EKSPOSISI KITAB WAHYU 2:12-17 (JEMAAT PERGAMUS)

Pdt. Esra Alfred Soru, MPdK.
PERGAMUS : GEREJA YANG BERDIAM DI TAKHTA IBLIS (1).

Wahyu 2:12-17 – (Wahyu 2:12) "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Pergamus: Inilah firman Dia, yang memakai pedang yang tajam dan bermata dua: (13) Aku tahu di mana engkau diam, yaitu di sana, di tempat takhta Iblis; dan engkau berpegang kepada nama-Ku, dan engkau tidak menyangkal imanmu kepada-Ku, juga tidak pada zaman Antipas, saksi-Ku, yang setia kepada-Ku, yang dibunuh di hadapan kamu, di mana Iblis diam. (14) Tetapi Aku mempunyai beberapa keberatan terhadap engkau: di antaramu ada beberapa orang yang menganut ajaran Bileam, yang memberi nasihat kepada Balak untuk menyesatkan orang Israel, supaya mereka makan persembahan berhala dan berbuat zinah. (15) Demikian juga ada padamu orang-orang yang berpegang kepada ajaran pengikut Nikolaus. (16) Sebab itu bertobatlah! Jika tidak demikian, Aku akan segera datang kepadamu dan Aku akan memerangi mereka dengan pedang yang di mulut-Ku ini. (17) Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barang siapa menang, kepadanya akan Kuberikan dari manna yang tersembunyi; dan Aku akan mengaruniakan kepadanya batu putih, yang di atasnya tertulis nama baru, yang tidak diketahui oleh siapa pun, selain oleh yang menerimanya."
EKSPOSISI KITAB WAHYU 2:12-17 (JEMAAT PERGAMUS)
gadget, bisnis, otomotif
Kita sudah membahas 2 jemaat di Asia yakni Efesus dan Smirna. Sekarang kita akan melanjutkan pembahasan kita tentang jemaat Pergamus. Perlu diketahui bahwa ada perbedaan penyebutan terhadap nama kota Pergamus ini. Sebagian terjemahan Alkitab menyebutnya “Pergamus” seperti Alkitab Terjemahan Baru Indonesia, KJV, dll.

KJV - And to the angel of the church in Pergamos write; These things saith he which hath the sharp sword with two edges

sedangkan yang lain menyebutnya “Pergamum”.

CEV - This is what you must write to the angel of the church in Pergamum: I am the one who has the sharp double-edged sword! Listen to what I say.

TEV - "To the angel of the church in Pergamum write: "This is the message from the one who has the sharp two-edged sword.

Perlu diketahui bahwa bahasa Yunani mengenal sistem gender (jenis kelamin) kata di mana kata-kata mempunyai jenis kelamin maskulin (laki-laki), feminim (perempuan) dan neutral (banci). William Barclay memberikan keterangan bahwa “Pergamum” adalah bentuk feminim dari kata itu sedangkan “Pergamos” adalah bentuk netralnya. Dalam dunia kuno, kedua nama tersebut sama-sama dipakai hanya saja nama Pergamum lebih dikenal luas. Itulah sebabnya terjemahan-terjemahan Alkitab yang lebih baru lebih memilih menggunakan nama “Pergamum” daripada “Pergamus” atau “Pergamos”.

Kita akan membahas teks kita dalam beberapa bagian penting :

I. KOTA DAN JEMAAT PERGAMUS.

Jikalau Efesus terkenal sebagai kota terbesar di Asia pada masa itu, Smirna terkenal sebagai kota yang paling indah, maka Pergamus dikenal karena ia adalah ibukota Propinsi Asia pada masa itu dan karena itu maka para pejabat Romawi banyak tinggal di kota ini. Kota Pergamus terletak sekitar 100 km di sebelah utara Smirna dan dikenal sebagai kota Bargama di Turki modern sekarang ini dan terletak di atas sebuah bukit berbentuk kerucut.

Ada 2 hal yang sangat menonjol dari kota Pergamus ini :

Kota ini memiliki perpustakaan yang besar.

Pergamus memiliki sebuah perpustakaan yang besar pada saat itu, melebihi kota-kota yang lain kecuali Alexandria Mesir. Tetapi bagaimana ceritanya sampai Pergamus memiliki perpustakaan nomor 2 di dunia pada masa itu? Pada masa itu orang masih menulis di atas kertas papyrus yang dibuat dari pohon papyrus. Dari kata “papyrus” inilah diturunkan kata “paper” dalam bahasa Inggris yang artinya kertas. Pohon papyrus banyak tumbuh di sungai Nil Mesir dan karena itu produksi kertas papyrus juga berpusat di Mesir. Itu sebabnya perpustakaan terbesar justru ada di Alexandria Mesir. Mesir juga menjadi satu-satunya pengeksport kertas papyrus ke seluruh dunia pada masa itu.

Terdorong untuk menyaingi perpustakaan di Alexandria Mesir maka pada abad 3 SM, raja Pergamus yang bernama Eumenes membujuk salah satu cendikiawan dan pustakawan Alexandria bernama Aristhopanes untuk pindah bekerja di perpustakaan Pergamus dengan gaji yang sangat tinggi. Sayang sekali hal ini diketahui oleh raja Mesir Ptolomeus yang akhirnya memenjarakan Aristhopanes dan menghentikan eksport papyrus ke Pergamus. Ini secara perlahan-lahan akan mematikan perpustakaan Pergamus karena papyrus adalah satu-satunya bahan tulis yang dikenal pada zaman itu. Tapi raja Pergamus Eumenes tidak putus asa. Untuk mengganti bahan tulis papyrus yang sudah tidak didatangkan lagi dari Mesir, ia meminta para pegawainya untuk membuat bahan tulis yang lain. Mereka pun menemukan ide untuk membuat bahan tulis dari kulit binatang yang disamak dan diperhalus. Setelah melalui beberapa uji coba, mereka yakin itu dapat menjadi bahan tulis yang baik, bahkan lebih tahan lama daripada kertas papyrus. Mereka pun memproduksi bahan tulis dari kulit binatang ini secara besar-besaran di Pergamus dan lalu mengeksportnya ke mana-mana. Ini contoh bahan tulis dari kulit binatang yang disamak itu. Bahan tulis yang baru ini lalu diberi nama “perkament”sesuai dengan nama asalnya yakni “Pergamum”.

F.F. Bruce : Kata “perkamen” berasal dari nama kota “Pergamum”, di Asia Kecil, karena produksi bahan tulis ini pada suatu saat secara khusus dikaitkan dengan tempat tersebut.

Akhirnya perkament ini lalu menjadi bahan tulis yang lebih populer daripada papyrus dan digunakan secara luas. Bandingkan :

2 Timotius 4:13 - Jika engkau ke mari bawa juga jubah yang kutinggalkan di Troas di rumah Karpus dan juga kitab-kitabku, terutama perkamen itu.

Perkament ini juga lalu mendominasi perpustakaan Pergamus di mana perpustakaan Pergamus ini menyimpan sekitar 200.000 literatur perkament dan ini membuat perpustakaan Pergamus menjadi perpustakaan terbesar nomor 2 di dunia pada masa itu di samping Alexandria – Mesir. Ini juga yang membuat Pergamus menjadi kota yang terkenal dengan kebudayaannya yang tinggi melampaui kota-kota lain di Asia Kecil pada masa itu.

Simon Kistemaker – Kota ini bukan hanya memasarkan kulit-kulit ini tetapi juga membuka sebuah perpustakaan yang menyimpan kira-kira 200.000 gulungan kitab. Kota ini telah menjadi pusat studi di mana pengetahuan diakumulasi, diterapkan dan disebarkan.

Kota ini juga (seperti Efesus dan Smirna) menjadi pusat penyembahan berhala yang besar.

Tadi sudah saya katakan bahwa Pergamus adalah ibukota propinsi Asia yang berada di bawah pemerintahan Romawi. Akan tetapi Pergamus ini bukan hanya baru menjadi ibukota pada masa Romawi, jauh sebelum Romawi berkuasa, Pergamus juga menjadi ibukota kerajaan Seleucid, salah satu pecahan kerajaan Yunani setelah masa Alexander Agung. Karena itu Pergamus menganggap bahwa dirinya adalah pemelihara filsafat hidup Yunani.

Sekitar tahun 240 SM mereka berperang melawan bangsa Gauls dan mereka menang dalam perang itu. Mereka beranggapan bahwa kemenangan itu disebabkan oleh dewa-dewa Yunani yang berdiri di belakang mereka. Untuk “mengucap syukur” atas berkat para dewa Yunani yang membuat mereka menang perang itu, mereka lalu mendirikan sebuah kuil yang disebut kuil Atena (yang terletak di puncak gunung yang berbentuk kerucut itu). Tinggi kuil itu adalah 800 kaki (240 meter). Di bagian depan kuil itu dibuat sebuah altar pemujaan terhadap dewa Zeus setinggi 40 kaki (12 meter). Dan sisi-sisi altar ini dipenuhi dengan pahatan-pahatan bernilai seni tinggi yang menggambarkan kemenangan dewa-dewa Yunani atas dewa-dewa bangsa lain. Pahatan-pahatan ini dikenal dengan istilah “The Battle of Giants”. Di altar Zeus ini setiap hari diadakan korban bakaran bagi Zeus di mana asap mengepul sangat banyak. Dan karena letak altar ini di puncak bukit yang berbentuk kerucut maka kepulan asap korban itu sangat menyolok dan terlihat dari jarak yang amat jauh, bahkan dari Laut Tengah. Ini adalah pemandangan yang dapat dilihat setiap hari di Pergamus sampai pada zaman Yohanes.

Meskipun ada penyembahan terhadap dewa Zeus, tetapi Pergamus secara khusus dikaitkan dengan dewa Asclepius Dewa Asclepius ini disebut sebagai “Dewa Pergamus”. Seorang bernama Galen mengatakan bahwa di Pergamus, kalau orang mau bersumpah, maka mereka bersumpah demi nama Asclepius ini dengan mengatakan : “Aku bersumpah demi nama Asclepius, dewa orang Pergamus”. Jadi terlihat bahwa dewa Asclepius ini secara khusus dikaitkan dengan Pergamus walaupun dewa ini disembah juga di kota lain seperti Smirna. Dewa Asclepius ini dikenal sebagai dewa kesehatan dan pengobatan di mana ia biasa memegang seekor ular.

Simon Kistemaker – Asclepius adalah dewa penyembuhan yang menarik perhatian banyak orang yang sakit jasmani. Simbolnya adalah ular yang masih dipakai sebagai lambang kesehatan sampai saat ini.

Agnes Maria Layantara – “…Karena latar belakang inilah, ular digunakan apotek sebagai lambang kesembuhan. (Wahyu Tuhan Bagi Gereja-Nya, hal. 40).

Karena itu di Pergamus dibangun juga sebuah kuil penyembahan dewa Asclepius ini di mana banyak orang sering pergi ke situ untuk mendapatkan kesembuhan.

Agnes Maria Layantara – Di kuil dewa Asclepius terdapat ular. Banyak orang yang menyembah di kuil itu, terutama orang-orang sakit. Orang sakiut berkumpul pada malam hari untuk minta kesembuhan. Mereka percaya jika malam hari dewa Asclepius datang dengan tanda ular yang mematuk, mereka akan sembuh. (Wahyu Tuhan Bagi Gereja-Nya, hal. 40).

Karena banyak orang datang ke Pergamus mencari kesembuhan, sehingga Steve Gregg mengatakan bahwa kota ini seperti ‘Lourdes’ (kota kesembuhan orang Katolik) bagi dunia purba. Mereka menganggap dan menyebut Asclepius dengan sebutan “SOTER” yang artinya juruselamat.

Herman Hoeksema - Karena kuasa, yang sebenarnya hanya merupakan khayalan, dari dewa ini, ia pada umumnya dikenal sebagai “SOTER”, yaitu Juruselamat. ... ular, simbol dari setan, dipanggil / disebut / diterima dan disembah sebagai juruselamat manusia. (Behold He Cometh, hal. 83).

Setelah Romawi menjadi penguasa dunia, Romawi pun menaklukan kota Pergamus ini dan merebutnya dari tangan Yunani dan lalu menjadikannya menjadi ibukota propinsi Asia sehingga di tangan Romawi Pergamus berkembang menjadi pusat politik dan agama. Orang-orang Romawi pun lalu membangun sebuah kuil untuk kaisar Romawi yakni kaisar Agustus pada tahun 129 SM dan lalu memperkenalkan sistem penyembahan kepada kaisar-kaisar Romawi. Memang hampir di semua daerah Asia Kecil pada waktu ada kuil penyembahan untuk kaisar-kaisar Romawi tetapi karena Pergamus adalah ibukota propinsi, maka ia menjadi pusat atau sentral penyembahan kepada kaisar.

Simon Kistemaker – Kuil-kuil yang dipersembahkan untuk Trajan dan Severus dibangun lebih banyak kemudian hari. Pergamus telah menjadi pusat penyembahan terhadap kaisar dan untuk sementara waktu kota ini menjadi saingan bagi kota Smirna dan Efesus, bagi kota itu diberi hak istimewa untuk menunjuk penjaga-penjaga kuil atau pembersih kuil (neokoros). Kota ini juga menjadi pusat administrasi pemerintah Romawi di Propinsi Asia.

William Barclay – Pergamus adalah pusat administrasi Asia. Ini berarti Pergamus adalah pusat penyembahan kaisar untuk propinsi Asia. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Wahyu 1-5, hal. 133).

Penyembahan kepada dewa-dewa dan kaisar-kaisar Romawi adalah penyembahan berhala dan itu adalah pekerjaan iblis. Praktek tersebut ada di hampir seluruh Asia jadi boleh dikatakan bahwa iblis bekerja di seluruh Asia. Tetapi karena Pergamus adalah pusatnya maka Pergamus dianggap sebagai pusatnya Iblis di mana Iblis bertakhta di sana. Itulah sebabnya ayat 13 berkata :

Wah 2:13 - Aku tahu di mana engkau diam, yaitu di sana, di tempat takhta Iblis;… di mana Iblis diam.

TL - Aku tahu di mana engkau diam, yaitu di tempat Iblis bertakhta…. di tempat Iblis diam.

BIS - Aku tahu di mana kalian tinggal, yakni di tempat Iblis bertakhta….di markas Iblis, …”

Wycliffe Bible Commentary - Bukit yang tinggi di belakang kota penuh dihiasi dengan kuil, dan di antaranya terdapat kuil yang besar untuk Zeus, yang disebut Soter Theos, Allah Juruselamat. Pergamum merupakan kota pertama di propinsi Asia yang mendirikan kuil untuk Agustus. Kota ini terkenal karena sekolah-sekolah kedokterannya; dan Asklepius, dewa kesehatan, yang dilambangkan dalam bentuk ular dipuja di tempat ini. Ramsay mengatakan, "Jauh melebihi semua kota lainnya di propinsi Asia Kecil, kota ini memberikan kepada seorang wisatawan kesan bahwa ini adalah rumah orang yang berkuasa." Jadi, sangat cocok bahwa di tempat ini dikatakan terdapat takhta Iblis. (Vol.3, hal. 1107)

Nah di tempat semacam inilah (tempat iblis bertakhta), jemaat Kristen di Pergamus hadir dan hidup. Tidak jelas asal usul dari jemaat ini tetapi kemungkinan besar jemaat ini didirikan oleh Paulus. Ini terlihat dari catatan Kisah Para Rasul dan 2 Korintus bahwa Paulus sempat mengadakan penginjilan di Troas :

Kis 16:8, 11 – (8) Setelah melintasi Misia, mereka sampai di Troas. (11) Lalu kami bertolak dari Troas dan langsung berlayar ke Samotrake, dan keesokan harinya tibalah kami di Neapolis

Kisah Para Rasul 20:5-6 – (5) Mereka itu berangkat lebih dahulu dan menantikan kami di Troas. (6) Tetapi sesudah hari raya Roti Tidak Beragi kami berlayar dari Filipi dan empat hari kemudian sampailah kami di Troas dan bertemu dengan mereka. Di situ kami tinggal tujuh hari lamanya.

