11 PRINSIP PENGGEMBALAAN TUHAN (MAZMUR 23:1-6)

11 PRINSIP PENGGEMBALAAN TUHAN (MAZMUR 23:1-6)

Waharman.

Struktur Mazmur 23:1-6 secara keseluruhan dapat dilihat sebagai berikut:

Mazmur 23: 1-4 : Tuhan sebagai Gembala yang baik

Mazmur 23: 5 : Tuhan sebagai Raja yang baik

Mazmur 23: 6 : Keyakinan akan jaminan masa depan

1. Prinsip “Tuhan adalah Gembalaku”

Dalam KJV Frase “Tuhan adalah gembalaku” menggunakan frase The LORD is my shepherd yang berarti Tuhan adalah gembalaku. Berarti Yahweh adalah yang menggembalakan aku. Bila kita memperhatikan frase diatas, ada satu penekanan yang istimewa : “The Lord is my shepherd” (Tuhan adalah gembalaku). 

Kata “The” dalam bahasa Inggris memberi pengertian “satu-satunya” dan menekankan bahwa hanya ada satu Tuhan yang sesungguhnya adalah gembalaku. Karena itu tidak digunakan kata “a” Lord ( seorang Tuhan) tetapi The Lord. Dalam bahasa Indonesia sehari-hari menyatakan Tuhan bagaikan seorang Gembala bagiku. Firman Allah yang hidup menuliskan Karena Tuhan adalah gembalaku. Yahweh sebagai satu-satunya Gembala pemazmur tidak hanya dahulu saja, namun sekarang Yahweh sedang dan akan terus menjadi satu-satunya Gembala yang melindungi.

Tuhan adalah gembalaku, kata-kata ini dilatarbelakangi oleh pengalaman panjang mempercayai Allah. Hubungan yang berharga antara bangsa Israel dengan Allah cocok sebagai suatu realisasi individu. Gambaran tentang gembala yang setia merupakan suatu contoh pemeliharaan penuh perhatian dan penjagaan tak berkesudahan. Dalam hal ini terlihat hubungan yang baik antara gembala dan domba. Domba percaya bahwa gembala akan selalu ada di segala situasi.

Ciri paling khusus dari metafora yang panjang ini ialah bimbingan yang bijaksana dari Sang gembala. Dia membimbing ketempat yang tenang dan yang menyegarkan, melewati pergumulan-pergumulan hidup, dan melalui tempat-tempat berbahaya. Hal ini menunjukkan bahwa seorang gembala sangat berpartisipasi dalam kehidupan domba.

Barth dan Pareira mengatakan di dalam Injil, Yesus menerangkan bahwa Ia “diutus” hanya kepada domba-domba yang hilang dari rumah Israel (Matius 15:24; 10:6). Ia pun melukiskan kesukaan gembala dan Allah, bila satu domba yang hilang ditemukan kembali (Lukas 15:4-7) dan menyamakan diriNya dengan gembala yang dinubuatkan Zakharia (15:7; Markus 14:27). 

Bahkan dalam Yohanes 10 “gembala yang baik”, Domba-domba yang bukan dari kandang ini (yakni Israel) harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengar suaraKu dan mereka menjadi satu kawanan dengan satu gembala (Ay.11, 14-16). Gembala yang baik menjaga, memelihara, mencari yang tersesat. Adapun tujuannya supaya domba-domba-nya tetap dalam perlindungannya.

Demikian pula rasul Petrus melihat dari diri Yesus yang menjadi hamba Tuhan (Yesaya 53) “gembala dan pemelihara jiwa” (I Petrus 2: 25). Dia yang adalah gembala Israel, gembala seluruh jemaat secara umum (80:2), juga menjadi Gembala bagi setiap orang percaya secara khusus. Anak domba yang paling kecil pun tidak luput dari perhatian-Nya (Yesaya 40:11). 

Dia menggiring mereka ke dalam kawanan-Nya, dan kemudian menjaga mereka, melindungi mereka, dan menyediakan makanan bagi mereka dengan lembut dan setia melebihi yang bisa dilakukan dengan seorang gembala yang pekerjaannya menjaga kawanan domba. Pribadi Yesus lah dari keturunan Daud yang menjadi gembala yang baik. Dia menjalankan tugas-Nya dengan baik bagi domba-domba-Nya.

