KEJADIAN 31:1-21 (YAKUB PULANG DAN KEPERGIAN SEKELUARGA)

Pdt.Budi Asali, M.Div.
KEJADIAN 31:1-21 (YAKUB PULANG DAN KEPERGIAN SEKELUARGA)

I) Hal-hal yang mendorong Yakub untuk pulang.

1) Laban curang dan semena-mena (Kejadian 31: 7).

Kata-kata ’10 kali’ dalam ay 7 ini mungkin sekali tidak berarti hurufiah, tetapi artinya adalah ‘banyak kali’.

Penerapan:

Jangan berlaku curang dan semena-mena terhadap bawahan, pegawai, ataupun pembantu saudara!

2) Perubahan sikap Laban (Kejadian 31: 2).

Tadi dikatakan bahwa Labanlah yang bersikap curang terhadap Yakub, tetapi mengapa sekarang justru Laban yang berubah sikapnya terha­dap Yakub? Ini terjadi karena:

a) Allah melihat penindasan yang dilakukan oleh Laban itu (Kejadian 31: 12b).

Penerapan:

· kalau saudara ditindas, percayalah bahwa Allah melihat hal itu.

· kalau saudara menindas, maka sadarilah bahwa Allah juga melihat hal itu, dan karena itu bertobatlah!

b) Allah lalu menolong Yakub sehingga sekalipun Laban curang, Yakub makin jaya (ay 7b-9).

c) Laban yang tamak itu tidak bisa melihat orang lain menjadi jaya / bertambah kaya, padahal ia sendiri sebetulnya juga kaya dan tidak kekurangan apapun juga. Memang sifat tamak pada umumnya bergandengan tangan dengan sifat iri hati!

Penerapan:

Bagaimana sikap saudara kalau teman sekerja saudara mendapat­kan kenaikan gaji? Bagaimana sikap saudara kalau adik / kakak saudara mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang lebih besar dari saudara? Kalau saudara memang mengasihi sesama saudara seperti diri saudara sendiri, maka sebetulnya saudara akan merasa sukacita pada saat sesama saudara mendapatkan sesuatu yang baik. Kalau saudara justru iri hati, maka itu berarti saudara tidak mengasihi orang itu!

3) Kata-kata anak-anak Laban terdengar oleh Yakub (Kejadian 31: 1).

a) ’Yakub telah mengambil’.

Ini jelas fitnah karena Yakub mendapatkan semua itu sebagai upahnya, sesuai dengan perjanjian yang disetujui oleh Yakub dan Laban (bdk. Kejadian 30:31-43).

b) ’Segala harta milik ayah kita’.

Ini jelas tidak benar, karena kalau memang segala harta Laban sudah diambil oleh Yakub, maka itu berarti Laban tidak punya apa-apa lagi.

Tetapi memang orang yang tamak, kalau untungnya berkurang, apalagi kalau rugi, sekalipun dirinya masih kaya, tetap mengang­gap itu sebagai bencana yang sangat besar, sehingga segala sesuatu terlihat lebih jelek dari yang sebenarnya!

Penerapan:

Ini bisa saudara jadikan cara mengetest apakah saudara adalah orang yang tamak atau tidak. Kalau misalnya saudara punya penghasilan Rp 10 juta / bulan, dan suatu kali penghasilan itu turun menjadi Rp 3 juta / bulan, bagaimana sikap saudara? Bisakah saudara bersi­kap santai dan tetap bersyukur kepada Tuhan, dengan pemikiran bahwa Rp 3 juta / bulan itu lebih dari cukup untuk memelihara kehidupan keluarga saudara? Atau apakah saudara menjadi panik, karena menganggap hal itu sebagai bencana yang luar biasa hebatnya?

c) Dari kata-kata ini terlihat bahwa ketamakan Laban ‘menular’ kepada anak-anaknya! Anak-anaknya yang dari kecil melihat kecin­taan Laban terhadap uang, mau tidak mau akhirnya ketularan ketamakan Laban itu!

