7 MAKNA KEBANGKITAN KRISTUS DARI KEMATIAN
Pdt. Samuel T. Gunawan, M.Th.
Kita meninjau alasan perlunya kebangkitan Tuhan Yesus. Henry C. Thiessen menyebutkan empat hasil dari kematian Kristus, yaitu:
(1) Peristiwa kebangkitan membuktikan keilahian Kristus;
(2) Peristiwa kebangkitan itu menjamin bahwa pengorbanan Kristus diterima;
(3) Peristiwa kebangkitan menjadikan Kristus Imam Besar kita;
(4) Kebangkitan Kristus menyediakan banyak berkat tambahan.
Charles C. Ryrie menyebutkan hasil dari kebangkitan Kristus sebagai berikut: (1) Wujud lama namun tubuh baru; (2) bukti pengakuan-pengakuan-Nya; (3) Suatu syarat utama bagi semua pelayanan-Nya selanjutnya.
Tony Evans menyebutkan makna kematian Kristus sebagai berikut: (1) Kebangkitan itu menggenapkan nubuat; (2) Kebangkitan menegaskan keselamatan kita; (3) Kebangkitan mengalahkan maut.
Charles F, Beker menyebutkan alasan-alasan perlunya kebangkitan Kristus, yaitu : (1) Kebangkitan adalah meterai dan bukti bahwa kematiannya sejatinya merupakan penggenapan atas hal yang Ia serta Alkitab katakan akan terjadi; (2) Kebangkitan Kristus untuk pembenaran kita; (3) KebangkitanNya adalah jaminan bagi kebangkitan kita.
Paul Enns menyabutkan alasan kebangkitan Kristus sebagai berikut: (1) Kebangkitan itu menentukan validitas iman Kristen; (2) Hal itu merupakan jaminan penerimaan Bapa dari karya Putra Allah; (3) Esensial bagi rencana Allah; (4) Hal itu menggenapi nubuat tentang kebangkitanNya.
Frenchh L. Arrington menyebutkan makna kebangkitan Kristus sebagai berikut: (1) Kebangkitan Kristus menunjukkan bahwa orang percaya adalah anggota komunitas baru; (2) Orang-orang percaya sekarang dibangkitkan dengan Kristus kepada corak hidup baru; (3) Kebangkitan Kristus adalah janji dan jaminan kebangkitan orang percaya di waktu mendatang.
Berdasarkan kutipan-kutipan di atas berikut ini 7 makna penting dari kebangkitan Yesus Kristus.
1. Kebangkitan-Nya meneguhkan Keilahian-Nya, bahwa Ia adalah Tuhan (Roma 1:4). Sifat Keilahian-Nya sendiri mengharuskan kebangkitan-Nya. Kristus adalah Allah-manusia dalam satu pribadi yang kudus dan tidak berdosa, maut tidak berkuasa atas Dia. Juruselamat haruslah seorang manusia supaya Ia bisa mati untuk membayar dosa-dosa dan harus Allah supaya bisa bangkit (Kisah Para Rasul 2:24). Charles F. Beker mengatakan, “Yesus kristus adalah Allah, dan Allah adalah Allah yang hidup: Karena itu tak akan mungkin Ia dikuasai kematian (Kisah Para Rasul 2:24)”.
Henry C. Thiesen menyatakan, “Paulus mengajarkan bahwa Kristus menurut Roh kekudusan dinyatakan oleh kebangkitanNya dari antara orang mati, bahwa Ia adalah Anak Allah yang berkuasa (Roma 1:4). Kristus telah menunjuk kepada KebangkitanNya sebagai suatu tanda yang akan diberikan kepada umat Israel (Matius 12:38-40; Yohanes 2:18-22), dan Paulus menyatakan bahwa peristiwa tersebut merupakan bukti keilahian Kristus”.
Norman L. Geisler mengatakan, “Untaian bukti ketiga yang mendukung pernyataan bahwa sebagai Allah adalah yang teragung dan terbesar dari semuanya. Tidak ada yang seperti ini yang pernah dinyatakan oleh agama lainnya, dan tidak ada mujizat yang memiliki bukti historis yang lebih banyak untuk meneguhkan hal itu. Yesus Kristus bangkit dari kematian dengan tubuh yang diubahkan pada hari ketiga setelah kematianNya”.
