SERI KHOTBAH KISAH PARA RASUL PASAL 19-28

Pdt.Budi Asali, M.Div.
SERI KHOTBAH KISAH PARA RASUL PASAL 19-28
KISAH PARA RASUL 19:1-7

I) Paulus kembali ke Efesus.

1) Paulus kembali ke Efesus dan dengan demikian ia menepati janjinya dalam Kisah Para Rasul 18:21.

Penerapan: apakah saudara sering berjanji, baik kepada teman bisnis, atau kepada pacar / istri / anak-anak saudara, atau kepada Tuhan? Dan apakah saudara selalu menepati janji-janji itu?

2) Jemaat Efesus adalah orang-orang yang:

a) Rindu mendengar Firman Tuhan (Kisah Para Rasul 18:20).

Apakah saudara juga mempunyai kerinduan terhadap Firman Tuhan? Dan apakah kerinduan itu cukup besar untuk mendorong saudara untuk mencari Firman Tuhan, dan datang dalam acara Pemahaman Alkitab?

b) Tidak egois / tidak memaksakan kehendak mereka, baik kepada Paulus (Kis 18:20-22), maupun kepada Apolos (Kisah Para Rasul 18:27).

Mereka pasti menginginkan supaya Paulus / Apolos tetap bersa­ma mereka dan mengajar Firman Tuhan kepada mereka, tetapi mereka toh merelakan Paulus / Apolos untuk pergi dan memberi­takan Firman Tuhan kepada orang lain.

Tuhan tentu melihat semua itu, dan karena itu Tuhan justru selalu mem-berkati mereka dengan hamba Tuhan yang mengajarkan Firman Tuhan kepada mereka. Pada waktu Paulus mening­galkan mereka, maka Apolos masuk ke Efesus untuk menga­jar Firman Tuhan di sana. Pada waktu Apolos meninggalkan mereka, maka Tuhan mengembalikan Paulus ke sana untuk mengajar Firman Tuhan kepada mereka!

Penerapan:

Adalah sesuatu yang baik kalau saudara rindu pada Firman Tuhan, tetapi janganlah saudara lalu menjadi egois dengan menghendaki hamba Tuhan yang baik hanya untuk diri saudara sendiri. Jadilah seperti jemaat Efesus dalam hal ini, maka Tuhan pasti akan memberikan Firman Tuhan kepada saudara!

3) Di Efesus, Paulus bertemu dengan beberapa orang ‘murid’ (Kisah Para Rasul 19:1).

a) Mereka pasti adalah orang Yahudi, karena mereka dibap­tis dengan baptisan Yohanes (Kisah Para Rasul 19: 3).

b) Asal usul mereka tidak terlalu jelas. Ada beberapa kemungkinan:

· mereka ‘bertobat’ karena ajaran Yohanes Pembaptis sendiri.

· mereka adalah teman-teman Apolos / orang-orang yang segrup dengan Apolos, dan mungkin sama-sama datang dari Alexandaria.

· mereka adalah orang-orang yang ‘bertobat’ karena penginjilan yang kurang sempurna dari Apolos, yang pada waktu itu mem-punyai pengertian yang kurang tentang dasar-dasar kekristenan (Kis 18:25-26).

Saya mempunyai kecondongan bahwa pandangan ke 3 inilah yang benar. Alasan saya: Kis 18:24-28 diceritakan untuk menjelaskan mengapa ada ‘murid’ seperti ini dalam Kis 19:1-7.

c) Mereka adalah orang kristen KTP.

· Memang mereka disebut ‘murid’ dalam ay 1, dan dalam ay 2 Pau-lus mengatakan ‘ketika kamu menjadi percaya’.

· Orang yang menganggap bahwa mereka adalah orang kristen yang sejati, menggunakan bagian ini sebagai dasar untuk menga-takan bahwa ada kemungkinan adanya ‘gap / selang waktu’ antara saat seseorang percaya Yesus dan saat ia menerima Roh Kudus.

Tetapi ajaran seperti ini salah, karena dari ayat-ayat seperti Yoh 7:38-39 Ef 1:13 Kis 2:38 Gal 3:2,5 Gal 3:26 Gal 4:6 ter-lihat dengan jelas bahwa penerimaan Roh Kudus harus terjadi pada saat seseorang percaya kepada Yesus.

· Kata ‘murid’ dan ‘percaya’ memang tidak selalu menunjuk pada orang kristen sejati (bdk. Yoh 6:66 Kis 8:13 Yoh 2:23-25 1Yoh 2:19).

· Kalau kita tidak membeda­kan orang kristen asli dan palsu dalam Kitab Suci maka kita akan mendapatkan banyak ajaran yang salah, seperti orang kristen bisa murtad / terhilang, atau adanya selang waktu antara percaya dan menerima Roh Kudus, dsb.

· Orang-orang Yahudi ini pasti adalah orang kristen KTP, karena dalam ay 4 Paulus, dengan menggunakan kata-kata Yohanes Pembaptis, menginjili mereka dan menyu­ruh mereka percaya kepada Yesus.

II) Dialog Paulus dengan para murid itu.

A) Paulus bertanya: sudahkah kamu menerima Roh Kudus ketika kamu percaya? (ay 2a).

Ada 2 penafsiran tentang arti dari kata ‘Roh Kudus’ di sini:

1) Kata ‘Roh Kudus’ menunjuk pada karunia-karunia Roh Kudus yang bersifat mujijat (seperti karunia bahasa roh, karunia bernubuat dsb).

Alasan penafsiran ini adalah: dalam ay 2b mereka berkata bahwa mereka belum pernah mendengar tentang adanya Roh Kudus. Pada-hal sebagai orang Yahudi, apalagi yang dibaptis dengan Baptisan Yohanes, tidak mungkin mereka tidak pernah mendengar tentang adanya Roh Kudus, karena Roh Kudus itu ada dalam Perjanjian Lama maupun dalam ajaran Yohanes Pembaptis (bdk. Kej 1:2 Mat 3:11 Yoh 1:32-34 Yoh 3:34). Jadi, pastilah yang dimaksud dengan Roh Kudus di sini bukanlah diri dari Roh Kudus, tetapi karunia-karuniaNya yang bersifat mujijat.

2) Kata ‘Roh Kudus’ menunjuk kepada diri Roh Kudus.

Alasan: Paulus menanyakan pertanyaan dalam ay 2a karena ia curiga akan kekristenan dari orang-orang itu (kontex menunjukkan hal itu). Karena itu, tidak mungkin ia bertanya tentang karunia-karunia Roh Kudus yang bersifat mujijat, karena itu bukanlah syarat orang percaya. Ia pasti bertanya tentang penerimaan Roh Kudusnya sendiri, karena penerimaan Roh Kudus terjadi pada saat orang percaya kepada Ye-sus (lihat ayat-ayat dalam I,3c di atas).

Alasan lain: akan terlihat nanti pada penjelasan-penjelasan selanjut-nya (lihat II,C di bawah).

Saya setuju dengan pandangan yang ke 2 ini. Dan kalau pandangan ke 2 ini benar, maka ayat ini juga menunjuk­kan bahwa penerimaan Roh Kudus terjadi pada saat seseo­rang percaya kepada Yesus. Terjemahan Indonesia yang mengatakan ‘Sudahkah kamu menerima Roh Kudus, ketika kamu menjadi percaya?’ adalah terjemahan yang kurang tepat. Demikian juga terjemahan KJV yang berbunyi “Have ye received the Holy Ghost since ye believed?” (= Sudahkah kamu menerima Roh Kudus sejak kamu percaya?).

Kata-kata ‘sudahkah kamu menerima’ memungkinkan bahwa orang itu menerima Roh Kudus beberapa saat setelah percaya.

Terjemahan yang seharusnya adalah seperti terjemahan NASB / NIV / RSV yang berbunyi: “Did you receive the Holy Spirit when you believed”? (= apakah kamu menerima Roh Kudus pada saat kamu percaya?).

Kata-kata ‘did you receive’ dalam bahasa Yunaninya menggunakan aorist tense, bukan perfect tense. Dan aorist tense ini menunjuk pada titik tertentu / saat tertentu pada masa lampau, dan dari kalimatnya terihat dengan jelas bahwa saat yang dimaksudkan adalah saat mereka percaya.

B) Mereka menjawab: belum, bahkan kami belum pernah men­dengar bahwa ada Roh Kudus (ay 2b).

Tidak mungkin mereka betul-betul tidak pernah mendengar akan adanya Roh Kudus, karena Perjanjian Lama maupun ajaran Yohanes Pembaptis banyak mengandung Roh Kudus. Lalu apa maksud jawaban mereka ini? Ada beberapa ke­mungkinan / penafsiran:

1) Kata ‘Roh Kudus’ menunjuk pada karunia-karunia Roh Kudus yang bersifat mujijat.

2) Pada saat mereka bertobat / dibaptis, mereka tidak mendengar Roh Kudus disebut-sebut / diajarkan. Jadi mereka tidak pernah mendengar tentang Roh Kudus, hanya pada saat pertobatan / pembaptisan mereka, bukannya dalam sepanjang hidup mereka.

Alasan penafsiran ini: terjemahan ay 2b ini secara hurufiah berbunyi: ‘we heard not if there is a Holy Spirit’ (= kami tidak mendengar jika ada Roh Kudus). Kata ‘heard’ dalam bahasa Yunaninya mengguna­kan aorist tense yang selalu menunjuk pada satu titik / saat tertentu di masa lampau, dan dalam hal ini menunjuk pada saat pertobatan / pembaptisan mereka.

3) Mereka belum pernah mendengar bahwa Roh Kudus telah diberikan / dicurah­kan. Mereka tentu tahu ajaran Yohanes Pembaptis dalam Mat 3:11, yang mengatakan bahwa Yesus akan membaptis dengan Roh Kudus. Tetapi mereka tidak tahu bahwa kata-kata itu sudah digenapi pada hari Pentakosta (Kis 2).

Arti ini sesuai dengan terjemahan dari ASV yang berbunyi: ‘Nay, we did not so much as hear whether the Holy Spirit was given’ (= Tidak, kami tidak mendengar bahwa Roh Kudus telah diberikan). Kata ‘given’ (= diberikan) sebetulnya memang tidak ada, tetapi ditam­bahkan dengan alasan: Yoh 7:39, yang juga berbicara tentang Roh Kudus, terjemahan hurufiahnya seharusnya adalah ‘for the Spirit was not yet’ (= karena Roh itu belum ada), tetapi dalam penterjemahan juga ditambah dengan kata ‘given’ [bdk. NASB: ‘for the Spirit was not yet given’ (= karena Roh itu belum diberikan)].

Saya condong pada pandangan yang ke 3 ini.

C) Paulus bertanya: kalau begitu dengan baptisan manakah kamu telah dibaptis? (ay 3a).

Setelah mendengar bahwa mereka belum menerima Roh Kudus dan tidak tahu bahwa Roh Kudus telah dicurahkan, maka Paulus menanyakan ten-tang baptisan mereka.

Bahwa Paulus tahu-tahu bertanya tentang baptisan, menunjukkan bahwa kata-kata ‘Roh Kudus’ dalam ay 2a tadi tidak berarti ‘karunia-karunia Roh Kudus yang bersifat mujijat’ (karena baptisan tidak berhubungan dengan pemberian karunia-karunia Roh Kudus yang bersi­fat mujijat), tetapi berarti ‘Roh Kudus’ sendiri (karena baptisan, tentu saja yang disertai pertobatan yang sejati, berhubungan dengan penerimaan Roh Kudus - bdk. Kis 2:38 - “Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibap-tis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus”).

D) Mereka menjawab: dengan baptisan Yohanes (ay 3b).

1) Kalau mereka memang adalah orang-orang yang ‘berto­bat’ karena penginjilan dari Apolos, maka mungkin saja bahwa Apoloslah yang membaptis mereka dengan baptisan Yohanes.

2) Baptisan Yohanes memang tidak berhubungan dengan Roh Kudus. Ini terlihat secara tidak langsung (implicit) dalam Mat 3:11 dimana Yoha-nes sendiri mengatakan bahwa ia hanya membaptis dengan air, tetapi akan datang Yesus yang akan membaptis dengan Roh Kudus.

3) Yohanes Pembaptis melayani / mengajar supaya orang banyak datang kepada Yesus (ay 4b bdk. Yoh 1:6-7,23,26-27,29-37 3:25-30,31-36), tetapi orang-orang ini bukannya datang kepada Kristus, tetapi berhenti pada diri Yohanes.

Penerapan:

· Gereja / hamba Tuhan yang benar harus berfungsi untuk mem-bawa orang kepada Kristus, bukan pada gereja / hamba Tuhan itu sendiri. Apakah ini betul-betul merupakan tujuan saudara dalam melayani Tuhan?

· Banyak orang tidak datang kepada Kristus, tetapi hanya berhenti pada gereja / pendetanya! Bagaimana dengan saudara? Sudahkah saudara datang kepada Kristus? Ingat bahwa gereja / hamba Tuhan tidak bisa menyelamatkan saudara! Hanya Kristus yang bisa menyelamatkan saudara! Karena itu, datanglah kepada Dia!

E) Paulus menjelaskan (Kisah Para Rasul 4).

Terjemahan ay 4a kurang tepat!

NIV: ‘John’s baptism was a baptism of repentance’ (= baptisan Yohanes adalah baptisan pertobatan).

NASB: ‘John baptized with the baptism of repentance’ (= Yohanes mem-baptis dengan baptisan pertobatan).

Arti dari kata-kata Paulus dalam ay 4 ini adalah untuk menunjukkan bah-wa pelayanan Yohanes Pembaptis hanyalah mempersiapkan orang saja. Sedangkan tujuannya adalah membawa orang-orang yang telah diper-siapkan itu untuk datang kepada Kristus.

Jadi, dengan penjelasan ini Paulus juga mendorong mereka untuk datang kepada Kristus sesuai dengan tujuan pelayanan Yohanes Pembaptis.

Penerapan:

· Keberanian Paulus untuk mengabarkan Injil kepada ‘orang kristen’ adalah sesuatu yang harus ditiru! Kalau saudara bertemu dengan orang yang sudah puluhan tahun menjadi kristen, atau seorang majelis, atau bahkan seorang pendeta, yang saudara yakini sebagai orang kristen KTP, beranikah saudara memberitakan Injil kepada dia?

· Kalau saudara adalah orang kristen yang sejati, dan suatu waktu ada orang kristen lain yang menginjili saudara, jangan tersinggung! Saya mempunyai kecurigaan yang kuat bahwa orang kristen yang tersing-gung pada waktu diinjili adalah orang kristen KTP. Kalau ada orang menginjili saudara, ingatlah bahwa orang itu sedang mentaati Tuhan, dan saudara sebetulnya harus bersyukur / bersukacita bahwa ada orang yang mentaati Tuhan dengan memberitakan Injil!

III) Hasil dari dialog ini.

1) Orang-orang itu dibaptis dalam nama Tuhan Yesus (ay 5).

a) Apakah ini adalah formula baptisan?

Ada gereja / hamba Tuhan yang menganggap kata-kata ‘dalam nama Tuhan Yesus’ di sini adalah formula baptisan, sehingga mereka lalu membaptis dengan mengucapkan: ‘dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus, yaitu Tuhan Yesus Kristus’.

Ada 2 kesalahan dari kepercayaan / praktek ini:

· Kata-kata itu salah secara theologis! Bapa, Anak, dan Roh Kudus tidak sama dengan Tuhan Yesus Kris­tus!

· Kata-kata ‘dalam nama Tuhan Yesus’ bukanlah formula baptisan! Di sini kata-kata itu berarti ‘dengan otoritas Tuhan Yesus’, karena Yesuslah yang memerintahkan untuk membaptis. Satu-satunya formula baptisan, yaitu: ‘dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus’, yang seharusnya diucapkan oleh setiap hamba Tuhan pada waktu membaptis, ada dalam Mat 28:19. Ini sudah digunakan oleh semua gereja sejak abad I dan tidak boleh diubah oleh siapapun juga!

b) Apakah di sini terjadi pengulangan baptisan?

· Ada yang menganggap: tidak!

Untuk ini ada bermacam-macam alasan / penafsiran:

* Kitab Suci tidak pernah menceritakan pengulangan baptisan terhadap orang yang telah dibaptis dengan baptisan Yohanes.

* Yesus dibaptis dengan baptisan Yohanes untuk menyamakan diri dengan kita. Kalau baptisan Yohanes ternyata berbeda dengan baptisan kristen, maka baptisan terhadap Yesus itu tidak menyamakan diriNya dengan kita.

* Kata-kata Paulus tidak berhenti pada ay 4. Ay 5 masih meru-pakan kata-kata Paulus (Catatan: dalam bahasa Yunaninya, tidak ada tanda petik pembuka / penutup dalam ay 4). Jadi, ‘mereka’ dalam ay 5 sama dengan ‘orang banyak’ dalam ay 4. Jadi, setelah orang banyak itu mendengar ajaran Yohanes Pembaptis, maka mereka dibaptis dalam nama Yesus, yang menunjuk­kan bahwa mereka percaya kepada Yesus / bersatu dengan Yesus.

* Ay 5 itu bukan baptisan dengan air, tetapi baptisan Roh Kudus. Ay 6 ditambahkan sebagai inter­pretasi dari ay 5.

· Ada orang yang menganggap: Ya!

Macam-macam alasan dan penafsiran:

* Pada waktu Petrus membaptis 3000 orang pada hari Pentakos-ta (Kis 2:41), maka orang-orang itu tidak ditanyai apakah mere-ka sudah dibaptis dengan baptisan Yohanes atau tidak. Bah-kan, dalam Kitab Suci tidak pernah ada baptisan kristen yang didahului dengan menanyai orangnya apakah ia sudah pernah dibaptis dengan baptisan Yohanes atau tidak. Jadi, bisa saja terjadi pengulangan baptisan!

* Tidak ada dasar Kitab Suci untuk mengatakan bahwa baptisan Yesus harus sama dengan baptisan kita. Dan jelas bahwa baptisan Yohanes mempunyai perbedaan-perbedaan tertentu dibandingkan dengan baptisan Kristen.

* Ay 5 bukanlah kata-kata Paulus, tetapi kata-kata Lukas sebagai penulis kitab Kisah Rasul ini. Jadi jelaslah bahwa kata ‘mereka’ dalam ay 5 menunjuk kepada 12 orang Yahudi yang sedang diinjili oleh Paulus.

* Dalam seluruh Kitab Suci, kata-kata ‘dibaptis dalam nama Yesus’ tidak pernah menunjuk kepada baptisan Roh Kudus. Pasti menunjuk pada baptisan air!

Saya condong pada pandangan ini!

Catatan: baptisan Yohanes boleh diulang, tetapi baptisan kris-ten tidak! Ada orang yang rela dibaptis ulang karena berpikir: ‘Toh tidak ada jeleknya’. Siapa bilang tidak ada jeleknya? De-ngan mengulang baptisan, itu berarti saudara menghina bap-tisan yang pertama!

2) Paulus menumpangkan tangan atas mereka (ay 6a).

Banyak orang menggunakan bagian ini untuk mengatakan bahwa supaya seorang kristen menerima Roh Kudus, maka harus ada seorang hamba Tuhan yang mendoakan dan memberikan penumpangan tangan atas dia. Tetapi di atas sudah saya berikan dasar-dasar Kitab Suci yang menun-jukkan bahwa setiap orang kristen yang sungguh-sungguh per­caya Ye-sus, pasti sudah menerima Roh Kudus pada saat ia percaya! Jadi, jelas bahwa penafsiran ini tidak bisa dipertanggung jawabkan!

Ada 2 penafsiran tentang bagian ini:

a) Orang yang menganggap bahwa ay 5 adalah kata-kata Paulus (yang berarti tidak terjadi pengulangan baptisan), menafsirkan penumpangan tangan dalam ay 6a sebagai sidi dari baptisan Yohanes yang telah mereka terima.

b) Orang yang menganggap ay 5 sebagai kata-kata Lukas (yang berarti terjadi pengulangan baptisan), menaf­sirkan penumpangan tangan dalam ay 6a sebagai sidi dari baptisan kristen yang baru saja mereka terima.

3) Roh Kudus turun atas mereka, dan mereka lalu berbahasa roh dan ber-nubuat (ay 6b-7).

a) Ini adalah sesuatu yang bersifat descriptive (= menggambarkan).

Bagian Kitab Suci yang bersifat didactic (= mengajar) memang harus dijadikan norma / hukum dalam hidup kita. Misalnya: Fil 4:4 dan 1Tes 5:17-18 berlaku untuk setiap orang kristen. Tetapi bagian yang ber-sifat descriptive (= menggambarkan) sama sekali tidak boleh dijadi-kan hukum / norma!

Misalnya: Yesus dan Petrus bisa berjalan di atas air. Ini memang betul-betul terjadi, dan Tuhan bisa saja melakukannya lagi pada jaman ini. Tetapi ini tidak berarti bahwa setiap orang beriman harus bisa berjalan di atas air!

Contoh lain: Yesus membangkitkan orang mati, Yesus berpuasa 40 hari, Yesus menyembuhkan orang sakit, dan juga orang yang mene-rima Roh Kudus lalu berbaha­sa Roh (Kis 2:4 10:44-46 19:6).

· Kis 2 - ada bunyi angin, lidah api, dan bahasa roh.

· Kis 10 - hanya ada bahasa roh.

· Kis 19 - ada bahasa roh dan nubuat.

Tiga peristiwa ini berbeda-beda! Kalau saudara mau menjadi­kannya sebagai norma, bagian yang mana yang saudara anggap sebagai norma? Kis 2, Kis 10, atau Kis 19? Jelas bahwa tidak satupun dari bagian-bagian itu bisa dijadikan norma / hukum! Itu adalah bagian yang bersifat descriptive! Dan karena itu, jangan menggunakan bagian ini untuk mengharuskan orang kristen berbahasa roh!

b) Jumlah mereka 12 orang. Apakah 12 orang yang berba­hasa roh & bernubuat di sini menyalahi 1Kor 14:27-33 (maximum 2-3 orang dan harus satu per satu)? Perlu saudara pertimbangkan hal-hal ini:

· Mungkin saja mereka berbahasa roh secara bergantian.

· Ini tidak terjadi dalam kebaktian, sedangkan 1Kor 14:27-33 jelas berlaku untuk kebaktian (perhatikan kata-kata ‘dalam pertemuan jemaat’ dalam 1Kor 14:28).

· Pada saat itu 1Kor 14:27-33 belum ada!

Kesimpulan:

Mata Paulus yang jeli itu bisa membedakan orang kristen yang sungguh-sungguh dan palsu. Ini menyebabkan ia lalu memberitakan Injil kepada orang krsiten yang palsu itu, dan akhirnya orang-orang itu betul-betul percaya dan diselamatkan!

Penerapan:

1) Kita juga harus jeli untuk membedakan orang kristen yang sejati dan yang palsu. Bukan dengan tujuan menghakimi mereka yang palsu, tetapi untuk memberitakan Injil kepada mereka! Maukah saudara?

2) Kalau saudara adalah orang kristen KTP seperti orang-orang itu, tirulah mereka dengan betul-betul datang kepada Yesus!

-AMIN-

KISAH PARA RASUL 19:8-20

I) Pelayanan Paulus di Efesus.

A) Pemberitaan Injil dan Firman Tuhan.

1) Paulus memberitakan Injil (ay 8).

a) Istilah ‘Kerajaan Allah’ di sini (ay 8), menunjuk pada Injil / ajaran kristen (bdk. 1:3 8:12 20:25 28:23).

b) Ay 8: ‘berusaha meyakinkan’. Terjemahan ini kurang tepat.

NASB: ‘reasoning and persuading’ (= berargumentasi dan membu-juk / mendesak).

Ini menunjukkan bahwa dalam mengabarkan Injil, Paulus menggu-na­kan otaknya untuk berargumentasi / berdebat. Jadi, berargu-mentasi / berdebat dalam memberitakan Injil bukanlah sesuatu yang salah, asalkan:

· Itu bukanlah perdebatan yang ‘panas’. Kalau itu adalah perde-batan yang ‘panas’, sebaiknya saudara menghentikannya!

· Itu bukanlah perdebatan tentang hal-hal yang remeh / dicari-cari (Titus 3:9 2Tim 2:23).

2) Reaksi orang Efesus.

a) Dikatakan bahwa ada ‘beberapa orang yang tegar hatinya’ dan ‘tidak mau diyakinkan’ (ay 9a).

NIV: ‘refused to believe’ (= menolak untuk percaya).

NASB: ‘disobedient’ (= tidak taat).

Kata bahasa Yunaninya mencakup kedua arti ini. Memang orang yang tidak mau percaya, juga tidak akan mau taat!

b) Lebih dari itu, mereka juga ‘mengumpat jalan Tuhan’ (ay 9a).

NASB: ‘speaking evil of the way’ (= berbicara jahat tentang jalan itu).

NIV: ‘maligned the way’ (= memfitnah jalan itu).

Dalam Mat 15:4 kata Yunani yang sama diterjemahkan ‘mengutuk’.

Penerapan: jangan heran kalau ajaran yang benar diserang, di-jelek-jelekan, difitnah, dsb.

Ada 2 hal yang bisa kita pelajari dari reaksi orang Efesus ini:

¨ Ada orang yang senang pada Paulus dan Firman Tuhan (bdk. 18:19-21), tetapi juga ada yang membenci Paulus dan Firman Tuhan (ay 9). Bahkan, mungkin ada orang yang mula-mula senang pada Paulus dan Firman Tuhan, tetapi setelah diajar cukup banyak (ay 8: 3 bulan), lalu menjadi benci pada Paulus dan Firman Tuhan.

¨ Ajaran, apalagi yang berani, selalu menimbulkan oposisi!

Mengapa banyak hamba Tuhan tidak mengalami oposisi yang terlalu berarti?

* Mungkin karena mereka tidak betul-betul mengajarkan Firman Tuhan! Ini sering terjadi karena mereka memenuhi khotbah dengan cerita, lelucon, illustrasi, kesaksian dsb, tetapi tidak menjelaskan ayat-ayat Kitab Suci! Kalau saudara adalah hamba Tuhan yang seperti ini, saudara bukanlah problem bagi setan, dan karena itu ia tidak merasa perlu menyerang saudara dengan oposisi!

* Mungkin mereka tidak mengajar dengan berani! Ini sering terjadi karena mereka mengkompromikan Firman Tuhan supaya tidak menying­gung orang / golongan tertentu, dan mereka tidak berani menegur orang yang salah dsb. Pengkhotbah yang sela-lu ‘menyensor’ khotbahnya supaya tidak menyinggung perasa-an orang, pasti tidak akan mengalami oposisi atau sedikit sekali mengalami oposisi.

Karena itu kalau saudara adalah hamba Tuhan yang tidak pernah mengalami oposisi, introspeksilah pemberitaan Firman yang sau-dara lakukan! Bandingkan dengan Gal 1:10 - “Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus”.

3) Reaksi Paulus terhadap oposisi dari orang Efesus (ay 9b).

a) Paulus meninggalkan mereka.

Ini berarti ia berhenti memberitakan Injil kepada mereka. Ini sesuai dengan ajaran Tuhan Yesus dalam Mat 7:6 yang berbunyi: “Ja-ngan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing dan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu ia berbalik mengoyak kamu”.

Memang, kita memberitakan Injil dengan tujuan supaya ada lebih banyak orang yang percaya kepada Yesus, sehingga Tuhan bisa lebih dipermu­liakan (bdk. 1Kor 10:31). Tetapi kalau Pemberitaan Injil itu malah menyebabkan Tuhan dihina, diejek dsb, maka Pem-beritaan Injil itu harus dihentikan!

b) Paulus memisahkan murid-muridnya dari orang-orang itu.

Pemisahan ini sesuai dengan ajaran Paulus sendiri dalam 1Kor 15:33 dan Tit 3:10.

Paulus bukan memisahkan gandum dari lalang! Pemisahan gan-dum dari lalang dilarang oleh Yesus (Mat 13:18-20). Orang-orang Efesus yang menentang Paulus itu bukan lalang, karena lalang menggambarkan orang kristen KTP, sedangkan orang-orang Efe-sus itu adalah orang kafir total.

Penerapan:

Apakah saudara menjaga pergaulan saudara? Apakah saudara men­jauhi orang yang memberi pengaruh negatif terhadap diri saudara? Dan apakah saudara menjaga pergaulan anak-anak saudara?

4) Paulus mengajarkan Firman Tuhan (ay 9c-10).

a) Ia mengajar tiap hari selama 2 tahun.

Memang orang kristen abad I itu belajar Firman Tuhan setiap hari! (bdk. Kis 2:46). Tidakkah kita harus malu kalau pada ja-man ini kita merasa berat untuk datang ke gereja 2 x dalam seminggu (Kebaktian dan Pemahaman Alkitab)?

b) Kisah Para Rasul  19:9: ‘setiap hari berbicara’. Ini salah terjemahan!

NASB: ‘reasoning daily’ (= berargumentasi setiap hari).

Ini menunjukkan bahwa bukan dalam hal Pemberitaan Injil saja Paulus mengguna­kan otak untuk berargumentasi. Dalam pengajar-an Firman Tuhanpun ia melakukan hal itu! Ini jelas menunjukkan bahwa pendengarnyapun juga harus mau menggunakan otaknya dalam mendengar Firman Tuhan.

Penerapan: janganlah malas memeras otak dalam mendengar Firman Tuhan. Janganlah malas untuk berpikir / berkonsentrasi, khususnya pada saat mendengar Firman Tuhan yang sukar / berat / panjang!

Akibat dari pengajaran Firman Tuhan ini adalah: semua penduduk Asia men­dengar Injil (ay 10b). Ini jelas merupakan suatu gaya bahasa hyperbole, yaitu gaya bahasa yang melebih-lebihkan. Kata-kata ‘semua penduduk’ tentu tidak berarti ‘setiap individu’, tetapi hanya berarti ‘banyak orang’. Dan kata ‘Asia’ tidak berarti ‘seluruh benua Asia’, tetapi mungkin hanya berarti ‘propinsi dimana Efesus adalah ibu-kotanya’. Tetapi bagaimanapun juga ini tetap menunjukkan bahwa penginjilan Paulus mencapai banyak sekali orang.

Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari dari sini:

· Jelas bahwa Paulus tidak hanya mengajar Firman Tuhan kepada orang yang sudah percaya, tetapi ia juga memberitakan Injil kepada orang di luar gereja yang belum percaya! Dalam setiap gereja, harus ada kombinasi dari Pemberitaan Injil dan pengajaran Firman Tuhan!

· Kalau hanya Paulus yang memberitakan Injil, maka akan sukar sekali mencapai orang yang begitu banyak. Jelas bahwa jemaat juga ikut memberitakan Injil, sehingga Injil tersebar dengan begitu cepat.

Penerapan: jangan menganggap bahwa hanya Pendeta / Pe-nginjil saja yang harus memberitakan Injil! Saudara juga harus memberitakan Injil!

· Dalam Pemberitaan Injil, mereka tidak memandang bangsa. Mereka memberitakan Injil baik kepada orang Yahudi, maupun kepada orang Yunani (ay 10b). Ini sesuai dengan perintah Yesus yang mengharuskan orang kristen menjadikan semua bangsa murid Yesus (Mat 28:19)!

Penerapan: apakah saudara juga memberitakan Injil kepada orang yang tidak sebangsa / tidak segolongan dengan sau-dara?

· Sekarang penduduk Asia mendengar Injil, padahal dalam Kis 16:6-7, Paulus dilarang untuk memberitakan Injil di Asia. Dari sini bisa kita pelajari bahwa ada saat yang tepat bagi sese-orang untuk mene­rima Injil.

Penerapan: Hati-hatilah dengan bagian ini! Adanya saat yang tepat dalam memberitakan Injil, bisa kita salah gunakan dengan jalan terus menerus menunda memberitakan Injil! Karena itu, berdoalah supaya Tuhan mem­beri hikmat dan pimpinan kepada saudara dalam memberitakan Injil sehingga saudara bisa tahu kapan harus memberitakan Injil, dan kapan harus menahan Injil.

B) Melakukan mujijat / kesembuhan (Kisah Para Rasul 19:11-12).

1) Mula-mula Lukas, sebagai penulis dari Kitab Kisah Rasul ini, mence-ritakan pelayanan Paulus dalam Pemberitaan Injil dan Firman Tuhan dalam ay 8-10, lalu baru pada ay 11-12, ia menceritakan tentang pela­yanan Paulus dalam melakukan mujijat dan kesembuhan.

Jelas bahwa Pemberitaan Injil dan Firman Tuhan adalah hal yang jauh lebih penting dari pada pengadaan mujijat / kesembuhan. Bandingkan dengan banyak gereja / hamba Tuhan / orang kristen jaman ini yang jauh lebih menekankan mujijat dan kesembuhan dibandingkan dengan Pemberitaan Injil dan Firman Tuhan!

2) Ay 12 mengatakan bahwa sapu tangan / kain Paulus bisa dipakai untuk menyembuhkan orang sakit.

Ada gereja / hamba Tuhan yang lalu meniru Paulus dengan menggu­nakan saputangan yang lalu dijadikan semacam jimat! Ini jelas salah! Ingatlah bahwa bagian ini adalah bagian yang bersifat descriptive (= menggambarkan), dan karena itu hal ini bukanlah sesuatu yang boleh kita jadikan pedoman / hukum dalam hidup kita. Tuhan juga tidak pernah menyuruh kita / memberi otoritas kepada kita untuk meniru Paulus dalam hal ini.

Juga Gereja Roma Katolik, yang menggunakan hal ini sebagai dasar dari penggunaan relics, jelas sudah menyimpangkan maksud text Kitab Suci ini.

3) Paulus menyembuhkan orang sakit dan mengusir setan dari orang yang kerasukan setan.

Ingat bahwa sekalipun ada orang yang sakit karena kerasukan setan (bdk. Mat 12:22 Mat 17:14-18), tetapi jelas bahwa tidak semua orang sakit karena kerasukan setan! Yesus maupun rasul-rasul tidak selalu menengking setan kalau mereka mau menyembuhkan orang sakit (bdk. Mat 12:13 Kis 3:6). Karena itu jangan sembarangan meneng-king setan dari diri orang yang sakit!

II) Pemalsuan terhadap pelayanan Paulus.

A) Pemalsuan / peniruan (ay 13-14).

1) Penirunya (ay 13-14).

a) Mereka disebut sebagai anak-anak Skewa, seorang imam kepala Yahudi. Mungkin sekali bahwa ayah mereka bukanlah imam dalam agama Yahudi, tetapi dalam agama kafir yang menyembah Diana / Artemis (bdk. ay 24).

b) ‘tukang jampi Yahudi’ (ay 11).

NASB: ‘Jewish exorcists’ (= pengusir setan Yahudi).

c) Pada saat itu memang ada banyak pengusir setan (bdk. Mat 7:22 12:27 Luk 9:49). Para penafsir mengatakan bahwa adanya para pengusir setan itu dimulai sejak jaman raja Salomo.

d) Mungkin sekali 7 orang anak Skewa ini termasuk di antara orang Yahudi yang menentang Paulus dalam ay 9 tadi.

Mereka tidak mau menerima Injil / Firman Tuhan yang Paulus beritakan, tetapi mau meniru cara Paulus dalam mengusir setan.

2) Cara meniru (ay 13b).

a) ‘aku menyumpahi kamu’. Ini salah terjemahan.

NASB / RSV: ‘I adjure you’ (= aku mendesak kamu).

NIV: ‘I command you to come out’ (= aku memerintahkan kamu untuk keluar).

b) ‘dalam nama Yesus yang diberitakan Paulus’.

· Jelas bahwa mereka sendiri tidak percaya kepada Yesus!

· Ini menunjukkan penggunaan kata-kata ‘dalam nama Yesus’ sebagai semacam mantera, dan ini jelas merupakan pengguna-an yang salah!

· Ini menunjukkan bahwa dalam ay 11-12 tadi, Pauluspun meng-u­sir setan dengan menggunakan kata-kata ‘dalam nama Ye-sus’, dan memang rasul-rasul sering menyembuhkan orang sakit / mengusir setan dengan menggunakan nama Yesus (bdk. Kis 3:6 9:17,34 16:18).

Tetapi sering juga terjadi penyembuhan tanpa menggunakan nama Yesus (Kis 9:40-41 14:8-10 20:10 28:5). Ada 2 ke­mungkinan tentang hal ini:

* mungkin nama Yesus digunakan tetapi tidak ditulis dalam Kitab Suci, seperti dalam ay 11-12 tadi.

