MATIUS 11:1-15 (KERAGU-RAGUAN TENTANG YESUS)

Pdt.Budi Asali, M.Div.
Bacaan: MATIUS 11:1-15.
Matius 11: 1:

Matius tidak menceritakan pengalaman murid-murid yang diutus itu (10:5). Markus dan Lukas menceritakannya tetapi hanya sedikit (Markus 6:12-13 Lukas 9:6).
MATIUS 11:1-15 (KERAGU-RAGUAN TENTANG YESUS)
gadget, otomotif, bisnis
Juga pada Matius 11:  7 tidak diceritakan akan penyampaian kata-kata Yesus kepada Yohanes Pembaptis dan reaksi Yohanes Pembaptis mendengar kata-kata Yesus itu, tetapi Matius melanjutkan ceritanya tentang Yesus. Mengapa? Karena Matius mau memfokuskan ceritanya kepada Yesus dan bukan pada hal-hal yang lain.

Penerapan:

· Hidup kita juga harus berpusat pada Kristus. setan kita mengalihkan pandangan kita pada hal-hal lain seperti problem-problem kita, keuangan / pekerjaan kita, keluarga kita, kesenangan-kesenangan duniawi, dsb, tetapi kita harus selalu menjaga supaya kita terus memandang kepada Kristus dan mengarahkan hidup kita kepada Kristus.

· Dalam menyampaikan Firman Tuhan (Baik melalui khotbah, renungan, pelajaran sekolah minggu, pelajarang agama, sharing, Pekabaran Injil pribadi, dsb), kita harus bisa memegang arah pembicaraan! Jangan turuti rasa ingin tahu dari si pendengar Firman Tuhan tersebut!
Matius 11:  2-3:

Di sini terlihat ada suatu keragu-raguan! Ada beberapa hal yang bisa dibatasi:

A) Itu adalah suatu keragu-raguan tentang Kristus!

Matius 11:  3: ‘yang akan datang itu’ (Lit: ‘the coming one’) adalah gelar Kristus karena perjanjian lama selalu menubuatkan kedatangan Kristus.

Keragu-raguan tentang Kristus adalah sesuatu yang sangat penting untuk dibereskan!

B) Siapa yang ragu-ragu?

Ada yang menyatakan bahwa yang ragu-ragu bukanlah Yohanes Pembaptis, tetapi murid-murid dari Yohanes Pembaptis. Karena murid-murid itu ragu-ragu tentang Yesus Kristus, lalu Yohanes Pembaptis mengirimkan mereka kepada Yesus supaya Yesus membereskan keragu-raguan itu. Tetapi pandangan ini jelas salah karena dalam Matius 11: 4 Yesus menyuruh menyampaikan jawabannya kepada Yohanes Pembaptis. Jadi jelas bahwa yang ragu-ragu adalah Yohanes Pembaptis sendiri! Perhatikan bahwa Yohanes Pembaptis adalah:

· pendahulu Kristus.

· orang yang penuh dengan Roh Kudus sejak dari rahim ibunya (Lukas 1:15).

· seorang pemberita Firman Tuhan.

· orang yang membaptis Yesus sendiri.

· orang yang rendah hati yang selalu mencari kemuliaan Tuhan (Yoh 3:30).

· seorang nabi, bahkan lebih dari nabi (Matius 11:  9).

· orang yang besar, lebih dari siapapun juga (Matius 11:  11).

· orang yang dulunya yakin sekali tentang Yesus (Yoh 1:15,29-36).

Tetapi orang yang begitu hebat sekalipun , juga bisa ragu-ragu! Ini menunjukkan bahwa:

a) Kita harus sadar bahwa kita ini lemah! (1Korintus 10:112).

b) Semua hamba Tuhan adalah manusia biasa yang lemah dan karena itu harus didukung dengan doa oleh jemaatnya!

C) Sebab keragu-raguan itu:

1) Ia dipenjara oleh Herodes (Matius 11:2 4:12 14:3-4).

Penderitaan fisik bisa mempengaruhi kerohanian / iman kita (bandingkan dengan Elia dalam 1Raja 19).

