YOHANES 10:11 (YESUS SEBAGAI GEMBALA YANG BAIK)

Pdt.Budi Asali, M.Div.
Gembala yang baik menyerahkan nyawanya untuk domba-dombanya.
YOHANES 10:11 (YESUS SEBAGAI GEMBALA YANG BAIK)
Gadget, health, education, otomotif
Yohanes 10:11 - “Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;”.

1. Perbedaan gembala biasa dan Yesus sebagai Gembala yang baik dalam hal ini.

William Hendriksen berkata bahwa karakter yang sangat indah dari gembala ini ditunjukkan khususnya dalam hal ini, dimana Ia menyerahkan nyawaNya untuk domba-dombaNya. Ini tak bisa diterapkan pada gembala biasa, tak peduli ia sebaik apa. Gembala seperti itu mungkin meresikokan nyawanya dalam mempertahankan domba-dombanya (bdk. 1Sam 17:34-36) tetapi ia tidak sungguh-sungguh menyerahkan nyawanya sebagai korban sukarela. Juga dalam kehidupan biasa, kematian dari sang gembala berarti hilangnya dan bahkan mungkin matinya domba-dombanya juga. Tetapi dalam kasus Yesus sebagai gembala yang baik, penyerahan nyawaNya berarti kehidupan untuk domba-dombaNya!

1Samuel 17:34-36 - “(34) Tetapi Daud berkata kepada Saul: ‘Hambamu ini biasa menggembalakan kambing domba ayahnya. Apabila datang singa atau beruang, yang menerkam seekor domba dari kawanannya, (35) maka aku mengejarnya, menghajarnya dan melepaskan domba itu dari mulutnya. Kemudian apabila ia berdiri menyerang aku, maka aku menangkap janggutnya lalu menghajarnya dan membunuhnya. (36) Baik singa maupun beruang telah dihajar oleh hambamu ini. Dan orang Filistin yang tidak bersunat itu, ia akan sama seperti salah satu dari pada binatang itu, karena ia telah mencemooh barisan dari pada Allah yang hidup.’”.

2. Ini menunjuk pada doktrin ‘Limited Atonement’ [= Penebusan Terbatas].

William Hendriksen (tentang Yohanes 10:11): “The good shepherd lays down his life ‘for the benefit of’ the sheep, but the only way in which he can benefit the sheep, saving them from everlasting destruction and imparting everlasting life to them, is by dying ‘instead of’ them, as we learn from Matt. 20:28; Mark 10:45, where the preposition ἀντί (‘instead of’, ‘in exchange for’) is used. It is easy to see how by a very gradual transition ‘for the benefit of’ or ‘in behalf of’ may become ‘instead of.’ ... It is for the sheep - only for the sheep - that the good shepherd lays down his life. The design of the atonement is definitely restricted. Jesus dies for those who had been given to him by the Father, for the children of God, for true believers” [= Gembala yang baik memberikan nyawaNya ‘untuk keuntungan dari’ domba-domba, tetapi satu-satunya cara dengan mana Ia bisa menguntungkan domba-domba, menyelamatkan mereka dari kehancuran kekal dan memberikan kehidupan kekal kepada mereka, adalah dengan mati ‘sebagai ganti’ mereka, seperti yang kita pelajari dari Mat 20:28; Markus 10:45, dimana kata depan ἀντί / ANTI (‘sebagai ganti dari’, ‘dalam pertukaran untuk’) digunakan. Adalah mudah untuk melihat bagaimana oleh suatu perubahan yang sangat perlahan-lahan ‘untuk keuntungan dari’ atau ‘untuk kepentingan dari’ bisa menjadi ‘sebagai ganti dari’. ... Adalah untuk domba-domba - hanya untuk domba-domba - bahwa sang gembala memberikan nyawaNya. Rancangan dari penebusan pasti terbatas. Yesus mati untuk mereka yang telah diberikan kepadaNya oleh Bapa, untuk anak-anak Allah, untuk orang-orang percaya yang sejati] - hal 110-111.

Matius 20:28 - “sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi (ANTI) banyak orang.’”.

3. Apa tanggapan yang seharusnya ada dalam diri kita berkenaan dengan hal ini.

Calvin (tentang Yohanes 10:12): “how base and shameful is our indolence, if our life is more dear to us than the salvation of the Church, which Christ preferred to his own life!” [= alangkah jelek / hina dan memalukan kelambanan / kemalasan kita, jika hidup kita lebih kita sayangi dari pada keselamatan dari Gereja, yang Kristus dahulukan / utamakan dari hidupNya / nyawaNya sendiri].

