TIPU DAYA KEKAYAAN (MATIUS 13:7,22)

Pdt.Budi Asali, M.Div.
TIPU DAYA KEKAYAAN (MATIUS 13:7,22)
gadget, bisnis, otomotif
Tanah bersemak duri (Matius 13:7,22).

Matius 13: 7,22: “(7) Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati. ... (22) Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.”.

Markus 4:19 - “lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan dan keinginan-keinginan akan hal yang lain masuklah menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.”.

Lukas 8:14 - “Yang jatuh dalam semak duri ialah orang yang telah mendengar firman itu, dan dalam pertumbuhan selanjutnya mereka terhimpit oleh kekuatiran dan kekayaan dan kenikmatan hidup, sehingga mereka tidak menghasilkan buah yang matang.”.

1. Perbandingan tanah golongan III ini dengan tanah golongan I dan II.

Matthew Henry: “Prosperity destroys the word in the heart, as much as persecution does; and more dangerously, because more silently: the stones spoiled the root, the thorns spoil the fruit.” [= Kemakmuran menghancurkan firman dalam hati, sama seperti yang dilakukan oleh penganiayaan; dan dengan lebih berbahaya, karena dengan cara yang lebih tenang / diam-diam: Batu-batu (dari tanah berbatu) merusak akar, semak duri merusak buah.].

Pulpit Commentary: “We may notice a progress in the three classes of hearers figured in the parable ... In the first case the seed does not spring up at all; in the second, it springs up, but is withered almost immediately; in the third it is checked, but not withered; it yields stalk and leaves and empty ears, but brings no fruit to perfection. The first understand not; the second receive the Word with joy; the third do something more - they ‘go forth,’ they enter on the way that leadeth unto life; but while they are on the way (poreuo/menoi) the Word is choked with cares and riches and pleasures of this life. ... All three cases are sad; the last is the saddest, ‘for it had been better for them not to have known the way of righteousness, than, after they have known it, to turn from the holy commandment delivered unto them’ (2 Peter 2:21).” [= Kita bisa memperhatikan suatu kemajuan dari ketiga golongan pendengar yang digambarkan dalam perumpamaan ... Dalam kasus pertama benih tidak bertumbuh sama sekali; dalam kasus kedua, benih tumbuh, tetapi hampir segera menjadi layu; dalam kasus ketiga benih itu diperlambat / dihentikan, tetapi tidak layu; ia mengeluarkan tangkai dan daun-daun dan bulir-bulir kosong, tetapi tidak membawa buah pada kesempurnaan. Yang pertama tidak mengerti; yang kedua menerima Firman dengan sukacita; yang ketiga melakukan sesuatu yang lebih - mereka maju, mereka masuk pada jalan yang membimbing pada kehidupan; tetapi sementara mereka ada di jalan Firman itu dicekik dengan kekuatiran dan kekayaan dan kesenangan-kesenangan hidup ini. ... Ketiga kasus ini menyedihkan; yang terakhir adalah yang paling menyedihkan, ‘karena bagi mereka adalah lebih baik, jika mereka tidak pernah mengenal jalan kebenaran dari pada mengenalnya, tetapi kemudian berbalik dari perintah kudus yang disampaikan kepada mereka’ (2Petrus 2:21).].

2Petrus 2:21 - “Karena itu bagi mereka adalah lebih baik, jika mereka tidak pernah mengenal Jalan Kebenaran dari pada mengenalnya, tetapi kemudian berbalik dari perintah kudus yang disampaikan kepada mereka.”.

2. Perhatian yang terpecah, antara kerohanian / Tuhan dan dunia / kekayaan dan sebagainya.

Saya akan memberikan komentar Adam Clarke, tetapi karena ia menggunakan terjemahan KJV yang agak berbeda, maka saya akan memberikan lebih dulu terjemahan KJV dari ay 22.

Matius 13: 22 (KJV): ‘He also that received seed among the thorns is he that heareth the word; and the care of this world, and the deceitfulness of riches, choke the word, and he becometh unfruitful.’ [= Ia juga yang menerima benih di antara semak duri adalah ia yang mendengar firman; dan kekuatiran dari dunia ini, dan tipu daya dari kekayaan, mencekik firman itu, dan ia menjadi tidak berbuah].

