temannya mengejek dia dengan bertanya: ‘Apa betul Yesus bisa mengubah air menjadi anggur?’. Orang itu menjawab: ‘Aku tidak tahu apakah Yesus mengubah air menjadi anggur atau tidak, tetapi di rumahku Yesus mengubah bir menjadi perabot rumah tangga’.

2) Garam mengenakkan makanan.

Bagaimanapun pandainya seseorang memasak, kalau tidak ada garam, makanan menjadi hambar dan tidak enak. Jadi, garam mengenakkan makanan.

Kita adalah garam dunia; artinya kehadiran kita harus mengenakkan orang-orang di sekitar kita. Mereka harus merasa senang dengan kehadiran kita. Ini bisa kita lakukan dengan:

· mengasihi / menolong orang-orang di sekitar kita.

· mentaati dan menghormati orang tua.

· menghibur orang yang kesusahan.

Tetapi ini ada batasnya, yaitu kita tidak boleh melakukan sesuatu yang menyenangkan orang tetapi bertentangan dengan Firman Tuhan.

Contoh:

¨ mengantar orang ke dukun.

¨ memberi tahu waktu ulangan.

¨ membelikan orang rokok.

Hal lain yang harus kita ingat adalah bahwa hidup orang Kristen yang bagaimanapun baiknya tidak selalu menyenangkan orang dunia. Tuhan Yesus sendiri, yang hidupnya suci murni dan penuh kasih, tidak disenangi oleh banyak orang. Pada waktu kita memberitakan Injil, menegur dosa dan sebagainya, kita bisa mendapatkan permusuhan / kebencian (bdk. Galatia 4:16 1Petrus 3:13-14).

3) Garam mempengaruhi, bukan dipengaruhi.

Kalau garam dimasukkan ke dalam makanan, garam menjadikan makanan itu asin, Jadi garam mempengaruhi makanan. Karena itu, kalau kita adalah garam dunia, maka kita harus mempengaruhi orang dunia, dan bukan sebaliknya, orang dunia yang mempengaruhi kita (bdk. Roma 12:2). Apakah saudara mempengaruhi dunia atau dipengaruhi oleh orang dunia?

Misalnya:

· dalam soal rokok, minuman keras, ecstasy dan sebagainya, apakah saudara berani berkata ‘tidak!’ kalau ditawari?

· kalau saudara diajak berzinah, apakah saudara bisa menolak dengan tegas?

· kalau teman-teman di sekolah semua ngerpek / nyontek, dan saudara diajak, bisakah saudara menolak?

· kalau dunia menggunakan ‘jam karet’ / suka datang terlambat, apakah saudara juga demikian?

Sebaliknya, apakah saudara bisa mempengaruhi orang-orang di sekitar saudara dalam hal:

¨ pergi ke gereja, membaca / belajar Firman Tuhan, berdoa, melayani Tuhan?

¨ berbuat baik, seperti menolong orang?

¨ rajin belajar / bekerja dengan baik?

¨ ketundukan / hormat kepada orang tua, kesetiaan kepada istri / suami?

Kalau ketiga hal tersebut di atas tidak ada di dalam hidup kita, kita menjadi garam yang tawar, yang tidak berguna (Matius 5: 13).

Catatan: Stott dan Hendriksen mengatakan bahwa garam memang bisa menjadi tawar, kalau tercampur zat-zat lain.

Catatan: Mattew Henry, Kamu adalah garam dunia. Kata-kata ini akan mendorong dan menyokong mereka saat mengalami penderitaan, agar, sekalipun diperlakukan hina, mereka harus tetap menjadi berkat bagi dunia, lebih-lebih ketika sedang di tengah-tengah penderitaan. Para nabi yang ada sebelum mereka adalah garam bagi tanah Kanaan, tetapi para rasul adalah garam bagi seluruh bumi, sebab mereka harus pergi ke seluruh dunia untuk memberitakan Injil. Tampaknya mereka berkecil hati karena jumlah mereka begitu sedikit dan lemah.

Apa yang mampu mereka lakukan di kawasan yang begitu luas seperti seluruh muka bumi ini? Tidak ada, jika mereka harus bekerja dengan menggunakan kekuatan senjata dan pedang semata. Namun, dengan bekerja tanpa suara seperti garam, maka segenggam garam itu akan menyebarkan rasanya ke mana-mana, menjangkau daerah yang luas, dan bekerja tanpa terasa dan tanpa penolakan seperti bekerjanya ragi. Pengajaran Injil itu seperti garam, yang menembus, cepat dan sangat kuat (Ibrani 4:12). Ia menjangkau hati (Kisah Para Rasul 2:37).

Ia membersihkan, mengharumkan, dan mengawetkan supaya tidak busuk. Kita membaca mengenai keharuman pengenalan akan Kristus (2Korintus 2:14), sebab selain pengenalan akan Kristus, pengetahuan lainnya hanyalah hambar saja rasanya. Perjanjian yang kekal disebut perjanjian garam (Bilangan 18:19), dan Injil itu sendiri adalah Injil yang kekal. Garam merupakan syarat dalam semua korban persembahan (Imamat 2:13), juga dalam Bait Suci Yehezkiel (Yehezkiel 43:24). Sekarang, setelah belajar sendiri tentang pengajaran Injil dan diutus untuk mengajarkannya kepada orang lain, murid-murid Kristus menjadi seperti garam. Perhatikanlah, orang-orang Kristen, terutama para pelayan Tuhan, adalah garam dunia.

Ringkasan: 

1.Kamu adalah garam dunia, kata-kata ini mendorong dan menyokong kita untuk tetap menjadi berkat bagi dunia ditengah-tengah sedang menderita.

2.Perhatikanlah, orang-orang kristen, terutama para pelayan Tuhan, adalah garam dunia.

-AMIN_
Next Post Previous Post