ARGUMENTASI KELAHIRAN BARU MENDAHULUI IMAN

Pdt.Budi Asali, M.Div.
R. C. Sproul: “The classic issue between Augustinian theology and all forms of semi-Pelagianism focuses on one aspect of the order of salvation (ordo salutis): What is the relationship between regeneration and faith? Is regeneration a monergistic or synergistic work? Must a person first exercise faith in order to be born again? Or must rebirth occur before a person is able to exercise faith? Another way to state the question is this: Is the grace of regeneration operative or cooperative? Monergistic regeneration means that regeneration is accomplished by a single actor, God. It means literally a ‘one-working.’ Synergism, on the other hand, refers to a work that involves the action of two or more parties. It is a co-working. All forms of semi-Pelagianism assert some sort of synergism in the work of regeneration. Usually God’s assisting grace is seen as a necessary ingredient, but it is dependent on human cooperation for its efficacy. The Reformers taught not only that regeneration does precede faith but also that it must precede faith. Because of the moral bondage of the unregenerate sinner, he cannot have faith until he is changed internally by the operative, monergistic work of the Holy Spirit. Faith is regeneration’s fruit, not its cause. According to semi-Pelagianism regeneration is wrought by God, but only in those who have first responded in faith to him. Faith is seen not as the fruit of regeneration, but as an act of the will cooperating with God’s offer of grace.” [= Persoalan klasik antara theologia Augustinian dan semua bentuk dari Semi-Pelagianisme terfokus pada satu aspek dari urut-urutan keselamatan (ordo salutis): Apa hubungan kelahiran baru dan iman? Apakah kelahiran baru itu suatu pekerjaan yang bersifat monergistik atau sinergistik? Haruskah seseorang menjalankan / mempunyai iman lebih dulu untuk dilahirbarukan? Atau haruskah kelahiran lagi terjadi sebelum seseorang mampu untuk menjalankan / mempunyai iman? Suatu cara lain untuk menyatakan pertanyaan adalah ini: Apakah kasih karunia dari kelahiran baru itu efektif atau bersifat kerja sama? Kelahiran baru yang bersifat monergistik artinya bahwa kelahiran baru dicapai oleh satu aktor, Allah. Kata itu secara hurufiah berarti ‘satu yang bekerja’. Sinergisme, di sisi lain, menunjuk pada suatu pekerjaan yang melibatkan tindakan dari dua atau lebih pihak. Itu merupakan suatu kerja sama. Semua bentuk dari Semi-Pelagianisme menegaskan sejenis sinergisme dalam pekerjaan kelahiran baru. Biasanya kasih karunia yang menolong dari Allah dilihat sebagai unsur yang perlu, tetapi itu tergantung kepada kerja sama manusia untuk bisa menjadi efektif. Para tokoh Reformasi mengajar bukan hanya bahwa kelahiran baru memang mendahului iman tetapi juga bahwa kelahiran baru harus mendahului iman. Karena perbudakan moral dari orang berdosa yang belum / tidak dilahirbarukan, ia tidak bisa mempunyai iman sampai ia diubahkan secara batin / dalam oleh pekerjaan yang efektif dan monergistik dari Roh Kudus. Iman adalah buah, dan bukan penyebab, dari kelahiran baru. Menurut Semi-Pelagianisme kelahiran baru dilakukan oleh Allah, tetapi hanya dalam diri mereka yang telah lebih dulu menanggapi dengan iman kepadaNya. Iman dipandang bukan sebagai buah dari kelahiran baru, tetapi sebagai suatu tindakan dari kehendak yang bekerja sama dengan tawaran kasih karunia Allah.] - ‘Willing to Believe’, hal 23-24.
ARGUMENTASI KELAHIRAN BARU MENDAHULUI IMAN
Gadget, health, education, otomotif
Catatan: kelihatannya John Murray berpendapat bahwa regeneration harus terjadi bersamaan dengan iman. Ia beranggapan bahwa ‘regeneration mendahului iman’ hanya merupakan persoalan logika, tetapi bukan persoalan khronologis. (‘Collected Writings of John Murray’, vol II, hal 262). Saya tidak setuju dengan dia. Saya berpendapat bahwa tanpa kelahiran baru seseorang tak bisa mendengar, mengerti ataupun menghargai injil (1Korintus 2:14), apalagi percaya kepada injil. Jadi kelahiran baru secara khronologis harus terjadi sebelumnya, lalu baru orang itu bisa mendengar, mengerti, menghargai Injil, dan lalu imanpun masih harus dianugerahkan kepadanya (Fil 1:29), yang membuatnya percaya. Bdk. Louis Berkhof, ‘Systematic Theology’, hal 471.

Sekarang, pada waktu dikatakan bahwa regeneration harus mendahului iman, ada orang menggunakan Yohanes 1:12 dan Galatia 3:26 untuk menunjukkan bahwa orang harus beriman dulu baru menjadi anak Allah, dan menjadi anak Allah ini ia samakan dengan orang itu mengalami kelahiran baru / regeneration. Bagaimana menjawab argumentasinya? Untuk itu kita perlu mengerti apa itu persisnya yang disebut dengan regeneration / kelahiran baru. Dan untuk bisa mengerti itu, saya akan memberikan di sini pembahasan saya tentang regeneration, disertai dengan exposisi dari text tentang regeneration, yaitu Yohanes 3:1-8

REGENERATION / KELAHIRAN BARU

I) Apakah regeneration itu?

A) Arti yang salah dan arti yang benar dari regeneration.

1) Arti yang salah.

a) Regeneration disamakan dengan iman / pertobatan.

Jadi, saat seseorang percaya dan datang kepada Kristus, dianggap sebagai saat ia mengalami Regeneration / Kelahiran Baru. Pengacau-balauan semacam ini sering terjadi pada waktu seseorang mensharingkan / menyaksikan pertobatannya, dimana ia berkata: ‘Saya percaya kepada Yesus dan saat itu saya dilahirbarukan’.

Tetapi ini jelas merupakan pengertian yang salah, karena Regeneration harus mendahului iman; dan tanpa Regeneration seseorang tidak mungkin beriman kepada Kristus.

b) Regeneration disamakan dengan perubahan hidup.

