4 PELAJARAN: TAHUN BARU TAHUN PENGHARAPAN

Pdt.Samuel T. Gunawan, M.Th.
(KHOTBAH IBADAH AKHIR TAHUN)
4 PELAJARAN:TAHUN BARU TAHUN PENGHARAPAN
gadget, bisnis, otomotif
“Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu." Imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui, bahwa tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup. Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah, dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan” (Roma 4:18-21)

Kita akan segera meninggalkan tahun 2022 dan memasuki tahun 2023. Banyak hal telah terjadi yang kita alami dalam hidup kita pada tahun ini, ada keberhasilan dan ada juga kegagalan. Kita tidak dapat mengubah apa yang telah terjadi, itu akan menjadi sejarah hidup kita. Namun, kita dapat mengubah masa depan kita dengan harapan dan keyakinan untuk kehidupan yang lebih baik lagi.

Renungkanlah ini! Salah satu pelajaran terpenting dalam kehidupan yang perlu diketahui adalah bahwa “ketika satu pintu tertutup maka akan selalu ada satu pintu lainnya yang terbuka”. Tuhan tidak pernah menutup satu pintu tanpa membuka pintu lainnya bagi kita. Karena itu janganlah kita melihat dan menyesal pada pintu yang tertutup, tetapi lihatlah dan segeralah pergi menyambut pintu yang terbuka bagi kita.

Mengakhiri tahun 2022 ini dan sebelum memasuki tahun baru 2023 ada 4 (empat) pelajaran penting yang ingin saya bagikan kepada kita semua.

1. Ubahlah cara berpikir.

William James seorang psikolog mengatakan bahwa penemuan terbesar di generasi ini ialah bahwa manusia dapat mengubah hidupnya dengan mengubah cara berpikirnya. Cara berpikir terbentuk dari pengetahuan yang dipelajari dan pengalaman yang dialami. Cerita berikut ini menarik untuk direnungkan. Suatu ketika, ada lima profesor dari lima benua mengunjungi seorang guru yang bijak. Mereka ingin belajar mengenai rahasia hikmat.

Lalu menyampaikan maksud hati mereka kepada sang guru. Sementara duduk, kelima profesor ini di jamu dengan secangkir teh. Namun anehnya, tanpa berkata sepatah kata pun, sang guru terus saja menuangkan teh ke cangkir para profesor yang sudah terisi penuh tadi. Tentu saja air teh tumpah dan mengalir ke mana-mana. Kelima profesor tersebut berusaha mencegah sang guru melakukan perbuatan yang dianggap bodoh dan sia-sia itu. Namun mereka sangat tercengang mendengar penjelasan dari sang guru, “demikian pula kita tidak dapat menerima sesuatu yang baru, jika telah dipenuhi dengan semua hal-hal yang lama.

Itu hanya akan terbuang denga percuma.” Kisah di atas mengingatkan saya kepada apa yang dikatakan Yesus kepada murid-muridnya, “… anggur yang baru tidak diisikan ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian kantong itu akan koyak sehingga anggur itu terbuang dan kantong itu pun hancur. Tetapi anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru pula, dan dengan demikian terpeliharalah kedua-duanya” (Matius 9:17).

2. Belajarlah dari pengalaman.

Setiap peristiwa yang terjadi pada kita memiliki hikmah yang membuat kita kaya dengan pelajaran dan pengalaman hidup. Ada dua orang anak berlatih naik sepeda untuk pertama kalinya. Keduanya terjatuh karena sulit mengendalikan kemudi ketika melintasi jalan berlubang. Mereka meringis kesakitan. Yang seorang cepat-cepat berdiri dan mencoba lagi mengayuh sepedanya. Kali ini ia berjalan agak menepi sehingga terhindar dari lubang di jalan. Tapi anak lainnya segera mendorong sepedanya, lalu pulang. Sejak itu ia jera belajar naik sepeda. Dua sikap yang berbeda terhadap pengalaman!

3. Tetaplah dalam kebenaran.

Kita bebas memiliki asumsi, opini, persepsi dan keyakinan yang berbeda. Namun pertanyaannya adalah apakah keyakinan itu didasarkan pada kebenaran yang sesungguhnya? Sebuah kebenaran yang sesungguhnya adalah hakiki, tidak dapat berubah ataupun diubah karena bersumber dari Pribadi yang tak terbatas dan sempurna.