Adam Clarke: “‘He also that received seed among the thorns.’ In land plowed, but not properly cleared and weeded. ‘Is he’ - represents that person who heareth the word, but the cares, rather the anxiety, ‎HEE ‎‎MERIMNA‎, the whole system of anxious carking cares. Lexicographers derive the word ‎MERIMNA ‎from ‎MERIZEIN ‎‎TON ‎‎NOUN‎, dividing, or distracting the mind.” [= ‘Ia juga yang menerima benih di antara semak duri’. Di tanah yang sudah dibajak, tetapi tidak dibersihkan dan disiangi dengan baik. ‘Adalah ia’ - mewakili / menggambarkan orang yang mendengar firman, tetapi perhatian / kepedulian, atau lebih tepat kekuatiran, HEE ‎‎MERIMNA‎, seluruh sistim dari perhatian yang menyebabkan kekuatiran. Para penulis kamus menurunkan kata ‎MERIMNA dari ‎MERIZEIN ‎‎TON ‎‎NOUN‎, membagi, atau mengganggu / mengacaukan / mengalihkan pikiran.].

The Biblical Illustrator: “‘Some fell among thorns.’ Two classes of dissipating influences distract such minds. The cares of this world. Martha was ‘cumbered with much serving.’ The deceitfulness of riches dissipate.” [= ‘Sebagian jatuh di antara duri-duri’. Dua kelompok pengaruh-pengaruh yang menghancurkan mengganggu pikiran-pikiran seperti itu. Kekuatiran dari dunia ini. Marta ‘sibuk sekali melayani.’ Tipu daya dari kekayaan menghancurkan / menyebarkan.].

Catatan: rasanya contoh Marta tidak terlalu cocok. Dia melakukan pelayanan, bukannya mencari uang atau kuatir tentang uang.

Keinginan akan kekayaan dan kekuatiran akan kebutuhan hidup sebetulnya berhubungan dekat. Yesus membahasnya dalam 2 text berturut-turut.

Matius 6:19-24 - “(19) ‘Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. (20) Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. (21) Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada. (22) Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; (23) jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu. (24) Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.’”.

Matius 6:25-34 - “(25) ‘Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian? (26) Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? (27) Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? (28) Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, (29) namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannyapun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. (30) Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya? (31) Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? (32) Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. (33) Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. (34) Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.’”.

Yang pertama lebih untuk orang kaya (sekalipun juga bisa untuk orang miskin), sedangkan yang kedua lebih untuk orang miskin (sekalipun juga bisa untuk orang kaya).

3. Tipu daya kekayaan.

Calvin: “‘The deceitfulness of riches.’ Christ employs this phrase to denote ‘covetousness.’ He expressly says, that riches are imposing or ‘deceitful,’ in order that men may be more desirous to guard against falling into their snares.” [= ‘Tipu daya kekayaan’. Kristus menggunakan ungkapan ini untuk menunjuk pada ‘ketamakan’. Ia secara explicit mengatakan, bahwa kekayaan memperdayakan atau ‘menipu’, supaya manusia bisa lebih berkeinginan untuk berjaga-jaga terhadap kejatuhan ke dalam jerat-jerat mereka.].

Matthew Henry: “Observe, It is not so much riches, as ‘the deceitfulness of riches,’ that does the mischief: now they cannot be said to be deceitful to us unless we put our confidence in them, and raise our expectations from them, and then it is that they choke the good seed.” [= Perhatikan, Bukanlah kekayaan, tetapi ‘tipu daya kekayaan’ yang melakukan kejahatan / kerusakan: kekayaan tak bisa dikatakan sebagai menipu bagi kita, kecuali kita meletakkan keyakinan kita kepadanya, dan meningkatkan pengharapan kita darinya, dan pada saat itulah kekayaan mencekik benih yang baik.].