Penerapan:

Hati-hatilah dengan hidup saudara, karena dosa-dosa yang saudara biarkan ada dalam diri saudara, mudah sekali menular kepada anak-anak saudara! Misalnya:

· kalau saudara sering membolos dari kebaktian, anak-anak saudara akan menarik kesimpulan bahwa berbakti bukanlah sesuatu yang penting, sehingga merekapun akan sering membolos seperti saudara!

· hal yang sama akan terjadi kalau saudara kuatir, sombong, suka ngaret, sering memaki / mengeluarkan kata-kata kotor, merokok, bersikap materialis, berdusta dsb.

4) Firman Tuhan menyuruh Yakub pulang (Kejadian 31: 13).

a) Ay 13a menunjukkan bahwa nazar yang sudah 20 tahunpun tetap diingat oleh Tuhan! Karena itu jangan sembarangan bernazar kepada Tuhan!

b) Ay 13b jelas menunjukkan bahwa Tuhan menyuruhnya pulang.

Ini adalah alasan yang terutama mengapa Yakub mau pulang. Dalam kasus Yakub ini, sikon memang tidak menyenangkan bagi dia, sehingga jelas bahwa iapun ingin pulang. Dan ‘kebetulan’ Tuhan mempunyai kehendak yang sama dengan dia sehingga tidaklah sukar bagi Yakub untuk mentaati kehendak Tuhan pada saat itu.

Penerapan:

Bagaimana kalau Tuhan menyuruh saudara pergi pada waktu menurut saudara lebih menguntungkan kalau saudara tetap tinggal? Dan bagaimana kalau Tuhan menyuruh saudara tinggal, pada waktu saudara merasa bahwa pergi adalah sesuatu yang terbaik? Apakah saudara melangkah berdasarkan firman / kehendak Tuhan, atau berdasarkan enak / tidaknya atau untung ruginya?

II) Perundingan Yakub dengan istri-istrinya.

1) Yakub memanggil Rahel dan Lea ke padang (Kejadian 31: 4).

· Bilha dan Zilpa adalah budak sehingga tidak diajak berunding.

· Rahel didahulukan dari Lea karena ia adalah istri yang lebih / paling dicintai oleh Yakub.

· mereka berdua diajak ke padang, supaya pembicaraan mereka tidak bisa didengar oleh Laban dan anak-anaknya.

2) Yakub mengajak / membujuk istri-istrinya untuk mau pulang ke Kanaan.

a) Sekalipun Yakub mendapat firman Tuhan untuk pulang ke Kanaan, tetapi adalah sesuatu yang sangat terpuji bahwa Yakub mengajak istri-istrinya berunding tentang hal itu! Mengapa? Karena kesatuan hati dalam keluarga adalah sesuatu yang sangat penting!

Penerapan:

· Kalau saudara yakin bahwa saudara dipanggil Tuhan menjadi hamba Tuhan, maka saudara tetap harus merundingkannya dengan istri saudara. Dalam Galatia 1:16 Paulus berkata bahwa pada saat ia dipanggil Tuhan menjadi hamba Tuhan ia tidak meminta pertimbangan manusia. Tetapi ini disebabkan karena saat itu Paulus tidak punya istri (1Korintus 7:7-8 9:5).

· Kalau saudara merasa bahwa Tuhan menghendaki saudara untuk mempersem­bahkan sejumlah uang yang cukup besar kepada Tuhan / gereja, maka saudarapun harus berunding dengan istri saudara!

b) Kalau ada perintah jelas dari Tuhan saja kita tetap harus berunding dengan istri, lebih-lebih kalau tidak ada perintah jelas dari Tuhan! Jadi kalau atas kehendak saudara sendiri saudara ingin membeli sebuah mobil, pindah kerja, atau tindakan apapun yang besar / penting, maka saudara harus merundingkannya dengan istri saudara! Sekalipun firman Tuhan menyatakan bahwa suami adalah kepala keluarga dan istri harus tunduk kepada suami, tetapi jangan memimpin keluarga sebagai seorang diktator! Ini sangat penting demi tercapainya kesehatian dalam keluarga saudara!

c) Kalau suami, yang dinyatakan oleh Tuhan sebagai kepala keluar­ga, harus berunding dengan istrinya pada saat mau melakukan hal yang penting / besar, maka jelas bahwa kalau istri mau melaku­kan hal yang penting / besar, ia juga harus berunding dengan suami!

d) Sekarang, bagaimana kalau saudara mendapat perintah Tuhan, dan setelah saudara merundingkan dengan istri saudara, lalu istri saudara berkeras supaya saudara tidak mentaati Tuhan? Dalam hal ini jelas saudara harus tetap tunduk kepada Tuhan, karena firman Tuhan menga­jar bahwa kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia (Kisah Para Rasul 5:29).

