EKSPOSISI KOLOSE 2:6-7 (PERTUMBUHAN ROHANI)


Kolose 2:6-7 - Kolose 2:6.Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. Kolose 2:7.Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur 

I. Pendahuluan

Menjadi orang Kristen artinya dengan setia menjadi pengikut Kristus, yang harus hidup menurut kebenaran Firman Tuhan. Hal ini menunjukkan bahwa orang percaya mengalami kedewasaan rohani. Orang Kristen yang dewasa perlu mengalami perubahan karakter, dan kekuatan untuk menghadapi masalah tiap hari.
EKSPOSISI KOLOSE 2:6-7 (PERTUMBUHAN ROHANI)
gadget, bisnis, otomotif
Permasalahan yang terjadi saat ini adalah banyak jemaat yang masih belum dewasa. Hal ini ditandai dengan keengganan untuk setia dalam ibadah, masih memiliki karakter dosa, hidup dalam kedagingan dan menuruti keinginan dunia yang sarat dengan hawa nafsu.

Jemaat perlu dibimbing, diajar, diberikan dasar yang kuat melalui kebenaran Firman Tuhan agar mengalami pertumbuhan rohani yang maksimal. Artikel ini bermaksud untuk memberikan dasar bagi setiap orang percaya agar memiliki pemahaman pentingnya pertumbuhan rohani, dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehingga menjadi orang Kristen yang dewasa. Melalui studi eksposisi Kolose 2:6-7, akan ditemukan makna-makna rohani yang praktis untuk diajarkan dan diterapkan dalam kehidupan setiap

II. Kerangka Eksposisi Kolose 2:6-7

Untuk mempermudah penulis dan pembaca dalam memahami garis besar kolose 2:6-7, maka penulis menemukan beberapa poin antara lain : 1. Tetap tinggal dalam Kristus (2:6) 2. Syarat bertumbuh di dalam Kristus (Kolose 2:7)

Berdasarkan kerangka penafsiran di atas maka pemaparan dan penjelasan dari ayat tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Tetap tinggal dalam Kristus (Kolose 2:6)

Ayat 6 Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. Dari ayat 6 ini dapat dijelaskan bahwa apabila orang tinggal dalam Yesus dibuktikan dengan dua hal penting yaitu: Menerima Kristus Yesus, dan tetap hidup dalam Yesus.

a. Menerima Kristus

Menerima Kristus dalam ayat ini digunakan kata kerja, bahwa sejak semula orang kolose ini telah menerima Yesus, dan harus terus menerima Kristus ini di sepanjang kehidupannya. Dalam kata menerima memiliki dua konotasi, yaitu menerima artinya menyambut seseorang (lih. Matius 1:20; Yohanes 1:11; 14:3), dan berikutnya adalah penerimaan "tradisi" (lih. I Korintus 11:23; 15:1,3; Galatia 1:9,12; Filipi 4:9; I Tesalonika 2:13; 4:1; II Tesalonika 3:6).

Orang-orang Kolose yang mendengar Injil mengambil keputusan untuk menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamatnya. Mereka tidak lagi hidup semau sendiri, atau seenak sendiri, tetapi hidup Bersama Tuhan Yesus. Mereka dihimbau untuk mengikut sertakan Tuhan Yesus dalam kehidupan mereka sehari-hari. Dalam mengambil keputusan, dalam bertindak, dalam berpikir, dalam melakukan segala sesuatu, hendaklah mereka melakukannya bersama Dia dan menurut pimpinan-Nya saja. Dialah yang berdaulat dalam kehidupan mereka. Tuhanlah yang bertakhta di dalam hati mereka; si “aku” sudah turun takhta.

Ketika seseorang mengaku percaya kepada Yesus, menerima Dia sebagai Tuhan dan Juru selamat, sesungguhnya ia sedang membuat kesepakatan dengan Tuhan Yesus. Hal ini sama seperti ketika seseorang menerima seseorang sebagai pasangan hidupnya, maka ia melakukan suatu kesepakatan untuk hidup bersama. 