Bdk. Kisah Para Rasul 20:28 - “Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperolehNya dengan darah (Anak)Nya sendiri”.

Karena Allah / Yesus mendapatkan jemaat / gereja dengan mencurahkan darahNya, maka ini merupakan suatu argumentasi bagi orang Kristen / pemimpin-pemimpin gereja untuk menggembalakan kawanan domba Allah!

Penerapan: apakah saudara punya kepedulian terhadap kawanan domba Allah?

Kematian Yesus yang adalah gembala yang baik, sudah dinubuatkan oleh Zakharia.

Zakharia 13:7 - “‘Hai pedang, bangkitlah terhadap gembalaKu, terhadap orang yang paling karib kepadaKu!’, demikianlah firman TUHAN semesta alam. ‘Bunuhlah gembala, sehingga domba-domba tercerai-berai! Aku akan mengenakan tanganKu terhadap yang lemah”.

Bdk. Matius 26:31 - “Maka berkatalah Yesus kepada mereka: ‘Malam ini kamu semua akan tergoncang imanmu karena Aku. Sebab ada tertulis: Aku akan membunuh gembala dan kawanan domba itu akan tercerai-berai”.

1. “‘Hai pedang, bangkitlah terhadap gembalaKu, ... ‘Bunuhlah gembala, sehingga domba-domba tercerai-berai!” (Zakharia 13:7).

Jamieson, Fausset & Brown: “‘Awake. O sword, against my Shepherd ... smite the Shepherd, and the sheep shall be scattered.’ Expounded by Christ as referring to Himself (Matt 26:31-32). What is expressed by the prophet imperatively, ‘Smite,’ is expressed as an assertion by the Lord in quoting it, ‘I will smite the Shepherd, and the sheep of the flock shall be scattered abroad.’ For when God, ‘by his determinate counsel,’ delivered up Jesus to be smitten, He Himself smote Him. Thus Jesus’ form of quotation is the divine commentary on the prophecy. The act of the sword, and of the guilty men who wielded it against Jesus, though they knew it not, and are therefore responsible for the awful sin, is God’s act (Acts 2:23; 3:18; 4:28)” [= ‘Bangunlah, pedang, terhadap gembalaKu ... bunuhlah Gembala, dan domba-domba akan tercerai berai’. Dijelaskan oleh Kristus sebagai menunjuk kepada diriNya sendiri (Matius 26:31-32). Apa yang dinyatakan oleh sang nabi sebagai perintah, ‘Bunuhlah’, dinyatakan sebagai suatu penegasan oleh Tuhan pada waktu mengutipnya, ‘Aku akan membunuh Gembala, dan domba-domba dari kawanan akan tercerai berai secara luas’. Karena pada waktu Allah, ‘oleh rencana yang telah ditentukanNya’, menyerahkan Yesus untuk dibunuh, Ia sendiri membunuhNya. Jadi bentuk kutipan Yesus merupakan tafsiran ilahi tentang nubuat itu. Tindakan dari pedang, dan tentang orang-orang yang bersalah yang memegang dan menggunakannya terhadap Yesus, sekalipun mereka tidak mengetahuinya, dan karena itu bertanggung jawab untuk dosa yang hebat, merupakan tindakan Allah (Kis 2:23; 3:18; 4:28)].

. Kisah Para Rasul 2:23 - “Dia yang diserahkan Allah menurut maksud dan rencanaNya, telah kamu salibkan dan kamu bunuh oleh tangan bangsa-bangsa durhaka”.

. Kisah Para Rasul 3:18 - “Tetapi dengan jalan demikian Allah telah menggenapi apa yang telah difirmankanNya dahulu dengan perantaraan nabi-nabiNya, yaitu bahwa Mesias yang diutusNya harus menderita”.

. Kisah Para Rasul 4:28 - “untuk melaksanakan segala sesuatu yang telah Engkau tentukan dari semula oleh kuasa dan kehendakMu”.

Bdk. Yohanes 18:11 - “Kata Yesus kepada Petrus: ‘Sarungkan pedangmu itu; bukankah Aku harus minum cawan YANG DIBERIKAN BAPA KEPADAKU?’”.

