KISAH PARA RASUL 24:1-27 (PAULUS:TUDUHAN,PEMBELAAN DAN SIKAP FELIKS)
PDT. BUDI ASALI, M. DIV.
gadget, otomotif, bisnis |
KISAH PARA RASUL 24:1-27 (PAULUS:TUDUHAN,PEMBELAAN DAN SIKAP FELIKS). Kisah Para Rasul 24:1-27 - “(1) Lima hari kemudian datanglah Imam Besar Ananias bersama-sama dengan beberapa orang tua-tua dan seorang pengacara bernama Tertulus. Mereka menghadap wali negeri dan menyampaikan dakwaan mereka terhadap Paulus. (2) Paulus dipanggil menghadap dan Tertulus mulai mendakwa dia, katanya: ‘Feliks yang mulia, oleh usahamu kami terus-menerus menikmati kesejahteraan, dan oleh kebijaksanaanmu banyak sekali perbaikan yang telah terlaksana untuk bangsa kami. (3) Semuanya itu senantiasa dan di mana-mana kami sambut dengan sangat berterima kasih. (4) Akan tetapi supaya jangan terlalu banyak menghabiskan waktumu, aku minta, supaya engkau mendengarkan kami sebentar dengan kemurahan hatimu yang terkenal itu. (5) Telah nyata kepada kami, bahwa orang ini adalah penyakit sampar, seorang yang menimbulkan kekacauan di antara semua orang Yahudi di seluruh dunia yang beradab, dan bahwa ia adalah seorang tokoh dari sekte orang Nasrani. (6) Malahan ia mencoba melanggar kekudusan Bait Allah. Oleh karena itu kami menangkap dia dan hendak menghakiminya menurut hukum Taurat kami. (7) Tetapi kepala pasukan Lisias datang mencegahnya dan merebut dia dengan kekerasan dari tangan kami, (8) lalu menyuruh para pendakwa datang menghadap engkau. Jika engkau sendiri memeriksa dia, dapatlah engkau mengetahui segala sesuatu yang kami tuduhkan kepadanya.’ (9) Dan juga orang-orang Yahudi menyokong dakwaan itu dengan mengatakan, bahwa perkara itu sungguh demikian. (10) Lalu wali negeri itu memberi isyarat kepada Paulus, bahwa ia boleh berbicara. Maka berkatalah Paulus: ‘Aku tahu, bahwa sudah bertahun-tahun lamanya engkau menjadi hakim atas bangsa ini. Karena itu tanpa ragu-ragu aku membela perkaraku ini di hadapanmu: (11) Engkau dapat memastikan, bahwa tidak lebih dari dua belas hari yang lalu aku datang ke Yerusalem untuk beribadah. (12) Dan tidak pernah orang mendapati aku sedang bertengkar dengan seseorang atau mengadakan huru-hara, baik di dalam Bait Allah, maupun di dalam rumah ibadat, atau di tempat lain di kota. (13) Dan mereka tidak dapat membuktikan kepadamu apa yang sekarang dituduhkan mereka kepada diriku. (14) Tetapi aku mengakui kepadamu, bahwa aku berbakti kepada Allah nenek moyang kami dengan menganut Jalan Tuhan, yaitu Jalan yang mereka sebut sekte. Aku percaya kepada segala sesuatu yang ada tertulis dalam hukum Taurat dan dalam kitab nabi-nabi. (15) Aku menaruh pengharapan kepada Allah, sama seperti mereka juga, bahwa akan ada kebangkitan semua orang mati, baik orang-orang yang benar maupun orang-orang yang tidak benar. (16) Sebab itu aku senantiasa berusaha untuk hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah dan manusia. (17) Dan setelah beberapa tahun lamanya aku datang kembali ke Yerusalem untuk membawa pemberian bagi bangsaku dan untuk mempersembahkan persembahan-persembahan. (18) Sementara aku melakukan semuanya itu, beberapa orang Yahudi dari Asia mendapati aku di dalam Bait Allah, sesudah aku selesai mentahirkan diriku, tanpa orang banyak dan tanpa