EKSPOSISI INJIL MATIUS PASAL 12-16
Matius 12:1-8 - “(1) Pada waktu itu, pada hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum. Karena lapar, murid-muridNya memetik bulir gandum dan memakannya. (2) Melihat itu, berkatalah orang-orang Farisi kepadaNya: ‘Lihatlah, murid-muridMu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat.’ (3) Tetapi jawab Yesus kepada mereka: ‘Tidakkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya lapar, (4) bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah dan bagaimana mereka makan roti sajian yang tidak boleh dimakan, baik olehnya maupun oleh mereka yang mengikutinya, kecuali oleh imam-imam? (5) Atau tidakkah kamu baca dalam kitab Taurat, bahwa pada hari-hari Sabat, imam-imam melanggar hukum Sabat di dalam Bait Allah, namun tidak bersalah? (6) Aku berkata kepadamu: Di sini ada yang melebihi Bait Allah. (7) Jika memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah. (8) Karena Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat.’”.
1) Tuduhan.
Matius 12: 1-2: “(1) Pada waktu itu, pada hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum. Karena lapar, murid-muridNya memetik bulir gandum dan memakannya. (2) Melihat itu, berkatalah orang-orang Farisi kepadaNya: ‘Lihatlah, murid-muridMu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat.’”.
a) Murid-murid bukan dituduh mencuri, karena apa yang mereka lakukan itu bukanlah pencurian, karena memang diijinkan oleh Hukum Taurat.
Ul 23:25 - “Apabila engkau melalui ladang gandum sesamamu yang belum dituai, engkau boleh memetik bulir-bulirnya dengan tanganmu, tetapi sabit tidak boleh kauayunkan kepada gandum sesamamu itu.’”.
b) Mereka dituduh / dianggap bersalah, karena mereka melakukan hal itu pada hari Sabat.
Pada hari Sabat memang orang dilarang bekerja ataupun memasak / menyiapkan makanan (Kel 16:4-5,21-29 20:8-11 34:21 31:14-15 35:1-3 Bil 15:32-36). Tujuan peraturan ini adalah:
1. supaya bisa beristirahat (bdk. Kel 20:11 - ‘rested’ / beristirahat).
2. supaya bebas dari hal-hal duniawi sehingga bisa berkonsentrasi pada Tuhan dalam berbakti.
c) Tetapi orang-orang Farisi menambahi peraturan Sabat ini dengan 39 larangan (hal-hal yang tidak boleh dilakukan pada hari Sabat), antara lain:
1. Larangan menggunakan sepatu yang berpaku karena dianggap membawa beban.
2. Larangan menggunakan topi yang besar karena dianggap membawa beban.
3. Larangan menulis lebih dari 1 huruf.
4. Larangan berjalan kaki lebih dari 1 mil.
5. Larangan membawa barang apapun yang beratnya melebihi berat dari 2 buah ara kering.
6. Mereka juga beranggapan bahwa:
a. Memetik gandum = menuai.
b. Menggisar gandum di tangan = mengirik.
c. Memisahkan gandum dari kulit = menampi.
d. Seluruh proses itu = menyiapkan makanan.
Dan karena itu mereka menganggap bahwa murid-murid Yesus berdosa melanggar peraturan hari Sabat.
2) Jawaban Yesus.
a) Matius 12:3-4: “(3) Tetapi jawab Yesus kepada mereka: ‘Tidakkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya lapar, (4) bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah dan bagaimana mereka makan roti sajian yang tidak boleh dimakan, baik olehnya maupun oleh mereka yang mengikutinya, kecuali oleh imam-imam?”. bdk. 1Sam 21:3-6.
Roti itu hanya untuk imam (Kel 29:32-34 Im 24:5-9; ini merupakan ceremonial law), tetapi Daud dan pengikut-pengikutnya memakannya karena lapar dan hal ini tidak pernah dianggap sebagai suatu dosa / kesalahan.
Jadi, kesimpulannya: kebutuhan manusia lebih penting dari peraturan-peraturan ibadah / ceremonial law, sehingga ceremonial law (bukan moral law!) boleh dilanggar dalam keadaan seperti itu, sekalipun ceremonial law itu diberikan oleh Tuhan sendiri.
Pada saat itu murid-murid Yesus juga lapar sehingga boleh melanggar ‘peraturan Sabat’, yang diberikan oleh para tokoh agama Yahudi itu. ‘Peraturan Sabat’ itu bahkan bukan ceremonial law, tetapi hanya tradisi / penambahan yang diberikan oleh para ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi.
Matthew Henry: “Christ, by justifying his disciples in plucking the ears of corn on the sabbath-day, shows that works of necessity are lawful on that day” (= Kristus, dengan membenarkan murid-muridNya memetik bulir gandum pada hari Sabat, menunjukkan bahwa pekerjaan yang betul-betul dibutuhkan diijinkan pada hari itu).
Matthew Henry: “... Christ here enacts, that works of necessity, if they be really such, and not a pretended and self-created necessity, are lawful on the sabbath day” (= ... Kristus di sini menjadikan suatu undang-undang, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang betul-betul dibutuhkan, jika itu betul-betul suatu kebutuhan, dan bukan hanya kebutuhan yang pura-pura atau diciptakan sendiri, diijinkan pada hari Sabat).
b) Matius 12: 5-6: “(5) Atau tidakkah kamu baca dalam kitab Taurat, bahwa pada hari-hari Sabat, imam-imam melanggar hukum Sabat di dalam Bait Allah, namun tidak bersalah? (6) Aku berkata kepadamu: Di sini ada yang melebihi Bait Allah.”.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1. ‘melanggar hukum Sabat’ (ay 5). Yesus memakai kata-kata ini karena Ia menyesuaikan diri dengan jalan pemikiran orang-orang Farisi.
2. Pekerjaan imam-imam pada hari Sabat adalah: menyalakan api untuk mezbah, menyembelih binatang, mengangkat binatang ke mezbah, dsb. Semua ini merupakan pekerjaan fisik yang cukup berat. Tetapi semua ini diijinkan untuk dilakukan pada hari Sabat. Dari sini jelaslah bahwa pada hari Sabat kita boleh melakukan hal-hal yang berhubungan dengan ibadah (seperti pelayanan, dsb). Ini bukan pelanggaran terhadap hukum Sabat.
3. Bait Allah lebih besar dari Sabat, karena Sabat diadakan untuk melayani di Bait Allah (ay 5). Yesus lebih besar dari Bait Allah (ay 6). Jadi Yesus jauh lebih besar dari Sabat. Kalau Bait Allah saja menuntut supaya ‘peraturan Sabat dimodifikasi’, dalam arti bahwa orang boleh melayani pada hari Sabat, apalagi Yesus.
c) Ay 7: “Jika memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah”.
Ini merupakan kutipan dari Hosea 6:6 (bdk. Mat 9:13).
Ini mengecam orang-orang Farisi karena mereka menekankan yang kurang penting tetapi mengabaikan yang penting.
d) Markus 2:27 - “Lalu kata Yesus kepada mereka: ‘Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat”.
Arti: Sabat diberikan untuk kebahagiaan manusia dan karena itu jangan menjadikan manusia budak hari Sabat.
e) Ay 8: “Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat”.
Ada yang menafsirkan bahwa ‘anak manusia’ di sini bukanlah suatu gelar bagi Yesus, tetapi hanya berarti ‘manusia’ (bdk. Maz 8:5 Yeh 2:1,6,8).
Bdk. Mark 2:27-28 - “(27) Lalu kata Yesus kepada mereka: ‘Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat, (28) jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat.’”.
Penafsiran ini cocok dengan Mark 2:27-28 karena:
ay 27 menekankan bahwa Sabat itu untuk manusia.
ay 28: manusia bukan budak Sabat; tetapi Tuhan / tuan atas Sabat.
Tetapi bagaimanapun ada keberatan-keberatan yang serius terhadap penafsiran ini:
1. Kata ‘anak manusia’ itu dalam bahasa Yunaninya memakai definite article / kata sandang di depannya (‘The Son of Man’) sehingga tidak cocok kalau menunjuk kepada manusia secara umum.
2. Dalam Perjanjian Lama memang istilah ‘anak manusia’ sering berarti ‘manusia’, tetapi dalam Perjanjian Baru istilah itu selalu menunjuk kepada Yesus. Perkecualiannya:
a. Markus 3:28 - “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya semua dosa dan hujat anak-anak manusia akan diampuni, ya, semua hujat yang mereka ucapkan”.
Tetapi ini ada dalam bentuk jamak.
b. Efesus 3:5 - “yang pada zaman angkatan-angkatan dahulu tidak diberitakan kepada anak-anak manusia, tetapi yang sekarang dinyatakan di dalam Roh kepada rasul-rasul dan nabi-nabiNya yang kudus”.
Ini juga ada dalam bentuk jamak.
c. Ibr 2:6 - “Ada orang yang pernah memberi kesaksian di dalam suatu nas, katanya: ‘Apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya, atau anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?”.
Ini ada dalam bentuk tunggal, tetapi ini adalah kutipan dari Perjanjian Lama.
3. Mark 2:28 - ‘Anak Manusia adalah Tuhan juga atas hari Sabat’.
Kata ‘juga’ ini menunjukkan bahwa Anak Manusia adalah Tuhan atas hal-hal lain, tetapi juga atas hari Sabat. Ini tidak memungkinkan untuk mengartikan bahwa ‘Anak Manusia’ adalah ‘manusia’. Jelas bahwa ‘Anak Manusia’ di sini menunjuk kepada Yesus!
Yesus adalah Tuhan atas hari Sabat! Karena itu Dialah yang berhak menentukan apa yang harus, apa yang boleh, dan apa yang tidak boleh dilakukan pada hari Sabat.
Matius 12:9-14 - “(9) Setelah pergi dari sana, Yesus masuk ke rumah ibadat mereka. (10) Di situ ada seorang yang mati sebelah tangannya. Mereka bertanya kepadaNya: ‘Bolehkah menyembuhkan orang pada hari Sabat?’ Maksud mereka ialah supaya dapat mempersalahkan Dia. (11) Tetapi Yesus berkata kepada mereka: ‘Jika seorang dari antara kamu mempunyai seekor domba dan domba itu terjatuh ke dalam lobang pada hari Sabat, tidakkah ia akan menangkapnya dan mengeluarkannya? (12) Bukankah manusia jauh lebih berharga dari pada domba? Karena itu boleh berbuat baik pada hari Sabat.’ (13) Lalu kata Yesus kepada orang itu: ‘Ulurkanlah tanganmu!’ Dan ia mengulurkannya, maka pulihlah tangannya itu, dan menjadi sehat seperti tangannya yang lain. (14) Lalu keluarlah orang-orang Farisi itu dan bersekongkol untuk membunuh Dia”.
1) Matius 12: 10: “Di situ ada seorang yang mati sebelah tangannya. Mereka bertanya kepadaNya: ‘Bolehkah menyembuhkan orang pada hari Sabat?’ Maksud mereka ialah supaya dapat mempersalahkan Dia”.
a) Mereka bertanya, tetapi maksud / tujuan yang sebenarnya adalah supaya bisa mempersalahkan Yesus. Apakah saudara sering bertanya secara munafik begitu?
b) Orang Yahudi melarang menyembuhkan pada hari Sabat. Kalau orang itu sakit berat dan mau mati, maka ia boleh ditolong, tetapi hanya sekedar untuk mencegah kematiannya, bukan untuk menyembuhkannya.
William Barclay berkata: orang Yahudi sering kalah perang gara-gara fanatisme mereka pada hari Sabat (baca 1Makabe 2:31-38 - ini kitab Apocrypha).
2) Jawaban Yesus.
Ay 11-12: “(11) Tetapi Yesus berkata kepada mereka: ‘Jika seorang dari antara kamu mempunyai seekor domba dan domba itu terjatuh ke dalam lobang pada hari Sabat, tidakkah ia akan menangkapnya dan mengeluarkannya? (12) Bukankah manusia jauh lebih berharga dari pada domba? Karena itu boleh berbuat baik pada hari Sabat.’”.
Jadi, argumentasi Yesus adalah sebagai berikut:
binatang ditolong pada hari Sabat.
manusia lebih penting dari binatang.
Jadi, jelas bahwa menolong / menyembuhkan pada hari Sabat adalah sesuatu yang boleh dilakukan.
Ay 12b: “Karena itu boleh berbuat baik pada hari Sabat”.
Luk 6:9 - “Lalu Yesus berkata kepada mereka: ‘Aku bertanya kepada kamu: Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membinasakannya?"”.
Mark 3:4 - “Kemudian kataNya kepada mereka: ‘Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?’ Tetapi mereka itu diam saja”.
Kata-kata ‘membunuh orang’ / ‘berbuat jahat’ mungkin dimaksudkan untuk menyindir orang-orang Farisi. Bandingkan dengan ay 10, yang jelas menunjukkan mereka berbuat jahat pada hari Sabat, dan ay 14, yang menunjukkan bahwa mereka mau membunuh pada hari Sabat.
3) Reaksi mereka terhadap kata-kata Yesus: mereka diam saja (Mark 3:4). Mereka tahu mereka salah, tetapi mereka tidak mau mengakui kesalahan. Apakah saudara juga sering berbuat seperti itu?
4) Reaksi Yesus.
Mark 3:5 - “Ia berdukacita karena kedegilan mereka dan dengan marah Ia memandang sekelilingNya kepada mereka lalu Ia berkata kepada orang itu: ‘Ulurkanlah tanganmu!’ Dan ia mengulurkannya, maka sembuhlah tangannya itu”.
Yesus marah, tetapi ini bukan dosa. Tidak setiap kemarahan adalah dosa (Ef 4:26). Kemarahan Yesus adalah kemarahan yang suci, karena dilandasi oleh kasih. Buktinya: kemarahan ini disertai dukacita (Mark 3:5). Ini berbeda sekali dengan kemarahan orang-orang Farisi.
Ay 14: “Lalu keluarlah orang-orang Farisi itu dan bersekongkol untuk membunuh Dia”.
Mark 3:6 - “Lalu keluarlah orang-orang Farisi dan segera bersekongkol dengan orang-orang Herodian untuk membunuh Dia”.
Luk 6:11 - “Maka meluaplah amarah mereka, lalu mereka berunding, apakah yang akan mereka lakukan terhadap Yesus”.
Kalau saudara marah, saudara marah dengan kemarahan yang bagaimana?
5) Yesus menyembuhkan orang itu pada saat itu juga.
Ay 13: “Lalu kata Yesus kepada orang itu: ‘Ulurkanlah tanganmu!’ Dan ia mengulurkannya, maka pulihlah tangannya itu, dan menjadi sehat seperti tangannya yang lain.”.
a) Ia tidak mau menunda, karena penundaan jelas merupakan kompromi.
b) Orang itu diperintahkan untuk mengulurkan tangannya. Ini tidak mungkin karena tangannya mati. Tetapi orang itu mau melakukan perintah Tuhan itu sehingga Tuhan memberinya kemampuan untuk melakukan hal itu, dan lalu menyembuhkannya.
Penerapan: Tuhan mempunyai banyak perintah yang kelihatannya tidak mungkin saudara lakukan (memberitakan Injil, melayani, memberi persepuluhan, membuang dosa tertentu, dsb). Tetapi yang penting saudara mau taat, maka Tuhan akan memberi kekuatan / kemampuan untuk melakukan hal itu.
6) Ay 14: “Lalu keluarlah orang-orang Farisi itu dan bersekongkol untuk membunuh Dia.” (bdk. Luk 6:11 Mark 3:6).
Mereka marah, keluar, berkomplot dengan orang-orang Herodian untuk membunuh Yesus. Melakukan sesuatu yang benar (seperti yang Yesus lakukan), apalagi menentang tradisi yang sudah ratusan tahun, besar resikonya. Maukah / beranikah saudara mengambil resiko itu, atau saudara lebih suka ‘hidup aman’ dan membiarkan semua ketidakbenaran berjalan terus?
Kesimpulan.
Ay 1-14 menunjukkan bahwa ikut Yesus memang bebannya lebih ringan dari ikut orang-orang Farisi (bdk. Mat 11:28-30), khususnya dalam peraturan Sabat.
MATIUS 12:15-37
Matius 12:15-21 - “(15) Tetapi Yesus mengetahui maksud mereka lalu menyingkir dari sana. Banyak orang mengikuti Yesus dan Ia menyembuhkan mereka semuanya. (16) Ia dengan keras melarang mereka memberitahukan siapa Dia, (17) supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: (18) ‘Lihatlah, itu HambaKu yang Kupilih, yang Kukasihi, yang kepadaNya jiwaKu berkenan; Aku akan menaruh rohKu ke atasNya, dan Ia akan memaklumkan hukum kepada bangsa-bangsa. (19) Ia tidak akan berbantah dan tidak akan berteriak dan orang tidak akan mendengar suaraNya di jalan-jalan. (20) Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskanNya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkanNya, sampai Ia menjadikan hukum itu menang. (21) Dan padaNyalah bangsa-bangsa akan berharap.’”.
Ay 15: “Tetapi Yesus mengetahui maksud mereka lalu menyingkir dari sana. Banyak orang mengikuti Yesus dan Ia menyembuhkan mereka semuanya”.
1) Ay 15a menunjukkan bahwa Yesus tahu tentang rencana orang-orang Farisi dalam ay 14, dan Ia tahu juga:
a) Bahwa belum saatnya bagi Dia untuk mati.
b) Bukan caranya bagi Dia untuk mati melalui pembunuhan biasa.
2) Karena itu Ia menyingkir dari sana (ay 15a).
Pada waktu menghadapi problem, kita memang harus berdoa dan beriman, tetapi kita juga harus melakukan hal-hal yang sesuai dengan akal sehat, seperti yang Yesus lakukan di sini. Misalnya: kalau sakit, pergi ke dokter, minum obat, dan sebagainya.
3) Pada waktu Yesus menyingkir, Ia tetap menjadi berkat bagi banyak orang dengan cara menyembuhkan mereka dari penyakit mereka (ay 15).
Jadi, dalam bahayapun Ia tidak bersikap egois, tetapi tetap memikirkan bagaimana bisa menjadi berkat bagi orang lain.
Penerapan: Mungkin pada dalam keadaan enak / aman saudara memikirkan bagaimana bisa menjadi berkat bagi orang-orang lain, tetapi bagaimana kalau saudara sedang menghadapi problem / bahaya? Apakah saudara masih memikirkan bagaimana bisa menjadi berkat bagi orang lain?
4) Ini adalah salah satu kasus dimana Yesus menyembuhkan semuanya (ay 15b). Dalam kasus lain, Ia tidak selalu menyembuhkan semua, misalnya dalam Yoh 5:1-9, dimana yang disembuhkan hanya orang yang lumpuh selama 38 tahun, padahal di sana ada banyak orang sakit.
Ay 16: “Ia dengan keras melarang mereka memberitahukan siapa Dia”.
Yesus melarang untuk memberitahu siapa Dia.
1) Ini mungkin ditujukan kepada roh-roh jahat.
Bdk. Markus 3:11-12 - “(11) Bilamana roh-roh jahat melihat Dia, mereka jatuh tersungkur di hadapanNya dan berteriak: ‘Engkaulah Anak Allah.’ (12) Tetapi Ia dengan keras melarang mereka memberitahukan siapa Dia”.
Mengapa Yesus melarang mereka? Karena Yesus tidak mau dianggap berkomplot dengan mereka.
Bandingkan dengan Paulus dalam Kis 16:16-18 - “(16) Pada suatu kali ketika kami pergi ke tempat sembahyang itu, kami bertemu dengan seorang hamba perempuan yang mempunyai roh tenung; dengan tenungan-tenungannya tuan-tuannya memperoleh penghasilan besar. (17) Ia mengikuti Paulus dan kami dari belakang sambil berseru, katanya: ‘Orang-orang ini adalah hamba Allah Yang Mahatinggi. Mereka memberitakan kepadamu jalan kepada keselamatan.’ (18) Hal itu dilakukannya beberapa hari lamanya. Tetapi ketika Paulus tidak tahan lagi akan gangguan itu, ia berpaling dan berkata kepada roh itu: ‘Demi nama Yesus Kristus aku menyuruh engkau keluar dari perempuan ini.’ Seketika itu juga keluarlah roh itu”.
2) Tetapi mungkin juga larangan Yesus ini ditujukan kepada orang-orang yang telah Ia sembuhkan.
Ay 15b-16: “(15b) Banyak orang mengikuti Yesus dan Ia menyembuhkan mereka semuanya. (16) Ia dengan keras melarang mereka memberitahukan siapa Dia”.
Mengapa Yesus melarang mereka? Mungkin supaya tidak mengundang bahaya dari orang-orang Farisi yang ingin membunuhNya.
Matthew Henry: “in suffering times, though we must boldly go on in the way of duty, yet we must contrive the circumstances of it so as not to exasperate, more than is necessary, those who seek occasion against us” (= pada masa menderita, sekalipun kita harus dengan berani maju terus di dalam jalan kewajiban, tetapi kita harus mengusahakan keadaannya sehingga tidak menjengkelkan, lebih dari yang diperlukan, mereka yang mencari alasan menentang kita).
Dari sini juga terlihat bahwa kebenaran tidak harus selalu dinyatakan pada setiap saat. Kadang-kadang, kalau memang keadaan tidak menguntungkan bagi Kerajaan Allah, maka kebenaran itu harus ditahan dulu. Bandingkan dengan:
a) 1Kor 3:1-2 - “(1) Dan aku, saudara-saudara, pada waktu itu tidak dapat berbicara dengan kamu seperti dengan manusia rohani, tetapi hanya dengan manusia duniawi, yang belum dewasa dalam Kristus. (2) Susulah yang kuberikan kepadamu, bukanlah makanan keras, sebab kamu belum dapat menerimanya. Dan sekarangpun kamu belum dapat menerimanya”.
b) Yoh 16:12 - “Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya”.
c) Pkh 3:7b - “ada waktu untuk berdiam diri”.
Catatan: ‘menahan kebenaran’ tidak sama dengan ‘memberitakan yang salah / sesat’. Kita boleh menahan kebenaran pada saat / sikon tertentu, tetapi kita tidak pernah boleh memberitakan yang salah / sesat!
Ay 17-21: “(17) supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: (18) ‘Lihatlah, itu HambaKu yang Kupilih, yang Kukasihi, yang kepadaNya jiwaKu berkenan; Aku akan menaruh rohKu ke atasNya, dan Ia akan memaklumkan hukum kepada bangsa-bangsa. (19) Ia tidak akan berbantah dan tidak akan berteriak dan orang tidak akan mendengar suaraNya di jalan-jalan. (20) Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskanNya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkanNya, sampai Ia menjadikan hukum itu menang. (21) Dan padaNyalah bangsa-bangsa akan berharap.’”.
Ay 18-21 adalah kutipan dari Yes 42:1-4 - “(1) Lihat, itu hambaKu yang Kupegang, orang pilihanKu, yang kepadanya Aku berkenan. Aku telah menaruh RohKu ke atasnya, supaya ia menyatakan hukum kepada bangsa-bangsa. (2) Ia tidak akan berteriak atau menyaringkan suara atau memperdengarkan suaranya di jalan. (3) Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya, tetapi dengan setia ia akan menyatakan hukum. (4) Ia sendiri tidak akan menjadi pudar dan tidak akan patah terkulai, sampai ia menegakkan hukum di bumi; segala pulau mengharapkan pengajarannya”.
Matthew Henry: “The scope of it is to show how mild and quiet, and yet how successful, our Lord Jesus should be in his undertaking” (= Tujuannya adalah untuk menunjukkan betapa lembut / baik dan tenang, tetapi betapa suksesnya, Tuhan kita Yesus dalam usahaNya).
Yang menjadi pertanyaan adalah: mengapa Matius menghubungkan peristiwa ini dengan Yes 42:1-4. Apa hubungannya?
1) Yesus lembut dan baik, sehingga tidak mau konfrontasi / geger dengan orang-orang Farisi (ay 14-15). Ini cocok dengan ay 19 / Yes 42:2 (tidak gegeran), dan juga sesuai dengan ay 20 / Yes 42:3 (lembut terhadap orang yang jatuh).
2) Yesus hidup sesuai kehendak Tuhan (ay 15 - jadi berkat bagi orang lain, dsb). Ini cocok dengan ay 18 / Yes 42:1.
3) Yesus mengajar Firman Tuhan kepada bangsa-bangsa lain / diikuti bangsa-bangsa lain.
Bdk. Mark 3:7-8 - “(7) Kemudian Yesus dengan murid-muridNya menyingkir ke danau, dan banyak orang dari Galilea mengikutiNya. Juga dari Yudea, (8) dari Yerusalem, dari Idumea, dari seberang Yordan, dan dari daerah Tirus dan Sidon datang banyak orang kepadaNya, sesudah mereka mendengar segala yang dilakukanNya”.
Ini cocok dengan ay 18b,21 / Yes 42:1b,4b.
Matius 12:22-37 - “(22) Kemudian dibawalah kepada Yesus seorang yang kerasukan setan. Orang itu buta dan bisu, lalu Yesus menyembuhkannya, sehingga si bisu itu berkata-kata dan melihat. (23) Maka takjublah sekalian orang banyak itu, katanya: ‘Ia ini agaknya Anak Daud.’ (24) Tetapi ketika orang Farisi mendengarnya, mereka berkata: ‘Dengan Beelzebul, penghulu setan, Ia mengusir setan.’ (25) Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka lalu berkata kepada mereka: ‘Setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa dan setiap kota atau rumah tangga yang terpecah-pecah tidak dapat bertahan. (26) Demikianlah juga kalau Iblis mengusir Iblis, iapun terbagi-bagi dan melawan dirinya sendiri; bagaimanakah kerajaannya dapat bertahan? (27) Jadi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, dengan kuasa siapakah pengikut-pengikutmu mengusirnya? Sebab itu merekalah yang akan menjadi hakimmu. (28) Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Roh Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu. (29) Atau bagaimanakah orang dapat memasuki rumah seorang yang kuat dan merampas harta bendanya apabila tidak diikatnya dahulu orang kuat itu? Sesudah diikatnya barulah dapat ia merampok rumah itu. (30) Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan. (31) Sebab itu Aku berkata kepadamu: Segala dosa dan hujat manusia akan diampuni, tetapi hujat terhadap Roh Kudus tidak akan diampuni. (32) Apabila seorang mengucapkan sesuatu menentang Anak Manusia, ia akan diampuni, tetapi jika ia menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, di dunia ini tidak, dan di dunia yang akan datangpun tidak. (33) Jikalau suatu pohon kamu katakan baik, maka baik pula buahnya; jikalau suatu pohon kamu katakan tidak baik, maka tidak baik pula buahnya. Sebab dari buahnya pohon itu dikenal. (34) Hai kamu keturunan ular beludak, bagaimanakah kamu dapat mengucapkan hal-hal yang baik, sedangkan kamu sendiri jahat? Karena yang diucapkan mulut meluap dari hati. (35) Orang yang baik mengeluarkan hal-hal yang baik dari perbendaharaannya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan hal-hal yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. (36) Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman. (37) Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum.’”.
1) Yesus menyembuhkan orang yang bisu dan buta karena kerasukan setan, dan ini menyebabkan orang banyak mulai menduga bahwa Ia adalah Mesias.
Ay 22-23: “(22) Kemudian dibawalah kepada Yesus seorang yang kerasukan setan. Orang itu buta dan bisu, lalu Yesus menyembuhkannya, sehingga si bisu itu berkata-kata dan melihat. (23) Maka takjublah sekalian orang banyak itu, katanya: ‘Ia ini agaknya Anak Daud.’”.
Kata-kata ‘Anak Daud’ dalam ay 23 menunjuk kepada Mesias. Bdk. Mat 22:41-42 - “(41) Ketika orang-orang Farisi sedang berkumpul, Yesus bertanya kepada mereka, kataNya: (42) ‘Apakah pendapatmu tentang Mesias? Anak siapakah Dia?’ Kata mereka kepadaNya: ‘Anak Daud.’”.
Dari mana mereka bisa menduga bahwa Yesus adalah ‘Anak Daud’ / Mesias? Karena mereka tahu Kitab Suci mereka. Dalam Yes 35:5-6 dikatakan bahwa Mesias akan melakukan hal-hal itu.
Yes 35:5-6 - “(5) Pada waktu itu mata orang-orang buta akan dicelikkan, dan telinga orang-orang tuli akan dibuka. (6) Pada waktu itu orang lumpuh akan melompat seperti rusa, dan mulut orang bisu akan bersorak-sorai; sebab mata air memancar di padang gurun, dan sungai di padang belantara”.
Di sini kita melihat betapa besar keuntungan orang yang mengerti Kitab Suci / Firman Tuhan. Karena itu kita harus rajin dan tekun dalam belajar Kitab Suci!
2) Tuduhan orang-orang Farisi.
Ay 24: “Tetapi ketika orang Farisi mendengarnya, mereka berkata: ‘Dengan Beelzebul, penghulu setan, Ia mengusir setan.’”.
Kata-kata ini jelas keluar karena iri hati (bdk. Mat 27:18). Mereka takut orang banyak itu tidak mengikuti mereka lagi. Alangkah berbedanya mereka ini dengan Yohanes Pembaptis. Bdk. Yoh 3:26-30 - “(26) Lalu mereka datang kepada Yohanes dan berkata kepadanya: ‘Rabi, orang yang bersama dengan engkau di seberang sungai Yordan dan yang tentang Dia engkau telah memberi kesaksian, Dia membaptis juga dan semua orang pergi kepadaNya.’ (27) Jawab Yohanes: ‘Tidak ada seorangpun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari sorga. (28) Kamu sendiri dapat memberi kesaksian, bahwa aku telah berkata: Aku bukan Mesias, tetapi aku diutus untuk mendahuluiNya. (29) Yang empunya mempelai perempuan, ialah mempelai laki-laki; tetapi sahabat mempelai laki-laki, yang berdiri dekat dia dan yang mendengarkannya, sangat bersukacita mendengar suara mempelai laki-laki itu. Itulah sukacitaku, dan sekarang sukacitaku itu penuh. (30) Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil”.
Dari penyembuhan orang buta / bisu itu, orang awampun bisa menduga bahwa Yesus adalah Mesias (ay 22-23). Jelas bahwa orang-orang Farisipun tahu tentang hal ini, tetapi yang mereka ucapkan adalah ay 24. Jadi, ini menunjukkan bahwa mereka berdosa dengan sengaja.
3) Jawaban Yesus.
a) Tuduhan orang-orang Farisi itu tidak masuk akal. Mengapa? Karena setan tidak mungkin perang melawan setan.
Ay 25-26: “(25) Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka lalu berkata kepada mereka: ‘Setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa dan setiap kota atau rumah tangga yang terpecah-pecah tidak dapat bertahan. (26) Demikianlah juga kalau Iblis mengusir Iblis, iapun terbagi-bagi dan melawan dirinya sendiri; bagaimanakah kerajaannya dapat bertahan?”.
Memang setan bisa berpura-pura berperang melawan setan (misalnya dukun menyembuhkan orang yang disantet), dengan tujuan mendapat lebih banyak pengikut. Tetapi tidak mungkin mereka betul-betul berperang satu sama lain. Pada waktu Yesus mengusir setan, setan tidak mendapat keuntungan apa-apa. Jadi, ini bukan berpura-pura perang, tetapi betul-betul perang. Karena itu, tidak mungkin Yesus mengusirnya dengan kuasa setan.
b) Menganggap orang-orang Farisi tidak konsisten.
Ay 27: “Jadi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, dengan kuasa siapakah pengikut-pengikutmu mengusirnya? Sebab itu merekalah yang akan menjadi hakimmu”.
Rupa-rupanya pada jaman itu ada orang-orang Yahudi yang menjadi pengusir setan. Bandingkan dengan:
Mat 7:22 - “Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi namaMu, dan mengusir setan demi namaMu, dan mengadakan banyak mujizat demi namaMu juga?”.
Mark 9:38 - “Kata Yohanes kepada Yesus: ‘Guru, kami lihat seorang yang bukan pengikut kita mengusir setan demi namaMu, lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita.”.
Kis 19:13-14 - “(13) Juga beberapa tukang jampi Yahudi, yang berjalan keliling di negeri itu, mencoba menyebut nama Tuhan Yesus atas mereka yang kerasukan roh jahat dengan berseru, katanya: ‘Aku menyumpahi kamu demi nama Yesus yang diberitakan oleh Paulus.’ (14) Mereka yang melakukan hal itu ialah tujuh orang anak dari seorang imam kepala Yahudi yang bernama Skewa”.
Dan orang-orang Farisi mengakui bahwa orang-orang itu mengusir setan dengan kuasa Allah. Tetapi waktu mereka melihat Yesus melakukan hal yang serupa, mereka menganggap Yesus mengusir setan dengan kuasa setan. Ini sikap yang tidak konsisten! ‘Merekalah yang menjadi hakimmu’ (ay 27), artinya: merekalah yang menyatakan bahwa engkau salah.
c) Yesus menyatakan bahwa Ia mengusir setan dengan kuasa Roh Kudus.