* mungkin kata-kata ‘dalam nama Yesus’ itu tidak diucapkan tetapi hati mereka percaya bahwa hanya dalam nama Yesus mereka bisa menyembuhkan.

Bandingkan dengan ini: Yesus menyuruh kita berdoa dalam namaNya (Yoh 16:24), tetapi dalam Kitab Suci kita tidak pernah membaca ada doa yang diakhiri dengan kata-kata ‘dalam nama Yesus’ (bdk. Ef 3:14-21 dimana doa Paulus tidak diakhiri dengan kata-kata ‘dalam nama Yesus’). Jadi jelas bahwa yang penting bukanlah mengucap­kan kata-kata ‘dalam nama Yesus’ itu, tetapi hati yang percaya bahwa hanya karena jasa penebusan Kristuslah doa kita bisa diterima oleh Tuhan.

3) Peniruan ini adalah serangan setan.

Setan selalu berusaha meniru apa yang datang dari Tuhan! Bukan hanya mujijat saja (misalnya bahasa roh yang palsu), tetapi juga nabi / rasul dan Firman Tuhan / Injil (bdk. 2Kor 11:13-14 Gal 1:6-9), dan orang kristen (Mat 13:24-30,36-43) . Karena itu kita harus sangat berhati-hati, baik dalam berhadapan dengan seorang hamba Tuhan, dalam mendengar suatu ajaran, maupun dalam melihat terjadinya suatu mujijat! Jangan terlalu cepat percaya keasliannya.

B) Reaksi setan (ay 15-16).

1) Kata-kata dan tindakan dari setan yang ada di dalam orang yang kerasukan itu:

a) ‘Yesus aku kenal dan Paulus aku ketahui’.

NASB: ‘I recognize Jesus and I know about Paul’ (= aku mengenali Yesus dan aku tahu tentang Paulus).

b) ‘Tetapi kamu, siapakah kamu?’.

Ini jelas bukan suatu pertanyaan, tetapi suatu hinaan yang meren-dahkan! Dari kalimat ini terlihat dengan jelas bahwa setan bisa membedakan antara orang kristen yang sungguh-sungguh (seperti Paulus), dan orang kristen KTP (seperti anak-anak Skewa itu).

c) Setan memukuli mereka.

2) Aneh! Mengapa setan tidak pura-pura keluar? Kalau peniruan tadi berasal dari setan, mengapa setan yang merasuk itu tidak bekerja sama dengan setan yang meniru? Ada 2 jawaban:

a) Allah menguasai segala sesuatu, termasuk setan, dan Allah meng-atur sehingga setan itu tidak keluar.

b) Setan mempunyai banyak taktik! Ia tidak menipu kita dengan cara yang monotoon / cara yang sama terus menerus!

Kalau kita melihat Mat 7:22, maka kelihatannya di situ para pengu-sir itu berhasil mengeluarkan setannya, padahal para pengusir itu juga adalah orang kristen KTP. Tetapi di sini, setan itu tidak mau keluar, bahkan ia menyerang para pengusirnya, yang sebetulnya adalah anak-anaknya sendiri, dengan tujuan:

· supaya nama Yesus direndahkan.

Mungkin sekali karena peristiwa itu ada orang-orang yang lalu merendahkan nama Yesus, tetapi Kitab Suci tidak mencerita-kannya. Kitab Suci hanya menceritakan akibat yang positif dari peristiwa itu (ay 17-20). Ingat bahwa Kitab Suci memang tidak bertujuan menceritakan sejarah / segala sesuatu secara lengkap!

· supaya para pengusir setan seperti dalam Mat 7:22 kelihatan seperti asli, karena mereka ‘berhasil mengusir’ setan.

C) Akibatnya bagi gereja (ay 17-20).

1) Hal itu diketahui banyak orang sehingga:

a) Mereka menjadi takut, artinya mereka menjadi takut untuk meng-gunakan nama Yesus dengan sembarangan.

b) Nama Yesus ditinggikan.

Ay 17b: ‘makin masyhurlah nama Tuhan Yesus’. Ini terje­mahannya kurang tepat!

NASB: ‘the name of the Lord Jesus was being magnified’ (= nama Tuhan Yesus ditinggikan / dibesarkan).

2) Banyak orang kristen yang bertobat dari dosa-dosa mereka.

a) Ay 18 terjemahannya kurang tepat!

NASB: Many of those who had believed kept coming, confessing and disclosing their practices (= banyak dari mereka yang telah percaya datang, mengaku dosa dan menyingkapkan prak­tek-praktek mereka).

· kata-kata ‘had believed’ menunjukkan bahwa mereka sudah percaya sebe­lum saat itu. Jadi mereka adalah orang kristen, tetapi tidak jelas apakah mereka adalah kristen asli atau tidak.

· kata ‘practices’ oleh NIV diterjemahkan ‘evil deeds’ (= tindakan-tindakan jahat).

Sebetulnya kata ‘evil’ itu tak ada, tetapi kata Yunani yang diter-jemahkan ‘practices / deeds’ itu biasanya menunjuk pada tin-dakan yang jahat.

Kesimpulannya: orang-orang yang sudah kristen itu mengaku dosa dan bertobat.

b) Ay 19: orang-orang kristen yang lain membakar buku-buku sihir yang mahal.

· mereka bukannya menyimpan buku-buku sihir itu, karena:

* bisa menyebabkan mereka suatu hari kembali pada buku sihir itu.

* buku sihir itu bisa berbahaya karena mengandung kuasa gelap / roh jahat yang bisa mengganggu.

Tetapi benarkah hal ini? Kitab Suci tidak membenarkan ataupun membantah hal ini. Memang ada ayat yang seakan-akan tidak membenarkan hal ini, yaitu Hab 2:19, yang mengatakan ‘roh tidak ada sama sekali di dalamnya (berhala)’. Ini bisa diartikan bahwa berhala / jimat dsb tidak mengan-dung kuasa gelap. Tetapi kata Ibrani RUACH yang diterjemahkan ‘roh’, oleh NIV diterjemahkan ‘breath’ / nafas (bandingkan dengan Maz 135:17 dimana RUACH juga diterjemahkan ‘nafas’). Jadi Hab 2:19 itu sebenarnya hanya mengatakan bahwa berhala adalah benda mati yang tidak bisa berbuat apa-apa. Tujuannya untuk mengontraskan berhala yang mati itu dengan Allah yang hidup. Jadi jelas bahwa Hab 2:19 tidak menentang pandangan bahwa benda-benda seperti itu bisa mengandung kuasa gelap.

Dr. Kurt Koch, yang selama puluhan tahun mendedikasikan dirinya untuk menyelidiki Occultisme, mengatakan bahwa penyimpanan benda-benda seperti itu bisa menimbulkan berbagai macam gangguan, seperti adanya pertengkaran, penyakit, depresi, dan bahkan bunuh diri.

· mereka bukannya menjual buku-buku itu, lalu mempersembah-kan uangnya kepada Tuhan, karena:

* akan menjatuhkan pembeli ke dalam dosa.

* Tuhan menolak uang haram (Ul 23:18).

· mereka membakar buku-buku sihir yang mahal itu!

Kitab Suci memang menunjukkan perintah dan teladan untuk menghancurkan berhala, sekalipun berhala itu terbuat dari emas (Ul 7:5,25-26 Hak 6:25-28 Kel 32:20 2Raja-raja 18:4).

Pembakaran ini menunjukkan kebencian mereka pada dosa yang dulu mereka banggakan (bdk. Fil 3:4-9).

3) Gereja bertumbuh (ay 20).

Ada 3 alasan yang menyebabkan pertumbuhan gereja di sini:

a) Peristiwa dalam ay 13-16 makin menunjukkan bahwa Paulus ada-lah hamba Tuhan yang sejati, karena ia bisa menggunakan nama Yesus untuk mengusir setan / menyembuhkan penyakit, sedang-kan anak-anak Skewa itu tidak bisa!

b) Agama kafir yang menyembah Diana / Artemis itu banyak menggu­nakan magic / jimat / sihir dsb.

Kalau memang benar bahwa Skewa adalah imam dalam agama kafir yang menyembah Diana / Artemis, maka mungkin sekali anak-anaknya juga menggunakan magic, jimat, sihir dsb. Dan kegagalan mereka dalam mengusir setan menyebabkan orang-orang yang juga menggunakan sihir dsb itu bertobat.

c) Karena orang-orang kristen bertobat dan menyucikan diri (ay 18-19), maka Tuhan makin memberkati sehingga gereja bertumbuh.

Penerapan: sucikan diri saudara, khususnya dari hal-hal yang ter-masuk occultisme / penggunaan kuasa gelap, supaya gereja saudara bertumbuh!

Kesimpulan:

Sekalipun setan memalsukan pelayanan Paulus dengan maksud untuk meng-hancurkan pelayanan Paulus, tetapi Tuhan menguasai segala sesuatu­nya sehingga yang terjadi justru adalah kebaikan bagi gereja / pelayanan Paulus. Ini sesuai dengan Ro 8:28 yang berbunyi: “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah”.

Maukah saudara percaya bahwa segala sesuatu, yang kelihatannya merugikan sekalipun, akan menghasilkan kebaikan, baik bagi saudara secara pribadi, maupun bagi seluruh gereja?

-AMIN-

KISAH PARA RASUL 19:21-40

I) Paulus ingin ke Roma.

Paulus sudah cukup banyak / lama melakukan pelayanan di Efesus, sehing-ga sekarang gereja Efesus sudah cukup mapan. Dan karena itu dalam ay 21 kita melihat bahwa Paulus bermaksud untuk pergi ke Roma.

Ada 3 hal yang bisa kita pelajari tentang hal ini:

1) Paulus ingin pergi ke Roma, dan ia berdoa untuk hal itu, dan bahkan ia berdoa supaya Tuhan memberikan perjalanan yang baik, sukses, dan menyenangkan (bdk. Ro 15:22-29 Ro 1:13 Ro 1:10).

Ro 1:10 - KJV: ‘a prosperous journey’ (= perjalanan yang sukses, baik, menyenangkan).

Lit: ‘a happy journey’ (= perjalanan yang menyenangkan).

Akhirnya Tuhan memang mengabulkan keinginannya dan ia sampai di Roma, tetapi ia sampai di Roma dengan suatu cara yang berbeda dengan yang ia harap­kan, karena ia pergi ke Roma sebagai seorang tawanan (Kis 27-28).

Dari sini bisa kita lihat bahwa sekalipun kadang-kadang Tuhan memberi-kan apa yang kita minta dengan cara seperti yang kita harapkan, tetapi seringkali Ia memberikan dengan cara yang sama sekali tidak kita harapkan.

Misalnya:

· saudara berdoa meminta kesabaran, dan Tuhan lalu memberikan kepada saudara seadanya hal-hal / orang-orang yang menjengkelkan saudara, karena dengan cara itulah saudara bisa melatih diri untuk bersabar.

· saudara berdoa meminta iman yang lebih kuat, dan Tuhan lalu mem-beri­kan banyak problem kepada saudara, supaya dengan demikian saudara bisa berlatih untuk beriman kepada Tuhan dalam segala keadaan.

· saudara berdoa supaya saudara bisa lebih bersandar kepada Tuhan, dan Tuhan lalu menghancurkan segala sesuatu yang selama ini men-jadi sandaran saudara (mungkin uang, pekerjaan, kesehatan, kemam-puan, keluarga , suami, orang tua dsb), supaya saudara bisa berlatih untuk bersandar kepada Tuhan.

Seorang penafsir bernama Ironside memberikan sebuah syair sebagai berikut:

I asked the Lord that I might grow

in faith and love and every grace

Might more of His salvation know

And seek more earnestly His face

‘Twas He who taught me thus to pray

And He I trust has answered prayer

But it has been in such a way

As almost drove me to despair

(= Aku minta kepada Tuhan supaya aku bertumbuh

dalam iman dan kasih dan setiap kasih karunia

Bisa lebih mengenal keselamatanNya

Dan mencari wajahNya dengan lebih bersungguh-sungguh

Adalah Dia yang mengajar aku berdoa seperti itu

Dan aku percaya Dia telah menjawab doa

Tetapi dengan cara sedemikian rupa

Sehingga hampir membawa aku pada keputusasaan).

2) Keinginan Paulus untuk pergi (ke Yerusalem dan sesudah itu ke Roma) ini, sudah ada sebelum terjadinya huru hara di Efesus. Jadi, jelaslah bahwa ketika akhirnya dalam Kis 20:1 Paulus meninggalkan Efesus, itu bukan karena ia takut / lari gara-gara kerusuhan itu.

3) Paulus ingin pergi ke Roma, jelas untuk memberitakan Injil.

Sekalipun dalam ay 21 dikatakan ‘melihat Roma’, tetapi tentu ia tidak ingin pergi kesana hanya untuk melihat-lihat kota Roma, tetapi untuk memberitakan Injil. Ini terbukti dari Kis 28, ketika ia memberitakan Injil di Roma sekalipun ia datang di sana sebagai seorang tawanan.

Ini menunjukkan betapa rajinnya ia dalam memberitakan Injil! Ia betul-betul memberitakan Injil / Firman Tuhan, baik atau tidak baik waktunya, sesuai dengan apa yang ia ajarkan dalam 2Tim 4:2. Bagaimana dengan saudara?

Tetapi sebelum ia pergi, ia mengutus Timotius dan Erastus untuk mendahului dia, sementara ia masih tetap tinggal di Efesus. Dan pada saat itulah terjadi huru hara di Efesus (ay 23-40).

II) Huru hara di Efesus.

1) Latar belakang dari huru hara ini adalah penyembahan terhadap dewi Artemis.

· Artemis juga disebut Diana. Artemis adalah bahasa Yunaninya, dan Diana adalah bahasa Latinnya.

· Dalam ay 27 dikatakan ‘Artemis yang disembah oleh seluruh Asia dan seluruh dunia yang beradab’. Kata-kata ‘yang beradab’ sebe­tulnya tidak ada. Dan yang dimaksud dengan ‘seluruh dunia’ adalah wilayah kekaisaran Romawi (bdk. Luk 2:1). Ini menunjukkan bahwa penyem-bahan terhadap dewi Artemis ini sangat meluas!

· Efesus merupakan pusat penyembahan kepada Artemis ini! Dan di Efesus ada kuil Artemis yang luar biasa megah dan indahnya. Ba-ngunan yang berukuran panjang 425 kaki, lebar 220 kaki dan tinggi 60 kaki ini dibangun dalam waktu 220 tahun dan merupakan salah satu dari 7 keajaiban dunia pada saat itu!

· Dalam kuil Artemis di Efesus itu ada patung Artemis, yang diper­caya jatuh dari langit (ay 35 akhir).

William Barclay:

“The image of Artemis was not beautiful. It was black, squat, many-breasted figure, signifying fertility; it was so old that no one knew where it had come from or even of what material it was made. The story was that it had fallen from heaven” (= patung Artemis itu tidak indah. Patung itu hitam, berbentuk pendek gemuk, dengan banyak buah dada, menunjuk-kan kesu­buran; patung itu begitu tua sehingga tak seorangpun tahu dari mana datangnya atau bahkan dari bahan apa patung itu dibuat. Cerita-nya mengatakan bahwa patung itu jatuh dari langit).

Catatan: patung Artemis itu dipenuhi buah dada mulai dari bahu sampai ke kakinya.

Memang pada jaman itu (dan juga jaman sekarang) ada banyak agama yang membanggakan diri karena mempunyai benda-benda pujaan yang dianggap turun / jatuh dari langit. Mungkin ada yang sekedar dongeng, tetapi mungkin ada yang benar, dalam arti bahwa benda itu adalah sebuah meteor!

Dalam kekristenan tidak ada patung / batu / Kitab Suci / gereja dsb yang dianggap turun / jatuh dari langit! Kita memang tidak mempercayai bahwa Allah memberikan sesuatu apapun yang jatuh / turun dari langit untuk kita puja. Tetapi kita tidak perlu merasa minder karena hal itu, karena kita percaya bahwa Allah sendiri telah turun dari langit dan menjadi manusia di dalam diri Tuhan kita Yesus Kristus, yang telah mati dan bangkit untuk membereskan / menebus dosa-dosa kita! Kita bahkan seharusnya bangga mempunyai Allah seperti itu!

· Pada tahun 260 M kuil itu dibakar sehingga musnah, dan sekarang tak diketahui dengan pasti letak asalnya.

Artemis, yang pada jaman itu begitu besar dan dipuja oleh begitu banyak orang, seka­rang tidak mempunyai seorang pemujapun! Bandingkan dengan Tuhan kita Yesus Kristus, yang sekalipun pada waktu datang di dunia dihina dan direndahkan oleh banyak orang dan bahkan akhirnya mati disalib, tetapi lalu bangkit dan naik ke surga dan sekarang disembah oleh begitu banyak orang. Dan pada akhir jaman nanti, dengan rela ataupun terpaksa, setiap orang akan sujud menyembah Dia dan mengakuiNya sebagai Tuhan (Fil 2:9-11)!

2) Demetrius.

Penyembahan Artemis ini dimanfaatkan oleh Demetrius untuk mencari uang! Ia membuat sebuah perusahaan yang memproduksi kuil-kuilan Artemis dari perak (ay 24). Banyak orang yang membelinya sekedar sebagai souvenir, tetapi banyak juga yang membelinya dan terus memba-wanya sebagai jimat! Memang tahyul dan ajaran-ajaran kafir sering mem-beri keuntungan kepada orang-orang tertentu

Misalnya:

· kepercayaan bahwa kita bisa membakar rumah-rumahan kertas supa-ya keluarga kita yang mati bisa mempunyai rumah di alam baka, jelas hanya menguntungkan pembuat rumah-rumahan kertas itu! Lebih-lebih dengan adanya kepercayaan bahwa di dalam membeli rumah-rumahan kertas itu kita tidak boleh menawar!

· kepercayaan bahwa kita harus membuang kembang di tempat-tempat tertentu (pada perempatan dsb), tentu hanya menguntungkan penju­al kembangnya!

· kepercayaan yang mengharuskan pemasangan Hu, Pat Kwa dsb pada rumah kita, tentu hanya menguntungkan penjual barang-barang itu!

Karena itu, hati-hatilah dengan segala macam ajaran / tahyul yang se-ngaja diciptakan oleh orang-orang tertentu untuk mendatangkan keun-tungan bagi dirinya sendiri!

3) Paulus.

Dalam situasi kota Efesus dengan penyembahannya kepada Artemis dan tahyulnya yang menguntungkan Demetrius, muncullah Paulus. Paulus lalu memberitakan Injil dan mengajarkan Firman Tuhan di sana. Dan ia juga memberikan pengajaran yang menentang penyembahan berhala (ay 26 bdk. 17:29).

Perhatikan bahwa di sini Paulus jelas menyerang agama lain! Seka­lipun sedapat mungkin kita tidak menyerang ajaran agama lain, tetapi sering-kali hal ini tidak bisa terhindarkan karena adanya pertentangan antara ajaran kekristenan dengan agama lain itu.

Misalnya: mengajarkan bahwa Yesus adalah satu-satunya jalan ke surga (Yoh 14:6 Kis 4:12 1Yoh 5:11-12), secara implicit sudah menyerang agama lain!

4) Kemarahan dan hasutan Demetrius.

a) Alasan kemarahan Demetrius (ay 25-27).

Alasan no 1 adalah uang (ay 27a), dan alasan no 2 adalah agama. Sebetulnya alasan no 2 ini hanya sebagai kedok (ay 27b).

William Barclay:

“Their trouble was that their pockets were being touched” (= problem mereka adalah karena kantong mereka disentuh).

Demetrius menentang Kristus / kekristenan karena ia merasa diru-gikan oleh semua itu (bdk. Mat 8:34). Demetrius menentang ajaran yang benar, dan mempertahankan ajaran yang salah, demi keuntung-an pribadi!

b) Bahwa Demetrius merasa kuatir perusahaannya akan bangkrut (ay 27), membuktikan efektifnya pelayanan Paulus.

Andaikata gereja jaman ini sama efektifnya dengan pada saat itu, maka komplex pelacuran, pabrik rokok, bandar judi, dsb juga akan kuatir dan marah kepada gereja! Tetapi kenyataannya, pada saat ini mereka sama sekali tidak menguatirkan gereja, karena banyak orang kristen yang tetap melacur, merokok, dan main judi! Dan ini mem-buktikan rendahnya keefektifan gereja pada saat ini! Karena itu, marilah kita banyak berdoa, berusaha untuk hidup suci, dan memberitakan Injil / Firman Tuhan supaya gereja jaman ini menjadi sama efektifnya seperti gereja abad I!

c) Kemarahan dan kekuatiran Demetrius menunjukkan bahwa Paulus betul-betul memberitakan seluruh Injil dan kebenaran Firman Tuhan!

Pulpit Commentary:

· “It is doubtful whether we are declaring the whole counsel of God, if we are provoking no hostility by our utterance” (= Adalah sesuatu yang meragukan apakah kita betul-betul memberita­kan seluruh kehendak Allah kalau kita tidak menimbulkan permusuhan karena ucapan kita).

· “The Gospel of Christ cannot be proclaimed in its fullness without giving occasion for many to say, here and there, now and again, ‘This our craft is in danger’” (= Injil Kristus tidak bisa diberitakan sepe-nuhnya tanpa berulang-ulang dan dimana-mana menyebabkan ba-nyak orang berkata: ‘pekerjaan kita ada dalam bahaya’).

Bandingkan dengan kata-kata Paulus dalam Gal 4:16 - “Apakah de-ngan mengatakan kebenaran kepadamu aku telah menjadi musuhmu?”.

Karena itu kalau ada Pendeta / Penginjil yang memberitakan Injil / Firman Tuhan tanpa pernah menimbulkan kekuatiran pada orang-orang tertentu, yang lalu menimbulkan permusuhan / oposisi, mungkin sekali Pendeta / Penginjil itu tidak memberitakan seluruh Firman Tuhan, tetapi mengkompromikan Firman Tuhan!

d) Demetrius lalu berusaha melawan / menghancurkan Paulus dengan jalan menghasut tukang-tukangnya sehingga menimbulkan huru hara massal.

Alangkah kontrasnya cara Paulus dan cara Dimetrius! Paulus selalu memberitakan Injil / Firman Tuhan dengan menggunakan argu­mentasi.

Ay 26: ‘membujuk’.

NIV: ‘has convinced’ (= telah meyakinkan).

KJV/RSV/NASB: ‘hath / has persuaded’ (= telah membujuk / meyakin-kan dengan menggunakan argumentasi).

Demetrius tidak bisa melawan Paulus dengan mengadu argumentasi, dan karena itu ia menggunakan hasutan yang menimbulkan huru hara massal!

Penerapan:

Adalah sesuatu yang menarik bahwa Yesus maupun rasul-rasul dan orang-orang kristen abad I selalu menang dalam adu argu-mentasi! Ini disebabkan karena mereka mempunyai pengetahuan / pengertian yang baik sekali tentang kebenaran dan mereka dipimpin oleh Roh Kudus dalam perdebatan itu (bdk. Kis 6:10). Dan adalah sesuatu yang aneh kalau banyak orang kristen jaman ini mengaku dipenuhi Roh Kudus tetapi sering tidak bisa mempertahankan diri dalam adu argumentasi, dan bahkan beralasan bahwa penggunaan otak dalam adu argumentasi menunjukkan bahwa kita tidak beriman!

5) Terjadi huru hara.

a) Ay 29 mengatakan bahwa ‘seluruh kota menjadi kacau dan mereka ramai-ramai membanjiri gedung kesenian’. Ini salah terjemahan!

NIV: ‘rushed as one man into the theater’ (= menyerbu sebagai satu orang ke dalam gedung kesenian).

NASB: ‘rushed with one accord into the theater’ (= menyerbu dengan satu hati ke dalam gedung kesenian).

Jadi, dari ay 29 ini kelihatannya mereka bersatu. Tetapi per­hatikan ay 32! Di sana terlihat bahwa mereka berbeda pendapat satu dengan yang lain, bahkan mayoritas dari mereka tidak tahu apa sebabnya mereka berkumpul di sana! Jadi, jelaslah bahwa kesatuan yang di-maksud dalam ay 29 hanyalah kesatuan dalam tindakan lahiriah, bukan kesatuan hati.

b) Ay 28,34 menunjukkan bahwa mereka berteriak-teriak: ‘Besarlah Arte-mis, dewi orang Efesus’.

Teriakan histeris seperti ini justru menunjukkan bahwa mereka tidak mengimani apa yang mereka teriakkan!

Ironside:

“Very often, the less that certain people know about things, the more they shout about them and try to convince themselves as to their truth by the noise they make” (= Sangat sering, makin sedikit orang-orang tertentu tahu tentang hal-hal terten­tu, makin banyak mereka berteriak tentang hal-hal itu, dan berusaha meyakinkan diri mereka sendiri berhubungan dengan kebenaran mereka dengan suara / keributan yang mereka perbuat).

Penerapan:

Jaman sekarang, ada banyak gereja / persekutuan, yang juga selalu dipenuhi dengan teriakan-teriakan yang histeris. Apa sebetulnya bedanya dengan orang-orang kafir di Efesus itu?

Juga kalau kita melihat orang-orang tertentu mendoakan orang sakit, mereka sering berteriak berulang-ulang seperti: “Kami percaya bahwa Engkau adalah Allah yang mahakuasa. Kami percaya bahwa Engkau mau / telah menyembuhkan orang ini. Kami percaya bahwa saat ini juga saudara kami ini telah Engkau sembuhkan” dsb. Apa perlunya kalimat-kalimat itu diteriakkan dan diulangi terus menerus? Apakah ini bukan suatu doa yang bertele-tele? Apakah ini tidak sama dengan apa yang dilakukan oleh orang-orang Efesus di sini, dimana mereka berusaha meyakinkan diri mereka sendiri dengan menyugesti diri sendiri?

c) Adanya huru hara itu bukanlah karena kesalahan Paulus.

Kemanapun Paulus pergi, selalu timbul huru-hara sehingga ia disebut ‘trouble maker’ (= pembuat keributan / pengacau) dalam Kis 24:5! Tetapi apakah terjadinya huru hara ini merupakan kesalahan Paulus? Tentu saja tidak! Yesus sendiri sudah berkata bahwa Ia datang bukan membawa damai tetapi membawa pedang (Mat 10:34), dan karena itu dimanapun Injil diberitakan, bisa saja terjadi kekacauan. Tetapi ini adalah kesalahan dari orang-orang yang menolak Injil itu, bukan kesalahan pemberita Injilnya!

6) Penanganan huru hara.

a) Paulus mau menangani huru hara itu, tetapi dilarang oleh murid-muridnya dan para pembesar yang pro Paulus (ay 30-31). Paulus tidak bersikap keras kepala dan ia menuruti nasehat mereka.

b) Seorang Yahudi yang bernama Alexander mau menangani huru hara itu, tetapi ketika massa itu tahu bahwa ia adalah orang Yahudi, mere-kapun menolak dia (ay 33-34), karena:

· orang Yahudi juga menentang berhala.

· Yahudi merupakan kebangsaan Paulus.

· Yahudi dianggap sebagai sumber kekristenan atau bahkan diang­gap satu / sama dengan kekristenan. Ini pandangan yang sangat lazim tetapi sangat salah. Mayoritas orang Yahudi sampai saat ini termasuk anti Kristen!

c) Panitera kota menenangkan massa itu dengan:

· Menggunakan dusta (ay 35-36).

Bagi dia, yang penting tujuannya terlaksana. Bagaimana cara­nya tidak jadi soal! hal seperti ini begitu banyak terjadi di Indonesia. Tetapi orang kristen tidak boleh menggunakan cara seperti ini!

· Mengatakan bahwa Paulus maupun orang-orang kristen toh tidak merampok kuil ataupun menghujat Artemis (ay 37).

· Memberitahu bahwa mereka harus menempuh cara yang benar yaitu melalui pengadilan (ay 38-39).

* dari sini terlihat bahwa panitera kota itu sebetulnya tahu kalau Demetriuslah yang menjadi penyebab huru hara itu, tetapi ia takut untuk menindak Demetrius.

* petunjuknya untuk mengajukan Paulus dan orang kristen Efe-sus ke pengadilan, ternyata tidak ditanggapi oleh Demetrius, yang tahu bahwa ia sebetulnya tidak punya dasar apa-apa.

· Memberi tahu mereka bahwa pemerintah Roma benci pada huru hara (ay 40). Pada saat itu memang ada hukum Romawi yang mengancam orang yang menimbulkan huru hara dengan hukuman mati.

Dengan kata-katanya ini akhirnya huru hara itu bubar. Dari sini terlihat bahwa Tuhan bisa menolong Paulus dan gereja Efesus saat itu de-ngan menggunakan panitera kota yang adalah orang kafir, pemerin-tahan Romawi yang adalah pemerintah kafir, dan hukum Romawi yang adalah hukum kafir!

Kesimpulan / penutup:

Paulus diserang karena ia hidup bagi Tuhan, tetapi Tuhan bisa menolong dengan cara yang luar biasa! Kalau saudara hidup bagi Tuhan, maka saudara-pun akan mengalami serangan. Tetapi jangan takut, jangan mundur, dan jangan berkompromi dengan setan! Tuhan bisa menolong saudara dengan cara-cara yang tidak terduga!

-AMIN-

KISAH PARA RASUL 20:1-12

I) Dari Efesus ke Troas.

1) Sebelum meninggalkan Efesus, Paulus menguatkan murid-murid di Efesus (ay 1).

Jelas bahwa huru hara yang terjadi di Efesus dalam Kis 19 menyebabkan banyak orang kristen Efesus menjadi takut. Karena itu maka Paulus menguatkan mereka, jelas dengan menggunakan Firman Tuhan.

Penerapan: pada saat kita mundur, takut, lemah, jatuh dsb, maka kita justru membutuhkan Firman Tuhan untuk menguatkan kita kembali! Kare-na itu jangan justru makin menjauhi Firman Tuhan, baik dalam Kebaktian, Pemahaman Alkitab, maupun Saat Teduh pribadi!

Kesaksian: suatu hari saya merasa sumpek dan bingung karena problem-problem dalam gereja. Besoknya pada waktu saya bersaat teduh, saya berdoa tentang hal itu dan meminta petunjuk dari Tuhan melalui Firman-Nya, dan Firman Tuhan yang saya dapatkan dari saat teduh itu diambil dari Nahum 1:3, yang dalam terjemahan KJV berbunyi: “The Lord hath his way in the whirlwind and in the storm” (= Tuhan mempunyai jalanNya dalam puting beliung dan dalam badai). Jadi, sekalipun bagi manusia tidak ada jalan, tetapi bagi Tuhan selalu ada jalan! Ayat itu langsung ‘berbicara’ kepada saya dan menghibur / menguatkan saya!

2) Paulus menjelajahi Makedonia dan menguatkan orang-orang kristen di sana (ay 2).

Paulus sendiri yang dulu memberitakan Injil di sana, dan sekarang ia kembali ke sana untuk meneguhkan iman mereka. Ini sesuai dengan perintah Yesus untuk memberitakan Injil dan mengajar (Mat 28:19).

Penerapan: tugas saudara bukan hanya memberitakan Injil, tetapi juga mengajar untuk menumbuhkan iman orang yang sudah bertobat. Kalau saudara sendiri tidak bisa mengajar, setidaknya saudara bisa mengajak orang itu datang ke Pemahaman Alkitab supaya ia bisa belajar Firman Tuhan dan bertumbuh dalam iman.

3) Ia mau pergi ke Siria, tetapi karena adanya usaha pembunuhan terhadap dirinya, ia lalu kembali ke Makedonia dan lalu pergi ke Troas (ay 3,6).

Ini menunjukkan bahwa hidup Paulus penuh dengan penderitaan dan bahaya. Mengapa? Karena ia selalu memberitakan Injil dan hidup sesuai dengan kehendak Tuhan, sehingga setan menyerang dia habis-habisan.

Penerapan: apakah hidup saudara aman-aman saja? Mungkin sekali se-tan tidak menyerang saudara karena saudara tidak pernah memberitakan Injil! Atau saudara memberitakan Injil juga, tetapi saudara menyeleksi orang-orang yang akan diinjili, dan saudara hanya memberitakan Injil kepada orang yang ‘aman’ untuk diinjili! Hidup juga bisa ‘aman’ karena saudara selalu berkompromi dengan dosa / dunia.

II) Pelayanan Paulus di Troas.

1) Mereka bertemu pada hari ke 1 dalam minggu itu (ay 7 bdk. Yoh 20:19,26 1Kor 16:2). Hari yang pertama adalah hari Minggu. Sekalipun hari Sabat seharusnya adalah hari ke 7, yang adalah hari Sabtu, tetapi sejak kebangkitan Yesus yang terjadi pada hari Minggu, maka gereja-gereja abad I bertemu / beribadah pada hari Minggu! Dan karena itu, sekalipun dalam Kitab Suci tidak ada ayat yang secara explicit mengubah hari kebaktian dari Sabtu menjadi Minggu, tetapi berbakti pada hari Minggu jelas merupakan sesuatu yang alkitabiah!

2) Mereka memecah-mecahkan roti (ay 7,11).

Ada yang mengatakan bahwa ini hanya menunjuk pada Perjamuan Kudus, tetapi ada juga yang menganggap bahwa ini menunjuk pada Per-jamuan Kudus, dan Perjamuan Kasih (love-feast) sekaligus.

3) Di ruang pertemuan mereka ada banyak lampu (ay 8).

Ada 2 hal yang bisa kita pelajari dari sini:

a) Dalam ruangan untuk kebaktian kita harus mengatur suasana ruangan sehingga mendukung pengajaran / penerimaan Firman Tuhan. Ada cukup banyak hal yang bisa kita perhatikan seperti:

· penerangan yang cukup. Ini penting baik untuk pengkhotbahnya maupun untuk jemaatnya dalam membaca Kitab Suci. Ada gereja yang sengaja diberi penerangan yang suram, mungkin supaya lebih romantis / artistik. Tetapi ingat bahwa gereja adalah tempat belajar Firman Tuhan, dan gereja yang penerangannya suram, pasti tidak bisa terlalu menekankan pengajaran Firman Tuhan!

· penggunaan AC. Cuaca panas membuat jemaat mendengarkan Firman Tuhan sambil kipasan, dan juga membuat pengkhotbah bercucuran keringat. Semua ini bisa merusak konsentrasi baik dari pengkhotbah maupun jemaat. Penggunaan AC bisa mengatasi problem ini, dan karena itu jangan menganggap penggunaan AC ini sebagai suatu kemewahan, atau sebagai perwujudan dari ketidakmauan menderita (kepanasan) bagi Tuhan.

· Akustik ruangan. Ruangan yang menggema pasti menyukarkan orang untuk mendengar Firman Tuhan. Saya tidak mengerti mengapa ada gereja yang membiarkan hal seperti ini terjadi dalam gerejanya, dan tidak berusaha memperbaikinya, padahal mereka mempunyai cukup uang untuk itu. Ini pasti menunjukkan bahwa gereja itu tidak terlalu mementingkan pemberitaan Firman Tuhan.

· Sound-system. Sound-system yang jelek, juga bisa mengacaukan pemberitaan / penerimaan Firman Tuhan. Juga microphone yang diberikan tanpa stand, bisa menganggu pemberita firman dalam memberitakan firman, karena tangannya harus membuka Kitab Suci dan catatan khotbah dan juga memegang microphone itu.

· banyaknya nyamuk. Adalah sesuatu yang mengherankan bahwa ada banyak gereja penuh dengan nyamuk, dan gereja itu mem-biarkan hal itu begitu saja. Ini tidak bisa dibiarkan, karena inipun mengganggu konsentrasi jemaat baik pada waktu berdoa maupun mendengar Firman Tuhan. Kita bisa menanganinya dengan mela-kukan penyemprotan secara rutin, atau dengan menggunakan Baygon Electronic / obat nyamuk.

· tempat duduk yang enak. Tempat duduk yang tidak enak bisa mengganggu, tetapi tempat duduk yang terlalu enak juga bisa menyebabkan jemaat tidur di gereja!

· ketenangan. Ada gereja yang mengadakan Pemahaman Alkitab pada jam yang sama dengan latihan paduan suara, sehingga ketenangan dalam suasana Pemahaman Alkitab menjadi kacau. Ini lagi-lagi adalah gereja yang tidak mementingkan Firman Tuhan.

b) Bahwa Lukas sebagai penulis Kisah Rasul bisa menuliskan kalau saat itu digunakan banyak lampu, membuktikan bahwa ia adalah saksi mata, dan ia tidak mendapat cerita ini dari orang lain (karena tak mungkin orang menceritakan hal yang begitu remeh seperti ini).