2 Korintus 2:12 - Ketika aku tiba di Troas untuk memberitakan Injil Kristus, aku dapati, bahwa Tuhan telah membuka jalan untuk pekerjaan di sana.

Troas adalah tetangga dari Pergamus jadi ada kemungkinan bahwa gereja di Pergamus merupakan hasil penginjilan rasul Paulus. Beradanya jemaat Pergamus di tengah kota Pergamus yang adalah pusat penyembahan berhala menunjuk pada gereja Tuhan yang hidup di tengah-tengah dunia yang bejad atau gelap.

II. PUJIAN TERHADAP JEMAAT PERGAMUS.

Jemaat Pergamus mendapat pujian dari Tuhan. Pujian ini muncul dalam ayat 13 :

Wahyu 2:13 - Aku tahu di mana engkau diam, yaitu di sana, di tempat takhta Iblis; dan engkau berpegang kepada nama-Ku, dan engkau tidak menyangkal imanmu kepada-Ku, juga tidak pada zaman Antipas, saksi-Ku, yang setia kepada-Ku, yang dibunuh di hadapan kamu, di mana Iblis diam.

Nah, apa saja pujian yang diberikan kepada mereka?

Mereka dipuji karena mereka tinggal di tempat takhta Iblis.

Wahyu 2:13 - Aku tahu di mana engkau diam, yaitu di sana, di tempat takhta Iblis; …di mana Iblis diam.

Tentang “takhta Iblis” sudah saya jelaskan tadi bahwa kota Pergamus disebut demikian karena di kota inilah pusat penyembahan berhala di seluruh Asia. Di sini kita menemukan pujian Kristus kepada jemaat Pergamus karena mereka diam di takhta Iblis itu.

Kata “diam” di sini berarti “tinggal”. Tetapi di dalam bahasa Yunani ada 2 kata yang sama-sama berarti “tinggal” yakni “KATOKEIN” yang berarti tinggal permanen dan “PAROKEIN” yang berarti tinggal sementara. Nah, di dalam ayat ini, kata “diam” bukan menggunakan “PAROKEIN” tetapi “KATOKEIN” yang berarti tinggal secara tetap / permanent.

Wah 2:13 - Aku tahu di mana engkau diam (KATOIKEO), yaitu di sana, di tempat takhta Iblis;…

Ini berarti bahwa orang Kristen di Pergamus adalah masyarakat yang tidak hanya tinggal sementara yang setiap saat bisa pindah dari sana tetapi adalah masyarakat yang tinggal menetap untuk seterusnya di sana. Kemungkinan besar mereka adalah orang-orang asli Pergamus sendiri yang lalu menjadi percaya pada Yesus (jadi mereka bukan pendatang). Menariknya, kata yang sama dipakai untuk iblis dalam frase “di mana Iblis diam”.

Wahyu 2:13 - Aku tahu di mana engkau diam (KATOIKEO), yaitu di sana, di tempat takhta Iblis; … di mana Iblis diam (KATOIKEO).

Berarti Iblis juga tinggal secara permanent di Pergamus dan itu berarti bahwa orang Kristen dan iblis sama-sama tinggal permanent di sana. Ini adalah salah satu alasan mengapa Tuhan memuji jemaat Pergamus. Mereka tahu bahwa Pergamus adalah takhta Iblis, tempat di mana Iblis tinggal secara permanent, tempat kekafiran berkuasa secara mutlak tetapi mereka tetap memilih tinggal secara permanent di sana dan tidak melarikan diri. Coba saudara pikirkan, jika saudara tinggal di satu rumah dan saudara lalu tahu bahwa rumah itu adalah rumah hantu dan hantu tinggal di situ secara permanent, apakah saudara tetap mau tinggal di situ? Jangankan hantunya tinggal permanent, jika dia tinggal sementara saja (kost) mungkin saudara tidak berani kost di sana. Jadi di sini Tuhan memuji keberanian jemaat Pergamus yang berani tetap tinggal secara permanent di kota Pergamus yang adalah takhta Iblis dan Iblis berdiam di sana. Tentu ini tidak bisa dibayangkan seperti suatu lokasi tempat Iblis membangun takhtanya melainkan kekuasaan Iblis yang sangat besar ada di Pergamus dan mereka tetap tidak takut / melarikan diri dari Pergamus.

Ini seharusnya membawa satu pelajaran penting bagi kita sebagaimana yang dikatakan Barclay :

William Barclay – Prinsip kehidupan Kristen bukanlah melarikan diri, melainkan menaklukan. Kita mungkin merasa bahwa akan lebih mudah bila kita menjadi orang Kristen di tempat lain atau di lingkungan lain, namun tugas orang Kristen adalah bersaksi bagi Kristus di mana pun kita berada….semakin sulit menjadi orang Kristen di lingkungan tertentu, semakin besar tanggung jawabnya untuk bertahan di lingkungan tersebut. Jika orang Kristen pada zaman gereja perdana melarikan diri setiap kali berhadapan dengan tugas sulit, maka kemungkinan untuk memenangkan dunia bagi Kristus sudah hilang pada masa itu juga. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Wahyu 1-5, hal. 135).

Bandingkan kata-kata Barclay di atas dengan kata-kata Herman Hoeksema :

Herman Hoeksema: Bisa ditanyakan suatu pertanyaan apakah tidak sebaiknya gereja kecil itu pindah tempat keluar dari kota yang jahat di mana Iblis bertakhta dan berdiam. Adalah lebih aman baginya di kota lain di sekitarnya. Tetapi itu bukanlah pesan yang harus diberikan oleh Yohanes kepada gereja itu, juga itu bukan sikap dari Kitab Suci pada umumnya. ... Kitab Suci tidak pernah mengatakan kepada kita bahwa gereja Kristus seperti itu harus beremigrasi dari dunia dan secara hurufiah hidup di suatu tempat yang terpencil. (Behold He Cometh, hal. 85).

Benar sekali! Itulah prinsipnya! Orang Kristen dipanggil untuk bersaksi bagi Kristus di mana saja ia ditempatkan Tuhan. Namun seringkali ada banyak orang Kristen yang tidak betah berada di lingkungan yang tidak Kristiani, yang tidak mengenal Tuhan, apalagi kalau di lingkungan itu mereka mengalami kesukaran-kesukaran sebagai seorang Kristen. Dan mereka lebih memilih untuk keluar dari lingkungan tersebut dan mencari lingkungan yang lebih aman/nyaman dan kalau bisa bergabung bersama-sama orang Kristen lainnya. Barclay menceritakan tentang seorang wartawan sekuler yang begitu menjadi Kristen, langkah pertama yang dilakukannya adalah pindah tempat bekerja ke sebuah majalah Kristen. Pdt. Jusuf Roni pernah bercerita bahwa ia pernah diminta berdoa oleh seorang karyawan agar kalau bisa mendapatkan tempat kerja yang lain karena di tempat kerja dia saat itu hanya dia satu-satunya orang Kristen. Ia ingin bekerja di tempat di mana ada banyak saudara-saudara Kristen di sana. Ini adalah contoh dari orang-orang yang tidak berani hidup di lingkungan yang tidak mengenakkan bagi seorang Kristen. Tetapi tidak demikian dengan jemaat Pergamus. Mereka hidup di pusat takhta Iblis, yakni pusat penyembahan berhala, di mana sangat sukar untuk menjadi orang Kristen di sana, tetapi mereka tetap tinggal di sana secara permanent. Itulah sebabnya Tuhan memuji mereka.

Memang bisa dimengerti bahwa manusia berusaha mencari tempat yang lebih aman dan lebih menyenangkan, tetapi kita perlu ingat keamanan diri kita sebetulnya tidak tergantung tempat / sikon di mana kita berada, tetapi tergantung kepada Tuhan. Tuhan bisa melindungi dan membebaskan Petrus, yang dikelilingi oleh musuh-musuhnya (Kis 5:18-dst), dan Tuhan bisa membunuh Herodes ditengah-tengah para pendukung / pengagumnya (Kis 12:21-23). Ingat juga bahwa kita dipanggil oleh Kristus untuk menjadi “terang dunia” (Matius 5:14), dan kalau semua “terang” berkumpul bersama-sama, lalu siapakah yang akan menerangi kegelapan? Ingat bahwa semakin gelap suatu tempat, semakin dibutuhkan terang. Karena itu marilah kita memiliki keberanian seperti jemaat Pergamus yang tidak gampang lari dari persoalan / kesulitan melainkan tetap hidup di sana dan berjuang untuk menaklukannya.

Saya setuju dengan kata-kata Barclay dan Herman Hoeksema tetapi pada saat yang sama saya juga berpendapat bahwa kata-kata Barclay dan Hoeksema di atas tidak boleh dimutlakkan, seakan-akan dalam keadaan apa pun kita tidak boleh pindah/lari. Bandingkan dengan Kejadian 46:1-7 di mana Yakub pindah ke Mesir, dengan restu dari Allah, karena adanya bahaya kelaparan. Kisah Para Rasul 9:22-26 menceritakan bahwa Paulus lari dari Damsyik ke Yerusalem, karena mau dibunuh. Matius 24:15-21, khususnya ayat 16 dan 20 di mana kata ‘melarikan diri’ muncul 2kali. Di sini / dalam situasi ini Tuhan bahkan memerintahkan untuk lari.

Mat 24:16,20 – (16) maka orang-orang yang di Yudea haruslah melarikan diri ke pegunungan. (20) Berdoalah, supaya waktu kamu melarikan diri itu jangan jatuh pada musim dingin dan jangan pada hari Sabat

Dari semua ini saya menyimpulkan bahwa kita boleh lari / pindah, kalau betul-betul mau dibunuh/akan mati kalau tidak pindah, bukan sekedar pada waktu mengalami keadaan sukar dan kita diyakinkan dalam pergumulan kita, bahwa Tuhan mengijinkan / menyuruh kita lari.

Menjadi Kristen tidak mudah, apalagi menjadi Kristen yang taat dan sungguh-sungguh. Seringkali kita berhadapan dengan berbagai macam kesukaran, penderitaan, perlawanan, sikap permusuhan, dll di negara kita atau di kota kita atau di lingkungan kita atau di tempat kerja kita atau bahkan dalam rumah kita sendiri sebagaimana kata Yesus :

Matius 10:36 - dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya

Tetapi itu semua tidak boleh membuat kita melarikan diri dan mencari aman. Kita harus tetap berada di sana untuk menunjukkan kualitas kekristenan kita dan menjadi terang di tengah-tengah kegelapan itu.

Simon Kistemaker - Hidup dekat dengan tempat tinggal Iblis, maka pengikut-pengikut Yesus Kristus dapat berharap untuk bertahan baik dalam penganiayaan maupun kematian. Tempat tinggal mereka dan tempat tinggal Iblis itu sama, demikianlah sehingga orang jahat selalu hadir. Kecenderungan orang percaya untuk melarikan diri dari domisili Iblis bukan bayangan semata. Tetapi Tuhan Yesus berkata kepada murid-muridnya bahwa mereka ada dalam dunia tetapi bukan dari dunia (Yoh. 17:14-18). Dia menugaskan umat-Nya untuk membawa berita keselamatan dimana saja di atas muka bumi ini. Dia sebagai pemenang telah berkata, “tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia” (Yohanes 16:33). Dengan kemenangan ini, Tuhan Yesus membagi kemenangan-Nya kepada para pengikut-Nya yang pergi ke dunia dengan pengetahuan bahwa Firman Allah tidak pernah kembali dengan sia-sia karena Firman Allah tidak pernah terbelenggu (Yesaya 55:11; 2 Timotius 2:9).

Jikalau saudara berani bertindak seperti itu maka sebagaimana Tuhan memuji jemaat Pergamus, Ia juga akan memuji saudara.

Mereka dipuji karena mereka setia kepada Kristus.

Wahyu 2:13 – “….engkau berpegang kepada nama-Ku, dan engkau tidak menyangkal imanmu kepada-Ku, juga tidak pada zaman Antipas, saksi-Ku, yang setia kepada-Ku, yang dibunuh di hadapan kamu,…”

Kata-kata “berpegang kepada nama-Ku” artinya sama dengan “tidak menyangkal imanmu kepada-Ku” yang keduanya boleh disebut dengan satu kata yakni setia. Jadi jemaat Pergamus dipuji Tuhan karena mereka setia kepada Kristus. Mereka bukan hanya tetap tinggal di Pergamus tetapi mereka juga setia kepada Kristus. Apa artinya jikalau mereka tetap tinggal di Pergamus, tidak melarikan diri dari sana tapi pada saat yang sama mereka menyangkal nama Kristus di sana? Itu tidak ada artinya! Tetapi jemaat Pergamus tidak demikian! Mereka tetap tinggal di Pergamus, takhta Iblis itu dan pada saat yang sama tetap mempertahankan kesetiaan mereka kepada Kristus. Kesetiaan ini sangat berarti karena kesetiaan itu ditunjukkan di dalam lingkungan yang sama sekali tidak bersahabat dengan kekristenan bahkan memusuhi Kristen.

Pada masa itu praktek penyembahan kepada kaisar Romawi diwajibkan di seluruh daerah jajahan Romawi, dan sebagai ibukota propinsi Asia, Pergamus adalah pusatnya. Karena itu penekanan terhadap penyembahan kaisar sangat kuat di Pergamus dan penolakan terhadap hal itu harus dibayar dengan nyawa.

William Barclay - Menolak untuk membakar dupa dan menolak mengatakan, "Kaisar adalah Tuhan", bukanlah suatu tindakan agama, tetapi tindakan politik, yaitu dianggap tidak setia pada kekaisaran Romawi. Itu sebabnya pemerintah Romawi menjatuhkan hukuman seberat-beratnya kepada orang yang menolak mengata­kan "Kaisar adalah Tuhan". (Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Wahyu 1-5, hal. 24).

William Barclay – “…Pergamus adalah pusat agama kafir, penyembahan berhala dan dewa-dewi. Di sana ada penyembahan Atena dan Zeus, yang altar raksasanya menjulang menguasai kota. Di sana juga ada penyembahan Asclepios yang membuat orang sakit berdatangan dari tempat yang jauh maupun dekat. Dan di atas semua ini, ada penyembahan Kaisar yang penuh tuntutan, bagai pedang beracun yang melayang-layang siap menebas kepala orang Kristen. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Wahyu 1-5, hal. 134).