Ay 28-29: “(28) Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Roh Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu. (29) Atau bagaimanakah orang dapat memasuki rumah seorang yang kuat dan merampas harta bendanya apabila tidak diikatnya dahulu orang kuat itu? Sesudah diikatnya barulah dapat ia merampok rumah itu.”.
d) Yesus memberi peringatan.
Ay 30: “Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan”.
1. Yang tidak pro Yesus saja dianggap anti Yesus. Apalagi orang-orang Farisi yang begitu menentang Yesus!
Mungkin saudara bukan orang yang menentang Yesus seperti orang-orang Farisi itu, tetapi kalau saudara bukan orang yang pro Yesus, dalam arti saudara belum sungguh-sungguh percaya kepada Yesus, maka saudara tetap dianggap sebagai lawan Yesus!
2. Yang tidak mengumpulkan saja dianggap mencerai-beraikan. Apalagi orang-orang Farisi yang terang-terangan menghalangi pekerjaan Yesus!
Mungkin saudara tidak menghalangi pekerjaan Yesus, tetapi kalau saudara tidak ikut mengumpulkan bersama Yesus, dalam arti saudara tidak pernah mau memberitakan Injil atau mendukung pekerjaan penginjilan, maka saudara termasuk orang yang mencerai-beraikan!
e) Yesus memberikan peringatan / tuduhan tentang menghujat Roh Kudus (ay 31-32 bdk. Mark 3:28-30 Luk 12:10).
Ay 31-32: “(31) Sebab itu Aku berkata kepadamu: Segala dosa dan hujat manusia akan diampuni, tetapi hujat terhadap Roh Kudus tidak akan diampuni. (32) Apabila seorang mengucapkan sesuatu menentang Anak Manusia, ia akan diampuni, tetapi jika ia menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, di dunia ini tidak, dan di dunia yang akan datangpun tidak”.
Ada beberapa penafsiran / ajaran yang salah yang keluar dari ayat-ayat ini:
1. Menghujat Yesus bisa diampuni; menghujat Roh Kudus tidak bisa diampuni. Jadi Roh Kudus lebih besar dari pada Yesus. Ini jelas merupakan ajaran sesat!
2. Untuk dosa menghujat Roh Kudus memang tidak ada pengampunan sesudah mati (ay 32), tetapi untuk dosa-dosa lain, ada! Karena itu ayat ini dipakai sebagai dasar oleh Gereja Roma Katolik untuk mengajarkan api pencucian.
Tetapi, ‘di dunia yang akan datangpun tidak’ menunjuk pada hari penghakiman, atau berarti: tidak akan pernah diampuni. Bagian ini tidak menunjuk pada ‘Intermediate State’ (= keadaan antara kematian dan kebangkitan orang mati / kedatangan Yesus yang keduakalinya).
3. Seadanya penghinaan kepada Allah tidak bisa diampuni. Penafsiran ini tidak mungkin benar karena Paulus dulunya juga seorang penghujat, tetapi toh bisa diampuni.
1Tim 1:13 - “aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang ganas, tetapi aku telah dikasihaniNya, karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan yaitu di luar iman”.
4. Menghujat Roh Kudus artinya terus menerus menolak dorongan Roh Kudus untuk percaya kepada Yesus sampai kita mati. Penafsiran ini tidak mungkin benar karena adanya kata-kata ‘di dunia ini tidak’ (ay 32).
5. Menghujat Anak Manusia diartikan menghujat Yesus sebagai manusia; sedangkan menghujat Roh Kudus diartikan menghujat Yesus sebagai Allah. Ini tidak mungkin benar, karena:
a. Tidak biasanya Yesus sebagai Allah disebut dengan istilah ‘Roh Kudus’.
b. Markus menghapuskan kontras antara menghujat Anak Manusia dan menghujat Roh Kudus.
Mark 3:28-30 - “(28) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya semua dosa dan hujat anak-anak manusia akan diampuni, ya, semua hujat yang mereka ucapkan. (29) Tetapi apabila seorang menghujat Roh Kudus, ia tidak mendapat ampun selama-lamanya, melainkan bersalah karena berbuat dosa kekal.’ (30) Ia berkata demikian karena mereka katakan bahwa Ia kerasukan roh jahat”.
Kalau memang artinya seperti itu, maka bagian itu adalah bagian yang sangat vital yang tidak mungkin dihapuskan.
Sekarang mari kita perhatikan arti yang benar dari text sukar ini.
a. Untuk mengerti bagian ini, kuncinya adalah: Mengapa Roh Kudus? Mengapa bukan Bapa atau Anak? Jelas karena fungsi Roh Kudus adalah menerangi hati / pikiran seseorang sehingga bisa mengerti Firman Tuhan / Injil.
Jadi artinya adalah: orang yang telah diterangi oleh Roh Kudus sehingga bagi dia sudah jelas bahwa Yesus adalah Mesias / Juruselamat, tetapi karena suatu hal tertentu, dengan sengaja ia menolak semua itu dan menganggapnya sebagai ajaran setan. Jadi, yang ditekankan bukan penghinaan terhadap diri / pribadi Roh Kudus, tetapi terhadap pekerjaan Roh Kudus dalam diri orang itu.
b. Hal lain yang ditekankan adalah kesengajaan orang itu dalam melakukan hal ini:
Ay 22-24: orang awam saja tahu, tidak mungkin orang-orang Farisi tidak tahu bahwa Yesus adalah Mesias.
Ay 25: “Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka lalu berkata kepada mereka: ‘Setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa dan setiap kota atau rumah tangga yang terpecah-pecah tidak dapat bertahan”.
Yesus tahu pikiran mereka. Jadi pikiran / motivasi mereka lebih berperan dari pada sekedar kata-kata mereka dalam ay 24.
c. Hal lain lagi yang harus ditekankan adalah bahwa orang-orang Farisi itu melakukan semua itu dengan sukarela, bukan karena dipaksa, diancam, dan sebagainya.
Kalau seseorang diancam akan dibunuh kalau tidak mau memaki Yesus, dan karena takut, ia lalu memaki Yesus, biarpun itu dosa, itu bukanlah dosa menghujat Roh Kudus, dan itu bukanlah dosa yang tidak bisa diampuni.
d. Kata-kata ‘tidak akan diampuni’ berarti orangnya tidak mungkin bertobat / menjadi orang percaya. Tuhan akan mengeraskan hati orang yang sudah melakukan dosa ini sehingga ia tidak bakal percaya kepada Yesus. Karena itu, orang Kristen yang sejati tidak mungkin pernah dan tidak mungkin akan melakukan dosa ini.
e. Ayat-ayat pembanding:
Ibr 6:4-6 - “(4) Sebab mereka yang pernah diterangi hatinya, yang pernah mengecap karunia sorgawi, dan yang pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus, (5) dan yang mengecap firman yang baik dari Allah dan karunia-karunia dunia yang akan datang, (6) namun yang murtad lagi, tidak mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian, hingga mereka bertobat, sebab mereka menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri mereka dan menghinaNya di muka umum”.
Ibr 10:26-29 - “(26) Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu. (27) Tetapi yang ada ialah kematian yang mengerikan akan penghakiman dan api yang dahsyat yang akan menghanguskan semua orang durhaka. (28) Jika ada orang yang menolak hukum Musa, ia dihukum mati tanpa belas kasihan atas keterangan dua atau tiga orang saksi. (29) Betapa lebih beratnya hukuman yang harus dijatuhkan atas dia, yang menginjak-injak Anak Allah, yang menganggap najis darah perjanjian yang menguduskannya, dan yang menghina Roh kasih karunia?”.
1Yoh 5:16 - “Kalau ada seorang melihat saudaranya berbuat dosa, yaitu dosa yang tidak mendatangkan maut, hendaklah ia berdoa kepada Allah dan Dia akan memberikan hidup kepadanya, yaitu mereka, yang berbuat dosa yang tidak mendatangkan maut. Ada dosa yang mendatangkan maut: tentang itu tidak kukatakan, bahwa ia harus berdoa”.
f) Yesus memberikan peringatan lagi.
Ay 33-37: “(33) Jikalau suatu pohon kamu katakan baik, maka baik pula buahnya; jikalau suatu pohon kamu katakan tidak baik, maka tidak baik pula buahnya. Sebab dari buahnya pohon itu dikenal. (34) Hai kamu keturunan ular beludak, bagaimanakah kamu dapat mengucapkan hal-hal yang baik, sedangkan kamu sendiri jahat? Karena yang diucapkan mulut meluap dari hati. (35) Orang yang baik mengeluarkan hal-hal yang baik dari perbendaharaannya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan hal-hal yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. (36) Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman. (37) Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum.’”.
Ada beberapa hal yang perlu ditekankan:
1. Mereka mengeluarkan kata-kata yang jahat karena mereka memang jahat (ay 33-35). Jangan pernah mempercayai kata-kata: ‘orang itu mulutnya saja yang jelek, tetapi hatinya baik!’. Tidak ada yang lebih jauh dari kebenaran dari kata-kata ini!
2. Setiap kata-kata yang sia-sia harus dipertanggung-jawabkan (ay 36-37). Apalagi kata-kata yang jahat.
3. Ay 37: ‘dibenarkan karena kata-kata’.
Ini tidak berarti bahwa Yesus mengajarkan keselamatan / pembenaran karena perbuatan baik. Seluruh kontext menunjukkan bahwa kata-kata yang baik bisa terjadi kalau orangnya / hatinya baik. Dan semua ini jelas hanya bisa terjadi pada orang yang sudah dilahirkan kembali oleh Roh Kudus dan sudah beriman! Jadi, ‘kata-kata yang baik’ hanyalah membuktikan iman, sedangkan pembenaran terjadi karena iman.
MATIUS 12:38-50
Mat 12:38-42 - “(38) Pada waktu itu berkatalah beberapa ahli Taurat dan orang Farisi kepada Yesus: ‘Guru, kami ingin melihat suatu tanda dari padaMu.’ (39) Tetapi jawabNya kepada mereka: ‘Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. (40) Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam. (41) Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan menghukumnya juga. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat setelah mendengar pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Yunus! (42) Pada waktu penghakiman, ratu dari Selatan itu akan bangkit bersama angkatan ini dan ia akan menghukumnya juga. Sebab ratu ini datang dari ujung bumi untuk mendengar hikmat Salomo, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Salomo!’”.
1) Ay 38-39: “(38) Pada waktu itu berkatalah beberapa ahli Taurat dan orang Farisi kepada Yesus: ‘Guru, kami ingin melihat suatu tanda dari padaMu.’ (39) Tetapi jawabNya kepada mereka: ‘Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus”.
a) Mereka minta tanda dan menyebut Yesus dengan sebutan ‘Guru’. Kelihatannya sopan, tetapi dalamnya busuk!
1. Bdk. Luk 11:16 - “Ada pula yang meminta suatu tanda dari sorga kepadaNya, untuk mencobai Dia”.
Jadi tujuan mereka meminta tanda adalah untuk mencobai Yesus.
2. Yesus sudah banyak memberikan mujijat. Tetapi mereka minta tanda lagi. Ini menunjukkan bahwa mereka hanya mencari-cari alasan untuk menolak Yesus.
b) Tak semua orang yang minta tanda dijawab Yesus dengan jawaban seperti dalam ay 39. Misalnya: Gideon dalam Hak 6:17,36-40. Mengapa sikap Tuhan berbeda? Jelas karena sikap hati / motivasi dari orang yang minta tanda itu berbeda!
2) Ay 39-40: “(39) Tetapi jawabNya kepada mereka: ‘Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. (40) Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam”.
a) ‘tidak setia’.
NIV/NASB: ‘adulterous’ (= yang berzinah).
Bdk. Yer 3:6-13 - “(6) TUHAN berfirman kepadaku dalam zaman raja Yosia: ‘Sudahkah engkau melihat apa yang dilakukan Israel, perempuan murtad itu, bagaimana dia naik ke atas setiap bukit yang menjulang dan pergi ke bawah setiap pohon yang rimbun untuk bersundal di sana? (7) PikirKu: Sesudah melakukan semuanya ini, ia akan kembali kepadaKu, tetapi ia tidak kembali. Hal itu telah dilihat oleh Yehuda, saudaranya perempuan yang tidak setia. (8) Dilihatnya, bahwa oleh karena zinahnya Aku telah menceraikan Israel, perempuan murtad itu, dan memberikan kepadanya surat cerai; namun Yehuda, saudaranya perempuan yang tidak setia itu tidak takut, melainkan ia juga pun pergi bersundal. (9) Dengan sundalnya yang sembrono itu maka ia mencemarkan negeri dan berzinah dengan menyembah batu dan kayu. (10) Juga dengan semuanya ini Yehuda, saudaranya perempuan yang tidak setia itu, tidak kembali kepadaKu dengan tulus hatinya, tetapi dengan pura-pura, demikianlah firman TUHAN.’ (11) Dan TUHAN berfirman kepadaku: ‘Israel, perempuan murtad itu, membuktikan dirinya lebih benar dari pada Yehuda, perempuan yang tidak setia itu. (12) Pergilah menyerukan perkataan-perkataan ini ke utara, katakanlah: Kembalilah, hai Israel, perempuan murtad, demikianlah firman TUHAN. MukaKu tidak akan muram terhadap kamu, sebab Aku ini murah hati, demikianlah firman TUHAN, tidak akan murka untuk selama-lamanya. (14) Hanya akuilah kesalahanmu, bahwa engkau telah mendurhaka terhadap TUHAN, Allahmu, telah melampiaskan cinta berahimu kepada orang-orang asing di bawah setiap pohon yang rimbun, dan tidak mendengarkan suaraKu, demikianlah firman TUHAN.’”.
b) ‘Tanda nabi Yunus’.
Apa artinya? Ada yang menganggap ay 40 sebagai penekanan / inti bagian ini dan lalu berkata bahwa tanda itu adalah kebangkitan Yesus. Tetapi kelihatannya ay 40 ini hanya merupakan tambahan saja dan bukanlah inti / penekanan dari bagian ini. Alasannya:
1. Ayat paralelnya dalam Injil Lukas hanya menyebut tentang Yunus tetapi tidak menyebut tentang 3 hari dan 3 malam.
Luk 11:29-30 - “(29) Ketika orang banyak mengerumuniNya, berkatalah Yesus: ‘Angkatan ini adalah angkatan yang jahat. Mereka menghendaki suatu tanda, tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. (30) Sebab seperti Yunus menjadi tanda untuk orang-orang Niniwe, demikian pulalah Anak Manusia akan menjadi tanda untuk angkatan ini”.
2. Mat 16:1-4 juga seperti itu.
Mat 16:1-4 - “(1) Kemudian datanglah orang-orang Farisi dan Saduki hendak mencobai Yesus. Mereka meminta supaya Ia memperlihatkan suatu tanda dari sorga kepada mereka. (2) Tetapi jawab Yesus: ‘Pada petang hari karena langit merah, kamu berkata: Hari akan cerah, (3) dan pada pagi hari, karena langit merah dan redup, kamu berkata: Hari buruk. Rupa langit kamu tahu membedakannya tetapi tanda-tanda zaman tidak. (4) Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus.’ Lalu Yesus meninggalkan mereka dan pergi”.
3. Ayat paralelnya dalam Injil Markus bahkan hanya berkata bahwa mereka tidak akan diberi tanda. Bagian ini sama sekali tidak menyinggung tentang Yunus!
Mark 8:11-12 - “(11) Lalu muncullah orang-orang Farisi dan bersoal jawab dengan Yesus. Untuk mencobai Dia mereka meminta dari padaNya suatu tanda dari sorga. (12) Maka mengeluhlah Ia dalam hatiNya dan berkata: ‘Mengapa angkatan ini meminta tanda? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kepada angkatan ini sekali-kali tidak akan diberi tanda.’”.
Ini semua menunjukkan bahwa Mat 12:40 bukanlah bagian inti. Ini cuma tambahan saja. Karena kalau Mat 12:40 merupakan penekanan / inti, maka tidak mungkin 3 bagian Kitab Suci yang lain itu menghapuskan bagian ini.
Kesimpulan: arti bagian ini adalah: mereka tidak akan diberi tanda, tetapi hanya pemberitaan Firman Tuhan! Yunus sendiri juga tidak memberi mujijat apa-apa kepada orang Niniwe; ia hanya memberitakan Firman Tuhan. Mereka harus percaya pada Firman Tuhan tanpa tanda / mujijat.
Bdk. 1Kor 1:22-23 - “(22) Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat, (23) tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan”.
c) Ay 39-40 ini jelas menunjukkan bahwa Yesus mempercayai bahwa cerita Yunus itu adalah suatu fakta sejarah! Ini bertentangan dengan pandangan Liberal yang menganggap semua ‘cerita-cerita yang tidak masuk akal’ sebagai illustrasi / dongeng dan sebagainya.
d) Ay 40: ‘3 hari 3 malam’.
Ini menyebabkan ada orang yang beranggapan bahwa Yesus mati pada hari Kamis (karena Ia bangkit pada hari Minggu). Tetapi Mark 15:42 jelas menunjukkan bahwa Yesus mati pada hari Jum’at (Sabat = Sabtu; jadi ‘menjelang Sabat’ = Jum’at).
Tetapi kalau Yesus mati pada hari Jum’at pk 3 siang (Luk 23:44) dan bangkit pada hari Minggu dini hari, maka itu berarti bahwa Ia mati / ada dalam kubur hanya sekitar 38 jam. Lalu bagaimana menafsirkan Mat 12:40 yang berkata ‘3 hari 3 malam’? Jawab: ingat bahwa orang Yahudi menganggap ‘sebagian hari’ sebagai satu hari penuh!
Contoh: Ester 4:16-5:1 - “(4:16) ‘Pergilah, kumpulkanlah semua orang Yahudi yang terdapat di Susan dan berpuasalah untuk aku; janganlah makan dan janganlah minum tiga hari lamanya, baik waktu malam, baik waktu siang. Aku serta dayang-dayangkupun akan berpuasa demikian, dan kemudian aku akan masuk menghadap raja, sungguhpun berlawanan dengan undang-undang; kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati.’ (4:17) Maka pergilah Mordekhai dan diperbuatnyalah tepat seperti yang dipesankan Ester kepadanya. (5:1) Pada hari yang ketiga Ester mengenakan pakaian ratu, lalu berdirilah ia di pelataran dalam istana raja, tepat di depan istana raja. Raja bersemayam di atas takhta kerajaan di dalam istana, berhadapan dengan pintu istana itu”.
Perhatikan bahwa Ester 4:16 mengatakan bahwa orang-orang Yahudi itu diminta untuk berpuasa 3 hari penuh, kemudian Ester akan menghadap raja. Tetapi Ester 5:1 mengatakan ‘pada hari ke 3’ (bukan ‘setelah hari ke 3’), Ester sudah menghadap raja. Ini menunjukkan bahwa pada hari ke 3 mereka hanya berpuasa dalam sebagian dari hari itu, tetapi toh dianggap sebagai satu hari penuh.
Yesus mati hari Jum’at, itu dianggap satu hari. Hari Sabtu Ia ada dalam kubur (itu hari kedua). Lalu sebagian dari hari Minggu Ia masih ada dalam kubur (itu dianggap sebagai hari ketiga). Jadi kata-kata Yesus dalam ay 40 cocok dengan apa yang Ia alami.
Satu hal yang harus diperhatikan adalah: orang-orang Yahudi tidak menganggap bahwa kata-kata Yesus dalam ay 40 ini tidak cocok dengan fakta bahwa Yesus mati / ada dalam kubur hanya sekitar 38 jam. Kalau mereka menganggap tidak cocok, pasti mereka akan menuduh Yesus sebagai pendusta karena kata-kataNya salah.
e) Ay 40: Yesus ada dalam ‘rahim bumi’ [Lit: ‘the heart of the earth’ (= hati bumi)].
Ini tidak berarti bahwa pada saat mati, Yesus turun ke HADES / SHEOL / Kerajaan Maut / Neraka / tempat penantian, dan sebagainya. Alasannya:
1. Luk 23:43 - “Kata Yesus kepadanya: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.’”.
Ini menunjukkan bahwa pada saat mati, Yesus pergi ke Firdaus. Dari ayat-ayat di bawah ini jelas terlihat bahwa Firdaus adalah surga.
a. Luk 23:46 - “Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: ‘Ya Bapa, ke dalam tanganMu Kuserahkan nyawaKu.’ Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawaNya”.
Ayat ini jelas menunjukkan bahwa pada saat mati, roh Yesus pergi kepada Bapa, yaitu ke surga.
b. 2Kor 12:2-4 - “(2) Aku tahu tentang seorang Kristen; empat belas tahun yang lampau - entah di dalam tubuh, aku tidak tahu, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya - orang itu tiba-tiba diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga. (3) Aku juga tahu tentang orang itu, - entah di dalam tubuh entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya - (4) ia tiba-tiba diangkat ke Firdaus dan ia mendengar kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan manusia”.
Kalau Firdaus itu bukan surga, maka kata-kata Paulus dalam ay 2 akan bertentangan dengan ay 4.
c. bdk. Wah 2:7 dengan Wah 22:2.
Wah 2:7 - “Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, dia akan Kuberi makan dari pohon kehidupan yang ada di Taman Firdaus Allah.’”.
Wah 22:2 - “Di tengah-tengah jalan kota itu, yaitu di seberang-menyeberang sungai itu, ada pohon-pohon kehidupan yang berbuah dua belas kali, tiap-tiap bulan sekali; dan daun pohon-pohon itu dipakai untuk menyembuhkan bangsa-bangsa”.
Wah 2:7 mengatakan bahwa pohon kehidupan itu ada di Taman Firdaus Allah. Tetapi Wah 22:2, yang jelas menggambarkan surga, menunjukkan bahwa pohon kehidupan itu ada di surga. Jadi jelas bahwa Firdaus adalah surga.
2. Apa yang dialami Yesus merupakan pola (pattern) dari apa yang akan kita alami.
Ro 6:4,5,8 - “(4) Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru. (5) Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematianNya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitanNya. ... (8) Jadi jika kita telah mati dengan Kristus, kita percaya, bahwa kita akan hidup juga dengan Dia”.
Kalau pada saat mati, Yesus pergi ke neraka, atau ke Sheol / Hades, atau ke tempat penantian dan sebagainya, maka konsekwensinya adalah: pada saat mati kita juga akan pergi ke sana! Ini tidak sesuai dengan ayat-ayat di bawah ini, yang jelas menunjukkan bahwa kita (orang percaya) akan langsung ke surga pada saat kita mati.
2Kor 5:1,2,8 - “(1) Karena kami tahu, bahwa jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar, Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman di sorga bagi kita, suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia. (2) Selama kita di dalam kemah ini, kita mengeluh, karena kita rindu mengenakan tempat kediaman sorgawi di atas tempat kediaman kita yang sekarang ini, ... (8) tetapi hati kami tabah, dan terlebih suka kami beralih dari tubuh ini untuk menetap pada Tuhan”.
Fil 1:23 - “Aku didesak dari dua pihak: aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus - itu memang jauh lebih baik”.
Kesimpulan: ‘rahim bumi’ harus diartikan sebagai ‘kuburan’. Bandingkan dengan kedua ayat di bawah ini:
Maz 63:10 - “Tetapi orang-orang yang berikhtiar mencabut nyawaku, akan masuk ke bagian-bagian bumi yang paling bawah”.
Maz 139:15 - “Tulang-tulangku tidak terlindung bagiMu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan aku direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah”.
Jadi, pada saat mati, tubuh Yesus masuk ke kuburan, sedangkan jiwa / rohNya pergi ke surga.
Kata-kata ‘turun ke dalam neraka / Kerajaan Maut’ dalam 12 Pengakuan Iman Rasuli, tidak berarti bahwa Yesus betul-betul turun ke suatu tempat pada saat Dia mati, tetapi menunjuk pada penderitaan Yesus secara rohani (yang tidak terlihat oleh mata manusia), yaitu pada saat Ia ditinggal oleh BapaNya.
3) Ay 41-42: “(41) Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan menghukumnya juga. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat setelah mendengar pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Yunus! (42) Pada waktu penghakiman, ratu dari Selatan itu akan bangkit bersama angkatan ini dan ia akan menghukumnya juga. Sebab ratu ini datang dari ujung bumi untuk mendengar hikmat Salomo, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Salomo!’”.
Kata ‘menghukum’ [NIV/NASB: ‘condemn’ (= menghukum / mengutuk / menyalahkan)] mempunyai 2 kemungkinan arti:
a) Seperti kata ‘menghakimi’ dalam 1Kor 6:2 dan Mat 19:28.
1Kor 6:2 - “Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang kudus akan menghakimi dunia? Dan jika penghakiman dunia berada dalam tangan kamu, tidakkah kamu sanggup untuk mengurus perkara-perkara yang tidak berarti?”.
Mat 19:28 - “Kata Yesus kepada mereka: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada waktu penciptaan kembali, apabila Anak Manusia bersemayam di takhta kemuliaanNya, kamu, yang telah mengikut Aku, akan duduk juga di atas dua belas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel”.
Kristus akan menjadi Hakim. Kita (orang yang percaya) satu dengan Kristus. Karena itu, kita dikatakan akan ‘menghakimi / menghukum’. Tetapi ini tidak berarti bahwa kita betul-betul ikut menjatuhkan hukuman / keputusan!
b) Yang menghukum / condemn, bukanlah orang Niniwe / ratu Sheba, tetapi seluruh cerita tersebut. Jadi, seluruh cerita itu menunjukkan bejadnya orang Yahudi pada saat itu. Orang Niniwe bertobat karena Yunus. Ratu Sheba mau mendengar Salomo. Tetapi orang-orang Yahudi ini tidak mau bertobat / mendengar Yesus dengan sungguh-sungguh. Seluruh cerita ini menunjukkan jahatnya mereka. Jadi cerita ini ‘menghukum’ (condemn) mereka!
Mat 12:43-45 - “(43) ‘Apabila roh jahat keluar dari manusia, iapun mengembara ke tempat-tempat yang tandus mencari perhentian. Tetapi ia tidak mendapatnya. (44) Lalu ia berkata: Aku akan kembali ke rumah yang telah kutinggalkan itu. Maka pergilah ia dan mendapati rumah itu kosong, bersih tersapu dan rapih teratur. (45) Lalu ia keluar dan mengajak tujuh roh lain yang lebih jahat dari padanya dan mereka masuk dan berdiam di situ. Maka akhirnya keadaan orang itu lebih buruk dari pada keadaannya semula. Demikian juga akan berlaku atas angkatan yang jahat ini.’”.
Bagian ini biasanya ditafsirkan secara hurufiah. Jadi, orang yang dilepaskan dari setan, kalau tidak mau menerima Yesus, bisa dirasuk kembali oleh lebih banyak setan. Atau, ada juga yang menafsirkan bahwa orang sakit, kalau ia disembuhkan, lalu tidak mau percaya kepada Yesus, penyakitnya bisa kumat secara lebih berat.
Tetapi, ay 45b (‘Demikian juga akan berlaku atas angkatan yang jahat ini’) jelas menunjukkan bahwa bagian ini adalah suatu perumpamaan.
Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari dari perumpamaan ini:
1) Setan keluar (ay 43: “Apabila roh jahat keluar dari manusia”).
Yesus sering mengusir setan. Karena itu, kalau Yesus ‘bersinar’ atas seorang manusia (mengajar Firman Tuhan / Injil, memberikan mujijat, memberi teladan hidup dan sebagainya), dan orang itu memberikan tanggapan terhadap ‘sinar’ itu, maka dikatakan ‘setan keluar’ dari orang itu.
Tetapi, tanggapan orang itu tidak selalu berupa pertobatan yang sejati.
2) Setan mengembara tetapi tidak mendapat tempat yang menyenangkan baginya.
Ay 43: “iapun mengembara ke tempat-tempat yang tandus mencari perhentian. Tetapi ia tidak mendapatnya”.
Ini menunjukkan bahwa setan tidak bisa krasan berada di luar manusia atau di tempat-tempat dimana ia tidak bisa menguasai / menggoda manusia. Karena itu, kepercayaan populer bahwa setan senang tinggal di kuburan atau tempat yang sepi merupakan kepercayaan yang salah. Ia senang berada di tempat yang ada manusianya (termasuk di gereja) karena ia tidak senang hidup tanpa menggoda manusia!
3) Ay 44a: “Lalu ia berkata: Aku akan kembali ke rumah yang telah kutinggalkan itu”.
Ini menunjukkan bahwa setan selalu berusaha mendapatkan kembali apa yang diambil dari padanya. Setan tidak mau kehilangan ‘kambing’nya! Setan juga selalu berusaha supaya seseorang yang sudah meninggalkan suatu dosa, kembali kepada dosa itu lagi. Karena itu hati-hati dengan ‘dosa lama’!
4) Ay 44b: “Maka pergilah ia dan mendapati rumah itu kosong, bersih tersapu dan rapih teratur”.
a) ‘Kosong’ menunjukkan tidak ada Yesus / Roh Kudus. Jadi, sekalipun orang itu ‘menanggapi’ sinar dari Kristus, tetapi tanggapannya tidak memadai. Ia tidak sungguh-sungguh datang dan menerima Yesus sebagai Tuhan / Juruselamat. Ia cuma orang Kristen KTP.
b) ‘Bersih tersapu dan rapih teratur’. Ini merupakan penggambaran dari sudut pandangan setan! Ini menunjukkan bahwa keadaan / kehidupan orang itu adalah sedemikian rupa sehingga setan merasa krasan (comfortable) di sana! Jadi, mungkin sekali orangnya tidak belajar Firman Tuhan, tidak berdoa, tidak taat kepada Tuhan, tidak melayani Tuhan dan sebagainya. Inilah keadaan / tempat yang menyenangkan bagi setan!
Penerapan: renungkan hidup saudara! Apakah saudara adalah tempat yang menyenangkan bagi setan?
5) Ay 45: “Lalu ia keluar dan mengajak tujuh roh lain yang lebih jahat dari padanya dan mereka masuk dan berdiam di situ. Maka akhirnya keadaan orang itu lebih buruk dari pada keadaannya semula. Demikian juga akan berlaku atas angkatan yang jahat ini.’”.
Ini menunjukkan bahwa orang yang murtad atau orang yang kembali kepada dosa-dosanya yang lama, akan menjadi lebih jahat!
Bandingkan dengan:
Ibr 6:4-6 - “(4) Sebab mereka yang pernah diterangi hatinya, yang pernah mengecap karunia sorgawi, dan yang pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus, (5) dan yang mengecap firman yang baik dari Allah dan karunia-karunia dunia yang akan datang, (6) namun yang murtad lagi, tidak mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian, hingga mereka bertobat, sebab mereka menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri mereka dan menghinaNya di muka umum”.
Ibr 10:26-29 - “(26) Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu. (27) Tetapi yang ada ialah kematian yang mengerikan akan penghakiman dan api yang dahsyat yang akan menghanguskan semua orang durhaka. (28) Jika ada orang yang menolak hukum Musa, ia dihukum mati tanpa belas kasihan atas keterangan dua atau tiga orang saksi. (29) Betapa lebih beratnya hukuman yang harus dijatuhkan atas dia, yang menginjak-injak Anak Allah, yang menganggap najis darah perjanjian yang menguduskannya, dan yang menghina Roh kasih karunia?”.
2Pet 2:20-22 - “(20) Sebab jika mereka, oleh pengenalan mereka akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus, telah melepaskan diri dari kecemaran-kecemaran dunia, tetapi terlibat lagi di dalamnya, maka akhirnya keadaan mereka lebih buruk dari pada yang semula. (21) Karena itu bagi mereka adalah lebih baik, jika mereka tidak pernah mengenal Jalan Kebenaran dari pada mengenalnya, tetapi kemudian berbalik dari perintah kudus yang disampaikan kepada mereka. (22) Bagi mereka cocok apa yang dikatakan peribahasa yang benar ini: ‘Anjing kembali lagi ke muntahnya, dan babi yang mandi kembali lagi ke kubangannya.’”.
Contoh: Yudas Iskariot, orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, orang-orang Yahudi pada saat itu. Mereka kelihatannya mula-mula mengikut Yesus, tetapi akhirnya menjadi lebih jahat. Merekalah yang membunuh Yesus!
Penerapan:
orang yang berhenti belajar Firman Tuhan, pasti akan sesat.
Amsal 19:27 (NIV): “Stop listening to instruction, my son, and you will stray from the words of knowledge” (= Berhentilah mendengar instruksi, anakku, dan engkau akan tersesat dari kata-kata pengetahuan).
orang yang melakukan dosa tertentu, lalu ditegur dan bertobat sebentar, dan lalu kembali kepada dosa itu, biasanya akan menjadi kebal / ndablek terhadap teguran tentang dosa tersebut.
Mengapa hal itu bisa terjadi? Karena penguasaan setan atas dirinya makin hebat / berlipat ganda (ay 45).
