3 ASPEK KESELAMATAN DALAM IMAN REFORMED

Henri Samosir.
Sering sekali kesalahpahaman tentang konsep keselamatan berasal dari pemahaman yang parsial tentang penyataan Kitab suci. Menguraikan konsep keselamatan dalam karya tulis ini, saya mengutip pemikiran Jonh Piper yang membagi konsep keselamatan dalam 3 aspek yang harus dipahami secara utuh. Ketiga aspek tersebut adalah aspek Past, Present dan Future.
3 ASPEK KESELAMATAN DALAM IMAN REFORMED
gadget, bisnis, otomotif
1.Aspek past berbicara tentang pemilihan Allah sejak kekal di mana di dalam kedaulatan-Nya, Ia menetapkan siapa yang telah dipilih untuk diselamatkan sebelum dunia dijadikan (Efesus 1:4). Di dalam dunia teologi konsep ini dikenal dengan predistinasi (election dan Reprobacy). Pemilihan Allah di dalam aspek ini bersifat Monergis, tidak dibutuhkan andil dari manusia. Di dalam Kedaulatan-Nya Ia bebas menentukan dan memanggil siapa yang hendak diselamatkan berdasarkan belas kasihan dan kemurahan-Nya (Roma 9:15-16). 

Di bagian lain Kitab suci, kosep ini diafirmasi untuk menegaskan bahwa manusia diselamatkan hanya karena Anugerah bukan hasil usaha (Efesus 2:8). Panggilan yang telah ditetapkan bagi orang-orang yang akan diselamatkan bersifat efektif atau pasti. Ada banyak referensi yang dicatat dalam kitab suci untuk menegaskan hal ini, salah satu yang terlihat jelas terdapat dalam Roma 8:29-30.

Panggilan efektif harus dipahami dalam gambaran situasi natur manusia setelah jatuh di dalam dosa. Kitab suci menegaskan bahwa setelah kejatuhan Adam dan Hawa dalam dosa, maka keadaan manusia telah mati di dalam dosa. Karena kita mati di dalam dosa, maka kita tidak mungkin mampu memberi respon terhadap segala sesuatu yang ada di sekitar kita. Karena kita mati di dalam dosa maka telinga kita tuli terhadap panggilan Injil dan mata kita buta terhadap cahaya Injil. 

Kita memerlukan suatu Mujizat, dan hal itu terjadi ketika Allah dengan anugerahnya yang luar biasa melalui Roh-Nya memanggil kita secara efektif dari kematian rohani kepada kehidupan rohani, dari kegelapan rohani kepada terang-Nya yang dahsyat di dalam Penebusan oleh Yesus Kristus. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa panggilan efektif masuk dalam aspek Past dalam konsep keselamatan yang dipahami sebagai suatu tindakan Allah yang bersifat monergis.

2.Aspek kedua dalam konsep keselamatan dapat dipetakan di dalam aspek kekinian (Present). Aspek kekinian mengarah kepada proses pengudusan. Di dalam aspek ini, konsep keselamatan harus dipahami bahwa di dalam anugerah dan kedaulatan-Nya, Allah menuntut sinergi dari setiap orang percaya dalam melepaskan diri dari pencemaran dosa dan memperbaharui keseluruhan natur menurut gambar Allah dan menjalankan kehidupan yang diperkenan Allah. 

Oleh karenanya, kita melihat banyak perintah-perintah di dalam kitab suci yang menganjurkan setiap orang percaya untuk tetap berpegang teguh pada iman, mengerjakan keselamatan, berbuat baik, dll. Dalam hal inilah Allah menuntut sinergisme dari orang percaya. Namun demikian, hal ini harus dipahami dengan benar.


Sinergi yang dituntut oleh Allah tidak pernah terjadi di luar konteks pengudusan, artinya sinergi ini hanya terjadi bagi orang-orang yang telah menerima keselamatan. Sehingga sinergi berfungsi bukan sebagai alat untuk mencapai keselamatan, karena keselamatan telah diperoleh oleh setiap orang percaya sebelum ia bersinergi. Dalam hal ini sinergi berfungsi sebagai tanda atau afirmasi bagi orang-orang percaya. 

Orang yang telah diselamatkan pasti akan mau bekerja sama dengan Allah. Dan hal itu terlihat dari tanda-tanda yang keluar dari kehidupannya. Inilah kesalah pahaman kaum Armenian, mereka menempatkan sinergi antara manusia dan Allah sebagai alat memperoleh keselamatan yang mungkin sewaktu-waktu dapat hilang. 

3.Aspek ketiga dari konsep keselamatan yang saya uraikan dalam bagian ini berbicara tentang aspek Future. Aspek ini lebih mengarah kepada konsep keselamatan yang berkaitan dengan hal eskatologi, di mana ada kepastian tentang pengharapan kita ketika Kristus datang untuk kedua kalinya. Kepastian inilah yang mendorong setiap orang percaya bertekun di dalam iman dan pengharapannya. Namun demikian kita harus mengimani bahwa ketekunan ini bukan terletak pada keunggulan iman orang percaya melainkan kesetiaan Allah terhadap janji-Nya. Orang percaya sejati bertekun semata-mata karena kasih setia Allah yang tidak berubah. Soli Deo Gloria. 3 ASPEK KESELAMATAN DALAM IMAN REFORMED
Next Post Previous Post