Kalau seseorang sudah bisa meninggalkan dosa-dosanya dan mengubah hidupnya ke arah yang positif, maka dikatakan bahwa ia sudah mengalami Regeneration / Kelahiran Baru. Tetapi perubahan hidup / pengudusan terjadi sesudah seseorang beriman, sehingga jelas bahwa Regeneration harus mendahului pengudusan. Disamping itu, kalau perubahan hidup dianggap Regeneration, maka perlu dipertanyakan: Sampai seberapa jauh pengudusan harus terjadi sehingga seseorang bisa dianggap sudah mengalami Regeneration? Tidak ada orang yang bisa menjawab pertanyaan ini.

2) Arti yang benar.

Regeneration adalah pekerjaan penciptaan yang dilakukan Allah dalam diri manusia yang mengubah manusia itu dari keadaan mati secara rohani menjadi hidup secara rohani. Karena itu ada yang menyebut Regeneration sebagai Spiritual Resurrection [= Kebangkitan Rohani].

Charles Hodge: “By a consent almost universal the word regeneration is now used to designate, not the whole work of sanctification, nor the first stages of that work comprehended in conversion, much less justification or any mere external change of state, but the instantaneous change from spiritual death to spiritual life. Regeneration, therefore, is spiritual resurrection; the beginning of a new life” [= Dengan persetujuan yang hampir bersifat universal, kata ‘kelahiran baru’ sekarang digunakan untuk menunjuk, bukan pada seluruh pekerjaan pengudusan, juga bukan pada tahap-tahap pertama dari pekerjaan yang tercakup dalam pertobatan, lebih-lebih bukan pada pembenaran atau seadanya perubahan keadaan yang bersifat lahiriah / luar, tetapi perubahan seketika / sesaat dari mati rohani menjadi hidup rohani. Kelahiran baru, karena itu, adalah kebangkitan rohani; permulaan dari hidup yang baru] - ‘Systematic Theology’, vol III, hal 5.

B) Dua elemen dalam regeneration.

Louis Berkhof membedakan 2 elemen dalam Regeneration, yaitu:

1) Pembuahan.

a) Ini menunjuk pada saat pertama penanaman hidup yang baru dalam roh / jiwa manusia.

b) Analogi dalam dunia jasmani: Pembuahan (saat sperma bertemu dengan sel telur).

c) Ini bisa disebut Regeneration dalam arti sempit.

d) Di dalam theologia, kalau dibicarakan tentang Regeneration, biasanya arti inilah yang dimaksudkan!

2) Kelahiran.

a) Di sini, hidup yang baru yang tadinya ada di dalam, mulai muncul ke permukaan, sehingga bisa disadari oleh orangnya sendiri, bahkan mungkin terlihat oleh orang lain.

b) Analogi dalam dunia jasmani: Kelahiran (saat bayi keluar dari kandungan).

c) Ini bisa disebut sebagai Regeneration dalam arti yang luas.

Memang pandangan Loius Berkhof di atas ditentang oleh pandangan John Murray di bawah ini.

John Murray: “There is one thing we must say in this connection, that in the matter of the ‘new birth’ we must discount the distinction between ‘begetting’ and ‘being born’. There is no warrant for positing a distinction between the divine begetting and the divine birth. That would be a pure fancy without doctrinal or exegetical or biblio-theological warrant. To be ‘begotten again’ and to be ‘born again’ are synonymous terms” - ‘Collected Writings of John Murray’, vol II, hal 178.

Tetapi saya lebih setuju pada pandangan Louis Berkhof. Alasan saya: pembedaan ini sangat penting, karena dalam Kitab Suci ayat-ayat yang berhubungan dengan regeneration, kadang-kadang menunjuk pada regeneration dalam arti pertama (misalnya Yoh 3:1-8), dan kadang-kadang menunjuk pada regeneration dalam arti kedua (misalnya Yak 1:18 1Pet 1:23), sehingga kalau kita tidak membedakan kedua arti itu, kita akan menjumpai hal-hal yang bertentangan dalam Kitab Suci.

Catatan: tentang Yakobus 1:18 dan 1Petrus 1:23 lihat penjelasannya di bawah pada point III (‘Regeneration dan Firman Tuhan’).

C) Sifat-sifat / ciri-ciri dari Regeneration.

1) Monergistic (hanya satu pihak yang bekerja).

Kalau kita meninjau sanctification / pengudusan, maka jelas bahwa pengudusan bersifat Synergistic (kedua pihak sama-sama bekerja. Ini lawan dari Monergistic), karena sekalipun Allah yang bekerja untuk menguduskan kita, tetapi kita juga ikut bekerja / berusaha dalam pengudusan itu.

Tetapi dalam hal Regeneration, hanya Allah yang bekerja, manusia pasif total, tidak ikut bekerja sama sekali!

Charles Hodge: “It is God who regenerates. The soul is regenerated. In this sense the soul is passive in regeneration, which (subjectively considered) is a change wrought in us, and not an act performed by us” [= Allahlah yang melahirbarukan. Manusia dilahirbarukan. Dalam arti ini manusia pasif dalam kelahiran baru, yang (dilihat secara subyektif) adalah suatu perubahan dalam diri kita, dan bukan merupakan suatu tindakan yang kita lakukan] - ‘Systematic Theology’, vol III, hal 31.

Dasar:

a) Yohanes 1:13 - “orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah”.

Ini menunjukkan bahwa dalam persoalan kelahiran baru, hal-hal jasmani (seperti darah, nafsu sex dsb) sama sekali tidak punya peranan. Kelahiran baru merupakan pekerjaan Allah saja!

b) Yohanes 3:6 - “Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh adalah roh”.

Kalau ayat ini tidak jelas bagi saudara, lihat exposisi Yohanes 3:1-8 di bawah (point II).

c) ‘Dilahirkan’ merupakan kata kerja pasif (apalagi kalau bicara tentang ‘pembuahan’!). Semua manusia pasif pada waktu dilahirkan secara jasmani, dan karena itu pada waktu dilahirkan secara rohani jelas manusia juga pasif. Kitab Suci tidak secara sembarangan menggunakan istilah ‘dilahirkan’ itu. Pasti ada analogi / persamaan antara kelahiran jasmani dan kelahiran rohani.

d) Mengingat bahwa regeneration merupakan suatu kebangkitan rohani, maka adalah sesuatu yang tidak masuk akal bahwa manusia bekerja sama dengan Allah dalam melakukan regeneration. Ini sama seperti berkata: ‘saya ikut bekerja sama dengan Allah untuk membangkitkan diri saya sendiri yang mati’!

