PENGAJARAN KRISTEN (53): ROH KUDUS

PENGAJARAN KRISTEN (53): ROH KUDUS
gadget, otomotif, bisnis

53. Pertanyaan: Apakah yang Saudara percayai tentang Roh Kudus?
Jawaban: Pertama, bahwa Dia bersama dengan Bapa dan Anak adalah Allah yang sejati dan kekal (a). Kedua, bahwa Dia dikaruniakan juga kepadaku (b), supaya Dia membuat aku, oleh iman yang sejati, beroleh bagian dalam Kristus dan segala anugerah-Nya (c), menghibur aku (d), dan menyertai aku untuk selama-lamanya (e).

(a) 1Yohanes 5:7. (b) Galatia 4:6. (c) Galatia 3:14. (d) Yohanes 15:26. (e) Yohanes 14:16.

“Dia Bersama dengan Bapa dan Anak”

Roh Kudus “bersama” dengan Bapa dan Anak. Kata yang dipakai di sini “bersama” dan bukan “seperti.” Hal ini ingin menyatakan bahwa yang menjadi poin penekanan di sini adalah pribadi Roh Kudus berbeda dengan pribadi Bapa dan Anak. Selain itu, dalam bahasa Inggris kata yang dipakai adalah “together with.” Kata ini menunjuk kepada adanya suatu “togetherness” di antara pribadi Bapa, Anak, dan Roh Kudus, di mana terdapat suatu keselarasan yang total dan sempurna di dalam keseluruhan gerak dan langkah dari ketiga pribadi ilahi tersebut.

Ia disebut “Roh” secara khusus bukan karena Ia memiliki natur yang lebih rohani atau spiritual daripada Bapa dan Anak. Begitu pula, Ia disebut “Kudus” bukan karena Ia lebih kudus dari Bapa dan Anak. Penyebutan ini adalah untuk menekankan bahwa Ia berbeda dengan roh yang najis. Selain itu, Ia disebut “Kudus” karena karya-Nya adalah mengerjakan pengudusan di dalam diri orang percaya.

“. . . adalah Allah yang sejati dan kekal”

Frase “Roh Kudus adalah Allah yang sejati dan kekal” memiliki beberapa pengertian.

Pertama, kekal berarti keberadaannya tidak memiliki titik permulaan. Dia tidak diciptakan dan Dia setara dengan Bapa dan Anak dalam natur dan kapasitas-Nya sebagai Allah. Sebelum dunia diciptakan, Ia sudah ada bersama-sama dengan Bapa dan Anak. Ia terlibat aktif dalam penciptaan dunia beserta segala isinya (Kejadian 1:1-2).

Kedua, kekal juga berarti tidak ada perubahan. Secara hakikat, Ia tidak berubah, baik dahulu sekarang dan sampai selama-lamanya. Keberadaan, kedaulatan, dan kuasa-Nya tetap. Ketiga, kekal juga berarti tanpa akhir. Ia bukan ciptaan yang fana tetapi Ia adalah Allah yang akan selama-lamanya hidup dan tidak akan lekang dimakan waktu.

“. . . bahwa Dia Dikaruniakan Juga Kepadaku . . .”

Kalimat ini menyatakan bahwa Roh Kudus dikaruniakan kepada orang percaya secara personal. Ia dikaruniakan kepada gereja sebagai tubuh Kristus secara umum dan kepada tiap anggota tubuh Kristus secara personal.18 Kita menjadi milik-Nya dan Dia menjadi milik kita. Suatu kepemilikan yang saling bersinergi satu sama lain dan banyak ayat Alkitab yang menyatakan akan hal ini (2Korintus 1:21-22; Efesus 1:13-14; Roma 8:2, 4, 9, 14-15, 23, 26-27; Galatia 4:4-7).19 Karena barang siapa yang menjadi milik Kristus, berarti Roh Kudus hadir, tinggal, dan berkarya dalam diri orang itu sebagai tanda dan bukti kehadiran Kristus bagi gereja-Nya.

“. . . supaya Dia Membuat Aku, oleh Iman yang Sejati, Beroleh Bagian dalam Kristus dan Segala Anugerah-Nya . . .”