Dalam hidup bersama tersebut, mereka bersedia hidup bersama dalam suka dan duka, melahirkan anak-anak dan membesarkan mereka serta mengarungi hidup dengan cita-cita yang sama untuk diraih bersama. Ini adalah kesepakatan yang memiliki nilai permanen selama hidup di dunia. Itulah sebabnya dalam perkawinan Kristen mutlak harus monogami dan tidak boleh cerai. Perkawinan membuat satu dengan yang lain menjadi sekutu satu-satunya (monogami) dan permanen selama hidup di dunia, tidak boleh diganti atau tidak boleh cerai.

Kita harus menjalani hidup kita di dalam Kristus dengan cara yang sama seperti ketika kita menerima Kristus dengan iman. Para pengajar Gnostik ingin memperkenalkan “kebenaran-kebenaran baru” untuk kedewasaan Kristen, tetapi Paulus mengecam semua itu. “Kamu telah mulai dengan Kristus dan kamu harus tetap di dalam Kristus,” tulis Paulus. “Kamu telah mulai dengan iman dan kamu harus tetap di dalam iman. Ini satu-satunya cara untuk maju secara rohani.”

b. Tetap Hidup dalam Yesus

Kekristenan bukanlah sebuah keyakinan teologis saja; melainkan juga merupakan gaya hidup iman ("hidup" lih 1:10; Efesus 4:1,17; 43 5:2,15). Paulus di sini berfokus pada aspek pribadi dari iman Kristen seperti halnya Injil Yohanes (lih. Yohanes 1:12; 3:16; 6:40; 11:25- 26).

Kata tetap dalam ayat ini mengandung ajakan untuk pantang mundur hidup bersama Tuhan di jalan-Nya, apapun yang terjadi, apa pun yang kita hadapi. Hidup di dalam Dia bukan untuk waktu-waktu tertentu saja, misalnya bukan hanya waktu kita susah atau waktu kita senang saja. Bukan pula untuk sementara saja, tetapi untuk selamanya, untuk setiap detik yang kita lewati.

Orang percaya yang menerima Yesus sebagai Juru selamat harus memiliki tindakan “hidup tetap dalam Kristus”. Hidup tetap dalam Kristus, tidak hanya hidup dalam ketaatan kepada hukum seperti agama samawi, tetapi dalam segala hal melakukan kehendak Bapa. Dalam hal ini anugerah bukanlah kesempatan untuk berbuat dosa secara semena-mena. Kalau Paulus mengatakan hal ini, berarti ada potensi atau bahkan telah menjadi kenyataan adanya orang-orang Kristen pada waktu itu yang menjadikan anugerah sebagai kesempatan berbuat sesuka hati mereka, tidak hidup dalam kehenadak Allah.

2. Syarat Menjadi Dewasa (Kolose 2:7)

Ayat 7 Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.

Ayat ini berisi tiga participle (yang digunakan sebagai imperative) yang menggambarkan cara hidup yang layak :

a. Berakar di dalam Dia

Akar adalah sesuatu yang membuat tanaman tidak goyah, tidak keluar dari tanah. Akar membuat pohon dapat berdiri teguh sekalipun angin kencang sedang menerjang. Akar membuat pohon dapat hidup, bertumbuh, berkembang, lalu berbuah. Demikian pula dengan iman kita kepada Kristus. Supaya iman tidak goyah atau tidak hanyut oleh banjir persoalan dan tidak terbabat oleh angin badai kehidupan, haruslah berakar di dalam Dia. Orang percaya harus melekat kuat kepadaNya dan bersatu denganNya bagaikan akar “tanaman menjalar” yang melekat kuat dan bersatu pada dahan pohon atau pada tembok rumah.

Berakar adalah istilah pertanian. Pola kerja Bahasa Yunaninya bermakna “berakar sekali untuk selamanya”. Kita tidak boleh menjadi tanaman yang tidak berakar kuat yang tumbang oleh “rupa-rupa angin pengajaran” (Efesus 4:14). Kita juga bukan “tanaman cangkokan” yang dipindahkan berkali-kali dari tanah ke tanah. Sekali kita berakar oleh iman di dalam Kristus, tidak perlu lagi mengganti tanah! Akar menyerap makanan supaya pohon dapat bertumbuh. Akar juga memberi kekuatan dan kemantapan.

