SERI KHOTBAH KISAH PARA RASUL PASAL 9-18

Pdt.Budi Asali, M.Div.
SERI KHOTBAH KISAH PARA RASUL PASAL 9-18
Kisah Para Rasul 9:1-31

Catatan: Paulus menceritakan pertobatannya ini dalam Kis 22:1-21 dan Kis 26:12-23. Dengan membandingkan Kis 9 ini dengan Kis 22 dan Kis 26, maka kita akan mendapat gambaran / cerita yang lebih lengkap tentang pertobatan-nya.

I) Kejahatan Saulus.

Ia hadir, menyetujui, dan menyaksikan pembunuhan terhadap Stefanus (Kis 7:58 8:1a 22:20). Ia berusaha membinasakan orang-orang kristen, mema-suki rumah mereka, menyeret mereka dan memasukkan mereka ke penjara (ay 1-2,13-14 bdk. Kis 8:3 22:4,5,19 26:10-11).

Tetapi yang paling gawat adalah bahwa ia tidak menyadari akan dosanya, bahkan ia menganggap dosa-dosanya itu sebagai kebaikan. Bukti:
Kis 22:3-5 - ‘giat bekerja bagi Allah’.
Kis 26:9-11 - ia pernah menyangka bahwa ia harus bertindak keras terhadap nama Yesus.
Fil 3:5-6 - penganiayaan terhadap orang kristen termasuk dalam daftar hal-hal yang dulu ia banggakan dalam hidupnya.

Kesimpulan: Saulus adalah orang berdosa yang menganggap dirinya baik. Sebetulnya ini adalah kondisi yang paling celaka, dan rasanya tidak me-mungkinkan ia bertobat, apalagi menjadi seorang rasul yang mendirikan begitu banyak gereja, yang bahkan menulis 13 surat dalam Perjanjian Baru, dan yang akhirnya mati syahid bagi Kristus! Tetapi tidak ada yang mustahil bagi Tuhan!

II) Saulus bertobat.

Karena apa? Karena Yesus menyatakan diri kepadanya:

A) Yesus menyatakan diri secara langsung / melalui mujijat (ay 3-7).

1) Mujijat itu.

· Sinar (ay 3 bdk. Kis 26:13 - ‘lebih terang dari matahari’).

Ini jelas bukan hanya sekedar sinar, tetapi Yesus sendiri (bdk. ay 17,27 Kis 22:14 1Korintus 9:1 1Kor 15:8 - semua ayat ini mengatakan bahwa Saulus / Paulus melihat Tuhan).

· teman-temannya mendengar tetapi tidak melihat seorangpun (ay 7 - “Maka termangu-mangulah teman-temannya seperjalanan, karena mereka memang mendengar suara itu, tetapi tidak melihat seorang jugapun”).

Ini kelihatannya bertentangan dengan Kis 22:9 - “Dan mereka yang menyertai aku, memang melihat cahaya itu, tetapi suara Dia, yang berkata kepadaku, tidak mereka dengar”.

Tetapi sebetulnya kedua bagian ini bisa diharmoniskan.

Penjelasannya: teman-temannya melihat terang (1), tetapi tidak melihat Yesus (2); mereka mendengar suara (3), tetapi tidak men-dengar / menangkap suara tersebut (4).

Kis 9:7 menceritakan no 3 dan no 2; sedangkan Kis 22:9 mence-ritakan no 1 dan no 4.

· peristiwa ini membuat Saulus rebah (ay 4 22:7). Juga teman-teman Saulus ikut rebah (Kis 26:14).

Adalah lucu kalau ada orang yang menggunakan peristiwa ini sebagai dasar Kitab Suci dari ‘nggeblak’. Mengapa? Karena dalam doktrin mereka dikatakan bahwa nggeblak itu terjadi karena pene-rimaan baptisan Roh Kudus / pengurapan Roh Kudus. Ini terlihat dari kutipan ini:

“....hal ‘tumbang dalam Roh’, yang terjadi pada saat seseorang itu menerima baptisan / pengurapan Roh Kudus, baik orang percaya tsb menerimanya melalui penumpangan tangan dari seorang hamba Tuhan ataupun tidak. Tumbang dalam Roh yang dalam bahasa Inggrisnya dikatakan ‘slain in the Spirit’, terjadi bisa dalam suatu kelompok (orang banyak) di dalam kebaktian persekutuan umum atau pada kebaktian di gereja, juga pada pelayanan-pelayanan pri-badi” (‘Warta Bethany’ edisi no. 30, hal 3, kol 1).

Tetapi orang-orang yang rebah di sini adalah orang kafir (ingat bahwa pada saat itu Saulus belum bertobat)! Jadi jelas mereka bu-kan rebah karena menerima Roh Kudus / pengurapan Roh Kudus, dsb.

2) Mujijat itu menyatakan Yesus sebagai Allah / Tuhan (ay 5).

a) Suara itu bertanya: ‘Saulus, Saulus, mengapakah engkau meng-aniaya Aku?’ (ay 4).

b) Saulus menjawab dengan bertanya: ‘Siapakah Engkau, Tuhan?’ (ay 5a).

Ada yang menganggap bahwa kata ‘Tuhan’ dalam pertanyaan Saulus itu hanya berarti seperti kata ‘sir’ (= tuan) dalam bahasa Inggris. Tetapi ini tidak mungkin. Sinar itu, dan rebahnya dirinya, pasti menyebabkan Saulus tahu bahwa ia sedang berurusan dengan sesuatu yang bersifat ilahi, sehingga sebutan ‘Tuhan’ betul-betul berarti ‘Tuhan’.

c) Yesus menjawab: ‘Akulah Yesus yang kauaniaya itu’ (ay 5b).

Bahwa Yesus menjawab pertanyaan ‘Siapakah Engkau, Tuhan?’ dengan kata-kata ‘Akulah Yesus yang kauaniaya itu’, menunjukkan bahwa Ia menyatakan diri kepada Saulus sebagai Tuhan / Allah.

Penerapan:

· Sudahkah saudara percaya bahwa Yesus adalah Allah / Tuhan?

· Pada waktu memberitakan Injil, tekankan bahwa Yesus adalah Tuhan / Allah!

3) Mujijat itu menyadarkan Saulus akan dosanya (ay 4-5).

Semua tindakan yang ia anggap baik itu ternyata adalah penganiaya-an terhadap Tuhan sendiri, karena memang Tuhan menganggap per-lakuan terhadap anak-anakNya sebagai perlakuan terhadap diriNya sendiri! Bdk. Mat 10:40-42 Luk 10:16 Yoh 13:20.

4) Yesus menasehati supaya Saulus bertobat dan bukan mengeraskan hati.

Ay 5: KJV memberikan tambahan yang seharusnya tidak ada di sini, tetapi dalam Kis 26:14 - ‘It is hard for thee to kick against the pricks’ (= Sukar bagimu menendang ke galah rangsang).

Istilah ‘galah rangsang’ oleh NIV/NASB diterjemahkan ‘goads’ [= ‘a sharp-pointed stick used in driving oxen’ (= tongkat berujung runcing yang digunakan untuk menggiring lembu jantan)].

Kalau lembu jantan untuk pertama kalinya dipakai membajak, orang yang mengendalikannya memegang tongkat panjang yang ujungnya runcing dan diletakkan di belakang lembu itu, sehingga tiap kali lembu itu menendang, ia sakit sendiri. Ini untuk mengajar lembu itu tunduk. Kalau tunduk, ia aman; kalau berontak, ia sakit sendiri!

Jadi, pada waktu Tuhan berkata supaya Paulus jangan menendang ke galah rangsang, artinya adalah: Tuhan memperlakukan Paulus seperti lembu yang mau dididik, dengan memasang galah rangsang. Kalau Paulus memberontak, ia akan sakit sendiri. Sebaliknya kalau Paulus mau menurut, ia akan aman.

Penerapan:

Hal seperti ini sering dilakukan oleh Tuhan kepada anak-anakNya, termasuk saudara. Karena itu, janganlah memberon­tak kepada Tuhan, itu hanya akan menambah penderitaan saudara! Sebaliknya, taatlah kepada Tuhan.

B) Yesus menyatakan diri / mengajar Saulus melalui Ananias.

1) Ay 6a: KJV memberi tambahan yang seharusnya juga tidak ada di sini, tetapi di Kis 22:10 - ‘And he trembling and astonished said, Lord, what wilt thou have me to do?’.(= Dan ia dengan gemetar dan heran berkata: Tuhan, apakah yang Engkau kehendaki untuk aku lakukan?).

Ini menunjukkan bahwa Saulus mau tunduk dan ia meminta untuk diberi perintah / petunjuk.

Penerapan: Pernahkah saudara bertanya seperti itu kepada Tuhan?

2) Tetapi Yesus menjawab Saulus dengan ay 6b yang menyuruhnya pergi ke kota dan nanti Tuhan akan memberi petunjuk.

Sementara itu, Yesus mengutus Ananias (ay 10-12). Ananias ber-usaha menolak (ay 13-14), tetapi Tuhan tetap menyuruh (ay 15), dan akhirnya Ananias taat (ay 17-18).

Pertanyaan: Mengapa Yesus tidak mengajar Saulus secara langsung? Untuk menguji kerendahan hati Saulus. Ia harus mendengar penga-jaran dari orang kristen biasa (bukan rasul, diaken, dsb, tetapi ‘murid Tuhan’ - ay 10).

Penerapan:

Ada banyak orang tidak mempunyai kerendahan hati dalam belajar Firman. Atau mereka minta diajar langsung oleh Tuhan, atau mereka merasa sudah cukup mengerti, dsb. Orang yang seperti ini tidak akan bisa maju dalam pengertian Firman Tuhan.

Apa yang dilakukan oleh Ananias?

a) Ia memberitakan Injil / mengajar Saulus (bdk. Kis 22:13-16 Kis 26:16-18).

Catatan: rupa-rupanya dalam Kis 26:16-18 Paulus menyingkat ce-rita, dan tidak menceritakan tentang Ananias, sehingga apa yang Ananias katakan, ia ceritakan seakan-akan merupakan kata-kata Yesus secara langsung.

b) Ia menumpangi Saulus dengan tangan, sehingga Saulus sembuh dan penuh Roh Kudus (ay 17). Perhatikan bahwa sekalipun pada saat itu Saulus penuh dengan Roh Kudus, tetapi ia tidak berba-hasa Roh!.

c) Ia membaptis Saulus (ay 18), padahal Ananias adalah jemaat bi-asa! Memang sebetulnya Kitab Suci tidak pernah memberikan ketentuan bahwa yang boleh membaptis hanyalah pendeta.

Semua ini membuat Saulus menjadi orang kristen! Tidak semua orang harus mengalami mujijat seperti yang dialami oleh Saulus itu, tetapi setiap orang kristen yang sungguh-sungguh harus pernah ‘bertemu dengan Yesus’. Pernahkan saudara mengalami hal itu? Ada banyak orang kristen yang menyatakan dirinya kristen sejak kecil / lahir. Ini tidak mungkin. Semua orang lahir sebagai anak setan / manusia berdosa / musuh Allah. Harus ada saat dalam hidup orang kristen yang sejati dimana ia ‘bertemu dengan Yesus’, karena kalau tidak, maka ia bukan orang kristen!

Kalau saudara belum pernah ‘bertemu dengan Yesus’, maka datanglah saat ini kepadaNya dan terimalah Ia sebagai Juruselamat dan Tuhan saudara.

III) Hidup Saulus setelah pertobatan.

1) Ia mau bersekutu dengan sesama saudara seiman (ay 19b,26a).

Ini adalah sesuatu yang harus ditiru. Saudara harus mau bersekutu de-ngan sesama orang kristen.

Memang orang kristennya mula-mula takut kepada Saulus:

· Ananias mula-mula juga takut (ay 13-14).

· Orang kristen yang di Yerusalem juga takut (ay 26).

Tetapi akhirnya mereka bersatu:

¨ Ananias menyebut Saulus ‘saudaraku’ (ay 17).

¨ Orang kristen Damsyik menolong Saulus (ay 25).

¨ Barnabas menerima Saulus (ay 27).

¨ Orang kristen Yerusalem menerima dan bahkan menolong Saulus (ay 28-30).

Penerapan: kalau ada orang yang bertobat, sekalipun ia dulunya anti kristen, maka kita harus menerima dia dan mau bersekutu dengan dia. Tetapi juga saudara perlu waspada untuk tidak sembarang percaya kepada orang yang mengaku dirinya dulu beragama lain tetapi lalu bertobat dan dimusuhi / diusir keluarganya dan karena itu membutuhkan pertolongan / uang. Ada banyak penipu yang menggunakan kedok pertobatan seperti ini!

2) Saulus memberitakan Injil (ay 20-22,28-29).

a) Saulus baru bertobat, tetapi sudah memberitakan Injil.

Ada banyak orang kristen yang sudah menjadi orang kristen puluhan tahun tetapi tidak pernah memberitakan Injil. Bagaimana dengan saudara?

Charles Haddon Spurgeon:

“I will not believe that you have tasted of the honey of the Gospel if you can eat it all yourself” (= Aku tidak mau percaya bahwa engkau sudah merasakan madu Injil jika engkau bisa memakan semuanya sendirian) - ‘Morning & Evening’, Feb 19 evening).

Seorang lain berkata:

“Christ alone can save this world, but Christ can’t save this world alone” (= hanya Kristus yang bisa menyelamatkan dunia ini, tetapi Kristus tidak bisa menyelamatkan dunia ini sendirian).

Saya berpendapat bahwa kata-kata ‘tidak bisa’ dalam kutipan ini agak terlalu keras. Kristus tentu saja bisa, tetapi Ia tidak mau. Itu bukanlah caranya. Ia mau menyelamatkan dunia ini menggunakan saudara!

b) Saulus menghadapi permusuhan (ay 23-24,29 bdk. ay 16).

Memang orang kristen yang memberitakan Injil tidak mungkin tidak dimusuhi! Saulus juga demikian, tetapi ia pantang mundur!

c) Pemberitaan Injil yang Saulus lakukan membuat orang-orang yang melihatnya menjadi heran (ay 21)! Mereka heran atas perubahan hidup yang begitu drastis dalam hidup Saulus.

Penerapan: Orang dunia jaman sekarang sering heran melihat hidup orang kristen, bukan karena hidup orang kristen berubah ke arah yang positif, tetapi justru karena hidup orang kristen tidak berbeda dengan orang dunia. Ini betul-betul memalukan. Maukah saudara menjadi seperti Saulus?

Ingat bahwa perubahan hidup adalah ciri orang kristen yang sejati. Adakah perubahan hidup dalam diri saudara sejak saudara menjadi orang kristen?

· dalam kerajinan berbakti, ikut Pemahaman Alkitab, bersaat teduh.

· dalam memberi persembahan.

· dalam hal dusta, zinah, benci / dendam, iri hati, cinta uang, fitnah, gila hormat / sombong, caci maki / kata-kata kotor, malas / tidak berdisiplin, rokok, judi, mabuk, dsb.

· dalam hal pelayanan, Pemberitaan Injil dsb.

Herankah orang-orang di sekitar saudara melihat perubahan hidup saudara? Maukah saudara berubah? Mintalah Tuhan mengubah hidup saudara, sehingga saudarapun bisa memuliakan Tuhan sama seperti Saulus!

Catatan:

Lukas tidak menceritakan tentang kepergian Paulus ke tanah Arab (Galatia 1:17). Ada bermacam-macam pandangan kapan kepergian ke tanah Arab itu terjadi. Ada yang mengatakan bahwa itu terjadi dalam ay 19b, ada yang mengatakan bahwa itu terjadi antara ay 19 dan ay 20, ada juga yang me-ngatakan bahwa hal itu terjadi dalam ay 23, dan ada lagi yang mengatakan bahwa itu terjadi setelah ay 25.

-AMIN-

Kisah Para Rasul 9:32-43

Pada Kis 2-5 telah kita lihat bahwa Petrus selalu menggunakan setiap kesem-patan untuk memberitakan Injil / Firman Tuhan (bdk. Efesus 5:16 - “pergunakanlah waktu yang ada”). Dalam bacaan hari ini, kembali kita bisa melihat bagaimana ia menggunakan kesempatan untuk memberitakan Injil / Firman Tuhan.

I) Petrus melakukan perkunjungan (ay 32).

Kis 9:31 menunjukkan bahwa gereja saat itu ada dalam keadaan damai. Apakah saat seperti itu digunakan oleh Petrus untuk santai / relax? Tidak! Ia menggunakan kesempatan untuk mengunjungi jemaat (yang bertobat karena penginjilan dalam Kis 8), untuk mengajar, menguatkan, menasehati, meng-hibur mereka dsb. Pelayanan untuk menguatkan orang kristen yang baru adalah sesuatu yang penting. Saudara bisa melakukan hal ini dengan cara:
mengajak orang kristen baru itu ke Kebaktian / Pemahaman Alkitab.
membelikan buku Saat Teduh, dan mengajari dia untuk bersaat teduh setiap hari.
membelikan dia buku-buku rohani yang cocok bagi dia.
berkhotbah / mengajar.

II) Petrus melakukan mujijat.

Dalam melakukan perkunjungan itu Petrus melakukan 2 mujijat, yaitu:

1) Kesembuhan Eneas (ay 33-35).

a) Yesus tetap bisa menyembuhkan sekalipun orangnya bukan orang percaya.

Tidak disebutkan dengan jelas apakah Eneas itu orang kristen atau bukan. Ada orang-orang yang menghubungkan ay 32b dengan ay 33a dan mengatakan bahwa Eneas adalah orang kristen karena Petrus menjumpai dia di antara orang-orang kudus. Tetapi kalau dilihat bahwa ay 36 menyebut Tabita sebagai ‘murid’ sedangkan ay 33 tidak menyebut Eneas dengan sebutan seperti itu, saya lebih condong untuk berkata bahwa Eneas bukanlah orang kristen, setidaknya ia bukan orang kristen yang sejati. Tetapi ia toh mengalami mujijat kesembuhan. Hal seperti itu sering terjadi dalam Kitab Suci. Orang sembuh atau tidak, bukan tergantung imannya, tetapi tergantung kehendak Allah! Memang ada kasus-kasus dimana Tuhan tidak mau melakukan mujijat karena orangnya tidak percaya (bdk. Mat 13:58); juga ada kasus dimana ia melakukan mujijat berdasarkan iman orangnya (bdk. Mat 8:13 Mat 9:27-31); tetapi tidak selalu demikian. Seringkali Ia tetap melakukan mujijat sekalipun orangnya tidak per-caya. Misalnya:

· pada waktu ia mengusir setan yang merasuk seseorang (Mat 8:28-34 Mat 9:32-34). Orang yang kerasukan itu jelas bukan orang percaya, tetapi ia toh disembuhkan.

· pada waktu ia membangkitkan orang mati (Luk 7:11-17 - Ia sama sekali tidak mempersoalkan iman).

· pada waktu ia meredakan angin ribut (Mat 8:23-27).

· pada waktu Ia menyembuhkan orang yang mati sebelah tangannya (Mat 12:9-15a) dan orang bisu yang kerasukan setan (Mat 12:22). Lagi-lagi di sini Yesus sama sekali tidak mempersoalkan iman.

· dll.

Sebetulnya mengapa hal seperti ini dibicarakan? Karena pada jaman ini ada banyak ‘penyembuh’, yang pada waktu gagal menyembuhkan orang yang sakit, lalu menyalahkan si sakit itu karena kurang / tidak beriman. Dari semua penjelasan di atas terlihat bahwa tuduhan itu tidak berdasar, karena Tuhan tetap bisa melakukan mujijat / memberi kesembuhan kepada orang yang tidak beriman. Bahkan kalau kita melihat peristiwa dalam Mat 17:14-21, pada waktu murid-murid Yesus gagal menyembuhkan orang yang kerasukan setan, Yesus mengata-kan bahwa hal itu disebabkan karena murid-murid yang kurang beriman! Jadi, si penyembuhnya yang salah, bukan si sakit!

b) Eneas lumpuh selama 8 tahun (ay 33).

Ini dituliskan bukan hanya untuk menunjukkan penderitaan Eneas, tetapi terutama untuk menunjukkan secara jelas akan penyakitnya, sehingga menunjukkan bahwa kesembuhannya betul-betul merupakan suatu mujijat.

c) Ay 34: Yesus yang menyembuhkan!

Petrus tidak mencuri kemuliaan Allah dengan mengatakan bahwa ia yang menyembuhkan Eneas. Juga ia tidak ‘nunut’ pada kemuliaan Allah dengan mengatakan bahwa Yesus menyembuhkan melalui dia. Ia hanya mau memuliakan Allah / Yesus. Apakah saudara juga demikian? Bdk. Yoh 3:30.

Petrus berani mengucapkan ay 34 itu pasti karena ia tahu bahwa itu memang adalah kehendak Allah. Petrus tidak bisa menyembuhkan orang sesuka hatinya sendiri!

d) Perintah untuk membereskan tempat tidur (ay 34) dimaksudkan untuk membuktikan kesembuhan orang itu betul-betul sempurna (bdk. Yoh 5:8 Mark 2:11 Mark 5:43). Jadi, memberikan bukti bahwa seseorang betul-betul telah sembuh bukanlah sesuatu yang salah. Banyak orang yang mengaku telah mengalami kesembuhan ilahi, tetapi tidak bisa / tidak mau memberikan bukti kesembuhan (pemeriksaan secara medis, dsb - bdk. Luk 17:14), dan bahkan menganggap bahwa mencari bukti semacam itu adalah tindakan yang tidak beriman. Ini salah! Bukti itu penting!

2) Kebangkitan Dorkas (ay 36-42).

a) Nama Tabita (Aramaic / Ibrani) dalam bahasa Yunaninya adalah Dor-kas. Artinya adalah semacam rusa (gazzelle).

b) Ia adalah seorang murid (ay 36).

Mengapa orang kristen disebut murid? (bdk. ay 38: ‘murid-murid’). Karena orang kristen belajar Firman Tuhan. Kalau saudara tidak se-nang belajar Firman Tuhan, saudara bukan murid, dan itu juga berarti bahwa saudara bukan orang kristen.

Penerapan: rajinkah saudara ikut Pemahaman Alkitab?

c) Kehidupannya:

· banyak berbuat baik dan memberi sedekah (ay 36).

· menolong janda-janda (ay 39 bdk. Yak 1:27).

Ia adalah seseorang yang membuktikan imannya dengan perbuatan baik. Ia juga adalah seseorang yang belajar Firman Tuhan dan mela-yani. Bandingkan ini dengan kebanyakan orang kristen yang:

¨ tidak belajar maupun melayani!

¨ hanya melayani tetapi tidak belajar.

¨ hanya belajar tetapi tidak melayani.

Kesalehan Dorkas ini menyebabkan ketika ia mati:

* Banyak orang menangisi dia (ay 39 bdk. Amsal 11:10b - “bila orang fasik binasa, gemuruhlah sorak sorai”).

Renungkan: bagaimana kira-kira kalau saudara yang mati?

* Orang-orang menceritakan kebaikan-kebaikannya (ay 39).

Renungkan: kalau saudara mati, perbuatan apa dari saudara yang akan dibicarakan orang? Bahwa saudara adalah orang baik yang suka menolong? Bahwa saudara adalah orang yang jujur? Bahwa saudara adalah orang yang rajin yang selalu bekerja dengan giat? Bahwa saudara adalah orang yang sabar? Bahwa saudara adalah orang yang rendah hati? Atau sebaliknya bahwa saudara adalah orang yang egois, suka berdusta, malas, suka marah, suka mem-fitnah, sombong, kikir, dsb?

d) Ia sakit, mati, lalu dimandikan, dsb (ay 37).

Ini menunjukkan bahwa ia betul-betul sudah mati.

e) Petrus dipanggil (ay 38).

Cerita kesembuhan Eneas sudah tersebar (ay 35,38), tetapi mengapa mereka memanggil Petrus?

· Untuk membangkitkan Dorkas? Rasanya tidak mungkin karena Stefanus matipun tidak dibangkitkan!

· Untuk menghibur mereka.

· Untuk menyembuhkan Dorkas, yang pada saat itu belum mati.

Jadi, mungkin sekali pada waktu mereka mengutus orang untuk memanggil Petrus, Dorkas belum mati. Tetapi pada waktu Petrus sampai ke situ, Dorkas sudah mati (jadi, ay 38 terjadi pada waktu Dorkas sakit).

f) Apa yang dilakukan oleh Petrus? (ay 40)

· Ia menyuruh semua orang keluar, mungkin supaya ia bisa lebih berkonsentrasi dalam doa.

· Ia berlutut. Ini memang tidak berarti bahwa kita harus selalu berdoa dengan berlutut.

· Ia berdoa. Kita memang tidak diharuskan untuk meniru apa yang Petrus lakukan di sini, yaitu berdoa untuk membangkitkan orang yang sudah mati. Ingat bahwa Mat 10:5-10 berlaku hanya untuk 12 murid yang diutus pada saat itu, dan tidak berlaku bagi kita sekarang! Ini terbukti karena pada saat itu mereka hanya boleh memberitakan Injil kepada orang Yahudi, sedangkan dalam Mat 28:19 mereka dan kita disuruh menjadikan semua bangsa murid Kristus. Jadi ini membuktikan bahwa perintah dalam Mat 10:1-5 itu sudah tidak berlaku lagi. Tetapi kalau demikian, mengapa Petrus membangkitkan Dorkas? Petrus membangkitkan Dorkas bukan berdasarkan Mat 10:1-5. Ia membangkitkan Dorkas karena itu ada-lah kehendak Tuhan pada saat itu.

g) Dorkas hidup kembali (ay 40b-41).

Ay 41 membuktikan bahwa ia betul-betul hidup kembali.

Dalam kasus Eneas, ia pasti senang waktu disembuhkan, tetapi bagaimana dengan Dorkas? Ia sudah di surga, lalu harus kembali ke dunia. Apakah itu tidak membuatnya marah / kecewa? Tidak, kalau ia percaya:

· pada kata-kata Paulus dalam Fil 1:21-24 - “Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah. Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu. Aku didesak dari dua pihak: aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus - itu memang jauh lebih baik; tetapi lebih perlu untuk tinggal di dunia ini karena kamu”.

· bahwa kehendak Allah adalah yang terbaik.

Akibat dari kedua mujijat ini: gereja bertumbuh (ay 35,42).

III) Petrus di Yope (ay 43).

Sekalipun dalam ay 35,42 dikatakan bahwa orang-orang itu berbalik kepada Tuhan, percaya kepada Tuhan, dsb, itu belum tentu berarti bahwa mereka betul-betul bertobat. Ingat bahwa mujijat tanpa Injil tidak mungkin membawa seseorang ke dalam pertobatan yang sejati.

Tetapi bagaimanapun, masuknya mereka ke dalam gereja merupakan suatu kesempatan yang baik yang tidak akan disia-siakan oleh Petrus. Karena itu ia sengaja tinggal beberapa hari di Yope. Untuk apa? Sekalipun tidak dituliskan di sana, jelas ia memberitakan Injil / Firman Tuhan. Ia lagi-lagi menggunakan kesempatan dengan baik.

Bagaimana dengan saudara? Maukah saudara menggunakan kesempatan untuk membawa seseorang kepada Yesus?

-AMIN-

KISAH PARA RASUL 10:1-48

I) Kornelius.

1) Ia adalah seorang perwira Italia, dan itu berarti bahwa ia bukan orang Yahudi.

2) Ia adalah seorang yang ‘hebat’, dan ini terlihat dari:

· ia dikatakan sebagai saleh (ay 2).

· ia takut kepada Allah (ay 2).

Memang orang saleh pasti adalah orang yang takut kepada Allah, dan sebaliknya.

· ia memberi sedekah kepada orang Yahudi (ay 2).

Ini menunjukkan bahwa ia mempunyai kasih kepada sesama. Ini juga menunjukkan bahwa sedikitnya ia adalah seorang simpatisan agama Yahudi.

· ia senantiasa berdoa kepada Allah (ay 2).

· ia selalu berusaha membawa orang lain kepada Tuhan.

Ini terlihat dari:

* ay 2: seisi rumahnya juga takut kepada Allah. Ini jelas terjadi kare-na pengaruh Kornelius.

* ay 7: prajurit yang saleh. Ini juga karena pengaruh Kornelius.

* ay 24: ia memanggil sanak saudaranya dan sahabat-sahabatnya untuk mendengar pesan Tuhan / Firman Tuhan.

Penerapan: apakah saudara juga mempunyai beban untuk membawa orang kepada Tuhan?

II) Petrus.

1) Petrus adalah orang Yahudi, yang mempunyai kepercayaan Yahudi, yaitu:

· Orang Yahudi tidak boleh bergaul dengan orang non Yahudi, dan bah-kan tidak boleh masuk ke rumah orang non Yahudi (ay 28). Keper-cayaan ini didasarkan pada Ul 7:1-5 (tetapi sebetulnya Ul 7:1-5 ini hanya ditujukan kepada orang Kanaan).

· Hanya orang Yahudi yang bisa selamat, sedangkan orang non Yahudi diciptakan sebagai bahan bakar di neraka (ay 34-35,45). Karena itu tidak heran banyak orang Yahudi Kristen yang hanya memberitakan Injil kepada sesama orang Yahudi (bdk. Kis 11:19).

Kepercayaan seperti ini membuat Petrus belum siap untuk dipakai oleh Tuhan untuk memberitakan Injil kepada Kornelius. Ia harus diajar lebih dulu, supaya ia bisa membuang kepercayaannya yang salah ini.

2) Petrus diajar oleh Tuhan.

a) Melalui penglihatan (ay 9-16).

· Ay 9: Pada saat itu Petrus mau berdoa, dan karena itu ia naik ke atas rumah. Mengapa naik ke atas rumah? Karena berdoa mem-butuhkan kesunyian sehingga bisa lebih berkonsentrasi (bdk. Mark 1:35). Memang kalau perlu kita bisa berdoa di tengah-tengah keramaian, tetapi kalau dimungkinkan, kita harus mencari tempat yang sunyi. Ini bertentangan dengan banyak cara doa yang se-dang ngetrend jaman ini, seperti:

* orang yang berteriak ‘Amin’, atau ‘Haleluya’, atau ‘Glory’ dsb dengan suara keras di tengah-tengah suatu persekutuan doa.

* doa yang diiringi musik.

* sebagian jemaat berdoa, sebagian lain menyanyi.

* ‘doa bersuara’, yaitu sekelompok orang yang berdoa dimana setiap orang berdoa dengan membuka suara dengan keras (Awas, saya tidak memaksudkan orang yang berdoa secara pribadi, sambil mengeluarkan suara. Yang ini tentu tidak apa-apa). Saya berpendapat bahwa ini adalah sesuatu yang salah karena:

Þ Seharusnya suasana doa adalah sunyi / tenang. Tetapi kalau kita melakukan ‘doa bersuara’ ini, maka kita sengaja membuat ribut. Ini menyebabkan banyak orang tidak bisa berdoa dalam suasana seperti itu. Kalau saudara sendiri bisa berdoa dalam suasana seperti itu, jangan beranggapan bahwa semua orang juga harus bisa berdoa dalam suasana seperti itu!

Þ Ini adalah perwujudan dari egoisme, karena orang yang me-lakukan ‘doa bersuara’ itu tidak mempedulikan orang-orang lain yang tidak bisa berdoa dalam suasana seperti itu. Ban-dingkan dengan Fil 2:4 - “janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga”.

Þ Itu sebetulnya bukanlah suatu persekutuan doa, karena sekalipun semua orang berdoa untuk topik yang sama, tetapi doanya bisa berbeda. Misalnya: kalau semua berdoa tentang hamba Tuhan, maka bisa saja yang satu berdoa untuk kesehatannya, sedangkan yang lain berdoa untuk kerohaniannya. Lebih dari itu doa dari orang-orang itu bah-kan bisa bertentangan satu dengan yang lain. Misalnya hamba Tuhan itu punya anak yang nakal, maka bisa saja orang yang satu berdoa supaya hamba Tuhan itu diberi kesabaran menghadapi anaknya itu, tetapi orang yang lain berdoa supaya hamba Tuhan itu diberi ketegasan untuk mendisiplin anak itu. Atau pada waktu mendoakan jemaat yang sakit, yang seorang berdoa supaya orang yang sakit itu disembuhkan, tetapi orang yang lain, yang menganggap bahwa penyakit itu merupakan hukuman / hajaran Tuhan, berdoa supaya Tuhan tidak menyembuhkan tetapi memper-tobatkan orang itu. Dengan demikian terlihat bahwa sebe-tulnya mereka hanya berdoa bersama-sama, bukan melaku-kan persekutuan doa!

Þ Itu bertentangan dengan tradisi persekutuan doa yang di-ajarkan oleh Kitab Suci.

1Kor 14:16 berbunyi: “Sebab, jika engkau mengucap syukur dengan rohmu saja, bagaimanakah orang biasa yang hadir sebagai pendengar dapat mengatakan ‘amin’ atas pengucapan syukurmu? Bukankah ia tidak tahu apa yang engkau katakan?”

Ayat ini memang bukan mempersoalkan ‘doa bersuara’, tetapi ‘doa dengan menggunakan bahasa roh’. Tetapi dari ayat ini kita bisa mempelajari tradisi persekutuan doa dalam Kitab Suci. Mengapa doa dengan bahasa roh tidak boleh dilakukan dalam suatu persekutuan? Karena dengan demi-kian orang yang hadir tidak bisa mengaminkannya. Jadi dari sini terlihat bahwa tradisi Kitab Suci dalam melakukan per-sekutuan doa adalah: satu orang yang memimpin doa de-ngan suara keras, sedangkan yang lain mengaminkannya. Supaya saudara tidak menganggap bahwa saya memutar-balikkkan Kitab Suci, dan menafsirkannya semau saya sen-diri, maka saya memberikan komentar Calvin tentang 1Kor 14:16 ini.