Seluruh bagian ini mengajar:
a) Untuk percaya dan menerima Yesus dengan sungguh-sungguh dan mengikut Dia dengan setia. Jangan sekedar menjadi pengikut gereja / aliran / pendeta!
b) Jangan kembali pada dosa lama, yang sudah ditinggalkan. Kebiasaan buruk diperkuat dengan kembalinya kita pada dosa lama yang tadinya sudah kita tinggalkan.
c) Kalau menghadapi orang kafir / kristen KTP, tugas kita bukan mempertobatkan mereka dari dosa-dosa tertentu. Kalau mereka tidak menerima Yesus, mereka mungkin sekali akan kembali pada dosa-dosanya dan bahkan menjadi lebih jahat dari semula! Jadi, tugas kita adalah memberitakan Injil kepada mereka supaya mereka betul-betul datang dan percaya kepada Yesus!
Mat 12:46-50 - “(46) Ketika Yesus masih berbicara dengan orang banyak itu, ibuNya dan saudara-saudaraNya berdiri di luar dan berusaha menemui Dia. (47) Maka seorang berkata kepadaNya: ‘Lihatlah, ibuMu dan saudara-saudaraMu ada di luar dan berusaha menemui Engkau.’ (48) Tetapi jawab Yesus kepada orang yang menyampaikan berita itu kepadaNya: ‘Siapa ibuKu? Dan siapa saudara-saudaraKu?’ (49) Lalu kataNya, sambil menunjuk ke arah murid-muridNya: ‘Ini ibuKu dan saudara-saudaraKu! (50) Sebab siapapun yang melakukan kehendak BapaKu di sorga, dialah saudaraKu laki-laki, dialah saudaraKu perempuan, dialah ibuKu.’”.
1) Ay 46: “Ketika Yesus masih berbicara dengan orang banyak itu, ibuNya dan saudara-saudaraNya berdiri di luar dan berusaha menemui Dia”.
Mengapa keluarga Yesus datang? Mungkin seperti dalam Mark 3:21 - “Waktu kaum keluargaNya mendengar hal itu, mereka datang hendak mengambil Dia, sebab kata mereka Ia tidak waras lagi”.
Keluarga bisa menjadi pencobaan yang paling hebat karena mereka adalah orang-orang yang kita cintai. Karena itu hati-hati dengan keluarga saudara.
Bdk. Mat 10:37 - “Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari padaKu, ia tidak layak bagiKu; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari padaKu, ia tidak layak bagiKu”.
2) Ay 47-48: “(47) Maka seorang berkata kepadaNya: ‘Lihatlah, ibuMu dan saudara-saudaraMu ada di luar dan berusaha menemui Engkau.’ (48) Tetapi jawab Yesus kepada orang yang menyampaikan berita itu kepadaNya: ‘Siapa ibuKu? Dan siapa saudara-saudaraKu?’”.
Jawaban Yesus jelas sekali tidak enak didengar telinga. Ada nada marah dalam jawaban itu. Mengapa?
a) Karena keluargaNya melakukan interupsi pada saat Ia sedang memberitakan Firman Tuhan (bdk. ay 46 - “Ketika Yesus masih berbicara dengan orang banyak itu”).
Saya beranggapan bahwa pengkhotbah yang tidak peduli dan mendiamkan saja orang yang mengganggu pemberitaan Firman Tuhan, bukanlah pengkhotbah yang sabar / kasih, tetapi pengkhotbah yang tidak peduli apakah Firman Tuhan yang ia beritakan itu diterima dengan baik atau tidak. Dengan kata lain, ia tidak mempunyai beban pelayanan. Hamba-hamba Tuhan harus mendidik jemaatnya untuk menghormati pemberitaan Firman Tuhan. Jemaat juga harus mendidik anak-anak mereka (khususnya yang masih kecil) untuk menghormati pemberitaan Firman Tuhan dengan tidak membiarkan mereka jalan-jalan dan membuat keributan dalam kebaktian!
b) Karena keluarganya bertentangan dengan Firman Tuhan.
Yesus mengasihi dan menghormati keluargaNya, tetapi kalau mereka bertentangan dengan Firman Tuhan, Ia mentaati Allah, dengan menunjukkan ketidak-senangan terhadap sikap mereka.
3) Ay 49-50: “(49) Lalu kataNya, sambil menunjuk ke arah murid-muridNya: ‘Ini ibuKu dan saudara-saudaraKu! (50) Sebab siapapun yang melakukan kehendak BapaKu di sorga, dialah saudaraKu laki-laki, dialah saudaraKu perempuan, dialah ibuKu.’”.
Kita mungkin menganggap enak kalau mempunyai hubungan darah dengan Yesus. Tetapi Yesus sendiri lebih menekankan hubungan rohani. Ia lebih dekat / cinta kepada kita yang percaya kepadaNya dari pada kepada orang-orang yang sekedar mempunyai hubungan darah dengan Dia. Dari sini, tidak bisakah saudara melihat bahwa kita yang percaya kepadaNya betul-betul mempunyai kedudukan yang sangat istimewa? Bersyukurlah dan pujilah Tuhan karena hal itu!
4) Ay 49-50 menunjukkan bahwa semua orang-orang yang percaya Yesus adalah satu keluarga! Karena itu segala iri hati, kebencian, sikap acuh tak acuh, gosip / fitnah, kemunafikan yang ada di antara orang-orang percaya, harus dibuang! Sebaliknya harus ada kasih, kesabaran, saling mengampuni, saling menolong, saling menghibur dan sebagainya.
5) Ay 50: apakah ketaatan pada kehendak Allah menjadikan kita keluarga Yesus? Tidak! Ada 2 cara menafsirkan bagian ini:
a) ‘ketaatan pada kehendak Allah’ di sini ditafsirkan berdasarkan Yoh 6:29 dimana dikatakan bahwa kehendak Allah adalah supaya orang percaya kepada Yesus.
Yoh 6:29 - “Jawab Yesus kepada mereka: ‘Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah.’”.
b) ‘ketaatan pada kehendak Allah’ adalah bukti iman. Yang menyebabkan kita menjadi keluarga Yesus adalah iman kita, bukan ketaatan kita.
Yang jelas ayat ini tidak boleh ditafsirkan seakan-akan Kitab Suci / Yesus mengajarkan keselamatan karena perbuatan baik / ketaatan.
6) Ay 50: bdk. Luk 11:27-28 - “(27) Ketika Yesus masih berbicara, berserulah seorang perempuan dari antara orang banyak dan berkata kepadaNya: ‘Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau dan susu yang telah menyusui Engkau.’ (28) Tetapi Ia berkata: ‘Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya.’”.
Dalam Luk 11:27 ada orang yang mengatakan bahwa bahwa melahirkan dan menyusui Yesus adalah sesuatu yang menyebabkan Maria disebut berbahagia! Tetapi dalam Luk 11:28nya, Yesus mengatakan bahwa yang lebih berbahagia adalah orang-orang yang mendengar dan memelihara Firman Tuhan.
Apakah saudara termasuk dalam orang-orang yang mendengar dan memelihara Firman Tuhan?
MATIUS 13:1-23
Mat 13:1-23 - “(1) Pada hari itu keluarlah Yesus dari rumah itu dan duduk di tepi danau. (2) Maka datanglah orang banyak berbondong-bondong lalu mengerumuni Dia, sehingga Ia naik ke perahu dan duduk di situ, sedangkan orang banyak semuanya berdiri di pantai. (3) Dan Ia mengucapkan banyak hal dalam perumpamaan kepada mereka. KataNya: ‘Adalah seorang penabur keluar untuk menabur. (4) Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis. (5) Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itupun segera tumbuh, karena tanahnya tipis. (6) Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar. (7) Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati. (8) Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat. (9) Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!’ (10) Maka datanglah murid-muridNya dan bertanya kepadaNya: ‘Mengapa Engkau berkata-kata kepada mereka dalam perumpamaan?’ (11) Jawab Yesus: ‘Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada mereka tidak. (12) Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya. (13) Itulah sebabnya Aku berkata-kata dalam perumpamaan kepada mereka; karena sekalipun melihat, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti. (14) Maka pada mereka genaplah nubuat Yesaya, yang berbunyi: Kamu akan mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat, namun tidak menanggap. (15) Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka. (16) Tetapi berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar. (17) Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya. (18) Karena itu, dengarlah arti perumpamaan penabur itu. (19) Kepada setiap orang yang mendengar firman tentang Kerajaan Sorga, tetapi tidak mengertinya, datanglah si jahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu; itulah benih yang ditaburkan di pinggir jalan. (20) Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira. (21) Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itupun segera murtad. (22) Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah. (23) Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat.’”.
A) Ay 3a,10-17.
1) Ay 3a: Yesus mengajar dengan perumpamaan.
Perumpamaan biasanya dipakai supaya suatu ajaran menjadi lebih jelas dan lebih mudah diingat. Tetapi di sini, perumpamaan digunakan justru untuk menyembunyikan arti!
Ay 10-13: “(10) Maka datanglah murid-muridNya dan bertanya kepadaNya: ‘Mengapa Engkau berkata-kata kepada mereka dalam perumpamaan?’ (11) Jawab Yesus: ‘Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada mereka tidak. (12) Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya. (13) Itulah sebabnya Aku berkata-kata dalam perumpamaan kepada mereka; karena sekalipun melihat, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti”.
Mark 4:33-34 - “(33) Dalam banyak perumpamaan yang semacam itu Ia memberitakan firman kepada mereka sesuai dengan pengertian mereka, (34) dan tanpa perumpamaan Ia tidak berkata-kata kepada mereka, tetapi kepada murid-muridNya Ia menguraikan segala sesuatu secara tersendiri”.
Jadi, kadang-kadang Tuhan memberi ajaran yang sukar dimengerti, supaya orang orang yang bukan pilihan tidak mengerti dan binasa.
Bdk. 2Pet 3:15-16 - “(15) Anggaplah kesabaran Tuhan kita sebagai kesempatan bagimu untuk beroleh selamat, seperti juga Paulus, saudara kita yang kekasih, telah menulis kepadamu menurut hikmat yang dikaruniakan kepadanya. (16) Hal itu dibuatnya dalam semua suratnya, apabila ia berbicara tentang perkara-perkara ini. Dalam surat-suratnya itu ada hal-hal yang sukar difahami, sehingga orang-orang yang tidak memahaminya dan yang tidak teguh imannya [NIV: ‘ignorant and unstable people’ (= orang-orang yang tidak mengerti dan yang tidak stabil)], memutarbalikkannya menjadi kebinasaan mereka sendiri, sama seperti yang juga mereka buat dengan tulisan-tulisan yang lain”.
Karena itu, jangan heran kalau Kitab Suci mengandung banyak bagian yang sukar! Dan jangan putus asa dalam mempelajari bagian-bagian yang sukar itu!
2) Ay 10: “Maka datanglah murid-muridNya dan bertanya kepadaNya: ‘Mengapa Engkau berkata-kata kepada mereka dalam perumpamaan?’”.
Mark 4:10 - “Ketika Ia sendirian, pengikut-pengikutNya dan kedua belas murid itu menanyakan Dia tentang perumpamaan itu”.
Luk 8:9 - “Murid-muridNya bertanya kepadaNya, apa maksud perumpamaan itu”.
Mat 13:36 - “Maka Yesuspun meninggalkan orang banyak itu, lalu pulang. Murid-muridNya datang dan berkata kepadaNya: ‘Jelaskanlah kepada kami perumpamaan tentang lalang di ladang itu.’”.
a) Murid-murid ingin mengerti Firman Tuhan! Ini menunjukkan bahwa mereka bukan asal mendengar! Tetapi mereka ingin mengerti!
Penerapan: apa saudara hanya asal mendengar atau ingin mengerti? Usaha apa yang saudara lakukan supaya saudara bisa mengerti Firman Tuhan?
b) Ay 10 ini juga menunjukkan bahwa murid-murid ingin menolong orang banyak itu mengerti Firman Tuhan. Ini adalah sesuatu yang bagus! Mereka tidak egois. Mereka ingin orang lain mengerti Firman Tuhan! Apakah saudara juga seperti murid-murid? Pernahkah saudara mengajak orang lain datang dalam kebaktian / Pemahaman Alkitab supaya mereka mengerti Firman Tuhan? Pernahkah saudara mendoakan supaya orang lain mengerti Firman Tuhan? Atau saudara hanya memikirkan diri saudara sendiri?
3) Ay 11: “Jawab Yesus: ‘Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada mereka tidak”.
Ayat ini menunjukkan bahwa ‘mengerti Firman Tuhan’ adalah pemberian / anugerah Tuhan!
a) Hal ini tidak diberikan kepada setiap orang! Karena itu orang yang bisa mengerti Firman Tuhan disebut berbahagia. Ay 16: “Tetapi berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar”.
Saudara harus bersyukur dan memuji Tuhan kalau saudara bisa mengerti Firman Tuhan!
b) Ada 2 cara Tuhan menyembunyikan arti:
1. Mengajarkan ajaran yang tak jelas (menggunakan perumpamaan) seperti yang dilakukan di sini.
2. Mengajar dengan jelas, tetapi menutup mata / telinga / hati orang yang menerima ajaran itu. Contoh: Yudas pasti mendengar kata-kata Yesus dalam ay 18-23, tapi ia toh tak bertobat karena Tuhan menutup pikirannya. Bandingkan dengan:
a. Kis 16:14 - “Seorang dari perempuan-perempuan itu yang bernama Lidia turut mendengarkan. Ia seorang penjual kain ungu dari kota Tiatira, yang beribadah kepada Allah. Tuhan membuka hatinya, sehingga ia memperhatikan apa yang dikatakan oleh Paulus”.
b. Mat 16:17 - “Kata Yesus kepadanya: ‘Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan BapaKu yang di sorga”.
c. 1Kor 12:3b - “tidak ada seorangpun, yang dapat mengaku: ‘Yesus adalah Tuhan’, selain oleh Roh Kudus”.
4) Ay 12: “Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya”.
a) Orang yang mempunyai, akan diberi, dan sebaliknya.
Artinya: orang yang mempunyai kerinduan untuk mengerti Firman Tuhan, akan diberi pengertian. Sebaliknya, orang yang tidak mempunyai kerinduan untuk mengerti Firman Tuhan, apapun yang ia punya akan diambil.
Penerapan: kalau saudara pergi ke gereja tanpa kerinduan untuk mengerti Firman Tuhan, jangan heran kalau:
1. Saudara tak mengerti Firman Tuhan yang disampaikan.
2. Saudara tak mendapat sukacita / berkat dari Firman Tuhan
3. Sebentar lagi saudara malas datang.
b) Ayat ini menunjukkan bahwa dalam hal rohani kita tidak bisa berdiam diri. Atau kita ‘mendapat’ atau kita ‘kehilangan’. Atau kita ‘maju’ atau kita ‘mundur’! Karena itu kerinduan untuk mengerti Firman Tuhan harus dipelihara. Bdk. Amsal 19:27 (NIV): ‘Stop listening to instruction, my son, and you will stray from the words of knowledge’ (= Berhentilah mendengar instruksi, anakku, dan engkau akan tersesat dari kata-kata pengetahuan).
5) Ay 13: “Itulah sebabnya Aku berkata-kata dalam perumpamaan kepada mereka; karena sekalipun melihat, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti”.
Ini menggenapi nubuat Yesaya (Yes 6:9-10) yang dikutip dalam ay 14-15: “(14) Maka pada mereka genaplah nubuat Yesaya, yang berbunyi: Kamu akan mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat, namun tidak menanggap. (15) Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka”.
Bagian ini merupakan hiburan bagi orang yang sudah berusaha maksimal dalam memberitakan Injil tetapi tak berhasil mempertobatkan. Kita tidak boleh memaksa Tuhan untuk memberkati penginjilan kita. Kalau orang yang kita injili itu bukan orang pilihan, ia tak mungkin bertobat! In bukan salahnya orang yang memberitakan injil.
6) Ay 11-15 menunjukkan adanya predestinasi.
7) Ay 16: “Tetapi berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar”.
Yang dimaksud adalah mendengar / melihat secara rohani, bukan jasmani. Kalau saudara seperti itu, berbahagialah saudara!
8) Ay 17: “Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya”.
Mereka lebih berbahagia dari pada orang-orang Perjanjian Lama, karena orang-orang Perjanjian Lama ingin melihat Mesias yang dijanjikan, tetapi mereka tak bisa melihat.
B) Ay 3-8,18-23.
1) Tanahnya: ada 4 golongan:
a) Tanah pinggir jalan (ay 4,19).
1. Tidak mengerti (ay 19 bdk. Luk 8:12).
Mengapa tidak mengerti? Ada macam-macam alasan: karena ngantuk, nglamun, omong-omong, marah, malas berpikir, acuh tak acuh, dan sebagainya.
2. ‘Burung’ (ay 4) = ‘si jahat’ (ay 19).
Ini menunjukkan bahwa setan aktif pada saat Firman Tuhan diberitakan. Karena itu selalulah berdoa supaya Tuhan menolong dalam menghadapi serangan setan.
3. Ini adalah ‘unresponsive heart’ (= hati yang tidak tanggap).
b) Tanah berbatu (ay 5-6, 20-21).
1. Mendengar dan menerima dengan gembira.
Tetapi tidak dikatakan bahwa mereka mengerti! (bdk. ay 23). Jadi, ini hanya perasaan, tidak ada pengertian.
2. Pada saat ada penganiayaan, mereka murtad.
Orang-orang ini tidak mau jalan sempit / salib, dan ini tidak memungkinkan masuk surga.
Bdk. Mat 7:13-14 - “(13) Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; (14) karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya.’”.
Kemurtadan mereka menunjukkan iman mereka adalah iman sementara (bdk. Luk 8:13 - “Yang jatuh di tanah yang berbatu-batu itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menerimanya dengan gembira, tetapi mereka itu tidak berakar, mereka percaya sebentar saja dan dalam masa pencobaan mereka murtad”).
Ini tidak berarti keselamatan mereka hilang. Mereka tidak pernah mempunyai keselamatan, iman mereka bukan iman sejati!
3. Ini adalah ‘impulsive heart’ (= hati yang mengikuti dorongan perasaan / impulse).
c) Tanah bersemak duri (ay 7,22).
1. Kekuatiran dunia, tipu daya kekayaan, kenikmatan hidup (Luk 8:14), keinginan akan hal yang lain (Mark 4:19).
Ini jelas merupakan peringatan terhadap kekayaan, hal-hal duniawi, keinginan-keinginan, dan sebagainya.
2. Ini adalah ‘preoccupied heart’ (= hati yang asyik / sudah disibukkan dengan hal-hal lain). Karena itu tak ada tempat / waktu untuk Tuhan. Contoh: pemuda kaya dalam Mat 19:16-22.
Ingat bahwa hidup ini hanya bersifat sementara. Kalau sekarang saudara tidak mempunyai tempat / waktu untuk Yesus, nanti Ia tidak mempunyai tempat untuk saudara di surga!
d) Tanah yang baik / subur (ay 8,23).
1. Ini adalah orang-orang yang mendengar dan mengerti (ay 23).
Jelas bahwa pengertian merupakan sesuatu yang sangat penting.
Mark 4:20 - ‘menyambut firman’; Luk 8:15 - ‘menyimpan firman’.
2. Berbuah. Ini menunjuk pada:
buah Roh Kudus (Gal 5:22-23).
buah penginjilan (bdk. 1Kor 9:1).
Perhatikan bahwa buahnya tidak sama banyak untuk setiap orang.
3. Ini adalah ‘responsive heart’ (= hati yang tanggap).
Catatan: setelah mempelajari keempat golongan tanah ini, maka terlihat dengan jelas bahwa kalau ada pemberitaan Injil / Firman Tuhan, dan tak terjadi pertobatan yang sejati, maka yang salah adalah tanahnya dan bukan penaburnya! Pada jaman sekarang, pada umumnya yang disalahkan adalah penaburnya. Tetapi periksalah Kitab Suci saudara; kalau ada pemberitaan Injil dan pendengarnya tak bertobat, dimana penaburnya pernah disalahkan? Yang disalahkan selalu tanahnya!
Ini memang tidak berarti bahwa seorang pemberita Firman Tuhan tidak perlu berusaha dengan sebaik-baiknya! Tetapi bagaimanapun, kalau Injil / Firman Tuhan sudah diberitakan dan pendengar tak mau bertobat, orang itulah yang harus disalahkan!
2) Benih = Firman Tuhan (Mark 4:14 Luk 8:11).
a) Injil.
Untuk pendengar Injil, ada 4 golongan. Saudara termasuk yang mana?
Untuk pemberita Injil, jangan putus asa kalau saudara mendapat tanah golongan 1-3. Itu bukan salah saudara!
b) Firman Tuhan.
Kalau saudara sudah betul-betul bertobat, tak berarti secara otomatis saudara terus menjadi tanah yang baik bagi Firman Tuhan. Setiap kali saudara mendengar Firman Tuhan, saudara bisa menjadi salah satu dari 4 golongan tanah itu.
Maukah saudara berusaha untuk selalu menjadi tanah yang baik / subur?
MATIUS 13:24-30,36-43
Mat 13:24-30,36-43 - “(24) Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kataNya: ‘Hal Kerajaan Sorga itu seumpama orang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya. (25) Tetapi pada waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya menaburkan benih lalang di antara gandum itu, lalu pergi. (26) Ketika gandum itu tumbuh dan mulai berbulir, nampak jugalah lalang itu. (27) Maka datanglah hamba-hamba tuan ladang itu kepadanya dan berkata: Tuan, bukankah benih baik, yang tuan taburkan di ladang tuan? Dari manakah lalang itu? (28) Jawab tuan itu: Seorang musuh yang melakukannya. Lalu berkatalah hamba-hamba itu kepadanya: Jadi maukah tuan supaya kami pergi mencabut lalang itu? (29) Tetapi ia berkata: Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang itu. (30) Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku.’ ... (36) Maka Yesuspun meninggalkan orang banyak itu, lalu pulang. Murid-muridNya datang dan berkata kepadaNya: ‘Jelaskanlah kepada kami perumpamaan tentang lalang di ladang itu.’ (37) Ia menjawab, kataNya: ‘Orang yang menaburkan benih baik ialah Anak Manusia; (38) ladang ialah dunia. Benih yang baik itu anak-anak Kerajaan dan lalang anak-anak si jahat. (39) Musuh yang menaburkan benih lalang ialah Iblis. Waktu menuai ialah akhir zaman dan para penuai itu malaikat. (40) Maka seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman. (41) Anak Manusia akan menyuruh malaikat-malaikatNya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam KerajaanNya. (42) Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi. (43) Pada waktu itulah orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!’”.
1) Ay 24-30: perumpamaan tentang lalang di antara gandum.
Dalam ay 36 murid-murid bertanya kepada Yesus tentang arti perumpamaan itu, dan dalam ay 37-43 Yesus menjelaskan arti perumpamaan itu. Jadi, kalau kita mau mengerti Firman Tuhan / Kitab Suci, kita harus berharap dan meminta kepada Tuhan.
Tuhan memang bisa mengajarkan artinya melalui buku / manusia / hamba Tuhan.
Ef 4:11-15 - “(11) Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, (12) untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, (13) sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, (14) sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan, (15) tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala”.
Karena itu kita harus mau menggunakan buku / manusia / hamba Tuhan, tetapi harapan kita tidak boleh diletakkan pada manusia / buku / hamba Tuhan, tetapi kepada Tuhan.
Penerapan: berdoalah dengan sungguh-sungguh sebelum membaca Firman Tuhan / Alkitab, buku rohani, Saat Teduh, ataupun sebelum mendengar khotbah / Pemahaman Alkitab.
2) Ay 24,37-38.
a) Ay 24: ‘Hal kerajaan surga itu seumpama orang yang ...’.
Sebetulnya kerajaan surga itu bukanlah digambarkan dengan ‘orang itu’ tetapi dengan ‘seluruh cerita’. Hal yang sama terdapat dalam Mat 13:31,33,44,45,47.
b) ‘Orang yang menabur benih gandum’ menggambarkan ‘Tuhan yang memproduksi orang kristen’ (ay 37-38). Perhatikan bahwa di sini benih tidak menggambarkan Firman Tuhan seperti dalam perumpamaan tentang penabur (Mat 13:1-23).
Tuhan memproduksi orang kristen dengan cara:
1. Pemberitaan Injil.
2. Tuhan bekerja dalam diri orang itu (melahir-barukan, memberi terang / pengertian tentang Injil, memberikan iman dan pertobatan).
c) Penabur menggambarkan Yesus sendiri (ay 37).
Setelah kenaikan Yesus ke surga, Ia tetap adalah nabi, sehingga Ia tetap memberitakan Firman Tuhan:
1. Melalui Roh Kudus.
Yoh 16:13-14 - “(13) Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diriNya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengarNya itulah yang akan dikatakanNya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. (14) Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari padaKu”.
2. Melalui hamba-hamba Tuhan.
Luk 10:16 - “Barangsiapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku; dan barangsiapa menolak kamu, ia menolak Aku; dan barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku.’”.
Ini menyebabkan kita mempunyai tugas untuk memberitakan Injil / Firman Tuhan.
3) Ay 25,38-39:
a) ‘Musuh yang menaburkan benih lalang’ menggambarkan ‘setan yang memproduksi orang kristen KTP’. Macam-macam cara yang dipakai oleh setan:
1. Mendorong orang-orang yang tidak percaya untuk masuk ke dalam gereja, dibaptis, dan bahkan melayani Tuhan.
2. Mengeraskan hati orang-orang di gereja; membuat mereka tidak memperhatikan / mempercayai Firman Tuhan, memakai orang-orang / anak-anak kecil untuk ribut pada waktu Firman Tuhan diberitakan.
3. Memberi ajaran sesat dalam gereja / menyelewengkan Injil. Misalnya:
a. Social gospel / pemberitaan Injil melalui bantuan sosial, dimana mereka hanya pergi ke panti asuhan atau daerah yang terkena bencana alam, lalu membagi-bagikan uang, makanan, pakaian, lalu pulang, tanpa memberitakan Injil! Ini banyak dalam kalangan Protestan yang Liberal.
b. Pemberitaan Injil dimana Yesus ditekankan sebagai dokter / penyembuh / pemberi berkat / kekayaan, dsb. Ini banyak dalam kalangan Kharismatik / Pentakosta.
c. Penekanan keselamatan karena perbuatan baik atau karena iman + perbuatan baik (bdk. Kis 15:1-2, Galatia).
Point terakhir ini perlu dicamkan! Setan juga memberitakan ajaran sesat, dan ia adalah pengkhotbah yang paling rajin. Kalau kita tidak mau dipakai oleh Allah untuk memberitakan Injil, maka gereja akan makin lama makin dipenuhi dengan lalang!
Seorang yang bernama Daniel Webster berkata sebagai berikut:
“If religious books are not widely circulated among the masses in this country, I do not know what is going to become of us as a nation. If truth be not diffused, error will be; if God and His Word are not known and received, the devil and his works will gain the ascendancy; if the evangelical volume does not reach every hamlet, the pages of a corrupt and licentious literature will; if the power of the Gospel is not felt throughout the length and breadth of the land, anarchy and misrule, degradation and misery, corruption and darkness, will reign without mitigation or end” (= Kalau buku-buku agama / rohani tidak beredar secara luas di antara rakyat dalam negara ini, saya tidak tahu apa yang akan terjadi pada kita sebagai bangsa. Kalau kebenaran tidak disebarkan, maka kesalahanlah yang akan tersebar; kalau Allah dan FirmanNya tidak diketahui / dikenal dan diterima, setan dan pekerjaannya akan mendapatkan kekuasaan / pengaruh; kalau buku-buku injili tidak mencapai setiap desa, halaman-halaman yang jahat dan literatur yang tidak bermoral akan mencapainya; kalau kuasa Injil tidak dirasakan diseluruh lebar dan panjang negara ini, maka anarkhi dan pemerintahan yang salah, keburukan dan kesengsaraan, korupsi / kejahatan / kecurangan dan kegelapan, akan memerintah tanpa pengurangan atau akhir).
b) Perhatikan juga bahwa setan menabur benih lalang di antara gandum (ay 25), bukan di samping ladang gandum.
Jadi, orang kristen KTP tersebar di dalam gereja, baik dalam kalangan jemaat biasa (anak-anak, pemuda remaja, dewasa, laki-laki maupun perempuan), pengurus, majelis, guru Sekolah Minggu, pengkhotbah / Pendeta / Penginjil. Karena itu jangan mempercayai kekristenan seseorang hanya berdasarkan jabatan / kedudukannya dalam gereja! Ingat juga bahwa Yudas Iskariot, yang adalah seorang rasul, adalah orang kristen KTP!
c) Setan menabur benih lalang, lalu pergi (ay 26). Dan lalangnya tumbuh sendiri sekalipun tidak dipelihara.
Kalau menabur benih tanaman yang baik / berguna, seperti gandum atau anggur, pasti ada banyak halangan dan ada banyak hal yang harus dilakukan oleh si penabur untuk mengatasinya (bdk. Mat 13:4-7 Luk 13:8 Yoh 15:2). Dengan jerih payah seperti itupun hasilnya nanti akan relatif sedikit!
Tetapi kalau kita menanam tanaman yang jelek / tak berguna / merugikan, seperti lalang atau enceng gondok, maka tanpa dipeliharapun, hasilnya akan luar biasa banyaknya.
Ini menunjukkan bahwa ajaran sesat / tidak karuan akan lebih mudah berkembang! Mengapa? Karena manusia condong kepada dosa! Bdk. 2Tim 4:3-4 - “(3) Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. (4) Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng”.
Calvin: “Man’s disposition voluntarily so inclines to falsehood that he more quickly derives error from one word than truth from a wordy discourse” (= Manusia dengan sukarela begitu condong kepada kepalsuan sehingga ia lebih cepat mendapatkan kesalahan dari satu kata dari pada kebenaran dari suatu pelajaran yang panjang) - ‘Institutes of the Christian Religion’, Book II, Chapter II, no 7.
Contoh: gereja-gereja yang ajarannya sesat / tidak karuan justru yang berkembang, seperti: Saksi Yehuwa, Bethany, GBI Tiberias, dan sebagainya.
Tetapi hal ini tidak boleh menyebabkan kita putus asa / menyerah, tetapi sebaliknya, harus membuat kita berdoa dan bekerja dengan lebih keras!
4) Ay 26:
a) Gandum dan lalang tumbuh bersama-sama.
Ini menunjukkan bahwa dalam setiap gereja / persekutuan mesti ada orang kristen KTPnya. Dasar dari pandangan ini:
1. Dalam 12 murid Yesus sendiri ada Yudas Iskariot yang jelas adalah orang kristen KTP.
2. Dalam kitab Kisah Rasul yang menunjukkan perkembangan gereja mula-mula, juga ada orang kristen KTP, seperti Ananias dan Safira (Kis 5:1-11), Simon tukang sihir (Kis 8:9-24), pengajar-pengajar sesat (Kis 15:1-2).
3. Dalam surat-surat Paulus, Petrus, Yohanes, Yudas, Yakobus, Ibrani juga banyak diberi peringatan tentang orang kristen KTP maupun guru-guru palsu. Contoh: Ro 16:17-18 1Kor 5:1-13 1Kor 15:12-dst 2Kor 10:12 2Kor 11:4-5,13-15 2Kor 12:11 Gal 1:6-9 Fil 3:2 Kol 2:8,16-19 2Pet 2 1Yoh 2:18-19 2Yoh 7-10 3Yoh 9-10 Yudas 4 Yak 2:17,26 Ibr 6:4-6 Ibr 10:26-29.
4. Surat Wahyu mengandung surat Yesus kepada 7 gereja (Wah 2-3). Semua mengandung unsur orang kristen KTP (Wah 2:2,6 Wah 2:9 Wah 2:13-15 Wah 2:20-23 Wah 3:1-3 Wah 3:9 Wah 3:15-18,20).
Seseorang bernama Daniel Defoe mengatakan: “Wherever God erects a house of prayer, The Devil always builds a chapel there; And ‘twill be found, upon examination, The latter has the largest congregation” (= Dimanapun Allah mendirikan rumah doa, Setan selalu membangun sebuah kapel di sana; Dan kalau diselidiki akan didapatkan, Yang terakhir mempunyai jemaat yang terbesar) - ‘The Encyclopedia of Religious Quotations’, hal 119-120.
Sekalipun setiap gereja / persekutuan pasti ada orang kristen KTPnya, tetapi ada yang persentasenya tinggi, dan ada yang rendah. Ini tergantung:
1. Apakah di gereja itu banyak penginjilan atau tidak.
Bahwa di setiap gereja pasti ada orang kristen KTP, menyebabkan pemberitaan Injil di dalam gereja merupakan sesuatu yang sangat penting. Ini bisa mengurangi jumlah / presentase orang kristen KTP tersebut. Pemberitaan Injil tersebut harus dilakukan di:
a. Sekolah Minggu. Karena itu kita harus memilih guru Sekolah Minggu yang betul-betul mempunyai jiwa penginjilan.
b. Kebaktian / Pemahaman Alkitab untuk orang dewasa / pemuda / remaja, dan juga dalam acara khusus seperti KKR dan sebagainya.
c. Antara jemaat (penginjilan secara pribadi). Karena itu kalau bersekutu, jangan hanya asal bicara, tetapi berbicaralah tentang hal-hal rohani, seperti keselamatan, dan sebagainya.