Paulus menggunakan istilah agrikultur “berakar”. Akar adalah bagian tumbuhan yang tertanam dalam tanah sebagai penguat dan penghisap zat makanan. Tanpa akar tumbuhan tidak akan tumbuh. Akar harus benar-benar tertanam dalam tanah, dan harus “setia” tertanam dalam tanah / tidak dipindah-pindahkan. Tanaman yang terus dipindah-pindahkan tanahnya akan kurang pertumbuhannya dibanding dengan yang tetap tertanam dalam tanah yang sama.

Demikian orang percaya harus tertanam dalam gereja lokal. Kalau tidak tertanam mungkin masih bisa bertumbuh tapi tidak sebaik yang tertanam dalam satu gereja. Paulus menggunakan istilah “berakar” ini dalam konteks di Timur Tengah. Ini dapat dilihat dari cara menanam pohon kurma yang unik. Biji kurma ditanam di tanah dengan meletakkan batu di atasnya. 

Tanpa batu, memang pertumbuhannya bisa lebih cepat. Tapi yang ada batu di atasnya meski awal pertumbuhannya terlihat lebih lambat, biji itu akan bertumbuh dengan memanjangkan akar-akarnya lebih dalam ke tanah untuk menemukan sumber air di bawah tanah. Hasilnya adalah pohon kurma yang lebih kuat daripada tanpa batu pada awalnya sehingga meskipun ada angin kencang menerpa akan lebih tahan. Meskipun tanah di permukaan sekitarnya kering dia akan tetap memperoleh gizi dari sumber air di bawah tanah sehingga tetap bisa menghasilkan buah yang baik.

Jemaat Kolose secara situasi lingkungan sulit untuk bertumbuh, tapi bila mereka berakar teguh di dalam Kristus maka mereka akan bisa bertumbuh dengan baik. Sama dengan orang Kristenyang hidup di tengah-tengah masyarakat, yang sering kali menyulitkan orang Kristen untuk bertumbuh, asalkan orang percaya berakar, akan bisa bertumbuh dan berbuah.

b. Dibangun di atas Dia

Paulus sering menggunakan metafora konstruksi ini untuk menggambarkan umat Allah (lih. I Korintus 3:5; Efesus 2:20, 22). Ini mungkin merujuk kepada orang-orang kudus sebagai bait suci (secara individual, I Korintus 6:19 dan bersama, I Korintus 3:16).

Dibangun adalah istilah arsitektur. Bila mempercayai Kristus untuk menyelamatkan, maka hidup diletakkan di atas dasar; sejak itu, akan bertumbuh dalam kasih karunia. Kata membangun banyak ditemukan dalam surat-surat Paulus. Membuat kemajuan rohani berarti tetap menjadi bagian dari bait Allah untuk kemuliaan Allah.

Firman Allah-lah yang membangun dan menguatkan orang Kristen. Dengan setia Epafras telah mengajarkan kebenaran firman Allah kepada orang-orang percaya di Kolose (1:7). Tetapi guru-guru palsu merendahkan ajaran tersebut. Orang-orang Kristen yang mendalami Firman Allah akan menjadi kuat di dalam iman. Iblis mengalami kesulitan untuk memperdayai orang percaya yang bertekun mempelajari Alkitab.

Bila seseorang hendak membangun rumah, ia harus terlebih dahulu menyiapkan fondasi atau dasar bangunan, baru ia dapat membangun rumah. Demikian juga dengan kehidupan rohani kita. Hendaknya kehidupan rohani kita bertumbuh dan dibangun di atas dasar atau fondasi Kristus. Dengan demikian, hasilnya akan sesuai dengan pola Kristus, dan tidak akan mirip bangunan lain yang dasarnya bukan Kristus.

