MASIH ADAKAH BAHASA ROH ITU?

Pdt. Budi Asali, M.Div.
Pandangan Kharismatik: Ya, bahasa Roh jelas masih ada!

Pandangan Anti Kharismatik: Tidak! Bahasa Roh / lidah lenyap dengan le-nyapnya rasul-rasul.
MASIH ADAKAH BAHASA ROH ITU?
gadget, education

Dasar pandangan ini:

I) Sejarah. 
Bapa-bapa gereja tidak pernah menulis apa-apa tentang terjadinya ba-hasa Roh / lidah. Clement of Rome, Justin Martyr, Origen, Chrysostom, Augustine menganggap bahasa Roh terjadi pada saat-saat awal dari kekristenan (jaman rasul-rasul). 

Dalam empat sampai lima abad yang pertama dalam kekristenan / gereja, orang-orang yang dilaporkan telah berbicara dalam bahasa Roh hanyalah pengikut Montanus yang sesat dan muridnya yang bernama Tertullian. 

Vincent (tentang 1Kor 12:10): “Ecstatic conditions and manifestations marked the Montanists at the close of the second century, and an account of such a case, in which a woman was the subject, is given by Tertullian . Similar phenomena have emerged at intervals in various sects, at times of great religious excitement, as among the Camisards in France, the early Quakers and Methodists, and especially the Irvingites” (= ). 
Lalu pada abad ke 17 dilaporkan adanya bahasa Roh dalam grup yang disebut Cevenol Priests di Perancis. Grup ini juga sesat. 
Pada tahun 1731 ada bahasa Roh dalam Roman Catholic Reformers yang disebut the Jansenists. Ini jelas juga grup sesat. 

The Shakers, pengikut dari Mother Ann Lee, yang hidup pada tahun 1736-1784, menggunakan bahasa Roh. Mother Ann Lee menganggap dirinya sebagai ‘the female equivalent of Jesus Christ’ (= orang perem-puan yang setara dengan Yesus Kristus) dan menganggap sex sebagai dosa, sekalipun dilakukan di dalam pernikahan. Semua ini sudah cukup untuk menganggapnya sebagai seorang yang sesat. 
Tahun 1830, seorang yang bernama Edward Irving (di London) men-dirikan the Irvingites. Grup ini berbicara dalam bahasa Roh. Ini juga grup yang sesat. 

Kesimpulan:

Sejarah menunjukkan bahwa sejak lenyapnya rasul-rasul, maka orang-orang yang berbicara dalam bahasa Roh hanyalah orang-orang dari aliran sesat.

Sanggahan Kharismatik:

Yoel 2:23 berbicara tentang ‘hujan awal dan hujan akhir’.

Hujan awal adalah pencurahan Roh Kudus dan bahasa Roh pada hari Penta-kosta. Hujan akhir adalah pencurahan Roh Kudus pada abad ke 20. (Saya berpendapat bahwa penafsiran semacam ini tidak dapat di pertanggung jawabkan. Kata-kata ‘hujan awal dan hujan akhir’ dalam Yoel 2:23 jelas mempunyai arti hurufiah, sehingga penafsirannya tidak boleh diallegorikan / dilambangkan seperti itu).

Sanggahan saya:

Faktor sejarah tidak cukup kuat untuk dijadikan dasar pandangan ini. Siapa tahu ada bahasa Roh dari orang kristen yang sungguh-sungguh, tetapi tidak dilaporkan?

II) Semua karunia mujijat lenyap bersama dengan rasul-rasul.

Bahasa Roh adalah salah satu dari karunia-karunia mujijat. Tujuan mujijat adalah untuk membuktikan bahwa:

a) Suatu ajaran memang betul-betul merupakan wahyu dari Tuhan.

b) Seseorang betul-betul adalah hamba Tuhan (rasul / nabi).

Dasar Kitab Sucinya: Keluaran 4:1-9 Keluaran 19:9 Ulangan 34:10-12 2Raja-raja 5:8 Mazmur 74:9 Kisah Para Rasul 14:3 2Korintus 12:12 Ibrani 2:3-4.

Sekarang Kitab Suci sudah lengkap, sehingga pasti tidak ada wahyu yang baru lagi dari Tuhan. Rasul dan nabi sudah tidak ada lagi. Jadi, karunia mu-jijat juga harus lenyap. Kalau karunia mujijat masih ada, maka itu memung-kinkan terjadinya Kitab Suci jilid II.

Sanggahan saya:

· Tujuan mujijat bukan hanya untuk membuktikan bahwa suatu ajaran me-rupakan wahyu Tuhan dan bahwa seseorang betul-betul hamba Tuhan (rasul / nabi). Bisa saja hanya untuk menolong seseorang, Tuhan mela-kukan mujijat.