Bahwa Lukas adalah saksi mata juga terlihat dari ay 5 yang mulai mengubah kata ganti orang ‘mereka’ menjadi ‘kami’. Tadinya peng-gunaan kata ‘kami’ berhenti pada Kis 16:17, yang menunjukkan bahwa Lukas berpisah dengan Paulus. Sekarang, mulai ay 5, kembali digu-nakan kata ‘kami’ yang menunjukkan bahwa Lukas kembali bergabung dengan Paulus.

4) Paulus berkhotbah sangat lama.

a) Lamanya khotbah Paulus.

Dalam ay 7 dikatakan ia berkhotbah sampai tengah malam (tidak dike-tahui kapan mulainya). Lalu dalam ay 11 dikatakan ia berkhotbah terus sampai pagi!

Seorang penafsir mengatakan bahwa kota Troas terletak di 40 derajad Lintang Utara, dan saat itu adalah masa Paskah (ay 6a,16b) dan itu adalah sekitar awal Mei. Pada saat itu di sana, matahari terbenam pada pk. 7 malam dan terbit pada pk. 5 pagi. Kalau kita anggap bahwa Paulus mulai berkhotbah pk. 9 malam sampai pk. 5 pagi, itu berarti ia berkhotbah selama 8 jam. Kalaupun terputus di tengah jalan karena peristiwa kematian Eutikhus dan pemecahan roti, paling-paling dipotong sekitar 2 jam. Jadi Paulus berkhotbah selama 6 jam!

Seseorang mengatakan: “That which would be unwise as a rule is allowable as an exception” (= Apa yang tidak bijaksana kalau diterapkan sebagai peraturan, diijinkan sebagai perkecualian).

Saya setuju dengan kata-kata ini! Memang tidak bijaksana untuk berkhotbah selama 6 jam dalam tiap kebaktian! Tetapi bahwa pada saat itu jemaat bisa mendengar selama 6 jam, itu betul-betul menun-jukkan kerohanian dan kerinduan pada Firman Tuhan yang luar biasa! Bagaimana kalau dibandingkan dengan diri saudara?

b) Cara Paulus menyampaikan Firman Tuhan.

Mungkin sekali di sini Paulus tidak berkhotbah dengan sistim 1 arah (ia bicara dan jemaat mendengar), tetapi dengan sistim 2 arah, sekalipun tentu saja Paulus yang lebih banyak berbicara.

Ini terlihat dari kata ‘berbicara’ dalam ay 7 yang bahasa Yunaninya adalah DIELEGETO, dan kata ‘berbicara’ dalam ay 9 yang bahasa Yunaninya adalah DIALE­GOMENOU. Kedua kata Yunani ini mem-punyai akar kata yang sama yaitu DIALEGOMAI, yang berarti ‘to discuss, to debate’ (= mendiskusikan, mendebatkan).

Ada 2 hal yang perlu diperhatikan dalam pemberitaan Firman Tuhan yang menggunakan sistim diskusi:

· Sistim diskusi memang memungkinkan pemberitaan Firman Tuhan lebih lama, asalkan semua orang mau terlibat. Kalau ada yang tidak mau terlibat, maka biasanya mereka jadi mengantuk.

· Sistim ini baru bisa jalan kalau:

* pemimpinnya berkarunia untuk mengarahkan diskusi itu.

* orang-orangnya punya pengertian Firman Tuhan yang baik.

Karena itu, pertimbangkanlah hal-hal di atas itu lebih dulu sebe­lum saudara ‘asal meniru’ sistim ini.

5) Peristiwa Eutikhus (ay 9-12).

a) Ia duduk di jendela (ay 9a), mungkin karena ruangan penuh / tempat duduk tidak cukup.

b) Ia mengantuk lalu tertidur (ay 9b).

Mengapa ini bisa terjadi?

· saat itu sudah terlalu malam. Tetapi mengapa hanya dia saja yang mengantuk dan tertidur sedangkan yang lain tidak?

· mungkin karena Paulus amat lama berbicara (ay 9). Ada orang-orang yang bahkan menyalahkan Paulus. Tetapi saya tidak setuju karena:

* Setelah peristiwa Eutikhus, Paulus bahkan meneruskan khot­bahnya sampai pagi (ay 11).

* Orang-orang yang lain bisa tetap mendengar.

· mungkin karena ia lelah bekerja sepanjang hari. Ini tidak membe-narkan dia, karena itu adalah hari Minggu yang seharusnya adalah hari istirahat!

· mungkin karena ia duduk di jendela. Dalam ruangan mungkin panas dan pengap. Tetapi karena ia duduk di jendela, ia terkena angin yang sejuk, sehingga ngantuk dan tertidur. Karena itu pada waktu mencari tempat duduk dalam gereja kita juga perlu memilih. Mungkin perlu memperhatikan sorotan angin dari AC, dan men-jauhi orang yang selalu mengajak bicara pada waktu kebaktian / khotbah.

· mungkin karena ia tidak / kurang rindu pada Firman Tuhan!

c) Ia jatuh dari lantai 3 (ay 9c).

Yang dipersoalkan adalah: apakah Eutikhus mati atau tidak?

· Ada yang mengatakan: tidak!

Keil & Delitzsch, dalam tafsirannya tentang 1Raja-raja 17:17-24, mengatakan: “the youth mentioned in Acts 20:10 was only apparently dead” (= anak muda yang disebutkan dalam Kis 20:10 hanya kelihat-annya saja mati).

Alasannya: dalam ay 10 dikatakan bahwa ‘ia masih hidup’ [Lit: ‘for the soul of him is in him’ (= karena jiwanya ada dalam dia)].

· Mayoritas penafsir mengatakan: ya!

Alasannya:

* untuk apa peristiwa ini diceritakan kalau Paulus hanya me-nyembuhkan orang yang pingsan? Tetapi kalau Eutikhus betul-betul mati, maka ini adalah peristiwa pembangkitan orang mati, yang merupakan mujijat yang besar, sehingga layak untuk dice-ritakan di sini

* kalau Eutikhus pingsan, untuk apa Paulus merebahkan diri di atasnya? Apakah tindakan ini tidak malah membunuh Euti-khus? Tetapi kalau Eutikhus mati, maka tindakan Paulus ini meniru Elia dan Elisa yang pernah membangkitkan orang mati dengan cara seperti itu (1Raja 17:21 2Raja 4:34). Tetapi ini tentu tidak berarti bahwa saudara boleh meniru hal ini!

* ay 9d mengatakan bahwa ‘ia sudah mati’.

Ingat bahwa penulis Kisah Rasul adalah Lukas yang adalah seorang tabib / dokter (Kol 4:14), dan tadi sudah kita lihat bahwa ia adalah seorang saksi mata! Tidak mungkin ia tidak bisa membedakan antara orang mati dan orang pingsan!

* ay 12 mengatakan bahwa ‘mereka mengantarkan orang muda itu hidup ke rumahnya’. Penekanan ‘hidup’ ini secara implicit menunjukkan bahwa tadinya ia mati.

Tetapi, kalau pada saat itu ia memang sudah mati, mengapa ay 10 mengatakan bahwa ia masih hidup / jiwanya masih ada di dalam dia? Mungkin kata-kata ini diucapkan oleh Paulus dalam arti yang sama seperti waktu Yesus berkata tentang anak Yairus (yang pada saat itu jelas sudah mati): ‘... ia tidak mati, tetapi tidur’ (Luk 8:52b Mat 9:24 Mark 5:39b). Apa artinya? Artinya adalah: ia memang mati, tetapi ia bisa dibangkitkan.

d) Sekalipun Eutikhus berhasil dibangkitkan kembali, tetapi jelas bahwa hal ini mengajar kepada dia maupun kepada kita, untuk tidak mengan-tuk / tidur pada waktu mendengar Firman Tuhan!

Karena itu mari kita lihat macam-macam hal yang bisa membuat kita mengantuk pada waktu mendengar Firman Tuhan, dan bagaimana cara mengatasinya:

· Kurang tidur. Ini sering terjadi pada jemaat dalam kebaktian Minggu pagi, kalau malamnya mereka tidur terlalu malam (nonton TV, acara malam minggu dsb).

Cara mengatasi: kuasai diri untuk tidur lebih pagi; minum kopi; ikut kebaktian sore.

· lelah. Ini sering terjadi kalau saudara bekerja pada hari Minggu, atau keluar kota dulu baru pergi ke kebaktian sore.

Cara mengatasi: sadarilah bahwa pada hari Sabat kita diharus­kan untuk beristirahat. Tetapi juga ingat bahwa istirahat itu diberikan oleh Tuhan dengan tujuan supaya kita bisa berbakti! Kalau sau-dara piknik dsb sehingga saudara tidak bisa berbakti dengan baik, maka saudara sudah menyalahgunakan hari istirahat itu!

· obat yang membuat kita mengantuk. Banyak obat flu / batuk (dan juga obat-obat lain) yang bisa membuat kebanyakan orang me-ngantuk. Karena itu sedapat mungkin janganlah minum obat-obat seperti itu sebelum acara pemberitaan Firman Tuhan.

· kesehatan yang jelek. Gangguan kesehatan tertentu, seperti ku-rang darah dsb, juga bisa membuat orang jadi mudah mengantuk. Karena itu, kita harus menjaga / memperbaiki kesehatan kita dengan obat, vita­min, olah raga, makanan bergizi, atau bahkan dengan diet (tergantung dari penyakitnya).

· perut yang kenyang. Memang perut yang sangat lapar juga bisa mengganggu konsentra­si! Tetapi perut yang terlalu kenyang menyebabkan kita mengantuk. Karena itu lebih baik makan tetapi tidak sampai terlalu kenyang.

· pengkhotbah yang jelek. Suara pengkhotbah yang mono­toon, atau isi khotbah yang tidak karuan, pasti menyulitkan konsentrasi.

Cara mengatasi: jangan pilih pengkhotbah seperti itu!

· saudara tidak / kurang rindu Firman Tuhan.

Cara mengatasi: datanglah kepada Kristus dan bertobatlah dari segala dosa-dosa saudara, maka saudara akan menerima kesela-matan dan sekaligus Roh Kudus, yang akan memberikan kerin-duan terhadap Firman Tuhan dalam diri saudara!

Maukah saudara berusaha untuk selalu segar / penuh konsentrasi pada waktu mendengar Firman Tuhan?

-AMIN-

KISAH PARA RASUL 20:13-38

I) Dari Troas ke Miletus.

1) Paulus berjalan kaki, sedangkan teman-temannya naik kapal (ay 13).

Mengapa? Ada beberapa kemungkinan:

a) Karena kesehatannya (Calvin).

b) Karena mau menemui orang-orang tertentu.

c) Karena mau sendirian dengan Tuhan.

Yesus juga melakukan hal seperti ini dalam Mat 14:22-23, dimana Ia memisahkan diri dari murid-muridNya supaya bisa berdoa sendirian. Ini memang merupakan sesuatu yang penting bagi kita! Ingat bahwa Kitab Suci menggambarkan hubungan antara Tuhan dengan kita sebagai sepasang mempelai / kekasih. Itu jelas menunjukkan bahwa kita harus mempunyai waktu untuk sendirian dengan Tuhan.

Apakah saudara selalu rajin dan tekun dalam bersaat teduh, dimana saudara bisa berdoa dan membaca Firman Tuhan secara pribadi? Ada banyak hal yang bisa menyebabkan saudara tidak / kurang memberi waktu untuk sendirian bersama Tuhan:

· saudara begitu sibuk dengan dunia (pekerjaan, pelajaran sekolah, TV, pacaran, hobby, dsb), sehingga tidak ada waktu untuk sendi-rian dengan Tuhan. Kalau ini adalah kasus saudara, maka bacalah Yak 4:4 dan 1Yoh 2:15-17! Ingat juga bahwa Tuhan tidak senang adalah ‘allah lain’ dalam hidup saudara (Kel 20:3).

· saudara sibuk dengan pelayanan sehingga tidak ada waktu untuk Tuhan. Kalau ini adalah kasus saudara, maka bacalah Luk 10:38-42!

· saudara memang tidak / kurang mengasihi Tuhan.

Mungkin ini sebetulnya merupakan alasan utama mengapa banyak orang tidak mau menyediakan waktu untuk sendirian dengan Tu-han. Kalau ini adalah kasus saudara, maka renungkanlah bagai-mana Yesus sudah mengalami penderitaan yang begitu hebat dan bahkan sudah mati di kayu salib untuk saudara, karena cintaNya kepada saudara! Tidakkah saudara harus membalas kasih dan pengorbananNya yang begitu besar bagi saudara?

2) Dalam ay 16 dikatakan bahwa Paulus ingin sampai di Yerusalem sebelum hari Pentakosta.

a) Pentakosta adalah hari raya Yahudi.

Yang dimaksud dengan hari Pentakosta di sini bukanlah hari turun­nya Roh Kudus, tetapi salah satu dari tiga hari raya orang Yahudi, yang terjadi 7 minggu atau 50 hari setelah Passover (= Paskah Perjanjian Lama, yaitu keluarnya Israel dari Mesir).

Hari Pentakosta ini juga mempunyai nama-nama lain, seperti:

· hari raya menuai (Kel 23:16).

· hari hulu hasil (Bil 28:26).

· hari raya tujuh minggu (Kel 34:22 Ul 16:10,16 2Taw 8:13).

Kalau saudara mau tahu lebih banyak tentang hari Pentakosta ini, bacalah Kel 23:16 Im 23:15-22 Bil 28:26-31 Ul 16:9-12.

b) Paulus melihat kesempatan untuk memberitakan Injil dan ia meman-faatkan kesempatan itu.

Paulus ingin sampai di Yerusalem sebelum hari Pentakosta, karena pada hari itu, orang-orang Yahudi dari segala penjuru berkumpul di Yerusalem (bdk. Kis 2:5-11), sehingga tentu merupakan kesempatan yang sangat baik untuk memberitakan Injil. Ini menunjukkan bahwa Paulus mempunyai mata yang tajam untuk melihat kesempatan untuk memberitakan Injil, dan ia selalu berusaha untuk meman­faatkan setiap kesempatan untuk memberitakan Injil!

Sebetulnya dalam hidup kita ada banyak kesempatan untuk memberi­takan Injil. Tetapi seringkali mata kita tidak melihat kesempatan itu. Atau sekalipun mata kita melihat, kita tidak berani untuk memanfaat-kan kesempatan itu dengan betul-betul memberitakan Injil.

Karena itu, berdoalah supaya Tuhan membuka mata saudara sehing-ga bisa melihat kesempatan itu, dan supaya Tuhan memberikan sau-dara keberanian dan pimpinan untuk bisa memanfaatkan kesempatan itu!

II) Pembicaraan dengan para penatua Efesus.

Dari bagian ini kita bisa belajar tentang diri / kehidupan Paulus dan pela-yanannya.

A) Diri / kehidupan Paulus.

1) Paulus adalah orang yang rendah hati (ay 19).

Adalah sesuatu yang aneh bahwa ada seorang yang rendah hati bisa mengakui bahwa ia adalah orang yang rendah hati! Biasanya orang yang rendah hati tidak menyadari kalau ia rendah hati, dan kalaupun ia menyadari hal itu, ia tidak akan mengatakan kepada orang lain bahwa ia adalah orang yang rendah hati. Tidak ada yang lebih meng-gelikan / tidak masuk akal dari pada orang rendah hati yang me-nyombongkan kerendahan hatinya!

Memang Yesus sendiri mengatakan bahwa Ia adalah orang yang rendah hati (Mat 11:29), tetapi mungkin sekali Yesus bisa seperti itu, karena Ia adalah manusia dan sekaligus juga adalah Allah!

Sebetulnya, sekalipun Paulus memang rendah hati, tetapi ia tidak mengatakan bahwa dirinya rendah hati. Ia mengatakan bahwa ia melayani Tuhan dengan rendah hati (ay 19). Melayani dengan rendah hati artinya:

a) Ia banyak berdoa dalam melayani.

Ia tidak bersandar pada kekuatan, kepandaian, kemampuan, atau-pun pada karunianya sendiri, tetapi kepada Allah (bdk. 1Kor 2:4 2Kor 1:8-9 2Kor 12:7-10).

Penerapan:

Apakah saudara banyak berdoa dalam pelayanan saudara? Apa-kah saudara berdoa kalau saudara:

· mau / sedang memberitakan Injil?

· mau mengajak orang ke gereja?

· mau mengajar sekolah minggu?

· mau menyanyi dalam paduan suara / vocal group?

· mau melayani sebagai pemimpin liturgi?

Ingat bahwa tanpa Tuhan saudara tidak bisa melakukan apapun, tetapi dengan Tuhan saudara bisa melakukan apapun (bdk. Yoh 15:5 Fil 4:13)!

b) Ia tidak menjadi diktator dalam gereja (bdk. 1Pet 5:2-3).

Ingat bahwa Tuhan tidak pernah memberi mandat kepada 1 orang tunggal untuk menjadi penguasa gereja! Dan karena itu, gereja harus diperintah oleh sekelompok orang, yaitu tua-tua / majelis, dan bukannya dikuasai dan diatur oleh 1 orang tunggal, baik orang itu adalah Pendeta, atau ketua majelis, donatur yang besar dsb!

Kalau saudara adalah seorang diktator, atau kalau saudara mem-punyai keinginan supaya semua orang dalam gereja saudara tunduk kepada saudara, maka ingatlah bahwa Paulus, yang adalah seorang rasul, tidak menjadi diktator dalam melayani gereja itu! Karena itu, bertobatlah dari kediktatoran / keinginan saudara untuk menjadi penguasa dalam gereja, dan maulah melayani Tuhan dengan rendah hati (bdk. Mat 20:26-28 Yoh 13:14-16)!

2) Paulus adalah orang yang penuh dengan kasih dan beban dalam pelayanannya.

Ini terlihat dari seringnya ia mencucurkan air mata dalam pelayanan-nya (ay 19,31 2Kor 2:4 Fil 3:18).

Banyak orang menganggap bahwa air mata menunjukkan kelemahan, tetapi ini jelas merupakan sesuatu yang salah! Ingat bahwa Paulus sering mencucurkan air mata, dan Yesuspun juga menangis dalam Yoh 11:35.

Boleh jadi saudara sering mencucurkan air mata karena penderitaan dalam hidup saudara, tetapi pernahkah saudara mencucurkan air mata:

· dalam melayani Tuhan / memberitakan Injil?

· dalam berdoa untuk orang-orang yang belum bertobat?

· dalam berdoa untuk gereja saudara, hamba-hamba Tuhan, dan orang kristen yang lain?

Kalau selama ini saudara aktif dalam gereja, tetapi hati saudara dingin tanpa kasih dan beban, maka sadarilah bahwa itu bukanlah kehi-dupan yang Tuhan kehendaki (bdk. Wah 2:1-7)! Mintalah ampun atas semua itu kepada Tuhan, dan mintalah Ia mengubahkan saudara menjadi orang yang penuh kasih dan beban dalam pelayanan!

3) Paulus adalah orang yang mati bagi dirinya sendiri, dan hidup bagi Allah (ay 22-24).

a) Ia pergi ke Yerusalem sebagai ‘tawanan Roh’ (ay 22a).

NASB: ‘bound in spirit’ (= diikat dalam roh).

NIV: ‘compelled by the Spirit’ (= didorong oleh Roh).

Artinya: ia pergi ke Yerusalem karena dorongan Roh Kudus.

Ini sudah menunjukkan bahwa ia tidak hidup menuruti keinginan­nya sendiri, tetapi menuruti keinginan Roh Kudus / Tuhan.

Bagaimana dengan saudara? Kalau saudara tahu bahwa kehen-dak saudara bertentangan / berbeda dengan kehendak Tuhan, apakah saudara mentaati kehendak Tuhan?

b) Ia tidak tahu apa yang akan terjadi padanya di Yerusalem, tetapi ia tahu bahwa dalam setiap kota Roh Kudus mengingatkan bahwa penjara dan sengsara menantikan dia (ay 22b-23). Tetapi hal ini tidak membuat Paulus menolak pimpinan Roh Kudus itu!

Coba bayangkan kalau saudara disuruh oleh Tuhan untuk mem-berita­kan Injil ke suatu kota, dan Tuhan berkata bahwa saudara bukan hanya akan sengsara di sana, tetapi saudara bahkan akan masuk penjara. Apakah saudara tetap mau pergi ke kota itu?

c) Ia berkata bahwa ia tidak menghiraukan nyawanya sedikitpun, asal ia dapat menyelesaikan tugas yang Yesus berikan kepada­nya (ay 24).

Kata-kata ‘tak menghiraukan nyawaku’ tidak berarti bahwa Paulus tidak menjaga hidupnya dengan baik. Artinya adalah: ia rela me-ngorbankan nyawanya demi Tuhan (bdk. Mat 16:25)!

Penerapan:

Apakah saudara hidup untuk diri saudara sendiri, atau untuk Tuhan? Berapa banyak waktu / tenaga / pikiran / uang yang saudara gunakan untuk diri sendiri, keluarga dsb? Berapa banyak yang saudara guna-kan untuk Tuhan? Ingat bahwa kalau saudara hidup untuk diri sendiri, saudara tidak akan bisa hidup untuk Tuhan!

4) Paulus adalah orang yang tidak tamak (ay 33-35).

a) Dalam ay 33 disebutkan bahwa ia tidak mengingini perak atau emas atau pakaian dari siapapun juga.

Pada jaman itu orang menyimpan harta bukan hanya dalam bentuk emas dan perak, tetapi juga dalam bentuk pakaian yang indah dan mahal. Karena itu maka dalam Mat 6:19-20 saudara melihat bahwa harta bisa dirusak oleh ngengat. Tetapi baik perak atau emas atau pakaian tidaklah diinginkan oleh Paulus!

Calvin juga adalah orang seperti itu. Philip Schaff, seorang ahli sejarah mengatakan tentang Calvin sebagai berikut:

· “Riches and honors had no charms for him. He soared far above filthy lucre and worldly ambition. His only ambition was that pure and holy ambition to serve God to the best of his ability” (= Kekayaan dan kehormatan tidak mempunyai daya tarik baginya. Ia membubung tinggi di atas uang yang kotor dan ambisi duniawi. Satu-satunya ambisinya adalah ambisi yang suci dan murni untuk melayani Allah dengan sebaik-baiknya) - ‘History of the Christian Church’ , vol VIII, hal 838.

· “When Pope Pius IV heard of his death he paid him this tribute: ‘The strength of that heretic consisted in this, - that money never had the slightest charm for him. If I had such servants, my dominions would extend from sea to sea’” (= Ketika Paus Pius IV mendengar tentang kematiannya ia memberikan penghormatan ini: ‘Kekuatan dari orang sesat ini adalah hal ini, - bahwa uang tidak pernah mempunyai daya tarik yang paling kecil sekalipun untuknya. Jika saya mempunyai pelayan-pelayan seperti itu, daerah kekuasaanku akan meluas dari laut ke laut’) - ‘History of the Christian Church’ , vol VIII, hal 839.

Penerapan:

Setiap saudara, apalagi kalau saudara adalah seorang hamba Tuhan, harus meniru Paulus dan Calvin dalam hal ini!

Catatan: mungkin saudara heran mengapa saya tahu-tahu mem-bicarakan Calvin di sini. Ini saya lakukan karena adanya pendeta-pendeta, yang tanpa tahu siapa Calvin yang sebenarnya, bagai-mana kehidupannya, dan apa yang telah ia lakukan, dan bagai-mana pelayanannya dan ajarannya, telah mengecam dan bahkan memfitnah Calvin.

b) Ay 33 ini cocok dengan kata-kata Paulus dalam 2Kor 12:14b yang berbunyi: “Sebab bukan hartamu yang kucari, melainkan kamu sendiri”. Paulus tidak seperti para nabi palsu yang selalu mencari keuntungan! Dengan sikap seperti itu, andaikata Paulus hidup pada jaman ini, ia pasti tidak akan naik Boxer atau BMW!

c) Paulus bekerja sendiri untuk mencukupi kebutuhannya (ay 34).

Ini hanya ia lakukan dalam gereja-gereja tertentu, karena ada alas-an-alasan tertentu! Tetapi secara umum, gereja harus mencukupi kebutuhan hidup hamba Tuhan sehingga hamba Tuhan itu bisa berkonsentrasi penuh dalam pelayanannya (1Kor 9:5-12a,13-14).

d) Paulus bahkan juga mencukupi kebutuhan teman-temannya (ay 34b).

Dengan demikian ia memberikan teladan untuk memberi kepada orang yang membutuhkan, dan dengan demikian ia mentaati ajar-an Tuhan Yesus sendiri yang berbunyi: “Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima” (ay 35).

KJV/RSV/NIV/NASB: ‘It is more blessed to give than to receive’ (= Adalah lebih diberkati memberi dari pada menerima).

Perlu diketahui bahwa dalam ke empat kitab Injil, yaitu Matius, Markus, Lukas dan Yohanes, kata-kata Yesus ini tidak ada, karena mereka memang tidak mencatat semua kata-kata / tindakan Yesus (bdk. Yoh 20:30 21:25). Karena itu jelaslah bahwa Paulus menda-patkan kata-kata itu secara lisan (dari mulut ke mulut).

Bisakah saudara menghayati kata-kata Yesus itu?

B) Pelayanan Paulus.

1) Ia menekankan penginjilan (ay 21,24).

a) ‘Bersaksi’ (ay 21).

NIV: ‘declared’ (= menyatakan). Ini kurang tepat!

NASB: ‘solemnly testifying’ (= memberikan kesaksian dengan sungguh-sungguh / serius).

Penerapan:

Saudara boleh jadi tidak bisa mengajar / berkhotbah, tetapi sau-dara seharusnya bisa menceritakan kepada orang-orang di sekitar saudara bagaimana saudara ‘bertemu’ dengan Kristus sehingga saudara menjadi orang kristen! Kalau saudara bisa menceritakan hal-hal yang lain seperti film yang saudara tonton, pengalaman pergi ke luar kota / negeri dsb, maka adalah sesuatu yang aneh kalau saudara tidak bisa menceritakan bagaimana saudara ber-temu dengan Kristus!

b) Dalam memberitakan Injil, Paulus menekankan 2 hal yaitu per-tobatan dan iman (ay 21).

Penerapan:

· Apakah saudara sendiri sudah percaya kepada Yesus sebagai Juru­selamat saudara? Dan apakah iman saudara itu saudara buktikan dengan pertobatan saudara dari dosa?

· Kalau saudara memberitakan Injil dan yang saudara lakukan hanyalah menegur dosa dan memperbaiki kelakuan orang-orang di sekitar saudara, maka saudara hanya memberitakan ‘pertobatan’ saja, dan ini bukan penginjilan yang benar!

Ingatlah bahwa manusia tidak dibenarkan karena perbuatan baik / ketaatan, tetapi karena iman (Ro 3:27-28 Gal 2:16a,21 Ef 2:8-9)! Ini secara khusus perlu diperhatikan oleh hamba Tuhan / guru sekolah minggu / guru agama yang hanya mengajar moral dan etika tetapi tidak mendorong orang untuk percaya kepada Yesus sebagai Juruselamat!

· Sebaliknya, kalau dalam pekabaran Injil saudara hanya me-nekankan supaya orang percaya kepada Yesus, tetapi saudara tidak menuntut supaya mereka bertobat dari dosa, maka sau-dara melakukan ‘penginjilan murahan’ yang tidak lengkap! Dalam hal ini saudara perlu menyadari bahwa iman tanpa perbuatan adalah mati (Yak 2:17,26). Jadi, sekalipun yang menyebabkan kita diselamatkan itu adalah iman kita saja (bukan iman + perbuatan baik / ketataan), tetapi adanya perbuatan biak / ketaatan itu membuktikan kesejatian iman kita.

c) Dalam ay 24 ada kata-kata ‘garis akhir’.

Ini menunjukkan bahwa Paulus melakukan pekabaran Injil yang ditugaskan Yesus kepadanya seakan-akan ia sedang mengikuti lomba lari. Arti­nya: ia betul-betul mati-matian dalam memberitakan Injil!

Renungkan: Apakah saudara sendiri juga mati-matian dalam mem-beritakan Injil? Atau saudara hanya mati-matian dalam mencari uang?

d) Karena ia sudah mati-matian dalam memberitakan Injil, maka ia bisa berkata bahwa ia ‘bersih, tak bersalah terhadap siapapun yang akan binasa’ (ay 26 bdk. 2Kor 4:3-4 Yeh 3:18-19).

Secara implicit ini menunjukkan bahwa kalau saudara lalai dalam memberitakan Injil, saudara bersalah terhadap orang di sekitar saudara, yang binasa / masuk neraka karena tidak pernah men-dengar Injil dari saudara (Yeh 3:18-19)! Karena itu, mati-matianlah dalam memberitakan Injil!

2) Ia menekankan pengajaran Firman Tuhan (ay 20,27).

a) Ia ‘tidak lalai’ dalam memberitakan Firman Tuhan (ay 20,27).

Lit: ‘kept back nothing’ (= tidak menahan apapun).

Orang kristen, bahkan hamba Tuhan, sering menahan Firman Tu-han karena:

· malu, karena ia sendiri belum bisa melakukannya.

Ini salah. Hamba Tuhan memang harus berusaha melaku-kan apa yang ia ajarkan, tetapi kalau ia belum bisa melaku-kannya ia tetap harus mengajarkannya. Ia adalah ‘pembe-rita Firman Tuhan’, bukan ‘pemberita Firman Tuhan yang sudah bisa ia lakukan’!

· sungkan. Misalnya:

* pada saat mau menegur seseorang dari dosanya.

* pada saat memberitakan sesuatu yang kelihatannya meng-untungkan dirinya sendiri, seperti memberitakan 1Kor 9:4-14 1Tim 5:17-18 Ibr 13:17 dsb.

· takut. Misalnya pada waktu memberitakan Yesus sebagai satu-satunya jalan ke surga.

· menganggap remeh bagian Firman Tuhan tertentu! Ingat bah-wa yang kecil dari Kitab Suci tetap adalah Firman Tuhan! Memang dalam Kitab Suci ada bagian yang sangat penting dan ada bagian yang kurang penting, sehingga ada bagian yang harus didahulukan dan lebih ditekankan, tetapi tidak ada bagian yang boleh diabaikan / diremehkan!

b) Pada saat Paulus memberitakan Firman Tuhan, maka ia memberi­takan ‘apa yang berguna’ bagi pendengarnya (ay 20).

Ada banyak hamba Tuhan hanya memberitakan apa yang diingin-kan / menyenangkan jemaatnya. Misalnya, dengan tidak mengajar-kan pelajaran yang bersifat doktrinal (yang dianggap sebagai mo-mok oleh banyak orang kris­ten), tetapi mengajarkan hal-hal yang praktis saja!

Tetapi seharusnya hamba Tuhan memberitakan ‘apa yang ber-guna’ bagi jemaatnya, bahkan sekalipun apa yang berguna itu menya­kitkan atau tidak menyenangkan bagi jemaatnya!

Illustrasi: Orang tua yang bijaksana tidak akan memberikan seadanya makanan yang disenangi / diinginkan anaknya, karena itu bahkan akan merusak anaknya (bayangkan kalau anaknya hanya mau permen dan es krim)! Ia seharusnya memberikan yang ia anggap berguna untuk anaknya, bahkan sekalipun itu tidak disukai oleh anaknya!

c) Ay 20b: ‘baik di muka umum maupun dalam perkumpulan-perkum-pulan di rumah kamu’.

Kata-kata ‘perkumpulan-perkumpulan’ seharusnya tidak ada.

NIV: ‘have taught publicly and from house to house’ (= telah meng-ajar di muka umum dan dari rumah ke rumah).

NASB: ‘teaching you publicly and from house to house’ (= mengajar engkau di muka umum dan dari rumah ke rumah).

Ini menunjukkan bahwa Paulus juga melakukan perkunjungan, dan pada waktu perkunjungan itu ia mengajar Firman Tuhan!

Penerapan:

· kalau saudara sebagai hamba Tuhan / guru sekolah minggu mengunjungi jemaat / anak-anak saudara, maka janganlah melulu berbicara tentang hal duniawi / jasmani, tetapi juga tentang hal rohani!

· kalau saudara adalah jemaat, maulah dikunjungi, dan maulah berbicara tentang hal-hal rohani seperti pertobatan saudara, pertumbuhan iman saudara, saat teduh saudara, penginjilan pribadi yang saudara lakukan dsb. Di samping itu maulah untuk mendapat teguran secara pribadi!

Calvin mengatakan bahwa jemaat yang hanya mau mendengar kata-kata pendetanya dari mimbar, tetapi menjadi marah pada saat ditegur secara pribadi oleh pendetanya, lebih mirip be-ruang dari pada domba!

d) Paulus memberitakan ‘seluruh maksud Allah’ (ay 27).

Artinya: ia memberitakan seluruh Firman Tuhan! Ini memang mungkin tidak berarti bahwa ia sudah mengajarkan setiap ayat Kitab Suci kepada mereka. Ini berarti bahwa ia sudah menga­jarkan setiap pokok yang penting kepada mereka.

Untuk bisa memberitakan seluruh firman Tuhan, maka:

· Ia membutuhkan waktu yang cukup lama (ay 31 bdk. Kis 19:8-10).

· Ia berkonsentrasi pada satu gereja, artinya: ia hanya melayani tempat itu (ay 18: ‘aku hidup di antara kamu sejak hari pertama aku tiba di Asia ini’).

Penerapan:

¨ Banyak pendeta hanya berkhotbah 1 x sebulan di gerejanya sendiri, dan selebihnya berkhotbah di gereja-gereja lain. Tetapi, kalau Paulus saja membutuhkan waktu 3 tahun untuk melaku-kan hal itu, padahal saat itu hanya ada Perjanjian Lama, maka bagaimana pendeta jaman ini, setelah Kitab Suci bertambah dengan Perjanjian Baru, bisa memberitakan seluruh firman Tuhan kepada jemaatnya dengan cara ‘keluyuran’ seperti itu?

A. T. Robertson mengatakan:

“One of the saddest things about the present situation is the rest-lessness of preachers to go elsewhere instead of devoting themselves wholly to the task where they are” (= satu dari hal-hal yang paling menyedihkan dari situasi jaman ini adalah keaktifan pengkhot-bah-pengkhotbah untuk pergi ke tempat lain dan bukannya membaktikan diri mereka sepenuhnya pada tugas dimana mereka berada).

¨ Bagi saudara yang adalah jemaat, kalau pendeta saudara harus mem­beritakan seluruh Firman Tuhan, maka jelas bahwa saudara harus mau belajar seluruh Firman Tuhan! Kalau saudara hanya datang dalam kebaktian saja, dan tidak dalam Pemahaman Alkitab (atau sebaliknya), maka sekalipun pendeta saudara memberitakan selu­ruh Firman Tuhan, saudara tetap hanya mendapat setengah Firman Tuhan! Belum lagi kalau saudara sering membolos! Karena itu, maulah datang secara rutin dalam Kebaktian dan Pemahaman Alkitab!

Kesimpulan:

Paulus betul-betul mempunyai kehidupan dan pelayanan yang hebat! Maukah saudara berusaha meniru dia dalam kedua hal itu? Jangan hanya menekankan kehidupan yang saleh, tetapi mengabaikan pelayanan. Juga janganlah hanya menekankan pelayanan, tetapi mengabaikan kesalehan hidup. Lakukanlah ke-dua-duanya!

-AMIN-

KISAH PARA RASUL 20:17-38

Pada minggu yang lalu, kita sudah melihat kehidupan Paulus yang begitu saleh, dan pelayanannya yang begitu hebat di Efesus. Tetapi semua itu merupakan masa lalu, dan sekarang Paulus harus pindah ke tempat lain.

I) Paulus menyerahkan gereja Efesus.

1) Paulus menyerahkan gereja Efesus kepada Tuhan (ay 32).

Kalau kita melayani orang-orang lain, kitapun bisa mengalami saat di-mana kita harus menyerahkan orang-orang itu kepada Tuhan.

Misalnya:

· kalau kita memberitakan Injil kepada seseorang, apalagi kalau itu ter-jadi diluar kota, sehingga kita tidak akan bisa bertemu lagi dengan dia.

· bagi guru sekolah minggu, kalau anak-anaknya naik ke kelas yang lebih besar.

· pendeta yang harus pindah ke tempat lain.

