PENGANGKATAN SEBAGAI ANAK ALLAH (DOKTRIN ADOPSI)

Pdt. Ady William Frith Ndiy, M.Th.
DOKTRIN ADOPSI
1. Definisi

PENGANGKATAN SEBAGAI ANAK ALLAH (DOKTRIN ADOPSI). Yang dimaksud dengan adopsi disini adalah bahwa orang percaya secara legal/hukum  ditempatkan di dalam status sebagai anak-anak Allah, dan dengan demikian berhak atas segala sesuatu yang berkaitan dengan status itu.

Katekhismus Westminster: Pengangkatan sebagai anak itu merupakan tindakan Allah untuk memberi secara cuma-cuma yang melaluinya kita menerima bagian serta memiliki seluruh hak istimewa sebagai anak-anak Allah.

Kata Yunani untuk ‘adopsi’ adalah HUIOTHESIA, kata ini dipakai dalam literatur diluar alkitab, untuk menunjukan pengadopsian sercara legal bersama-sama dengan hak pewarisan dan kewajiban seperti; dipelihara orangtua angkatnya. Didalam perjanjian baru, kata ini hanya di pakai oleh Paulus dan merujuk kepada tindakan Allah menempatkan umat-Nya didalam status legal sebagai anak. Kata huiothesia ini adalah kata yang secara istimewa digunakan oleh Paulus. Dan ia menggunakan kata ini beberapa kali dalam Perjanjian Baru yang diterjemahkan dalam Alkitab bahasa Inggris dengan “adoption,” atau dalam bahasa Indonesia diterjemahkan “diterima menjadi anak/diangkat menjadi anak.” Kata tersebut berasal dari gabungan dua kata Yunani, yaitu ‘thesia’ yang berari “menempatkan,” dan ‘huios’ yang berarti “anak.”

Jadi ‘huiothesia’ berarti “anak yang ditempatkan dalam suatu keluarga” atau “diangkat menjadi anak.” 

Ada pandangan mengenai persaudaraan universal, bahwa semua manusia bersaudara, serta ajaran/doktrin kebapaan Allah secara universal (the universal fatherhood of God) atau Allah adalah Bapa dari semua orang, namun Alkitab tidak mengajarkan demikian, Allah di sebut Bapa secara universal hanya dalam pengertian bahwa Allah adalah sang Pencipta, maka Ia adalah Bapa dari semua manusia, sebab Bapa mengandung arti asal pemberi makan/pemelihara (a nourisher), pelindung (protector), penopang (upholder), bapa (father), dan asal mula keluarga (The originator of a family). 

Maka status saudara harus di pahami sebagai satu bapa, dan hanya umat pilihan yang adalah sesama saudara, diluar itu adalah umat yang di tolak, dan Yesus mengatakan bahwa “Iblislah bapamu..” Semua manusia, secara natur, melalui kelahiran secara daging adalah manusia yang telah berdosa. Dan dosa itu memisahkan kita dari Allah. Seperti Paulus menulis dalam Efesus 2:1, “Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.” Jadi menurut kelahiran dan natur, kita adalah anak-anak yang patut dimurkai dan telah mati oleh karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosa kita. 

Namun Roh Kudus telah menghidupkan kita, Ia meregenerasikan kita, memberikan kelahiran baru kepada kita. Bukan oleh kehendak manusia, juga bukan oleh keinginan daging, bukan oleh usaha manusia, tetapi oleh Roh Allah, dan dalam kelahiran kembali kita diadopsi atau diangkat atau diterima ke dalam keluarga Allah. Semua orang yang mengenal Allah di dalam Kristus diadopsi ke dalam keluarga Allah. Dan kita diperlakukan secara istimewa dalam keluarga Allah. Kita diperlakukan secara istimewa sebagai anak. 

Paulus menegaskan, “Jadi kamu bukan lagi hamba (doulos), melainkan anak (huios),; jikalau kamu anak maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah” (Galatia 4:7). seorang hamba bekerja untuk mendapatkan upah. Namun walaupun kita bekerja seumur hidup, kita hamba tetap menjadi hamba, dan bukan anak. Seorang hamba dapat bekerja untuk selama-lamanya. Hamba dapat menerima upah untuk selamanya namun tidak akan pernah memperoleh status sebagi anak dan ahli waris dalam keluarga itu. 

Namun di dalam Kristus, oleh kasih karunia yang dicurahkan atas kita, kita diadopsi ke dalam keluarga Allah. Bukan dengan pekerjaan atau usaha (kebaikan) kita, kita menerimanya, namun itu adalah sesuatu yang Allah lakukan atau kerjakan bagi kita. Dan Ia menanggalkan status kita sebagai hamba, dan mengangkat atau menerima kita sebagai anak dan ahli waris Kerajaan Bapa. Sesungguhnya kita tidak lebih dari pada doulos. kita tidak lebih dari pada seorang budak.. kita tidak lebih dari seorang pelayan, namun kemudian kita diterima / diadopsi menjadi anak. Dan sebagai anak, kita adalah ahli waris Allah melalui Kristus.

2. Dasar Alkitab bagi ajaran Adoption (Pengangkatan Sebagai anak Allah)

I Yohanes. 3: 1-2, 9 : (1)Lihatlah betapa besar kasih yang di karuniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. karena itu dunia tidak mengenal kita,sebab dunia tidak mengenal Dia. (2) saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak, akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya (9) semua orang yang lahir dari Allah tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia, dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah.

Yohanes. 1: 12-13 : (12) tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; (13), orang-orang yang diperanakan bukan dari darah atau daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan laki-laki, melainkan dari Allah.

