YUNUS 1:17-2:10 (PENDERITAAN YUNUS DI DALAM PERUT IKAN DAN TINDAKAN YUNUS)
Pdt.Budi Asali, M.Div.
I. Penjelasan tentang Yunus 2: 2-9.
Kalau dilihat sepintas lalu, maka Yunus 2: 2-9 itu kelihatannya adalah doa Yunus di dalam perut ikan itu:gadget, keuangan |
Yunus 2: 1 mengatakan bahwa Yunus berdoa dari dalam perut ikan.
Ay 2-9 terletak sebelum Yunus 2: 10, dimana ikan itu memuntahkan Yunus.
Tetapi kalau kita mempelajari dengan lebih teliti, maka kesimpulannya akan lain:
Yunus : 2: ‘Ia menjawab aku’ dan ‘Kaudengarkan suaraku’. Kata kerja yang saya garis bawahi itu ada dalam bentuk past tense (= bentuk lampau).
Yunus 2: 6: ‘Engkau naikkan’. Kata ‘naikkan’ juga ada dalam bentuk past tense (= bentuk lampau).
Seluruh bagian ini tidak berbentuk permintaan, tetapi syukur atas pertolongan Tuhan.
Karena itu, kesimpulannya adalah: Yunus 2: 2-9 sebetulnya adalah doa syukur Yunus setelah ia keluar dari dalam perut ikan, tetapi di dalam doa itu dimasukkan juga pikiran-pikiran / doa Yunus ketika ia ada di dalam perut ikan.
Karena itu, dari doa syukur ini kita bisa mempelajari pengalaman Yunus ketika ia berada di dalam perut ikan.
II. Apa yang dialami Yunus di dalam perut ikan.
1. Penderitaan.
Apa yang dialami oleh Yunus ini, dimana ia ditelan oleh seekor ikan besar dan tinggal selama 3 hari dalam perut ikan itu, adalah suatu fakta historis atau merupakan suatu peristiwa yang betul-betul terjadi!
Orang-orang Liberal, yang kurang / tidak menghormati otoritas dari Kitab Suci sebagai Firman Tuhan, menganggap ini sebagai sesuatu yang mustahil dan karena itu mereka menganggap bahwa ini hanyalah suatu perumpamaan atau illustrasi.
Tetapi Yunus 1:17 dan Yunus 2:1,10 tidak menunjukkan bahwa itu adalah suatu perumpamaan atau illustrasi. Demikian pula ketika Yesus menggambarkan peristiwa Yunus, Ia tidak menggambarkannya sebagai suatu perumpamaan / illustrasi, tetapi sebagai sesuatu yang betul-betul terjadi (Mat 12:39-41).
Karena ini adalah sesuatu yang betul-betul terjadi, ini jelas merupakan suatu penderitaan hebat bagi Yunus. Bayangkan gelapnya, kotornya, baunya, dan pengapnya keadaan dalam perut ikan itu.
2. Keadaan tanpa harapan.
Yunus 2: 2a & ay 2b adalah 2 kalimat pararel yang artinya sama. Jadi kesusahan Yunus seperti dalam dunia orang mati. Artinya: ia merasa tidak ada harapan.
Yunus 3: ini hurufiah. Karena ia ditelan ikan lalu dibawa menyelam. Lagi-lagi menunjukkan suatu keadaan yang tanpa harapan.
Yunus 2: 4a: ‘telah terusir aku dari hadapanMu’. Orang yang merasa terusir dari hadapan Tuhan, pasti merasa bahwa dirinya tidak punya harapan.
Ay 5-6a: lagi-lagi menunjukkan keadaan yang tanpa harapan.
Yunus 2: 7: ‘jiwaku letih lesu di dalam aku’. Ini menunjukkan keputus-asaannya karena merasa tidak ada harapan.
Dari 2 hal di atas ini kita melihat apa yang dialami orang yang sengaja tidak mau taat kepada Tuhan. Ia mengalami penderitaan yang berat dan ia merasa tidak ada harapan.