Calvin: “Paul’s expression, however, intimates, that some one of the ministers uttered or pronounced prayers in a distinct voice, and that the whole assembly followed in their minds the words of that one person, until he had come to a close, and they all said Amen - to intimate, that the prayer offered up by that one person was that of all of them in common” (= ungkapan Paulus menunjukkan bahwa salah seorang pendeta menaikkan doa dengan suara yang jelas dan seluruh jemaat mengikuti dalam pikiran mereka kata-kata dari orang itu, sampai ia selesai, dan mereka semua berkata Amin - untuk menunjukkan bahwa doa yang dinaikkan oleh satu orang itu adalah doa mereka semua).

Bandingkan juga dengan: 1Taw 16:36 (nyanyi diakhiri de-ngan kata ‘amin’ oleh seluruh jemaat), Maz 106:48 (doa di-akhiri dengan kata ‘amin’ oleh seluruh umat), dan Ul 27:15-26 (pembacaan Firman Tuhan diakhiri dengan kata ‘amin’ oleh seluruh bangsa).

Tetapi ada orang yang mengatakan bahwa ada orang yang tidak bisa berkonsentrasi dalam doa kalau hanya ada 1 orang yang berdoa dan ia hanya mengaminkan. Saya men-jawab: memang harus diakui kalau pemimpin doa berdoa tidak karuan / berbelit-belit, maka kita akan sukar berkon-sentrasi. Karena itu harus dipilih pemimpin doa yang baik. Kalau dengan pemimpin doa yang baik tetap ada orang yang tidak bisa berkonsentrasi, maka saya berpendapat tentu ada sesuatu yang tidak beres dengan orang itu. Doa seperti ini adalah yang diajarkan oleh Kitab Suci. Kalau ia tidak bisa berdoa dengan cara yang diajarkan oleh Kitab Suci, maka pasti dia yang salah.

Þ Itu menimbulkan kekacauan / ketidaktertiban yang jelas ti-dak dikehendaki oleh Tuhan dalam suatu kebaktian.

1Kor 14:27,30-31 mengatakan bahwa dalam suatu perte-muan jemaat, kalau orang yang berbahasa roh ataupun ber-nubuat harus satu per satu. Mengapa? Karena Allah meng-hendaki ketertiban dan keteraturan dalam ibadah / kebak-tian (1Kor 14:33,40). Aneh kalau ada orang yang mau menggunakan ayat-ayat ini untuk menyerang orang Penta-kosta / Kharismatik yang berbahasa roh secara bersama-sama, tetapi tidak menggunakan ayat-ayat ini untuk mela-rang ‘doa bersuara’. Padahal kekacauan yang ditimbulkan adalah sama.

Ada orang yang keberatan dengan apa yang saya katakan ini, karena menurut mereka dalam Kis 4:24 dilakukan doa bersuara seperti itu.

Kis 4:24 - “Ketika teman-teman mereka mendengar hal itu, berse-rulah mereka bersama-sama kepada Allah, katanya: ‘Ya Tuhan, ...”.

Tetapi ini salah, karena kata Yunani yang diterjemahkan ‘ber-sama-sama’ itu adalah HOMOTHUMADON, yang berarti ‘de-ngan satu hati / pikiran’. Jadi, yang ditunjukkan oleh Kis 4:24 ini adalah kesatuan hati mereka dalam berdoa, bukan ‘doa ber-suara’ (Jika ingin tahu lebih jelas tentang penafsiran ayat ini, lihat ‘Kisah Rasul’ jilid 1).

· Ay 10 (NIV): ‘he fell into a trance’ (= ia mengalami trance).

Ada orang yang menggunakan bagian ini sebagai dasar dari Toronto Blessing. Mereka mengatakan bahwa dalam mengalami Toronto Blessing, orang-orang itu mengalami trance seperti Petrus di sini.

Untuk menjawab ini kita perlu tahu apa arti dari kata trance ini?

* Kata ‘trance’ itu kalau dilihat dalam kamus Inggris - Indone­sia oleh John M. Echols dan Hassan Shadily, diartikan sebagai ‘keadaan tak sadarkan diri’, ‘lupa daratan’, atau ‘kerasukan’.

* Sedangkan Webster’s New World Dictionary menambahkan arti “a state resembling sleep, in which consciousness may remain al-though voluntary movement is lost, as in catalepsy or hypno­sis” (= suatu keadaan menyerupai tidur, dimana kesadaran bisa tetap ada tetapi tidak ada gerakan yang disadari / disengaja, seperti dalam hal orang yang terkena ayan atau hipnotis).

* Selanjutnya perlu diketahui bahwa kata bahasa Inggris ‘trance’ dalam ayat-ayat itu diterjemahkan dari kata bahasa Yunani EKSTASIS. Dari kata Yunani ini diturunkan kata bahasa Inggris ecstasy, yang arti­nya adalah ‘kegembiraan yang meluap-luap’.

Tetapi Petrus tidak berada dalam keadaan tidak sadar, ataupun kegembiraan yang meluap-luap. Ia mengalami hal itu pada saat ia sedang berdoa. Dan pada saat ia mengalami hal itupun ia tidak lalu rebah, pingsan, bergerak-gerak tak terkenda­li seperti orang sakit ayan, bergulung-gulung di lantai, tertawa terbahak-bahak, dsb. Singkatnya, Petrus sama sekali tidak mirip dengan orang yang terkena Toronto Blessing! Sebaliknya ia tetap bisa berko-munikasi secara sadar dan wajar dengan Tuhan!

Karena itu saya tidak menerima ketiga arti di atas, dan saya menerima arti yang diberikan oleh W. E. Vine dalam ‘An Expository Dictionary of New Testament Words’ dimana ia mengartikan ‘EKSTASIS’ / ‘trance’ sebagai berikut: “a condition in which ordinary conscious­ness and the perception of natural circumstances were with­held, and the soul was susceptible only to the vision imparted by God” (= suatu kondisi / keadaan dimana kesadaran dan peng­lihatan / daya memahami yang normal terhadap keadaan alamiah ditahan / disembunyikan, dan jiwa orang itu hanya terbuka / bisa menerima penglihatan yang diberikan oleh Allah).

Jadi trance / EKSTASIS hanya merupakan suatu keadaan dimana Allah menutup kesadaran seseorang terhadap hal-hal lain, supaya orang itu bisa berkonsentrasi secara khusus hanya terhadap diri Allah dan apa yang akan Allah berikan kepadanya (firman, penglihatan, dsb).

Ini tentu tidak sama dengan apa yang terjadi dalam Toronto Bless-ing, dimana orang mengalami trance tanpa ada tujuan apa-apa dari Allah, dan bahkan menyebabkan mereka itu justru mengabaikan khotbah / firman Tuhan secara total!

· Ay 11-13 - ia menerima penglihatan. Ini jelas adalah mujijat.

· Ay 14: Petrus menolak.

* Sikap ini ada bagusnya! Mengapa? Karena Petrus tahu ada Firman Tuhan (Im 11 & Ul 14:3-20) yang bertentangan dengan apa yang diperintahkan dalam penglihatan itu. Bandingkan sikap Petrus ini dengan sikap orang-orang yang menerima ‘seadanya wahyu / ajaran’ tanpa mempedulikan apakah ‘wahyu’ itu bertentangan dengan Kitab Suci / Firman Tuhan atau tidak! bdk. Gal 1:6-9 2Kor 11:4.

Tetapi Petrus tidak mengerti bahwa Im 11 & Ul 14:3-20 adalah ceremonial law (= hukum yang berhubungan dengan upacara keagamaan) yang sudah dihapuskan setelah kematian / ke-bangkitan Kristus (bdk. Ef 2:15a - “sebab dengan matiNya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya”).

Catatan: Mat 5:17-19 menunjukkan bahwa hukum Taurat ber-laku selama-lamanya, tetapi ini berlaku untuk moral law (= hukum moral), seperti jangan berzinah, jangan membunuh dsb. Sedangkan ceremonial law dihapus berdasarkan Ef 2:15a di atas.

Karena itu, hati-hatilah dengan ajaran yang tetap member-lakukan ceremonial law! Misalnya banyak hamba Tuhan / orang kristen saat ini yang percaya pada ajaran tentang ‘lembu merah’ yang katanya akan dipakai untuk menyuci-kan Israel / bangsa Yahudi. Sekalipun ajaran tentang ‘lembu merah’ itu mempunyai dasar Kitab Suci, yaitu dalam Bil 19, tetapi itu termasuk dalam ceremonial law yang jelas sudah tidak berlaku lagi setelah Yesus mati / bangkit.

Di atas telah saya berikan dasar penghapusan ceremonial law, yaitu Ef 2:15. Kalau ini masih kurang, bacalah Ibr 10:1-18, yang membandingkan korban binatang dalam Perjanjian Lama, dan korban Kristus dalam Perjanjian Baru. Lalu perhatikan secara khusus:

Þ Ibr 10:9b yang berbunyi: “Yang pertama Ia hapuskan, supaya menegakkan yang kedua”.

‘Yang pertama’ jelas menunjuk pada korban binatang dalam Perjanjian Lama, sedangkan ‘yang kedua’ jelas menunjuk pada korban Kristus.

Þ Ibr 10:18 yang berbunyi: “Jadi apabila untuk semuanya itu ada pengampunan, tidak perlu lagi dipersembahkan korban karena dosa”.

Kalau saudara masih juga belum puas, bacalah Ibr 8-9, dan perhatikan khususnya:

Þ Ibr 8:7 - “Sebab, sekiranya perjanjian yang pertama itu tidak bercacat, tidak akan dicari lagi tempat untuk yang kedua”.

Þ Ibr 8:13 - “Oleh karena Ia berkata-kata tentang perjanjian yang baru, Ia menyatakan yang pertama sebagai perjanjian yang telah menjadi tua. Dan apa yang telah menjadi tua dan usang, telah dekat kepada kemusnahannya”.

Þ Ibr 9:9-10 - “Itu adalah kiasan masa sekarang. Sesuai dengan itu dipersembahkan korban dan persembahan yang tidak dapat menyempurnakan mereka yang mempersembahkannya menurut hati nurani mereka, karena semuanya itu, di samping makanan dan minuman dan pelbagai macam persembahan, hanyalah peraturan-peraturan untuk hidup insani, yang hanya berlaku sampai tibanya waktu pembaharuan”.

Semua ini jelas menunjukkan bahwa ceremonial law, termasuk korban dan penyucian Perjanjian Lama sudah tidak berlaku lagi pada jaman Perjanjian Baru sekarang ini.

Karena itu, kalau pada jaman sekarang (jaman Perjanjian Baru) orang melakukan kembali ceremonial law seperti itu, maka itu merupakan penghinaan terhadap pengorbanan Kristus. Kalau hal ini dilakukan oleh bangsa Yahudi yang non kristen, maka sekalipun ini tetap salah, tetapi ini tidak mengherankan, karena mereka memang hidup dalam jaman Perjanjian Lama dan tidak mengakui Perjanjian Baru. Tetapi kalau ada orang kristen, lebih-lebih pendeta kristen, yang menyetujui hal itu, ini betul-betul kegilaan dan kesesatan! Tidak ada orang / bangsa manapun dalam jaman Perjanjian Baru ini yang bisa disucikan dengan apapun (termasuk de-ngan ‘lembu merah’) selain dengan darah Kristus. Dengan kata lain, supaya seseorang atau suatu bangsa (termasuk bangsa Israel / Yahudi) bisa disucikan, maka ia / mereka harus percaya kepada Yesus sebagai Juruselamat dan Tuhan!

Mungkin ada orang yang menggunakan Bil 19:10, yang menun-jukkan bahwa itu adalah ‘ketetapan kekal’, untuk menentang apa yang saya ajarkan di sini. Maka saya ingin mengingatkan bahwa dalam Kej 17:11,13 sunat juga disebut sebagai ‘per-janjian kekal’! Apakah saudara mau mengatakan bahwa jaman sekarang kita juga harus disunat? Bdk. Gal 5:2-6 Gal 6:12-15. Calvin menganggap bahwa yang kekal bukan pelaksanaan sunat itu, tetapi artinya. Juga sunat merupakan TYPE / gam-baran / bayangan dari baptisan, dan karenanya waktu baptisan tiba maka sunat harus disingkirkan. Demikian juga dengan perayaan Paskah Perjanjian Lama (Passover), yang dalam Kel 12:14 disebutkan sebagai ‘ketetapan untuk selamanya’. Ini merupakan TYPE / gambaran / bayangan dari Kristus (1Kor 5:7 - “Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus”), dan karena itu pada waktu Kristusnya datang, mati dan bangkit, maka hal ini harus disingkirkan.

Jadi, sekalipun sunat dan Paskah disebut perjanjian / ketetapan ‘kekal’, itu tidak berarti pelaksanaan sunat dan Paskah itu kekal. Maka demikian juga dengan persoalan lembu merah!

* Bagaimanapun, karena pada saat itu Petrus tahu bahwa peng-lihatan itu datang dari Tuhan (perhatikan sebutan ‘Tuhan’ da-lam ay 14, yang menunjukkan bahwa ia tahu penglihatan itu datang dari Tuhan), maka seharusnya ia taat (bandingkan de-ngan ketaatan Abraham dalam mempersembahkan Ishak, pa-dahal Abraham disuruh membunuh Ishak! - Kej 22).

· Ay 15: jawaban Tuhan atas penolakan Petrus.

· Ay 16: hal ini terulang sampai 3 x untuk meyakinkan Petrus.

Awas! Ini tidak berarti kalau ada penglihatan / mimpi yang terjadi sampai 3 x itu pasti datang dari Tuhan!

Apa sebetulnya arti dari penglihatan itu? Ay 9-16 memang bisa dija-dikan dasar untuk berkata bahwa Im 11 & Ul 14:3-20 dibatalkan, dan dengan demikian orang kristen boleh makan daging binatang apapun (bandingkan ini dengan kepercayaan Advent yang tetap memegang teguh larangan dalam Im 11 & Ul 14:3-20 itu). Tetapi arti yang ter-utama dari penglihatan itu adalah: jangan menganggap orang non Yahudi sebagai orang najis, orang yang tidak bisa diselamatkan, orang yang tidak perlu diinjili, dsb.

Petrus masih tidak mengerti arti penglihatan itu. Tetapi bagusnya: ia ingin mengerti (ay 17,19).

Penerapan: kalau saudara berhadapan dengan Firman Tuhan yang sukar, apakah saudara ingin / berusaha mengerti?

b) Melalui utusan Kornelius, suara Roh Kudus dan cerita Kornelius.

· Ay 17b-18: utusan Kornelius tiba.

· Ay 20: Roh Kudus menyuruh Petrus pergi dengan mereka.

· Ay 22: dikatakan kepada Petrus bahwa Kornelius adalah ‘seorang perwira’, dan ini menunjukkan bahwa ia bukan orang Yahudi. Ini menyebabkan Petrus mulai mengerti arti dari penglihatan tadi, se-hingga ia mau pergi dengan mereka dan ia mengucapkan ay 28b-29.

· Petrus mendengar cerita Kornelius (ay 30-33) sehingga ia makin yakin akan pengertiannya (ay 34-35).

Kalau kita melihat dan mengerti kontexnya, maka tentu kita tidak akan menafsirkan bahwa kata-kata Petrus dalam ay 34-35 itu bertentangan dengan doktrin Predestinasi, seperti yang dikatakan oleh Pdt. dr. Yusuf B. S.! Kalau ay 34 ini mengatakan bahwa Allah ‘tidak membedakan orang’, maka ini tidak berarti bahwa ‘Allah ti-dak melakukan predestinasi / pemilihan’, tetapi bahwa ‘Allah tidak membedakan Yahudi dan non Yahudi’.

3) Petrus memberitakan Injil kepada orang-orang non Yahudi itu (ay 36-43).

Penekanan penginjilannya adalah:

· ay 36: damai oleh Yesus.

· ay 36: Yesus adalah Tuhan semua orang.

· ay 38: Yesus memang hamba Allah yang pelayananNya disertai dan diberkati Allah.

· ay 39: kematian Yesus.

· ay 40: kebangkitan Yesus.

· ay 42: Yesus adalah Hakim.

· ay 43: pengampunan dosa hanya karena iman kepada Yesus.

Perhatikan betapa ‘penuh dengan Yesusnya’ khotbah Paulus. Memang khotbah yang injili harus penuh dengan Yesus, karena tujuannya adalah membawa orang kepada Yesus.

4) Petrus menyuruh mereka untuk dibaptis (ay 48).

a) Mula-mula dikatakan bahwa Roh Kudus turun ke atas mereka (ay 44).

Mengapa mereka menerima Roh Kudus? Jelas karena pemberitaan Injil yang dilakukan oleh Petrus, mereka menjadi percaya kepada Yesus (bdk. Kis 2:38 Gal 3:2).

b) Lalu mereka menerima karunia bahasa roh (ay 45-46).

Bahasa roh yang asli memang merupakan karunia dari Tuhan. Orang yang tidak beriman tidak mungkin bisa menerimanya. Kalau mereka telah menerima karunia bahasa roh yang asli maka itu memang membuktikan bahwa mereka sudah beriman. Tetapi awas, ini tidak boleh dibalik. Jadi jangan mengatakan bahwa orang yang beriman kepada Yesus pasti menerima karunia bahasa roh. Bandingkan dengan Paulus sendiri yang pada waktu menerima Roh Kudus tidak berbahasa roh (Kis 9:17-19).

c) Petrus menyuruh mereka dibaptis (ay 47-48).

Adalah sesuatu yang menarik bahwa Petrus sendiri tidak membaptis mereka. Ia menyuruh orang lain untuk membaptis (pasti salah satu dari ke 6 orang yang menyertai dia - bdk. ay 23 Kis 11:12).

Penutup:

Dengan demikian Kornelius, yang adalah orang non Yahudi, menerima Injil, diselamatkan dan masuk ke dalam gereja. Tidak ada orang yang tidak berhak mendengar Injil. Karena itu, maukah saudara memberitakan Injil kepada semua orang? Jangan ada golongan / bangsa yang saudara anak emaskan atau anak tirikan dalam pemberitaan Injil! Beritakanlah Injil kepada semua orang!

-AMIN-

KISAH PARA RASUL 11:1-18

Jelas terlihat bahwa ada pertentangan / pertikaian dalam gereja. Ini merupakan sesuatu yang lumrah. Yang penting adalah bagaimana menghadapi / mem-bereskan pertentangan tersebut. Untuk bisa mengetahui hal itu, mari kita me-nyoroti kedua pihak yang bertikai secara bergantian.

I) Petrus.

Ia mendapat suatu kebenaran yang baru dari Tuhan (Kis 10:10-16,28,34-35) dan ia mau bertindak sesuai dengan kebenaran yang baru itu sehingga:
ia mau pergi ke rumah Kornelius.
ia mau memberitakan Injil kepada Kornelius dan keluarganya.
ia mau membaptis Kornelius dan keluarganya.

Tetapi gara-gara hal ini, Petrus lalu mendapat serangan dalam Kis 11 ini.

Pulpit Commentary:

“The individual with a fresh truth must expect opposition” (= orang dengan kebenaran yang segar / baru harus mengharapkan tantangan).

II) Orang dari golongan bersunat (ay 2).

1) Ini bukan sekedar berarti orang Yahudi, karena gereja saat itu semua anggotanya adalah orang Yahudi. Orang-orang yang disebut ‘orang-orang dari golongan bersunat’ adalah orang Yahudi kristen yang fanatik terhadap sunat.

2) Mereka mendengar tentang peristiwa Petrus dan Kornelius (ay 1).

Perhatikan bahwa kabar angin yang tidak lengkap sering menjadi sumber pertentangan dan kesalahpahaman! Kebenaran yang cuma setengah (half truth) bisa merupakan dusta. Karena itu hati-hati pada waktu men-dengar berita dari seseorang.

3) Mereka mempunyai kepercayaan yang salah:

· orang Yahudi tidak boleh bergaul dengan non Yahudi.

· non Yahudi tidak mungkin selamat.

Ini jelas merupakan suatu kesombongan dan fanatisme yang salah. Ini menyebabkan pada waktu mereka mendengar bahwa bangsa-bangsa lain menerima Firman Allah, mereka bukannya senang tetapi marah.

Penerapan: ini suatu peringatan bagi kita untuk tidak fanatik terhadap hal-hal yang salah atau pada tradisi-tradisi yang tidak mempunyai dasar Kitab Suci. Semua ini bisa menimbulkan pertentangan yang tidak ber-guna.

4) Mereka mempunyai semangat (zeal) untuk memperbaiki ‘hal yang salah’.

Karena itu mereka langsung berbicara kepada Petrus (ay 2-3). Ada ba-nyak orang kristen, pada waktu mengetahui adanya sesuatu yang salah dalam gereja, lalu mengambil sikap:

· tidak peduli / masa bodoh. Ini orang yang tidak mempunyai semangat.

· menggerutu dalam hati.

· ngrasani / membuat gossip di belakang orangnya.

Hati-hati dengan dosa ngrasani ini khususnya dalam persekutuan doa! Dalam persekutuan doa, sering kita membicarakan kesalahan seseorang, bukan dengan tujuan ngrasani tetapi untuk didoakan, tetapi akhirnya menjadi tindakan ngrasani.

· menulis surat kaleng. Ini tidak alkitabiah karena bertentangan dengan Mat 18:15-17.

Mereka tidak melakukan hal-hal yang salah di atas ini. Mereka langsung mengatakannya kepada Petrus sendiri! Ini merupakan tindakan yang bagus sekali, karena sering sekali dengan tindakan ini pertentangan bisa dibereskan!

III) Sikap Petrus pada waktu dikritik.

1) Tidak marah.

Padahal Petrus adalah rasul! Itu adalah jabatan tertinggi dalam gereja! Bisa saja ia marah, lalu ‘menggeser’ orang-orang dari golongan bersunat itu dari jabatan mereka dalam gereja. Tetapi ia tidak melakukan tindakan itu. Ia bahkan sama sekali tidak marah. Mengapa Petrus tidak marah?

a) Karena ia rendah hati. Orang yang sombong senang dipuji, tetapi menjadi marah kalau diserang / dikritik.

b) Karena tadinya ia sendiri mempunyai sikap yang sama dengan orang-orang Yahudi itu, dan karena itu ia bisa mengerti sikap mereka.

Penerapan: Kalau saudara melihat kesalahan orang lain, cobalah pe-riksa apakah saudara sendiri tidak pernah melakukan kesalahan yang sama. Ini bisa menghindarkan saudara dari kemarahan.

Maukah saudara meniru sikap Petrus pada waktu saudara dikritik / di-serang?

2) Tidak mau tunduk sekalipun ia hanya seorang diri dan ia menghadapi banyak orang.

Ingat bahwa:

· orang yang berpegang pada kebenaran bukan berarti bahwa ia tegar tengkuk.

· kebenaran tidak tergantung pada suara terbanyak.

Apakah saudara berani mempertahankan kebenaran kalau saudara diten-tang banyak orang?

Ingat bahwa sekalipun kita harus cinta damai (Mat 5:9 Ro 12:18), tetapi kita tidak boleh mengorbankan kebenaran demi terciptanya perdamaian!

3) Petrus menceritakan seluruh cerita dengan lengkap (ay 4-17).

Ay 4: ‘segala sesuatu’. Ini menunjukkan cerita lengkap.

Ia tahu bahwa orang-orang itu cuma mendengar kabar angin yang pasti tidak lengkap. Dan ia juga tahu bahwa orang-orang yang tahu cuma sebagian akan mempunyai kecondongan untuk salah paham dsb. Karena itu sekarang ia menceritakan cerita lengkapnya.

Tujuan penceritaan: supaya orang-orang itu tahu bahwa seluruh peristiwa dalam Kis 10 itu berasal dari Allah dan merupakan kehendak Allah.

· ay 5-10: penglihatan itu dari Tuhan (perhatikan ay 9b).

· ay 11-12: Petrus pergi karena diperintah oleh Roh Kudus.

· ay 13-14: Kornelius memanggil Petrus karena diperintah oleh malaikat (dari Tuhan).

· ay 15-16:

* peristiwa itu sama dengan Pentakosta dalam Kis 2.

* peristiwa itu sesuai dengan kata-kata Yesus dalam Kis 1:5.

· ay 17: kesimpulan dari Petrus.

Ay 17b (lit): ‘who was I to hinder God?’ (= siapakah aku sehingga menghalangi Allah?).

NIV: ‘who was I to think that I could oppose God?’ (= siapakah aku sehingga berpikir bahwa aku bisa melawan Allah?).

Ada 3 hal yang perlu diperhatikan dari kalimat ini:

* kalau saat itu Petrus tidak mau membaptis atau kalau ia menunda baptisan, ia menentang Allah.

* pertanyaan ‘siapakah aku?’ membuat kita rendah hati.

* ay 17b itu secara tidak langsung menyerang orang-orang dari golongan bersunat itu dengan kata-kata: kalau aku saja tidak ber-hak menentang Allah, siapakah kamu sehingga berani melarang aku membaptis?

IV) Sikap dari golongan bersunat.

1) Mau mendengar (ay 18).

Tadi Petrus mau mendengar kritikan mereka, sekarang mereka mau mendengar penjelasan dari Petrus. Jadi kedua pihak sama-sama mau mendengar! Ini suatu hal yang penting supaya suatu pertikaian bisa dibereskan! Sering sekali pada waktu berdebat, kita tidak bisa men-dengar karena:

· sombong, tidak menghargai pandangan orang lain.

· marah.

· hanya mau bicara tetapi tidak mau mendengar.

· yakin dirinya tidak mungkin salah (siapakah saudara sehingga tidak mungkin salah?

Ini semua salah dan tidak akan membereskan pertikaian. Belajarlah untuk mendengar kritikan / penjelasan dari pihak yang lain dan itu akan me-nolong sekali untuk membereskan pertentangan!

2) Mau mengerti dan percaya cerita Petrus tersebut.

Mengapa? Mungkin karena mereka percaya bahwa sebagai rasul, Petrus tidak mungkin berdusta. Tetapi lebih-lebih lagi karena Petrus mempunyai 6 saksi (ay 12). Ini menyebabkan mereka akhirnya sadar bahwa seluruh peristiwa dalam Kis 10 itu memang adalah kehendak Tuhan.

Awas! Jangan sembarangan percaya kepada orang yang berkata bahwa ia melakukan ini dan itu karena mendapat ‘pimpinan ilahi’.

3) Mereka tunduk dan memuji Tuhan (ay 18).

Mereka sadar bahwa kebenaran ada di pihak Petrus dan mereka tunduk.

Ini menunjukkan bahwa dalam diri mereka ada kesalehan, kerendahan hati, dan ketundukan pada Firman Tuhan / kebenaran. Dan ini menjadi kunci sehingga pertikaian bisa dibereskan.

Ada banyak orang kristen yang pada waktu berdebat merasa dirinya salah, tetapi terus berusaha untuk ‘mbulet’ dan tidak mau mengakui kesalahannya. Ini bukan orang yang mencari kebenaran, dan ini me-nyebabkan pertikaian tidak mungkin beres!

Penutup:

Cerita ini berakhir dengan Happy End. Tetapi banyak pertentangan yang berakhir dengan Dead End. Apakah suatu pertentangan akan berakhir dengan Happy End atau Dead End, itu tergantung apakah pihak-pihak yang ber-tentangan mau meneladani hal-hal yang baik dalam cerita di atas. Maukah saudara?

-Amin-

KISAH PARA RASUL 11:19-30

I) Munculnya gereja di Antiokhia.

1) Latar belakang kota Antiokhia.

· Ini adalah kota terbesar ke 3 di dalam wilayah kekaisaran Romawi, setelah kota Roma dan Alexandria.

· Penduduk kota ini bejat secara moral. Dalam kota ini ada penyem-bahan terhadap dewi Daphne, dan dalam kuil Daphne, ada imam-imam perempuan yang berfungsi sebagai ‘sacred prostitute’ (= pelacur keramat/ kudus).

Dalam kota seperti inilah kekristenan / gereja muncul. Hal ini mengajar kita untuk tidak takut dalam memberitakan Injil kepada orang yang ‘sukar’!

2) Ada orang-orang yang memberitakan Injil di Antiokhia (ay 19-21).

· Adanya penganiayaan di Yerusalem mengakibatkan Injil justru ter-sebar. Jelas bahwa penderitaan tetap membawa kebaikan (bdk. Ro 8:28).

· jemaat lari karena ada penganiayaan. Tetapi mereka tetap berani memberitakan Injil! Ini merupakan sesuatu yang luar biasa dibanding-kan dengan jaman sekarang dimana kebanyakan orang kristen tidak memberitakan Injil sekalipun tidak ada penganiayaan!

· sebagian dari orang-orang kristen itu hanya memberitakan Injil kepada orang Yahudi saja (ay 19). Kuatnya tradisi Yahudi dalam diri mereka mengalahkan otoritas Firman Tuhan atas diri mereka (bdk. Mat 28:19 Kis 1:8). Karena itu hati-hati dengan tradisi, khususnya yang tidak sesuai dengan Firman Tuhan.

· sebagian yang lain juga memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa non Yahudi (ay 20). Ini adalah orang kristen yang meletakkan Firman Tuhan di atas tradisi. Kita juga harus demikian.

Di sini betul-betul terjadi pemberitaan Injil kepada orang non Yahudi. Dalam Kis 8 ada Pemberitaan Injil kepada orang Samaria. Mereka termasuk setengah Yahudi (Yahudi blasteran). Lalu dalam Kis 8 itu juga ada Pemberitaan Injil kepada sida-sida dari Ethiopia. Tetapi itu hanya 1 pribadi, dan disamping itu ia jelas sudah menjadi penganut agama Yahudi. Lalu dalam Kis 10 ada Pemberitaan Injil kepada Kornelius dan keluarganya. Tetapi itu hanya satu keluarga, dan disamping itu mereka jelas juga adalah penganut agama Yahudi! Tetapi dalam Kis 11:20 ini betul-betul terjadi Pemberitaan Injil kepada orang non Yahudi! Sesuatu yang menarik adalah bahwa dalam Kitab Suci maupun sejarah, nama-nama dari orang-orang yang menjadi ‘pendobrak’ ini tidak diketahui, tetapi bagaimanapun juga nama-nama mereka tercatat di surga!

Penerapan: pada waktu melakukan sesuatu untuk Tuhan (pelayanan, ketaatan, persembahan, dsb), janganlah menonjolkan nama saudara! (bdk. Mat 6:1-18).

· Tuhan bekerja (ay 21) dan karena itulah maka terjadi pertobatan. Ini menunjukkan bahwa pertobatan ada dalam tangan Tuhan (bdk. 1Kor 3:6-7). Karena itu, banyaklah berdoa dalam pelayanan / Pemberitaan Injil.

Di sini Tuhan bekerja sehingga orang-orang itu bertobat. Apakah itu berarti bahwa kalau tidak terjadi pertobatan, orang yang memberita-kan Injil itu tidak dipakai oleh Tuhan? Bisa ya, tetapi belum tentu. Ingat bahwa Yesuspun banyak kali ditolak waktu memberitakan Injil. Tentu tidak berarti bahwa Ia tidak dipakai oleh Tuhan!

· Orang-orang Yunani itu bertobat, dan terhadap murid-murid inilah sebutan ‘Kristen’ pertama kalinya diberikan (ay 21,26). Jadi jangan menganggap Katolik ada lebih dulu dari Kristen atau bahwa Kristen adalah pecahan dari Katolik, karena Kristen sudah ada sejak abad pertama. Tetapi sejak awal abad ke 4, mulai masuk penyimpangan demi penyimpangan ke dalam gereja Kristen, sehingga Kristen yang mula-mula itu makin lama makin menyimpang sehingga akhirnya menghasilkan Roma Katolik. Lalu pada tahun 1517 terjadi Reformasi yang berusaha mengembalikan gereja pada kekristenan yang mula-mula. Dan golongan ini akhirnya disebut Kristen Protestan.

II) Pertumbuhan gereja di Antiokhia.

Ada 2 hal yang menyebabkan gereja ini tumbuh:

1) Gereja Yerusalem mengirim Barnabas (ay 22).

a) Perhatikan siapa yang mengirim Barnabas! Bukan Petrus, atau Yoha-nes, atau Yakobus, tetapi ‘jemaat’ / ‘church’ (ay 22). Ini menunjukkan bahwa tidak ada ‘penguasa tunggal’ / Paus / diktator dalam gereja Yerusalem!

b) Mereka mengutus hanya satu orang! Aneh, mengapa mereka tidak mengutus 4 orang supaya bisa berkhotbah bergantian setiap minggu seperti yang banyak dilakukan di gereja-gereja jaman ini? Jelas bahwa cara semacam itu tidak dikenal dalam gereja abad pertama! Dalam Kitab Suci ada jabatan ‘gembala’ dalam gereja (Ef 4:11), dan itu jelas menunjukkan bahwa harus ada seorang yang setidaknya mendominasi ajaran dalam gereja.

c) Sekarang kita perhatikan orang yang diutus itu, yaitu Barnabas.

Dalam ay 24 dikatakan bahwa ia adalah:

· orang baik (bdk. Kis 4:36-37 9:26-27).

· orang yang penuh Roh Kudus (tetapi tak pernah dikatakan ia berbahasa Roh).

· orang yang penuh iman, artinya ia orang yang percaya pada janji-janji Tuhan dalam Firman Tuhan.

Semua ini menunjukkan bahwa Barnabas mempunyai kerohanian yang hebat, dan karena itu betul-betul tidak masuk akal bahwa ia dianggap sebagai pengarang Injil Barnabas yang sesat itu. Tidak dikatakan apa-apa tentang karunia Barnabas, tetapi ay 26 mengata-kan bahwa ia mengajar, jadi pasti ada karunia mengajar.

Kesimpulan: gereja tidak mengangkat sembarang orang untuk menjadi pemimpin, apalagi pemberita Firman.

2) Barnabas melakukan ‘follow up’ (= pelayanan lanjutan).

a) Ay 23 (NIV): ‘encouraged them all to remain true to the Lord with all their hearts’ (= mendorong mereka semua untuk tetap setia kepada Tuhan dengan segenap hati mereka).