Pada waktu itu gubernur-gubernur Romawi terbagi menjadi 2 bagian. Ada gubernur yang mempunyai hak untuk menghukum mati seseorang yang disebut hak pedang atau “Ius Gladi”dan ada gubernur yang tidak mempunyai hak ini. Pontius Pilatus adalah gubernur yang memiliki hak “Ius Gladi” ini. Itulah sebabnya ia mempunyai kuasa untuk menjatuhkan hukuman mati kepada Yesus. Nah pada saat itu gubernur propinsi Asia yang tinggal di Pergamus sebagai ibukota propinsi adalah gubernur dengan hak “Ius Gladi” ini dan karena itu ia mempunyai kuasa untuk menghukum mati seseorang dengan perkataannya. Persoalannya adalah bagi seorang Kristen, tidak ada Tuhan lain selain Yesus Kristus. Bagi orang Romawi, ketidakmauan untuk mengakui kaisar sebagai Tuhan adalah ketidaksetiaan terhadap Romawi tetapi bagi orang Kristen, pengakuan terhadap orang lain sebagai Tuhan selain Yesus adalah ketidaksetiaan dan bahkan pengkhianatan terhadap Yesus. Orang Romawi mau agar orang Kristen mengakui kaisar sebagai Tuhan sebagai bentuk kesetiaan kepada Romawi tetapi orang Kristen mau setia kepada pemerintah Romawi tapi tidak dengan cara mengakuinya sebagai Tuhan apalagi menyembahnya. Karena itu banyak orang Kristen Pergamus yang menolak menyebut kaisar sebagai Tuhan apalagi memberi korban / persembahan di kuil kaisar. Akibatnya banyak dari antara mereka yang dihukum mati dengan hak pedang / “Ius Gladi” nya gubernur. Mungkin karena latar belakang inilah maka Yesus dalam surat-Nya kepada jemaat Pergamus memperkenalkan diri-Nya sebagai yang memakai pedang tajam bermata dua.

Wahyu 2:12 - "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Pergamus: Inilah firman Dia, yang memakai pedang yang tajam dan bermata dua:

Salah seorang dari Pergamus yang dihukum mati adalah Antipas.

Wahyu 2:13 – “… Antipas, saksi-Ku, yang setia kepada-Ku, yang dibunuh di hadapan kamu,…”

Siapa sebenarnya Antipas ini? Tidak ada informasi yang cukup dan akurat. Dari beberapa sumber yang mengacu pada tradisi Kristen, hanya dikatakan bahwa Antipas ini adalah bishop / uskup di jemaat Pergamus. Dalam sebuah pertentangan dengan para imam Asclepius, ia dihukum mati dengan cara dibakar di dalam sebuah sapi kuningan. Hanya itu saja informasinya. Kisah Antipas ini jelas berbeda dengan kisah uskup Smirna (Polycarpus) yang kisahnya lebih dikenal dan lebih akurat. Tetapi tentang fakta tidak terkenalnya Antipas inia ada hal yang menarik :

Pulpit Commentary - Tentang Antipas kita tidak mengetahui apa pun lebih dari yang disebutkan di sini. Tidak ada catatan sejarah, kecuali ini, yang menunjuk kepadanya. Tetapi Kristus tidak pernah lupa. Diingat oleh Dia adalah sesuatu yang sudah cukup masyhur.

Jadi maksudnya adalah biar pun sejarah tidak mencatat dan mengingat si Antipas ini, tapi Tuhan Yesus Kristus mengingat dia. Demikian juga Tuhan pasti mengingat setiap penderitaan dan pengorbanan saudara karena iman saudara kepada Dia sekalipun manusia mungkin melupakannya. Bukan hanya itu saja. Yang menarik adalah bahwa Yesus menyebut Antipas sebagai “Saksi-Ku yang setia”.

Wahyu 2:13 – “… Antipas, saksi-Ku, yang setia kepada-Ku, yang dibunuh di hadapan kamu,…”

Dan ini adalah sebuah penghormatan yang besar dan pujian yang sangat tinggi bagi Antipas karena sebutan itu sesungguhnya adalah sebutan Kristus untuk diri-Nya sendiri.

Wahyu 1:5 - dan dari Yesus Kristus, Saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini….”

Jadi Kristus memuji kesetiaan Antipas tetapi pada saat yang sama Ia juga memuji jemaat Pergamus yang pada saat Antipas menjadi martir (dibunuh di hadapan mereka), mereka tidak goyah iman dan kesetiaannya kepada Kristus melainkan tetap berpegang pada nama Kristus dan setia kepada-Nya.

Wahyu 2:13 – “…engkau berpegang kepada nama-Ku, dan engkau tidak menyangkal imanmu kepada-Ku, juga tidak pada zaman Antipas, saksi-Ku, yang setia kepada-Ku, yang dibunuh di hadapan kamu, …”

Semua ini mengajarkan kepada kita betapa Tuhan begitu senang dan menghargai orang-orang yang setia kepada-Nya, apalagi mereka yang setia kepada-Nya di dalam penderitaan, kesukaran, bahaya dan ancaman. Lebih lagi mereka yang setia sampai mati. Bandingkan dengan fakta bahwa Alkitab berkata Yesus naik ke surga dan duduk di sebelah kanan Allah Bapa, tetapi pada saat Stefanus mau mati syahid, justru dikatakan bahwa Yesus berdiri.

Kisah Para Rasul 7:55-57 – (55) Tetapi Stefanus,…menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah. (56) Lalu katanya: "Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah." (57) Maka berteriak-teriaklah mereka dan sambil menutup telinga serentak menyerbu dia. (58) Mereka menyeret dia ke luar kota, lalu melemparinya. …”
Mengapa Yesus berdiri?

Wycliffe Bible Commentary – Yesus biasanya dilukiskan sebagai duduk di sebelah kanan Allah (Mazmur 110:1; Ibrani 1:13). Mungkin di sini Dia digambarkan sebagai berdiri dari takhta-Nya untuk menerima sang martir ini. (Vol 3, hal. 427).

Jadi kelihatannya ini semacam penghormatan berupa “Standing Ovation” bagi hamba-Nya yang setia. Demikianlah Tuhan Yesus menghargai, menghormati dan mumuji hamba-hamba-Nya yang setia kepada-Nya di dalam segala kesulitan dan penderitaan dan kematian.

Dalam pengiringan kita kepada Tuhan Yesus Kristus di dunia ini, kita pasti akan diperhadapkan dengan begitu banyak tantangan, penderitaan, kesulitan, permusuhan, perlakuan yang tidak menyenangkan, bahkan aniaya. Jika demikian bagaimana sikap saudara? Maukah saudara setia dan terus berpegang pada nama-Nya?

Ada sebuah kisah tentang Ignatius dari Antiokhia. Ia adalah murid dari Rasul Yohanes. Dikatakan bahwa pada masa pemerintahan kaisar Trajan, Ignatius dengan keras menolak dan menentang praktek penyembahan kepada kaisar-kaisar Romawi. Akibat dari itu, ia ditangkap dan dikirim ke Roma untuk dihukum mati di sana. Dalam suratnya kepada jemaat Roma, ia menulis demikian :

“Aku siap menghadapi binatang buas yang siap melahapku sekarang. Sekarang aku menjadi murid Kristus. Aku tidak memandang segala sesuatu, baik yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan yang membuat kagum dunia ini. Cukuplah bagiku jika aku ikut ambil bagian dalam Kristus. Biarlah iblis dan orang-orang jahat menyakitiku dengan segala macam sakit dan penyiksaan, dengan api, dengan salib, dengan bertarung melawan binatang buas, dengan tercerai berainya anggota tubuhku, aku tidak terlalu menghargai semuanya itu, karena aku menikmati Kristus”.

Di depan Senat Roma yang mengadilinya, Ignatius selalu berbicara tentang Yesus. Hampir semua kalimatnya ada nama Yesus disebutkan di dalamnya. Ini membuat para anggota Senat menjadi marah dan bertanya kepadanya “mengapa kamu selalu saja menyebut nama Yesus itu?” Ignatius pun menjawab :

“Yesus yang kukasihi, Juruselamatku, tertulis sangat dalam di hatiku, sehingga aku merasa yakin, jika hatiku dibelah dan dipotong-potong, nama Yesus akan ditemukan tertulis dalam setiap potongan tersebut”.

Akhirnya Ignatius pun dihukum mati dengan cara membiarkannya menjadi mangsa binatang buas. Sebelum 2 ekor binatang buas dilepas untuk memangsanya, Ignatius sempat berkata :

“Aku adalah biji mata Tuhan. Aku digertak oleh gigi-gigi binatang buas supaya aku menjadi roti Kristus yang murni, yang bagiku merupakan roti kehidupan”.

2 ekor binatang buas pun dilepas dan langsung segera memangsa Ignatius. Seluruh tubuhnya dimakan habis binatang buas itu hingga hanya tertinggal beberapa potongan tulangnya saja. Demikianlah kisah Ignatius yang berhadapan dengan binatang buas dan menjadi martir Kristus.

Lalu bagaimana dengan saudara? Bagaimana jika saudara yang diperhadapkan dengan binatang buas? Bagaimana jika binatang buas itu adalah suami / istri saudara sendiri? Bagaimana kalau binatang buas itu adalah orang tua / kakak adik / anak saudara? Maukah saudara tetap setia mengiring Tuhan dan berpegang pada nama-Nya? Kalau ya, Tuhan menghargai dan menghormati saudara!

PERGAMUS : GEREJA YANG BERDIAM DI TAKHTA IBLIS (2)

Wahyu 2:12-17 – (12) "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Pergamus: Inilah firman Dia, yang memakai pedang yang tajam dan bermata dua: (13) Aku tahu di mana engkau diam, yaitu di sana, di tempat takhta Iblis; dan engkau berpegang kepada nama-Ku, dan engkau tidak menyangkal imanmu kepada-Ku, juga tidak pada zaman Antipas, saksi-Ku, yang setia kepada-Ku, yang dibunuh di hadapan kamu, di mana Iblis diam. (14) Tetapi Aku mempunyai beberapa keberatan terhadap engkau: di antaramu ada beberapa orang yang menganut ajaran Bileam, yang memberi nasihat kepada Balak untuk menyesatkan orang Israel, supaya mereka makan persembahan berhala dan berbuat zinah. (15) Demikian juga ada padamu orang-orang yang berpegang kepada ajaran pengikut Nikolaus. (16) Sebab itu bertobatlah! Jika tidak demikian, Aku akan segera datang kepadamu dan Aku akan memerangi mereka dengan pedang yang di mulut-Ku ini. (17) Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, kepadanya akan Kuberikan dari manna yang tersembunyi; dan Aku akan mengaruniakan kepadanya batu putih, yang di atasnya tertulis nama baru, yang tidak diketahui oleh siapa pun, selain oleh yang menerimanya."

Pada bagian sebelumnya kita sudah membahas 2 hal tentang jemaat Pergamus yakni :

1. Kota dan jemaat Pergamus.

Di mana kota ini adalah pusat penyembahan berhala di Asia pada masa itu dan karena itulah ia dikatakan sebagai takhta Iblis (ayat 13).

2. Pujian kepada jemaat Pergamus.

Di mana jemaat ini dipuji Kristus karena 2 hal yakni karena mereka tinggal menetap di takhta Iblis itu dan mereka menunjukkan kesetiaan kepada nama Kristus di tengah-tengah penderitaan dan aniaya.

Sekarang kita akan melanjutkan pembahasan kita tentang jemaat Pergamus ini dan ada 1 hal saja yang akan kita bahas sebagai sambungan dari pembahasan sebelumnya (sisanya akan dibahas lagi pada bagian 3) :

III. TEGURAN TERHADAP JEMAAT PERGAMUS.

Kristus bukan hanya memuji jemaat Pergamus tetapi Ia juga memberikan teguran pada mereka dan teguran ini terkait dengan adanya ajaran sesat di dalam jemaat Pergamus yakni ajaran Bileam dan ajaran pengikut Nikolaus.

Wahyu 2:14-15 - (14) Tetapi Aku mempunyai beberapa keberatan terhadap engkau: di antaramu ada beberapa orang yang menganut ajaran Bileam, yang memberi nasihat kepada Balak untuk menyesatkan orang Israel, supaya mereka makan persembahan berhala dan berbuat zinah. (15) Demikian juga ada padamu orang-orang yang berpegang kepada ajaran pengikut Nikolaus.

Kata-kata “di antaramu ada beberapa orang” dan “ada padamu orang-orang” menunjukkan bahwa tidak seluruh jemaat Pergamus yang terlibat dalam ajaran-ajaran sesat melainkan hanya sebagaian saja.

Wahyu 2:14-15 - (14) Tetapi Aku mempunyai beberapa keberatan terhadap engkau: di antaramu ada beberapa orang yang menganut ajaran Bileam, yang memberi nasihat kepada Balak untuk menyesatkan orang Israel, supaya mereka makan persembahan berhala dan berbuat zinah. (15) Demikian juga ada padamu orang-orang yang berpegang kepada ajaran pengikut Nikolaus.

Juga menarik untuk diketahui bahwa kata “menganut” di dalam ayat 14 dan kata “berpegang” di dalam ayat 15 menggunakan kata Yunani yang sama dengan kata “berpegang” dalam ayat 13 yakni “KRATEO”.

Wahyu 2:13-15 - (13) Aku tahu di mana engkau diam, yaitu di sana, di tempat takhta Iblis; dan engkau berpegang (KRATEO) kepada nama-Ku, dan engkau tidak menyangkal imanmu kepada-Ku, juga tidak pada zaman Antipas, saksi-Ku, yang setia kepada-Ku, yang dibunuh di hadapan kamu, di mana Iblis diam. (14) Tetapi Aku mempunyai beberapa keberatan terhadap engkau: di antaramu ada beberapa orang yang menganut (KRATEO) ajaran Bileam, yang memberi nasihat kepada Balak untuk menyesatkan orang Israel, supaya mereka makan persembahan berhala dan berbuat zinah. (15) Demikian juga ada padamu orang-orang yang berpegang (KRATEO) kepada ajaran pengikut Nikolaus.

Ini berarti bahwa kalau sebagian jemaat berpegang dengan erat pada nama Kristus (ayat 13), maka sebagian yang lain justru berpegang erat dengan cara yang sama pada ajaran Bileam (ayat 14) dan / atau pada ajaran pengikut Nikolaus (ayat 15). Nah kalau begitu bagaimana sesungguhnya ajaran Bileam dan pengikut Nikolaus ini?

a. Bileam dan ajarannya.

Sudah pasti nama Bileam di sini dikaitkan dengan Bileam di dalam Perjanjian Lama, yakni seorang nabi atau lebih tepat dukun yang diminta oleh Balak (raja Moab) untuk mengutuk bangsa Israel (Bil 22-25). Hanya saja Bileam tidak bisa mengucapkan kutuk-kutuknya kepada Israel karena ada intervensi langsung dari Tuhan sehingga ia justru bukan mengucapkan kata-kata kutuk pada Israel malah kata-kata berkat. Bandingkan :

Ulangan 23:5 - Tetapi TUHAN, Allahmu, tidak mau mendengarkan Bileam dan TUHAN, Allahmu, telah mengubah kutuk itu menjadi berkat bagimu, karena TUHAN, Allahmu, mengasihi engkau.

Yos 24:9-10 – (9) Ketika itu Balak bin Zipor, raja Moab, bangkit berperang melawan orang Israel. Disuruhnya memanggil Bileam bin Beor untuk mengutuki kamu. (10) Tetapi Aku tidak mau mendengarkan Bileam, sehingga ia pun memberkati kamu. Demikianlah Aku melepaskan kamu dari tangannya.

Di dalam Bilangan 25 kita mendapati cerita bahwa ada banyak orang Israel yang terlibat perzinahan dengan perempuan-perempuan Moab, dan lalu perempuan-perempuan Moab itu membujuk mereka sehingga mereka terlibat dalam penyembahan berhala dan makan makanan berhala yang diperuntukkan bagi dewa-dewa Moab.

