KISAH PARA RASUL 21:1-16 (PAULUS DI:EFESUS, TIRUS DAN KAISAREA)

PDT. BUDI ASALI, M. DIV.
KISAH PARA RASUL 21:1-16 (PAULUS DI:EFESUS, TIRUS DAN KAISAREA)
gadget, otomotif, bisnis
KISAH PARA RASUL 21:1-16 (PAULUS DI:EFESUS, TIRUS DAN KAISAREA). Kisah Para Rasul 21:1-16 - “(1) Sesudah perpisahan yang berat itu bertolaklah kami dan langsung berlayar menuju Kos. Keesokan harinya sampailah kami di Rodos dan dari situ kami ke Patara. (2) Di Patara kami mendapat kapal, yang hendak menyeberang ke Fenisia. Kami naik kapal itu, lalu bertolak. (3) Kemudian tampak Siprus di sebelah kiri, tetapi kami melewatinya dan menuju ke Siria. Akhirnya tibalah kami di Tirus, sebab muatan kapal harus dibongkar di kota itu. (4) Di situ kami mengunjungi murid-murid dan tinggal di situ tujuh hari lamanya. Oleh bisikan Roh murid-murid itu menasihati Paulus, supaya ia jangan pergi ke Yerusalem. (5) Tetapi setelah lewat waktunya, kami berangkat meneruskan perjalanan kami. Murid-murid semua dengan isteri dan anak-anak mereka mengantar kami sampai ke luar kota; dan di tepi pantai kami berlutut dan berdoa. (6) Sesudah minta diri kami naik ke kapal, dan mereka pulang ke rumah. (7) Dari Tirus kami tiba di Ptolemais dan di situ berakhirlah pelayaran kami. Kami memberi salam kepada saudara-saudara dan tinggal satu hari di antara mereka. (8) Pada keesokan harinya kami berangkat dari situ dan tiba di Kaisarea. Kami masuk ke rumah Filipus, pemberita Injil itu, yaitu satu dari ketujuh orang yang dipilih di Yerusalem, dan kami tinggal di rumahnya. (9) Filipus mempunyai empat anak dara yang beroleh karunia untuk bernubuat. (10) Setelah beberapa hari kami tinggal di situ, datanglah dari Yudea seorang nabi bernama Agabus. (11) Ia datang pada kami, lalu mengambil ikat pinggang Paulus. Sambil mengikat kaki dan tangannya sendiri ia berkata: ‘Demikianlah kata Roh Kudus: Beginilah orang yang empunya ikat pinggang ini akan diikat oleh orang-orang Yahudi di Yerusalem dan diserahkan ke dalam tangan bangsa-bangsa lain.’ (12) Mendengar itu kami bersama-sama dengan murid-murid di tempat itu meminta, supaya Paulus jangan pergi ke Yerusalem. (13) Tetapi Paulus menjawab: ‘Mengapa kamu menangis dan dengan jalan demikian mau menghancurkan hatiku? Sebab aku ini rela bukan saja untuk diikat, tetapi juga untuk mati di Yerusalem oleh karena nama Tuhan Yesus.’ (14) Karena ia tidak mau menerima nasihat kami, kami menyerah dan berkata: ‘Jadilah kehendak Tuhan!’ (15) Sesudah beberapa hari lamanya tinggal di Kaisarea, berkemaslah kami, lalu berangkat ke Yerusalem. (16) Bersama-sama dengan kami turut juga beberapa murid dari Kaisarea. Mereka membawa kami ke rumah seorang yang bernama Manason. Ia dari Siprus dan sudah lama menjadi murid. Kami akan menumpang di rumahnya.”.

I) Perpisahan Paulus dengan tua-tua Efesus.

1) ‘Perpisahan yang berat’ (Kisah Para Rasul 21:1).

Kisah Para Rasul 21:1: “Sesudah perpisahan yang berat itu bertolaklah kami dan langsung berlayar menuju Kos. Keesokan harinya sampailah kami di Rodos dan dari situ kami ke Patara.”.

NIV/Lit: ‘After we had torn ourselves away from them’ [= setelah kami merobek diri kami dari mereka].