Kesimpulan: berunding dengan istri tidak berarti ‘minta ijin’ kepada istri untuk mentaati Tuhan. Sebelum berunding dengan istripun saudara harus sudah mempunyai keputusan untuk mentaati perintah Tuhan. Perundingan itu hanya dilakukan supaya sedapat mungkin ada kesehatian antara saudara dan istri saudara!

3) Hal-hal yang Yakub ceritakan kepada istri-istrinya (Kejadian 31: 4-13):

a) Jeleknya Laban:

· Laban berubah sikap (Kejadian 31: 5).

· Laban adalah boss yang curang (ay 7a), sekalipun Yakub adalah pekerja yang baik / rajin (Kejadian 31: 6). Kalau akhirnya Yakub jaya, itu bukan karena kebaikan Laban, tetapi karena berkat Tuhan (ay 7b-9).

· Rupanya selama ini Yakub menutupi kejelekan Laban dari istri-istrinya, tetapi sekarang keadaan memaksa dia untuk menceri­takan hal itu, supaya istri-istrinya tidak mempunyai pikiran buruk tentang dirinya sendiri.

b) Firman Tuhan yang ia terima (Kejadian 31: 10-13).

· Ay 10-12 dianggap oleh Calvin sebagai dasar bahwa Yakub dipimpin / diberi petunjuk oleh Tuhan sehingga melakukan apa yang ia lakukan dalam Kejadian 30:31-43. Ini perlu diketahui oleh istri-istri Yakub supaya mereka tidak beranggapan bahwa Yakub mendapatkan ternak Laban melalui suatu kecurangan.

· Kejadian 31: 13 menyuruh dia pulang.

4) Tanggapan Rahel dan Lea (Kejadian 31: 14-16).

a) Ay 14-16a menunjukkan bahwa Rahel dan Lea tidak senang kepada Laban, yang adalah ayah mereka sendiri, karena:

· mereka tidak diberi warisan (Kejadian 31: 14).

· mereka merasa diperlakukan sebagai orang asing, karena mereka dijual (Kejadian 31: 15a).

· Ay 15b: ‘bagian kami telah dihabiskannya sama sekali’.

NIV: ‘he has used up what was paid for us’ (= ia telah mengha­biskan apa yang dibayar untuk kami).

NASB: ‘he also entirely consumed our purchase price’ (= ia juga menghabiskan sama sekali harga pembelian kami).

Jadi mereka berpendapat bahwa mereka punya bagian dari hasil yang didapat oleh Laban dari kerja Yakub selama 14 tahun untuk mendapatkan mereka sebagai istri. Tetapi ternyata semua ini dihabiskan oleh Laban sendiri.

Kesimpulannya: Laban menuai apa yang ia tabur!

Penerapan:

Sebagai orang tua kita bukan hanya harus mencukupi kebutuhan jasmani anak-anak kita, tetapi juga harus memberikan waktu, kasih sayang, perhatian, disiplin, dan juga pendidikan rohani. Kalau selama ini saudara melalaikan sebagian atau seluruh hal-hal itu, maka jangan kaget kalau suatu hari kelak, saudara akan menuai hasil yang sama seperti yang dituai oleh Laban!

b) Mereka mendorong Yakub untuk mentaati Tuhan (Kejadian 31: 16b).

Penerapan:

Apakah saudara selalu mendorong pasangan hidup saudara untuk mentaati Tuhan? Atau saudara sering menghalangi mereka untuk men­taati Tuhan? Misalnya:

· seringkah saudara mengajak suami / istri saudara piknik dan tidak ke gereja pada hari minggu?

