MATIUS 5:1 (EMPAT CATATAN BERKENAAN BERBAHAGIA)

Pdt. Agus Marjanto, M.Th.
Empat (4) catatan ketika Yesus berbicara berkenaan dengan berbahagia.

1.Hal yang pertama, arti kata yang berbahagia di dalam arti bahasa Yunani-nya adalah makarios. Dan merupakan satu root-nya yaitu makar. Itu artinya adalah deeply or supremely happy. Deeply or supremely happy. Kebahagiaan yang sifatnya transcend, Ilahi, yang kekal, yang melampaui apa yang ada di dunia ini, melampaui apa yang bisa dipikirkan, dan melampaui apa yang bisa diberikan dari dunia ini. Dunia ini tidak bisa memberikannya, dan bukan saja tidak bisa memberikannya, dunia ini tidak mengenal kebahagiaan seperti ini. Dunia akan melihat apa yang diajarkan adalah sesuatu yang asing.
MATIUS 5:1 (EMPAT CATATAN BERKENAAN BERBAHAGIA)
bisnis, otomotif, gadget
2.Hal yang kedua, kebahagiaan merupakan tanda orang–orang yang dimiliki Kristus. Banyak orang salah melihat kotbah di bukit. Banyak orang melihat seperti ini, berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah karena merekalah yang empunya kerajaan Surga. Lalu kemudian saudara berpikir, saya kepingin masuk kerajaan Surga, di sini dikatakan empunya kerajaan Surga adalah berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah. Maka kemudian saudara berusaha untuk sedemikian rupa memiskinkan diri sendiri. 

Di dalam hal ini adalah sesuatu yang sifatnya ada di dalam hati, afeksi, lembut hati, miskin di hadapan Allah, penghiburan karena duka cita, seluruhnya lapar dan haus akan kebenaran, itu adalah sesuatu yang afeksi. Afeksi yang suci di dalam inti hati yang terdalam dari manusia hanya bisa dikerjakan oleh Roh Kudus, saudara dan saya tidak bisa kerjakan.

Saya mulai mengerti apa yang ada di dalam Alkitab mengenai remuk hati. Saya mengatakan bahwa berbahagialah, karena itu adalah pekerjaan dari Roh Kudus. Kalau saudara dulu tidak pernah berduka cita akan dosa, sekarang berduka cita karena dosa, itu pekerjaan Roh Kudus. Kalau dulu saudara mendengar Firman itu boleh kiri keluar kanan, sekarang mendengar Firman saudara – saudara mulai memperhatikan, mulai sadar, mulai ini nyata, mulai ini adalah bersangkut paut dengan hidupku, ini adalah sesuatu yang berharga, itu adalah karena Roh Kudus. 

Maka Yesus mengatakan berbahagia engkau. Berbahagia engkau. Saudara – saudara, dan itu tidak bisa diberikan oleh dunia. Itu menyatakan bahwa engkau milikKu, demikian kata Kristus. Engkau adalah anggota – anggota kerajaan Allah. Allah sedang bekerja di dalam hatimu, di dalam hidupmu. Inilah tanda warga negara kerajaan Surga.

3.Hal yang ketiga, kebahagiaan ini tidak berdasar kepada kepemilikkan dunia. Perhatikan beberapa hal ini, materi tidak bisa mengisi jiwa, eksternal tidak dapat memuaskan internal, outward things hal – hal di luar cannot cure tidak dapat menyembuhkan the agony of our hearts hati kita yang pedih. Materi tidak bisa mengisi jiwa, eksternal tidak bisa memuaskan yang internal, outward things cannot cure the agony of our hearts. 

Saya terkesan beberapa puluh tahun yang lalu akan satu kalimat daripada Agustinus, “Oh jiwa, aku ingin mengenalmu, seperti apakah engkau? Dan kemudian aku melihat jiwaku di dalam. Seberapa dalam jiwaku? Dan ketika aku mencermatinya, maka aku itu tidak bisa menemukan batasannya. Jiwaku terlalu dalam dan tidak ada batasnya.”Alkitab mengatakan bahwa jiwa kita tidak ada batasnya karena jiwa kita itu diciptakan di dalam kekekalan dan untuk kekekalan. 

Dan kekekalan itu tiada batasnya. Sehingga, saudara isi apapun saja di dalamnya, isi apapun saja akan hilang. Saudara mau isi dengan uang? Saudara tidak akan bisa menutup kehausan jiwamu. Karena jiwa itu begitu dalam dan tidak ada batasnya. Saudara mau isi dengan seks? Itu akan hilang. Saudara mau isi dengan kehormatan, kemakmuran dunia ini? Akan hilang. 

Dan itulah sebabnya mengerti di dalam Alkitab ada satu pengajaran yang besar tetapi pengajaran sejarah ini diulang oleh kebodohan manusia yang tidak mau belajar sejarah. Dan padahal itu adalah orang yang sangat ternama, dan mendapatkan seluruh apa yang ada di dalam dunia ini, dan itu adalah Salomo. Salomo mendapatkan semuanya, dan kemudian menyimpulkan hidupnya dengan satu kata: vanity, sia–sia. Mengapa Salomo mengatakan sia–sia? Karena jiwanya itu begitu dalam, tidak terbatas dan tidak bisa diisi dengan apapun saja.