2. Apakah banyak dilakukan doa untuk pertobatan jemaat atau tidak.
Semua pendeta, penginjil, guru Sekolah Minggu, majelis, dan bahkan jemaat biasa yang sudah betul-betul percaya kepada Kristus, mempunyai kewajiban untuk mendoakan semua jemaat lain yang masih tergolong orang kristen KTP.
Juga ada satu sikap, khususnya dari pendeta, penginjil, guru-guru Sekolah Minggu, dan majelis / pengurus yang bisa menyebabkan tingginya persentase dari orang kristen KTP di sebuah gereja, yaitu ‘terlalu mudah / cepat menganggap bahwa jemaat sudah kristen’. Dengan adanya sikap ini, mereka tidak akan memberitakan Injil ataupun berdoa untuk pertobatan jemaat, dan juga tidak akan mengadakan acara penginjilan seperti KKR dan sebagainya, dan juga tidak akan memilih thema-thema yang bersifat penginjilan untuk dikhotbahkan.
b) Gandum mirip dengan lalang.
Ini menunjukkan bahwa orang kristen dan orang kristen KTP sukar dibedakan. Karena itu kita harus sangat berhati-hati dalam:
1. Memilih jodoh (bdk. 2Kor 6:14-16).
2. Mendengar ajaran dari siapapun.
3. Memilih pendeta, penginjil, majelis, guru Sekolah Minggu, pengurus komisi, dan sebagainya. Memilih secara ngawur / sembarangan sehingga mendudukkan orang kristen KTP pada kedudukan yang penting dalam gereja, merupakan jalan yang paling pasti untuk menghancurkan gereja.
5) Ay 27-30a:
a) Hamba-hamba itu bisa membedakan lalang dengan gandum.
Saudara juga harus tahu ciri-ciri dari orang kristen KTP:
1. Tidak mempunyai keyakinan keselamatan.
2. Tidak mempunyai pengertian yang benar tentang dasar-dasar kekristenan / Injil.
3. Tidak mempunyai kerinduan terhadap Firman Tuhan.
4. Tidak peduli pada dosa / tidak berusaha taat / tak ada perubahan hidup ke arah positif.
5. Tidak mempunyai keinginan untuk memberitakan Injil / menyelamatkan jiwa-jiwa di sekitarnya.
Memang kita tidak akan bisa secara mutlak dan pasti membedakan orang kristen yang sejati dan orang kristen KTP, tetapi seringkali hal itu bisa dilakukan.
b) Ay 28-29 tidak bertentangan dengan siasat gerejani (1Kor 5:1-13 Mat 18:15-17 1Tim 1:20).
Kalau kita tahu seseorang adalah orang kristen KTP, lalu tanpa kesalahan / dosa yang jelas, kita mengeluarkan orang itu dari gereja, maka itu adalah tindakan ‘mencabut lalang’, dan itu dilarang oleh Tuhan. Tetapi kalau ada orang kristen (baik KTP maupun asli) yang melakukan dosa yang menyolok dan ia tidak mau bertobat, maka siasat gerejani harus dijalankan.
c) Tuhan sendiri bisa ‘mengeluarkan’ seseorang dari gereja (bdk. Yoh 15:2).
Ini bisa Ia lakukan dengan:
1. Membunuh orang itu (bdk. Kis 5:1-11).
2. Memberikan ajaran yang keras.
Bdk. Yoh 6:60,66 - “(60) Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari murid-murid Yesus yang berkata: ‘Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?’ ... (66) Mulai dari waktu itu banyak murid-muridNya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia”.
3. Memberikan kepada orang kristen KTP itu hal-hal yang lain seperti kekecewaan, kemarahan kepada sesama jemaat atau kepada pendeta, kemalasan, kebosanan, pindah rumah dan sebagainya, yang mengakibatkan ia akhirnya keluar dari gereja.
d) Mengapa Tuhan membiarkan gereja terus dibebani dengan lalang? Pasti karena ada gunanya bagi gandum! (bdk. Ro 8:28).
Mungkin supaya orang kristen lebih sabar, lebih banyak berdoa, dan sebagainya.
6) Ay 30,39-43.
a) Pemisahan ini merupakan suatu ancaman bagi orang kristen KTP!
Kalau saudara adalah orang kristen KTP, saudara bisa mengelabui manusia, tetapi saudara tidak akan bisa mengelabui Tuhan, baik sekarang maupun pada pengadilan akhir jaman (bdk. Mat 7:21-23). Jadi cepatlah bertobat sebelum terlambat.
b) Ini adalah suatu penghiburan bagi orang kristen yang sejati!
Apakah saudara susah melihat gereja dipenuhi dan bahkan dikacau oleh orang kristen KTP? Sabarlah, karena akan datang waktunya, dimana saudara dipisahkan dari mereka dan mereka akan menerima ganjaran mereka!
MATIUS 13:31-35,44-58
Matius 13:31-35 - “(31) Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kataNya: ‘Hal Kerajaan Sorga itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya. (32) Memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar dari pada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya.’ (33) Dan Ia menceriterakan perumpamaan ini juga kepada mereka: ‘Hal Kerajaan Sorga itu seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir seluruhnya.’ (34) Semuanya itu disampaikan Yesus kepada orang banyak dalam perumpamaan, dan tanpa perumpamaan suatupun tidak disampaikanNya kepada mereka, (35) supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi: ‘Aku mau membuka mulutKu mengatakan perumpamaan, Aku mau mengucapkan hal yang tersembunyi sejak dunia dijadikan.’”.
1) Ay 31-32: ‘sesawi’ bisa menjadi pohon.
Yang dimaksud dengan ‘sesawi’ di sini bukanlah sesawi yang kita kenal. Ini betul-betul bisa menjadi pohon setinggi 10-15 kaki (3 - 4½ meter).
2) Ay 31-32: biji kecil bisa menjadi pohon yang besar dengan dahan-dahan sehingga burung-burung bisa bersarang padanya.
Artinya: Injil kelihatannya remeh dan sederhana, tetapi bisa menimbulkan akibat yang luar biasa yaitu menyelamatkan dan mengubah hidup seseorang.
Contoh:
a) 2Raja 5:3 - Naaman bertobat karena kesaksian seorang gadis Israel.
b) Yoh 1:41 - Simon Petrus bertobat dan akhirnya menjadi alat yang hebat bagi Tuhan, karena kesaksian sederhana dari Andreas, saudara Simon.
Kalau kita ingin memberitakan Injil, setan selalu berusaha mengecilkan hati kita sehingga kita menganggap bahwa kata-kata kita akan sia-sia. Pada saat seperti itu kita harus ingat akan perumpamaan ini supaya kita tetap memberitakan Injil. Jangan baru mau memberitakan Injil kalau sudah bisa berkhotbah dengan baik. Kata-kata yang sederhana (tetapi benar!) seperti ‘dalam Yesus ada damai’ atau ‘dalam Yesus ada pengampunan / keselamatan’ bisa dipakai oleh Allah dengan hebat!
3) Ay 31-32 - tentang biji sesawi; ay 33 - tentang ragi.
Dua perumpamaan ini artinya sama, tetapi William Hendriksen mengatakan bahwa perumpamaan tentang biji sesawi menekankan outward growth (= pertumbuhan luar / lahiriah), sedangkan perumpamaan tentang ragi menekankan inward growth (= pertumbuhan dalam).
4) Kedua perumpamaan ini diberikan oleh Yesus kepada murid-muridNya supaya mereka tak kecewa / kecil hati melihat permulaan perkembangan Injil.
5) Ay 34-35.
Ay 35 dikutip dari Maz 78:2. Dalam Kitab Suci Indonesia ay 35 berbeda dengan Maz 78:2, tetapi dalam NIV sama.
Matius 13:44-46 - “(44) ‘Hal Kerajaan Sorga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Oleh sebab sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang itu. (45) Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. (46) Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, iapun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu.’”.
1) Kedua perumpamaan di sini artinya sama dan mempunyai hanya 1 arti / penekanan / tujuan, yaitu: kita harus memilih / mengutamakan Kerajaan Surga / keselamatan / Yesus dari pada dunia / segala sesuatu.
Bandingkan dengan:
a) Mat 19:21-22 dimana pemuda kaya memilih dunia / kekayaan.
b) Luk 14:33 - “Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi muridKu”.
c) Fil 3:4-8 - “(4) Sekalipun aku juga ada alasan untuk menaruh percaya pada hal-hal lahiriah. Jika ada orang lain menyangka dapat menaruh percaya pada hal-hal lahiriah, aku lebih lagi: (5) disunat pada hari kedelapan, dari bangsa Israel, dari suku Benyamin, orang Ibrani asli, tentang pendirian terhadap hukum Taurat aku orang Farisi, (6) tentang kegiatan aku penganiaya jemaat, tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat aku tidak bercacat. (7) Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. (8) Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus”.
Penerapan: renungkan dalam hidup saudara! Apakah Yesus / keselamatan / Kerajaan Surga lebih penting bagi saudara dibandingkan dengan uang / dunia / kesenangan dsb?
2) Karena kedua perumpamaan ini tujuannya hanya satu, maka detail-detail yang tidak sesuai dengan tujuan perumpamaan harus diabaikan.
Contoh:
a) Ay 44,46: ‘membeli’.
Ini tidak berarti kita harus membeli keselamatan. Allah memberikan keselamatan dengan cuma-cuma.
Yes 55:1 - “Ayo, hai semua orang yang haus, marilah dan minumlah air, dan hai orang yang tidak mempunyai uang, marilah! Terimalah gandum tanpa uang pembeli dan makanlah, juga anggur dan susu tanpa bayaran!”.
Ro 3:23-24 - “(23) Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, (24) dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus”.
b) Ay 44: orang itu menemukan harta tetapi diam-diam saja dan tidak memberitahukan orang lain. Ini tentu tidak boleh diartikan bahwa orang kristen tak perlu memberitakan Injil.
Hal-hal seperti ini tak sesuai dengan tujuan perumpamaan dan karena itu harus diabaikan.
Matius 13:47-50 - “(47) ‘Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama pukat yang dilabuhkan di laut, lalu mengumpulkan berbagai-bagai jenis ikan. (48) Setelah penuh, pukat itupun diseret orang ke pantai, lalu duduklah mereka dan mengumpulkan ikan yang baik ke dalam pasu dan ikan yang tidak baik mereka buang. (49) Demikianlah juga pada akhir zaman: Malaikat-malaikat akan datang memisahkan orang jahat dari orang benar, (50) lalu mencampakkan orang jahat ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi”.
1) Perumpamaan ini sama artinya / tujuannya dengan perumpamaan tentang lalang di antara gandum.
2) Jaring tidak bisa membedakan ikan yang baik dan ikan yang tidak baik. Tetapi nelayan bisa membedakannya. Pendeta / Majelis tidak bisa membedakan orang kristen KTP dengan orang kristen yang sejati, tetapi Tuhan bisa, dan nanti kedua golongan ini akan dipisahkan. Tidak ada gunanya saudara ikut terjaring, kalau saudara adalah orang kristen KTP. Toh nanti saudara akan dibuang. Bandingkan dengan:
a) 2Tim 2:19 - “Tetapi dasar yang diletakkan Allah itu teguh dan meterainya ialah: ‘Tuhan mengenal siapa kepunyaanNya’ dan ‘Setiap orang yang menyebut nama Tuhan hendaklah meninggalkan kejahatan.’”.
b) Yoh 10:27 - “Domba-dombaKu mendengarkan suaraKu dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku”.
Matius 13:51-52 - “(51) Mengertikah kamu semuanya itu?’ Mereka menjawab: ‘Ya, kami mengerti.’ (52) Maka berkatalah Yesus kepada mereka: ‘Karena itu setiap ahli Taurat yang menerima pelajaran dari hal Kerajaan Sorga itu seumpama tuan rumah yang mengeluarkan harta yang baru dan yang lama dari perbendaharaannya.’”.
1) Ay 51 menunjukkan bahwa pengertian adalah sesuatu yang penting!
Maz 49:21 - “Manusia, yang dengan segala kegemilangannya tidak mempunyai pengertian, boleh disamakan dengan hewan yang dibinasakan”.
2) ‘Ahli Taurat’ (ay 52).
Di sini kata-kata ‘ahli Taurat’ artinya berbeda dengan biasanya. Di sini artinya adalah orang yang sudah belajar / menerima Firman Tuhan / Injil dari Yesus, dan jelas di sini menunjuk kepada murid-murid Yesus sendiri.
3) ‘Tuan rumah yang mengeluarkan harta’ (ay 52b) menunjuk kepada pemberitaan Firman Tuhan / Injil.
Jadi setelah murid-murid belajar Firman Tuhan / Injil, sekarang mereka harus menjadi pemberita Firman Tuhan / Injil. Semua orang kristen juga harus demikian. Setelah saudara belajar Firman Tuhan / Injil, saudara harus memberitakannya. Memang ini tidak berarti setiap orang Kristen harus menjadi pengkhotbah. Memberitakan Firman Tuhan bisa secara masal ataupun secara pribadi, bisa dengan mulut atau secara tertulis.
4) ‘Harta baru dan lama’ (ay 52c) menunjuk pada pemberitaan Firman Tuhan yang harus bervariasi. Misalnya:
a) Doktrin dan hal-hal praktis.
b) Exposisi dan topikal. Topik-topiknyapun harus bervariasi. Kalau seorang pengkhotbah terobsesi dengan suatu topik tertentu, seperti ‘persembahan persepuluhan’ atau ‘keluarga’ atau ‘suami - istri’ atau ‘pendidikan anak’, dsb, maka ini tidak akan membawa kebaikan, tak peduli betapapun bagusnya topik itu.
Illustrasi: brokoli merupakan sejenis sayur yang termasuk makanan sehat. Tetapi pikirkan, bisakah seseorang sehat kalau makanannya brokoli tok?
c) Teguran dan penghiburan.
d) Penginjilan dan pengajaran untuk pertumbuhan / penyucian.
Kalau bagi pengajar diharuskan untuk mengajar dengan bervariasi, maka bagi jemaat tentu juga harus mendengar ajaran yang bervariasi. Jangan hanya mau mendengar Firman Tuhan kalau themanya menyenangkan saudara.
Matius 13:53-58 - “(53) Setelah Yesus selesai menceriterakan perumpamaan-perumpamaan itu, Iapun pergi dari situ. (54) Setibanya di tempat asalNya, Yesus mengajar orang-orang di situ di rumah ibadat mereka. Maka takjublah mereka dan berkata: ‘Dari mana diperolehNya hikmat itu dan kuasa untuk mengadakan mujizat-mujizat itu? (55) Bukankah Ia ini anak tukang kayu? Bukankah ibuNya bernama Maria dan saudara-saudaraNya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas? (56) Dan bukankah saudara-saudaraNya perempuan semuanya ada bersama kita? Jadi dari mana diperolehNya semuanya itu?’ (57) Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka: ‘Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya.’ (58) Dan karena ketidakpercayaan mereka, tidak banyak mujizat diadakanNya di situ”.
1) Bagian ini paralel dengan Mark 6:1-6. Tetapi dengan Luk 4:16-30, ada yang menganggap paralel, ada yang menganggap tidak paralel.
2) Yesus berkhotbah di tempat asalnya (ay 54).
Ini merupakan tindakan yang berani, karena tempat asal adalah tempat yang paling sukar!
Penerapan: kita juga harus memberitakan Injil di rumah kita, kepada keluarga, pembantu rumah tangga dan sebagainya.
3) ‘Takjub’ (ay 54b).
Bukan karena indahnya khotbah Yesus, tetapi mereka heran dari mana kuasa Yesus, yang adalah anak tukang kayu itu, mendapatkan hikmat dan kuasa. Jadi mereka sebetulnya tidak peduli pada Firman Tuhannya. Memang manusia sering takjub pada hal-hal yang salah, dan ini menyebabkan mereka tidak peduli pada Firman Tuhannya! Misalnya: takjub pada kepandaian / karunia / kharisma dari pendeta / pengkhotbah, bisa menyebabkan kita tidak mempedulikan Firman Tuhan yang ia beritakan.
4) Ay 55-56: pikiran ini (dimana mereka menyoroti Yesus dari sudut manusia) sudah ada dalam pikiran mereka sebelum Yesus mulai berbicara. Prasangka ini menjadi penghalang di dalam mereka mendengar Firman Tuhan!
Penerapan:
buang semua prasangka pada saat saudara mau mendengar Firman Tuhan.
jangan menilai pendeta secara lahiriah.
5) Ay 57: Yesus ditolak dimana Ia sangat dikenal (secara daging).
Karena itu tak perlu heran kalau Yesus ditolak oleh orang yang kristen sejak kecil, karena mereka mengenal Yesus secara daging.
6) Ay 57: kata-kata Yesus ini tidak mutlak, tetapi pada umumnya memang demikian. Hubungan dekat (darah) dengan seorang hamba Tuhan bisa menyebabkan kita menolak Firman Tuhan yang ia sampaikan.
7) Ay 58.
Iman bukan syarat mutlak terjadinya mujijat (bdk. Mat 8:23-27 dimana murid-murid tidak beriman tetapi mengalami mujijat. Juga Mat 11:20-24!). Tetapi mengapa di sini kelihatannya iman menjadi syarat terjadinya mujijat? Ada 2 hal yang perlu diperhatikan:
a) Di sinipun mujijat terjadi, tetapi tidak banyak.
Ay 58: “Dan karena ketidakpercayaan mereka, tidak banyak mujizat diadakanNya di situ”.
Mark 6:5 - “Ia tidak dapat mengadakan satu mujizatpun di sana, kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan tanganNya atas mereka”.
b) Ada 2 macam ketidak-percayaan:
1. Ketidak-percayaan seperti dalam Mark 9:23-24.
Mark 9:23-24 - “(23) Jawab Yesus: ‘Katamu: jika Engkau dapat? Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!’ (24) Segera ayah anak itu berteriak: ‘Aku percaya. Tolonglah aku yang tidak percaya ini!’”.
Di sini orangnya ingin percaya, tetapi tetap masih ragu-ragu. Orang seperti ini bisa mengalami mujijat.
2. Ketidak-percayaan yang keras kepala (stubborn unbelief) seperti dalam Mat 12:24 Mat 13:54-57 ini dan sebagainya.
Mat 12:24 - “Tetapi ketika orang Farisi mendengarnya, mereka berkata: ‘Dengan Beelzebul, penghulu setan, Ia mengusir setan.’”.
Yang ini sukar sekali, atau bahkan tidak mungkin, mengalami mujijat!
Kesimpulan: sekalipun iman bukan syarat mutlak terjadinya mujijat, tetapi tetap ada hubungannya dengan terjadinya mujijat.
MATIUS 14:1-12
Mat 14:1-12 - “(1) Pada masa itu sampailah berita-berita tentang Yesus kepada Herodes, raja wilayah. (2) Lalu ia berkata kepada pegawai-pegawainya: ‘Inilah Yohanes Pembaptis; ia sudah bangkit dari antara orang mati dan itulah sebabnya kuasa-kuasa itu bekerja di dalamNya.’ (3) Sebab memang Herodes telah menyuruh menangkap Yohanes, membelenggunya dan memenjarakannya, berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus saudaranya. (4) Karena Yohanes pernah menegornya, katanya: ‘Tidak halal engkau mengambil Herodias!’ (5) Herodes ingin membunuhnya, tetapi ia takut akan orang banyak yang memandang Yohanes sebagai nabi. (6) Tetapi pada hari ulang tahun Herodes, menarilah anak perempuan Herodias di tengah-tengah mereka dan menyukakan hati Herodes, (7) sehingga Herodes bersumpah akan memberikan kepadanya apa saja yang dimintanya. (8) Maka setelah dihasut oleh ibunya, anak perempuan itu berkata: ‘Berikanlah aku di sini kepala Yohanes Pembaptis di sebuah talam.’ (9) Lalu sedihlah hati raja, tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya diperintahkannya juga untuk memberikannya. (10) Disuruhnya memenggal kepala Yohanes di penjara (11) dan kepala Yohanes itupun dibawa orang di sebuah talam, lalu diberikan kepada gadis itu dan ia membawanya kepada ibunya. (12) Kemudian datanglah murid-murid Yohanes Pembaptis mengambil mayatnya dan menguburkannya. Lalu pergilah mereka memberitahukannya kepada Yesus”.
I) Herodes.
1) Diri Herodes:
a) Yang dimaksud dengan ‘Herodes’ di sini adalah Herodes Antipas, anak Herodes yang Agung (Herod the Great). Herodes yang Agung mempunyai banyak anak, antara lain: Aristobulus, Filipus I, (suami pertama dari Herodias), Archelaus, Antipas, Filipus II.
b) Secara sah, Herodes Antipas bukanlah raja.
Ay 1: ‘raja wilayah’ dalam bahasa Inggris diterjemahkan ‘tetrarch’ yang artinya adalah ‘penguasa suatu daerah’. Tetapi ia memang sering disebut ‘raja’ (bdk. ay 9) sebagai penghormatan.
2) Dosa Herodes.
Ia kawin dengan Herodias (ay 3-4). Mengapa hal ini merupakan dosa?
a) Karena Herodias adalah istri dari Filipus I, saudara dari Antipas sendiri.
Ini melanggar Im 18:16 - “Janganlah kausingkapkan aurat isteri saudaramu laki-laki, karena itu hak saudaramu laki-laki”.
b) Herodias adalah anak dari Aristobulus (saudara dari Antipas).
Jadi, Herodias adalah keponakan dari Antipas. Pernikahan seperti ini melanggar Im 18:6,12,13 - “(6) Siapapun di antaramu janganlah menghampiri seorang kerabatnya yang terdekat untuk menyingkapkan auratnya; Akulah TUHAN. ... (12) Janganlah kausingkapkan aurat saudara perempuan ayahmu, karena ia kerabat ayahmu. (13) Janganlah kausingkapkan aurat saudara perempuan ibumu, karena ia kerabat ibumu”.
c) Herodes Antipas sendiri menceraikan istrinya, yaitu anak perempuan dari Aretas, raja dari Nabatean Arab, supaya ia bisa kawin dengan Herodias.
II) Yohanes Pembaptis menegur Herodes.
1) Kita tidak tahu bagaimana Yohanes Pembaptis bisa sampai ke istana Herodes dan menegur Herodes. Ada beberapa kemungkinan:
a) Ia mendapat pimpinan ilahi supaya ada persamaan antara dia dan Elia, yang menegur raja Ahab.
b) Herodes memanggil Yohanes Pembaptis dengan harapan Yohanes Pembaptis mau merestui pernikahan yang sudah ia lakukan. Tetapi ternyata Yohanes Pembaptis adalah nabi yang tidak mengenal kompromi, sehingga Herodes justru ditegur.
c) Yohanes Pembaptis menyinggung pernikahan Herodes dalam khotbahnya, sehingga ia dipanggil oleh Herodes. Tetapi di depan Herodes, ia justru menegur Herodes.
2) Yohanes Pembaptis menegur seorang raja / penguasa (ay 3-4).
Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari dari sini:
a) Yohanes Pembaptis tidak berusaha menyenangkan Herodes, sekalipun Herodes adalah seorang raja / penguasa. Yohanes Pembaptis justru menegur Herodes karena pernikahannya (ay 3-4) dan juga karena dosa-dosa Herodes yang lain.
Luk 3:19 - “Akan tetapi setelah ia menegor raja wilayah Herodes karena peristiwa Herodias, isteri saudaranya, dan karena segala kejahatan lain yang dilakukannya”.
Seorang nabi palsu memang selalu berusaha menyenangkan orang, apalagi seorang raja, tetapi seorang nabi asli tidak demikian (bdk. 1Raja 22, khususnya ay 13-14!).
Penerapan: apakah saudara lebih mirip dengan Yohanes Pembaptis atau dengan nabi palsu?
b) Banyak pengkhotbah berani menegur ‘orang kecil’, tetapi tidak banyak yang berani menegur ‘orang gede’ (orang kaya, pejabat, majelis, dsb). Ini salah!
c) Dalam memberitakan Firman Tuhan, seorang pengkhotbah mempunyai hak menegur siapa saja, bahkan raja sekalipun! Jadi, jelas bahwa pengkhotbah juga mempunyai hak untuk menegur Majelis gereja; ia mempunyai hak mengkhotbahkan sesuatu yang menentang tata gereja yang salah, dan sebagainya. Ini bukan ‘tidak etis’! Ingat Martin Luther yang juga menentang ajaran / praktek / tradisi / tata gereja dari gereja Roma Katolik.
d) Yohanes Pembaptis adalah contoh orang yang tidak takut kepada manusia tetapi hanya takut kepada Tuhan.
Bdk. Mat 10:28 - “Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka”.
Dalam menegur Herodes, tentu ia menyadari resiko untuk dibunuh, tetapi ia tetap menegur Herodes! Apakah saudara takut kepada Tuhan atau kepada manusia?
e) Banyak orang beranggapan bahwa hamba Tuhan harus cinta damai, dan karena itu tidak boleh ‘bikin ribut’. Tetapi Yohanes Pembaptis justru sengaja ‘bikin ribut’. Jadi jelaslah bahwa dalam kasus-kasus tertentu, khususnya pada waktu kebenaran diinjak-injak, orang kristen tidak harus mempertahankan damai. Kita justru harus ‘bikin ribut’! Kita tidak boleh mengutamakan damai dari pada kebenaran!
3) Benarkah tindakan Yohanes Pembaptis ini? Apa keuntungan yang didapat? Kelihatannya tidak ada! Herodes dan Herodias tidak bertobat! Bahkan ada banyak kerugian! Yohanes Pembaptis mati sehingga orang-orang percaya tidak mempunyai pemberita Firman Tuhan lagi! Jadi bagaimana? Bisakah tindakan Yohanes Pembaptis dibenarkan? Ingat bahwa:
a) Kekristenan mengajar kita untuk melakukan hal-hal yang benar, bukan hal-hal yang menguntungkan! Kalau sesuatu itu benar, sekalipun akan merugikan kalau dilakukan, maka hal itu tetap harus dilakukan! Bandingkan dengan kasus Stefanus dalam Kis 6-7.
b) Sebelum menegur, Yohanes Pembaptis tidak tahu apakah Herodes akan bertobat atau tidak!
c) Teguran itu bukannya tidak berbuah! Sekalipun tidak berbuah dalam diri Herodes / Herodias, tetapi bisa berbuah dalam diri orang lain, termasuk dalam diri kita. Ini mengajar kita untuk tidak menjadi pengecut!
III) Akibat teguran Yohanes Pembaptis.
1) Herodes dan Herodias tidak bertobat.
Bertobat tidak berarti bahwa mereka harus bercerai dan kembali kepada pasangan lamanya masing-masing. Ini akan bertentangan dengan Ul 24:1-4 - “(1) ‘Inilah ketetapan dan peraturan yang harus kamu lakukan dengan setia di negeri yang diberikan TUHAN, Allah nenek moyangmu, kepadamu untuk memilikinya, selama kamu hidup di muka bumi. (2) Kamu harus memusnahkan sama sekali segala tempat, di mana bangsa-bangsa yang daerahnya kamu duduki itu beribadah kepada allah mereka, yakni di gunung-gunung yang tinggi, di bukit-bukit dan di bawah setiap pohon yang rimbun. (3) Mezbah mereka kamu harus robohkan, tugu-tugu berhala mereka kamu remukkan, tiang-tiang berhala mereka kamu bakar habis, patung-patung allah mereka kamu hancurkan, dan nama mereka kamu hapuskan dari tempat itu. (4) Jangan kamu berbuat seperti itu terhadap TUHAN, Allahmu”.
Kalau bertobat, mereka cukup mengaku dosa di hadapan Tuhan. Tetapi inipun jelas tidak mereka lakukan!
2) Herodes dan Herodias menjadi marah sehingga Yohanes Pembaptis dipenjarakan.
Bandingkan dengan Mark 6:19-20 - “(19) Karena itu Herodias menaruh dendam pada Yohanes dan bermaksud untuk membunuh dia, tetapi tidak dapat, (20) sebab Herodes segan akan Yohanes karena ia tahu, bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci, jadi ia melindunginya. Tetapi apabila ia mendengarkan Yohanes, hatinya selalu terombang-ambing, namun ia merasa senang juga mendengarkan dia”.
Apakah ay 5 bertentangan dengan Mark 6:19-20 ini? Tidak! Mungkin mula-mula baik Herodes maupun Herodias ingin membunuh Yohanes Pembaptis, tetapi Herodes takut kepada orang banyak. Setelah beberapa waktu, kemarahan Herodes sudah surut sehingga ia tidak lagi ingin membunuh, tetapi Herodias tetap mendendam dan ingin membunuh, dan Herodes menghalangi dia.
Lalu, mengapa ia tetap memenjarakan Yohanes Pembaptis? Mungkin untuk menghajar dia, mungkin juga untuk membungkam dia! Banyak orang kafir senang membungkam mulut hamba Tuhan yang menegur dia.
Bagaimana kehidupan Yohanes Pembaptis di dalam penjara?
a) Ia mengalami saat-saat yang berat (Mat 11:2-3).
b) Herodes senang mendengar dia (Mark 6:20), tetapi Herodes tidak bertobat. Banyak orang kristen seperti ini! Senang mendengar Firman Tuhan tetapi tidak bertobat!
3) Yohanes Pembaptis dipenggal.
a) Salome (anak Herodias) menari sehingga menyukakan Herodes.
b) Herodes bersumpah sembarangan (ay 7 Mark 6:22-23).
ini sumpah untuk sesuatu yang tidak penting, dan bertentangan dengan Mat 5:34-37.
Ia menjanjikan sesuatu tanpa dipikir.
Bdk. Amsal 29:20 - “Kaulihat orang yang cepat dengan kata-katanya; harapan lebih banyak bagi orang bebal dari pada bagi orang itu”.
c) Atas hasutan Herodias, Salome meminta kepala Yohanes Pembaptis (ay 8).
d) Sikap Herodes terhadap permintaan itu.
sedih, tetapi percuma.
tidak mau mengakui kesalahan (karena gengsi!).
mengabulkan permintaan Salome, karena tamu-tamunya (ay 9).
Dari sini terlihat bahwa:
ia selalu mempertimbangkan manusia, bukan Allah (ay 5,9).
ia seharusnya mempunyai hak menolak, karena ia menjanjikan pemberian, bukan pembunuhan.
kalaupun penolakannya dianggap melanggar sumpah, ia seharusnya memilih untuk melanggar sumpah dari pada membunuh.
IV) Akibat / hukuman dosa Herodes.
1) Ay 2 jelas menunjukkan bahwa ia dihantui oleh rasa bersalah.
Ia membuang ‘human accuser’ (= penuduh manusia), yaitu Yohanes Pembaptis, tetapi sekarang ada ‘divine accuser’ (= penuduh ilahi).
2) Sejarah menunjukkan bahwa:
a) Orang-orang Yahudi marah kepada Herodes.
b) Aretas (mertua Herodes) marah karena anaknya dicerai dan ia memerangi Herodes dan menghancurkan tentara Herodes. Hanya karena campur tangan pihak Roma maka Herodes bisa selamat.
c) Kaisar Caligula (39-41 M) mengangkat Agripa I (saudara Herodias) menjadi raja untuk menggantikan Filipus II yang mati. Ini membuat Herodias iri hati sehingga ia mendesak Herodes untuk juga menghadap kaisar Caligula dan meminta untuk dijadikan raja juga (ingat bahwa Herodes Antipas sebetulnya bukan raja). Herodes mula-mula menolak, tetapi karena terus didesak, ia menuruti istrinya. Tetapi Agripa I mendengar hal itu dan ia lalu mengirim surat kepada Caligula yang menunjukkan bahwa Herodes berkomplot untuk melawan Caligula. Pada saat Herodes berhadapan dengan Caligula, di tangan Caligula ada surat dari Agripa I. Herodes tak bisa mengalahkan tuduhan-tuduhan itu sehingga Caligula akhirnya percaya kepada Agripa I. Herodes akhirnya dicopot jabatannya, kekayaannya dirampas, dan ia dibuang dalam pembuangan. Caligula tahu bahwa Herodias adalah saudara Agripa I, sehingga Herodias tidak ikut dibuang. Tetapi Herodias sendiri ingin setia kepada Herodes sehingga ia ikut ke dalam pembuangan. Inilah nasib Herodes dan Herodias!
Kesimpulan.
Orang jahat yang menentang Firman Tuhan, dan bahkan menindas hamba Tuhan, mula-mula bisa kelihatan menang. Tetapi Tuhan itu adil, sehingga akhirnya orang-orang seperti itu pasti hancur! Karena itu jangan saudara mengeraskan hati pada waktu mendengar teguran dari Firman Tuhan!