Dalam keadaan seperti itu, kita harus bisa menyerahkan orang yang tadinya kita layani itu kepada Tuhan. Kita harus ingat bahwa Tuhan, dan bukan kita, yang adalah Gembala yang sebenarnya dari orang itu, dan kita harus percaya bahwa Tuhan bisa menggembalakan orang itu tanpa menggunakan diri kita!

2) Paulus juga menyerahkan gereja Efesus kepada para penatua Efesus (ay 17,28).

Dalam ay 28, Paulus berkata kepada para penatua Efesus itu: ‘Kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggem­balakan jemaat Allah’. Ini menunjukkan bahwa:

a) Orang yang mau diangkat untuk melayani dalam suatu pelayanan ter-tentu dalam gereja, harus menggumulkan lebih dulu apakah pelayan-an itu merupakan kehendak Tuhan / Roh Kudus bagi dia atau tidak.

Jangan melayani hanya karena ada orang-orang yang mendesak saudara untuk melakukan pelayanan itu!

Ini tentu tidak berarti bahwa kalau kita diminta untuk angkat-angkat kursi dalam gereja, kita harus menggumulkannya lebih dulu! Kalau pelayanan yang seperti itu, tentu bisa langsung kita lakukan. Tetapi kalau pelayanan itu berupa suatu jabatan terten­tu dalam gereja, seperti majelis, pengurus, guru sekolah minggu dsb, kita harus meng-gumulkannya dengan Tuhan!

b) Orang yang mengangkat juga harus menggumulkan apakah ia meng-ang­kat orang yang dikehendaki oleh Tuhan atau tidak.

Mengangkat secara sembarangan adalah sesuatu yang sangat berba­haya, karena kalau kita ternyata mengangkat seorang ‘serigala yang berbulu domba’ (bdk. Mat 7:15), maka itu akan menjadi sumber ben-cana yang bisa menghancurkan gereja! Karena itu jangan meng-angkat sembarang orang, apalagi untuk menduduki posisi penting dalam gereja, seperti majelis, guru sekolah minggu, apalagi pendeta.

c) Dalam menggembalakan domba-dombaNya, Tuhan biasanya meng-gunakan manusia sebagai alatNya!

Ini menyebabkan saudara harus mau digembalakan (diarahkan, dipim-pin, dinasehati, bahkan ditegur!) oleh manusia yang memang dipilih oleh Allah menjadi gembala! Janganlah menjadi domba yang som­bong, yang hanya mau digembalakan oleh Tuhan sendiri!

Tetapi pada saat yang sama, saudara juga harus yakin bahwa saudara bukan sedang digembalakan oleh seorang nabi palsu!

3) Sekalipun Paulus sudah menyerahkan gereja Efesus kepada Tuhan dan kepada para penatua Efesus, itu tidak berarti bahwa ia lepas tangan secara total terhadap gereja Efesus. Kasih dan beban pelayanannya yang besar, menyebabkan ia tetap berusaha melakukan hal-hal yang bisa ia lakukan untuk mereka:

a) Ia berdoa untuk mereka.

Ini bukan hanya ia lakukan pada saat akan berpisah dengan mereka (ay 36), tetapi juga setelah itu. Dan ia bukan hanya kadang-kadang saja mendoakan mereka, tetapi terus menerus mendoakan mereka (bdk. Ef 1:16-dst Ef 3:16-dst).

b) Ia memberikan Firman Tuhan (nasehat, teguran, dsb) kepada mereka, yaitu surat Efesus.

Penerapan: setelah saudara menyerahkan orang yang saudara layani kepada Tuhan / orang lain, apa yang saudara lakukan untuk orang itu? Berdoa bagi mereka? Menulis surat kepada mereka? Mengunjungi mereka? Atau saudara sama sekali tidak peduli kepada mereka lagi?

II) Tugas para penatua Efesus: berjaga-jaga.

A) Alasan untuk berjaga-jaga:

1) Jemaat / gereja diperoleh oleh Allah dengan darah (ay 28).

a) Kata-kata ‘darah AnakNya’ dalam ay 28 ini salah terjemahan.

RSV: ‘he obtained with the blood of his own Son’ (= dipero­lehNya dengan darah AnakNya sendiri). Ini juga salah!

Tetapi RSV memberikan footnote / catatan kaki sebagai berikut: ‘with the blood of his Own’ / ‘with his own blood’ (= dengan darah-Nya sendiri).

NASB/NIV/KJV: ‘he purchased / bought / hath purchased with his own blood’ (= Ia telah membeli dengan darahNya sendiri).

Tetapi kalau kata ‘Anak’ dibuang, maka kata ‘darahNya’ berarti ‘darah Allah’. Istilah aneh ini bisa dijelaskan sebagai berikut:

Dalam Kitab Suci ada ayat-ayat yang menyebut Kristus dengan sebutan / gelar ilahi, tetapi menggunakan predikat yang hanya cocok untuk hakekat manusia.

Contoh:

· 1Kor 2:8.

Ayat ini menggunakan sebutan / gelar ilahi (‘Tuhan yang mulia’ / ‘The Lord of glory’), tetapi menggunakan predi­kat ‘menyalib-kan’ yang sebetulnya hanya cocok untuk hakekat manusia Yesus.

· 1Yoh 1:1.

Ayat ini menggunakan sebutan / gelar ilahi (‘Firman’ / LOGOS), tetapi menggunakan predikat ‘telah kami lihat dengan mata kami’ dan ‘telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami’, yang sebetulnya hanya cocok untuk hakekat manusia Yesus.

· Kis 20:28 ini yang dalam terjemahan NIV berbunyi: “... the church of God, which he bought with his own blood” (= ... jemaat / gereja Allah, yang Ia beli dengan darahNya sendiri).

Ayat ini menggunakan sebutan / gelar ilahi (‘Allah’), tetapi predikatnya berbicara tentang ‘darah’, yang sebetulnya hanya cocok untuk hakekat manusia Yesus.

Tetapi sebaliknya dalam Kitab Suci juga ada ayat-ayat yang me-nyebut Kristus dengan sebutan / gelar manusia, tetapi meng-gunakan predikat yang hanya cocok untuk hakekat ilahi.

Contoh:

¨ Mat 9:6.

Ayat ini menggunakan sebutan / gelar manusia (‘Anak Manu-sia’), tetapi menggunakan predikat ‘berkuasa mengam­puni dosa’ yang hanya cocok untuk hakekat ilahi.

¨ Mat 12:8.

Ayat ini menggunakan sebutan / gelar manusia (‘Anak Manusia’), tetapi menggunakan predikat ‘Tuhan atas hari Sabat’ yang hanya cocok untuk hakekat ilahi.

¨ Hal yang sama bisa saudara lihat dalam ayat-ayat seper­ti: Mat 13:41 Luk 19:10 Yoh 3:13-15 Yoh 6:62 1Kor 15:47b.

Mengapa Kitab Suci melakukan hal ini? Calvin menjawab sebagai berikut:

Þ “And they (Scriptures) so earnestly express this union of the two natures that is in Christ as sometimes to inter­change them” [= dan mereka (Kitab-kitab Suci) begitu sungguh-sungguh mewujudkan kesatuan dari dua hakekat yang ada di dalam Kristus sehingga kadang-kadang menukar / membolak-balik mereka] - ‘Institutes of the Christian Religion’, book II, chapter XIV, 1.

Þ “Because the selfsame one was both God and man, for the sake of the union of both natures he gave to the one what belonged to the other” (= karena orang yang sama adalah Allah dan manusia, demi kesatuan dari kedua hakekat, ia memberikan kepada yang satu apa yang termasuk pada yang lain) - ‘Institutes of the Christian Religion’, book II, chapter XIV, 2.

b) Untuk kata-kata ‘jemaat Allah’ dalam ay 28 ini terdapat sebuah problem text, karena manuscript-manuscript bahasa Yunaninya terbagi menjadi 3 golongan:

· the church of God (= gereja / jemaat Allah).

· the church of the Lord (= gereja / jemaat Tuhan).

· the church of the Lord & God (= gereja / jemaat Tuhan & Allah).

Kata-kata dari manuscript golongan ke 3 itu biasanya tidak diper-hitungkan, karena tidak didukung oleh manuscript yang kuno.

Sekalipun ada orang yang setuju dengan manuscript golongan ke 2, tetapi mayoritas penafsir setuju dengan manuscript golongan 1. Alasannya:

¨ Ini didukung oleh manuscript yang paling kuno (Catatan: ada yang tidak setuju dengan anggapan ini).

Ingat bahwa text Kitab Suci yang asli, yang disebut auto­graph, sudah tidak ada. Yang ada hanyalah copy-copynya, yang dise-but manuscript. Makin kuno suatu manu­script, tentu makin men-dekati aslinya, sehingga lebih bisa dipercaya.

¨ Ini merupakan bacaan yang lebih sukar.

Kalau saudara memilih ‘the church of the Lord’ (= gereja / jemaat Tuhan), maka ayat itu berbunyi: ‘... untuk menggem­balakan gereja / jemaat Tuhan yang diperolehNya dengan darah­Nya sendiri’. Ini bukan bacaan yang sukar / tak masuk akal, karena ‘darahNya’ berarti ‘darah Tuhan (Tuhan Yesus)’.

Tetapi kalau saudara memilih ‘the church of God’ (= gereja / jemaat Allah), maka ayatnya berbunyi: ‘... untuk menggembala-kan gereja / jemaat Allah, yang diperolehNya dengan darahNya sendiri’. Ini jelas bacaan yang sukar, dan lebih tidak masuk akal, karena ‘darahNya’ berarti ‘darah Allah’.

Kalau ada 2 atau lebih manuscript yang berbeda, maka biasa­nya bacaan yang paling sukar / paling tidak masuk akal yang dianggap benar. Mengapa? Karena kalau aslinya masuk akal, tidak mungkin pengcopy akan mengubahnya menjadi sesuatu yang tidak masuk akal. Sebaliknya, kalau aslinya tidak masuk akal, maka pengcopy mungkin sekali akan menganggap bahwa itu adalah suatu kesalahan, dan akan mengubahnya menjadi yang lebih masuk akal.

¨ dalam tulisan Paulus, istilah ‘the church of God’ (= gereja / jemaat Allah) muncul 7 x (1Kor 1:2 10:32 11:22 15:9 2Kor 1:1 Gal 1:13 1Tim 3:5), dan bentuk jamaknya yaitu ‘the churches of God’ (= gereja-gereja / jemaat-jemaat Allah) muncul 3 x (1Kor 11:16 1Tes 2:14 2Tes 1:4), dan istilah ‘the church of the living God’ (= gereja / jemaat Allah yang hidup) muncul 1 x (1Tim 3:15). Sebaliknya, istilah ‘the church of the Lord’ (= gereja / jemaat Tuhan) tidak pernah muncul satu kalipun dalam tulisan Paulus, bahkan tidak pernah ada dalam seluruh Perjanjian Baru!

Kalau memang ‘the church of God’ merupakan bacaan yang benar, maka jelas bahwa ay 28 itu menunjukkan pengakuan Paulus bah-wa Yesus adalah Allah!

c) Dari ayat ini kita juga bisa melihat bahwa gereja / jemaat adalah milik Allah, bukan milik pendeta!

Kita sering mendengar cerita tentang seorang pendeta yang mempunyai jemaat yang pindah ke gereja lain. Pendeta itu lalu menjadi marah kepada pendeta gereja yang lain itu dan menu­duhnya mencuri dombanya! Ini adalah sesuatu yang mengge-likan, karena sebetulnya tidak ada pendeta yang mempunyai domba! Domba bukan milik pendeta, tetapi milik Allah!

d) ‘diperolehNya dengan darahNya sendiri’ (ay 28).

RSV: ‘he obtained’ (= dipero­lehNya).

NASB/NIV/KJV: ‘he purchased / bought / hath purchased’ (= Ia telah membeli).

Terjemahan hurufiahnya sebetulnya bukan ‘membeli’ tetapi ‘men-dapatkan’. Tetapi dengan membandingkannya dengan ayat-ayat seperti 1Pet 1:18-19 1Kor 6:20 1Kor 7:23, maka jelas bahwa Tu-han bisa mendapatkan / memiliki kita karena Ia membe­li kita de-ngan darahNya!

Ini alasan pertama mengapa para penatua Efesus harus berjaga-jaga atas gereja / jemaat Efesus. Tuhan memperoleh mereka bukan de-ngan cara yang mudah, tetapi dengan mencurahkan darahNya pada waktu Ia menderita dan mati di atas kayu salib!

Penerapan:

Setiap saudara merasa malas / segan / bosan mengurusi orang kris-ten tertentu, maka ingatlah bahwa Tuhan mendapatkan dia dengan mencurahkan darahNya! Akan saudara sia-siakankah pengor­banan Tuhan Yesus itu?

2) Paulus bekerja keras selama 3 tahun (ay 31).

a) Dalam Kis 19:8,10 kita melihat bahwa Paulus memberitakan Injil dalam rumah ibadat selama 3 bulan, dan mengajar di ruang kuliah Tiranus selama 3 tahun. Tetapi mengapa dalam ay 31 ini ia ber-kata 3 tahun? Ini bukan kontradiksi tetapi merupakan suatu pem-bulatan saja! Kalau saudara ditanya umur saudara, dan saudara sebetulnya berumur 34 tahun 8 bulan dan 12 hari, maka tentu bukan dusta kalau saudara menjawabnya 35 tahun!

b) Tujuan Paulus menceritakan kehidupannya dan kerja kerasnya dalam ay 18-35 adalah supaya:

· mereka meniru / meneladani dia (ay 35a).

· mereka tidak menyia-nyiakan jemaat yang ia dapatkan dengan susah payah (ay 31), tetapi mau menjaga mereka dengan sungguh-sungguh!

Illustrasi: dalam bahasa Inggris ada pepatah yang berbunyi: “Easy come, easy go” yang berarti: kalau mendapatkannya mudah, mele-paskannya / membuangnya juga mudah.

Dalam persoalan gereja/jemaat Efesus ini, Tuhan mendapatkannya dengan mencurahkan darahNya, Paulus dengan bekerja keras selama 3 tahun. Ini tentu bukan sesuatu yang ‘easy come’ / mudah didapatkan! Karena itu, jemaat itu harus dijaga baik-baik!

3) Ada musuh.

Ada 2 golongan musuh:

a) Ay 29: ‘serigala’.

Dalam Kitab Suci, serigala bisa berarti:

· musuh yang adalah orang luar / orang dunia (bdk. Mat 10:16).

· musuh yang adalah orang dalam (Mat 7:15).

Yang ini sama dengan musuh pada ay 30.

b) Ay 30: ‘dari antara kamu sendiri akan muncul beberapa orang yang dengan ajaran palsu mereka berusaha menarik murid-murid dari jalan yang benar dan supaya mengikut mereka’.

· bandingkan dengan 1Yoh 2:18-19 yang mengatakan bahwa anti Kristuspun akan keluar dari kalangan orang kristen sendiri!

· perhatikan apa tujuan para nabi palsu dalam ay 30 itu. Mereka mengajar, supaya murid-murid mengikut mereka!

Dari sini kita bisa mendapatkan 2 hal:

* Hamba Tuhan yang mendorong jemaatnya untuk setia pada dirinya / gerejanya (bukan kepada Tuhan), adalah nabi pal-su! Hamba Tuhan yang sejati harus mendorong jemaatnya untuk setia kepada Tuhan dan FirmanNya!

* Orang kristen yang setia kepada gereja / hamba Tuhan tertentu, sudah tersesat dari jalan yang benar!

· Kata-kata / peringatan Paulus ini menjadi kenyataan.

Ini bisa terlihat dari Wah 2:1-7 (khususnya ay 2,6), yang meru-pakan surat Tuhan Yesus kepada gereja di Efesus. Dan dari sana juga terlihat bahwa para penatua Efesus mentaati per-ingatan Paulus untuk berhati-hati terhadap musuh!

Penerapan: jangan mengabaikan Firman Tuhan yang saat ini tidak relevan bagi saudara, karena nanti itu bisa menjadi relevan!

B) Cara untuk berjaga-jaga:

1) Jaga diri sendiri (ay 28).

Dalam ay 28 ‘menjaga diri sendiri’ didahulukan dari ‘menjaga kawan-an’ (bdk. 1Tim 4:16). Ini bukan merupakan sikap yang egois, karena menjaga diri sendiri adalah sesuatu yang penting supaya kita bisa menjaga kawanan. Analogi: gembala yang tidak menjaga kesehatan-nya, akan sakit-sakitan sehingga juga tidak akan bisa menjaga dom-ba-dombanya.

Pulpit Commentary:

“He that is careless about his own salvation will never be careful about the souls of others” (= ia yang ceroboh / tidak berhati-hati terhadap kese-lamatannya sendiri, tidak akan pernah bisa berhati-hati terhadap jiwa orang lain).

Penerapan:

· kalau ada retreat / KKR dsb, ada banyak pengurus yang menjadi seperti Marta dalam Luk 10:38-42. Mereka melayani dan mengu­rusi orang lain sedemikian rupa, sehingga mereka tidak ada waktu untuk mendengar Firman Tuhan! Ini tidak menjaga diri sendiri!

· apakah saudara menjaga kerohanian diri saudara sendiri? Apakah saudara memperhatikan iman saudara, pertumbuhan pengertian saudara tentang firman Tuhan, hubungan / persekutuan saudara dengan Tuhan, kesu­cian hidup saudara dsb? Kalau tidak, saudara tidak akan bisa berguna untuk orang lain!

· dalam mengangkat orang untuk menduduki jabatan yang harus menggembalakan orang, seperti pendeta, majelis / tua-tua, guru sekolah minggu, bahkan pengurus komisi, kita harus mencari orang yang menjaga dirinya sendiri!

2) Jaga seluruh kawanan (ay 28).

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

a) Majelis / pengurus harus mengenal jemaat, karena bagaimana bisa menjaga kalau tidak kenal? Karena itu sebetulnya Majelis / pengurus juga harus berusaha mengenal jemaat, dengan cara mendekati mereka sebelum atau sesudah kebaktian / Pemahaman Alkitab, mengunjungi rumah mereka dsb. Tetapi sebaliknya, jemaat juga harus mau didekati oleh majelis / pengurus!

b) Para penatua juga disebut ‘penilik’ dalam ay 28. Dalam bahasa Inggris disebut dengan istilah ‘overseer’ yang berarti pengawas, penjaga. Ini menyebabkan penatua / majelis / pengu­rus harus hadir secara aktif dan rajin dalam semua acara gereja. Bagaimana ia bisa mengawasi, kalau ia sendiri tidak hadir dalam acara gereja? Karena itu, kalau jemaat biasa membolos sudah dianggap sebagai dosa, maka kalau majelis / pengurus membolos, dosanya dobel!

c) Dalam ay 28 itu juga dikatakan bahwa para penatua itu harus menjaga ‘seluruh kawanan’, bukan yang disenangi saja, atau yang cantik saja, atau yang kaya saja!

d) Orang yang mau menjaga / menggembalakan kawanan domba, harus mengasihi Tuhan (bdk. Yoh 21:15-17). Ini penting, karena hanya orang yang mengasihi Tuhan, yang akan mengasihi domba-domba Tuhan (1Yoh 4:20-21). Kalau kasih ini tidak ada maka mereka akan menjadi gembala yang jahat seperti dalam Yeh 34:1-6, atau menjadi orang upahan seperti dalam Yoh 10:12-13.

e) Hal yang terpenting yang harus dilakukan oleh para penatua terhadap domba, adalah menjaga makanan mereka!

Ini mencakup 2 hal:

· Melindungi mereka dari makanan yang salah, yaitu ajaran yang sesat / salah!

Ini bisa dilakukan dengan ‘menjaga mimbar’, supaya nabi-nabi palsu jangan sampai berkhotbah di situ. Ini juga bisa dilakukan dengan membahas ajaran / praktek sesat / salah yang sedang populer, seperti:

* Ajaran Theologia Kemakmuran.

* Anggapan bahwa Kitab Suci bukanlah Firman Tuhan.

* Anggapan bahwa Yesus adalah salah satu jalan ke surga.

* Ajaran yang mengatakan bahwa orang yang menerima Yesus harus muntah-muntah.

* Ajaran yang mengatakan bahwa orang yang menerima Roh Kudus harus berbahasa roh.

* Ajaran yang mengatakan bahwa orang kristen harus sem-buh dari penyakit.

* Tenaga dalam, yang dikatakan sebagai sesuatu yang ber-asal dari manusia, dan merupakan sesuatu yang ilmiah.

· Memberikan mereka makanan yang baik, yaitu Firman Tuhan.

Dalam ay 32 dikatakan bahwa Firman Tuhan itu ‘berkuasa membangun kamu’. Sebetulnya kata-kata ini ditujukan kepada Tuhan, bukan kepada Firman Tuhan. Ini ternyata dari kata-kata selanjutnya dalam ay 32 itu, yang berbunyi: ‘dan menganuge-rahkan kepada kamu bagian yang ditentukan bagi semua orang yang telah dikuduskanNya’. Ini jelas menunjuk pada Tuhan, bukan kepada Firman Tuhan. Dan karena itu, maka ‘kuasa membangun’ itu juga ditujukan kepada Tuhan, bukan kepada Firman Tuhan.

Tetapi bagaimanapun juga, Tuhan membangun iman kita dengan menggunakan FirmanNya. Dan karena itu para penatua harus berusaha supaya jemaat mendapatkan Firman Tuhan yang baik! Para penatua tidak boleh sembarangan saja mengambil pengkhotbah, tetapi harus memilih pengkhotbah yang sebaik mungkin!

Dua hal di atas ini harus sama-sama dilakukan!

Ada hamba-hamba Tuhan yang hanya melakukan yang pertama saja. Dalam khotbah / ajarannya mereka terus menerus mem-bicarakan ajaran / praktek yang sesat / salah, tetapi tidak meng-ajarkan Firman Tuhan yang benar. Ini akan menyebabkan jema-atnya tahu apa yang salah, tetapi tidak tahu apa yang benar!

Sebaliknya, ada hamba-hamba Tuhan yang hanya melakukan yang kedua saja. Ia memang mengajarkan Firman Tuhan, tetapi tidak pernah mau membicarakan kesalahan ajaran / praktek dari gereja / hamba Tuhan lain, dengan alasan bahwa itu tidak kasih, melanggar etika, menghakimi, menyebabkan perpecahan / geger-an, dsb! Tetapi ini akan menyebabkan jemaatnya mudah tersesat pada waktu mereka mendengar ajaran-ajaran yang sesat / salah, karena para nabi palsu itu bisa memberikan ayat-ayat Kitab Suci sebagai dasar dari ajaran / praktek mereka, dan jemaatnya tidak tahu dimana letak kesalahan penafsirannya!

Kesimpulan.

Dalam waktu 3 tahun, dalam gereja Efesus sudah ada orang-orang yang bisa memikul tanggung jawab atas gereja itu. Mereka jelas sudah dewasa dalam iman, sehingga mereka bukan hanya minta dilayani, tetapi mereka bahkan bisa melayani!

Bagaimana dengan saudara? Apakah saudara terus menjadi bayi kristen yang harus terus dilayani, sekalipun saudara sudah bertahun-tahun ikut Tuhan? Maukah saudara berusaha untuk bertumbuh dalam iman, sehingga bisa menjadi seperti mereka?

-AMIN-

KISAH PARA RASUL 21:1-16

I) Perpisahan Paulus dengan tua-tua Efesus.

1) ‘Perpisahan yang berat’ (ay 1).

NIV/Lit: ‘After we had torn ourselves away from them’ (= setelah kami merobek diri kami dari mereka).

Beratnya perpisahan ini digambarkan menggunakan istilah merobek diri kami sendiri dari mereka! Beratnya hati mereka untuk berpisah bisa saudara lihat dalam 20:36-38. Semua ini jelas menunjukkan adanya kasih dan kesatuan yang hebat di antara mereka.

Penerapan: apakah saudara begitu mengasihi saudara seiman saudara sehingga berat kalau harus berpisah? Selama ini dalam gereja kita telah ada beberapa saudara yang meninggalkan kita untuk pindah ke luar kota. Bagaimana perasaan saudara tentang hal itu? Merasa berat waktu mau berpisah? Merasa rindu setelah berpisah? Atau merasa acuh tak acuh, atau bahkan merasa lega karena orang yang menjengkelkan saudara itu sudah tidak perlu lagi saudara temui?

2) Sekalipun merasa berat untuk berpisah, tetapi mereka tetap berpi­sah! Mengapa? Karena dalam 20:22 kita sudah melihat bahwa Roh Kudus menyuruh / mendorong Paulus untuk pergi ke Yerusalem.

Dari semua ini terlihat bahwa sekalipun Paulus sangat mengasihi para penatua Efesus itu, tetapi ini tidak menghalanginya untuk mentaati Tu-han, karena ia lebih mengasihi Tuhan dari pada para penatua Efesus itu.

Penerapan: apakah kasih saudara kepada keluarga / teman sering men-jadi penghalang bagi saudara untuk mentaati Tuhan?

II) Paulus di Tirus.

1) Paulus mengunjungi orang-orang kristen di sana (ay 4a).

Sekalipun Paulus ada di sana hanya selama 7 hari, tetapi ia bukannya menghabiskan waktunya untuk menjadi turis, tetapi untuk bersekutu dengan sesama saudara seiman!

2) Paulus tinggal di rumah orang-orang kristen, dan mereka mau memberi tumpangan bagi Paulus (ay 4 bdk. ay 7,8,16).

Ini menunjukkan bahwa pada jaman itu, betul-betul ada suasana keke-luargaan dan kesatuan yang erat antara orang kristen yang satu dengan orang kristen yang lain.

Pada jaman ini, kalau orang kristen atau bahkan hamba Tuhan be-pergian, mereka bukannya tidur di rumah saudara seiman, tetapi di hotel! Ini bisa terjadi karena kesalahan hamba Tuhannya, karena ada ‘hamba Tuhan’ yang meminta tidur di hotel, dan ada ‘hamba Tuhan’ (baca: nabi palsu) yang bahkan menuntut untuk tidur di hotel berbintang lima! Tetapi ini juga bisa terjadi karena kesalahan orang kristennya. Banyak orang kristen tidak terlalu senang memberi tumpangan kepada orang kristen yang lain / hamba Tuhan.

Penerapan:

Karena jaman ini ada terlalu banyak orang kristen KTP, dan juga banyak penipu yang menyamar / mengaku sebagai orang kristen, maka tentu tidak bijaksana untuk memberi tumpangan kepada seadanya orang yang mengaku sebagai orang kristen / hamba Tuhan. Tetapi kalau di gereja saudara ada hamba Tuhan yang datang dari luar kota sehingga membu-tuhkan penginapan, maukah saudara mem­beri tumpangan kepadanya di rumah saudara?

3) Oleh bisikan Roh, murid-murid menasehati Paulus supaya tidak pergi ke Yerusalem, tetapi Paulus menolak nasehat ini (ay 4b-6).

Ada 2 hal yang aneh di sini:

a) Bagaimana mungkin dalam 20:22 Roh Kudus mendorong Paulus untuk pergi ke Yerusalem, dan sekarang membisiki murid-murid itu untuk melarang Paulus pergi ke Yerusalem? Roh Kudus yang sama tidak mungkin memberikan 2 nasehat / petunjuk yang bertentangan!

b) Kalau memang ini adalah bisikan dari Roh Kudus, bagaimana mung­kin Paulus mengabaikan nasehat itu?

Keanehan ini akan terjawab dalam pembahasan ay 10-12 di bawah.

4) Perpisahan dengan murid-murid di Tirus (ay 5-6).

Ada 2 hal yang indah di sini:

a) Seluruh keluarga mereka kristen.

Ini jelas adalah sesuatu yang sangat indah! Kalau saudara mengingin-kan hal ini, banyaklah mendoa­kan dan memberitakan Injil kepada ke-luarga saudara yang belum per­caya!

b) Murid-murid itu, beserta dengan istri dan anak-anak mereka, meng-antarkan Paulus untuk naik ke kapal.

Kalau jaman ini ada gereja mengundang hamba Tuhan dari luar kota, maka pada waktu pulangnya, paling-paling hanya pendeta dan 1-2 orang majelis yang mengantarkan hamba Tuhan itu ke airport. Tetapi saat itu Paulus diantarkan oleh semua murid, beserta dengan istri dan anak-anak mereka! Ini lagi-lagi menunjukkan suasana kekeluargaan dan kasih yang luar biasa yang terdapat di antara orang-orang kristen jaman itu!

III) Paulus di Kaisarea.

1) Saat itu ada 2 kota yang bernama Kaisarea:

· Kaisarea Filipi, yang terletak di utara Yerusalem, dan berjarak sekitar 190 km dari Yerusalem.

· Kaisarea, yang terletak di barat laut Yerusalem, di tepi pan­tai, dan berjarak sekitar 80 km dari Yerusalem.

Kaisarea yang dimaksudkan di sini adalah Kaisarea yang ke 2 ini.

2) Di Kaisarea Paulus tinggal di rumah Filipus:

a) Filipus ini adalah ‘satu dari ketujuh orang yang dipilih di Yerusalem’ (ay 8), atau salah satu dari ketujuh orang yang dipilih menjadi diaken di Yerusalem (bdk. Kis 6:5).

b) Mengapa Filipus ini sekarang bisa ada di Kaisarea?

Dalam Kis 8:1b,4 dikatakan bahwa karena adanya penganiayaan maka semua orang kristen, kecuali rasul-rasul, tersebar keluar Yeru-salem, dan mereka lalu memberitakan Injil. Dari sini bisa kita ketahui bahwa Filipus juga termasuk di antara orang yang tersebar itu (karena ia bukan rasul), dan ia tak pernah kemba­li ke Yerusalem.

c) Dalam ay 8 dikatakan bahwa Filipus ini adalah ‘pemberita Injil’ (NIV: ‘the evangelist’ ), sama seperti Timotius (2Tim 4:5).

Ini berbeda dengan penginjil jaman sekarang! Alasannya: dalam Ef 4:11 jabatan ‘pemberita Injil’ ini diletakkan di atas gembala / pendeta, dan pengajar dalam gereja. Berdasarkan hal ini maka bisa disimpul-kan bahwa ‘pemberita Injil’ adalah suatu jabatan dalam gereja abad I, yang lebih rendah dari rasul / nabi, tetapi lebih tinggi dari pendeta, dan sama seperti rasul dan nabi, pada jaman ini sudah tidak ada lagi.

Dengan tinggal di Kaisarea yang berjarak cukup jauh dari Yerusalem, jelas sekali bahwa Filipus sudah tidak lagi menja­bat sebagai diaken dari gereja Yerusalem. Tetapi ini tidak menunjukkan bahwa ia adalah orang yang tidak bertanggung jawab dalam pelayanannya, karena ia meninggalkan kedudukan diaken itu untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi, yaitu ‘pemberi­ta Injil’. Bahwa ia berkarunia untuk membe-ritakan Injil, terlihat dari Kis 8:5-13,26-40.

d) Anak-anak Filipus juga adalah orang-orang kristen (ay 9).

Ini menunjukkan bahwa sekalipun Filipus aktif memberitakan Injil keluar (bahkan kepada orang Samaria dan sida-sida Ethio­pia - Kis 8), tetapi ia tidak melalaikan tanggung jawabnya untuk membimbing keluarganya sendiri datang kepada Tuhan!

Penerapan: ada banyak orang kristen, khususnya hamba Tuhan, yang saking aktifnya melayani di gereja, bezoek, memberitakan Injil di rumah sakit, penjara dsb, sampai mereka melupakan tanggung jawab-nya dalam membimbing keluarganya sendiri untuk datang kepada Tuhan! Kalau saudara adalah orang kristen yang seperti itu, berto­batlah dan sadarilah bahwa tanpa Kristus keluarga saudara akan masuk ke neraka!

3) Ada sesuatu yang terjadi pada saat Paulus ada di rumah Filipus, yaitu datangnya nabi Agabus untuk memberikan suatu nubuat (ay 10-12):

a) Agabus di sini mungkin sekali adalah Agabus dalam Kis 11:28.

b) Nubuat dengan peragaan seperti ini sering terjadi dalam Per­janjian Lama (bdk. Yes 20:2 Yer 27:2 32:7 Yeh 12:5). Tetapi nabi-nabi palsupun meniru hal ini (bdk. 1Raja 22:11 Yer 28:10-11).

c) Nubuat dari Agabus ini ada dalam ay 11. Baca dan perhatikan baik-baik nubuatnya! Ia hanya menubuatkan bahwa di Yerusalem Paulus akan ditangkap oleh orang Yahudi dan diserahkan kepada bangsa-bangsa lain! Tetapi dalam nubuat itu Tuhan tidak melarang Paulus untuk pergi ke Yerusalem.

Dan lalu berdasarkan nubuat ini, murid-murid dan teman-teman Pau-lus lalu menasehati Paulus untuk tidak pergi ke Yerusalem (ay 12).

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan di sini:

· ay 4b di atas juga harus ditafsirkan seperti ini.

Jadi Roh Kudus hanya memberikan bisikan bahwa Paulus akan ditangkap / menderita di Yerusalem, tetapi Roh Kudus tidak melarang Paulus untuk pergi ke Yerusalem. Tetapi berdasarkan bisikan itu, murid-murid lalu menasehati Paulus untuk tidak pergi ke Yerusalem; ini nasehat mereka, bukan dari Roh Kudus!

· Ingat bahwa setan juga sering menggunakan Firman Tuhan yang disalah tafsirkan (bdk. Mat 4:6).

Contoh: ada seorang pengkhotbah (Pdt. Robert Setio, Ph. D. dari GKI) yang menafsirkan Pengkhotbah 1:9 sebagai berikut: kata-kata ‘tak ada sesuatu yang baru’ dalam ayat itu ditafsirkan sebagai ‘tak ada sesuatu yang istimewa’. Dan karena itu, agama kristen bukan agama yang istimewa, dan karena itu, orang beragama lainpun bisa selamat. Ajaran ini jelas sesat karena bertentangan dengan Yoh 14:6 Kis 4:12 1Yoh 5:11-12, tetapi ajaran ini tetap bisa menggunakan ayat Kitab Suci (yang disalah tafsirkan).

Penerapan: jangan terlalu cepat percaya pada ajaran yang punya dasar Kitab Suci. Perhatikan lebih dulu apakah dasar Kitab Suci-nya ditafsirkan secara benar atau tidak!

· Nasehat dari orang yang mengasihi kita, sekalipun diberikan dengan motivasi yang baik, belum tentu benar, dan bahkan bisa datang dari setan!

4) Keputusan Paulus (ay 13-14a).

a) Paulus menolak nasehat itu.

· Andaikata ia menuruti nasehat itu, apa yang akan terjadi? Mung-kin ia akan mengalami apa yang dialami oleh nabi dalam 1Raja 13:1-32!

· Apa yang Paulus lakukan ini mirip dengan apa yang Yesus lakukan. Pada saat Yesus mengatakan bahwa di Yerusalem ia akan ditangkap dan dibunuh, dan Petrus menghalangiNya untuk pergi ke Yerusalem, Yesus berkeras untuk pergi ke Yerusalem (Mat 16:21-23).

· Paulus tetap menolak nasehat itu, sekalipun ia sangat ter­sentuh hatinya oleh nasehat dan kasih mereka (ay 13: ‘meng­hancurkan hatiku’).

Ini menunjukkan bahwa kita memang tidak boleh hidup berdasar­kan perasaan kita, tetapi berdasarkan Firman Tuhan!

b) Apakah penolakan Paulus ini menunjukkan bahwa ia adalah orang yang tegar tengkuk / keras kepala? Saya harus katakan bahwa kalau sikap Paulus ini dianggap sebagai ‘tegar tengkuk / keras kepala’, maka semua orang kristen harus bersikap ‘tegar teng­kuk / keras kepala’! Kalau saudara tahu / yakin bahwa Tuhan meng­hendaki saudara melakukan sesuatu hal, maka saudara harus dengan ‘tegar tengkuk / keras kepala’ menolak semua nasehat yang menyarankan saudara untuk tidak melakukan hal itu!

c) Kata-kata Paulus dalam ay 13b:

· Ini mirip dengan kata-kata Petrus dalam Luk 22:33, tetapi Petrus mengucapkannya dengan sombong dan dengan bersandar pada dirinya sendiri, sedangkan Paulus mengucapkannya dengan ber-sandar kepada Tuhan. Karena itu Petrus jatuh, tetapi Paulus tidak!

· Ini menunjukkan bahwa adanya bahaya di depan kita, tidak selalu berarti bahwa kita harus mundur / berhenti / mengubah arah kita. Kadang-kadang Tuhan menghendaki supaya kita menerjang ba-haya itu!