Beratnya perpisahan ini digambarkan menggunakan istilah merobek diri kami sendiri dari mereka! Beratnya hati mereka untuk berpisah bisa saudara lihat dalam Kis 20:36-38. Semua ini jelas menunjukkan adanya kasih dan kesatuan yang hebat di antara mereka.

Penerapan: apakah saudara begitu mengasihi saudara seiman saudara sehingga berat kalau harus berpisah? Selama ini dalam gereja kita telah ada beberapa saudara yang meninggalkan kita untuk pindah ke luar kota. Bagaimana perasaan saudara tentang hal itu? Merasa berat waktu mau berpisah? Merasa rindu setelah berpisah? Atau merasa acuh tak acuh, atau bahkan merasa lega karena orang yang menjengkelkan saudara itu sudah tidak perlu lagi saudara temui?

2) Sekalipun merasa berat untuk berpisah, tetapi mereka tetap berpi¬sah! Mengapa? Karena dalam Kisah Para Rasul20:22 kita sudah melihat bahwa Roh Kudus menyuruh / mendorong Paulus untuk pergi ke Yerusalem.

Dari semua ini terlihat bahwa sekalipun Paulus sangat mengasihi para penatua Efesus itu, tetapi ini tidak menghalanginya untuk mentaati Tuhan, karena ia lebih mengasihi Tuhan dari pada para penatua Efesus itu.

Penerapan: apakah kasih saudara kepada keluarga / teman sering menjadi penghalang bagi saudara untuk mentaati Tuhan?

II) Paulus di Tirus.

1) Paulus mengunjungi orang-orang Kristen di sana (Kisah Para Rasul 21:4a).

Kisah Para Rasul 21:4a: “Di situ kami mengunjungi murid-murid dan tinggal di situ tujuh hari lamanya.”.

Sekalipun Paulus ada di sana hanya selama 7 hari, tetapi ia bukannya menghabiskan waktunya untuk menjadi turis, tetapi untuk bersekutu dengan sesama saudara seiman!

2) Paulus tinggal di rumah orang-orang kristen, dan mereka mau memberi tumpangan bagi Paulus (Kisah Para Rasul 21: 4 bdk. Kisah Para Rasul 21:7,8,16).

Kisah Para Rasul 21:7,8,16: “(7) Dari Tirus kami tiba di Ptolemais dan di situ berakhirlah pelayaran kami. Kami memberi salam kepada saudara-saudara dan tinggal satu hari di antara mereka. (8) Pada keesokan harinya kami berangkat dari situ dan tiba di Kaisarea. Kami masuk ke rumah Filipus, pemberita Injil itu, yaitu satu dari ketujuh orang yang dipilih di Yerusalem, dan kami tinggal di rumahnya. ... (16) Bersama-sama dengan kami turut juga beberapa murid dari Kaisarea. Mereka membawa kami ke rumah seorang yang bernama Manason. Ia dari Siprus dan sudah lama menjadi murid. Kami akan menumpang di rumahnya.”.

Ini menunjukkan bahwa pada jaman itu, betul-betul ada suasana kekeluargaan dan kesatuan yang erat antara orang kristen yang satu dengan orang kristen yang lain.

Pada jaman ini, kalau orang Kristen atau bahkan hamba Tuhan bepergian, mereka bukannya tidur di rumah saudara seiman, tetapi di hotel! Ini bisa terjadi karena kesalahan hamba Tuhannya, karena ada ‘hamba Tuhan’ yang meminta tidur di hotel, dan ada ‘hamba Tuhan’ (baca: ‘nabi palsu’) yang bahkan menuntut untuk tidur di hotel berbintang lima! Tetapi ini juga bisa terjadi karena kesalahan orang kristennya. Banyak orang Kristen tidak terlalu senang memberi tumpangan kepada orang Kristen yang lain / hamba Tuhan.

Penerapan:

Kita memang diperintahkan untuk mau memberi tumpangan!

Roma 12:13 - “Bantulah dalam kekurangan orang-orang kudus dan usahakanlah dirimu untuk selalu memberikan tumpangan!”.