Calvin (tentang Zakh 13:7): “we must especially notice, that it is a sure presage of the people’s ruin and destruction when pastors are taken from them; for when God intends to keep us safe, he employs this instrumentality, that is, he raises up faithful teachers, who rule in his name; and he rules them by his Spirit, and fits them for their rank and station: but when he strikes them, he not only forsakes the people, but also shows that he is the avenger of wickedness, so that the people themselves are destroyed. This is the import of the Prophet’s words. But this, as I have already observed, was fulfilled in Christ; for he accommodated the passage to himself when his disciples fled from him. Though they were but a small flock, being very few in number, yet they were scattered and put to flight. In that case then, as in a mirror, appeared how truly it had been said by Zechariah, that the scattering is nigh when a pastor is smitten” [= kita harus secara khusus memperhatikan, bahwa ini adalah suatu text yang pasti tentang kehancuran bangsa / umat pada waktu pendeta / gembala diambil dari mereka; karena pada waktu Allah bermaksud untuk menjaga kita tetap aman, Ia menggunakan peralatan ini, yaitu, Ia membangkitkan / memunculkan guru-guru yang setia, yang memerintah / mengepalai dalam namaNya; dan Ia memerintah / mengepalai mereka oleh RohNya, dan menyesuaikan mereka untuk kedudukan dan tempat kewajiban mereka: tetapi pada waktu Ia membunuh mereka, Ia bukan hanya meninggalkan bangsa / umatNya, tetapi juga menunjukkan bahwa Ia adalah pembalas dendam dari kejahatan, sehingga bangsa / umat itu sendiri dihancurkan. Ini adalah arti dari kata-kata sang nabi. Tetapi ini, seperti sudah saya perhatikan / tinjau, digenapi dalam Kristus; karena menyesuaikan text itu dengan diriNya sendiri pada waktu murid-muridNya lari dari Dia. Sekalipun mereka hanyalah suatu kawanan yang kecil, karena jumlahnya sangat sedikit, tetapi mereka dicerai-beraikan dan lari. Maka dalam kasus itu, seperti dalam sebuah cermin, terlihat betapa secara benar telah dikatakan oleh Zakharia, bahwa pencerai-beraian itu dekat pada waktu seorang pendeta / gembala dibunuh].

Matthew Henry: “Of the dispersion of the disciples thereupon: ‘Smite the Shepherd, and the sheep shall be scattered.’ This our Lord Jesus himself declares to have been fulfilled when ‘all his disciples were offended because of him’ in the night wherein he was betrayed, Matt 26:31; Mark 14:27. They all ‘forsook him and fled.’ The smiting of the Shepherd is the scattering of the sheep. They were ‘scattered every one to his own, and left him alone,’ John 16:32. Herein they were like timorous sheep; yet the Shepherd thus provided for their safety, for he said, ‘If you seek me, let these go their way.’” [= Tentang penyebaran dari murid-murid oleh sebab hal itu: ‘Bunuhlah Gembala, dan domba-domba akan tercerai berai’. Ini Tuhan Yesus sendiri nyatakan sebagai telah digenapi pada waktu ‘semua murid-muridNya kecewa karena Dia’ pada malam dimana Ia dikhianati, Mat 26:31; Markus 14:27. Mereka semua ‘meninggalkan Dia dan lari’. Pembunuhan Gembala adalah pencerai-beraian domba-domba. Mereka ‘tercerai berai masing-masing ke tempat / rumahnya sendiri, dan meninggalkan Dia sendirian’, Yohanes 16:32. Di sini mereka adalah seperti domba-domba yang takut; tetapi sang Gembala memelihara keamanan mereka, karena Ia berkata ‘Jika Aku yang kamu cari, biarkanlah mereka ini pergi’].

Matius 26:31 - “Maka berkatalah Yesus kepada mereka: ‘Malam ini kamu semua akan tergoncang imanmu karena Aku. Sebab ada tertulis: Aku akan membunuh gembala dan kawanan domba itu akan tercerai-berai”.

Markus 14:27 - “Lalu Yesus berkata kepada mereka: ‘Kamu semua akan tergoncang imanmu. Sebab ada tertulis: Aku akan memukul gembala dan domba-domba itu akan tercerai-berai”.

Yohanes 16:32 - “Lihat, saatnya datang, bahkan sudah datang, bahwa kamu diceraiberaikan masing-masing ke tempatnya sendiri dan kamu meninggalkan Aku seorang diri. Namun Aku tidak seorang diri, sebab Bapa menyertai Aku”.
YOHANES 10:11 (YESUS SEBAGAI GEMBALA YANG BAIK)

Yohanes 18:8-9 - “(8) Jawab Yesus: ‘Telah Kukatakan kepadamu, Akulah Dia. Jika Aku yang kamu cari, biarkanlah mereka ini pergi.’ (9) Demikian hendaknya supaya genaplah firman yang telah dikatakanNya: ‘Dari mereka yang Engkau serahkan kepadaKu, tidak seorangpun yang Kubiarkan binasa.’”.