Sekarang Paulus memakai istilah arsitektur “dibangun”. Kalau dasarnya mau kuat maka harus dibangun. Semakin tinggi suatu gedung akan dibangun, semakin kuat dasarnya harus dibuat. Sebaliknya kalau sudah berakar dengan kuat maka harus dibangun supaya bertumbuh. Waktu orang percaya baru mulai bertumbuh perlu makanan yang masih lunak, tapi semakin orang percaya bertumbuh perlu makanan yang keras. Demikian pula saat orang percaya bertumbuh secara rohani lewat belajar firman Tuhan, dari yang “lunak” lalu beralih ke yang “keras”.

c. Melimpah dengan syukur

Kehidupan Kristen adalah kehidupan yang bersyukur kepada Tuhan atas rahmat-Nya di dalam Kristus. Hal ini diungkapkan oleh ketaatan dan ketekunan dengan penuh sukacita! Mengenal Injil adalah bersukacita dengan sukacita yang tak terkatakan (lih. Kolose 1:12) dan hidup secara pantas (lih. 1:10-11) dengan ucapan syukur (lih. Kolose 3:17).

Kata melimpah sering digunakan Paulus. Kata ini menggambarkan sungai yang airnya meluap sampai ke tepi-tepinya. Pengalaman pertama dalam Tuhan adalah pengalaman meminum air kehidupan dengan iman (Yohanes 4:10-14). Tetapi sumber itu harus menjadi sungai “aliran-aliran air hidup” (Yohanes 7:27-39) yang semakin lama semakin dalam. Kemungkinan yang ada dalam benak Paulus adalah gambaran sungai yang mengalir kelaur dari bait suci (Yeh. 47) yang kian lama kian meninggi. Sayang sekali, banyak di antara orang percaya yang tidak membuat kemajuan, bukannya menjadi sungai yang mengalir deras, kehidupannya menjadi lebih menyerupai aliran kecil dangkal.

Kembali, Paulus menyinggung “ucapan syukur” (lihat Kolose 1:3,12). Roh yang bersyukur adalah tanda kedewasaan Kristen. Bila orang Kristen berlimpah dengan ucapan syukur, ia benar-benar membuat kemajuan!

Bersyukur merupakan buah dari akar yang kuat, pertumbuhan yang baik dan keteguhan dalam iman. Kita harus bersyukur karena itulah tanda kedewasaan iman yang tidak digoyahkan oleh penderitaan dan pergumulan (1 Tesalonika 5:18). Pada waktu bangsa Israel bersungut-sungut di padang gurun, Allah murka. Bersungut-sungut mendatangkan murka Tuhan, tetapi bersyukur mendatangkan berkat Tuhan. Walaupun di dalam situasi tidak bisa bersyukur mari mengucap syukur akan situasi itu, karena melalui pergumulan banyak hal yang dapat dipelajari.

Dengan mengamati ketiga gambaran kemajuan rohani ini, tampak bahwa orang Kristen yang bertumbuh dapat mengalahkan musuh dengan mudah dan tidak dapat disesatkan. Jika akar rohaninya tertanam jauh di dalam Kristus, ia tidak akan mencari tanah yang lain. Jika Kristus menjadi dasarnya yang teguh, ia tidak akan bergeser. Jika ia mempelajari dan bertumbuh dalam firman Allah, ia tidak akan dengan mudah tergoda oleh ajaran palsu. Dan jika hatinya berlimpah dengan syukur, sedikit pun ia tidak akan berpaling dari kepenuhan yang dimilikinya di dalam Kristus. Orang percaya yang berakar, bertumbuh, dan bersyukur tidak akan disesatkan.

III. Pertumbuhan Rohani Orang Percaya

Hasil Penafsiran Kolose 2:6-7, merupakan dasar pertumbuhan rohani orang percaya, selanjutnya setiap pengikut Kristus perlu hidup dan mengalami pertumbuhan ke arah Kristus. Pertumbuhan rohani ini dimulai dengan menerima Kristus, yang ditandai dengan peristiwa kelahiran kembali. Selanjutnya mengalami pertumbuhan dan kedewasaan rohani ke arah Kristus.

