MATIUS 10:1-15 (PANGGILAN PELAYANAN)

Pdt.Budi Asali, M.Div.
Bacaan: MATIUS 10:1-15.

I) Panggilan pelayanan.

1) Yang memanggil adalah Yesus sendiri (Matius 10:1,5 bdk. 1Korintus 1:1 2Korintus 1:1 Galatia 1:1,15-17 Efesus 1:1). Kita tidak boleh melayani karena alasan-alasan yang lain (misalnya: daripada menganggur, karena desakan majelis / pendeta / orang Kristen yang lain, dsb). Kita harus melayani karena panggilan Tuhan. Coba periksa apa sebabnya saudara melayani!
MATIUS 10:1-15 (PANGGILAN PELAYANAN)
gadget, otomotif, bisnis
2) Yesus berdoa semalam suntuk sebelum memanggil (Lukas 6:12,13).

Ini adalah sesuatu yang harus kita tiru. Sebelum melakukan segala sesuatu, kita harus berdoa lebih dulu meminta pimpinan Tuhan. Apalagi kalau kita mau mengangkat pendeta, penginjil, majelis, guru Sekolah Minggu, pengurus, dsb. Kita memang harus menggunakan otak kita untuk memilih orang-orang yang rasanya cocok untuk jabatan-jabatan tersebut, tetapi kita harus berdoa supaya Tuhan memimpin kita sehingga kita mendapatkan orang-orang yang tepat.

3) Mula-mula murid-murid mendapat panggilan untuk mengikut Yesus (Matius 4:19,21 Matius 9:9 Yohanes 1:43), dan sekarang mereka mendapat panggilan untuk melayani. Tidak ada seorang yang dipanggil hanya untuk ikut Yesus dan tidak dipanggil untuk melayani Dia! Bagaimana dengan saudara? Mungkin saudara sudah mengikut Yesus, tetapi sudahkah saudara melayani Dia?

II) Orang-orang yang dipanggil.

1) Ada 12 orang yang dipanggil untuk menjadi rasul (Matius 10:  1,2,5). Dalam Perjanjian Lama ada 12 suku Israel, dan Yesus sengaja memanggil 12 orang untuk menjadi rasul. Ini bukan kebetulan tetapi kesengajaan.

2) 12 orang itu dipilih dari antara murid-murid (Lukas 6:13). Murid = disciple / learner (orang yang belajar). Ini sesuatu yang penting! Kalau kita mau memilih pejabat gereja, kita harus memilih dari antara orang-orang yang senang / rajin belajar Firman Tuhan! Kalau seseorang melayani Tuhan tetapi dia bukan seorang yang senang / rajin belajar Firman Tuhan, ia pasti akan mengacaukan segala pelayanan!

3) Orang itu adalah orang-orang yang biasa saja, tetapi lalu Yesus memperlengkapi mereka (Matius 10:  1). Dan perhatikan urut-urutannya. Yesus memperlengkapi dulu (Matius 10:  1), baru Ia mengutus (Matius 10:  5). Kalau Tuhan menyuruh melayani, Ia pasti memperlengkapi (1Korintus 12:7-11). Karena itu jangan saudara mengatakan sudara tidak melayani karena saudara tidak bisa melayani!

4) Matius 10:  2: ‘Pertama Simon yang di sebut Petrus'.

Kata ‘pertama’ (first) dalam bahasa Yunani adalah PROTOS yang bisa diartikan:

· no 1 (menunjukan nomor urut belaka).

· yang terutama.

Gereja Roma Katolik mengambil arti kedua untuk mendukung pandangan mereka bahwa Petrus adalah Paus I. Tapi Kitap Suci tidak menunjukkan bahwa Petrus mempunyai kedudukan lebih tinggi dari rasul-rasul yang lain. Baca Kis 15 Galatia 2:11-14 yang jelas menunjukkan bahwa Petrus bukan pemimpin tertinggi.

Jadi di sini kata PROTOS mungkin hanya menunjukkan urut-urutan saja atau hanya sekedar menunjukkan bahwa Petrus adalah orang yang menonjol di antara mereka (tetapi tetap bukan yang paling tinggi pangkatnya!).

5) Matius 10:  3: ‘Matius pemungut cukai’.

Untuk mengingat kasih karunia Allah yang dilimpahkan kepadanya, Matius menambahkan ‘pemungut cukai’ untuk dirinya sendiri. Bandingkan dengan Paulus dalam Galatia 1:13,14 1Timotius 1:12-16. Pernahkah saudara mengingat siapa saudara dahulu?

Apa yang dilakukan Matius maupun Paulus di atas, tidak bertentangan dengan Filipi 3:14! Kalau ‘yang di belakang’ itu menghalangi kemajuan kita, maka itu harus dilupakan. Tetapi kalau itu bisa mendorong kita untuk maju, maka justru harus diingat. Juga cara kita meninjau apa yang di belakang sangat menentukan apakah hal itu menghalangi kemajuan kita atau mendorong kita untuk maju.