2. “Aku akan mengenakan tanganKu terhadap yang lemah” (Zakharia 13:7).

Matthew Henry: “These words, ‘I will turn my hand upon the little ones,’ may be understood either as a threatening (as Christ suffered, so shall his disciples, they shall ‘drink of the cup that he drank of’ and be ‘baptized with the baptism that he was baptized’ with) or as a promise that God would gather Christ’s scattered disciples together again, and he should give them the meeting in Galilee. Though the little ones among Christ’s soldiers may be dispersed, they shall rally again; the lambs of his flock, though frightened by the beasts of prey, shall recover themselves, shall be gathered in his arms and laid in his bosom. Sometimes, when the sheep are scattered and lost in the wilderness, yet the little ones, which, it was feared, would be a prey (Num 14:31), are brought in, are brought home, and God turns his hand upon them” [= Kata-kata ini, ‘Aku akan mengenakan tanganKu terhadap yang lemah / kecil’ bisa dimengerti atau sebagai suatu ancaman (sebagaimana Kristus menderita, begitu juga murid-muridNya, mereka akan ‘meminum cawan yang Ia minum’ dan ‘dibaptis dengan baptisan dengan mana Ia dibaptis’) atau sebagai suatu janji bahwa Allah akan mengumpulkan kembali murid-murid Kristus yang tercerai berai, dan Ia akan memberi mereka pertemuan di Galilea. Sekalipun orang-orang yang kecil / lemah di antara tentara-tentara Kristus bisa tersebar, mereka akan berkumpul lagi; anak-anak domba dari kawananNya, sekalipun ditakuti oleh binatang-binatang pemangsa, akan memulihkan diri sendiri, akan dikumpulkan dalam lenganNya dan diletakkan di dadaNya. Kadang-kadang, pada waktu domba-domba tercerai berai dan hilang di padang gurun, tetapi anak-anak kecil, yang ditakutkan akan menjadi mangsa (Bilangan 14:31), dibawa masuk, dibawa pulang, dan Allah mengenakan tanganNya terhadap mereka].

Markus 10:38-39 - “(38) Tetapi kata Yesus kepada mereka: ‘Kamu tidak tahu apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan yang harus Kuminum dan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima?’ (39) Jawab mereka: ‘Kami dapat.’ Yesus berkata kepada mereka: ‘Memang, kamu akan meminum cawan yang harus Kuminum dan akan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima”.

Adam Clarke (tentang Matius 20:22): “Baptism among the Jews, as it was performed in the coldest weather, and the persons were kept under water for some time, was used not only to express death, but the most cruel kind of death” [= Baptisan di antara orang-orang Yahudi, karena itu dilaksanakan dalam cuaca yang paling dingin, dan orang-orang dijaga untuk tetap di bawah air untuk suatu waktu, digunakan bukan hanya untuk menyatakan kematian, tetapi jenis kematian yang paling kejam].


Bilangan 14:29-35 - “(29) Di padang gurun ini bangkai-bangkaimu akan berhantaran, yakni semua orang di antara kamu yang dicatat, semua tanpa terkecuali yang berumur dua puluh tahun ke atas, karena kamu telah bersungut-sungut kepadaKu. (30) Bahwasanya kamu ini tidak akan masuk ke negeri yang dengan mengangkat sumpah telah Kujanjikan akan Kuberi kamu diami, kecuali Kaleb bin Yefune dan Yosua bin Nun! (31) Tentang anak-anakmu yang telah kamu katakan: Mereka akan menjadi tawanan, merekalah yang akan Kubawa masuk, supaya mereka mengenal negeri yang telah kamu hinakan itu. (32) Tetapi mengenai kamu, bangkai-bangkaimu akan berhantaran di padang gurun ini, (33) dan anak-anakmu akan mengembara sebagai penggembala di padang gurun empat puluh tahun lamanya dan akan menanggung akibat ketidaksetiaan, sampai bangkai-bangkaimu habis di padang gurun. (34) Sesuai dengan jumlah hari yang kamu mengintai negeri itu, yakni empat puluh hari, satu hari dihitung satu tahun, jadi empat puluh tahun lamanya kamu harus menanggung akibat kesalahanmu, supaya kamu tahu rasanya, jika Aku berbalik dari padamu: (35) Aku, TUHAN, yang berkata demikian. Sesungguhnya Aku akan melakukan semuanya itu kepada segenap umat yang jahat ini yang telah bersepakat melawan Aku. Di padang gurun ini mereka akan habis dan di sinilah mereka akan mati.’”.