5) Sikap teman-teman Paulus (ay 14-16).

a) Mereka tidak memaksa.

Apakah saudara sering memaksa dalam memberikan nasehat? Ini berarti saudara tidak menghargai hak asazi manusia!

b) Kelihatannya teman-teman Paulus akhirnya sadar bahwa memang Tuhan menghendaki Paulus untuk pergi ke Yerusalem, sekalipun akan ada bahaya di sana. Ini terlihat dari kata-kata ‘jadilah kehendak Tuhan’ dalam ay 14b.

c) Tetap mau ikut dengan Paulus (ay 15-16).

Padahal kalau Paulus ditangkap di Yerusalem, jelas mereka sendiri bisa ditangkap juga. Tetapi mereka toh tetap ikut dengan Paulus. Ini menunjukkan bahwa mereka bukan hanya mau melayani Tuhan dalam pelayanan yang enak, tetapi juga dalam pelayanan yang berat, dan yang penuh penderitaan / bahaya!

Penerapan: Apakah saudara selalu memilih pelayanan yang enak, yang menyenangkan hati saudara, dan yang tidak menuntut pengor-banan apa-apa? Kalau ya, saudara bukan melayani Tuhan, tetapi melayani diri saudara sendiri!

Kesimpulan:

Paulus dan orang-orang kristen dalam text kita ini:

· mati bagi diri mereka sendiri.

· mengasihi saudara seiman seperti keluarga.

· mengasihi Allah lebih dari semua.

Maukah saudara meniru semua itu?

-AMIN-

KISAH PARA RASUL 21:17-26

I) Paulus di Yerusalem.

1) Paulus disambut.

Sesuatu yang menarik di sini ialah bahwa seluruh jemaat menyambut Paulus, dan mereka menyambutnya dengan suka hati (ay 17).

Kalau kita berbicara tentang penyambutan oleh jemaat terhadap hamba Tuhan, maka ada beberapa kemungkinan:

a) Orang kristen asli menyambut hamba Tuhan asli.

Maka penyambutannya seharusnya seperti yang dilakukan oleh jema-at Yerusalem terhadap Paulus di sini.

Bandingkan dengan kata-kata Yesus dalam Mat 10:40-42.

b) Orang kristen KTP menyambut hamba Tuhan asli.

Sudah pasti penyambutannya tidak bisa baik. Atau mereka terang-terangan menunjukkan sikap tak senang, atau mereka hanya berpu­ra-pura untuk bersikap ramah.

Bandingkan dengan Mat 5:10-12 Luk 6:22-23.

c) Orang kristen asli menyambut hamba Tuhan palsu / nabi palsu.

Kita memang harus bersikap hormat dan ramah terhadap semua orang, tetapi tidak kepada nabi palsu!

· Yesus sendiri bersikap sangat keras kepada mereka (Mat 23).

· Paulus menyebut mereka:

* anjing (Fil 3:2).

* terkutuk (Gal 1:6-9).

Dan Paulus juga berkata bahwa seorang bidat yang sudah dina-sehati sekali atau dua kali, tetapi tidak mau bertobat, harus dijauhi (Tit 3:10)!

· Petrus menyebut mereka sebagai babi dan anjing (2 Pet 2:22).

· Yohanes, dalam 2Yoh 9-11, melarang kita untuk:

* memberi salam kepada mereka.

* menerima mereka di rumah kita.

Renungkan: bagaimana sikap saudara terhadap nabi palsu? Kalau selama ini saudara selalu ramah dan hormat terhadap nabi palsu, bertobatlah!

d) Orang kristen KTP menyambut nabi palsu.

Dari Luk 6:26 2Tim 4:3 terlihat bahwa biasanya orang kristen KTP menyambut nabi palsu dengan baik, karena nabi palsu itu tahu bagaimana ia bisa menyenangkan orang-orang itu.

Sambutan mereka yang ramah terhadap nabi palsu, justru menyukar­kan orang kristen asli untuk bersikap seperti dalam point c) di atas, karena akan menyebabkan orang kristen asli justru dianggap jahat, tidak kasih, tidak punya etika, dsb. Tetapi apakah saudara lebih mem-pedulikan anggapan orang banyak dari pada ketaatan kepada Tuhan / Firman Tuhan?

2) Paulus mensharingkan / menceritakan pengalamannya (ay 19).

Ada 2 hal yang perlu diperhatikan dalam sharing yang Paulus laku­kan ini:

a) Ia bukan menceritakan tentang apa yang ia lakukan, tetapi apa yang Allah lakukan melalui pelayanannya (ay 19).

Penerapan: dalam sharing, jangan terlalu banyak menggunakan kata ‘saya / aku’!

b) Akibat dari sharing ini ialah: Allah dipermuliakan (ay 20a).

Karena itu janganlah terlalu merendahkan manfaat dari sharing! Dan jangan berpikir bahwa hanya Paulus / rasul saja yang bisa sharing sehingga memuliakan Allah / mendapatkan hasil yang hebat! Dalam 2Raja-raja 5 ada cerita tentang seorang budak perempuan Israel yang masih kecil yang sharing kepada nyonyanya, sehingga akhirnya bukan hanya menyembuhkan Naaman, tetapi juga mempertobatkannya.

Karena itu, maulah sharing supaya saudarapun bisa memuliakan Allah / mendapatkan hasil bagi Allah!

II) Kompromi.

1) Yang berbicara saat itu adalah para tua-tua.

Ini terlihat dari penggunaan kata ganti orang bentuk jamak (ay 20: ‘me-reka’; ay 23,25: ‘kami’).

Jelas bahwa mereka bukannya berbicara bersama-sama, tetapi mereka punya juru bicara. Tetapi tetap digunakan kata ganti orang bentuk jamak, supaya:

· menunjukkan bahwa rasul Yakobus tidak berfungsi sebagai seorang diktator, yang mendiktekan kemauannya kepada para tua-tua.

Renungkan: kalau rasul saja tidak menjadi diktator dalam gereja, apa hak saudara untuk menjadi diktator dalam gereja?

· menunjukkan bahwa mereka semua sehati dalam persoalan ini.

2) Problemnya (ay 20-22).

a) Orang Yahudi yang telah menjadi Kristen (Catatan: belum tentu mereka kristen sungguh-sungguh!) rajin memelihara hukum Taurat (ay 20b). Kata-kata ‘rajin memelihara hukum Taurat’ jelas mempunyai arti negatif, dan mempunyai 2 kemungkinan arti:

· ini menunjuk pada pemeliharaan terhadap ceremonial law (= hukum-hukum yang berhubungan dengan upacara keagamaan, seperti sunat, najis / tahir, korban penghapus dosa dsb).

· ini menunjuk pada ketaatan terhadap hukum moral dari Perjanji­an Lama, tetapi mereka melakukan ini supaya selamat.

Saya lebih condong pada pandangan yang pertama, karena sunat dan adat istiadat dalam ay 21b, dan kenaziran dalam ay 24, semuanya termasuk dalam ceremonial law. Tetapi bisa juga kedua pandangan ini tercakup bersama-sama.

Ini menunjukkan bahwa agama Yahudi sudah begitu mendarah daging dalam diri mereka, sehingga setelah mereka menjadi orang kris­ten, mereka tidak bisa melepaskannya.

Seorang mengatakan bahwa mungkin ini adalah salah satu alasan mengapa Tuhan menghancurkan Bait Allah (= pusat pelaksanaan ceremonial law) pada tahun 70 Masehi.

b) Berita tentang Paulus (ay 21).

· Yakobus maupun para tua-tua pasti juga mendengar berita ten­tang Paulus itu, tetapi bahwa mereka tetap menyambut Paulus dengan baik. Ini menunjukkan bahwa mereka tidak mudah percaya pada segala macam gossip / kabar angin / fitnah!

Renungkan: orang bukan hanya perlu untuk berhati-hati dalam menggunakan lidah / mulutnya (supaya tidak menggossip orang), tetapi juga telinganya / pikirannya (supaya tidak sembarangan mendengar / percaya pada gossip)! Bagaimana dengan saudara? Apakah saudara gampang mendengar dan mempercayai gossip?

· berita ini tentang ajaran Paulus kepada orang Yahudi kristen (dalam Kis 15 dipersoalkan ajaran Paulus terhadap orang non Yahudi yang kristen. Tetapi tentang ini sudah ada keputusan yang bisa saudara lihat dalam Kis 21:25).

· berita ini tidak seluruhnya benar, karena Paulus hanya menen­tang hukum Taurat sebagai syarat untuk selamat!

c) Kontras antara orang Yahudi yang ‘rajin memelihara hukum Taurat’ (point a di atas) dan Paulus yang menentang hukum Taurat sebagai syarat keselamatan (point b) inilah yang menye­babkan problem!

3) Usul / nasehat tua-tua (ay 23-24).

a) Nazar dari ke 4 orang itu, jelas adalah nazar tentang kenaziran (bdk. Bil 6:1-21).

b) Ada 2 kemungkinan tentang apa yang dimaksud dengan pentahiran Paulus dalam ay 24:

· Paulus juga disuruh menjadi nazir.

· Ini adalah pengudusan menjelang hari raya (bdk. Kel 19:10,14 Yoh 11:55).

c) Paulus disuruh menanggung biaya 4 orang nazir itu (ay 24).

· persembahan untuk melepaskan diri dari kenaziran itu cukup ba-nyak (bdk. Bil 6:14-15), sehingga seringkali mereka tidak bisa mengusahakannya.

· ahli sejarah Josephus mengatakan bahwa pada saat Herodes Agripa pergi dari Roma ke Yerusalem, maka ia menanggung biaya banyak nazir Allah. Tujuannya jelas supaya orang-orang Yahudi melihat bahwa ia bersimpati terhadap Yudaisme, sehingga orang Yahudi itupun akan mendukungnya.

· rupa-rupanya para tua-tua itu mempunyai pemikiran yang sejalan dengan Herodes. Paulus disuruh menanggung biaya kenaziran itu, supaya orang-orang Yahudi melihat bahwa Paulus tidak anti pada Yudaisme, tetapi bahkan mendukung Yudaisme.

4) Paulus menuruti usul / nasehat itu (ay 26).

Bandingkan ini dengan kata-kata Paulus dalam 1Kor 9:19-22.

Jadi, alasannya jelas bukan karena ia takut kepada orang-orang Yahudi itu, tetapi supaya ia bisa memenangkan jiwa mereka.

Penerapan: janganlah saudara berkompromi karena takut atau demi ke-untungan pribadi, tetapi karena kompromi itu bisa menguntungkan gereja / kerajaan Allah (asal itu bukan kompromi yang salah)!

5) Benar atau salahkah kompromi ini?

Bagian ini memusingkan semua penafsir, dan ada bermacam-macam pandangan tentang hal ini:

a) Salah!

· ini dianggap sebagai kompromi yang kelewat batas karena menga­burkan terang Kristus / Injil / kebenaran.

· bahkan ada orang yang beranggapan bahwa kesukaran-kesukaran yang dialami oleh Paulus setelah peristiwa ini merupakan hajaran Tuhan bagi dia karena kesalahannya di sini.

b) Benar! Pertimbangannya:

· ini sesuai dengan 1Kor 9:19-22.

· dalam upacara kenaziran tidak ada hal-hal yang bertentangan dengan iman kristen, karena kenaziran hanya melarang cukur rambut, minum anggur dsb.

Tetapi perlu dipikirkan bahwa kalau mereka menganggap Paulus setuju dengan kenaziran yang jelas termasuk ceremonial law, maka mereka akan mengira Paulus juga setuju dengan ceremonial law yang lain, yang bertentangan dengan iman kristen.

· sekalipun ceremonial law sebetulnya sudah harus dihentikan pada saat Kristus mati dan bangkit (bdk. Ef 2:15), tetapi kenya­taannya masih dilaksanakan sampai pada kehancuran Bait Allah pada tahun 70 Masehi (bdk. Luk 24:53 Kis 3:1 yang menunjukkan bahwa rasul-rasul masih pergi ke Bait Allah setelah kebangkitan Kristus).

Jadi, ini adalah masa peralihan, dan karena itu pelaksanaan dari ceremonial law tertentu masih bisa ditoleransi.

Catatan: ini tidak boleh dijadikan dasar untuk mengijinkan orang kafir yang sudah menjadi kristen untuk tetap memelihara agama­nya yang lama!

c) Tidak tahu / ragu-ragu.

Kesimpulannya: tetap ada 2 kemungkinan tentang hal ini:

Kalau Paulus benar:

Maka ini menunjukkan bahwa ia tahu kapan harus menolak nasehat / kompromi (seperti pada ay 4,5,12-14), dan kapan harus menerima nasehat / berkompromi.

Mintalah hikmat dari Tuhan, supaya saudarapun bisa seperti ini.

Kalau Paulus salah:

Ini menunjukkan betapa berbahayanya tipu daya setan dalam bentuk godaan untuk berkompromi ini!

Godaan untuk berkompromi ini bisa datang dalam semua segi kehidupan kita, seperti:

· Orang kristen dilarang untuk menikah dengan orang non kristen. Se-tan lalu menawarkan kompromi kepada saudara, dengan menawarkan orang kristen KTP sebagai pasangan hidup saudara.

· Orang kristen harus berbakti kepada Tuhan pada hari minggu. Setan lalu menawarkan kompromi dalam bentuk:

* tidak pergi ke kebaktian biasa, tetapi pergi ke ‘kebaktian’ pember-katan nikah. Ingat bahwa ini sebetulnya bukan kebaktian, karena tidak adanya persembahan, tidak adanya doa syafaat, dan Firman Tuhannya ditujukan kepada pengantin, bukan kepada saudara! Karena itu, ini adalah sebuah kompromi yang harus ditolak!

* pergi ke gereja yang lebih dekat dengan rumah saudara, atau yang jam kebaktiannya lebih sesuai dengan keinginan saudara, sekali-pun gereja itu bukan gereja yang baik! Renungkan: kalau itu bukan gereja yang Alkitabiah / Injili, apakah Allah hadir dalam kebaktian itu? Kalau tidak, siapa yang saudara sembah saat itu?

· Orang kristen harus berdoa dan membaca Firman Tuhan setiap hari. Setan lalu menawarkan ‘saat teduh kilat’ bagi saudara.

Hati-hatilah dengan godaan untuk berkompromi ini! Ingatlah bahwa dosa kecil biasanya akan menarik saudara kepada dosa yang lebih besar!

-AMIN-

KISAH PARA RASUL 21:27-22:23

Bacaan hari ini menunjukkan kefanatikan yang salah dari orang-orang Yahudi non Kristen pada saat itu.

Dalam Kis 21:17-26 sudah kita pelajari bahwa pada saat itu terjadi ketegangan antara orang-orang Yahudi Kristen dan Paulus. Yakobus dan tua-tua gereja Yerusalem lalu mengusulkan supaya Paulus berkompromi dengan mereka, dan Paulus menuruti usul itu.

Tetapi sekarang setan bekerja di dalam orang-orang Yahudi yang non Kristen, dan menggunakan kefanatikan mereka untuk menghancurkan Pau­lus.

I) Hal-hal yang dilakukan oleh orang Yahudi non Kristen.

1) Mereka memfitnah Paulus dan menghasut orang banyak untuk melawan / membunuh Paulus (21:27-28,38).

a) Dalam 21:28 dikatakan bahwa mereka memfitnah Paulus dengan tuduhan-tuduhan sebagai berikut:

· menentang bangsa Yahudi.

· menentang hukum Taurat.

· menentang tempat ini, yaitu Bait Allah.

· menajiskan Bait Allah dengan membawa orang Yunani ke sana.

Tuduhan ini terjadi hanya karena mereka terlalu cepat menyim­pulkan! Mereka hanya melihat Paulus ada di Yerusalem bersama-sama dengan Trofimus yang adalah seorang Yunani, dan mereka lalu menyimpulkan bahwa Paulus membawa Trofimus ke dalam Bait Allah (21:28b-29).

Penerapan: hati-hatilah dalam menyimpulkan sesuatu! Misalnya: begitu saudara melihat seorang laki-laki pergi bersama dengan seorang perempuan, saudara lalu menyimpulkan bahwa mereka berpacaran, ‘main gila’, berzinah dsb. Ini jelas menyimpulkan ter-lalu cepat dan terlalu jauh!

b) Kis 21:38 menunjukkan bahwa saat itu ada gossip / fitnah tentang Paulus, yang sebetulnya sama sekali tidak pernah ada! Ini adalah cerita yang dikarang / diciptakan oleh orang-orang yang kurang ajar!

Penerapan:

· seringkah saudara mengarang / menciptakan cerita untuk mem-fitnah orang? Kalau ya, bertobatlah!

· karena adanya banyak orang yang suka mengarang / menciptakan gossip, kita tidak boleh sembarangan percaya pada cerita / kata orang!

c) Berdusta, memfitnah dan menghasut.

Berdusta sudah merupakan dosa. Memfitnah lebih jahat dari ber­dusta, karena fitnah menyebabkan orang yang mendengarnya meren­dahkan orang yang difitnah. Tetapi menghasut lebih jahat lagi dari memfitnah, karena hasutan menyebabkan orang yang mendengar­nya membenci atau bahkan menyerang orang yang diceritakan itu!

Tetapi anehnya, sekalipun orang-orang Yahudi ini adalah orang yang sangat menekankan agama (religious), mereka tidak segan-segan berdusta, memfitnah dan menghasut! Mengapa? Karena adanya kefa-natikan yang salah dalam diri mereka!

2) Mereka beramai-ramai menangkap Paulus dan mau membunuhnya (21:30-31a).

a) Orang banyak yang beramai-ramai itu sebagian besar hanya ikut-ikutan saja tanpa mengerti persoalan yang sebenarnya (21:34 bdk. 19:32).

Penerapan: jangan sembarangan ikut-ikutan orang banyak, apalagi tanpa mengetahui duduk perkaranya yang sebenarnya! Misalnya: ikut-ikutan membenci / mengecam seseorang yang dikecam / dibenci oleh orang banyak.

b) Paulus diseret keluar Bait Allah, dan pintu-pintu Bait Allah lalu ditutup. Mereka takut darah Paulus akan menajiskan Bait Allah!

Mereka tidak mau darah Paulus menajiskan Bait Allah, tetapi mereka berani berdusta, memfitnah, menghasut, memukuli dan membunuh! Dari sini kita bisa melihat salah satu ciri khas dari orang yang fanatik secara salah, yaitu bahwa mereka sering hanya menekankan hukum-hukum tertentu (bahkan yang kecil), tetapi mengabaikan hukum-hukum yang lain (bahkan yang besar). Bandingkan dengan kata-kata Yesus dalam Mat 23:23-24!

Penerapan: kita harus menekankan seluruh Kitab Suci / Firman Tuhan! Ini adalah fanatisme yang benar!

Contoh: Kitab Suci memang mengajar kita untuk aktif di gereja (berbakti, belajar firman Tuhan, berdoa, mengabarkan Injil, melayani, bersekutu dsb). Tetapi Kitab Suci juga mengajar kita menjadi orang yang bertanggung jawab terhadap keluarga kita (2Tes 3:10 1Tim 3:4-5,11-12 1Tim 5:8). Kalau ada orang yang begitu aktif di gereja, sehingga tidak mempedulikan keluarganya, maka jelas orang itu melakukan fanatisme yang salah! Tetapi demikian juga dengan orang yang hanya mengurusi keluarganya, tetapi tidak mau aktif di gereja! Kita harus bisa membagi waktu, tenaga dan pikiran kita untuk bisa melakukan kedua-duanya!

Mendengar keributan itu, tentara Romawi turun tangan (21:31-36):

· 21:32 menunjukkan bahwa orang Yahudi yang berani membunuh tanpa takut kepada Allah ini, ternyata takut kepada manusia / tentara Roma!

Memang orang yang takut kepada manusia tidak akan takut kepada Allah, dan sebaliknya, orang yang takut kepada Allah tidak akan takut kepada manusia. Renungkan: siapa yang saudara takuti? bdk. Mat 10:28!

· 21:33 merupakan penggenapan dari nubuat nabi Agabus (21:11).

Tetapi Agabus menubuatkan bahwa Paulus akan diikat oleh orang-orang Yahudi dan diserahkan ke tangan bangsa lain, sedangkan dalam 21:33 Paulus langsung diikat oleh tentara Romawi.

Pengharmonisan: mungkin sekali pada waktu orang-orang Yahudi memukuli Paulus, mereka sudah mengikat Paulus. Lalu setelah tenta­ra Romawi datang, mereka menyerahkan Paulus yang sudah terikat itu kepada tentara Romawi, dan tentara Romawi lalu mengganti ikatan itu dengan rantai / borgol. Jadi ini sesuai dengan nubuat Agabus.

II) Pembelaan Paulus.

Ada 2 hal yang perlu kita pelajari tentang pembelaan Paulus ini:

1) Paulus tidak berdiam diri seperti Yesus (Mat 26:62-63 27:12-14 Luk 23:9).

Memang sikap Yesus yang berdiam diri pada waktu difitnah / ditu­duh / diadili itu bukanlah rumus yang harus kita tiru secara mutlak! Ada saat dimana kita harus diam seperti Yesus dalam menghadapi tuduhan / fitnah. Tetapi ada saat, dimana tuduhan / fitnahan itu merugikan seluruh gereja / Kerajaan Allah, bahkan merendahkan nama Allah sendiri; maka pada saat itu kita harus membela diri seperti Paulus di sini!

2) Kata ‘pembelaan diri’ dalam 22:1, dalam bahasa Yunaninya adalah APOLOGIAS.

Kata ‘Apologetics’ diturunkan dari kata Yunani ini.

Catatan: WEBSTER’ S NEW WORLD DICTIONARY mengatakan bahwa ‘Apologetics’ berarti ‘the branch of theology having to do with the defense and proof of Christianity’ (= cabang / bagian dari Theologia yang ber-hubungan dengan pembelaan dan pembuktian kekristenan).

Setiap orang kristen harus bisa berapologetics (bdk. 1Pet 3:15 yang menggunakan kata Yunani yang sama). Karena itu belajarlah Firman Tuhan sedemikian rupa (gunakan makalah!) sehingga saudara bisa mem­pertahankan kekristenan dan memberikan bukti-bukti kekristenan. Ini akan sangat berguna baik dalam menghadapi serangan dari orang non kristen, maupun dalam Penginjilan!

Apa yang dikatakan oleh Paulus sebagai pembelaan?

a) Mula-mula ia menceritakan tentang dirinya sebelum ia bertobat / menjadi kristen (22:3-5):

· aku adalah orang Yahudi.

Aku sebangsa dengan kamu; aku bukan orang Mesir (bdk. 21:38).

· aku lahir di Tarsus.

Ini sudah ia katakan kepada kepala pasukan (21:39). Sekarang ia ulangi kepada orang-orang Yahudi. Mengapa? Karena Tarsus adalah kota yang terkenal karena pendidikannya. Kota ini pernah bersa­ing dengan 2 kota yang top dalam hal pendidikan, yaitu Alexan­dria dan Athena.

· aku dibesarkan di Yerusalem.

Jadi, kalau tadi ia menunjukkan bahwa ia lahir di kota yang top, maka sekarang ia menunjukkan bahwa ia dibesarkan di kota yang merupakan pusat dari agama Yahudi!

· aku dididik di bawah pimpinan Gamaliel dalam hukum nenek mo-yang kita. Ini menunjukkan bahwa dalam hal agama ia mempunyai guru yang top, yang mendidiknya dalam hukum Taurat!

Paulus mengucapkan semua ini bukan untuk menyombongkan diri, tetapi supaya orang-orang Yahudi itu mau mendengar!

· aku giat bekerja bagi Allah, seperti kamu semua sekarang ini.

Bandingkan dengan Ro 10:2 dan Amsal 19:2. Memang tidak adanya pengetahuan yang benar menyebabkan seseorang mengi-ra bahwa ia giat untuk Allah, padahal ia giat untuk setan! Orang tolol yang rajin / bersemangat pasti menimbulkan problem!

Karena itu rajinlah dan tekunlah dalam belajar dan membaca Firman Tuhan supaya saudara mendapatkan pengetahuan yang benar!

Tetapi ada banyak orang kristen berkebalikan dengan orang-orang Yahudi saat itu. Mereka mempunyai banyak pengertian Firman Tu-han, tetapi mereka sama sekali tidak mempunyai semangat untuk giat bekerja bagi Tuhan. Kalau saudara adalah orang yang seperti itu, bertobatlah!

· kegiatanku adalah menganiaya dan membunuhi orang-orang kris-ten (22:4-5). Tentang hal ini Imam Besar dan Majelis tua-tua bisa menjadi saksi (22:5a).

b) Lalu Paulus menceritakan tentang pertobatannya (22:6-16).

Kalau tadi dalam 22:3-5 Paulus menceritakan tentang dirinya sebelum bertobat, yang menunjukkan persamaannya dengan orang-orang Ya-hudi itu, maka sekarang ia menceritakan tentang pertobatannya, yang menunjukkan perbedaannya dengan orang-orang Yahudi itu!

Ada beberapa hal yang ditekankan di dalam cerita ini:

· Menganiaya orang kristen sama dengan menganiaya Tuhan sen-diri (22:7-8). Ini merupakan peringatan bagi orang-orang Yahudi yang menganiaya dan mau membunuh Paulus.

· Pertobatannya terjadi melalui serangkaian mujijat:

* adanya penglihatan dan pendengaran yang merebahkannya dan membutakannya (22:6-9,11).

* Ananias datang kepadanya tanpa ia panggil dan Ananias me-nyem­buhkannya (22:13).

Ini menunjukkan bahwa pertobatannya itu adalah pekerjaan Allah!

· Ananias yang adalah orang kristen itu ia gambarkan sebagai orang yang saleh yang menurut hukum Taurat dan terkenal baik di antara semua orang Yahudi yang ada di situ (22:12).

Ini menunjukkan bahwa orang kristen / kekristenan tidak menen­tang orang Yahudi maupun hukum Taurat.

· Allah ia sebut dengan sebutan ‘Allah nenek moyang kita’ (22:14) dan ini berarti bahwa Allah orang kristen sama dengan Allah orang Yahudi / Israel yaitu Allah Abraham, Ishak dan Yakub.

c) Paulus menceritakan panggilan pelayanannya (22:14-15,17-21).

· 22:14-15:

* Ay 14 menunjukkan adanya Predestinasi! Perhatikan kata ‘menetapkan’ di sana! RSV/NASB: ‘appointed’ (= menetapkan / menentukan); KJV/NIV: ‘chosen’ (= memilih).

* Ay 15 menunjukkan bahwa orang yang ditetapkan untuk me-ngetahui / mengenal kebenaran harus memberitakan kebenar-an itu (memberitakan Injil) kepada semua orang! Ini merupakan panggilan bagi Paulus saat itu, tetapi ini juga merupakan pang-gilan bagi saudara saat ini! Maukah saudara memberitakan Injil?

· 22:17-21:

* Ay 17-18 menunjukkan bahwa Paulus mempunyai beban untuk memberitakan Injil kepada orang-orang Yahudi di Yerusalem tetapi Tuhan mengatakan bahwa orang-orang Yahudi itu tidak akan mau mendengar kesaksiannya dan menyuruhnya mening-galkan Yerusalem.

* Ay 19-20 menunjukkan bahwa Paulus ‘berargumentasi’ dengan Tuhan. Maksud argumentasi itu adalah: aku sudah sangat ber-ubah (dulu membunuhi orang kristen, sekarang menjadi kristen dan memberitakan Injil). Bagaimana mungkin mereka tidak mau mendengar kesaksianku?

* Ay 21 menunjukkan bahwa Tuhan, tanpa memberikan alasan, tetap berkeras bahwa Paulus harus meninggalkan Yerusalem untuk memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa non Yahudi.

Semua ini menunjukkan bahwa:

à beban pelayanan yang ada / muncul dalam hati kita belum tentu merupakan beban dari Tuhan!

Ini sama seperti cerita dalam 2Sam 7:1-17 dimana Daud mem-punyai beban untuk mendirikan Bait Allah, tetapi Tuhan menga-ta­kan bahwa Salomolah yang harus membangun Bait Allah itu.

Karena itu kalau saudara mempunyai beban dalam hati saudara jangan terlalu cepat beranggapan bahwa itu adalah kehendak Tuhan. Banyaklah berdoa supaya Tuhan menunjuk-kan apakah itu memang dari Tuhan atau tidak!

à Paulus tidak anti Yahudi. Ini ditunjukkan dari keinginannya un-tuk melayani bangsanya itu. Tetapi Tuhan yang melarangnya.

III) Reaksi orang-orang Yahudi.

Khotbah / pembelaan diri Paulus dipotong oleh kemarahan orang-orang Yahudi itu (22:22).

1) Pada waktu Paulus membela diri, ia pasti dipimpin oleh Roh Kudus se-suai dengan janji Tuhan dalam Mat 10:17-20, tetapi toh ia gagal memper-tobatkan orang-orang Yahudi itu.

Karena itu kalau saudara melihat seseorang gagal mempertobatkan pendengarnya dalam suatu pemberitaan Injil / KKR, jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan bahwa orang itu tidak diurapi oleh Tuhan.

2) Orang-orang Yahudi itu menjadi marah karena kata-kata Paulus secara implicit menunjukkan bahwa ‘Allah berpaling dari orang-orang Yahudi kepada orang-orang non Yahudi’ atau setidaknya bahwa ‘Allah mau menerima orang-orang non Yahudi sama seperti orang-orang Yahudi’.

Kefanatikan mereka pada fakta bahwa mereka adalah bangsa pilihan menyebabkan mereka menjadi marah ketika mendengar kata-kata Paulus itu.

Ini mengakibatkan kebinasaan mereka sendiri!

Penutup:

Fanatisme yang salah bisa terjadi dalam berbagai macam bentuk, dan bisa terjadi di dalam diri orang kristen sekalipun.

Misalnya:

· fanatisme pada gereja / pendeta tertentu.

· fanatisme pada aliran / ajaran tertentu.

· fanatisme pada praktek / tradisi tertentu dsb.

Bahwa kita harus menghindari fanatisme yang salah ini, tak berarti bahwa kita boleh ikut Tuhan dengan setengah hati! (bdk. Mat 22:37).

Tuhan tidak senang dengan orang kristen yang suam-suam kuku dan kalau saudara tidak bertobat dari kesuaman saudara, Ia akan memuntahkan saudara dari mulutNya (Wah 3:15-16).

Karena itu, ikutlah Tuhan dengan fanatisme yang benar, yaitu dengan mene-kankan seluruh Kitab Suci / Firman Tuhan secara seimbang! Maukah saudara?

-AMIN-

KISAH PARA RASUL 22:24-23:11

I) Paulus di markas (22:24-29).

1) Kepala pasukan itu tidak mengerti mengapa orang-orang Yahudi itu ma-rah kepada Paulus.

Ada 2 kemungkinan mengapa ia tidak mengerti:

a) Ia tidak mengerti bahasa Ibrani sedangkan Paulus menggunakan ba-hasa Ibrani (22:2).

b) Ia mengerti bahasa Ibrani, tetapi ia tidak mengerti latar bela­kang bangsa Yahudi yang begitu sombong / bangga tentang kebera­daan mereka sebagai bangsa pilihan Allah. Dan karena itu ia tidak mengerti mengapa kata-kata Paulus dalam 22:17-21 menyebab­kan mereka marah.

2) Kepala pasukan itu menyuruh menyiksa Paulus untuk mencari tahu ten-tang hal itu (22:24b).

Kata ‘memeriksa’ dalam bahasa Yunaninya adalah ANETAZESTHAI, dan kata ini biasanya digunakan untuk menunjuk pada pemeriksaan terha­dap logam dimana logamnya diperiksa / ditest dengan menggunakan api. Jadi ini menunjukkan pemeriksaan yang disertai siksaan supaya orang yang diperiksa mengaku.

3) Pada waktu mau disesah, Paulus mengatakan bahwa ia adalah warga negara Roma sehingga ia tidak jadi disesah (22:24-29).

Pada saat itu memang ada hukum yang melarang untuk mencambuki warga negara Roma, dan pelanggaran terhadap hukum ini sanksinya adalah hukuman mati!

Cicero mengatakan:

“It is a misdeed for a Roman citizen to be bound; it is a crime for him to be beaten; it is almost as bad as to murder a father to kill him” (= mengikat / membelenggu seorang warga negara Roma adalah suatu kelakuan buruk; memukulinya adalah suatu kejahatan; membunuhnya hampir sama buruk-nya dengan membunuh ayahnya sendiri).

Tetapi kepala pasukan itu tetap ingin menyelidiki tuduhan orang-orang Yahudi terhadap Paulus, dan karena itu ia menghadapkan Paulus ke hadapan Mahkamah Agama Yahudi (22:30).

II) Paulus di hadapan Mahkamah Agama (23:1-10).

A) 23:1-5:

1) ‘Hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah’ (23:1).

Artinya: Paulus selalu hidup sesuai dengan apa yang ia anggap benar, atau sesuai dengan apa yang ia anggap adalah kehendak Tuhan. Hal seperti ini sebetulnya harus ada dalam diri setiap orang kristen. Apakah saudara hidup seperti itu?

Tetapi kalau hal itu tidak disertai dengan pengetahuan yang benar tentang kebenaran / kehendak Allah, maka akan menyebabkan kita justru melakukan hal-hal yang jahat (bdk. Yoh 16:2).

Karena itu, saudara harus belajar Firman Tuhan dengan tekun!

2) Imam besar menyuruh orang menampar Paulus sehingga menghenti-kan pembelaan / penjelasan Paulus (23:2).

Penerapan: Kalau saudara sedang marah kepada istri / anak / pe-gawai / pembantu dsb, dan mereka berusaha memberikan penjelasan / pembelaan diri, pernahkah saudara lalu justru jadi tambah marah sehingga lalu membentak mereka / menggebrak meja dsb dan dengan itu menghentikan penjelasan / pembelaan mereka? Ingatlah bahwa menghentikan pembelaan / penjelasan dari orang yang saudara tuduh, adalah sesuatu yang salah karena justru akan menyebabkan saudara tidak bisa mengetahui kebenaran.

3) 23:3 - “Membalas itu Paulus berkata kepadanya: ‘Allah akan menampar engkau, hai tembok yang dikapur putih-putih! Engkau duduk di sini untuk menghakimi aku menurut hukum Taurat, namun engkau me-langgar hukum Taurat oleh perintahmu untuk menampar aku’”.

a) ‘Membalas itu’. Ini salah terjemahan!

NIV/NASB: ‘Then Paul said to him’ (= Maka Paulus berkata kepa­danya).

Jadi, ayat ini tidak menunjukkan bahwa Paulus mengucapkan kata-kata itu untuk membalas tamparan tersebut!

b) ‘Allah akan menampar engkau’.

· sekalipun saat itu Allah tidak melakukan sesuatu apapun, tetapi Paulus tetap yakin akan keadilan Allah, yang pasti akan meng-hukum orang yang bersalah.

· ada penafsir-penafsir yang menganggap bahwa kata-kata Pau-lus ini adalah suatu nubuat. Dan apa yang Paulus katakan itu memang terjadi. Adam Clarke mengatakan bahwa 5 tahun sete-lah itu imam besar Ananias mati dibunuh.

c) ‘tembok yang dikapur putih-putih’.

Kata-kata Yesus tentang orang Farisi dan ahli Taurat dalam Mat 23:27 lebih keras lagi dari kata-kata Paulus ini, karena Yesus mengatakan bahwa mereka seperti ‘kuburan yang dilabur putih’. Tetapi arti kedua kata-kata ini adalah sama, yaitu menunjukkan bahwa mereka adalah orang yang munafik, yang selalu berusaha supaya diri mereka kelihatan bagus dari luarnya saja.

Penerapan: Janganlah hanya berusaha supaya diri saudara ter-lihat bagus dari luar, tetapi berusahalah untuk bisa bagus dari luar dan dalam!

d) Kata-kata Paulus dalam 23:3b itu memang benar.

Dengan menyuruh orang untuk menampar Paulus yang sedang memberikan pembelaan, maka Ananias memang melanggar hu-kum Taurat seperti Ul 16:18-20 17:4 dsb. Ananias sedang meng-adili berdasarkan Taurat, tetapi ia sen­diri melanggar Taurat. Ini sikap yang tidak konsekwen!

Penerapan: Seringkah saudara bersikap tidak konsekwen? Misal-nya: saudara memberikan peraturan di rumah / kantor saudara, tetapi saudara sendiri tidak mempedulikan peraturan itu.

4) 23:4 - “Dan orang-orang yang hadir di situ berkata: ‘Engkau mengejek Imam Besar Allah?’”.