Memang, kalau kita taat kepada Tuhan, kita juga akan menderita karena serangan setan. Tetapi dalam penderitaan itu Tuhan menyertai kita dan akan menolong kita, sehingga kita dapat menanggungnya.
Tetapi kalau kita menderita karena tidak taat kepada Tuhan, penderitaan itu datang sebagai hajaran dari Tuhan, sehingga tidak ada yang bisa menolong kita dan kita akan merasakan penderitaan itu sebagai sesuatu yang tidak bisa kita tanggung.
Tetapi bagaimanapun juga, semua hajaran ini diberikan oleh Tuhan, bukan karena Ia benci kepada Yunus, tetapi justru karena Ia cinta kepada Yunus dan karena Ia ingin Yunus bertobat melalui penderitaan itu. Bandingkan dengan ayat-ayat di bawah ini
Maz 119:67 - "Sebelum aku tertindas, aku menyimpang, tetapi sekarang aku berpegang pada janjiMu".
Maz 119:71 - "Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapanMu".
Maz 119:75 - "Aku tahu, ya TUHAN, bahwa hukum-hukumMu adil, dan bahwa Engkau telah menindas aku dalam kesetiaan".
Karena itu dalam hidup saudara, kalau saudara mendapat perintah Tuhan, ada 2 pilihan bagi saudara:
taat pada Tuhan dan menderita karena serangan setan.
tidak taat kepada Tuhan dan menderita karena hajaran Tuhan.
Yunus telah memilih pilihan yang ke dua, tapi ia tidak tahan menghadapi hajaran Tuhan!
III. Tindakan Yunus selanjutnya.
1. Bertobat.
Dalam Yunus 2: 9 ia bernazar kepada Tuhan bahwa ia akan mentaati perintahNya, dan akhirnya ia betul-betul melakukannya (3:1-3). Ini adalah langkah yang bijaksana!
Pada waktu saudara bertentangan dengan kehendak Tuhan, saudara mungkin berharap supaya Tuhan yang berubah. Tetapi ini tidak mungkin! Ia tidak akan berubah, karena Ia memang tidak bisa berubah! Bandingkan Yunus 1:1-2 dengan Yunus 3:1-2 dan perhatikan: apakah Tuhan berubah? Tidak! Saudara yang harus berubah / bertobat!
Illustrasi:
Sebuah kapal sedang berlayar pada suatu malam dengan cuaca buruk. Dari kejauhan tampak sebuah lampu yang kelihatannya berasal dari ‘kapal’ lain yang sedang menuju ke arah kapal itu. Untuk menghindari tabrakan, kapten kapal lalu memerintahkan untuk mengirim pesan ke ‘kapal’ itu, yang berbunyi: ‘Beloklah 10 derajad ke utara’. Tetapi ‘kapal’ itu bukannya belok 10 derajad ke utara, tetapi sebaliknya mengirim pesan balasan: ‘Kamu yang belok 10 derajad ke selatan’. Kapten kapal itu jengkel, dan mengirim pesan lagi: ‘Saya kapten, kamu belok 10 derajad ke utara’. Pesan balasan: ‘Saya pelaut kelas satu, kamu belok 10 derajad ke selatan’. Kapten itu jadi sangat marah dan lalu mengirim pesan lagi: ‘Ini kapal perang; kamu belok 10 derajad ke utara’. Pesan balasan: ‘Dan ini mercu suar; kamu belok 10 derajad ke selatan’.
Kalau kapten kapal itu waras, maka tentunya ia yang harus membelokkan kapalnya 10 derajad ke selatan, karena mercu suar itu benda yang tidak bisa bergerak.
