LUKAS 1:39-56 (MARIA MEMUJI TUHAN)

Pdt.Budi Asali, M.Div.
BACAAN: LUKAS 1:39-56.

Setelah mendengar berita dari malaikat, ada 2 hal yang dilakukan oleh Maria:

I) Mengunjungi Elisabet (Lukas 1: 39-45):
LUKAS 1:39-56 (MARIA MEMUJI TUHAN)
otomotif, tutorial, gadget
1) Maria mengunjungi Elisabet (Lukas 1: 39) untuk:

a) Membuktikan kata-kata malaikat dalam Lukas 1: 36, yang menyatakan bahwa Elisabet yang sudah tua dan mandul itu sedang mengandung. Maria melakukan hal ini bukan karena ia tidak percaya pada kata-kata malaikat dalam Lukas 1: 36 itu. Ia sudah percaya, tetapi ia tetap melakukan semua ini untuk meneguhkan imannya.

Penerapan:

Membuktikan kebenaran Firman Tuhan, bisa menguatkan iman. Kita bisa melakukan hal itu, misalnya dengan belajar archeology, atau dengan pergi ke Israel untuk melihat apakah yang diceritakan dalam Kitab Suci itu sesuai dengan aslinya atau tidak. Sayangnya saat ini jauh lebih banyak orang yang berusaha membuktikan ketidakbenaran Firman Tuhan, baik secara sengaja maupun tidak.

b) Memberitahu Elisabet tentang janji Tuhan kepadanya yang saat itu sudah mulai digenapi (bahwa Maria sudah mulai mengandung, secara implicit ditunjukkan oleh kata-kata ‘buah rahimmu’ dalam ay 42b). Dengan demikian mereka bisa merayakan berkat / anugerah Tuhan itu bersama-sama.

Penerapan: maulah sharing supaya orang lain juga bisa bersukacita oleh karena berkat yang saudara terima.

2) Pada waktu Maria masuk ke rumah Zakharia, ia memberi salam kepada Elisabet (Lukas 1: 40). Ini menunjukkan:

a) Maria adalah seorang yang sopan / mempunyai etika.

b) Maria adalah orang yang rendah hati. Ia tidak ‘mabuk’ / menjadi sombong karena berkat Tuhan yang ia terima (sedang mengandung akan melahirkan Anak Allah / Mesias).

Penerapan: Kalau saudara menerima berkat Tuhan yang meninggikan saudara (seperti menjadi kaya, naik pangkat, lulus dan mendapat gelar, dsb), apakah itu membuat saudara ‘mabuk’ / jadi sombong? Bandingkan dengan cerita tentang Petruk yang menjadi raja!

3) Ketika Elisabet mendengar salam dari Maria, maka ada 2 hal yang terjadi:

a) Anak dalam kandungan Elisabet melonjak (Lukas 1: 41a).

Memang janin dalam kandungan yang berusia 6 bulan sudah banyak bergerak, tetapi lonjakan janin disini jelas merupakan suatu mujijat / pekerjaan Tuhan, karena dikatakan bahwa janin dalam kandungan Elisabet itu ‘melonjak kegirangan’ (ay 44). Tentu janin dalam kandungan Elisabet itu melonjak bukan karena Maria atau salamnya, tetapi karena janin dalam kandungan Maria.

b) Elisabet menjadi penuh dengan Roh Kudus (Lukas 1: 41b) dan lalu berseru / bernubuat (Lukas 1: 42-45).

4) Kata-kata Elisabet (Lukas 1: 42-45).

a) ‘Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu’ (Lukas 1: 42).
Arti dari ‘diberkatilah engkau di antara semua perempuan’ adalah: Maria adalah orang yang paling diberkati di antara semua perempuan.

Dalam kalimat ini Maria didahulukan dari pada Yesus. Apakah ini menunjukkan bahwa Maria memang lebih diutamakan dari Yesus? Calvin berkata: Tidak, karena kata ‘dan’ berasal dari kata Yunani KAI yang bisa diterjemahkan ‘karena’. Jadi maksud seluruh kalimat ini adalah: Mary was blessed because of the blessedness of Jesus (= Maria diberkati karena keadaan diberkati dari Yesus).

b) ‘Siapakah aku ini sehingga ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan’ (Lukas 1: 43-44).
Lukas 1: 43 menunjukkan kerendahan hati Elisabet. Pertanyaan ‘siapakah aku ini?’ perlu sering kita tanyakan kepada diri kita sendiri, dan kalau kita mempunyai jawaban yang benar terhadap pertanyaan ini, maka itu akan membuat kita menjadi rendah hati.

Bahwa Maria disebut ‘ibu Tuhanku’ menunjukkan bahwa istilah ‘Bunda Allah’ untuk Maria adalah istilah yang Alkitabiah / benar. Tetapi harus diingat bahwa istilah ini tidak bertujuan meninggikan / memuliakan Maria, tetapi menunjukkan bahwa Anak yang akan ia lahirkan betul-betul manusia dan Allah sekaligus.

Baik Elisabet maupun janin dalam rahimnya bisa mengetahui bahwa Maria mengandung Anak Allah adalah karena pekerjaan Tuhan.

c) ‘Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana’ (Lukas 1: 45).