Semua hal di atas hanya dapat terjadi bila “melalui iman yang sejati dan benar” yang dihasilkan oleh karya pengudusan yang Roh Kudus di dalam kehidupan orang percaya. Di sinilah perlu bagi kita untuk membedakan karya pengudusan yang bersifat definitif dan progresif yang dikerjakan oleh Roh Kudus.

Pengudusan yang bersifat definitif terjadi pada saat kita bertobat, mengakui segala dosa kita, lalu mengaku, percaya, dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadi dalam hidup kita. Tidak bisa dipungkiri kejatuhan Adam yang pertama membuat kita semua terlahir dalam kondisi yang rusak, cemar, dan korup. Segala usaha kita pribadi hanyalah seperti kain usang yang kotor di hadapan Allah. Oleh karena itu, di dalam pengudusan yang definitif ini sepenuhnya hanyalah dan adalah karya mutlak Roh Kudus monergisme, tanpa campur tangan atau andil manusia apa pun, yang melahir barukan kita.

Tuhan berkata, “Aku, Akulah Dia yang menghapus dosa pemberontakanmu oleh karena Aku sendiri, dan Aku tidak mengingat-ingat dosamu” (Yesaya 43:25). Jadi, “. . . kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah” (Efesus 2:19). 

Pada tahap inilah kita sebagai orang percaya mulai “memperoleh bagian di dalam Kristus,” kuasa kasih pengorbanan-Nya di atas kayu salib mulai diaplikasikan oleh Roh Kudus kepada orang percaya sebagai dasar justifikasi bahwa dosa-dosa kita telah ditebus, kita sudah diperdamaikan dengan Allah, dan kita pun telah dipindahkan dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib.

Setelah kita mengalami pengudusan yang bersifat definitif di atas, maka pengudusan progresif baru berjalan di dalam proses perjalanan kehidupan orang percaya kita alami. Roh Kudus mulai mengaplikasikan secara progresif “segala anugerah” dari karya pendamaian yang Kristus kerjakan di atas kayu salib. Sebagaimana Eliezer, pelayan Abraham (Kejadian 24), yang diutus untuk menjemput dan menghantar Ribka, wanita pinangan bagi Ishak, demikianlah pula Roh Kudus menghantar kita kepada persekutuan yang semakin erat dengan Mempelai Agung kita, Kristus.

Sama seperti progresivitas karya Roh Kudus dalam hidup Kristus, yang makin lama makin memunculkan karakter dan peranan mesianik-Nya, mulai dari proses kelahiran (Matius 1:18; Lukas 1:31, 35); baptisan, pelayanan (Matius 12:28; Lukas 4:14; Yohanes 1:33-34; Kisah para rasul 10:38); kematian, kebangkitan, dan sampai kepada kenaikan-Nya (Roma 1:4, 6:4; 1Korintus 15:45; Ibrani 9:14; 1Petrus 3:18), begitu pulalah karya Roh Kudus dalam diri orang percaya yang membentuk diri kita semakin lama semakin serupa Kristus (Roma 8:29), dari derajat kemuliaan satu kepada kemuliaan lainnya (2Korintus 3:17- 18).

BACA JUGA: BUKTI-BUKTI ROH KUDUS ADALAH ALLAH

Namun, di dalam tahap pengudusan ini, meski orang percaya sudah dibebaskan dari perhambaan oleh dosa dan dikuduskan melalui darah Kristus, dalam kehidupan sehariharinya orang percaya masih bisa jatuh bangun dalam mengiring Kristus dan berbuat dosa. Oleh karena itu, pengudusan di tahap ini melibatkan tanggung jawab setiap orang percaya untuk berpartisipasi aktif dan bekerja sama dengan Roh Kudus (sinergisme). Ada harga yang harus dibayar dan tergantung sekarang apakah di dalam proses pengudusan itu orang percaya tersebut mau menyerahkan dirinya untuk dipimpin Roh atau tetap hidup dalam kedagingan dan kepuasan nafsu duniawi semata.

“. . . Menghibur Aku . . .”

Roh Kudus adalah Roh “Penghibur.” Kata “Penghibur” di sini berasal dari kata Yunani paraklete (Yohanes 15:26) dan memiliki makna berbeda seperti yang dipahami oleh orang-orang dunia pada umumnya. Secara populer, kata penghibur sering kali dilekatkan kepada seseorang yang bisa membuat orang lain tertawa, seperti pelawak atau komedian.