Tetapi karena jaman ini ada terlalu banyak orang Kristen KTP, dan juga banyak penipu yang menyamar / mengaku sebagai orang Kristen, maka tentu tidak bijaksana untuk memberi tumpangan kepada seadanya orang yang mengaku sebagai orang Kristen / hamba Tuhan. Tetapi kalau di gereja saudara ada hamba Tuhan yang datang dari luar kota sehingga membutuhkan penginapan, maukah saudara mem¬beri tumpangan kepadanya di rumah saudara?

3) Oleh bisikan Roh, murid-murid menasehati Paulus supaya tidak pergi ke Yerusalem, tetapi Paulus menolak nasehat ini (Kisah Para Rasul 21:4b-6).

Kisah Para Rasul 21: 4b-6: “(4b) Oleh bisikan Roh murid-murid itu menasihati Paulus, supaya ia jangan pergi ke Yerusalem. (5) Tetapi setelah lewat waktunya, kami berangkat meneruskan perjalanan kami. Murid-murid semua dengan isteri dan anak-anak mereka mengantar kami sampai ke luar kota; dan di tepi pantai kami berlutut dan berdoa. (6) Sesudah minta diri kami naik ke kapal, dan mereka pulang ke rumah.”.

Ada 2 hal yang aneh di sini:

a) Bagaimana mungkin dalam 20:22 Roh Kudus mendorong Paulus untuk pergi ke Yerusalem, dan sekarang membisiki murid-murid itu untuk melarang Paulus pergi ke Yerusalem? Roh Kudus yang sama tidak mungkin memberikan 2 nasehat / petunjuk yang bertentangan!

b) Kalau memang ini adalah bisikan dari Roh Kudus, bagaimana mung¬kin Paulus mengabaikan nasehat itu?

Keanehan ini akan terjawab dalam pembahasan Kisah Para Rasul 21: 10-12 di bawah.

4) Perpisahan dengan murid-murid di Tirus (Kisah Para Rasul 21:5-6).

Kisah Para Rasul 21:5-6: “(5) Tetapi setelah lewat waktunya, kami berangkat meneruskan perjalanan kami. Murid-murid semua dengan isteri dan anak-anak mereka mengantar kami sampai ke luar kota; dan di tepi pantai kami berlutut dan berdoa. (6) Sesudah minta diri kami naik ke kapal, dan mereka pulang ke rumah.”.

Ada 2 hal yang indah di sini:

a) Seluruh keluarga mereka Kristen.

Ini jelas adalah sesuatu yang sangat indah! Kalau saudara menginginkan hal ini, banyaklah mendoa¬kan dan memberitakan Injil kepada keluarga saudara yang belum per¬caya!

b) Murid-murid itu, beserta dengan istri dan anak-anak mereka, mengantarkan Paulus untuk naik ke kapal.

Kalau jaman ini ada gereja mengundang hamba Tuhan dari luar kota, maka pada waktu pulangnya, paling-paling hanya pendeta dan 1-2 orang majelis yang mengantarkan hamba Tuhan itu ke airport. Tetapi saat itu Paulus diantarkan oleh semua murid, beserta dengan istri dan anak-anak mereka! Ini lagi-lagi menunjukkan suasana kekeluargaan dan kasih yang luar biasa yang terdapat di antara orang-orang kristen jaman itu!

III) Paulus di Kaisarea.

1) Saat itu ada 2 kota yang bernama Kaisarea:

a) Kaisarea Filipi, yang terletak di utara Yerusalem, dan berjarak sekitar 190 km dari Yerusalem.

b) Kaisarea, yang terletak di barat laut Yerusalem, di tepi pan¬tai, dan berjarak sekitar 80 km dari Yerusalem.

Kaisarea yang dimaksudkan di sini adalah Kaisarea yang ke 2 ini.

2) Di Kaisarea Paulus tinggal di rumah Filipus.

a) Filipus ini adalah ‘satu dari ketujuh orang yang dipilih di Yerusalem’ (Kisah Para Rasul 21:8), atau salah satu dari ketujuh orang yang dipilih menjadi diaken di Yerusalem (bdk. Kis 6:5).

