FENOMENA MINYAK URAPAN: TAHAYUL, KEBODOHAN ATAU KERAMAT

FENOMENA MINYAK URAPAN: TAHAYUL, KEBODOHAN ATAU KERAMAT
FENOMENA MINYAK URAPAN: TAHAYUL, KEBODOHAN ATAU KERAMAT. Sebuah pertanyaan yang sepertinya sangat sederhana, namun sebenarnya penting untuk saya jawab dalam kesempatan ini. Fenomena minyak urapan telah menjadi sebuah tren yang digandrungi dan disukai oleh banyak orang Kristen hari ini. 

Di tengah-tengah berbagai persoalan hidup, himpitan dan tantangan yang berat, manusia termasuk orang Kristen mencoba mencari jawaban dan jalan keluar atas dan dari berbagai masalah hidupnya. 

Kalau bisa, jawaban dan jalan keluar yang cepat dan instan. Sakit cepat sembuh, kuasa gelap cepat enyah, masalah ekonomi dengan cepat terselesaikan. Di sisi yang lain jemaat yang sangat minim memahami Alkitab apalagi membaca Alkitab, dengan gampang ikut terseret dengan berbagai tawaran dan iming-iming jawaban atau solusi atas berbagai masalah hidup yang ditawarkan oleh para dukun rohani yang menyebut dirinya para pendeta bahkan memakai julukan yang lebih keren rasul atau nabi masa kini.

Nah, salah satu jawaban yang paling populer dan digandrungi jemaat tua muda hari ini adalah minyak urapan. Konon, minyak urapan memiliki khasiat yang luar biasa. Minyak urapan yang bahannya adalah minyak zaitun itu, diyakini bisa menyembuhkan berbagai penyakit. Asal dioleskan saja di bagian tubuh yang sakit dengan diselingi doa maka penyakitnya pasti sembuh. Sembuhnyapun akan sangat cepat. Jadi cepat manjur alias cespleng. 

Minyak urapan juga konon diyakini memiliki khasiat membawa rejeki. Caranya, kalau dibawa ke mana-mana selalu mendatangkan hoki kalau berbisnis. Minyak urapan juga diyakini akan menjadikan wajah kita makin cantik, ganteng sehingga memancarkan kemuliaan Allah kalau dioleskan di wajah. 

Kalau dioleskan di tangan dan kaki akan akan membuat kulit bersinar dan membuat kulit kita makin halus. Cocok dipakai oleh orang-orang tua, supaya makin awet muda. Apalagi bagi mereka yang masih mencari jodoh, cukup membawa sebotol kecil minyak urapan, kalau ada kesempatan oleskanlah di wajah maka, jodoh akan dengan cepat di dapatkan. 

Kalau anda takut rumah anda hantu atau kuasa gelap, cukup oleskan di pintu dan di tiang pintu rumah, maka hantu akan lari ketakutan, melihat minyak urapan itu. Contoh-contoh yang saya uraikan di atas hanya sebagian kecil saja dari hasil survey wawancara yang saya lakukan selama beberapa bulan belakangan ini. Sebuah keyakinan yang fantastis bukan.

Sekarang mari kita membaca apa yang Alkitab katakan, bukan apa yang manusia katakan. Bukan apa pendapat orang. Kalau kita masih percaya bahwa Alkitab adalah dasar dan pedoman hidup kita, maka mari kita bertanya kepada Alkitab apa itu minyak urapan dan bagaimana kita menyikapinya. Kecuali, kalau kita sudah tidak percaya lagi kepada Alkitab. 

Kalau kita sudah tidak lagi mempercayai kata-kata Allah didalam FirmanNya sehingga kita sekarang lebih percaya apa yang dikatakan para dukun atau para pendeta yang memanfaatkan ketidaktahuan atau keragu-raguan kita pada Allah dan Firman-Nya dan berpindah kepada dongeng, tahayul, ajaran nenek-nenek tua. 