2. Kebangkitan-Nya adalah meterai yang sah dari kematian dan karya kurban pendamaian-Nya yang sempurna (Roma 1:4; 4:25). Kebangkitan Kristus sungguh-sungguh perlu untuk melengkapi pekerjaan penebusan, karena jika Kristus tidak dibangkitkan dari kematian, maka kita semua masih berada dalam dosa (1 Korintus 15:16-20). Hanya kematian dan kebangkitan-Nya yang menyelamatkan manusia (Roma 5:8-10).
Bukti bahwa Kristus telah menaklukkan dosa, setan, penyakit dan maut (kematian) adalah dengan kebangkitanNya dari kematian. (Ibrani 2:9-14; Wahyu 1:18). Lebih lagi, bahwa kebangkitan Kristus merupakan bukti bahwa kurban pendamaianNya yang sempurna telah diterima oleh Allah.
Paull Enns mengatakan, “Kebangkitan mengindikasikan bahwa karya salib telah selesai. Kristus berdoa supaya kiranya cawan itu lalu dari pada-Nya (Matius 26:39); Itu bukan merupakan doa untuk menghindari kematian di atas kayu salib, tetapi untuk kematian yang mengakibatkan kebangkitan (Mazmur 16:10). Bapa mendengarkan doa itu (Ibrani 5:7) dan membangkitkan Sang Putra dari kematian, mengindikasikan penerimaan karya Kristus”.
Henry C. Thiessen menuliskan, “Rasul Paulus mengatakan bahwa Kristus telah diserahkan karena pelanggaran kita dan bangkit karena pembenaran kita (Roma 4:25). Kita bisa yakin bahwa Allah telah menerima pengorbanan Kristus karena Ia telah bangkit dari antara orang mati”.
Charles F. Beker mengatakan, “Karya penebusan, penanggungan dosa, pendamaian dunia kepada Allah, pemenuhan terhadap semua tuntutan kebenaran Allah, segalanya terjadi di atas kayu salib. Segalanya telah tuntas sebelum kebangkitan. Tetapi kebangkitan adalah jawaban dan jaminan dari Allah bahwa karya keselamatan telah dituntaskan dalam kematian tersebut”.
3. KebangkitanNya meneguhkan bahwa Ia hidup dan mampu memberi kehidupan yang menyelamatkan semua orang percaya (Yohanes 10:11; 11:25). Tuhan kita, Yesus Kristus pernah berkata “Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan” (Yohanes 10:10b). Selanjutnya, Ia katakan pula “Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepadaKu, ia akan hidup walaupun ia sudah mati” (Yohanes 11:25).
Leon Moris yang mengakui bahwa pada dasarnya Yohanes memakai kata “zôên aiônion” dengan maksud untuk menunjukkan “kehidupan yang berlangsung pada masa yang akan datang. Kehidupan yang oleh orang lain dinanti-nantikan untuk zaman yang akan datang, oleh Yohanes dibicarakan sebagai kehidupan yang sudah ada sekarang ini.
Sekarang ini juga orang beriman mengalami hidup kekal itu. Tidak perlu mereka menanti sampai mereka mati dulu untuk bisa mengenal hidup menurut arti yang paling mendalam. ... Yohanes berbicara tentang mereka yang akan dibangkitkan Yesus pada akhir zaman (Yohanes 6:39-40,44,54). Akan tetapi pemikiran utama Yohanes adalah bahwa hidup kekal itu sudah dimiliki sekarang ini oleh orang-orang yang datang kepada Kristus”.
4. KebangkitanNya merupakan Jaminan bagi kebangkitan orang percaya di masa yang akan datang (1 Kor 15:20-23; 51-57). Rasul Paulus menegaskan perlunya kebangkitan Kristus sebagai jaminan kebangkitan kita di masa yang akan datang. Inilah yang menjadi dasar pengharapan kita. sebab jika Kristus tidak bangkit dari kematian maka sia-sialah kepercayaan kita kepadaNya.
Henry C. Thiessen mengatakan, “Kebangkitan Kristus merupakan jaminan bahwa suatu hari kelak tubuh kita pun akan dibangkitkan dari antara orang mati (Yohanes 5:28-29; 6:40; Kisah Para Rasul 4:2; Roma 8:11; 1 Korintus 15:20-23; 2 Korintus 4:14; 1 Tesalonika 4:14). Serupa itu Charles F. Beker mengatakan, “KebangkitanNya adalah jaminan bagi kebangkitan kita. Karena Ia bangkit kita juga akan bangkit. KebangkitanNya merupakan yang sulung bagi kebangkitan semua orang percaya (1 Korintus 15:20-23)”.