Seorang gembala sidang seharusnya meneladani Pribadi Tuhan Yesus yang adalah gembala Agung itu. Dalam segala keadaan Ia tetap menjadi Gembala yang baik. Panggilan untuk menjadi gembala sidang tidak terbatas oleh waktu maupun keadaan. Bagaimanapun keadaannya seorang gembala tetap harus bertahan dalam panggilannya sebagai gembala. Meskipun tantangan dan masalah datang seorang gembala harus bertahan dalam panggilannya dan terus memberi yang terbaik untuk kemuliaan Allah.

2. Prinsip “membaringkan”

Dalam KJV kata membaringkan menggunakan kata lie down yang memiliki pengertian to stretch oneself out, lie down,untuk membaringkan dirinya, berbaring. Dengan demikian menyatakan suatu tindakan yang sedang berlangsung merupakan hubungan sebab-akibat yang akan terjadi. Dalam NIV menggunakan kata lie down.Lie Down dalam Oxford Learner’s Pocket Dictionary memiliki pengertian short rest berarti istirahat singkat.

Jadi dapat disimpulkan bahwa kata membaringkan memiliki pengertian bahwa Allah akan membuat umat-Nya membaringkan diri sehingga umat-Nya akan mendapatkan peristirahatan walaupun hanya sekedar peristihatan singkat. Utley mengatakan bahwa gembala itu mengetahui bahwa domba membutuhkan istirahat, makanan, dan air.

Ia membaringkan aku di padang yang hijau. Segala dukungan dan penghiburan didapatkan orang percaya berasal dari Allah yang baik, dan makanan kita sehari-hari berasal dari Dia sebagai Bapa kita. 

Menurut Henry : Segala ketetapan Allah itu seperti padang berumput hijau, yang di dalamnya makanan disediakan bagi orang percaya. Firman hidup adalah makanan bagi manusia baru. Allah membaringkan orang-orang kudus-Nya. Dia memberi mereka ketenangan dan kepuasan dalam pikiran mereka, apapun yang menjadi bagian mereka. Jiwa mereka berdiam dengan tenang di dalam Dia, dan itulah padang yang berumput hijau yang berupa ketetapan-ketetapan Allah.

Allah akan terus memberikan peristirahatan kepada umat-Nya. Ditengah-tengah pergumulan dunia, ancaman dunia, keadaan hati yang tidak menentu, bahkan di dalam bahaya sekalipun Allah tetap menjadi tempat perlindungan yang memberikan peristirahatan bagi umatNya baik secara fisik maupun secara psikis dan spiritual.

Tujuan seorang gembala ditempatkan dalam kedudukan seorang penguasa dalam rumah tangga Allah, ialah agar ia dapat “memberikan mereka makanan pada waktunya”. Seperti halnya setiap rumah tangga, tentara atau kelompok manusia harus mendapatkan makanan jasmani untuk tubuhnya, demikian juga kelompok manusia yang diserahkan oleh Tuhan kepada pemeliharaan kita sebagai manusia rohani dan ciptaan baru dalam Kristus harus diberi makanan rohani setiap harinya.

Firman Tuhan merupakan dasar untuk penggembalaan. Empat hal yang termasuk dalam penggembalaan, yaitu : mencari, mengunjungi, mengabarkan Firman dalam situasi pribadi, dan melayani. Dalam konteks pelayanan seorang gembala sidang padang yang berumput hijau itu adalah Firman Allah yang menjadi makanan bagi kawanan domba yang digembalakan.

Jadi seorang gembala sidang tidak hanya membiarkan jemaatnya mencari makanan untuk kebutuhan fisik saja namun gembala sidang juga dituntut memberikan peristirahatan kepada jemaatnya untuk menikmati makanan secara rohani yaitu Firman Allah mengenai ketetapan-ketetapan Allah yang menguatkan, memberi kepuasaan dan kelegaan di dalam hati para jemaat.

3. Prinsip “membimbing”

Kata membimbing berarti lead with care (memimpin dengan perhatian), to lead or bring togoal (memimpin atau membawa kepada gol), to give rest to refresh (memberi peristirahatan untuk menyegarkan). Dalam NIV kata membimbing menggunakan kata lead Oxford Learner’s Pocket Dictionary menerjemahkan dengan kalimat go with or in front of a person or an animal to show the way yang berarti menemani atau di depan seseorang atau seekor binatang untuk menunjukkan jalan sedangkan Firman Allah yang Hidup menjelaskan kata membimbing menggunakan kata menuntun.

