YAKOBUS 1:19-25 (FIRMAN TUHAN: MENGISI DIRI DAN MENTAATI)
Pdt.Budi Asali, M.Div.
Pendahuluan:
Yang dimaksud dengan ‘kebenaran’ tentu saja adalah Firman Tuhan.
Yohanes 17:17 - “Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firmanMu adalah kebenaran”.
Dan yang dimaksud dengan ‘diubah’ tentu adalah ‘diubah ke arah yang positif’.
Bahwa Firman Tuhan memang berguna untuk hal tersebut, bisa kita lihat dari ayat-ayat ini:
1. Yohanes 15:3 - “Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu”.
2. Mazmur 119:9 - “Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firmanMu”.
3. Yeremia 23:29 - “Bukankah firmanKu seperti api, demikianlah firman TUHAN dan seperti palu yang menghancurkan bukit batu?”.
Apa yang harus kita lakukan dengan Firman Tuhan supaya Firman Tuhan itu bisa mengubahkan hidup kita ke arah yang positif?
I) Kita harus mengisi diri kita dengan Firman Tuhan.
1) Mendengar Firman Tuhan.
Yakobus 1:19 - “Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah”.
a) Yang dimaksud dengan ‘cepat mendengar’, adalah ‘cepat mendengar Firman’, bukan cepat mendengar gossip, fitnah, rahasia orang, omongan cabul, dan sebagainya. Ini bisa melalui khotbah di kebaktian, Pemahaman Alkitab, seminar, camp / retreat, cassette, dan sebagainya.
b) Sekalipun kita harus cepat mendengar Firman, itu tidak berarti bahwa kita harus cepat mendengar seadanya khotbah, karena ada banyak khotbah yang sebetulnya bukanlah Firman Tuhan! Orang kristen harus membedakan antara khotbah dan Firman, karena pada jaman sekarang ada banyak sekali khotbah yang hanya dipenuhi dengan lelucon, kesaksian, cerita, dan sebagainya, yang sama sekali tidak menjelaskan Firman! Juga banyak khotbah yang sama sekali tidak didasarkan atas Firman, tetapi hanya didasarkan atas illustrasi, pengalaman, dan sebagainya. Khotbah yang semacam itu tentu bukan Firman Tuhan! Kita harus selektif, bukan berdasarkan pengkhotbahnya, tetapi berdasarkan beritanya. Ahli Taurat / orang Farisipun harus didengarkan kalau beritanya benar (Mat 23:1-3), dan sebaliknya, orang yang bisa melakukan mujijat / rasul / malaikatpun tidak perlu dipedulikan kalau beritanya salah (Ulangan 13:1-5 Kis 17:11 Galatia 1:6-9).
Matius 23:1-3 - “(1) Maka berkatalah Yesus kepada orrang banyak dan kepada murid-muridNya, kataNya: (2) ‘Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. (3) Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya”.
Ul 13:1-5 - “(1) Apabila di tengah-tengahmu munccul seorang nabi atau seorang pemimpi, dan ia memberitahukan kepadamu suatu tanda atau mujizat, (2) dan apabila tanda atau mujizat yang dikatakannya kepadamu itu terjadi, dan ia membujuk: Mari kita mengikuti allah lain, yang tidak kaukenal, dan mari kita berbakti kepadanya, (3) maka janganlah engkau mendengarkan perkataan nabi atau pemimpi itu; sebab TUHAN, Allahmu, mencoba kamu untuk mengetahui, apakah kamu sungguh-sungguh mengasihi TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu. (4) TUHAN, Allahmu, harus kamu ikuti, kamu harus takut akan Dia, kamu harus berpegang pada perintahNya, suaraNya harus kamu dengarkan, kepadaNya harus kamu berbakti dan berpaut. (5) Nabi atau pemimpi itu haruslah dihukum mati, karena ia telah mengajak murtad terhadap TUHAN, Allahmu, yang telah membawa kamu keluar dari tanah Mesir dan yang menebus engkau dari rumah perbudakan--dengan maksud untuk menyesatkan engkau dari jalan yang diperintahkan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk dijalani. Demikianlah harus kauhapuskan yang jahat itu dari tengah-tengahmu”.
Kis 17:11 - “Orang-orang Yahudi di kota itu lebiih baik hatinya dari pada orang-orang Yahudi di Tesalonika, karena mereka menerima firman itu dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian”.