Adam Clarke: “‘The deceitfulness of riches.’ Which promise peace and pleasure, but can never give them. ‘Choke the word.’ Or, together choke the word, ‎SUMPNIGEI‎, meaning, either that these grow up together with the word, overtop, and choke it; or that these united together, namely carking worldly cares, with the delusive hopes and promises of riches, cause the man to abandon the great concerns of his soul, and seek, in their place, what he shall eat, drink, and wherewithal he shall be clothed. Dreadful stupidity of man, thus to barter spiritual for temporal good - a heavenly inheritance for an earthly portion!” [= ‘Tipu daya kekayaan’. Yang menjanjikan damai dan kesenangan, tetapi tidak pernah bisa memberikannya. ‘Mencekik firman’. Atau, bersama-sama mencekik firman, SUMPNIGEI, artinya, atau bahwa hal-hal ini tumbuh bersama-sama dengan firman, melampaui dan mencekiknya; atau bahwa hal-hal ini bersatu bersama-sama, yaitu perhatian duniawi yang menyebabkan kekuatiran, dengan pengharapan dan janji-janji kekayaan yang bersifat menipu, menyebabkan orang itu meninggalkan perhatian besar dari jiwanya, dan mencari, di tempat darinya, apa yang akan ia makan, minum, dan dengan apa ia akan berpakaian. Ketololan yang menakutkan dari manusia, yang menukarkan hal-hal baik rohani dengan yang sementara - suatu warisan surgawi untuk suatu bagian duniawi!].

Tentang ‘kekayaan menjanjikan damai dan kesenangan tetapi tidak pernah bisa memberikannya’, bandingkan dengan kata-kata Hotman Paris baru-baru ini, bahwa dia punya uang milyaran tetapi karena alasan kesehatan tidak bisa digunakan!!

Seorang teman saya berkata: ‘Dulu waktu muda mati-matian cari uang, sekarang sudah tua mati-matian cari dokter!’.

Tetapi yang lebih membahayakan lagi dari tipuannya, cinta uang itu membagi perhatian kita, sehingga merusak kerohanian kita, atau bahkan menghancur-totalkan perhatian kita pada kerohanian kita, sehingga membinasakan kita!

Bdk. Matius 16:26 - “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?”.

Contoh orang yang mempunyai sikap yang buruk tentang uang / kekayaan:

a. Orang kaya yang bodoh (Lukas 12:15-21).

Luk 12:15-21 - “(15) KataNya lagi kepada mereka: ‘Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu.’ (16) Kemudian Ia mengatakan kepada mereka suatu perumpamaan, kataNya: ‘Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya. (17) Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil tanahku. (18) Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku. (19) Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah! (20) Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti? (21) Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah.’”.

b. Pemuda kaya yang datang kepada Yesus.

Matius 19:16-24 - “(16) Ada seorang datang kepada Yesus, dan berkata: ‘Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?’ (17) Jawab Yesus: ‘Apakah sebabnya engkau bertanya kepadaKu tentang apa yang baik? Hanya Satu yang baik. Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah.’ (18) Kata orang itu kepadaNya: ‘Perintah yang mana?’ Kata Yesus: ‘Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, (19) hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.’ (20) Kata orang muda itu kepadaNya: ‘Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?’ (21) Kata Yesus kepadanya: ‘Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.’ (22) Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya. (23) Yesus berkata kepada murid-muridNya: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga. (24) Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.’”.

c. Lot dan istrinya (Kejadian 13,14,19).

d. Akhan (Yosua 7).

e. Gehazi (2Raja 5:20-27).

f. Demas (2Timotius 4:10).

2Tim 4:10a - “karena Demas telah mencintai dunia ini dan meninggalkan aku. Ia telah berangkat ke Tesalonika.”.

Padahal tadinya Demas adalah kawan sekerja Paulus.

Filemon 1:24 - “dan dari Markus, Aristarkhus, Demas dan Lukas, teman-teman sekerjaku.”.

g. Yudas Iskariot (Yoh 12:6 Mat 26:14-16).