Ini adalah kecaman yang salah karena tidak fair / tidak adil. Mengapa mereka tidak mengecam imam besar Ananias yang menyuruh orang untuk menampar Paulus?

Kalau si A memukul si B, dan si B lalu membalas, maka adalah tidak adil kalau kita hanya menegur si B (kecuali kalau kita tidak kenal si A). Tetapi hal seperti ini sering terjadi! Kalau orang tua melakukan hal yang salah kepada orang muda, dan orang muda itu lalu memberikan reaksi yang terlalu keras, maka kita seringkali hanya menegur orang mudanya, tetapi membiarkan orang tuanya! Kalau Pendeta / Majelis melakukan hal yang salah se­hingga jemaat menyerangnya, maka seringkali kita menegur jemaatnya, tetapi membiarkan kesalahan dari pendeta / mejelis itu! Ini semua adalah sikap yang tidak fair / tidak adil!

5) 23:5 - “Jawab Paulus: ‘Hai saudara -saudara aku tidak tahu, bahwa ia adalah Imam Besar. Memang ada tertulis: Janganlah engkau berkata jahat tentang seorang pemimpin bangsamu!’”.

Apa artinya kata-kata Paulus ini? Ada yang menafsirkan kata-kata Paulus ini secara hurufiah / apa adanya, yaitu Paulus betul-betul minta maaf atas sikap kerasnya terhadap Imam Besar, karena tadinya ia tidak tahu bahwa itu adalah Imam Besar. Bahkan dalam 23:5b ia lalu mengutip Kel 22:28 untuk menunjuk­kan bahwa apa yang tadi ia lakukan itu merupakan suatu tindakan yang bertentangan dengan Firman Tuhan.

Keberatan terhadap penafsiran ini:

a) Kalau saudara perhatikan 23:5 itu, maka saudara bisa melihat bah-wa Paulus tidak meminta maaf. Ini aneh! Kalau ia memang merasa salah, mengapa ia tidak berkata ‘maafkan aku’?

b) Paulus adalah seorang rasul, dan rasul adalah jabatan tertinggi dalam gereja (bdk. 1Kor 12:28 Ef 4:11). Jadi, apapun kedudukan Ananias, Paulus tetap lebih tinggi. Lalu mengapa Paulus menyesal karena ia telah menghardik ‘bawahannya’ yang berbuat salah?

c) Tidak mungkin Paulus tidak tahu bahwa Ananias adalah Imam Besar! Paulus sendiri dulunya adalah seorang aktivist dalam Yudaisme, dan setelah menjadi kristenpun ia sangat terbeban untuk menyelamatkan orang-orang yang menganut Yudaisme. Jadi tidak mungkin ia tidak mengikuti perkembangan Yudaisme sehing-ga tidak tahu siapa imam besarnya. Juga dalam 21:26,27 ia sudah pergi ke Bait Allah. Ini tidak memungkinkan ia tidak tahu siapa Imam Besarnya. Juga perlu saudara sadari bahwa Imam Besar mempunyai pakaian yang berbeda dengan yang lain sehingga pasti akan mudah diketahui.

d) Setelah kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus, maka tidak ada lagi Imam Besar, karena Yesuslah yang menjadi satu-satunya Imam Besar / Pengantara antara Allah dan manusia (bdk. 1Tim 2:5 Ibr 4:14-10:22). Mungkinkah di sini Paulus masih mengakui ke-imaman dari Ananias dan dengan demikian menghina keimaman Kristus?

e) Kalau memang Paulus menghormati Ananias, maka ini menunjuk-kan bahwa nabi palsu yang mempunyai jabatan tinggi tetap harus dihormati. Padahal dalam sepanjang Kitab Suci kita tidak pernah menjumpai ada nabi / rasul asli yang menghormati nabi palsu. Mereka justru selalu bersikap keras terhadap para nabi palsu! Karena itu adalah aneh kalau di sini Paulus menghormati Ana­nias yang jelas-jelas adalah nabi palsu. Bdk. Gal 1:6-9 2Yoh 9-11.

Karena itu Calvin dan beberapa penafsir lainnya mengikuti penafsiran Agustinus yang mengatakan bahwa kata-kata Paulus dalam 23:5 ini bersifat irony (= ejekan). Jadi Paulus menjawab kecaman dalam 23:4 itu dengan sinis dan mengejek: “Aku tidak tahu kalau orang seperti itu bisa adalah imam besar!”. Dan karena ini adalah kata-kata sinis, ini tidak bisa disebut sebagai dusta.

Kutipan dari Kel 22:28 itu ia berikan justru untuk menunjukkan bahwa Paulus tidak mengakui Ananias sebagai pemimpin.

Dengan demikian jelaslah bahwa Kis 23:5 ini tidak boleh dijadi­kan dasar untuk mengatakan bahwa jemaat harus tetap menghormati seorang pendeta yang adalah nabi palsu!

Calvin:

“So it is not only lawful for the faithful at this day to shake off from their shoulders the Pope’ s yoke, but they must do it of necessity, seeing they cannot obey his laws unless they forsake God” [= Jadi orang-orang yang setia pada saat ini (orang kristen) bukan hanya boleh untuk membuang kuk Paus dari bahu mereka, tetapi mereka harus melakukan hal itu, mengingat bahwa mereka tidak bisa mentaati hukum-hukum Paus kecuali mereka meninggalkan Allah].

Penerapan:

Bagaimana sikap saudara terhadap pendeta-pendeta yang liberal, yang tidak pernah memberitakan Injil, yang bahkan mengajarkan bahwa Kitab Suci bukanlah Firman Allah atau bahwa Yesus bukanlah satu-satunya jalan ke surga? Ingat bahwa mereka adalah antek-antek setan! Jangan menghormati mereka (2Yoh 9-11), dan jangan takut untuk menentang mereka!

B) 23:6-10:

1) Doktrin orang Saduki bertentangan dengan orang Farisi (23:8).

a) Orang Saduki tidak percaya pada kebangkitan, maupun pada ma-laikat / roh. Mereka percaya bahwa pahala maupun hukuman dite-rima manusia dalam hidup ini.

Betul-betul ajaib bahwa orang-orang sesat seperti ini bisa menjadi anggota-anggota mahkamah Agama! Tetapi ini menunjuk­kan bah-wa saudara tidak perlu terlalu heran kalau pada jaman ini ada pendeta, komisi theologia, sinode dari suatu gereja yang terdiri dari orang-orang yang sesat!

b) Dalam pertentangan ini jelas bahwa orang Farisilah yang benar (bdk. Mat 22:23-33). Tetapi mereka hanya benar secara intelek­tual, dan merekapun sebenarnya termasuk orang-orang sesat, karena mereka menolak Yesus sebagai Mesias, Juruselamat, dan Tuhan.

Penerapan: hati-hati dengan orang yang hanya mempunyai pe-ngertian intelektual yang benar, tetapi sebetulnya tetap sesat! Kelihatannya mereka pro saudara tetapi saudara harus tetap was-pada karena mereka tetap adalah anak-anak setan!

2) Paulus tahu akan pertentangan itu dan ia menggunakan hal itu (23:6), sehingga menimbulkan perpecahan di antara kedua golongan itu (23:7,9,10a), dimana orang-orang Farisi itu lalu memihak Paulus (23:9).

Ada 2 hal yang perlu dipelajari:

a) Perpecahan mudah terjadi kalau doktrin berbeda / bertentangan.

Karena itu, untuk menghindari perpecahan maka:

· kita harus mengusahakan kesatuan doktrin dan ini hanya bisa tercapai kalau:

* Ada 1 pendeta yang mendominasi ajaran dalam gereja.

Tentu ini seharusnya adalah gembala sidang gereja itu. Gereja yang menggunakan banyak pengkhotbah secara bergilir, pasti akan mempunyai jemaat yang bukan saja theologianya akan menjadi ‘gado-gado’, tetapi juga berbeda / bertentangan satu dengan yang lain.

* Seluruh jemaat mengikuti Kebaktian maupun Pemahaman Alki­tab dengan setia dan rajin. Orang yang tidak hadir dalam Kebaktian / Pemahaman Alkitab, akan mempunyai kekurangan dalam pengertian, dan ini tetap akan menimbul-kan perbedaan / pertentangan doktrin! Karena itu rajinlah menghadiri baik Kebaktian maupun Pemahaman Alkitab!

· kita harus bisa membedakan antara perbedaan / pertentangan yang bersifat prinsip dan yang remeh. Kalau itu bersifat prinsip, maka itu patut dipertengkarkan, tetapi kalau itu remeh, harus bisa ditoleransi!

b) Benarkah tindakan Paulus ini?

· Ia ‘mengadu kambing’! Sedangkan orang kristen seharusnya menjadi pembawa damai / peacemakers (Mat 5:9).

· Ia mengaku diri sebagai orang Farisi, sedangkan ia sudah menjadi orang kristen.

· Ia mengatakan bahwa ia dihadapkan ke Mahkamah Agama karena kepercayaannya terhadap kebangkitan orang mati, padahal tuduhan sebenarnya tidak demikian (bdk. 21:21,28).

Calvin mengatakan bahwa di sini Paulus melakukan suatu keli-cikan yang dibungkus dengan kepura-puraan, dan itu tidak jauh dari dusta.

Tetapi ada hal-hal yang perlu dipertimbangkan:

¨ Tadi Paulus mau menggunakan cara yang benar, tetapi ternya­ta ia ditampar. Karena itu ia menggunakan cara ini.

¨ Tidak salah bagi Paulus untuk menyelamatkan diri dari penye-sahan dengan mengaku diri sebagai warga negara Roma. Lalu mengapa salah untuk melepaskan diri dengan mengaku seba-gai orang Farisi? Orang Farisi disebut dengan sebutan itu kare-na mereka merupakan grup yang terpisah dari orang-orang lain, karena mereka berusaha mati-matian untuk melak­sanakan hukum Taurat sampai pada detail-detail yang seke­cil-kecilnya. Bukankah setelah menjadi kristenpun Paulus berusaha men-taati hukum-hukum Tuhan sampai pada detail-detailnya?

¨ Tuduhan utama terhadap Paulus memang ada dalam 21:21,28, tetapi disamping itu ada banyak tuduhan yang lain (21:34), sehingga mungkin saja persoalan kepercayaan terhadap ke­bangkitan juga dituduhkan.

3) Kepala pasukan lalu menyelamatkan Paulus dari kekacauan itu (23:10).

III) Tuhan berfirman kepada Paulus (23:11).

Orang yang terus menerus mengalami problem, kesukaran dan penderi­taan, bisa saja lalu kehilangan sukacita, semangat dan bahkan merasa Tuhan tidak menyertainya. Mungkin sekali itulah yang dialami oleh Paulus saat itu sehingga Tuhan lalu memberikan Firman kepadanya untuk menguatkannya.

Kata ‘kuatkanlah hatimu’ di sini menggunakan kata Yunani yang sama dengan dalam Yoh 16:33.

Dalam 23:11 ini Tuhan secara nyata menunjukkan bahwa Ia tetap menyertai Paulus.

Tetapi, sebetulnya, baik pada waktu ada di markas, maupun pada waktu ada di hadapan Mahkamah Agama, sekalipun Tuhan tidak menampak­kan diri atau berfirman kepada Paulus, jelas bahwa Tuhan tetap beserta dengan Paulus karena Tuhanlah yang mengatur sehingga Paulus lolos.

Dari semua ini bisalah disimpulkan bahwa pada saat dimana penyer­taan Tuhan itu tidak nyata atau bahkan sama sekali tidak terlihat, Tuhan tetap beserta dengan Paulus.

Ini bukan hanya berlaku untuk Paulus, tetapi juga untuk kita! Karena itu, baik dalam keadaan dimana penyertaan Tuhan tampak jelas atau tidak tampak sama sekali, percayalah bahwa Tuhan tetap menyertai / melindungi saudara!

-AMIN-

KISAH PARA RASUL 23:12-35

I) Komplotan untuk membunuh Paulus.

1) Ay 12-13:

a) Ini jelas merupakan fanatisme yang membabi buta, karena tidak adanya pengertian yang benar (bdk. Ro 10:2 Yoh 16:2-3).

b) Tidak makan / minum sampai tujuannya tercapai adalah sesuatu yang cukup sering terjadi (bdk. 1Sam 14:24).

c) Pada saat mereka akhirnya gagal membunuh Paulus, lalu bagai-mana? Mereka mempunyai jalan untuk membebaskan diri mereka dari sumpah / nazar mereka, seperti yang dikatakan oleh Lightfoot yang mengu­tip dari Talmud:

“He that hath made a vow not to eat anything, woe to him if he eat, and woe to him if he do not eat. If he eat he sinneth against his vow; if he do not eat he sinneth against his life. What must such a man do in this case? Let him go to the wise men and they will loose his vow, as it is written, Prov 12:18 ‘the tongue of the wise is health’” (= Ia yang telah bernazar untuk tidak makan apapun, celakalah ia kalau ia makan, dan celakalah ia kalau ia tidak makan. Kalau ia makan ia berdosa terhadap nazar­nya; dan kalau ia tidak makan ia berdosa terhadap hidupnya. Apa yang harus dilakukan oleh orang itu dalam kasus seperti ini? Baiklah ia pergi kepada orang-orang bijak, dan mereka akan mele­paskannya dari nazarnya, seperti tertulis dalam Amsal 12:18 ‘lidah orang bijak adalah kesehatan’).

Tetapi dalam Bil 30 dikatakan bahwa nazar yang bisa dibatalkan hanyalah nazar orang perempuan, yaitu kalau nazar itu dibatalkan oleh ayah atau suaminya. Tentang nazar orang laki-laki, tidak pernah ada cara pembatalan nazar! Karena itu dalam Pengkhotbah 5:3-4 dikatakan bahwa kita tidak boleh sembarangan bernazar!

Tetapi sekalipun nazar itu sendiri tidak bisa dibatalkan, tetapi pelang-garan terhadap nazar kelihatannya tetap bisa diampuni berdasarkan Im 5:4-6.

2) Ay 14-15:

Mereka mengajak tua-tua Yahudi, imam-imam kepala dan seluruh Mahkamah Agama untuk berkomplot melakukan dusta dan pembu­nuhan!

Andaikata Mahkamah Agama itu terdiri dari orang-orang jujur yang benci pada dusta, dan penuh dengan kasih sehingga tidak mau menyakiti orang lain, maka pasti mereka tidak akan berani mengajak Mahka­mah Agama untuk melakukan dusta dan merencanakan pembunuhan! Bahwa mereka berani mengajak, itu membuktikan bahwa mereka tahu kalau Mahkamah Agama itu sekwalitet dengan mereka!

Penerapan:

Seringkah saudara diajak untuk berbuat dosa oleh orang-orang di sekitar saudara? Misalnya: diajak berzinah, diajak berdusta supaya dapat untung yang lebih besar, diajak membolos dari kebak­tian dsb? Kalau saudara sering diajak untuk berbuat dosa oleh orang-orang di sekitar saudara, mungkin sekali hal itu disebabkan karena mereka tahu kwalitet saudara sama dengan mereka! Karena itu introspek­silah hidup saudara, dan sucikanlah diri saudara, maka ajakan-ajakan seperti itu akan berkurang / hilang!

Sekalipun tidak diceritakan secara explicit, tetapi jelas bahwa Mahkamah Agama itu mau diajak untuk berkomplot. Bagaimana dengan golongan orang Farisi yang baru saja memihak kepada Paulus (ay 7-10)? Rupa-rupanya sekarang mereka berbalik memusuhi Paulus lagi! Ini mengajar kita untuk hati-hati terhadap orang-orang yang memi­hak kita, tetapi sebe-tulnya adalah orang kafir / kristen KTP!

II) Kegagalan komplotan itu.

1) Rencana pembunuhan itu diketahui oleh kemenakan Paulus, yang lalu memberitahukan hal itu kepada Paulus (ay 16).

Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari:

a) Tuhan sering menolong menggunakan orang yang tidak terduga!

Karena itu kalau saudara mempunyai problem dan saudara berdoa kepada Tuhan, janganlah berusaha mengatur Tuhan dengan meminta kepada Tuhan supaya Ia menolong saudara melalui orang-orang yang saudara anggap bisa dipakai oleh Tuhan! Ingat bahwa Tuhan yang mahakua­sa itu bisa menolong saudara melalui siapa saja!

b) Sebelum terjadinya peristiwa ini, Paulus telah menerima Firman Tuhan (ay 11), yang menghibur dia dan menguatkan dia menghadapi peristiwa yang saat ini terjadi!

Kalau Paulus saja membutuhkan Firman Tuhan untuk bisa tetap kuat, siapakah saudara sehingga mengabaikan Firman Tuhan? Karena itu bertekunlah dalam mengisi diri saudara dengan Firman Tuhan, baik melalui saat teduh secara teratur, melalui khotbah dalam kebaktian, Pemahaman Alkitab, makalah, cassette dsb.

c) Firman Tuhan dalam ay 11 itu rasanya bertentangan dengan ‘fakta’ saat ini, karena Firman Tuhan mengatakan bahwa Paulus harus pergi ke Roma, sedangkan ‘fakta’ menunjukkan bahwa ada lebih dari 40 orang bersumpah untuk membunuh dia.

Penerapan:

Dalam hidup kita, kita akan sering berhadapan dengan keadaan se-perti ini, dimana Firman Tuhan kelihatannya berten­tangan dengan fakta, misalnya:

· Mat 6:33 kelihatannya bertentangan dengan keadaan saudara yang mempunyai gaji rendah, tetapi kebutuhan yang besar, khu-susnya pada masa krisis ekonomi sekarang ini.

· 1Kor 10:13 kelihatannya bertentangan dengan beratnya penderi­taan yang saudara rasakan lebih besar dari kekuatan saudara.

· Ibr 13:5 kelihatannya bertentangan dengan banyaknya problem dalam hidup saudara, dan doa-doa saudara yang tidak dijawab oleh Tuhan.

Kata kunci yang harus diperhatikan di sini adalah ‘kelihatannya’! Fakta bisa kelihatannya bertentangan dengan Firman Tuhan, tetapi tidak mungkin sungguh-sungguh bertentangan dengan Firman Tuhan! Ka-rena itu sekalipun fakta kelihatannya bertentangan dengan Firman Tuhan, tetaplah percaya kepada Firman Tuhan.

2) Paulus berusaha mempertemukan kemenakannya itu dengan kepala pasukan (ay 17).

Jadi jelas bahwa sekalipun Paulus beriman pada janji Tuhan dalam ay 11 itu, tetapi ia tidak pasif / ‘beriman’ / ‘berserah’ saja menghadapi usaha pembunuhan tersebut! Ia berusaha semampunya untuk tidak terbunuh! Ini bukan tindakan yang tidak beriman!

Penerapan:

· Kalau saudara percaya pada Mat 6:33, yang menjanjikan pencukupan kebutuhan hidup saudara asal saudara mencari Allah dan kebenaran-Nya, itu tidak berarti bahwa saudara tidak perlu berusaha untuk men-cukupi kebutuhan hidup saudara! Bdk. 2Tes 3:10b - “jika seseorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan”.

· Kalau saudara percaya pada 1Kor 10:13, yang mengatakan bahwa pencobaan tidak akan lebih besar dari kekuatan saudara, itu tidak berarti bahwa saudara tidak perlu berusaha untuk menguatkan iman saudara supaya lebih kuat dari pencobaan yang menimpa saudara!

· Kalau saudara percaya pada Ibr 13:5, yang menjanjikan bahwa Allah tidak akan meninggalkan saudara, itu tidak berarti bahwa saudara tidak perlu berusaha mendekatkan diri kepada Tuhan!

· Kalau saudara percaya bahwa setiap orang pilihan pasti akan sela-mat (bdk. Kis 13:48), itu tidak berarti bahwa saudara tidak perlu memberitakan Injil!

3) Perwira itu mau menuruti Paulus (ay 18), dan kepala pasukan itu mau mendengarkan kata-kata seorang anak muda dan mempercayainya (ay 19-22). Jelaslah bahwa Tuhan turut bekerja dalam semua ini!

4) Tindakan kepala pasukan (ay 23-30).

a) Mengirim Paulus ke Kaisarea (Romawi menjadikan kota ini ibukota Yudea), kepada wali negeri Feliks, dengan dikawal oleh (ay 23):

· 200 orang prajurit.

· 70 orang berkuda.

· 200 orang bersenjata lembing.

Bahwa kepala pasukan itu mau mengerahkan 470 orang hanya untuk mengawal Paulus, yang sebetulnya sama sekali tidak penting bagi pemerintahan Roma, lagi-lagi menunjukkan bahwa Tuhan ikut bekerja di sini.

Dalam Kis 16 Tuhan menyelamatkan Paulus menggunakan sesuatu yang spektakuler (gempa bumi), tetapi di sini Tuhan menggunakan jalan yang biasa

b) Menulis surat kepada Feliks (ay 25-30).

Ay 29 menunjukkan bahwa bagi kepala pasukan itu, penyelewengan ajaran bukanlah sesuatu yang penting, dan bukanlah sesuatu yang harus dihukum. Ini juga pandangan dari Galio (Kis 18:14-15) dan Festus (Kis 25:18-19).

Tetapi Tuhan mempunyai pandangan yang sangat berbeda, karena dalam Ul 13:1-18 dikatakan bahwa nabi palsu harus dihukum mati!

Calvin:

“For among the people of God it is an offence worthy of no less punish-ment, to corrupt the doctrine of godliness with wicked and false opinions, than to do injury to, or commit wickedness among men” (= karena di antara umat Allah, merusak­kan ajaran ilahi dengan pandangan yang jahat dan tidak benar, merupakan suatu pelanggaran yang layak mene-rima hukuman yang tidak kalah beratnya, dari pada melukai orang atau melakukan kejahatan di antara manusia).

Penerapan: Semua saudara mungkin menganggap pembunuh, pen-curi, pemerkosa dsb sebagai orang-orang yang jahat dan harus dihu-kum. Tetapi bagai­mana pandangan saudara tentang pendeta-pendeta yang:

· mengajarkan bahwa Kitab Suci bukanlah Firman Tuhan?

· mengajarkan bahwa Kristus bukanlah satu-satunya jalan ke surga?

· hanya mengajarkan ajaran moral / etika, tetapi tidak pernah mem-beritakan Injil?

· hanya menekankan Yesus sebagai pembuat mujijat, dokter, pem­beri berkat, tetapi tidak sebagai Juruselamat dan Tuhan?

Apakah saudara masih menghormati pendeta-pendeta seperti itu? Kalau ya, maka saudara tidak berbeda dengan kepala pasukan yang kafir itu! Bdk. 2Yoh 9-11!

Penutup:

Akhirnya Paulus sampai dengan selamat di Kaisarea, dan akhirnya ia betul-betul sampai di Roma, sesuai dengan Firman Tuhan dalam ay 11!

Jadi terbukti bahwa sekalipun Firman Tuhan itu kelihatannya bertentangan dengan ‘fakta’, akhirnya Firman Tuhanlah yang benar!

Maukah saudara percaya pada Firman Tuhan, dalam sikon apapun juga?

-AMIN-

KISAH PARA RASUL 24:1-27

I) Tuduhan terhadap Paulus (ay 1-9).

1) Para penuduh (ay 1).

a) Tokoh-tokoh Yahudi:

Mereka ini mau membuang waktu, tenaga, pikiran, dan uang, untuk pergi ke Kaisarea, yang berjarak sekitar 80 km dari Yerusalem, untuk menghancurkan Paulus.

Penerapan: kalau saudara hidup dan melayani Tuhan dengan benar, jangan heran kalau saudarapun dibenci dan dimusuhi seperti ini!

b) Tertulus:

· Tertulus adalah nama Romawi.

Ada orang-orang yang percaya bahwa ia adalah orang Yahudi, karena pada jaman itu banyak orang Yahudi menggunakan nama Romawi. Tetapi saya lebih setuju dengan pandangan kedua yang mengatakan bahwa Tertulus adalah seorang Romawi yang meme-luk agama Yahudi. Alasannya: dalam ay 2 akhir ia mengatakan ‘bangsa kami’. Ini salah terjemahan! NIV/NASB: ‘this nation’ (= bangsa ini). Tetapi dalam ay 6 akhir ia berkata ‘hukum Taurat kami’.

· Tertulus adalah seorang ‘pengacara’.

NIV: lawyer (= pengacara)

NASB: attorney (= pengacara)

RSV: spokesman (= juru bicara)

KJV/NKJV: orator (= ahli pidato)

Calvin: rhetorician (= ahli bicara)

Jelas bahwa orang ini adalah orang yang disewa oleh tokoh-tokoh Yahudi, karena dianggap mampu menolong mereka untuk meng-hancurkan Paulus.

2) Tuduhan Tertulus (ay 2-8).

a) Pendahuluan (ay 2-4):

· Ini kata-kata munafik dan bersifat menjilat!

Tertulus, yang mewakili tokoh-tokoh Yahudi itu, bisa memuji-muji Feliks seperti itu, padahal fakta menunjukkan bahwa mereka sa-ngat membenci pemerintahan Romawi yang pada saat itu menjajah mereka. Juga ahli sejarah Josephus mengatakan bahwa Feliks adalah orang yang tamak (bdk. ay 26), kejam (dalam ay 27 ia diganti, karena ia melakukan pembantaian yang menyebabkan orang-orang Yahudi protes kepada kaisar Romawi), dan suka ber-foya-foya. Bahwa Tertulus justru memuji orang sebejat Feliks menunjukkan bahwa saat ini ia sedang menjilat!

Penerapan:

Kalau saudara sedang berbicara dengan pejabat, orang kaya, langganan besar, calon mertua, atau pendeta saudara, apakah saudara juga bermanis mulut, mengeluarkan kata-kata munafik, menjilat dengan mengeluarkan pujian yang tidak benar?

· Pasti Feliks senang mendengar kata-kata Tertulus itu!

Penerapan:

Apakah saudara senang kalau mendengar jilatan terhadap diri saudara? Apakah saudara senang menerima pujian, yang saudara tahu tidak benar? Yang mana lebih saudara senangi: orang yang selalu bicara blak-blakan, yang bahkan berani menunjukkan kesa-lahan saudara, atau orang yang selalu menjilat dan memuji-muji saudara?

Fakta menunjukkan bahwa biasanya orang kaya dan orang yang mempunyai jabatan / kedudukan tinggi, senang dijilat. Karena itu kalau saudara kaya dan / atau berkedudukan tinggi, introspeksilah diri saudara sendiri dalam persoalan ini.

Kalau saudara menganggap bahwa menjilat itu adalah salah, tetapi saudara senang dijilat, bukankah itu menunjukkan ketidak-konsek-wenan saudara?

b) Isi tuduhan (ay 5-8):

· Ay 5a: ‘penyakit sampar’.

Kata Yunani yang dipakai adalah LOIMON, yang bisa berarti pe-nyakit sampar, wabah, gangguan. Karena itu NIV menterjemahkan ‘trouble maker’ (= pembuat kekacauan).

Tuduhan seperti ini dilontarkan oleh Tertulus karena:

* huru hara adalah sesuatu yang paling dibenci oleh pemerintah-an Romawi (bdk. 19:40).

* fakta memang menunjukkan bahwa dimanapun Paulus berada, di situ ada kekacauan. Tetapi sebetulnya Paulus tidak menim­bulkan kekacauan itu. Ia hanya memberitakan Injil / Firman Tuhan. Orang-orang yang menolak pemberitaannya itulah yang membuat kekacauan.

Penerapan: kalau saudara rajin memberitakan Injil / Firman Tuhan atau rajin menegakkan kebenaran dan karena itu lalu saudara disebut ‘trouble maker’ / ‘pembuat kekacauan’, maka janganlah malu karena hal itu! Ingat bahwa Yesus sendiri dianggap gila, kerasukan setan dsb!

· Ay 5b: ‘tokoh dari sekte Nasrani’.

* Nasrani berasal dari kata ‘Nazaret’, yang merupakan nama yang hina (bdk. Yoh 1:45-46).

Orang-orang Yahudi tidak mau menggunakan istilah Christian (= orang kristen), karena ini berarti ‘pengikut Kristus / Me­sias’ (Ingat bahwa mereka tidak mengakui Yesus sebagai Kristus / Mesias). Karena itu mereka menggunakan sebutan ‘orang Nas-rani’, yang jelas mengandung suatu penghinaan.

* Kata ‘sekte’ berasal dari kata Yunani HAIRESIS, yang sebenar­nya tidak mempunyai konotasi / arti yang negatif. Artinya adalah ‘aliran’ (bdk. 5:17 15:5 26:5).

· Ay 6a: ‘melanggar kekudusan Bait Allah’.

Tentang ini sudah kita pelajari dalam 21:27-29.

· Ay 6b-8a: NIV meletakkan bagian ini di footnote karena ada ma-nuscript-manuscript yang tidak mempunyai bagian ini sehingga bagian ini diragukan keasliannya.

Kalau bagian ini memang benar, maka ay 6b-7 jelas merupakan suatu dusta karena Lisias mengambil Paulus dari tangan mereka bukan pada waktu mereka sedang menghakimi Paulus, tetapi pada waktu mereka sedang berusaha membunuh Paulus (bdk. 21:31-32).

3) Para saksi: mereka membenarkan tuduhan Tertulus (ay 9).

II) Pembelaan Paulus (ay 10-21).

1) Ay 10a: Paulus diberi kesempatan untuk membela diri.

Feliks mempunyai suatu hal yang baik, yaitu: dalam menangani / meng-adili suatu pertikaian, ia selalu mendengar dari kedua pihak. Waktu ia membaca surat dari kepala pasukan Lisias, ia tidak mau memutuskan sebelum ia mendengar dari para pendakwa (23:35). Sekarang setelah mendengar dakwaan dari para pendakwa, ia mau mendengar pembelaan dari Paulus. Hal seperti ini memang merupakan tradisi orang-orang Romawi (bdk. 25:16).

Penerapan:

Ini harus ditiru bukan hanya dalam pengadilan biasa, tetapi juga dalam:

· pengadilan gereja.

Betul-betul menyedihkan kalau ada gereja memecat seorang pegawai, apalagi hamba Tuhan, tanpa pengadilan / kesempatan membela diri bagi orang yang dituduh. Gereja seperti ini lebih brengsek dari orang kafir seperti Feliks!

· ‘pengadilan’ dalam hidup sehari-hari.

Kalau saudara menuduh / menyalahkan seseorang (anak, pegawai, pembantu) maulah mendengar pembelaan diri yang mereka lakukan sebelum saudara mengambil tindakan untuk menghukum!

2) Ay 10b: ini pendahuluan dari pembelaan diri Paulus.

Berbeda dengan pendahuluan Tertulus yang begitu menjilat dan munafik, pendahuluan Paulus sama sekali tidak memberikan ‘jilatan’ apapun!

Apakah saudara bersikap / berbicara seperti Paulus atau seperti Ter-tulus?

3) Isi pembelaan.

a) Ia datang di Yerusalem tidak lebih dari 12 hari yang lalu (ay 11).

Tetapi:

· 21:27 - 7 hari.

· 22:30 - keesokan harinya.

· 23:11 - pada malam harinya.

· 23:12 - setelah hari siang (NIV: the next morning).

· 23:32 - keesokan harinya.

· 24:1 - lima hari kemudian.

Semua ini jelas lebih dari 12 hari. Karena itu harus disimpulkan bahwa 12 hari yang dimaksudkan oleh Paulus tidak mencakup 5 hari selama ia ada di Kaisarea. Karena tujuannya menyebutkan 12 hari itu me-mang hanya menunjuk­kan bahwa ia ada di Yerusalem hanya dalam waktu yang singkat sehingga tidak mungkin melakukan tuduhan se-perti dalam ay 5.

b) Ia pergi ke Yerusalem dengan tujuan untuk berbakti (ay 11b).

Ini untuk menentang tuduhan dalam ay 6 yaitu melanggar kekudusan Bait Allah.

c) Ia tidak pernah bertengkar dengan siapapun dan ia juga tidak pernah membuat keributan (ay 12).

d) Ia mengatakan bahwa tuduhan mereka tidak punya bukti (ay 13).

Ini menentang kata-kata Tertulus dalam ay 8-9.

e) Ia tidak malu mengakui dirinya sebagai penganut sekte Nasrani (ay 14a).

f) Dalam ay 14 Paulus menyebutkan tentang ‘Allah nenek moyang’ dan juga ‘hukum Taurat dan kitab nabi-nabi’ untuk menunjukkan bahwa menjadi kristen tidak berarti menentang Musa, nabi-nabi, atau­pun agama dari Abraham, Ishak dan Yakub, karena kekristenan memang sejalan dengan semua itu.

Secara tidak langsung ini menunjukkan bahwa Yudaisme yang dianut oleh tokoh-tokoh Yahudi itulah yang menyimpang

g) Ia lagi-lagi menyebutkan tentang kepercayaannya pada kebangkitan orang mati (ay 15 bdk. ay 21).

h) Ia mengaku bahwa ia selalu berusaha untuk hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah dan manusia (ay 16).

i) Dalam ay 17 Paulus menunjukkan tujuan yang lain (selain berbak­ti - bdk. ay 11b) untuk datang ke Yerusalem, yaitu untuk memberi­kan pemberian dan persembahan. Kata ‘pemberian’ diterjemahkan ‘alms’ (= sedekah) oleh NASB dan ‘gifts to the poor’ (= pembe­rian kepada orang miskin) oleh NIV. Bdk. Ro 15:25-31 1Kor 16:1-4 2Kor 8-9. Dengan tujuan seperti itu, jelas ia tidak mungkin datang membuat kekacauan ataupun melanggar kekudusan Bait Allah seperti yang dituduhkan dalam ay 5-6.

j) Ay 18-20:

· Ay 18-19: Paulus mengatakan bahwa saksi yang sebetulnya ternyata tidak hadir di sini.

· Ay 20: Paulus mengatakan bahwa mereka yang sekarang ini me-nuduhnya, sebetulnya tidak tahu apa-apa.

III) Sikap Feliks (ay 22-27).

1) Ay 22: ada 3 penafsiran tentang bagian ini:

a) Sebelum sidang Feliks memang sudah lebih tahu tentang kekristenan dibandingkan dengan orang-orang Yahudi itu.

Kalau ini benar, dari mana ia mengenal kekristenan? Jelas dari orang-orang Kristen di Kaisarea, seperti:

· Kornelius (10:1).

· Filipus (21:8-9).

b) Ia menjadi lebih tahu tentang kekristenan, khususnya tentang hubung-an kekristenan dengan Yudaisme, karena penjelasan Paulus dalam sidang ini.

c) Ia menunda sampai ia mendapat pengertian yang lebih baik tentang kekristenan.

Yang jelas, ia seharusnya tahu kalau Paulus yang benar, tetapi ia tidak mau menentang orang-orang Yahudi itu dengan jalan membebaskan Paulus. Karena itu maka ia lalu menangguhkan perkara itu. Tentang kepala pasukan Lisias, itu cuma alasan belaka, karena Lisias ternyata tidak pernah muncul.

2) Ay 23: ia menyuruh menahan Paulus, tetapi dengan tahanan ringan dimana sahabat-sahabat Paulus diijinkan untuk melayani Paulus.

Tentu bukan tanpa maksud ia memberikan kemurahan kepada Paulus. Nanti kita akan melihat maksudnya!

Penerapan: apakah saudara juga hanya bermurah hati kalau saudara punya maksud tertentu?

3) Ay 24-25:

a) Drusila adalah anak Herodes Agripa I (ini adalah Herodes yang mati dalam Kis 12:23). Sedang Agripa dalam Kis 23:13 adalah Herodes Agripa II, yaitu anak dari Herodes Agripa I, atau saudara dari Drusila.

b) Mula-mula Drusila bertunangan dengan Epiphanes, anak dari raja Antiokhus, dengan syarat bahwa tunangannya itu harus masuk agama Yahudi. Tetapi Epiphanes ternyata ingkar janji sehingga pertunangan itu putus. Lalu Agripa II, saudara Drusila, menikahkan Drusila dengan raja Azizus dari Emesa. Tetapi Feliks lalu membujuk / merayu Drusila, dan dengan pertolongan seorang ahli sihir, ia berhasil mendapatkan Drusi­la sebagai istrinya.

c) Feliks memanggil Paulus, mungkin dengan harapan bahwa Paulus akan memberitakan hal yang enak-enak bagi dia! Tetapi Paulus mem-beritakan Injil, dimana ia berbicara tentang kebenaran, penguasaan diri dan penghakiman, sehingga Feliks bukannya menjadi senang te-tapi bahkan menjadi takut, lalu berhenti mendengar Paulus.