Kebenaran yang sesungguhnya menghasilkan damai sejahtera dan sukacita. Sebaliknya, keyakinan pada kebenaran yang semu mengakibatkan kekacauan dan kesedihan. Tetaplah berada pada yang benar ditengah-tengah kesulitan dan tantangan kehidupan. Ikuti arah mata kompas maka di mana pun kita tidak akan tersesat. Pasti cepat atau lambat kita akan menemukan jalan keluar. Ingatlah ini, setiap kemenangan dihasilkan dari pertandingan.

Hari terpanjang sekalipun pasti akan berakhir. Setiap masalah pasti ada jalan keluar. Itulah kekuatan sebuah harapan. Raja Daud yang sangat terkenal itu, di masa-masa sulit dan tekanan yang hebat atas hidupnya tidak pernah berhenti berharap. Pada suatu ketika ia pernah berkata, “Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Penolongku dan Allahku!”

4. Miliki pengharapan yang baru.

Tetaplah berharap dan jangan pernah berhenti percaya pada Tuhan yang telah menanamkan harapan itu dalam hati Anda untuk diwujudkan menjadi suatu kenyataan. Harapkanlah sesuatu yang baik untuk terjadi sekalipun di masa-masa yang sulit, karena harapan itu akan memberikan energi yang luar biasa atas hidup kita. Hal yang paling mematikan bagi kehidupan adalah ketiadaan harapan. Sebaliknya, kehidupan akan berespons terhadap harapan, karena sebuah harapanlah kita akan tetap eksis dan kuat.

Ada sebuah hubungan langsung antara iman (keyakinan) dan pengharapan. Kita tidak dapat memiliki iman tanpa pengharapan, demikian juga sebaliknya. Iman memberi sesuatu kepada hal-hal yang kita harapkan. Jika pengharapan dihilangkan, maka iman tidak ada sasaran untuk dicapai. Abraham, dalam ayat bacaan kita di atas dengan jelas merefleksikan hubungan antara iman dan pengharapan. Karena itu dalam ayat itu dikatakan, “Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu.” (Roma 4:18).

Sebuah kisah hubungan iman dan pengharapan adalah kisah tentang seorang pria dari sebuah desa yang masuk ke sebuah gereja di sebuah kota untuk beribadah. Ketika orang-orang mulai memuji Tuhan, suhu di ruangan itu mulai naik. Lalu pria ini melihat seorang petugas mengarahkan sebuah kotak putih kecil (remote control) kearah dinding tembok tempat sebuah benda putih yang lebih besar (AC). Seketika udara dingin bertiup dari corong ventilasi ke wajah pria desa ini. Dengan penuh kekaguman, ia berpikir ini pasti salah satu hal terbesar yang pernah ia alami.

BACA JUGA: MENJADI SAHABAT SEMUA ORANG

Singkat cerita, selesai ibadah pria ini segera bertanya kepada petugas tersebut tentang alat (remote) itu dan bagaimana ia bisa mendapatkan. Petugas memberitahu bahwa bahwa itu adalah sebuah remote dan dapat dibeli di sebuah toko elektronik. Mendengar itu pria ini menjadi tidak sabar dan segera pergi membeli remote control itu. 

Setelah itu ia ke rumahnya didesa, dan mencoba menggunakan remote itu untuk mendapatkan udara dingin dengan mengarahkannya ke tembok rumahnya. Namun, udara dingin tidak pernah keluar. Pria ini tidak menyadari bahwa bukan remote itu yang menghasilkan udara dingin, melainkan AC. Remote hanya mengubah suhu ruangan sesuai keinginan.

Itulah sebuah gambaran yang indah dari cara iman dan pengharapan bekerja bersama. Pengharapan diibaratkan remote untuk mengaktifkan iman kita. Meskipun iman adalah kekuatan yang mengalahkan dunia (1 Yohanes 5:5), pengharapan adalah kemenangan yang menyebabkan iman kita bergerak untuk mencapainya. 

Jika pengharapan dilenyapkan, maka iman tidak akan pernah diaktifkan. Iman harus memiliki sebuah sasaran, dan pengharapan adalah sasaran dari iman. Pengharapan adalah sesuatu di masa depan yang belum terwujud, tetapi mungkin untuk diwujudkan, dengan suatu keyakinan yang kuat (Ibrani 11:1). Karena itu jangan pernah berhenti berharap dan pastikan masih ada harapan di hati Anda yang tidak akan mengecewakan (Roma 5:5).

Selamat menyambut dan memasuki Tahun Baru 1 Januari 2023! Tuhan menyertai dan memberkati! .  4 PELAJARAN: TAHUN BARU TAHUN PENGHARAPAN.  Amin
Next Post Previous Post