Keberatan: Yohanes 3:7 memerintahkan kita untuk dilahirbarukan!

Yoh 3:7 - “Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali”.

Jawab: kata ‘harus’ dalam Yohanes 3:7 tidak menunjukkan bahwa itu adalah suatu perintah, tetapi menunjukkan bahwa kelahiran baru adalah syarat mutlak untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga.

Illustrasi: kalau mau jadi ABRI, tinggi badan harus 170 cm, usia harus 21 tahun ke atas, berat badan harus diatas 60 kg. Kata ‘harus’ di sini tidak berarti bahwa itu adalah perintah, tetapi menunjukkan bahwa itu adalah syarat!

Penerapan: karena regeneration bukan pekerjaan kita, tetapi pekerjaan Allah, maka pada waktu memberitakan Injil kita tidak bisa memerintahkan seseorang untuk dilahirbarukan!

Ada ajaran-ajaran yang menganggap bahwa regeneration bukan sesuatu yang bersifat monergistic:

1. Roma Katolik.

Gereja Roma Katolik mengajarkan bahwa manusia dilahirbarukan oleh baptisan (karena itu mereka menganggap baptisan sebagai syarat mutlak untuk bisa selamat). Baptisan jelas adalah usaha / tindakan manusia, sehingga dengan demikian jelas bahwa Gereja Roma Katolik menganggap bahwa Regeneration merupakan sesuatu yang bersifat synergistic dan ini jelas salah!!

2. Arminian.

Regeneration merupakan buah dari pilihan manusia yang bekerja sama dengan pengaruh illahi yang menggunakan Firman Tuhan. Manusia bisa menolak atau menerima. Ini jelas menunjukkan bahwa Regeneration bersifat synergistic dan ini jelas salah!

2) Regeneration terjadi dalam Sub-conscious life [= alam bawah sadar] dari manusia. Perhatikan bahwa ‘sub-conscious’ berbeda dengan ‘unconscious’ [= tidak sadar]. Orang yang berkata bahwa ia berubah (mengalami regeneration) karena ‘nggeblak’ / ‘tumbang dalam Roh’ (‘slain by / in the Spirit’) adalah omong kosong!

Dasar:

a) Analogi dalam dunia jasmani: bayi tidak menyadari saat ia dilahirkan, apalagi saat pembuahan yang menjadikan dia!

b) Yohanes 3:8 - “Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh.’”. Bdk. Pengkhotbah 11:5 - “Sebagaimana engkau tidak mengetahui jalan angin dan tulang-tulang dalam rahim seorang perempuan yang mengandung, demikian juga engkau tidak mengetahui pekerjaan Allah yang melakukan segala sesuatu”.

3) Regeneration terjadi seketika / sesaat (instantaneous), bukan merupakan proses!

Dasar:

a) Analogi: ‘pembuahan’ juga bukan proses, tetapi terjadi seketika / sesaat.

b) Batas antara ‘hidup’ dan ‘mati’ hanya satu garis tipis. Jadi, saat melalui garis tipis itu pasti terjadi seketika / sesaat, bukan proses!

Dari sini jelas bahwa regeneration bukanlah perubahan hidup / pengudusan, karena perubahan hidup / pengudusan adalah suatu proses!

4) Regeneration mempengaruhi seluruh manusia (secara rohani).

Lihat:

a) Yehezkiel 36:26-27 - “(26) Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat. (27) RohKu akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapanKu dan tetap berpegang pada peraturan-peraturanKu dan melakukannya”.

b) Ulangan 30:6 - “Dan TUHAN, Allahmu, akan menyunat hatimu dan hati keturunanmu, sehingga engkau mengasihi TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, supaya engkau hidup”.

Ini mencakup:

1. Intellect / pengetahuan / pengertian (secara rohani).

Bdk. 1Korintus 2:14-15 - “(14) Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani. (15) Tetapi manusia rohani menilai segala sesuatu, tetapi ia sendiri tidak dinilai oleh orang lain”.

2. Feeling / emotion / perasaan (secara rohani).

Bandingkan dengan:

a. Matius 5:4 - “Berbahagialah orang yang berdukacita (ini adalah dukacita karena dosa), karena mereka akan dihibur”.

b. 1Petrus 1:8 - “Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia, namun kamu mengasihiNya. Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihatNya. Kamu bergembira karena sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan”.

3. Will / kehendak (secara rohani).

Bdk. Filipi 2:13 - “karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaanNya”.

Karena itu, maka orang yang sudah mengalami regeneration akan berubah, baik dalam pemikiran, kehendak, maupun perasaan (secara rohani bukan secara jasmani!).

Kalau seseorang berubah hanya sebagian (misalnya hanya intelek saja), maka ia belum mengalami regeneration!

II) Eksposisi Yohanes 3:1-8.

Yoh 3:1-8 - “(1) Adalah seorang Farisi yang bernama Nikodemus, seorang pemimpin agama Yahudi. (2) Ia datang pada waktu malam kepada Yesus dan berkata: ‘Rabi, kami tahu, bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah; sebab tidak ada seorangpun yang dapat mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu, jika Allah tidak menyertainya.’ (3) Yesus menjawab, kataNya: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.’ (4) Kata Nikodemus kepadaNya: ‘Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?’ (5) Jawab Yesus: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. (6) Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh. (7) Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali. (8) Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh.’”.

Yohanes 2:23-25 - “(23) Dan sementara Ia di Yerusalem selama hari raya Paskah, banyak orang percaya dalam namaNya, karena mereka telah melihat tanda-tanda yang diadakanNya. (24) Tetapi Yesus sendiri tidak mempercayakan diriNya kepada mereka, karena Ia mengenal mereka semua, (25) dan karena tidak perlu seorangpun memberi kesaksian kepadaNya tentang manusia, sebab Ia tahu apa yang ada di dalam hati manusia.”.

Cerita dalam Yohanes 3:1-8 ini berhubungan dengan bagian terakhir dari Yoh 2 yaitu Yoh 2:23-25. Tujuannya adalah untuk menunjukkan kesia-siaan orang yang menjadi pengikut / murid Kristus (bdk. Yohanes 3:2 yang menunjukkan bahwa Nikodemus menyebut Yesus ‘Rabi’), hanya karena melihat tanda (bdk. Yoh 3:2b), karena tanpa kelahiran baru semua tidak akan masuk surga. Jadi tujuan cerita ini adalah mengajar bahwa untuk menjadi murid / pengikut Kristus yang sejati, seseorang harus mengalami kelahiran baru.