6) Matius 10: 4: ‘Yudas Iskariot yang mengkhianati Dia’.

Sebutan ‘Pemungut cukai’ bagi Matius bukanlah sesuatu yang merendahkan / memalukan, tetapi sebutan ‘pengkhianat’ untuk Yudas adalah sesuatu yang memalukan / merendahkan.

Mengapa? Karena dosa Matius terjadi sebelum ia ikut Yesus / menjadi rasul. Sedangkan dosa Yudas terjadi sesudah ia ikut Yesus dan menjadi rasul. Di samping itu Matius bertobat sedangkan Yudas tidak.

Karena itu hati-hatilah dengan dosa sesudah saudara menjadi orang Kristen. Itu jauh lebih memalukan dari pada dosa saudara sebelum saudara menjadi orang Kristen.

Anehnya mengapa Yesus memilih Yudas yang akhirnya akan menjadi pengkhianat?

Bukankah Yesus sudah berdoa dulu (semalam suntuk!) sebelum memilih 12 rasul itu? Di sini kita lihat bahwa kalau kita berdoa meminta pimpinan Tuhan, itu tidak berarti bahwa kita tidak akan mengalami hal-hal yang tidak enak! Tetapi apa yang tidak enak itu dapat berguna bagi kemuliaan Allah! Pengkhianatan Yudas akhirnya dipakai oleh Allah untuk kemuliaanNya!

III) Instruksi Yesus.

1) Object / tujuan pelayanan (Matius 10: 5-6).

· bukan bangsa lain (Gentiles / non Yahudi).

· bukan orang Samaria (untuk tahu latar belakang orang Samaria, baca 2Raja 17).

· hanya kepada domba yang hilang dari Israel (bdk. Matius 15:24 Roma 15:8).

Pembatasan ini jelas hanya bersifat sementara karena dalam Matius 28:19 dan Kisah Para Rasul 1:8 jelas Yesus menghendaki murid-muridNya melakukan Pemberitaan Injil kepada semua bangsa.

Tetapi, bagaimanapun Paulus sendiri memberitakan Injil kepada orang-orang Yahudi dulu, dan setelah ditolak, barulah ia memberitakan Injil kepada orang-orang non Yahudi (Kisah Para Rasul 12:46 Kisah Para Rasul 28:17-29).

Israel adalah bangsa pilihan dan Mesias dijanjikan kepada mereka. Jadi adalah sesuatu yang tepat kalau Injil lebih dahulu diberitakan kepada mereka.

2) Tugas mereka (Matius 10:  7-8).

· memberitakan Injil. Ini tugas utama, lebih penting dari penyembuhan, dll.

· menyembuhkan orang sakit.

· membangkitkan orang mati.

Ada manuscripts yang menghapuskan bagian ini. Manuscripts kuno justru mempunyai bagian ini. Rupa-rupanya bagian ini dihapus karena dalam Kitab Suci sebelum kenaikan Yessus ke surga murid-murid tidak pernah menyembuhkan orang mati. Jadi dianggap tak cocok dan lalu dihapus. Tetapi saya percaya ini adalah bagian Kitab Suci yang sah.

· mentahirkan orang kusta.

· mengusir setan.

Ingat, bahwa tugas-tugas ini hanya berlaku untuk 12 rasul itu pada saat itu saja! Jadi jangan menjadi orang ekstrim dengan lalu berusaha melakukan hal itu. Tetapi bagaimana dengan pemberitaan Injil? Perintah pekabaran Injil diperbaharui terus menerus oleh Yesus seperti dalam Matius 28:19. Jadi, itu berlaku untuk kita! Tetapi perintah untuk membangkitkan orang mati, dsb, itu bukan untuk kita!

3) Pesan Yesus:

a) Matius 10:  8b: kamu memperolehnya dengan cuma-cuma, berikanlah dengan cuma-cuma.

· Ini menunjuk kepada keselamatan. Kita memang mendapat keselamatan dengan cuma-cuma! (Yesaya 55:1 Efesus 2:8-9 Roma 3:24).

· Kita harus memberikan keselamatan (artinya memberitakan Injil) dengan cuma-cuma. Ini tidak berarti bahwa hamba Tuhan tidak boleh menerima HR, tetapi ini berarti bahwa hambaTuhan tidak boleh memberitakan Firman Tuhan dengan tujuan mencari keuntungan pribadi. Juga hamba Tuhan tidak boleh ‘menjual Firman Tuhan’ dengan menentukan tarif khotbah, dsb. Ini berbeda dengan kalau suatu gereja mau mengangkat seseorang menjadi pendeta. Dalam hal ini memang harus ada pembicaraan tentang biaya hidup tiap bulan yang akan diberikan kepada hamba Tuhan itu.

b) Matius 10:  9-10. Mereka dilarang membawa:

1. Emas, perak, tembaga dalam ikat pinggang.

2. Bekal (Matius 10:  10). Ini seharusnya adalah ‘kantong’ untuk membawa barang-barang (RSV/NIV/NASB: ‘bag’).

3. Baju 2 helai. Jadi tidak boleh membawa ‘serep’ / baju extra.

4. Sandal. Ini harus diartikan seperti baju. Yang dilarang adalah membawa sandal extra (bdk. Markus 6:9).

5. Tongkat. Mengapa kelihatannya ini bertentangan dengan Markus 6:8 - “jangan membawa apa-apa dalam perjalanan mereka, kecuali tongkat”? Ada macam-macam penafsiran:

· Sama seperti baju dan sandal, yang dilarang adalah membawa tongkat extra.