Kata-kata dari orang yang bernubuat / berbahasa Roh tidak mesti masuk dalam Kitab Suci. Sehingga kalau jaman sekarang ada orang bernubuat / berbahasa Roh, itu tidak perlu menimbulkan Kitab Suci jilid II. 

Misalnya:

Bilangan 11:27 (NIV): “Eldad and Medad are prophesying in the camp” (= Eldad dan Medad sedang bernubuat dalam perkemahan).

Ini jelas nubuat yang sungguh-sungguh / dari Tuhan, tetapi toh isi / berita dari nubuat itu tidak dimasukkan ke dalam Kitab Suci. Hal yang sama terjadi dalam Kis 19:6.

Orang-orang Anti Kharismatik menganggap bahwa orang yang mempu-nyai karunia mujijat sudah tidak ada lagi, tetapi mujijat masih ada pada jaman ini. Bukankah analoginya adalah orang yang mem­punyai karunia berbahasa Roh sudah tidak ada, tetapi bahasa Roh masih ada? (artinya: seseorang mungkin hanya berbahasa Roh satu atau dua kali saja, lalu tidak pernah berbahasa Roh lagi). 

III) 1Korintus 13:8-13.

Bagian Kitab Suci ini digunakan baik oleh pihak Kharismatik maupun oleh pihak Anti Kharismatik untuk mendukung pandangan masing-masing.

Orang Kharismatik menganggap bahwa 1Kor 13:10 menunjuk kepada akhir jaman, sehingga mereka lalu berpendapat bahwa bahasa Roh baru berhenti pada akhir jaman.

Tetapi, orang-orang Anti Kharismatik menganggap bahwa kata-kata ‘Jika yang sempurna tiba’ dalam 1Korintus 13:10 telah terjadi pada saat kanon Kitab Suci sudah lengkap, yaitu pada akhir abad pertama.

Dasar pandangan orang-orang Anti Kharismatik ini:

a) Kata ‘yang sempurna’ (perfection) dalam 1Kor 13:10 dalam bahasa Yuna-ninya adalah TO TELEION yang sebetulnya berarti ‘the com­pleted thing’ (= benda lengkap). Kata ini digunakan 18 kali dalam Perjanjian Baru dan tidak pernah menunjuk kepada akhir jaman / kedatangan Kristus ke dua kalinya / surga.

b) 1Korintus 13:10 harus menunjuk kepada Kitab Suci, karena 1Korintus 13:12 juga menunjuk kepada Kitab Suci.

Buktinya:

· Kata ‘cermin’ dalam 1Korintus 13:12 dalam bahasa Yunaninya adalah ESOPTRON. Ini hanya digunakan 2 x dalam Perjanjian Baru. Peng-gunaan yang lain ada dalam Yakobus 1:23, dan di sana jelas menunjuk pada Kitab Suci.

· Dalam 1Kor 13:12 ada kata-kata ‘melihat dalam cermin’. Melihat siapa? Bandingkan dengan Yak 1:23-24. Jelas melihat diri sendiri! Kitab Suci memang berfungsi untuk menunjukkan kepada kita siapa diri kita yang sebenarnya.

· Dalam 1Kor 13:12 ada kata-kata ‘melihat muka dengan muka’. Apa artinya? Banding­kan dengan Bil 12:6-8 dan Kel 33:9-11. Dalam kedua bagian ini, Musa dikatakan berhadapan dengan Tuhan (muka dengan muka) dan itu menunjukkan bahwa ia mendapat wahyu yang lebih lengkap. Jadi, kalau dalam kedua bagian itu kata-kata ‘berhadapan muka’ (muka dengan muka) digunakan untuk mengkontraskan wahyu yang sebagian dan wahyu yang lebih penuh / lengkap, maka dalam 1Kor 13:12 kata-kata itu digunakan untuk mengkontraskan wahyu yang sebagian dengan wahyu yang terakhir / seluruhnya.

c) Kalau 1Kor 13:10 menunjuk kepada akhir jaman / surga, maka 1Kor 13:13 menjadi sesuatu yang tidak masuk akal, karena di surga iman dan pengharapan sudah tidak ada lagi (Ro 8:24 2Kor 5:7 Ibr 11:1). Jadi, jelas bahwa 1Kor 13:10 menunjuk pada hidup di dunia ini.