Ketika saya melihat seluruh dosa kita, dan semua tindak tanduk kita, sebenarnya apa yang kita cari sebenarnya? Yaitu mengisi jiwa untuk bahagia. Tetapi celakanya kita tidak mengerti natur jiwa. Jiwa itu begitu dalam dan tidak terbatas, kekal, demikian kata Agustinus. Kadang kita berpikir dengan mendapatkan barang yang baru, kita akan bahagia, materi itu dapat mengisi kebahagiaan kita. 

Tetapi selang beberapa waktu kemudian, ketika kita sudah mendapatkan barang yang kita ingini, awalnya kita senang tetapi setelah dipakai dan keluar model barang yang baru lagi, maka kita tidak lagi merasa bahagia dan menginginkan barang yang baru lagi. Mengapa demikian? Saudara–saudara perhatikan, untuk merentang sedemikian rupa kebahagiaan, jangan hanya kecil, jangan hanya sekian, jangan hanya terbatas, aku rentang. Tetapi saudara mau merentangnya dengan materi, tidak pernah bisa, tidak pernah bisa!

Seneca mengatakan adalah sangat memalukan adalah orang bodoh jikalau itu berusaha untuk memenuhi hatinya, mengejar yang terbatas untuk mengisi yang tidak terbatas. Yesus Kristus mengatakan berbahagialah. Tetapi saudara mencari kebahagiaan dengan cara yang lain. Saudara pikir itu fit di dalam jiwa kita. Saya katakan tidak, tidak pernah, jangan kita bodoh. Pascal mengatakan satu kalimat, ada satu lubang di dalam hatimu yang hanya bisa diisi oleh Allah saja. Bagi anak-anak muda, mereka berpikir dengan berpacaran, itu akan mengisi lubang di dalam hatinya. Jawabannya adalah tidak. Dengan kekayaan, bisa mengisi lubang itu, jawabannya adalah tidak. 

Thomas Watson menyatakan mengapa dunia tidak bisa memberikan kepada kita kebahagiaan? Karena sejak dosa masuk ke dalam dunia, dunia sudah dikutuk oleh dosa. Dan Watson kemudian mengatakan, apakah engkau mau mendapatkan berkat dari sesuatu yang sudah dikutuk? Apakah engkau mencari dan menggali berkat dari sesuatu yang sudah dikutuk? Itu adalah persis sama engkau mau mendapatkan api dari dalam air. Jikalau saudara sungguh-sungguh mempelajari Matius 5 dan seterusnya, saya sangat sarankan saudara bersama–sama saya membaca satu buku The Beatitudes daripada Thomas Watson, orang Puritan yang luar biasa dipakai sama Tuhan.

4.Keempat, Yesus Kristus mengatakan berbahagia maka ini adalah real kebahagiaan. Apa yang Yesus Kristus itu katakan adalah kebenaran yang sesungguhnya, itu adalah realita. Aristotle menyatakan sebenarnya yang dicari oleh manusia itu adalah hanya satu, yaitu kebahagiaan. Manusia tidak mencari uang, dia berpikir bahwa dengan mendapatkan uang aku akan bisa bahagia. 

Manusia tidak mencari liburan, dia berpikir kalau dia berlibur dia bisa mendapatkan bahagia. Aristotle juga menyatakan bahwa manusia tidak mancari perkawinan, berpikir dengan menikah dia akan berbahagia. Ending akhir daripada seluruh pencarian manusia itu adalah kebahagiaan. Tetapi sama seperti filsuf yang lain, filsuf itu semuanya bertanya hanya Kristus saja yang bisa menjawab. Di seluruh pergumulan dunia filsafat–filsafat dimunculkan, memunculkan seluruh pergumulan dunia hanya di dalam Kristus ada jawaban, Jesus is the answer. 
MATIUS 5:1 (EMPAT CATATAN BERKENAAN BERBAHAGIA)
bisnis, otomotif, gadget
Yesus memberikan jawaban, berbahagialah. Kalau saudara melihat ini, dan saudara mengerti inti hidup yang dikatakan oleh filsuf, maka saudara akan melihat, ini jawabannya. Berbahagia, dan bahagia yang dikatakan oleh Yesus itu adalah sesuatu kebenaran yang real. Percayakah saudara akan perkataan Kristus Yesus ini, berbahagialah engkau jikalau engkau itu miskin di hadapan Allah? Berbahagialah engkau kalau engkau berduka cita, apakah engkau percaya? Dan jikalau engkau percaya, mengapa engkau tidak mengejarnya? 

Mengapa engkau mengejar yang lain? Kalimat ini sudah dinyatakan oleh mulut pencipta langit dan bumi, yang menciptakan jiwa kita, dan Dia mengatakan berbahagia jika engkau mendapatkan ini, berbahagialah engkau kalau engkau seperti ini. Kalau engkau mengatakan engkau percaya, mengapa engkau mencari di tempat yang lain? Sebenarnya banyak dari antara kita hanya berbudaya kristiani, dari dulu sampai sekarang Allah sudah mengatakan di dalam Firman-Nya, mereka memuji Aku dengan mulutnya tetapi hatinya jauh dari padaKu, Aku muak dengan seluruh ibadah mereka. 

Saya mau saudara sungguh-sungguh bertobat, dan mengerti Firman yang real di depan mata kita. Saya mau saudara tidak hanya memiliki kebudayaan Kristen dan ibadah yang kosong. Apakah kita sungguh-sungguh percaya akan apa yang dikatakan-Nya? Berbahagialah orang yang mendengarkan apa yang dikatakanNya.

Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div:  meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
MATIUS 5:1 (EMPAT CATATAN BERKENAAN BERBAHAGIA)
Next Post Previous Post