Ia tidak menyuruh orang setia kepada gereja, atau kepada Pendeta tertentu, tetapi kepada Tuhan.

b) Ay 25: Barnabas memanggil Saulus.

Mungkin ia merasa kewalahan dengan banyaknya pelayanan di sana, atau mungkin ia merasa karunia / kemampuannya kurang memadai, sehingga ia lalu memutuskan untuk memanggil Saulus untuk ber-sama-sama melayani Tuhan.

Dalam Kis 9:26-30 Barnabas sudah mengenal Saulus sebagai orang yang hebat dalam mengajar / memberitakan Injil. Tetapi, justru ia tahu Saulus hebat (bahkan lebih hebat dari dia), justru ia memanggil Saulus! Sekarang ada banyak pendeta yang selalu mencari peng-khotbah yang lebih jelek darinya untuk berkhotbah di gerejanya supaya ia tidak mendapat saingan!

c) Ay 26: Barnabas dan Saulus mengajar Firman Tuhan (mungkin me-reka mengajar 2 grup yang berbeda).

Kitab Suci memang sangat menekankan pengajaran Firman Tuhan!

· sebutan ‘murid’ bagi orang kristen menunjukkan bahwa orang kristen harus belajar Firman Tuhan!

· Ef 4:11 - pengajar; 1Kor 12:28 - pengajar; Ro 12:7 - karunia me-ngajar.

· Kis 2:42 6:4 14:3 17:11 18:4,5,11 20:20,26-27,31 28:30-31 jelas menunjukan penekanan pengajaran dalam gereja abad per-tama.

Bagaimana dengan saudara? Apakah saudara menekankan penga-jaran Firman Tuhan dalam hidup saudara? Apakah saudara rajin da-tang dalam Pemahaman Alkitab?

Kedua hal tersebut di atas menyebabkan gereja ini:
Bertumbuh secara kwantitas / jumlah (ay 24b).
Cukup di kenal.

Pertumbuhan jumlah itu menyebabkan mereka cukup dikenal. Dari mana kita tahu bahwa mereka cukup dikenal? Dari sebutan ‘orang kristen’ dalam ay 26. Kata ‘orang kristen’ hanya muncul 3 x dalam Perjanjian Baru, yaitu dalam Kis 11:26 Kis 26:28 dan 1Pet 4:16, dan itu menunjuk-kan bahwa nama itu tidak datang dari Allah atau dari mereka sendiri, tetapi dari orang luar / orang kafir. Ini cocok dengan kata-kata ‘disebut Kristen’ dalam ay 26. Kalau orang luar sampai bisa memberikan mereka julukan Kristen (pengikut Kristus), maka pastilah itu menunjukkan bahwa mereka sudah cukup terkenal.
Bertumbuh secara kwalitas.

Kwalitas mereka (khususnya dalam hal kasih) terlihat dalam bagian di bawah ini.

III) Kehidupan / kasih dari gereja di Antiokhia.

1) Ada nabi-nabi bernubuat (ay 27-28).

‘Nabi’ di sini mungkin sekedar berarti ‘orang yang mempunyai karunia bernubuat’.

Nubuatnya: ada kelaparan yang akan menimpa ‘seluruh dunia’. Istilah ini bisa berarti:

· wilayah kekuasaan Romawi (seperti dalam Luk 2:1).

· penggunaan hyperbolical language / bahasa yang melebih-lebihkan (seperti dalam Kis 17:6).

Nubuat itu terjadi / menjadi kenyataan (ay 28b).

Apa maksudnya nubuat itu diberikan? Jelas supaya orang kristen bisa saling menolong dalam penderitaan!

2) Orang-orang kristen di Antiokhia itu mau menolong (ay 29-30).

· padahal bahaya kelaparan itu pasti juga menimpa mereka sendiri.

Mungkin mereka banyak yang kaya sehingga tidak terlalu menderita oleh bahaya kelaparan dibandingkan dengan orang miskin. Tetapi bagaimanapun sikap mereka menunjukkan kasih, tidak egois!

· Mungkin mereka merasa berhutang budi kepada gereja di Yerusalem dari mana Injil yang mereka terima itu berasal.

· Mereka memberi menurut kemampuan mereka masing-masing! Tuhan tidak menuntut seseorang memberikan apa yang tidak ia punyai.

· Yang dibantu oleh mereka hanyalah orang kristen (ay 29b - ‘saudara-saudara’). Mengapa? Apakah orang kristen tidak perlu membantu orang non kristen? Tentu saja ya, tetapi kalau kemampuan terbatas, maka sesama saudara seiman harus diprioritaskan!

· Di sini terlihat kesatuan Gereja! Orang-orang kristen dari Antiokhia (non Yahudi) membantu orang-orang kristen di Yerusalem (Yahudi).

Penutup:

Semua ini (munculnya gereja, tumbuhnya gereja, adanya kwalitet yang hebat, dsb) bisa ada karena adanya Pemberitaan Injil dan pengajaran Firman Tuhan. Karena itu setiap gereja harus menekankan 2 hal itu!

-AMIN-

KISAH PARA RASUL 12:1-24

I) Gereja mengalami saat-saat gawat.

1) Raja Herodes sedang berkuasa (ay 1).

Ini adalah Herodes Agripa I, saudara dari Herodias (istri Herodes Antipas dalam Mat 14). Ini jelas adalah orang brengsek, dan kalau orang breng-sek berkuasa itu pasti merupakan bencana bagi gereja.

2) Agripa I ini melakukan hal-hal tertentu, yaitu:

a) Bertindak keras terhadap beberapa jemaat (ay 1).

b) Membunuh rasul Yakobus (ay 2).

c) Menangkap Petrus (ay 3).

· Petrus tidak dibunuh karena saat itu adalah hari raya (ay 3b).

· Petrus akan dibunuh setelah Paskah (ay 4).

Perlu diketahui bahwa untuk ay 4 ini KJV memberikan terjemahan ‘Easter’. Ini salah terjemahan, seharusnya adalah ‘Passover’.

Catatan: Easter = Paskah Perjanjian Baru (hari kebangkitan Ye-sus); Passover = Paskah Perjanjian Lama (hari keluarnya Israel dari Mesir).

· Jadi, untuk sementara Petrus dimasukkan ke penjara.

· Perhatikan pengawalan terhadap Petrus yang begitu ketet (ay 4a,6b). Ini tidak memungkinkan Petrus untuk lolos.

Semua ini menunjukkan suatu keadaan yang kelihatannya tanpa harapan!

II) Sikap / tindakan gereja.

Kalau saudara mengalami keadaan seperti itu, bagaimana sikap / tindakan saudara? Mundur dari Tuhan? Putus asa? Marah? Kecewa?

Sekarang mari kita perhatikan bagaimana sikap / tindakan gereja abad I menghadapi keadaan seperti itu.

1) Sikap / tindakan Petrus.

Ay 6: ia bisa tidur! Ini berbeda dengan tidurnya 3 murid (termasuk Petrus) dalam Mat 26:36-46!

Ia pasti tahu bahwa Herodes sudah membunuh Yakobus dan pasti akan membunuhnya juga. Tetapi toh ia bisa tidur! Ini jelas menunjukkan iman dan penyerahannya yang luar biasa kepada Tuhan!

Ia sudah jauh lebih maju dibandingkan dengan waktu ia ketakutan dalam menghadapi badai dalam Mat 8:23-27!

Sekalipun pada saat itu Ro 8:28 belum ada, jelas bahwa Petrus mem-percayai isi ayat itu. Ini menyebabkan ia bisa tidur!

Penerapan: maukah saudara meniru sikap ini pada saat-saat yang gawat dalam kehidupan saudara / gereja saudara?

2) Sikap / tindakan jemaat.

Ay 5b menunjukkan bahwa mereka berdoa.

a) Dalam Kisah Rasul ada banyak ayat yang menunjukkan bahwa gereja abad I adalah gereja yang banyak berdoa (Kis 1:14,24 2:42 4:24-31 6:4 12:5,12 13:2-3 dsb).

Dalam pelajaran yang lalu (Kis 11:19-30), kita melihat bahwa gereja abad I adalah gereja yang menekankan pengajaran Firman Tuhan. Sekarang kita melihat bahwa gereja abad I juga menekankan doa.

Bagaimana dengan gereja saudara / diri saudara sendiri?

b) Ay 5b: ‘jemaat (church) berdoa’.

Bdk. ay 12: banyak orang berkumpul untuk berdoa.

Jadi, ini adalah suatu persekutuan doa. Doa pribadi memang penting, tetapi persekutuan doa juga penting, bahkan mempunyai kuasa yang lebih besar (bdk. Mat 18:19-20).

Apakah selama ini saudara mengabaikan persekutuan doa di gereja saudara? Maukah saudara bertobat?

c) Mereka berdoa dengan sungguh-sungguh.

Ay 5b mengatakan bahwa mereka berdoa ‘dengan tekun’.

KJV: ‘without ceasing’ (= tanpa henti).

RSV: ‘earnest prayer’ (= doa yang sungguh-sungguh).

NIV: ‘earnestly praying’ (= berdoa dengan sungguh-sungguh).

NASB: ‘prayer was being made fervently’ (= doa dinaikkan dengan sungguh-sungguh).

Kata bahasa Yunaninya hanya digunakan 2 x dalam Perjanjian Baru, yaitu di sini dan dalam 1Pet 4:8, dimana kata itu diterjemahkan secara benar, yaitu ‘sungguh-sungguh’.

Jadi, seharusnya ay 5b: ‘berdoa dengan sungguh-sungguh’.

Berdoa dengan sungguh-sungguh artinya pada waktu berdoa, kita sungguh-sungguh menginginkan / mengharapkan jawaban doa kita.

Gampang untuk berdoa dengan sungguh-sungguh pada waktu kita mengalami kesukaran yang berat, karena kita pasti mengharapkan suatu pembebasan dari kesukaran itu. Tetapi kalau kita berdoa untuk pertobatan seseorang, atau untuk kesembuhan seseorang, atau berdoa untuk gereja, pendeta, majelis / pengurus, pemerintah dsb, seringkali doa kita hanya di bibir saja tetapi tidak keluar dari hati. Kita mungkin mempunyai sikap ‘diberi baik, tidak diberi ya sudah’! Ini doa yang tidak sungguh-sungguh! Apakah saudara sering berdoa dengan sikap seperti itu? Bertobatlah, dan berdoalah selalu dengan sungguh-sungguh!

III) Akibat dari sikap mereka itu.

Apakah selama ini saudara meragukan khasiat dari doa? Dalam Mat 17:20 / Mark 11:23-24 Yesus berkata bahwa doa bisa memindahkan gunung. Sekali-pun ini tidak bisa diartikan bahwa kita betul-betul bisa memindahkan gunung, tetapi jelas bahwa artinya adalah bahwa kita bisa melakukan hal yang besar / mujijat melalui doa.

Sekarang mari kita lihat akibat doa mereka.

1) Petrus dibebaskan.

a) Petrus dibebaskan secara mujijat.

· Barclay berkata:

“In this story we do not necessarily see a miracle. It may well be the story of a thrilling rescue; but however it happened, the hand of God was most definitely in it” (= Dalam cerita ini kita tidak harus menganggap terjadi mujijat. Mungkin ini merupakan suatu cerita tentang penyelamatan yang menegangkan; tetapi bagaimanapun terjadinya, tangan Allah pasti ada di dalamnya).

· Di sini kesesatan William Barclay tampak dengan jelas, karena seluruh kontex jelas menunjukkan bahwa ini adalah suatu mujijat.

* cara penceritaan ay 6-10 menunjukkan itu betul-betul mujijat!

* ay 11 Petrus baru sadar. Tidak berarti bahwa tadi ia pingsan, tetapi tadi ia tidak tahu kalau itu betul-betul terjadi (ay 9).

* ay 12-16: jemaat tidak percaya Petrus bisa bebas:

Þ perempuan itu dianggap mengigau / gila (ay 15).

Ay 15: “Kata mereka kepada perempuan itu: ‘Engkau mengigau.’ Akan tetapi ia tetap mengatakan, bahwa benar-benar demikian. Kata mereka: ‘Itu malaikatnya.’”.

KJV: ‘Thou art mad’ (= Engkau gila).

RSV: ‘You are mad’ (= Engkau gila).

NIV: ‘You’re out of your mind’ (= Engkau gila).

NASB: ‘You are out of your mind!’ (= Engkau gila).

Þ yang datang dianggap malaikat Petrus (ay 16).

Þ mereka tercengang-cengang (ay 16).

Ini menunjukkan bahwa:

à mereka kurang beriman.

à peristiwa ini adalah suatu mujijat.

* Ay 17: Petrus yang menceritakan, dan ia menyuruh memberi tahu Yakobus. Jadi jelas bahwa Petrus bukan bebas karena suatu operasi penyelamatan yang dilakukan oleh pihak gereja.

b) Petrus dibebaskan tepat pada waktunya (ay 6: ‘Pada malam sebelum ...’).

Tuhan memang senang menolong pada saat yang ‘ngepres’, tetapi Ia tidak akan terlambat.

2) Herodes mati.

a) Ay 19: dari pemeriksaan, Herodes seharusnya tahu bahwa itu adalah suatu mujijat (bdk. Kis 5:23). Tetapi ia tidak bertobat, bahkan mem-bunuh para penjaga.

b) Ay 20-23:

· Herodes marah kepada Tirus / Sidon dan mau memerangi mereka (ay 20a).

· Tirus dan Sidon menjadi takut dan mengatur pertemuan (ay 20b).

· Herodes berpidato dalam pertemuan itu (ay 21).

· rakyat menyanjung dia sebagai Allah (ay 22).

· Allah membunuh Herodes karena ia tidak menolak (berarti ia menerima) sanjungan itu (ay 23). Jelas bahwa hal itu adalah dosa yang serius sehingga Tuhan membunuh dia!

Kita bisa melihat bahwa kalau tadi Allah bisa melindungi anak-Nya (Petrus) di tengah-tengah musuh, maka sekarang Ia bisa membunuh Herodes di tengah-tengah pengagum-pengagum-nya!

Lagi-lagi kita melihat nasib buruk dari:

¨ musuh gereja.

¨ orang yang membunuh orang kristen / hamba Tuhan.

Ini merupakan penghiburan untuk orang kristen yang ditindas, tetapi ini merupakan ancaman bagi orang-orang yang bersikap sewenang-wenang terhadap orang kristen / hamba Tuhan.

3) Firman Tuhan tersebar (ay 24).

Matinya Herodes memberikan kebebasan dalam Pemberitaan Injil / Firman Tuhan, sehingga Firman Tuhan makin tersebar!

Kesimpulan:

Hadapilah problem / situasi gawat dengan berserah kepada Tuhan dan berdoa dengan sungguh-sungguh!

-AMIN-

KISAH PARA RASUL 12:25-13:12

I) Gereja di Antiokhia (12:25-13:3).

1) Pengkaderan Markus.

Barnabas dan Saulus, yang tadinya diutus untuk suatu pelayanan (11:29-30), sekarang kembali ke Antiokhia. Mereka membawa Yohanes yang juga disebut Markus (12:25). Waktu mereka pergi melakukan pelayanan lagi, maka Yohanes atau Markus ini mereka bawa lagi untuk membantu mereka dalam pelayanan. Dengan demikian mereka mengkader Markus supaya bisa melayani Tuhan (bdk. 2Tim 2:2).

Penerapan:

‘Orang mengajak orang’ adalah suatu cara yang penting dan effektif. Karena itu ajaklah orang ke Kebaktian, Pemahaman Alkitab, atau ajaklah orang dalam pelayanan saudara, baik dalam Pemberitaan Injil secara pribadi, dalam mengajar sekolah minggu, dalam latihan paduan suara, dsb. Kalau saudara, bahkan dengan mudah, bisa mengajak orang dalam persoalan jasmani / duniawi seperti nonton bioskop, piknik, pesta, dsb, maka tidak ada alasan mengapa saudara tidak bisa mengajak orang dalam persoalan rohani.

2) Nabi-nabi dan pengajar-pengajar di Antiokhia (13:1).

a) Di gereja Antiokhia sudah ada nabi dan pengajar!

Ini adalah sesuatu yang hebat! Mengapa? Karena Barnabas dan Saulus hanya mengajar selama 1 tahun di sana (Kis 11:26), tetapi sudah menghasilkan pemberita-pemberita Firman. Saya tidak tahu bagaimana hal itu bisa terjadi. Mungkin sekali Barnabas dan Saulus mengadakan kader pengkhotbah. Tetapi bagaimanapun juga hal ini menunjukkan bahwa gereja / jemaat ini adalah gereja / jemaat yang hebat. Bdk. Ibr 5:11-12 - “Tentang hal itu banyak yang harus kami katakan, tetapi yang sukar untuk dijelaskan, karena kamu telah lamban dalam hal mendengarkan. Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih me-merlukan susu, bukan makanan keras”.

Renungkan: saudara lebih mirip jemaat yang dimaksudkan oleh surat Ibrani itu, atau jemaat gereja Antiokhia?

b) Di antara para pengajar di Antiokhia itu ada seorang yang bernama Menahem, yang dikatakan diasuh bersama raja Herodes (13:1b).

Ada beberapa hal yang bisa kita dapatkan dari sini:

· Jelas sekali bahwa pada abad pertama itu Injil bisa mencapai kalangan atas! Mengapa jaman sekarang tidak bisa? Karena banyak pendeta / pengkhotbah takut memberitakan Injil kepada pejabat! Dalam acara Natal, Paskah, dsb yang dihadiri oleh pe-jabat, maka pengkhotbah menjadi takut memberitakan Injil, dan sebaliknya meminta pejabat itu yang memberikan wejangan / kata sambutan, sehingga akhirnya orang kristenlah yang ‘diinjili’ oleh pejabat yang non kristen itu. Ini bodoh dan salah! Kesempatan memberitakan Injil seperti itu harus digunakan dengan sebaik-baiknya!

· Menahem mau mengorbankan kedudukan dan istana demi Kristus. Menahem ini kontras sekali dengan:

* kebanyakan orang kristen jaman sekarang yang justru mengor-bankan Kristus / gereja / acara gereja demi bisnis / uang! Bagaimana dengan saudara? Apakah saudara adalah orang yang meninggalkan Kristus / gereja demi dunia, atau orang yang mengorbankan dunia demi Kristus? Apa yang rela sau-dara tinggalkan demi Kristus? Bdk. Luk 14:33 - “Demikian pula-lah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan diri-nya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi muridKu”.

* banyak orang kristen yang setelah tidak bisa sekolah / kerja di mana-mana, akhirnya ‘menyerahkan diri’ untuk menjadi hamba Tuhan. Tidak heran orang seperti ini menjadi hamba Tuhan yang brengsek, atau bahkan menjadi nabi palsu!

· Menahem menjadi seorang pengkhotbah. Ini adalah kedudukan yang jauh lebih tinggi dari Herodes yang menjadi raja.

Ada orang yang berkata: “If God calls you to be a preacher, do not stoop down to be a king” (= Jika Allah memanggilmu menjadi seorang pengkhotbah, jangan merendahkan diri dengan menjadi seorang raja).

3) Tuhan memanggil Barnabas dan Saulus untuk melayaniNya (13:2).

a) Ini merupakan panggilan pelayanan.

Ini tidak bisa terlihat dengan jelas dalam terjemahan Indonesia tetapi bisa terlihat dalam terjemahan NIV di bawah ini.

Kis 13:2 (NIV): ‘set apart for me Barnabas and Saul for the work to which I have called them’ (= pisahkan untukKu Barnabas dan Saulus untuk pekerjaan untuk mana Aku telah memanggil mereka).

Setiap orang kristen harus menggumulkan di mana dan sebagai apa ia harus melayani Tuhan. Pernahkah saudara menggumulkan hal ini?

b) Panggilan pelayanan kadang-kadang memindahkan kita.

Barnabas dan Saulus dipanggil untuk meninggalkan kota dan gereja Antiokhia untuk berkeliling memberitakan Injil. Ini adalah sesuatu yang harus diperhitungkan kalau kita mau melayani Tuhan. Tidak selalu Tuhan menghendaki saudara melayani di kota / di gereja saudara. Dan tidak selalu Tuhan menghendaki saudara tetap bekerja dalam pekerjaan saudara yang sekarang ini. Karena itu jangan membatasi Tuhan dan jangan membatasi penyerahan diri saudara kepada Tuhan dengan hanya mau melayani di kota saudara, di gereja saudara, dalam pekerjaan yang selama ini saudara lakukan, dsb. Saudara harus memberi kebebasan mutlak kepada Tuhan untuk memakai saudara sesuai dengan kehendakNya.

c) Di Antiokhia sudah ada 3 pengajar lain, dan baru setelah itu Tuhan mengutus Barnabas dan Saulus untuk pergi ke tempat lain. Atau dengan kata lain, karena Tuhan mau mengutus Barnabas dan Saulus ke tempat lain, maka Ia lebih dahulu menyiapkan 3 orang untuk menggantikan mereka sebagai pemberita Firman Tuhan. Ini menun-jukkan bahwa Tuhan memperhatikan kerohanian / kebutuhan gereja! Dia adalah gembala yang baik / sejati.

d) Di Antiokhia, Tuhan bekerja sehingga gereja bisa memproduksi pengajar dan lalu bisa mengirim pemberita Firman Tuhan / Injil ke tempat lain (Gereja Missi).

Tetapi gereja jaman sekarang pada umumnya hanya memikirkan bagaimana bisa mendapatkan pendeta yang hebat untuk ditarik bagi gereja itu sendiri. Bahkan tidak jarang suatu gereja, dengan mena-warkan HR yang lebih besar, menarik pendeta gereja lain ke gereja-nya sendiri!

4) Gereja Antiokhia melepaskan Barnabas dan Saulus (13:3).

Ada 3 hal yang harus ditiru dari sikap jemaat di Antiokhia:

a) Mereka tunduk kepada Tuhan. Mereka tidak bertanya: Mengapa? Mereka juga tidak berusaha untuk menawar kehendak Tuhan, misal-nya dengan mencoba mempertahankan salah satu dari kedua orang itu. Mereka langsung tunduk pada kehendak Tuhan!

Penerapan:

Apakah saudara sering menawar kehendak Tuhan? Mungkin dalam persoalan persembahan persepuluhan? Atau dalam pelayanan?

b) Mereka tidak egois dengan mempertahankan Barnabas dan Saulus untuk diri mereka sendiri.

c) Mereka mempunyai jiwa missi! Mereka terbeban dengan nasib orang-orang yang belum diselamatkan, sekalipun orang-orang itu jauh dari mereka dan tidak mereka kenal.

II) Pelayanan Barnabas dan Saulus (13:4-12).

1) Mereka memberitakan Injil di synagogue (13:4-5).

a) Ini jelas menunjukkan bahwa mereka memberitakan Injil kepada orang Yahudi. Ini memang jalan Tuhan untuk Barnabas dan Saulus. Mereka harus selalu memberitakan Injil kepada orang Yahudi lebih dulu (bdk. Kis 13:46 Ro 1:16).

b) Tidak dikatakan bahwa ada orang yang bertobat dalam pemberitaan Injil ini.

Kegagalan membawa orang kepada Kristus adalah ‘momok’ dalam Pemberitaan Injil. Sekalipun Barnabas dan Saulus diutus Tuhan / melayani sesuai kehendak Tuhan, tidak berarti bahwa jalan pelayanan mereka akan mulus dan penuh dengan kesuksesan!

Tetapi sekalipun ‘gagal’ mereka bertekun dalam pelayanan itu! Mau-kah saudara meniru ketekunan mereka dalam memberitakan Injil?

2) Saulus melayani gubernur (13:6-12).

a) Gubernur pulau Pafos bernama Sergius Paulus (13:6-7).

· Gubernur ini cerdas tetapi bodoh.

Ia adalah orang cerdas (13:7). Jadi mungkin ia mempunyai IQ yang tinggi, pendidikan tinggi, dsb. Tetapi ia tidak tahu kalau ditipu oleh si tukang sihir (Elimas / Baryesus), dan ini menunjukkan kebodohannya secara rohani. Kita juga sering melihat ada orang yang pandai / berpendidikan tinggi tetapi mengikuti ajaran sesat yang luar biasa bodohnya (Misalnya Toronto Blessing).

Memang dalam persoalan rohani kepandaian dunia adalah sia-sia. Mengingat hal ini, maka baik untuk diri saudara sendiri, maupun untuk anak / cucu saudara, jangan hanya menekankan pendidikan duniawi / sekuler! Apa gunanya pandai secara duniawi tetapi bodoh secara rohani?

· Gubernur ini adalah orang yang rendah hati.

Gubernur ini ingin mendengar Firman Tuhan, dan karenanya ia lalu memanggil Barnabas dan Saulus. Bahwa seorang gubernur mau belajar Firman Tuhan dari Barnabas dan Saulus menunjukkan suatu kerendahan hati. Bandingkan dengan banyak orang kaya, yang sekalipun belum mempunyai kedudukan gubernur, sudah bersikap begitu sombong terhadap hamba Tuhan, dan selalu ber-usaha mengajari / mengatur hamba Tuhan!

b) Elimas / Baryesus (13:6,8).

· Nama ‘Baryesus’ berarti ‘son of Jesus’ (= anak Yesus), tetapi ia adalah seorang tukang sihir dan nabi palsu dan dalam 13:10 ia disebut Saulus dengan sebutan ‘anak Iblis’!

Penerapan:

Nama yang rohani seringkali kosong. Karena itu jangan terlalu cepat percaya karena nama yang rohani, baik itu nama orang, toko, maupun gereja / persekutuan.

· Setan tidak senang melihat gubernur itu mau mendengar Firman Tuhan, sehingga setan lalu menggunakan Baryesus, yang adalah kawan dari sang gubernur (13:7a), untuk menghalangi gubernur itu mendengar Firman Tuhan. Ada 2 hal yang bisa didapatkan dari sini:

* kawan yang sesat itu membahayakan! Bdk. 1Kor 15:33.

Penerapan:

Jangan mau berkawan dengan nabi palsu! Kalaupun saudara mempunyai keluarga yang adalah nabi palsu, sebaiknya sau-dara menjauhinya, tentu saja setelah saudara menasehatinya (Tit 3:10 - “Seorang bidat yang sudah satu dua kali kaunasihati, hendaklah engkau jauhi”).

* Setan selalu berusaha menghalangi orang yang mau belajar Firman Tuhan. Mungkin dengan memberi kemalasan, hujan, kesibukan, tamu, undangan HUT, dsb. Tetapi saudara harus mengatasi hal-hal ini dan tetap belajar Firman Tuhan.

· Nabi palsu itu menghalangi gubernur untuk mendengar Firman Tuhan (13:8). Mungkin ia takut dustanya selama ini akan ketahuan kalau gubernur itu mengerti Firman Tuhan, atau mungkin ia takut gubernur itu akan meninggalkannya dan mengikut Barnabas dan Saulus. Ini salah satu ciri dari nabi palsu: ia ingin ‘domba’nya ikut dia.

Jaman sekarang ada banyak pendeta seperti Baryesus, seperti:

* pendeta yang melarang jemaatnya belajar Firman Tuhan di gereja lain, padahal gereja lain itu adalah gereja yang benar.

* pendeta yang melarang pendeta lain yang injili dan alkitabiah untuk berkhotbah di gerejanya, karena takut ‘domba’nya akan ikut pendeta lain itu.

c) Sikap Saulus / Paulus (13:9-11a).

· Paulus marah dan mengeluarkan kata-kata yang keras (13:10-11a).

Banyak orang berkata bahwa orang kristen, apalagi hamba Tuhan, harus selalu penuh dengan kasih dan kelemahlembutan, dan kare-na itu tidak boleh marah ataupun mengeluarkan kata-kata yang keras! Ini salah sama sekali! Kadang-kadang, kalau saudara tidak marah / mengeluarkan kata-kata keras, saudara justru berdosa! (Bdk. 2Kor 11:4 dimana Paulus justru mengecam orang Korintus yang sabar saja terhadap nabi palsu).

Di sini Paulus dikatakan penuh dengan Roh Kudus (13:9), tetapi ia marah dan mengeluarkan kata-kata keras! Bandingkan dengan 1Sam 11:6.

· Kata-kata Paulus itu jelas berasal dari Tuhan. Jadi kita memang tidak boleh meniru secara sembarangan.

· Kata-kata Paulus itu menjadi kenyataan (13:11b-12).

Ini menunjukkan bahwa:

* Tuhan lebih besar dari setan.

Bukan Paulus yang disantet / disihir oleh si tukang sihir, tetapi sebaliknya si tukang sihirlah yang menjadi buta. Ini jelas menunjukkan bahwa Tuhan lebih besar dari setan. Karena itu sekalipun kita harus waspada / hati-hati terhadap setan, tetapi kita tidak boleh takut kepadanya!

* Tuhan menyertai Paulus (bdk. Mat 28:20).

Adanya kegagalan atau kesukaran yang dialami oleh Paulus dalam pelayanannya, tidak membuktikan bahwa Tuhan tidak menyertainya.

d) Gubernur itu bertobat (13:12).

Mujijat itu meyakinkan dia bahwa Paulus adalah hamba Tuhan.

Ada tradisi (= cerita lisan turun temurun) yang mengatakan bahwa Baryesus juga bertobat, tetapi ada penafsir yang beranggapan bahwa tradisi itu tidak berdasar.

Penutup:

Dalam Pemberitaan Injil selalu ada kesukaran, tetapi Tuhan tetap menyertai kita sehingga asal kita mau taat, kita akan berhasil. Maukah saudara memberitakan Injil?

-AMIN-

KISAH PARA RASUL 13:13-52

I) Paulus dan Barnabas dalam memberitakan Injil.

1) Mereka tidak mencari kedudukan / kemuliaan untuk diri sendiri.

Sampai saat ini selalu disebutkan ‘Barnabas dan Saulus’ (Kis 11:30 12:25 13:1,2,4,7). Nama Barnabas disebut dulu menunjukkan bahwa dia adalah pemimpin. Tetapi mulai Kis 13:13 nama Saulus / Paulus disebut lebih dulu.

Kis 13:13 - ‘Paulus dan kawan-kawannya’. Nama Barnabas bahkan tidak disebut. Bdk. Kis 13:43,46,50,51 - ‘Paulus dan Barnabas’ (Catatan: Per-kecualian hanya ada dalam Kis 14:14 dan Kis 15:25 dimana disebutkan ‘Barnabas dan Paulus’). Juga dalam ay 16 Pauluslah yang berbicara, dan ini menunjukkan bahwa sekarang dialah pemimpinnya.

Hal yang luar biasa adalah bahwa Barnabas sama sekali tidak mem-protes, padahal ia lebih senior dari Paulus dalam kekristenan maupun dalam pelayanan. Bahkan ialah yang ‘mengorbitkan’ Paulus, baik di Yerusalem (Kis 9:26-27), maupun di Antiokhia (Kis 11:22-26). Barnabas mau menjadi bawahan / orang kedua, asal pekerjaan Tuhan berjalan lancar / baik (bdk. Yoh 3:30).

Renungkan: apakah saudara adalah orang seperti Barnabas? Maukah saudara melayani sebagai ‘orang kedua’ dalam paduan suara, sekolah minggu, dsb. Khususnya kalau saudara adalah seorang hamba Tuhan, maukah saudara menjadi bawahan / orang kedua dalam gereja? Atau, apakah saudara selalu bersaingan dengan sesama hamba Tuhan dalam gereja saudara untuk bisa menjadi yang nomor satu? Bagaimana reaksi saudara kalau jemaat lebih senang khotbah dari hamba Tuhan yang lain dari khotbah saudara? Atau kalau jemaat memuji hamba Tuhan yang lain lebih dari saudara? Apakah saudara iri hati / marah seperti Saul marah kepada Daud, atau saudara bisa bersikap seperti Barnabas?

2) Mereka tidak mau berhenti dalam memberitakan Injil, apapun yang terjadi.

a) Mereka tidak berhenti melayani / memberitakan Injil sekalipun meng-alami hal yang mengecewakan.

Hal yang mengecewakan mereka, yaitu Markus (Yohanes = Markus; bdk. Kis 12:12 15:37) berhenti melayani (ay 13).

Tidak diketahui dengan pasti apa sebabnya Markus berhenti mela-yani, tetapi mungkin itu disebabkan karena sekarang Paulus meng-gantikan Barnabas sebagai pemimpin. Kol 4:10 mengatakan bahwa Markus adalah kemenakan Barnabas. Ini sebetulnya salah terjemah-an. NIV: ‘Mark, the cousin of Barnabas’ (= Markus, saudara sepupu Barnabas). Ikatan keluarga / darah dengan Barnabas ini mungkin menyebabkan Markus tidak senang melihat Barnabas diganti oleh Paulus, sehingga ia lalu berhenti melayani. Ini tentu bukanlah sesuatu yang patut ditiru!

Apapun alasannya untuk berhenti, itu pasti mengecewakan / menye-dihkan Paulus dan Barnabas. Tetapi hal itu tidak membuat mereka berhenti melayani / memberitakan Injil.

Penerapan: Apakah saudara seperti Markus yang dengan mudah berhenti dari pelayanan, atau seperti Paulus dan Barnabas, yang sekalipun mengalami hal yang mengecewakan tetapi tetap mela-yani Tuhan? Setan memang pandai membuat saudara menjadi kecewa, tetapi jangan membiarkan kekecewaan itu menghentikan saudara dari pelayanan! Bdk. 1Kor 15:58 - “Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam perse-kutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia”.

b) Mereka tidak berhenti melayani / memberitakan Injil sekalipun meng-hadapi tantangan, penganiayaan dan bahkan pengusiran (ay 45,50).

Hal inipun tidak menghentikan mereka, bahkan membuat mereka mencari ladang penginjilan lain, yang lebih luas (ay 51).

3) Mereka adalah orang-orang yang berani, demi Tuhan.

a) Pada waktu ada tantangan (ay 45), Paulus dan Barnabas menjawab dengan berani (ay 46-47). Perhatikan bahwa Paulus dan Barnabas menjawab dengan berani, bukan dengan marah!