Efesus 1:5 : “Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anakNya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya”.
Ayat ini, menurut beberapa terjemahan lain :

NIV : “He predestinated us to be adopted as his sons through Jesus Christ, in accordance with his pleasure and will” (Ia telah mempredestinasikan kita untuk diadopsi sebagai anak-anaNya melalui Yesus Kristus, sesuai dengan kesenangan dan kehendak-Nya)

NASB : “He predestinated us to adoption as sons through Jesus Christ to Himself, according to the kind intention of His will” (Ia telah mempredestinasikan kita untuk pengadopsian sebagai anak-anak melalui Yesus Kristus bagi-Nya sendiri, sesuai dengan maksud/tujuan yang baik dari kehendakNya)

Dengan demikian kita melihat bahwa pengadosian kita menjadi anak-anak Allah berakar pada dekrit kekal Allah dan bertujuan untuk kemuliaan-Nya. Dengan kata lain Adoption berkar pada predestinasi.

Galatia 4:4-7 : (4)Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat. (5) Ia diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak. (6) Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: "ya Abba, ya Bapa!" (7) Jadi kamu bukan lagi hamba (doulos), melainkan anak (huios); jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah melalui Kristus” .

Ungkapan “takluk kepada hukum Taurat ” (yaitub dibawah kewajiban untuk menaati hukum Taurat) merujuk kepada ketaatan aktif kristus kepada hukum Taurat, untuk menebus umat pilihan yang telah di pilih oleh Bapa. Ketaatan Kristus ini sekarang dikaitkan dengan pengadopsian diri kita, yaitu : “supaya kita diterima menjadi anak”, yaitu agar kita secara legal diadopsi oleh Allah menjadi anak-anakNya, sehingga menerima segala hak yang berkaitan dengan kondisi/status sebagai anak itu

Roma 8:14-17 : (14) semua orang yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah, (15)sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. oleh Roh itu kita berseru; “ya Abba, ya Bapa” (16)Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah, (17) dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.

Yang Paulus maksudkan dengan “Roh yang menjadikan kamu anak” (ay.14) adalah Roh Kudus yang memimpin orang-orang percaya. Kita semua yang berada didalam Kristus telah menerima Roh, yang melalui-Nya kita sekarang dengan penuh sukacita memanggil Allah sebagai Bapa kita. Roh yang sama terus-menerus bersaksi bersama roh kita bahwa kita sungguh-sungguh adalah anak-anak Allah – suatu kesaksian yang dinyatakan kepada kita melaui Firman, melalui pengalaman dalam hidup inui, melalui kemurahan setiap hari, kekuatan tiap jam, dan sukacita yang terus-menerus ada. Kata bersaksi di sini ditulis dalam bentuk present tense, yang berarti sebuah tindakan yang berkelanjutan/terus menerus.

Penerimaan hak keperanakan kita dimulai dengan ‘penerimaan” Roh Kudus yang menerapkan didalam hati dan kehidupan kita penebusan yang telah didapatkan Yesus Kristus bagi kita.


Menurut Ibrani 1:2, Kristus telah ditetapkan oleh allah sebagai “pewaris segala sesuatu”. Warisan milik kristus itu sekarang menjadi milik kita berdasarkan anugerah. Terdiri dari apakah warisan itu ???

Warisan itu berarti:
1. kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia (Roma 8:17)
2. berhak menerima hidup kekal sesuai dengan pengharapan kita (Titus 3:7)
3. Kerajaan Kristus (Efesus 5:5)
4. suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar, yang tidak dapat layu (I Petrus.1:4)

3. Kesimpulan

Dari pembahasan ini dapat ditarik kesimpulan bahwa semua manusia didalam Adam adalah manusia berdosa, hamba dan budak dosa, anak-anak Iblis, namun semua orang di dalam Kristus adalah manusia baru, anak-anak Allah yang telah ditebus,yang di ubah statusnya dari hamba menjadi anak-anak Allah. atau dengan kata lain adoption merubah status dari hamba menjadi anak-anak Allah.

Pengangkatan sebagai anak di peroleh melalui penebusan Kristus akan orang-orang pilihan yang telah ditetapkan oleh Bapa, dan kemudian di teguhkan oleh Roh Kudus yang meregenerasikan, dan memberikan iman dan memampukan kita memanggil Allah sebagai Bapa kita. Artinya adoption tidak terlepas dari pembenaran dan kelahiran baru, orang yang telah dibenarkan, pasti akan diadopsi sebagai anak. Pembenaran adalah sesuatu yang berhubungan dengan hukum, dengan kata lain, pembenaran berhubungan dengan status anugerah, sedangkan regenerasi (kelahiran kembali) berhubungan dengan keadaan didalam anugerah, yaitu membangkitkan didalam kita sebuah nature atau karakter baru.


Pengangkatan sebagai anak berdampak pada status serta hak-hak yang melekat pada status kita sebagai anak-anak Allah. 

Maka berbahagialah dan bersukacitalah kita dan marilah naikan segala pujian syukur hormat kepada Allah Tritunggal yang Kudus, yang telah memilih kita, menebus kita dan mengadopsi atau menjadikan kita anak-anakNya, serta senantiasa hidup bersyukur kepada-Nya, dan dengan kepala tegak kita dapat menjalani kehidupan iman kita sambil percaya bahwa Alla, Bapa kita senantiasa memelihara kita anak-anakNya. PENGANGKATAN SEBAGAI ANAK ALLAH (DOKTRIN ADOPSI). Amin
Next Post Previous Post