Bilangan 25:1-3 – (1) Sementara Israel tinggal di Sitim, mulailah bangsa itu berzinah dengan perempuan-perempuan Moab. (2) Perempuan-perempuan ini mengajak bangsa itu ke korban sembelihan bagi allah mereka, lalu bangsa itu turut makan dari korban itu dan menyembah allah orang-orang itu. (3) Ketika Israel berpasangan dengan Baal-Peor, …”

Ini jelas membuat Tuhan menjadi sangat murka dan memerintahkan kepada Musa untuk membunuh dan menggantung semua orang Israel yang berzinah itu dan menyembah berhala Moab.

Bil 25:4-5 – (4) lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Tangkaplah semua orang yang mengepalai bangsa itu dan gantunglah mereka di hadapan TUHAN di tempat terang, supaya murka TUHAN yang bernyala-nyala itu surut dari pada Israel." (5) Lalu berkatalah Musa kepada hakim-hakim Israel: "Baiklah masing-masing kamu membunuh orang-orangnya yang telah berpasangan dengan Baal-Peor."

Akibatnya jumlah orang yang terbunuh pada saat itu begitu banyak yakni sebanyak 24.000 orang.

Bilangan 25:9 - Orang yang mati karena tulah itu ada dua puluh empat ribu orang banyaknya.

Bilangan 25 hanya menceritakan peristiwa ini saja tanpa menjelaskan ada apa di balik semua ini dan mengapa sampai begitu banyak orang Israel bisa terlibat perzinaan dengan perempuan-perempuan Moab itu dan bahkan penyembahan berhala? Tetapi belakangan dari kata-kata Musa di Bil 31:16, kita tahu bahwa Bileamlah otak di balik semuanya ini.

Bilangan 31:16 - Bukankah perempuan-perempuan ini, atas nasihat Bileam, menjadi sebabnya orang Israel berubah setia terhadap TUHAN dalam hal Peor, sehingga tulah turun ke antara umat TUHAN.

Dari sini kita bisa ketahui bahwa setelah tidak berhasil mengutuk Israel, rupanya Bileam memberikan nasihat kepada raja Moab (Balak) untuk melakukan strategi / siasat menjebak bangsa Israel dengan menyuruh perempuan-perempuan Moab menggoda orang-orang Israel dan melibatkan mereka pada perzinaan dan penyembahan berhala. Itulah sebabnya teks kita berbunyi demikian :

Wahyu 2:14 – “…Bileam, yang memberi nasihat kepada Balak untuk menyesatkan orang Israel, supaya mereka makan persembahan berhala dan berbuat zina.

KJV: ‘who taught Balac to cast a stumblingblock before the children of Israel’ (= yang mengajar Balak untuk memberikan batu sandungan di depan anak-anak Israel).

Budi Asali - Siasat setan semacam itu tetap banyak digunakan pada jaman sekarang. Ia memancing kita dengan hal-hal duniawi yang nikmat, seperti seks, uang, kesenangan lain, tetapi begitu kita mulai menikmati hal-hal itu, jerat / jebakan setan itu bekerja dan menghancurkan kita. Karena itu hati-hatilah dengan segala sesuatu yang nikmat!

Dari kisah ini kita bisa simpulkan bahwa yang disebut ajaran Bileam adalah ajaran yang menawarkan suatu kompromi antara kebenaran dan kejahatan, antara dosa dan kesucian, antara Tuhan dan berhala.

Bil 25:2-3 – (2) Perempuan-perempuan ini mengajak bangsa itu ke korban sembelihan bagi allah mereka, lalu bangsa itu turut makan dari korban itu dan menyembah allah orang-orang itu. (3) Ketika Israel berpasangan dengan Baal-Peor, …”

TL - Maka Israelpun berdamping dengan Baal Peor, …”

Kata-kata : “Israel berpasangan / berdamping dengan Baal-Peor” menunjukkan adanya kompromi agama / kepercayaan yang terjadi di kalangan orang Israel. Mereka mau menyembah Yahweh tapi pada saat yang sama mau juga menyembah Baal-Peor (dewa orang Moab). Ini iman pluralisme dan perhatikan bahwa Tuhan begitu murka dengan iman pluralisme semacam ini.

George Eldon Ladd : Dalam teks kita Bileam adalah model mula-mula dari mereka yang berkompromi dalam penyembahan berhala dan ketidakbermoralan. (Commentary on the Revelation of John, hal 47).

Jakob P.D. Groen – “…ajaran Bileam adalah ajaran damai antara kaum kafir dan bangsa TUHAN, antara gereja palsu dan gereja benar. (Aku Datang Segera – Tafsiran Kitab Wahyu, hal. 49).

Nah, ajaran semacam ini ternyata dianut oleh sebagian jemaat Pergamus.

Wahyu 2:14 - Tetapi Aku mempunyai beberapa keberatan terhadap engkau: di antaramu ada beberapa orang yang menganut ajaran Bileam, yang memberi nasihat kepada Balak untuk menyesatkan orang Israel, supaya mereka makan persembahan berhala dan berbuat zinah.

Kalau begitu apakah sesungguhnya yang terjadi di dalam jemaat Pergamus? Sebagaimana sudah dijelaskan bahwa kota Pergamus adalah pusat penyembahan berhala pada saat itu. Di sana ada penyembahan dewa Zeus dengan altarnya yang besar sekali, ada kuil penyembahan dewa kesehatan dan pengobatan Asclepius, dan juga ada kuil penyembahan kaisar-kaisar Romawi. Itulah sebabnya Pergamus disebut takhta Iblis (Wah 2:13). Dalam kota yang kafir seperti ini godaan untuk terlihat di dalam aktifitas-aktifitas agama kafir seperti pesta-pesta kafir cukup besar dan kuat.

William Hendriksen : Perdagangan mempunyai dewa penjaga / pelindung yang disembah pada pesta-pesta itu. Penolakan untuk bergabung dalam pesta-pesta ini sering berarti bahwa seseorang akan kehilangan pekerjaannya dan langganannya; dan ia akan menjadi orang buangan / orang yang diusir dari masyarakat. (The Book of Revelation, hal. 67).

Akibat dari ini sebagian jemaat Pergamus mulai tergoda untuk berkompromi dan ikut terlibat di dalam pesta-pesta kafir, ikut makan daging yang telah dipersembahkan kepada berhala, dan bahkan ikut mempersembahkan dupa / kemenyan kepada berhala.

George Eldon Ladd : Sekalipun orang-orang Kristen Pergamum berpegang erat-erat pada nama Yesus dan tidak meninggalkan iman mereka kepada-Nya di bawah tekanan dari ancaman penganiayaan, mereka membiarkan / mengijinkan moral kafir mempengaruhi mereka. Commentary on the Revelation of John, hal 47).

Ini dianggap sebagai perzinahan, perzinahan rohani.

Wahyu 2:14 - Tetapi Aku mempunyai beberapa keberatan terhadap engkau: di antaramu ada beberapa orang yang menganut ajaran Bileam, yang memberi nasihat kepada Balak untuk menyesatkan orang Israel, supaya mereka makan persembahan berhala dan berbuat zinah.

Dalam hal ini, mereka sama seperti orang-orang Israel yang berzinah dengan perempuan-perempuan Moab dan ikut makan makanan berhala dan terlibat dalam penyembahan Baal-Peor.

Nah, terhadap jemaat-jemaat seperti ini, ternyata gereja Pergamus tidak tegas. Bahkan beberapa orang penting di dalam jemaat Pergamus merasa bahwa hal itu tidak apa-apa mengingat toh berhala itu sebenarnya tidak ada dan memakan makanan berhala itu tidak ada salahnya. Mereka mengacu pada ajaran Paulus :

1 Korintus 8:4,6,8 – (4) Tentang hal makan daging persembahan berhala kita tahu: "tidak ada berhala di dunia dan tidak ada Allah lain dari pada Allah yang esa."… (6) namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, … dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus,… (8) "Makanan tidak membawa kita lebih dekat kepada Allah. Kita tidak rugi apa-apa, kalau tidak kita makan dan kita tidak untung apa-apa, kalau kita makan."

Dengan demikian ajaran mereka ini menjadi dukungan bagi jemaat-jemaat untuk berkompromi dengan ibadah-ibadah kafir yang ada di Pergamus dengan cara ikut terlibat di dalam pesta-pesta kafir dan makan makanan-makanan yang dipersembahkan kepada berhala tetapi tetap menjadi orang Kristen. Orang-orang dengan ajaran seperti inilah yang disebut : “menganut ajaran Bileam”. Dan dalam hal inilah Tuhan Yesus menegur jemaat Pergamus.

Wahyu 2:14 - Tetapi Aku mempunyai beberapa keberatan terhadap engkau: di antaramu ada beberapa orang yang menganut ajaran Bileam, yang memberi nasihat kepada Balak untuk menyesatkan orang Israel, supaya mereka makan persembahan berhala dan berbuat zinah.

Terkait dengan masalah ini, peru juga kita bahas sedikit tentang masalah makan makanan berhala. Apakah diperbolehkan atau tidak? Jika mengacu pada ajaran Paulus di dalam 1 Kor 8 sebagaimana yang dikutip di atas kelihatannya makan makanan berhala bukanlah suatu masalah/dosa karena toh sesungguhnya tidak ada Allah lain daripada Allah yang esa. Memang benar! Sebetulnya makan persembahan berhala tidak membawa keuntungan ataupun kerugian rohani apa pun bagi kita (1Korintus 8:8), kecuali kalau mereka makan dengan kepercayaan tertentu pada makanan itu (1Korintus 8:7).

1 Korintus 8:7-8 – (7) Tetapi bukan semua orang yang mempunyai pengetahuan itu. Ada orang, yang karena masih terus terikat pada berhala-berhala, makan daging itu sebagai daging persembahan berhala. Dan oleh karena hati nurani mereka lemah, hati nurani mereka itu dinodai olehnya. (8) "Makanan tidak membawa kita lebih dekat kepada Allah. Kita tidak rugi apa-apa, kalau tidak kita makan dan kita tidak untung apa-apa, kalau kita makan."

Tetapi pada waktu kita makan persembahan berhala, itu bisa membuat orang lain jatuh ke dalam dosa dengan ikut makan sambil percaya pada makanan itu. Karena itulah Paulus mengatakan jangan makan persembahan berhala (1Kor 8:9-13).

1 Korintus 8:9-13 – (9) Tetapi jagalah, supaya kebebasanmu ini jangan menjadi batu sandungan bagi mereka yang lemah. (10) Karena apabila orang melihat engkau yang mempunyai "pengetahuan", sedang duduk makan di dalam kuil berhala, bukankah orang yang lemah hati nuraninya itu dikuatkan untuk makan daging persembahan berhala? (11) Dengan jalan demikian orang yang lemah, yaitu saudaramu, yang untuknya Kristus telah mati, menjadi binasa karena "pengetahuan"mu. (12) Jika engkau secara demikian berdosa terhadap saudara-saudaramu dan melukai hati nurani mereka yang lemah, engkau pada hakekatnya berdosa terhadap Kristus. (13) Karena itu apabila makanan menjadi batu sandungan bagi saudaraku, aku untuk selama-lamanya tidak akan mau makan daging lagi, supaya aku jangan menjadi batu sandungan bagi saudaraku.

Selanjutnya Paulus lalu memberikan beberapa situasi tentang makan persembahan berhala, dan boleh atau tidaknya kita makan dalam situasi tersebut :

§ Makan daging persembahan berhala dalam upacara penyembahan berhala dari agama kafir, ini jelas dilarang.

1 Korintus 10:21-22 – (21) Kamu tidak dapat minum dari cawan Tuhan dan juga dari cawan roh-roh jahat. Kamu tidak dapat mendapat bagian dalam perjamuan Tuhan dan juga dalam perjamuan roh-roh jahat. (22) Atau maukah kita membangkitkan cemburu Tuhan? Apakah kita lebih kuat dari pada Dia?

§ Makan daging bekas persembahan berhala yang lalu dijual di pasar, di mana kita tidak bisa tahu mana daging yang bekas persembahan dan mana yang tidak, maka ini diperbolehkan.

1 Korintus 10:25-26 – (25) Kamu boleh makan segala sesuatu yang dijual di pasar daging, tanpa mengadakan pemeriksaan karena keberatan-keberatan hati nurani. (26) Karena: "bumi serta segala isinya adalah milik Tuhan.

§ Makan suguhan yang diberikan oleh orang yang mengundang kita. Ini terbagi dalam 2 kemungkinan. Kalau orang yang mengundang itu tidak mengatakan apa-apa (apakah makanan itu bekas persembahan berhala atau bukan), maka kita boleh makan apa saja yang dihidangkan.

1 Korintus 10:27 - Kalau kamu diundang makan oleh seorang yang tidak percaya, dan undangan itu kamu terima, makanlah apa saja yang dihidangkan kepadamu, tanpa mengadakan pemeriksaan karena keberatan-keberatan hati nurani.

Tetapi kalau orang yang mengundang itu berkata bahwa itu adalah persembahan berhala, maka itu tidak boleh dimakan.

1 Korintus 10:28-33 – (28) Tetapi kalau seorang berkata kepadamu: "Itu persembahan berhala!" janganlah engkau memakannya, oleh karena dia yang mengatakan hal itu kepadamu dan karena keberatan-keberatan hati nurani. (29) Yang aku maksudkan dengan keberatan-keberatan bukanlah keberatan-keberatan hati nuranimu sendiri, tetapi keberatan-keberatan hati nurani orang lain itu. Mungkin ada orang yang berkata: "Mengapa kebebasanku harus ditentukan oleh keberatan-keberatan hati nurani orang lain? (30) Kalau aku mengucap syukur atas apa yang aku turut memakannya, mengapa orang berkata jahat tentang aku karena makanan, yang atasnya aku mengucap syukur?" (31) Aku menjawab: Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah. (32) Janganlah kamu menimbulkan syak dalam hati orang, baik orang Yahudi atau orang Yunani, maupun Jemaat Allah. (33) Sama seperti aku juga berusaha menyenangkan hati semua orang dalam segala hal, bukan untuk kepentingan diriku, tetapi untuk kepentingan orang banyak, supaya mereka beroleh selamat.

Jadi inilah aturannya! Persoalannya adalah para pengajar di jemaat Pergamus itu justru mengajarkan sedemikian rupa sehingga sebagian jemaat menjadi terseret dan ikut ke dalam pesta-pesta kafir di mana di sana mereka turut makan makanan-makanan berhala dan itu dianggap Tuhan sebagai perzinahan rohani. Itulah sebabnya Tuhan Yesus menegur mereka karena di antara mereka ada yang menganut ajaran Bileam.

b. Ajaran pengikut Nikolaus.

Ajaran pengikut Nikolaus ini sebelumnya sudah muncul juga di jemaat Efesus.

Wahyu 2:6 - Tetapi ini yang ada padamu, yaitu engkau membenci segala perbuatan pengikut-pengikut Nikolaus, yang juga Kubenci.

Tetapi bedanya adalah jemaat Efesus membenci ajaran ini sedangkan jemaat Pergamus justru berpegang pada ajaran ini.

Wahyu 2:15 - Demikian juga ada padamu orang-orang yang berpegang kepada ajaran pengikut Nikolaus.