Karena itu kalau saudara menderita secara fisik, hati-hatilah dengan kerohanian saudara. Dan pada saat saudara melihat orang sakit, berdoalah bukan hanya untuk penyakit jasmaninya saja, tetapi juga untuk kerohaniannya.

2) Ia tidak mengalami pertolongan dari Kristus. Mungkian ia sudah berbulan-bulan dalam penjara dan berdoa, tetapi tak ada pertolongan. Problem yang berlarut-larut memang sering melemahkan iman kita. Karena itu ingatlah orang yang mengalami hal seperti itu dan doakan mereka.

3) Pengertian yang kurang tetang Kristus.

Yohanes mengatakan bahwa Yesus akan menghukum, membaptis dengan Roh Kudus dan api (Mat 3:7,10-12), tetapi sekarang ia melihat Yesus terus bersikap kasih dan lemah lembut, tak pernah menghukum. Ini membingungkan dia! Yohanes Pembaptis tidak mengerti kalau Yesus akan menghukum bukan pada kedatangan yang pertama tetapi pada kedatangan yang kedua.

Dari sini jelas terlihat bahwa kuatnya iman sangat dipengaruhi oleh pengertian yang benar tentang Firman Tuhan! Karena itu kita harus selalu belajar Firman Tuhan dengan tekun! Sudahkah saudara melakukan hal itu?

D) Cara Yohanes Pembaptis menangani keragu-raguan itu:

1) Bukan ditekan atau disimpan dalam hati, tetapi diakui! Seringkali seseorang malu mengakui bahwa ia mempunyai suatu keragu-raguan! Bahkan malu kepada dirinya sendiri sehingga pada saat keragu-raguan itu timbul, ia mengalihkan pikirannya pada hal-hal lain. Ini justru sikap yang salah! Kalau hal yang salah itu tidak diakui keberadaannya, maka hal itu tidak akan pernah bisa dibereskan !

2) Yohanes Pembaptis menyampaikan keragu-raguannya kepada Yesus! Ia mencari jawabannya pada Yesus sendiri ! (Matius 11: 2-3). Ini tidak berarti bahwa saudara tidak boleh menyampaikan keragu-raguan itu kepada seorang hamba Tuhan. Hamba Tuhan memang bisa dipakai oleh Tuhan untuk menolong saudara dari keragu-raguan itu, tetapi bagaimanapun, harapan saudara haruslah diletakkan pada Tuhan dan bukan pada hamba Tuhan!

Apakah saudara juga mempunyai keragu-raguan? Tentang Kitab Suci sebagai Firman Tuhan? Tentang keilahian Yesus? Tentang keselamatan saudara? Tentang pengampunan? Tentang kepastian masuk surga? Tentang Yesus sebagai satu-satunya jalan ke Surga? Jangan biarkan semua itu! Bereskanlah secepat mungkin!
Matius 11:  4-6:

Matius 11:4-5 - Jawaban Yesus seakan-akan tidak ada hubungannya dengan pertanyaannya. Tetapi sebetulnya bukan tidak berhubungan! Yohanes Pembaptis sebagai orang Yahudi pasti tahu tentang Perjanjian Lama, apalagi tentang bagian-bagian yang berisi nubuat tentang Mesias seperti:

· Yesaya 35:5-6 - “Pada waktu itu mata orang-orang buta akan dicelikkan, dan telinga orang-orang tuli akan dibuka. Pada waktu itu orang lumpuh akan melompat seperti rusa, dan mulut orang bisu akan bersorak-sorai; sebab mata air memancar di padang gurun, dan sungai di padang belantara”.

· Yesaya 61:1-2 - “Roh Tuhan ALLAH ada padaku, oleh karena TUHAN telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara, untuk memberitakan tahun rahmat TUHAN dan hari pembalasan Allah kita, untuk menghibur semua orang berkabung”.

Bahwa Yesus melakukan mujijat-mujijat yang Ia katakan dalam ay 5 itu, membuktikan bahwa Ia cocok dengan gambaran tentang Mesias dalam Perjanjian Lama, dan karena itu Ia betul-betul adalah Mesias.