Allah membimbing dengan kasih-Nya yang luar biasa. Allah selalu memberikan yang terbaik agar umat-Nya terus tertuju kepada-Nya. Henry menulis

Gembala Israel membimbing Yusuf seperti kawanan domba, dan setiap orang percaya berada di bawah bimbingan yang sama. Allah membimbing umat-Nya, bukan pada genangan air yang bau dan penuh kotoran, bukan kepada laut yang bergelora, bukan juga pada banjir yang bergulung dengan deras, melainkan kepada pusaran air yang tenang. Karena air yang tenang namun mengalir sungguh sesuai dengan roh yang mengalir menuju Allah.

Ia membimbing mereka dengan pemeliharaanNya, dengan Firman-Nya, dan dengan Roh-Nya. Ia mencondongkan segala perasaan dan segala perbuatan mereka kepada kasih-Nya. Ia mengarahkan pandangan, jalan, serta hati mereka kepada kasih-Nya Oleh karena Allah itu adalah kasih maka dalam setiap tindakan-Nya menunjukkan kasih-Nya.

Tujuan penggembalaan supaya mereka lebih menyadari iman mereka, dan dapat mewujudkan iman itu dalam hidupnya sehari-hari. Tujuan akhir dari penggembalaan adalah supaya jemaat Yesus Kristus dibangun. Bimbingan Allah bertujuan untuk membawa domba menuju kepada-Nya.

Jadi seorang gembala sidang harus terus memimpin jemaat kepada Allah dengan kasih dan perhatian untuk mencapai sasaran utama adalah jemaat dapat bertumbuh di dalam Tuhan. Tidak hanya sebatas itu seorang gembala sidang harus ikut terlibat secara aktif memajukan, mengarahkan, memimpin, mendampingi jemaat baik secara fisik, psikis, bahkan kerohaniaan.

4. Prinsip “menyegarkan”

Kata menyegarkan (restores, to bring back, to turn back) berarti memugar kembali, membawa kembali, memulihkan. Tindakan Allah ini akan terus dilakukan, tidak hanya cukup sekali namun secara terus-menerus. 

Dalam KJV Ia menyegarkan jiwaku menggunakan frase Ia memulihkan jiwaku NIV juga menggunakan kata restores berarti memperbaiki. Restores berasal dari kata restore yang berarti bring back a situation or feeling that existed before (membawa kembali kepada suatu situasi atau perasaan yang hidup sebelumnya) Dalam bahasa Indonesia sehari-hari menggunakan frase “memberi kekuatan baru” Utley menulis bahwa konteks ayat ini membahas dan mengakui kondisi manusia jatuh (lih. Yes 53:6) yang membutuhkan pemulihan.

Jadi kata menyegarkan itu berarti suatu tindakan memulihkan, memperbaiki suatu keadaan. Membawa kembali kepada keadaan atau perasaan yang semula yang benar. Allah tidak membiarkan umat-Nya jatuh terpuruk dalam setiap permasalahannya. Namun Ia menjamin bahwa Ia akan selalu memberikan kekuatan dan pemulihan yang sejati, yang tidak dibatasi oleh keadaan.

Pemulihan hanya diperoleh dari Allah sebagai Gembala Agung itu. Henry mengatakan : Tidak ada mahkluk lain yang lebih kesasar daripada domba, begitu mudahnya ia tersesat, dan begitu susahnya ia menemukan jalan untuk kembali pulang ”. Orang kudus yang terbaik sadar akan kecenderungan mereka untuk tersesat seperti domba yang hilang (Mazmur 119:176). Mereka hilang jalan, berbelok ke arah yang salah. Namun ketika Allah menunjuk kesalahan mereka maka dengan segera mereka berbalik arah bertobat. Pemulihan daripada Allah terjadi.

Jadi seorang gembala sidang harus sepenuhnya menyadari bahwa jemaat sangat terbatas, adakalanya jemaat jatuh dalam kesalahan, adakalanya jemaat mengecewakan meskipun gembala sudah berusaha memberikan yang terbaik. Meneladani Tuhan Yesus, gembala sidang harus terus menerus siap dalam segala situasi, bahkan disaat tersulit dalam jemaat. Gembala sidang harus selalu siap membawa jemaat agar berbalik kepada kepada Allah untuk dipulihkan sehingga mendapat kekuatan baru dari Allah untuk hidup dijalan-Nya.

5. Prinsip “menuntun”

Kata menuntun menunjukkan suatu aktivitas yang aktif dan akan menyebabkan terjadinya aktivitas lain yang berarti mengarahkan, to lead, guide (untuk memimpin, memandu). Dalam NIV mengunakan kata guides berarti memandu. KJV menjelaskan kata menuntun dengan kata leadeth berarti memimpin. Dalam FHYH kata menuntun dijelaskan dengan kata menolong. Jadi penulis menyimpulkan bahwa Allah akan terus mengarahkan, memimpin, memandu, bahkan menolong domba-Nya agar domba-domba-Nya melakukan apa yang benar di jalan Allah sesuai dengan janji-janji-Nya.