Perhatikan bahwa yang dibicarakan di sini bukanlah ajaran Nikolaus melainkan ajaran pengikut Nikolaus. Jadi kelihatannya yang bermasalah bukanlah Nikolaus sendiri tetapi para pengikutnya. Lalu siapa itu Nikolaus itu? Tidak ada kejelasan tentang orang ini. Ada banyak orang yang mengatakan bahwa Nikolaus ini sama dengan Nikolaus yang merupakan salah satu dari 7 diaken dalam Kis 6:1-6, yang lalu menjadi sesat, tetapi banyak juga yang menentang pandangan ini. Saya juga tidak setuju dengan pandangan demikian. Biar pun tidak ada kejelasan tentang Nikolaus, ajaran pengikutnya cukup dikenal.

Simon Kistemaker – Walaupun informasi tentang orang-orang ini sangat kurang, kami beranggapan bahwa gaya hidup para pengikut Nikolaus ini bercirikan dosa-dosa amoralitas seksual, makan makanan yang dipersembahkan kepada berhala, dan penyelewengkan ajaran para Rasul (2:14-16). Dalam hal penekanan terhadap kebebasan Kristen, tampaknya mereka telah mengajarkan bahwa aktifitas fisik yang menyangkut seks dan makanan bukan merupakan dosa.

William Barclay - Irenaeus memberi keterangan mengenai kelompok Nikolaus bahwa "mereka hidup dengan mengikuti hawa nafsu yang tidak dibatasi" (Against Heresies, 1.26.3)…. The Apostolic Constitutions (6:8) menjelaskan bahwa pengikut Nikolaus "tidak mempunyai rasa malu dalam hal yang kotor". Clement dari Aleksandria mengatakan bahwa mereka "menenggelamkan diri sendiri ke dalam kenikmatan bagaikan binatang kambing ... mengikuti kehidupan yang penuh kenikmatan diri" namun, ia tidak menimpakan semua kesalahan pada diri Nikolaus, sebab para pengikutnyalah yang menyalahgunakan atau menyimpangkan perkataannya "bahwa daging harus disiksa". Maksud Nikolaus yang sebenarnya ialah bahwa tubuh harus dikuasai; para penyesat menyimpangkannya sehingga maknanya menjadi : tubuh dapat digunakan untuk hal apa pun yang memalukan sesuai dengan keinginan manusia (The Miscellanies 2:20). Ajaran pengikut Nikolaus jelas merusak kehidupan. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Wahyu 1-5, hal. 99-100).

Herman Hoeksema: Bukannya mustahil bahwa pengikut Nikolaus ini adalah orang yang anti hukum, orang yang dengan sengaja mengajar bahwa tidak jadi soal bagaimana orang Kristen hidup di dunia ini karena Kristus telah menggenapi hukum dan bagaimana pun juga Adam yang lama pasti akan dihancurkan. Mereka tidaklah terlalu teliti / cermat berkenaan dengan hidup mereka.... Singkatnya, mereka adalah segolongan orang yang dengan ajaran dan hidup mereka mengancam untuk menghapuskan perbedaan antara gereja dan dunia di Pergamus, ... (Behold He Cometh, hal. 89-90).

Tetapi mengapa mereka bisa mengajarkan demikian? Barclay mengatakan bahwa dasar pemikiran mereka adalah :
§ Hukum Taurat sudah tidak berlaku, dan karena itu orang Kristen boleh berbuat sekehendak mereka.
§ Tubuh ini jahat dan karena itu bagaimana pun seseorang hidup, itu tidak mempengaruhinya.
§ Orang Kristen dibela oleh kasih karunia Allah, sehingga tidak akan ada ruginya sekalipun hidup berdosa.

Akibat dari ajaran semacam ini maka sejumlah orang Kristen di Pergamus merasa bahwa tidak ada salahnya mereka terlibat di dalam aktifitas-aktifitas kafir Pergamus termasuk di dalamnya adalah memakan makanan-makanan berhala dan terlibat dalam dosa-dosa seks yang hebat. Jadi pada dasarnya ajaran pengikut Nikolaus ini mempunyai muara yang sama dengan ajaran Bileam di mana keduanya mengajarkan kompromi antara gereja dan dunia, antara terang dan gelap, antara Tuhan dan berhala, antara kesucian dan dosa. Dan sesungguhnya ini adalah ajaran yang berbahaya bagi gereja Tuhan.

William Barclay - Bagi Yohanes, kelompok Nikolaus ini lebih buruk dibanding penyembah berhala karena mereka adalah “musuh di dalam rumah sendiri”. Para pengikut Nikolaus tidak siap untuk menjadi berbeda; dipandang dari sudut praktis, mereka adalah bahaya terbesar dibanding semua bidat, karena, seandainya ajaran mereka sukses, dunialah yang akan mengubah kekristenan dan bukan kekristenan yang mengubah dunia. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Wahyu 1-5, hal.101).

Itulah sebabnya Tuhan Yesus sangat membenci ajaran pengikut Nikolaus ini.

Wahyu 2:6 - Tetapi ini yang ada padamu, yaitu engkau membenci segala perbuatan pengikut-pengikut Nikolaus, yang juga Kubenci.

Dari semua penjelasan ini terlihat bahwa Tuhan menegur jemaat Pergamus karena 2 hal :

a. Karena beberapa orang di antara mereka tidak siap untuk hidup berbeda dengan dunia.

Tadi sudah saya jelaskan bahwa karena tekanan yang dihadapi orang Kristen di Pergamus sangat kuat maka beberapa orang jemaat akhirnya melibatkan diri di dalam berbagai upacara dan aktifitas agama-agama kafir, termasuk hadir di dalam pertemuan-pertemuan mereka dan turut makan makanan-makanan berhala. Demikian juga sejumlah jemaat dipengaruhi oleh doktrin dari pengikut Nikolaus yang lalu hidup secara tidak bermoral di hadapan Tuhan. Semua ini menunjukkan bahwa mereka tidak siap untuk hidup secara berbeda dengan dunia di mana mereka tinggal. Mereka justru cenderung untuk menghilangkan perbedaan itu dan menyamakan dirinya dengan orang-orang kafir. Inilah dosa / kejatuhan sebagian jemaat Pergamus dan karena itulah Tuhan menegur mereka. Ingat bahwa orang Kristen dipanggil untuk hidup secara berbeda dengan dunia ini.

Roma 12:2 - Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

Efesus 4:17 - Sebab itu kukatakan dan kutegaskan ini kepadamu di dalam Tuhan: Jangan hidup lagi sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikirannya yang sia-sia
Matius 5:46 - Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian?

Di sini terlihat bahwa Tuhan menghendaki suatu gaya hidup yang berbeda daripada kehidupan orang-orang yang tidak mengenal Tuhan. Ini tidak berarti bahwa orang Kristen harus hidup berbeda dengan dunia ini dalam segala hal. Misalnya kalau orang dunia makan nasi maka orang Kristen harus makan batu, kalau orang dunia naik mobil maka orang Kristen harus naik keledai / dokar, kalau orang dunia pakai HP maka orang Kristen tidak boleh pakai, lalau orang dunia nonton bola maka orang Kristen tidak boleh nonton bola, dll. Tidak! Kita hanya harus hidup berbeda dengan dunia ini dalam hal-hal yang bersifat dosa. Misalnya kalau orang dunia suka berdusta, maka orang Kristen tidak boleh berdusta, kalau orang dunia suka menyontek, maka orang Kristen tidak boleh menyontek, kalau orang dunia sering korupsi, maka orang Kristen tidak boleh korupsi, kalau orang dunia suka menggunakan kata-kata kotor dan memfitnah, maka orang Kristen tidak boleh menggunakan kata-kata kotor dan memfitnah, kalau orang dunia membenci dan mendendam, maka orang Kristen harus mengasihi dan mengampuni, bahkan musuh sekalipun, dll. Kita dipanggil untuk hidup berbeda dengan dunia dalam hal-hal seperti ini.

Persoalannya adalah banyak orang Kristen persis seperti sebagian jemaat Pergamus yang tidak siap untuk hidup berbeda dengan dunia. Mereka justru berkompromi dan berusaha menyamakan dirinya dengan dunia ini. Mengapa? Karena hidup berbeda dengan dunia ini bisa mengakibatkan orang Kristen kehilangan teman, kehilangan pekerjaan, kehilangan pelanggan, kehilangan keuntungan, dll. Sebaliknya hidup mirip dengan dunia atau bersahabat dengan dunia, kompromi dengan dunia akan membuat seseorang mendapatkan banyak sahabat, keuntungan, dll. Persoalannya adalah Firman Tuhan berkata :

Yakobus 4:4 – “…Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barang siapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah.

Karena itu jika kita mau hidup sama seperti dunia, berkompromi dengan dunia, bersahabat dengan dunia, maka pada hakikatnya kita membuat diri kita sendiri menjadi musuh Allah. Ini perlu dicamkan karena terlalu banyak orang Kristen yang kehilangan kesaksian kristianinya atau “terangnya” karena hidup secara tidak berbeda dan berkompromi dengan dunia ini bahkan hidup lebih buruk dari dunia ini.

Saya pernah membaca berita bola yang menceritakan tentang pemain sepak bola dari klub Manchester City bernama Yaya Toure yang menolak merayakan kemenangan klubnya dengan meminum sampanye. Ketika ia diberikan sampanye oleh teman-temannya yang Kristen, ia justru berkata : “Saya seorang Muslim dan karena itu saya tidak minum minuman keras”. Menurut saya ini sesuatu yang seharusnya memalukan bagi orang Kristen karena seolah-olah itu mau berkata bahwa memang orang Kristen menghalalkan minum minuman keras seperti itu. Ini disebbakan karena teman-temannya yang Kristen tidak menunjukkan ciri khas mereka sebagai Kristen.

Seharusnya kita tidak demikian! Kita harus meneladani kehidupan Nuh yang sekalipun hidup di tengah-tengah bangsa yang bejat, tetapi ia bisa menampilkan hidup yang berbeda dengan mereka.

Kejadian 6:9 - Inilah riwayat Nuh: Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah.

Maukah saudara menampilkan hidup yang berbeda dengan kehidupan dunia di sekitar saudara? Kalau orang-orang di sekitar saudara suka berdusta, apakah saudara mau tidak berdusta? Kalau orang-orang di sekitar saudara bekerja mencari uang dengan cara yang tidak jujur (misalnya korupsi), apakah saudara mau bekerja mencari uang dengan jujur (tidak korupsi)? Kalau orang-orang di sekitar saudara menyontek pada saat ulangan / ujian, apakah saudara mau jujur dan tidak menyontek? Kalau orang-orang di sekitar saudara suka bergosip dan memfitnah orang lain, apakah saudara mau tidak terlibat di sana? Kalau orang-orang di sekitar saudara suka menggunakan kata-kata kotor, maukah saudara tidak menggunakannya?, dll.

Memang tidak gampang untuk hidup secara Kristen di tengah-tengah dunia yang kafir, tidak gampang untuk hidup secara Kristen di tengah-tengah keluarga kafir / Kristen KTP, dan tidak gampang untuk hidup secara Kristen di tengah-tengah gereja yang penuh dengan orang Kristen KTP. Tetapi kita harus tetap berusaha dengan pertolongan Tuhan. Kita harus bertekad untuk hidup berbeda dari dunia ini. Kita harus bertekad untuk tidak berkompromi dengan dunia ini. Ingat nasihat Firman Tuhan :

2 Korintus 6:14-17 – (14) Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap? (15) Persamaan apakah yang terdapat antara Kristus dan Belial? Apakah bagian bersama orang-orang percaya dengan orang-orang tak percaya? (16) Apakah hubungan bait Allah dengan berhala? Karena kita adalah bait dari Allah yang hidup menurut firman Allah ini: "Aku akan diam bersama-sama dengan mereka dan hidup di tengah-tengah mereka, dan Aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi umat-Ku. (17) Sebab itu: Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu.

Gereja Tuhan atau jemaat Tuhan harus hidup berbeda dengan dunia ini dan dengan demikian ia dapat menerangi kegelapan dunia ini. Maukah saudara?

b. Karena mereka membiarkan adanya ajaran sesat di dalam gereja mereka.

Sudah jelas bahwa ajaran Bileam dan ajaran pengikut Nikolaus adalah ajaran sesat. Bukan hanya sesat dalam doktrin, tetapi juga sesat di dalam praktek hidup. Tetapi mengapa ajaran sesat seperti ini bisa timbul dan bahkan dianut / dipegang oleh beberapa orang jemaat? Menurut saya ini disebabkan karena jemaat Pergamus tidak kuat di dalam pengajaran yang alkitabiah. Kita sudah melihat bahwa ajaran Bileam yang berkembang di Pergamus adalah ajaran yang dihasilkan dari penafsiran yang salah terhadap pengajaran Paulus terkait dengan berhala-berhala dan makan makanan berhala (1 Kor 8). Demikian juga ajaran pengikut Nikolaus adalah penyimpangan dari ajaran Paulus tentang kebebasan orang Kristen dari hukum Taurat dan beradanya orang Kristen di bawah kasih karunia. Benarlah kata Petrus :

2 Petrus 3:15-16 – (15) “…Paulus, saudara kita yang kekasih, telah menulis kepadamu menurut hikmat yang dikaruniakan kepadanya. (16) … Dalam surat-suratnya itu ada hal-hal yang sukar difahami, sehingga orang-orang yang tidak memahaminya dan yang tidak teguh imannya, memutarbalikkannya menjadi kebinasaan mereka sendiri, sama seperti yang juga mereka buat dengan tulisan-tulisan yang lain.

Tetapi mengapa semua ini bisa terjadi? Sekali lagi itu disebabkan karena jemaat Pergamus tidak kuat di dalam pengajaran doktrin-doktrin Kristen. Seandainya saja jemaat ini terdidik dengan baik secara doktrinal, saya percaya mereka tidak akan mudah terseret oleh 2 ajaran sesat ini. Mereka tidak sama dengan jemaat Efesus yang sangat kuat di dalam doktrin.

Wahyu 2:2 – “… Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta

Mereka memang setia berpegang kepada nama Tuhan ketika mereka hidup di tengah-tengah takhta Iblis, dan untuk itu mereka telah dipuji. Tetapi mereka sangat lemah dalam urusan pengajaran Firman Tuhan, dan untuk ini mereka dikritik dan ditegur oleh Tuhan Yesus.

Semua ini mengajarkan pada kita betapa pentingnya pengajaran Firman Tuhan / doktrin Kristen di dalam gereja Tuhan. Sayangnya 90% gereja saat ini tidak mengajarkan doktrin Kristen. Khotbah-khotbah dari mimbar-mimbar gereja hanya melulu tentang soal praktis, moral dan etika. Bahkan ada banyak pendeta yang sebenarnya tidak paham doktrin Kristen. Lebih parah daripada itu, khotbah-khotbah hanya dipenuhi lelucon-lelucon saja dan para pengkhotbahnya sudah merasa puas kalau jemaat bisa tertawa terpingkal-pingkal mendengar lelucon mereka. Ini namanya khotbah ala OVJ (Opera Van Java). Karena itu jangan heran kalau banyak orang sudah tua di dalam gereja itu tetapi tidak mengerti ajaran-ajaran dasar kekristenan bahkan bisa jadi mereka menganut ajaran yang salah / sesat seperti yang terjadi pada jemaat Pergamus. Gereja-gereja seperti ini mungkin akan dipenuhi banyak jemaat, dan pengkhotbah-pengkhotbahnya mungkin akan menjadi idola banyak orang dan laris di mana-mana, tetapi camkan ini, Tuhan sangat tidak senang dengan gereja seperti ini. Tuhan mau gerejanya tekun dan kuat di dalam pengajaran Firman Tuhan. Gereja-gereja masa kini harus meneladani jemaat mula-mula :

Kisah Para Rasul 2:42 - Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.