Catatan: ay 46-47 tidak berarti bahwa mereka tidak mau memberita-kan Injil kepada orang Yahudi lagi. Perhatikan Kis 18:5-6 19:8 28:17-29. Jadi, di setiap tempat Paulus selalu memberitakan Injil kepada orang Yahudi dulu, dan kalau ditolak baru ia memberitakan Injil kepa-da non Yahudi.

b) Pada waktu ada penganiayaan (ay 50), Paulus dan Barnabas menge-baskan debu sebagai peringatan (ay 51 bdk. Mat 10:14-15 Luk 9:5 Luk 10:10-11). Tetapi Paulus tetap mengasihi orang-orang Yahudi, dan itu terlihat dari Ro 9:3 dimana ia berkata: “Bahkan, aku mau ter-kutuk dan terpisah dari Kristus demi saudara-saudaraku, kaum sebang-saku secara jasmani”.

Penerapan: apakah saudara juga adalah orang yang berani demi Tuhan?

4) Mereka tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk memberitakan Injil.

Ay 15-16: tawaran ini diberikan secara umum. Dan Paulus menggunakan kesempatan itu untuk memberitakan Injil. Bandingkan ini dengan acara sharing dalam persekutuan-persekutuan Kristen (khususnya Protestan) dimana semua bungkam.

II) Khotbah Paulus.

1) Pendahuluan: sejarah singkat Israel - Daud (ay 17-22).

Ia menunjukkan Israel sebagai:

· bangsa pilihan (ay 17).

· bangsa yang berdosa (ay 18,21).

2) Tentang Yesus (ay 23-39).

Ini inti khotbahnya! Memang pada waktu kita memberitakan Firman Tu-han kepada orang yang belum percaya, Yesus haruslah menjadi inti pem-beritaan kita!

Paulus menyatakan beberapa hal tentang Yesus:

a) Yesus muncul sebagai penggenapan janji Allah (ay 23).

b) Yohanes Pembaptis menunjuk kepada Yesus (ay 24-25).

c) Kematian dan penguburan Yesus (ay 26-29).

· Penolakan terhadap Yesus dan kematian Yesus ada dalam Perjan-jian Lama (ay 27,29 bdk. Yes 53 Maz 22:7-9,13-19 Maz 118:22 Daniel 9:26a).

· Yesus tidak bersalah (ay 28a).

Ini penting karena ini menunjukkan bahwa Ia mengalami pende-ritaan dan kematian itu untuk menebus dosa umat manusia.

· Dengan menolak / membunuh Yesus, mereka menggenapi Renca-na Allah / Firman Tuhan (ay 27b,29a bdk. Kis 2:23 Kis 4:27-28).

Problem: Ay 29b: ‘mereka menurunkan Dia dari kayu salib, lalu mem-baringkanNya di dalam kubur’. Kontex menunjukkan bahwa kata ‘me-reka’ menunjuk kepada tokoh-tokoh Yahudi yang memusuhi Yesus. Ini tidak cocok dengan Yoh 19:38-42 yang mengatakan Yusuf dan Niko-demuslah yang menurunkan mayat Yesus dan lalu menguburkannya.

Penjelasan:

¨ tujuan Paulus bukanlah menceritakan kematian / penguburan Ye-sus secara mendetail, tetapi hanya menunjukkan bahwa kematian Yesus sesuai dengan Kitab Suci.

¨ Yusuf dan Nikodemus juga adalah pemimpin Yahudi, sehingga me-reka semua dijadikan 1 grup bersama dengan orang yang menolak / membunuh Yesus.

d) Kebangkitan Yesus (ay 30-37).

· Ay 30: ‘Tetapi, Allah membangkitkan Yesus dari antara orang mati’.

Kata ‘tetapi’ ini mengkontraskan apa yang ada di depannya dengan apa yang ada di belakangnya. Yesus memang mati dan dikuburkan, tetapi Ia lalu dibangkitkan oleh Allah.

· Ay 31-33:

* banyak saksi yang melihat Yesus setelah bangkit dari antara orang mati. Para saksi itu lalu memberitakan Injil (ay 31).

* Paulus dan Barnabas juga memberitakan Injil (ay 32-33).

Catatan: kata ‘membangkitkan’ dalam ay 33 tidak sama dengan ‘menghidupkan kembali’. Kata ‘membangkitkan’ di sini artinya ‘memunculkan dalam sejarah’, sama seperti dalam ayat-ayat seperti Kis 3:22,26 Kis 7:37 Ro 9:17 dsb.

Alasannya:

Þ Maz 2:7 yang dikutip dalam ay 33 itu tidak mungkin berhu-bungan dengan kebangkitan Yesus dari antara orang mati, tetapi berhubungan dengan penggenapan jabatan Mesias oleh Yesus.

Þ Tidak ada kata-kata ‘dari antara orang mati’ dalam ay 33. Bandingkan dengan ay 30,34 yang menggunakan kata-kata ‘dari antara orang mati’.

· Ay 34-37: Kebangkitan Yesus dari antara orang mati ini sesuai dengan Firman Tuhan dalam Maz 16:10 yang dikutip dalam ay 35.

* Ay 35: ‘kebinasaan’. Ini salah terjemahan.

KJV/RSV: ‘corruption’ (= pembusukan).

NIV/NASB: ‘decay’ (= pembusukan).

Memang Yesus bukannya tidak melihat / mengalami kebinasa-an / kematian, tetapi tidak mengalami pembusukan, karena setelah mati Ia bangkit pada hari ke 3. Bahkan sejak kematian sampai pada hari ke 3 itu rupanya Allah menjaga tubuh Yesus dari kebusukan.

* Ay 36-37:

Þ Kata ‘kebinasaan’ pada ay 36 sebetulnya juga adalah ‘pem-busukan’.

Þ Jadi di sini Paulus menunjukkan bahwa Maz 16:10 jelas tidak cocok untuk Daud, karena ia mati dan mengalami pembusukan. Tetapi Maz 16:10 ini cocok untuk Yesus!

Þ kata-kata ‘pada zamannya’ seharusnya adalah ‘in his own generation’ (= dalam generasinya sendiri).

Wycliffe Bible Commentary: “David’s career was limited to his own generation, for he died and saw corruption; the career of Jesus cannot be limited to any one time but belongs to all ages” (= Karir Daud dibatasi pada generasinya sendiri, karena ia mati dan melihat pembusukan; karir dari Yesus tidak bisa dibatasi pada jaman manapun tetapi merupakan milik dari semua jaman).

e) Pengampunan dosa dalam Kristus (ay 38-39).

· Pengampunan dosa tidak bisa didapatkan dari Hukum Musa.

* moral law (= hukum moral): hanya bisa menunjukkan dosa dan menghakimi / mengutuk (bdk. Ro 3:20).

* ceremonial law (= hukum yang berhubungan dengan upacara keagamaan): hanya bayangan / type (bdk. Ibr 10:1-4).

Dengan ini Paulus menghancurkan doktrin Salvation by works (= keselamatan karena perbuatan baik).

· Pengampunan dosa dalam Kristus.

* dari segala dosa. Lit: ‘from all things’ (= dari segala hal).

* syarat: percaya kepada Yesus!

Dengan ini Paulus menekankan doktrin Salvation by faith alone (= keselamatan karena iman saja).

Kekristenan yang benar tidak pernah mengajarkan bahwa sau-dara bisa diampuni karena perbuatan baik saudara. Saudara bisa diampuni hanya karena jasa penebusan Yesus Kristus, dan itu saudara terima kalau saudara percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat saudara!

3) Peringatan bagi orang yang tidak mau percaya (ay 40-41).

Ay 41 dikutip dari Hab 1:5 versi LXX / Septuaginta.

Catatan: dalam sepanjang khotbah Paulus banyak sekali menggunakan Kitab Suci:
ay 17-22 adalah cerita dari Kitab Suci.
ay 33 dari Maz 2:7
ay 34b dari Yes 55:3 (gabungan LXX / Septuaginta dan Ibrani).
ay 47 (ini sudah di luar khotbah) dari Yes 49:6.

Bandingkan cara berkhotbah yang banyak menggunakan Kitab Suci ini dengan kebanyakan pengkhotbah jaman sekarang yang hanya memba-cakan text Kitab Suci sebelum khotbah, tetapi lalu dalam khotbahnya tidak pernah membahasnya.

III) Pendengar Injil.

1) Ada yang menolak.

Ay 45 menunjukkan bahwa mereka iri hati melihat banyak orang datang mendengar Paulus dan Barnabas. Sikap iri hati ini kontras sekali dengan sikap Barnabas dalam ay 13 di atas.

Iri hati ini menyebabkan mereka menghujat / membantah (ay 45), bahkan menyebabkan mereka menghasut. Siapa yang dihasut? Perempuan-pe-rempuan terkemuka dan pembesar-pembesar (ay 50), mungkin karena kedua golongan ini yang paling gampang dihasut.

Akhirnya Paulus dan Barnabas dianiaya dan diusir.

2) Ada yang menerima.

a) Ay 42: orang-orang itu meminta Paulus dan Barnabas berbicara ten-tang pokok yang sama! Mereka ingin lebih banyak orang mendengar Injil tersebut (bdk. ay 44).

Orang yang sungguh-sungguh sudah percaya kepada Yesus dan diselamatkan, pasti ingin orang lain juga mendengar tentang Yesus dan diselamatkan.

Renungkan: apakah saudara ingin membawa orang lain kepada Yesus supaya mereka diselamatkan?

b) Ay 43: mereka mengikuti Paulus dan Barnabas supaya bisa mende-ngar Firman Tuhan lebih banyak.

Memang orang yang sungguh-sungguh percaya pasti akan rindu dan mencari Firman Tuhan. Kalau saudara adalah orang kristen yang tidak rindu / mencari Firman Tuhan, paling banter saudara adalah orang kristen KTP.

c) Ay 48: orang yang ditentukan selamat (Predestinasi) menjadi percaya.

Ada 2 hal yang harus diperhatikan dalam ay 48 ini:

· Allah jelas menentukan siapa yang bakal mendapat hidup kekal dan siapa yang tidak. Masihkah saudara menolak doktrin Predes-tinasi? Kalau saudara menganggap doktrin ini tidak masuk akal, renungkan: saudara mau percaya kepada Firman Tuhan dalam ay 48 ini, atau kepada akal / perasaan saudara? Kalau Kis 13:48 ini masih kurang, renungkan Ef 1:4,5,11 Ro 9:10-13.

· Semua yang ditentukan untuk hidup kekal, menjadi percaya! Pemi-lihan Allah itu tidak bisa gagal!

d) Ay 52: ada sukacita bagi mereka yang percaya. Bahkan sekalipun Paulus dan Barnabas diusir, mereka (murid-murid itu) tetap bisa ber-sukacita.

Penutup:

Orang yang mendengar Injil bisa percaya atau menolak. Bagaimana dengan saudara? Sudahkah saudara percaya kepada Yesus sebagai Juruselamat dan Tuhan saudara?

Kalau saudara sudah percaya, sudahkah saudara memberitakan Injil seperti Paulus dan Barnabas?

-AMIN-

KISAH PARA RASUL 14:1-28

I) Pelayanan Paulus dan Barnabas.

1) Memberitakan Injil dan Firman Tuhan.

· Ay 1a: seperti biasa mereka memberitakan Injil di synagogue dulu.

· Ay 3a: ‘mengajar dengan berani, karena mereka percaya kepada Tuhan’.

· Ay 6-7a: sekalipun mereka berani, tetapi mereka tetap menggunakan akal sehat. Pada waktu mau dibunuh (ay 5b), mereka pindah ke tempat lain dan memberitakan Injil di sana.

2) Melakukan mujijat.

· Ay 3b: “Dan Tuhan menguatkan berita tentang kasih karuniaNya dengan mengaruniakan kepada mereka kuasa untuk mengadakan tanda-tanda dan mujizat-mujizat”.

Ini jelas menunjukkan bahwa Firman Tuhan lebih penting dari pada mujijat, karena tujuan mujijat adalah untuk meneguhkan Firman Tuhan.

· Ay 8-10: Paulus menyembuhkan orang lumpuh.

Ay 9: ‘Paulus menetap dia dan melihat, bahwa ia beriman dan dapat disembuhkan’.

NIV: ‘he had faith to be healed’ (= ia mempunyai iman untuk disem-buhkan).

Terjemahan hurufiahnya sebetulnya adalah: ‘he had faith to be saved’ (= ia mempunyai iman untuk diselamatkan), karena kata bahasa Yu-nani yang dipakai adalah SOTHENAI (ingat kata SOTER / SOTERIO-LOGY).

Karena itu ada yang menafsirkan ini sebagai iman yang menyelamat-kan, tetapi ada juga yang menganggap ini hanya sebagai iman mujijat.

Ay 10 menunjukkan bahwa kesembuhan ilahi harus:

* terjadi dalam seketika / langsung, bukan secara berangsur-angsur.

* terjadi secara sempurna, bukannya sembuh sebagian / penya-kitnya berkurang tetapi tidak sembuh total.

II) Akibat pelayanan Paulus dan Barnabas.

1) Akibat dari pemberitaan Injil / Firman Tuhan.

a) Banyak yang bertobat, baik orang Yunani maupun Yahudi (ay 1).

b) Tetapi banyak juga yang menolak (ay 2), dan orang-orang yang meno-lak ini lalu menghasut ‘orang-orang yang tidak mengenal Allah’. Ini sebetulnya terjemahan yang salah. NIV/NASB: ‘gentiles’ (= non Ya-hudi).

Ini merupakan hal yang harus kita waspadai. Pada waktu kita mem-beritakan Injil, maka orang yang menolak seringkali tidak bersikap netral terhadap kita. Mereka biasanya bersikap negatif terhadap kita! Dan mereka sering lalu menghasut orang-orang lain yang kita injili, supaya orang-orang itu menolak Injil dan kita, sama seperti mereka sendiri

c) Hasutan ini akhirnya menimbulkan perpecahan (ay 4).

Pemberitaan tentang Yesus / Firman Tuhan memang sering menim-bulkan perpecahan antara orang yang percaya dan orang yang tidak percaya pada pemberitaan itu (bdk. Yoh 7:43 Yoh 9:16). Ini sesuai dengan kata-kata Tuhan Yesus dalam Mat 10:34-36 - “Jangan kamu me-nyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya”.

Sekarang pikirkan: sekelompok orang yang tadinya boleh dikatakan rukun, pada waktu mendengar Injil dan sebagian percaya sebagian tidak, lalu bisa mengalami perpecahan. Tetapi ada orang kristen yang mau menikah dengan orang yang tidak beriman dan berharap bisa hidup rukun dengan orang yang tidak percaya itu! Dimana logikanya?

d) Timbul penganiayaan terhadap Paulus & Barnabas (ay 5).

Setiap kali seorang anak Tuhan melayani Tuhan, sekalipun Tuhan ikut bekerja, tetapi setan pasti juga ikut bekerja. Karena itu pada satu saat Paulus dan Barnabas mendapatkan banyak petobat / murid, dan pada saat yang lain mereka menerima banyak batu!

Maukah saudara tetap memberitakan Injil sekalipun ada resiko seperti itu?

2) Akibat dari mujijat.

a) Paulus dan Barnabas dianggap sebagai dewa (ay 11-13).

Ini adalah serangan setan dalam bentuk yang berbeda dengan yang terjadi pada ay 5 di atas, tetapi tidak kurang berbahayanya! Andaikata mereka menerima penyembahan itu, sudah pasti Allah tidak akan memberkati pelayanan mereka. Karena itu hati-hatilah kalau setan memberikan hal-hal yang ‘enak’ kepada saudara, seperti kenikmatan hidup, kekayaan, cewek, dsb, kepada sauda-ra. Itu bisa lebih berbahaya dari pada penyakit, kemiskinan, peng-aniayaan, dsb.

Paulus dan Barnabas menolak penyembahan itu (ay 14-17), karena mereka memang tidak mencari kemuliaan untuk diri mereka sendiri. Mereka hanya mencari kemuliaan untuk Allah (bandingkan dengan sikap Herodes pada waktu menerima penghormatan ilahi dalam Kis 12:20-23).

Tetapi Paulus dan Barnabas sukar sekali menahan orang banyak itu (ay 18). Ini menunjukkan ketidak-konsekwenan dari orang banyak itu. Kalau mereka memang menganggap Paulus dan Barnabas sebagai dewa, mengapa mereka tidak mentaati dewa itu, yang mencegah mereka untuk melakukan penyembahan itu?

Calvin mengomentari bagian ini dengan berkata:

“But all idolaters are sick of this disease that they are oftentimes ready to shake off the yoke, unless religion be subject to their will and pleasure” (= Tetapi semua penyembah berhala mempunyai penyakit ini yaitu bahwa mereka sering siap membuang kuk, kecuali agama tunduk pada kemauan dan kesenangan mereka).

b) Timbul penganiayaan lagi (ay 19).

Musuh-musuh dari Antiokhia (Kis 13:45,50) dan musuh-musuh dari Ikonium (Kis 14:2,5) datang untuk menghasut, sehingga orang-orang yang tadinya mau menyembah Paulus dan Barnabas, sekarang me-rajam mereka.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

· Anak-anak setan ini begitu bersemangat dan berapi-api dalam melayani bapa mereka. Bandingan dengan diri saudara sendiri dalam melayani Bapa kita!

· Hati-hatilah terhadap orang yang suka menghasut / menyebarkan gosip, apalagi kalau orang itu sengaja berkeliling untuk menghasut / menyebarkan gosip! Dan percayalah bahwa boleh dikatakan semua gereja mempunyai orang-orang seperti ini!

· Orang banyak itu diajar Firman Tuhan oleh Paulus dan Barnabas, tetapi mereka tidak bisa menerimanya. Tetapi waktu mereka diajar hal-hal yang jelek oleh orang-orang yang menghasut itu, mereka begitu mudah menerimanya! Ini membuktikan bahwa manusia memang bejat secara total (Total Depravity)!

· Tadi orang banyak itu mau menyembah, tetapi sekarang mereka mau merajam (bdk. Pada jaman Yesus orang-orang yang baru saja berteriak: ‘Hosana!’, lalu berteriak: ‘Salibkan Dia!’). Orang yang bisa plin-plan seperti ini pasti tidak beres!

Penerapan: Ada banyak orang kristen seperti ini. Sebentar mereka menyanjung dan memuja seorang hamba Tuhan mati-matian, tetapi sebentar lagi mereka mengutukinya habis-habisan! Kalau saudara adalah hamba Tuhan yang diperlakukan seperti itu, ja-ngan terlalu kecewa / sedih! Yesus sendiri mengalami hal itu, dan bukankah seorang hamba tidak lebih dari Tuannya (bdk. Yoh 15:20)?

· Bandingkan peristiwa ini dengan 2Kor 11:25, dimana Paulus sen-diri berkata: “satu kali aku dilempari dengan batu”. Jadi, rupanya dalam ay 5 tadi ia belum sampai dirajam, dan baru pada ay 19 ia dirajam.

· Paulus dirajam! Mengapa Allah diam saja? Karena orang kristen harus mempunyai ‘salib’! Tetapi, bahwa dalam ay 20 Paulus ter-nyata tidak mati, jelas membuktikan bahwa Allah tetap melindungi dia.

Penerapan: Apakah saudara sering melihat Allah diam saja di tengah-tengah penderitaan saudara? Sebetulnya Allah bukan diam saja, tetapi Ia sudah bekerja sehingga saudara tidak mengalami yang lebih hebat dari apa yang sedang saudara alami! Karena itu bersyukurlah bahwa saudara tidak mengalami yang lebih buruk.

III) Reaksi Paulus dan Barnabas.

1) Langsung memberitakan Injil lagi (ay 20-21,24-25).

Mereka mengalami perajaman dengan batu, tetapi mereka bukannya menjadi marah kepada Tuhan, bersungut-sungut, mundur, kecewa, takut, kapok, atau ‘cuti sementara’, dsb, tetapi mereka langsung memberitakan Injil lagi! Kapan ada semangat seperti itu dalam diri saudara?

2) Mengajar Firman Tuhan / menguatkan murid-murid.

a) Ay 21b-22:

Perhatikan khususnya ajaran mereka dalam ay 22b yang mengatakan: “untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara”. Ini jelas bertentangan dengan banyak ajaran popu-ler jaman ini yang mengatakan bahwa ikut Yesus itu enak terus!

b) Ay 26-27: ini Antiokhia yang berbeda dengan Antiokhia dalam ay 21. Di sini mereka mensharingkan pengalaman mereka!

Penerapan: belajarlah untuk melakukan sharing!

3) Mengangkat / menetapkan penatua-penatua (ay 23).

a) Mereka berdoa dan berpuasa dalam peristiwa tersebut dan ini me-nunjukkan bahwa itu adalah hal yang sangat penting! Pengangkatan penatua memang sangat penting, karena kalau yang menjadi penatua adalah orang-orang yang tidak rohani, pasti seluruh gereja akan di-bawa ke jalan yang salah. Dan karena itu, orang yang sudah diangkat menjadi penatua, juga harus berusaha mati-matian untuk menjaga dan bahkan meningkatkan kerohaniannya!

b) Mereka mengangkat penatua-penatua (lebih dari 1 orang!) dan mereka melakukan hal ini di tiap gereja (ay 23).

KJV/RSV/NASB: in every church (= dalam setiap gereja).

NIV: in each church (= dalam tiap gereja).

Pengangkatan 1 orang untuk menjadi penguasa tunggal sebuah gereja, jelas adalah hal yang tidak Alkitabiah! Semua gereja harus menentang kediktatoran! Kalau saudara adalah hamba Tuhan yang berkuasa mutlak, jangan bangga akan hal itu. Saudara sedang hidup di dalam dosa!

c) Orang-orang ini jelas masih baru menjadi orang kristen, tetapi kok bisa diangkat menjadi penatua?

Bandingkan dengan 1Tim 3:6 yang berbunyi: “Janganlah ia seorang yang baru bertobat, agar jangan ia menjadi sombong dan kena hukuman Iblis”. Jawab: mungkin karena keadaan memaksa. Gereja itu memang gereja baru, tidak ada orang kristen lama, jadi terpaksa orang kristen barupun lalu dijadikan penatua.

Tetapi kalau bukan dalam keadaan seperti itu, gereja tidak boleh mengangkat orang yang baru bertobat, apalagi yang belum bertobat, untuk menjadi penatua! Bandingkan dengan banyak gereja jaman sekarang, yang kalau kedatangan orang top / kaya (yang baru bertobat atau bahkan yang belum bertobat), langsung mengangkatnya sebagai majelis, supaya orang itu tidak lari ke gereja lain! Ini jelas merupakan praktek yang tidak alkitabiah!

d) Paulus dan Barnabas menetapkan penatua-penatua (ay 23).

Ayat ini menjadi ajang perdebatan antara golongan Episcopal (gereja dimana ada satu orang yang menjadi penguasa / pemimpin tunggal) dan golongan Presbyterian (gereja dimana majelis / sekelompok orang yang menjadi pemimpin gereja)!

· Kata Yunani yang diterjemahkan ‘menetapkan’ dalam ay 23 itu adalah CHEIROTONESANTES, yang berasal dari CHEIROTO-NEO, yang berarti: ‘to vote by stretching out the hands’ / mem-berikan suara dengan mengangkat tangan (CHEIR = hand / ta-ngan; TEINO = to stretch / mengangkat).

Kata Yunani ini hanya ada 2 x dalam Kitab Suci, yaitu di sini dan dalam 2Kor 8:19 (diterjemahkan ‘ditunjuk’ oleh Kitab Suci Indone-sia).

· Arti dari ay 23. Ada bermacam-macam tafsiran:

* Orang-orang Episcopal mengakui bahwa arti orisinil dari kata Yunaninya adalah ‘memberikan suara dengan mengangkat tangan’. Tetapi mereka berkata bahwa dalam penggunaannya, kata itu mengalami perubahan arti sehingga artinya menjadi: memilih / menetapkan, tanpa mempersoalkan pemungutan suara. Dalam ay 23 itu, pelaku / subyek dari tindakan itu adalah Paulus dan Barnabas, sehingga tidak mungkin diambil arti orisinil. Harus diambil arti ke 2. Karena itu mereka menganggap bahwa Paulus dan Barnabas, tanpa mempedulikan suara jemaat, menetapkan tua-tua bagi setiap gereja

* Calvin: arti orisinil memang adalah: memberikan suara dengan mengangkat tangan. Tetapi penggunaan kata ini selanjutnya menunjuk pada pentahbisan dengan penumpangan tangan. Calvin menganggap bahwa Paulus dan Barnabas hanya meng-arahkan / memimpin jemaat dalam memilih tua-tua itu, lalu mereka mentahbiskan tua-tua itu.

Keberatan terhadap penafsiran ini: J. A. Alexander mengatakan bahwa arti seperti ini baru timbul jauh setelah jaman rasul-rasul.

* Ada lagi orang yang berkata bahwa bagian ini tidak memper-soalkan pentahbisan. Paulus dan Barnabas mengarahkan / memimpin jemaat dalam memilih tua-tua.

* J. A. Alexander: ayat ini hanya menunjukkan bahwa Paulus dan Barnabas menetapkan tua-tua. Ayat ini tidak menceritakan cara pemilihan tua-tua itu.

Tetapi, dari arti orisinil kata Yunaninya, dan juga dari Kis 6:3,5-6 dimana jemaatlah yang memilih diaken sedang rasul-rasul hanya mentahbiskan, haruslah ditarik kesimpulan bahwa dalam Kis 14:23pun jemaat yang memilih, rasul-rasul hanya mentah-biskan.

Ini tafsiran yang saya setujui.

Kesimpulan:

Paulus dan Barnabas mengalami penderitaan dalam melayani Tuhan, tetapi mereka tetap setia dalam pelayanan. Bagaimana dengan saudara?

-AMIN-

KISAH PARA RASUL 15:1-34

I) Pertentangan.

Terjadi pertentangan antara 2 pihak, yaitu:

1) Orang-orang dari Yudea (ay 1).

a) Mereka ini adalah orang-orang Yahudi yang tergolong kristen KTP.

Dari ay 24 terlihat bahwa orang-orang itu dikatakan ‘dari antara kami’, sehingga jelas menunjukkan bahwa mereka berasal dari Yerusalem. Sedangkan orang-orang Farisi dalam ay 5, jelas adalah orang-orang yang segolongan dengan mereka.

Sekalipun dalam ay 5 dikatakan bahwa mereka telah menjadi orang percaya, tetapi jelas bahwa mereka hanyalah orang yang mengaku sebagai orang percaya, tetapi mereka sebetulnya hanyalah orang kristen KTP saja. Karena itu dalam ay 1,5,24 mereka tidak disebut dengan sebutan ‘saudara’ tetapi disebut dengan sebutan ‘orang’.

b) Setan jelas ada di balik orang-orang ini.

Pada waktu Paulus berkeliling untuk memberitakan Injil, setan menye-rang dia. Sekarang, Paulus ‘diam’ di Antiokhia, tetapi setan tetap me-nyerangnya!

Dulu, setan menyerang Paulus dengan permusuhan / rajam, disembah sebagai dewa, dsb. Sekarang setan menyerang dengan mengguna-kan ajaran sesat.

Dulu gereja diserang dengan permusuhan dari luar, sekarang gereja diserang dengan perpecahan di dalam!

Semua ini menunjukkan bahwa setan selalu berganti-ganti siasat. Karena itu berhati-hatilah terhadap dia!

c) Ajaran mereka.

Dari ay 1 kelihatannya mereka hanya mengha­ruskan orang-orang non Yahudi itu untuk disunat supaya selamat. Tetapi dari ay 5 - “Orang-orang bukan Yahudi harus disunat dan diwajibkan untuk menuruti hu-kum-hukum Musa”, terlihat bahwa mereka juga mengharuskan orang-orang non Yahudi itu untuk mentaati seluruh hukum Musa sebagai syarat keselamatan. Jelas bahwa orang-orang ini mengajarkan doktrin sesat ‘Salvation by works’ (= keselamatan karena ketaatan / perbuatan baik).

Dari sini terlihat bahwa sekalipun orang-orang Yahudi / Farisi ini sudah menjadi kristen, tetapi ajaran sesat ‘Salvation by works’ yang sudah mendarah daging dalam diri mereka, sukar sekali untuk disingkirkan.

Apa dampak negatif dari ajaran ini? Lihat ay 24: ‘mengge­lisahkan hati dan menggoyangkan hati’. Bandingkan dengan ay 31 yang terjadi setelah persoalan itu dibereskan: mereka bersukacita dan terhibur!.

2) Paulus dan Barnabas.

Ay 2 menunjukkan bahwa Paulus dan Barnabas membantah / melawan dengan keras, padahal:

a) Orang-orang itu berasal dari Yerusalem (ini gereja induk / pusat!).

Paulus memang tidak pernah peduli siapa pemberita firman itu. Kalau pemberitaannya salah, siapapun akan ia tentang. Ini sesuai dengan kata-katanya dalam Gal 1:6-9 - “Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain, yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus. Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia. Seperti yang telah kami katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia”.

b) Paulus sendiri berkata bahwa orang kristen harus beru­saha hidup damai (Ro 12:8), dan bahwa hamba Tuhan tidak boleh bertengkar (2Tim 2:24-25).

Tetapi ternyata dalam situasi seperti ini, Paulus sendiri membantah / melawan dengan keras! Jadi, jelaslah bahwa dalam keadaan dimana kebenaran dipertaruhkan, kita boleh bersikap keras dan bahkan ber-tengkar! Kita tidak boleh mengorbankan kebenaran demi perdamaian!

Thomas Manton, dalam tafsirannya tentang Yak 3:17, yang menomer-satukan ‘murni’ dan menomerduakan ‘pendamai’, berkata:

“If the chiefest care must be for purity, then peace may be broken in truth’s quarrel. It is a zealous speech of Luther that rather heaven and earth should be blended together in confusion than one jot of truth perish” (= jika perhatian yang paling utama adalah untuk kemurnian, maka damai boleh dihancurkan dalam pertengkaran kebenaran. Merupakan suatu ucapan yang bersemangat dari Luther bahwa lebih baik langit dan bumi bercampur aduk menjadi satu dari pada satu titik kebenaran binasa).

Dan Calvin, dalam komentarnya tentang Ef 5:11, berkata:

“But rather than the truth of God shall not remain unshaken, let a hundred worlds perish” (= dari pada kebenaran Allah tergoncangkan, lebih baik seratus dunia binasa).

Ini akhirnya menimbulkan pertentangan, dan pertentangan itu menyebar ke Yerusalem (ay 5) dan kota-kota lain, yaitu Siria dan Kilikia (ay 23).

II) Cara pemecahannya.

A) Gereja Antiokhia.

1) Membawa persoalan itu ke gereja Yerusalem. Mengapa?

Karena:

· itu adalah gereja induk.

· rasul-rasul ada di sana.

2) Mengutus Paulus dan Barnabas.

Perhatikan bahwa 2 hal di atas ini bukan diputuskan oleh Paulus / Barnabas, tetapi oleh gereja / jemaat Antiokhia!

Ay 2: “Akhirnya ditetapkan, supaya Paulus dan Barnabas serta beberapa orang lain dari jemaat itu pergi kepada rasul-rasul dan penatua-penatua di Yerusalem untuk membicarakan soal itu”.

Dari terjemahan Kitab Suci ini tidak terlihat siapa yang menetapkan hal itu, karena itu mari kita perhatikan terjemahan NASB dari ay 2 ini.

Ay 2 (NASB): “the brethren determined that Paul and Barnabas and certain others of them ...” (= saudara-saudara itu memutuskan bahwa Paulus dan Barnabas dan orang-orang tertentu yang lain dari mereka ...).

Sekalipun memang kata-kata ‘the brethren’ itu sebetulnya tidak ada, tetapi saya berpendapat bahwa terjemahan ini bisa dipertanggung-jawabkan, karena ay 2 itu memang tidak mungkin diartikan bahwa yang melakukan penetapan itu adalah Paulus dan Barnabas sendiri.

Jadi, jelas bahwa sekalipun Paulus dan Barnabas adalah rasul, tetapi mereka tidak memerintah gereja itu sebagai diktator!

B) Paulus dan Barnabas.

Ay 3-4: baik dalam perjalanan, maupun setelah tiba di Yerusalem, mereka menceritakan tentang pekerjaan Allah melalui mereka dalam diri orang-orang non Yahudi. Tujuan mereka tentu saja untuk menunjukkan bahwa seka­lipun mereka menekankan keselamatan hanya melalui iman, Allah jelas memberkati pelayanan mereka!

Tetapi, kesaksian mereka ini menimbulkan reaksi yang menentang dari golongan Farisi, yang telah menjadi ‘percaya’ (ay 5).

C) Gereja Yerusalem: mengadakan sidang!

1) Yang bersidang.

Kalau dilihat dari ay 6, hanya rasul-rasul dan tua-tua yang bersidang. Tetapi dari ay 12 (‘seluruh umat’) dan ay 22 (‘seluruh jemaat’) maka terlihat bahwa semua jemaat ikut sidang. Jadi, mungkin semua ikut sidang, tetapi hanya rasul-rasul dan tua-tualah yang aktif / memegang peranan dalam sidang.

2) Terjadi ‘pertukaran pikiran’ (ay 7a).

NIV: discussion (= diskusi).

NASB/RSV: debate (= perdebatan).

KJV: disputing (= perbantahan / perdebatan).

Hal ini lagi-lagi menunjukkan tidak adanya kediktatoran di gereja Ye-rusalem!

Perdebatan / gegeran seperti ini, pasti tidak menimbul­kan sukacita pada saat itu. Tetapi toh ini mendatangkan berkat, karena setelah itu, orang yang tidak tahu menjadi tahu, dan orang yang salah mengerti bisa mendapat pengertian yang benar.

3) Petrus memberikan pendapat, bukan keputusan! (ay 7b-11).