Barth dan Pareira menjelaskan bahwa dijalan yang benar atau adil yang menunjuk pada tujuan yang baik, Ia menuntun aku seperti dibawaNya umatNya keluar dari Mesir (Keluaran 13:21; 15:13; Ulangan 32:12 dengan perantaraan Musa Keluaran 32:34), seperti juga dibimbingNya hamba Abraham (Kej: 24: 27,48) dan dipimpinNya sekalian orang yang mengharapkannya (Mazmur 5:9; 27:11; 31:4; 43:3). Seperti hal pengalaman bangsa Israel sendiri yang telah merasakan tuntunan Allah ketika keluar dari Mesir. Pimpinan dan tuntunan Allah nyata terbukti.

Ia menuntun dijalan yang benar, di jalan kewajibanku. Di jalan itu Dia mengajarku dengan Firman-Nya dan membimbingku dengan hati nurani dan pemeliharaan ilahi. Ini adalah jalan-jalan yang di dalamnya orang-orang kudus ingin dibimbing dan dipelihara, dan tidak pernah ingin berbelok darinya. Jalan kewajiban merupakan jalan yang sungguh menyenangkan. Orang percaya tidak dapat berjalan sendiri di jalan ini tanpa Allah menuntun kepada-Nya dan membimbing orang percaya di dalamnya.

Seorang gembala sidang harus aktif memimpin, memandu, mengarahkan jemaat untuk hidup dalam kebenaran Allah. Gembala sidang harus siap menolong saat jemaat dalam kesulitan. Ketika gembala sidang telah melakukan kewajibannya ini maka akan membawa jemaat kepada pertumbuhan iman yang baik.

6. Prinsip “Besertaku”

Kata besertaku dalam teks ini berarti with me (denganku), in my presence (di dalam kehadiranku). Dalam New Living translation Holy Bible menjelaskan kata besertaku dengan frase close beside me berarti menutupi di sampingku.

Penulis menyimpulkan bahwa dalam segala keadaan Allah sebagai gembala akan selalu hadir bersama-sama dengan umat-Nya. Allah selalu hadir dalam segala eksistensi umat-Nya. Sebab Allah berdiri di samping umat-Nya untuk menutupi dari serangan yang jahat.

Pada saat-saat bahaya, kesulitan, bahkan kematian, aku tidak takut bahaya karena engkau besertaku di dalam segala situasi kehidupan (Matius 28:20) Tujuan gembala ialah memimpin domba-dombanya ke padang yang berumput hijau, tetapi jalan ke sana mungkin melintasi lembah-lembah yang dingin dan gelap dan pada saat-saat itu pun gembala juga harus hadir Dia tidak hanya mengawal mereka tetapi juga menghibur.

Seorang gembala dituntut untuk selalu bersama dengan jemaat. Gembala tidak hanya hadir pada waktu suka namun dalam segala situasi. Bahkan harus selalu berusaha melindungi jemaatnya, ketika diperhadapankan dengan kegelapan.

7. Prinsip “gada-Mu”

Kata gada-Mu menyatakan sesuatu yang benar-benar nyata. Gada dijelaskan dengan kata Thy rod yang berarti tangkai-Nya. Rod dalam Kamus Bahasa Inggris Indonesia berarti 1. Tangkai, batang tangkai pancing, 2. sambuk. 3. Balok 4.rod ukurannya 5.02 meter. Oxford Learner’s Pocket Dictionary mendefinisikan Rod adalah Long thin straight piece of wood, metal, etc ( Potongan kayu Panjang, tipis, lurus, metal, dll) sedangakan Firman Allah yang hidup menggunakan kata menjaga untuk menjelaskan gada.

Gada merupakan benda yang dimilki oleh seorang gembala untuk melindungi dombanya. Barth dan Pareira menuliskan bahwa Seorang gembala membela milikNya terhadap lawan dengan menggunakan gada-Nya. Gada adalah suatu senjata yang biasanya dibuat dari kayu yang dilapisi baja. Gada (tongkat pendek) menjadi senjata pertahanan atau disiplin, melambangkan kekuatan, kuasa, dan wibawa Allah (Kejadian 21:20; Ayub 9:34).