KJV - And they continued stedfastly in the apostles' doctrine and fellowship, and in breaking of bread, and in prayers.

Untuk itu pendeta-pendeta / pengkhotbah-pengkhotbah / penginjil-penginjil / guru-gurunya harus mengerti doktrin. Setelah mengerti doktrin, harus mau mengkhotbahkan / mengajarkan doktrin kepada jemaat (entah lewat khotbah minggu ataupun kelas Pemahaman Alkitab). Jemaat dan majelisnya juga harus mau mendengar khotbah yang bersifat doktrin atau mau mengikuti kelas Pelajaran Alkitab yang mengajarkan doktrin-doktrin (walaupun ini agak berat dan membutuhkan waktu yang lama). Jikalau semua kita melakukan itu maka gereja kita akan menjadi kuat di dalam ajaran dan tidak mudah diseret oleh ajaran-ajaran sesat yang bagaimana pun juga. Biarlah kita belajar dari kelemahan jemaat Pergamus dan tidak jatuh pada lubang yang sama di mana mereka telah jatuh.

PERGAMUS : GEREJA YANG BERDIAM DI TAKHTA IBLIS (3)

Wahyu 2:12-17 – (12) "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Pergamus: Inilah firman Dia, yang memakai pedang yang tajam dan bermata dua: (13) Aku tahu di mana engkau diam, yaitu di sana, di tempat takhta Iblis; dan engkau berpegang kepada nama-Ku, dan engkau tidak menyangkal imanmu kepada-Ku, juga tidak pada zaman Antipas, saksi-Ku, yang setia kepada-Ku, yang dibunuh di hadapan kamu, di mana Iblis diam. (14) Tetapi Aku mempunyai beberapa keberatan terhadap engkau: di antaramu ada beberapa orang yang menganut ajaran Bileam, yang memberi nasihat kepada Balak untuk menyesatkan orang Israel, supaya mereka makan persembahan berhala dan berbuat zinah. (15) Demikian juga ada padamu orang-orang yang berpegang kepada ajaran pengikut Nikolaus. (16) Sebab itu bertobatlah! Jika tidak demikian, Aku akan segera datang kepadamu dan Aku akan memerangi mereka dengan pedang yang di mulut-Ku ini. (17) Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, kepadanya akan Kuberikan dari manna yang tersembunyi; dan Aku akan mengaruniakan kepadanya batu putih, yang di atasnya tertulis nama baru, yang tidak diketahui oleh siapa pun, selain oleh yang menerimanya."

Pada bagian pertama pembahasan tentang jemaat Pergamus ini kita sudah mempelajari kota dan jemaat Pergamus serta pujian Tuhan kepada mereka. Pada bagian kedua kita juga sudah mempelajari tentang teguran / kritik Tuhan kepada jemaat ini karena adanya ajaran Bileam dan ajaran Pengikut Nikolaus yang dipegang oleh sejumlah orang di dalam jemaat Pergamus. Pada bagian ketiga ini kita akan membahas beberapa hal lagi yang adalah sambungan dari 2 bagian sebelumnya :

IV. NASIHAT & ANCAMAN BAGI JEMAAT PERGAMUS.

Setelah memberikan kritik / teguran kepada jemaat Pergamus, Tuhan lalu memberikan nasihat dan ancaman.

Wahyu 2:16 - Sebab itu bertobatlah! Jika tidak demikian, Aku akan segera datang kepadamu dan Aku akan memerangi mereka dengan pedang yang di mulut-Ku ini.

Nasihatnya adalah : “bertobatlah!” dan ancamannya adalah : “Aku akan memerangi… dengan pedang yang di mulut-Ku ini”.

Sebelumnya sudah saya jelaskan bahwa tidak semua jemaat Pergamus berpegang pada ajaran Bileam dan ajaran pengikut Nikolaus. Hanya sebagian saja.

Wahyu 2:14-15 - (14) Tetapi Aku mempunyai beberapa keberatan terhadap engkau: di antaramu ada beberapa orang yang menganut ajaran Bileam,… (15) Demikian juga ada padamu orang-orang yang berpegang kepada ajaran pengikut Nikolaus.

Berarti di dalam jemaat Pergamus ada 2 kelompok. Yang lain tetap berpegang pada ajaran yang benar dan yang lain lagi berpegang pada 2 ajaran sesat. Jikalau demikian, nasihat dan ancaman di dalam ayat 16 itu ditujukan pada kelompok yang mana? Mari perhatikan kembali ayat ini :

Wahyu 2:16 - Sebab itu bertobatlah! Jika tidak demikian, Aku akan segera datang kepadamu dan Aku akan memerangi mereka dengan pedang yang di mulut-Ku ini.

Dalam ayat ini terlihat adanya 2 kelompok. Kelompok yang pertama yang ditunjukkan lewat kata “kepadamu” (ini menunjuk kepada kelompok yang tidak sesat) sedangkan kelompok yang kedua yang ditunjukkan lewat kata “mereka” (ini menunjuk kepada kelompok yang sesat). Mari kita telaah satu per satu :

a. Sebab itu bertobatlah.

Nasihat untuk bertobat ini pasti ditujukan pada jemaat secara keseluruhan, dalam artian mereka yang tidak berpegang pada ajaran sesat karena ketidakmauan untuk bertobat akan menyebabkan : “Aku akan segera datang kepadamu” (yang tidak sesat) dan bukan kepada mereka (yang sesat). Tetapi nasihat untuk bertobat ini kelihatannya diberikan juga pada mereka yang sesat karena ketidakmauan untuk bertobat akan berdampak langsung pada “Aku akan memerangi mereka” (yang sesat). Artinya jikalau terjadi pertobatan maka “Aku tidak akan memerangi mereka”. Tentu kita tidak bisa artikan bahwa pertobatan orang-orang yang tidak sesat menyebabkan Tuhan tidak akan memerangi orang-orang yang sesat. Jadi pasti pertobatan dari mereka yang sesat juga dituntut di sini. Dengan demikian seruan pertobatan ini diberikan kepada seluruh jemaat secara keseluruhan maupun juga kepada mereka yang berpegang pada ajaran sesat.

b. Aku akan memerangi...dengan pedang…

Ancaman ini kelihatannya hanya diberikan kepada mereka yang sesat karena secara eksplisit dikatakan bahwa “Aku akan memerangi mereka” (yang sesat) dan “mereka” di sini dibedakan dari “mu” (orang-orang yang tidak sesat). Kalau ancaman ini diberikan kepada mereka secara keseluruhan maka kata-katanya harusnya berbunyi : “Aku akan memerangi kalian”. Jadi orang-orang yang tidak sesat tidak diberikan ancaman ini. Tuhan tahu membedakan mana yang perlu diancam dan mana yang tidak perlu diberikan ancaman.

James B. Ramsey : Tetapi perhatikan betapa lembutnya dan hati-hatinya Ia membedakan antara gereja-Nya, sekalipun cacat dan layak dicela dalam pelaksanaan kewajibannya, dan anggota-anggota gereja yang tak berharga itu, yang oleh keduniawian mereka, meletakkan batu sandungan di jalan saudara-saudara mereka. ‘Aku akan segera datang kepadamu’, tetapi ‘Aku akan berperang terhadap mereka’, bukan terhadap kamu. (Revelation, hal. 145).

Jadi untuk gereja diserukan untuk bertobat sedangkan untuk orang-orang yang berpaham sesat diserukan juga untuk bertobat dan disusul dengan ancaman. Kita akan melihat ini satu per satu :

a. Untuk gereja secara umum.

Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa untuk gereja secara umum (yang tidak turut berpegang pada ajaran sesat) diperintahkan untuk bertobat menunjukkan bahwa gereja Pergamus secara umum juga dianggap bersalah oleh Tuhan dalam hal adanya ajaran sesat yang dianut oleh sebagian jemaat mereka. Bandingkan :

Wahyu 2:14-15 - (14) Tetapi Aku mempunyai beberapa keberatan terhadap engkau: di antaramu ada beberapa orang yang menganut ajaran Bileam, ... (15) Demikian juga ada padamu orang-orang yang berpegang kepada ajaran pengikut Nikolaus.

Dari sini kita belajar satu hal bahwa jikalau di dalam suatu jemaat ada ajaran sesat, maka yang disalahkan Tuhan bukan hanya orang/kelompok yang memegang ajaran sesat itu saja tetapi juga gerejanya.

George Eldon Ladd - Seluruh gereja dipanggil untuk bertobat dari suatu dosa di mana hanya beberapa orang yang betul-betul bersalah. (Commentary on the Revelation of John, hal. 49)

Tetapi mengapa demikian? Tentu wajar kalau kepada mereka yang sesat diberikan seruan untuk bertobat dan bahkan ancaman. Tetapi mengapa gereja secara umum yang tidak sesat malah diperingatkan juga untuk bertobat? Apa kesalahan mereka darimana mereka harus bertobat? Gereja memang bisa dipersalahkan dalam kasus seperti ini jika kesesatan dari sebagian anggota jemaat itu disebabkan oleh ketidakbecusan gereja di dalam mengajar Firman Allah kepada jemaatnya. Ini sama seperti kalau ada siswa yang mendapatkan nilai buruk, siswa itu bersalah tetapi gurunya bisa turut disalahkan jika gurunya memang tidak becus mengajar atau mengajar secara salah.

Gereja mempunyai tugas untuk mengajar Firman Allah dan jika gereja tidak mengajarkannya atau mengajar secara salah dan ini lalu menyebabkan ada anggota jemaat yang menjadi sesat / berpegang pada ajaran sesat, maka Tuhan pasti akan menyalahkan gereja itu juga. Ada banyak gereja yang dengan keras mengecam anggota jemaatnya yang menjadi anggota bidat Saksi-Saksi Yehuwa atau bidat lainnya atau bahkan pindah agama, tetapi yang perlu dipertanyakan adalah apakah gereja tersebut sudah pernah mengajar jemaatnya tentang ajaran dasar kekristenan yang benar atau tidak? Atau bahkan selama mereka ada di dalam gereja mereka tidak pernah tahu ajaran dasar kekristenan karena tidak pernah diajarkan oleh gereja? Jika tidak maka gereja itu juga turut bersalah! Ingat bahwa biasanya kesesatan itu berkaitan dengan aspek doktrinal walaupun ada juga kesesatan dalam aspek praktis seperti Children of God, tetapi pada umumnya pada aspek doktrinal sehingga orang yang menyimpang secara doktrinal dianggap sebagai orang sesat. Dan ada banyak orang menyimpang secara doktrinal dan menjadi sesat dan gereja tidak bisa lepas dari kesalahan kalau ternyata gereja memang tidak mengajarkan doktrin Kristen dengan benar. Untuk itu Tuhan kita menyerukan agar gereja harus bertobat. Dalam hal ini, bertobat yang dimaksudkan adalah bahwa gereja harus berhenti dari ketidakbecusan mereka di dalam mengajar Firman Allah dan menjadi serius di dalam mengajarkan Firman Allah kepada jemaat. Gereja perlu mengutamakan pemberitaan Firman Allah daripada aspek-aspek yang lain seperti pujian penyembahan, liturgi, mujizat, kesembuhan ilahi dan manifestasi-manifestasi Roh Kudus lainnya. Gereja perlu mengajarkan doktrin kepada jemaat dan bukan hanya masalah moral dan etika saja karena kalau hanya soal moral dan etika, hampir semua agama bahkan bidat-bidat juga mengajarkan hal yang sama. Perbedaan utama Kristen dengan agama lain atau Kristen yang sejati dengaan bidat-bidat adalah pada aspek doktrinal. Para pemimpin gereja perlu mengisi khotbah-khotbahnya dengan ajaran-ajaran Alkitab dan bukan hanya dengan dongeng-dongeng dan lelucon-lelucon saja. (Khotbah ala Opera Van Java). Gereja harus bertobat dalam hal ini kalau tidak gereja pun turut dipersalahkan Tuhan apabila jemaat-jemaatnya menjadi tersesat oleh doktrin dari bidat-bidat atau bahkan sampai pindah agama.

Tetapi kalau gereja sudah mengajar dengan benar, sudah memberitakan doktrin dengan baik, apakah ada jaminan bahwa tidak akan ada jemaatnya yang tersesat? Tidak juga! Perhatikan ini bahwa jikalau gereja yang sudah mengajar Firman Tuhan dengan baik saja tidak menjamin bahwa anggota-anggotanya tidak ada yang tersesat, lalu bagaimana lagi dengan gereja-gereja yang tidak mengajar Firman Tuhan dengan baik? Bagaimana lagi dengan gereja-gereja yang pemimpinnya justru mengajar yang sesat? Pasti lebih banyak kesesatan ada di sana dan ini pasti lebih dikecam oleh Tuhan Yesus. Kalau begitu, jika gereja sudah mengajar dengan benar dan masih ada saja anggotanya yang tersesat, apakah gereja bebas dari kesalahan? Ya! Gereja tidak akan dipersalahkan dalam hal ini. Tetapi gereja masih bisa dipersalahkan pada hal yang lain yakni apabila gereja tahu ada anggotanya yang berpaham sesat tetapi gereja tidak mengambil tindakan pendisiplinan apa pun kepada jemaat tersebut. Gereja seharusnya mendisiplin orang-orang sesat itu dan bukannya membiarkan mereka tetap berada di dalam jemaat dan terus hidup dengan paham sesatnya itu. Ini juga adalah kesalahan lain dari jemaat Pergamus di samping kesalahan tidak menekankan pengajaran yang alkitabiah. Mereka tidak berani mendisiplin orang-orang sesat di dalam jemaat sehingga orang-orang sesat itu tetap hidup di dalam jemaat secara bersama-sama dan dengan demikian memungkinkan kesesatan terus menyebar di dalam jemaat.

Wahyu 2:14-15 - (14) Tetapi Aku mempunyai beberapa keberatan terhadap engkau: di antaramu ada beberapa orang yang menganut ajaran Bileam,… (15) Demikian juga ada padamu orang-orang yang berpegang kepada ajaran pengikut Nikolaus.

BIS – (14) Namun demikian ada beberapa hal yang Aku tidak senangi dari kalian: Ada sebagian orang di antara kalian yang mengikuti apa yang diajarkan oleh Bileam…. (15) Demikian juga ada di antara kalian orang-orang yang berpegang pada ajaran para pengikut Nikolaus.

Dalam hal ini jugalah jemaat Pergamus dan semua gereja harus bertobat. Ingat bahwa Tuhan sangat membenci ajaran sesat dan Tuhan mau gereja-Nya juga membenci apa yang Ia benci.

Wahyu 2:6 - Tetapi ini yang ada padamu, yaitu engkau membenci segala perbuatan pengikut-pengikut Nikolaus, yang juga Kubenci.

Bandingkan :

Roma 16:17 - Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, supaya kamu waspada terhadap mereka, yang bertentangan dengan pengajaran yang telah kamu terima, menimbulkan perpecahan dan godaan. Sebab itu hindarilah mereka!

Titus 3:10-11 - (10) Seorang bidat yang sudah satu dua kali kaunasihati, hendaklah engkau jauhi. (11) Engkau tahu bahwa orang yang semacam itu benar-benar sesat dan dengan dosanya menghukum dirinya sendiri.