Catatan: saya menganggap text ini tidak cocok untuk digunakan dalam hal seperti ini.

Calvin (tentang Zakharia 13:7): “Some consider that the little ones would be exposed to many evils, because the Lord would ever hold his rod in his hand to chastise them. But the Prophet, I have no doubt, meant what is far different, - that God would show mercy to them, when the body of the people had been as it were torn into many parts. For all the godly might have been wholly dejected when their shepherds were taken away, and when the people were become like a straying flock. God then comes to their aid, and testifies that his hand would be extended over the miserable and the poor ones, who had been almost overwhelmed by a mass of evils. This passage is also very serviceable to us in the present state of the Church: for we see how God has lately cut off many pastors, so that what is called the Church is become like a mutilated body. We also see that God often deprives of good and faithful pastors those who have abused his truth, or with impious contempt rejected it. We might then in this case be terrified and cast off all hope of salvation, were we not to remember what Zechariah teaches us here, even that though the Church were contemptible in the world, and though the faithful were few in number, and all of them exposed to calamities, yet God’s hand will be over them, so as to gather for himself again a Church from the torn members” [= Beberapa / sebagian orang menganggap bahwa orang-orang / domba-domba yang kecil akan terbuka terhadap banyak bencana, karena Tuhan akan selalu memegang tongkatNya di tanganNya untuk menghajar mereka. Tetapi saya tidak meragukan bahwa sang nabi memaksudkan apa yang sangat berbeda, - bahwa Allah akan menunjukkan belas kasihan kepada mereka, pada waktu tubuh dari umat / bangsa itu seakan-akan telah dicabik-cabik menjadi banyak bagian. Karena semua orang-orang saleh bisa telah patah hati sepenuhnya pada waktu gembala mereka diambil, dan pada waktu umat / bangsa itu menjadi seperti kawanan domba yang tersesat. Lalu Allah datang menolong mereka, dan menyaksikan bahwa tanganNya akan diulurkan kepada domba-domba yang menyedihkan dan malang, yang telah hampir diliputi oleh bencana-bencana yang banyak sekali. Text ini juga sangat berguna bagi kita dalam keadaan saat ini dari Gereja: karena kita melihat bagaimana Allah belakangan telah membunuh banyak pendeta-pendeta, sehingga apa yang disebut Gereja menjadi seperti tubuh yang dimutilasi. Kita juga melihat bahwa Allah sering mencabut / menghilangkan pendeta-pendeta yang baik dan setia dari mereka yang telah menyalah-gunakan kebenaranNya, atau dengan kejijikan yang jahat menolaknya. Maka dalam kasus ini kita bisa menjadi takut dan membuang semua pengharapan tentang keselamatan, seandainya kita tidak mengingat apa yang Zakharia ajarkan kepada kita di sini, yaitu bahwa sekalipun Gereja dianggap menjijikkan dalam dunia, dan sekalipun orang-orang yang beriman / setia sangat sedikit jumlahnya, dan semua mereka terbuka terhadap bencana-bencana, tetapi tangan Allah akan ada di atas mereka, untuk mengumpulkan kembali bagi diriNya suatu Gereja dari anggota-anggota yang dicabik-cabik].


Adam Clarke: “‘And I will turn mine hand upon the little ones.’ I will take care of the little flock, and preserve them from Jewish malice and Gentile persecution. And so this little flock was most wondrously preserved, and has been increasing from year to year from that time to the present day” [= ‘Dan Aku akan mengenakan tanganKu terhadap orang-orang yang kecil / lemah’. Aku akan memperhatikan / menjaga kawanan yang kecil, dan memelihara / melindungi mereka dari kejahatan orang-orang Yahudi dan penganiayaan orang-orang non Yahudi. Dan demikianlah kawanan kecil ini dipelihara / dilindungi secara paling ajaib, dan telah meningkat dari tahun ke tahun sejak saat itu sampai hari ini].

Catatan: aneh juga orang Arminian ini bisa memberi komentar seperti ini?

Kesimpulan:

Sekalipun secara teoretis pada saat gembala mati / dibunuh maka domba-domba tercerai berai, tetapi dalam kasus Yesus dibunuh, domba-domba yang tercerai berai semuanya dikumpulkan kembali, dan tidak satupun yang hilang! Ini jelas merupakan argumentasi untuk mendukung keselamatan yang tidak bisa hilang!.

Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div:  meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America

Next Post Previous Post