Barnes’ Notes: “‘He also that received seed among the thorns.’ These represent the cares, the anxieties, and the deceitful lure of riches, or the way in which a DESIRE to be rich deceives people. They take the time and attention. They do not leave opportunity to examine the state of the soul. Besides, riches allure, and promise what they do not yield. They promise to make us happy; but, when gained, they do not do it. The soul is not satisfied. There is the same desire to possess more wealth. And to this there is no end ‘but death.’ In doing it there is every temptation to be dishonest, to cheat, to take advantage of others, to oppress others, and to wring their hard earnings from the poor. Every evil passion is therefore cherished by the love of gain; and it is no wonder that the word is choked, and every good feeling destroyed, by this ‘execrable love of gold.’ See the notes at 1 Tim 6:7-11. How many, O how many, thus foolishly drown themselves in destruction and perdition! How many more might reach heaven, if it were not for this deep-seated love of that which fills the mind with care, deceives the soul, and finally leaves it naked, and guilty, and lost!” [= ‘Ia juga yang menerima benih di antara semak duri’. Ini mewakili / menggambarkan perhatian, kekuatiran, dan daya tarik yang menipu dari kekayaan, atau cara dalam mana suatu KEINGINAN untuk menjadi kaya menipu orang-orang. Mereka mengambil waktu dan perhatian. Mereka tidak meninggalkan kesempatan untuk memeriksa keadaan dari jiwa. Disamping, kekayaan memikat, dan menjanjikan apa yang tidak mereka berikan. Mereka berjanji untuk membuat kita bahagia; tetapi, pada waktu didapatkan, mereka tidak melakukannya. Jiwa tidak dipuaskan. Di sana ada keinginan yang sama untuk memiliki lebih banyak kekayaan. Dan bagi hal ini di sana tidak ada akhir ‘kecuali kematian’. Dalam melakukan ini di sana ada setiap pencobaan untuk menjadi tidak jujur, menipu, mengambil keuntungan dari orang-orang lain, menindas orang-orang lain, dan memeras upah yang diperoleh dengan susah payah dari orang-orang miskin. Karena itu setiap hasrat yang jahat dipelihara / dikembangkan oleh cinta pada keuntungan; dan tidak mengherankan bahwa firman itu dicekik, dan setiap perasaan yang baik dihancurkan, ‘oleh cinta yang buruk sekali terhadap emas’ ini. Lihat catatan pada 1Timotius 6:7-11. Betapa banyak, O betapa banyak, yang dengan begitu bodoh menenggelamkan diri mereka sendiri dalam kehancuran / keruntuhan dan kebinasaan! Betapa lebih banyak bisa mencapai surga, seandainya bukan karena cinta yang mendalam terhadap apa yang memenuhi pikiran dengan perhatian / kekuatiran, menipu jiwa, dan akhirnya meninggalkannya telanjang, dan bersalah, dan terhilang!].

Pkh 5:9 - “Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. Inipun sia-sia.”.

Amsal 28:20 - “Orang yang dapat dipercaya mendapat banyak berkat, tetapi orang yang ingin cepat menjadi kaya, tidak akan luput dari hukuman.”.

Amsal 23:4-5 - “(4) Jangan bersusah payah untuk menjadi kaya, tinggalkan niatmu ini. (5) Kalau engkau mengamat-amatinya, lenyaplah ia, karena tiba-tiba ia bersayap, lalu terbang ke angkasa seperti rajawali.”.

1Timotius 6:6-11 - “(6) Memang ibadah [KJV: ‘godliness’ {= kesalehan}] itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar. (7) Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kitapun tidak dapat membawa apa-apa ke luar. (8) Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah. (9) Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan. (10) Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka. (11) Tetapi engkau hai manusia Allah, jauhilah semuanya itu, kejarlah keadilan, ibadah [KJV: ‘godliness’ {= kesalehan}], kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan.”.

Catatan: kata-kata ‘rasa cukup’ (1Timotius 6:6) dan ‘cukuplah’ (1Tim 6:8) seharusnya adalah ‘puas’. Ini bukan sesuatu yang gampang, tetapi harus dipelajari!

Bdk. Filipi 4:11 - “Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan.”.

Kata-kata ‘mencukupkan diri’ seharusnya juga adalah ‘puas’. Lawan kata dari ‘puas’ dalam kontext ini adalah ‘ingin kaya’ (1Tim 6:9).