keributan. (19) Merekalah yang sebenarnya harus menghadap engkau di sini dan mengajukan dakwaan mereka, jika mereka mempunyai sesuatu terhadap aku. (20) Namun biarlah orang-orang yang hadir di sini sekarang menyatakan kejahatan apakah yang mereka dapati, ketika aku dihadapkan di Mahkamah Agama. (21) Atau mungkinkah karena satu-satunya perkataan yang aku serukan, ketika aku berdiri di tengah-tengah mereka, yakni: Karena hal kebangkitan orang-orang mati, aku hari ini dihadapkan kepada kamu.’ (22) Tetapi Feliks yang tahu benar-benar akan Jalan Tuhan, menangguhkan perkara mereka, katanya: ‘Setibanya kepala pasukan Lisias di sini, aku akan mengambil keputusan dalam perkaramu.’ (23) Lalu ia menyuruh perwira itu tetap menahan Paulus, tetapi dengan tahanan ringan, dan tidak boleh mencegah sahabat-sahabatnya melayani dia. (24) Dan setelah beberapa hari datanglah Feliks bersama-sama dengan isterinya Drusila, seorang Yahudi; ia menyuruh memanggil Paulus, lalu mendengar dari padanya tentang kepercayaan kepada Yesus Kristus. (25) Tetapi ketika Paulus berbicara tentang kebenaran, penguasaan diri dan penghakiman yang akan datang, Feliks menjadi takut dan berkata: ‘Cukuplah dahulu dan pergilah sekarang; apabila ada kesempatan baik, aku akan menyuruh memanggil engkau.’ (26) Sementara itu ia berharap, bahwa Paulus akan memberikan uang kepadanya. Karena itu ia sering memanggilnya untuk bercakap-cakap dengan dia. (27) Tetapi sesudah genap dua tahun, Feliks digantikan oleh Perkius Festus, dan untuk mengambil hati orang Yahudi, ia membiarkan Paulus tetap dalam penjara.”.
I) Tuduhan terhadap Paulus (Kisah Para Rasul 24: 1-9).
1) Para penuduh (Kisah Para Rasul 24: 1).
Kisah Para Rasul 24: 1: “Lima hari kemudian datanglah Imam Besar Ananias bersama-sama dengan beberapa orang tua-tua dan seorang pengacara bernama Tertulus. Mereka menghadap wali negeri dan menyampaikan dakwaan mereka terhadap Paulus.”.
a) Tokoh-tokoh Yahudi.
Mereka ini mau membuang waktu, tenaga, pikiran, dan uang, untuk pergi ke Kaisarea, yang berjarak sekitar 80 km dari Yerusalem, untuk menghancurkan Paulus.
Penerapan: kalau saudara hidup dan melayani Tuhan dengan benar, jangan heran kalau saudarapun dibenci dan dimusuhi seperti ini!
b) Tertulus.
1. Tertulus adalah nama Romawi.
Ada orang-orang yang percaya bahwa ia adalah orang Yahudi, karena pada jaman itu banyak orang Yahudi menggunakan nama Romawi. Tetapi saya lebih setuju dengan pandangan kedua yang mengatakan bahwa Tertulus adalah seorang Romawi yang memeluk agama Yahudi. Alasannya: dalam ay 2 akhir ia mengatakan ‘bangsa kami’. Ini salah terjemahan! KJV/RSV/NIV/NASB: ‘this nation’ [= bangsa ini]. Tetapi dalam ay 6 akhir ia berkata ‘hukum Taurat kami’. Saya berpendapat ia berkata seperti itu karena ia berbicara sebagai wakil dari orang-orang Yahudi.
Kisah Para Rasul 24: 2,6: “(2) Paulus dipanggil menghadap dan Tertulus mulai mendakwa dia, katanya: ‘Feliks yang mulia, oleh usahamu kami terus-menerus menikmati kesejahteraan, dan oleh kebijaksanaanmubanyak sekali perbaikan yang telah terlaksana untuk bangsa kami. ... (6) Malahan ia mencoba melanggar kekudusan Bait Allah. Oleh karena itu kami menangkap dia dan hendak menghakiminya menurut hukum Taurat kami.”.