MATIUS 14:13-21
Mat 14:13-21 - “(13) Setelah Yesus mendengar berita itu menyingkirlah Ia dari situ, dan hendak mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi. Tetapi orang banyak mendengarnya dan mengikuti Dia dengan mengambil jalan darat dari kota-kota mereka. (14) Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya, maka tergeraklah hatiNya oleh belas kasihan kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit. (15) Menjelang malam, murid-muridNya datang kepadaNya dan berkata: ‘Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam. Suruhlah orang banyak itu pergi supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa.’ (16) Tetapi Yesus berkata kepada mereka: ‘Tidak perlu mereka pergi, kamu harus memberi mereka makan.’ (17) Jawab mereka: ‘Yang ada pada kami di sini hanya lima roti dan dua ikan.’ (18) Yesus berkata: ‘Bawalah ke mari kepadaKu.’ (19) Lalu disuruhNya orang banyak itu duduk di rumput. Dan setelah diambilNya lima roti dan dua ikan itu, Yesus menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-muridNya, lalu murid-muridNya membagi-bagikannya kepada orang banyak. (20) Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, dua belas bakul penuh. (21) Yang ikut makan kira-kira lima ribu laki-laki, tidak termasuk perempuan dan anak-anak”.
Ay 13-14: “(13) Setelah Yesus mendengar berita itu menyingkirlah Ia dari situ, dan hendak mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi. Tetapi orang banyak mendengarnya dan mengikuti Dia dengan mengambil jalan darat dari kota-kota mereka. (14) Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya, maka tergeraklah hatiNya oleh belas kasihan kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit”.
1) Yesus menyingkir. Mengapa? Apa alasannya?
a) Ay 13: karena Ia mendengar berita kematian Yohanes Pembaptis.
Bdk. Mat 14:12 - “Kemudian datanglah murid-murid Yohanes Pembaptis mengambil mayatnya dan menguburkannya. Lalu pergilah mereka memberitahukannya kepada Yesus”.
Jadi, lari untuk menghindari bahaya tidak selalu merupakan dosa.
b) Ay 13: Ia mau mengasingkan diri sehingga sendirian dengan murid-murid dan supaya murid-murid bisa beristirahat.
Mark 6:31-32 - “(31) Lalu Ia berkata kepada mereka: ‘Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah seketika!’ Sebab memang begitu banyaknya orang yang datang dan yang pergi, sehingga makanpun mereka tidak sempat. (32) Maka berangkatlah mereka untuk mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi”.
Luk 9:10 - “Sekembalinya rasul-rasul itu menceriterakan kepada Yesus apa yang telah mereka kerjakan. Lalu Yesus membawa mereka dan menyingkir ke sebuah kota yang bernama Betsaida, sehingga hanya mereka saja bersama Dia”.
Kontext dari Markus dan Lukas ini menunjukkan bahwa para murid itu baru pulang dari pelayanan, dan Yesus lalu mengajak mereka untuk mengasingkan diri. Dari sini bisa kita pelajari bahwa:
1. Orang yang melayani Tuhan juga membutuhkan istirahat.
2. Orang yang melayani Tuhan membutuhkan waktu untuk sendirian dengan Tuhan (persekutuan pribadi / saat teduh, belajar Firman Tuhan, dsb).
2) Orang banyak mengikuti lewat jalan darat (ay 13b).
Orang banyak itu mengikuti Yesus, menempuh jarak jauh, pergi ke tempat sunyi [KJV: ‘desert place’ (= tempat sepi / gurun)], tanpa makan dari pagi sampai sore! Ini merupakan suatu kerelaan berkorban demi mendapatkan Firman Tuhan, dan ini merupakan suatu teguran bagi kita yang tidak mau berkorban demi mendapatkan Firman Tuhan! Kalau hujan, atau tidak ada yang menjemput saudara, apakah saudara tetap pergi ke gereja / Pemahaman Alkitab?
3) Sikap / tindakan Yesus terhadap orang banyak.
a) Ia berbelas kasihan (ay 14).
Mengapa? Karena mereka seperti domba yang tidak punya gembala.
Mark 6:34 - “Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hatiNya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka”.
Artinya: tidak ada orang yang mengajar Firman Tuhan dengan baik kepada mereka. Ini mengajar kita apa? Gereja tanpa gembala adalah sesuatu yang menyedihkan Tuhan. Gereja membutuhkan hamba Tuhan yang betul-betul bisa mengajar Firman Tuhan dengan baik! Ada banyak gereja yang sekalipun kelihatannya mempunyai gembala / pendeta, tetapi sebetulnya tidak mempunyai gembala, karena pendeta itu tidak mengajar Firman Tuhan dengan baik. Bandingkan dengan:
1. Yer 50:6 - “UmatKu tadinya seperti domba-domba yang hilang; mereka dibiarkan sesat oleh gembala-gembalanya, dibiarkan mengembara di gunung-gunung, mereka berjalan dari gunung ke bukit sehingga lupa akan tempat pembaringannya”.
2. Yeh 34:1-6 - “(1) Lalu datanglah firman TUHAN kepadaku: (2) ‘Hai anak manusia, bernubuatlah melawan gembala-gembala Israel, bernubuatlah dan katakanlah kepada mereka, kepada gembala-gembala itu: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Celakalah gembala-gembala Israel, yang menggembalakan dirinya sendiri! Bukankah domba-domba yang seharusnya digembalakan oleh gembala-gembala itu? (3) Kamu menikmati susunya, dari bulunya kamu buat pakaian, yang gemuk kamu sembelih, tetapi domba-domba itu sendiri tidak kamu gembalakan. (4) Yang lemah tidak kamu kuatkan, yang sakit tidak kamu obati, yang luka tidak kamu balut, yang tersesat tidak kamu bawa pulang, yang hilang tidak kamu cari, melainkan kamu injak-injak mereka dengan kekerasan dan kekejaman. (5) Dengan demikian mereka berserak, oleh karena gembala tidak ada, dan mereka menjadi makanan bagi segala binatang di hutan. Domba-dombaKu berserak (6) dan tersesat di semua gunung dan di semua bukit yang tinggi; ya, di seluruh tanah itu domba-dombaKu berserak, tanpa seorangpun yang memperhatikan atau yang mencarinya”.
b) Yesus mengajarkan Firman Tuhan kepada mereka (Mark 6:34 Luk 9:11).
Mark 6:34 - “Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hatiNya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka”.
Luk 9:11 - “Akan tetapi orang banyak mengetahuinya, lalu mengikuti Dia. Ia menerima mereka dan berkata-kata kepada mereka tentang Kerajaan Allah dan Ia menyembuhkan orang-orang yang memerlukan penyembuhan”.
Yesus adalah Gembala yang baik. Kalau gembala gereja tidak mau menggembalakan, maka Tuhan sendiri yang akan menggembalakan.
Yeh 34:10,11,15 - “(10) Beginilah firman Tuhan ALLAH: Aku sendiri akan menjadi lawan gembala-gembala itu dan Aku akan menuntut kembali domba-dombaKu dari mereka dan akan memberhentikan mereka menggembalakan domba-dombaKu. Gembala-gembala itu tidak akan terus lagi menggembalakan dirinya sendiri; Aku akan melepaskan domba-dombaKu dari mulut mereka, sehingga tidak terus lagi menjadi makanannya. (11) Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH: Dengan sesungguhnya Aku sendiri akan memperhatikan domba-dombaKu dan akan mencarinya. ... (15) Aku sendiri akan menggembalakan domba-dombaKu dan Aku akan membiarkan mereka berbaring, demikianlah firman Tuhan ALLAH”.
Ini tidak berarti bahwa kalau saudara berada di suatu gereja yang pengajaran Firman Tuhannya kacau balau, saudara boleh terus menetap di gereja itu, dengan alasan: toh Yesus sendiri akan menggembalakan / mengajar saya. Ingat bahwa Ia bisa saja menggembalakan saudara dengan mengeluarkan saudara dari gereja brengsek itu dan memimpin saudara ke gereja yang lebih baik!
Mempertahankan keanggotaan dalam suatu gereja yang kita tahu sebagai gereja yang brengsek menunjukkan bahwa kita mementingkan gereja lebih dari Tuhan / Firman Tuhan / kebenaran!
c) Yesus menyembuhkan orang yang sakit (ay 14).
Sekalipun Yesus lebih mementingkan rohani dari pada jasmani, tetapi itu tidak berarti bahwa Ia mengabaikan hal-hal jasmani. Kita juga harus mempunyai sikap seperti ini, baik terhadap diri kita sendiri, maupun terhadap orang lain.
Ay 15-16: “(15) Menjelang malam, murid-muridNya datang kepadaNya dan berkata: ‘Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam. Suruhlah orang banyak itu pergi supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa.’ (16) Tetapi Yesus berkata kepada mereka: ‘Tidak perlu mereka pergi, kamu harus memberi mereka makan.’”.
Bagian ini digambarkan secara sama oleh Matius, Markus, dan Lukas. Tetapi Yohanes mempunyai gambaran yang berbeda. Bdk. Yoh 6:5-6 - “(5) Ketika Yesus memandang sekelilingNya dan melihat, bahwa orang banyak berbondong-bondong datang kepadaNya, berkatalah Ia kepada Filipus: ‘Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?’ (6) Hal itu dikatakanNya untuk mencobai dia, sebab Ia sendiri tahu, apa yang hendak dilakukanNya”.
Mungkin chronologi / urut-urutan waktunya adalah: Mat 14:15-16 terjadi dulu, lalu Yoh 6:5b-6.
Hal-hal yang bisa kita pelajari dari sini:
1) Yesus memperhatikan kebutuhan jasmani kita.
Bandingkan dengan:
a) Mat 6:11 - “Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya”.
Ingat bahwa ini adalah kalimat dari Doa Bapa Kami, yang diajarkan oleh Yesus sendiri.
b) Mat 6:32b - “Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu”.
2) Kita tidak boleh cepat-cepat membuang tanggung jawab.
Murid-murid ingin membuang tanggung jawab dengan menyuruh orang banyak itu pergi (ay 15). Yesus tidak mengijinkan hal itu (ay 16).
3) Tuhan sering meletakkan kita dalam situasi dimana tugas atau pekerjaannya besar / banyak, tetapi kemampuan / tenaganya sedikit. Mengapa? Supaya kita bersandar kepada Dia! Tetapi ingat bahwa hal ini tidak boleh kita lakukan secara sengaja. Misalnya pendeta yang hanya bisa menyusun 2 khotbah dalam 1 minggu, lalu menerima 10 khotbah dalam 1 minggu. Atau orang yang menerima begitu banyak pelayanan, sehingga tidak bisa mengerjakan tugas-tugasnya dengan baik. Kesengajaan seperti ini menyebabkan kita melakukan suatu pelayanan dengan mengorbankan pelayanan yang lain, dan ini merupakan sesuatu yang tidak bertanggung jawab. Tetapi ini berbeda dengan kalau kita sudah mengatur jumlah pelayanan sebanyak yang mampu kita lakukan, tetapi kita lalu sakit sehingga waktu / tenaga berkurang, sehingga lalu pekerjaan tidak selesai. Kalau terjadi keadaan seperti ini, itu mungkin memang disengaja oleh Tuhan, supaya kita bergantung / bersandar kepada Dia.
4) Yoh 6:5-6 - Yesus tahu apa yang hendak dilakukanNya.
Kalau kita bingung tentang apa yang hendak kita lakukan, maka Yoh 6:5-6 ini merupakan sesuatu yang menghibur kita. Kita harus menyadari dan percaya bahwa Tuhan tidak bingung dan Ia tahu apa yang akan Ia lakukan! Dan Ia tidak mungkin salah!
Ay 17: “Jawab mereka: ‘Yang ada pada kami di sini hanya lima roti dan dua ikan.’”.
Bdk. Mark 6:37 Luk 9:13 Yoh 6:7-9.
1) Ada 2 hal yang mereka perhatikan:
kemampuan ekonomi mereka.
5 roti dan 2 ikan.
Kalau Tuhan memerintahkan sesuatu kepada kita, tidak salah kalau kita melihat apa yang ada pada kita, yang bisa dipakai untuk melaksanakan perintah Tuhan, tetapi kita tidak boleh bersandar pada hal-hal itu! Ingat bahwa pada saat Tuhan memerintahkan sesuatu kepada kita, Iapun tahu apa yang ada pada kita. Kita harus tetap percaya dan bersandar kepada Dia, sekalipun kita melihat bahwa kita tidak mempunyai kemampuan untuk mentaatiNya. Kalau Tuhan menyuruh, Ia sendiri akan menolong sehingga kita bisa mentaatiNya.
Bandingkan dengan:
a) 2Kor 3:5 - “Dengan diri kami sendiri kami tidak sanggup untuk memperhitungkan sesuatu seolah-olah pekerjaan kami sendiri; tidak, kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah”.
b) Fil 4:13 - “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku”.
2) Dalam Perjanjian Lama, Elisa melipat-gandakan makanan (2Raja 4:42-44).
Adalah aneh kalau murid-murid tidak mengingat bagian ini dan tak percaya bahwa kalau Elisa bisa melakukan hal itu, tentu Yesus juga lebih bisa!
Penerapan: belajarlah Firman Tuhan baik-baik supaya pada saat membutuhkan Firman Tuhan tersebut, saudara bisa menggunakannya.
Ay 18-21: “(18) Yesus berkata: ‘Bawalah ke mari kepadaKu.’ (19) Lalu disuruhNya orang banyak itu duduk di rumput. Dan setelah diambilNya lima roti dan dua ikan itu, Yesus menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-muridNya, lalu murid-muridNya membagi-bagikannya kepada orang banyak. (20) Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, dua belas bakul penuh. (21) Yang ikut makan kira-kira lima ribu laki-laki, tidak termasuk perempuan dan anak-anak”.
1) Hal ini harus dianggap sebagai mujijat.
William Barclay memberikan 3 kemungkinan penafsiran:
a) Ini dianggap sebagai mujijat.
b) Ini adalah sakramen dimana sekalipun tiap orang mendapat sedikit, mereka dikuatkan. Tafsiran ini jelas salah karena ay 20a mengatakan bahwa ‘mereka semuanya makan sampai kenyang’ dan ay 20b mengatakan bahwa masih ada sisa 12 bakul!
c) Tiap orang sebetulnya membawa bekal sendiri-sendiri. Mula-mula mereka egois dan tidak mau mengeluarkan bekalnya. Tetapi setelah anak kecil itu mengeluarkan 5 roti dan 2 ikan, mereka semua ikut mengeluarkan bekal mereka. Jadi di sini Yesus hanya mengubah orang yang egois menjadi murah hati.
Tafsiran ini jelas juga salah karena Yoh 6:14 jelas menunjukkan bahwa ini adalah mujijat!
Yoh 6:14 - “Ketika orang-orang itu melihat mujizat yang telah diadakanNya, mereka berkata: ‘Dia ini adalah benar-benar nabi yang akan datang ke dalam dunia.’”.
Kesimpulan: kita harus percaya bahwa penafsiran pertamalah yang benar: ini betul-betul merupakan suatu mujijat! Kemungkinan kedua dan ketiga sangat tidak Alkitabiah.
2) Sekalipun kita tahu bahwa itu adalah mujijat, kita tidak tahu bagaimana dan kapan mujijat itu terjadi: apakah pada waktu di tangan Yesus atau pada waktu di tangan para murid atau pada waktu di tangan 5000 orang itu? Jadi, tidak perlu berusaha untuk menebak-nebak.
3) Anak kecil itu memberikan 5 roti dan 2 ikan kepada Yesus. Akibatnya:
ia sendiri kenyang, bahkan lebih kenyang dari pada kalau bekalnya itu ia makan sendiri.
lebih dari 5000 orang juga kenyang.
sisa 12 bakul.
C. H. Spurgeon: “Anything that you take away from self and give to Christ is well invested; it will often bring in ten thousand percent” (= Apapun yang engkau ambil dari dirimu sendiri dan berikan kepada Kristus, diinvestasikan dengan baik; itu seringkali akan menghasilkan 10.000 %) - ‘A Treasury of Spurgeon on the Life and Work of our Lord’, vol V, hal 582.
Penerapan: sekalipun saudara hanya mempunyai uang sedikit, karunia yang kecil / tidak berarti, dan sebagainya, tetapi kalau saudara mau mempersembahkannya kepada Tuhan, maka Tuhan bisa memakainya menjadi berkat yang besar bagi banyak orang!
Tetapi awas, jangan menyalah-tafsirkan ajaran ini dengan memberikan persembahan kepada Tuhan supaya saudara diberkati dan menjadi kaya! ‘Motivasi dagang’ seperti itu tidak pantas untuk ada dalam diri anak-anak Tuhan!
4) Ay 20: Mengapa sisa 12 bakul itu tidak dibuang saja? Bukankah Ia bisa membuat mujijat lagi lain kali? Tidak, ini mengajar kita untuk tidak menghambur-hamburkan milik kita, apalagi milik gereja!
5) Dalam pelayanan itu Yesus melibatkan murid-muridNya (ay 19).
Jelas bahwa Tuhan senang kalau semua orang kristen terlibat dalam pelayanan.
Penerapan:
a) Jangan hanya belajar Firman Tuhan tetapi tidak mau melayani.
b) Dalam pelayanan kita harus berusaha melibatkan seluruh jemaat! Jadi sekalipun saudara termasuk orang yang serba bisa, jangan memonopoli pelayanan dalam gereja.
MATIUS 14:22-36
Mat 14:22-36 - “(22) Sesudah itu Yesus segera memerintahkan murid-muridNya naik ke perahu dan mendahuluiNya ke seberang, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang. (23) Dan setelah orang banyak itu disuruhNya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia sendirian di situ. (24) Perahu murid-muridNya sudah beberapa mil jauhnya dari pantai dan diombang-ambingkan gelombang, karena angin sakal. (25) Kira-kira jam tiga malam datanglah Yesus kepada mereka berjalan di atas air. (26) Ketika murid-muridNya melihat Dia berjalan di atas air, mereka terkejut dan berseru: ‘Itu hantu!’, lalu berteriak-teriak karena takut. (27) Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka: ‘Tenanglah! Aku ini, jangan takut!’ (28) Lalu Petrus berseru dan menjawab Dia: ‘Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepadaMu berjalan di atas air.’ (29) Kata Yesus: ‘Datanglah!’ Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus. (30) Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak: ‘Tuhan, tolonglah aku!’ (31) Segera Yesus mengulurkan tanganNya, memegang dia dan berkata: ‘Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?’ (32) Lalu mereka naik ke perahu dan anginpun redalah. (33) Dan orang-orang yang ada di perahu menyembah Dia, katanya: ‘Sesungguhnya Engkau Anak Allah.’ (34) Setibanya di seberang mereka mendarat di Genesaret. (35) Ketika Yesus dikenal oleh orang-orang di tempat itu, mereka memberitahukannya ke seluruh daerah itu. Maka semua orang yang sakit dibawa kepadaNya. (36) Mereka memohon supaya diperkenankan menjamah jumbai jubahNya. Dan semua orang yang menjamahNya menjadi sembuh”.
Ay 22-23: “(22) Sesudah itu Yesus segera memerintahkan murid-muridNya naik ke perahu dan mendahuluiNya ke seberang, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang. (23) Dan setelah orang banyak itu disuruhNya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia sendirian di situ”.
Yesus menyuruh orang banyak pulang dan menyuruh murid-muridNya menyeberang. Mengapa? Supaya Ia bisa berdoa seorang diri. Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari dari bagian ini:
1) Sekalipun pelayanan merupakan sesuatu yang penting, tetapi itu tidak boleh kita lakukan sedemikian rupa sehingga kita tidak mempunyai waktu pribadi dengan Tuhan (bdk. Luk 10:38-42). Ingat bahwa sekalipun kita adalah ‘hamba’ dan karena itu kita harus melayani Tuhan, tetapi kita juga adalah ‘anak’ sehingga Tuhan ingin kita menyediakan waktu untuk bersekutu dengan Dia!
Penerapan: apakah saudara mempunyai waktu yang teratur untuk saat teduh?
2) Yesus berdoa seorang diri.
Sekalipun Kitab Suci memang mengajarkan bahwa persekutuan doa adalah sesuatu yang penting, dan bahkan mempunyai kuasa yang lebih besar dibanding dengan doa pribadi (bdk. Mat 18:20), tetapi bagaimanapun, doa pribadi juga adalah sesuatu yang penting. Ingatlah bahwa hubungan Tuhan dengan kita sering digambarkan sebagai mempelai laki-laki dan mempelai wanita atau 2 orang yang sedang pacaran! Jelas hal itu menunjukkan bahwa Tuhan menghendaki kita sendirian dengan Dia pada saat-saat tertentu!
3) Yesus berdoa di bukit.
Ini tidak berarti bahwa kita harus mempunyai ‘bukit doa’ dan juga tidak berarti kita harus berdoa di bukit! Yang ditekankan hanyalah bahwa Yesus berdoa seorang diri ditempat yang sunyi.
Penerapan: apakah saudara mempunyai tempat yang sunyi untuk berdoa?
Ay 24-28: “(24) Perahu murid-muridNya sudah beberapa mil jauhnya dari pantai dan diombang-ambingkan gelombang, karena angin sakal. (25) Kira-kira jam tiga malam datanglah Yesus kepada mereka berjalan di atas air. (26) Ketika murid-muridNya melihat Dia berjalan di atas air, mereka terkejut dan berseru: ‘Itu hantu!’, lalu berteriak-teriak karena takut. (27) Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka: ‘Tenanglah! Aku ini, jangan takut!’ (28) Lalu Petrus berseru dan menjawab Dia: ‘Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepadaMu berjalan di atas air.’”.
1) Murid-murid takut, padahal yang mereka lihat adalah Yesus.
Kita juga sering seperti itu. Pada waktu Tuhan melakukan hal-hal tertentu dalam hidup kita (tentunya untuk kebaikan kita), kita tidak menyadari bahwa Tuhan yang melakukannya, dan kita menjadi takut! Dalam keadaan seperti itu, kata-kata Yesus ini penting untuk kita renungkan: ‘Tenanglah! Aku ini, jangan takut!’.
2) Kata-kata Petrus dalam ay 28, yang meminta supaya Yesus menyuruhnya berjalan di atas air, memungkinkan 2 penafsiran yang berbeda:
a) William Hendriksen: Petrus percaya bahwa ia juga bisa berjalan di atas air asal Tuhan mengijinkan. Jadi, kata-kata Petrus adalah kata-kata yang keluar dari iman.
b) William Barclay: Petrus mengucapkan ini karena dorongan tiba-tiba dalam hatinya (impulse). Ia tidak tahu apa yang ia katakan. Petrus memang sering berlaku / berkata hanya karena dorongan hati yang tiba-tiba, seperti misalnya dalam:
1. Mark 9:5-6 - “(5) Kata Petrus kepada Yesus: ‘Rabi, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.’ (6) Ia berkata demikian, sebab tidak tahu apa yang harus dikatakannya, karena mereka sangat ketakutan”.
2. Mat 26:33,35 - “(33) Petrus menjawabNya: ‘Biarpun mereka semua tergoncang imannya karena Engkau, aku sekali-kali tidak.’ ... (35) Kata Petrus kepadaNya: ‘Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku takkan menyangkal Engkau.’ Semua murid yang lainpun berkata demikian juga”.
3. Mat 26:51 - “Tetapi seorang dari mereka yang menyertai Yesus mengulurkan tangannya, menghunus pedangnya dan menetakkannya kepada hamba Imam Besar sehingga putus telinganya”.
Seseorang mengatakan: “a great deal of Christian failure is due to acting upon an emotional moment without counting the cost” (= banyak sekali dari kegagalan Kristen disebabkan oleh tindakan berdasarkan saat emosionil tanpa memperhitungkan ongkosnya).
Bdk. Luk 14:28-32 - “(28) Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu? (29) Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia, (30) sambil berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya. (31) Atau, raja manakah yang kalau mau pergi berperang melawan raja lain tidak duduk dahulu untuk mempertimbangkan, apakah dengan sepuluh ribu orang ia sanggup menghadapi lawan yang mendatanginya dengan dua puluh ribu orang? (32) Jikalau tidak, ia akan mengirim utusan selama musuh itu masih jauh untuk menanyakan syarat-syarat perdamaian”.
Ay 29-33: “(29) Kata Yesus: ‘Datanglah!’ Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus. (30) Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak: ‘Tuhan, tolonglah aku!’ (31) Segera Yesus mengulurkan tanganNya, memegang dia dan berkata: ‘Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?’ (32) Lalu mereka naik ke perahu dan anginpun redalah. (33) Dan orang-orang yang ada di perahu menyembah Dia, katanya: ‘Sesungguhnya Engkau Anak Allah.’”.
1) Ay 30: ada kesalahan penterjemahan dalam ay 30 ini.
Kata ‘rasa’ seharusnya adalah ‘lihat’.
NIV: ‘when he saw the wind ...’ (= pada saat ia melihat angin ...).
Mata Petrus diarahkan kepada kesukaran dan karena itu ia hampir tenggelam. Bandingkan dengan 2Taw 20 dimana Yosafat juga menghadapi problem yang sangat besar, tetapi matanya diarahkan kepada Tuhan sehingga ia menang.
2Taw 20:1-12 - “(1) Setelah itu bani Moab dan bani Amon datang berperang melawan Yosafat bersama-sama sepasukan orang Meunim. (2) Datanglah orang memberitahukan Yosafat: ‘Suatu laskar yang besar datang dari seberang Laut Asin, dari Edom, menyerang tuanku. Sekarang mereka di Hazezon-Tamar,’ yakni En-Gedi. (3) Yosafat menjadi takut, lalu mengambil keputusan untuk mencari TUHAN. Ia menyerukan kepada seluruh Yehuda supaya berpuasa. (4) Dan Yehuda berkumpul untuk meminta pertolongan dari pada TUHAN. Mereka datang dari semua kota di Yehuda untuk mencari TUHAN. (5) Lalu Yosafat berdiri di tengah-tengah jemaah Yehuda dan Yerusalem di rumah TUHAN, di muka pelataran yang baru (6) dan berkata: ‘Ya TUHAN, Allah nenek moyang kami, bukankah Engkau Allah di dalam sorga? Bukankah Engkau memerintah atas segenap kerajaan bangsa? Kuasa dan keperkasaan ada di dalam tanganMu, sehingga tidak ada orang yang dapat bertahan melawan Engkau. (7) Bukankah Engkau Allah kami yang menghalau penduduk tanah ini dari depan umatMu Israel, dan memberikannya kepada keturunan Abraham, sahabatMu itu, untuk selama-lamanya? (8) Lalu mereka mendiami tanah itu, dan mendirikan bagiMu tempat kudus untuk namaMu. Kata mereka: (9) Bila sesuatu malapetaka menimpa kami, yakni pedang, penghukuman, penyakit sampar atau kelaparan, kami akan berdiri di muka rumah ini, di hadapanMu, karena namaMu tinggal di dalam rumah ini. Dan kami akan berseru kepadaMu di dalam kesesakan kami, sampai Engkau mendengar dan menyelamatkan kami. (10) Sekarang, lihatlah, bani Amon dan Moab, dan orang-orang dari pegunungan Seir ini! Ketika orang Israel datang dari tanah Mesir, Engkau melarang mereka memasuki negerinya. Oleh sebab itu mereka menjauhinya dan tidak memusnahkannya. (11) Lihatlah, sebagai pembalasan mereka datang mengusir kami dari tanah milik yang telah Engkau wariskan kepada kami. (12) Ya Allah kami, tidakkah Engkau akan menghukum mereka? Karena kami tidak mempunyai kekuatan untuk menghadapi laskar yang besar ini, yang datang menyerang kami. Kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan, tetapi mata kami tertuju kepadaMu.’”.
Penerapan: pada waktu saudara menghadapi problem yang besar, belajarlah untuk mengarahkan mata saudara kepada Tuhan dan bukan pada kesukaran / problem itu.
2) Bagian ini membuktikan bahwa Yesus adalah Allah sendiri.
a) Kelihatannya di sini Yesus juga yang menenangkan badai itu, sama seperti dalam Mat 8:23-27. Ia memang mempunyai kuasa atas alam, dan itu membuktikan bahwa Ia adalah Allah.
b) Dalam ay 33 orang-orang yang ada dalam perahu itu menyembahNya dan menyebutNya sebagai ‘Anak Allah’.
Ay 33: “Dan orang-orang yang ada di perahu menyembah Dia, katanya: ‘Sesungguhnya Engkau Anak Allah.’”.
Ada 2 hal yang perlu disoroti:
1. Orang-orang yang ada dalam perahu itu adalah orang-orang Yahudi, yang tidak akan menyembah yang bukan Allah. Bahwa mereka menyembah Yesus, jelas menunjukkan bahwa mereka yakin bahwa Yesus adalah Allah.
2. Mereka menyebut Yesus bukan sebagai ‘Allah’ tetapi sebagai ‘Anak Allah’. Ini menunjukkan bahwa dalam pengertian mereka, menyebut Yesus sebagai ‘Anak Allah’ bukan berarti bahwa mula-mula ada satu Allah, yang lalu beranak, sehingga muncul Anak Allah. Dalam pengertian mereka menyebut Yesus sebagai ‘Anak Allah’ berarti mengakui Dia sebagai ‘Allah’.
Bdk. Yoh 5:18 - “Sebab itu orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuhNya, bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah BapaNya sendiri dan dengan demikian menyamakan diriNya dengan Allah”.
Ay 34-36: “(34) Setibanya di seberang mereka mendarat di Genesaret. (35) Ketika Yesus dikenal oleh orang-orang di tempat itu, mereka memberitahukannya ke seluruh daerah itu. Maka semua orang yang sakit dibawa kepadaNya. (36) Mereka memohon supaya diperkenankan menjamah jumbai jubahNya. Dan semua orang yang menjamahNya menjadi sembuh”.
1) Apa yang bagus dari orang-orang di daerah itu adalah bahwa setelah mereka mendengar dan mengenal tentang Yesus, mereka memberitahukan hal itu kepada orang-orang lain (ay 35).
Penerapan: apakah saudara memberitakan Injil / Firman Tuhan yang sudah saudara ketahui? Apakah saudara mengajak orang-orang ke gereja yang mempunyai pemberitaan Firman Tuhan yang bagus? Kalau saudara mebaca suatu buku yang bagus, apakah saudara lalu memberitahu orang-orang lain tentang buku itu?
2) Mungkin orang-orang ini mendengar apa yang terjadi dalam Mat 9:20-22, dan lalu meniru perempuan yang disembuhkan dari sakit pendarahan itu.
3) Ini bukan alasan bagi kita untuk juga meniru hal seperti itu.
Firman Tuhan tidak pernah mengajar / menyuruh kita untuk menyembuhkan orang dengan cara itu, ataupun untuk mencari kesembuhan dengan cara itu.
4) Calvin menganggap bahwa apa yang dilakukan Kristus di sini (dimana Ia melakukan begitu banyak penyembuhan jasmani), harus dihubungkan dengan kata-kata Matius dalam Mat 8:17 (yang mengutip Yes 53:4), yang menunjukkan bahwa penyembuhan jasmani ini merupakan bayangan dari penyembuhan rohani.
Jadi, sekalipun Kristus memang sampai jaman sekarang bisa melakukan penyembuhan jasmani, tetapi yang harus kita tekankan dariNya adalah bahwa Ia menyembuhkan secara rohani!
MATIUS 15:1-20
Mat 15:1-20 - “(1) Kemudian datanglah beberapa orang Farisi dan ahli Taurat dari Yerusalem kepada Yesus dan berkata: (2) ‘Mengapa murid-muridMu melanggar adat istiadat nenek moyang kita? Mereka tidak membasuh tangan sebelum makan.’ (3) Tetapi jawab Yesus kepada mereka: ‘Mengapa kamupun melanggar perintah Allah demi adat istiadat nenek moyangmu? (4) Sebab Allah berfirman: Hormatilah ayahmu dan ibumu; dan lagi: Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya pasti dihukum mati. (5) Tetapi kamu berkata: Barangsiapa berkata kepada bapanya atau kepada ibunya: Apa yang ada padaku yang dapat digunakan untuk pemeliharaanmu, sudah digunakan untuk persembahan kepada Allah, (6) orang itu tidak wajib lagi menghormati bapanya atau ibunya. Dengan demikian firman Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi adat istiadatmu sendiri. (7) Hai orang-orang munafik! Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu: (8) Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari padaKu. (9) Percuma mereka beribadah kepadaKu, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia.’ (10) Lalu Yesus memanggil orang banyak dan berkata kepada mereka: (11) ‘Dengar dan camkanlah: bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang.’ (12) Maka datanglah murid-muridNya dan bertanya kepadaNya: ‘Engkau tahu bahwa perkataanMu itu telah menjadi batu sandungan bagi orang-orang Farisi?’ (13) Jawab Yesus: ‘Setiap tanaman yang tidak ditanam oleh BapaKu yang di sorga akan dicabut dengan akar-akarnya. (14) Biarkanlah mereka itu. Mereka orang buta yang menuntun orang buta. Jika orang buta menuntun orang buta, pasti keduanya jatuh ke dalam lobang.’ (15) Lalu Petrus berkata kepadaNya: ‘Jelaskanlah perumpamaan itu kepada kami.’ (16) Jawab Yesus: ‘Kamupun masih belum dapat memahaminya? (17) Tidak tahukah kamu bahwa segala sesuatu yang masuk ke dalam mulut turun ke dalam perut lalu dibuang di jamban? (18) Tetapi apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan itulah yang menajiskan orang. (19) Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat. (20) Itulah yang menajiskan orang. Tetapi makan dengan tangan yang tidak dibasuh tidak menajiskan orang.’”.