Firman Tuhan katakan “karena akan datang waktunya orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng.” (2 Timotius 4:4). Bukankah hari ini orang lebih senang dengan khotbah atau ajaran yang lebih banyak pengalaman dan kesaksian ketimbang mendengar Firman Tuhan? Kesaksian dan pengalaman orang lebih menarik untuk ditiru, ketimbang belajar Firman Tuhan.

Seseorang pernah bersaksi di depan jemaat, bahwa suatu hari, rumahnya kemasukan pencuri, tetapi karena di ruang tamu rumahnya ada “gambar Yesus”, pencuri batal masuk dan tidak jadi mencuri di rumah itu. Orang yang bersaksi itu meyakini bahwa gambar Yesus yang dipajang di ruang tamunya itulah yang mengusir para pencuri. 

Dalam beberapa hari saja, ratusan jemaat yang mendengar kesaksian itu berbondong-bondong membeli gambar Tuhan Yesus dan memasangnya di setiap ruangan rumah mereka. Uniknya, ada jemaat yang tetap kebobolan dan mengeluh mengapa sudah pasang gambar Yesus di sana-sini tetap saja kemalingan. 

Maka ada jemaat yang mulai menafsir, mungkin gambar Yesus yang dipajang bukan gambar Yesus yang berambut panjang. Mungkin yang dipajang di rumahnya, gambar Yesus yang berambut pendek. Maka dengan cepat jemaat ini mengganti semua lukisan “gambar Yesus yang berambut panjang di rumahnya” dan membeli lukisan Yesus dengan rambut pendek yang baru dan menggantung di dinding tiap ruangan rumahnya. Yang ironis, lukisan atau gambar itu dibeli dari orang yang menyarankan untuk membeli lukisan Yesus berambut panjang itu.

Begitu pula halnya dengan minyak urapan. Khasiat minyak urapan adalah sebuah fenomena yang menarik hati. Ada orang yang sampai ceria, minyak urapan dari Mesir lebih mujarab dibandingkan dengan minyak urapan dari Palestina, maka orangpun berduyun-duyun datang bila ada iklan penyembuhan dengan minyak urapan dari Mesir. Sekarang saya akan menguraikan apa yang Alkitab katakan tentang minyak urapan.

Minyak urapan adalah salah satu minyak penting dalam adat istiadat orang Israel. Secara khusus dalam peribadatan Israel. Alkitab menjelaskan bahwa minyak untuk urapan hanya dipakai ketika mengurapi seorang raja atau seorang imam dalam bait suci (Keluaran 29:7; 1 Samuel 10:1; 1 Samuel 16:13; Mazmur 133;2). Minyak urapan juga dipakai untuk mengurapi kemah pertemuan dan tabut Tuhan (Keluaran 30:2). 

Tidak ada dalam Alkitab yang mengatakan bahwa minyak urapan untuk keperluan lain selain untuk hal itu. Minyak urapan adalah minyak yang khusus bagi orang yang bertugas bagi Tuhan secara khusus. Secara asasi pengurapan adalah tindakan Allah (1Samuel 10:1) karena itu istilah “diurapi” dapat berarti sudah menerima karunia ilahi (Mazmur 23:5, 29:10) atau sudah diberi tempat atau fungsi yang istimewa dalam rencana Allah, sehingga orang tersebut melayani Tuhan secara khusus di dalam Tuhan. 

Jadi istilah minyak urapan yang dipakai untuk orang sakit atau saat sakit atau untuk mengusir hantu atau untuk dapat jodoh sangat tidak tepat dan tidak alkitabiah. Minyak urapan adalah untuk mereka yang dipanggail dan diutus Allah melayani Dia. 

Minyak untuk urapan terdiri dari minyak zaitun, mur, kayu manis, calmamus latin, sejenis gelagah, kayu teja, bahan-bahan padat yang mungkin ditumbuk menjadi bubuk dan dimasak dalam minyak zaitun (Keluaran 30:23-25). Ramuan minyak urapan buat imam dan raja dilarang keras bagi orang yang tidak berkepentingan. Hukumannya sangat berat (Keluaran 30:38).