Barnes’ Notes (tentang 1Timotius 6:9): “It is extremely difficult to cherish the desire to be rich, as the leading purpose of the soul, and to he an honest man.” [= Adalah sangat sukar untuk memelihara keinginan untuk menjadi kaya, sebagai suatu tujuan utama / terpenting dari jiwa, dan menjadi orang yang jujur.].

Yer 17:11 - “Seperti ayam hutan yang mengerami yang tidak ditelurkannya, demikianlah orang yang menggaruk kekayaan secara tidak halal, pada pertengahan usianya ia akan kehilangan semuanya, dan pada kesudahan usianya ia terkenal sebagai seorang bebal.”.

4. Keharusan berkonsentrasi pada hal-hal rohani / Tuhan sendiri.

Matthew Henry: “The cares of this world. Care for another world would quicken the springing of this seed, but care for this world chokes it.” [= Perhatian / kekuatiran terhadap dunia ini. Perhatian untuk ‘dunia yang lain’ akan mempercepat pertumbuhan benih, tetapi perhatian untuk ‘dunia ini’ mencekiknya.].

The Biblical Illustrator: “The soul has a limited capacity for growth: - There is nutriment enough in the ground for thorns, and enough for wheat; but not enough, in any ground, for both wheat and thorns. The agriculturist thins his nursery-ground, and the farmer weeds his field, and the gardener removes the superfluous grapes, for that very reason: in order that the dissipated sap may be concentrated in a few plants vigorously. So in the same way, the heart has a certain power of loving. But love, dissipated on many objects, concentrates itself on none. God or the world - not both. ‘No man can serve two masters.’ ‘If any man love the world, the love of the Father is not in him.’ He that has learned many accomplishments or sciences, generally knows none thoroughly. Multifariousness of knowledge is commonly opposed to depth - variety of affections is generally not found with intensity.” [= Jiwa mempunyai suatu kapasitas yang terbatas untuk pertumbuhan: - Di sana ada makanan yang cukup di tanah untuk duri-duri, dan cukup untuk gandum; tetapi tidak cukup, di tanah manapun, untuk gandum dan duri-duri. Ahli pertanian menjarangkan tanah pembibitannya, dan petani membersihkan semak-semak dan rumput, dan tukang kebun memotong buah anggur yang berlebihan, untuk alasan itu: supaya cairan makanan yang tersebar bisa dikonsentrasikan pada beberapa tanaman secara kuat / efektif. Demikian juga dengan cara yang sama, hati mempunyai suatu kekuatan tertentu untuk mengasihi. Tetapi kasih, disebarkan kepada banyak obyek, tidak mengkonsentrasikan dirinya sendiri kepada yang manapun. Allah atau dunia - tidak keduanya. ‘Tak seorangpun bisa melayani dua tuan’ (Matius 6:24). ‘Jika seseorang mengasihi dunia ini maka kasih akan Bapa tidak ada dalam dia’ (1Yohanes 2:15). Ia yang telah mempelajari banyak pencapaian atau ilmu-ilmu pengetahuan, biasanya tidak mengetahui yang manapun dengan lengkap / menyeluruh. Banyak keberagaman dari pengetahuan biasanya bertentangan dengan pendalaman - keberagaman dari perasaan / kesenangan biasanya tidak didapati dengan intensitas.].

Bdk. Yohanes 15:2 - “Setiap ranting padaKu yang tidak berbuah, dipotongNya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkanNya, supaya ia lebih banyak berbuah.”.

Adam Clarke: “The seed of the kingdom can never produce much fruit in any heart, till the thorns and thistles of vicious affections and impure desires be plucked up by the roots and burned.” [= Benih dari kerajaan tidak pernah bisa menghasilkan banyak buah di hati manapun, sampai duri-duri dan semak duri dari cinta yang jahat dan keinginan yang tidak murni dicabut dengan akarnya dan dibakar.].