Kisah Para Rasul 21:8: “Pada keesokan harinya kami berangkat dari situ dan tiba di Kaisarea. Kami masuk ke rumah Filipus, pemberita Injil itu, yaitu satu dari ketujuh orang yang dipilih di Yerusalem, dan kami tinggal di rumahnya.”.

Kisah Para Rasul 6:5 - “Usul itu diterima baik oleh seluruh jemaat, lalu mereka memilih Stefanus, seorang yang penuh iman dan Roh Kudus, dan Filipus, Prokhorus, Nikanor, Timon, Parmenas dan Nikolaus, seorang penganut agama Yahudi dari Antiokhia.”.

b) Mengapa Filipus ini sekarang bisa ada di Kaisarea?

Dalam Kis 8:1b,4 dikatakan bahwa karena adanya penganiayaan maka semua orang kristen, kecuali rasul-rasul, tersebar keluar Yerusalem, dan mereka lalu memberitakan Injil. Dari sini bisa kita ketahui bahwa Filipus juga termasuk di antara orang yang tersebar itu (karena ia bukan rasul), dan ia tak pernah kemba¬li ke Yerusalem.

c) Dalam Kisah Para Rasul 21: 8 dikatakan bahwa Filipus ini adalah ‘pemberita Injil’ (NIV: ‘the evangelist’), sama seperti Timotius (2Timotius 4:5).

2Timotius 4:5 - “Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu!”.

Ini berbeda dengan penginjil jaman sekarang! Alasannya: dalam Ef 4:11 jabatan ‘pemberita Injil’ ini diletakkan di atas gembala / pendeta, dan pengajar dalam gereja.

Efesus 4:11 - “Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,”.

Berdasarkan hal ini maka bisa disimpulkan bahwa ‘pemberita Injil’ adalah suatu jabatan dalam gereja abad I, yang lebih rendah dari rasul / nabi, tetapi lebih tinggi dari pendeta, dan sama seperti rasul dan nabi, pada jaman ini sudah tidak ada lagi.

Dengan tinggal di Kaisarea yang berjarak cukup jauh dari Yerusalem, jelas sekali bahwa Filipus sudah tidak lagi menja¬bat sebagai diaken dari gereja Yerusalem. Tetapi ini tidak menunjukkan bahwa ia adalah orang yang tidak bertanggung jawab dalam pelayanannya, karena ia meninggalkan kedudukan diaken itu untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi, yaitu ‘pemberi¬ta Injil’. Bahwa ia berkarunia untuk memberitakan Injil, terlihat dari Kis 8:5-13,26-40.

d) Anak-anak Filipus juga adalah orang-orang kristen (Kisah Para Rasul 21:9).

Kisah Para Rasul 21:9: “Filipus mempunyai empat anak dara yang beroleh karunia untuk bernubuat.”.

Ini menunjukkan bahwa sekalipun Filipus aktif memberitakan Injil keluar (bahkan kepada orang Samaria dan sida-sida Ethio¬pia - Kis 8), tetapi ia tidak melalaikan tanggung jawabnya untuk membimbing keluarganya sendiri datang kepada Tuhan!

Penerapan: ada banyak orang kristen, khususnya hamba Tuhan, yang saking aktifnya melayani di gereja, bezoek, memberitakan Injil di rumah sakit, penjara dsb, sampai mereka melupakan tanggung jawabnya dalam membimbing keluarganya sendiri untuk datang kepada Tuhan! Kalau saudara adalah orang Kristen yang seperti itu, bertobatlah dan sadarilah bahwa tanpa Kristus keluarga saudara akan masuk ke neraka!

3) Ada sesuatu yang terjadi pada saat Paulus ada di rumah Filipus, yaitu datangnya nabi Agabus untuk memberikan suatu nubuat (Kisah Para Rasul 21:10-12).