Dan ia jelas sekali pro pada Paulus dan Barnabas!

a) Ay 7b-9: ia mengingatkan pada peristiwa Korne­lius dalam Kis 10. Kornelius dan keluarganya dite­rima oleh Allah sekalipun mereka tidak disunat. Bukti bahwa Allah menerima mereka: adanya karunia Roh Kudus (bukan karunia bahasa Roh, padahal saat itu mereka berbahasa Roh!). Pengaruniaan Roh Kudus kepada Kornelius dan keluarganya, yang adalah orang-orang non Yahudi, menandakan bahwa Allah tidak membedakan Yahudi dan non Yahudi (ay 9).

b) Ay 8: ‘Allah yang mengenal hati manusia’.

Orang-orang itu menekankan sunat yang jelas adalah sesuatu yang bersi­fat lahiriah. Karena itu, Petrus berkata bahwa Allah mengenal / melihat hati!

c) Ay 9: Yang menyucikan hati adalah iman (= bukan ‘perbuatan baik / sunat’, atau ‘iman + perbuatan baik / sunat’).

d) Ay 10: “Kalau demikian, mengapa kamu mau mencobai Allah dengan meletakkan pada tengkuk murid-murid itu suatu kuk, yang tidak dapat dipikul, baik oleh nenek moyang kita maupun oleh kita sendiri?”.

Dari ay 10 ini terlihat bahwa Petrus menganggap bahwa doktrin ‘Salvation by works’ itu:

· mencobai Allah / menentang Allah.

· memberi kuk yang tidak bisa dipikul (berat sekali). Mengapa disebut demikian? Karena orang yang berusaha selamat dengan berbuat baik, memang akan merasakan beban yang sangat berat, karena mereka sendiri merasa bahwa mereka tidak akan berhasil. Bandingkan ini dengan Mat 11:28-30, yang diucapkan / ditawarkan oleh Yesus kepada orang-orang yang seperti ini: “Marilah kepadaKu, semua yang letih lesu dan ber-beban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah kepadaKu, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan bebanKupun ringan”.

e) Ay 11: “Sebaliknya, kita percaya, bahwa oleh kasih karunia Tuhan Yesus Kristus kita (akan) beroleh keselamatan sama seperti mereka juga”.

Ini menekankan ‘Salvation by grace’ (= keselamatan karena kasih karunia). Kalau keselamatan itu karena kasih karunia, jelas kita tidak punya andil apa-apa dalam mendapat keselamatan itu! Bdk. Ro 3:24,27-28 Ro 4:1-5.

4) Paulus dan Barnabas bercerita tentang segala tanda dan mujijat yang Allah lakukan dengan perantaraan mereka (ay 12).

Adanya tanda / mujijat dari Tuhan membuktikan bahwa sekalipun mereka tidak menyuruh sunat tetapi Allah tetap merestui dan menyertai pelayanan mereka

5) Yakobus (ay 13-21).

a) ‘Setelah Paulus dan Barnabas selesai berbicara’ (ay 13).

Mereka berbicara bergantian! Bandingkan dengan banyak rapat gereja dimana semua pada ngomong sendiri! Atau dimana hanya satu yang bicara dan yang lain menjadi ‘yes-man’.

b) Ay 19 (Lit): ‘I judge’ (= aku menghakimi / menilai).

Ini menyebabkan ada orang-orang yang menganggap bahwa Ya-kobuslah yang memu­tuskan. Tetapi itu jelas adalah penafsiran yang salah karena ay 22,25,28 jelas menunjukkan bahwa keputusan itu adalah keputusan bersama!

c) Pandangan Yakobus:

· Ia mendukung Petrus dengan ayat-ayat Kitab Suci / Perjanjian Lama. Ay 15-18 ia kutip dari Amos 9:11-12 (tidak dikutip persis / kata per kata), yang menubuatkan bahwa orang-orang non Yahudi akan menjadi milik Tuhan.

· Ay 19: ia beranggapan bahwa mereka tidak boleh memberikan kesulitan kepada orang-orang non Yahudi yang menjadi orang kristen (dengan mengharuskan sunat, dsb).

· Ay 20-21:

* percabulan: ini sesuatu yang umum bagi orang non Yahudi karena sering berhubungan dengan agama kafir sehingga dianggap tidak dosa. Karena itu, hal ini membutuhkan pe-nyorotan khusus.

* makanan berhala, darah, binatang yang mati lemas / dicekik. Mengapa ini dilarang? Alasannya ada dalam ay 21: Taurat masih terus dibacakan di synagogue setiap hari Sabat. Ini menyebabkan orang-orang Yahudi jijik dengan perbuatan itu (makan darah, dsb). Supaya ada hubungan yang baik antara Yahudi dan non Yahu­di, maka orang non Yahudi sebaiknya tidak makan apa yang menjijikkan bagi orang Yahudi. Jelas bahwa larangan ini hanya untuk sikon itu saja, dan tidak berlaku untuk kita di sini pada jaman ini.

* Itu bukan syarat keselamatan, tetapi hanya merupakan ‘perbuatan baik’ (ay 29b).

6) Keputusan sidang.

a) Dari ay 22,23,25,28, jelas bahwa itu adalah keputusan bersama! Karena itu biasakan untuk tidak membuat keputusan semau gue dalam gereja, apalagi menjadi diktator dalam gereja!

b) Keputusan itu keluar dalam 1 hari! Mengapa bisa begitu cepat? Karena di dalam mereka itu memutuskan, mereka tidak sungkan kepada manusia, dan mereka bahkan tidak memikirkan apakah keputusan itu akan menda­tangkan keuntungan atau kerugian. Mereka betul-betul memutuskan untuk menegakkan kebenaran!

c) Keputusannya (ay 28-29):

· Ini jelas menunjukkan bahwa orang non Yahudi tidak perlu sunat / mentaati hukum Musa supaya selamat! Tetapi bagai-mana kita mengharmoniskan hal ini dengan Kel 17:11,13 dima-na sunat disebut sebagai ‘perjanjian kekal’? Calvin mengang-gap bahwa yang kekal bukan pelaksanaan sunat itu, tetapi artinya. Juga sunat merupakan TYPE dari baptisan, dan kare-nanya pada waktu baptisan tiba, sunat harus disingkirkan.

· Tetapi ada hal-hal yang harus diperhatikan oleh orang-orang non Yahudi demi kesatuan gereja! (ay 20,29).

· Jelas keputusan ini pro Paulus dan Barnabas. Bahkan surat itu secara jelas menyatakan keti­daksenangan mereka terhadap orang-orang Yahudi dari Yudea itu! (ay 24).

Penerapan: pada waktu ada pertentangan, jangan menjadi bunglon supaya disenangi kedua pihak! Kita harus berani memihak kepada yang benar dan bahkan menentang yang salah!

d) Penyampaian keputusan:

· secara lisan.

Ini mereka lakukan dengan mengutus Yudas / Barsabas dan Silas untuk menjelaskan. Supaya penjelasan tidak keliru, mere-ka mengirim orang yang adalah nabi (bisa mengajar)! (ay 32).

· dengan surat.

Ini memastikan bahwa penyampaian keputusan itu pasti tidak keliru!

Akhirnya keputusan ini menimbulkan sukacita (ay 31).

Penutup:

1) Kalau kita menghadapi pertentangan, maukah kita membereskan dengan cara seperti itu?

2) Apakah saudara masih berusaha berbuat baik supaya selamat? Kalau ya, bertobatlah dari kepercayaan sesat itu! Kitab Suci berkata: “Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat” (Kis 16:31).

-AMIN-

KISAH PARA RASUL 15:35-41

I) Usul Paulus.

Dalam ay 36, Paulus mengusulkan untuk pergi mengunjungi gereja-gereja yang sudah mereka dirikan dalam perjalanan misionaris yang pertama.

Usul ini memang bisa dilaksanakan karena gereja Antiokhia, dimana Paulus dan Barnabas melayani / mengajar, mempunyai banyak orang yang bisa mengajar Firman Tuhan (ay 35 bdk. Kis 13:1), sehingga sekalipun ditinggal pergi oleh Paulus dan Barnabas, jemaat di situ tetap ada yang mengajar.

Usul Paulus ini timbul karena:
Paulus sadar bahwa setan pasti menyerang gereja-gereja yang sudah ia dirikan. Sadarkah saudara akan hal ini? Rajinkah saudara berdoa untuk gereja?

Paulus sadar bahwa orang kristen tetap adalah manusia yang lemah dan condong kepada dosa, sehingga perlu untuk dikuatkan.

Paulus mempunyai beban, kasih, dan perhatian terhadap orang-orang yang ia layani. Semua hamba Tuhan, guru sekolah, dan pelayan Tuhan harus meniru Paulus dalam hal ini.

II) Perpecahan Paulus dan Barnabas.

Dalam ay 37-39a, kita melihat bahwa akhirnya terjadi perpecahan antara Paulus dan Barnabas. Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari dari peristiwa ini:

1) Dari ay 37 terlihat dengan jelas bahwa sebetulnya Barnabas setuju dengan usul Paulus untuk mengunjungi gereja-gereja yang telah mereka dirikan.

Jadi, dalam hal itu, dan dalam banyak hal lain (seperti kepercayaan ten-tang Firman Tuhan, tentang Yesus dsb), mereka sependapat. Tetapi ada perbedaan pendapat dalam hal membawa Markus. Sebetulnya perbe-daan pendapat ini adalah sesuatu yang remeh, apalagi dibandingkan dengan banyaknya dan besar­nya kesesuaian pendapat di antara mereka berdua. Tetapi anehnya, perbedaan yang kecil itulah yang akhirnya me-nang, sehingga menyebabkan mereka berpisah!

Ini mengajar kita untuk lebih menyoroti persamaan / kesesuaian di antara kita, dan mengabaikan perbedaan-perbedaan (asal itu tidak merupakan sesuatu yang prin­sip), supaya kesatuan bisa terus berlangsung!

2) Penolakan Paulus terhadap ikutnya Markus, menunjukkan keseriusan Paulus dalam pekerjaan / pelayanan untuk Tuhan!

Pelayanan bukanlah piknik dimana kita bisa mengajak seadanya orang / sembarang orang. Pelayanan adalah perang melawan setan, sehingga orang yang breng­sek justru bisa merugikan / menghambat pelayanan itu.

Penerapan:

· Seriuslah dalam pelayanan!

· jangan memilih sembarang orang dalam pela­yanan, apalagi untuk majelis, guru sekolah minggu, pengkhotbah, dan terutama pendeta!

3) Perpecahan ini terjadi karena hal yang sepele, yaitu apakah Markus diajak atau tidak. Memang ada orang yang menganggap ini bukanlah hal yang sepele, tetapi bagai­manapun semua orang pasti setuju bahwa ini bukanlah suatu persoalan yang bersifat prinsip!

Ada orang yang mengatakan: tidak pernah ada orang yang jatuh karena tersandung gunung, tetapi karena tersan­dung batu kecil!

Karena itu, kita harus hati-hati terhadap persoalan-persoalan yang keli-hatannya remeh, karena ini justru bisa menyebabkan perpecahan!

4) Siapa yang bersalah sehingga perpecahan ini terjadi?

Pertanyaan ini sukar dijawab dengan pasti, karena kita tidak tahu bagai-mana keadaan Markus saat itu (masih plin-plan atau sudah bertobat). Kita juga tidak tahu apa alasan Barnabas ingin mengajak Markus.

Karena itu, ada bermacam-macam pandangan tentang hal ini:

a) Dua-dua tidak salah! Barnabas penuh kasih dan Paulus tegas. Jadi tidak ada yang jelek.

b) Paulus yang salah.

Alasannya:

· ia tidak mau mengampuni Markus. Sikap Paulus ini tidak sesuai dengan ajaran Tuhan Yesus dalam Mat 18:21-35!

· 2Tim 4:11 menunjukkan bahwa Paulus menyesali sikapnya di sini.

c) Barnabas yang salah.

Alasannya:

· Ay 39-40 menunjukkan bahwa gereja Antiokhia merestui kepergian Paulus, tetapi tidak merestui kepergian Barnabas. Jadi, kelihatan-nya mereka menganggap Pauluslah yang benar.

· Setelah peristiwa ini, Kitab Suci tidak pernah menceritakan tentang Barnabas lagi, tetapi terus menceri­takan tentang Paulus.

· Markus adalah saudara sepupu Barnabas.

Kol 4:10 versi Kitab Suci Indonesia menyebutkan ‘kemenakan’, tetapi ini salah terjemahan. Dalam Kitab Suci bahasa Inggris diter-jemahkan ‘cousin’ (= saudara sepupu). Karena itu mungkin sekali Barnabas mengajak Markus, bukan karena Markus memenuhi sya-rat sebagai seorang pelayan Tuhan, tetapi hanya karena Markus mempunyai hubungan darah dengan dia (Nepotisme?).

Penerapan:

Jangan berpihak kepada orang hanya karena orang itu mempunyai hubungan darah dengan saudara. Berpihaklah pada kebenaran!

· Adapun tentang 2Tim 4:11 yang dianggap memberatkan Paulus, bisa saja ditafsirkan bahwa 2Tim 4:11 itu merupakan sikap Paulus, setelah Paulus melihat bahwa Markus betul-betul bertobat, se-dangkan dalam Kis 15 ini, Markus kelihatan belum bertobat.

d) Dua-dua salah.

Pulpit Commentary menuliskan sebagai berikut:

“Probably both of the apostles were blameworthy. But so far as Paul was to be condemned, his failure was the shadow of his intensity. Such was the entirety of his devotedness, such the intensity of his zeal, such the strenuousness of his soul, that he could not brook anything which looked like half-heartedness. And so far as Barnabas was to blame, his fault was the shadow of his kind-heartedness, his willingness to give another chance to a young man, his reluctance to exclude from noble service a man who had made one mistake. Each was animated by a commendable spirit, though each may have gone too far in his own course. Often when we unsparingly condemn, it would be well to remind ourselves and others that the faults of good men are usually but the shadow of their virtues.” (= Mungkin kedua rasul ini sama-sama patut disalahkan. Tetapi kalau Pau-lus mau disalahkan, kesalahannya merupakan bayang-bayang kehebat-annya. Begitu penuh penyerahannya, begitu hebat semangatnya, begitu kuat jiwanya, sehingga ia tidak bisa membiarkan apapun yang kelihatan seperti setengah hati. Dan kalau Barnabas mau disalahkan, kesalahannya merupakan bayang-bayang dari kebaikan hatinya, kemauannya untuk memberi kesempatan yang lain pada seorang muda, keengganannya untuk mengeluarkan dari suatu pelayanan yang mulia seseorang yang telah melakukan satu kesalahan. Setiap mereka digerakkan oleh sema-ngat yang layak dipuji / dihargai, sekalipun setiap mereka telah ber-tindak terlalu jauh dalam jalannya. Seringkali ketika kita mengecam tanpa ampun, ada baiknya untuk mengingatkan diri kita sendiri dan orang lain bahwa kesalahan-kesalahan dari orang saleh / baik biasanya merupakan bayang-bayang sifat baiknya.).

“Man’s very virtue become faults; the mildness of Barnabas degenerates into softness, the severity of Paul into harshness.” (= sifat-sifat baik / kebaikan manusia berubah menjadi kesalahan; kelembutan Barnabas menjadi kelembekan, dan kekerasan / ketegasan Paulus menjadi kebe-ngisan.).

Penjelasan: Kutipan pertama mengatakan bahwa kedua rasul itu ber-salah. Tetapi, kesalahan Paulus adalah bayang-bayang dari sema-ngatnya. Semangat dan penyerahan diri Paulus begitu hebat, sehing-ga ia tidak bisa membiarkan apapun yang kelihatan setengah hati. Sebaliknya, kesalahan Barnabas adalah bayang-bayang dari kebaik-an hatinya. Jadi, rasul-rasul itu digerakkan oleh roh / semangat yang patut dipuji, sekalipun mereka masing-masing sudah berjalan terlalu jauh (terlalu extrim). Lalu dianjurkan, kalau suatu kali kita mengecam seseorang tanpa ampun, sebaiknya kita mengingat bahwa biasanya (tidak selalu!) kesalahan-kesalahan dari orang-orang saleh merupa-kan bayang-bayang dari sifat-sifatnya yang baik.

Contoh: kalau kita melihat orang yang cerewet, perlu kita ingat bahwa kecerewetan itu mungkin adalah bayang-bayang dari sifat teliti, dan ini adalah sesuatu yang baik!

Mengingat / merenungkan seperti ini adalah sesuatu yang penting karena dengan demikian kita bisa lebih mudah mentoleransi kesa-lahan yang ia lakukan

5) Paulus dan Barnabas adalah orang-orang yang sangat rohani.

Mereka tadinya begitu dekat, mereka melayani sama-sama, mereka bahkan menderita sama-sama. Kalau kesatuan mereka saja ternyata bisa pecah, maka lebih-lebih kesatuan di antara kita. Karena itu, kita harus sangat hati-hati terhadap perpecahan! Hati-hatilah terhadap rasa iri hati, ketidak senangan satu terhadap yang lain, rasa mudah tersinggung, sikap kasar, sikap sombong, ambisius, bahkan terhadap adanya perbedaan kepribadian di antara kita, karena semua ini bisa menjadi sumber per-pecahan! Disamping itu banyaklah berdoa untuk kesatuan / kesehatian di antara kita.

6) Beberapa lama setelah perpecahan / perpisahan itu, Paulus berbicara baik tentang Barnabas maupun Markus (tentang Barnabas dalam 1Kor 9:6 dan tentang Markus dalam Kol 4:10 2Tim 4:11 Filemon 24).

Ini adalah sesuatu yang harus ditiru! Sekalipun terjadi perpecahan, kita tidak perlu saling mendendam, ingin membalas, saling memfitnah satu dengan yang lain dsb. Harus kita ingat bahwa musuh kita yang sebe-narnya adalah setan dan bukan orang / saudara seiman dengan siapa kita pecah!

III) Akibat perpecahan ini.

1) Mungkin sekali peristiwa inilah yang mempertobatkan Markus!

Dari Kol 4:10 2Tim 4:11 Filemon 24, dimana Paulus berbicara secara positif tentang Markus, dan juga dari fakta bahwa Markus akhirnya menjadi penulis Injil Markus, maka jelaslah bahwa Markus akhirnya bertobat dan menjadi orang yang sungguh-sungguh dalam melayani Tuhan. Dan mungkin sekali bahwa sikap Paulus yang begitu keras itu justru menyadarkan dia bahwa sikapnya yang tidak bertanggung jawab dalam pelayanan itu bukanlah sesuatu yang bisa dianggap remeh, tetapi merupakan suatu dosa yang serius. Dan sikap Barnabas yang lembut dan mau mengam­puni itu, menyebabkan ia tidak putus asa, tetapi bahkan membuatnya berusaha bangun dari kejatuhannya sehingga akhirnya betul-betul menjadi orang yang berguna bagi Tuhan.

2) Sekarang ada 2 team Pekabaran Injil (ay 39-41)!

a) Barnabas mengajak Markus ke Siprus (ay 39b).

Siprus adalah tempat asal Barnabas (Kis 4:36), dan tempat itu pernah disinggahi oleh Paulus dan Barna­bas (Kis 13:4-12).

b) Paulus mengajak Silas untuk melakukan perjalanan Misionaris yang ke 2 (ay 40-41).

· Dalam ay 33 dikatakan bahwa Yudas dan Silas kembali ke Yeru-salem. Tetapi di sini ia bisa diajak oleh Paulus untuk melakukan perjalanan misionaris yang ke 2. Ini menyebabkan ada manuscript-manuscript yang lalu menambahkan ay 34. Tetapi penambahan itu tidak perlu, karena bisa saja setelah Silas kembali ke Yerusalem, ia lalu kembali ke Antiokhia lagi dan lalu ikut dengan Paulus.

· Paulus mengajak Silas yang adalah seorang nabi (ay 32), yaitu orang yang bisa memberitakan Firman Tuhan. Ini lagi-lagi meng-ajar kita bahwa kita tidak boleh memilih sembarang orang untuk melakukan pelayanan tertentu!

Kalau tadinya hanya ada 1 team Pekabaran Injil (Paulus dan Barnabas), maka sekarang, gara-gara perpecahan itu, ada 2 team Pekabaran Injil! Jadi, dari sini terlihat, bahwa sekalipun perpecahan itu sendiri adalah sesuatu yang negatif dan tidak menyenangkan, bahkan bisa menjadi batu sandungan bagi banyak orang, tetapi kalau Allah mengijinkan perpe-cahan itu terjadi, maka semua itu pasti membawa kebaikan! (bdk. Ro 8:28).

Karena itu, sikap yang benar terhadap perpecahan:

¨ Jangan mencari perpecahan.

Perpecahan itu sendiri tetap merupakan sesuatu yang tidak baik! Kita harus berusaha menjaga kesatuan / keutuhan!

¨ Tetapi kalau perpecahan tidak dapat dihindarkan, atau bahkan sudah terjadi, itu tidak perlu terus menerus disesali.

Percayalah bahwa kalau Tuhan mengijinkan semua itu terjadi, Ia pasti mempunyai rencana / tujuan yang baik! Jadi, pandanglah ke depan, jangan ke belakang!

Maukah saudara mempunyai sikap demikian?

-AMIN-

KISAH PARA RASUL 16:1-12

I) Orang-orang yang diajak Paulus dalam pelayanan.

Dalam pelajaran yang lalu kita melihat Paulus berpisah dengan Barnabas. Tetapi Paulus tidak menggantungkan dirinya / pelayanannya kepada manu-sia / Barnabas, dan berpi­sahnya ia dengan Barnabas tidak menyebabkan ia berhenti dalam pelayanan. Ia lalu mengajak Silas untuk melayani Tuhan dalam perjalanan misionarisnya yang ke 2 (Kis 15:40). Tetapi selain Silas, ada orang-orang lain yang mengikuti Paulus, yaitu:

1) Lukas.

Dalam sepanjang bacaan hari ini, kita sama sekali tidak melihat nama Lukas. Lalu dari mana kita tahu bahwa Lukas diajak oleh Paulus / ikut Paulus dalam pelayanannya? Ini bisa terlihat dalam ay 10, karena dalam ay 10 itu, untuk pertama kalinya digunakan kata ganti orang ‘kami’ untuk menunjuk kepada Paulus dan kawan-kawannya. Sebelum ay 10 ini, selalu digunakan kata ganti orang ‘mereka’ (perhatikan ay 6,7,8, dan juga Kis 15:35).

Kata ‘kami’ menunjukkan bahwa penulis dari Kitab Kisah Para Rasul, yaitu Lukas, ikut serta dalam rombongan Paulus [Catatan: dengan mem-bandingkan Luk 1:1-4 dengan Kis 1:1, maka kita bisa tahu bahwa Kitab Injil Lukas dan Kisah Rasul ditulis oleh orang yang sama (yaitu Lukas), dan juga ditujukan kepada orang yang sama, yaitu Teofilus].

Gal 4:13 dan 2Kor 12:7 menunjukkan bahwa Paulus mempunyai penyakit jasmani tertentu. Jadi, mungkin Lukas, yang adalah seorang tabib itu (bdk. Kol 4:10), ikut dengan rombongan Paulus untuk menangani penya-kit Paulus itu. Ini mengajar kita untuk menggunakan kemampuan kita (baik kemampuan jasmani maupun rohani) untuk melayani Tuhan.

Penggunaan kata ganti orang ‘kami’ ini terus berlangsung sampai Kis 16:17, lalu terputus dan baru dilanjutkan pada Kis 20:5. Jadi, bisalah di-simpulkan bahwa Lukas ikut dalam rombongan Paulus sampai di Filipi, lalu berhenti di sana dan menunggu Paulus di sana. Sementara itu, Pau-lus pergi ke Tesalonika, Berea, Atena, Korintus, kembali ke Anthiokhia, lalu pergi lagi ke Efesus, lalu ke Makedonia lagi. Di sana Paulus kembali bertemu dengan Lukas, dan lalu Lukas ikut dalam rombongan Paulus lagi.

2) Timotius.

a) Keluarga Timotius.

Ayah Timotius adalah seorang Yunani (ay 1). Karena ibunya disebut sebagai orang percaya sedangkan ayahnya tidak (ay 1), maka bisalah kita simpulkan bahwa ayah Timotius bukanlah orang Kristen. Dan dari fakta bahwa Timotius tidak / belum disunat, dapatlah kita ketahui bahwa ayah Timotius juga tidak memeluk agama Yahudi. Jadi ia ada-lah orang yang kafir secara total.

Ibu Timotius adalah orang Yahudi. Dari 2Tim 1:5 dan 2Tim 3:14-15, kita bisa tahu bahwa:

· Nama ibu Timotius adalah Eunike.

· Nama nenek Timotius adalah Lois.

· Ibu dan nenek Timotius adalah orang beriman / Kristen.

· Ibu dan / atau nenek Timotius mendidik Timotius tentang Kitab Suci / Perjanjian Lama (Yudaisme). Ini menyebabkan dari sejak kecilnya Timotius telah mengenal Kitab Suci (2Tim 3:14-15).

Hal yang negatif tentang ibu Timotius adalah bahwa ia mau kawin dengan orang Yunani yang kafir total, dan ia tunduk kepada suaminya yang kafir itu dengan tidak menyunatkan Timotius!

Penerapan:

Ini menunjukkan kepada kita bahwa pernikahan antara orang beriman / kristen dengan orang yang tidak beriman (non kristen / kristen KTP), akan memba­wa dampak yang negatif dalam kehidupan orang kristen tersebut! Karena itulah maka dalam 2Kor 6:14, Tuhan secara tegas melarang pernikahan orang beriman / kristen dengan orang yang tidak beriman (non kristen / kristen KTP). Berdasarkan semua ini maka janganlah saudara mencari pasangan yang bukan orang beriman! Tetapi kalau saudara sudah terlanjur menikah dengan orang yang tidak per­caya, setidaknya janganlah menuruti ibu Timotius yang menuruti kekafiran suaminya! Saudara harus lebih taat kepada Tuhan dari pada kepada manusia (Kis 5:29).

b) Pertobatan Timotius.

Ay 1 menunjukkan bahwa Timotius adalah seorang murid. Dan dalam 1Kor 4:17 1Tim 1:2,18 2Tim 1:2 dan 2Tim 2:1, Paulus menyebut Timotius dengan sebutan ‘anakku’. Ini menunjukkan bahwa Timotius bertobat gara-gara pengin­jilan yang dilakukan oleh Paulus. (Mungkin Timotius beserta ibu dan neneknya bertobat pada waktu Paulus memberitakan Injil di Listra dalam Kis 14:6-7, atau pada waktu Paulus mengunjungi Listra dalam Kis 14:21).

c) Kehidupan Timotius.

Ay 2 mengatakan bahwa ‘Timotius dikenal baik oleh saudara-saudara di Listra dan di Ikonium’.

NIV: ‘spoke well of him’ (= berbicara baik tentang dia).

NASB: ‘he was spoken well of by’ (= ia dibicarakan secara baik oleh).

Semua ini menunjukkan bahwa Timotius dikenal sebagai orang yang baik.

Kata bahasa Yunani yang dipakai adalah EMARTUREITO (= ‘was wit-nessed to’ / disaksikan). Jadi saudara-saudara di Listra dan di Ikonium memberi kesaksian bagaimana baiknya kehidupan Timotius dan ini menyebabkan Paulus membawa Timotius dalam perjalanan misionaris yang ke 2 ini.

Penerapan:

Cobalah renungkan! Andaikata orang-orang kristen dalam gereja sau-dara diminta untuk memberi kesak­sian tentang kehidupan saudara, apa yang kira-kira akan mereka katakan / saksikan tentang saudara?

· suka berdusta atau jujur?

· selalu menepati janji atau sering mengabaikan janji?

· suka ngaret / terlambat atau disiplin dalam hal waktu?

· suka / mudah marah atau sabar?

· sombong atau rendah hati?

· sungguh-sungguh dalam pelayanan atau asal-asalan?

· cinta uang atau cinta Tuhan?

· suka menyeleweng atau setia?

· malas atau rajin?

· beriman atau mudah kuatir?

Maukah saudara hidup sedemikian rupa sehingga saudara bisa men-jadi saksi Kristus yang baik?

d) Penyunatan Timotius.

· Sunat di sini bukanlah merupakan suatu sakramen!

Dalam Perjanjian Lama, memang sunat merupakan suatu sakra-men. Tetapi dalam Perjanjian Baru, kedudukan sunat sebagai sa-kramen telah diganti oleh baptisan (Kol 2:11-12).

· Sunat di sini tidak dilakukan sebagai syarat kesela­matan!

Dalam Kis 15:1-2 Gal 2:3-5 Gal 5:2-3, Paulus menentang penyu-natan, karena di sana sunat ditekankan sebagai syarat kesela-matan. Kalau pada saat itu Paulus menyetujui sunat, itu berarti Paulus mengkhianati Injil dan ia menyebabkan orang lain percaya pada doktrin ‘salvation by works’ (= keselamatan oleh perbuatan baik) yang jelas merupakan suatu ajaran sesat. Tetapi di dalam kasus Timotius ini, sunat tidak dilakukan sebagai syarat untuk selamat, tetapi hanya supaya mereka bisa diterima oleh orang-orang Yahudi (ay 3). Kalau Timotius tidak disunat, ia akan diang-gap najis oleh orang-orang Yahudi, dan mereka tidak akan mau menerima Timotius (bdk. Kis 10:28). Bahkan bisa-bisa Paulus dan Silas ikut dianggap najis dan ini akan menyebabkan seluruh Pem-beritaan Injil yang mereka lakukan akan ditolak. Karena itu, demi suksesnya Pemberitaan Injil, Paulus menyuruh menyunatkan Timotius (bdk. 1Kor 9:20).

Semua ini mengajar kita hal-hal tertentu:

* Ada hal-hal yang dosa / tidaknya tergantung pada motivasi, tujuan, dan latar belakang tindakan itu!

* Dalam Pemberitaan Injil, kita perlu menyesuaikan diri dengan orang yang akan kita injili, asalkan tidak dalam hal-hal yang berdosa. Misalnya kalau saudara menginjili orang yang meng-anggap babi itu haram, maka jangan makan babi pada waktu saudara bersama dia.

* Timotius mau disunat, meskipun ia jelas merasa sakit karena penyunatan itu, demi suksesnya Pemberitaan Injil. Kita juga harus rela berkorban demi Tuhan dan pelayanan! Adakah sau-dara rela berkorban dalam saudara mengikut / melayani Tu-han?

II) Pelayanan Paulus dan kawan-kawannya.

1) Mereka berkeliling untuk menyampaikan keputusan sidang Yerusalem dalam Kis 15 (ay 4).

Ini menyebabkan jemaat diteguhkan dalam iman (kata ‘teguh’ merupakan lawan kata dari kata ‘goyang’ atau ‘terombang-ambing’), dan teguhnya iman ini, menyebabkan gereja bertumbuh dalam jumlah (ay 5).

Penerapan:

Di dalam pelayanan dalam suatu gereja, sekalipun Pemberitaan Injil adalah sesuatu yang sangat penting, tetapi kita tidak boleh hanya memikirkan Pemberitaan Injil saja atau terus memikirkan orang baru saja! Kita juga harus memikirkan, melayani dan mendoakan orang lama (yang mundur, goncang imannya, mengalami problem yang berat, jatuh ke dalam dosa dsb). Apakah saudara melakukan hal itu? Kalau tidak, ingatlah bahwa dalam suatu tubuh, kalau satu anggota tubuh sakit, itu akan menghalangi pertumbuhan dan merusak kegiatan dari seluruh anggota tubuh yang lain!

2) Dipimpin dan diarahkan oleh Tuhan.

a) Tuhan melarang mereka memberitakan Injil di Asia dan Bitinia (ay 6-7). Mengapa? Karena Tuhan mempunyai rencana yang lain!

Penerapan:

Sekalipun suatu pelayanan itu baik, belum tentu Tuhan menghendaki saudara untuk melayani di sana! (bdk. 2Sam 7 dimana Daud ingin mendirikan rumah bagi Tuhan,. tetapi dilarang oleh Tuhan). Karena itu, gumulkanlah setiap pelayanan yang akan saudara lakukan!

b) Diarahkan ke Makedonia / Eropa (ay 9-10).

· Kalau di sini Tuhan memberi pimpinan kepada Paulus dan kawan-kawannya melalui sebuah penglihatan, itu tidak boleh diartikan bahwa Tuhan akan selalu memimpin kita melalui penglihatan! Tuhan bisa menunjukkan kehendak / pimpinanNya melalui banyak cara. Janganlah menuntut Tuhan untuk memberikan pimpinanNya melalui suatu cara tertentu!

· Ay 9: Sebetulnya, semua orang yang tidak / belum percaya kepada Kristus, sama seperti orang Makedonia dalam penglihatan yang diberikan kepada Paulus ini! Mereka membutuhkan pertolongan dari kita yang sudah percaya! Karena itu rajinlah dan tekunlah dalam memberitakan Injil kepada orang-orang di sekitar saudara!

· Pengutusan Paulus ke Makedonia / Eropa ini merupakan suatu cara untuk menggenapi nubuat Nuh dalam Kej 9:27 yang berbunyi: ‘hendaklah ia (Yafet) tinggal dalam kemah-kemah Sem’. Ada 2 penafsiran tentang bagian ini:

* Bangsa Eropa (= keturunan Yafet) akan menjajah Asia (= keturunan Sem).

* Bangsa Eropa akan mendapat berkat dari keturunan Sem, dan ini jelas terwujud karena kekristenan yang masuk ke Eropa berasal dari Asia / Palestina. Ini tergenapi dengan pengiriman Paulus ke Makedonia / Eropa untuk memberitakan Injil di sana

3) Paulus dan kawan-kawannya segera mengikuti pimpinan Tuhan tersebut.

Ay 10: ‘segeralah’.

Ay 11: besoknya mereka sampai di Neapolis, dan mereka lalu pergi ke Filipi / Makedonia!