William Barclay: “There are the hearers who have so many interests in life that often the most important things get crowded out. It is characteristic of modern life that it becomes increasingly crowded and increasingly fast. We become too busy to pray; we become so preoccupied with many things that we forget to study the word of God; we can become so involved in committees and good works and charitable services that we leave ourselves no time for him from whom all love and service come. Our work can take such a hold that we are too tired to think of anything else. It is not the things which are obviously bad which are dangerous. It is the things which are good, for the ‘second best is always the worst enemy of the best’. It is not even that we deliberately banish prayer and the Bible and the Church from our lives; it can be that we often think of them and intend to make time for them, but somehow in our crowded lives never get round to it. We must be careful to see that Christ is not pushed into the sidelines of life.” [= Ada pendengar-pendengar yang mempunyai begitu banyak minat / perhatian dalam kehidupan sehingga seringkali hal-hal yang paling penting terdesak keluar. Merupakan karakteristik dari kehidupan modern bahwa kehidupan itu menjadi makin bertambah penuh dan makin bertambah cepat. Kita menjadi terlalu sibuk untuk berdoa; kita menjadi begitu disibukkan dengan banyak hal sehingga kita lupa untuk belajar firman Allah; kita bisa menjadi begitu terlibat dalam panitia-panitia dan pekerjaan-pekerjaan baik, dan pelayanan-pelayanan kasih sehingga kita tidak meninggalkan bagi diri kita sendiri waktu untuk Dia dari mana semua kasih dan pelayanan datang. Pekerjaan kita bisa menggenggam sedemikian rupa sehingga kita terlalu lelah untuk memikirkan apapun yang lain. Bukanlah hal-hal yang secara jelas adalah buruk yang membahayakan. Itu adalah hal-hal yang baik, ‘karena hal terbaik kedua selalu merupakan musuh terburuk dari hal yang terbaik’. Bahkan bukannya kita secara sengaja membuang doa dan Alkitab dan Gereja dari hidup kita; bisa saja bahwa kita sering memikirkan tentang hal-hal itu dan bermaksud untuk meluangkan waktu bagi hal-hal itu, tetapi entah bagaimana dalam kehidupan kita yang penuh, kita tidak pernah sampai ke sana. Kita harus hati-hati untuk menjaga supaya Kristus tidak didorong ke samping dari kehidupan.].

Matthew Henry: “Worldly cares are great hindrances to our profiting by the word of God, and our proficiency in religion. They eat up that vigour of soul which should be spent in divine things; divert us from duty, distract us in duty, and do us most mischief of all afterwards; quenching the sparks of good affections, and bursting the cords of good resolutions; those who ‘are careful and cumbered about many things,’ commonly neglect ‘the one thing needful’.” [= Perhatian / kekuatiran duniawi adalah halangan-halangan besar supaya kita mendapatkan manfaat dari firman Allah, dan kemajuan kita dalam agama. Mereka memakan habis kekuatan jiwa yang seharusnya dihabiskan dalam hal-hal ilahi; menyimpangkan kita dari kewajiban, dan belakangan melakukan kepada kita hal yang paling jahat dari semua; memadamkan percikan / bunga api dari perasaan-perasaan yang baik, dan meledakkan kekuatan dari keputusan-keputusan yang baik; mereka yang ‘kuatir dan bingung tentang banyak hal’, biasanya mengabaikan ‘satu hal yang perlu’.].

Bdk. Lukas 10:40-42 - “(40) sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: ‘Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku.’ (41) Tetapi Tuhan menjawabnya: ‘Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, (42) tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.’”.

William Hendriksen: “The man in question cannot be richly blessed nor can he be a blessing. The word as it affects him cannot be fruitful. There is nothing wrong with the sower. Also, there is nothing wrong with the seed. With the man, however, everything is wrong. He should ask the Lord to deliver him from absorbing cares and dream-world delusions, so that the kingdom message may begin to have free course in heart and life.” [= Orang yang dibicarakan tidak bisa diberkati dengan penuh / berlimpah-limpah, juga ia tidak bisa menjadi berkat. Firman yang mempengaruhinya tidak bisa berbuah. Tidak ada yang salah dengan sang penabur. Juga tidak ada yang salah dengan benihnya. Tetapi dengan orang itu, segala sesuatu adalah salah. Ia harus meminta kepada Tuhan untuk membebaskan dia dari perhatian / kepedulian yang menyerap / memenuhi perhatian dan kepercayaan yang salah / menipu dari dunia impian, sehingga berita / pesan kerajaan bisa mulai mendapatkan jalan yang bebas dalam hati dan kehidupan.].