Dari bahan dasar gada ini dan juga ukurannya gada bisa di katakan benda yang kuat, tahan dari serangan musuh. Ketika Tuhan telah bertindak untuk melindungi umat-Nya siapa yang dapat melawan. Seperti hal seorang gembala yang melindungi domba-Nya. Perlindungan Tuhan itu benar-benar nyata untuk umat-Nya.

Perlindungan dapat dinyatakan melalui pengajaran yang benar. Saat ini banyak ajaran sesat yang seakan-akan Firman Tuhan. Seorang gembala harus memberikan pengajaran yang benar sesuai Firman (1Timotius 4:16). Tujuannya adalah agar jemaat tidak tersesat dan iman jemaat terus diteguhkan dan bertumbuh.

8. Prinsip “tongkat-Mu”

Kata tongkat-Mu menggunakan bahasa aslinya yang berarti Thy Staff (Staff-Nya).Yang berfungsi menyatakan kesejajaran atau penghubung. Oxford Learner’s Pocket Dictionary menerjemahkan Staff dengan kata All the workers employed in an organization considered as a group (Semua pekerja yang di pekerjakan di suatu organisasi diperlakukan sebagai satu kelompok) Dalam KJV menggunakan kata support (of every kind) berarti dukungan dalam segala macam. Firman Allah yang hidup menjelaskan tongkat dengan kata membimbing.

Jadi staff disini dapat diartikan sebagai alat yang membantu gembala untuk menggembalakan. Allah memiliki staff yang digunakan untuk membimbing umat gembalaan-Nya. Staff-Nya itu lah yang memberikan arahan, pedoman, dan jalan kepada umat gembalaan-Nya agar menuju hidup yang benar di dalam Allah. Untuk melindungi domba-domba dari pemangsa, gembala akan membawa dua alat, tongkat dan gada di Mazmur 23:4, yang satu senjata berbentuk pentungan dan yang lainnya berbentuk kaitan yang digunakan untuk melindungi.

Tongkat secara harafiah adalah sepotong batang yang dibawa atau digunakan oleh seseorang yang berpergian, gembala dan orang-orangtua (Kejadian 32:10; Mazmur 23:4; Za 8:4). Secara metafora tongkat melambangkan kekuasaan baik manusiawi (Kejadian 49:10) maupun ilahi (tongkat Harun).90 Tongkat (tongkat ramping dan panjang yang salah satu ujungnya melengkung) dipakai untuk mendekatkan domba-domba dengan gembalanya, menuntunnya pada jalan yang benar atau menyelamatkannya dari kesulitan.

Dengan tongkat yang panjang Ia menuntun kawanNya, memberi tanda maju atau berhenti, menunjuk jalan, memperingatkan kambing-domba yang mau menjauhkan diri. Tongkat ini sangat berguna untuk gembala. Henry menuliskan bahwa gada-Mu dan tongkat-Mu, yang merujuk pada tongkat gembala, atau pada tongkat yang dibawahnya domba-domba lewat ketika mereka dihitung (Imamat 27:32), atau pada tongkat yang digunakan gembala untuk mengusir anjing-anjing yang akan mencerai-beraikan atau membuat domba-domba ketakutan.

Gembala disebut sebagai memiliki tongkat, lambang otoritasnya. Dengan tongkat itu ia akan mendisiplin domba-dombanya memeriksa apakah mereka sakit dan juga membela dan melindungi mereka. Tongkat gembala sama dengan tongkat raja. Dasar otoritasnya tidak terletak pada jabatannya, tetapi pada kemampuannya, yang pada gilirannya ditentukan oleh kesanggupannya untuk menunjukkan empati karena domba-dombanya tidak dapat berkomunikasi dengan dia karena itu tugas gembala menuntut perpaduan yang halus antara otoritas dan kepedulian.

Seorang gembala memiliki tongkat yaitu Firman Tuhan. Tongkat mempermudah gembala menjalankan tugas-Nya dengan baik untuk mengarahkan domba-dombanya menuju jalan yang benar ( 2Timotius 3:16).

9. Prinsip “menghibur”

Kata menghibur berarti to comfort (kesenangan/kenyamanan). 

Barth dan Pareira menjelaskan bahwa dengan bimbingan dari gembala itulah yang menghibur aku, menguatkan, memberikan kepastian kepada hidupku. Dengan demikianlah Tuhan menghiburkan umat yang dibawa-Nya pulang dari pembuangan (Bnd. Yesaya 40:1 dan 10-11). Demikian pulalah Yesus menyebut Roh, yang akan diutusNya, Penghibur (Bnd. Yohanes 16:7; bnd. ay.7 Ia memimpin kita).