Penerapan:

Jangan menunda-nunda dalam mentaati panggilan / perintah Tuhan, khususnya dalam pelayanan / Pemberitaan Injil.

Ingatlah bahwa penundaan dalam mentaati Tuhan adalah sama dengan pembangkangan terhadap Tuhan. Juga penun­daan penginjilan menye-babkan lebih banyak orang masuk ke dalam neraka! Karena itu, segera-lah mulai dalam memberitakan Injil! Maukah saudara?

4) Akibat dari semua ini, kekristenan berkembang di Eropah.

Bahkan kalau kita melihat sejarah gereja maka kekristenan lebih berkembang di Barat, dari pada di Timur, baik dalam segi jumlah / kwantitas, maupun dari segi kwalitas / theologia.

Andrew W. Blackwood: “Though the Christian church was born in what we call Asia, the stormy adolescence of our faith was in Europe, and on that continent the church grew to maturity” (= Sekalipun gereja Kristen dilahirkan di tempat yang kita sebut Asia, masa remaja yang penuh badai dari kepercayaan kita terjadi di Eropah, dan di benua itu gereja bertumbuh menjadi dewasa) - ‘The Holy Spirit in Your Life’, hal 114.

Karena itu hati-hati dengan ajaran Pdt. Bambang Noorsena dari Gereja Orthodox Syria, yang:

· mengatakan bahwa kekristenan yang masuk ke Indonesia adalah kekristenan dari Belanda / Eropah yang telah mengalami westernisasi selama lebih dari 1000 tahun.

· menjadikan kekristenan di Timur Tengah / Syria sebagai standard yang paling benar.

-AMIN-

KISAH PARA RASUL 16:13-40

I) Serangan setan.

Dalam bacaan hari ini kita melihat ada 3 peristiwa dimana setan menyerang Paulus.

1) Peristiwa pertama (ay 13-15).

a) Paulus dan kawan-kawannya pergi ke ‘tempat sembahyang’.

Kalau ada lebih dari 10 orang, maka orang Yahudi membuat ‘syna-gogue’ (= tempat ibadah). Tetapi kalau kurang dari 10 orang, maka mereka membuat ‘tempat sembahyang’, yang biasanya dibuat di tepi sungai untuk memudahkan mereka mendapatkan air untuk upacara pembasuhan yang mereka lakukan.

Jadi bahwa dalam ay 13 dikatakan ‘tempat sembahyang’, jelas menunjukkan bahwa Paulus dan kawan-kawannya hanya menjumpai sedikit orang!

b) Yang mereka jumpai bukan sekedar sedikit orang, tetapi bahkan hanya beberapa perempuan! Ingat bahwa pada jaman itu, perempuan tidak dianggap penting!

c) Akhirnya ada 1 orang yang bertobat, yaitu Lidia.

· Ay 14b menunjukkan secara jelas bahwa Lidia bisa bertobat karena adanya pekerjaan Tuhan! Karena itu dalam setiap acara Pemberitaan Injil / pemberitaan Firman Tuhan, bersandarlah kepada Tuhan dengan banyak berdoa! (bdk. Yoh 15:5).

· Sekalipun Lidia bisa bertobat karena pekerjaan Tuhan, tetapi bagaimanapun juga Tuhan mempertobatkannya melalui penginjilan yang dilakukan oleh Paulus! Karena itu, sekalipun pertobatan seseorang adalah pekerjaan Tuhan, itu tidak berarti bahwa kita boleh terus duduk berpangku tangan saja! Kita tetap harus mem-beritakan Injil! (Ro 10:13-15).

· Pekerjaan Tuhan itu yang membuat Lidia mendengar, memperha-tikan, dan akhirnya percaya. Kalau ada orang tidak senang men-dengar / memperhatikan Firman Tuhan, maka itu berarti di dalam diri orang itu belum ada pekerjaan Tuhan, dan karena itulah ia tidak bisa percaya (bdk. 1Kor 2:14).

· Setelah percaya, Lidia mau dibaptis dan ia bahkan mengundang Paulus dan kawan-kawannya ke rumahnya. Ia membuktikan iman-nya dengan perbuatan baik / ketaatan! Bagaimana dengan sau-dara?

Lalu, dimana letaknya serangan setan itu? Perlu saudara ingat bahwa Paulus dilarang oleh Tuhan untuk pergi ke Asia / Bitinia, dan lalu disuruh untuk pergi ke Makedonia. Dan Paulus taat pada perintah / pimpinan Tuhan itu. Kalau saudara menjadi Paulus, tidakkah saudara akan ber-harap untuk mendapatkan sukses yang besar karena saudara melayani Tuhan sesuai pimpinan Tuhan?

¨ Dalam Perjanjian Lama, ketika Yunus akhirnya taat kepada Tuhan dan mau memberitakan Firman Tuhan ke Niniwe, seluruh Niniwe bertobat!

¨ Dalam Luk 5:1-11 dan Yoh 21:1-14, ketika murid-murid menuruti petunjuk / pimpinan Yesus dalam menangkap ikan, mereka ternyata mendapatkan bukan main banyaknya ikan!

¨ Dalam Kis 2, Petrus mentaati Yesus untuk menantikan Roh Kudus, dan setelah itu dalam 1 x khotbah ia mendapatkan 3000 jiwa!

Tidakkah hal-hal ini menyebabkan Pauluspun mengharapkan hasil yang besar karena ia mentaati pimpinan Tuhan?

Tetapi kenyataannya, apa yang ia peroleh? Ia hanya menjumpai bebe-rapa orang perempuan, dan setelah ia memberitakan Injil, hanya ada satu yang bertobat! Mungkinkah setan tidak menggunakan hal ini untuk mem-buat Paulus kecil hati / kecewa?

2) Peristiwa kedua (ay 16-18).

a) Ada seorang hamba perempuan yang mempunyai roh tenung. Artinya, ia dirasuk oleh roh jahat yang menyebabkan dia bisa meramalkan masa depan.

b) Kemampuan meramal itu menyebabkan tuan-tuannya mendapatkan penghasilan besar (ay 16b). Apakah ini berarti bahwa manusia ber-hasil menundukkan / menguasai setan? Apakah ini berarti bahwa setan ternyata menguntungkan? Tentu saja tidak! Setan memang mau membiarkan dirinya ‘dikuasai’ oleh manusia, dan setan mau ‘mem-berkati / menguntungkan’ manusia, asal ia dapat membawa orang itu pada kebinasaan!

Penerapan:

Jangan menganggap bahwa white magic adalah sesuatu yang baik karena digunakan untuk menyembuhkan / menolong orang! Ingat bahwa baik white magic maupun black magic berasal dari setan dan kedua-duanya adalah dosa!

c) Setan mempublikasikan Paulus (ay 17 bdk. 2Kor 11:14).

· Perhatikan bahwa apa yang dikatakan setan melalui orang itu adalah sesuatu yang benar. Dari sini kita bisa belajar bahwa setan bisa mengucapkan kebenaran!

Calvin:

“The devil is the father of lying in such sort, that he covereth himself under the false and deceivable colour of truth” (= setan adalah bapa dusta sedemikian rupa sehingga ia menutupi dirinya sendiri di bawah warna kebenaran yang palsu dan menipu).

Penerapan: Jangan menganggap bahwa gereja palsu / nabi palsu tidak mungkin mengajarkan kebenaran. Jangan meng-anggap bahwa ajaran sesat tidak mungkin mengandung kebe-naran! Ada banyak orang kristen yang menganggap seorang nabi palsu / sebuah gereja sesat sebagai nabi asli / gereja yang benar, hanya karena ajarannya masih mengandung hal-hal yang baik. Ini salah!

Illustrasi: Kalau seseorang mau meracuni saudara, ia tidak akan memberikan racun murni kepada saudara! Tetapi ia akan mencampurkannya pada makanan yang baik / enak, lalu memberikannya kepada saudara. Demikian juga pada waktu setan mau meracuni seseorang secara rohani. Ia memberikan banyak ajaran benar / baik, tetapi diselipi ajaran-ajaran sesat!

· Letak serangan setan dalam peristiwa ini adalah: Kalau Paulus mau dipublikasikan oleh setan, maka:

* ia akan dianggap berkomplot dengan setan.

* Tuhan akan menarik kuasaNya dari Paulus.

3) Peristiwa ketiga (ay 19-40).

a) Tuan-tuan pemilik hamba perempuan yang mempunyai roh tenung itu menjadi marah, lalu menangkap dan menyeret Paulus dan Silas (ay 19).

Calvin:

“The same devil who of late did flatter Paul by the mouth of the maid, doth now drive her masters into fury, that they may put him to death” (= setan yang sama yang tadinya menyanjung / mengumpak Paulus melalui mulut dari hamba perempuan itu, sekarang mendorong para tuannya ke dalam kemarahan, supaya mereka membunuh Paulus).

b) Para tuan itu memfitnah Paulus (ay 20-21).

Alasan yang menyebabkan mereka menjadi marah sebetulnya adalah karena penghasilan mereka lenyap (ay 19). Tetapi, dalam menuntut, alasan yang mereka kemukakan berbeda sekali (ay 20-21). Jadi, ini jelas adalah dusta / fitnah! Tadi setan bisa mengucapkan kebenaran, tetapi sekarang, melalui mulut para tuan itu, ia menunjukkan wajah aslinya sebagai bapa segala dusta!

c) Akhirnya Paulus dan Silas didera dan dipenjara (ay 22-24).

Penerapan: kalau saudara mau hidup sungguh-sungguh bagi Tuhan, dan saudara mau rajin dalam memberitakan Injil, saudara harus siap untuk mengalami hal seperti ini!

II) Cara Paulus menghadapi serangan setan.

1) Dalam peristiwa pertama (ay 13-15).

· ia tetap memberitakan Injil sekalipun orangnya hanya sedikit.

· ia bergantung pada pimpinan Tuhan yang ia peroleh dalam ay 9-10, dan ia tidak bergantung pada sukses atau tidaknya pelayanannya.

Berbeda atau bahkan bertentangan dengan Theologia Sukses yang sekarang banyak beredar, seseorang mengatakan: “God does not call us to be successful, but to be faithful” (= Allah tidak memanggil kita un-tuk sukses, tetapi untuk setia).

Jadi yang penting adalah kita tahu bahwa jalan kita benar, lalu kita setia di sana. Sukses atau tidak itu urusan Tuhan.

· ia mempunyai pandangan yang positif. Ini yang menyebabkan Paulus sama sekali tidak menunjukkan kekecewaan!

Orang yang mempunyai pandangan negatif, dalam situasi yang sama, akan berkata: ‘Kok cuma beberapa orang?’, atau: ‘Kok cuma satu yang bertobat?’. Tetapi orang yang mempunyai pandangan positif akan berkata: ‘Puji Tuhan, ada beberapa orang yang bisa diinjili!’, atau: ‘Puji Tuhan, ada satu orang yang bertobat!’. Saudara termasuk orang yang bagaimana?

2) Peristiwa kedua (ay 16-18)

a) Mula-mula ia mendiamkan hamba perempuan itu. Mengapa?

· Mungkin ia menganggap gangguan itu tidak akan berlangsung lama.

· Ini menunjukkan bahwa Paulus tidak gegabah dalam menengking setan. Sebelum ia tahu bahwa Tuhan menghendakinya untuk mengusir setan itu, ia tidak melakukannya! Alangkah berbedanya sikap Paulus ini dengan sikap dari banyak orang jaman ini yang begitu gegabah / sembarangan dalam mengusir setan!

b) Akhirnya ia mengusir setan itu.

Ini menunjukkan bahwa Paulus tidak mau berkompromi / bekerja sama dengan setan (bandingkan dengan sikap Yesus dalam Mark 1:25,34, dimana Ia mengusir setan yang ‘mengucapkan kebenaran’ dan mela-rang setan bicara supaya diriNya tidak dipublikasikan oleh setan). Karena ia tidak senang kepada setan, maka ia tidak mau bekerja sama atau dibantu oleh setan!

Penerapan: renungkan hal-hal ini:

· Kalau gereja anti perjudian / rokok, layakkah gereja menerima, apalagi meminta, sumbangan / persembahan dari perjudian / pabrik rokok?

· Layakkah gereja menggunakan tenaga dari orang beragama lain untuk menjadi pelayan dalam gereja (sebagai chairman, pemain organ / band, pelatih paduan suara dsb)?

3) Peristiwa ketiga (ay 19-40).

a) Ia berdoa dan menyanyi memuji Tuhan (ay 25 bdk. Kis 5:41).

Ia bisa melakukan hal ini karena ia merasakan kehadiran Tuhan, dan juga ia senang karena ia bisa membalas kasih Tuhan dengan men-derita bagi Dia.

1Pet 2:19-21 - “Sebab adalah kasih karunia, jika seseorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung. Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah. Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejakNya”.

1Pet 4:14-16 - “Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu. Janganlah ada di antara kamu yang harus menderita sebagai pembunuh atau pencuri atau penjahat, atau pengacau. Tetapi, jika ia menderita sebagai orang Kristen, maka janganlah ia malu, melainkan hendaklah ia memuliakan Allah dalam nama Kristus itu”.

Seseorang mengatakan bahwa kalau gereja / orang kristen lebih banyak memuji Tuhan, maka gereja / orang kristen akan lebih banyak melihat kuasa Tuhan. Karena itu kita sebagai orang kristen harus sering memuji Tuhan, sekalipun kita sedang ada dalam kesukaran / penderitaan / kemiskinan.

b) Ia mencegah kepala penjara bunuh diri (ay 28).

Pada jaman itu, kalau tahanan hilang, maka penjaganyalah yang me-nerima hukuman (bdk. Kis 12:19). Juga, dalam kalangan Romawi, dalam situasi kondisi tertentu, bunuh diri merupakan suatu kewajiban / tindakan yang baik / bersifat pahlawan.

Paulus mencegah kepala penjara itu untuk bunuh diri dan ini menun-jukkan bahwa Paulus tetap mengasihi orang yang memasukkannya ke penjara dan bahkan memasungnya (ay 24).

c) Ia memberitakan Injil kepada kepala penjara dan keluarganya (ay 29-32).

· Rupanya saat itu kepala penjara sadar bahwa Paulus adalah ham-ba Tuhan. Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan ia sadar:

* kata-kata gadis tenung dalam ay 17b. Ini bisa dia dengar dari mulut ke mulut.

* sikap Paulus pada waktu difitnah / didera, dsb.

* Paulus bisa memuji Tuhan dalam penjara.

* Paulus mencegah ia bunuh diri.

· Karena itu ia lalu tersungkur di depan Paulus dan bertanya (ay 30). Yang ia maksudkan dengan ‘keselamatan’ di sini bukanlah kese-lamatan jasmani, tetapi rohani. Ini terlihat dari:

* jawaban Paulus dalam ay 31 mempersoalkan keselamatan rohani.

* para tahanan tidak lari, sehingga kepala penjara itu tidak ada di bawah resiko dihukum mati.

· Paulus lalu memberitakan Injil (ay 31-32).

Ay 31 berbunyi: “Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu”. Ayat ini tidak berarti bahwa kalau ia percaya, maka ia dan keluarganya selamat (keluarganya ‘nunut’ imannya kepala penjara)! Arti yang benar adalah: Paulus menyuruh dia percaya supaya selamat, dan juga menyuruh seluruh keluarganya percaya supaya mereka semua selamat.

Ay 31 adalah pemberitaan Injil yang sangat singkat, dan ini tidak memadai. Karena itu lalu Paulus melanjutkannya dalam ay 32 dengan pemberitaan Injil yang lebih mendetail!

Semua ini menunjukkan bahwa Paulus tidak menutup pintu Kera-jaan Surga bagi orang yang menutupnya di dalam penjara!

d) Paulus membaptis mereka (ay 33).

· Dalam Kitab Suci berulang kali terjadi baptisan seisi rumah (Kis 16:15,33 Kis 10:48 1Kor 1:16 2Tim 4:19). Dari sini bisa ditarik kesimpulan bahwa baptisan seisi rumah adalah sesuatu yang sa-ngat umum pada jaman itu. Kalau ini benar, maka sukar terhindar adanya baptisan bayi pada saat itu!

· Baptisan dilakukan di dalam penjara. Memang ay 30 mengatakan mereka ‘keluar’, tetapi mereka baru betul-betul keluar dari penjara dalam ay 34, sehingga kata ‘keluar’ dalam ay 30 mungkin sekedar berarti bahwa mereka pergi dari penjara bagian dalam (bdk. ay 24), ke penjara bagian luar dimana lebih banyak cahaya dan udara segar. Karena penjara tidak mempunyai kolam, di sini hampir pasti tidak digunakan baptisan selam. Dari sini terlihat dengan jelas bahwa baptisan selam bukanlah satu-satunya cara membaptis yang benar!

e) Paulus menuntut hak (ay 37-39).

· Hukum Romawi melarang pencambukan terhadap warga negara Roma. Pelanggar peraturan ini akan dihukum mati! Tidak heran bahwa para pembesar menjadi takut ketika mengetahui bahwa Paulus dan Silas adalah warga negara Roma.

· Sesuatu yang aneh di sini adalah: Paulus menuntut hak! Padahal dalam 1Kor 8-9 ia mengajar untuk membuang hak demi orang lain. Lalu mengapa di sini ia sendiri menuntut supaya para pembesar itu minta maaf dan membawanya dan Silas keluar dari penjara? Ada beberapa kemungkinan alasan:

* Demi orang-orang kristen yang masih baru.

Dengan demikian mereka tahu bahwa sekalipun Paulus dan Silas dihukum cambuk dan dimasukkan penjara, tetapi mereka berdua tidak bersalah.

* Demi perkembangan gereja di Filipi selanjutnya.

Kalau mereka berdua dianggap sebagai kriminil, maka seluruh gereja Filipi akan mendapat nama buruk sehingga tidak mungkin bisa berkembang!

Jadi, tidak selalu orang kristen harus membuang hak! Kadang-kadang, kalau itu menguntungkan untuk Tuhan / Kerajaan Allah / gereja, maka orang kristen harus menuntut hak!

Kesimpulan:

Paulus mengalami bermacam-macam serangan setan. Tetapi ia selalu meng-hadapinya dengan benar.

Bagaimana dengan saudara? Kalau saudara mengalami serangan setan yang bertubi-tubi, apakah saudara kadang-kadang sengaja menghadapinya dengan menggunakan cara-cara yang salah? Atau maukah saudara selalu menghadapi-nya dengan cara yang benar?

-AMIN-

KISAH PARA RASUL 17:1-14

Apa kriteria yang saudara gunakan dalam menilai apakah seseorang itu lebih baik dari yang lain?

· kerajinannya dalam sekolah / belajar?

· hormat dan ketaatannya kepada orang tuanya?

· semangat dan kesuksesannya dalam pekerjaannya?

· kesetiaannya kepada istrinya?

Saya tidak mengatakan bahwa kriteria-kriteria di atas itu adalah salah, tetapi bagaimanapun juga, bagian Kitab Suci yang kita pelajari hari ini memberikan kriteria yang berbeda, yang lebih mendasar.

Untuk mengetahui hal itu, marilah kita mempelajari bacaan hari ini, dan membandingkan 2 kota yang dilayani oleh Paulus, yaitu Tesalonika dan Berea.

I) Tesalonika.

1) Paulus memberitakan Injil di Tesalonika (ay 1-4).

a) Ia memberitakan Injil di synagogue / rumah ibadat (ay 2).

· ay 2: ‘seperti biasa’.

NIV: ‘as his custom was’ (= seperti kebiasaannya).

Jadi, ini menunjukkan bahwa kalau Paulus menginjili suatu kota, ia mempunyai kebiasaan untuk selalu memberitakan Injil di synagogue lebih dulu, karena ia ingin menginjili orang-orang Yahudi lebih dulu.

· Paulus selalu mendahulukan orang Yahudi, sekalipun mereka selalu tegar tengkuk dan bahkan menganiaya Paulus. Dari sini terlihat bahwa dalam pelayanannya, Paulus tidak terpengaruh oleh ketidak-layakan orang yang ia layani.

Bagaimana dengan saudara? Maukah saudara tetap melayani orang yang menjengkelkan? Ingatlah bahwa Tuhanpun selalu mau melayani dan memimpin saudara sekalipun saudara tidak layak di hadapanNya. Karena itu, saudarapun harus selalu mau melayani orang-orang yang tidak layak untuk dilayani.

b) 3 hari Sabat berturut-turut (ay 2).

Memang kalau saudara hanya mempunyai waktu sedikit untuk memberitakan Injil kepada seseorang (misalnya waktu bertemu di bemo), maka saudara bisa memberitakan Injil dengan cara yang singkat, misalnya dengan berkata: ‘Kalau kamu mau percaya kepada Yesus, semua dosamu akan diampuni!’. Tetapi perlu diingat bahwa sebetulnya Pemberitaan Injil secara singkat seperti itu sebetulnya tidak memadai, karena Injil itu cukup luas dan mencakup banyak hal, seperti:

· tentang dosa.

· tentang keadilan Allah / hukuman Allah / neraka.

· tentang keilahian dan kemanusiaan Kristus.

· tentang penderitaan & kematian Kristus untuk kita.

· tentang kebangkitan Kristus.

· tentang keselamatan karena iman atau karena perbuatan baik.

· tentang iman, dan hubungannya dengan perbuatan baik.

· tentang keyakinan keselamatan.

· tentang Kristus sebagai satu-satunya jalan ke surga.

· dll.

Karena itu, kalau memungkinkan, usahakanlah untuk mengada­kan pertemuan beberapa kali, sehingga saudara bisa menje­laskan Injil itu secara keseluruhan.

c) Paulus menggunakan otak + Kitab Suci dalam Pemberitaan Injil.

Ay 2b-3 (NIV): ‘he reasoned with them from the Scrip­ture, explaining and proving’ (= ia berargumentasi dengan mereka dari Kitab Suci, menjelaskan dan membuktikan).

Dari kata-kata ‘berargumentasi’, ‘menjelaskan’, dan ‘mem­buktikan’, terlihat dengan jelas bahwa Paulus menggunakan otaknya dalam memberitakan Injil. Dan dari kata ‘Kitab Suci’, terlihat jelas bahwa ia menggunakan Kitab Suci dalam pemberitaan Injil.

Penerapan:

· Ada orang yang dalam memberitakan Injil hanya menggunakan kehebatan otaknya dan kemampuannya untuk berdebat. Ia memberikan illus­trasi-illustrasi dan ia menceritakan berbagai-bagai pengalaman yang telah ia alami. Tetapi ia tidak menggunakan Kitab Suci. Ini salah! Ingat bahwa Kitab Suci / Firman Tuhan adalah pedang Roh (Ef 6:17).

· Sebaliknya, ada orang yang memberitakan Injil dengan menembakkan secara sembarangan ayat-ayat Kitab Suci, tanpa menggunakan otaknya. Ini juga salah! Dalam menggunakan ayat-ayat Kitab Suci, kita perlu menggunakan otak / akal sehat kita!

d) Yang menjadi inti pemberitaan Injil dari Paulus adalah Mesias, kematianNya dan kebangkitanNya, dan bahwa Yesus adalah Mesias (ay 3).

Penerapan: Jaman sekarang ada banyak orang kristen yang kalau ‘memberitakan Injil’ hanya mengajak orang ke gereja, atau menegur dosa seseorang, atau menceri­takan mujijat / kesembuhan yang Tuhan lakukan dsb, tetapi tidak menekankan tentang Yesus, kematianNya dan kebangkitanNya. Sebetulnya, itu bukan Pemberitaan Injil! Pemberitaan Injil yang benar harus menekankan inti / hal yang terpenting dari Injil, yaitu Yesus, kematianNya dan kebangkitanNya! Bahwa itu adalah 2 hal terpenting dalam Pemberitaan Injil, terlihat dari kata-kata Paulus sendiri di bawah ini.

1Kor 15:3-4 - “Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah diku-burkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci”.

2) Tanggapan orang Tesalonika.

a) Beberapa (sedikit) orang Yahudi + banyak orang Yunani + tidak sedikit perempuan terkemuka menjadi percaya dan lalu bergabung dengan Paulus dan Silas (ay 4).

Mereka bergabung dengan Paulus dan Silas, supaya mereka bisa mendengar dan belajar Firman Tuhan lebih banyak lagi. Ini menunjukkan bahwa orang yang betul-betul bertobat, pasti akan rindu pada Firman Tuhan!

b) Mayoritas orang Yahudi.

· Menjadi iri hati (ay 5a).

Banyak orang menyepelekan dosa iri hati ini, tetapi sebetulnya ini adalah suatu dosa yang jahat sekali, karena selalu membawa kita pada dosa-dosa yang lain. Karena itu, kalau saudara sering iri hati, datanglah kepada Tuhan untuk minta ampun dan untuk minta tolong agar dosa iri hati itu bisa dibereskan!

· Mereka bergabung dengan para penjahat (ay 5b).

Bagaimana mereka, yang mengaku sebagai orang-orang yang religius, bisa bergabung dengan para penjahat, adalah sesuatu yang tidak bisa dimengerti!

· Mengadakan keributan dan mengacau kota (ay 5c).

Kemanapun Paulus pergi untuk memberitakan Injil, selalu ada keributan dan kekacauan:

* di Siprus (Kis 13:6-11).

* di Antiokhia di Pisidia (Kis 13:44-47).

* di Ikonium (Kis 14:2-5).

* di Listra (Kis 14:11-19).

* di Antiokhia dan Yerusalem (Kis 15).

* di Filipi (Kis 16:16-24).

* di Tesalonika (Kis 17:5).

* di Berea (Kis 17:13).

* di Atena (Kis 17:32).

* di Korintus (Kis 18:6,12-17).

* di Efesus (Kis 19:21-40).

Memang, dimanapun ada seseorang yang betul-betul memberitakan Injil / Firman Tuhan, pasti di sana ada keributan, karena Yesus sendiri berkata bahwa Ia tidak datang membawa damai, tetapi membawa pedang (Mat 10:34-36). Karena itu, dimanapun Yesus diberitakan, selalu terjadi pro dan kontra yang menimbulkan keributan! Tetapi perhatikan bahwa keributan itu tidak ditimbul­kan oleh Paulus / orang yang pro Yesus, tetapi justru ditimbulkan oleh orang-orang yang kontra / anti Yesus!

· Menyerbu rumah Yason, menyeret Yason dan beberapa saudara (ay 5,6). Ini disebabkan karena Yason memberi tumpangan kepada Paulus dan Silas (ay 7a).

· Menuduh dengan fitnahan (ay 6-7).

Kesimpulan: mayoritas orang Yahudi di Tesalonika tidak menghormati / menghargai Kitab Suci dan tidak meninggikan otoritas Kitab Suci.

Penerapan: saudara juga sama seperti mereka kalau saudara:

¨ Menyenangi khotbah yang pendek, gampang, dan menyenang­kan telinga. Atau saudara menyenangi khotbah yang tidak membahas Kitab Suci, tetapi sebaliknya dipenuhi dengan dongeng, lelucon dan kesaksian.

¨ Marah pada waktu mendengar teguran Firman Tuhan.

¨ Malas membaca Kitab Suci di rumah (saat teduh).

¨ Tidak mau berkorban waktu, tenaga, uang, dsb, demi mendapatkan Firman Tuhan / untuk datang dalam Pemahaman Alkitab.

¨ Hanya mengerti tetapi tidak mau mentaati Firman Tuhan.

¨ Tetap menolak suatu ajaran sekalipun ajaran itu memberikan dasar Kitab Suci yang tidak bisa dibantah.

¨ Tetap memegang suatu ajaran / praktek, sekalipun mendapatkan serangan berdasarkan Kitab Suci yang tidak bisa saudara bantah.

¨ Bosan membaca / belajar Firman Tuhan.

II) Berea.

Paulus melakukan hal yang sama seperti di Tesalonika, yaitu ia memberitakan Injil (ay 10). Tetapi tanggapan yang ia dapatkan betul-betul berbeda! (ay 11).

1) Mereka terbuka terhadap Firman Tuhan dan mau mendengar Firman Tuhan (ay 11).

Mereka tidak seperti banyak orang kristen pada jaman ini yang sekalipun pergi ke gereja, tetapi tidak senang mendengar Firman Tuhan.

2) Mereka menyelidiki Kitab Suci (ay 11).

Ini menunjukkan bahwa mereka mau membuang waktu, tenaga dan pikiran untuk belajar Kitab Suci.

3) Mereka menyelidiki Kitab Suci tiap hari (ay 11).

Ini menunjukkan suatu ketekunan dalam belajar Kitab Suci! Apakah hal ini ada pada saudara dalam hal belajar Kitab Suci / Firman Tuhan?

4) Mereka mengecheck khotbah Paulus dengan Kitab Suci (ay 11).

· Ini bertentangan dengan 2 sikap yang extrim:

* menolak semua ajaran baru / asing.

* menerima seadanya ajaran.

Jangan mempunyai sikap extrim seperti ini. Dalam mendengar setiap ajaran dari siapapun, perhatikanlah apakah ajaran itu sesuai dengan Kitab Suci atau tidak. Kalau sesuai, tidak peduli itu bertentangan dengan pendapat saudara selama ini, saudara harus menerimanya. Sebaliknya, kalau tidak sesuai dengan Kitab Suci, maka sekalipun yang memberitakan adalah ‘orang top’, saudara harus menolaknya!

· Tindakan mereka ini bukan menghakimi! Ay 11 ini justru jelas sekali memuji tindakan tersebut!

· Kalau jemaat wajib mengecheck khotbah dengan Kitab Suci, maka jelas bahwa pengkhotbahnyapun wajib berkhotbah / mengajar dengan menunjukkan dasar Kitab Sucinya!

5) Mereka percaya kepada Yesus / bertobat (ay 12).

Orang yang betul-betul menghargai otoritas Kitab Suci, sukar untuk tidak menjadi orang kristen!

Kesimpulan: Orang-orang Yahudi di Berea menghargai / menghormati dan meninggikan otoritas Kitab Suci!

Ini sebabnya dalam ay 11, Kitab Suci / Tuhan mengatakan bahwa mereka ‘lebih baik hatinya’ dari pada orang Yahudi di Tesaloni­ka! Kata-kata ‘lebih baik hatinya’ diterjemahkan secara berbeda oleh Kitab Suci bahasa Inggris:

KJV/RSV: ‘more noble’ (= lebih mulia).

NIV: ‘more noble character’ (= karakter yang lebih mulia).

NASB: ‘more noble-minded’ (= mempunyai pikiran yang lebih mulia).

Jadi, semua Kitab Suci bahasa Inggris mengandung kata ‘noble’ yang bisa berarti ‘mulia’ atau ‘ningrat’.

Jadi, Kitab Suci / Tuhan menganggap bahwa orang-orang Yahudi di Berea lebih mulia / lebih ningrat (secara rohani) / lebih baik dari pada orang-orang Yahudi di Tesalonika. Karena apa? Karena orang-orang Yahudi di Berea mempunyai sikap dan tanggapan terhadap Firman Tuhan yang jauh lebih baik dari pada orang-orang Yahudi di Tesalonika.

Inilah kriteria yang digunakan oleh Kitab Suci / Tuhan dalam menentukan apakah seseorang itu baik atau tidak! Tuhan menghargai orang yang menghargai FirmanNya!

Wycliffe Bible Commentary (tentang Ezra 9:4): “‘Every one that trembled at the words of the God of Israel.’ Cf. Ezra 10:3; Isa 66:2,5; Ps 119:120,161. A man’s attitude toward God’s Word is one of the ultimate criteria of his spirituality” (= ‘Semua orang yang gemetar karena firman Allah Israel’. Bdk. Ezra 10:3; Yes 66:2,5; Maz 119:120,161. Sikap seseorang terhadap Firman Allah merupakan salah satu kriteria yang terutama dari kerohaniannya).

Penerapan:
maukah saudara menilai orang juga dengan kriteria seperti ini?
apakah saudara sendiri adalah orang yang baik kalau dinilai menurut kriteria ini? Kalau tidak, maukah saudara memper­baiki sikap dan tanggapan saudara terhadap Kitab Suci / Firman Tuhan?

-AMIN-

KISAH PARA RASUL 17:15-34

I) Kota Atena.

1) Kota ini merupakan pusat ilmu pengetahuan dan kesenian.

a) Kota ini pernah memimpin dunia dalam pencapaian inte­lektual (intel-lectual achievement).

b) Pada saat itu, dalam hal arsitektur dan kesenian, kota Atena melebihi kota manapun di seluruh dunia.

2) Kota ini merupakan pusat filsafat (ay 18: ‘ahli pikir’ seharusnya adalah ‘ahli filsafat’).

a) Ini adalah kota dari Plato, Aristotle dan Socrates!

b) Pada abad ke 3 sebelum Masehi, hidup 2 orang ahli filsafat, yaitu:

· Zeno (mati tahun 264 SM). Pengikut-pengikut­nya disebut golongan Stoa (ay 18).

· Epicurus (mati tahun 270 SM). Pengikut-pengikutnya disebut golongan Epikuros (ay 18).

Golongan Epikuros:

1. Mereka percaya adanya allah-allah (gods), tetapi mereka meng-anggap bahwa para allah itu hanya bermalas-malasan di surga, dan tidak mempedulikan dunia maupun manusia (mirip dengan Deisme).

2. Mereka tidak percaya bahwa dunia diciptakan oleh allah, dan mereka percaya bahwa materi (matter) itu bersifat kekal.

3. Mereka beranggapan bahwa segala sesuatu terjadi secara kebe-tulan, dan karena itu nasib manusia terombang-ambing tanpa ada yang mengontrol. Jelas bahwa mereka tidak percaya pada doktrin Reformed tentang Decree & Providence of God (= penetapan Allah dan pelaksanaannya).

4. Mereka tidak percaya bahwa jiwa manusia tidak bisa binasa, dan mereka beranggapan bahwa kematian adalah akhir dari segala sesuatu.

5. Mereka melampiaskan nafsu mereka dengan bebas. Ini jelas meru-pakan akibat dari kepercayaan mereka pada point 4. di atas (bdk. 1Kor 15:32b).

