4 SEBAB KITA HARUS MENGINJIL
Pdt. Stephen Tong.
Ada 4 Sebab mengapa kita harus menginjil, yaitu:
1.Pertama, karena memberitakan Injil adalah kehendak Tuhan. Saya pernah mengatakan di acara Rally Doa: we evangelize, we tell the story of Jesus Christ; we preach the Gospel, because this is the will of God [kita menginjili, kita menceritakan cerita Yesus Kristus, kita memberitakan Injil karnea ini adalah kehendak Allah].
Karena bagi Calvin, "nothing is greater than the will of God except God himself", tidak ada yang lebih besar dari kehendak Allah, kecuali Allah. Dan Allah yang berkehendak juga adalah Allah yang mencipta, Allah yang merencanakan keselamatan dan menyelamatkan orang berdosa, Allah yang kelak akan menghakimi seluruh dunia.
Jadi karena Tuhan menetapkan kehendak mencipta, maka segala sesuatu eksis. Karena Tuhan menetapkan kehendak menyelamatkan, makakamu pilihan diselamatkan... Maka Dia juga menghendaki orang Kristen mengabarkan Injil agar umat pilihan-Nya punya kesempatan menerima Yesus... Kalau kita tidak menjalankan kehendak-Nya, kita bukan orang Kristne yang taat, juga bukan orang Kristen yang cinta Tuhan. Karena kata Tuhan Yesus: "Barang siapa mendengar perintah-Ku dan menjalankannya, dia adalah orang yang mencintai Aku".
2.Kedua, mengapa kita mengabarkan Injil? Because this is the commandment of Jesus Christ [Karena ini adalah perintah Tuhan Yesus]. Baik kau setuju ataupun tidak setuju di dalam kekekalan Yesus Kristus adalah Raja di atas segala raja, Tuhan di atas segala yagn dipertuan... Tahukah kau Yesu sKristus yang sekarang ini kau anggap sepi, dan tidak kau taati itu adalah Raja di atas segala raja, Tuhan di atas segala yang dipertuan, jadi perintah-Nya harus kau jalani?
Celakalah orang yang hidupnya otonom, tidak perlu taat kepada siapapun. Suatu hari nanti dia akan menerima ganjaran dari Tuhan, karena Dialah yang tertinggi, setiap orang harus mendengar perintah-Nya. sebaliknya berbahagialah orang yang sebelum bertemu dengan-Nya di dalam kekekalan sudah menjalankan perintah-Nya.
Akhir-akhir ini, saya sering berpikir: apa yang saya akan terima saat berdiri di hadapan Tuhan nanti: hajaran, pukulan, hardikan, atau pahala? Saya tidak tahu. Tapi saya tahu, saya harus mempelajari dan harus menjalankan perintah-Nya. Karena menjalankan semua perintah-Nya adalah bukti cinta seorang pada Tuhan.
3,Ketiga, mengapa kita menginjili? Karena desakan Roh Kudus di hati kita masing-masing. The constraint of love; the Holy Spirit enforce us, encourage us, empower us, and strengthen us to evangelize others [dorongan cinta kasih, Roh Kudus memberi kuasa kepada kita, memberi keberanian kepada kita, menggerakan kita, menguatkan kita untuk memberitakan Injil kepada orang lain].
Roh Kudus selalu memberi kita dorongan untuk mengabarkan Injil. Itulah yang Paulus katakan, karena begitu besar dorongan kasih-Nya yang sudah mati bagi kita, maka aku mati dan hidup bagi-Nya. Jadi, kita rela mati dan hidup bagi Kristus karena Dialah yang terlebih dahulu mati bagi kita
4.Keempat, mengapa kita mengabarkan Injil? Karena merasa hutang terhadap jiwa-jiwa yang tersesat. Waktu kau tanyakan terhadap orang yang sedang berjalan: "mau ke mana?" pasati dijawab: mau ke office; atau ke sekolah atau ke pasar atau mencari kawan atau menghadiri pertemuan bisnis... Tapi coba tanyakan setelah hidup ini berakhir, mereka kaan ke mana? Pasti mereka tidak tahu bahwa mereka sedang mengarah ke neraka.
7 Januari 1957, kali pertama Tuhan menggerakkan hati saya jadi hamba-Nya, saya baru berusia 17 tahun. Hari itu, saya berjalan di kota-kota Surabaya. Saya memandang ke atas, di mana terdapat langit yang biru (tetapi sekarang langit di kota Jakarta abu-abu, bukan biru), awan yang putih, burung-burung terbang ke sana- kemari, angin sepoi-sepoi, membuat daun yang hijau di pohon-pohon bergoyang.
Waktu saya melihat ke jalan, di mana terdapat banyak orang-orang yang mondar-mandir, mereka sibuk, saya mendengar suatu suara yang berkata di hati: "do you know, that they are facing hell; they are heading to the eternal punishment; they are perished". Tahukah kau bahwa orang-orang itu sebenarnya bukan berjalan mengarah ke kantor atau ke sekolah atau ke pasar atau ke ... mereka mengarah ke neraka.
Saya terkejut. Itulah kali pertama saya menyadari semua orang mengarah ke neraka, menerima hukuman Allah yang kekal. Siapa yang mengasihi mereka, mau mengabarkan Injil kepada mereka? Maka saya berkata: Tuhan, kalau Kau mau memakai ku, aku mau membawa mereka berbalik arah, percaya Tuhan Yesus Kristus, jadi pengikut-Nya".
Tetapi dua hari kemudian, saya datang ke satu kebaktian dengan rasa terpaksa. Karena sesungguhnya saya tak ingin jadi hamba Tuhan. Tetapi Roh Kudus bekerja dan berkata, "kau harus taat", membuat saya merasa kursi di ruang kebaktian itu begitu keras; begitu tak nyaman. Karena saya sadar, kebaktian itu pasti ditutup dengan panggilan hamba Tuhan.
Tapi suara itu berbicara dalam hati saya. Dan setelah satu jam mendengar khotbah, saya tahu saya tak mungkin lari dari panggilan untuk menjadi hamba Tuhan mengabarkan InjilNya. Mak asaat panggilan berlangsung, ornag-orang maju ke depan, air mata terus mengalir; tidak henti-hentinya. Dan sungguh seumur hidup; sampai hari ini saya tak pernah mengalirkan air mata sebanyak hari itu 9 Januari 1957, membasahi bagian depan pakaian saya.
Dari mana datangnya air mata sebanyak itu? Saya tak tahu. Dan mengapa air mata mengalir terus tak dapat distop? Saya juga tidak tahu. Hanya tahu, sejak hari itu, tak pernah barang satu detikpun dalam hidup saya meragukan statusku sebagai hamba Tuhan dan tak pernah ingin tinggalkan panggilanNya. Karena saya tahu, jadi hamba Tuhan adalah jalan hidpku.
Mulai hari di mana saya menyerahkan diri jadi hamba Tuhan, say amembeli enam ribu lembar traktat. Dan berjanji pada Tuhan, satu tahun paling sedikit membagikan 5000 lembar traktat dan menginjil orang-orang yang lalu lalang di jalan.4 SEBAB KITA HARUS MENGINJILI. AMIN.