Yohanes 3: 1-2: “(1) Adalah seorang Farisi yang bernama Nikodemus, seorang pemimpin agama Yahudi. (2) Ia datang pada waktu malam kepada Yesus dan berkata: ‘Rabi, kami tahu, bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah; sebab tidak ada seorangpun yang dapat mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu, jika Allah tidak menyertainya.’”.

1) Nikodemus disebut sebagai:

a) ‘Seorang Farisi’ (Yohanes 3: 1).

b) ‘Seorang pemimpin agama Yahudi’ (ay 1).

NIV: a member of the Jewish ruling council [= anggota dewan pemerintah Yahudi].

NASB/Lit: a ruler of the Jews [= seorang penguasa Yahudi].

Ini berarti bahwa Nikodemus adalah anggota Sanhedrin / Mahkamah Agama Yahudi.

Jabatan / kedudukan Nikodemus ini sengaja disebutkan untuk menunjukkan bahwa kalau orang seperti ini saja membutuhkan kelahiran baru, apalagi yang lain (Ingat: orang Farisi sangat menekan¬kan kesucian).

Penerapan: Kalau saudara adalah orang yang merasa diri saudara baik / saleh, maka sadarilah bahwa tanpa kelahiran baru, bagaima¬napun salehnya saudara hidup, saudara tidak akan masuk surga!

2) Kata-kata Nikodemus (Yohanes 3: 2).

Terlihat bahwa ia menganggap Yesus sebagai Guru.

Yohanes 3: 3: “Yesus menjawab, kataNya: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.’”.

1) Apa hubungannya kata-kata Nikodemus dalam ay 2 dengan jawaban Yesus dalam ay 3?

Mungkin Yesus sudah tahu bahwa Nikodemus bermaksud bertanya tentang Kerajaan Allah, dan karena itu Yesus mendahuluinya dengan memberi syarat untuk bisa masuk Kerajaan Allah.

Dengan demikian Yesus mengatakan: sekalipun engkau menganggap Aku sebagai guru (bdk. ay 2), tetapi kalau engkau tidak mengalami kelahiran baru, engkau tidak akan masuk Kerajaan Allah.

2) ‘dilahirkan kembali’.

a) Ada 2 alasan mengapa Yesus mempersoalkan kelahiran baru kepada Nikodemus di sini:

1. Nikodemus adalah orang Farisi yang keistimewaannya adalah melahiriahkan agama / menekankan hal-hal lahiriah, maka Yesus justru menekankan kelahiran baru!

2. Orang Yahudi saat itu menganggap orang non Yahudi yang dibaptis (masuk ke Yudaisme) sebagai anak yang baru lahir. Tetapi Yesus berkata bahwa semua orang (termasuk orang Yahudi) harus mengalami kelahiran baru, dan kelahiran baru itu adalah pekerjaan Allah / Roh Kudus (jadi bukan karena baptisan yang merupakan pekerjaan manusia).

b) NIV/NASB/KJV: born again [= dilahirkan lagi].

RSV: born anew [= dilahirkan sekali lagi].

Footnote NIV/RSV: born from above [= dilahirkan dari atas].

Kata Yunani yang diterjemahkan ‘kembali’ dalam Kitab Suci Indone¬sia adalah ANOTHEN yang bisa berarti:

1. From above [= dari atas].

Contoh: Mat 27:51 Markus 15:38 Yak 1:17 Yak 3:15,17 Yohanes 3:31 Yoh 19:11,23.

2. Again [= lagi].

Contoh: Galatia 4:9.

3. From the first / beginning [= dari semula].

Contoh: Luk 1:3 (‘dari asal mulanya’); Kis 26:5 (‘sudah lama’).

Arti ke 3 dianggap tak mungkin, atau dianggap menjadi sama dengan arti ke 2 (dilahirkan dari semula = dilahirkan kembali / lagi).

Argumentasi yang mendukung arti ke 2:

Calvin mengatakan bahwa jawaban Nikodemus dalam ay 4 menunjukkan bahwa yang dimaksud dalam ay 3 adalah born again [= dilahirkan lagi].

Argumentasi yang mendukung arti ke 1:

a. Dalam Kitab Suci kata ANOTHEN hampir selalu diterjemahkan from above [= dari atas]. Satu-satunya yang diterjemahkan again [= lagi] adalah Gal 4:9.

b. Terjemahan from above [= dari atas] cocok dengan konsep Yohanes tentang kelahiran baru yang selalu menekankan kelahiran dari Allah / Roh Kudus (Yoh 1:13 1Yohanes 2:29 3:9 4:7 5:1,4,18).

Ada juga orang yang menggabungkan arti ke 1 dan ke 2, karena kelahiran dari atas / Allah memang merupakan kelahiran kembali / lagi.

c) Kelahiran baru.

1. Karena manusia itu rusak secara total (Total Depravity), maka yang dibutuhkan bukanlah proses pembetulan sedikit demi sedikit bagian-bagian yang salah dalam hidup kita (seperti yang dilaku¬kan semua agama lain), tetapi kelahiran baru.

Illustrasi: pakaian yang sobek memang bisa ditambal, tetapi kalau pakaian itu hancur, atau sudah memet, maka tidak mungkin bisa ditambal lagi, tetapi harus diganti baru!

2. Kelahiran baru adalah sesuatu yang harus terjadi lebih dulu sebelum seseorang bisa mengerti dan menerima Injil dan percaya kepada Kristus. Karena itu, maka kelahiran baru menjadi syarat mutlak supaya orang bisa selamat / masuk surga (ay 3,5).

Adam Clarke: “Every man must have 2 births, one from heaven, the other from earth - one of his body, the other of his soul: without the first he cannot see nor enjoy this world, without the last he cannot see nor enjoy the kingdom of God” [= Setiap manusia harus mempunyai 2 kelahiran, satu dari surga, yang lain dari bumi - satu untuk tubuhnya, yang lain untuk jiwanya: tanpa yang pertama ia tidak bisa melihat maupun menikmati dunia ini, tanpa yang terakhir ia tidak dapat melihat maupun menikmati Kerajaan Allah].