2. Tertulus adalah seorang ‘pengacara’.
NIV: ‘lawyer’ [= pengacara].
NASB: ‘attorney’ [= pengacara].
RSV: ‘spokesman’ [= juru bicara].
KJV/NKJV: ‘orator’ [= ahli pidato].
Calvin: ‘rhetorician’ [= ahli bicara].
Jelas bahwa orang ini adalah orang yang disewa oleh tokoh-tokoh Yahudi, karena dianggap mampu menolong mereka untuk menghancurkan Paulus.
2) Tuduhan Tertulus (Kisah Para Rasul 24: 2-8).
a) Pendahuluan (Kisah Para Rasul 24: 2-4):
Kisah Para Rasul 24: 2-4: “(2) Paulus dipanggil menghadap dan Tertulus mulai mendakwa dia, katanya: ‘Feliks yang mulia, oleh usahamu kami terus-menerus menikmati kesejahteraan, dan oleh kebijaksanaanmubanyak sekali perbaikan yang telah terlaksana untuk bangsa kami. (3) Semuanya itu senantiasa dan di mana-mana kami sambut dengan sangat berterima kasih. (4) Akan tetapi supaya jangan terlalu banyak menghabiskan waktumu, aku minta, supaya engkau mendengarkan kami sebentar dengan kemurahan hatimu yang terkenal itu.”.
1. Ini kata-kata munafik dan bersifat menjilat!
Tertulus, yang mewakili tokoh-tokoh Yahudi itu, bisa memuji-muji Feliks seperti itu, padahal fakta menunjukkan bahwa mereka sangat membenci pemerintahan Romawi yang pada saat itu menjajah mereka. Juga ahli sejarah Josephus mengatakan bahwa Feliks adalah orang yang tamak (bdk. ay 26), kejam (dalam ay 27 ia diganti, karena ia melakukan pembantaian yang menyebabkan orang-orang Yahudi protes kepada kaisar Romawi), dan suka berfoya-foya. Bahwa Tertulus justru memuji orang sebejat Feliks menunjukkan bahwa saat ini ia sedang menjilat!
Penerapan: Kalau saudara sedang berbicara dengan pejabat, orang kaya, langganan besar, calon mertua, atau pendeta saudara, apakah saudara juga bermanis mulut, mengeluarkan kata-kata munafik, menjilat dengan mengeluarkan pujian yang tidak benar?
2. Pasti Feliks senang mendengar kata-kata Tertulus itu!
Penerapan: Apakah saudara senang kalau mendengar jilatan terhadap diri saudara? Apakah saudara senang menerima pujian, yang saudara tahu tidak benar? Yang mana lebih saudara senangi: orang yang selalu bicara blak-blakan, yang bahkan berani menunjukkan kesalahan saudara, atau orang yang selalu menjilat dan memuji-muji saudara?
Fakta menunjukkan bahwa biasanya orang kaya dan orang yang mempunyai jabatan / kedudukan tinggi, senang dijilat. Karena itu kalau saudara kaya dan / atau berkedudukan tinggi, introspeksilah diri saudara sendiri dalam persoalan ini.
Kalau saudara menganggap bahwa menjilat itu adalah salah, tetapi saudara senang dijilat, bukankah itu menunjukkan ketidak-konsekwenan saudara?
b) Isi tuduhan (Kisah Para Rasul 24: 5-8).
Kisah Para Rasul 24: 5-8: “(5) Telah nyata kepada kami, bahwa orang ini adalah penyakit sampar, seorang yang menimbulkan kekacauan di antara semua orang Yahudi di seluruh dunia yang beradab, dan bahwa ia adalah seorang tokoh dari sekte orang Nasrani. (6) Malahan ia mencoba melanggar kekudusan Bait Allah. Oleh karena itu kami menangkap dia dan hendak menghakiminya menurut hukum Taurat kami. (7) Tetapi kepala pasukan Lisias datang mencegahnya dan merebut dia dengan kekerasan dari tangan kami, (8) lalu menyuruh para pendakwa datang menghadap engkau. Jika engkau sendiri memeriksa dia, dapatlah engkau mengetahui segala sesuatu yang kami tuduhkan kepadanya.’”.