Dalam Lukas (Lukas 7:20-21), cerita ini terjadi pada saat Yesus melakukan mujijat-mujijat kesembuhan dan juga dalam Lukas, cerita ini (Lukas 7:18 dst) didahului dengan peristiwa dimana Yesus membangkitkan orang mati (Lukas 7:11-17) , dan bahkan persis sebelum Lukas menceritakan jawaban Yesus, ia menceritakan bahwa Yesus melakukan banyak mujijat penyembuhan. Lukas 7:21: “Pada saat itu Yesus menyembuhkan banyak orang dari segala penyakit dan penderitaan dan dari roh-roh jahat, dan Ia mengaruniakan penglihatan kepada banyak orang buta”.

Matius 11:6 menunjukkan bahwa kalau kita ikut Yesus pasti akan mengalami banyak hal-hal yang mengecewakan kita (secara daging).

Misalnya:

· tidak ditolong dari problem.

· tidak dijawab doanya.

Tetapi semua ini tidak boleh menyebabkan kita berhenti ikut Yesus.
Matius 11:7-11:

Di sini kita lihat bagaimana Yesus menggambarkan Yohanes Pembaptis:

1) Yohanes Pembaptis adalah seorang nabi (Matius 11:  7-9).

Ini tidak bertentangan dengan Yohanes 1:21 Karena dalam Yoh 1:21 dikatakan ‘the prophet’ (bukan ‘a prophet’). Jadi, dimaksud dalam Yoh 1:21 itu adalah nabi tertentu.

· mungkin yang dimaksud adalah nabi dalam Ul 18:15.

· mungkin yang dimaksud adalah nabi Yeremia. Orang Yahudi juga percaya bahwa sama seperti Elia, Yeremia juga akan datang kembali. Bandingkan dengan Matius 16:14).

2) Yohanes Pembaptis lebih dari nabi (Matius 11:9). Mengapa? Karena ia adalah pendahulu Kristus (ay 10 - kutipan dari Mal 3:1).

3) Matius 11:  11a: Yohanes Pembaptis lebih besar dari semua orang yang dilahirkan perempuan (maksudnya nabi-nabi Perjanjian Lama yang lain). Mengapa Yohanes Pembaptis lebih besar? Karena nabi-nabi Perjanjian Lama hanya bisa bernubuat tentang Kristus. Sedangkan Yohanes Pembaptis melihat Kristus sendiri dan ia bisa menunjuk kepada Kristus sebagai penggenapan nubuat mereka.

Matius 11:11b: yang terkecil dalam kerajaan sorga lebih besar dari Yohanes Pembaptis.

Kerajaan Surga di sini tidak menujukan pada kemuliaan di surga nanti tetapi menunjuk pada gereja! Jadi, orang Kristen yang lebih kecilpun lebih besar dari Yohanes Pembaptis. Mengapa demikian? Karena sekalipun Yohanes Pembaptis bisa melihat Kristus (dan karena itu ia lebih besar dari nabi-nabi Perjanjian Lama yang lain), tetapi ia tidak mengalami Kristus yang tersalib, bangkit, naik kesuga dsb. Ia memang menubuatkan tentang salib (bdk. Yohanes 1:29) tetapi ia tidak melihat penggenapan nubuatnya sendiri. Sedangkan orang Kristen yang paling kecilpun sudah mengetahui (‘mengalami dan melihat’) bahwa Yesus sudah mati untuk dosanya dan sudah bangkit dan sudah naik ke surga. Dalam hal ini kita lebih besar dari Yohanes Pembaptis.

Penafsiran lain tentang bagian ini adalah seperti yang diberikan oleh Pulpit Commentary (‘The Gospel According to St. Luke’, hal 174), yang mengatakan bahwa kata-kata ‘the least’ / ‘yang terkecil’ seharusnya adalah ‘the lesser’ / ‘yang lebih kecil’, dan ini dianggap menunjuk kepada Yesus, yang lebih muda dari pada Yohanes Pembaptis, dan dalam pandangan banyak orang lebih rendah / kecil dari pada Yohanes Pembaptis.

Dari semua penggambaran Yesus tentang Yohanes Pembaptis, jelas bahwa Yesus sangat meninggikan Yohanes Pembaptis. sekalipun Yohanes Pembaptis ‘jatuh’ dalam keragu-raguan, Tetapi ia adalah hamba Tuhan yang baik di mata Yesus.