Juga ada orang yang mengatakan: kalau kita dilahirkan 2 x maka kita hanya akan mati 1 x, tetapi kalau kita dilahirkan hanya 1 x maka kita akan mati 2 x!

Renungkan: berapa kali saudara pernah dilahirkan? Sudahkah saudara mengalami kelahiran baru?

3) ‘Melihat Kerajaan Allah’.

a) Kata ‘melihat’ dalam ay 3 sebetulnya sama saja dengan kata ‘masuk’ dalam ay 5. Kalau ‘melihat’ saja tidak bisa apalagi ‘masuk’.

b) Kata ‘Kerajaan Allah’ di sini diartikan bermacam-macam:

1. Surga.

2. Gereja.

3. Kehidupan rohani.

4. Keselamatan / hidup kekal (bdk. Mark 9:43,45,47).

Yohanes 3: 4: “Kata Nikodemus kepadaNya: ‘Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?’”.

Ada beberapa penafsiran dari kata-kata Nikodemus ini:

1) Ada yang menganggap bahwa Nikodemus mengira bahwa dalam ay 3 Yesus memaksudkan kelahiran jasmani. Jadi pertanyaan ini betul-betul menunjukkan kebodohan Nikodemus.

2) Ada juga yang menganggap bahwa jawaban Nikodemus ini hanya menunjuk¬kan betapa tidak masuk akalnya kelahiran baru itu bagi Nikodemus.

Saya lebih setuju pada pandangan ke 2 ini.

Yohanes 3: 5: “Jawab Yesus: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah.”.

1) ‘Dilahirkan dari air dan Roh’.

‘Dilahirkan dari Roh’ jelas menunjuk pada kelahiran baru, tetapi apa artinya ‘dilahirkan dari air’?

Ada bermacam-macam penafsiran tentang bagian ini:

a) ‘Air’ menunjuk pada baptisan (bdk. Efesus 5:26 Titus 3:5).

Ini terbagi lagi menjadi 2 golongan:

1. Mereka yang menganggap bahwa ini adalah dasar dari ajaran yang mengatakan bahwa baptisan itu melahirbarukan dan menyelamatkan seseorang.

2. Mereka yang menganggap bahwa baptisan hanya merupakan tanda lahiriah dari kasih karunia rohani yang dikerjakan oleh Roh Kudus dalam diri seseorang. Jadi baptisan dipercaya bukan sebagai cara untuk mendapatkan kelahiran baru, tetapi hanya merupakan tanda lahiriah dan peneguhan / pengesahan dari kelahi¬ran baru.

Keberatan terhadap ajaran ini:

a. Khusus untuk yang no 1, perlu diingat bahwa baptisan jelas bukan merupakan syarat untuk selamat, dan baptisan juga tidak menjamin keselamatan. Ini terlihat dari:

(1) Penjahat yang bertobat di kayu salib tidak pernah dibaptis, tetapi toh selamat (Lukas 23:42-43).

(2) Ada orang-orang yang dibaptis, tetapi tidak selamat karena tidak sungguh-sungguh percaya (bdk. Kis 8:13-23).

(3) Ada orang-orang yang mengalami kelahiran baru sebelum baptisan (Kis 10:44-48).

b. Baptisan kristen belum ada pada saat itu. Sukar dibayangkan bahwa Yesus berbicara kepada Nikodemus tentang sesuatu yang saat itu belum ada.

b) ‘Air’ menunjuk kepada Roh Kudus.

Calvin menafsirkan bahwa kata ‘air dan Roh’ artinya adalah ‘air, yaitu Roh Kudus’. Jadi, kata bahasa Yunani KAI yang biasanya diterjemahkan and [= dan], oleh Calvin diartikan ‘yaitu’ (seperti dalam Roma 1:5).

Sebuah kamus Yunani - Inggris yang disusun oleh Barclay M. Newman, Jr. mengatakan bahwa KAI bisa diartikan sebagai:

1. and / dan.

2. also / juga.

3. but / tetapi.

4. even / yaitu.

5. that is / yaitu.

6. namely / yaitu.

Jadi jelas bahwa ditinjau dari sudut bahasa Yunani, penafsiran Calvin bukannya tanpa dasar.

c) ‘Air’ menunjuk pada purification [= penyucian].

Alasan / dasar pandangan ini:

1. Dalam Perjanjian Lama, air sering menunjuk pada pembasuhan dan penyucian dari polusi dosa (Yeh 36:25 Zakh 13:1).

2. Dalam baptisan Yohanes, air juga melambangkan penyucian dosa (Markus 1:4 Luk 3:3).

3. Dalam baptisan Yesus, air juga dianggap melambangkan penyucian dosa (Yoh 3:22-26).

d) Leon Morris (NICNT) memberikan penafsiran yang menarik tentang bagian ini sebagai berikut:

Ia mengatakan bahwa kata-kata:

1. Water / air.

2. Rain / hujan.

3. Dew / embun.

4. Drop / tetes.

sering digunakan untuk menunjuk pada male semen [= air mani laki-laki].

Kalau di sini air diartikan seperti itu, maka ada 2 kemungkinan:

1. ‘dilahirkan dari air’ menunjuk pada kelahiran jasmani, sedangkan ‘dilahirkan dari Roh’ menunjuk pada kelahiran baru / rohani. Jadi maksud ay 5 itu adalah: setelah mengalami kelahiran jasma¬ni, kita harus mengalami kelahiran rohani, baru bisa selamat.

2. ‘air dan Roh’ digabung dan dianggap menunjuk pada spiritual seed [= benih rohani].

Jadi maksudnya, kalau ‘air’ menunjuk pada benih jasmani, maka ‘air dan Roh’ menunjuk pada benih rohani. Dengan demikian istilah ‘air dan Roh’ sebetulnya sama saja dengan ‘Roh’ (bdk. ay 6,8).

Leon Morris lebih condong pada arti ke 2 ini.

Yohanes 3: 6: “Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh.”.

1) ‘Daging’ dan ‘roh’.

a) Kata ‘daging’ (bahasa Yunani: SARX) menunjuk pada manusia (bukan hanya tubuhnya, tetapi juga termasuk jiwa / rohnya). Kadang-ka¬dang, kata ‘daging’ ini digunakan tanpa mengandung arti negatif seperti dalam Yoh 1:14. Tetapi di sini kata ‘daging’ itu jelas mengandung arti negatif (seperti dalam Yohanes 6:63). Jadi artinya adalah: manusia yang dikuasai dosa.

b) Sedangkan kata ‘roh’ yang dikontraskan dengan ‘daging’, jelas menun¬juk pada manusia yang dikuasai oleh Roh Kudus.