BACA JUGA: YUNUS 4:1-11 (SIKAP ALLAH DAN SIKAP YUNUS)
Pada waktu kehendak saudara dan kehendak Tuhan bertabrakan, ingatlah bahwa kehendak Tuhan tidak bisa berubah, dan karenanya saudaralah yang harus mengubah kehendak saudara, dan menyesuaikannya dengan kehendak Tuhan (bdk. Matius 6:10b Mat 26:39,42).
Karena itu, kalau saudara mengalami penderitaan yang tidak tertahankan, yang disebabkan oleh kehidupan saudara yang bertentangan dengan kehendak Tuhan, periksalah dimana saudara sudah berdosa! Mungkin karena saudara berzinah, tidak memberikan perpuluhan, sombong, tidak mau melayani / memberitakan Injil, berdusta / tidak jujur, suka membolos dalam kebaktian, berjudi, mabuk-mabukan / menggunakan ganja / ecstasy dsb, main dukun / Gunung Kawi / jimat, dsb. Bertobatlah dari hal-hal itu dan janganlah berharap bahwa Allah yang akan berubah dan menyesuaikan diriNya dengan kehidupan saudara yang berdosa itu!
2. Berdoa.
Saudara harus bertobat dulu, baru berdoa. Kalau saudara berdoa tanpa bertobat, maka berlakulah ayat-ayat seperti Amsal 28:9 Yes 59:1-2 Yes 1:10-20.
Tetapi sekalipun seorang berdosa itu bertobat, tidak selalu mudah baginya untuk berdoa! Seringkali setan lalu bekerja dengan berkata kepadanya bahwa Allah pasti tidak mau menerimanya lagi. Hal ini juga terjadi pada diri Yunus (ay 4a)! Tapi Yunus tidak putus asa! Apa yang dia lakukan?
a. Ia berdebat melawan pikiran yang diberikan oleh setan itu.
Ay 4a adalah pikiran Yunus yang merupakan bujukan setan supaya Yunus tidak berdoa. Tetapi Yunus tidak mau menuruti pemikiran itu, dan ia mendebatnya dengan Yunus 2: 4b.
Tetapi dalam Yunus 2: 4b terdapat salah terjemahan! Seharusnya: ‘Tetapi aku akan memandang lagi baitMu yang kudus’ (NIV: ‘yet I will look again toward your holy temple’).
Jadi, dengan kata-kata dalam ay 4b itu, Yunus meneguhkan dirinya untuk tetap berdoa
Penerapan:
Kalau saudara berbuat dosa (apalagi dengan sengaja, dosa besar, dsb), maka pada waktu saudara sudah sungguh-sungguh bertobat sekalipun, bisa saja saudara masih takut untuk berdoa / berbakti kepada Tuhan / membaca Firman Tuhan, dsb. Saudara merasa Allah masih tidak mau menerima saudara, atau saudara merasa bahwa dosa saudara belum diampuni dsb. Itu adalah pikiran dari setan! Jangan membiarkan pikiran semacam itu ada dalam kepala saudara! Saudara harus mendebat pikiran itu! Saudara bisa menggunakan ayat-ayat Firman Tuhan untuk itu, misalnya: Ro 8:1 Ro 5:8-10 1Yoh 1:9 dsb.
b. Ia mengingat hal-hal yang bisa membangkitkan imannya.
Yunus 2: 4b,7: ‘baitMu yang kudus’. Ini simbol kehadiran Allah! Bait Allah mengingatkan dia akan apa yang telah ia lakukan bagi Allah, sebelum ia membangkang terhadap Allah. Ini menguatkan imannya dan membantu mengatasi kesukarannya untuk berdoa.
Penerapan:
Kalau saudara mengalami hal seperti ini, saudara bisa mengingat:
saat pertama saudara bertobat.
baptisan saudara.
orang yang menginjili saudara.
semangat yang berkobar-kobar pada waktu saudara bertobat.
Ini bisa menguatkan iman saudara, sehingga saudara bisa berdoa kembali.
c. Membandingkan agamanya dengan agama-agama kafir.
Yunus 2: 8: tentang agama-agama lain.