Seorang gembala harus selalu siap memberikan kenyamanan kepada jemaat. Bagaimanapun situasi hidupnya namun yang terpenting adalah bagaimana seorang gembala memberi penghiburan dan motivasi kepada yang terluka, tersakiti, mendapatkan musibah. Inilah ciri pelayanan penggembalaan menjalankan konseling pastoral.

10. Prinsip “menyediakan”

Kata menyediakan dalam bahasa asli berarti menyiapkan. Dalam NIV menggunakan kata prepare (menyiapkan) sedangkan KJV menggunakan preparest berarti to arangge (menyusun).

Pemazmur memperkenalkan metafora untuk mengungkapkan lebih jauh kepercayaan. Suasana berubah untuk memperlihatkan pemazmur sebagai tamu terhormat di rumah Allah, menikmati keramahan merupakan ciri khas ketimuran. Dia berada dalam perlindungan Allah. Dalam ayat-ayat ini pemazmur memperlihatkan hubungan dekatnya dengan Allah. Barth dan Pareira menulis pemazmur diterima sebagai tamu: perjamuan disediakan, hidangan disiapkan (harafiah: meja/tikar makan).

Henry mengatakan bahwa Engkau telah menyediakan bagiku segala hal yang menyangkut hidup dan kesalehan. Segala hal penting baik bagi tubuh maupun jiwa, baik untuk waktu kini maupun waktu kekekalan. Hubungan itu tidak terbatas oleh hal-hal lahiriah dan tidak terbatas oleh waktu. Namun semuanya berlaku kekal, tidak terbatas oleh apapun.

Seorang gembala sidang adalah melayani bukan dilayani. Pelayanan tidak hanya dilakukan saat ini atau ketika berada digereja saja namun jangkauan pelayanan luas tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Gembala mulai saat ini harus menyiapkan dan akan terus dilakukan untuk dapat memberikan yang terbaik kepada jemaat. Seorang gembala adalah hidup melayani, baik itu digereja, dalam persekutuan, bahkan dimanapun berada dan kapanpun.

11. Prinsip “mengurapi”

Kata mengurapi kata bahasa inggris to make fat yang berarti membuat gemuk dan thou anointesti berarti meminyaki, memberi salep, memberi upacara perminyakan suci. Ini yang menyatakan suatu tindakan yang telah aktif dilakukan di masa lalu. Dalam NIV menggunakan kata anoint, NAS menggunakan anointed, sedangkan dalam KJV to be a fat (Menjadi gemuk).

Preiffer dan Harrison menegaskan bahwa kepalanya diurapi dengan minyak wangi. Setiap kebutuhannya dipuaskan secara penuh. Berdasarkan kepercayaan ini, setiap saat dari hidupnya akan penuh berkat Allah yang melimpah. Berkat terbesar akan berupa persekutuan akrab dengan Allah, melalui penyembahan yang terus-menerus kepada Dia. Pengalaman hidup dalam berkat Allah sudah terjalin sejak dahulu. Barth dan Pareira juga menekankan kepalanya diurapi dengan minyak zaitun menurut adat untuk hari raya (bnd. Pengkhotbah  9:8; Mazmur 133:2; Matius 26:7; adat yang sama dikenal di Mesir Kuno ) dan pialanya diisi berulang-ulang dengan anggur, sehingga berlimpah (bnd. Pkh. 9:7; Mazmur 36:9).

Jelas pengurapan ini telah terjadi dahulu, ketika seseorang telah diurapi maka jaminan akan berkat dan pemeliharaan Tuhan akan terus nyata bagi umat gembalaan Allah. Sebagai contoh seorang nabi sekaligus hakim pada zaman perjanjian Lama yaitu Samuel yang mengurapi Daud. Samuel mengurapinya sebagai raja, yang merupakan pertanda pasti karunia demi karunia akan diperolehnya.

BACA JUGA: PENGGEMBALAAN TUHAN SEMPURNA (MAZMUR 23:1-6)

Seorang gembala diberikan tugas untuk memberkati jemaat. Gembala adalah wakil Allah yang terus membawa jemaat kepada Allah. Ketika seseorang telah percaya kepada Allah maka ia menerima jaminan keselamatan dari Allah. Seorang gembala bertugas untuk semakin membawa orang tersebut menuju kepada kedewasaan di dalam Allah dan memberkati setiap kehidupan jemaat.