1) Serangan dari orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat ini didasarkan pada tradisi (ay 1-2).
Bdk. Mark 7:2-5 - “(2) Mereka melihat, bahwa beberapa orang muridNya makan dengan tangan najis, yaitu dengan tangan yang tidak dibasuh. (3) Sebab orang-orang Farisi seperti orang-orang Yahudi lainnya tidak makan kalau tidak melakukan pembasuhan tangan lebih dulu, karena mereka berpegang pada adat istiadat nenek moyang mereka; (4) dan kalau pulang dari pasar mereka juga tidak makan kalau tidak lebih dahulu membersihkan dirinya. Banyak warisan lain lagi yang mereka pegang, umpamanya hal mencuci cawan, kendi dan perkakas-perkakas tembaga. (5) Karena itu orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat itu bertanya kepadaNya: ‘Mengapa murid-muridMu tidak hidup menurut adat istiadat nenek moyang kita, tetapi makan dengan tangan najis?’”.
2) Tradisi.
Kata-kata ‘adat istiadat’ seharusnya adalah ‘tradisi’.
a) ‘Tradisi’ adalah sesuatu yang tidak ada dalam Kitab Suci tetapi dianggap mengikat. Biasanya ‘tradisi’ diturunkan dari generasi ke generasi melalui mulut.
b) Kesalahan ‘tradisi’.
1. Ada yang bertentangan dengan Firman Tuhan.
Ay 3-6: “(3) Tetapi jawab Yesus kepada mereka: ‘Mengapa kamupun melanggar perintah Allah demi adat istiadat nenek moyangmu? (4) Sebab Allah berfirman: Hormatilah ayahmu dan ibumu; dan lagi: Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya pasti dihukum mati. (5) Tetapi kamu berkata: Barangsiapa berkata kepada bapanya atau kepada ibunya: Apa yang ada padaku yang dapat digunakan untuk pemeliharaanmu, sudah digunakan untuk persembahan kepada Allah, (6) orang itu tidak wajib lagi menghormati bapanya atau ibunya. Dengan demikian firman Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi adat istiadatmu sendiri”.
2. Ada yang tak bertentangan dengan Firman Tuhan tetapi tetap salah karena diharuskan secara mutlak. Ini sama dengan menambahi Firman Tuhan.
Contoh: ada gereja yang mengharuskan 12 Pengakuan Iman Rasuli, karena kalau tidak, katanya itu adalah gereja sesat.
c) Pelanggaran tradisi yang dimaksud oleh orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat:
1. Tidak membasuh tangan, makan dengan tangan yang najis. Perhatikan bahwa dalam Mark 7:2,5 tidak dikatakan ‘kotor’ tetapi ‘najis’!
Bdk. Mat 15:11 - “‘Dengar dan camkanlah: bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang.’”.
Jadi, mereka tidak memaksudkan para murid Yesus itu jorok karena makan dengan tangan yang kotor. Biarpun tangann mereka bersih, menurut orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat tangan itu tetap harus dibasuh, karena itu merupakan tradisi.
2. Dalam hukum Taurat memang ada peraturan-peraturan tentang pembasuhan seperti Kel 19:10 Kel 30:17-21 Im 11:25,28,32 Im 15:11 Im 16:26,28 Bil 19:7,8,19 Ul 21:6. Tetapi tidak pernah ada peraturan yang mengatakan bahwa makan tanpa cuci tangan membuat seseorang menjadi najis. Jadi, jelas bahwa mereka menambahi Kitab Suci / Firman Tuhan.
d) Contoh-contoh tradisi jaman ini:
pemberkatan nikah harus dilakukan di gedung gereja.
yang boleh membaptis, melayani Perjamuan Kudus, dan memberkati pernikahan hanyalah pendeta.
pendeta harus memakai toga.
untuk bisa dibaptis harus katekisasi dahulu. Peraturan ini sebetulnya baik, tetapi tetap tidak boleh dimutlakkan.
Jawaban Yesus (ay 3-11):
a) Ay 3: “Tetapi jawab Yesus kepada mereka: ‘Mengapa kamupun melanggar perintah Allah demi adat istiadat nenek moyangmu?
Bdk. Mark 7:9 - “Yesus berkata pula kepada mereka: ‘Sungguh pandai kamu mengesampingkan perintah Allah, supaya kamu dapat memelihara adat istiadatmu sendiri”.
Yesus menyerang mereka dengan mengatakan bahwa mereka meniadakan Firman Tuhan demi tradisi. Ini memang sering terjadi dengan orang-orang yang menekankan tradisi. Mereka menekankan hal-hal yang remeh / tak penting, tetapi mengabaikan hal-hal yang penting.
Yesus memberi contoh dalam ay 4-6: “(4) Sebab Allah berfirman: Hormatilah ayahmu dan ibumu; dan lagi: Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya pasti dihukum mati. (5) Tetapi kamu berkata: Barangsiapa berkata kepada bapanya atau kepada ibunya: Apa yang ada padaku yang dapat digunakan untuk pemeliharaanmu, sudah digunakan untuk persembahan kepada Allah, (6) orang itu tidak wajib lagi menghormati bapanya atau ibunya. Dengan demikian firman Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi adat istiadatmu sendiri”.
Perhatikan:
ay 4: ini adalah Firman Tuhan, dan adanya hukuman mati bagi pelanggar menunjukkan bahwa ini adalah sesuatu yang serius.
ay 5-6a: ini adalah tradisi.
ay 6b: ini kesimpulan Yesus tentang mereka.
Renungkan: apakah saudara sering menekankan tradisi tetapi mengabaikan Kitab Suci / Firman Tuhan?
b) Ay 7-9: “(7) Hai orang-orang munafik! Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu: (8) Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari padaKu. (9) Percuma mereka beribadah kepadaKu, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia.’”.
Bdk. Yes 29:13 - “Dan Tuhan telah berfirman: ‘Oleh karena bangsa ini datang mendekat dengan mulutnya dan memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya menjauh dari padaKu, dan ibadahnya kepadaKu hanyalah perintah manusia yang dihafalkan”.
1. Ini tidak berarti bahwa peristiwa ini betul-betul merupakan penggenapan nubuat Yesaya. Artinya hanyalah: kata-kata Yesaya tetap relevan untuk jaman itu. Firman Tuhan memang selalu relevan.
2. Yesus memberi 2 ciri dari ‘agama’.
ay 8: memuliakan Tuhan dengan bibir tetapi hatinya menjauh dari Tuhan. Ini menunjukkan bahwa ibadah / agama itu hanya bersifat lahiriah!
Penerapan: periksalah hati saudara. Apakah saudara dekat dengan Tuhan / cinta kepada Tuhan?
ay 9: ajaran yang mereka ajarkan adalah perintah manusia!
Penerapan: di dalam gerejapun banyak ajaran manusia. Karena itu hati-hati pada waktu mendengar khotbah, khususnya kalau khotbah itu tidak mempunyai dasar Kitab Suci yang benar.
c) Ay 10-11: “(10) Lalu Yesus memanggil orang banyak dan berkata kepada mereka: (11) ‘Dengar dan camkanlah: bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang.’”.
Yesus menolak tuduhan orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat dalam ay 2 tadi.
ay 11: ‘camkanlah’ = ‘mengertilah’.
Jelas bahwa Ia menekankan pengertian.
2) Pembicaraan Yesus dengan murid-muridNya (ay 12-20).
Ay 12: “Maka datanglah murid-muridNya dan bertanya kepadaNya: ‘Engkau tahu bahwa perkataanMu itu telah menjadi batu sandungan bagi orang-orang Farisi?’”.
Kata-kata Yesus dianggap sebagai ‘batu sandungan’.
NIV: ‘Do you know the Pharisees were offended when they heard this?’ (= Tahukah Engkau bahwa orang-orang Farisi tersandung / tersinggung / marah pada waktu mereka mendengar hal ini?).
Jadi, orang-orang Farisi tersinggung / marah mendengar kata-kata Yesus. Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari:
a) Firman Tuhan sering membuat orang menjadi marah.
Karena itu perhatikan Yak 1:19-21 - “(19) Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah; (20) sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah. (21) Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu”.
Kemarahan yang dibicarakan oleh Yakobus adalah kemarahan pada waktu mendengar Firman Tuhan.
b) Kebenaran sering menyakitkan bagi orang-orang yang tidak tunduk kepada Firman Tuhan!
c) Orang yang marah pada waktu mendengar Firman Tuhan bisa termasuk:
orang yang kurang mengerti Firman Tuhan. Ia marah karena kurang mengerti, tetapi nanti setelah ia mengerti lebih banyak, ia bertobat.
orang-orang non pilihan (reprobate). Yang ini tidak akan bertobat.
d) Dalam memberitakan Firman Tuhan, kita tidak bisa menyenangkan semua orang.
Calvin: “If we determined to satisfy all obstinate people, we must bury Christ, who is the stone of offence (bdk.. 1Pet 2:8)” [= Jika kita memutuskan untuk memuaskan semua orang yang tegar tengkuk, kita harus mengubur Kristus, yang adalah batu sandungan (bdk. 1Pet 2:8)].
1Pet 2:6-8 - “(6) Sebab ada tertulis dalam Kitab Suci: ‘Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih, sebuah batu penjuru yang mahal, dan siapa yang percaya kepadaNya, tidak akan dipermalukan.’ (7) Karena itu bagi kamu, yang percaya, ia mahal, tetapi bagi mereka yang tidak percaya: ‘Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan, telah menjadi batu penjuru, juga telah menjadi batu sentuhan dan suatu batu sandungan.’ (8) Mereka tersandung padanya, karena mereka tidak taat kepada Firman Allah; dan untuk itu mereka juga telah disediakan”.
Dalam memberitakan Firman Tuhan yang harus disenangkan adalah Tuhan, bukan manusia!
Bdk. Gal 1:10 - “Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus”.
e) Murid-murid menegur Yesus karena membuat marah orang-orang Farisi!
Memang kalau Firman Tuhan ditolak, orang sering menyalahkan pengkhotbahnya!
Jawaban Yesus:
a) Ay 13: “Jawab Yesus: ‘Setiap tanaman yang tidak ditanam oleh BapaKu yang di sorga akan dicabut dengan akar-akarnya”.
Kata ‘tanaman’ mempunyai 2 kemungkinan arti:
1. Kata ‘tanaman’ menunjuk pada tradisi dari orang-orang Farisi.
2. Kata ‘tanaman’ menunjuk kepada diri orang-orang Farisi (Calvin).
Saya setuju dengan Calvin. Jadi, orang-orang Farisi itu menolak karena mereka memang bukan orang-orang pilihan. Jelas bahwa yang salah bukan Yesus / pengkhotbahnya, tetapi pendengarnya!
Catatan: awas, jangan sembarangan meniru Yesus dalam hal ini. Dia memang maha tahu sehingga bisa membedakan orang-orang pilihan dengan orang-orang non pilihan. Tetapi kita bukan Allah seperti Dia, sehingga kita tidak bisa mengetahui hal itu. Hanya pada waktu ada pendengar yang marah karena pemberitaan Firman Tuhan yang kita lakukan, belum cukup bagi kita untuk menyimpulkan bahwa orang itu adalah orang non pilihan!
b) Ay 14: “Biarkanlah mereka itu. Mereka orang buta yang menuntun orang buta. Jika orang buta menuntun orang buta, pasti keduanya jatuh ke dalam lobang.’”.
1. Ay 14a: ‘biarkanlah mereka itu’.
Artinya: jangan terlalu merasa sedih, kecewa, merasa bersalah, karena penolakan mereka. Tidak perlu menghibur mereka, apalagi minta maaf kepada mereka.
Jelas bahwa Yesus tidak menganggap diriNya salah. Dalam Kitab Suci tidak pernah ada nabi / rasul / pengkhotbah yang disalahkan pada waktu Firman Tuhan yang ia beritakan ditolak!
2. Ay 14b: ‘lubang’ mungkin menunjuk kepada neraka.
Banyak orang berkata bahwa orang yang tersesat karena ia menerima ajaran sesat, tidak bisa disalahkan. Ini nonsense! Kalau ia memang tidak salah, ia tidak ikut masuk lubang! Kita semua mempunyai tanggung jawab untuk mencari pembimbing yang tidak buta, dan kalau ternyata kita memilih pembimbing yang buta, maka kitalah yang bertanggung jawab!
Cara mengecheck: kalau saudara tidak maju dalam pengertian Firman Tuhan setelah beberapa waktu, padahal saudara betul-betul rindu Firman Tuhan dan rajin dalam mendengarkan ajarannya, maka dia adalah orang buta! Jangan ikuti dia!
c) Ay 15: “Lalu Petrus berkata kepadaNya: ‘Jelaskanlah perumpamaan itu kepada kami.’”.
1. Apakah bagian ini bertentangan dengan Mark 7:17?
Bdk. Mark 7:17 - “Sesudah Ia masuk ke sebuah rumah untuk menyingkir dari orang banyak, murid-muridNya bertanya kepadaNya tentang arti perumpamaan itu”.
Ay 15 mengatakan bahwa Petruslah yang menanyakan arti perumpamaan itu, tetapi dalam Mark 7:17 yang menanyakan hal itu adalah murid-murid. Ini bukan kontradiksi / pertentangan karena dengan mudah bisa diartikan bahwa yang bertanya adalah semua murid, tetapi Petrus adalah jurubicaranya.
2. ‘Perumpamaan’.
a. Di sini kata ‘perumpamaan’ mempunyai arti yang berbeda dengan biasanya. Di sini artinya adalah ‘kata-kata sukar’ dan ini menunjuk pada kata-kata Yesus dalam ay 11: “‘Dengar dan camkanlah: bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang.’”.
b. Ay 11 itu sebetulnya adalah ayat yang mudah dimengerti, tetapi toh mereka anggap sukar dan mereka tidak mengertinya. Ini menunjukkan bahwa manusia memang sukar mengerti Firman Tuhan. Karena itu kita harus banyak berdoa supaya bisa mengerti! Kalau Tuhan tidak memberi pengertian, kita tidak akan mengerti!
c. Murid-murid tidak mengerti, tetapi ingin mengerti. Ini merupakan sesuatu yang bagus.
Kalau saudara tidak mengerti, apakah saudara ingin mengerti dan bertanya atau saudara bersikap acuh tak acuh saja?
d) Ay 16-20: “(16) Jawab Yesus: ‘Kamupun masih belum dapat memahaminya? (17) Tidak tahukah kamu bahwa segala sesuatu yang masuk ke dalam mulut turun ke dalam perut lalu dibuang di jamban? (18) Tetapi apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan itulah yang menajiskan orang. (19) Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat. (20) Itulah yang menajiskan orang. Tetapi makan dengan tangan yang tidak dibasuh tidak menajiskan orang."”.
Bdk. Mark 7:19 - “karena bukan masuk ke dalam hati tetapi ke dalam perutnya, lalu dibuang di jamban?’ Dengan demikian Ia menyatakan semua makanan halal”.
Arti jawaban Yesus ini:
1. Dalam ay 17,20 Yesus menjelaskan arti dari ay 11a - “bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang”.
2. Dalam ay 18-19 Yesus menjelaskan arti dari ay 11b - “yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang”.
Apa yang keluar dari mulut berasal dari hati (ay 18a). Orang yang hatinya cabul, mulutnya juga cabul. Dan seseorang mulutnya cabul karena hatinya cabul. Karena itu, kata-kata ‘orang itu mulutnya rusak, tetapi hatinya baik’ adalah omong kosong!
Ini menyebabkan kita harus berhati-hati dengan hati kita.
Amsal 4:23 - “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan”.
MATIUS 15:21-28
Mat 15:21-28 - “(21) Lalu Yesus pergi dari situ dan menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon. (22) Maka datanglah seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru: ‘Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita.’ (23) Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Lalu murid-muridNya datang dan meminta kepadaNya: ‘Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak.’ (24) Jawab Yesus: ‘Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.’ (25) Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: ‘Tuhan, tolonglah aku.’ (26) Tetapi Yesus menjawab: ‘Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.’ (27) Kata perempuan itu: ‘Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya.’ (28) Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: ‘Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki.’ Dan seketika itu juga anaknya sembuh”.
Ay 21: “Lalu Yesus pergi dari situ dan menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon”.
1) Ay 21 ini diperdebatkan!
a) Ada yang menganggap bahwa Yesus betul-betul sudah ada di wilayah kafir, diluar Palestina.
b) Ada yang menganggap bahwa Yesus hanya mengarah ke sana, tetapi masih di wilayah Palestina. Alasannya:
1. Yesus tak mungkin melanggar perintahNya sendiri dalam Mat 10:5-6 - “(5) Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka: ‘Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, (6) melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel”.
2. Ay 22: ‘datanglah seorang perempuan Kanaan’. Terjemahan hurufiahnya: ‘came out’ (= keluar). Jadi perempuan itu keluar dari wilayah kafir itu untuk menemui Yesus. Dan ini menunjukkan bahwa Yesus belum ada di wilayah kafir itu.
Tetapi, bagaimanapun, pandangan ke 2 ini rasanya tidak cocok dengan Mark 7:31 - “Kemudian Yesus meninggalkan pula daerah Tirus dan dengan melalui Sidon pergi ke danau Galilea, di tengah-tengah daerah Dekapolis”.
Catatan: dalam Injil Markus, cerita yang ada dalam Mat 15:21-28 ini, diceritakan dalam Mark 7:24-30.
2) ‘Menyingkir’.
Bdk. Mark 7:24 - “Lalu Yesus berangkat dari situ dan pergi ke daerah Tirus. Ia masuk ke sebuah rumah dan tidak mau bahwa ada orang yang mengetahuinya, tetapi kedatanganNya tidak dapat dirahasiakan”.
Ia tidak mau ada yang tahu, tapi toh semua tahu. Bagaimana kehendak Kristus bisa tidak terjadi? Ada 2 kemungkinan:
a) Itu hanyalah kehendak dari Kristus sebagai manusia, sehingga bisa saja tidak terjadi.
b) Itu kehendakNya sebagai Allah.
Perlu diperhatikan bahwa istilah ‘kehendak Allah’ dalam Kitab Suci bisa menunjuk pada beberapa hal:
Rencana Allah yang kekal. Ini pasti terjadi.
Perintah Allah. Ini bisa tak ditaati / tak terjadi.
Apa yang menyenangkan Allah kalau terjadi. Ini bisa tak terjadi.
Kalau keinginan Yesus dalam Mark 7:24 itu adalah kehendakNya sebagai Allah, pastilah itu adalah ‘kehendak Allah’ dalam arti ke 3.
Ay 22: “Maka datanglah seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru: ‘Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita.’”.
1) ‘Perempuan Kanaan’.
Ini rasanya bertentangan dengan Mark 7:26 yang mengatakan bahwa perempuan itu seorang Yunani, bangsa Siro Fenisia.
Penjelasan:
a) Orang Yahudi biasa menyebut bangsa-bangsa non Yahudi dengan sebutan ‘Yunani’.
Misalnya:
Ro 3:9 - “Jadi bagaimana? Adakah kita mempunyai kelebihan dari pada orang lain? Sama sekali tidak. Sebab di atas telah kita tuduh baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, bahwa mereka semua ada di bawah kuasa dosa”.
Gal 3:28 - “Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus”.
b) Perempuan itu dari Tirus / Sidon yang memang disebut Siro Fenisia. Dan orang Yahudi menyebut semua penghuni daerah itu dengan sebutan ‘Kanaan’.
2) Perempuan itu punya problem dan ia datang kepada Yesus / berdoa.
Ini sesuatu yang harus ditiru. Dalam problem besar atau kecil, datanglah kepada Tuhan!
Ay 23-28: “(23) Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Lalu murid-muridNya datang dan meminta kepadaNya: ‘Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak.’ (24) Jawab Yesus: ‘Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.’ (25) Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: ‘Tuhan, tolonglah aku.’ (26) Tetapi Yesus menjawab: ‘Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.’ (27) Kata perempuan itu: ‘Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya.’ (28) Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: ‘Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki.’ Dan seketika itu juga anaknya sembuh”.
1) Sikap Yesus terhadap doa perempuan itu.
a) Yesus tidak menjawab.
Ay 23a: “Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawabnya”.
1. Ingat bahwa ‘tidak menjawab’ berbeda dengan ‘tidak mendengar’!
Tetapi memang dari sudut manusia, apakah ‘Allah tidak menjawab’ atau ‘Allah tidak mendengar’, kelihatannya sama.
Hanya ada 2 hal yang menyebabkan Allah tidak mendengar doa kita:
a. Yang berdoa bukan anak Allah.
b. Ada dosa yang dipertahankan.
Maz 66:18 - “Seandainya ada niat jahat dalam hatiku, tentulah Tuhan tidak mau mendengar”.
Yes 1:15 - “Apabila kamu menadahkan tanganmu untuk berdoa, Aku akan memalingkan mukaKu, bahkan sekalipun kamu berkali-kali berdoa, Aku tidak akan mendengarkannya, sebab tanganmu penuh dengan darah”.
Yes 59:1-2 - “(1) Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaranNya tidak kurang tajam untuk mendengar; (2) tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu”.
Asalkan 2 hal ini tidak ada dalam hidup saudara, tidak mungkin Allah tidak mendengar doa saudara. Tetapi Ia bisa tidak menjawab doa saudara.
2. Allah tidak menjawab, bukan karena Ia ‘jual mahal’, tetapi karena ia menguji! Jadi kalau saudara mengalami hal itu teruslah berdoa!
b) Yesus seakan-akan menolak.
Ay 24: “Jawab Yesus: ‘Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.’”.
1. Kata-kata Yesus dalam ay 24 ini bukan dusta!
Bdk. Mat 10:5-6 - “(5) Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka: ‘Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, (6) melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel”.
Sebelum Yesus mati dan bangkit, tembok pemisah antara Yahudi dan non Yahudi belum dihancurkan (bdk. Ef 2:14). Karena itu, pada saat itu, tugas Yesus memang melayani orang Yahudi.
Bdk. Roma 15:8 - “Yang aku maksudkan ialah, bahwa oleh karena kebenaran Allah Kristus telah menjadi pelayan orang-orang bersunat untuk mengokohkan janji yang telah diberikanNya kepada nenek moyang kita”.
Kalau akhirnya Ia mengabulkan doa perempuan non Yahudi itu, itu karena Ia sebagai Allah mempunyai kedaulatan dan berhak melakukan pengecualian. Atau, Ia sengaja mengabulkan doa perempuan non Yahudi itu, sebagai suatu petunjuk bahwa nanti Ia akan dinyatakan kepada / menjadi berkat bagi orang-orang non Yahudi juga.
2. Jawaban Yesus dalam ay 24 ini aneh!
Rupa-rupanya, setelah Yesus tidak menjawab (ay 23a), perempuan itu terus minta (ini tidak dituliskan / diceritakan), lalu terjadi ay 23b: “Lalu murid-muridNya datang dan meminta kepadaNya: ‘Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak.’”. Lalu Yesus mengucapkan ay 24: “Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.”.
Tetapi ay 24 kelihatannya tidak berhubungan dengan ay 23b. Ada 2 kemungkinan penjelasan:
a. Ay 23b berarti murid-murid minta supaya perempuan itu diusir begitu saja, tanpa dituruti permintaannya. Kalau ini adalah arti yang benar, itu berarti bahwa jawaban Yesus dalam ay 24 hanya ditujukan kepada perempuan itu dan Yesus mengabaikan kata-kata murid-murid dalam ay 23b.
b. Ay 23b berarti bahwa murid-murid minta supaya Yesus mengabulkan doa perempuan itu supaya perempuan itu lalu pergi dan tidak mengganggu mereka. Jadi mereka ‘berdoa’ searah dengan permintaan perempuan itu, tetapi motivasinya egoisme! Kalau ini adalah arti yang benar, maka jawaban Yesus dalam ay 24 ditujukan kepada murid-murid, dan mungkin sekaligus kepada perempuan itu.
3. Yang manapun arti yang benar, kata-kata Yesus dalam ay 24 tetap terlihat sebagai suatu penolakan.
c) Yesus seakan-akan menolak dengan keras / kasar.
Ay 26: “Tetapi Yesus menjawab: ‘Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.’”.
Dalam ay 25 perempuan itu terus minta, sehingga Yesus mengucapkan ay 26 yang kedengarannya kasar sekali. Tetapi ada hal-hal yang perlu diperhatikan:
1. ‘Anjing’ merupakan sebutan yang umum / lazim dari orang Yahudi bagi orang non Yahudi. Hal yang lazim / umum menyebabkan hal itu tidak lagi kasar.
2. Kata ‘anjing’ dalam bahasa Yunaninya menunjuk bukan pada anjing liar / gladak, tetapi anjing peliharaan.
3. Kita tidak tahu bagaimana mimik wajah, sorot mata, nada suara Yesus pada waktu itu. Dan hal-hal ini sangat mempengaruhi kata-kata Yesus tersebut. Bisakah saudara bayangkan Yesus mengucapkan kata-kata tersebut dengan mata melotot, wajah merah, dan nada membentak?
Tetapi bagaimanapun juga, ay 26 tetap kelihatan sebagai penolakan yang keras!
d) Akhirnya Yesus mengabulkan permintaan perempuan itu (ay 28).
Jangan menganggap bahwa bagian ini menunjukkan bahwa doa dapat mengubah rencana / keputusan Tuhan.
1Yoh 5:14 - “Dan inilah keberanian percaya kita kepadaNya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepadaNya menurut kehendakNya”.
Mat 6:10 - “datanglah KerajaanMu, jadilah kehendakMu di bumi seperti di sorga”.
Mat 26:39-42 - “(39) Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kataNya: ‘Ya BapaKu, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari padaKu, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.’ (40) Setelah itu Ia kembali kepada murid-muridNya itu dan mendapati mereka sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: ‘Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku? (41) Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah.’ (42) Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kataNya: ‘Ya BapaKu jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendakMu!’”.
Dari tadi Yesus sebetulnya mau mengabulkan doa perempuan itu. Kalau tadi Ia kelihatannya menolak, itu hanya karena Ia mau menguji, bukannya sungguh-sungguh menolak doa perempuan itu. Jadi, di sini tidak terjadi perubahan rencana / keputusan Allah!
2) Cara perempuan itu berdoa.
a) Ia berdoa dengan kasih.
Kasih itu menyebabkan:
1. Ia berdoa dengan sungguh-sungguh.
Kalau saudara berdoa, perhatikan selalu apakah saudara berdoa dengan sungguh-sungguh atau tidak.
2. Ia tidak malu mengikuti Yesus sambil berteriak-teriak (ay 23b).
3. Ia rela disebut ‘anjing’ (ay 26-27).
4. Ia mau menyembah Yesus (ay 25).
5. Ia menyatu dengan anaknya (ay 25: ‘tolonglah aku’, bukan ‘tolonglah anakku’).
Doa perempuan ini timbul dari kasih, sehingga sangat berbeda dengan doa murid-murid (ay 23b) yang timbul dari egoisme!
b) Ia berdoa dengan rendah hati.
Ini terlihat dari:
1. Ay 22: ‘kasihanilah aku’. Ini menunjukkan bahwa ia bukannya menuntut Tuhan untuk mengabulkan doanya. Ia tahu bahwa Ia tidak berhak untuk menuntut.
2. Ia mau mengikuti Yesus sambil berteriak-teriak; ia tidak malu.
3. Ia mau menyembah Yesus.
4. Ay 27: ia tidak tersinggung dengan sebutan ‘anjing’ dan ia mau menerima ‘remah-remah’.
c) Ia berdoa dengan iman.
Ini terlihat dari:
1. Ia menyebut Yesus dengan sebutan ‘Tuhan’ dan ‘Anak Daud’ (ay 22).
Ini jelas menunjukkan bahwa ia pernah mendengar tentang Yesus dan ia menanggapi apa yang ia dengar dengan baik.
2. Ia yakin bahwa Yesus bisa menyembuhkan. Karena itu, ia tidak bertanya apakah Yesus bisa atau tidak. Ia langsung meminta Yesus untuk menyembuhkan anaknya!
3. Ia yakin bahwa ‘remah-remah’ (sebagian kecil dari berkat Tuhan) sudah cukup untuk menyembuhkan anaknya (ay 27).
4. Yesus memuji imannya (ay 28).
d) Ia berdoa dengan tekun.
Ketekunannya terlihat dari:
1. Pada waktu Yesus ‘tidak menjawab’, ia tetap berdoa.
2. Pada waktu Yesus ‘seakan-akan menolak’, ia terus berdoa.
3. Pada waktu Yesus ‘seakan-akan menolak dengan keras’, ia terus berdoa.
Ketekunan dalam doa memang merupakan penekanan utama text / cerita ini. Karena ketekunannya itulah maka Yesus mengabulkan doanya (bdk. Luk 18:1-8).
Maukah saudara meniru ketekunan perempuan itu dalam berdoa? Apakah ada hal-hal yang saudara doakan, tetapi belum dijawab oleh Allah, sehingga saudara sudah malas mendaoakannya dan ingin menyerah? Biarlah pelajaran ini memberikan ketekunan untuk terus berdoa!
MATIUS 15:29-39
Matius 15:29-31 - “(29) Setelah meninggalkan daerah itu, Yesus menyusur pantai danau Galilea dan naik ke atas bukit lalu duduk di situ. (30) Kemudian orang banyak berbondong-bondong datang kepadaNya membawa orang lumpuh, orang timpang, orang buta, orang bisu dan banyak lagi yang lain, lalu meletakkan mereka pada kaki Yesus dan Ia menyembuhkan mereka semuanya. (31) Maka takjublah orang banyak itu melihat orang bisu berkata-kata, orang timpang sembuh, orang lumpuh berjalan, orang buta melihat, dan mereka memuliakan Allah Israel”.
1) Bagian ini paralel dengan Mark 7:31-37, tetapi Markus hanya menyoroti satu kesembuhan saja.
2) Ay 29: “Setelah meninggalkan daerah itu, Yesus menyusur pantai danau Galilea dan naik ke atas bukit lalu duduk di situ”.
Bdk. Mark 7:31 - “Kemudian Yesus meninggalkan pula daerah Tirus dan dengan melalui Sidon pergi ke danau Galilea, di tengah-tengah daerah Dekapolis”.
Dari sini jelas bahwa tadi Yesus betul-betul sudah masuk wilayah kafir.
3) Ay 30: “Kemudian orang banyak berbondong-bondong datang kepadaNya membawa orang lumpuh, orang timpang, orang buta, orang bisu dan banyak lagi yang lain, lalu meletakkan mereka pada kaki Yesus dan Ia menyembuhkan mereka semuanya”.
Yesus langsung menyembuhkan, tanpa menguji dahulu seperti dalam Mat 15:21-28. Ini tidak menunjukkan bahwa Dia lebih cinta kepada orang-orang di sini dari pada perempuan Kanaan dalam Mat 15:21-28 itu. Sebaliknya, ini menunjukkan bahwa Ia menganggap bahwa perempuan Kanaan itu lebih setia / beriman.
Penerapan: jangan merasa jengkel kalau Allah banyak menguji saudara sehingga hidup saudara dipenuhi banyak problem dan doa yang lama tidak dikabulkan, sedangkan hidup orang lain kelihatannya lancar dan doanya dikabulkan. Itu tidak menunjukkan bahwa Allah lebih mencintai orang itu dari pada saudara. Sebaliknya, Allah menganggap saudara kuat, sehingga tahan menerima ujian yang hebat.
4) Mungkin sekali orang-orang di sini adalah orang-orang non Yahudi.
Alasannya:
a) Mark 7:31 menyebutkan Dekapolis, yang penduduknya banyak orang Yunani.
b) Ay 31: ‘memuliakan Allah Israel’.
Bandingkan dengan Mat 9:8 yang hanya menyebutkan ‘memuliakan Allah’. Di sini ditambahkan ‘Israel’, karena orang-orang itu adalah orang-orang non Yahudi / Israel, dan mereka tadinya tidak menyembah Allah Israel.