2 Yohanes 10-11 - (10) Jikalau seorang datang kepadamu dan ia tidak membawa ajaran ini, janganlah kamu menerima dia di dalam rumahmu dan janganlah memberi salam kepadanya. (11) Sebab barangsiapa memberi salam kepadanya, ia mendapat bagian dalam perbuatannya yang jahat.

Masalahnya adalah gereja Pergamus tidak melakukan hal ini. Mereka tetap membiarkan orang-orang sesat itu ada di dalam gereja dan dengan demikian mencemarkan gereja yang baik itu. Untuk itu Tuhan kita menyerukan agar gereja harus bertobat dari sikap kompromi dengan ajaran-ajaran sesat seperti ini.

Simon Kistemaker - Orang-orang Kristen di Pergamus harus bertobat dari kegagalan mereka untuk membuang pengikut-pengikut Nikolaus dan penganutnya dari antara mereka. Mereka harus melihat kesalahan jalan hidupnya, karena Tuhan Yesus membenci perbuatan-perbuatan pengikut Nikolaus (2:6) demikian juga seharusnya yang diperbuat oleh umat-Nya.

Jakob P.D. Groen – “…mereka semua harus bertobat, karena ajaran sesat itu tidak boleh dibiarkan ada di tengah-tengah jemaat. Mereka harus menjalankan disiplin gereja. Jemaat di Efesus sudah menolak ajaran Nikolaus itu dengan kuat (“membenci”, 2:6), dalam hal ini Pergamus harus mencontoh Efesus. (Aku Datang Segera – Tafsiran Kitab Wahyu, hal. 50).

Jadi gereja bukan saja harus mengajar Firman Allah / doktrin dengan benar tetapi gereja juga harus berani membuang orang-orang yang berpegang pada ajaran sesat yang ada di dalam gereja. Sayangnya banyak gereja tidak berani melakukan hal ini. Bahkan ada banyak gereja yang tidak sadar bahwa jemaatnya atau lebih lagi pendetanya sendiri memegang ajaran sesat seperti paham pluralisme, tidak mengakui Alkitab sebagai Firman Allah, tidak mengakui Yesus sebagai Allah, dll. Ada banyak gereja yang sewaktu menerima pendeta tidak terlebih dahulu mengecek ajaran dari pendeta itu. Mereka menerima bulat-bulat pendeta itu (asal tamatan luar negeri dan bergelar tinggi) tapi tanpa sadar pendeta-pendeta itu sudah diracuni dengan pemikiran teologia liberal yang sesat. Merekalah justru yang akan menyesatkan jemaat dengan pengajaran-pengajaran mereka yang tidak tunduk pada Alkitab. Keadaan ini membuat gereja berada dalam bahaya yang besar sekali. Gereja dituntut untuk membuang orang-orang yang berpegang pada ajaran sesat dari dalam gereja tetapi bagaimana kalau yang sesat adalah pendetanya sendiri? Sinode yang harus mendisiplin / membuang pendeta seperti ini. Tapi bagaimana kalau orang-orang di Sinode atau bahkan ketua Sionde sendiri yang sesat? Maka celakalah gereja itu! Jikalau gereja tidak bisa melakukan disiplin ini maka perhatikan bunyi teks kita :

Wahyu 2:16 - Sebab itu, bertobatlah dari dosa-dosamu! Kalau tidak, sebentar lagi Aku akan datang kepadamu dan memerangi orang-orang itu dengan pedang yang ada pada mulut-Ku.

Jadi maksudnya adalah kalau gereja tidak bisa mendisiplin orang-orang sesat yang ada di dalam gereja, maka Tuhan sendiri yang akan turun tangan dan memerangi orang-orang sesat itu.

James B. Ramsey : “Jika gereja mengabaikan kewajibannya, Ia sendiri akan menangani pendisiplinannya, dan membersihkannya dengan penghakimanNya yang menyucikan. (Revelation, hal.145).

Bandingkan :

Im 20:2,4,5 - “‘Engkau harus berkata kepada orang Israel: Setiap orang, baik dari antara orang Israel maupun dari antara orang asing yang tinggal di tengah-tengah orang Israel, yang menyerahkan seorang dari anak-anaknya kepada Molokh, pastilah ia dihukum mati, yakni rakyat negeri harus melontari dia dengan batu. ... Tetapi jikalau rakyat negeri menutup mata terhadap orang itu, ketika ia menyerahkan seorang dari anak-anaknya kepada Molokh, dan tidak menghukum dia mati, maka Aku sendiri akan menentang orang itu serta kaumnya dan akan melenyapkan dia dari tengah-tengah bangsanya dan semua orang yang turut berzinah mengikuti dia, yakni berzinah dengan menyembah Molokh”.

Ini tidak berarti bahwa orang-orang yang tidak mendisiplin itu lalu tidak diapa-apakan sama sekali. Mereka memang tidak akan diperlakukan seperti pengikut Bileam dan Nikolaus, yaitu ‘diperangi dengan pedang di mulutKu’, tetapi mereka pasti juga dihajar atas kelalaian mereka melakukan disiplin dalam gereja. Karena itu gereja kita harus sungguh-sungguh mengajarkan Firman Allah / doktrin agar jemaat menjadi kuat di dalam doktrin dan tidak gampang tersesat. Tetapi setelah semua itu kita lakukan, jika masih ada yang sesat, kita harus memberikan nasihat-nasihat terlebih dahulu dan kalau tetap berpegang pada paham sesat maka kita harus berani mengeluarkan / memecat orang tersebut. Ini berlaku bagi jemaat biasa, majelis maupun Evangelis dan Pendeta. Ingat, di dalam gereja tidak boleh hidup bersama antara ajaran yang benar dan ajaran sesat. Firman Tuhan berkata :

2 Korintus 6:14 - Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?

b. Untuk orang-orang yang sesat.

Tadi juga sudah saya katakan bahwa seruan untuk bertobat ini juga diberikan kepada orang-orang yang berpegang pada ajaran sesat yakni ajaran sesat Bileam maupun pengikut Nikolaus. Jikalau bagi gereja pertobatannya adalah kembali memberitakan ajaran yang benar, tidak boleh berkompromi dengan kesesatan dan harus membuang orang-orang sesat dari dalam gereja, maka seruan pertobatan bagi orang-orang yang berpegang pada paham sesat adalah agar mereka berhenti dari kesesatan mereka dan kembali pada kebenaran. Persoalannya adalah biasanya orang-orang yang sesat itu justru beranggapan bahwa merekalah yang benar. Ini wajar karena Alkitab berkata :

Amsal 14:12 - Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut.

Di sini gereja mempunyai tanggung jawab apologetika untuk membuktikan bahwa ajaran-ajaran itu adalah ajaran sesat. (Debat bisa saja terjadi di sini bukan untuk mencari titik temu tetapi untuk membuktikan mana yang benar dan mana yang sesat). Inilah yang dilakukan oleh jemaat Efesus yang karenanya Tuhan memuji mereka :

Wahyu 2:2 - “…Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta.

BIS - “…Aku tahu bahwa kalian tidak memberi hati kepada orang jahat. Dan orang-orang yang mengaku dirinya rasul padahal bukan, sudah kalian uji, dan kalian dapati bahwa mereka pembohong.

Dan suatu ajaran sesat telah dibuktikan sesat, orang-orang yang memegang paham demikian harus mau bertobat. Sayang sekali ada banyak orang sesat yang sudah dihancurkan semua argumentasinya tetapi tetap tidak mau bertobat seperti Frans Donald dan aliran Unitariannya yang telah kami “habisi” dalam 9 kali debat di Surabaya tetapi tetap tidak mau bertobat dan terus berpegang pada ajaran sesat Unitariannya. Kalau orang-orang sesat ini tidak mau bertobat maka ancaman dari Tuhan yang akan diberlakukan.

Wahyu 2:16 - Sebab itu, bertobatlah dari dosa-dosamu! Kalau tidak, sebentar lagi Aku akan datang kepadamu dan memerangi orang-orang itu dengan pedang yang ada pada mulut-Ku.

Maksud ayat ini adalah bahwa Yesus sendiri yang akan menangani orang-orang sesat itu dengan menghancurkan / membinasakan mereka.

John Stott : Pedang firman Kristus akan menelan mereka. Penafsiran seperti ini berarti bahwa injil Kristus, yang menyelamatkan mereka yang mentaatinya, menghancurkan mereka yang tidak mentaatinya (What Christ Thinks of the Church, hal. 64).

Albert Barnes : Yaitu, ia akan memberikan perintah, dan mereka akan dipotong seakan-akan dengan pedang. Bagaimana persisnya hal itu akan dilakukan Ia tidak mengatakan; tetapi itu mungkin melalui penganiayaan, atau penghakiman yang berat. Melihat kekuatan dari kata-kata ini, kita harus mengingat kuasa yang dimiliki Kristus untuk menghukum orang jahat melalui kata-kata / firman dari mulut-Nya. Dengan satu kata pada hari terakhir ia akan membuang semua orang jahat ke dalam neraka.

Dikatakan di dalam ayat tersebut bahwa penghancuran tersebut dilakukan dengan pedang. Sangat mungkin bahwa pedang di sini ada hubungannya dengan Bileam karena pedang Tuhan pernah menghalangi jalan Bileam dan juga bahwa Bileam mati dengan pedang.

Pulpit Commentary : Adalah mungkin bahwa di sini ada hubungan tidak langsung dengan Bileam. Adalah dengan pedang terhunus malaikat Tuhan menghadangnya (Bilangan 22:23), dan dengan pedang ia dibunuh (Bil 31:8; Yosua 13:22). Mereka yang mengikuti Bileam dalam dosanya akan mengikutinya dalam hukumannya.

Inilah ancaman dari Tuhan. Karena itu berhati-hatilah supaya saudara jangan sampai sesat. Kalau sampai saudara sesat dan tidak bertobat, maka Tuhan sendiri yang akan turun tangan membinasakan saudara. Di zaman akhir ini muncul banyak penyesatan, nabi palsu, dll. Lalu bagaimana supaya saudara tidak sampai tersesat? Saudara harus serius belajar Firman Tuhan baik dalam kebaktian umum kita maupun juga dalam kelas Pemahaman Alkitab kita, carilah gereja yang benar-benar mengajar doktrin kepada saudara. Jika tidak maka saudara bisa sesat tanpa saudara sadari dan itu bisa membuat saudara dihancurkan oleh Kristus.

V. JANJI TUHAN KEPADA JEMAAT PERGAMUS.

Selain memberikan nasihat dan ancaman kepada jemaat Pergamus, Tuhan Yesus juga memberikan janji kepada :

Wahyu 2:17 - Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, kepadanya akan Kuberikan dari manna yang tersembunyi; dan Aku akan mengaruniakan kepadanya batu putih, yang di atasnya tertulis nama baru, yang tidak diketahui oleh siapa pun, selain oleh yang menerimanya."

Janji ini diberikan kepada barangsiapa yang menang. Yang dimaksudkan dengan “menang” di sini adalah setia berpegang pada ajaran yang benar dan tidak terpengaruh dengan ajaran sesat seperti ajaran Bileam dan ajaran pengikut Nikolaus. Untuk orang-orang seperti ini Tuhan menjanjikan 2 hal yakni “manna yang tersembunyi” dan “batu putih”. Apakah yang dimaksudkan dengan “manna yang tersembunyi” dan “batu putih” ini? Kita akan membahasnya satu per satu.

a. Manna yang tersembunyi.

Kita semua tahu bahwa manna adalah makanan orang Israel selama pengembaraan di padang gurun (40 tahun) yang diberikan Tuhan dari langit. Manna ini sejenis roti.

Keluaran 16:14-15 – (14) Ketika embun itu telah menguap, tampaklah pada permukaan padang gurun sesuatu yang halus, sesuatu yang seperti sisik, halus seperti embun beku di bumi. (15) Ketika orang Israel melihatnya, berkatalah mereka seorang kepada yang lain: "Apakah ini?" Sebab mereka tidak tahu apa itu. Tetapi Musa berkata kepada mereka: "Inilah roti yang diberikan TUHAN kepadamu menjadi makananmu.

Kata-kata “Apakah ini?” (ayat 15) dalam bahasa Ibraninya “MANNA”. Karena itu maka makanan asing ini dinamakan manna.

Keluaran 16:35 - Orang Israel makan manna empat puluh tahun lamanya, sampai mereka tiba di tanah yang didiami orang; mereka makan manna sampai tiba di perbatasan tanah Kanaan.

Pada waktu Tuhan memberikan manna kepada orang Israel, Tuhan juga menyuruh mereka mengambil sedikit manna untuk ditaruh di dalam tabut perjanjian dan ditempatkan di dalam ruang maha kudus sebagai bukti bagi generasi Israel selanjutnya akan pertolongan Tuhan kepada bangsa Israel selama pengembaraan.

Keluaran 16:32-34 - (32) Musa berkata: "Beginilah perintah TUHAN: Ambillah segomer penuh untuk disimpan turun-temurun, supaya keturunan mereka melihat roti yang Kuberi kamu makan di padang gurun, ketika Aku membawa kamu keluar dari tanah Mesir." (33) Sebab itu Musa berkata kepada Harun: "Ambillah sebuah buli-buli, taruhlah manna di dalamnya segomer penuh, dan tempatkanlah itu di hadapan TUHAN untuk disimpan turun-temurun." (34) Seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa, demikianlah buli-buli itu ditempatkan Harun di hadapan tabut hukum Allah untuk disimpan.

Ibrani 9:3-4 - (3) Di belakang tirai yang kedua terdapat suatu kemah lagi yang disebut tempat yang maha kudus. (4) Di situ terdapat mezbah pembakaran ukupan dari emas, dan tabut perjanjian, yang seluruhnya disalut dengan emas; di dalam tabut perjanjian itu tersimpan buli-buli emas berisi manna, tongkat Harun yang pernah bertunas dan loh-loh batu yang bertuliskan perjanjian

Kita tahu juga bahwa Israel pernah dihancurkan oleh kerajaan Babel dan Babel membakar habis Bait Allah Salomo dan menjarah hampir semua barang-barang Bait Allah. Lalu di mana tabut perjanjian yang berisi manna itu? Tradisi mengatakan bahwa sebelum pembakaran Bait Allah itu dilakukan, nabi Yeremia melarikan tabut perjanjian itu bersama Kemah Suci dan menyembunyikannya di sebuah gua di gunung Nebo tempat Musa menaikinya dan memandang tanah perjanjian (ada juga yang mengatakan bahwa tabut perjanjian itu disembunyikan bukan di gunung Nebo melainkan di gunung Sinai). Tempat itu rahasia di mana tidak seorang pun tahu hingga saat ini. Kisah ini diceritakan dalam kitab Deutrokanonika 2 Makabe 2:4 dst.