1. Kisah Para Rasul 24: 5a: ‘penyakit sampar’.
Kata Yunani yang dipakai adalah LOIMON, yang bisa berarti ‘penyakit sampar, wabah, gangguan’. Karena itu NIV menterjemahkan ‘trouble maker’ [= pembuat kekacauan].
Tuduhan seperti ini dilontarkan oleh Tertulus karena:
a. Huru hara adalah sesuatu yang paling dibenci oleh pemerintahan Romawi (bdk. 19:40).
b. Fakta memang menunjukkan bahwa dimanapun Paulus berada, di situ ada kekacauan. Tetapi sebetulnya Paulus tidak menim¬bulkan kekacauan itu. Ia hanya memberitakan Injil / Firman Tuhan. Orang-orang yang menolak pemberitaannya itulah yang membuat kekacauan.
Penerapan: kalau saudara rajin memberitakan Injil / Firman Tuhan atau rajin menegakkan kebenaran dan karena itu lalu saudara disebut ‘trouble maker’ / ‘pembuat kekacauan’, maka janganlah malu karena hal itu! Ingat bahwa Yesus sendiri dianggap gila, kerasukan setan dsb!
2. Kisah Para Rasul 24: 5b: ‘tokoh dari sekte Nasrani’.
a. Nasrani berasal dari kata ‘Nazaret’, yang merupakan nama yang hina (bdk. Yohanes 1:45-46).
Orang-orang Yahudi tidak mau menggunakan istilah ‘Christian’ [= orang Kristen], karena ini berarti ‘pengikut Kristus / Mesias’ (Ingat bahwa mereka tidak mengakui Yesus sebagai Kristus / Mesias). Karena itu mereka menggunakan sebutan ‘orang Nasrani’, yang jelas mengandung suatu penghinaan.
b. Kata ‘sekte’ berasal dari kata Yunani HAIRESIS, yang sebenarnya tidak mempunyai konotasi / arti yang negatif. Artinya adalah ‘aliran’ (bdk. 5:17 15:5 26:5).
3. Kisah Para Rasul 24: 6a: ‘melanggar kekudusan Bait Allah’.
Tentang ini sudah kita pelajari dalam 21:27-29.
4. Kisah Para Rasul 24: 6b-8a: NIV meletakkan bagian ini di footnote karena ada manuscript-manuscript yang tidak mempunyai bagian ini sehingga bagian ini diragukan keasliannya.
Kalau bagian ini memang benar, maka ay 6b-7 jelas merupakan suatu dusta karena Lisias mengambil Paulus dari tangan mereka bukan pada waktu mereka sedang menghakimi Paulus, tetapi pada waktu mereka sedang berusaha membunuh Paulus (bdk. 21:31-32).
3) Para saksi: mereka membenarkan tuduhan Tertulus (Kisah Para Rasul 24: 9).
Kisah Para Rasul 24: 9: “Dan juga orang-orang Yahudi menyokong dakwaan itu dengan mengatakan, bahwa perkara itu sungguh demikian.”.
II) Pembelaan Paulus (Kisah Para Rasul 24: 10-21).
1) Kisah Para Rasul 24: 10a: Paulus diberi kesempatan untuk membela diri.
Kisah Para Rasul 24: 10a: “Lalu wali negeri itu memberi isyarat kepada Paulus, bahwa ia boleh berbicara.”.
Feliks mempunyai suatu hal yang baik, yaitu: dalam menangani / mengadili suatu pertikaian, ia selalu mendengar dari kedua pihak. Waktu ia membaca surat dari kepala pasukan Lisias, ia tidak mau memutuskan sebelum ia mendengar dari para pendakwa (23:35).