Golongan Stoa:

1. Mereka percaya adanya allah, tetapi mereka mencampur-adukkan allah dengan dunia / alam semesta, karena mereka percaya bahwa segala sesuatu adalah allah (seperti Pantheisme).

2. Mereka percaya adanya Ketetapan / penentuan allah, tetapi yang mereka maksudkan adalah adanya takdir, yang bahkan ada di atas allah!

3. Mereka percaya bahwa jiwa manusia akhirnya akan diserap ke dalam hakekat ilahi dan menjadi bagian dari allah.

4. Mereka beranggapan bahwa nafsu harus dikuasai, dan mereka bangga terhadap kebenaran mereka sendiri (seperti orang Farisi).

3) Kota ini penuh dengan berhala (ay 16).

a) Pada saat itu, semua kota mempunyai berhala, tetapi kota Atena dikatakan ‘penuh dengan patung-patung berhala’ (ay 16).

William Barclay:

“It was said that there were more statues of the gods in Athens than in all the rest of Greece put together and that in Athens it was easier to meet a god than a man” [= dikatakan bahwa ada lebih banyak patung berhala / dewa-dewa di Atena dari pada di seluruh wilayah Yunani lainnya diga-bung menjadi satu, dan bahwa di Atena lebih mudah untuk bertemu dengan seorang dewa (patung berhala) dari pada seorang manusia].

b) Dari penuhnya kota Atena ini dengan berhala, bisa disimpulkan bahwa kota yang merupakan pusat ilmu pengetahuan, filsafat dan kesenian ini ternyata tidak bisa mengenal Allah dengan benar! Mereka menyembah berhala, dan bahkan menyembah ‘allah yang tak dikenal’ (ay 23)! Memang manusia dengan segala kepandaiannya, tanpa Kitab Suci dan terang Roh Kudus, sama seperti orang buta yang pasti akan sampai pada kepercayaan yang salah dan moral yang bejat!

Seorang penafsir berkata:

· “Human wisdom can never hope to go further than it went in Athens” (= hikmat manusia tidak pernah dapat berha­rap untuk lebih maju dari apa yang dicapai di Atena).

· “If ever, anywhere, human philosophy, human art, the human imagi-nation could have reached truth and found God, it would have triumphed at Athens. But there was the melancholy exhibition of error and immorality” (= andaikata filsafat, kesenian, dan imajinasi manu-sia bisa mencapai kebenaran dan menemukan Allah, maka hal itu pasti sudah terjadi di Atena. Tetapi yang ada di sana adalah pameran / pertunjukan yang menyedihkan dari kesalahan dan ketidak-bermoralan).

II) Paulus di Atena.

1) Paulus sedih (ay 16).

NIV: ‘distressed’ (= sedih).

NASB/RSV: ‘provoked’ (= jengkel / marah).

KJV: ‘stirred’ (= kacau).

Kata Yunaninya menunjukkan pada gabungan perasaan sedih, marah, kasihan dsb.

Ini aneh! Pada saat itu Atena adalah kota no 1 di dunia dalam hal arsitektur dan kesenian. Jadi pasti ada banyak kuil-kuil dan patung-patung berhala yang sangat indah! Turis-turis jaman sekarang pasti akan sangat mengagumi keindahan tersebut. Tetapi Paulus justru menjadi sedih! Mengapa? Karena ia melihat melalui semua itu bahwa Allah tidak dihormati di sana, dan bahwa orang-orang Atena itu begitu bodoh dan sesat dalam hal rohani!

Penerapan: Kalau saudara pergi ke Bali, Borobudur, Gunung Kawi, atau-pun negara-negara yang terkenal karena keindahan kuil dan patung ber-halanya (seperti Jepang, Cina, dsb), bagaimana sikap hati saudara? Kagum pada keindahan duniawi tersebut? Mengabaikan kebejatan rohani dibalik semua keindahan itu? Ataukah saudara bisa mempunyai perasaan seperti Pau­lus?

2) Paulus memberitakan Injil (ay 17,18c).

a) Banyak orang yang kalau melihat dosa, kebejatan moral / rohani lalu menjadi sedih / marah, tetapi selanjut­nya tidak berbuat apa-apa! Tetapi Paulus tidak demiki­an! Ia sedih / marah, lalu memberitakan Injil kepada mereka!

Penerapan: Apa yang saudara lakukan kalau melihat suami / istri, anak, pegawai, boss, atau teman yang bejat? Apakah saudara hanya sekedar sedih atau marah dan selanjutnya tidak berbuat apa-apa? Atau saudara menangani kebejatan mereka dengan memberitakan Injil kepada mereka?

b) Paulus sedang sendirian, karena ia sedang menunggu Timotius dan Silas (ay 14-16). Tetapi sekalipun sendi­rian, ia tetap memberitakan Injil!

c) Ia memberitakan tentang Yesus dan kebangkitan (ay 18c).

Ia tetap memberitakan Injil yang sederhana, padahal ia berhadapan dengan orang-orang yang pandai, ahli-ahli filsafat dsb! Bandingkan ini dengan kata-kata Paulus dalam:

· Ro 1:16 (NIV): “I am not ashamed of the Gospel, because it is the power of God for the salvation of everyone who believes; first for the Jew, then for the Gentile.” (= Aku tidak malu tentang Injil, karena itu adalah kuasa Allah untuk keselamatan setiap orang yang percaya; pertama-tama untuk orang Yahudi, lalu untuk orang non Yahudi.).

Catatan: Ro 1:16 versi Kitab Suci Indonesia salah terjemahan.

· 1Kor 1:22-24 - “Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat, tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan, tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, Kristus adalah kekuatan dan hikmat Allah”.

· 1Kor 2:1-2 - “Demikian pula aku, ketika aku datang kepadamu, saudara-saudara, aku tidak datang dengan kata-kata yang indah atau dengan hikmat untuk menyampaikan kesaksian Allah kepada kamu. Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan”

Penerapan: Kalau kita menghadapi orang biasa, kita mungkin memberitakan Injil yang sederhana, tetapi seringkali pada waktu kita berhadapan dengan orang yang pandai / terpelajar, kita malu untuk memberitakan Injil yang sederhana itu dan kita lalu mengubah Injil yang seder­hana / ‘bodoh’ itu untuk ‘disesuaikan’ dengan orang yang kita injili. Ini salah! Jangan mengubah Injil! Ingat 1Kor 1:21b yang berbunyi: “Allah berkenan menyelamatkan mereka yang percaya oleh kebodohan pemberitaan Injil”.

d) Tanggapan mereka yang diinjili:

· Ada yang mengejek (ay 18).

Kata ‘peleter’ (Inggris: ‘babbler’) dalam bahasa Yuna­ninya adalah SPERMOLOGOS, yang menunjuk pada burung yang mengumpul-kan gandum di sana sini. Jadi, maksud­nya, Paulus dianggap seba-gai orang yang kerjanya mengumpulkan pandangan dari banyak orang, dan lalu mengajarkannya kepada orang lain.

· Ada yang mau mendengar lebih banyak karena mereka ingin tahu (ay 18b-21).

* mereka memang adalah orang-orang yang senang membi­carakan hal-hal yang baru (ay 21).

* Mereka beranggapan bahwa Paulus memberitakan ajaran tentang dewa-dewa asing (ay 18). Ini adalah sesuatu yang baru bagi mereka.

* Karena itu mereka lalu membawa Paulus ke sidang Areopagus, bukan untuk diadili, tetapi untuk didengar ajarannya / pandang-annya.

Penerapan: Apakah saudara mau mendengar Firman Tuhan juga hanya karena rasa ingin tahu? Atau saudara betul-betul mencintai dan rindu akan Firman Tuhan?

3) Paulus berkhotbah di Areopagus.

Sekarang, ia betul-betul menghadapi tokoh-tokoh / orang-orang top dalam filsafat, karena para anggota majelis Areopagus pasti merupakan orang-orang pilihan. Tetapi Paulus tetap tidak takut dan ia tetap tidak malu karena Injil, dan ia berkhotbah / memberitakan Injil di Areopagus.

III) Khotbah Paulus di Areopagus.

1) Mula-mula ia memuji mereka.

Ay 22: ‘sangat beribadah kepada dewa-dewa’.

KJV: ‘too superstituous’ (= terlalu percaya tahyul). Ini terjemahan yang salah.

RSV/NIV/NASB: ‘very religious’ (= sangat religius).

Jadi, ini merupakan suatu pujian, dan Paulus melakukan ini supaya mereka mau mendengarnya.

2) Lalu ia menceritakan tentang apa yang ia lihat, yaitu mezbah dengan tulisan ‘kepada Allah yang tidak dike­nal’ (ay 23). Ini dijadikannya sebagai batu loncatan untuk mengajarkan tentang Allah kepada mereka.

3) Ajaran Paulus tentang Allah:

a) Allah adalah pencipta bumi / alam semesta dengan seluruh isinya (ay 24). Ini jelas menentang ajaran Epikuros yang berkata bahwa:

· dunia tidak dicipta oleh Allah.

· segala sesuatu terjadi secara kebetulan.

· materi bersifat kekal.

b) Allah adalah Tuhan atas langit dan bumi (ay 24).

Kata ‘Tuhan’ berarti pemilik / penguasa / pemerintah. Jadi, di sini Paulus menentang ajaran Epikuros yang mengatakan bahwa Allah tidak peduli pada dunia, dan juga menentang ajaran Stoa yang me-ngatakan bahwa dunia / segala sesuatu adalah Allah.

c) Allah tidak diam di dalam kuil (ay 24b bdk. 1Raja-raja 8:27). Ini me-nunjukkan kebesaran Allah yang tidak terbatas!

d) Allahlah yang memberikan segala sesuatu kepada kita dan karena itu Ia tidak perlu dilayani seakan-akan Ia membutuhkan kita (ay 25 bdk. Maz 50:12-13). Kata ‘dilayani’ dalam ay 25 berarti ‘diperhatikan / diurus kebutuhannya’ dan ini jelas menunjuk pada praktek mereka di-mana mereka memberi makan (sesajen) kepada dewa-dewa mereka.

e) Allah menciptakan semua manusia hanya dari satu orang saja (ay 26a). Ingat bahwa Hawapun berasal dari Adam!

f) Allah menentukan waktu / saat (ay 26).

Ay 26: ‘musim-musim’. Ini salah terjemahan!

NIV/NASB: ‘times’ (= waktu-waktu).

Jadi, bagian ini menunjukkan bahwa saat terjadinya segala sesuatu telah ditentukan oleh Tuhan!

g) Allah menentukan batas-batas kediaman mereka (ay 26).

h) Allah mau mendekat kepada manusia (ay 27), dengan cara menyata-kan diriNya dengan berbagai macam cara. Karena itu, manusia harus mencari dan menemukan Allah (ay 27).

i) Dalam ay 28 ia menunjukkan bahwa manusia sepenuhnya tergantung kepada Allah, baik keberadaannya, kehidupannya maupun aktivitas-nya.

Catatan: dalam ay 28b ia mengutip Aratus (hidup pada abad ke 3 SM) untuk menunjukkan bahwa apa yang ia ajarkan bukanlah semata-mata kepercayaan kristen.

4) Ia menyerang penyembahan berhala (ay 29).

Manusia yang adalah keturunan / ciptaan Allah saja, jauh lebih mulia dari emas dan perak, apalagi Allahnya sendiri! Karena itu Allah tidak boleh digambarkan / dipatungkan dengan emas dan perak!

5) Ia menyuruh mereka bertobat (ay 30).

Ayat ini tidak berarti bahwa Allah tidak akan menghukum orang yang berbuat dosa karena ketidaktahuan! (bdk. Ro 2:12). Ayat ini hanya menunjukkan kepanjang-sabaran Allah!

Tetapi sekarang Injil telah disebar dimana-mana, dan karena itu Allah menghendaki semua orang bertobat.

6) Ia mengatakan bahwa Allah telah menentukan hari peng­hakiman, dan juga orang yang akan menjadi hakim, yaitu Yesus yang telah dibangkit-kan oleh Allah dari antara orang mati (ay 31).

Ini jelas juga menentang ajaran Epikuros yang mengang­gap bahwa kema-tian adalah akhir dari segala-galanya.

IV) Tanggapan mereka.

1) Sebagian mengejek (ay 32).

Ini adalah suatu interupsi terhadap khotbah Paulus sehingga Paulus tidak bisa menyelesaikan khotbahnya! Karena itu jangan heran kalau khotbah Paulus tidak terlalu injili / mengandung sedikit Injil! Ia baru masuk kepada bagian yang bersifat injil, tetapi harus berhenti karena interupsi tersebut. Interupsi ini mungkin timbul dari golongan Epikuros yang tidak bisa mene-rima adanya kebangkitan, karena bagi mereka kema­tian adalah akhir dari segala-galanya.

2) Sebagian mau mendengar lagi (ay 32b).

Ay 32b: ‘Lain kali saja kami mendengar engkau berbicara tentang hal ini’. Ini salah terjemahan!

NIV: “but others said, ‘We want to hear you again on this subject’” (= tetapi yang lain berkata: ‘Kami mau mendengar engkau lagi tentang hal ini).

Tetapi akhirnya, keinginan ini tidak tercapai, karena setelah itu Paulus meninggalkan Atena. Dari sini kita bisa melihat bahaya / akibat dari interupsi. Orang-orang golongan kedua ini tidak jadi mendengar Injil, dan sekalipun mereka ingin mendengar lagi, tetapi tidak ada kesempatan. Mungkin sekali gara-gara interupsi itu mereka harus masuk neraka se-lama-lamanya!

Penerapan: Saudara mungkin tidak pernah menginterupsi khotbah dengan kata-kata saudara. Tetapi saudara bisa menginterupsinya dengan datang terlambat / datang pada saat pemberitaan Firman Tuhan sudah dimulai, atau dengan berbicara dengan tetangga saudara, atau dengan membiarkan anak saudara ribut pada saat khotbah disampaikan. Ingat akan bahayanya interupsi! Itu bisa membawa orang lain ke dalam neraka untuk selama-lamanya!

Tidak adil rasanya kalau semua kesalahan ditimpakan kepada golongan Epikuros yang melakukan interupsi itu. Orang golongan kedua ini juga salah, karena sekalipun mereka tidak mendengar Injil secara lengkap, tetapi sebetulnya mereka sudah mendengar sebagian, dan sebetulnya mereka bisa bertobat, seperti yang dilakukan oleh golongan ke 3 di bawah ini. Bahwa mereka tidak bertobat, tentu itu adalah sesuatu yang salah!

Penerapan: sekalipun saudara mendengar / mengerti hanya sedikit Firman Tuhan, tanggapilah secara positif, karena kalau tidak maka ada kemungkinan Tuhan tidak memberi Firman Tuhan lagi.

3) Beberapa orang menjadi percaya (ay 34).

Hasilnya hanya sedikit, tetapi toh ada! Padahal, kalau dilihat dari kea-daan orang-orang Atena, kelihatannya penginjilan di tempat itu tidak akan mengha­silkan apa-apa.

Karena itu, sama seperti Paulus, selalulah memberitakan Injil, bahkan juga kepada orang-orang yang rasanya tidak mungkin bertobat! Maukah saudara?

-AMIN-

KISAH PARA RASUL 18:1-18a

I) Paulus di Korintus.

1) Kota Korintus.

a) Korintus adalah ibukota dari Akhaya (bdk. ay 12).

Saat itu Yunani dibagi menjadi 2 propinsi:

· Makedonia dengan ibukota Tesalonika.

· Akhaya dengan ibukota Korintus.

Kota Korintus merupakan salah satu kota yang terkaya dan terpadat penduduknya di Yunani.

b) Korintus mempunyai penduduk yang menyembah berhala, terkenal karena kesombongannya dan kebejatan moralnya, sampai-sampai pada saat itu kalau ada orang yang bermoral bejat, lalu disebut dengan sebutan ‘orang Korintus’.

2) Paulus bertemu dengan Akwila dan Priskila (ay 2).

a) Priskila sama dengan Priska (bdk. 2Tim 4:19).

b) Tidak diketahui tentang pertobatan dari Akwila dan Pris­kila.

c) Akwila dan Priskila ini pindah ke Korintus dari Roma / Italia karena kaisar Klaudius mengusir semua orang Yahudi dari Roma (ay 2).

Seorang ahli sejarah mengatakan bahwa kaisar Klaudius (41-54 M.) mengusir orang-orang Yahudi dari Roma, karena mereka melakukan kekacauan dibawah pimpinan seseorang yang bernama Chrestus. Ada yang menganggap bahwa yang dimaksud dengan Chrestus ini pasti adalah Christos (kata Yunani untuk Kristus), tetapi ada juga yang menganggap ia adalah orang lain.

Tentu saja peristiwa pengusiran ini merupakan penderitaan bagi orang-orang Yahudi, tetapi Tuhan memberikan penderitaan ini supaya mereka bertobat. Tetapi, dari ay 6,12 terlihat bahwa sebagian besar dari orang-orang Yahudi justru makin menjadi keras karena adanya penderitaan.

Penerapan: Apakah penderitaan menyebabkan saudara makin men-dekati Allah atau makin menjauhi Allah? Maukah saudara menanggapi penderitaan dengan cara yang benar?

d) Bagi Akwila dan Priskila sendiri, tentu pengusiran ini juga merupakan penderitaan. Tetapi akibat dari pengusiran itu, mereka bertemu de-ngan Paulus, yang jelas memberikan berkat yang besar kepada mereka berdua. Bandingkan ini dengan Ro 8:28 yang berbunyi: “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah”.

3) Paulus tinggal di rumah Akwila dan Priskila dan melaku­kan pekerjaan yang sama dengan mereka (ay 3).

a) Bagaimana Paulus yang adalah seorang rohaniwan (sebelum berto-bat / menjadi kristenpun ia adalah orang Farisi, yang juga adalah rohaniwan) bisa mempunyai keahlian / ketrampilan untuk membuat kemah? Keahlian ini jelas ia dapatkan dari orang tuanya. Tradisi Yahudi kuno berkata bahwa seorang ayah harus mengajarkan suatu keahlian / ketrampilan kepada anaknya. William Barclay bahkan mengatakan bahwa saat itu ada ucapan yang ber­bunyi: “He who does not teach his son a trade teaches him robbery” (= ia yang tidak meng-ajarkan anaknya ketrampilan, mengajarkan dia perampokan).

b) Di sini Paulus bekerja sendiri untuk kebutuhan hidupnya, dan ia tidak dibiayai oleh gereja. Tetapi ini adalah suatu keadaan khusus, bukan keadaan umum, sehingga kita tidak boleh menggunakan bagian ini untuk menuntut para hamba Tuhan jaman ini untuk melakukan apa yang Paulus lakukan! (bdk. 1Kor 9:1-18).

II) Pelayanan Paulus.

A) Paulus memberitakan Injil.

1) Paulus memberitakan Injil di synagogue (ay 4-5).

a) Korintus dihuni oleh banyak orang Yahudi, sehingga ada syna-gogue.

b) Ay 5 (KJV): ‘Paul was pressed in the spirit’ (= Paulus tertekan dalam roh). Ini berbeda dengan terjemahan bahasa Indonesia maupun terjemahan-terjemahan bahasa Inggris yang lain, karena KJV mengambil dari manuscript yang berbeda dan salah

c) Ay 5: “Ketika Silas dan Timotius datang dari Makedonia, Paulus dengan sepenuhnya dapat memberitakan firman ...”.

Ini mempunyai 2 macam penafsiran:

· Pada saat Timotius dan Silas datang, Paulus sedang sepenuh-nya memberitakan Firman Tuhan. Diartikan demikian karena kata ‘memberitakan’ dalam bahasa Yunaninya menggunakan imperfect tense, yang menunjukkan bahwa pada saat kedua orang itu datang, Paulus sedang memberitakan Firman Tuhan.

Kalau kita memilih arti ini, maka kesimpulannya: ‘Paulus mem-beritakan Firman Tuhan sepenuhnya’ bukanlah merupakan akibat dari ‘kedatangan Silas dan Timotius’.

· Kedatangan Timotius dan Silas menyebabkan Paulus bisa memberitakan Firman Tuhan sepenuhnya. Tadinya Paulus ha-rus bekerja untuk menghidupi dirinya sendiri. Sekarang dengan kedatangan kedua orang itu, ia tidak lagi perlu bekerja (mung-kin kedua orang itu membawa uang dari Filipi, atau mungkin sekarang mereka menggantikan Paulus dalam bekerja mencari nafkah) sehingga bisa berkonsentrasi pada pelayanan.

Kalau ini penafsiran yang benar, maka ini menunjukkan pen-tingnya pencukupan biaya hidup hamba Tuhan oleh gereja supaya dengan demikian ia bisa memusatkan pikirannya pada pelayanan.

2) Reaksi dari orang-orang yang diinjili.

a) Sebagian menolak (ay 6).

· secara logika, orang Yahudi adalah orang yang paling siap un-tuk diinjili / menerima Kristus, tetapi ternyata mereka menolak.

Penerapan: Dalam pemberitaan Injil, logika tidak bisa diguna-kan untuk menentukan mana orang yang lebih mudah atau lebih sukar bertobat. Semua ini tergantung kepada Tuhan! Jadi, beritakanlah Injil kepada semua orang!

· kata ‘memusuhi’ (ay 6) sebetulnya merupakan suatu istilah militer, yang artinya ialah: menyusun dan mengatur diri sebagai suatu pasukan yang akan berperang. Jadi, ini menunjukkan bahwa ini bukan sekedar suatu permusuhan yang bersifat individuil, tetapi yang direncanakan bersama-sama.

· kata ‘menghujat’ (ay 6) bisa berarti bahwa mereka mengejek / memaki Paulus, tetapi bisa juga berarti bahwa mereka betul-betul menghujat Kristus.

b) Sebagian menerima (ay 8).

· kata ‘tetapi’ di awal ay 8, diterjemahkan ‘And’ (= Dan) oleh NASB, dan dihapuskan oleh NIV.

Dalam bahasa Yunaninya kata yang dipakai adalah DE, yang mempunyai macam-macam arti: but (= teta­pi), to the contrary (= sebaliknya), and (= dan), then (= lalu).

Saya lebih setuju dengan terjemahan ‘tetapi’, karena dengan demikian ay 8 ini kontras dengan ay 6 (dalam ay 6 sebagian orang menolak, tetapi dalam ay 8 ternyata ada orang-orang yang menerima).

· Ay 8 ini menunjukkan bahwa banyak orang Korintus bertobat! Orang-orang yang sombong, menyembah berhala dan bermoral bejat ini, ternyata bertobat!

1Kor 6:9-11 juga jelas menunjukkan bahwa jemaat Korintus berasal dari orang-orang yang bejat.

Penerapan: Jangan takut untuk memberitakan Injil kepada orang bejat!

· Kalau kita bandingkan dengan 1Kor 1:26, maka kita bisa me-nyimpulkan bahwa orang-orang yang bertobat ini umumnya berasal dari kelas bawah (bodoh / tidak berpendidikan, ke-dudukan rendah, miskin, dsb).

Penerapan: Janganlah merasa rendah diri untuk memberitakan Injil kepada kelas atas, tetapi sebaliknya, janganlah merasa gengsi untuk memberitakan Injil kepada kelas bawah!

· dalam ay 8 dikatakan bahwa orang banyak yang bertobat itu, memberi diri mereka dibaptis. Tetapi rupanya hanya beberapa yang dibaptis oleh Paulus (bdk. 1Kor 1:14), sedang yang lain mungkin dibaptis oleh Timotius dan Silas.

Penerapan: Tidak ada bedanya apakah saudara dibaptis oleh pendeta yang top atau pendeta yang biasa-biasa saja! Karena itu janganlah terlalu memilih siapa pendeta yang harus mem-baptis saudara.

3) Sikap Paulus terhadap penolakan (ay 6b-7).

a) Ia mengebaskan debu sebagai peringatan (bdk. Mat 10:14 Kis 13:51).

Orang memberitakan Injil memang tidak perlu, bahkan tidak boleh mengemis-ngemis supaya orang yang diinjili itu mau berto­bat. Sikap seperti ini menurunkan otoritas dari Firman Tuhan / Injil maupun wibawa Allah yang memanggil melalui Injil itu!

b) Paulus berkata:

· ‘darahmu tertumpah atas kepalamu sendiri’.


Karena Kristus adalah satu-satunya Juruselamat / Penebus dosa umat manusia, maka orang yang menolak Kristus me-mang harus menanggung dosanya sendiri. Tidak ada lagi orang / makhluk lain kepada siapa ia bisa mengoperkan dosa-nya! Kalau saudara adalah orang yang menganggap bahwa Kristus bukan satu-satunya jalan ke surga / jalan keselamatan, maka renungkanlah kata-kata Paulus ini!

· ‘aku bersih, tidak bersalah’.

Ia bisa mengatakan hal ini, karena ia sudah memberitakan Injil! Secara implicit, bagian ini menunjukkan bahwa kalau kita tidak memberitakan Injil, sehingga menyebabkan orang tertentu masuk neraka, maka kita bersalah / tidak bersih.

Bdk. Yeh 3:18 - “Kalau Aku berfirman kepada orang jahat: Engkau pasti dihukum mati! - dan engkau tidak memperingatkan dia atau tidak berkata apa-apa untuk memperingatkan orang jahat itu dari hidupnya yang jahat, supaya ia tetap hidup, orang jahat itu akan mati dalam kesalahannya, tetapi Aku akan menuntut pertanggungan jawab atas nyawanya dari padamu”.

Karena itu, kalau selama ini saudara jarang atau bahkan tidak pernah memberitakan Injil, bertobatlah dan mulailah memberitakan Injil!

· ‘aku akan pergi kepada bangsa-bangsa lain’.

Paulus tidak terus ‘ndodoti’ / menungggui orang yang menolak Kristus. Ia pergi untuk memberitakan Injil kepada orang-orang lain.

Jangan menekankan bagian ini secara terlalu extrim sedemikian rupa sehingga saudara menyalahkan ketekunan dalam memberita-kan Injil. Ingat bahwa Paulus saat itu melakukan perjalanan misio-naris, sehingga jelas ia tidak bisa terus menerus menginjili sego-longan orang pada satu tempat saja. Bagi kita yang bukan misionaris, ketekunan dalam memberitakan Injil memang penting. Jadi jangan terlalu cepat meninggalkan seseorang yang menolak pemberitaan Injil saudara. Tetapi bagaimanapun juga, jangan ‘terlalu bertekun’ dalam memberitakan Injil kepada seseorang sehingga saudara lalu melupakan adanya orang-orang lain yang juga harus diinjili!

Bagian ini juga mengajarkan bahwa kita harus berani memindah-kan sasaran penginjilan kita dari grup yang satu kepada grup yang lain. Kalau selama ini saudara selalu ditolak oleh orang kristen KTP, cobalah memberitakan Injil kepada orang yang kafir total. Kalau selama ini saudara selalu ditolak oleh orang sebangsa saudara, coba­lah memberitakan Injil kepada bangsa lain. Kalau selama ini saudara selalu ditolak oleh orang tua, cobalah mem-beritakan Injil kepada orang muda / anak kecil. Kalau selama ini saudara ditolak oleh keluarga / teman saudara, cobalah mem-beritakan Injil kepada orang yang saudara tidak kenal. Kalau sela-ma ini saudara selalu ditolak oleh orang kaya, cobalah mem-beritakan Injil kepada orang miskin!

c) Paulus lalu pergi ke rumah Yustus (ay 7).

· ‘keluarlah ia dari situ’ artinya ia keluar dari synagogue.

· tidak jelas apa yang ia lakukan di rumah Yustus, tetapi mungkin ia tinggal di rumah Yustus, yang adalah orang non Yahudi, supaya ia bisa lebih berhubungan dengan orang-orang non Yahudi, sehing­ga bisa lebih banyak kesempatan untuk memberitakan Injil kepada mereka.

Penerapan: kita perlu menjalin hubungan dengan orang kafir, supaya kita bisa memberitakan Injil kepada mereka. Janganlah menjadi orang kristen yang hidup menyen­diri atau yang hanya mau bergaul dengan sesama orang kristen!

B) Paulus mengajarkan Firman Tuhan.

1) Tuhan berfirman kepada Paulus (ay 9-10).

· “Jangan takut! Teruslah ...”.

Ini jelas menunjukkan bahwa pada saat itu Paulus takut / putus asa.

Penerapan: Hamba Tuhan yang bagaimanapun hebatnya, tetap adalah manusia biasa yang bisa jatuh ke dalam dosa. Karena itu kita harus mendukung mereka dalam doa! Berapa banyak saudara mendoakan hamba Tuhan?

· “Aku menyertai engkau!”.

Ini alasannya mengapa Paulus tidak boleh takut (bdk. Mat 28:20 Maz 23:4 Ro 8:31b).

Penerapan: Apakah saudara sering merasa takut dalam melayani Tuhan / memberitakan Injil? Tuhan pasti juga menyer­tai saudara, sama seperti Ia menyertai Paulus. Dan karena itu, saudarapun tidak boleh takut!

· “Teruslah memberitakan Injil dan jangan diam!”.

Alasannya: “Banyak umatKu di kota ini”.

Ini jelas menunjukkan adanya Predestinasi! Banyak dari orang-orang Korintus yang bejat itu adalah orang-orang pilihan Tuhan yang pasti akan bertobat kalau diinjili.

Doktrin tentang Predestinasi sering dianggap sebagai suatu ajaran yang merusakkan / menghancurkan motivasi orang un-tuk memberitakan Injil, tetapi bagian ini menunjukkan bahwa doktrin Predestinasi ini justru seharusnya memotivasi orang untuk memberitakan Injil, karena adanya pemilihan Allah me-nyebabkan Pemberitaan Injil itu pasti akan berhasil!

· “Tidak ada seorangpun yang akan menjamah dan menga­niaya engkau”.

NIV: ‘is going to attack and harm you’ (= akan menyerang dan merugikan / mencelakakan engkau).

NASB: ‘will attack in order to harm you’ (= akan menyerang untuk merugikan / mencelakakan engkau).

Ini adalah suatu jaminan dari Tuhan bahwa tidak ada seorangpun yang bisa berhasil menyerang Paulus sehingga betul-betul melukai / merugikan Paulus. Tetapi ingat bahwa jaminan ini tidak berlaku untuk semua orang kristen dalam setiap waktu (bdk. Wah 2:10). Bahkan jaminan tidak berlaku bagi Paulus sendiri pada waktu yang berbeda, dan ini terlihat dari fakta bahwa akhirnya Paulus mati syahid.

2) Paulus mengajar Firman Tuhan selama satu setengah tahun (ay 11).

Dari 1Kor 3:6,10 bisa kita ketahui apa yang ia ajar­kan di sana, yaitu: ia hanya menanam dan meletakkan dasar!

Dalam waktu yang begitu lama (18 bulan!), ia cuma menanam dan meletakkan dasar! Ini menunjukkan bahwa mengajar suatu gereja bukanlah hal yang mudah dan bisa dilakukan dengan cepat-cepat!

Ini harus menjadi pelajaran bagi para pemimpin gereja (majelis dan hamba Tuhan) dan para pengurus perseku­tuan, yang selalu ingin cepat-cepat membangun jemaat­nya dengan thema yang muluk-muluk / sukar, padahal di antara jemaatnya banyak bayi kristen, bahkan banyak orang kristen KTP!

Ini juga harus menjadi pelajaran bagi banyak orang yang tidak senang dengan katekisasi yang merupakan pelajaran dasar ke-kristenan, atau yang menghendaki supaya katekisasi itu dilaku-kan secara singkat!

3) Ada reaksi yang menentang (ay 12-17).

Ay 12:

· Galio adalah gubernur baru, sehingga dianggap lemah, atau di-anggap mau berpihak kepada mereka.

· Kata ‘bersama-sama’, dalam bahasa Yunaninya adalah HOMO-THUMADON, yang seharusnya berarti ‘dengan satu hati’. Ini lagi-lagi menunjukkan bahwa permusuhan itu direncanakan bersama!

· Dari sini kelihatan bahwa setan juga punya banyak umat!

Ay 13: mereka menuduh Paulus menentang hukum Taurat.

Ada 2 kemungkinan:

· ini cuma fitnahan.

· Paulus menentang ceremonial law (hukum yang berhubungan dengan upacara keagamaan dalam Perjanjian Lama, seperti sunat dsb).

Ay 14-16:

· Paulus mau membela diri. Ini menunjukkan bahwa dalam hal-hal tertentu, orang kristen boleh, bahkan harus, membela diri.

· Galio memotong Paulus. Ia tidak mau mengurusi hal-hal yang ber-hubungan dengan agama. Ditinjau dari sudut Roma, keputusan dan sikap Galio ini benar. Tetapi dari sudut Tuhan, ia jelas salah. Dalam Ul 17:18-20 dikatakan bahwa raja harus mempunyai salinan hukum Taurat dan membacanya! Untuk apa? Supaya ia bisa me-negakkan kebenaran agama! Jadi, raja bukan hanya harus meng-urusi pemerintahan negara, tetapi juga kebenaran agama!

Ay 17:

· Ada bermacam-macam versi:

Kitab Suci Indonesia: ‘orang itu semua’.

NIV/NASB/RSV: ‘they all’ (= mereka semua).

KJV: ‘all the Greeks’ (= semua orang Yunani).

Ada manuscript yang menuliskan ‘Yahudi’, ‘Gentiles’ (= non Yahudi), ‘Yunani’, dan ada juga yang mengha­puskan kata itu.

Kalau dilihat dari kontexnya, rasa-rasanya yang benar adalah ‘Yahudi’.

· Sostenes.

Ada yang menganggap bahwa orang-orang Yunani memukuli Sos-tenes karena ia dianggap sebagai tokoh yang menyebabkan terja-dinya huru hara anti Paulus itu. Ada juga yang menganggap bahwa Sostenes adalah orang kristen (bdk. 1Kor 1:1), dan yang memukuli dia adalah orang-orang Yahudi yang anti Paulus. Saya lebih setuju dengan pandangan yang ke dua ini

Ini menunjukkan bahwa fanatisme tanpa Roh Kudus, bisa menim-bulkan kejahatan-kejahatan yang hebat!