· seringkah saudara mengajak pasangan saudara melakukan sesuatu sehingga melalaikan pelayanan, rapat dsb?

· seringkah saudara menyuruh pasangan saudara berdusta?

Kesimpulan dari tanggapan Rahel dan Lea ini ialah: mereka sehati dengan Yakub! Ini sesuatu yang penting bagi mereka dalam mengha­dapi Laban maupun perjalanan yang berat untuk pulang ke Kanaan.

Kita semua harus banyak berdoa dan mengusahakan kesatuan hati seperti ini dalam keluarga kita! Tidak cukup kalau saudara sekedar tidak gegeran dengan suami / istri saudara! Saudara harus sehati dan saling mengasihi dengan suami / istri saudara!

III) Kepergian Yakub sekeluarga (Kejadian 31: 17-21).

1) Mereka pergi tanpa memberitahu Laban (Kejadian 31: 20).

Mengapa? Karena mereka pasti akan ditahan! Bdk. Kejadian 30:25-27.

Sekalipun Laban sudah tidak senang kepada Yakub, tentu ia keberatan kalau anak-anaknya, cucu-cucunya, dan juga semua ternak Yakub dibawa pergi! Banyak orang menyoroti tindakan Yakub ini secara negatif, tetapi sebetulnya ada sesuatu yang positif dari tindakan Yakub ini, yaitu bahwa ia berani menabrak halangan dalam mentaati firman Tuhan!

2) Rahel mencuri terafim ayahnya (Kejadian 31: 19).

a) Bahwa Laban mempunyai terafim yang dalam ay 30 ia sebut seba­gai ‘dewa-dewaku’ (= my gods), menunjukkan bahwa ia adalah seorang syncretist (= orang yang mempunyai 2 agama atau lebih). Ia juga menyembah Yahweh, tetapi ia juga menyembah / memperca­yai dewa / berhala.

Contoh lain:

· orang kristen yang masih tetap ikut Idul Fitri.

· orang kristen yang masih mempunyai jimat, aji-aji dsb.

· orang kristen yang masih percaya kepada dukun, gunung Kawi, segala macam tahyul (tentang hari baik, shio, rumah tusuk sate dsb).

b) Untuk apa Rahel mencuri terafim itu? Tentang ini ada bermacam-macam pandangan:

· ia mencuri terafim itu supaya ayahnya berhenti menyembah berhala. Tetapi kalau ini memang merupakan tujuannya, mengapa ia tidak mencurinya dari dulu? Dan mengapa setelah ia mencuri terafim itu ia tetap menyimpannya?

· ia mencuri terafim itu supaya Laban tidak bisa bertanya kepada terafim itu kemana ia harus mengejar Yakub. Kalau memang ini alasannya, itu berarti bahwa Rahel juga percaya kepada terafim itu.

· terafim itu terbuat dari logam yang mahal. Ini berarti motif pencurian itu betul-betul adalah pencurian. Tetapi mengapa ia tidak sekalian saja mencuri barang berharga yang lain?

· Rahel juga percaya kepada terafim itu, dan ia mencurinya demi kepercayaannya sendiri pada terafim itu. Ini bukan sesuatu yang aneh, karena di atas telah kita lihat bahwa dosa orang tua mudah menular kepada anak-anaknya!

Penutup:

20 tahun yang lalu Yakub, yang mendapatkan janji Tuhan bahwa ia / keturunannya akan memiliki tanah Kanaan, justru terpaksa harus mening­galkan Kanaan karena takut dibunuh Esau. Sedangkan Esau seakan-akan menjadi pemilik tanah Kanaan dan pewaris tunggal dari Ishak. Jadi selama 20 tahun tidak ada tanda-tanda bahwa janji Tuhan itu akan terwujud. Tetapi sekarang Yakub kembali ke Kanaan, dan nanti kita akan lihat bahwa akhirnya janji Tuhan itu tergenapi.

Karena itu bagaimanapun sikon saat ini bertentangan dengan Firman Tuhan, tetaplah percaya pada Firman Tuhan!.KEJADIAN 31:1-21 (YAKUB PULANG DAN KEPERGIAN SEKELUARGA)

-AMIN-
Next Post Previous Post