RANGKUMAN

Berdasarkan penjelasan eksegetis diatas penulis membuat beberapa kesimpulan penting tentang konsep penggembalaan berdasarkan perspektif Mazmur 23:1-6 sebagai suatu prinsip yang harus dimiliki oleh seorang gembala sidang dalam pelayanannya.

 Gembala Sidang adalah Pemimpin Rohani

Seorang gembala adalah seorang pemimpin rohani. Ia menjalankan gerejanya dengan cara yang sangat efisien seperti halnya organisasi yang dikelola dengan baik. Diseluruh gereja terdapat struktur-struktur manajemen yang baik dan arus informasi yang baik. Menurut Nee :

“Tugas-tugas rohani sang gembala, terutama tiga. Pertama ia memimpin Ibadah Jemaat dan melayankan sakramen-sakramen baik digereja maupun orang-orang yang sakit dirumah. Kedua, ia harus mengajar umat dalam soal-soal iman melalui berkotbah dan katekisasi. Aspek ketiga dari pekerjaannya ialah perkunjungan. Pada hari minggu sudah melakukan tugas-tugas umum, sisa hari itu dilewatkan dengan mendamaikan mereka yang berselisih, atau mengunjungi orang sakit, atau dengan menegur dan menasehati beberapa jemaat yang tidak dapat dicapai dengan kotbahnya.”

Memimpin Jemaat sama saja dengan membimbing Jemaat, juga membimbing anggota-anggota jemaat perseorangan, sampai mereka menjadi dewasa dalam iman kepada Yesus Kristus, dengan tidak melupakan tujuan jemaat, yaitu: Kerajaan Allah.

 Gembala Sidang yang Mengasihi

Gembala sidang harus memiliki kasih. Akan tetapi, gembala sidang tidak dapat memiliki kasih itu dengan usahanya sendiri. Ia harus memperolehnya dari Allah (Roma 8:38-39). Derek menuliskan : “ Salah satu sifat terpenting yang diberikan Allah kepada gembala sidang ialah kesanggupan untuk mengasihi semua orang. Bukan hanya mengasihi orang yang baik dan sopan saja, melainkan mengasihi semua orang, termasuk mereka yang tidak mau membalas kasihnya itu”.

 Firman Tuhan Dasar Penggembalaan

Seorang gembala sidang memperoleh Firman Allah di dalam Alkitab. Agar dapat memberikan Firman Allah, gembala sidang harus mengetahui Firman Allah itu. Ia harus mengenal Alkitab dengan baik. Ia harus mempelajarinya karena :

1. Untuk memberi makan dirinya sendiri

2. Untuk memberi makan anggota jemaat

Untuk mewakili Gembala yang baik, maka gembala dalam jemaat perlu mengenal Yesus dengan baik. Strom menyimpulkan bahwa :

1. Firman Adalah dasar penggembalaan

2. Firman adalah sumber pengenalan akan Yesus, Gembala yang baik itu.

3. Firman Allah menjiwai pertemuan dan percakapan penggembalaan.

Seorang gembala harus membaca Firman Allah seumur hidupnya. Membaca Firman Allah saja tidak cukup. Msweli dan Crider menjelaskan bahwa Yosua diperintahkan membaca, merenungkan, dan ia menaati hukum Allah itu siang dan malam (Yosua 1:8). Ia menjadi beruntung. Firman Allah harus menjadi makanan bagi Yosua. Gembala sidang masa kini juga memerlukan makanan yang baik.

 Gembala adalah Seorang Pembimbing

Secara tradisional, gembala merupakan pembimbing rohani, bukan saja dalam memberikan arahan moral atau menuntut seseorang menuju pengampuanan Allah, tetapi juga dengan cara berjalan bersama umat menempuh berbagai krisis dan penderitaan hidup.

Contoh yang nyata adalah Pribadi Tuhan Yesus. Strom menjelaskan :

1. Yesus mengasihi orang yang dibimbingnya; Dia mempunyai waktu untuk mereka. Dia tidak menjaga nyawa-Nya, tetapi bergaul dengan semua orang, dari yang besar sampai kepada yang kecil, bergaul dengan orang Farisi dan ahli-ahli Alkitab, pengkhianat negara dan perempuan sundal. Dalam pergaulannya itu Yesus menasehati, untuk ambil bagian dalam suka-duka mereka dan melayani mereka dengan konkret (Yohanes 2:1-11, Yohanes 4:4-27).

2. Yesus tidak mementingkan kuasa atau pangkat-Nya sendiri, tetapi menunjukkan kepada Bapa-Nya, yang menyuruh Dia (Yohanes 5:19-47)

3. Yesus selalu melihat tujuan pimpinannya, yakni Kerajan Allah. Tujuan itu mewarnai segala perbuatan, tetapi memanggil perbuatan dan perkataan-Nya.