2 Makus 2:4-8 - (4) Dalam naskah itu diberitakan juga hal berikut tentang Yeremia: Atas ilham Tuhan, nabi itu menyuruh supaya Kemah Suci dan Tabut Perjanjian dibawa bersamanya ke sebuah gunung. Gunung itulah yang didaki Musa untuk memandang negeri yang dijanjikan Allah kepada bangsa kita. (5) Ketika Yeremia mendaki gunung itu, didapatinya sebuah gua yang besar. Di situ disembunyikannya Kemah Suci, Tabut Perjanjian dan mezbah ukupan. Lalu tempat masuk ke gua itu ditutupnya rapat-rapat. (6) Beberapa orang yang ikut dengan Yeremia pergi ke sana untuk menandai jalannya, tetapi mereka tidak dapat menemukan gua itu. (7) Mendengar hal itu, Yeremia menegur mereka, katanya, 'Tak ada yang boleh tahu tempat itu sampai Allah mengumpulkan umat-Nya kembali dan mengasihani mereka lagi. (8) Pada waktu itu Ia akan menyatakan di mana benda-benda itu disembunyikan. Maka cahaya kehadiran Tuhan akan kelihatan di dalam awan yang turun seperti dahulu dinyatakan kepada Musa,…”

Dengan demikian manna itu juga tersembunyi di sana dan tidak ada orang Israel yang mengetahuinya. Dari sinilah muncul istilah “manna yang tersembunyi”. Setelah itu muncullah tradisi yang berkembang menjadi keyakinan dalam diri setiap orang Yahudi bahwa apabila Mesias datang, nabi Yeremia pun akan ikut muncul dan mengeluarkan tabut berisi manna dari tempat di mana ia menyembunyikannya selama ratusan tahun itu dan ia akan mengadakan pesta dengan manna / roti itu. Karena kepercayaan semacam inilah maka ada yang mengira bahwa Yesus adalah Yeremia.

Matius 16:13-14 - (13) Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: "Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?" (14) Jawab mereka: "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi."

Apalagi waktu Yesus memberi makan 5000 orang dengan menggunakan roti. Orang-orang lalu berkata :

Yohanes 6:13-14 - (13) Maka mereka pun mengumpulkannya, dan mengisi dua belas bakul penuh dengan potongan-potongan dari kelima roti jelai yang lebih setelah orang makan. (14) Ketika orang-orang itu melihat mujizat yang telah diadakan-Nya, mereka berkata: "Dia ini adalah benar-benar Nabi yang akan datang ke dalam dunia."

Karena itu semua orang Israel boleh dikatakan menanti-nantikan kehadiran Yeremia di samping Mesias yang akan mengadakan pesta dengan menggunakan manna / roti dari surga yang tersembunyi itu. Nah, di sini, untuk orang-orang yang menang, yang tetap berpegang pada ajaran yang benar, Yesus berkata kepada mereka :

Wahyu 2:17 - “…Barangsiapa menang, kepadanya akan Kuberikan dari manna yang tersembunyi

Demikianlah latar belakangnya. Tetapi apakah artinya ini bagi orang-orang yang menang? William Hendriksen mengatakan bahwa ‘manna yang tersembunyi’ ini adalah pribadi Kristus sendiri dalam segala kepenuhan-Nya di mana itu tersembunyi bagi dunia ini tetapi dinyatakan bagi orang-orang percaya. Bandingkan :

Yohanes 6:33-35 - (33) Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari sorga dan yang memberi hidup kepada dunia." (34) Maka kata mereka kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa." (35) Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.

Yohanes 6:48-51 - (48) Akulah roti hidup. (49) Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati. (50) Inilah roti yang turun dari sorga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati. (51) Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya,…”

Jadi diri Yesus sendiri adalah “manna yang tersembunyi” itu dan manfaat dari ini adalah sebagaimana kata-kata Yesus : “barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi”, “barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi”, “barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati”, “jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya”. Dengan kata lain seorang yang makan dari manna yang tersembunyi itu akan memperoleh hidup yang kekal. Jadi ketika Yesus berkata: “Barangsiapa menang, kepadanya akan Kuberikan dari manna yang tersembunyi” sama artinya dengan Aku akan memberikan hidup kekal kepadanya. Di sinilah kita harus bersyukur karena bagi orang-orang percaya, bagi orang-orang yang menang, kita pasti akan menikmati kehidupan kekal bersama Kristus di sorga nanti. Bukan mudah-mudahan, bukan semoga, bukan “insya Allah”, bukan kemungkinan besar, tetapi PASTI.

Tetapi George Eldon Ladd mempunyai pandangan yang lain. Ia mengatakan bahwa pemberian manna yang tersembunyi kepada orang-orang yang menang ini menunjuk pada ‘perjamuan kawin Anak Domba’ dalam Wah 19:9.

Wahyu 19:9 - Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba."…”

Ini memang merupakan suatu tafsiran yang sangat memungkinkan, mengingat bahwa orang-orang di Pergamus digoda oleh pesta / perayaan kafir. Sekarang kepada mereka ditawarkan pesta ‘perjamuan kawin Anak Domba’. Memang sama seperti Kristus, setelah menolak cara mendapatkan makanan yang ditawarkan oleh setan (Matius 4:2-4) lalu mendapatkan makanan melalui pelayanan malaikat (Matius 4:11b), demikian juga kalau kita bisa menolak kenikmatan dunia yang ditawarkan oleh setan, akan menerima kenikmatan surgawi yang ditawarkan oleh Tuhan. Sebenarnya kedua pandangan ini bisa digabungkan seperti yang dilakukan John Stott :

John Stott: Pahala yang dijanjikan dengan mana setiap surat dari ketujuh surat itu diakhiri adalah pahala untuk diwarisi di surga, bukan di dunia. Demikianlah jiwa kita yang di dunia ini sudah mengecap Kristus, manna rohani kita, akan berpesta dengan Dia untuk selama-lamanya di surga. Dengan menyangkal diri kita sendiri terhadap kemewahan dari daging persembahan berhala dalam hidup ini, maka pesta makan akan lebih mewah dalam hidup yang akan datang. (What Christ Thinks of the Church, hal. 65).

Saya setuju pandangan Stott ini. Jadi boleh disimpulkan bahwa bagi barangsiapa yang menang (setia berpegang pada ajaran yang benar dan tidak menjadi sesat), Kristus berjanji untuk memberikan diri-Nya kepada mereka secara penuh sebagai “manna sorgawi” yang memastikan kehidupan kekal bagi mereka dan itu menjadi jaminan untuk setiap orang yang percaya kepada-Nya ikut bagian dalam pesta perkawinan Anak Domba Allah di sorga nanti. Apakah saudara merindukan hal ini? Tetaplah setia berpegang pada ajaran yang benar dan jangan menjadi sesat!

b. Batu putih.

Kristus juga berjanji untuk memberikan batu putih kepada setiap orang yang menang.

Wahyu 2:17 - “…Barangsiapa menang,… Aku akan mengaruniakan kepadanya batu putih, yang di atasnya tertulis nama baru, yang tidak diketahui oleh siapa pun, selain oleh yang menerimanya."

Apa yang dimaksudkan dengan batu putih ini? Ada banyak penafsiran tentang hal ini (10 pandangan). Leon Morris berkata bahwa kita tidak tahu arti pasti dari batu putih ini tetapi yang pasti ini adalah sebuah berkat. Beberapa penafsiran akan saya kemukakan di sini :

1. Barclay mengatakan bahwa pada zaman itu merupakan kebiasaan yang sangat umum untuk membawa semacam jimat. Kadang-kadang jimat itu merupakan logam mulia atau batu mulia, tetapi seringkali hanya berupa sebuah batu biasa (pebble). Pada batu itu tertulis nama seorang dewa, yang akan menolong pembawa jimat itu. Jimat itu dianggap akan menjadi 2 kali lebih efektif, jika tidak seorang pun selain pemiliknya mengetahui nama dewa apa yang tertulis di sana.

Jika tradisi ini yang diacu maka artinya adalah bahwa sebagaimana orang kafir membawa batu yang bertuliskan nama dewa yang mereka anggap bisa menolong mereka, demikianlah orang-orang yang menang akan menerima batu putih yakni jaminan keamanan kekal karena mereka mengenal nama satu-satunya Allah yang benar.

2. William Hendriksen mengatakan bahwa batu putih menunjuk pada kesucian, keindahan, dan kemuliaan (Wahyu 3:4; 6:2). Batu itu sendiri menyimbolkan ketahanan yang lama. Dengan demikian pemberian batu putih oleh Kristus kepada orang yang menang menunjukkan bahwa orang tersebut bebas dari kesalahan dan dibersihkan dari semua dosa, dan tetap ada dalam keadaan ini selama-lamanya.

3. Penafsir yang lain mengatakan bahwa pada zaman dulu batu putih biasanya dipakai di dalam sebuah pengadilan. Apabila seorang terdakwa dihakimi dan setelah memberikan pembelaannya, maka para hakim yang akan memberikan keputusan apakah seseorang dihukum atau tidak. Apabila seorang hakim merasa bahwa si terdakwa harus dihukum, maka ia akan memberikan sebuah batu hitam kepada terdakwa dan di batu itu tertulis nama hakimnya. Tapi apabila hakim itu merasa bahwa terdakwa tidak bersalah dan karenanya tidak perlu dihukum maka ia akan menyodorkan batu putih kepada si terdakwa dengan nama sang hakim di atas batu putih itu. Dengan demikian pemberian batu putih adalah tanda bahwa seseorang tidak akan menerima hukuman dengan otoritas sang hakim.

Jikalau tradisi ini yang diacu maka ketika Kristus berjanji memberikan batu putih kepada barangsiapa yang menang, itu berarti bahwa Kristus menjamin orang tersebut tidak akan dihukum dalam pengadilan akhir. Dalam pengadilan dunia ini, orang Kristen bisa saja diberikan batu hitam oleh sang hakim dan membuat mereka dihukum/dibunuh di dunia ini, tetapi dalam pengadilan akhir di mana Kristus sendiri yang akan menjadi hakimnya, orang-orang yang menang bukan mendapatkan batu hitam melainkan batu putih yang memastikan bahwa mereka tidak akan dihukum.

Roma 8:1 - Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus.

Yohanes 5:24 - Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup.

Biar pun penafsiran-penafsiran itu menarik tetapi saya lebih condong pada penafsiran yang mengatakan bahwa pada zaman dulu batu putih digunakan sebagai undangan untuk hadir dalam sebuah pesta. Batu putih ini namanya “TESSERA” dan di atas “TESSERA” ini tertulis nama orang yang diudang. Menurut saya penafsiran ini lebih mungkin mengingat makna dari “manna yang tersembunyi” yang sudah dibahas sebelumnya mengacu juga pada perjamuan kawin Anak Domba Allah dan karena itu sangat cocok bahwa pemberian batu putih di sini dianggap sebagai pemberian undangan resmi untuk masuk dalam pesta perjamuan itu.

Robert H. Mounce : Dalam konteks dari pesta perjamuan Mesias (‘manna yang tersembunyi’), kelihatannya merupakan hal yang terbaik untuk menganggap bahwa batu putih itu adalah TESSERA yang berfungsi sebagai tanda masuk kepada pesta perjamuan itu. (New International Commentary of the NT, hal. 99).

Jadi bagi barangsiapa yang menang dalam artian percaya kepada Kristus dan teguh berpegang pada ajaran yang benar, tidak disesatkan oleh berbagai macam ajaran sesat, mereka akan mendapatkan undangan resmi dari Kristus Sang pemilik perjamuan itu untuk masuk dalam pesta / perjamuan kawin Anak Domba itu.

Dikatakan bahwa di atas batu putih itu tertulis nama baru yang tidak diketahui oleh siapa pun selain oleh yang menerimanya.

Wahyu 2:17 - “…Barangsiapa menang,… Aku akan mengaruniakan kepadanya batu putih, yang di atasnya tertulis nama baru, yang tidak diketahui oleh siapa pun, selain oleh yang menerimanya."

Kalau batu putih adalah undangan pesta, maka nama yang tertera di sana sudah pasti adalah nama penerima undangannya dan itu adalah orang-orang yang percaya / orang yang menang. Tetapi mengapa dikatakan nama baru? Ingat bahwa bagi orang pada zaman itu, nama bukan hanya sebutan tetapi menunjuk pada diri / pribadi penyandang nama itu. Karena itu jikalau terjadi perubahan dalam diri seseorang maka biasanya namanya diganti dengan nama yang baru. Misalnya nama “Abram” diganti menjadi “Abraham, nama “Sarai” diganti menjadi “Sara”, nama “Yakub” diganti menjadi “Israel”, dll. Demikian juga dengan semua orang percaya, di surga nanti kita semua sudah diubahkan dan menjadi sempurna maka perubahan dan kesempurnaan itu digambarkan dengan pemberian nama baru bagi masing-masing kita. Apakah nama baru ini hanya simbol dari perubahan dan kesempurnaan kita, ataukah memang secara hurufiah nama kita di sana diganti, saya tidak tahu. Nama baru ini tidak diketahui oleh siapa pun selain yang menerimanya. Ini berarti bahwa masing-masing kita di surga nanti akan tetap memiliki kepribadian yang berbeda satu dengan yang lain dan hanya kita yang dapat mengenal kepribadian kita sendiri.

Demikianlah 2 hal yang dijanjikan Kristus kepada orang-orang yang menang. Mereka akan diberi makan dari manna yang tersembunyi dan akan mendapatkan batu putih yang tertulis nama baru. Sebagaimana yang sudah saya jelaskan maka secara umum artinya adalah bahwa bagi orang-orang yang percaya dan tetap berpegang pada ajaran yang benar, dan tidak disesatkan oleh berbagai macam ajaran palsu, kepada mereka Kristus sendiri akan memberikan diri-Nya secara penuh sebagai “manna sorgawi” itu. Mereka pasti akan diselamatkan dan juga akan diberikan undangan untuk masuk dalam sukacita pesta perjamuan kawin Anak Domba Allah di sorga nanti. Tentu ini adalah kebahagiaan yang besar dan tiada taranya. 

Bagi saudara yang sering mendapatkan undangan pesta dunia ini, ingatlah bahwa semewah apa pun pesta di dunia ini, tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan pesta perkawinan Anak Domba Allah itu. Dan bagi saudara yang mungkin di dunia ini jarang mendapatkan undangan pesta, atau mungkin lupa diundang dan saudara kecewa, atau bahkan tidak pernah mendapatkan undangan untuk pesta, janganlah bersedih hati. Asal saudara percaya sungguh-sungguh pada Yesus, tetap berpegang pada ajaran yang benar maka saudara akan diundang langsung oleh Yesus Kristus pemilik pesta itu.

Wahyu 19:6-9 - (6) Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja. (7) Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia. (9) - Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba."…”

Maukah saudara diberikan manna yang tersembunyi dan batu putih itu oleh Kristus? Kalau mau, saudara harus menang dalam artian saudara harus sungguh-sungguh percaya kepada Yesus, berpegang pada ajaran yang benar dan jangan sampai tersesat.

Tetapi bagaimana bisa tetap berpegang pada ajaran yang benar dan tidak tersesat di tengah-tengah dunia yang penuh dengan nabi palsu dan ajaran-ajaran sesat seperti ini? Bagaimana bisa tidak sesat jikalau ada banyak pendeta yang justru mengajarkan ajaran sesat? Caranya adalah saudara harus benar-benar percaya pada Yesus. Kalau saudara percaya pada Yesus, saudara adalah domba Tuhan, dan Tuhan akan menjadi gembala saudara. Dia akan menuntun engkau di jalan yang benar. Setelah itu rajinlah belajar Firman Tuhan (ikut kelas Pemahaman Alkitab) secara rutin sehingga saudara benar-benar mengetahui ajaran yang benar dan kuat perpegang padanya tanpa bisa disesatkan oleh angin pengajaran yang bagaimana pun juga. Maukah saudara? Ingatlah dan renungkanlah kjata-kata ini :

Lukas 14:15 - “…"Berbahagialah orang yang akan dijamu dalam Kerajaan Allah."
- AMIN -
Next Post Previous Post