SAKSI-SAKSI YEHUWA DAN YOHANES 17:3
Pdt.Budi Asali, M.Div.
Yohanes 17:3 - “Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus”.
Ini merupakan salah satu ayat favorit dari Saksi-Saksi Yehuwa untuk menyerang keilahian Kristus (dan sekaligus doktrin Allah Tritunggal), karena dalam ayat ini Yesus berdoa / berbicara kepada Bapa, dan menyebut Bapa sebagai ‘satu-satunya Allah yang benar’. Saksi-Saksi Yehuwa menganggap bahwa ayat ini membuktikan bahwa Yesus bukan Allah.
Bantahan:
a) Calvin menganggap bahwa dalam ayat ini Yesus berbicara sebagai Allah yang merendahkan diri menjadi Pengantara antara Allah dan manusia.
John Calvin: “‘This is eternal life, that they believe thee to be the one true God, and Jesus Christ whom thou hast sent’ (John 17:3p.). For speaking in the person of the Mediator, he holds a middle rank between God and man; yet his majesty is not on this account diminished. For even though he emptied himself (Phil. 2:7), he lost not his glory with the Father which was hidden to the world. Thus the apostle in Heb., ch. 2, although he admits that Christ was for a short time abased beneath the angels (vs. 7,9), does not hesitate at the same time to declare him to be the everlasting God who founded the earth (ch. 1:10). Therefore we must hold that, as often as Christ in this person of Mediator addresses God, under this name of God is included his deity, which is also Christ’s. ... to restrict the name ‘God’ to the Father, to the exclusion of the Son, is neither lawful nor right” [= Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus’ (Yohanes 17:3). Karena berbicara dalam diri dari Pengantara, Ia mempunyai kedudukan di tengah di antara Allah dan manusia; tetapi keagungan / kuasaNya tidak berkurang karena hal ini. Karena sekalipun Ia mengosongkan diriNya sendiri (Fil 2:7), Ia tidak kehilangan kemuliaanNya dengan Bapa yang disembunyikan dari dunia. Karena itu, sang rasul dalam Ibr 2, sekalipun mengakui bahwa Kristus untuk waktu yang singkat direndahkan di bawah malaikat-malaikat (ay 7,9), pada saat yang sama tidak ragu-ragu untuk menyatakan Dia sebagai Allah yang kekal, yang meletakkan dasar bumi (Ibrani 1:10). Karena itu kita harus mempercayai bahwa, sesering Kristus dalam diri dari Pengantara membicarakan Allah, di bawah nama / kata Allah ini tercakup keilahianNya, yang juga adalah milik Kristus. ... membatasi nama ‘Allah’ untuk Bapa, dan mengeluarkan Anak (tidak mencakup Anak dalam istilah itu), adalah tidak sah dan tidak benar] - ‘Institutes of the Christian Religion’, Book I, Chapter XIII, no 26.
b) Yohanes 17:3 di atas tidak boleh ditafsirkan bertentangan dengan ayat Kitab Suci yang lain, dan 1Yohanes 5:20 mengatakan bahwa Yesus adalah ‘Allah yang benar’.
Bdk. 1Yohanes 5:20 - “Akan tetapi kita tahu, bahwa Anak Allah telah datang dan telah mengaruniakan pengertian kepada kita, supaya kita mengenal Yang Benar; dan kita ada di dalam Yang Benar, di dalam AnakNya Yesus Kristus. Dia adalah Allah yang benar dan hidup yang kekal”.
Jadi, kita tidak boleh menafsirkan kata-kata ‘satu-satunya Allah yang benar’ dalam Yohanes 17:3 itu sehingga berarti bahwa ‘Yesus bukan Allah yang benar’.
c) Pernyataan bahwa Allah itu esa / satu, bertujuan:
1. Untuk menentang polytheisme, bukan menentang keilahian Kristus (atau Roh Kudus), atau doktrin Allah Tritunggal.
Kalau Kitab Suci mengatakan bahwa Allah itu satu / esa, maka tujuannya adalah menentang polytheisme (= kepercayaan kepada banyak allah / dewa), bukan untuk menentang keilahian Kristus (ataupun doktrin Allah Tritunggal). Saya percaya bahwa ini bukan hanya berlaku untuk Yohanes 17:3 ini tetapi juga untuk semua ayat lain yang menunjukkan bahwa Allah itu esa, seperti Ulangan 6:4, 1Korintus 8:4,6 1Timotius 2:5, Yakobus 2:19, dsb. Perlu diingat bahwa pada jaman itu semua agama lain di luar Kristen dan Yudaisme, menganut polytheisme.