Charles C. Ryrie mengatakan, “Kebangkitan-Nya juga sebagai suatu prototip dari kebangkitan orang-orang percaya. Dua kali Yesus dinyatakan sebagai yang sulung dari antara orang-orang mati (Kolose 1:18; Wahyu 1:5). Hal ini berarti bahwa Ia adalah yang pertama memiliki suatu tubuh yang dibangkitkan. Tubuh-tubuh kebangkitan kita, seperti tubuh-Nya, akan berbeda dari tubuh duniawi kita”.
5. Kristus harus bangkit untuk menjadi Kepala Gereja (Efesus 1:19-23) yang membaptis orang percaya dengan Roh Kudus (Yohanes 1:33; Kisah Rasul 2:32-33). Gereja secara sah berdiri pada pada hari Pentakosta pada peristiwa pencurahan Roh Kudus, seperti yang tertulis dalam Kisah Para Rasul 2. Kristus sendiri yang mendirikan Gereja. Dia berkata “.. I will build my church, and death itself will not have any power over it” (Matius 16:18 terjemahan TEV).
Pada saat Yesus mengucapkan perkataan tersebut, Gereja belum berdiri tapi akan berdiri di masa yang akan datang. Jadi Kristus harus bangkit untuk mendirikan Gereja-Nya dan menjadi kepala Gereja yang adalah tubuh-Nya. Charles C. Ryrie mengatakan, “Gereja baru dapat memiliki Kepala yang berfungsi setelah kebangkitan Kristus. Karena itu gereja tidak mungkin ada sebelum Ia bangkit dari antara orang mati (Efesus 1:20)”.
BACA JUGA: SIGNIFIKANSI KEBANGKITAN YESUS KRISTUS
6. KebangkitanNya diperlukan untuk memenuhi tugas lainnnya. Charles C. Ryrie mengatakan, “Andaikata Kristus tidak bangkit, maka hidup dan pelayananNya berakhir di kayu salib, dan mulai saat itu Ia tidak melakukan apa-apa lagi. Melalui kebangkitan dan kenaikanNya ke surga, Tuhan masuk ke dalam pelayananNya di masa sekarang dan yang akan datang”. Tugas yang akan dipenuhi oleh Tuhan kita,
Yesus Kristus di masa yang akan datang antara lain: Kristus harus bangkit untuk menjadi Imam besar, pengantara dan pembela bagi kita di surga (1 Timotius 2:5-6; Ibrani 7:26-28; 8:1-4). Di masa yang akan datang Ia adalah Raja dia atas segala Raja (Wahyu 19:16), dan Hakim yang akan menghakimi dengan adil ( 2 Korintus 5:10; Wahyu 20:11-15).
Charles F. Beker mengatakan, “Tanpa kebangkitan-Nya, saat ini tidak akan ada kehadiran-Nya di sebelah kanan Allah; Tidak akan ada juga kedatangan kembali Kristus yang kelihatan saat semua mata akan memandang-Nya dan juga akan melihat ketika Ia memerintah sebagai Raja di atas segala raja”.
7. Kebangkitan-Nya untuk meneguhkan bahwa yang diucapkan-Nya sungguh benar dan tidak ada dusta (Matius 16:21; 20:19) dan ayat pararel). Perlu bagi Kristus untuk bangkit dari kematian untuk meneguhkan kebenaran pernyataan-pernyataan-Nya sendiri mengenai kebangkitan-Nya (Matius 12:39-40; 16:21; 17:22-23; 27:62-64; Markus 8:31; 10:45; Yohanes 2:18-22).
Tony Evans mengatakan, “Jika Yesus salah mengenai kebangkitan-Nya, maka kita tidak akan percaya lagi kepada apapun yang dikatakan-Nya”. Charles C. Ryrie menyatakan, “Jika Kristus tidak dibangkitkan dari antara orang mati, maka tentu saja Ia seorang pendusta, karena Ia meramalkan bahwa Ia akan bangkit (Matius 16:21; 20:19)... Kebangkitan-Nya memberikan tanda keabsahan Tuhan selaku seorang Nabi Sejati. Tanpa kebangkitan-Nya, maka semua yang Dia katakan dapat menjadi hal yang diragukan”.7 MAKNA KEBANGKITAN KRISTUS DARI KEMATIAN.