· Galio tidak peduli akan pemukulan terhadap Sostenes, yang jelas merupakan suatu pelanggaran / kejahatan.

Ini bertentangan dengan kata-katanya sendiri dalam ay 14b tadi, dimana ia berkata bahwa ia mau menerima perkara tentang pe-langgaran atau kejahatan.

4) Sikap Paulus (ay 18a).

Ay 18a: Paulus tinggal beberapa hari lagi di Korintus.

NIV: ‘for some time’ (= untuk beberapa waktu).

RSV / NASB: ‘many days’ (= banyak hari).

KJV: ‘a good while’ (= untuk waktu yang cukup lama).

Ini menunjukkan bahwa Paulus tidak takut terhadap huru hara yang menentang dia itu! Ia terus memberitakan Injil / mengajar Firman Tuhan sesuai Firman Tuhan dalam ay 9b, karena ia percaya janji Tuhan dalam ay 10!

Penutup:

Maukah saudara terus memberitakan Injil / Firman Tuhan, sama seperti Paulus?

-AMIN-

KISAH PARA RASUL 18:18-23

I) Paulus cukur untuk menggenapi nazar.

1) Siapa yang cukur rambut?

Dalam ay 18 versi Kitab Suci Indonesia, yang terjemahannya tidak terlalu sesuai dengan aslinya, kelihatan jelas bahwa Pauluslah yang cukur rambut. Tetapi, dalam bahasa Yuna­ninya, tidak jelas siapa yang cukur rambut: Paulus atau Akwila?

KJV: “And Paul, after this tarried there yet a good while, and then took his leave of the brethren, and sailed thence into Syria, and with him Priscilla and Aquilla; having shorn his head in Cenchrea: for he had a vow” (= Dan Paulus, setelah ini tinggal di sana untuk waktu yang cukup lama, dan lalu meninggalkan saudara-saudara, dan dari sana berlayar ke Siria, bersama Priskila dan Akwila; setelah mencukur rambutnya di Kengkrea: karena ia mempunyai nazar).

Terjemahan KJV ini cocok dengan aslinya dalam hal susunan kalimatnya, sehingga menunjukkan bahwa orang yang cukur rambut itu bisa Paulus, bisa juga Akwila

a) Ada yang menganggap bahwa yang cukur rambut adalah Akwila.

Alasannya: nama Akwila diletakkan sesudah Priskila (padahal Akwila adalah yang laki-laki). Tujuan peletakan seperti ini pasti untuk mem-buat nama Akwila sedekat mungkin dengan kata ‘having shorn’ / ‘telah mencukur’, untuk menunjukkan bahwa dialah yang mencukur rambut.

Keberatan:

Dengan Kis 18:2 sebagai perkecualian, nama Priskila memang selalu disebut lebih dulu dari pada nama Akwila, mungkin karena Priskila lebih terkenal / aktif dibandingkan dengan suaminya (bdk. Kis 18:19,26 Ro 16:3 2Tim 4:19). Jadi, kalau dalam ay 18 nama Akwila diletakkan setelah Priskila, itu sama sekali tidak menunjukkan bahwa nama itu sengaja diletakkan sedekat mungkin dengan kata ‘having shorn’ / ‘telah mencukur’.

b) Mayoritas penafsir menganggap bahwa Pauluslah yang mencukur rambut.

Alasannya:

· Dalam ay 18-23 ada 9 buah ‘aorist participle’ (Parti­ciple adalah suatu kata yang dalam bahasa Inggris selalu diakhiri dengan kata ‘ing’, seperti running, dancing, speaking, dsb; sedangkan aorist adalah bentuk lampau). Tiga diantaranya ada dalam ay 18 ini, terma­suk kata yang diterjemahkan ‘having shorn’ / ‘telah men-cukur’. Dari 9 aorist participle ini, 8 diantaranya jelas menunjuk kepada Paulus, dan karena itu maka yang ke 9 yaitu ‘having shorn’ / ‘telah mencukur’, pasti juga menunjuk kepada Paulus.

· Tidak ada alasan untuk menceritakan tentang peristiwa yang begitu remeh, apalagi tentang Akwila yang tidak begitu terkenal. Tapi kalau ini tentang Paulus, maka ini ada hubungannya dengan ay 21-22.

2) Paulus cukur untuk memenuhi nazarnya (ay 18).

Nazar apa yang dimaksudkan? Sekalipun tidak ada kepastian yang jelas, tetapi banyak penafsir yang menghubungkan nazar Paulus ini dengan nazar tentang kenaziran dalam Bil 6:1-21 (bacalah bagian ini!).

Untuk orang yang sedang berada di luar Palestina, maka orang itu boleh cukur rambut di tempat itu, tetapi rambutnya harus dibawa ke Yerusalem, untuk dibakar di mezbah di Bait Allah. Mungkin ini juga merupakan alasan mengapa Paulus begitu bersikeras untuk pergi ke Yerusa­lem, meninggal-kan orang Efesus yang ingin mendengar Firman Tuhan dari dia (ay 20-22). Bandingkan juga dengan hal yang serupa yang dilakukan oleh Paulus dalam Kis 21:15-26! Dalam bagian ini, ia jelas melakukan hal itu supaya orang-orang Yahudi tidak menganggap dia anti Yahudi / Hukum Taurat (bdk. 1Kor 9:20).

3) Paulus mencukur rambutnya di Kengkrea (ay 18).

Dalam Ro 16:1 dikatakan bahwa ada gereja di Kengkrea. Jelas bahwa Pauluslah yang mendirikan gereja ini, dan ini menunjukkan bahwa ke-manapun Paulus pergi, untuk cukur rambut sekalipun, ia selalu mening-galkan jejak, yaitu hasil pemberitaan Injilnya berupa suatu gereja.

Penerapan:

Jejak yang bagaimana yang saudara tinggalkan kalau saudara pergi ke suatu tempat? Gossip / fitnah? Hu­tang yang tidak dibayar? Musuh / orang-orang yang geger dengan saudara? Atau hasil pemberitaan Injil seperti Paulus? Maukah saudara lebih banyak memberitakan Injil sehingga bisa meninggalkan jejak seperti Paulus?

II) Paulus di Efesus.

1) Paulus memberitakan Injil kepada orang Yahudi di synagogue (ay 19).

Dalam Kis 18:6, waktu pemberitaan Injilnya ditolak di Korintus, ia mengebaskan debu terhadap orang Yahudi yang menentangnya, dan berkata bahwa ia akan memberitakan Injil kepada orang-orang non Yahudi. Tetapi ini tidak berla­ku untuk semua orang Yahudi di seluruh dunia, tetapi hanya untuk orang Yahudi di Korintus saja. Karena itu, waktu tiba di Efesus, hal pertama yang ia lakukan adalah pergi ke sinagog untuk memberitakan Injil kepada orang-orang Yahudi.

Penerapan:

Jangan pukul rata suatu bangsa / golongan / agama / aliran, hanya karena saudara melihat bahwa sebagian dari mereka adalah orang-orang yang brengsek!

2) Orang-orang Yahudi itu meminta Paulus untuk tetap di sana untuk mengajar mereka (ay 20).

Mayoritas orang Yahudi, mulai abad I sampai sekarang, menolak Kristus. Tetapi, orang Yahudi di Efesus ini ternyata lain dari pada yang lain! Mereka justru ingin mendengar Firman Tuhan / Injil dari Paulus! Ini lagi-lagi menun­jukkan bahwa sikap pukul rata adalah sesuatu yang salah!

3) Paulus menolak permintaan mereka! (ay 20).

Mengapa? Alasan Paulus ada dalam ay 21.

Ay 21 ini dalam terjemahan KJV, ada tambahan (yang saya garisbawahi) sebagai berikut: “but bade them farewell, saying, I must by all means keep this feast that cometh in Jerusalem: but I will return again unto you, if God will” (= tetapi ia mengu­capkan selamat tinggal, dan berkata: aku harus memeli­hara pesta / hari raya yang akan datang di Yerusalem, tetapi aku akan kembali kepadamu kalau Allah menghen­dakinya).

a) Apakah tambahan KJV ini asli atau tidak?

Ada yang menganggap bahwa ini harus dibuang. Dasar­nya: ini adalah suatu penambahan dari Kis 20:16.

Ada juga yang menganggap bahwa tambahan ini harus dipertahan-kan, dan menganggap bahwa orang-orang tertentu membuangnya karena mereka mengira bahwa bagian ini bertentangan dengan ay 22-dst yang menunjukkan bahwa Paulus ternyata tidak pergi ke Yeru-salem seperti yang ia katakan di sini. [Catatan: perkiraan / anggapan orang-orang ini sebe­tulnya salah, karena dalam ay 22 Paulus me-mang pergi ke Yerusalem (lihat penjelasan tentang ay 22 di bawah)].

Saya agak condong untuk berpendapat bahwa tambahan KJV ini asli!

b) Hari raya yang Paulus maksudkan itu bisa hari raya Pentakosta, bisa juga hari raya Paskah / Passover (= hari peringatan keluarnya Israel dari Mesir).

Ini tentu tidak berarti bahwa Paulus masih merasa bahwa dirinya harus memelihara ceremonial law! Kata Yunani yang diterjemahkan ‘keep’ dalam tambahan KJV (ay 21), seharusnya bisa diartikan ‘memperingati’ atau ‘mele­watkan waktu’.

Mungkin sekali, Paulus ingin ke Yerusalem, selain untuk membakar rambutnya, juga supaya bisa bertemu dengan orang-orang Yahudi dari segala penjuru, yang datang ke Yerusalem pada hari raya itu.

c) Paulus menghibur mereka dengan berkata bahwa ia akan kembali kepada mereka, kalau Allah menghendaki.

Kata-kata ini menunjukkan bahwa Paulus betul-betul menyadari bah-wa semua manusia tergantung kepada Allah secara mutlak!

Calvin:

“we do all confess that we be not able to stir one finger without his direction” (= kita semua mengakui bahwa kita tidak bisa menggerakkan satu jari tanpa pimpinanNya).

Penerapan:

Jangan merencanakan / melakukan sesua­tu apapun dengan suatu self confidence (= keyakinan pada diri sendiri). Ingat bahwa saudara tergantung secara mutlak kepada Tuhan (bdk. Yak 4:13-17).

III) Perjalanan Paulus dari Efesus.

1) Paulus pergi ke Kaisarea, lalu ke Yerusalem (ay 22).

Ay 22 dalam Kitab Suci Indonesia salah terjemahan! Kata ‘darat’ itu sebetulnya tidak ada! Juga kata ‘berang­kat’ merupakan terjemahan yang tidak tepat!

KJV: “When he had landed at Caesarea, and gone up, and saluted the church, he went down to Antioch” (= sete­lah ia mendarat di Kaisarea, dan naik, dan memberi salam kepada gereja, ia turun ke Antiokhia).

Sekalipun di sini tidak ada kata ‘Yerusalem’, tetapi yang dimaksud de-ngan ‘the church / gereja’, bukanlah gereja di Kaisarea, tetapi gereja di Yerusalem! Alasannya:

a) Kata ‘gereja’ dalam bahasa Yunaninya menggunakan definite article / kata sandang. Karena itu dalam bahasa Inggris diterjemahkan ‘the church’. Ini jelas menunjuk pada gereja induk yaitu gereja Yerusalem.

b) Kalau ini menunjuk pada gereja Kaisarea, dan bukan pada gereja Yerusalem, maka itu berarti bahwa dalam ay 21 di atas (tambahan KJV), Paulus berdusta.

Disamping itu, kalau ini adalah gereja Kaisarea, maka tidak ada alasan untuk menceritakan hal ini di sini. Tetapi, kalau ini adalah gereja Yerusalem, maka hal ini perlu diceritakan, yaitu untuk menun­jukkan bahwa kata-kata Paulus dalam ay 21 (tambahan KJV) itu tidak dusta.

c) Istilah ‘gone up / naik’ memang selalu digunakan kalau seseorang pergi ke Yerusalem, karena Yerusalem terletak di atas bukit (bdk. Kis 11:2 15:2 Matius 20:17 Markus 10:32 Lukas 2:42 Yoh 5:1 7:8 11:55 12:20 Gal 1:17-18 2:1-2).

Catatan: lihatlah ayat-ayat ini dalam terjemahan bahasa Inggris, kare-na terjemahan Indonesia kurang tepat (tidak diterjemahkan ‘naik’ sebagaimana seharusnya).

d) Istilah ‘went down / turun’ juga selalu digunakan kalau seseorang pergi dari Yerusalem ke tempat lain (bdk. Kis 8:5 9:32 11:27 15:1 Luk 10:30).

Catatan: juga untuk ayat-ayat ini lihatlah dalam terjemahan bahasa Inggris, karena Kitab Suci Indonesia lagi-lagi menterjemahkan secara kurang tepat (tidak diterje­mahkan ‘turun’ sebagaimana seharusnya, kecuali dalam Luk 10:30).

e) Kaisarea terletak di tepi pantai (dataran rendah); Yerusalem terletak di sebelah tenggara dari Kaisarea dan terletak di atas gunung / bukit (dataran tinggi); sedangkan Antiokhia terletak jauh di Utara (lebih utara dari Kaisarea), dan terletak dekat dengan pantai (dataran rendah).

Karena itu, yang dimaksud dengan ‘gereja’ dalam ay 22 ini tidak mungkin gereja Kaisarea, karena kalau ini adalah gereja Kaisarea, maka itu berarti Paulus turun dari Kaisarea ke Antiokhia. Ini jelas tidak mungkin, karena:

· Antiokhia letaknya lebih utara dari Kaisarea.

· Kaisarea adalah dataran rendah / pantai.

Tetapi, kalau yang dimaksud dengan ‘gereja’ adalah gereja Yerusa-lem, maka itu berarti Paulus turun dari Yerusalem ke Antiokhia. Ini cocok! Dengan catatan bahwa kata ‘turun’ itu tidak berarti pergi ke selatan (karena Antiokhia ada di utara Yerusalem), tetapi berarti pergi dari dataran tinggi (Yerusalem) ke dataran rendah (Antiokhia).

Dari semua ini jelaslah bahwa ay 22 ini menunjukkan bahwa Paulus memang pergi ke Yerusalem. Ini menunjuk­kan bahwa:

1. Ia menepati nazarnya (membawa rambutnya ke Yerusa­lem), sekali-pun untuk itu ia harus bersusah payah.

Penerapan:

Apakah saudara selalu menepati nazar (janji kepada Tuhan)? Mung-kin nazar yang saudara buat dalam KKR, Seminar, Camp / Retreat dsb. Bandingkan dengan Pengkhotbah 5:3-4 - “Kalau engkau bernazar kepada Allah, janganlah menunda-nunda menepatinya, karena Ia tidak senang kepada orang-orang bodoh. Tepatilah nazarmu. Lebih baik engkau tidak bernazar dari pada bernazar tetapi tidak menepatinya”.

2. Pada waktu ia menolak permintaan orang Efesus untuk tetap tinggal dan mengajar Firman Tuhan, ia tidak asal memberikan alasan, tetapi ia memberikan alasan yang benar (ay 21 - tambahan KJV). Ia selalu mengucapkan kebe­naran! Bagaimana dengan saudara?

2) Dari Yerusalem, Paulus lalu pergi ke Antiokhia (ay 22).

Antiokhia adalah gereja yang mengutus Paulus untuk melakukan perja-lanan misionarisnya.

· 13:2-3 ia melakukan perjalanan misionaris pertama.

· 14:21 ia kembali ke Antiokhia.

· 15:35-41 ia pergi lagi (perjalanan misionaris ke dua).

· 18:22 ia kembali lagi ke Antiokhia.

· 18:23 ia pergi lagi (perjalanan misionaris ke tiga).

Maukah saudara meniru keaktifan Paulus dalam pelayanan / Pembe-ritaan Injil?

3) Paulus menjelajahi Galatia dan Frigia (ay 23).

Sekarang ia meneguhkan / menguatkan semua murid.

Paulus bukan hanya memberitakan Injil, tetapi juga menguatkan orang-orang yang sudah bertobat.

Penerapan: Kalau saudara memberitakan Injil, apakah saudara melaku-kan pelayanan lanjutan (follow up) terhadap orang yang sudah bertobat?

Kesimpulan:

Ada 2 hal yang harus kita tiru dari Paulus:

1) Keaktifannya dan kerelaannya dalam melayani Tuhan.

2) Kesalehannya, seperti:

a) Menepati nazar.

b) Selalu berkata benar.

Maukah saudara meniru dia?

-AMIN-

KISAH PARA RASUL 18:24-28

I) Diri Apolos.

1) Ia berasal dari Alexandaria (ay 24).

Kota ini merupakan pusat ‘ahli theologia’ saat itu, karena di sana ada semacam sekolah theologia yang terkenal karena penafsiran alegorisnya

Mungkin sekali Apolos adalah lulusan dari sekolah tersebut.

2) Ia adalah orang yang ‘fasih berbicara’ (ay 24).

Kata Yunani yang dipakai adalah LOGIOS, yang bisa berarti 2 hal:

a) ‘learned’ (= terpelajar).

NIV: ‘he was a learned man’ (= ia adalah orang yang terpelajar).

Tetapi kalau diambil arti ini, maka bagian ini akan overlap dengan bagian selanjutnya yang mengatakan bahwa ia ‘mahir dalam soal-soal Kitab Suci’.

Karena itu pada umumnya orang lebih condong pada arti yang ke 2 di bawah ini.

b) ‘eloquent’ (= fasih bicara).

KJV / RSV / NASB: ‘an eloquent man’ (= seorang yang fasih bicara).

Ini tidak menunjuk kepada orang yang sekedar banyak berbicara! Tetapi ini menunjukkan bahwa ia adalah orang yang pandai memilih kata-kata yang tepat, dan menyusunnya sedemikian rupa, sehingga menjadi suatu argumentasi yang kuat. Ini jelas merupakan suatu karunia dari Tuhan!

3) Ia adalah orang yang ‘mahir dalam soal-soal Kitab Suci’ (ay 24).

a) Yang dimaksud dengan Kitab Suci di sini tentu hanya Perjanjian Lama saja, karena pada saat itu Perjanjian Baru belum ada.

Ini adalah salah satu alasan yang menyebabkan banyak orang menganggap bahwa Apolos adalah penulis surat Ibrani.

Catatan:

1. Surat Ibrani adalah kitab dalam Perjanjian Baru yang paling banyak berhubungan dengan Perjanjian Lama!

2. Siapa penulis dari surat Ibrani ini tidak diketahui dengan pasti. Dulu orang berpendapat bahwa penulis surat ini adalah Paulus, tetapi sekarang kebanyakan orang meninggalkan pandangan itu. Saya sendiri berpendapat bahwa penulis surat Ibrani bukan Paulus karena semua surat-surat Paulus yang lain selalu dengan jelas menuliskan bahwa surat itu berasal dari Paulus, sedangkan surat Ibrani tidak.

b) Apolos bisa mempunyai kefasihan bicara karena hal itu dikaruniakan kepadanya, tetapi bahwa ia bisa memiliki kemahiran dalam soal-soal Kitab Suci, jelas disebabkan karena ia rajin dan tekun dalam belajar Firman Tuhan.

Penerapan:

Rajinkah saudara belajar Kitab Suci (dalam Kebaktian, Pemahaman Alkitab, Saat Teduh, mempelajari makalah khotbah, buku-buku rohani, dsb)? Tekunkah saudara dalam belajar Kitab Suci?

4) Ia ‘telah menerima pengajaran dalam jalan Tuhan’ (ay 25).

a) Kata-kata ‘jalan Tuhan’ jelas menunjuk pada kekristenan / Injil (bdk. Kis 9:2 18:26 19:9,23 22:4 24:14,22).

Dalam tafsirannya tentang Kis 18:24-28, William Barclay berkata: “Christianity is here described as The Way of the Lord. One of the commonest titles in Acts is The Way (9:2; 19:9,23; 22:4; 24:14,22); and that title shows us at once that Christianity means not only believing certain things but putting them into practice” [= Kekristenan di sini digambarkan sebagai ‘Jalan Tuhan’. Salah satu gelar yang paling umum dalam Kisah Rasul adalah ‘Jalan’ (9:2; 19:9,23; 22:4; 24:14,22); dan gelar ini langsung menunjukkan bahwa kekristenan berarti bukan hanya mempercayai hal-hal tertentu tetapi mempraktekkan hal-hal itu] - hal 139.

b) Kata-kata ‘telah menerima pengajaran’ dalam bahasa Yunaninya adalah HEN KATECHEMENOS, dan dari kata KATECHEMENOS inilah diturunkan kata bahasa Inggris ‘catechism’ (= katekisasi / pelajaran dasar).

Kesimpulannya: Apolos sudah mendapatkan katekisasi / pelajaran dasar tentang kekristenan.

Sekalipun dalam Kitab Suci ada banyak peristiwa dimana orang yang percaya langsung dibaptis (seperti dalam Kis 2:41 8:36-38 dsb), dan karena itu haruslah disimpulkan bahwa katekisasi tidak boleh dimutlakkan sebagai syarat untuk menerima baptisan, tetapi bagaimanapun juga katekisasi jelas merupakan hal yang sangat penting dan tidak boleh dia­baikan. Pelajaran tentang dasar-dasar kekristenan / Injil, apakah disebut katekisasi atau sebutan lain, apakah diberikan sebelum atau sesudah baptisan, tetap harus diberikan, karena tanpa dasar yang baik tidak mungkin seseorang bisa bertumbuh dengan baik!

5) Ia ‘hanya mengetahui baptisan Yohanes’ (ay 25).

a) Seperti dalam Mat 21:25, kata ‘baptisan Yohanes’ disini adalah suatu synecdoche (= suatu gaya bahasa dimana yang sebagian mewakili seluruhnya, atau sebaliknya), sehing­ga sebetulnya menunjuk pada seluruh pelayanan / penga­jaran Yohanes Pembaptis.

b) Kalau Apolos mengetahui ajaran dari Yohanes Pembaptis, maka jelas­lah bahwa ia pasti tahu bahwa Yesus adalah Mesias, karena hal ini ada dalam ajaran Yohanes Pembaptis (bdk. Yoh 1:29-36 3:26-30).

c) Tetapi, dari kata-kata ‘ia hanya mengetahui baptisan Yohanes’, jelas-lah bahwa ada sesuatu yang kurang dalam pengertian Apolos tentang dasar-dasar kekristenan / Injil. Sesuatu yang kurang itu pastilah merupakan hal yang sangat penting (mungkin berhubungan dengan kematian atau kebangkitan Kristus), karena kalau tidak, Priskila dan Akwila tidak akan terlalu mempersoalkannya (ay 26).

Penerapan:

Katekisasi yang baik adalah sesuatu yang penting, karena hal ini bukan hanya akan mempengaruhi iman saudara, tetapi juga pelayanan saudara / iman dari orang-orang yang saudara layani. Karena itu, jangan memilih sembarang katekisasi (yang pendek / singkat, di gereja yang terdekat dsb). Saudara harus me­mentingkan mutunya!

Kalau katekisasi yang kurang baik saja bisa mengaki­batkan hal-hal seperti itu, bagaimana kalau saudara tidak pernah ikut katekisasi?

II) Pelayanan Apolos.

1) Apolos melayani di Efesus (ay 24-26).

Orang Efesus yang rindu untuk mendengar Firman Tuhan, ditinggal oleh Paulus (ay 20-21). Tetapi sekarang kita melihat bahwa Tuhan menggantikan Paulus dengan Apolos! Dari sini bisa kita pelajari bahwa Tuhan pasti akan memberi Firman Tuhan kepada orang-orang yang merindukannya.

Pelayanan Apolos di Efesus:

a) ‘dengan bersemangat ia berbicara’ (ay 25).

Ia punya semangat yang hebat, padahal masih ada yang kurang dalam pengetahuannya. Dalam pengetahuan tentang Injil, mungkin sekali saudara lebih baik dari Apolos pada saat itu. Tetapi bagaima­na dengan semangat saudara dalam memberitakannya?

b) ‘dengan teliti ia mengajar tentang Yesus’ (ay 25).

Ini terjemahan yang kurang tepat!

KJV: ‘diligently’ (= dengan rajin / tekun). Ini terjemahan yang lebih salah lagi!

RSV/NIV/NASB: ‘accurately’ (= dengan akurat / tepat). Ini terjemahan yang benar.

Jadi, kalau tadi dikatakan bahwa ada yang kurang dalam pengetahuan Apolos, itu tidak berarti bahwa Apolos lalu mengajarkan sesuatu yang salah, tetapi ada hal-hal yang benar (dan penting) yang tidak dia ajarkan karena keterbatasan pengetahuannya.

c) ‘Ia mulai mengajar dengan berani’ (ay 26).

Ia memberitakan Injil di rumah ibadat! Ini jelas merupakan perbuatan yang mengandung risiko!

Penerapan: apakah saudara selalu takut dalam memberitakan Injil?

2) Apolos melayani di Akhaya / Korintus (ay 27-28).

Mungkin sekali Priskila dan Akwila, yang pernah tinggal bersama-sama dengan Paulus selama beberapa waktu di Korintus, menasehati Apolos untuk pergi ke Korintus, untuk mengairi / menyirami apa yang Paulus tanam di sana.

Sekarang mari kita perhatikan beberapa hal tentang pelayanan Apolos di Korintus yang adalah ibukota Akhaya.

a) ’dengan tak jemu-jemunya ia membantah’ (ay 28a).

Ini lagi-lagi salah terjemahan!

NIV: ‘vigorously’ (= dengan dahsyat / hebat).

KJV: ‘mightily’ (= dengan kuat).

RSV/NASB: ‘powerfully’ (= dengan kuat).

Ini menunjuk baik pada semangat Apolos, maupun pada kuatnya argumentasi yang diberikan oleh Apolos.

Argumentasi yang kuat merupakan hal yang sangat penting, karena sangat mempengaruhi iman / keyakinan kita!

b) ‘membuktikan dari Kitab Suci’ (ay 28).

Dalam mengajar maupun berdebat, kita harus melakukan­nya berdasarkan Kitab Suci, bukan berdasarkan pengalaman / illustrasi / dongeng dsb!

c) ‘ia menjadi seorang yang sangat berguna untuk orang-orang percaya’ (ay 27b).

Ia menjadi berguna untuk orang-orang Korintus karena:

1. Ia menguatkan iman mereka yang diserang oleh orang-orang Yahudi.

2. Ia mendukung mereka yang kurang mengerti dengan argumentasi-argumentasi yang bisa mereka pakai untuk melawan orang-orang Yahudi.

Kesimpulan: Apolos sukses dalam pelayanannya!

III) Apa sebabnya Apolos sukses dalam pelayanannya?

A) Faktor Apolos sendiri.

1) Ia belajar Firman Tuhan dengan rajin dan tekun.

Ia bahkan dengan rendah hati mau belajar dari Pris­kila dan Akwila, yang adalah tukang kemah / perem­puan, padahal ia sendiri adalah seorang ahli theolo­gia, pengkhotbah dan pengajar yang hebat (ay 26)!

Penerapan: apakah saudara mempunyai kerendahan hati dalam belajar Firman Tuhan?

2) Ia mempunyai karunia dan ia melayani sesuai karunianya.

Kalau saudara memperhatikan pelayanannya, baik di Efesus maupun di Korintus, maka saudara akan melihat bahwa ia hanya melayani dalam pemberitaan / pengajaran Firman Tuhan, karena memang di sanalah ia berkarunia!

Penerapan:

Tahukah saudara karunia apa yang saudara miliki? Dan apakah saudara melayani sesuai karunia itu?

B) Faktor Tuhan (ay 27b).

Ay 27b mengatakan: “Setibanya di Akhaya maka ia, oleh kasih karunia Allah, menjadi orang yang sangat berguna bagi orang-orang percaya”.

Dalam bahasa Yunaninya, kata ‘kasih karunia’ ini bisa menunjuk pada:

1) Menjadi percayanya orang Korintus.

RSV: ‘he greatly helped those who through grace had believed’ (= ia sangat menolong mereka yang melalui kasih karunia telah percaya).

NIV: ‘he was a great help to those who by grace had believed’ (= ia adalah suatu pertolongan besar bagi mereka yang oleh kasih karunia telah percaya).

Kalau kita mengambil arti ini, maka itu menunjukkan bahwa orang Korintus bisa menjadi percaya karena kasih karunia Allah.

2) Berhasilnya pelayanan Apolos.

Kalau kita mengambil arti ini, maka itu menunjukkan bahwa Apolos bisa berhasil dan menjadi orang yang berguna karena kasih karunia Allah.

Baik penafsiran yang pertama maupun yang kedua, sama-sama mendukung ajaran Calvinisme, tetapi saya lebih condong pada penafsiran yang ke 2 ini, karena penafsiran kedua ini lebih sesuai dengan kontext, yang mencerita­kan pelayanan Apolos, bukan pertobatan orang Korintus.

Jadi, kesimpulannya: Apolos bisa berhasil karena kasih karunia Allah! Bandingkan dengan 2 text di bawah ini:

Yoh 15:5 - “di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa”.

1Kor 3:6-7 - “Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang mem-beri pertumbuhan. Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan”.

C) Faktor orang lain.

1) Orang-orang Efesus (ay 27a).

Mereka tidak memaksa Apolos untuk tinggal bersama mereka (sama seperti dalam ay 20 mereka tidak memaksa Paulus untuk tinggal bersama mereka).

Mereka bahkan menulis surat kepada orang kristen di Korintus (ay 27b), dan memberikan rekomendasi tentang Apo­los. Ini menyebabkan Apolos diterima oleh orang Korintus dan bisa berguna di sana.

Jadi, orang Efesus jelas punya andil dalam keberhasilan Apolos.

2) Priskila dan Akwila (ay 26).

Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari dari ay 26:

a) Mereka melihat karunia dan semangat Apolos.

Kita perlu ‘membuka mata’ untuk melihat orang-orang yang berpotensi dalam pelayanan, baik seba­gai pendeta / pengkhotbah, guru sekolah minggu, chair­man, organist / gitarist, bendahara, penulis dsb.

b) Mereka kritis dalam mendengar khotbah.

Kekritisan ini menyebabkan mereka melihat adanya kekurangan dalam ajaran / pengertian Apolos.

Catatan: Sekalipun sikap kritis merupakan sesuatu yang penting, tetapi sikap hyper-critical, yang menunjuk pada orang yang terlalu kritis, jelas merupakan sikap yang salah.

c) Bahwa mereka mengajar Apolos, menunjukkan bahwa:

1. Mereka tidak iri hati pada karunia Apolos.

2. Mereka tidak sombong atas kelebihan pengetahuan­nya atas Apolos.

3. Mereka tidak merasa minder, sekalipun mereka adalah orang biasa / awam. Mereka berani mengajar seorang pengkhotbah / ahli theologia seperti Apolos.

4. Mereka tahu bahayanya ‘semangat tanpa pengeta­huan’ (bdk. Roma 9:30-32 10:2-3 Amsal 19:2), dan karena itu mereka tak mau membiarkan Apolos.

5. Mereka melaksanakan 2 Timotius 2:2 yang berbunyi: “Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain”.

6. Pentingnya akurasi dalam pengajaran Firman Tuhan!

Kalau kata ‘dengan teliti’ dalam ay 25 tadi seharusnya artinya adalah ‘dengan akurat’, maka kata ‘dengan teliti’ dalam ay 26 seharusnya berarti ‘dengan lebih akurat’ (RSV/NASB: ‘more accurately’), karena kata Yunani AKRIBESSERON dalam ay 26 adalah the comparative form (= bentuk pembanding) dari kata Yunani AKRIBOS yang diguna­kan dalam ay 25.

BACA JUGA: SERI KHOTBAH KISAH PARA RASUL PASAL 1-8

Apolos sudah menerima pelajaran tentang dasar kekristenan, dan ia bahkan sudah mengajarkannya dengan akurat. Tetapi Priskila dan Akwila menganggapnya masih kurang, sehingga mereka mengajar Apolos dengan lebih akurat lagi!

Penerapan:

a. Kalau Pendeta saudara membahas bahasa asli Kitab Suci, atau menggunakan terjemahan Kitab Suci bahasa asing / Inggris, atau menggunakan gramatika bahasa asli yang ruwet, demi mendapatkan arti yang akurat dari Firman Tuhan, bagaimana tanggapan saudara? Apakah saudara jengkel karena semua itu saudara anggap terlalu sukar?

b. Jangan segan mengikuti ‘katekisasi ulang’ seperti Apolos, kalau katekisasi yang pertama tidak bermutu!

d) Secara manusia, tambahan pengetahuan yang mereka berikan kepada Apolos ini, pastilah punya andil yang sangat besar bagi kesuksesan Apolos!

BACA JUGA: SERI KHOTBAH KISAH PARA RASUL PASAL 19-28

Penerapan: kalau saudara melihat seseorang yang mem­punyai karunia memberitakan Firman Tuhan (pengkhotbah, guru sekolah minggu dsb), tetapi yang kurang dalam pengetahuan Kitab Suci, saudara bisa ikut mensukseskannya dengan:

1. Mengajaknya datang dalam Kebaktian / Pemahaman Alkitab.

2. Mengajarnya (kalau saudara mampu melakukannya).

3. Memberikan / meminjamkan makalah / cassette.

4. Membelikannya buku rohani yang bermutu.

5. Membiayainya untuk masuk sekolah theologia yang baik, dsb.

Penutup:

Sebetulnya Tuhanlah yang menentukan sukses atau tidaknya pelayanan seseorang. Tetapi bagaimanapun juga, untuk menca­pai kesuksesan itu, Tuhan menggunakan manusia!

Kalau saudara bukan orang berkarunia hebat seperti Apolos, maukah saudara menjadi ‘orang-orang di belakang layar’ untuk mendukung kesuksesan dari orang-orang seperti Apolos? https://teologiareformed.blogspot.com/
Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div:  meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
-AMIN-
Next Post Previous Post