Matius 15:32-39 - “(32) Lalu Yesus memanggil murid-muridNya dan berkata: ‘HatiKu tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak itu. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Aku tidak mau menyuruh mereka pulang dengan lapar, nanti mereka pingsan di jalan.’ (33) Kata murid-muridNya kepadaNya: ‘Bagaimana di tempat sunyi ini kita mendapat roti untuk mengenyangkan orang banyak yang begitu besar jumlahnya?’ (34) Kata Yesus kepada mereka: ‘Berapa roti ada padamu?’ ‘Tujuh,’ jawab mereka, ‘dan ada lagi beberapa ikan kecil.’ (35) Lalu Yesus menyuruh orang banyak itu duduk di tanah. (36) Sesudah itu Ia mengambil ketujuh roti dan ikan-ikan itu, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada murid-muridNya, lalu murid-muridNya memberikannya pula kepada orang banyak. (37) Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, tujuh bakul penuh. (38) Yang ikut makan ialah empat ribu laki-laki, tidak termasuk perempuan dan anak-anak. (39) Lalu Yesus menyuruh orang banyak itu pulang. Ia naik perahu dan bertolak ke daerah Magadan”.
Ay 32: “Lalu Yesus memanggil murid-muridNya dan berkata: ‘HatiKu tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak itu. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Aku tidak mau menyuruh mereka pulang dengan lapar, nanti mereka pingsan di jalan.’”.
1) Yesus berbelas-kasihan (bdk. Mat 14:14 Mark 7:34 Mat 9:36 Mat 20:34 Mark 1:41 Luk 7:13). Ia begitu sering berbelas kasihan. Dan Ia selalu bertindak untuk menolong (bdk. 1Yoh 3:18).
Bagaimana dengan saudara? Apakah saudara sering berbelas-kasihan melihat penderitaan orang lain? Kalau ya, apakah saudara bertindak untuk menolong, atau sekedar berbelas-kasihan saja?
2) Orang-orang itu ikut Yesus selama 3 hari tanpa makan.
a) Ini merupakan sesuatu yang luar biasa. Bagaimana dengan saudara? Apakah saudara mau berkorban / menderita dalam mengikut Yesus / mendengar Firman Tuhan?
b) Yesus bisa melakukan mujijat. Mengapa Ia tidak melakukan mujijat itu pada hari pertama? Ini menunjukkan bahwa Ia tidak selalu mau melakukan mujijat.
Ay 33: “Kata murid-muridNya kepadaNya: ‘Bagaimana di tempat sunyi ini kita mendapat roti untuk mengenyangkan orang banyak yang begitu besar jumlahnya?’”.
Kata-kata murid-murid di sini betul-betul sangat tolol. Kalau dalam Mat 14:13-21 mereka melupakan peristiwa Elisa (2Raja 4:42-44), itu bisa dimaklumi. Tetapi dalam Mat 15:32-39 mereka melupakan apa yang baru saja terjadi dalam Mat 14:13-21, itu betul-betul keterlaluan. Kata-kata dalam Mark 6:52 betul-betul tepat!
Mark 6:52 - “sebab sesudah peristiwa roti itu mereka belum juga mengerti, dan hati mereka tetap degil”.
Penerapan: apakah kita tidak sering seperti murid-murid itu? Pada masa lalu kita sudah sering menghadapi problem dan Tuhan menolong kita. Tetapi toh setiap kali kita menghadapi problem (bahkan problem yang sama!) kita masih kuatir, ragu-ragu, tak percaya, dan bahkan putus asa!
Ay 34-38: “(34) Kata Yesus kepada mereka: ‘Berapa roti ada padamu?’ ‘Tujuh,’ jawab mereka, ‘dan ada lagi beberapa ikan kecil.’ (35) Lalu Yesus menyuruh orang banyak itu duduk di tanah. (36) Sesudah itu Ia mengambil ketujuh roti dan ikan-ikan itu, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada murid-muridNya, lalu murid-muridNya memberikannya pula kepada orang banyak. (37) Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, tujuh bakul penuh. (38) Yang ikut makan ialah empat ribu laki-laki, tidak termasuk perempuan dan anak-anak”.
1) Ada orang yang menganggap bahwa cerita ini sama dengan cerita dalam Mat 14:13-21. Alasan mereka adalah bahwa murid-murid tidak mungkin begitu tolol sehingga mengucapkan ay 33! Tetapi bagian ini jelas tidak sama dengan Mat 14:13-21, karena ada begitu banyak perbedaan seperti:
a) ‘7 roti dan beberapa ikan’ vs ‘5 roti dan 2 ikan’.
b) ‘4000 orang’ vs ‘5000 orang’.
c) ‘duduk di tanah’ (ay 35) vs ‘duduk di rumput’ (Mat 14:19).
d) ‘Sisa 7 bakul’ vs ‘sisa 12 bakul’.
e) ‘Non Yahudi’ vs ‘Yahudi’.
Disamping itu, dari Mat 16:9-10 jelas terlihat bahwa kedua cerita itu bukanlah cerita yang sama.
Mat 16:9-10 - “(9) Belum juga kamu mengerti? Tidak kamu ingat lagi akan lima roti untuk lima ribu orang itu dan berapa bakul roti kamu kumpulkan kemudian? (10) Ataupun akan tujuh roti untuk empat ribu orang itu dan berapa bakul kamu kumpulkan kemudian?”.
2) Dalam Mat 14:13-21 Yesus mengadakan mujijat dengan menggunakan 5 roti dan 2 ikan. Di sini Yesus melakukan mujijat dengan 7 roti dan beberapa ikan. Ini mengajar kita bahwa bagi Tuhan tidak sukar untuk menolong, baik dengan banyak atau sedikit.
Bdk. 1Sam 14:6 - “Berkatalah Yonatan kepada bujang pembawa senjatanya itu: ‘Mari kita menyeberang ke dekat pasukan pengawal orang-orang yang tidak bersunat ini. Mungkin TUHAN akan bertindak untuk kita, sebab bagi TUHAN tidak sukar untuk menolong, baik dengan banyak orang maupun dengan sedikit orang.’”.
Saudara mempunyai banyak atau sedikit, kalau Tuhan tidak menolong, saudara akan gagal. Sebaliknya, saudara mempunyai banyak atau sedikit, kalau Tuhan menolong, saudara akan berhasil! Jadi, jangan melihat apakah apa yang ada pada saudara itu banyak atau sedikit. Dalam segala keadaan, pandanglah kepada Tuhan, taatilah Dia, berserahlah dan berharaplah kepadaNya!
3) Dalam Mat 14:13-21 Yesus menggunakan 5 roti dan 2 ikan, untuk 5000 orang, dan sisanya 12 bakul. Di sini Yesus menggunakan 7 roti dan beberapa ikan, untuk 4000 orang, dan sisanya 7 bakul. Apakah ini menunjukkan bahwa kuasa Tuhan berkurang? Tidak, karena dalam bahasa Yunani kata ‘bakul’ dalam Mat 14:13-21 adalah KOPHINOS, yang berarti ‘bakul yang kecil’, sedangkan kata ‘bakul’ di sini menggunakan istilah SPURIDOS, yang berarti ‘bakul yang besar’ (bdk. Kis 9:25 - keranjang yang digunakan untuk menurunkan Paulus adalah SPURIDOS).
Kuasa Tuhan tidak pernah berkurang, dahulu, sekarang, sampai selama-lamanya! Kalau dulu Ia bisa menolong, sekarangpun Ia bisa!
Ay 39: “Lalu Yesus menyuruh orang banyak itu pulang. Ia naik perahu dan bertolak ke daerah Magadan”.
Di sini disebut ‘Magadan’, tetapi dalam Mark 8:10 disebut ‘Dalmanuta’. Dua bagian yang kelihatannya kontradiksi ini bisa diharmoniskan dengan menganggap bahwa Yesus menuju daerah antara Magadan dan Dalmanuta, sehingga Matius menyebutkan Magadan sedangkan Markus menyebutkan Dalmanuta.
Illustrasi: dalam berita TV maupun surat kabar, kadang-kadang semburan lumpur LAPINDO itu dikatakan di Sidoarjo, dan kadang-kadang di Porong, karena semburan lumpur itu memang terletak di antara kedua kota tersebut.
MATIUS 16:1-20
Matius 16:1-4 - “(1) Kemudian datanglah orang-orang Farisi dan Saduki hendak mencobai Yesus. Mereka meminta supaya Ia memperlihatkan suatu tanda dari sorga kepada mereka. (2) Tetapi jawab Yesus: ‘Pada petang hari karena langit merah, kamu berkata: Hari akan cerah, (3) dan pada pagi hari, karena langit merah dan redup, kamu berkata: Hari buruk. Rupa langit kamu tahu membedakannya tetapi tanda-tanda zaman tidak. (4) Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus.’ Lalu Yesus meninggalkan mereka dan pergi”.
Ay 1: “Kemudian datanglah orang-orang Farisi dan Saduki hendak mencobai Yesus. Mereka meminta supaya Ia memperlihatkan suatu tanda dari sorga kepada mereka”.
1) Orang Farisi dan orang Saduki bergabung menyerang Yesus.
Orang Farisi dan Saduki sebetulnya bertentangan. Pertentangan / perbedaan mereka adalah dalam hal-hal sebagai berikut:
Orang Farisi Orang Saduki
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
- percaya tradisi - menolak tradisi
- percaya malaikat dan kebangkitan - tak percaya (Mat 22:23 Kis 23:8)
- bukan partai politik - terlibat partai politik
- menunggu Mesias - tidak menunggu Mesias
Mat 22:23a - “Pada hari itu datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang berpendapat, bahwa tidak ada kebangkitan”.
Kis 23:8 - “Sebab orang-orang Saduki mengatakan, bahwa tidak ada kebangkitan dan tidak ada malaikat atau roh, tetapi orang-orang Farisi mengakui kedua-duanya”.
Tetapi ada persamaan di antara mereka, yaitu sama-sama membenci Yesus sehingga di sini mereka bersatu untuk menyerang Yesus.
Bdk. Maz 2:2 - “Raja-raja dunia bersiap-siap dan para pembesar bermufakat bersama-sama melawan TUHAN dan yang diurapiNya”.
Hal ini seharusnya kita tiru sekalipun dalam kontext yang berbeda. Kita memang mempunyai perbedaan / ke-tidak-cocok-an satu dengan yang lain, tetapi kita seharusnya mempunyai persamaan, yaitu ‘benci kepada setan’. Karena itu, kita seharusnya bisa bersatu melawan setan!
2) Mereka datang kepada Yesus, tetapi motivasi yang sebetulnya adalah ‘mencobai’. Luarnya bagus, dalamnya busuk.
Penerapan: dalam setiap tindakan saudara, baik itu pelayanan, berbakti, belajar Firman Tuhan, berdoa, memberi persembahan, dan sebagainya, perhatikanlah selalu motivasi saudara!
3) Mereka minta tanda dari surga.
a) Minta tanda.
karena tidak tahu dan ingin tahu. Ini bukan dosa.
Misalnya: 1Sam 14:9-10 Kej 24:12-27.
sudah tahu tetapi tidak mau percaya. Ini jelas adalah dosa.
Orang-orang Farisi dan Saduki jelas termasuk golongan kedua ini.
b) Kesaksian Kitab Suci lebih penting dari pada tanda / mujijat.
Bdk. Luk 16:27-31 - “(27) Kata orang itu: Kalau demikian, aku minta kepadamu, bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku, (28) sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingati mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini. (29) Tetapi kata Abraham: Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu. (30) Jawab orang itu: Tidak, bapa Abraham, tetapi jika ada seorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat. (31) Kata Abraham kepadanya: Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati.’”.
c) ‘Tanda dari surga’.
Ini suatu penghinaan, karena secara implicit mereka mengatakan bahwa tanda-tanda yang dibuat oleh Yesus adalah tanda duniawi.
Ay 2-4: “(2) Tetapi jawab Yesus: ‘Pada petang hari karena langit merah, kamu berkata: Hari akan cerah, (3) dan pada pagi hari, karena langit merah dan redup, kamu berkata: Hari buruk. Rupa langit kamu tahu membedakannya tetapi tanda-tanda zaman tidak. (4) Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus.’ Lalu Yesus meninggalkan mereka dan pergi”.
Sikap / jawaban Yesus:
1) Yesus sedih.
Dalam ay 2 tak terlihat hal itu, tetapi dalam ayat paralelnya, yaitu Mark 8:12, hal itu terlihat secara samar-samar.
Mark 8:12 - “Maka mengeluhlah Ia dalam hatiNya dan berkata: ‘Mengapa angkatan ini meminta tanda? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kepada angkatan ini sekali-kali tidak akan diberi tanda.’”.
a) Orang yang mempunyai beban dalam pelayanan, pasti akan sedih kalau Firman Tuhan ditolak, atau kalau orang-orang tidak mau percaya kepada Yesus. Bagaimana sikap saudara melihat orang yang menolak Injil? Marah? Acuh tak acuh? Senang? Atau sedih seperti Yesus?
b) Tetapi mengapa sikap Yesus pada waktu ada orang menolak ajaranNya berbeda-beda? Bandingkan Mark 8:12 itu dengan Mat 15:12-14.
Mat 15:12-14 - “(12) Maka datanglah murid-muridNya dan bertanya kepadaNya: ‘Engkau tahu bahwa perkataanMu itu telah menjadi batu sandungan bagi orang-orang Farisi?’ (13) Jawab Yesus: ‘Setiap tanaman yang tidak ditanam oleh BapaKu yang di sorga akan dicabut dengan akar-akarnya. (14) Biarkanlah mereka itu. Mereka orang buta yang menuntun orang buta. Jika orang buta menuntun orang buta, pasti keduanya jatuh ke dalam lobang.’”.
Mungkin perbedaan itu terjadi, karena Mat 15:14 itu menonjolkan keilahian Yesus sedangkan Mark 8:12 itu menonjolkan kemanusiaan Yesus.
c) Orang kristen tidak boleh sedih berlarut-larut.
Ro 12:15 harus diimbangi dengan Fil 4:4.
Ro 12:15 - “Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis!”.
Fil 4:4 - “Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!”.
kata ‘berdukacita’ / ‘berkabung’ dalam Mat 5:4 harus diimbangi dengan kata ‘dihibur’.
Mat 5:4 - “Berbahagialah orang yang berdukacita (Lit: ‘berkabung’), karena mereka akan dihibur”.
Ro 7:21-24 harus diimbangi dengan Ro 7:25.
Ro 7:21-25 - “(21) Demikianlah aku dapati hukum ini: jika aku menghendaki berbuat apa yang baik, yang jahat itu ada padaku. (22) Sebab di dalam batinku aku suka akan hukum Allah, (23) tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku. (24) Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini? (25) Syukur kepada Allah! oleh Yesus Kristus, Tuhan kita”.
2) Ay 2: Yesus ‘menyerang’ mereka.
Arti kalimat ini: mereka mengerti / pandai dalam hal-hal duniawi, tetapi bodoh / tak mengerti dalam hal-hal rohani.
Penerapan: banyak orang kristen seperti itu. Mereka mengerti gejala-gejala inflasi / devaluasi dan sebagainya, tetapi buta terhadap tanda-tanda akhir jaman, ciri-ciri ajaran sesat dan sebagainya.
3) Ay 4: Yesus menjawab permintaan mereka tentang tanda.
Apa artinya ‘tanda nabi Yunus’?
Ada 2 penafsiran:
a) Kebangkitan Yesus dari orang mati.
b) Kepada mereka hanya diberikan Firman Tuhan, tanpa tanda apapun.
Saya lebih setuju dengan pandangan kedua ini. Alasannya:
Orang Niniwe juga tidak melihat tanda apa-apa. Tidak ada yang melihat Yunus ditelan dan lalu dimuntahkan oleh ikan. Mereka hanya mendengar Firman Tuhan yang Yunus beritakan.
bdk. Mark 8:12 - “Maka mengeluhlah Ia dalam hatiNya dan berkata: ‘Mengapa angkatan ini meminta tanda? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kepada angkatan ini sekali-kali tidak akan diberi tanda.’”.
Markus membuang kata-kata ‘selain tanda nabi Yunus’. Kalau kata-kata ‘tanda nabi Yunus’ itu menunjuk kepada kebangkitan Tuhan Yesus, maka bagian itu merupakan sesuatu yang sangat vital sehingga tidak mungkin dibuang oleh Markus. Tetapi kalau artinya seperti arti kedua, maka pembuangan bagian itu tidak akan mengubah arti.
pandangan kedua ini sesuai dengan 1Kor 1:21-23 Luk 16:27-31.
Jadi, bagi mereka tidak ada tanda apapun; mereka hanya diberi Firman Tuhan.
Apakah saudara hanya mau percaya kalau saudara melihat tanda / mujijat? Sikap saudara bisa menyebabkan saudara masuk ke neraka! Percayalah berdasarkan Firman Tuhan, bukan karena adanya tanda / mujijat apapun juga. Bacalah Yoh 20:29 - “Kata Yesus kepadanya: ‘Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.’”.
Matius 16:5-12 - “(5) Pada waktu murid-murid Yesus menyeberang danau, mereka lupa membawa roti. (6) Yesus berkata kepada mereka: ‘Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap ragi orang Farisi dan Saduki.’ (7) Maka mereka berpikir-pikir dan seorang berkata kepada yang lain: ‘Itu dikatakanNya karena kita tidak membawa roti.’ (8) Dan ketika Yesus mengetahui apa yang mereka perbincangkan, Ia berkata: ‘Mengapa kamu memperbincangkan soal tidak ada roti? Hai orang-orang yang kurang percaya! (9) Belum juga kamu mengerti? Tidak kamu ingat lagi akan lima roti untuk lima ribu orang itu dan berapa bakul roti kamu kumpulkan kemudian? (10) Ataupun akan tujuh roti untuk empat ribu orang itu dan berapa bakul kamu kumpulkan kemudian? (11) Bagaimana mungkin kamu tidak mengerti bahwa bukan roti yang Kumaksudkan. Aku berkata kepadamu: Waspadalah terhadap ragi orang Farisi dan Saduki.’ (12) Ketika itu barulah mereka mengerti bahwa bukan maksudNya supaya mereka waspada terhadap ragi roti, melainkan terhadap ajaran orang Farisi dan Saduki”.
Ay 6: “Yesus berkata kepada mereka: ‘Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap ragi orang Farisi dan Saduki.’”.
1) Ada problem dengan kata-kata ini karena:
a) Ajaran orang Farisi dan Saduki berbeda. Mengapa dijadikan satu grup?
b) Ini berbeda dengan ayat paralelnya, yaitu Mark 8:15 - “Lalu Yesus memperingatkan mereka, kataNya: ‘Berjaga-jagalah dan awaslah terhadap ragi orang Farisi dan Herodes.’”.
Dan Mark 8:15 ini juga aneh, karena Herodes disebutkan, padahal Herodes tidak pernah mengajar.
Ada beberapa cara untuk menjelaskan hal ini:
Herodes dianggap sama dengan orang Saduki.
Herodes mencoba membentuk Yudaisme yang baru yang lebih menguntungkan kedudukannya.
Yesus tidak menekankan perbedaan orang Farisi dan Saduki, tetapi dalam hal-hal dimana mereka sama-sama salah. Misalnya: menekankan hal-hal lahiriah.
2) Dalam ay 12 kelihatan bahwa ‘ragi’ menunjuk pada ajaran. Tetapi Luk 12:1 mengatakan bahwa ‘ragi’ adalah ‘kemunafikan orang Farisi’.
Luk 12:1 - “Sementara itu beribu-ribu orang banyak telah berkerumun, sehingga mereka berdesak-desakan. Lalu Yesus mulai mengajar, pertama-tama kepada murid-muridNya, kataNya: ‘Waspadalah terhadap ragi, yaitu kemunafikan orang Farisi”.
Penjelasan:
a) Luk 12:1 tidak paralel dengan Mat 16:6 ini, ataupun dengan Mark 8:15.
Alasannya: Luk 12:1 terjadi bukan di dalam perahu, tetapi Mat 16:6 dan Mark 8:15 terjadi di dalam perahu.
Luk 12:1 - “Sementara itu beribu-ribu orang banyak telah berkerumun, sehingga mereka berdesak-desakan. Lalu Yesus mulai mengajar, pertama-tama kepada murid-muridNya, kataNya: ‘Waspadalah terhadap ragi, yaitu kemunafikan orang Farisi”.
Mat 16:5-6 - “(5) Pada waktu murid-murid Yesus menyeberang danau, mereka lupa membawa roti. (6) Yesus berkata kepada mereka: ‘Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap ragi orang Farisi dan Saduki.’”.
Bdk. Mark 8:14-15 - “(14) Kemudian ternyata murid-murid Yesus lupa membawa roti, hanya sebuah saja yang ada pada mereka dalam perahu. (15) Lalu Yesus memperingatkan mereka, kataNya: ‘Berjaga-jagalah dan awaslah terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes.’”.
b) Kalau toh kedua bagian itu dianggap paralel, maka ada cara lain untuk menjelaskan. Ajaran orang Farisi kelihatan indah, tetapi di hadapan Allah merupakan ajaran yang brengsek. Karena itu disebut ‘kemunafikan’.
3) Kata ‘ragi’ dalam Kitab Suci mempunyai bermacam-macam arti:
a) Hurufiah, seperti dalam Kel 13:3 - “Lalu berkatalah Musa kepada bangsa itu: ‘Peringatilah hari ini, sebab pada hari ini kamu keluar dari Mesir, dari rumah perbudakan; karena dengan kekuatan tanganNya TUHAN telah membawa kamu keluar dari sana. Sebab itu tidak boleh dimakan sesuatupun yang beragi”.
Memang larangan makan ragi itu pasti ada artinya, tetapi bagaimanapun ‘ragi’ di sini betul-betul adalah ‘ragi’.
b) Simbolis.
Contoh:
Dalam Luk 12:1 ‘ragi’ berarti ‘kemunafikan’.
Dalam Gal 5:9 ‘ragi’ berarti ‘ajaran’.
Dalam 1Kor 5:7 ‘ragi’ berarti ‘dosa’.
Dalam Mat 13:33 ‘ragi’ berarti ‘Injil’.
Dalam Mat 16:6,12 ‘ragi’ berarti ‘ajaran’.
Ini semua menyebabkan kita harus berhati-hati dalam menafsirkan suatu kata dalam Kitab Suci. Kalau kita mengambil arti yang salah, maka seluruh penafsiran menjadi salah.
Ay 7: “Maka mereka berpikir-pikir dan seorang berkata kepada yang lain: ‘Itu dikatakanNya karena kita tidak membawa roti.’”.
Mereka menafsirkan sesuatu yang bersifat simbolis sebagai sesuatu yang bersifat hurufiah. Ini menjadikan semua kacau. Contoh lain: bilangan 144.000 dalam Wah 7 jelas merupakan sesuatu yang bersifat simbolis, tetapi Saksi-Saksi Yehuwa menafsirkannya secara hurufiah, sebagai jumlah orang-orang yang akan masuk ke surga.
Sebaliknya hal-hal yang bersifat hurufiah, kalau diartikan secara simbolis juga akan menimbulkan kekacauan. Contoh: Kel 3:5 - ‘kasut Musa’ adalah sesuatu yang bersifat hurufiah, tetapi ada yang menafsirkan sebagai ‘dosa’.
Ay 8-11: “(8) Dan ketika Yesus mengetahui apa yang mereka perbincangkan, Ia berkata: ‘Mengapa kamu memperbincangkan soal tidak ada roti? Hai orang-orang yang kurang percaya! (9) Belum juga kamu mengerti? Tidak kamu ingat lagi akan lima roti untuk lima ribu orang itu dan berapa bakul roti kamu kumpulkan kemudian? (10) Ataupun akan tujuh roti untuk empat ribu orang itu dan berapa bakul kamu kumpulkan kemudian? (11) Bagaimana mungkin kamu tidak mengerti bahwa bukan roti yang Kumaksudkan. Aku berkata kepadamu: Waspadalah terhadap ragi orang Farisi dan Saduki.’”.
1) Ay 8a: Yesus tahu.
Ia maha tahu. Ini bertentangan dengan teori Kenosis / teori pengosongan diri, yang mengatakan bahwa pada saat Yesus berinkarnasi, Ia meninggalkan sifat-sifat ilahiNya untuk sementara waktu. Tetapi di sini terlihat bahwa Yesus masih maha tahu. Kalau dalam Mat 24:36 dikatakan bahwa Ia tidak tahu hari Tuhan, itu karena Ia berbicara sebagai manusia / pikiran manusiaNyalah yang keluar. Pikiran dari manusia Yesus memang tidak maha tahu.
2) Ay 8b-11: Yesus menegur karena:
a) Mereka salah menafsirkan tentang ‘ragi’.
b) Mereka tidak percaya. Mereka lupa membawa ropti, sehingga terus memikirkan roti, sehingga kata-kata Yesus tentang ragi mereka tafsirkan menuju roti.
Ay 12: “Ketika itu barulah mereka mengerti bahwa bukan maksudNya supaya mereka waspada terhadap ragi roti, melainkan terhadap ajaran orang Farisi dan Saduki””.
Sekarang mereka mengerti bahwa ‘ragi’ menunjuk pada ajaran, dan bahwa Yesus menyuruh mereka untuk berhati-hati terhadap ajaran yang salah dari orang-orang Farisi dan orang-orang Saduki.
1) Ajaran yang salah disebut ‘ragi’.
Mengapa? Karena ajaran salah itu masuk secara diam-diam, tetapi pasti, dan tahu-tahu sudah mempengaruhi seluruh pikiran dan hidup kita. Jadi, cara bekerja dari ajaran salah adalah sama seperti cara bekerja ragi dalam mempengaruhi adonan.
Karena itu, jangan sombong dengan terus berada dalam suatu gereja yang saudara tahu merupakan gereja sesat, dengan pemikiran bahwa saudara tidak akan terseret oleh kesesatan itu. Kalau kesesatan memang begitu tidak berbahaya, maka Yesus tidak akan memperingatkan murid-murid terhadap hal itu!
2) Kita harus hati-hati dalam menerima suatu ajaran.
Kita harus selalu hati-hati dalam menerima hal-hal duniawi supaya tidak menerima yang palsu. Misalnya: uang, perhiasan, barang, dan sebagainya. Kita seharusnya lebih berhati-hati dalam hal yang bersifat rohani, karena kerugian dalam hal rohani memberikan pengaruh yang bersifat kekal.
Mat 16:13-20 - “(13) Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-muridNya: ‘Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?’ (14) Jawab mereka: ‘Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi.’ (15) Lalu Yesus bertanya kepada mereka: ‘Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?’ (16) Maka jawab Simon Petrus: ‘Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!’ (17) Kata Yesus kepadanya: ‘Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan BapaKu yang di sorga. (18) Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaatKu dan alam maut tidak akan menguasainya. (19) Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.’ (20) Lalu Yesus melarang murid-muridNya supaya jangan memberitahukan kepada siapapun bahwa Ia Mesias”.
Matius 16: 13: “Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-muridNya: ‘Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?’”.
1) ‘Setelah Yesus tiba’.
KJV/RSV/NIV/NASB: ‘when Jesus came’ (= ketika Yesus tiba) - past tense / waktu lampau.
Tetapi bandingkan dengan:
Mark 8:27 - “Kemudian Yesus beserta murid-muridNya berangkat ke kampung-kampung di sekitar Kaisarea Filipi. Di tengah jalan Ia bertanya kepada murid-muridNya, kataNya: ‘Kata orang, siapakah Aku ini?’”.
Luk 9:18 - “Pada suatu kali ketika Yesus berdoa seorang diri, datanglah murid-muridNya kepadaNya. Lalu Ia bertanya kepada mereka: ‘Kata orang banyak, siapakah Aku ini?’”.
Bagaimana mengharmonsikan bagian-bagian yang kelihatannya bertentangan ini?
Kata yang diterjemahkan ‘setelah tiba’ atau ‘came’, dalam bahasa Yunaninya adalah ELTHON, suatu participle aorist. Ada yang mengatakan bahwa seharusnya diterjemahkan ‘having come’, tetapi ada yang berpendapat bahwa bisa juga diterjemahkan ‘was coming’.
a) Kalau diambil arti ‘was coming’ maka berarti Yesus belum tiba di Kaisarea Filipi, dan itu berarti tidak ada pertentangan antara Matius dan Markus.
b) Kalau dipilih arti ‘having come’, itu berarti Yesus sudah tiba di Kaisarea Filipi. Lalu mengapa Markus berkata ‘di tengah jalan’? Perhatikan bahwa Mark 8:27 mengatakan ‘berangkat ke kampung-kampung di sekitar Kaisarea Filipi. Di tengah jalan ...’. Jadi, mungkin sekali yang dimaksud oleh Markus dengan kata-kata ‘di tengah jalan’, bukanlah ‘di tengah jalan antara Betsaida dan Kaisarea Filipi’, tetapi ‘di tengah jalan antara Kaisarea Filipi dan kampung-kampung di sekitarnya’. Jadi, Yesus sudah tiba di Kaisarea Filipi, lalu berjalan lagi menuju kampung-kampung. Dengan demikian, tetap tidak ada pertentangan antara Matius dan Markus.
c) Sedang Luk 9:18 tidak terlalu sukar untuk diharmoniskan. Bisa saja dalam perjalanan itu Yesus berhenti untuk berdoa, dan sesudah itu terjadi percakapan dengan murid-murid.
2) Ay 13b: pertanyaan Yesus.
a) Ini merupakan suatu pertanyaan yang penting. Keselamatan seseorang tergantung pada jawabannya (yang keluar dari hati) atas pertanyaan ini!
b) Yesus sudah banyak mengajar murid-murid, menunjukkan mujijat dan sebagainya, tetapi sekarang Ia memberikan pertanyaan yang begitu dasari. Ini harus ditiru oleh orang kristen / para hamba Tuhan. Jangan menganggap bahwa ‘orang kristen lama’ tidak membutuhkan pertanyaan seperti itu!
Ay 14: “Jawab mereka: ‘Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi.’”.
Di sini murid-murid tidak menyebutkan tentang orang-orang yang menganggap bahwa Yesus adalah Beelzebul (bdk. Mat 10:25). Jadi jelaslah bahwa orang-orang yang mereka sebutkan di sini, hanyalah orang-orang yang kelihatannya ‘pro’ / ‘ikut’ Yesus, bukan orang-orang yang anti / memusuhi Yesus. Tetapi bagaimana pandangan mereka tentang Yesus?
ada yang menganggap bahwa Yesus adalah Yohanes Pembaptis. Bandingkan dengan Mat 14:2 / Luk 9:7 dmana Herodes juga menganggap bahwa Yesus adalah Yohanes Pembaptis.
ada yang menganggap bahwa Yesus adalah Elia.
Mal 4:5 - “Sesungguhnya Aku akan mengutus nabi Elia kepadamu menjelang datangnya hari TUHAN yang besar dan dahsyat itu”.
ada yang menganggap bahwa Yesus adalah Yeremia (2Esdras 2:18 - apocrypha).
ada yang menganggap bahwa Yesus adalah seorang dari para nabi.
Jadi, di antara orang-orang yang kelihatannya pro / ikut Yesus, tetap ada banyak pandangan-pandangan yang sama sekali salah / sesat tentang Yesus! Karena itu kalau saudara melihat seseorang yang kelihatannya pro / ikut Yesus, jangan terlalu cepat merasa senang atau menganggap bahwa ia sudah betul-betul kristen / diselamatkan!
Ay 15: “Lalu Yesus bertanya kepada mereka: ‘Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?’”.
1) Yesus mempribadikan pertanyaan dalam ay 13 tadi.
Ini penting bagi setiap pemberita Firman Tuhan. Jangan biarkan ada ‘gap’ / ‘celah’ antara Firman Tuhan yang saudara beritakan dengan orang yang mendengar Firman Tuhan itu. Terapkanlah Firman Tuhan itu pada hidup dari para pendengar saudara!
2) ‘Apa katamu’ (ay 15).
Kata ‘mu’ dalam bahasa Yunaninya ada dalam bentuk jamak. Jadi, jelas bahwa pertanyaan ini ditujukan kepada semua murid. Petrus menjawab sebagai wakil / juru bicara.
Ay 16: “Maka jawab Simon Petrus: ‘Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!’”.
1) Mat 16:16 - Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup.
Mark 8:29 - Engkau adalah Mesias.
Luk 9:20 - Mesias dari Allah.
Perbedaan ini bukan merupakan kontradiksi, dan perbedaan ini terjadi hanya karena masing-masing penulis hanya menuliskan sebagian dari jawaban Petrus atas pertanyaan Yesus tersebut. Tentu saja Petrus menjawab secara lebih panjang lebar, tetapi masing-masing penulis hanya mencatat ringkasannya saja.
2) Dalam semua ayat-ayat dalam no 1 di atas, kata ‘Mesias’ seharusnya adalah ‘Kristus’. Dua kata itu artinya memang sama, tetapi Mesias berasal dari bahasa Ibrani, dan Kristus berasal dari bahasa Yunani. Artinya adalah ‘yang diurapi’.
3) ‘Anak Allah yang hidup’.
a) Kata ‘hidup’ berhubungan dengan ‘Allah’, bukan dengan ‘Anak’.
NIV: ‘the Son of the living God’ [= Anak dari (Allah yang hidup)].