Sanggahan saya:

a. Dalam Kitab Suci, kata bahasa Yunani ‘TO TELEION’ digunakan dalam Matius 5:48 Matius 19:21 Ro 12:2 1Korintus 2:6 1Kor 13:10 1Korintus 14:20 Efesus 4:13 Filipi 3:15 Kolose 1:28 Kolose 4:12 Ibrani 5:14 Ibrani 9:11 Yakobus 1:4 Yakobus 1:17,25 Yakobus 3:2 1Yohanes 4:18.

Kalau kita meneliti ayat-ayat ini satu-persatu, maka jelaslah bahwa kata TO TELEION tidak mesti berarti ‘the completed thing’ (= benda lengkap).

b. Tentang 1Kor 13:12:

· Dalam Yakobus 1:23 tidak dikatakan secara jelas bahwa ‘cermin’ adalah lambang Kitab Suci. Dan kalaupun dalam Yak 1:23, cermin adalah lambang Kitab Suci, belum tentu dalam 1Kor 13:12 harus juga berarti Kitab Suci. Kata ‘ular’ yang sering melambangkan setan, dalam Yoh 3:14,15 melambangkan / menjadi TYPE dari Yesus.

· ‘melihat dalam cermin’ dalam 1Kor 13:12 bisa ditafsirkan ‘melihat Yesus / Allah’. Pada saat kita mati, kita akan melihat Allah (Ayub 19:26 1Yohanes 3:2).

· Dalam Bilangan 12:6-8 dan Keluaran 33:9-11 kata-kata ‘berhadapan muka’ (muka dengan muka) tidak berarti bahwa Musa mendapat wahyu yang lebih lengkap. Kata-kata itu berarti bahwa Musa mempunyai hubungan yang istimewa dengan Tuhan. Kalau kata-kata ‘berha­dapan muka’ ditafsir-kan ‘mendapat wahyu yang lengkap’, maka dari Ulangan 34:10 kita harus menarik kesimpulan bahwa setelah Musa tidak ada lagi nabi yang mendapat wahyu yang lebih lengkap dari Musa. Dan ini jelas salah!

c. Tentang 1Korintus 13:13.

Terjemahan Indonesia tidak tepat. Ini sama dengan terjemahan RSV yang juga tidak tepat. Tetapi, perhatikan terjemahan-terjemahan ini:

NIV : ‘And now these three remain ...’ (= Dan sekarang tinggallah ketiga hal ini ...).

NASB: ‘But now abide ...’ (= Tetapi sekarang tinggallah ...).

KJV : ‘And now abideth ...’ (= Dan sekarang tinggallah ...).

Adanya kata ‘now / sekarang’ menunjukkan bahwa sekalipun 1Korintus 13:10-12 menunjuk kepada akhir jaman / saat kita di surga, tetapi 1Korintus 13:13 tetap menunjuk kepada saat sekarang ini.

d. Kata ‘nanti’ dalam 1Korintus 13:12 menunjuk pada saat yang sama dengan ‘jika yang sempurna tiba’ dalam 1Kor 13:10.

Dalam 1Korintus 13:12 Paulus menggunakan kata ‘kita / we’ dan ‘aku / I’. Kita tahu bahwa Paulus mati pada lebih kurang tahun 67 Masehi, sehingga jelas bahwa Paulus mati sebelum Kitab Suci lengkap. Kalau kata-kata ‘jika yang sempurna tiba’ dalam 1Korintus 13:10 diartikan terjadi pada saat kanon Kitab Suci lengkap, maka itu berarti bahwa pada saat Paulus mati, ia belum mengalami 1Kor 13:12! Ini tidak mungkin!

e. Sebelum munculnya Kharismatik modern, sangat sedikit penafsir yang menganggap 1Korintus 13:10 menunjuk kepada lengkapnya Kitab Suci. Bah-kan orang-orang Anti Kharismatik pada jaman ini pun banyak yang menganggap bahwa 1Korintus 13:10 bukan menunjuk kepada lengkapnya Kitab Suci, tetapi pada akhir jaman atau pada saat seseorang mati.

Jadi, jelas bahwa mayoritas penafsir tidak setuju dengan penaf­siran bahwa 1Kor 13:10 menunjuk kepada lengkapnya Kitab Suci.
Kesimpulan:

Bahasa Roh / lidah masih ada! Tetapi ini tidak berarti bahwa saya mempercayai bahasa Roh yang sekarang banyak terdapat sebagai bahasa Roh yang betul-betul datang dari Tuhan! Saya menganggap bahwa hampir semua bahasa Roh yang saat ini banyak terdapat adalah buatan manusia atau datang dari setan. Tapi saya percaya bahwa masih ada kemungkinan akan adanya bahasa Roh yang asli!.

Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div:  meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
Next Post Previous Post