2) Adam Clarke mengatakan bahwa ay 6 ini diucapkan oleh Yesus untuk menjawab kata-kata Nikodemus dalam ay 4. Jadi seakan-akan Yesus berkata: seandainya seseorang bisa masuk ke dalam rahim ibunya untuk dilahir¬kan kembali, itu tidak ada gunanya, karena ia tetap akan lahir sebagai ‘daging’, yaitu manusia yang dikuasai oleh dosa.

Ada agama-agama yang percaya / mengajarkan bahwa kalau seseorang hidup jelek, maka ia bisa memperbaikinya dalam hidup / reinkarnasi yang akan datang. Tetapi ingat kata-kata Yesus di sini: apa yang dilahir¬kan dari daging adalah daging! Karena itu, andaikata reinkarnasi itu memang ada (Catatan: ingat bahwa kekristenan menolak adanya reinkar¬nasi - bdk. Ibr 9:27 yang mengatakan bahwa manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali), tidak peduli berapa ribu kali seseorang dilahirkan kembali (oleh manusia), ia akan tetap lahir sebagai ‘daging’!

Seorang yang bernama Hoskyns mengatakan: “There is no evolution from flesh to spirit” [= Tidak ada evolusi dari daging menjadi roh].

Memang, tanpa kelahiran baru dari Roh Kudus, tidak ada harapan bagi manusia, baik dalam hal memperbaiki diri, maupun dalam hal keselamatan / masuk surga!

3) Ada juga yang berpendapat bahwa ay 6 ini diucapkan oleh Yesus karena orang Yahudi beranggapan bahwa kelahiran mereka sebagai orang Yahudi secara otomatis menyebabkan mereka masuk Kerajaan Allah / selamat. Jadi dengan kata-kata ini Yesus mengatakan bahwa orang Yahudipun lahir sebagai daging / manusia yang dikuasai oleh dosa, dan membu¬tuhkan kelahiran baru dari Roh Kudus supaya bisa masuk ke dalam Kerajaan Allah.

4) Ay 6 ini juga menunjukkan bahwa bayi yang baru lahir, sudah adalah ‘daging’, yaitu manusia yang dikuasai oleh dosa (bdk. Ayub 14:4 25:4 Mazmur 51:7 58:4).

Penerapan: Ini perlu diingat oleh setiap orang tua! Anak / cucu saudara, sekalipun lucu dan mungil dan kelihatan tanpa dosa, tetapi ia tetap adalah orang berdosa yang dikuasai dosa, yang membutuhkan kelahiran baru dari Roh Kudus, dan iman kepada Yesus Kristus, supaya bisa diselamatkan dari murka Allah. Karena itu banyaklah mendoakan keselamatannya dan memberitakan Injil kepadanya!

5) Yohanes 3: 6b: Orang yang dilahirkan oleh Roh, bukan lagi ‘daging’ (manusia yang dikuasai dosa), tetapi ‘roh’ (manusia yang dikuasai oleh Roh Kudus). Ini jelas menunjukkan bahwa orang yang sudah mengalami kelahiran baru pasti akan mengalami penyucian / pengudusan.

Kalau saudara menganggap diri saudara sudah lahir baru / selamat, pikirkanlah: apakah saudara sudah mengalami pengudusan dalam hidup saudara? Kalau tidak, saudara mempunyai anggapan yang salah tentang keselamatan saudara!

Yohanes 3: 7: “Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali.”.

1) Kata ‘harus’ (‘must’) dalam ay 7 tidak boleh diartikan seakan-akan ay 7 ini adalah suatu perintah! (bdk. Yohanes 3:14 12:34).

Ay 7 ini bukanlah suatu perintah, tetapi hanya menunjukkan bahwa kelahiran baru merupakan syarat mutlak yang sudah ditetapkan Allah supaya orang bisa selamat / masuk surga.

William Hendriksen: “It does not refer to the realm of moral duty, but to that of the divine decree” [= Itu tidak menunjuk pada kewajiban moral, tetapi pada ketetapan ilahi].

Illustrasi: Kata-kata ‘untuk bisa jadi tentara tingginya harus 170 cm’, tentu tidak memerintahkan seseorang supaya tingginya menjadi 170 cm. Ini hanya merupakan syarat bagi setiap orang yang mau menjadi tenta¬ra.

Kelahiran baru adalah pekerjaan Roh Kudus secara mutlak, dan tidak ada hal apapun yang bisa dilakukan oleh manusia supaya hal itu bisa terjadi [bandingkan dengan buku tulisan Billy Graham yang berjudul ‘How to be born again’ {= Bagaimana caranya supaya dilahirkan kemba¬li} yang jelas menunjukkan pengertiannya yang salah tentang kelahiran baru!], dan juga tidak ada hal yang kita lakukan dalam peristiwa kelahiran baru itu! Sama seperti kita tidak melakukan apapun pada saat kita dilahirkan secara jasmani, maka kitapun tidak melakukan apapun pada saat kita dilahirkan kembali oleh Roh Kudus!

Karena itu tidak mungkin hal ini diperintahkan kepada kita! (beda dengan kepenuhan Roh Kudus, yang sekalipun merupakan pekerjaan Roh Kudus, tetapi ada hal-hal yang bisa kita lakukan supaya hal itu terjadi. Karena itu, hal itu diperintahkan (Efesus 5:18).

Catatan: kelahiran baru memang tidak diperintahkan, tetapi ‘percaya kepada Yesus’ adalah sesuatu yang diperintahkan kepada manusia!

Yohanes 3: 8: “Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh.’”.

1) Terjemahan ay 8.

Kata ‘angin’ dalam ay 8a berasal dari kata bahasa Yunani PNEUMA. Kata ini memang bisa berarti ‘roh’, ‘nafas’, ‘angin’. Mengapa bisa demikian? Karena kalau nafas hilang, orangnya mati, nyawa / rohnya hilang. Juga nafas adalah udara yang bergerak / angin. Karena itu digunakan 1 istilah / kata untuk menyatakan ke 3 hal tersebut.