Allah disebut dengan istilah ‘Allah yang hidup’ untuk mengkontraskanNya dengan berhala-berhala yang mati.
b) Sebutan bahwa Yesus adalah Anak Allah menunjukkan bahwa Yesus adalah Allah, atau bahwa Yesus setingkat / setara dengan Allah (Yoh 5:18 10:33). Jadi, jangan mengartikan istilah itu menurut pengertian orang jaman sekarang.
Apakah saudara mengakui Yesus dengan pengakuan seperti pengakuan Petrus ini?
Ay 17: “Kata Yesus kepadanya: ‘Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan BapaKu yang di sorga”.
1) Di sini disebut ‘Simon bin Yunus’. Dalam Yoh 21:16-17 dan Yoh 1:42 disebut ‘Simon anak Yohanes’. Apakah 2 bagian ini bertentangan / kontradiksi? Sebetulnya tidak, karena dalam Mat 16:17 ini kata yang diterjemahkan ‘bin Yunus’ adalah BARIONA, dimana kata BAR berarti ‘bin’ (= anak laki-laki / putra dari), sedangkan kata IONA merupakan singkatan nama ‘Yohanes’, ayah Simon. Jadi, kata ‘Yunus’ itu sebetulnya salah terjemahan.
2) Orang mengenal Kristus dengan benar hanya karena Tuhan menyatakan kepada dia! Ingatlah ini baik-baik pada waktu memberitakan Injil! Banyaklah berdoa supaya Tuhan menyatakan Yesus kepada orang-orang yang saudara injili tersebut.
3) Kata-kata ini secara implicit mengatakan: ‘Celakalah orang yang tidak percaya kepada Yesus’.
Ay 18: “Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaatKu dan alam maut tidak akan menguasainya”.
1) ‘Batu karang’ ditafsirkan bermacam-macam:
a) ‘Batu karang’ menunjuk kepada Kristus. Tetapi kalau diartikan seperti ini, kalimat dalam ay 18 menjadi tidak masuk akal.
b) ‘Batu karang’ menunjuk pada pengakuan / iman Petrus yang dinyatakan dalam ay 16 tadi.
Alasan:
1. ‘Petrus’ (Yunani: PETROS) merupakan kata benda berjenis kelamin masculine / laki-laki, dan artinya adalah ‘batu kecil’.
2. ‘Batu karang’ (Yunani: PETRA) merupakan kata benda berjenis kelamin feminine / perempuan, dan artinya adalah ‘batu besar’.
Jadi, kata ‘batu karang’ itu tidak mungkin menunjuk kepada Petrus, tetapi pada pengakuan / iman dari Petrus. Memang, apakah arti dari PETROS dan PETRA itu sama atau berbeda, diperdebatkan. Tetapi kalaupun artinya sama, mengapa Matius menggunakan kata yang berbeda? Mengapa ia tidak menulis: ‘di atasmu Aku akan mendirikan ...’ kalau ia memang memaksudkan Petrus?
c) ‘Batu karang’ menunjuk kepada Petrus.
Alasan: ini cocok dengan flow / aliran dari kalimat ini.
Gereja Roma Katolik memakai ayat ini untuk mengatakan bahwa Petrus adalah Paus I.
Sekalipun harus diakui bahwa banyak penafsir Protestan yang setuju bahwa ‘batu karang’ menunjuk kepada Petrus, tetapi jelas bahwa Petrus bukanlah Paus I!
Dasar:
1. Petrus di sini hanya merupakan wakil dari semua rasul.
Dalam ay 17-19 Yesus menggunakan ‘orang kedua tunggal’ karena Petrus dianggap sebagai wakil. Tetapi dalam Mat 18:18 Yesus menggunakan ‘orang kedua jamak’.
Mat 18:18 - “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya apa yang kamu ikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kamu lepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga”.
2. Rasul-rasul tidak pernah menganggap Petrus sebagai ‘yang terbesar’. Buktinya: hal itu sering mereka perdebatkan, seperti dalam:
a. Mat 18:1 - “Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: ‘Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?’”.
b. Luk 22:24 - “Terjadilah juga pertengkaran di antara murid-murid Yesus, siapakah yang dapat dianggap terbesar di antara mereka”.
3. Gal 2:11-14 dan Kis 15 tidak menunjukkan bahwa Petrus adalah orang yang paling tinggi pangkatnya dalam gereja, karena dalam Gal 2:11-14 Petrus ditegur dengan keras di depan umum oleh Paulus, dan dalam Kis 15, pada waktu ada pertentangan doktrinal dalam gereja, keputusannya bukan dari Petrus, tetapi keputusan bersama.
4. Kata-kata Petrus sendiri menunjukkan bahwa ia tidak menganggap dirinya sebagai ‘yang tertinggi’ dalam gereja.
1Pet 5:1-3 - “(1) Aku menasihatkan para penatua di antara kamu, aku sebagai teman penatua dan saksi penderitaan Kristus, yang juga akan mendapat bagian dalam kemuliaan yang akan dinyatakan kelak. (2) Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri. (3) Janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu”.
2) ‘Aku akan mendirikan jemaat / gerejaKu’.
Bagian ini menunjukkan secara jelas bahwa satu-satunya orang yang adalah pemilik / pendiri gereja adalah Tuhan Yesus sendiri! Setiap orang yang menganggap dirinya pemilik gereja / orang yang paling berkuasa dalam gereja, pada hakekatnya sedang melakukan kudeta terhadap Tuhan Yesus sendiri!
Dari adanya pengangkatan tua-tua dalam Kitab Suci, maka terlihat bahwa Tuhan tidak menghendaki ada 1 orang yang memerintah sebagai diktator / penguasa dalam gereja. Ia menghendaki sekelompok orang (majelis / tua-tua) yang menjadi pemerintah dalam gerejaNya!
3) ‘Alam maut tak akan menguasainya’.
Kata ‘nya’ menunjuk pada gereja. Ini menunjukkan 2 hal:
a) Kita pasti menang dalam perang rohani ini.
b) Kita terus menerus diserang setan. Karena itu jangan hidup secara santai.
Ay 19: “Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.’”.
1) ‘Kunci’ menunjuk pada sesuatu untuk membuka / menutup.
Ada 2 macam arti:
a) Pada kita ada Firman Tuhan / Injil. Kalau kita memberitakan Injil, kita membuka pintu; kalau kita tidak memberitakan Injil, kita menutup pintu. Bandingkan dengan Luk 11:52 yang mengatakan bahwa ahli-ahli Taurat mempunyai kunci karena mereka adalah pengajar Firman Tuhan.
Luk 11:52 - “Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat, sebab kamu telah mengambil kunci pengetahuan; kamu sendiri tidak masuk ke dalam dan orang yang berusaha untuk masuk ke dalam kamu halang-halangi.’”.
b) Pemberian otoritas untuk mengijinkan atau melarang masuk.
Arti ini sama dengan ay 19b - “Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.’”.
2) ‘ikat’ = melarang.
‘lepas’ = mengijinkan.
Ini adalah arti kata-kata itu dalam tradisi penggunaan kata-kata itu dalam kalangan Yahudi. Hak itu tidak diberikan kepada Petrus saja, karena dalam Mat 18:18 digunakan kata ganti orang kedua jamak.
Ay 20: “Lalu Yesus melarang murid-muridNya supaya jangan memberitahukan kepada siapapun bahwa Ia Mesias”.
Mengapa dilarang? Ada beberapa kemungkinan:
1) Takut orang-orang menganggap Yesus sebagai Mesias yang akan membebaskan dari belenggu Romawi. Ini bisa menimbulkan perang.
2) Waktunya belum tiba bagi Yesus untuk mati. Karena itu Ia tidak mau murid-murid memberitakan diriNya sebagai Mesias, karena hal itu akan membuat orang-orang Yahudi makin membenciNya.
3) Pengertian murid-murid tentang Mesias masih sangat kurang.
Bdk. Mat 16:21-22 - “(21) Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-muridNya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga. (22) Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: ‘Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau.’”.
Karena itu mereka harus belajar lebih banyak dulu, baru boleh memberitakan Yesus sebagai Mesias! Kalau saudara mau memberitakan Injil, saudara juga harus banyak belajar Firman Tuhan!
MATIUS 16:21-28
Mat 16:21-28 - “(21) Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-muridNya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga. (22) Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: ‘Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau.’ (23) Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: ‘Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagiKu, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.’ (24) Lalu Yesus berkata kepada murid-muridNya: ‘Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. (25) Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. (26) Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya? (27) Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan BapaNya diiringi malaikat-malaikatNya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya. (28) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat Anak Manusia datang sebagai Raja dalam KerajaanNya.’”.
Matius 16: 21: “Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-muridNya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga”.
1) ‘Mulai menyatakan’.
Yesus pernah mengajar secara samar-samar tentang kematian / kebangkitanNya, misalnya dalam Yoh 2:19-22 dan mungkin juga dalam Mat 9:15 (ada beberapa penafsiran tentang ayat ini).
Tetapi di sini Ia untuk pertama kalinya mengajarkan secara terang-terangan / jelas tentang hal itu. Dalam Mat 16:15-16 murid-murid sudah percaya bahwa Yesus adalah Mesias. Dan karena itu sekarang Ia menganggap sudah saatnya untuk mengajar lebih lanjut tentang ke-Mesias-anNya, dan Ia mengatakan bahwa Mesias harus menderita dan mati.
Dari sini terlihat bahwa Yesus mengajar langkah demi langkah, sesuai dengan kebutuhan / tingkat kerohanian dari para pendengarNya.
Bdk. Yoh 16:12-13a - “(12) Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya. (13a) Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; ...”.
Ini adalah sesuatu yang harus ditiru! Pada waktu memberitakan Firman Tuhan, kita harus memberitakan apa yang merupakan kebutuhan orang itu, dan yang sesuai dengan tingkat kerohaniannya.
Misalnya: pada waktu memberitakan Injil kepada orang yang belum percaya kepada Kristus, sekalipun orang yang kita injili itu ingin tahu / bertanya tentang doktrin Allah Tritunggal, kita tidak boleh memuaskan rasa ingin tahuinya dengan mengajarkan doktrin yang begitu sukar untuk dia! Kita harus berusaha membelokkan pembicaraan kepada Injil, karena itulah kebutuhannya sebagai orang yang belum percaya!
2) Penyimpangan doktrin tentang Mesias dalam kalangan orang-orang Yahudi pada saat itu.
a) Doktrin bahwa Mesias harus menderita dan mati, sebetulnya sudah ada dalam Perjanjian Lama. Ini terlihat dari:
1. Yes 53:4-10 - “(4) Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. (5) Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. (6) Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian. (7) Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya. (8) Sesudah penahanan dan penghukuman ia terambil, dan tentang nasibnya siapakah yang memikirkannya? Sungguh, ia terputus dari negeri orang-orang hidup, dan karena pemberontakan umat-Ku ia kena tulah. (9) Orang menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik, dan dalam matinya ia ada di antara penjahat-penjahat, sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulutnya. (10) Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya”.
2. Daniel 9:26 - “Sesudah keenam puluh dua kali tujuh masa itu akan disingkirkan seorang yang telah diurapi, padahal tidak ada salahnya apa-apa. Maka datanglah rakyat seorang raja memusnahkan kota dan tempat kudus itu, tetapi raja itu akan menemui ajalnya dalam air bah; dan sampai pada akhir zaman akan ada peperangan dan pemusnahan, seperti yang telah ditetapkan”.
3. Luk 24:25-26 - “(25) Lalu Ia berkata kepada mereka: ‘Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi! (26) Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaanNya?’”.
b) Tetapi perlahan-lahan doktrin ini menghilang dari antara orang-orang Yahudi dan mereka percaya bahwa Mesias akan datang sebagai raja dunia yang penuh dengan kemenangan.
Bdk. Yoh 6:14-15 - “(14) Ketika orang-orang itu melihat mujizat yang telah diadakanNya, mereka berkata: ‘Dia ini adalah benar-benar nabi yang akan datang ke dalam dunia.’ (15) Karena Yesus tahu, bahwa mereka hendak datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia raja, Ia menyingkir pula ke gunung, seorang diri”.
Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div: meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
Penerapan: ini merupakan pelajaran bagi kita untuk tidak mengabaikan bagian tertentu dari Kitab Suci. Karena itu jangan memilih-milih topik kalau datang dalam Pemahaman Alkitab. Berusahalah untuk belajar seluruh isi Kitab Suci, baik itu diberikan dalam bentuk topikal, doktrinal, exposisi Perjanjian Lama, ataupun exposisi Perjanjian Baru!
3) Apa yang Yesus ajarkan dalam ay 21 itu kontras sekali dengan konsep / kepercayaan murid-murid tentang Mesias.
Penerapan: kita harus berani untuk memberitakan sesuatu yang bertentangan dengan konsep / kepercayaan dari pendengar kita. Kalau saudara bertemu dengan seseorang yang mempunyai pandangan yang sesat bahwa ada banyak jalan ke surga, atau bahwa semua agama itu sama, beranikah saudara menentangnya dengan mengatakan bahwa Yesus adalah satu-satunya jalan ke surga (Yoh 14:6 Kis 4:12 1Yoh 5:11-12)? Kalau saudara bertemu dengan seseorang yang mengatakan bahwa orang kristen harus berbahasa roh, beranikah saudara membetulkan pandangannya dengan mengatakan bahwa bahasa roh itu merupakan karunia yang hanya dikaruniakan kepada sebagian orang kristen (1Kor 12:8-10)? Memang kalau kita melakukan hal-hal ini, ada kemungkinan kita akan dibenci / dimusuhi, tetapi itu merupakan salib yang harus rela kita pikul.
4) Murid-murid perlu tahu bahwa bagi Yesus, jalan menuju kemenangan / kemuliaan adalah melalui salib. Ini juga berlaku untuk mereka sebagai pengikut Kristus. Hal itu diberitakan supaya pada waktu penderitaan itu tiba, mereka siap menghadapinya!
Renungkan: apakah ajaran Yesus ini cocok dengan Theologia Kemakmuran?
5) Dalam ay 21 sebetulnya juga ada penghiburan yaitu bahwa setelah mati, Yesus akan bangkit! Ini berlaku juga untuk pengikut Yesus; setelah salib dan penderitaan, akan ada kemenangan dan kemuliaan. Tetapi mungkin sekali murid-murid sudah ‘shock’ / kaget mendengar bagian depan dari ay 21 sehingga bagian belakangnya tidak mereka dengar. Karena itu keluar reaksi / tanggapan seperti dalam ay 22.
Pelajaran bagi kita: hati-hati dalam mendengar Firman Tuhan! Jangan mendengar sepotong-sepotong, karena itu bisa membahayakan dan menimbulkan arti yang sama sekali berbeda. Kita harus mendengar seluruhnya.
Bdk. Yak 1:19 - “Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah”.
Kalau kita cepat berkata-kata atau marah pada waktu mendengar Firman Tuhan, maka itu akan menyebabkan kita berhenti mendengar, sehingga hanya mendengar sebagian.
Ay 22: “Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: ‘Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau.’”.
1) Petrus tidak bisa menerima Firman Tuhan yang bertentangan dengan konsep yang ada dalam dirinya! Ini merupakan sesuatu yang sangat salah! Apa yang saudara percayai dari kecil belum tentu betul. Kalau saudara suatu waktu melihat bahwa konsep saudara itu bertentangan dengan Firman Tuhan, saudara harus mau membuangnya! Bukan Firman Tuhan yang harus disesuaikan dengan konsep saudara, tetapi konsep / kepercayaan saudaralah yang harus disesuaikan dengan Firman Tuhan!
2) Petrus merasa lebih bijaksana dari pada Kristus! Tetapi apakah saudara tidak pernah bersikap seperti itu? Pada saat saudara menderita, gagal, dsb, apakah saudara pernah berpikir: ‘Bagaimana sih Tuhan ini, kok saya dibeginikan?’. Bukankah pemikiran seperti itu pada hakekatnya menunjukkan bahwa saudara merasa lebih bijaksana dari pada Tuhan? Tetapi ingatlah bahwa bagaimanapun kita tidak mungkin lebih bijaksana dari pada Tuhan.
Roma 11:33-34 - “(33) O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusanNya dan sungguh tak terselami jalan-jalanNya! (34) Sebab, siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan? Atau siapakah yang pernah menjadi penasihatNya?”.
3) Petrus mempunyai semangat, tetapi karena pengertiannya salah, semua menjadi salah. Bandingkan dengan:
a) Amsal 19:2 - “Tanpa pengetahuan kerajinanpun tidak baik; orang yang tergesa-gesa akan salah langkah”.
b) Yoh 16:2-3 - “(2) Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah. (3) Mereka akan berbuat demikian, karena mereka tidak mengenal baik Bapa maupun Aku”.
c) Ro 10:2-3 - “(2) Sebab aku dapat memberi kesaksian tentang mereka, bahwa mereka sungguh-sungguh giat untuk Allah, tetapi tanpa pengertian yang benar. (3) Sebab, oleh karena mereka tidak mengenal kebenaran Allah dan oleh karena mereka berusaha untuk mendirikan kebenaran mereka sendiri, maka mereka tidak takluk kepada kebenaran Allah”.
Penerapan: banyaklah belajar Firman Tuhan, supaya semangat saudara bisa diarahkan ke arah yang benar!
4) Kata-kata bodoh ini berasal dari Petrus sendiri (bdk. ay 23).
Dalam Mat 16:16 Petrus mengucapkan kata-kata yang hebat! Karena apa? Karena Tuhan menyatakannya kepada Petrus! Tetapi begitu Petrus mengucapkan sesuatu yang berasal dari dirinya sendiri, ia langsung mengucapkan hal-hal yang bodoh! Ini seharusnya mengajar kita untuk menjadi rendah hati! Kita bisa hebat / bijaksana, kalau Tuhan menolong kita. Tanpa Tuhan, kita bodoh!
Ay 23: “Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: ‘Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagiKu, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.’”.
1) Kata-kata ini tidak ditujukan kepada setan, tetapi kepada Petrus!
Dasar / alasan:
a) Ay 23: ‘Yesus berkata kepada Petrus’.
Kalau Yesus menengking setan, Ia berbicara kepada setannya, bukan kepada orangnya! Contoh:
1. Mat 8:31-32 - “(31) Maka setan-setan itu meminta kepadaNya, katanya: ‘Jika Engkau mengusir kami, suruhlah kami pindah ke dalam kawanan babi itu.’ (32) Yesus berkata kepada mereka: ‘Pergilah!’ Lalu keluarlah mereka dan masuk ke dalam babi-babi itu. Maka terjunlah seluruh kawanan babi itu dari tepi jurang ke dalam danau dan mati di dalam air”.
2. Mark 5:8-9 - “(8) Karena sebelumnya Yesus mengatakan kepadanya: ‘Hai engkau roh jahat! Keluar dari orang ini!’ (9) Kemudian Ia bertanya kepada orang itu: ‘Siapa namamu?’ Jawabnya: ‘Namaku Legion, karena kami banyak.’”.
Kata-kata yang saya garis bawahi dalam ay 9 ini salah terjemahan; seharusnya adalah ‘kepadanya’, dimana kata ‘nya’ menunjuk kepada setannya.
3. Mat 17:18 - “Dengan keras Yesus menegor dia, lalu keluarlah setan itu dari padanya dan anak itupun sembuh seketika itu juga”.
4. Mark 1:23-27 - “(23) Pada waktu itu di dalam rumah ibadat itu ada seorang yang kerasukan roh jahat. Orang itu berteriak: (24) ‘Apa urusanMu dengan kami, hai Yesus orang Nazaret? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah.’ (25) Tetapi Yesus menghardiknya, kataNya: ‘Diam, keluarlah dari padanya!’ (26) Roh jahat itu menggoncang-goncang orang itu, dan sambil menjerit dengan suara nyaring ia keluar dari padanya. (27) Mereka semua takjub, sehingga mereka memperbincangkannya, katanya: ‘Apa ini? Suatu ajaran baru. Ia berkata-kata dengan kuasa. Roh-roh jahatpun diperintahNya dan mereka taat kepadaNya.’”.
Juga dalam Kis 16:18, ketika Paulus menengking setan, ia berbicara kepada setannya!
Kis 16:18 - “Hal itu dilakukannya beberapa hari lamanya. Tetapi ketika Paulus tidak tahan lagi akan gangguan itu, ia berpaling dan berkata kepada roh itu: ‘Demi nama Yesus Kristus aku menyuruh engkau keluar dari perempuan ini.’ Seketika itu juga keluarlah roh itu”.
b) Ay 23: ‘Enyahlah Iblis!’. Ini salah terjemahan.
Seharusnya ‘Go / get behind Me, Satan!’ (= Pergilah ke belakangKu, setan!).
Adanya kata-kata ‘behind Me’ (= ke belakangKu) jelas menunjukkan bahwa kata-kata itu tidak mungkin ditujukan kepada setan. Bandingkan dengan waktu Yesus mengusir setan dalam Mat 4:10 - “Maka berkatalah Yesus kepadanya: ‘Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!’”.
Di sini tidak ada kata-kata ‘behind Me’.
Atau bisa juga, seperti ditafsirkan oleh Adam Clarke, bahwa kata ‘Iblis’ sebetulnya berarti ‘adversary’ / ‘musuh’. Jadi, Petrus bukan disebut ‘Iblis’ tetapi disebut ‘musuh’, karena ia berpandangan bukan dari sudut pandang Allah.
c) Ay 23: kata ‘engkau’ dalam ayat ini jelas menunjukkan bahwa Yesus berbicara kepada Petrus.
Kesimpulan: Yesus bukannya menengking setan; Ia berbicara kepada Petrus! Jadi ayat ini tidak bisa dijadikan dasar untuk berkata bahwa orang kristen bisa kerasukan setan. Tetapi banyak orang menganggap bahwa orang kristen tetap bisa ada setannya dan membutuhkan doa pelepasan, berdasarkan ay 23 ini. Tetapi setelah terbukti bahwa Yesus bukan menengking setan, tetapi berbicara kepada Petrus, jelas bahwa ayat ini tidak bisa dijadikan dasar dari ajaran seperti itu.
Saya bahkan berpendapat bahwa kita tidak bisa menengking setan yang menggoda kita untuk berbuat dosa. Setan memang diberi hak untuk menggoda kita, sehingga dalam kasus seperti itu tidak bisa ditengking. Memang dalam Mat 4:10 Yesus mengusir / menengking setan yang menggodaNya, tetapi itu mungkin sekali terjadi karena Mat 4:8-9 merupakan penghinaan bagi Dia (karena disuruh menyembah setan). Juga mungkin karena pada saat itu terjadi manifestasi / penampakan dari setan.
Lain halnya kalau kita berjumpa dengan orang yang kerasukan setan. Penengkingan dalam kasus seperti ini memang jelas merupakan sesuatu yang Alkitabiah.
Yak 4:7-8 dan 1Pet 5:8-9 menunjukkan cara menghadapi setan yang menggoda kita dan tidak ada yang menyuruh kita untuk menengking setan dalam kasus penggodaan seperti itu.
Yak 4:7-8 - “(8) Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu! (9) Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu. Tahirkanlah tanganmu, hai kamu orang-orang berdosa! dan sucikanlah hatimu, hai kamu yang mendua hati!”.
1Pet 5:8-9 - “(8) Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. (9) Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama”.
2) Petrus disebut setan.
Mengapa? Karena ia sedang dikuasai, ditipu, dan dipakai oleh setan. Atau karena ia sedang mempunyai pikiran yang salah dan melakukan tindakan yang salah. Ini berbeda dengan ‘dirasuk setan’. Kata-kata Petrus dalam ay 22 intinya sama dengan godaan setan dalam Mat 4:8-9 yaitu suatu godaan supaya Yesus mendapat mahkota tanpa melalui salib. Bisa saja kata-kata / tindakannya berasal bukan dari setan tetapi dari dirinya sendiri, tetapi karena intinya sama dengan godaan setan dalam Mat 4:8-9, maka ia disebut sebagai ‘setan’.
Saya tidak yakin bahwa setanlah yang ‘mengilhami’ Petrus pada saat ini, karena saya berpendapat bahwa setan justru berusaha membunuh Yesus. Adalah aneh, kalau saat ini ia mengilhami Petrus sedemikian rupa sehingga justru mencegah kematian Yesus.
3) Petrus disebut sebagai ‘batu sandungan’.
a) Ia disebut demikian karena ia menghalangi Yesus untuk melakukan misiNya!
b) Tadi, dalam Mat 16:18 ia disebut sebagai ‘batu karang’ (menurut penafsiran ketiga), sekarang ia menjadi ‘batu sandungan’.
Ini mengajar kita untuk tidak mempercayai diri kita sendiri, tetapi hanya mempercayai Tuhan saja.
Ay 24: “Lalu Yesus berkata kepada murid-muridNya: ‘Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku”.
1) Bukan hanya Yesus, tetapi juga orang-orang kristen harus mengalami salib.
Tadi dalam ay 21 Yesus berkata bahwa Ia sendiri yang akan mengalami salib. Sekarang ia mengatakan bahwa setiap pengikutNya harus mengalami salib! Ini ciri khas orang kristen sejati! Kalau dalam hidup saudara tidak ada salib, mungkin sekali saudara bukan orang kristen yang sejati!
2) ‘Menyangkal diri’ berarti ‘tidak hidup untuk diri sendiri / demi kesenangan diri sendiri’.
Ini tidak berarti bahwa kita lalu tidak mempedulikan kesehatan kita dan sebagainya. Ini berarti bahwa kita tidak lagi berusaha mencari hal-hal yang menyenangkan diri kita sendiri, atau yang mengenakkan diri kita sendiri, tetapi sebaliknya kita akan mencari hal-hal yang menyenangkan Tuhan!
Penerapan: pada waktu saudara diperhadapkan pada suatu pemilihan, apa yang menjadi dasar keputusan saudara? Kehendak / kesenangan Tuhan, atau kesenangan / kenikmatan saudara sendiri?
3) ‘Memikul salib’ (bdk. Luk 9:23 yang menambahkan kata-kata ‘setiap hari’).
Memikul salib berarti menderita karena taat kepada Kristus / ikut Kristus.
Ay 25: “Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya”.
1) Ini diucapkan Yesus untuk orang yang tidak mau menyangkal diri, tetapi sebaliknya, hidup untuk dirinya sendiri.
2) Yang mau menyelamatkan nyawa, justru akan kehilangan nyawa.
a) Kata-kata ini lebih hidup / berarti untuk orang-orang kristen abad 1-3, yang menghadapi penganiayaan. Tetapi kata-kata ini tetap relevan untuk jaman sekarang.
b) ‘Menyelamatkan nyawa’ berarti mencari aman, tidak mau menghadapi resiko demi Kristus, tidak mau berkorban bagi Kristus. Ini jelas merupakan orang yang tidak cinta kepada Tuhan. Tidak ada cinta tanpa pengorbanan!
c) ‘Kehilangan’. Kata bahasa Yunaninya bisa diterjemahkan ‘destroy’ / ‘kill’ (= menghancurkan / membunuh), yang merupakan kebalikan dari ‘menyelamatkan’. Jadi, orang yang ingin menyelamatkan nyawanya, justru menghancurkan / membunuh nyawanya!
3) Yesus menghendaki supaya orang mau kehilangan nyawa karena / demi Dia.
Ini lagi-lagi menekankan bahwa Ia menghendaki orang yang menyangkal diri. Tetapi perhatikan bahwa Yesus senang dengan orang yang rela kehilangan nyawa ‘karena Aku’. Mark 8:35 menambahkan ‘karena Aku dan karena Injil’.
Jangan rela / berani kehilangan nyawa untuk hal-hal duniawi yang konyol! Tetapi kalau saudara harus kehilangan nyawa demi Kristus / Injil, relalah mengalaminya! Dengan demikian, saudara justru akan menyelamatkan nyawa saudara (mendapat hidup kekal)!
Ay 26: “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?”.
Bagian ini ditujukan untuk orang-orang yang hidup untuk mendapatkan dunia bagi dirinya sendiri. Ini jelas merupakan orang-orang yang hidup tanpa penyangkalan diri. Mereka hidup demi uang, mereka tidak mau memberi waktu untuk Tuhan, mereka tidak menyediakan waktu untuk belajar Firman Tuhan, mereka terlalu sibuk untuk bisa melayani Tuhan, dan sebagainya.
Ayat Kitab Suci yang cocok dengan ay 26 ini adalah Luk 16:19-31 (cerita tentang Lazarus dan orang kaya) dan Luk 12:16-21 (perumpamaan tentang orang kaya yang bodoh).
BACA JUGA: EKSPOSISI INJIL MATIUS PASAL 17-20
Ay 27: “Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan BapaNya diiringi malaikat-malaikatNya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya”.
1) Ayat ini jelas membicarakan tentang kedatangan Yesus yang keduakalinya.
Dalam menyangkal diri / memikul salib, penting bagi kita untuk memandang ke depan pada kedatangan Yesus yang keduakalinya!
2) NIV: ‘he will reward’ (= Ia akan memberi upah).
Ini menunjuk kepada:
a) Pahala.
Ini tergantung perbuatan kita (baca ay 27 itu sekali lagi). Kita selamat atau tidak, memang hanya tergantung pada apakah kita beriman atau tidak. Tetapi pahala / tingkat di surga tergantung kehidupan, ketaatan dan pelayanan kita! Tetapi bagaimanapun harus kita ingat bahwa kalau kita bisa taat, melayani Tuhan dsb, itu semua karena kasih karunia Tuhan. Jadi sebetulnya kita tetap tidak layak untuk menerima pahala. Itu tetap merupakan anugerah dari Tuhan!
b) Hukuman.
Ada yang menganggap bahwa ayat ini hanya menunjuk pada pahala saja, tetapi ada juga yang menganggap bahwa ayat ini menunjuk baik pada pahala maupun pada hukuman.
Ay 28: “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat Anak Manusia datang sebagai Raja dalam KerajaanNya.’”.
1) Berbeda dengan ay 27, ay 28 pasti tidak menunjuk pada kedatangan Yesus yang keduakalinya! Mengapa? Karena kalau ayat ini diartikan menunjuk pada kedatangan yang keduakalinya, itu berarti bahwa kata-kata Yesus ternyata tidak tergenapi.
BACA JUGA: EKSPOSISI INJIL MATIUS PASAL 6-9
2) Karena kedatangan Yesus yang keduakalinya ‘masih lama’, maka Yesus memberikan sesuatu bagi mereka supaya mereka bisa ‘mencicipi’ berkat dan kemuliaan yang akan dialami pada saat Yesus datang keduakalinya. ‘Icip-icip’ itu berupa: ada di antara mereka yang tidak akan mati sebelum melihat Yesus datang sebagai raja dalam kerajaanNya.
3) Persoalannya: apa arti kalimat itu? Ada bermacam-macam penafsiran:
a) Transfiguration (pemuliaan / perubahan bentuk) yang terjadi dalam Mat 17:1-13.
Orang-orang yang menerima pandangan ini beralasan bahwa dalam ketiga kitab Injil (Matius, Markus, Lukas), kata-kata Yesus dalam ay 28 langsung disusul dengan cerita tentang transfiguration (perubahan bentuk / wajah yang dialami Yesus).
Keberatan: transfiguration itu terjadi hanya kurang lebih 1 minggu (bdk. Mat 17:1) setelah Yesus mengucapkan Mat 16:28. Padahal dari kata-kata Yesus dalam Mat 16:28 yang mengatakan ‘di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum ...’ secara implicit bisa disimpulkan bahwa di antara mereka pasti sudah ada (bahkan mayoritas dari mereka) yang mati, barulah peristiwa itu terjadi. Padahal saat itu belum ada satupun dari mereka yang mati!
b) Kematian, kebangkitan, kenaikan Yesus ke surga, dan turunnya Roh Kudus.
Keberatan: sekalipun peristiwa kematian Yesus - Pentakosta terjadi kurang lebih ½ tahun setelah Yesus mengucapkan Mat 16:28, dan pada saat itu memang sudah ada yang mati (yaitu Yudas Iskariot), tetapi yang mati baru satu, sehingga rasanya tetap tidak cocok dengan Mat 16:28 yang secara implicit menunjukkan bahwa mayoritas dari mereka sudah mati, baru peristiwa itu akan terjadi.
Tetapi bagaimanapun, ini merupakan pandangan dari mayoritas penafsir.
c) Kehancuran Yerusalem pada tahun 70 M.
Keberatan: peristiwa ini memang terjadi lebih kurang 40 tahun setelah Yesus mengucapkan Mat 16:28, sehingga saat itu sudah banyak dari mereka yang mati. Tetapi bisakah kehancuran Yerusalem disebut sebagai ‘kedatangan Anak Manusia sebagai raja dalam kerajaanNya’?
d) Penglihatan Yohanes di pulau Patmos (Wah 1:9-16).
Keberatan: saat ini mungkin hanya rasul Yohanes yang tertinggal / masih hidup di antara mereka. Tetapi keberatannya tetap ada, yaitu bisakah penglihatan seperti itu disebut sebagai ‘kedatangan Anak Manusia sebagai raja dalam kerajaanNya’?
Kesimpulan: sukar untuk menentukan pandangan yang benar dalam hal ini!.