Penerapan:

Kalau kita melihat ada hamba Tuhan yang ‘jatuh’ dalam dosa, jangan terlalu cepat menghakimi dengan mengatakan bagwa orang itu bukanlah hamba Tuhan!
Matius 11:  12:

Ini adalah ayat yang sukar untuk diterjemahkan!

NASB: ‘And from the days of John the Baptist until now the Kingdom of Heaven suffers violence, and violent men take it by force’ (= )

NIV: ‘From the days of John the Baptist until now the Kingdom of Heaven has been forcefully advancing, and forceful men lay hold of it’ (= ).

Saya lebih setuju dengan NIV. Jadi, arti dari Matius 11:  12 adalah: sejak jaman Yohanes Pembaptis, Kerajaan surga maju pesat, tetapi tidak semua orang mau / bisa masuk. Hanya orang-orang yang ‘kuat’ (yang sungguh-sungguh, yang berani melawan tradisi, yang mau taat kepada Tuhan) yang bisa masuk. Arti seperti ini cocok dengan Lukas 13:24 Kis 14:22.

Matius 11:13-14:

Matius 11:  13: nabi + Taurat = Perjanjian Lama

Matius 11:  14: Yohanes Pembaptis = Elia (bdk. Mal 4:5 Matius 17:10-14)

Tetapi dalam Yohanes 1:21, Yohanes Pembaptis sendiri berkata bahwa ia bukanlah Elia!

Ayat ‘pendamai’ kedua bagian ini adalah Lukas 1:17 - Yohanes Pembaptis datang dengan roh (= semangat) dan kuasa Elia.

Matius 11:  14: ‘jika kau mau menerimanya...’.

Ini menujukan bahwa dalam menerima kebenaran, bukan hanya pikiran (mind) yang berperan, tetapi juga kehendak (will)! Banyak orang yang pikirannya mau menerima / menyetujui suatu ajaran, tetapi kehendak / kemauannya tidak mau menurutinya.
Matius 11:  15:

Ini mungkin adalah ayat yang paling sering diucapkan oleh Yesus. Ayat seperti ini ada di banyak bagian Kitab Suci, seperti:

· Matius 13:9 / Markus 4:9 / Lukas 8:8.

· Matius 13:43.

· Markus 4:23 / Lukas 14:35.

· Wahyu 2:7,11,17,29 Wah 3:6,13,22 Wahyu 13:9.

Ayat Kitab Suci yang mirip / sejenis: Markus 8:18 Lukas 8:18

Baca juga Yakobus 1: 19!

Banyaknya ayat-ayat seperti ini menunjukkan bahwa mendengar Firman Tuhan bukanlah hal yang mudah! Ada banyak halangan seperti:

¨ kesombongan, merasa sudah mengerti.

¨ kekerasan hati, tidak mau menerima kebenaran yang didengar.

¨ kebodohan (baik jasmani maupun rohani) sehingga tidak bisa mengerti

¨ tidak kosentrasi (karena lelah, mengantuk, tidak interest, karena banyak persoalan dalam pikiran, dsb).

¨ selalu berbicara pada saat mendengar Firman Tuhan (Yakobus 1:19).

¨ marah pada waktu mendengar Firman Tuhan (Yakobus 1:19).

¨ motivasi yang salah dalam mendengar Firman Tuhan.

¨ menerapkan Firman Tuhan bukan pada diri sendiri tetapi pada orang lain (Firman Tuhan bukannya jadi cermin tetapi jadi kaca spion!).

Karena banyaknya halangan-halangan ini, maka untuk bisa mendengar Firman Tuhan dengan baik, kita harus betul-betul berusaha untuk mempersiapkan diri sebelum mendengar Firman Tuhan, yaitu dengan:

a) Berdoa, mengakui dosa, minta pimpinan / terang Roh Kudus, dan sebagainya.

b) Jangan datang terlambat, supaya ada waktu untuk menenangkan diri sehingga betul-betul siap menerima Firman Tuhan.

c) Ikutlah dalam puji-pujian dengan sepenuh hati supaya saudara disiapkan untuk menerima Firman Tuhan.

d) Dengar baik-baik dari awal sampai akhir!

Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div:  meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
-AMIN-
Next Post Previous Post