4. Yesus tidak memaksa, tetapi memanggil dan mengundang. Kemungkinan untuk menolak Yesus selalu ada. Tanggung jawab untuk menerima atau menolak Yesus ada pada manusia itu sendiri (Markus 6:1-6).

 Panggilan Seorang Gembala adalah Panggilan yang Mutlak

Menurut Tidball bahwa gembala-gembala yang terampil akan melihat pelayanan sebagai sesuatu yang dilaksanakan oleh seluruh anggota tubuh Kristus dan bukannya sebagai pekerjaan satu orang saja.

Panggilan seorang gembala tidaklah mudah namun Allah memberikan karunia. Karunia untuk menggembalakan jemaat (Efesus 4:11). Menurut Tidball, Seorang gembala yang benar juga harus berani dan tekun. Ia tidak akan melarikan diri apabila srigala datang. Disinilah letak perbedaan antara seorang upahan dan seorang gembala yang benar. Jika seorang gembala sidang dipanggil untuk melayani, ini berarti bahwa Allah telah menyuruh dia untuk memelihara umat-Nya. Gembala sidang adalah seseorang yang istimewa. Orang-orang melihat apa yang ia lakukan sekalipun mereka tidak mendengar apa yang ia katakan.

Ada beberapa jabatan lain juga yang disebut dalam Firman Allah sebagai gambaran tentang bermacam-macam fungsi yang harus dilaksanakan oleh seorang gembala; Nelayan (Matius 4:19), Pembimbing (Pengajar) (Roma 2:19), Perawat (I Tesalonika 2:7), Pembangun (1 Korintus 3: 10), Penabur (Matius 13:3), Penuai (Yohanes 4: 35-38), Prajurit (II Tesalonika 2:3), dan Pekerja (Buruh) (I Korintus 3:9).

Dalam Mazmur 23 menjelaskan tentang hubungan gembala dengan dombanya. Hubungan gembala dan domba adalah hubungan yang erat. Sebab domba tidak akan bisa hidup tanpa gembala. Gembala sangat mengasihi domba terbukti gembala menjamin keamanan, kenyamanan, dan kebutuhan domba. Seorang gembala selalu memberikan yang terbaik untuk dombanya. Mazmur 23 ini menggambarkan hubungan Allah dan umat manusia. Bagaimana dapat teraplikasi dari kehidupan seorang gembala sidang untuk jemaat.

BACA JUGA: EKSPOSISI MAZMUR 23

Seorang Nelayan harus sabar dan cakap jika dia ingin berhasil pada bidangnya. Seorang Pembimbing harus mengetahui jalan, harus berjalan mendahului, dan harus berusaha untuk melindungi orang yang dibimbingnya itu dari bahaya dan menasehati mereka mengenai jalan yang harus ditempuhnya itu. Seorang Perawat harus mengurus keperluan jasmani dari orang-orang yang diserahkan kepadanya; atau jika orang yang dilayaninya itu sakit, dia harus dengan lembut dan tekun menanggapi setiap keperluan dan dengan teliti merawatnya sampai dia sehat kembali. 

Sebagai Seorang Pembangun rumah Allah kita harus membangun di atas batu karang Yesus Kristus dan memperhatikan bagaimana kita membangun ( I Korintus 3:10). Seorang Penabur dan Seorang Penuai. Menabur dan menuai merupakan tugas yang dibagikan diantara para pekerja-pekerja. Seorang menabur dan yang lain akan menuai (Yohanes 4: 35-38). 

Seorang Prajurit merupakan jabatan yang berbahaya. Jabatan ini membutuhkan keberanian maupun kecakapan serta kesediaan untuk menyerahkan tubuhnya kekejaman dan bahaya peperangan. Seorang Pekerja, pekerjaan yang sangat melelahkan menggambarkan pekerjaan keras yang memerlukan kerajinan dari seorang hamba Tuhan. Sejak pagi hari sampai larut malam gembala-gembala yang setia memikul beban jemaatnya, mencurahkan dirinya dalam penelahaan, doa dan kunjungan penggembalaan, mencari jiwa, melayani Firman Allah dan kadang-kadang berjaga semalam suntuk menunggu seseorang yang sakit. 11 PRINSIP PENGGEMBALAAN TUHAN (MAZMUR 23:1-6). https://teologiareformed.blogspot.com/

Next Post Previous Post