Kisah Para Rasul 23:35 - “ia berkata: ‘Aku akan memeriksa perkaramu, bila para pendakwamu juga telah tiba di sini.’ Lalu ia menyuruh menahan Paulus di istana Herodes.”.
Sekarang setelah mendengar dakwaan dari para pendakwa, ia mau mendengar pembelaan dari Paulus. Hal seperti ini memang merupakan tradisi orang-orang Romawi (bdk. 25:16).
Kisah Para Rasul 25:16 - “Aku menjawab mereka, bahwa bukanlah kebiasaan pada orang-orang Roma untuk menyerahkan seorang terdakwa sebagai suatu anugerah sebelum ia dihadapkan dengan orang-orang yang menuduhnya dan diberi kesempatan untuk membela diri terhadap tuduhan itu.”.
Penerapan:
Ini harus ditiru bukan hanya dalam pengadilan biasa, tetapi juga dalam:
a) Pengadilan gereja.
Betul-betul menyedihkan kalau ada gereja memecat seorang pegawai, apalagi hamba Tuhan, tanpa pengadilan / kesempatan membela diri bagi orang yang dituduh. Gereja seperti ini lebih brengsek dari orang kafir seperti Feliks!
b) ‘pengadilan’ dalam hidup sehari-hari.
Kalau saudara menuduh / menyalahkan seseorang (anak, pegawai, pembantu) maulah mendengar pembelaan diri yang mereka lakukan sebelum saudara mengambil tindakan untuk menghukum!
2) Kisah Para Rasul 24: 10b: ini pendahuluan dari pembelaan diri Paulus.
Kisah Para Rasul 24: 10b: “Maka berkatalah Paulus: ‘Aku tahu, bahwa sudah bertahun-tahun lamanya engkau menjadi hakim atas bangsa ini. Karena itu tanpa ragu-ragu aku membela perkaraku ini di hadapanmu:”.
Berbeda dengan pendahuluan Tertulus yang begitu menjilat dan munafik, pendahuluan Paulus sama sekali tidak memberikan ‘jilatan’ apapun!
Apakah saudara bersikap / berbicara seperti Paulus atau seperti Tertulus?
3) Isi pembelaan.
a) Ia datang di Yerusalem tidak lebih dari 12 hari yang lalu (Kisah Para Rasul 24: 11).
Kisah Para Rasul 24: 11: “Engkau dapat memastikan, bahwa tidak lebih dari dua belas hari yang lalu aku datang ke Yerusalem untuk beribadah.”.
Tetapi:
• 21:27 - 7 hari.
• 22:30 - keesokan harinya.
• 23:11 - pada malam harinya.
• 23:12 - setelah hari siang (NIV: the next morning).
• 23:32 - keesokan harinya.
• 24:1 - lima hari kemudian.
Semua ini jelas lebih dari 12 hari. Karena itu harus disimpulkan bahwa 12 hari yang dimaksudkan oleh Paulus tidak mencakup 5 hari selama ia ada di Kaisarea. Karena tujuannya menyebutkan 12 hari itu memang hanya menunjukkan bahwa ia ada di Yerusalem hanya dalam waktu yang singkat sehingga tidak mungkin melakukan tuduhan seperti dalam ay 5.
b) Ia pergi ke Yerusalem dengan tujuan untuk berbakti (Kisah Para Rasul 24: 11b).
Ini untuk menentang tuduhan dalam Kisah Para Rasul 24: 6 yaitu melanggar kekudusan Bait Allah.
c) Ia tidak pernah bertengkar dengan siapa pun dan ia juga tidak pernah membuat keributan (Kisah Para Rasul 24: 12).
Kisah Para Rasul 24: 12: “Dan tidak pernah orang mendapati aku sedang bertengkar dengan seseorang atau mengadakan huru-hara, baik di dalam Bait Allah, maupun di dalam rumah ibadat, atau di tempat lain di kota.”.
d) Ia mengatakan bahwa tuduhan mereka tidak punya bukti (Kisah Para Rasul 24: 13).