Ada yang berpendapat bahwa kata PNEUMA dalam ay 8a ini harus tetap diterjemahkan ‘roh’, dengan alasan bahwa kata PNEUMA muncul 370 x dalam Perjanjian Baru, dan tidak pernah diartikan ‘angin’ (kata ‘angin’ dalam Perjanjian Baru biasanya berasal dari kata bahasa Yunani yang lain, yaitu ANEMOS). Jadi menurut mereka ay 8a seharusnya diterjemahkan ‘The Spirit breathes where He wills’ (= Roh bernafas / menghirup / bertiup kemana Ia mau).

Keberatan terhadap pendapat ini:

a) Kata-kata ‘demikian halnya’ pada awal ay 8b jelas menunjukkan suatu perbandingan. Adalah aneh untuk membandingkan ‘pekerjaan Roh Kudus’ dengan ‘pekerjaan Roh Kudus’. Lebih logis kalau kita membandingkan ‘apa yang dilakukan oleh angin’ dengan ‘apa yang dilakukan oleh Roh’.

Illustrasi: tidak ada orang yang berkata: kamu itu bodoh seperti orang bodoh! Tetapi orang mungkin akan berkata: kamu itu bodoh seperti keledai.

b) Dalam Ibrani 1:7, yang merupakan kutipan dari Mazmur 104:4, kata ‘badai’ (diterjemahkan ‘winds’ oleh NIV / NASB), dalam bahasa Yunaninya adalah PNEUMATA (bentuk jamak dari PNEUMA).

Jadi, kalau dikatakan bahwa dalam Perjanjian Baru kata bahasa Yunani PNEUMA tidak pernah diterjemahkan sebagai ‘angin’, itu jelas merupakan pernyataan yang salah.

c) Kata kerjanya, yaitu PNEO [= blow / bertiup] keluar 5 x dalam Perjanjian Baru, yaitu Matius 7:25,27 Lukas 12:55 Yoh 6:18 Kis 27:40 Wahyu 7:1.

d) Juga dalam Septuaginta / LXX, kata PNEUMA sering digunakan untuk menunjuk pada ‘angin’.

2) Ay 8 mengajarkan beberapa hal tentang kelahiran baru:

a) Kedaulatan Roh Kudus dalam bekerja / melahirbarukan.

Bahwa Roh Kudus bekerja / melahirbarukan sesukaNya, dinyatakan dengan kata-kata ‘angin bertiup kemana ia mau’.

b) Pekerjaan Roh Kudus dalam kelahiran baru itu tidak terlihat dan bersifat misterius. Ini dinyatakan dengan kata-kata ‘engkau tidak tahu dari mana ia datang, atau kemana ia pergi’. Bdk. Pengkhotbah 11:5 - “Sebagaimana engkau tidak mengetahui jalan angin dan tulang-tulang dalam rahim seorang perempuan yang mengandung, demikian juga engkau tidak mengetahui pekerjaan Allah yang melakukan segala sesuatu”.

c) Sekalipun kelahiran baru itu tidak terlihat dan bersifat misterius, tetapi buahnya terlihat! Ini dinyatakan dengan kata-kata ‘engkau mendengar bunyinya’.

d) Kelahiran baru tidak bisa ditahan.

Sama seperti angin tak bisa ditahan, demikian juga pekerjaan Roh Kudus dalam melahirbarukan tidak bisa ditahan. Kalau Roh Kudus mau melahirbarukan seseorang, Ia pasti berhasil.


Ini tercakup dalam point ke 4 dari 5 point Calvinisme, yaitu Irresistible Grace [= kasih karunia yang tidak bisa ditahan / ditolak].

Penerapan: Kita harus bersyukur dan memuji Tuhan atas hal ini, karena seandainya kita bisa menolak pekerjaan Roh Kudus dalam melahirbarukan kita, maka kita, sebagai orang berdosa yang condong kepada dosa, pasti menolak kelahiran baru itu!

III) Regeneration dan Firman Tuhan.

Yang dipersoalkan ialah apakah Allah menggunakan Firman Tuhan pada saat Ia melakukan regeneration? Atau, dengan kata lain: apakah regeneration itu terjadi secara langsung (tanpa menggunakan Firman Tuhan), atau tidak langsung (menggunakan Firman Tuhan)?

Pertanyaan ini perlu diperjelas maksudnya:

a) Yang dimaksud dengan regeneration di sini adalah regeneration DALAM ARTI SEMPIT!

b) Yang dimaksud dengan Firman Tuhan di sini bukanlah ‘creative word’ / ‘firman untuk mencipta’ dari Allah (bdk. Kejadian 1:3 Mazmur 33:6-9 Ibrani 11:3). Pada umumnya dipercaya bahwa dalam melaksanakan regeneration Allah menggunakan ‘creative word’, misalnya dengan berkata: ‘Hiduplah’!

Yang dimaksud dengan Firman Tuhan di sini adalah pemberitaan Injil / Firman Tuhan dari Kitab Suci!

Jawab atas pertanyaan ini: Semua orang Reformed setuju bahwa Allah tidak memakai Firman Tuhan dalam melaksanakan regeneration! Allah bekerja langsung!

Dasar:

1) Regeneration adalah sesuatu yang terjadi dalam alam bawah sadar manusia. Manusia pasif total! Jadi, jelas bahwa regeneration dilakukan tanpa penggunaan Firman Tuhan, karena kalau menggunakan Firman Tuhan:

a) Tidak mungkin manusianya pasif total.

b) Pasti terjadi dalam alam sadar!

2) Kitab Suci membedakan pengaruh / pekerjaan Roh Kudus dan pengaruh Kitab Suci / Firman Tuhan, dan Kitab Suci menyatakan bahwa pengaruh / pekerjaan Roh Kudus itu harus ada, supaya orangnya bisa menanggapi Firman Tuhan.

Kis 16:14 (NASB): ‘Lidya ......was listening, and the Lord opened her heart to respond to the things spoken by Paul’ [= Lidia ... sedang mendengarkan, dan Tuhan membuka hatinya supaya menanggapi hal-hal yang dikatakan oleh Paulus].

Keberatan terhadap pandangan ini: Yakobus 1:18 dan 1Petrus 1:23 jelas menunjukkan bahwa Firman Tuhan dipakai dalam pelaksanaan regeneration.

Yakobus 1:18 - “Atas kehendakNya sendiri Ia telah menjadikan kita oleh firman kebenaran, supaya kita pada tingkat yang tertentu menjadi anak sulung di antara semua ciptaanNya”.