Yunus 2: 9: tentang agamanya sendiri.
Dengan ini Yunus hendak menyakinkan dirinya bahwa agama yang ia pilih itu benar, sedangkan agama lain itu sia-sia / salah. Atau dengan kata lain, ia berpikir: ‘Masakan saya tak diterima oleh Tuhan, padahal saya ikut agama yang benar / saya datang kepada Tuhan dengan cara yang benar?’.
Penerapan:
Saudara bisa juga membandingkan kristen dengan agama lain. Semua agama lain berdasarkan perbuatan baik, tetapi kristen mengajarkan: saudara diterima berdasarkan iman!! Jadi, jelas bukan karena saudara baik / saleh, maka saudara diterima oleh Tuhan!
BACA JUGA: YESUS ADALAH TUHAN
d. Dia berdoa dengan menggunakan ayat-ayat Kitab Suci yang ia ingat / hafal.
Bandingkan doa Yunus dengan ayat-ayat Mazmur ini!
Yunus 2: 2 bdk. Maz 120:1.
Ay 3b bdk. Mazmur 42:8.
Ay 4a bdk. Mazmur 31:23.
Ay 5-6a bdk. Mazmur 69:2-3.
Yunus 2: 7a bdk. Mazmur 142:4.
Ay 8a bdk. Mazmur 31:7.
Yunus 2: 9b bdk. Mazmur 3:9.
Saudarapun bisa melakukan hal yang sama, misalnya dengan berdoa menggunakan ayat-ayat seperti: Maz 9:19 Mazmur 25:3 Mazmur 34:19 Maz 103:8-9 Yesaya 42:3.
Catatan: Kalau saudara berdoa menggunakan ayat-ayat Kitab Suci, saudara tidak perlu mengutipnya secara persis, yang penting artinya sama.
Kesimpulan / penutup.
Pada waktu kita mau bertobat, sering ada halangan. Tetapi kita tidak boleh putus asa dan lalu berhenti dalam usaha kita! Kita harus terus bergumul sampai kita menang! Maukah saudara melakukannya? Tuhan beserta saudara!
Karena itu, kalau saudara mengalami penderitaan yang tidak tertahankan, yang disebabkan oleh kehidupan saudara yang bertentangan dengan kehendak Tuhan, periksalah dimana saudara sudah berdosa! Mungkin karena saudara berzinah, tidak memberikan perpuluhan, sombong, tidak mau melayani / memberitakan Injil, berdusta / tidak jujur, suka membolos dalam kebaktian, berjudi, mabuk-mabukan / menggunakan ganja / ecstasy dsb, main dukun / Gunung Kawi / jimat, dsb. Bertobatlah dari hal-hal itu dan janganlah berharap bahwa Allah yang akan berubah dan menyesuaikan diriNya dengan kehidupan saudara yang berdosa itu!
2. Berdoa.
Saudara harus bertobat dulu, baru berdoa. Kalau saudara berdoa tanpa bertobat, maka berlakulah ayat-ayat seperti Amsal 28:9 Yes 59:1-2 Yes 1:10-20.
Tetapi sekalipun seorang berdosa itu bertobat, tidak selalu mudah baginya untuk berdoa! Seringkali setan lalu bekerja dengan berkata kepadanya bahwa Allah pasti tidak mau menerimanya lagi. Hal ini juga terjadi pada diri Yunus (ay 4a)! Tapi Yunus tidak putus asa! Apa yang dia lakukan?
a. Ia berdebat melawan pikiran yang diberikan oleh setan itu.
Ay 4a adalah pikiran Yunus yang merupakan bujukan setan supaya Yunus tidak berdoa. Tetapi Yunus tidak mau menuruti pemikiran itu, dan ia mendebatnya dengan Yunus 2: 4b.
Tetapi dalam Yunus 2: 4b terdapat salah terjemahan! Seharusnya: ‘Tetapi aku akan memandang lagi baitMu yang kudus’ (NIV: ‘yet I will look again toward your holy temple’).