Kisah Para Rasul 21:10-12: “(10) Setelah beberapa hari kami tinggal di situ, datanglah dari Yudea seorang nabi bernama Agabus. (11) Ia datang pada kami, lalu mengambil ikat pinggang Paulus. Sambil mengikat kaki dan tangannya sendiri ia berkata: ‘Demikianlah kata Roh Kudus: Beginilah orang yang empunya ikat pinggang ini akan diikat oleh orang-orang Yahudi di Yerusalem dan diserahkan ke dalam tangan bangsa-bangsa lain.’ (12) Mendengar itu kami bersama-sama dengan murid-murid di tempat itu meminta, supaya Paulus jangan pergi ke Yerusalem.”.

a) Agabus di sini mungkin sekali adalah Agabus dalam Kisah Para Rasul  11:28.

b) Nubuat dengan peragaan seperti ini sering terjadi dalam Perjanjian Lama (bdk. Yesaya 20:2 Yeremia 27:2 32:7 Yeh 12:5). Tetapi nabi-nabi palsupun meniru hal ini (bdk. 1Raja-raja 22:11 Yeremia 28:10-11).

c) Nubuat dari Agabus ini ada dalam ay 11. Baca dan perhatikan baik-baik nubuatnya! Ia hanya menubuatkan bahwa di Yerusalem Paulus akan ditangkap oleh orang Yahudi dan diserahkan kepada bangsa-bangsa lain! Tetapi dalam nubuat itu Tuhan tidak melarang Paulus untuk pergi ke Yerusalem.

Dan lalu berdasarkan nubuat ini, murid-murid dan teman-teman Paulus lalu menasihati Paulus untuk tidak pergi ke Yerusalem (Kisah Para Rasul 21:12).

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan di sini:

1. Kisah Para Rasul 21:4b di atas juga harus ditafsirkan seperti ini.

Jadi Roh Kudus hanya memberikan bisikan bahwa Paulus akan ditangkap / menderita di Yerusalem, tetapi Roh Kudus tidak melarang Paulus untuk pergi ke Yerusalem. Tetapi berdasarkan bisikan itu, murid-murid lalu menasehati Paulus untuk tidak pergi ke Yerusalem; ini nasehat mereka, bukan dari Roh Kudus!

2. Ingat bahwa setan juga sering menggunakan Firman Tuhan yang disalah tafsirkan (bdk. Matius 4:6).

Contoh: ada seorang pengkhotbah (Pdt. Robert Setio, Ph. D. dari GKI) yang menafsirkan Pengkhotbah 1:9 sebagai berikut: kata-kata ‘tak ada sesuatu yang baru’ dalam ayat itu ditafsirkan sebagai ‘tak ada sesuatu yang istimewa’. Dan karena itu, agama Kristen bukan agama yang istimewa, dan karena itu, orang beragama lain pun bisa selamat. Ajaran ini jelas sesat karena bertentangan dengan Yohanes 14:6 Kisah Para Rasul  4:12 1Yohanes 5:11-12, tetapi ajaran ini tetap bisa menggunakan ayat Kitab Suci (yang disalah tafsirkan).

Penerapan: jangan terlalu cepat percaya pada ajaran yang punya dasar Kitab Suci. Perhatikan lebih dulu apakah dasar Kitab Sucinya ditafsirkan secara benar atau tidak!

3. Nasehat dari orang yang mengasihi kita, sekalipun diberikan dengan motivasi yang baik, belum tentu benar, dan bahkan bisa datang dari setan!

4) Keputusan Paulus (Kisah Para Rasul 21:13-14a).

Kisah Para Rasul 21:13-14: “(13) Tetapi Paulus menjawab: ‘Mengapa kamu menangis dan dengan jalan demikian mau menghancurkan hatiku? Sebab aku ini rela bukan saja untuk diikat, tetapi juga untuk mati di Yerusalem oleh karena nama Tuhan Yesus.’ (14) Karena ia tidak mau menerima nasihat kami, kami menyerah dan berkata: ‘Jadilah kehendak Tuhan!’”.

a) Paulus menolak nasehat itu.

1. Andaikata ia menuruti nasehat itu, apa yang akan terjadi? Mungkin ia akan mengalami apa yang dialami oleh nabi dalam 1Raja-raja 13:1-32!

2. Apa yang Paulus lakukan ini mirip dengan apa yang Yesus lakukan. Pada saat Yesus mengatakan bahwa di Yerusalem Ia akan ditangkap dan dibunuh, dan Petrus menghalangi-Nya untuk pergi ke Yerusalem, Yesus berkeras untuk pergi ke Yerusalem (Mat 16:21-23).