1. Hidup Baru

Orang Kristen yang telah meninggalkan dosanya, yaitu menanggalkan manusia lamanya serta kelakuannya dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbarui (Efesus 4:23-24; Kolose 3:9-10) di dalam Kristus. Natur orang percaya menjadi manusia baru adalah sekali untuk selama-lamanya, namun proses untuk menjadi manusia baru adalah peristiwa yang terus menerus diperbarui untuk serupa dengan gambar-Nya yang sesuai dengan kehendak-Nya.

Roh Kudus memeteraikan orang percaya dan mengerjakan keselamatan orang percaya menjadi manusia baru. Richard L. Pratt berpendapat bahwa orang-orang yang percaya dalam Kristus diperbarui secara terus-menerus menurut sifat mereka yang semula sebagai manusia yang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Mereka diberikan kebenaran, kesucian, dan pengetahuan yang benar, di mana semua itu telah hilang pada waktu kejatuhan. Manusia tidak diselamatkan untuk sekadar berada dalam keadaan yang manis dan menyenangkan. Namun, manusia diperbarui sebagai ciptaan baru dan dikembalikan kepada asal mula keberadaan manusia sebagai gambar Allah melalui kelahiran baru.

John Murray menyatakan pengertian manusia lama dan manusia baru dengan baik. Manusia lama adalah manusia yang belum diregenerasikan; manusia baru adalah manusia yang telah diregenerasikan, yang diciptakan di dalam Kristus Yesus untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik. Adalah tidak benar untuk menyebut orang percaya sebagai manusia baru dan manusia lama, itu sama halnya dengan menyebutnya manusia yang telah diregenerasikan sekaligus manusia yang belum diregenerasikan. Dan juga tidak benar untuk mengatakan bahwa di dalam diri orang percaya terdapat manusia lama dan manusia baru. Pemikiran seperti ini tidak memiliki dasar kebenarannya dan ini hanyalah suatu bentuk prasangka terhadap doktrin yang begitu gigih ditegakkan oleh Paulus ketika dia berkata, “Manusia lama telah disalibkan.”

Orang percaya telah menanggalkan jati dirinya yang lama, yaitu kemanusiaan yang telah jatuh dan takluk di bawah kuk dosa, lalu ia menerima dan mengenakan jati diri yang baru. Paulus menyebut keduanya, “manusia” di mana manusia lama yang ditanggalkan, dan manusia baru yang dikenakan. Manusia baru adalah sebuah proses yang harus dijalani oleh orang percaya setelah menerima natur baru setelah menerima keselamatan oleh Kristus. 

Sekali untuk selamanya menerima natur baru, namun proses menjalani manusia baru adalah sebuah proses terus-menerus oleh Roh Kudus menjadi manusia baru. Tujuan pengorbanan dan kematian Kristus adalah pengudusan mempelai-Nya, gereja-Nya sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela (5:25-27). 

Firman Tuhan dalam Efesus 4:22-24, secara struktur setiap ayat memiliki tiga infinitif. Kata “menanggalkan” dan “mengenakan” adalah bentuk kata kerja aorist middle infinitive, berarti kejadian yang telah terjadi sekali dan kata “dibarui” adalah bentuk kata kerja present middle infinitive, yang terjadi saat sekarang. Ketiga kata ini menjadi inti pengajaran Paulus bagi jemaat di Efesus. Frasa dalam bahasa Yunani palaion anthrôpon yaitu manusia yang penuh dengan dosa yang merupakan warisan dari Adam.

2. Bertumbuh dalam Firman Allah

Iman timbul dari pendengaran akan Firman Tuhan. Kedewasaan rohani bisa terbentuk melalui firman Tuhan. Manusia yang sudah percaya Yesus dan mengalami kelahiran kembali, tinggal tetap dalam Yesus, tidak berhenti, namun terus berproses menjadi dewasa. Dari hasil penafsiran diatas dapat diketahui bahwa untuk menjadi dewasa, setiap orang harus berakar di dalam Yesus, dibangun di atas Yesus, dan melimpah dengan Syukur.