Tetapi, penafsiran ini aneh. Siapa yang membawa tongkat extra dalam perjalanan?

· Ada manuscripts yang menggunakan bentuk jamak RABDOUS (= tongkat-tongkat), bukanlah bentuk tunggal RABDON (= tongkat). Penafsir-penafsir tertentu menyetujui bentuk jamak itu untuk menghilangkan pertentangan ini. Tetapi yang betul adalah RABDON karena manuscripts kuno menulis demikian dan itu adalah pembacaan yang lebih sukar (more difficult reading).

· Calvin: RABDON bisa berarti:

* rod (tongkat yang berat). Ini yang dimaksud oleh Matius (tak boleh dibawa).

* ‘walking stick’ (= tongkat yang ringan). Ini yang dimaksud oleh Markus (boleh dibawa).

· Mungkin dari antara 12 rasul itu ada yang sudah mempunyai tongkat dan ada yang belum. Untuk yang sudah mempunyai tongkat, berlaku Markus 6:8 (boleh dibawa); sedangkan bagi yang belum mempunyai tongkat berlaku Matius 10:10 (tidak boleh membawa tongkat, artinya mereka tidak perlu mencari tongkat). Ini penafsiran yang saya setujui.

Ingat bahwa semua larangan ini cuma berlaku untuk mereka pada saat itu! Bandingkan dengan Lukas 22:35-36 - “Lalu Ia berkata kepada mereka: ‘Ketika Aku mengutus kamu dengan tiada membawa pundi-pundi, bekal dan kasut, adakah kamu kekurangan apa-apa?’ Jawab mereka: ‘Suatupun tidak.’ KataNya kepada mereka: ‘Tetapi sekarang ini, siapa yang mempunyai pundi-pundi, hendaklah ia membawanya, demikian juga yang mempunyai bekal; dan siapa yang tidak mempunyainya hendaklah ia menjual jubahnya dan membeli pedang”.

Jadi, jangan dilakukan pada jaman ini! Tetapi, mengapa saat itu Tuhan melarang?

¨ Karena Tuhan akan mencukupi (bdk. Lukas 22:35,36).

¨ Seorang pekerja patut mendapat upah (Matius 10: 10b bdk. 1Korintus 9:4-14 1Timotius 5:17,18).

William Barclay: “Here then is the double truth; the man of God must never be over-concerned with material things, but the people of God must never fail in their duty to see that the man of God receives a reasonable support” [= Di sini ada kebenaran ganda; hamba Allah tidak pernah boleh terlalu memikirkan hal-hal materi, tetapi umat Allah (jemaat) tidak pernah boleh gagal dalam kewajiban mereka untuk mengusahakan supaya hamba Allah menerima dukungan (keuangan) yang layak / masuk akal].

c) Matius 10:  11-15.

· Carilah orang yang layak dan tinggal padanya (bdk. Lukas 10:7 - ‘jangan pindah-pindah).

Mereka tidak boleh tinggal dalam satu rumah, lalu pindah karena ada rumah lain yang lebih baik, dsb.

· Cara mencari orang yang layak:

¨ Beri salam (12-13). Kalau salam itu ditolak, orang itu tak layak. Kalau salam itu diterima, orang itu layak.

¨ Beritakan Injil (Matius 10:  14-15).

Kalau Injil itu ditolak, orang itu tak layak; kalau itu terjadi maka rasul-rasul harus:

* tinggalkan. Pemberitaan Injil tidak perlu memaksa!

* kebaskan debu sebagai peringatan (Markus 6:11 Lukas 9:5 Kisah Para Rasul 13:51).

Dalam Pemberitaan Injil tidak boleh selalu ‘ramah / lemah lembut’. Kalau Injil ditolak / dihina kita harus menunjukkan sikap keras. Jangan memberitakan Injil dengan cara seolah-olah Injil itu adalah barang murahan / jelek yang nggak laku!

Untuk orang yang menolak Injil, berlaku Matius 10:  16! Hukum mereka akan lebih berat dari pada orang-orang Sodom dan Gomora (bdk. Lukas 12:47-48).

Jelas bahwa penolakan terhadap Injil bukanlah sesuatu yang main-main! Juga ini menunjukkan bahwa ada tingkat-tingkat hukuman di neraka (bdk. Matius 11:23).

Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div:  meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
-AMIN-
Next Post Previous Post