Kisah Para Rasul 24: 13: “Dan mereka tidak dapat membuktikan kepadamu apa yang sekarang dituduhkan mereka kepada diriku.”.
Ini menentang kata-kata Tertulus dalam Kisah Para Rasul 24: 8-9.
e) Ia tidak malu mengakui dirinya sebagai penganut sekte Nasrani (Kisah Para Rasul 24: 14a).
Kisah Para Rasul 24: 14: “Tetapi aku mengakui kepadamu, bahwa aku berbakti kepada Allah nenek moyang kami dengan menganut Jalan Tuhan, yaitu Jalan yang mereka sebut sekte. Aku percaya kepada segala sesuatu yang ada tertulis dalam hukum Taurat dan dalam kitab nabi-nabi.”.
f) Dalam Kisah Para Rasul 24: 14 Paulus menyebutkan tentang ‘Allah nenek moyang’ dan juga ‘hukum Taurat dan kitab nabi-nabi’ untuk menunjukkan bahwa menjadi kristen tidak berarti menentang Musa, nabi-nabi, atau¬pun agama dari Abraham, Ishak dan Yakub, karena kekristenan memang sejalan dengan semua itu.
Secara tidak langsung ini menunjukkan bahwa Yudaisme yang dianut oleh tokoh-tokoh Yahudi itulah yang menyimpang!
g) Ia lagi-lagi menyebutkan tentang kepercayaannya pada kebangkitan orang mati (Kisah Para Rasul 24: 15 bdk. Kisah Para Rasul 24: 21).
Kisah Para Rasul 24: 15,21: “(15) Aku menaruh pengharapan kepada Allah, sama seperti mereka juga, bahwa akan ada kebangkitan semua orang mati, baik orang-orang yang benar maupun orang-orang yang tidak benar. ... (21) Atau mungkinkah karena satu-satunya perkataan yang aku serukan, ketika aku berdiri di tengah-tengah mereka, yakni: Karena hal kebangkitan orang-orang mati, aku hari ini dihadapkan kepada kamu.’”.
h) Ia mengaku bahwa ia selalu berusaha untuk hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah dan manusia (Kisah Para Rasul 24: 16).
Kisah Para Rasul 24: 16: “Sebab itu aku senantiasa berusaha untuk hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah dan manusia.”.
i) Dalam ay 17 Paulus menunjukkan tujuan yang lain (selain berbakti - bdk. Kisah Para Rasul 24: 11b) untuk datang ke Yerusalem, yaitu untuk memberikan pemberian dan persembahan.
Kisah Para Rasul 24: 17: “Dan setelah beberapa tahun lamanya aku datang kembali ke Yerusalem untuk membawa pemberian bagi bangsaku dan untuk mempersembahkan persembahan-persembahan.”.
Kata ‘pemberian’ diterjemahkan ‘alms’ [= sedekah] oleh NASB dan ‘gifts to the poor’ [= pemberian kepada orang miskin] oleh NIV. Bdk. Roma 15:25-31 1Korintus 16:1-4 2Korintus 8-9. Dengan tujuan seperti itu, jelas ia tidak mungkin datang membuat kekacauan ataupun melanggar kekudusan Bait Allah seperti yang dituduhkan dalam ay 5-6.
j) Kisah Para Rasul 24: 18-20: “(18) Sementara aku melakukan semuanya itu, beberapa orang Yahudi dari Asia mendapati aku di dalam Bait Allah, sesudah aku selesai mentahirkan diriku, tanpa orang banyak dan tanpa keributan. (19) Merekalah yang sebenarnya harus menghadap engkau di sini dan mengajukan dakwaan mereka, jika mereka mempunyai sesuatu terhadap aku. (20) Namun biarlah orang-orang yang hadir di sini sekarang menyatakan kejahatan apakah yang mereka dapati, ketika aku dihadapkan di Mahkamah Agama.”.
