APAKAH ORANG YANG BELUM DISELAMATKAN DAPAT MEMAHAMI KITAB SUCI?

Pdt.Samuel T.Gunawan, M.Th.
APAKAH ORANG YANG BELUM DISELAMATKAN DAPAT MEMAHAMI KITAB SUCI?
Beberapa orang bertanya kepada saya “apakah orang yang belum diselamatkan dapat memahami Kitab Suci atau bagian-bagian tertentu dalam Kitab Suci? Jawaban saya “Ya”. Orang yang belum diselamatkan dapat saja memahami Kitab Suci tetapi mereka tidak menerima kebenaran itu. Tidak seorangpun dapat memahami sepenuhnya makna dan kebenaran Alkitab, kecuali ia telah lahir baru. Mengapa? Karena orang belum diselamatkan buta secara rohani.

Rasul Paulus mengatakan, “Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa, yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah” (2 Korintus 4:4). 

Orang-orang yang belum diselamatkan itu bukan hanya buta secara rohani tetapi juga mati secara rohani, seperti yang dikatakan rasul Paulus kepada jemaat di Efesus tentang bagaimana keadaan mereka sebelum diselamatkan bahwa “kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu” (Efesus 2:1), yang berbeda dengan mereka yang sekarang sudah diselamatkan dalam Kristus (Efesus 2:5). 

Karena itu Martin Luther pernah mengatakan bahwa orang yang belum lahir baru dapat memahami tata bahasa dari Yohanes 3:16, tetapi mereka tidak bertindak atas dasar fakta-fakta itu. Mereka tidak menyambut kebenaran Kitab Suci karena kebenaran itu menyerang inti dari keberdosaan mereka. Rasul Paulus menulis dalam 1 Korintus 2:14 demikian, “Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani.” 

Berdasarkan ayat ini seseorang mungkin berkata, “apabila orang-orang yang belum diselamatkan dapat memahami Kitab Suci bukankan hal itu bertentang dengan ayat ini ?” Jawaban saya adalah “dalam hal ini tidak ada yang bertentangan (kontradiktif) dalam pernyataan-pernyataan Paulus tersebut”. Berikut penjelasannya.

Perlu diketahui bahwa di dalam 1 Korintus 2:14 ini rasul Paulus tidak mengatakan orang yang belum diselamatkan itu tidak dapat mengerti Kitab Suci, tetapi yang dikatakan rasul Paulus adalah bahwa mereka yang duniawi tidak mengerti hal-hal rohani yang berasal dari Roh Allah. Kata “duniawi” dalam ayat ini berasal dari kata Yunani “psuchikos,” yang berarti “sensual tentang keinginan-keinginan”. Kata ini menunjuk kepada manusia yang belum diselamatkan atau belum lahir baru, yaitu orang-orang yang “dikuasai hanya oleh keinginan-keinginan dunia ini dan yang hidup tanpa Roh Kudus” (Yudas 1:19). 

Jadi menurut rasul Paulus, orang-orang duniawi ini tidak mengerti hal-hal rohani dari Roh Allah. Selanjutnya, frase “tidak memahami” dalam ayat tersebut adalah frase Yunani “ou dunatai gnonai” yang berarti “tidak dapat mengetahui”. Perlu diketahui, kata “memahami” dalam ayat tersebut berasal dari kata Yunani “ginosko” yang berarti “mengerti”, menunjuk pada pengetahuan yang diperoleh dari hasil pengamatan atau pengalaman pribadi. Jadi dalam ayat ini kata tersebut tidak berarti memahami secara intelektual tetapi mengerti berdasarkan pengalaman.

Lebih lanjut, frase Yunani “ou dechetai” yang diterjemahkan “tidak menerima” dalam ayat tersebut adalah suatu tindakan yang dilakukan terus menerus. Ini adalah frase dari istilah Yunani yang dinegasikan yang sama artinya dengan "menolak" atau "menolak untuk menerima”. 

Kata Yunani yang dipakai untuk kata “menerima” dalam ayat tersebut adalah kata “dechomai” yang berarti “menyambut”. Jadi disini, ketika rasul Paulus mengatakan bahwa orang yang belum diselamatkan itu tidak mengerti hal-hal rohani yang berasal dari Roh Allah maka yang dimaksudkannnya bukan dalam pengertian tidak mengerti secara intelektual. 

Mereka mengerti secara intelektual tetapi tidak menerima! Mengapa mereka tidak menerimanya? Karena tidak ada Roh Kudus di dalam mereka sehingga mungkin saja secara intelektual orang yang belum diselamatkan dapat memahami apa yang dikatakan Alkitab tetapi mereka menolak pesannya, menolak menerapkannnya dan menolak bertindak berdasarkan apa yang dikatakan Alkitab. 

Karena mereka menganggap hal itu sebagai suatu kebodohan (kata Yunani “moria”). Sebaliknya, kita membaca bagaimana orang-orang di Berea “menerima (dechomai) firman itu dengan segala kerelaan hati” (Kisah Para Rasul 17:11) dan orang-orang Tesalonika “menerima (dechomai) firman itu dengan sukacita yang dikerjakan oleh Roh Kudus” (1 Tesalonika 1:16). Dengan demikian, orang-orang yang belum diselamatkan dapat saja secara intelektual mengerti firman Tuhan tetapi tidak mengalami firman Tuhan karena mereka tidak menerima (menyambut) firman Tuhan itu. Hanya orang-orang yang telah lahir baru yang mempunyai kemampuan menyambut dan mengalami kebenaran Kitab Suci karena ada Roh Kudus di dalam mereka.

Ikuti saya di google news untuk membaca artikel lainnya :


Next Post Previous Post