5. Doa dan sikap yang baik / benar tentang uang / kekayaan.

a. Doa yang benar tentang uang / kekayaan.

Amsal 30:8-9 - “(8) Jauhkanlah dari padaku kecurangan dan kebohongan. Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku. (9) Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkalMu dan berkata: Siapa TUHAN itu? Atau, kalau aku miskin, aku mencuri, dan mencemarkan nama Allahku.”.

b. Sikap yang benar terhadap uang / kekayaan.

(1) Ayub 22:23-26 - “(23) Apabila engkau bertobat kepada Yang Mahakuasa, dan merendahkan diri; apabila engkau menjauhkan kecurangan dari dalam kemahmu, (24) membuang biji emas ke dalam debu, emas Ofir ke tengah batu-batu sungai, (25) dan apabila Yang Mahakuasa menjadi timbunan emasmu, dan kekayaan perakmu, (26) maka sungguh-sungguh engkau akan bersenang-senang karena Yang Mahakuasa, dan akan menengadah kepada Allah.”.

(2) Yesaya 33:6 - “Masa keamanan akan tiba bagimu; kekayaan yang menyelamatkan ialah hikmat dan pengetahuan; takut akan TUHAN, itulah harta benda Sion.”.

(3) Ibrani 11:24-26 - “(24) Karena iman maka Musa, setelah dewasa, menolak disebut anak puteri Firaun, (25) karena ia lebih suka menderita sengsara dengan umat Allah dari pada untuk sementara menikmati kesenangan dari dosa. (26) Ia menganggap penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan yang lebih besar dari pada semua harta Mesir, sebab pandangannya ia arahkan kepada upah.”.

c. Contoh orang yang mempunyai sikap yang benar tentang uang / kekayaan.

William Barclay (tentang Lukas 12:13-34): “John Wesley’s rule of life was to save all he could and give all he could. When he was at Oxford he had an income of £30 a year. He lived on £28 and gave £2 away. When his income increased to £60, £90 and £120 a year, he still lived on £28 and gave the balance away.” [= Peraturan kehidupan John Wesley adalah untuk menghindari pengeluaran sebanyak yang ia bisa, dan memberikan semua yang ia bisa. Pada waktu dia ada di Oxford ia mempunyai penghasilan £ 30 setahun. Ia hidup dengan £ 28 dan menyumbangkan £ 2. Pada waktu penghasilannya naik menjadi £ 60, £ 90 and £ 120 setahun, ia tetap hidup dengan £ 28 dan menyumbangkan sisanya.] - hal 164.


David Schaff tentang Calvin:“Riches and honors had no charms for him. He soared far above filthy lucre and worldly ambition. His only ambition was that pure and holy ambition to serve God to the best of his ability.” [= Kekayaan dan kehormatan tidak mempunyai daya tarik baginya. Ia membubung tinggi di atas uang yang kotor dan ambisi duniawi. Satu-satunya ambisinya adalah ambisi yang suci dan murni untuk melayani Allah sampai pada kemampuan terbaiknya.] - David Schaff, ‘History of the Christian Church’, vol VIII, hal 838.

“When Pope Pius IV heard of his death he paid him this tribute: ‘The strength of that heretic consisted in this, - that money never had the slightest charm for him. If I had such servants, my dominions would extend from sea to sea.’” [= Ketika Paus Pius IV mendengar tentang kematiannya ia memberikan penghormatan ini: ‘Kekuatan dari orang sesat ini adalah hal ini, - bahwa uang tidak pernah mempunyai daya tarik yang terkecil sekalipun untuk dia. Seandainya aku mempunyai pelayan-pelayan seperti itu, daerah kekuasaanku akan meluas dari laut ke laut’.] - David Schaff, ‘History of the Christian Church’, vol VIII, hal 839. TIPU DAYA KEKAYAAN (MATIUS 13:7,22)
Next Post Previous Post