Jadi, dengan kata-kata dalam ay 4b itu, Yunus meneguhkan dirinya untuk tetap berdoa
Penerapan:
Kalau saudara berbuat dosa (apalagi dengan sengaja, dosa besar, dsb), maka pada waktu saudara sudah sungguh-sungguh bertobat sekalipun, bisa saja saudara masih takut untuk berdoa / berbakti kepada Tuhan / membaca Firman Tuhan, dsb. Saudara merasa Allah masih tidak mau menerima saudara, atau saudara merasa bahwa dosa saudara belum diampuni dsb. Itu adalah pikiran dari setan! Jangan membiarkan pikiran semacam itu ada dalam kepala saudara! Saudara harus mendebat pikiran itu! Saudara bisa menggunakan ayat-ayat Firman Tuhan untuk itu, misalnya: Ro 8:1 Ro 5:8-10 1Yoh 1:9 dsb.
b. Ia mengingat hal-hal yang bisa membangkitkan imannya.
Yunus 2: 4b,7: ‘baitMu yang kudus’. Ini simbol kehadiran Allah! Bait Allah mengingatkan dia akan apa yang telah ia lakukan bagi Allah, sebelum ia membangkang terhadap Allah. Ini menguatkan imannya dan membantu mengatasi kesukarannya untuk berdoa.
Penerapan:
Kalau saudara mengalami hal seperti ini, saudara bisa mengingat:
saat pertama saudara bertobat.
baptisan saudara.
orang yang menginjili saudara.
semangat yang berkobar-kobar pada waktu saudara bertobat.
Ini bisa menguatkan iman saudara, sehingga saudara bisa berdoa kembali.
c. Membandingkan agamanya dengan agama-agama kafir.
Yunus 2: 8: tentang agama-agama lain.
Yunus 2: 9: tentang agamanya sendiri.
Dengan ini Yunus hendak menyakinkan dirinya bahwa agama yang ia pilih itu benar, sedangkan agama lain itu sia-sia / salah. Atau dengan kata lain, ia berpikir: ‘Masakan saya tak diterima oleh Tuhan, padahal saya ikut agama yang benar / saya datang kepada Tuhan dengan cara yang benar?’.
Penerapan:
Saudara bisa juga membandingkan kristen dengan agama lain. Semua agama lain berdasarkan perbuatan baik, tetapi kristen mengajarkan: saudara diterima berdasarkan iman!! Jadi, jelas bukan karena saudara baik / saleh, maka saudara diterima oleh Tuhan!
BACA JUGA: YESUS ADALAH TUHAN
d. Dia berdoa dengan menggunakan ayat-ayat Kitab Suci yang ia ingat / hafal.
Bandingkan doa Yunus dengan ayat-ayat Mazmur ini!
Yunus 2: 2 bdk. Maz 120:1.
Ay 3b bdk. Mazmur 42:8.
Ay 4a bdk. Mazmur 31:23.
Ay 5-6a bdk. Mazmur 69:2-3.
Yunus 2: 7a bdk. Mazmur 142:4.
Ay 8a bdk. Mazmur 31:7.
Yunus 2: 9b bdk. Mazmur 3:9.
Saudarapun bisa melakukan hal yang sama, misalnya dengan berdoa menggunakan ayat-ayat seperti: Maz 9:19 Mazmur 25:3 Mazmur 34:19 Maz 103:8-9 Yesaya 42:3.
Catatan: Kalau saudara berdoa menggunakan ayat-ayat Kitab Suci, saudara tidak perlu mengutipnya secara persis, yang penting artinya sama.
Kesimpulan / penutup.
Pada waktu kita mau bertobat, sering ada halangan. Tetapi kita tidak boleh putus asa dan lalu berhenti dalam usaha kita! Kita harus terus bergumul sampai kita menang! Maukah saudara melakukannya? Tuhan beserta saudara!
Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div: meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America