3. Berakar di dalam Firman Tuhan

Kehendak Allah dalam kehidupan orang percaya dinyatakan dalam Firmannya. Setiap orang yang ingin mengalami pertumbuhan rohani haruslah memiliki sebuah kebiasaan yang baik untuk membaca dan merenungkan Firman Tuhan. Bukan hanya membaca namun harus menjadi pelaku-pelaku kebenaran Firman Tuhan. Kuasa dari Firman itu akan nyata pada saat orang percaya melakukannya.

Sama halnya dengan pohon yang ditanam, mengalami pertumbuhan dan berakar tidak terlihat karena tertutup tanah. Akar pohon itu bergerak mencari sumber-sumber air, mineral dalam tanah. Berakar berarti dengan tekun dan setia memiliki hubungan pribadi dengan Tuhan yang tidak terlihat oleh orang lain melalui doa pribadi dan pembacaan Alkitab.

Berakar inilah yang disebut juga dengan hidup menurut kehendak Allah. Sebagaimana yang tertulis dalam Kolose 1:9 Rasul Paulus berdoa agar jemaat Tuhan mengerti “mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna” (ay. 9b). Dengan kata-kata “supaya kamu menerima” dalam ayat 9, kita diperkenalkan pada isi dan tujuan doa Paulus. Secara harfiah, teks Yunaninya “ sehingga kamu boleh menerima.” 

Teks Yunani menggunakan suatu klausul hina dengan bentuk kasus pengandaian. Bentuk ini mungkin menyatakan isi (penggunaan kata benda hina) atau desain (tujuan- hasil penggunaan hina) dari doa Paulus. Sementara bentuk ini mungkin paling dimengerti untuk menunjukkan isi (kata benda) dari doa mereka, sudah pasti Paulus dan rekan-rekannya memanjatkan doa ini, karena ini juga tujuan atau hasil yang mereka cari dari Tuhan dalam kehidupan jemaat Kolose. Intinya, Paulus berdoa untuk dua hal:

(1) agar para pembacanya mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna

(2) sehingga, sebagai hasilnya mereka boleh hidup dalam suatu cara yang menghargai Tuhan, menyenangkan Dia dalam setiap hal. Kedua permohonan, meskipun tersendiri, berhubungan erat dan terikat satu sama lain sebagai sebab dan akibat. Ayat 9 tanpa ayat 10 tidak lengkap dan jauh dari kehendak Allah, namun ayat 10 tanpa ayat 9 tidak mungkin.

4. Membangun Iman yang benar

Dasar iman adalah menerima Yesus, hidup di dalam Yesus, selanjutnya dengan apakah orang percaya membangun di atas dasar itu merupakan pergumulan dalam kehidupan setiap orang percaya.

Penggambaran Paulus dalam 1 Korintus 3:10-11 Sesuai dengan kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku, aku sebagai seorang ahli bangunan yang cakap telah meletakkan dasar, dan orang lain membangun terus di atasnya. Tetapi tiap-tiap orang harus memperhatikan, bagaimana ia harus membangun di atasnya. Karena tidak ada seorang pun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus.

Membandingkan hasil penafsiran di atas dengan ayat ini, dapat dipahami bahwa dasar berbicara tentang percaya kepada Yesus, menerima, dan hidup dalam Yesus. Sedangkan membangun terus diatasnya merupakan proses kehidupan yang dialami oleh orang percaya. Iman Kristen tidak berhenti sampai dengan percaya namun harus terus bergerak mengalami pertumbuhan sampai mengalami kedewasaan rohani.

Orang percaya yang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata, merupakan gambaran dari orang yang mengikut Yesus dengan motivasi yang benar, memiliki kehidupan rohani yang baik, melayani pekerjaan Tuhan. Namun orang yang digambarkan membangun kehidupannya dengan kayu, rumput kering atau jerami, adalah gambaran dari mereka yang mengikut Yesus namun belum sepenuhnya melakukan kehendak Tuhan. Masih mengalami jatuh bangun dalam kehidupannya. Hari ini pastilah hal ini belum diketahui, sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan tampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu. (I Korintus 3:12-13).