Matius 16:21-23 - “(21) Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-muridNya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga. (22) Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegur Dia, katanya: ‘Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau.’ (23) Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: ‘Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagiKu, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.’”.

3. Paulus tetap menolak nasehat itu, sekalipun ia sangat tersentuh hatinya oleh nasehat dan kasih mereka (Kisah Para Rasul 21: 13: ‘menghancurkan hatiku’).

Ini menunjukkan bahwa kita memang tidak boleh hidup berdasarkan perasaan kita, tetapi berdasarkan Firman Tuhan!

b) Apakah penolakan Paulus ini menunjukkan bahwa ia adalah orang yang tegar tengkuk / keras kepala? Saya harus katakan bahwa kalau sikap Paulus ini dianggap sebagai ‘tegar tengkuk / keras kepala’, maka semua orang Kristen harus bersikap ‘tegar tengkuk / keras kepala’! Kalau saudara tahu / yakin bahwa Tuhan menghendaki saudara melakukan sesuatu hal, maka saudara harus dengan ‘tegar tengkuk / keras kepala’ menolak semua nasehat yang menyarankan saudara untuk tidak melakukan hal itu!

c) Kata-kata Paulus dalam Kisah Para Rasul 21: 13b:

1. Ini mirip dengan kata-kata Petrus dalam Lukas 22:33, tetapi Petrus mengucapkannya dengan sombong dan dengan bersandar kepada dirinya sendiri, sedangkan Paulus mengucapkannya dengan bersandar kepada Tuhan. Karena itu Petrus jatuh, tetapi Paulus tidak!

2. Ini menunjukkan bahwa adanya bahaya di depan kita, tidak selalu berarti bahwa kita harus mundur / berhenti / mengubah arah kita. Kadang-kadang Tuhan menghendaki supaya kita menerjang bahaya itu!

5) Sikap teman-teman Paulus (Kisah Para Rasul 21:14-16).

Kisah Para Rasul 21:14-16: “(14) Karena ia tidak mau menerima nasihat kami, kami menyerah dan berkata: ‘Jadilah kehendak Tuhan!’ (15) Sesudah beberapa hari lamanya tinggal di Kaisarea, berkemaslah kami, lalu berangkat ke Yerusalem. (16) Bersama-sama dengan kami turut juga beberapa murid dari Kaisarea. Mereka membawa kami ke rumah seorang yang bernama Manason. Ia dari Siprus dan sudah lama menjadi murid. Kami akan menumpang di rumahnya.”.

a) Mereka tidak memaksa.

Apakah saudara sering memaksa dalam memberikan nasehat? Ini berarti saudara tidak menghargai hak asazi manusia!

b) Kelihatannya teman-teman Paulus akhirnya sadar bahwa memang Tuhan menghendaki Paulus untuk pergi ke Yerusalem, sekalipun akan ada bahaya di sana. Ini terlihat dari kata-kata ‘jadilah kehendak Tuhan’ dalam Kisah Para Rasul 21:14b.

c) Tetap mau ikut dengan Paulus (Kisah Para Rasul 21:15-16).

Padahal kalau Paulus ditangkap di Yerusalem, jelas mereka sendiri bisa ditangkap juga. Tetapi mereka toh tetap ikut dengan Paulus. Ini menunjukkan bahwa mereka bukan hanya mau melayani Tuhan dalam pelayanan yang enak, tetapi juga dalam pelayanan yang berat, dan yang penuh penderitaan / bahaya!

Penerapan: Apakah saudara selalu memilih pelayanan yang enak, yang menyenangkan hati saudara, dan yang tidak menuntut pengorbanan apa-apa? Kalau ya, saudara bukan melayani Tuhan, tetapi melayani diri saudara sendiri!

Penutup.

Paulus dan orang-orang Kristen dalam text kita ini:

1. Mati bagi diri mereka sendiri.

2. Mengasihi saudara seiman seperti keluarga.

3. Mengasihi Allah lebih dari semua.

Maukah saudara meniru semua itu?

-AMIN-
Next Post Previous Post