1. Kisah Para Rasul 24: 18-19: Paulus mengatakan bahwa saksi yang sebetulnya ternyata tidak hadir di sini.
2. Kisah Para Rasul 24: 20: Paulus mengatakan bahwa mereka yang sekarang ini menuduhnya, sebetulnya tidak tahu apa-apa.
III) Sikap Feliks (Kisah Para Rasul 24: 22-27).
1) Kisah Para Rasul 24: 22: “Tetapi Feliks yang tahu benar-benar akan Jalan Tuhan, menangguhkan perkara mereka, katanya: ‘Setibanya kepala pasukan Lisias di sini, aku akan mengambil keputusan dalam perkaramu.’”.
Ada 3 penafsiran tentang bagian ini:
a) Sebelum sidang Feliks memang sudah lebih tahu tentang kekristenan dibandingkan dengan orang-orang Yahudi itu.
Kalau ini benar, dari mana ia mengenal kekristenan? Jelas dari orang-orang Kristen di Kaisarea, seperti:
1. Kornelius (10:1).
2. Filipus (21:8-9).
b) Ia menjadi lebih tahu tentang kekristenan, khususnya tentang hubungan kekristenan dengan Yudaisme, karena penjelasan Paulus dalam sidang ini.
c) Ia menunda sampai ia mendapat pengertian yang lebih baik tentang kekristenan.
Yang jelas, ia seharusnya tahu kalau Paulus yang benar, tetapi ia tidak mau menentang orang-orang Yahudi itu dengan jalan membebaskan Paulus. Karena itu maka ia lalu menangguhkan perkara itu. Tentang kepala pasukan Lisias, itu cuma alasan belaka, karena Lisias ternyata tidak pernah muncul.
Penerapan: ada banyak pendeta / pejabat gereja yang dalam ‘menghakimi’ suatu pertengkaran dalam gereja, sekalipun tahu mana pihak yang benar, tetapi tidak mau mengambil keputusan yang tegas. Ini jelas merupakan sesuatu yang salah.
2) Kisah Para Rasul 24: 23: “Lalu ia menyuruh perwira itu tetap menahan Paulus, tetapi dengan tahanan ringan, dan tidak boleh mencegah sahabat-sahabatnya melayani dia.”.
Ia menyuruh menahan Paulus, tetapi dengan tahanan ringan dimana sahabat-sahabat Paulus diijinkan untuk melayani Paulus.
Tentu bukan tanpa maksud ia memberikan kemurahan kepada Paulus. Nanti kita akan melihat maksudnya!
Penerapan: apakah saudara juga hanya bermurah hati kalau saudara punya maksud tertentu?
3) Kisah Para Rasul 24: 24-25: “(24) Dan setelah beberapa hari datanglah Feliks bersama-sama dengan isterinya Drusila, seorang Yahudi; ia menyuruh memanggil Paulus, lalu mendengar dari padanya tentang kepercayaan kepada Yesus Kristus. (25) Tetapi ketika Paulus berbicara tentang kebenaran, penguasaan diri dan penghakiman yang akan datang, Feliks menjadi takut dan berkata: ‘Cukuplah dahulu dan pergilah sekarang; apabila ada kesempatan baik, aku akan menyuruh memanggil engkau.’”.
a) Drusila adalah anak Herodes Agripa I (ini adalah Herodes yang mati dalam Kisah Para Rasul 12:23). Sedang Agripa dalam Kisah Para Rasul 23:13 adalah Herodes Agripa II, yaitu anak dari Herodes Agripa I, atau saudara dari Drusila.
b) Mula-mula Drusila bertunangan dengan Epiphanes, anak dari raja Antiokhus, dengan syarat bahwa tunangannya itu harus masuk agama Yahudi. Tetapi Epiphanes ternyata ingkar janji sehingga pertunangan itu putus. Lalu Agripa II, saudara Drusila, menikahkan Drusila dengan raja Azizus dari Emesa. Tetapi Feliks lalu membujuk / merayu Drusila, dan dengan pertolongan seorang ahli sihir, ia berhasil mendapatkan Drusila sebagai istrinya.
c) Feliks memanggil Paulus, mungkin dengan harapan bahwa Paulus akan memberitakan hal yang enak-enak bagi dia! Tetapi Paulus memberitakan Injil, di mana ia berbicara tentang kebenaran, penguasaan diri dan penghakiman, sehingga Feliks bukannya menjadi senang tetapi bahkan menjadi takut, lalu berhenti mendengar Paulus.