Ada beberapa hal yang perlu kita soroti dari peristiwa ini:

· Paulus ‘terbelenggu’ (= orang tahanan), tetapi hebatnya ia tetap memberitakan Injil (bdk. 2Tim 2:9). Kita seringkali kebalikan dari Paulus: kita adalah orang bebas / tidak terbelenggu, tetapi Firman Allah dalam diri kita terbelenggu karena kita tidak memberitakan Injil! Maukah saudara menjadi seperti Paulus, yang terus mem-beritakan Injil dalam segala sikon?

· Berita Injil yang Paulus beritakan ternyata menjadikan Feliks takut!

Penerapan: kalau saudara memberitakan Injil apakah saudara ha-nya memberitakan yang enak-enak saja? Atau saudara juga ber-bicara tentang murka Allah, keadilan Allah, neraka dsb?

· Feliks takut, lalu berhenti mendengar.

Jangan tiru apa yang dilakukan Feliks di sini! Kalau Firman Allah membuat saudara takut, maka tanggapan yang benar bukannya berhenti mendengar, tetapi bertobat dan datang kepada Kris­tus!

4) Ay 26: ia mengharapkan uang dari Paulus.

Tetapi Paulus bukan orang kaya. Bagaimana Feliks bisa mengharap­kan uang dari dia?

· mungkin uang yang sedianya akan diberikan kepada jemaat miskin di Yerusalem (bdk. ay 17), belum diberikan oleh Paulus.

· mungkin dari teman-teman Paulus, yang diijinkan oleh Feliks untuk mengunjungi dan melayani Paulus. Sekarang kita tahu mengapa Fe-liks memberikan tahanan ringan kepada Paulus (bdk. ay 23)

5) Ay 27:

a) Tindakan menahan Paulus ia lakukan bukan karena ia menganggap bahwa itu adalah tindakan yang benar. Ia melakukan tindakan ini karena perhitungan untung rugi!

b) Feliks dipanggil oleh Kaisar di Roma untuk mempertanggung ja-wabkan kekejaman yang ia lakukan. Ia hampir saja dijatuhi hukuman mati, tetapi akhirnya lolos karena pertolongan Pallas, saudaranya. Tetapi Ironside mengatakan bahwa akhirnya Feliks mati bunuh diri.

Penutup:

Dalam diri Feliks kita melihat orang yang sekalipun tahu tentang kebenaran, tetapi tidak mau tunduk pada kebenaran itu! Ia juga tidak mau percaya kepada Yesus yang adalah kebenaran itu, sekalipun ia sudah mendengarnya dari Paulus. Akhirnya ia binasa!

Bagaimana dengan saudara? Sudahkah saudara datang dan percaya kepada Yesus yang adalah kebenaran itu? Dan apakah dalam hidup saudara, saudara selalu berusaha hidup sesuai dengan kebenaran yang saudara ketahui?

-AMIN-

KISAH PARA RASUL 25:1-27

I) Paulus naik banding kepada kaisar.

Urut-urutan peristiwa yang akhirnya menyebabkan Paulus naik banding kepada kaisar:

1) Dalam 24:27 telah kita lihat bahwa Festus menggantikan Feliks.

2) Sekarang orang-orang Yahudi mengajukan dakwaan lagi terhadap Paulus (ay 2-7).

a) Ay 2: tokoh-tokoh Yahudi ini tahu bahwa pejabat baru cenderung untuk menuruti permintaan massa, supaya disenangi. Karena itu mereka menggunakan kesempatan ini untuk meminta supaya Paulus diadili di Yerusalem.

b) Ay 3 menunjukkan rencana mereka, yaitu membunuh Paulus di tengah jalan. Ini menunjukkan bahwa sekalipun sudah lewat 2 tahun (bdk. 24:27), tetapi kebencian mereka terhadap Paulus tidak berkurang sedikitpun. Mereka bertekun dalam kebencian mereka!

Penerapan: adakah dendam yang saudara simpan? Itu merusak diri saudara sendiri! Mintalah ampun kepada Tuhan, dan mintalah supaya Ia menolong saudara untuk bisa mengampuni dan mengasihi orang yang saudara benci itu! Jangan minta hanya 1 x, tetapi mintalah terus menerus, sampai hal itu terjadi!

c) Ay 4-5: Festus menolak, dan menyuruh mereka mendakwa Paulus di Kaisarea. Ini pasti karena Allah bekerja di dalam dia untuk melindungi Paulus! Ini mengajar kita untuk senantiasa berharap / bersandar kepada Allah dalam bahaya apapun juga. Ingat bahwa nasib / nyawa kita tidaklah terletak di dalam tangan ‘orang yang berkuasa’, siapapun juga dia adanya, tetapi terletak di tangan Allah yang maha kuasa! Bdk. Mat 10:28-30.

d) Ay 6-7: Orang-orang Yahudi pergi ke Kaisarea untuk mendakwa Paulus di sana.

3) Paulus membela diri (ay 8).

Ini menunjukkan bahwa orang kristen tidak harus diam saja kalau men-dapat tuduhan yang tidak benar! Ingat bahwa tuduhan-tuduhan yang tidak benar itu, kalau dibiarkan, bisa merusak kesaksian seluruh gereja, merusak pelayanan kita, mempermalukan Tuhan, dsb.

4) Sikap Festus (ay 9).

Keinginan untuk menyenangkan orang Yahudi, demi keuntungan dirinya sendiri, menyebabkan Festus:

· mau bertindak tidak adil.

· mau menempatkan Paulus dalam bahaya.

Penerapan:

¨ hati-hati dengan sikap ‘ingin menyenangkan manusia’. Ini sering me-nyebabkan kita jatuh ke dalam dosa! (Gal 1:10).

¨ hati-hati dengan egoisme. Kasih menyebabkan kita mau berkorban demi kepentingan / keuntungan orang lain. Tetapi egoisme seba­liknya mengorbankan orang lain demi kepentingan / keuntungan diri kita sendiri.

Renungkanlah: apakah saudara adalah orang yang dipenuhi dengan kasih ataukah egoisme?

5) Paulus naik banding (ay 10-12).

a) Hukum saat itu memang mengijinkan Warga Negara Roma untuk naik banding kepada kaisar.

Bahwa Paulus naik banding kepada Kaisar, menunjukkan bahwa orang kristen boleh menggunakan haknya untuk mencari pembelaan / perlindungan dari pemerintah / hukum, yang memang diberikan oleh Allah untuk tujuan seperti itu (bdk. Ro 13:3 1Pet 2:13-14).

Jadi, lapor polisi / pengadilan diijinkan, asal bukan dalam urusan / perkara dengan sesama orang kristen (bdk. 1Kor 6:1-7).

b) 2 alasan yang menyebabkan Paulus menolak diadili di Yerusalem tetapi memilih untuk naik banding kepada kaisar adalah:

· pengadilan di Yerusalem pasti tidak adil; bisa-bisa ia dibunuh tanpa diadili. Dari sini jelas bahwa beriman / berserah / tidak takut / percaya Ro 8:28, tidak berarti bahwa kita tidak harus mengguna-kan otak untuk memilih jalan yang teraman (asal bukan jalan yang berdosa).

Dari ay 11 terlihat bahwa Paulus bukan mencari keselamatan diri sendiri, tetapi mencari kebenaran! Jadi, ia bukannya takut mati, tetapi toh ia mencari jalan yang paling aman!

· Tuhan menyuruh dia bersaksi di Roma (23:11).

c) Bagi Festus, permintaan Paulus untuk naik banding ini merupakan jalan keluar yang baik, karena:

· untuk menyerahkan Paulus kepada orang-orang Yahudi, ia takut pada hukum Roma.

· untuk membebaskan Paulus, ia takut kepada orang-orang Yahudi.

Dengan mengirim Paulus ke Roma ia bebas dari persoalan ini. Karena itu ia menyetujui permintaan Paulus ini! Dengan demikian Firman Tu-han dalam 23:11 tergenapi dan doa Paulus dalam Ro 1:10-11 ter-jawab.

II) Agripa dan Bernike.

1) Siapa Agripa dan Bernike ini (ay 13)?

Agripa di sini adalah Agripa II, anak dari Herodes Agripa I, yang mati dalam Kis 12:20-23.

Bernike juga adalah anak dari Herodes Agripa I. Jadi ia adalah saudara dari Agripa II dan Drusila (= istri Feliks - 24:24).

Mula-mula Bernike kawin dengan Herodes, raja Chalsis, pamannya sendiri. Setelah suaminya mati, ia menjanda beberapa saat, tetapi lalu ada main dengan Agripa II, saudaranya sendiri. Supaya tidak dianggap sebagai incest (= perzinahan dalam keluarga), ia lalu kawin lagi dengan Polemon, raja Cicilia. Tetapi nafsunya terlalu hebat, sehingga ia mening-galkan suaminya yang ke 2 ini, lalu kumpul kebo (tidak kawin) dengan Agripa II. Mereka berdua datang untuk menghormati Festus yang baru diangkat menjadi gubernur.

2) Festus menceritakan tentang Paulus kepada mereka (ay 14-21).

a) Ay 16: ini hukum yang baik!

Bdk. Yoh 7:51 - “‘Apakah hukum Taurat kita menghukum seseorang, sebelum ia didengar dan sebelum orang mengetahui apa yang telah dibuatNya?’”. Bdk. Ul 19:16-18.

· terdakwa harus diberi kesempatan untuk membela diri.

Penerapan: jangan menuduh orang dan menjatuhkan vonis tanpa memberi kesempatan membela diri bagi orang itu! Sekalipun yang saudara tuduh itu adalah anak saudara sendiri, atau bahkan pela-yan saudara, berilah kesempatan baginya untuk membela diri, karena siapa tahu ia memang tak bersalah!

Gossip / surat kaleng sebetulnya termasuk penuduhan yang tidak memberi kesempatan bagi tertuduh untuk membela diri!

· penuduh harus mau dihadapkan dengan tertuduh!

Tidak boleh ada tuduhan dari NN! Ini penting untuk menghindari gossip / fitnahan!

Penerapan: kalau ada jemaat yang keberatan dengan diangkatnya seseorang menjadi majelis, maka ia harus menyebutkan tuduhan­nya, dan harus berani menyebutkan namanya, dan harus berani dihadapkan dengan calon majelis yang bersangkutan! Surat keberatan dari NN harus diabaikan!

b) Ay 18-19:

· Festus menganggap bahwa memberikan ajaran sesat bukanlah kejahatan, tetapi persoalan remeh. Feliks juga demikian (23:29). Memang orang kafir / orang kristen KTP sering mem­punyai anggapan seperti ini! Tetapi bandingkan ini dengan Ul 13:1-18 dan Ul 18:20, yang menyatakan bahwa nabi palsu harus dihukum mati. Sekalipun jaman sekarang kita tidak bisa memberlakukan hukum seperti ini di Indonesia, tetapi ini tetap menunjukkan betapa jahat-nya nabi palsu / penyesat di hadapan Tuhan.

Penerapan: hati-hati dengan orang kristen yang kalau diberi tahu tentang adanya ajaran sesat / nabi palsu, lalu meremeh­kan! Ham-pir bisa dipastikan ia bukanlah orang kristen yang sejati.

Kalau saudara adalah orang yang meremehkan kesalahan dari penga­jar sesat, maka renungkan hal ini: kalau seorang pendeta membunuh jemaatnya sendiri, maka saudara pasti menganggap itu sebagai kejahatan yang terkutuk. Tetapi ingatlah bahwa kalau seorang pendeta mengajarkan ajaran sesat, ia membawa banyak orang ke dalam neraka! Apakah itu tidak lebih terkutuk dari sekedar membunuh 1 orang secara jasmani?

· Ay 19b: salah satu pertentangan Paulus dengan orang-orang Ya-hudi adalah tentang kebangkitan Tuhan Yesus. Ini menunjuk­kan bahwa dalam 23:6b Paulus tidak berdusta. Bandingkan juga dengan 24:15,21.

3) Paulus dihadapkan kepada Agripa (ay 22-27).

Agripa ingin mendengar Paulus (ay 22).

Festus mau menghadapkan Paulus kepada Agripa. Tujuannya adalah supaya Agripa bisa membantunya menuliskan tuduhan terhadap Paulus untuk diberikan kepada kaisar (ay 26-27).

Penutup:

Semua ini menunjukkan lika-liku dari hal-hal yang dialami oleh Paulus. Kalau saudara membaca sisa dari Kisah Rasul, maka saudara akan melihat bahwa Paulus yang sudah ditahan selama 2 tahun itu masih harus membela diri di hadapan Agripa, lalu terkena badai, mengalami kapal kandas, digigit ular berbisa, dsb. Semua itu mungkin sekali rasanya menghambat, memberi pen-deritaan, membingungkan bagi Paulus. Tetapi kalau kita lihat akhir­nya, maka kita bisa melihat bahwa sekalipun ada banyak lika-liku, tetapi Allah tetap menguasai segala sesuatu dan mengaturnya sehingga kehendak / rencana Allah dalam 23:11 bisa terjadi!

Karena itu, kalau dalam hidup saudara saudara mengalami banyak lika-liku yang membingungkan dan tidak menyenangkan saudara, tetaplah percaya bahwa dalam semua itu Allah tetap bekerja dan mengatur, supaya Rencana kekalNya terlaksana! Dan semua itu pasti Ia lakukan bagi kemuliaanNya sendiri dan juga bagi kebaikan saudara!

-AMIN-

KISAH PARA  RASUL 26:1-32

I) Pembelaan Paulus (ay 1-23).

1) Pendahuluan (ay 2-3).

Paulus mengatakan bahwa ia berbahagia karena pada saat itu ia diberi kesempatan untuk membela diri di hadapan Agripa. Apakah ini merupa-kan kata-kata munafik / dusta? Apakah ia sekedar bermanis mulut terha-dap Agripa? Saya yakin jawabnya adalah ‘tidak’! Paulus bisa merasa berbahagia karena 2 hal:

a) Ia memandang secara positif.

Sekalipun dihadapkan pada pengadilan adalah sesuatu yang tidak enak, tetapi ia memandang hal itu secara positif, dalam arti, masih lebih baik dihadapkan kepada Agripa yang adalah orang yang mengerti tentang hukum Taurat, Yudaisme dsb (ay 3), dari pada dihadapkan kepada orang seperti Felix dan Festus yang adalah orang Romawi yang tidak mengerti apa-apa tentang hal-hal itu.

Catatan: Albert Barnes dan A. T. Robertson mengatakan bahwa Agripa adalah orang Yahudi, tetapi saya tak tahu apakah kata-kata mereka benar atau tidak.

J. A. Alexander: “Agrippa was a Jew by education and profession” (= Agripa adalah seorang Yahudi oleh pendidikan dan pengakuan) - hal 427.

Penerapan:

Maukah saudara belajar untuk memandang segala sesuatu secara positif? Dalam keadaan yang bagaimanapun tidak enaknya saudara berada, pikirkanlah bahwa ada keadaan yang lebih tidak enak lagi yang bisa menimpa saudara, dan bersyukurlah bahwa keadaan yang lebih tidak enak itu tidak menimpa saudara. Misal­nya: kalau saudara hanya mempunyai sedikit uang, bersyukurlah bahwa saudara tidak berhutang. Kalau saudara sedang sakit flu, bersyukurlah bahwa sau-dara tidak terkena demam berdarah.

Kalau saudara bisa memandang secara positif, maka saudara bisa lebih berbahagia, bahkan dalam keadaan yang sulit sekalipun.

b) Ia bisa memberitakan Injil dalam pengadilan itu.

Penerapan:

Kalau saudara diberi kesempatan untuk berbicara dimana saudara bisa memberitakan Injil (misalnya dalam acara sharing), apakah sau-dara merasa berbahagia, atau malu, takut dsb?

2) Paulus menceritakan masa lalunya (ay 4-5,9-11).

a) Ay 9: ‘Aku sendiri pernah menyangka bahwa aku harus ...’.

Pada saat itu Paulus mengira bahwa dengan menangkapi, menyiksa, bahkan membunuhi orang-orang kristen, ia melakukan sesuatu yang benar. Ini merupakan penggenapan dari kata-kata Yesus dalam Yoh 16:2.

b) Ay 11: ‘memaksanya untuk menyangkal imannya’.

NIV/Lit: ‘to force them to blashpheme’ (= memaksa mereka untuk menghujat).

Sejak jaman abad pertama ada banyak penganiayaan terhadap orang kristen, sehingga banyak orang kristen yang mati syahid.

Tetapi, dari pada saudara berpikir yang muluk-muluk tentang mati syahid bagi Tuhan, mungkin lebih baik saudara berpikir tentang peristiwa yang lebih mungkin saudara alami. Contohnya: ada seorang kristen yang ikut pertemuan RT/RW dimana ia diminta untuk menaik-kan doa. Pada saat itu, sebagai orang kristen, ia menaikkan doa kristen (dalam nama Yesus). Setelah itu seseorang mendekatinya dan mengatakan: ‘kalau lain kali berdoa, tolong jangan secara kris­ten’. Kalau saudara menjadi orang kristen itu, maukah saudara menaikkan doa yang bukan doa kristen?

c) Dalam ay 9-11 ini Paulus menceritakan masa lalu yang ‘gelap’. Ada 2 hal yang perlu diperhatikan sehubungan dengan hal ini:

· kalau saudara menceritakan pertobatan saudara, jangan sengaja membuat masa lalu saudara menjadi gelap! Memang kalau kita mendengar orang menceritakan masa lalunya yang gelap, dan bagaimana Kristus mengubah dia menjadi orang kristen yang saleh, maka itu menjadi suatu kesaksian yang menarik sekali. Tetapi kalau masa lalu saudara sebetulnya tidak terlalu gelap, dan saudara sengaja membuatnya menjadi gelap, supaya kesaksian saudara menjadi menarik, maka saudara sebetulnya sedang me-nyak­sikan suatu dusta!

· Sebaliknya, kalau memang saudara mempunyai masa lalu yang gelap, saudara tidak perlu malu pada masa lalu yang gelap itu!

(Catatan: kalau sekarang ini hidup saudara masih gelap, maka saudara perlu malu!). Sebaliknya, saudara bisa menggunakan ‘masa lalu yang gelap’ itu sebagai bahan dalam memberitakan Injil.

Illustrasi: ada seorang penginjil yang bernama Brownlow North, yang mempunyai masa lalu yang gelap. Suatu hari sebelum ia berkhotbah di gereja di Aberdeen, ia menerima surat yang menya­takan bahwa penulis surat itu mempunyai bukti-bukti akan masa lalu Brownlow North yang gelap. Penulis surat itu berkata ia akan menginterupsi khotbah untuk memberitahu jemaat tentang masa lalu yang gelap itu. Apa yang lalu dilakukan oleh pengin­jil itu? Ia naik ke mimbar, membawa surat itu, membacakannya kepada jemaat, dan berkata bahwa ia memang mempunyai masa lalu yang gelap, tetapi Kristus sudah mengampuni dan mengubah dia, dan Kristus bisa melakukan hal yang sama terhadap jemaat di situ.

3) Paulus menceritakan pertobatan dan panggilannya (ay 12-18).

a) Ay 13: ‘tengah hari’.

· Ini menunjukkan betapa ia berkobar-kobar dalam melakukan tu-gas­nya untuk menangkapi dan membunuhi orang kristen. Pada tengah hari, dimana panas begitu terik, dan orang seharusnya istira­hat, Paulus tetap bekerja!

Penerapan: adalah sesuatu yang memalukan kalau orang kafir bisa lebih giat dalam melayani dibandingkan dengan orang kristen!

· ini juga menunjukkan terangnya cahaya yang dilihat oleh Paulus, sehingga dalam tengah haripun bisa terlihat lebih terang dari matahari!

· ini menyebabkan ada orang yang mengatakan bahwa Paulus bu-kan melihat mujijat, tetapi mengalami sunstroke (= pingsan karena panasnya sinar matahari). Tetapi ini tentu pandangan dari orang yang sesat!

b) Ay 14: ‘galah rangsang’.

NIV/NASB: ‘goads’ [= a sharp-pointed stick used in driving oxen (= tongkat berujung runcing yang digunakan untuk menggiring lembu jantan)].

Kalau lembu jantan untuk pertama kalinya dipakai membajak, orang yang mengendalikan memegang tongkat panjang yang ujungnya run-cing dan diletakkan di belakang lembu itu, sehingga tiap kali lembu itu menendang, ia sakit sendiri. Ini untuk mengajar lembu itu tunduk. Kalau tunduk, ia aman, kalau berontak ia sakit sendiri!

Jadi, pada waktu Tuhan berkata supaya Paulus jangan menendang ke galah rangsang, artinya adalah: Tuhan memperlakukan Paulus seperti lembu yang mau dididik, dengan memasang galah rangsang. Kalau Paulus memberontak, ia akan sakit sendiri. Sebaliknya kalau Paulus mau menurut, ia akan aman.

Penerapan:

Hal seperti ini sering dilakukan oleh Tuhan kepada anak-anakNya, termasuk saudara. Karena itu, janganlah memberon­tak kepada Tuhan, itu hanya akan menambah penderitaan saudara! Sebaliknya, taatlah kepada Tuhan.

c) Ay 17: ‘mengasingkan’. Ini salah terjemahan!

NIV: ‘rescue’ (= menolong).

KJV/RSV/NASB: ‘delivering’ (= membebaskan).

Ini secara implicit menunjukkan bahwa pada saat itu Tuhan sudah memberitahu bahwa ia akan mengalami permusuhan dari orang Ya-hudi maupun non Yahudi!

d) Ay 18: ‘untuk membuka mata mereka’.

Kalau kita mau berbicara secara ketat, maka ‘membuka mata’ hanya merupakan pekerjaan Roh Kudus saja! Tetapi di sini ditujukan kepada Paulus karena Tuhan sering memmberikan kepada hambaNya kehor-matan yang seharusnya untuk Dia (Calvin).

Atau bisa juga dikatakan bahwa Tuhan / Roh Kudus membuka mata mereka dengan menggunakan Paulus.

e) Bukan kali ini saja Paulus menceritakan tentang masa lalu dan perto-batannya, tetapi juga dalam Kis 22 Gal 1:13-14 1Tim 1:13 Fil 3:4-9. Jadi, Paulus berulang-ulang menceritakan tentang pertobatannya un-tuk bisa membawa orang datang kepada Tuhan.

Penerapan:

Berapa kali saudara pernah menceritakan pertobatan saudara? Per-tobatan tidak perlu spektakuler untuk boleh disaksi­kan!

4) Paulus menceritakan bahwa orang Yahudi memusuhi dan mau mem-bunuh­nya, karena:

a) Ia mentaati panggilan Tuhan (ay 19-22).

Penerapan:

Setiap saudara mempunyai panggilan. Janganlah bersi­kap tidak mau tahu tentang panggilan Tuhan! Tetapi sadari juga bahwa kalau sau-dara mentaati panggilan itu, permusuhan akan datang!

b) Ia percaya bahwa Yesus adalah Mesias, yang sekalipun mati tetapi bangkit kembali (ay 6-8,23).

Penerapan:

Kalau saudara percaya kepada Yesus, apalagi memberi­takan Yesus yang saudara percayai itu, sadarilah bahwa banyak musuh akan mun-cul! Kalau itu terjadi, janganlah takut! Mendekat­lah kepada Tuhan dan teruslah memberitakan Yesus.

II) Tantangan untuk percaya kepada Yesus.

1) Interupsi dari Festus.

Festus menginterupsi cerita Paulus itu dan memaki Paulus sebagai gila (ay 24).

a) Yesus sendiri sering dimaki gila / kerasukan setan (Mark 3:21 Yoh 10:20), dan Yesus berkata bahwa seorang hamba tidak lebih dari tuannya. Karena itu tidaklah aneh kalau orang kristen juga dimaki gila, sekalipun ia ikut Tuhan dengan sungguh-sungguh!

b) ‘ilmumu yang banyak itu membuat engkau gila’.

NIV/NASB: ‘your great learning’ (= pengetahuanmu yang banyak).

Tentu saja yang dimaksud dengan ilmu / pengetahuan di sini, adalah pengetahuan tentang Firman Tuhan.

Penerapan:

Orang kristen yang banyak belajar Firman Tuhan dan mentaatinya akan lebih punya resiko untuk dianggap gila!

c) Dunia selalu menyalahkan hamba Tuhan / orang kristen.

Matthew Henry: “The apostles, who were fishermen, were despised because they had no learning; Paul, who was a university-man, and bred a Pharisee, is despised as having too much learning, more than did him good. Thus the enemies of Christ's ministers will always have something or other to upbraid them with” (= Rasul-rasul, yang adalah nelayan-nelayan, diremehkan karena mereka tidak terpelajar; Paulus, yang adalah orang universitas, dan keturunan Farisi, diremehkan sebagai mempunyai pengetahuan terlalu banyak, lebih dari yang bisa memberi kebaikan kepadanya. Demikianlah musuh-musuh dari pelayan-pelayan Kristus akan selalu mempunyai satu dan lain hal untuk mencela mereka).

2) Jawaban Paulus (ay 25-27).

a) Paulus menolak sebutan gila itu (ay 25).

Perhatikan bahwa Paulus bukannya diam saja (Catatan: kadang-kadang memang harus diam!), juga tidak berkata ‘puji Tuhan’, juga tidak menjadi marah. Sebaliknya, ia tetap tenang, bahkan menye­but Festus dengan sebutan ‘Festus yang mulia’, tetapi membantah de-ngan tegas sebutan gila itu!

Ini lagi-lagi menunjukkan bahwa orang kristen tidak harus selalu diam saja kalau dimaki, difitnah dsb. Kalau kita merasa bahwa makian atau fitnahan itu bisa merugikan kesaksian / pelayanan kita, kita wajib menolak makian / fitnahan itu.

b) Paulus kembali berbicara kepada Agripa dan menantang Agripa untuk percaya kepada Yesus!

Interupsi dari Festus itu mungkin sekali diberikan oleh setan untuk memutus penginjilan Paulus kepada Agripa. Paulus tidak mau diputus, dan karena itu, ia tidak terus menerus membicarakan makian Festus itu, tetapi segera kembali pada penginjilan kepada Agripa.

Penerapan: dalam memberitakan Injil jangan mau dibelokkan oleh setan!

3) Jawaban Agripa (ay 28).

Ay 28: ‘Hampir-hampir saja kauyakinkan aku menjadi orang kristen’.

KJV: ‘Almost thou persuadest me to be a christian’ (= hampir saja kau-yakinkan aku menjadi orang kristen).

NKJV: ‘You almost persuade me to become a christian’ (= engkau hampir meyakinkan aku untuk menjadi orang kristen).

RSV: ‘In a short time you think to make me a christian’ (= dalam waktu yang singkat engkau berpikir untuk membuat aku jadi orang kristen).

NIV: ‘Do you think that in such a short time you can persuade me to be a christian’ (= apakah kamu pikir bahwa dalam waktu yang begitu singkat kamu bisa meyakinkan / membujuk aku untuk menjadi orang kristen).

NASB: ‘in a short time you will persuade me to become a christian’ (= dalam waktu yang singkat kamu akan meyakinkan aku menjadi orang kristen).

Terjemahan hurfiahnya: ‘in a little you persuade me to make christian’ (= di dalam sedikit / kecil engkau meyakinkan aku menjadi orang kristen).

Kata-kata ‘in a little’ ditafsirkan 2 macam:

· almost / hampir-hampir.

· in a short time / dalam waktu yang singkat.

Saya lebih setuju dengan yang kedua, karena dalam ay 29 Paulus berkata ‘segera atau lama-kelamaan’ (Lit: in a little and / or in great).

Sukar dikatakan apakah Agripa mengucapkan ini dengan serius atau dengan sinis. Tetapi perlu disadari bahwa tidak perlu waktu lama untuk bisa diyakinkan menjadi orang kristen!

4) Jawaban Paulus (ay 29).

Paulus berdoa untuk pertobatan Agripa dan semua orang yang hadir disitu! Satu-satunya yang bisa dilakukan kalau penginjilan kita meng-hadapi jalan buntu, adalah berdoa!

Kesimpulan / Penutup:

Paulus bukan sekedar membela diri, tetapi memakai kesempatan itu untuk memberitakan Injil! Apakah saudara menggunakan setiap kesempatan untuk memberitakan Injil?

Maukah saudara menggunakan setiap kesempatan untuk memberitakan Injil?

-AMIN-

KISAH PARA RASUL 27:1-44

I) Paulus berangkat ke Roma (ay 1-5).

1) Akhirnya Paulus berangkat ke Roma (ay 1).

Ini sesuai dengan Firman Tuhan dalam 23:11 dan ini juga merupakan jawaban doa Paulus dalam Ro 1:10-11. Tetapi Paulus pergi ke Roma sebagai tawanan! Memang Tuhan sering mengabulkan doa kita dengan cara yang berbeda dengan yang kita harapkan.

Penerapan:

· kalau saudara berdoa meminta kesucian / kesabaran, jangan kaget atau merasa bahwa Tuhan tidak mendengar doa saudara, kalau sau-dara ternyata diberi banyak kesukaran. Melalui kesukaran itu Tuhan ingin menyucikan saudara / membuat saudara sabar.

· kalau saudara meminta supaya bisa lebih bersandar kepada Tuhan, jangan kaget atau merasa bahwa Tuhan tidak menjawab doa saudara, kalau ternyata Tuhan lalu menghancurkan semua ‘sandaran duniawi’ saudara. Dengan dihancurkannya ‘sandaran duniawi’ saudara, sau-dara dipaksa untuk belajar bersandar kepada Tuhan.

2) Orang-orang yang ikut dengan Paulus.

a) Lukas.

Ini terlihat dari kata ‘kami’ dalam ay 1 (ingat Lukas adalah penulis Kisah Rasul). Tadinya kata ‘kami’ ini terhenti dalam 21:18. Tidak diketahui dimana Lukas berada selama lebih dari 2 tahun ini.

b) Aristarkhus (ay 2b bdk 20:4).

Dalam 19:29 ia hampir mati karena Paulus, tetapi ia terus setia dalam mengikut Paulus. Karena itu dalam 19:29 ia disebut sebagai ‘teman seperjalanan Paulus’ dan dalam Filemon 24 Paulus menyebutnya sebagai ‘teman sekerja’, dan dalam Kol 4:10 Paulus menyebutnya sebagai ‘temanku sepenjara’.

Penerapan: jadilah orang yang setia, baik kepada Tuhan, maupun kepada manusia. Jangan biarkan kesukaran / bahaya membuat sau-da­ra tidak setia.

3) Route yang dilewati Paulus.

Adramitium (ay 2) - Sidon (ay 3) - menyusur pantai Siprus dan menga-rungi laut di depan Kilikia & Pamfilia (ay 4,5a) - Mira, di daerah Likia (ay 5b) - naik kapal ke Italia (ay 6) - dst.

Seorang penafsir yang bernama Ironside mengatakan bahwa ini adalah pasal Kitab Suci yang harus dipelajari dengan melihat peta. Ia mengata-kan bahwa beberapa waktu yang lalu sebuah grup kecil ‘freethinkers’ (= pemikir bebas) di Scotlandia memutuskan untuk membuktikan ketidak-tepatan Kitab Suci sehingga dengan demikian mereka bisa membuktikan bahwa Kitab Suci bukanlah Firman Allah. Seorang anggota diperintahkan untuk pergi ke Asia Minor dan Eropa Selatan dan pulau-pulau di Laut Tengah, dan mengunjungi semua tempat yang disebut oleh Lukas dalam perjalanan missionaris rasul Paulus. Orang itu bernama Sir Wm. Ramsay. Akhirnya ia melihat bahwa Kisah Rasul ternyata sangat akurat, dan ia justru menjadi orang kristen, dan ia lalu menulis buku-buku untuk mem-pertahankan Kitab Suci.

II) Badai (ay 4-20).

1) Sekalipun perjalanan Paulus ke Roma adalah kehendak Tuhan, itu tidak berarti jalannya mulus. Sebaliknya ia terkena badai (ay 4,7,14-dst) yang pasti membuatnya sangat menderita.

Penerapan: kalau saudara mengalami penderitaan, jangan cepat-cepat berpikir bahwa saudara tidak berjalan sesuai kehendak Tuhan! Memang bisa saja penderitaan itu merupakan hajaran dari Tuhan karena saudara menyimpang dari jalanNya, tetapi bisa juga merupakan serangan setan justru karena saudara berjalan sesuai kehendak Tuhan!

2) Nasehat Paulus (ay 9-10).

a) Dalam ay 9 dikatakan bahwa waktu puasa sudah lewat.

NIV: ‘by now it was after the Fast’ (= sekarang sudah lewat hari puasa).

Footnote NIV: That is, the Day of Atonement (YOM KIPPUR) [= yaitu hari raya Pendamaian (YOM KIPPUR)].

Pada hari itu, yang jatuh pada tanggal 10 bulan ke 7, orang-orang Yahudi diharuskan berpuasa (Im 16:29).

Memang setelah lewat hari itu, angin menjadi keras.

b) Paulus, yang banyak pengalaman dalam berlayar dan terkena badai (bdk. 2Kor 11:25b), lalu menasehati untuk tidak meneruskan perjalanan (ay 10).

Sekalipun Paulus yakin bahwa pergi ke Roma itu merupakan kehen­dak Tuhan, Paulus tetap berusaha untuk mencari jalan yang terbaik / teraman!

Penerapan: kalau saudara melakukan kehendak Tuhan, seperti pergi ke gereja, memberitakan Injil, dsb, jangan lalu sengaja mencari / menabrak bahaya dengan pemikiran bahwa Tuhan pasti akan melin-dungi saudara karena saudara sedang melakukan kehen­dakNya! Ini bukan beriman, tetapi mencobai Tuhan! Jadi, sekali­pun sedang mela-kukan kehendak Tuhan, saudara wajib mencari jalan yang terbaik dan teraman, asalkan itu bukan jalan yang berdosa!

3) Perwira lebih percaya kepada nakhoda dan jurumudi kapal, dan keba-nyakan dari mereka ingin berlayar terus (ay 11-12), sehingga akhirnya nasehat Paulus diabaikan. Kita tidak bisa terlalu menyalahkan perwira itu, karena tindakannya untuk lebih menuruti nakhoda dan jurumudi adalah sesuatu yang logis. Tetapi bagaimanapun juga, ia sudah memilih jalan yang salah!

4) Pada waktu mereka salah jalan, mula-mula kelihatannya enak, lancar / sukses (ay 13), tetapi lalu bencana datang (ay 14-20).

Penerapan: kalau saudara berjalan di luar kehendak Tuhan, memang bisa saja hidup saudara kelihatan lancar dan sukses (bdk. Yunus 1:3,5b). Tetapi lambat atau cepat, bencana akan datang, kalau bukan di dunia ini pasti di hadapan pengadilan Tuhan! Karena itu jangan menjadikan enak atau tidaknya hidup saudara sebagai standard untuk mengukur benar atau tidaknya hidup saudara di hadapan Tuhan. Standard yang benar adalah Kitab Suci / Firman Tuhan!

III) Jaminan Allah dan tanggung jawab manusia (ay 21-44).

1) Allah mengirim malaikat yang memberikan Firman Tuhan yang menja­min keselamatan (jasmani) semua mereka, kecuali kapalnya (ay 23-24).

Ay 24: ‘... oleh karunia Allah, maka semua orang yang ada bersa­ma-sama dengan engkau di kapal ini akan selamat karena engkau’. Terjemahan Kitab Suci Indonesia ini kurang tepat.

NIV: ‘and God has graciously given you the lives of all who sail with you’ (= dan Allah dengan murah hati telah memberikan kepa­damu nyawa semua orang yang berlayar dengan engkau).

Secara implicit ini memang menunjukkan bahwa orang-orang itu selamat (secara jasmani) karena Paulus.

Beberapa hal yang bisa dipelajari:

a) Firman Tuhan ini akhirnya menjadi kenyataan (ay 41,43-44).

Dalam badai, 276 orang (ay 37), sebagian dengan berenang sebagian dengan naik kayu pecahan kapal, bisa selamat semua, jelas merupa-kan suatu mujijat!

b) Salah jalannya mereka tidak membubarkan Rencana Allah bahwa Paulus harus tiba di Roma dengan selamat dan memberitakan Injil di sana. Ini menunjukkan bahwa kesalahan / dosa manusia tidak bisa membatalkan / membelokkan Rencana Allah!