Selain minyak urapan, orang Israel juga memakai minyak untuk keperluan sehari-hari. Minyak dipakai saat orang Israel memberikan persembahan. Tanpa minyak, sulit kurban-kurban ternak mereka bisa dibakar atau dipersembahkan (Keluaran 22:29). Minyak juga untuk lampu rumah Tuhan (Keluaran 25:6). Minyak juga dipakai untuk mengolah makanan di Israel (1 raja-raja 17:12-16). 

Minyak juga dipakai sebagai obat untuk menyembuhkan luka-luka (Yesaya 1:6, Markus 6:13, Lukas 10:34; Yakobus 5:14). Sama seperti minyak gosok yang umum kita pakai, minyak seperti ini juga berfungsi bagi penyembuhan maupun juga bagi kesehatan. 

Minyak juga dipakai sebagai wangi-wangian ketika mereka pergi ke pesta (Matius 6:17; Lukas 7:46). Minyak juga dipakai untuk berbagai keperluan ini adalah minyak zaitun. Tetapi ingat, bahwa minyak zaitun ini bukanlah minyak urapan. Sekali lagi ini bukan minyak untuk pengurapan. Ini adalah minyak yang biasanya dipakai seperti minyak-minyak pada umumnya. Jadi tidak wajib dan juga tidak ada nilai magis atau tahayul di dalamnya. 

Kalau minyak dipakai untuk pengobatan tidak masalah, misalnya minyak gosok cap lang. Saya pikir minyak kayu putih lebih berkhasiat dibandingkan dengan minyak zaitun kalau anda masuk angin. Tetapi kalau kita berkata, minyak zaitun lebih ces pleng, karena diperintahkan Tuhan dan hanya dengan minyak zaitun masuk angin hilang, ini yang menyesatkan! Apalagi kalau anda mengoleskannya di pintu rumah untuk mengusir setan. Ini jelas tahayul. Sama sekali tidak ada landasan Alkitabnya. 

Minyak untuk urapan memakai bahan yang sama dengan minyak untuk kesehatan atau pengobatan yakni minyak zaitun. Sekalipun minyak urapan masih perlu di ramu dengan campuran-campuran minyak-minyak lain. Tetapi jelas bahwa yang disebut minyak urapan adalah bukan bertujuan untuk hal-hal di luar ritual keagamaan dan kenegaraan yakni pelantikan imam, raja dan juga penahbisan bait suci. Maksud saya begini. 

Mungkin saja ada orang berkata demikian, “Pak, itu kan hanya istilah atau sebutan saja. Toh, minyak urapan dan minyak untuk keperluan sehari-hari bahannya sama. Jadi kalau saya mengoleskan minyak zaitun untuk keperluan apapun dengan mengatakan bahwa itu minyak urapan, kan tidak apa-apa?” Saya jawab pertanyaan ini dengan dua argumen, bahwa ini menyesatkan.

Pertama, minyak untuk urapan, sekali lagi bahannya tidak hanya minyak zaitun saja. Minyak urapan terdiri dari campuran bahan-bahan yang diolah menjadi minyak yang digunakan untuk mengurapi orang-orang dengan tugas tertentu dan khusus. Jadi dari bahannya saja sudah berbeda.

Kedua, berkaitan dengan nama. Nama suatu benda sangat penting, menunjuk pada fungsi, kualitas, asal muasal, karakteristik dari benda atau zat tersebut. Jadi sekalipun bahannya sama, tetapi kalau namanya sudah berbeda, maka cara pandang orang dan penghargaan orang terhadap benda tersebut sudah sangat berbeda bukan.

Saya beri contoh sederhana. Misalnya kalau anda misalnya diberi dua botol minuman anggur. Yang sate bermerek Mesir sedangkan yang sate bermerek Israel. Sekalipun sama-sama anggurnya, tetapi cara pandangnya beda terhadap kedua anggur itu bukan? Anda pasti akan dipengaruhi oleh banyak hal untuk menjatuhkan pilihan terhadap anggur Mesir atau Israel. Anda tidak akan dengan cepat atau serampangan menjatuhkan pilihan untuk mengambil minuman Mesir atau Israel itu. 