Galatia 1:6-9 - “(6) Aku heran, bahwa kamu begitu leekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain, (7) yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus. (8) Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia. (9) Seperti yang telah kami katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia”.
c) Kita harus cepat mendengar Firman, tak peduli firman itu merupakan teguran.
Memang Firman bisa menghibur kita pada waktu mengalami kesukaran / penderitaan, tetapi Firman juga berfungsi untuk menyatakan kesalahan / menegur (bdk. 2Timotius 3:16).
2Timotius 3:16 - “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran”.
Karena itu, jangan hanya mau mendengar yang enak-enak saja, yang berupa teguran juga harus mau didengar.
Banyak contoh dalam Kitab Suci dimana seseorang menjadi marah karena Firman Tuhan berupa teguran disampaikan kepadanya. Bdk. Galatia 4:16 - “Apakah dengan mengatakan kebenaran kepadamu aku telah menjadi musuhmu?”.
d) Kita harus mau mendengar Firman yang rumit / sukar.
Orang yang hanya mau mendengar Firman Tuhan yang gampang dikatakan sebagai orang yang lamban mendengar oleh Kitab Suci.
Ibrani 5:11-14 - “(11) Tentang hal itu banyak yang harus kami katakan, tetapi yang sukar untuk dijelaskan, karena kamu telah lamban dalam hal mendengarkan. (12) Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras. (13) Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil. (14) Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat”.
Juga jemaat Korintus dikritik oleh Paulus karena terus menerus hanya bisa menerima susu dan tidak bisa menerima makanan keras.
1Korintus 3:1-3a - “(1) Dan aku, saudara-saudara, pada waktu itu tidak dapat berbicara dengan kamu seperti dengan manusia rohani, tetapi hanya dengan manusia duniawi, yang belum dewasa dalam Kristus. (2) Susulah yang kuberikan kepadamu, bukanlah makanan keras, sebab kamu belum dapat menerimanya. Dan sekarangpun kamu belum dapat menerimanya. (3a) Karena kamu masih manusia duniawi”.
Memang mula-mula tentu kita harus minum susu / belajar yang gampang dulu. Tetapi sebagaimana seorang bayi tidak bisa tumbuh dengan baik kalau terus hanya diberi susu, demikian juga dengan kerohanian seseorang tidak mungkin bisa tumbnuh dengan baik kalau hanya diberi susu / pelajaran yang gampang. Ia membutuhkan mekanan keras / pelajaran yang lebih dalam / sukar.
Dan Firman itu memang amat dalam dan luas, dan mencakup hal-hal yang sukar, bahkan sangat sukar. Kalau kita hanya mau belajar yang mudah, dan kita tidak mau mempelajari secara teliti dan mendalam, maka kita hanya akan mendapat kulitnya saja! Kalau kita mau mempelajari secara mendalam, maka dibutuhkan jerih payah. Sedikitnya kita harus mau memeras otak pada waktu mendengar Firman Tuhan.
Illustrasi: Kalau kita hanya mau mendapatkan batu yang tidak terlalu berharga, kerikil dsb, maka kita tidak perlu bersusah payah. Tetapi kalau kita mau mendapatkan batu yang berharga, seperti intan dsb, maka kita harus menggali! Demikian juga kalau saudara tidak mau bersusah payah dalam belajar Firman, maka yang saudara dapatkan hanyalah ‘kerikil’, tetapi kalau saudara mau bersusah payah dalam menggali Firman, saudara akan mendapatkan ‘intan’!
Juga bdk. 2Petrus 3:15-16 - “(15) Anggaplah kesabaran Tuhan kita sebagai kesempatan bagimu untuk beroleh selamat, seperti juga Paulus, saudara kita yang kekasih, telah menulis kepadamu menurut hikmat yang dikaruniakan kepadanya. (16) Hal itu dibuatnya dalam semua suratnya, apabila ia berbicara tentang perkara-perkara ini. Dalam surat-suratnya itu ada hal-hal yang sukar difahami, sehingga orang-orang yang tidak memahaminya dan yang tidak teguh imannya, memutarbalikkannya menjadi kebinasaan mereka sendiri, sama seperti yang juga mereka buat dengan tulisan-tulisan yang lain”.
Hal-hal yang sukar dalam Firman Tuhan ini bisa menjadi semacam jerat bagi orang-orang yang tidak terlalu niat belajar. Mereka memutar-balikkan hal-hal sukar yang tidak mereka mengerti tersebut, dan semua itu akhirnya membinasakan mereka.