KJV: ‘Of his own will begat he us with the word of truth, that we should be a kind of firstfruits of his creatures’ [= Dari kehendakNya sendiri Ia memperanakkan kita dengan firman kebenaran, supaya kita menjadi suatu jenis buah sulung dari makhluk-makhluk ciptaanNya].

NIV: ‘He chose to give us birth through the word of truth, that we might be a kind of firstfruits of all he created’ [= Ia memilih untuk memberi kita kelahiran melalui firman kebenaran, supaya kita bisa menjadi suatu jenis buah sulung dari semua yang Ia ciptakan].

1Pet 1:23 - “Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh firman Allah, yang hidup dan yang kekal”.

Jawab:

Yakobus 1:18 dan 1Petrus 1:23 menunjuk pada regeneration DALAM ARTI LUAS, yang mencakup conversion (faith + repentance), sehingga jelas Firman Tuhan dipakai dalam pelaksanaannya.

IV) Perlunya regeneration.

1) Yoh 3:3,5,7 jelas menunjukkan perlunya regeneration, karena tanpa itu tidak ada orang bisa masuk ke dalam Kerajaan Surga!

Yohanes 3:3,5,7 - “(3) Yesus menjawab, kataNya: ;Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.’ ... (5) Jawab Yesus: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. ... (7) Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali”.

2) Manusia mati secara rohani / Total Depravity, sehingga tanpa regeneration manusia tak mungkin mengerti / menghargai Injil, beriman, taat, dsb.

a) Efesus 2:1 dan Yohanes 10:10 menunjukkan bahwa manusia di luar Kristus itu mati secara rohani.

Efesus 2:1 - “Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu”.

Yohanes 10:10 - “Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan”.

b) Yeremia 6:10 dan 1Kor 2:14 menunjukkan bahwa manusia yang mati secara rohani itu tidak akan mengerti / menghargai Firman Tuhan.

Yeremia 6:10 - “Kepada siapakah aku harus berbicara dan bersaksi, supaya mereka mau memperhatikan? Sungguh, telinga mereka tidak bersunat, mereka tidak dapat mendengar! Sungguh, firman TUHAN menjadi cemoohan bagi mereka, mereka tidak menyukainya!”.

1Korintus 2:14 - “Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani”.

c) 1Yohanes 5:1 menunjukkan bahwa seseorang tidak mungkin beriman tanpa mengalami regeneration.

1Yoh 5:1 - “Setiap orang yang percaya, bahwa Yesus adalah Kristus, lahir dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi Dia yang melahirkan, mengasihi juga Dia yang lahir dari padaNya”.

Karena manusia yang mati rohani itu tak bisa menghargai / mengerti Firman Tuhan, maka sudah jelas hal itu tidak memungkinkan mereka percaya pada Injil / kepada Yesus.

d) 1Yoh 2:29 3:9 4:7 5:18 Ef 2:10 menunjukkan bahwa manusia tidak bisa taat tanpa mengalami regeneration.

1Yohanes 2:29 - “Jikalau kamu tahu, bahwa Ia adalah benar, kamu harus tahu juga, bahwa setiap orang, yang berbuat kebenaran, lahir dari padaNya”.

1Yohanes 3:9 - “Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah”.

1Yohanes 4:7 - “Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah”.

1Yohanes 5:18 - “Kita tahu, bahwa setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa; tetapi Dia yang lahir dari Allah melindunginya, dan si jahat tidak dapat menjamahnya”.

Efesus 2:10 - “Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya”.

V) Regeneration dan tanggung jawab manusia.

Sekalipun regeneration adalah pekerjaan Allah saja (monergistic), manusia pasif total, dan karena itu kita tidak bisa menyuruh seseorang supaya ia dilahirkan kembali, tetapi, bagaimanapun juga itu tidak berarti bahwa manusia tidak mempunyai tanggung jawab sama sekali! Manusia tidak boleh menolak untuk percaya kepada Kristus, dengan alasan ia belum mengalami regeneration!

BACA JUGA: KELAHIRAN BARU

John Murray: “We never know that we are regenerated until we repent and believe” [= Kita tidak pernah tahu bahwa kita dilahirbarukan sampai kita bertobat dan percaya] - ‘Collected Writings of John Murray’, vol II, hal 199.

Jadi, orang itu tetap punya tanggung jawab untuk percaya kepada Yesus!

John Murray mengatakan lagi:

“Just as the unknown purposes of God are the rule of our conduct nor the grounds upon which we act, so the inscrutable operations of God are not the rule or ground of our action, but his revealed will. The rule for us in every case is the revealed will presented to our consciousness, not his mysterious operations below the level of consciousness” [= Sama seperti tujuan / maksud / rencana Allah yang tidak diketahui bukanlah merupakan peraturan / kaidah dari tingkah laku kita ataupun dasar tindakan kita, begitu juga pekerjaan Allah yang tidak dapat dimengerti bukanlah peraturan / kaidah ataupun dasar tindakan kita, tetapi kehendakNya yang dinyatakan. Peraturan / kaidah bagi kita dalam setiap kasus adalah kehendakNya yang dinyatakan yang diberikan kepada kesadaran kita, bukan pekerjaanNya yang misterius yang ada di bawah tingkat kesadaran kita] - ‘Collected Writings of John Murray’, vol II, hal 199.

Kesimpulan:

Karena regeneration adalah sesuatu yang tidak kita sadari, itu tidak boleh dijadikan dasar kehidupan kita. Dasar kehidupan kita adalah kehendak Allah yang dinyatakan dalam Kitab Suci, dan di situ jelas diperintahkan kepada kita untuk percaya kepada Yesus. Jadi, kita bertanggung jawab untuk melakukan hal itu, tanpa mempersoalkan apakah kita sudah mengalami regeneration atau tidak!

-o0o-

Regeneration dalam arti sempit harus terjadi dahulu. Tanpa ini orang itu tak akan peduli pada injil. Setelah itu terjadi, maka orang itu akan berubah dalam seluruh dirinya, sehingga ia akan mau mendengar Injil, dan oleh terang Roh Kudus bisa mengerti Injil, dan iman harus dianugerahkan kepadanya (Filipi 1:29), dan ia percaya kepada Yesus (menjadi anak Allah). Jadi, pengertian Reformed tentang regeneration tidak bertentangan dengan Yohanes 1:12 dan Galatia 3:26.

Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div:  meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
Next Post Previous Post