Pengertian umum lainnya, penghibur juga bisa bermakna orang yang memberikan kesenangan dan kepuasan hawa nafsu, seperti wanita penghibur atau pria penghibur. Namun, semua penghiburan yang dimaknai dan ada dalam dunia ini adalah penghiburan yang semu dan menyesatkan serta membuat manusia makin jatuh ke dalam masalah, dosa, dan malapetaka. Namun, Roh Kudus berbeda.

Ia memberikan penghiburan sejati dan kekal yang dunia tidak bisa berikan. Penghiburan yang diberikan oleh-Nya tidak terlepas dari pribadi Kristus. Roh Kudus tidak memberikan penghiburan di luar apa yang telah diajarkan oleh Kristus dan penghiburan yang dikerjakan oleh Roh Kudus membawa orang percaya untuk memuliakan Kristus dan bukan memuliakan yang lain.

Lebih lanjut, penghiburan yang dikerjakan oleh Roh Kudus mencakup tiga aspek.

1.Aspek yang pertama, Roh Kudus memberikan penghiburan bagi mereka yang terluka, putus asa, dan berdukacita. Ia menyembuhkan orang yang patah hati dan membalut luka-luka mereka (Mazmur 147:3). Ia memberikan pengharapan bagi mereka yang berputus asa dalam menghadapi pengujian Allah dan pengharapan itu tidaklah mengecewakan (Roma 5:5). Ia juga menghibur mereka yang berdukacita karena kebenaran (Matius 5:4).

2.Aspek kedua, Roh Kudus memberikan penghiburan kepada mereka yang lemah dan tak berdaya. Roh Kudus membangkitkan semangat, harapan, serta keberanian dalam diri orang percaya agar mereka dapat hidup bagi Kristus dan dapat menjadi saksi-Nya di tengah dunia. 

3.Aspek terakhir, Roh Kudus memberikan pertolongan kepada orang percaya dalam menghadapi berbagai macam persoalan hidup, kelemahan, serta keterbatasan mereka. Ia tidak membiarkan kita dicobai melampaui kekuatan kita. Ia akan memberikan jalan keluar yang terbaik bagi kita menurut waktu dan cara-Nya sehingga kita akan tangguh dalam menanggung dan menghadapi pencobaan itu (1Korintus 10:13).

“. . . dan Menyertai Aku Selama-lamanya”

Terakhir, Roh Kudus akan menyertai kita selama-lamanya. Menyertai memiliki arti selalu dekat dengan seseorang. Namun, arti menyertai di sini bukan sekadar bahwa Roh Kudus dekat, bersama, atau menemani kita, tetapi juga berarti bahwa Ia memberikan hikmat dan pengertian kepada kita untuk memilih jalan manakah yang benar dan yang tidak (1Korintus 2:13).

Ia tetap membimbing kita untuk tetap melangkah di jalan yang benar dan menjaga orang percaya dari segala jerat yang dipasang oleh Iblis yang digambarkan dalam Alkitab seperti singa yang mengaum-aum dan selalu mencari kesempatan untuk menyerang dan memangsa domba-domba yang lemah tidak berdaya (1Petrus 5:8).

BACA JUGA: BUKTI KEPRIBADIAN DAN KEILAHIAN ROH KUDUS

Selain itu, Ia juga menegur dan mengarahkan kita kembali apabila jalan kita mulai melenceng. Penyertaan-Nya tidak bergantung pada kondisi orang percaya. Ketika orang percaya jatuh ke dalam dosa, Roh Kudus tidak serta merta meninggalkan dan absen dari kehidupan orang percaya tersebut. 

Roh Kudus tetap hadir dan akan menggelisahkan orang percaya tersebut untuk tidak tetap berkubang dalam dosa-dosanya atau terus-menerus melakukan perbuatan dosa tersebut. Semua bentuk penyertaan Roh Kudus ini bersifat instruksional dan relasional, menjaga kita agar tetap berada, berakar, bertumbuh, dan berbuah di dalam relasi kovenan kekal kita dengan Allah Tritunggal (Yudas1:24).  
Next Post Previous Post