Kesaksian: saya dulu sukar dalam mempelajari buku Calvin / Louis Berkhof, sekarang gampang, karena saya tekuni. Yang sukar sekarang adalah bukunya John Owen.
Mungkin dalam Kitab Suci lebih banyak ayat yang menekankan bahwa kita harus mendengar Kitab Suci / Firman Tuhan, dan tidak terlalu banyak ayat yang menyuruh kita membaca Kitab Suci / Firman Tuhan. Mengapa? Mungkin karena pada saat itu tak banyak orang memiliki Kitab Suci, dan tak banyak / tak ada buku-buku rohani. Jadi mereka harus mendengar. Mereka harus bertemu setiap hari untuk bisa mendengar Kitab Suci / Firman Tuhan.
Tetapi tetap ada ayat-ayat yang memberi petunjuk tentang membaca Kitab Suci / Firman Tuhan seperti Yesaya 34:16 Matius 12:3,5 Markus 12:40 Kis 8:28,30 2Korintus 1:13 2Korintus 3:14,15 1Timotius 4:13.
1Timotius 4:13 - “Sementara itu, sampai aku datang beertekunlah dalam membaca Kitab-kitab Suci, dalam membangun dan dalam mengajar”.
Disamping, karena jaman sekarang Kitab Suci dan buku-buku rohani dengan mudah didapatkan, maka kita bisa mengisi diri kita dengan Firman Tuhan dengan cara membacanya. Saudara bahkan bisa menggunakan internet untuk ini.
a) Buku-buku rohani dan bahan-bahan di internet, sama seperti khotbah, harus diseleksi, karena ada banyak yang sebetulnya bukan Firman Tuhan.
Pertanyaan untuk direnungkan: saudara mempunyai berapa banyak buku sekuler, dan berapa banyak buku rohani? Dan berapa banyak waktu yang saudara gunakan untuk membaca buku sekuler, dan berapa banyak yang saudara gunakan untuk membaca buku rohani?
Kesaksian: saya diberi buku Da Vinci Code, yang merupakan buku sekuler yang dikatakan sangat bagus, tetapi saya malas membaca buku sekuler. Saya rasa dari pada memboroskan waktu, tenaga, dan pikiran saya untuk buku sekuler, saya lebih baik menggunakannya untuk buku rohani.
b) Dalam membaca Alkitab langsung, ada hal-hal yang perlu diperhatikan:
· Disiplinlah dalam membaca Kitab Suci setiap hari, sedapat mungkin pada jam yang sama. Ini supaya kita tidak ‘lupa’.
· Usahakanlan membaca 3 pasal sehari atau lebih. Kalau saudara membaca 3 pasal sehari, seluruh Kitab Suci akan selesai dalam waktu kurang lebih 1 tahun.
· Jangan membaca 3 pasal berurutan dari Kejadian sampai Wahyu, karena kalau sampai pada bagian-bagian yang membosankan, ini bisa menyebabkan saudara malas membaca / tidak mendapat apa-apa. Sebaiknya 3 pasal dipecah dalam 3 bagian. Jadi misalnya 1 pasal dari Kejadian, 1 pasal dari Mazmur, 1 pasal dari Matius. Ini bisa mengatasi kebosanan, karena bacaan menjadi lebih bervariasi.
· Jangan pusing kalau tidak mengerti apa yang saudara baca. Ambil yang saudara mengerti saja, sedangkan yang tidak saudara mengerti bisa saudara tanyakan kepada orang yang lebih mengerti, kalau ada kesempatan untuk itu.
3) Pada waktu mengisi diri kita dengan Firman, kita harus mau menerima Firman dalam bermacam-macam bentuk. Misalnya: exposisi, topik, hal-hal doktrinal, hal-hal tentang moral / etika, hal-hal yang teoretis maupun praktis. Ini seperti kalau saudara makan makanan jasmani, harus ada karbohidrat, protein, lemak, serat, vitamin, air, dsb.
4) Dalam mengisi diri kita dengan Firman Tuhan, kita harus melakukannya dengan tekun.
Orang yang betul-betul percaya kepada Kristus, pasti tekun dalam mendengar / belajar Firman Tuhan (Yohanes 8:31 2Yoh 9).