Ada beberapa hal yang perlu kita soroti dari peristiwa ini:
1. Paulus ‘terbelenggu’ [= orang tahanan], tetapi hebatnya ia tetap memberitakan Injil.
Bdk. 2Timotius 2:9 - “Karena pemberitaan Injil inilah aku menderita, malah dibelenggu seperti seorang penjahat, tetapi firman Allah tidak terbelenggu.”.
Kita sering kali kebalikan dari Paulus: kita adalah orang bebas / tidak terbelenggu, tetapi Firman Allah dalam diri kita terbelenggu karena kita tidak memberitakan Injil! Maukah saudara menjadi seperti Paulus, yang terus memberitakan Injil dalam segala sikon?
2. Berita Injil yang Paulus beritakan ternyata menjadikan Feliks takut!
Penerapan: kalau saudara memberitakan Injil apakah saudara hanya memberitakan yang enak-enak saja? Atau saudara juga berbicara tentang murka Allah, keadilan Allah, neraka dsb?
3. Feliks takut, lalu berhenti mendengar.
Jangan tiru apa yang dilakukan Feliks di sini! Kalau Firman Allah membuat saudara takut, maka tanggapan yang benar bukannya berhenti mendengar, tetapi bertobat dan datang kepada Kris¬tus!
4) Kisah Para Rasul 24: 26: “Sementara itu ia berharap, bahwa Paulus akan memberikan uang kepadanya. Karena itu ia sering memanggilnya untuk bercakap-cakap dengan dia.”.
Ia mengharapkan uang dari Paulus.
Tetapi Paulus bukan orang kaya. Bagaimana Feliks bisa mengharap¬kan uang dari dia?
a) Mungkin uang yang sedianya akan diberikan kepada jemaat miskin di Yerusalem (bdk. Kisah Para Rasul 24: 17), belum diberikan oleh Paulus.
b) Mungkin dari teman-teman Paulus, yang diijinkan oleh Feliks untuk mengunjungi dan melayani Paulus. Sekarang kita tahu mengapa Feliks memberikan tahanan ringan kepada Paulus (bdk. Kisah Para Rasul 24: 23)
5) Kisah Para Rasul 24: 27: “Tetapi sesudah genap dua tahun, Feliks digantikan oleh Perkius Festus, dan untuk mengambil hati orang Yahudi, ia membiarkan Paulus tetap dalam penjara.”.
a) Tindakan menahan Paulus ia lakukan bukan karena ia menganggap bahwa itu adalah tindakan yang benar. Ia melakukan tindakan ini karena perhitungan untung rugi!
b) Feliks dipanggil oleh Kaisar di Roma untuk mempertanggung jawabkan kekejaman yang ia lakukan. Ia hampir saja dijatuhi hukuman mati, tetapi akhirnya lolos karena pertolongan Pallas, saudaranya. Tetapi Ironside mengatakan bahwa akhirnya Feliks mati bunuh diri.
KESIMPULAN:
SIKAP FELIKS. Dalam diri Feliks kita melihat orang yang sekalipun tahu tentang kebenaran, tetapi tidak mau tunduk pada kebenaran itu! Ia juga tidak mau percaya kepada Yesus yang adalah kebenaran itu, sekalipun ia sudah mendengarnya dari Paulus. Akhirnya ia binasa!
Bagaimana dengan saudara? Sudahkah saudara datang dan percaya kepada Yesus yang adalah kebenaran itu? Dan apakah dalam hidup saudara, saudara selalu berusaha hidup sesuai dengan kebenaran yang saudara ketahui?
-AMIN-