Bahwa kata-kata ‘Allah itu esa / satu’ dalam Kitab Suci ditujukan untuk menentang polytheisme, terlihat dari:
· Ulangan 6:4 yang menyatakan bahwa TUHAN itu esa, disusul oleh Ul 6:14-15 - “(14) Janganlah kamu mengikuti allah lain, dari antara allah bangsa-bangsa sekelilingmu, (15) sebab TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu di tengah-tengahmu, supaya jangan bangkit murka TUHAN, Allahmu, terhadap engkau, sehingga Ia memunahkan engkau dari muka bumi”.
· 1Korintus 8:4-6 - “(4) Tentang hal makan daging persembahan berhala kita tahu: ‘tidak ada berhala di dunia dan tidak ada Allah lain dari pada Allah yang esa.’ (5) Sebab sungguhpun ada apa yang disebut ‘allah’, baik di sorga, maupun di bumi - dan memang benar ada banyak ‘allah’ dan banyak ‘tuhan’ yang demikian - (6) namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari padaNya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang olehNya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup”.
1Korintus 8: 4 sudah mengkontraskan antara ‘berhala’ dan ‘tidak ada Allah lain dari pada Allah yang esa’. Kontras itu lebih ditekankan lagi dalam ay 5-6, karena 1Korintus 8: 5 berbicara tentang berhala (yang disebut ‘tuhan’ atau ‘allah’ oleh banyak orang), sedangkan 1Korintus 8: 6 berbicara tentang satu Allah dan satu Tuhan.
Baca Juga: Pengajaran Saksi Yehuwa
Adam Clarke memberikan komentar tentang Yohanes 17:3 ini dengan kata-kata sebagai berikut: “What is said here of ‘the only true God’ seems said in opposition to the gods whom the heathens worshipped; not in opposition to Jesus Christ himself, who is called the true God by John, in 1 Epist. 5:20.” (= Apa yang dikatakan di sini tentang ‘satu-satunya Allah yang benar’ kelihatannya dikatakan untuk mempertentangkan dengan allah-allah / dewa-dewa yang disembah oleh orang-orang kafir; bukan untuk mempertentangkan dengan Yesus Kristus sendiri, yang disebut ‘Allah yang benar’ oleh Yohanes, dalam 1Yohanes 5:20) - hal 637.
2. Untuk menyatakan bahwa hakekat Allah hanya satu, bukan bahwa pribadi Allah hanya satu.
John Calvin: “when we hear ‘one’ we ought to understand ‘unity of substance’; when we hear ‘three in one essence,’ the persons in this trinity are meant” (= pada waktu kita mendengar ‘satu’ kita harus mengerti / menafsirkannya sebagai ‘kesatuan zat’; pada waktu kita mendengar ‘tiga dalam satu hakekat’, maka pribadi-pribadi dalam Tritunggal ini yang dimaksudkan) - ‘Institutes of the Christian Religion’, Book I, Chapter XIII, no 5.
Mengapa kita harus menafsirkan seperti ini? Karena dalam Kitab Suci ada banyak hal yang menyatakan adanya kejamakan dalam diri Allah. Ini akan kita lihat belakangan dalam pembahasan tentang doktrin Allah Tritunggal.
d) Konsekwensi dari penafsiran Saksi Yehuwa.
Kalau Saksi-Saksi Yehuwa menggunakan Yohanes 17:3 untuk mengatakan bahwa Yesus bukan Allah, maka konsekwensinya, Yesus harus dianggap sebagai sama sekali bukan Allah, bukan ‘Allah yang perkasa’ (Yesaya 9:5), bukan juga ‘allah kecil’ / ‘suatu allah’ [Yohanes 1:1 (NWT/TDB)], seperti yang mereka percayai. SAKSI-SAKSI YEHUWA DAN YOHANES 17:3.