Yohanes 8:31 - “Maka kataNya kepada orang-orang Yahhudi yang percaya kepadaNya: ‘Jikalau kamu tetap dalam firmanKu, kamu benar-benar adalah muridKu”.
2Yoh 9 - “Setiap orang yang tidak tinggal di dalam ajaran Kristus, tetapi yang melangkah keluar dari situ, tidak memiliki Allah. Barangsiapa tinggal di dalam ajaran itu, ia memiliki Bapa maupun Anak”.
Amsal 19:27 - “Hai anakku, jangan lagi mendengarkaan didikan, kalau engkau menyimpang juga dari perkataan-perkataan yang memberi pengetahuan”.
NIV: “Stop listening to instruction, my son, and you will stray from the words of knowledge” (= Berhentilah mendengar instruksi, anakku, dan engkau akan menyimpang / tersesat dari kata-kata pengetahuan).
Karena itu jangan pernah berpikir bahwa setelah sekian lama belajar Firman, maka saudara sudah mempunyai cukup pengertian, dan saudara lalu tidak merasa perlu untuk belajar lebih banyak. Amsal 19:27 itu menjamin saudara akan tersesat kalau saudara melakukan hal seperti itu!
Kita tidak boleh hanya menjadi pendengar saja; kita juga harus mentaati Firman.
Yakobus 1:22 - “Tetapi hendaklah kamu menjadi pelakku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri”.
Mengapa kita harus taat?
1) Orang yang tidak taat adalah orang yang menipu dirinya sendiri (Yakobus 1:22).
Kata ‘menipu’ ini sebetulnya berarti ‘menipu dengan argumentasi’.
a) Orang yang tidak taat sering mempunyai argumentasi untuk membenarkan diri.
Ada seorang yang mengatakan bahwa kalau seseorang berbuat dosa, seringkali dalam diri / pikiran orang itu lalu ada suatu ‘persidangan’. Dalam sidang itu ada terdakwa (yaitu orang itu sendiri), dan juga ada jaksa / penuntut (yang tentu saja adalah diri orang itu sendiri), yang menunjukkan kesalahan orang itu. Lalu ada pembela (yang tentu saja juga adalah orang itu sendiri) yang lalu mengajukan pembelaan / alasan mengapa orang itu melakukan hal tersebut. Setelah perdebatan beberapa waktu, maka akhirnya hakim memutuskan perkara itu. Tetapi karena hakim itu juga adalah orang itu sendiri, maka biasanya diputuskan bahwa terdakwa ‘tidak bersalah’.
Ini merupakan tindakan menipu diri sendiri!
b) Menipu diri sendiri juga bisa terjadi dengan berkata: yang penting saya mau dengar / belajar Firman Tuhan. Tetapi perlu saudara ingat bahwa Tuhan ingin saudara belajar / mendengar Firman supaya saudara mentaati Firman itu!
2) Mendengar tanpa taat tidak ada gunanya.
Yakobus 1:23-24 - “(23) Sebab jika seorang hanya mendeengar firman saja dan tidak melakukannya, ia adalah seumpama seorang yang sedang mengamat-amati mukanya yang sebenarnya di depan cermin. (24) Baru saja ia memandang dirinya, ia sudah pergi atau ia segera lupa bagaimana rupanya”.
Ayat ini menggambarkan orang yang mendengar tanpa taat sebagai orang yang setelah melihat dirinya dalam cermin, tidak melakukan apa-apa untuk membetulkan apa yang salah di wajahnya. Lalu apa gunanya ia melihat pada cermin?
Kata ‘seorang’ dalam Yakobus 1:23 sebetulnya adalah ‘a man’ (= seorang laki-laki). Mungkin sekali sengaja diambil orang laki-laki dan bukannya orang perempuan, karena orang perempuan pasti tidak akan bercermin dengan cara seperti itu.
3) Karena mendengar tanpa taat bukan hanya tidak berguna, tetapi bahkan merugikan, karena akan mengakibatkan hukuman yang lebih hebat (Lukas 12:47-48).
Lukas 12:47-48 - “(47) Adapun hamba yang tahu akan keehendak tuannya, tetapi yang tidak mengadakan persiapan atau tidak melakukan apa yang dikehendaki tuannya, ia akan menerima banyak pukulan. (48) Tetapi barangsiapa tidak tahu akan kehendak tuannya dan melakukan apa yang harus mendatangkan pukulan, ia akan menerima sedikit pukulan. Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut.’”.
Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div: meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
-AMIN-