Sekalipun sama-sama diproduksi di Mesir, karena yang satu mendapat mendapatkan lisensi dari Israel, tetapi karena mereknya atau namanya lain anda akan berhati-hati menjatuhkan pilihan bukan? Jadi nama itu sangat penting. Sebutan terhadap sesuatu itu sangat penting. Minyak urapan juga demikian, sekalipun sama-sama dari minyak zaitun, namun cara pandang kita terhadapnya sudah jelas berbeda. Fungsinya beda, nilainyapun berbeda.

Saya akan menguraikan ini lebih dalam lagi. Kehidupan manusia, utamanya orang Timur masih banyak dipengaruhi oleh Tahayul, kepercayaan animis dan dinamis, di mana manusia masih percaya dan mempercayakan diri kepada benda-benda tertenu yang dianggap keramat dan sakti yang dianggap mampu menjawab persoalan-persoalan kemanusiaan. Nah, diakui atau tidak, kita dengan masa lalu kita sebelum menjadi Kristen banyak dipengaruhi oleh tahayul dan kepercayaan-kepercayaan magis semacam ini. 

Maka, ketika kita menjadi Kristen tahayulnya masih ada, tetapi di-‘bungkus’ dengan embel-embel kekristenan. Yang tahayul dikristenkan atau dirohanikan. Misalnya, dulu sebelum menjadi Kristen kalau sakit, keris sakti diletakkan di dekat kepala si sakit dan diyakini akan memberi kesembuhan. 

Sekarang setelah menjadi Kristen, kalau sakit, bukan keris yang ditaruh di samping kepala si sakit, tetapi Alkitab. Alkitab kalau diletakkan di samping kepala si sakit diyakini akan memberikan kesembuhan. Alasannya, dalam Alkitab tidak ada sebutan keris. Jadi keris diganti dengan Alkitab. Jadi, masalahnya tetap sama saja. Sebelum dan sesudah menjadi Kristen, masih percaya dan dikuasai oleh tahayul, dongeng-dongeng nenek tua dan kepercayaan animisme dan dinamisme.


Masalahnya, kita sering mencoba me-rasionalkan atau membuat sesuatu yang sebenarnya tahayul menjadi masuk akal dan kemudian kita sejahtera memiliki, menyimpan atau mempercayai benda-benda “sakti” itu. Misalnya minyak urapan. Sudah jelas bahwa minyak urapan bukan untuk dapat jodoh, bukan untuk tambah rejeki dan bukan untuk mempercantik diri atau untuk kesembuhan. Namun kita masih memberikan berbagai argumen yang kelihatannya masuk akal. 

Kita berkata, apa salahnya saya simpan di saku celana. Toh… minyak ini sama dengan minyak yang lain seperti minyak gosok cap lang. Jadi kalau saya simpanpun kan tidak apa-apa? Apa salahnya kalau saya simpan minyak ini dan saya bawa ke mana-mana, supaya suatu saat saya perlukan dan kemudian saya oleskan di bagian tertentu di tubuh supaya tubuh saya mengeluarkan aroma yang harum. 

Apa itu dosa? Jawabannya tidak. Kalau anda pakai minyak itu sewajarnya, tidak apa-apa. Minyak zaitun memang harum, bisa dipakai untuk massage, bisa dipakai sebagai parfum dan seterusnya. Namun, kalau minyak zaitun untuk mengusir setan, untuk mendapat jodoh, untuk dapat rejeki, untuk dilindungi dari orang jahat, ini tidak wajar. Ini jelas sudah tahayul, menyesatkan dan kalau saya sebut sebagai sebuah kebodohan. 

Lebih-lebih lagi, kalau anda merasa “wajib” membawa minyak itu ke mana-mana. Kalau tidak membawa ke mana-mana rasanya hati anda tidak sejahtera. Kalau sudah demikian, bertobatlah. Minyak zaitun itu sudah menjadi berhala anda (Keluaran 20:4-5).FENOMENA MINYAK URAPAN: TAHAYUL, KEBODOHAN ATAU KERAMAT.
Next Post Previous Post