5. Menjalani Kehidupan dalam Sukacita dan Ucapan Syukur

Mengucap syukur adalah tanda bahwa orang percaya telah hidup dalam iman. Ucapan syukur menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan sukacita. Sebab sukacita bicara tentang berkat rohani. Artinya dalam keadaan dan situasi apa pun orang percaya akan tetap dapat hidup dalam sukacita dan ucapan syukur. Tuhan Yesus mengucap syukur kepada Bapa karena apa yang diminta di dengar oleh Bapa dan seturut kehendak Bapa. (Yohanes 11:41- 43). Demikian juga dalam Matius 11:25

Tuhan Yesus mengucap syukur karena Rahasia Kerajaan Allah dinyatakan kepada Tuhan Yesus, dan kepada mereka yang hidup dalam ajaran Yesus.

Hidup yang dipenuhi dengan ucapan syukur akan membuahkan damai sejahtera di hati. Mendatangkan kekuatan dalam menghadapi banyak tantangan. Sebaliknya bila tidak bersyukur apalagi bersungut2 akan melemahkan diri sendiri.

Mengucap syukur adalah tindakan merasa senang dan puas diri atas apa yang diberikan oleh Tuhan sambil memuji dan memuliakan nama-Nya senantiasa. Kita akan memiliki karakter Bersyukur ini apabila kita melatih diri untuk tetap mengucap syukur dalam segala keadaan.

Kapan harus mengucap syukur? Bagaimana mengucap syukur? Mengucap syukur Pada waktu Berdoa Filipi 4:6 Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.

Doa adalah salah satu bentuk ekspresi ucapan syukur. Di mana dalam doa bukan saja meminta namun ada ucapan syukur atas apa yg sudah diberikan sekalipun mungkin yang kita doakan belum ada jawabannya. Mengucapkan syukur dalam setiap doa berarti percaya akan pemeliharaan Tuhan. Percaya bahwa Mujizat ada . Dengan demikian memuliakan Tuhan Yesus.

Doa Bapa Kami yang diajarkan oleh Tuhan Yesus adalah doa yang disertai rasa ucapan syukur. "Berikanlah makanan secukupnya..." merupakan bentuk ucapan syukur atas berkat Tuhan yang sdh kita terima. Jangan pernah kuatir saat sedang dalam persoalan, namun berdoa sambil bersyukur maka masalah yang kita hadapi akan menjadi berkat. Dalam 1 Timotius 2:1 dikatakan, Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang,

Bersyukur karena pelayanan dan pemberitaan Injil yang semakin Luas. Filipi 1:5-6 Aku mengucap syukur kepada Allahku karena persekutuanmu dalam Berita Injil mulai dari hari pertama sampai sekarang ini. Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus. Sukacita besar dan ucapan syukur yang tak ternilai adalah pada saat Injil Kerajaan Allah tersebar sampai ke ujung bumi. Mengucap syukur dalam segala keadaan. 1 Tesalonika 5:18

Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu. Dalam situasi apa pun harus bersyukur. Ayat ini adalah perintah yang harus terus kita lakukan sepanjang hidup. Bersyukur akan mendatangkan sukacita, semangat, dan kekuatan yang baru.

BACA JUGA: KOLOSE 2:6-7 (HIDUP DI DALAM KRISTUS)

Banyak orang ketika dalam masalah kuatir sehingga memakai cara yang salah. Kita harus berubah, dalam situasi apa pun pakai cara Tuhan untuk menyelesaikannya, sebagaimana yang tertulis dalam Firman Tuhan. Bersungut-sungut tidak akan menyelesaikan masalah, namun sebaliknya menjadikan masalah semakin besar karena tidak percaya akan Kemahakuasaan Allah. Bangsa Israel bersungut- sungut dan menerima hukuman Tuhan, dipatuk ular tedung, tidak sampai ke tanah perjanjian.

KESIMPULAN

Dari Pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan, bahwa:

1. Pertumbuhan rohani orang percaya, diawali dengan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru selamat. Hal ini dibuktikan dengan percaya, hidup baru di dalam Yesus.

2. Kedewasaan rohani, selanjutnya dilakukan dengan berakar, bertumbuh di dalam iman kepada Yesus, menjalani kehidupan dengan ucapan syukur dan sukacita. -Daud Darmadi

Next Post Previous Post