Elisabet menyebut Maria berbahagia, karena Maria percaya kepada firman Tuhan. Sebaliknya ada banyak pernderitaan yang disebabkan karena ketidak-percayaan kepada Firman Tuhan.

d) Dari semua yang dikatakan Elisabet ini, ada hal-hal yang bisa didapatkan:
Elisabet tidak iri hati kepada Maria tetapi bersukacita bersama-sama Maria. Ini sesuatu yang bagus dan harus ditiru.

Elisabet memang menghormati Maria tetapi:

Elisabet tidak menghormati Maria lebih dari seharusnya. Ini berbeda dengan penyembahan kepada Maria!

Elisabet menghormati Maria yang masih hidup. Ini berbeda dengan menghormati / menyembah Maria yang sudah mati.
Maria disebut ‘diberkati’ (Lukas 1: 42) dan ‘berbahagia’ (Lukas 1: 45).

William Barclay mengatakan bahwa sekalipun Maria diberkati dan berbahagia karena ia dipilih oleh Allah untuk melahirkan Yesus, tetapi tak boleh dilupakan bahwa ia juga sangat menderita karena hal itu, khususnya pada waktu melihat Yesus mati disalib.

Barclay mengatakan:

"To be chosen by God so often means at one and the same time a crown of joy and a cross of sorrow" (= dipilih oleh Allah sering berarti mahkota sukacita dan salib kesedihan pada saat yang sama).

II) Maria menyanyi / memuji Tuhan (Lukas 1: 46-55):

1) Maria memuji Tuhan karena berkat dan kemurahan Tuhan kepadanya (Lukas 1: 46-49).

a) Maria menyebut Allah sebagai Juruselamatnya (Lukas 1: 47).

Dalam Kitab Suci sebutan Juruselamat sekalipun bisa menunjuk pada penyelamat secara jasmani, tetapi pada umumnya menunjuk pada penyelamat secara rohani. Lebih-lebih kalau bagian ini dihubungkan dengan Matius 1:21, dimana Yesus dikatakan akan menyelamatkan umatNya dari dosa mereka, maka kata ‘Juruselamat’ disini pasti berarti penyelamat secara rohani.

Kalau Maria memang suci murni maka ia jelas tidak membutuhkan Juruselamat. Bahwa ia menyebut Allah sebagai ‘Juruselamatku’, menunjukkan bahwa ia juga adalah manusia berdosa.

b) Maria mengatakan bahwa Allah telah memperhatikan ‘kerendahan hambaNya’ (Lukas 1: 48).

Ini menunjukkan kerendahan hati Maria, dan sekaligus kesadaran Maria bahwa ia memang tidak berlayak karena kedudukannya yang sangat rendah di hadapan Tuhan.


Calvin membandingkan ini dengan Gereja Roma Katolik yang memberikan Maria kedudukan begitu tinggi, bahkan lebih tinggi dari Yesus sendiri. Ini terlihat dari lagu mereka (yang ditujukan kepada Maria) dalam bahasa Latin Rega Patrem, jube Natum [= Beseech the Father, Order the Son (= mohonlah kepada Bapa, perintahlah Anak)].

2) Maria memuji Tuhan karena perbuatan dan kuasaNya kepada semua manusia secara umum (Lukas 1: 50-53).

a) Lukas 1: 50:

‘rahmatNya’.

NIV/NASB: His mercy (= belas kasihanNya).
Bagaimana bisa disebut mercy kalau diberikan kepada orang yang takut kepadaNya. Bukankah orang-orang itu berhak menerima mercy itu karena mereka takut kepadaNya? Untuk menjawab pertanyaan ini kita perlu mengingat bahwa mereka bisa takut kepada Allah juga karena pekerjaan Allah.

b) Lukas 1: 50-51: ‘congkak hatinya’ dikontraskan dengan ‘takut akan Dia’.

c) Lukas 1: 52-53:
Bagian ini tidak menunjukkan bahwa Allah selalu bermusuhan dengan orang tinggi / kaya dan selalu baik kepada orang rendah / miskin.

Bagian ini juga tak boleh ditafsirkan bahwa Allah selalu menurunkan orang tinggi dan meninggikan orang rendah (Presiden jadi RT, RT jadi kaisar).

Tetapi ini menunjukkan bahwa pergantian pemimpin bukan terjadi begitu saja, tetapi semua itu ada dalam tangan Tuhan / diatur oleh Tuhan (bdk. Roma 13:1). Dan Allah berkuasa untuk menurunkan orang tinggi yang jahat, dan meninggikan orang rendah yang saleh. Karena itu kita harus berdoa supaya Tuhan memberi pemimpin yang baik.

3) Maria memuji Tuhan karena menggenapi janjiNya kepada Israel / Gereja (Lukas 1: 54-55).

Kata-kata ‘Ia mengingat rahmatNya’ (Lukas 1: 54), menunjukkan bahwa bisa saja terjadi suatu keadaan dimana Allah seakan-akan lupa akan janjiNya! Tetapi sesungguhnya tentu saja Ia tidak lupa.

Penutup / Kesimpulan:

Maria menerima berkat Tuhan dengan menceritakan kepada orang lain (sharing), dan dengan menyanyi memuji Tuhan. Sekalipun saudara mungkin tidak menerima berkat seperti Maria, tetapi saudara toh mendapat banyak berkat Tuhan. Maukah saudara bersikap seperti Maria?


Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div:  meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
-AMIN-
Next Post Previous Post