Penerapan: kalau kita percaya bahwa Allah pasti merencanakan yang terbaik untuk kita, maka adalah suatu hiburan bagi kita, bahwa di tengah segala kegagalan, kelemahan, kebodohan, dan dosa kita, Rencana Allah yang terbaik itu tidak pernah berubah!

Tetapi awas, jangan ajaran ini menyebabkan saudara berani ber­buat dosa. Perhatikan bahwa sekalipun Rencana Allah tidak berubah, teta-pi gara-gara mereka salah jalan mereka betul-betul mengalami hal-hal yang tidak menyenangkan, seperti:

· kerugian besar:

* membuang muatan (ay 18).

* membuang alat-alat kapal (ay 19).

* membuang muatan gandum (ay 38).

* kapal hancur (ay 41).

· putus harapan (ay 20).

· terpaksa berenang (ay 43-44).

c) Bahwa semua orang di kapal itu selamat (secara jasmani) karena adanya Paulus menunjukkan bahwa kadang-kadang kebersamaan dengan orang kristen bisa menyebabkan seseorang kecipratan ber-katnya! Misalnya Laban yang kecipratan berkat Yakub dan Potifar yang kecipratan berkat Yusuf. Tetapi pada saat yang sama perlu juga diingat bahwa kalau setan menyerang orang kristen itu, maka orang yang bersama dengan dia juga bisa kecipratan serangan setan itu!

d) Keselamatan jasmani ada bedanya dengan keselamatan rohani.

Dalam persoalan keselamatan secara jasmani seseorang bisa nunut orang lain, tetapi dalam persoalan keselamatan rohani tidak! Tidak peduli saudara berasal dari keluarga kristen atau bahkan keluarga pendeta, kalau saudara sendiri tidak percaya kepada Yesus sebagai juruselamat dan Tuhan, saudara tidak akan selamat, tetapi sebaliknya akan masuk ke neraka.

2) Paulus menasehati mereka berdasarkan Firman Tuhan yang ia teri­ma.

Paulus percaya penuh akan Firman Tuhan yang telah ia terima itu (ay 22,25,34b), tetapi itu tidak menyebabkan Paulus hanya berdi­am diri, beriman, berdoa saja! Paulus menasehati mereka berda­sarkan Firman Tuhan yang ia terima (ay 21,22):

a) Ay 21b diucapkan bukan karena Paulus bawel, tetapi supaya nasehat selanjutnya (ay 22-26) diperhatikan.

b) Ay 22 versi Indonesia menunjukkan bahwa mereka harus tabah dalam kesukaran. Tetapi KJV memberikan terjemahan hurufiah: ‘to be of good cheer’ (= bergembira). Bandingkan dengan ay 20 yang mengata-kan ‘putus segala harapan kami’.

Memang tetap tabah dan bergembira merupakan sesuatu yang sangat penting dalam menghadapi kesukaran!

Amsal 18:14 - “Orang yang bersemangat dapat menanggung pende-ritaannya, tetapi siapa akan memulihkan semangat yang patah?”.

Amsal 24:10 - “Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu”.

3) Sekalipun ada Firman Tuhan yang menjamin keselamatan mereka, tetapi Paulus tetap memberikan nasehat supaya Firman Tuhan itu terjadi.

a) Ay 26: Paulus menasehati mereka untuk mendamparkan kapal di salah 1 pulau. Perhatikan kata ‘namun’ & ‘harus’ (ay 26).

b) Ay 31: Paulus menasehati perwira & prajurit untuk tidak membi­arkan anak-anak kapal melarikan diri. Perhatikan kata-kata ‘Jika ..., kamu tidak mungkin selamat’ (ay 31).

c) Ay 33-34: Paulus menasehati mereka untuk makan. Perhatikan bahwa sekalipun ia yakin akan keselamatan mereka (ay 34b), ia tetap berkata ‘ini perlu untuk keselamatanmu’ (ay 34a).

Catatan: ay 35 itu adalah makan biasa (ini juga tradisi Yesus bdk. Mat 14:19), bukan Perjamuan Kudus. Ingat bahwa mereka adalah orang kafir sehingga tidak mungkin Paulus mengajak mereka menga­dakan Perja-muan Kudus.

Kesimpulan / penutup:

Sekalipun ada janji Tuhan dan kita percaya janji itu, itu tidak berarti bahwa kita tidak perlu berusaha supaya janji itu tergenapi!

Penerapan:

· Janji bahwa Allah akan mencukupi hidup kita (Mat 6:25-34) tidak berarti bahwa kita tidak perlu bekerja untuk mencari nafkah (bdk. 2Tes 3:10b) atau-pun mengatur pengeluaran kita dengan bijaksana.

· Janji bahwa orang kristen tidak akan kehilangan keselamatannya (Yoh 10:27-29 Ro 5:9-10 1Kor 1:8-9 2Kor 1:21-22 Fil 1:6 1Yoh 2:18-19), tidak berarti bahwa kita tidak perlu berusaha untuk setia, untuk memelihara keselamatan dan menjauhi hal-hal yang membinasakan (bdk. Wah 2:10b).

-AMIN-

KISAH PARA RASUL 28:1-16

I) Paulus di Malta (ay 1-10).

1) Mereka tiba di pantai, selamat dari badai (ay1), sesuai dengan Firman Tuhan yang diberikan melalui seorang malaikat kepada Paulus (Kis 27:22-25).

Memang bagaimanapun tidak masuk akalnya firman / janji yang Tuhan berikan, firman / janji itu pasti terjadi. Tuhan yang setia itu tidak bisa berdusta (Ibr 6:18), dan Ia mahakuasa untuk melaksanakan semua firman / janjiNya.

2) Keramahan penduduk Malta (ay 2).

Kalau orang kafir bisa punya hospitality / keramahan seperti ini, maka adalah sesuatu yang memalukan kalau orang kristen tidak mempunyai-nya!

Adalah penting bagi kita untuk belajar doktrin yang tinggi, tetapi kalau hal praktis yang sederhana seperti ini tidak ada pada kita, kita betul-betul menjadi seperti orang Farisi dan ahli Taurat!

3) Paulus dan ular (ay 3-6).

a) Paulus mau ikut mengumpulkan ranting (ay 3), menunjukkan keren-dahan hati dan kerajinannya!

Penerapan: maukah saudara melakukan pelayanan yang rendah / se-derhana? Atau saudara merasa gengsi saudara diusik kalau saudara melakukan itu? Atau kemalasan saudara menyebabkan saudara lebih senang membiarkan orang lain yang mnelakukan pelayanan itu?

b) Peristiwa dimana Paulus ‘digigit’ ular.

Dalam Kitab Suci Indonesia, ay 3 akhir berbunyi: “... keluarlah seekor ular beludak karena panasnya api itu, lalu menggigit tangannya”.

Ada banyak penafsir yang mengatakan bahwa ular itu betul-betul menggigit Paulus. Ini memang memungkinkan. Dan kalau ular itu memang menggigit Paulus, dan Paulus tidak menderita apa-apa akibat gigitan itu, maka peristiwa ini merupakan penggenapan dari janji Tuhan dalam Luk 10:19 dan Mark 16:18 (tetapi ayat terakhir ini termasuk dalam bagian yang diragukan keasliannya).

Tetapi sebetulnya dalam text ini tidak ada kata yang secara jelas menunjukkan bahwa ular berbisa itu menggigit Paulus.

Kata Yunani yang diterjemahkan ‘menggigit’ dalam akhir ay 3 adalah KATHEPSEN, yang sebetulnya berarti ‘To join one’s self to’ (= menggabungkan diri sendiri pada), to touch (= menyentuh), to adhere to (= melekat / menempel pada).

Perhatikan juga terjemahan dari beberapa Kitab Suci bahasa Inggris:

KJV: ‘fastened itself on his hand ... the venomous beast hang on his hand’ (= melekat / mengaitkan dirinya sendiri pada tangannya ... binatang berbisa itu tergantung pada tangannya).

NIV: ‘fastened itself on his hand ... the snake hanging from his hand’ (= melekat / mengaitkan dirinya sendiri pada tangannya ... ular itu bergantung dari tangannya).

RSV/NASB: ‘fastened on his hand ... the creature hanging from his hand’ (= melekat / mengaitkan diri pada tangannya ... makhluk itu bergantung dari tangannya).

Jadi, bisa saja sebetulnya ular itu cuma melingkari tangan Paulus, tetapi orang-orang mengira bahwa ular itu menggigit Paulus.

Adam Clarke:

“Though the viper fastened on Paul’s hand, it does not appear that it really bit him; but the Maltese supposed that it had, because they saw it fasten on his hand” (= sekalipun ular beludak itu melekat pada tangan Paulus, kelihatannya ular itu tidak betul-betul menggigitnya; tetapi orang-orang Malta itu mengira bahwa ular itu menggigitnya karena mereka melihat ular itu melekat pada tangannya).

c) Akibat ‘gigitan’ ular pada tangan Paulus itu, orang-orang Malta itu mengira bahwa Paulus adalah seorang pembunuh, yang sekalipun lepas dari badai, tapi tetap dikejar oleh Dewi Keadilan (ay 4).

· ‘Dewi keadilan’ seharusnya adalah ‘justice’ (NASB), tetapi diterje-mahkan dengan huruf besar oleh NIV (‘Justice’), dan Ironside menganggap bahwa ini adalah nama dewi.

· tanggapan orang-orang Malta ini menunjukkan bahwa orang pada umumnya menganggap bahwa orang benar itu mujur dan orang jahat itu pasti kena bencana. Pandangan yang salah ini didasarkan pada pandangan bahwa seluruh pahala dan hukuman diterima seseorang dalam dunia ini! Padahal sebetulnya, baik pahala mau-pun hukuman yang diterima seseorang dalam dunia ini, hanyalah sebagian kecil (bahasa jawa: icip-icip) dari seluruh hukuman / pahala. Nanti pada pengadilan akhir jaman barulah seluruh hu-kuman / pahala diberikan kepada manusia. Dan karenanya, dalam dunia ini bisa saja ada orang yang benar tetapi rasanya terus kena bencana, dan sebaliknya, bisa saja ada orang yang jahat yang rasanya terus ‘diberkati’. Bdk. Maz 73:1-20 Luk 16:19-26.

Penerapan: kalau saudara sadar bahwa hidup saudara tidak benar di hadapan Tuhan, janganlah menghibur diri hanya karena hidup saudara tidak kena bencana. Sadarilah bahwa seluruh hukuman saudara menantikan saudara pada akhir jaman, kecuali saudara mau bertobat dan percaya kepada Kristus, yang telah mati untuk membayar hutang dosa saudara!

Sebaliknya, kalau saudara sudah percaya dan ikut Tuhan Yesus dengan sungguh-sungguh, tetapi saudara merasa bahwa hidup saudara terus kena bencana, maka teruslah bertekun dalam meng-ikut Tuhan. Percayalah bahwa kalau Tuhan mengijinkan semua bencana itu menimpa saudara, itu pasti membawa manfaat bagi saudara. Dan percayalah bahwa seluruh pahala saudara menan-tikan saudara pada akhir jaman, dan pasti akan menjadi milik saudara, asal saudara terus bertekun dalam iman saudara kepada Tuhan Yesus.

· Orang-orang Malta itu terlalu cepat menyimpulkan! Belajarlah dari hal ini untuk tidak jump to the conclusion (= meloncat pada kesim-pulan / menyimpulkan terlalu cepat), apalagi kalau itu berhu-bungan dengan kesimpulan yang negatif tentang diri seseorang.

Penerapan:

* ada orang laki-laki mendekati seorang perempuan, dan kita langsung menganggap orang laki-laki itu ‘naksir’!

* ada orang laki-laki menggoncengkan perempuan yang bukan istrinya, kita anggap orang itu main gila. Siapa tahu orang laki-laki itu hanya sekedar menolong si perempuan pada saat ia menjumpai si perempuan kegembosan ban?

* khususnya, jangan jump to the conclusion pada waktu men-dengar gossip! Misalnya ada desas desus tentang Pendeta tertentu, kita langsung menganggap Pendeta itu brengsek! (bdk. 1Tim 5:19).

Ironside memberikan cerita tentang adanya gossip tentang seorang pendeta yang katanya istrinya menghadiri kebaktian gereja sesat, dan pendeta itu lalu marah dan mendatangi kebaktian itu lalu menarik / menyeret istrinya pada rambutnya. Pendeta itu lalu menjelaskan di mimbar bahwa istrinya tak pernah pergi ke kebaktian gereja sesat, dan ia tak pernah menyeret istrinya pada rambutnya, dan bahkan ia belum pernah punya istri!

d) Melihat bahwa Paulus tidak apa-apa, penduduk pulau itu sekali lagi jump to the conclusion secara salah, yaitu dimana mereka meng-anggap Paulus sebagai dewa (ay 6).

Penerapan: orang yang sering jump to the conclusion akan sering harus mengubah pendapat / konklusinya, dan ini kadang-kadang bisa memalukan. Karena itu jangan jump to the conclusion!!

4) Paulus menyembuhkan penyakit (ay 7-10).

a) Gubernur pulau itu juga sangat ramah! (ay 7).

b) Keramahan gubernur itu dibalas oleh Tuhan dengan menyembuhkan ayah gubernur itu melalui Paulus (ay 8).

c) Penyembuhan Paulus terhadap ayah gubernur menyebabkan banyak orang sakit di Malta datang kepada Paulus dan merekapun disem-buhkan (ay 9).

Tetapi ingat bahwa Paulus tidak selalu bisa melakukan ini pada se-adanya orang sakit. Bdk. 1Tim 5:23 2Tim 4:20.

d) Mereka membalas kebaikan Paulus dengan menyediakan semua keperluan Paulus dan rombongannya (ay 10).

Aneh, biasanya orang yang menerima kesembuhan / berkat jasmani, lebih berterima kasih dari pada orang yang menerima kesembuhan / berkat rohani! Apakah saudara lebih mementingkan berkat jasmani dari pada berkat rohani?

II) Paulus sampai di Roma (ay 11-16).

1) Setelah 3 bulan, rombongan Paulus berangkat (ay 11).

Mereka naik kapal yang ‘memakai lambang DIOSKURI’ (ay 11b).

KJV: Castor and Pollux (= Castor dan Pollux).

RSV/NASB/NKJV: the Twin Brothers (= saudara kembar).

NIV: the twin gods Castor and Pollux (= dewa kembar Castor dan Pollux).

Mengapa terjemahannya bisa kacau dan sangat berbeda seperti ini? Karena kata Yunani yang dipakai adalah DIOSKOUROIS, yang artinya adalah the twin sons of Zeus [DIOS adalah bentuk genitive dari Zeus (= milik Zeus); KOUROI adalah bentuk jamak dari KOUROS, yang artinya adalah son / boy (= anak laki-laki)]. Dan dalam kepercayaan kafir saat itu dipercaya bahwa dewa Zeus punya anak kembar yang bernama Castor dan Pollux (Catatan: orang Romawi menyebut Zeus ini Jupiter).

Jadi jelaslah bahwa Paulus naik suatu kapal yang berlambangkan ber-hala / dewa. Hal ini tidak memberikan kerugian apa-apa terhadap Paulus, karena hal ini ada di luar kekuasaannya.

Penerapan:

· jangan takut pada berhala yang ada di rumah saudara kalau itu me-mang di luar kekuasaan saudara. Misalnya kalau orang tua saudara yang memiliki / memelihara berhala itu. Jangan menganggap bahwa berhala itu dihuni roh jahat yang bisa menyebabkan saudara dikutuk Tuhan, tidak bertumbuh dalam iman, dsb.

Tetapi kalau berhala itu ada di dalam kekuasaan saudara, saudara harus menghancurkannya. Saudara tidak boleh menyimpannya (Ul 7:25-26) ataupun memberikannya kepada orang lain atau menjualnya (bdk. Kis 19:19).

· bagaimana kalau gereja kita mengadakan Camp / Retreat di vila yang penuh dengan gambar berhala? Sebaiknya jangan, karena bisa men-jatuhkan orang lain ke dalam dosa, dan bisa merugikan kalau dilihat / dibicarakan orang! Bdk. 1Kor 8:7-13.

2) Pada waktu mereka sampai di Putioli, mereka bertemu dengan orang-orang kristen di sana, yang mengundang mereka untuk tinggal selama 7 hari bersama-sama mereka (ay 14).

Lalu pada waktu mereka berangkat dari Putioli ke Roma, orang-orang kristen Roma datang menjumpai mereka sampai di Forum Apius dan Tres Taberne (ay 15), padahal jarak Roma - Tres Taberne kira-kira sepertiga jarak Roma - Putioli, sedangkan jarak Roma - Forum Apius kira-kira setengah dari jarak Roma - Putioli.

Sebagai perbandingan pada jaman ini, kalau ada hamba Tuhan mau datang dari Malang ke Surabaya, dimana ada jemaat Surabaya yang mau menjemput hamba Tuhan itu sampai ke Pandaan / Porong?

Orang-orang kristen Putioli dan Roma mau melakukan hal-hal ini bagi Paulus, padahal:

· mereka tidak segereja / tidak kenal Paulus secara pribadi!

· pada saat itu, diketahui sebagai orang kristen bisa sangat berbahaya / merugikan!

Perhatikan juga effek positif kunjungan orang Roma itu terhadap Paulus (ay 15b), dan ini menunjukkan bahwa kasih, kesatuan, saling mempeduli-kan, mau repot / berkorban demi orang kristen yang lain, adalah sesuatu yang mutlak penting!

Penerapan:

Apakah saudara betul-betul merasakan kesatuan dengan sesama orang kristen yang lain?

Bagaimana sikap saudara kalau ada jemaat sakit / masuk rumah sakit? Atau kalau ada jemaat yang kematian anggota keluarganya? Maukah menolong / menyumbang dan mengunjungi / menghibur?

-AMIN-

KISAH PARA RASUL 28:17-31

I) Pembicaraan I dengan orang-orang Yahudi (ay 17-22).

1) Penjelasan Paulus (ay 17-20).

Tujuan kata-kata Paulus dalam ay 17-20 adalah menjelaskan kepada orang-orang Yahudi di Roma tentang persoalannya (karena Paulus me-ngira mereka pasti sudah di ‘bakar’ oleh orang-orang Yahudi dari Yeru-salem), supaya mereka tidak membenci dia, dan ia bisa memberitakan Injil kepada mereka.

Untuk itu ia menjelaskan bahwa:

· ia tidak bersalah terhadap bangsa Israel maupun adat istiadat nenek moyang mereka (ay 17b), tetapi sekalipun demikian, ia ditangkap dan diserahkan kepada orang Romawi.

· orang Romawi tidak mendapatkan kesalahan apapun pada dia (ay 18) sehingga orang Romawi bermaksud melepaskan dia.

· orang Yahudi menentang pembebasan Paulus itu, sehingga Paulus terpaksa naik banding, tetapi bukan dengan maksud untuk mengadu-kan bangsanya (ay 19).

· ia dibelenggu karena pengharapan Israel, yaitu Mesias (ay 20).

Ada 2 hal yang bisa kita dapatkan dari sini:

a) Sebagai orang kristen kita tidak boleh membiarkan begitu saja nama baik kita difitnah orang, karena hal itu bisa merugikan pelayanan kita. Kita boleh membela diri dengan menangkis segala fitnahan itu, asal kita melakukannya bukan untuk kepentingan diri kita sendiri, tetapi demi kemuliaan Tuhan.

Hati-hati dalam menafsirkan ayat-ayat seperti Mat 5:11 Mat 5:39 Luk 6:22 1Pet 2:12,15,22-23 yang seolah-olah menunjukkan bahwa menghadapi fitnahan / tuduhan apapun kita harus berdiam diri dan tidak boleh membela diri. Sebetulnya ayat-ayat itu hanya menunjuk-kan bahwa kita tidak boleh membalas kejahatan dengan kejahatan, tetapi tidak berarti bahwa kita tidak boleh membela diri.

b) Kita harus berusaha membina hubungan baik dengan sesama, antara lain dengan membuang prasangka yang tidak benar dalam diri mereka tentang kita. Dengan adanya hubungan baik itu kita lebih bisa diterima dalam pekabaran Injil.

Penerapan:

· seringkah saudara berusaha mengadakan / memulai hubungan baik, misalnya dengan mengajak seseorang untuk berkenalan?

· apakah saudara membina hubungan baik dengan sesama (kelu-arga, teman sekerja , teman sekolah, tetangga, dsb), supaya sau-dara bisa memberitakan Injil kepada mereka? Hal apa yang sau-dara lakukan untuk membina hubungan baik itu? Berbincang-bin-cang dengan mereka? Makan bersama? Pergi bersama?

· seringkah saudara, tanpa ada perlunya, menjengkelkan orang se-hingga merusak hubungan baik, sehingga menyebabkan saudara tidak bisa memberitakan Injil kepada mereka? Misalnya: tahu orangnya tak senang digoda, tetapi tetap digoda.

· salah satu hal yang merusak hubungan baik, adalah terlalu banyak menegur dosa (apalagi dosa yang remeh), dan terlalu banyak memperdebatkan pandangan salah (yang tidak terlalu penting) pada diri orang lain. Ini akan menimbulkan kesan bahwa saudara adalah orang yang cerewet / usil!

2) Jawaban orang Yahudi (ay 21-22).

a) Mereka tidak menerima surat / utusan dari Yerusalem untuk mem-beritahu mereka tentang tuduhan terhadap Paulus (ay 21).

Jadi rupanya, setelah Paulus naik banding kepada kaisar, orang Yahudi dari Yerusalem itu menjadi putus asa, dan mereka lalu meng-hentikan usaha mereka untuk mengejar dan membunuh Paulus.

b) Mereka mau mendengar Paulus berbicara tentang kekristenan (ay 22), karena mereka mendengar bahwa kekristenan dimusuhi dimana-mana. Ini menunjukkan:

· orang kristen dimusuhi adalah hal yang biasa! Itu bahkan tanda bahwa kita adalah kristen sejati (1Pet 4:14). Tetapi awas, jangan hal ini menyebabkan kita lalu sengaja mencari musuh!

· sekalipun disini kontroversi menyebabkan orang Yahudi itu mau mendengar Paulus, tentu tidak berarti bahwa kita harus sengaja mencari kontroversi!

II) Pembicaraan II dengan orang-orang Yahudi (ay 23-29).

1) Paulus menerangkan dan memberi kesaksian kepada mereka tentang kekristenan (ay 23b).

a) Paulus bersedia menjelaskan, dan ia melakukannya dari pagi sampai malam (ay 23c).

Hal-hal yang perlu kita soroti:

· Kesediaan Paulus dalam menjelaskan tentang kekristenan adalah sesuatu yang baik, yang harus ada dalam diri setiap orang kristen.

Penerapan:

Kalau saudara ditanya seperti Paulus, bersediakah saudara men-jelaskan? Atau menolak karena takut? Atau menolak karena merasa tidak mampu? Bdk. 1Pet 3:15 yang jelas memerintahkan kita untuk memberi pertanggungan jawab tentang pengharapan kita kepada orang yang memintanya dari kita!

Ini merupakan kesempatan untuk memberitakan Injil yang tidak boleh kita tolak / sia-siakan!

· Hal lain yang juga perlu kita soroti adalah: adalah sesuatu yang luar biasa, bahwa sekalipun baru saja mengalami banyak pen-deritaan yang hebat, Paulus masih berkobar-kobar dalam melayani Tuhan / memberitakan Injil!

Penerapan:

Di tengah-tengah banyak kesukaran / penderitaan yang hebat, masihkah saudara berkobar-kobar dalam melayani Tuhan / mem-beritakan Injil? Ada banyak orang kristen, yang sekalipun tidak mengalami banyak penderitaan / kesukaran yang terlalu berarti, tetap tidak berkobar-kobar dalam melayani Tuhan / memberitakan Injil. Saudara harus malu kalau saudara adalah orang yang seperti ini!

· Bahwa Paulus menjelaskan dari pagi sampai malam, menunjukkan bahwa ada banyak hal yang harus dijelaskan dalam pemberitaan Injil! Memang dalam keadaan terpaksa (waktu yang hanya sedikit), kita bisa saja memberitakan Injil secara singkat. Tetapi kalau kita mau memberitakan seluruh Injil, kita membutuhkan waktu yang cukup panjang!

b) Hal-hal yang dijelaskan oleh Paulus (ay 23b):

· tentang Kerajaan Allah (= gereja).

· tentang Yesus.

Kalau saudara memberitakan Injil, jelaskanlah tentang Yesus! Bukan dalam kemampuan Yesus untuk melakukan mujijat / me-nyembuhkan orang sakit, tetapi terutama keilahianNya, kematian-Nya untuk menebus dosa, kebangkitanNya, keberadaanNya seba-gai satu-satunya jalan ke surga, dsb.

c) Cara Paulus menjelaskan (ay 23b).

· Ia ‘berusaha meyakinkan’ (ay 23b).

Jelas ia berdebat / berargumentasi!

Kalau memberitakan Injil, jangan berkata ‘pokoknya percayalah’, atau ‘pokoknya Yesus adalah satu-satunya jalan’. Saudara harus menjelaskan mengapa ia harus percaya, apa akibatnya kalau ia percaya / tidak percaya, mengapa Yesus adalah satu-satunya jalan ke surga, dsb.

· Ia menggunakan Firman Tuhan (ay 23b).

‘Hukum Musa dan kitab para nabi’ (ay 23b) jelas menunjuk pada Perjanjian Lama / Firman Tuhan saat itu.

Dalam memberitakan Injil, jangan menggunakan Kitab Suci agama lain, filsafat, kata pendeta, dogma gereja, kesaksian / pengalaman, illustrasi, sebagai dasar. Gunakan Firman Tuhan yang adalah pedang roh (Ef 6:17).

2) Hasil dari pemberitaan Injil yang dilakukan oleh Paulus: ada yang per-caya dan ada yang tidak (ay 24-25a,29).

· Orang-orang Yahudi itu, yang tadinya kelihatan rindu pada Firman Tuhan / kebenaran, ternyata banyak yang tegar tengkuk dan tidak mau bertobat. Ini ‘kerinduan’ Firman Tuhan yang bersifat daging!

· Sekarang orang-orang Yahudi terpecah menjadi 2 (bdk. ay 29).

Memang dalam Mat 10:34-36 sudah dikatakan bahwa Yesus datang bukan untuk membawa damai, tetapi pedang! Ini bukan salahnya Pau-lus ataupun kekristenan / Yesus! Ini adalah kesalahan dari orang yang menolak Injil!

3) Sikap / reaksi Paulus terhadap mereka yang menolak Injil / Yesus (ay 25b-28).

Beberapa hal yang bisa dipelajari dari sini:

a) Paulus mengutip Yes 6:9-10 (Yes 6:9-10 dikutip 5 x dalam Perjanjian Baru, yaitu dalam Mat 13:14 / Mark 4:12 / Lukas 8:10 Yohanes 12:40 Kis 28:26-27).

Ada banyak doktrin yang penting yang bisa didapatkan dari sini:

· doktrin tentang Kitab Suci.

Ay 25b mengatakan: ‘firman yang disampaikan Roh Kudus kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi Yesaya’. Ini menun-jukkan bahwa Yesaya diilhami Roh Kudus pada waktu menyam-paikan / menuliskan bagian ini! Bdk. 2Tim3:16.

Catatan: Adanya faktor manusia dalam penulisan Kitab Suci / Firman Tuhan, tidak menyebabkan Firman Tuhannya bercampur dengan kesalahan, seperti yang diajarkan oleh banyak orang Liberal pada saat ini!

E. J. Young, dalam bukunya yang berjudul “Thy Word Is Truth”, mengutip kata-kata B. B. Warfield sebagai berikut:

“A light that passes through the coloured glass of a cathedral window, we are told, is light from heaven, but is stained by the tints of the glass through which it passes; so any word of God which is passed through the mind and soul of a man must come out discoloured by the personality through which it is given, and just to that degree ceases to be the pure word of God. But what if this personality has itself been formed by God into precisely the personality it is, for the express purpose of communicating to the word given through it just the colouring which it gives it? What if the colours of the stained-glass window have been designed by the architect for express purpose of giving to the light that floods the cathedral precisely the tone and quality it receives from them? What if the word of God that comes to His people is framed by God into the word of God it is, precisely by means of the qualities of the men formed by Him for the purpose, through which it is given?” [= Sebagaimana sinar yang melalui kaca berwarna dari jendela suatu katedral, adalah sinar dari surga, tetapi dikotori oleh warna-warna dari kaca yang dilaluinya; begitu juga dikatakan bahwa firman Allah yang melalui pikiran dan jiwa manusia pasti keluar dengan dikotori oleh kepribadian melalui mana firman itu diberikan, dan sampai pada tingkat itu berhenti menjadi firman yang murni dari Allah. Tetapi bagaimana jika kepribadian ini telah dibentuk oleh Allah menjadi kepribadian yang persis cocok sehingga mewarnai firman yang melaluinya sesuai tujuan Allah? Bagaimana jika warna dari jendela dengan kaca berwarna telah direncanakan oleh sang arsitek, dengan tujuan memberikan sinar yang memasuki katedral itu sifat dan kwalitet yang diterimanya dari warna-warna itu, persis seperti yang dikehendakinya? Bagaimana jika firman Allah yang datang kepada umatNya dibentuk oleh Allah menjadi firman Allah, dengan memakai kwalitet dari orang-orang yang dibentuk olehNya untuk tujuan itu, melalui siapa firman itu diberikan?] - ‘Thy Word Is Truth’, hal 64.

Penjelasan kata-kata Warfield ini: sinar yang masuk ke dalam katedral melalui kaca berwarna dari jendela katedral, telah dinodai / dikotori oleh warna kaca yang ia lewati. Orang lalu mengambil analogi: demikian juga setiap firman Allah yang melewati / melalui pikiran dan jiwa manusia pasti keluarnya sudah dikotori oleh kepribadian melalui mana firman diberi­kan, dan pada saat itu tidak lagi merupakan firman Allah yang murni. Tetapi Warfield lalu berargumentasi: Bagaimana kalau warna dari kaca jendela itu telah direncanakan oleh arsitek untuk memberikan warna dalam katedral persis seperti yang ia kehendaki? Bagaimana kalau kepribadian manusia, yang dipakai oleh Allah untuk menyampai-kan firmanNya itu, telah dibentuk oleh Allah menjadi suatu kepri-badian yang cocok persis untuk menyampaikan firman yang diberikan kepadanya?

· doktrin tentang keilahian Roh Kudus.

Dalam Yesaya 6:9 dikatakan bahwa itu adalah ‘firmanNya’, dimana kata ‘Nya’ menunjuk kepada Tuhan. Tetapi dalam Kis 28:25 Paulus berkata bahwa itu adalah firman yang disampaikan ‘Roh Kudus’. Ini membuktikan Roh Kudus adalah Tuhan / Allah sen­diri!

· doktrin tentang reprobation (= penentuan binasa terhadap orang-orang tertentu).

Catatan: Bahwa doktrin tentang reprobation ini merupakan ajaran Kitab Suci, terlihat dari ayat-ayat seperti Amsal 16:4 Yoh 17:12 Ro 9:13,17-18,21-22 1Pet 2:8 Yudas 4. Juga doktrin tentang reprobation ini merupakan konsekwensi logis dari doktrin tentang election (= pemilihan orang-orang tertentu untuk diselamatkan).

Ada 2 hal yang berhubungan dengan doktrin tentang reprobation dalam bagian ini:

* Terhadap orang reprobate ini Firman Tuhan disampaikan bukan untuk mempertobatkan mereka (hal ini terlihat dari kata-kata ‘... jangan ... berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka’ - ay 27b), tetapi untuk membuat mereka tidak punya dalih / alasan.

Calvin:

“By this we gather that the Word of God is not set before all men that they may return to soundness of mind; but that the eternal voice soundeth in the ears of many, without the effectual working of the Spirit, only that they may be made inexcusable” (= dari sini kita dapatkan bahwa Firman Allah tidak diberikan kepada semua orang supaya mereka bisa kemba­li pada pikiran yang sehat; tetapi bahwa suara yang kekal berbunyi di telinga banyak orang, tanpa pekerjaan yang effektif dari Roh, hanya supaya mereka tidak punya dalih / alasan).

* Sekalipun Allah menentukan orangnya binasa, tetapi mereka menolak Kristus dengan kemauan mereka sendiri, dan karena itu mereka bertanggung jawab terhadap penolakan itu!

Calvin:

“Though he setteth down both things distinctly, that God is the author of their blindness, and that yet, notwithstand­ing, they shut their own eyes, and become blind of their own accord; as these two things do very well agree together” (= sekalipun ia menuliskan ke-dua hal dengan jelas, bahwa Allah adalah pencipta / sumber kebu-taan mereka, dan bahwa sekali­pun demikian, mereka menutup mata mereka sendiri, dan menja­di buta karena kehendak mereka sendiri; karena kedua hal ini cocok satu dengan yang lain).

Melihat ajaran ini, kita bisa merasakan bahwa menjadi orang yang termasuk reprobate betul-betul merupakan hal yang me-ngerikan. Kalau saudara adalah orang yang percaya kepada Yesus, maka saudara pasti bukan termasuk reprobate tetapi termasuk elect. Renungkan hal itu, dan bersyukurlah atas hal itu!

b) Tujuan Paulus mengutip Yes 6:9-10.

· mengecam penolakan orang-orang Yahudi itu terhadap Kristus.

Ini menunjukkan bahwa penolakan terhadap Yesus / Injil adalah dosa, tidak peduli apakah orangnya tidak mau atau tidak bisa percaya!

Ay 26-27 menunjukkan bahwa mereka yang menolak itu adalah reprobate, yang pasti tidak akan mau dan tidak akan bisa percaya, tetapi mereka toh dikecam! Bdk. Yoh 12:39-40.

Catatan: jangan meniru Paulus dengan mencap setiap orang yang menolak Injil sebagai reprobate. Paulus bisa melakukan hal ini karena ia diilhami, tetapi kita tidak! Ingat bahwa orang yang ter-masuk electpun bisa saja mula-mula menolak Injil, tetapi akhirnya bertobat.

· menunjukkan kepada orang Yahudi yang percaya, bahwa semua itu ditentukan / diatur oleh Allah. Dengan demikian mereka tidak kecil hati melihat banyak orang yang tidak percaya.

III) Dua tahun di Roma (ay 30-31).

1) Ay 30-31 ini menggenapi:

· Kis 23:11.

Ia mendapatkan banyak jiwa selama 2 tahun itu, antara lain, orang-orang di istana (Filipi 4:22) dan Onesimus (Filemon 10). Bdk. 2Timotius 2:9 - Paulus terbelenggu, tetapi Firman Allah tidak!

· Kisah Para Rasul 1:8.

Ada banyak penafsir yang mengatakan bahwa dengan sampainya Paulus / Injil di Roma, maka Kis 1:8, yang merupakan thema dari seluruh kitab Kisah Rasul, sudah tergenapi.

BACA JUGA: SERI KHOTAH KISAH PARA RASUL PASAL 9-18

2) Barclay mengatakan bahwa dalam 2 tahun itu ia menulis surat Filipi, Efesus, Kolose, Filemon. Barnes’ Notes menambahkan surat 2 Timotius.

Jelas bahwa dalam penjara sekalipun, Paulus adalah orang yang sangat produktif!

Penerapan:

Bagaimana dengan saudara? Kalau saudara adalah orang yang tidak produktif, padahal saudara adalah orang bebas, maka saudara menyia-nyiakan kebebasan itu!

3) Lukas tidak melanjutkan cerita ini, tetapi para penafsir dan ahli sejarah mengatakan bahwa:

BACA JUGA: SERI KHOTBAH KISAH PARA RASUL PASAL 1-8

Setelah 2 tahun ini, Paulus menghadap kaisar dan karena orang Yahudi Yerusalem tidak melanjutkan tuntutan (bdk. ay 21), maka Paulus dibebas-kan. Lalu ia melakukan perjalanan misionaris lagi, dan kembali ke Roma pada tahun 64 Masehi. Saat itu ada kebakaran di Roma, yang dilakukan oleh Nero, tetapi Nero menuduh orang-orang kristen yang melakukan. Nero menangkapi dan membunuhi orang kristen, dan Paulus ikut dipeng-gal saat itu.

Penutup:

Kita sudah melihat penginjilan / penyebaran kekristenan dalam Kisah Rasul, oleh gereja abad I, khususnya oleh Paulus, yang bahkan rela mengorbankan nyawanya demi Kristus. Maukah saudara melanjutkan pengin­jilan itu? https://teologiareformed.blogspot.com/
SERI KHOTBAH KISAH PARA RASUL PASAL 19-28
Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div:  meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
-AMIN-
Next Post Previous Post